Upload
ichram-riyadi
View
189
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Artritis septik karena infeksi bakterial merupakan penyakit serius yang cepat
merusak kartilago hyaline artikular dan kehilangan fungsi sendi yang ireversibel.1,2
Diagnosis awal yang diikuti dengan terapi yang tepat dapat menghindari terjadinya
kerusakan sendi dan kecacatan sendi.1 Insiden septik artritis pada populasi umum
bervariasi 2-10 kasus per 100.000 orang per tahun. Insiden ini meningkat pada
penderita dengan peningkatan risiko seperti artritis rheumatoid 28-38 kasus per
100.000 per tahun, penderita dengan prosthesis sendi 40-68 kasus/100.000/tahun.
Puncak insiden pada kelompok umur adalah anak-anak usia kurang dari 5 tahun (5
per 100.000/tahun) dan dewasa usia lebih dari 64 tahun (8,4 kasus/100.000
penduduk/tahun).2,3 Kebanyakan artritis septik terjadi pada satu sendi, sedangkan
keterlibatan poliartikular terjadi 10-15% kasus. Sendi lutut merupakan sendi yang
paling sering terkena sekitar 48-56%, diikuti oleh sendi panggul 16-21%, dan
pergelangan kaki 8%.3,4
Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik
perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu penyebab dari gastropati adalah efek
dari NSAID (Non steroidal anti inflammatory drugs) serta beberapa faktor lain
seperti alkohol, stres, ataupun faktor kimiawi. Gastropati NSAID dapat memberikan
keluhandan gambaran klinis yang bervariasi seperti dispepsia, ulkus, erosi, melena
hingga perforasi. 1,2
Di Indonesia, Gastropati NSAID merupakan penyebab kedua gastropati
setelah Helicobacter pylori dan penyebab kedua perdarahan saluran cerna bagian atas
setelahruptur varises oesophagus.1 Menurut data dari Moskow Ilmiah Lembaga
PenelitianGastroenterology, pengobatan dengan NSAID menyebabkan gastritis akut
dalam 100% kasus dalam satu minggu setelah awal pengobatan. Lesi erosif
gastrointestinal terjadi pada 20-40% pasien yang menerima secara teratur NSAID.
1
Acute Kidney Injury (AKI) adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara
mendadak dalam waktu kurang dari atau sama dengan 48 jam, yang ditandai dengan
peningkatan kadar kreatinin serum (1,5 kali dari nilai sebelumnya atau dengan
penurunan laju filtrasi glomerulus lebih dari atau sama dengan 25%) atau adanya
keadaan oligouri (produksi urin <0,5mg/kgBB/jam selama 6 jam). Pengenalan yang
tepat terhadap faktor risiko AKI, ketepatan dalam pemeriksaan klinis serta
menghindari penggunaan zat nefrotoksik untuk waktu yang lama dapat membantu
dalam mencegah terjadinya AKI.10
Insiden AKI diseluruh dunia masih belum dapat dipastikan hasilnya.
Penelitian terbaru di Amerika Serikat dan Spanyol menunjukkan insiden AKI dari
tahun 1998 hingga 2002, bervariasi antara 61 hingga 288 dalam 100.000 populasi.11
Penyakit jantung hipertensi (HHD) adalah suatu penyakit yang merupakan
hasil dari akumulasi adaptasi fungsional dan struktural jantung terhadap kenaikan
tekanan darah. Hipertrofi ventrikel kiri, kekakuan vaskuler dan disfungsi diastolik
merupakan gambaran yang sering muncul pada penyakit jantung hipertensi, dan hal
ini berhubungan erat dengan penyakit jantung iskemik yang paling sering
mengakibatkan gagal jantung apabila tidak diterapi dengan adekuat. Insiden
hipertensi di Indonesia telah mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Data ini
didapat dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 hingga 2008.
Dari 31,7%, ini, hanya sekitar 0,4% kasus yang meminum obat hipertensi untuk
pengobatan.17
Berikut disajikan suatu laporan kasus seorang laki-laki usia 68 tahun dengan
Gastropati NSAID + Arthritis septik + AKI RIFLE I + HHD kompensata +
hipertensi stage 1 dan. Kasus ini diangkat karena masalah penatalaksannan antara
Gastropati NSAID, Arthritis septik dan AKI yang terjadi serta digunakan pula
sebagai kasus demonstrasi.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 ANAMNESIS (Auto dan Allo Anamnesis)
2.1.1 IDENTIFIKASI
Seorang laki-laki, Tuan MY, usia 62 tahun, agama Islam, pekerjaan
pedagang. Alamat di jalan Sosial Lr. Amalia Kec.Sukarame, Palembang,
dirawat di ruang RA kamar V.8 bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit
Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang sejak tanggal 24 Desember 2012
dengan keluhan utama BAB hitam sejak ± 2 hari SMRS.
2.1.2 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak ± 10 tahun SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut, siku dan
kedua pergelangam tangan terutama malam hari saat tidur. Os juga merasa
kedua lututnya terasa kaku terutama pada pagi hari, yang perlahan hilang bila
digunakan Os beraktifitas. Kedua lutut terasa nyeri dan kaku bila digunakan
berjalan. Os juga mengeluh kadang merasa demam. lutut terasa nyeri dan
kemerahan, sakit kepala. Os diberitahu tetangganya untuk membeli sendiri
obat piroksikam, diminum 2 x 1 tablet/ hari untuk mengurangi keluhan ini.
Selain menggunakan obat tersebut, Os juga mengkonsumsi obat tradisional
(herbal) karena os dikatakan terkena darah tinggi oleh mantri. Keluhan
dirasakan sedikit berkurang. BAK dan BAB biasa.
Sejak ± 5 tahun SMRS, Os mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar,
seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang ketika os makan, mual ada, muntah
tidak ada, dada terasa panas seperti terbakar, badan terasa lemas, demam tidak
ada, BAB dan BAK biasa. Kedua lutut sering terasa panas dan nyeri terutama
saat digunakan beraktifitas. Os berobat ke dokter umum dikatakan sakit maag
3
dan asam urat, Os masih mengkonsumsi Piroksikam,dan diberi tambahan obat
maag. BAK dan BAB biasa.
Sejak ± 6 bulan SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut kanannya dan
membengkak. Bila sedang bengkak dan berwarna kemerahan, Os tidak dapat
beraktifitas dan sulit untuk meluruskan maupun menekuk sendi lututnya. Os
hanya dapat duduk dan keluhan ini hanya berkurang bila Os mengkonsumsi
piroksikam. Os juga mengeluh lehernya sering terasa berat kepala terasa
pusing. BAK dan BAB biasa.
Sejak ± 1 minggu SMRS, Os mengeluh Os mengeluh nyeri ulu hati,
tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang ketika os makan, mual
ada, muntah ada, isi apa yang dimakan dan diminum, frekuensi 3 x/hari,
jumlah 1 gelas belimbing, dada terasa panas seperti terbakar, badan terasa
lemas, demam tidak ada, BAB dan BAK biasa. Os berobat ke RS.
Bhayangkara dan dirawat selama 4 hari. Os diberi obat omeprazole, sucralfat,
asam traneksamat dan vitamin k. Os juga di beri transfusi 2 kantong
Sejak ± 3 hari SMRS (perawatan di RS.Bhayangkara) Os mengeluh
BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal, sebanyak ± 3 gelas belimbing tiap
BAB, nyeri ulu hati ada, nyeri tidak menjalar ke punggung, mual ada, muntah
tidak ada. Demam tidak ada, nyeri sendi jari tangan kiri ada, kemerahan, nyeri
pada siku kiri ada, kemerahan, nyeri kedua lutut ada , BAK biasa, Badan
lemas, muka pucat, kepala pusing. Os kemudian os dirujuk ke RSMH dan
dirawat.
2.1.3 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat nyeri sendi sejak ± 10 tahun yang lalu, tidak kontrol teratur. Os
biasa mengkonsumsi Piroksikam 2 x 1 tablet bila nyeri.
Riwayat darah tinggi sejak ± 10 tahun yang lalu, os berobat ke mantri,
kontrol tidak teratur. Os hanya minum obat tradisional (herbal).
4
2.1.4 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat penyakit darah tinggi dalam keluarga ada, saudara laki-laki os
yang pertama, saudara perempuan yang ketiga, dan saudara laki-laki os
yang keenam.
Riwayat penyakit nyeri sendi dalam keluarga ada yaitu saudara laki-laki os
yang kedua.
2.1.5 RIWAYAT KEBIASAAN
Riwayat mengkonsumsi daging, jeroan dan babat, dengan frekuensi 2-3
kali/minggu, sejak usia 20 tahunan sampai usia 60 tahun.
Riwayat merokok sejak usia 18 tahun sampai usia 60 tahun, jumlah ± 12
batang/hari.
Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal.
Riwayat mengkonsumsi obat pelancar BAK disangkal.
2.1.6 RIWAYAT SOSIOEKONOMI
Os adalah pensiunan operator alat berat Perusahaan Swasta, biaya
hidup didapat dari anak-anaknya, status duda dengan satu istri yang sudah
meninggal dan memiliki 3 orang anak, dengan kesan sosioekonomi kurang.
2.2 PEMERIKSAAN FISIK
2.2.1 KEADAAN UMUM
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Respirasi : 20 x/ menit
5
Temperatur : 36,6 ºC
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 69 kg
RBW : 127,77% (overweight)
2.2.2 PEMERIKSAAN SPESIFIK
Kepala :
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (-),
edema palpebra (-), atropi papil (-).
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks :
o Cor :
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis tidak teraba
P : Batas atas intercostal II, batas kanan linea sternalis dekstra, batas kiri
2 jari linea midklavikula sinistra intercostal V.
A : HR 100 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)
o Pulmo
I : Statis dan dinamis simetris kanan = kiri
P : Stemfremitus kanan = kiri
P : Sonor pada kedua lapangan paru
A : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
6
Abdomen :
I : Datar
P : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+),
P : Timpani, nyeri ketok CVA (-)
A : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Ekremitas Superior:
o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema (+),
kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat digerakkan
(+), ROM aktif terbatas.
o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint sinistra,
edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat
digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
Ekstremitas Inferior:
o Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, edema (+),
kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat digerakkan
(+), ROM aktif terbatas.
2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (tanggal 24 Desember 2012)
Darah rutin :
Hemoglobin : 4,6 g/dl
Hematokrit : 15 vol %
MCH : 30 pico gram
MCV : 99 mikro gram
MCHC : 31 %
Leukosit : 41.500/mm3
Trombosit : 205.000/mm3
LED : 9 mm/jam
Diff. Count. : 0/0/0/74/20/6
Kimia Darah :
BSS : 150 mg/dl
Ureum : 197 mg/dl
Kreatinin : 2,9 mg/dl
7
Asam urat : 22,1 mg/dl
Natrium : 146 mmol/l
Kalium : 4,6 mmol/l
SGOT : 16 U/I
SGPT : 10 U/I
EKG
EKG 21 Januari 2013
SR, aksis normal, HR 120 x/menit, Gel P normal, PR interval 0,12 detik, QRS
kompleks 0,08 dtk, R/S di V1 < 1, S di V1 + R di V5/V6<35, T inverted V1-
V4
Kesan : Sinus Takikardia + Iskemik Anteroseptal
Foto Rontgen Thorax PA No. 9395 (tanggal 21 September 2011)
8
Deskripsi : Kondisi foto baik, tidak simetris kiri dan kanan, trakhea letak
ditengah, tulang-tulang baik, sudut costofrenikus tajam, diagfragma tenting (-)
, CTR > 50 %, Parenkim: tidak ada kelainan. Kesan : kardiomegali
2.4 RESUME
Tuan MY, usia 62 tahun, dirawat di bangsal Penyakit Dalam Rumah
Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang sejak tanggal 24 Desember
2012 dengan keluhan utama BAB hitam sejak ± 3 hari SMRS. Sejak ± 10
tahun SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut, siku dan kedua pergelangam
tangan terutama malam hari saat tidur. Os juga merasa kedua lututnya terasa
kaku terutama pada pagi hari, yang perlahan hilang bila digunakan os
beraktifitas. Kedua lutut terasa nyeri dan kaku bila digunakan berjalan. Os
juga mengeluh kadang merasa demam. lutut terasa nyeri dan kemerahan, sakit
kepala. Os diberitahu tetangganya untuk membeli sendiri obat piroksikam,
diminum 2 x 1 tablet/ hari untuk mengurangi keluhan ini. Selain
menggunakan obat tersebut, Os juga mengkonsumsi obat tradisional (herbal)
karena os dikatakan terkena darah tinggi oleh mantri. Keluhan dirasakan
sedikit berkurang. BAK dan BAB biasa.. Sejak ± 5 tahun SMRS, Os
mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri
berkurang ketika os makan, mual, Dada terasa panas seperti terbakar, Badan
terasa lemas, BAB dan BAK biasa. Kedua lutut sering terasa panas dan nyeri
terutama saat digunakan beraktifitas. Os berobat ke dokter umum dikatakan
sakit maag, Os masih mengkonsumsi Piroksikam,dan diberi tambahan obat
maag.BAK dan BAB biasa.. Sejak ± 1 minggu SMRS, Os mengeluh Os
mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri
berkurang ketika os makan, mual, muntah, isi apa yang dimakan dan
diminum, frekuensi 3 x/hari, jumlah 3 gelas belimbing, dada terasa panas
seperti terbakar, badan terasa lemas, BAB dan BAK biasa. Os berobat ke RS.
Bhayangkara dan dirawat selama 4 hari. Os diberi obat omeprazole, sucralfat,
asam traneksamat dan vitamin k. Os juga di beri transfusi 2 kantong. Sejak ±
9
3 hari SMRS (masih dalam perawatan di RS.Bhayangkara) Os mengeluh
BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal, sebanyak + 2 sdm tiap BAB, nyeri ulu
hati, nyeri tidak menjalar ke punggung, mual. Nyeri kedua lutut, BAK biasa,
Badan lemas, muka pucat, kepala pusing. Kemudian os dirujuk ke RSMH
dan dirawat. Riwayat asam urat sejak ± 10 tahun yang lalu, tidak kontrol
teratur. Os biasa mengkonsumsi Piroksikam 2 x 1 tablet. Riwayat darah tinggi
sejak ± 10 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur. Riwayat mengkonsumsi
daging daging, jeroan dan babat, dengan frekuensi 2-3 kali/minggu sejak usia
20 tahun.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 100 x/menit,
reguler, isi dan tegangan cukup, respirasi 20 x/ menit, temperatur 36,6 ºC,
dengan RBW 127,77% (overweight). Kepala dalam batas normal, pada
Jantung didapatkan batas kiri jantung 2 jari lateral linea midklavikula sisnistra
interkostal V, Pulmo dalam batas normal, Abdomen dalam batas normal.
Ekremitas Superior : Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra,
edema, kemerahan, nyeri saat digerakkan, tampak pembengkakan di regio
metacarpophalangeal joint sinistra, edema, kemerahan, nyeri saat digerakkan.
Ekstremitas Inferior : Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,
warna kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan, krepitasi, ROM
terganggu.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin 4,6 g/dl,
Hematokrit 15 vol %, leukosit 41.500/mm3, Ureum 197 mg/dl, Kreatinin 2,9
mg/dl, Asam urat 22,1 mg/dl.
Dari hasil EKG, didapatkan kesan sinus takikardia + Iskemik
Anteroseptal. Dari foto Rontgen Thorax PA didapatkan kesan kardiomegali.
2.5 DAFTAR MASALAH
1. Gastropati NSAID dengan melena
10
2. Osteoarthritis
3. Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata
4. Hipertensi stage 1
5. AKI Rifle I
2.6 PENGKAJIAN MASALAH
1. Gastropati NSAID dengan melena
Dipikirkan sebagai Gastropati NSAID dengan melena karena dari
anamnesis didapatkan keluhan BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal,
sebanyak ± 3 gelas belimbing tiap BAB. Riwayat perjalanan penyakit selama
± 10 tahun os sudah meminum Piroksikam untuk mengobati keluhan nyeri
sendinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra pucat (+),
nyeri tekan epigastrium (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
4,6 mg/dl, Ht 15 mg/dl. Tetapi dapat dipikirkan juga sebagai Ulkus gaster,
Ulkus duodenal dan Ca gaster.
Rencana diagnostik: Endoskopi, USG Abdomen, LDH
Rencana terapi :
Non farmakologi
o Istirahat
o Diet Lambung III
Farmakologis
o IVFD RL gtt XX/menit
o Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv
o Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Rencana edukasi :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik
rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.
11
2. Arthritis Septik
Dipikirkan sebagai Arthritis septik karena dari anamnesis
didapatkan adanya keluhan kaku, nyeri dan kemerahan pada sendi jari
tangan kiri dan pada siku kiri. Keluhan ini dirasakan Os hilang timbul.
Dari riwayat penyakit dahulu, Os telah mengetahui adanya penyakit nyeri
sendi sejak ± 10 tahun yang lalu dan Os tidak kontrol teratur. Os minum
obat piroksikam 2 x 1 tablet/hari bila nyeri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema,
kemerahan, nyeri saat digerakkan, tampak pembengkakan di regio
metacarpophalangeal joint sinistra, edema, kemerahan, nyeri saat
digerakkan. Tampak juga pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,
warna kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan, krepitasi,
ROM terganggu. Dari rontgen genu dektra diddapatkan kesan
Osteoarthritis dektra.
Rencana diagnostik: Analisa cairan sendi, pemeriksaan sitologi cairan
sendi, kultur dan resistensi MO cairan sendi, CRP, RF, Asam urat
urin 24 jam.
Rencana terapi :
Non farmakologi
o Istirahat
o Diet BB
o Imobilisasi
Farmakologis
o IVFD RL gtt XX/menit
12
o Ibuprofen 3 x 500 mg
Rencana edukasi :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik
rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.
3. Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata
Dipikirkan sebagai suatu Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata
karena dari anamnesis didapatkan adanya riwayat darah tinggi sejak ± 10
tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya pergeseran batas kiri jantung menjadi 2 jari lateral
linea mid klavikularis sinistra yang mengindikasikan adanya pembesaran
jantung. Hal ini dibuktikan pula dengan hasil dari pemeriksaan Röntgen
yang didapatkan kesan kardiomegali. Pada ECG didapatkan kesan
iskemik anteroseptal, dapat dipikirkan juga suatu ASHD.
Rencana diagnostik: konsul divisi kardiologi, ekokardiografi.
Rencana terapi :
Non farmakologi
o Istirahat
o Diet jantung II
Farmakologi
o IVFD RL gtt XX/menit (mikro)
o Captopril 2 x 12,5 mg
Rencana edukasi :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik
rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.
4. Hipertensi stage 1
13
Dipikirkan sebagai hipertensi stage 2 dikarenakan dari anamnesis,
Os sering merasakan pusing, dan adanya riwayat darah tinggi sejak ± 10
tahun yang lalu, os tidak kontrol teratur. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg.
Rencana diagnostik: pengukuran tekanan darah harian.
Rencana terapi :
Non farmakologi
o Istirahat
o Diet rendah garam
Farmakologi
o Captopril tablet 2 x 12,5 mg
Rencana edukasi: Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya,
rencana diagnostik rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan
dilakukan
5. AKI RIFLE I
Dipikirkan sebagai AKI Rifle I berdasarkan nilai hasil
laboratorium yang menunjukkan kadar 2,9 mg/dl, didapatkan peningkatan
kadar kreatinin serum ≥ 2 kali nilai dasar dan mengindikasikan adanya
penurunan nilai GFR >50% dan hal ini masuk dalam kriteria AKI Rifle I.
Dapat dipikirkan juga suatu Nefropati gout.
Rencana diagnostik: konsul divisi ginjal hipertensi, rehidrasi,
Ultrasonography (USG) Ginjal.
Rencana terapi :
Non farmakologi
o Istirahat
Farmakologi
o IVFD RL gtt XX/menit
14
Rencana edukasi: Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya,
rencana diagnostik rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan
dilakukan.
2.7 DIAGNOSIS SEMENTARA
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis + Penyakit Jantung
Hipertensi Kompensta + Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I
2.8 DIAGNOSIS BANDING
Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit Jantung
Hipertensi Kompensta + Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I
Gastropati NSAID dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit
Jantung Hipertensi Kompensata + Hipertensi stage 1 + Nefropati Gout
2.9 PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi :
o Istirahat
o Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
o IVFD RL gtt XX/menit (makro)
o Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv
o Sucralfat sirup 4 x 2 cth
o Ibuprofen 3 x 500 mg
o Captopril tablet 2 x 12,5 mg
o Transfusi PRC 600 cc
2.10 RENCANA PEMERIKSAAN
Endoskopi
Röntgen Genu Dekstra AP-Lateral
15
Rontgen Manus AP-Lateral
Aspirasi cairan sendi
Analisa cairan sendi
Sitologi cairan sendi.
Ekocardiografi
USG Ginjal
Asam Urat Urin
16
PERKEMBANGAN SELAMA PERAWATAN
Tanggal : 25-27 Desember 2012
Subyektif : BAB hitam berkurang
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Sakit sedang
Compos mentis
130/70 mmHg
82 x/menit
20 x/menit
37,4C
Mata konjungtiva palpebra pucat (+), skelera ikterik (-)
JVP (5-2) cm H20, pembesaran kelenjar getah bening (-)
I : Iktus cordis tidak terlihat
P : Iktus cordis tidak teraba
P : Batas atas intercostal II, batas kanan linea parasternalis
dekstra intercostal IV–V, batas kiri 2 jari lateral linea
midklavikula sinistra intercostal V.
A : HR 82 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)
I : statis dan dinamis, simetris kanan dan kiri
P : stemfremitus kanan sama dengan kiri
17
Abdomen
Extremitas
P : sonor kanan dan kiri
A : vesikular (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
I : datar
P : lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium
(+), nyeri tekan supra pubik (-)
P : timpani
A : bising usus (+) normal.
Ekremitas Superior:
o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema
(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri
saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint
sinistra, edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+),
krepitasi (-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
Ekstremitas Inferior:
o Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,
edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi
(-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
18
Laboratorium
26 Desember 2012
Gambaran Darah Tepi :
Hb 4,5 g/dl
Eritrosit 1.440.000/mm3
Leukosit 28.900/mm3
Retikulosit 3,2 %
Trombosit 104.000/mm3
Eritrosit : Makrositik, normokromik, Normal RBC (+)
Leukosit : Jumlah meningkat, bentuk normal
Trombosit : Jumlah menurun, penyebaran merata bentuk
normal
Kesan : Gambaran Anemia makrositik normokromik disertai
peningkatan respon eritropoetik, leukositosis, dan
trombositopenia
Urin Rutin:
Sel epitel (+)
Leukosit : 1-3/LPB
Eritrosit : 0-5/LPB
Silinder (-)
Kristal (-)
Urobilinogen (+)
Nitrit (-)
Radiologi
Rontgen Genu dekstra AP/Lateral
Osteofit (+), sclerosis (+), penyempitan celah sendi (+)
Kesan : Osteoarthritis Genu Dekstra
19
Assessment
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi
terkontrol + AKI Rifle I
Ulkus Gaster dengan melena + Artritis gout akut + Penyakit
Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi terkontrol +
AKI Rifle I
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +
Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout
Terapi Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit (makro)
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Ibuprofen 3 x 500 mg
Captopril tablet 2 x 12,5 mg
Transfusi PRC 450 cc
R/:
Endoskopi
Sitologi cairan sendi
20
Tanggal : 28-31 Desember 2012
Subyektif : Sulit BAB
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Extremitas
Sakit sedang
Compos mentis
130/70 mmHg
82 x/menit
18 x/menit
37,3C
stqa
stqa
I : Iktus cordis idak terlihat
P : Iktus cordis tidak teraba
P : Batas atas intercostal II linea midklavikula sinistra, batas
kanan linea parasternalis dekstra, batas kiri 2 jari lateral
linea midklavikula sinistra intercostal V.
A : HR 82 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)
stqa
stqa
Ekremitas Superior:
o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema
(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri
saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint
sinistra, edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+),
krepitasi (-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
21
Ekstremitas Inferior:
Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, edema
(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri
saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.
Laboratorium Darah Rutin :
Hb 6,3 g/dl
Eritrosit 2,3 juta/mm3
Ht 21 vol%
Leukosit 15.200/mm3
Trombosit 139.000/mm3
DC 0/0/0/76/20/4
Kimia darah :
Uric Acid 10,8 mg/dl
Ureum 79 mg/dl
Kreatinin 1,6 mg/dl
Na 144 mmol/l
K 3,9 mmol/l
Calsium 8,1 g/l
Konsul Divisi
Gastroenterohepatologi
28 Desember 2012
Kesan : Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis
Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta +
Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I
Saran : - Terapi teruskan
- Ciprofloksasin infus 2 x 500 mg
- Endoskopi
22
Assessment
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi
terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut +
Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi
terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +
Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit (makro)
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Ibuprofen 3 x 50 mg
Captopril tablet 2 x 12,5 mg
Transfusi PRC 450 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
R/:
Endoskopi
USG Ginjal
Sitologi cairan sendi
23
Tanggal : 1-5 Januari 2013
Subyektif : Nyeri pada kedua lutut
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Sakit sedang
CM
130/90 mmHg
92 x/menit
24 x/menit, cepat dangkal
37,3C
stqa
stqa
I : Iktus cordis idak terlihat
P : Iktus cordis tidak teraba
P : Batas atas intercostal II linea midklavikula sinistra, batas
kanan linea parasternalis dekstra, batas kiri 2 jari lateral
linea midklavikula sinistra intercostal V.
A : HR 94 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)
I = statis dan dinamis : simetris
P = stemfremitus kanan = kiri
P = sonor kanan dan kiri
A = vesikular (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Datar, lemas, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium
(-), nyeri tekan supra pubik (-), bising usus (+) normal.
24
Extremitas Ekstremitas Inferior:
Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, warna
kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan (+),
krepitasi (+), ROM terganggu.
Laboratorium
3-1-2013
Konsul Divisi
Rheumatologi
5 Januari 2013
Hb 9,6 g/dl
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg
Inj. Omeprazole 2 x 40 mg
Aspirasi Cairan Sendi
A/ :
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi
terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit
Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi terkontrol +
AKI Rifle I perbaikan
Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu
dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +
Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit (makro)
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
25
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Captopril tablet 2 x 12,5 mg
Transfusi PRC 450 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
R/:
Endoskopi
USG Ginjal
Sitologi cairan sendi
Tanggal : 7 Januari 2012
Subyektif : Nyeri pada lutut kanan
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Cor
Pulmo
Sakit sedang
CM
130/70 mmHg
98 x/menit
22 x/menit
36,9C
stqa
stqa
stqa
stqa
26
Abdomen
Extremitas
stqa
Ekstremitas Inferior:
pembengkakan (-) di regio genu dextra, warna kemerahan (-),
batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan (+), krepitasi (+),
ROM terganggu.
USG Genu Dekstra
7 Januari 2013
Laboratorium
Hasil Analisa Cairan
Sendi
Kesan : Efusi Cairan sendi dekstra
Darah Rutin :
Hb 9,8 g/dl
Eritrosit 3,7 juta/mm3
Ht 31 vol%
Leukosit 21.200/mm3
Trombosit 261.000/mm3
DC 0/0/1/83/24/2
Sero-Imunologi :
CRP (-)
RF (-)
Kimia Darah :
Uric Acid 7,7 mg/dl
Ureum 48 mg/dl
Kreatinin 1,2 mg/dl
Makroskopi :
Warna : kuning
Kejernihan : keruh
27
Bau : Bau
Berat jenis : 1,020
Bekuan : (+)
PH : 7,5
Mikroskopi
Jumlah leukosit : 46,561
Hitung jenis :
- segmen 98 %
- limfosit 2 %
Kimia
Rivalta : (+)
Protein 3,9
Glukosa : 117 mg/dl
A/ :
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Arthritis septik + Ulkus Gaster dengan melena perbaikan +
Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta +
Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit (makro)
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
28
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Captopril tablet 2 x 12,5 mg
Transfusi PRC 150 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
R/:
Endoskopi
Tanggal : 8-10 Januari 2013
Subyektif : Nyeri kedua lutut
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Sakit sedang
CM
130/80 mmHg
98 x/menit
20 x/menit
36,8C
stqa
stqa
stqa
stqa
stqa
29
Extremitas stqa
USG Ginjal
8-1-2013
Endoskopi
9-1-2013
Kesan : sesuai gambaran CKD
Saran : CaCo3 3 x 500 mg
Asam Folat 1 x 1 mg
Clonidin 3 x 0,15 mg
Gaster : Tampak mozaic appearance di caudia,
corpus erupsi (-)
Duodenitis : Tampak hiperemis di descenden
Kesan : Gastropati
Duodenitis
A/ :
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta
+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
30
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
CaCo3 3 x 500 mg
Asam Folat 1 x 1 mg
Clonidin 3 x 0,15 mg
Transfusi PRC 150 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
Tanggal : 11-16 Januari 2013
Subyektif : Kedua Kaki Sulit digerakkan
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Extremitas
Sakit sedang
CM
130/70 mmHg
88 x/menit
22 x/menit
36,6C
stqa
stqa
stqa
stqa
stqa
stqa
Sitologi Cairan Sendi Kesan : Radang kronik non spesifik pada aspirasi cairan efusi
31
11-1-2013
Konsul Bagian Bedah
ortopedi
11-1-2013
Kultur dan Resistensi
Cairan sendi
16-1-2013
sendi.
Rencana Arthroskopi
Mikroskopis : Gram (-) Basil (+), Leukosit penuh, Epitel 0-1
/LPB
Hasil biakan : Tidak tumbuh
A/ :
Diagnosis Sementara :
Diagnosis Banding :
Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta
+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
CaCo3 3 x 500 mg
32
Asam Folat 1 x 1 mg
Colchicine 0,5 mg/jam
Transfusi PRC 150 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
R/:
Arthroskopi
Fisioterapi
Konsul Divisi Geriatri
Tanggal : 17-21 januari 2013
Subyektif : Nyeri lutut berkurang
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Baik
CM
130/80 mmHg
90 x/menit
20 x/menit
37,2C
stqa
stqa
stqa
stqa
stqa
33
Extremitas stqa
Laboratorium
20-1-2013
Konsul Bagian Anestesi
21-1-2013
Darah Rutin :
Hb 9,8 g/dl
Ht 32 vol%
Leukosit 27.700/mm3
Trombosit 512.000/mm3
Kimia Darah :
Uric Acid 11,7 mg/dl
Ureum 39 mg/dl
Kreatinin 1,2 mg/dl
Protein total : 6,6 g/dl
Albumin : 2,3 g/dl
Globulin : 4,3 g/dl
Bil.tot : 1,32 mg/dl
Bil.Dir : 0,82 mg/dl
Bil.Indir : 0,50 mg/dl
SGOT : 49 U/I
SGPT : 34 U/I
Na : 132 mmol/l
K : 3,7 mmol/l
Kesan : Pasien kami temukan dalam keadaan sepsis
Saran :
- Pasien kami tunda utk perbaikan KU
- Cek kultur darah
- Rehidrasi adekuat
- Farmadol infus 3 x 1 flsh
34
Konsul Bagian
Rehabilitasi Medik
21-1-2013
Cryoterapi hari senin, rabu dan kamis
Diagnosis Sementara :
Diagnosa banding :
Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta
+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
CaCo3 3 x 500 mg
Asam Folat 1 x 1 mg
Clonidin 3 x 0,15 mg
Transfusi PRC 150 cc
Laxadyne syrup 3 x 1 C
Farmadol flsh 3 x 1
PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT JALAN
35
Tanggal : 22-25 Januari 2013
Subyektif : Badan lemas
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Extremitas
Baik
CM
130/80 mmHg
84 x/menit
20 x/menit
36,8C
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Laboratorium
22- januari 2013
Tgl 25-1-2013
CCT urin 24 jam : 145 ml/mnt
Kreatinin : 0,5 mg/dl
BTA cairan sendi (-)
Hb 8,9 g/dl
Ht 29 vol%
Leukosit 4.400/mm3
Trombosit 355.000/mm3
DC : 0/3/2/57/27/11
36
Sitologi Cairan Sendi
Kimia Darah :
BSS 141 mg/dl
Uric Acid 7,0 mg/dl
Ureum 26 mg/dl
Kreatinin 0,8 mg/dl
Protein total : 6,7 g/dl
Albumin : 2,1 g/dl
Globulin : 4,6 g/dl
SGOT : 29 U/I
SGPT : 35 U/I
Na : 139 mmol/l
K : 3,6 mmol/l
ASTO (+)
CRP (+)
RF (-)
Makros : terima cairan volume kurang lebih 0.5 cc, warna
merah
Mikros : sediaan sitologi dari regio genu dekstra dan sinistra
dengan gambaran mikroskopis serupa, populasi hiposeluler,
latar belakang sel darah merah, dijumpai sel-sel PMN, limfosit,
sel plasma, makrofag, massa amorf amfofilik. Tanda-tanda
ganas tidak dijumpai pada sediaan ini.
Kesan : I. Radang kronis non spesifik pada regio genu dekstra
II. Radang kronis non spesifik pada regio genu sinistra
A/ :
37
Diagnosis Sementara : Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
IVFD RL gtt XX/menit
Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr
Inj. Tramadol 2 x 1 ampul
Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg
Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Captopril 2 x 12,5 mg
Transfusi PRC 150 cc
Human Albumin 20 %
38
Tanggal : 26-29 Januari 2013
Subyektif : -
Obyektif :
Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan Spesifik
Kepala
Leher
Thoraks :
Cor
Pulmo
Abdomen
Extremitas
Baik
CM
130/80 mmHg
84 x/menit
20 x/menit
36,8C
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Stqa
Laboratorium
28- januari 2013
Ekokardiografi
Tgl 29-1-2013
Asam urat urin 24 jam 346 mg/24jam
Dimensi ruang jantung normal
LVH (+)
Wall motion : Hipertrofi septal
Kesan : LVH sesuai HHD kompensata
Diastolik Disfunction
39
Kultur Darah
Tgl 30-1-2013
Steril
A/ :
Diagnosis Sementara : Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan
+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi
Kompensta + Hipertensi terkontrol
Planning : Non Farmakologi :
Istirahat
Diet Lambung III, rendah purin rendah garam
Farmakologi
Tramadol 2 x 50 mg
Omeprazole 2 x 20 mg
Sucralfat sirup 4 x 2 cth
Captopril 2 x 12,5 mg
40
BAB III
ANALISIS KASUS
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan
di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada
penderitanya sehingga mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Kelainan utama pada OA
adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang
subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligament dan peradangan ringan pada
sinovium, sehingga sendi yang terkena membentuk efusi. OA umumnya menyerang
penderita berusia lanjut pada sendi-sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut,
panggul (koksa), lumbal dan servikal. Pada OA generalisata yang pada umumnya
bersifat familial, dapat pula menyerang sendi-sendi tangan, terutama pada sendi
interfalang distal (DIP) dan interfalang proksimal (PIP).
Nyeri merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita OA,
diikuti dengan kekakuan sendi dan keterbatasan fungsi sendi yang terkena. Nyeri
biasanya timbul perlahan, dari yang ringan sampai berat, dan akan makin berat bila
sendi yang terserang digunakan dan akan mereda bila diistirahatkan. Selain nyeri,
beberapa pasien dapat mengalami kaku pagi hari, tetapi biasanya kekakuan ini terjadi
dalam waktu 30 menit. Gel phenomenon adalah kekakuan setelah istirahat lama atau
inaktifitas, sering ditemukan pada penderita OA, tetapi kekakuan tersebut akan hilang
dalam beberapa menit setelah penderita melakukan aktifitas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dan nyeri gerak pada sendi
yang terserang. Nyeri pada pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul sendi,
periostitis dan spasme otot periartikular. Pada perabaan juga dirasakan krepitus pada
waktu dilakukan gerakan pasif sendi yang terserang. Pada keadaan yang lanjut akan
didapatkan keterbatasan gerak yang biasanya dihubungkan dengan osteofit,
permukaan sendi yang tidak rata akibat kehilangan rawan sendi yang berat atau
spasme dan kontraktur otot periartikuler. Selain itu juga dapat terjadi kelemahan otot
periartikuler yang akan memperburuk progresifitas OA melalui penurunan
41
mekanisme proteksi neuromuskular dan instabilitas sendi. Instabilitas sendi dapat
juga dideteksi melalui pemeriksaan sendi, yaitu apabila didapatkan hipermobilitas
sendi. Tanda-tanda inflamasi lokal akan didapatkan bila sendi tersebut mengandung
efusi yang berlebihan. Dalam keadaan ini, harus dipikirkan kemungkinan artritis
septik, deposisi kristal dan lain sebagainya, terutama bila pada perabaab terasa panas.
Secara radiologik, dapat ditemukan adanya penyempitan celah sendi,
pembentukan osteofit, sklerosis subkondral dan pada kelainan yang berat akan
tampak kista subkondral. Gambaran laboratorium biasanya normal. Bila dilakukan
analisis cairan sendi juga didapatkan cairan sendi yang normal. Untuk mendiagnosis
OA lutut, dapat digunakan klasifikasi dari American College of Rheumatology seperti
berikut ini.
Tabel 3. Kriteria klasifikasi OA lutut22
Klinis dan Laboratorik Klinis dan Radiologik KlinisNyeri lutut dan minimal 5 dari 9 kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30
menit Krepitus Nyeri tekan Pembesaran tulang Tidak panas pada
perabaan LED <40 mm/jam RF<1:40 Analisis cairan sendi
normal
Nyeri lutut dan minimal 1 dari kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30
menit Krepitus+Osteofit
Nyeri lutut dan minimal 3 dari 6 kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30
menit Krepitus Nyeri tekan Pembesaran tulang Tidak panas pada
perabaan
Secara umum, penatalaksanaan OA bertujuan untuk menghilangkan gejala,
terutama nyeri yang ada, memperbaiki fungsi sendi, menghindari kecacatan fisik dan
menghindari toksisitas obat. Terapi OA terdiri dari terapi non farmakologik, terapi
farmakologik sistemik, terapi lokal dan tindakan bedah.
42
Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan adanya nyeri dan disabilitas pada
penderitanya sehingga mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Pasien ini berusia 58
tahun, sesuai dengan prevalensi OA yang umumnya menyerang penderita berusia
lanjut. Ditemukan juga adanya nyeri yang diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan
fungsi sendi yang terkena. Selain nyeri, pasien ini mengalami kaku pagi hari yang
<30 menit dan hilang dalam setelah penderita melakukan aktifitas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dan nyeri gerak pada sendi
yang terserang. Pada perabaan juga dirasakan krepitus pada waktu dilakukan gerakan
pasif sendi yang terserang. Secara radiologik, didapatkan spur di aminentia
intercondilaris media lateral, epicondylus tibialis dan patella dengan kesan OA genu
dekstra grade II menurut Kelgren Lawrence. Pada analisis cairan sendi juga
didapatkan cairan sendi yang normal. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diagnosis
osteoartritis genu dekstra dapat ditegakkan.
Tekanan darah, seperti halnya tinggi dan berat badan, adalah variabel
biologis yang terus menerus berubah. Tekanan darah dan risiko kardiovaskuler
memiliki hubungan yang sangat erat. Diagnosis hipertensi pada orang dewasa baru
dapat ditegakkan bila rata-rata hasil pengukuran tekanan darah pada dua kali
pemeriksaan atau lebih menunjukkan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, atau
dengan tekanan darah sistolik rata-rata ≥140 mmHg.23
Hasil dari laporan ketujuh Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) membuat
suatu klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (usia lebih dari ≥18 tahun).
Klasifikasi ini berdasarkan nilai rata-rata tekanan darah pada pemeriksaan sebanyak
dua kali atau lebih. Tekanan darah normal adalah <120/80 mmHg. Tekanan darah
sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg diklasifikasikan
sebagai prehipertensi. Pasien dalam kelas ini memiliki risiko tinggi untuk mengalami
hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Pada tabel 4 berikut akan ditampilkan klasifikasi
hipertensi berdasarkan JNC VII.24
43
Tabel 4. Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII24
KlasifikasiTekanan Darah
Sistolik (mmHg)Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)Normal
PrehipertensiHipertensi stage 1Hipertensi stage 2
<120120-139140-159
≥160
DanAtauAtauAtau
<8080-8990-99≥100
Penyakit jantung hipertensi terdiri atas perubahan anatomi jantung dan
perubahan fisiologi otot jantung, arteri koroner, dan pembuluh darah besar. Hipertrofi
ventrikel kiri bukan merupakan satu-satunya respon target organ terhadap
peningkatan afterload, namun hal ini adalah faktor risiko kardiovaskuler yang paling
potensial. Regresi hipertrofi ventrikel kiri dapat menurunkan tingkat morbiditas dan
mortalitas. Gagal jantung dapat muncul pada penurunan kontraktilitas miokardium.
Ukuran atrium kiri dan fibrilasi atrium juga berhubungan erat. Aritmia ventrikuler
dan kematian jantung mendadak amat sering muncul pada pasien hipertensi.23
Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan adanya riwayat darah tinggi sejak
± 20 tahun yang lalu dan kontrol tidak teratur ditambah dengan keluhan sering sakit
kepala dan nyeri pada leher. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan
darah 160/100 mmHg yang termasuk dalam klasifikasi hipertensi stage 2 menurut
JNC VII. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya pergeseran batas jantung kiri
yaitu menjadi 2 jari lateral linea midklavikularis sinistra. Dari foto thoraks
didapatkan gambaran pembesaran jantung walaupun belum terlalu jelas. Diagnosis
penyakit jantung hipertensi makin didukung oleh pemeriksaan ekokardiografi yang
juga menunjukkan kesan penyakit jantung hipertensi.
44
Sebelum istilah AKI muncul, telah terlebih dahulu dipergunakan istilah
acute renal failure (ARF). Secara konseptual ARF adalah penurunan fungsi ginjal
secara mendadak yang terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa minggu, diikuti
dengan kegagalan ginjal untuk mengeksresikan sisa metabolism nitrogen dengan atau
tanpa disertai terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Sedangkan
AKI didefinisikan sebagai suatu penyakit dengan kondisi umum yang berkaitan
dengan berbagai faktor yang kompleks dan muncul dalam manifestasi klinis yang
beragam, mulai dari perubahan minimal serum kreatinin sampai dengan kondisi
anuria yang menunjukkan penurunan fungsi ginjal melalui penilaian menggunakan
kriteria RIFLE.11,15,17 Tabel 5 akan menggambarkan klasifikasi AKI menurut kriteria
RIFLE.
Tabel 5. Kriteria AKI RIFLE menurut ADQI
Klasifikasi AKI Kriteria GFR Kriteria urin outputRisk (R) Penurunan
serum kreatinin 1,5 kali atau
GFR menurun >25%
Urin output <0,5 ml/kgBB/jam dalam 6 jam
Sensitifitas tingi
Injury (I) Peningkatan serum kreatinin 2 kali atau
GFR menurun >50%
Urin output <0,5 ml/kgBB/jam selama 12 jam
Failure (F) Peningkatan serum kreatinin 3 kali atau kreatinin ≥4 mg/dl, atau
GFR menurun >75%
Urin output <0,3 ml/kgBB/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jm
Loss (L) Penurunan GFR menetap >4 mingguSpesifisitas tinggiEnd Stage Renal
Disease (E)Penurunan GRF menetap ≥3 bulan
45
Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien akan mengarahkan kita kepada
identifikasi etiologi AKI, apakah penyebabnya prerenal, intrinsik, ataupun postrenal.
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik yang mahal dan canggih untuk
menegakkan suatu diagnosis AKI. Yang lebih sering dilakukan adalah pemeriksaan
penunjang diagnostik untuk menegakkan diagnosis etiologi AKI.
Pada pasien ini, tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah ke AKI,
namun dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai ureum 63 mg/dl dan
kreatinin 1,8 mg/dl, didapatkan hasil perhitungan GFR sebesar 41%. Hal ini sudah
memenuhi syarat kriteria AKI RIFLE R. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan
rehidrasi pasien untuk memacu kembalinya fungsi ginjal yang normal.
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Price SA, Wilson LM. Kelainan endokrinologi dan metabolik. Dalam :
Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;
1995
2. Djokomoeljanto R. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Kelenjar tiroid,
hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat
penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI; 2006
3. Djokomoeljanto, R. Buku ajar tiroidologi klinik : Evaluasi pasien dengan
kelainan tiroid secara menyeluruh. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro; 2009
4. Weetman AP. Graves disease. New England Journal of Medicine 2006
Oktober 26: 1236-48. Available from: URL:http://www.nejm.org/search?
q=grave%27s+disease#qs=%3Fq%3Dgraves_ddiseas%26page%3D3
5. Davies TF, Larsen PR. Williams textbook of endocrinology : Thyrotoxicosis.
Edisi ke-11. Canada: Saunders Elsivier; 2008
6. Pittas AG, Lee SL. Handbook of diagnostic endocrinology : Evaluation of
thyroid function. New Jersey: Humana Press Inc.; 2003
7. Gardner DG, Shoback D. Greenspan’s basic & clinical endocrinology : The
thyroid gland. Eighth edition. San Fransisco: Mc Graw-Hill; 2007
8. Lee LS. Hyperthyroidism. Available from:
http://www.emedicine.medscape.com/article/121865-overview
9. Schraga ED. Hyperthyroidism, thyroid storm, and graves disease. Available
from: http://www.emedicine.medscape.com/article/767130-followup#a2651
10. Djokomoeljanto, R. Forum endokrin dan diabetes regional Sumatera-3 :
Recent updates on grave’s disease (GD). Palembang: PERKENI – FK Unsri;
2010
47
11. Antono D, Kisyanto Y. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Penyakit jantung
tiroid. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI;
2006
12. Castan E, Gallardo X, Rimola J, Pallardo Y, Mata JM, Perendreu J, et al.
Congenital and acquired pulmonary artery anomalies in the adult: Radiologic
overview. RadioGraphics 2006; 26:349–37. Available from:
http://radiographics.rsna.org/content/26/2/349.full
13. Nakchbandi IA, Wirth JA, Inzucchi SE. Pulmonary hypertension caused by
graves' thyrotoxicosis. Chest 1999;116;1483-1485. Available from:
http://chestjournal.chestpubs.org/content/116/5/1483.full.html
14. Nasution, SR. Simple urinary tract infection : diagnosis and treatment.
Dalam : Naskah lengkap : The 11th Jakarta nephrology and hypertension course.
Jakarta : PERNEFRI; 2011
15. Alkandari MH, Al-Dosari A, Al-Enezi S. Case Report : Thyrotoxic heart
failure. Kuwait Medical Journal 2004, 36 (4):285-286. Available from:
http://www.kma.org.kw/kmj/Issues/Dec2004/Case%20Reports/105-02-
Thyrotoxic%20Heart.pdf
16. Fazio S, Palmieri EA, Lombardi G, Biondi B. Effects of thyroid hormone on
the cardiovascular system. Available from: http://www.rphr.endojournals.org
17. Klein I, Ojamaa K. Thyroid hormone and the cardiovascular system. N Engl J
Med February 15, 2001, Vol. 344, No.7. Available from:
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJM200102153440707
18. Patel PR. Lecture notes radiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi Ke-2. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2007
19. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lecture notes kardiologi :
Hipertensi paru dan tromboemboli paru. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2005
20. Diah M, Ghanie A. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Hipertensi pulmonal
primer. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI;
48
2006
21. O’Callaghan D, Gaine SP. Essential cardiology : principles and practice :
Pulmonary vascular disease. 2nd edition. New Jersey: Humana Press; 2005
22. Swanton RH, Banerjee S. Swanton’s cardiology : a concise guide to clinical
practice : Pulmonary hypertension and pulmonary embolism. Sixth edition.
Australia: Blackwell publishing; 2008
23. Silva DR, Gazzana MB, John AB, Siqueira DR, Maia ALS, Barreto SSM.
Pulmonary arterial hypertension and thyroid disease. J Bras Pneumol.
2009;35(2):179-185. Available from:
http://www.scielo.br/pdf/jbpneu/v35n2/en_v35n2a12.pdf
49
Hasil Foto Ro. Thoraks PA/Lateral Kiri
50
Hasil CT Scan Thoraks 24 agustus 2011
51
Ekokardiografi 18 Mei 2009
52
53
Expertise Ekokardiografi 18 Mei 2009
Hasil 1 Ekokardiografi 22 Agustus 2011
54
Hasil 2 Ekokardiografi 22 Agustus 2011
55
Hasil 3 Ekokardiografi 22 Agustus 2011
56
57
58
59
60
61
Hasil Pemeriksaan PA Sputum
62
63
64
65
Hasil T3, T4, TSH
66
TABEL BALANCE CAIRAN
Hari & TanggalIntake Output
SelisihMakan Minum Infus Total BAB BAK CWL Total
Jumat, 12 Agt 2011 100 400 250 750 0 1100 500 1600 -850
Sabtu, 13 Agt 2011 100 500 200 800 50 1000 500 1550 -750
Minggu, 14 Agt 2011 100 400 200 700 50 800 500 1350 -650
Senin, 15 Agt 2011 100 500 300 900 100 1100 500 1700 -800
Selasa, 16 Agt 2011 100 600 100 800 50 750 500 1300 -500
Rabu, 17 Agt 2011 100 500 250 850 0 850 500 1350 -500
Kamis,18 Agt 2011 50 750 250 1050 50 600 500 1150 -100
Jumat, 19 Agt 2011 50 750 200 1000 0 750 500 1250 -250
Sabtu, 20 Agt 2011 25 1000 150 1175 100 750 500 1350 -175
Minggu, 21 Agt 2011 50 600 200 850 50 1000 500 1550 -700
Senin, 22 Agt 2011 50 750 200 1000 0 600 500 1100 -100
Selasa, 23 Agt 2011 50 1000 250 1300 100 600 500 1200 100
Rabu, 24 Agt 2011 50 1250 150 1450 0 800 500 1300 150
Kamis, 25 Agt 2011 25 1000 100 1125 50 750 500 1300 -175
Jumat, 26 Agt 2011 25 1000 100 1125 100 800 500 1400 -275
Sabtu, 27 Agt 2011 25 1250 200 1475 0 750 500 1250 225
Minggu, 28 Agt 2011 50 1500 200 1750 100 900 500 1500 250
Senin, 29 Agt 2011 50 750 150 950 100 750 500 750 200
Selasa, 30 Agt 2011 50 1250 100 1400 100 750 500 1350 50
Rabu, 31 Agt 2011 50 800 250 1100 50 600 500 1150 -50
Kamis, 1 Sept 2011 25 1250 200 1475 0 1000 500 1500 -25
Jumat, 2 Sept 2011 50 1500 150 1700 50 800 500 1350 350
Sabtu, 3 Sept 2011 25 1000 100 1125 0 1000 500 1500 -375
Minggu, 4 Sept 2011 100 750 100 950 50 750 500 1300 -350
Senin, 5 Sept 2011 50 1250 0 1300 0 850 500 1350 -50
Selasa, 6 Sept 2011 100 1000 0 1100 0 500 500 1000 100
Rabu, 7 Sept 2011 50 1250 0 1300 100 750 500 1350 -50
Kamis, 8 Sept 2011 50 1500 0 1550 0 1000 500 1500 50
Jumat, 9 Sept 2011 50 1250 0 1300 0 750 500 1250 50
Sabtu, 10 Sept 2011 50 1000 0 1050 50 800 500 1350 -300