88
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yang disusun dan disajikan oleh SKPD harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap. Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur

mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.Tujuan umum laporan

keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan

suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna

dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan

pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna

untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan

akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yang

disusun dan disajikan oleh SKPD harus sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan

tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan

Pemeriksa Keuangan. Penyusunan SAP Berbasis Akrual

dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due

process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan

pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap.

Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual

Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar

Page 2: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 2

penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi

Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan,

pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari

pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai dengan

amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut,Pemerintah

telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi

Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk

pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan

basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas

dana. Walaupun Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1), namun Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang

menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran

pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,

dapat digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas

sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71

Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 2005.

Untuk struktur anggaran pengelolaan keuangan BLUD mengacu

kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) , sedangkan untuk struktur anggaran

pengelolaan keuangan APBD sesuai Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah merupakan perubahan kedua Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 3: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 3

Dalam penyajian Laporan Keuangan SAP berbasis akrual,

beberapa komponen yang harus disertakan antara lain :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Operasional (LO)

3. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

4. Neraca

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi

yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan

terutama digunakan untuk membandingkan realisasi

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan

anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi

keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu

entitas pelaporan, dan membantu menentukan

ketaatannya terhadap peraturan perundang- undangan.

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk

melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil

yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara

sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan

dengan maksud tercapainya :

(a) Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya

serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan

kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan secara periodik.

(b) Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam

Page 4: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 4

periode pelaporan sehingga memudahkanfungsi

perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas

seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah

untuk kepentingan masyarakat.

(c) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan

jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan

bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan

sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan

ketaatannya pada peraturan perundang- undangan.

(d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui

kecukupan penerimaan pemerintah pada periode

pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang

dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang

diasumsikan 2 akan ikut menanggung beban

pengeluaran tersebut.

1.1.2 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan menyajikan informasi yang berguna

untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dengan :

a. Menyediakan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi

dan penggunaan sumber daya ekonomi

b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi

terhadap anggarannya

c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas

pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi

kebutuhan kasnya.

Page 5: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 5

Selain menyajikan informasi yang relevan, tujuan

pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan

penerimaan periode berjalan untuk membiayai

seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara

memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya

dengan anggaran yang ditetapkan danperaturan

perundang-undangan.

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya

ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas

pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas

pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan

mencukupi kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan

kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-

sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun

jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan

pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi

keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami

kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan

yang dilakukan selama periode pelaporan.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit

Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung atas pelaksanaan APBD

dan BLUD Tahun 2015 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

Page 6: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 6

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara;

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Badan Layanan Umum;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum

Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan

perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009

tentang Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak Kota Bandung;

13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 001 Tahun 2014

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014;

14. Peraturan Walikota Bandung Nomor 094 Tahun 2012

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah Pada RS Khusus Ibu dan Anak Kota

Bandung;

Page 7: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 7

15. Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun 2014

tentang Penjabaran Anggaran dan Pendapatan Belanja

Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

16. Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota

Bandung Nomor 276 Tahun 2014 tentang perubahan kedua

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah ;

17. Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014

tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kota

Bandung;

18. Keputusan Walikota Bandung Nomor 900/Kep.066-

DPKAD/2011 tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak

Kota Bandung Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

secara penuh.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Keuangan

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan

Keuangan

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN

PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD dan BLUD

2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Page 8: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 8

BAB III IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN KINERJA

KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja

Keuangan

3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam

Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Asumsi Dasar Penyajian Laporan Keuangan

4.2. Entitas Pelaporan Keuangan

4.3. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan

Laporan.

4.4. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan

Laporan.

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

5.2. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional

5.3. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

5.4. Penjelasan Pos-pos Neraca

BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN

BAB VII PENUTUP

Page 9: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 9

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR

PENCAPAIAN TARGET KINERJA

PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

2.1 Ekonomi Makro

Ekonomi makro merupakan perubahan ekonomi yang

mepengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi masyakarakat,

perusahaan, dan pasar. Dengan adanya ekonomi makro, kita

dapat menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-

target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas

harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang

berkesinambungan.

Pertumbuhan ekonomi makro salahsatunya dipengaruhi oleh

tingkat kenaikan (inflasi). Inflasi merupakan salah satu

indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang

dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat dan berpengaruh terhadap kemampuan

daya beli masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa

tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat daya beli. Tingkat kenaikan inflasi di Kota Bandung

meningkat menjadi 3,35% yang mempengaruhi terhadap

kenaikan harga sehingga daya beli masyarakat meningkat dan

nilai tukar rupiah melemah. Keadaan tersebut mempengaruhi

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang

meningkat karena kebutuhan masyarakat akan pertahanan

hidup semakin besar tertama aspek pendidikan dan kesehatan.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung mencapai 8,5% hal ini

menunjukan tingkat keberhasilan Pemerintah Kota Bandung

guna meningkatkan kesejahteraan social dalam mengelola

Page 10: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 10

kepemerintahannya melalui program kegiatan di bebrapa sektor,

yaitu sektor perdagangan, sector industri dan jasa. Tingkat

pertumbuhan yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota

Bandung adalah menjadi salah satu sumber pertumbuhan

ekonomi yang penting di Jawa Barat maupun di Indonesia.

Secara terrinci kontribusi kegiatan ekonomi Kota Bandung dan

sekitarnya terhadap Ekonomi Jawa Barat yang merupakan kota

penting bagi aktivitas ekonomi di Jawa Barat maupun Nasional.

Sebagai pusat pertumbuhan dengan tumpuan pada aktivitas

perdagangan dan industri pengolahan, maka Kota Bandung juga

menjadi salah satu tujuan migrasi tenaga kerja yang cukup

besar. Peran lainnya adalah Kota Bandung sebagai salah satu

kota pendidikan terpenting di Indonesia, telah menyatu dengan

kehidupan ekonomi, sehingga tingkat pertumbuhan ekonominya

tergolong sangat tinggi.

Salah satu program kegiatan Pemerintah Kota Bandung yang

paling banyak memberikan kontribusi adalah sektor jasa yang

menunjang terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyarakat

Kota Bandung yaitu Program-program dibidang kesehatan yang

telah berhasil meningkat. Peningkatan pelayanan kesehatan

salah satunya pada SKPD pemberi pelayanan pada sektor jasa

kesehatan.

Di tahun 2015 jumlah angka kematian ibu mengalami

peningkatan yaitu ditemukan sebanyak 5 kasus kematian ibu

atau mengalami peningkatan sebesar 20% dibanding tahun

2014 yaitu sebanyak 4 kasus, hal ini disebabkan karena RSKIA

merupakan rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan khusus

ibu dan anak. Jumlah Kematian Bayi tahun 2014 sebanyak 107

kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 100 atau mengalami

penurunan 7%. Jumlah kematian Anak tahun 2014 sebanyak 0

kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 3 kasus atau mengalami

peningkatan sebesar 3%. Keberhasilan program pelayanan

Page 11: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 11

kesehatan tidak terlepas dari peranan pemerintah daerah dalam

memberikan bantuan anggaran bagi SKPD pemberi pelayanan

kesehatan, walaupun masih adanya kasus kematian ibu dan

bayi yang masih turun naik, hal ini dikarenakan fungsi RSKIA

sebagai rumah sakit rujukan yang banyak menerima pasien

rujukan bidan atau puskesmas bahkan rumah sakit lainnya

yang tidak bias menangani secara klinis.

Pelaksanaan program kegiatan di bidang kesehatan bagi

Pemerintah Daerah Kota Bandung terwujud salah satunya

terrealisasinya pembelian lahan untuk rumah sakit yang dapat

dijadikan sebagai rumah sakit khusus tipe A yang rencananya

akan dibangun pada tahun 2017 sehingga Kota Bandung

memiliki rumah sakit khusus tipe A yang dapat menjadi rumah

sakit rujukan ibu dan anak setaraf nasional menyaingi rumah

sakit lainnya di Kota Bandung.

2.2 Kebijakan Keuangan

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dinilai

dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan

yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam

kerangka anggaran, belanja dan pembiayaan. Hal tersebut

menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor

penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan

struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan

kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah

dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut

diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan, khususnya

pendapatan Operasional BLUD yang berasal dari Pelayanan

Kesehatan. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target

Page 12: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 12

pendapatan. Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap

belanja administrasi umum dan operasional/pemeliharaan serta

selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada

daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan

pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit

tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.

Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja

pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah

Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran

dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat

terutama pelayanan kesehatan. Kebijakan keuangan pada RSKIA

meliputi dana APBD dan BLUD yaitu sumber anggaran dari

Pemerintah Daerah dan sumber anggaran dari hasil pendapatan

fungsional rumah sakit yang meliputi komponen-komponen

kinerja pelayanan RSKIA sebagai Pola pengelolaan Keuangan

Badan layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dan diharapkan pada

setiap kewenangan SKPD sebagai BLUD dapat melaksanakan

pengelolaan keuangan berpedoman pada Peraturan Walikota

Bandung tentang Pola pengelolaan badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) bagi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang

bertujuan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

dan meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat.

Kebijakan keuangan pada RSKIA Kota Bandung memiliki dua

pengelolaan keuangan, yaitu RSKIA sebagai SKPD dan sebagai

BLUD. Rumah sakit sebagai SKPD mendapat bantuan dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk membiayai

Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Biaya Langsung (BL) untuk

pelaksanaan program, kegiatan dan belanja yang sudah

ditetapkan dalam rencana kerja anggaran. Sedangkan RSKIA

sebagai BLUD memiliki sumber anggaran dari hasil pendapatan

fungsional rumah sakit untuk membiayai belanja pegawai Non

PNS dan untuk belanja pelayanan kesehatan BLUD berkenaan

Page 13: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 13

dengan kebutuhan rumah sakit yang tidak difasilitasi dari

APBD. Kebijakan keuangan pada RSKIA terdiri dari kebijakan

pendapatan, belanja dan SILPA .

2.2.1 Pendapatan BLUD

Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah

Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yaitu berasal

dari Pendapatan fungsional yang digunakan langsung

untuk kebutuhan operasional rumah sakit. Kontribusi

Pendapatan terhadap sektor kesehatan dibidang

pelayanan selama periode Tahun 2014 s.d 2015 sebagai

berikut :

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan BLUD

Tahun 2014 dan Tahun 2015

CAPAIAN

TARGET REALISASI %

PENDAPATAN BLUD 2014 25,806,117,216.00 29,912,267,688.00 115.9%

a Jasa Layanan 29,486,046,088.00

b Hibah

c Hasil kerjasama

d Pendapatan lainnya yang sah 426,221,600.00

PENDAPATAN BLUD 2015 21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 140.58%

a Jasa Layanan 28,752,232,171.00

b Hibah

c Hasil kerjasama

d Pendapatan lainnya yang sah 988,655,011.00

NO URAIANTAHUN

Tabel 2.1 di atas, merupakan perbandingan pendapatan

BLUD dari tahun 2014 s.d 2015 mengalami penurunan

pendapatan sebesar 1%. Penurunan tersebut disebabkan

karena adanya perubahan kebijakan pelayanan asuransi

dengan BPJS yang mempengaruhi terhadap jumlah

Page 14: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 14

kunjungan dan realisasi pendapatan rumah sakit. Untuk

mengetahu secara jelas, sumber pendapatan tahun 2015

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Rincian Obyek Pendapatan Tahun 2015

JUMLAH

BULAN INI

I PENDAPATAN BLUD 21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141%

a. Jasa Layanan

- Jasa Layanan IGD 3,537,813,780.00

- Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan 4,061,844,500.00

- Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap 4,247,384,020.00

- Jasa Layanan Instalasi VK ODS 4,447,769,500.00

- Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral 6,146,576,950.00

- Jasa Layanan Instalasi Laboratorium 1,839,249,750.00

- Jasa Layanan Instalasi Farmasi 4,429,471,171.00

- Jasa Layanan Instalasi Diklat -

- Jasa Layanan Instalasi Ambulance 34,306,500.00

b. Hibah -

e. Hasil Kerjasama 7,816,000.00

d. Pendapatan Lainnya Yang sah/Bunga

Bank988,655,011.00

ANGGARAN DALAM

DPANO URAIAN %

Berdasarkan tabel 2.2 di atas, dapat diartikan bahwa

pendapatan RSKIA berasal dari pendapatan pada setiap

instalasi yang ada. Uaraian pada tabel tersebut

merupakan kinerja pelayanan disetiap bagian atas hasil

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.2.2. Belanja APBD dan BLUD

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan

peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja

diupayakan untuk efisien efektif dan proporsional. Sesuai

amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa Belanja

Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan

Page 15: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 15

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam

upaya memenuhi kewajiban daerah. Pengelolaan belanja

BLUD merupakan belanja operasional rumah sakit yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan sesuai Peraturan Menteri dalam Negeri nomor

61 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah.

Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yang

telah dialokasikan dalam DPA dan biaya kegiatan

operasional yang dibiayai oleh BLUD yang telah

dialokasikan dalam RBA. Untuk mengetahui kebijakan

belanja setiap sumber anggaran dapat dilihat pada tabel

realisasi belanja di bawah ini.

Tabel 2.3

Perbandingan Target dan Belanja Tahun 2014 dan Tahun 2015

CAPAIAN

ANGGARAN REALISASI %

1 2014 48,218,073,300.00 42,526,600,676.00 88.20%

2 2015 57,989,748,208.55 58,804,378,389.00 101.40%

NO TAHUNJUMLAH

Berdasarkan tabel 2.3 diatas merupakan kinerja rumah

sakit dalam mengelola keuangan terutama dalam

melakukan efisiensi anggaran.

Untuk dapat mengetahui rincian secara jelasnya sumber

belanja APBD dan BLUD pada RSKIA dapat dilihat pada

tabel selanjutnya.

Page 16: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 16

2.2.2.1 Belanja APBD

Kebijakan belanja APBD merupakan belanja pada

rumah sakit yang menggunakan anggaran dari

APBD. Berikut ini tabel realisasi belanja dengan

sumber anggaran APBD.

Tabel 2.4

Realisasi Belanja APBD Tahun 2015

2015 2015

57,989,748,208.55 30,603,255,861.00 53%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94%

46,601,457,253.00 19,880,279,230.00 43%

15,021,750,000.00 74,500,000.00 0%

17,346,050,460.00 8,696,854,801.00 50%

14,233,656,793.00 11,108,924,429.00 78%

(57,989,748,208.55) (30,603,255,861.00)

(57,989,748,208.55) (30,603,255,861.00)

SURPLUS / DEFISIT

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

ANGGARAN REALISASI%KODE URAIAN

5 BELANJA

5 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

5 . 1 . 1 Belanja Pegawai

5 . 2 BELANJA LANGSUNG

5 . 2 . 1 Belanja Pegawai

5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa

5 . 2 . 3 Belanja Modal

Dari tabel 2.4 diatas, realisasi belanja tersebut merupakan

kinerja dari pelaksanaan program, kebiatan dan belanja

pada RSKIA yang merupakan kebutuhan pelayanan

kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

2.2.2.2 Belanja BLUD

Kebijakan belanja BLUD merupakan belanja

untuk kegiatan pelayanan kesehatan BLUD pada

RSKIA Kota Bandung yang berasal dari

pendapatan fungsional atau penggunaan langsung

berbanding lurus dengan pola pengelolaan

keuangan yang fleksibel dengan mengutamakan

produktivitas yaitu memahami kebutuhan apa

Page 17: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 17

yang dihadapinya untuk meningkatkan kinerja

layanan, efisiensi yaitu penggunaan langsung

memotong rantai birokrasi keuangan

pemerintahan daerah, dan efektivitas adalah

kecepatan penggunaan langsung akan

meminimalkan kehilangan momentum bisnis dan

dapat dipertanggungjawabkan dalam kerangka

pengendalian internal yang baik.

Kebijakan belanja BLUD atau penggunaan belanja dari

pendapatan fungsional dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 2.5 Realisasi Belanja BLUD Tahun 2015

2015 2015

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133%

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133%

14,916,000,000.00 19,519,472,459.00 131%

5,839,278,956.00 8,474,656,469.00 145%

400,000,000.00 206,993,600.00 52%

0.00 1,540,057,124.00

0.00 1,540,057,124.00

Belanja Modal

5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa

5 . 2 . 1 Belanja Pegawai

5 . 2 BELANJA LANGSUNG

5 BELANJA

SURPLUS / DEFISIT

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

5 . 2 . 3

REALISASI%KODE URAIAN ANGGARAN

Belanja BLUD berdasarkan tabel 2.5 di atas merupakan

belanja pelayanan kesehatan BLUD yang bertujuan untuk

mememuhi kebutuhan pelayanan terutama kegiatan-

kegiatan pelayanan yang tidak dapat dibiayai dari APBD.

Page 18: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 18

2.2.3 Kebijakan SILPA

Kebijakan SILPA atau Surplus anggaran BLUD merupakan

selisih lebih antara realisasi pendapatan dan realisasi biaya

BLUD pada satu tahun anggaran. Sesuai Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD pada pasal 109 diatur

tentang penggunaan surplus yang menyatakan bahwa

“Surplus anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahun

anggaran berikutnya kecuali atas permintaan kepala daerah

disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerah dengan

mempertimbangkan posisi likuiditas BLUD”. SILPA akhir

tahun merupakan anggaran kas BLUD awal tahun

berikutnya.

Surplus anggaran BLUD pada RSKIA Kota Bandung dapat

dijelaskan secara rinci pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.6

Surplus Anggaran BLUD Pada RSKIA Kota Bandung Tahun 2015

NO TAHUN PENDAPATAN BELANJA SURPLUS/DEFISIT

1 2011 11,226,284,342.00 9,020,359,750.00 2,205,924,592.00

2 2012 19,528,767,845.00 16,951,749,275.00 2,577,018,570.00

3 2013 22,495,819,935.00 17,565,707,889.00 4,930,112,046.00

4 2014 29,912,267,688.00 26,541,245,275.00 3,371,022,413.00

5 2015 29,740,887,182.00 28,201,414,998.00 1,539,472,184.00

112,904,026,992.00 98,280,477,187.00 14,623,549,805.00

Pada tabel 2.6 diatas menunjukan bahwa surplus anggaran

BLUD dari setiap tahunnya mengalami penambahan

Page 19: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 19

sehingga posisi surplus anggaran tahun 2015 menjadi

sebesar Rp. 14.623.549.805,00.

2.3 Pencapaian Target Kinerja Keuangan Rskia Kota Bandung

Berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

urusan wajib yang dilaksanakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak Kota Bandung Tahun 2013 berbentuk Program dan

Kegiatan, dan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang

memuat program kegiatan pada BLUD RSKIA, maka indikator

pencapaian target kinerja RSKIA Kota bandung adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.7

Indikator Pencapaian Target Kinerja Pada RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

Tahun 2015

NO PROGRAM

1Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan

listrik

2 Penyediaan jasa kebersihan kantor

3 Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan

4 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

5 Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor

1 Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur

2Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional

KEGIATAN

1 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

2 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Dilanjutkan….

Page 20: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 20

Lanjutan tabel 2.7

3 Program peningkatan disiplin

aparatur

1 Pembinaan Kinerja Aparatur

2 Seminar dan Lokakarya

5 Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

6 Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

1Pembangunan dan pemutakhiran data dasar

standar pelayanan kesehatan

2 Akreditasi Rumah Sakit

1 Pembangunan rumah sakit

2 Rehabilitasi bangunan rumah sakit

3 Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit

4 Pengadaan ambulance/mobil jenazah

9Program peningkatan keselamatan

ibu melahirkan dan anak

10 Program peningkatan pelayanan

kesehatan Badan Layanan Umum

Daerah

7 Program Standarisasi Pelayanan

Kesehatan

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

4 Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup

sehat

Pelayanan kesehatan BLUD

8 Program pengadaan, peningkatan

sarana dan prasarana rumah sakit/

rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-

paru/ rumah sakit mata

Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang

mampu

Berdasarkan tabel 2.7 tersebut diatas, menunjukan bahwa

indikator pencapaian kinerja keuangan pada RSKIA terdiri dari

program kegiatan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan selama tahun 2015.

Seluruh program kegiatan baik yang bersumber dari APBD

maupun dari BLUD dapat terlaksana sepenuhnya atau sebesar

100% sesuai dengan kebutuhan dan rencana kerja yang telah

disusun. Pencapaian tersebut membuktikan konsistensinya

unsur pendukung pada setiap bagian untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan dan berdampak pada realisasi pencapaiaan

efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan.

Page 21: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 21

Gambaran realisasi pencapaiaan efektifitas dan efefisiensi

program dan kegiatan selama pelaksanaan BLUD Tahun 2015.

Dalam hal ini laporan keuangan Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak Kota Bandung menggabungkan dua sumber pendanaan

dari APBD dan BLUD, dimana kegiatan dari masing-masing

sumber dana tersebut memiliki fungsi yang sama dalam

meningkatkan mutu pelayanan, kualitas pelayanan dan

pelayanan yang optimal bagi masyarakat yang telah dituangkan

dalam program kegiatan untuk menunjang terhadap pelayanan

kesehatan masyarakat.

Indikator pencapaian kinerja keuangan program kegiatan

merupakan pencapaian kinerja rumah sakit yang dapat

diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing

urusan tersebut seperti yang disajikan melalui tabel di bawah

ini:

Tabel 2.7

Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Tahun 2015

NO PROGRAM DAN KEGAIATAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan

listrik

Tersedianya kebutuhan listrik, telepon dan air bagi

rumah sakit sebesar 100%

Penyediaan jasa kebersihan kantor Terpenuhinya jasa kebersihan kantor selama 12 bulan

Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan Tersedianya kebutuhan kantor sebanyak 1 paket

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantorTersedianya peralatan dan perlengkapan kantor

sebanyak 8 paket

Penyediaan Jasa Pengamanan KantorTerpenuhinya jasa pengamanan kantor selama 12

bulan

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Pengadaan Perlengkapan Peralatan AparaturTercapainya kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan di rumah sakit sebesar 80%

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional

Terlaksananya kegiatan transfortasi aparatur sebesar

100%

1

Dilanjutkan….

Page 22: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 22

Lanjutan tabel 2.7

3 Program peningkatan disiplin aparatur

Pengadaan pakaian dinas beserta

perlengkapannyaTercapainya performance seluruh pegawai di

lingkungan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

sebesar 100%

Pembinaan Kinerja Aparatur Terjalinnya solidaritas seluruh pegawai sebesar 100%

Seminar dan Lokakarya Meningkatnya kompetensi pegawai sebesar 30%

5Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Terlaksananya pelayanan kesehatan sebesar 100%

6 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Pengembangan media promosi dan informasi

sadar hidup sehat

Terlaksananya promosi kesehatan rumah sakit

sebesar 100%

7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Pembangunan dan pemutakhiran data dasar

standar pelayanan kesehatan

Tersedianya sistem informasi rumah sakit yang

terintegrasi sebesar 100%

Akreditasi Rumah SakitMeningkatnya pelayanan kesehatan sesuai standar

akreditasi rumah sakit sebesar 100%

8 Program pengadaan, peningkatan sarana dan

prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/

rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

Rehabilitasi bangunan rumah sakit Tercapainya akreditasi rumah sakit sebesar 100%

Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakitTerpenuhinya kebutuhan alat kesehatan rumah sakit

sebesar 100%

Pengadaan ambulance/mobil jenazahTerlaksananya rujukan pasien 100% dengan

tersedianya mobil ambulance sebanyak 1 unit

9 Program peningkatan keselamatan ibu

melahirkan dan anak

Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga

kurang mampuTercapainya kualitas pelayanan kepada ibu

melahirkan dari keluarga tidak mampu secara optimal

selama 1 tahun

10 Program peningkatan pelayanan kesehatan

Badan Layanan Umum Daerah

Pelayanan Kesehatan Terpenuhinya kebutuhan rumah sakit sebesar 100%

dari pembiayaan BLUD bagi pelayanan masyarakat di

lingkungan rumah sakit

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Berdasarkan tabel 2.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa

penyerapan anggaran berasal dari program, kegiatan dan belanja

pada RS Khusus Ibu dan Anak Kota bandung merupakan

Page 23: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 23

kinerja SKPD tidak terlepas dari peran serta unsur pendukung

yang memiliki komitmen tinggi dan konsistensi dalam

melaksanakan program pelayanan kesehatan sehingga

realisasinya mencapai 100%.

2.3.1 Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis LRA

Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis Laporan

Realisasi Anggaran adalah tolak ukur keberhasilan atau

kinerja keuangan dalam mengungkapkan Pendapatan

dan Belanja RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran 2015.

Pencapaian kinerja keuangan pada LRA dapat

diungkapkan melalui realisasi pendapatan sebesar Rp

29.740.887.182,00 atau 141% dari target pendapatan

Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 21.155.278.956,00.

Namun jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan

Tahun 2014 sebesar Rp 29.912.267.688,00 telah

mengalami penurunan sebesar Rp 171.380.506,00 atau

1% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.

25.806.117.216,00.

Realisasi belanja RSKIA tahun 2015 sebesar Rp.

58.804.378.389,00atau sebesar 101% dari target belanja

sebesar Rp. 57.989.748.248,00. Jika dibandingkan

dengan realisasi belanja Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp 41.448.668.139,00 maka mengalami kenaikan

sebesar Rp 17.355.710.250,00 atau 42%. Dengan

demikian, berdasarkan realisasi pendapatan dan realisasi

belanja Tahun Anggaran 2015 tersebut diperoleh surplus

pada BLUD RSKIA sebesar Rp 14.623.549.805,00.

2.3.2 Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis Laporan

Oerasional (LO)

Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis Laporan

Operasional adalah tolak ukur keberhasilan atau kinerja

keuangan dalam mengungkapkan Pendapatan-LO dan

Page 24: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 24

Beban-LO pada RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran

2015. Pencapaian kinerja keuangan pada LO dapat

diungkapkan melalui realisasi Pendapatan-LO sebesar Rp

32.493.318.782,00 dan Beban-LO Tahun 2015 sebesar Rp

46.255.119.163,00. Dengan demikian, berdasarkan

pendapatan dan beban Tahun 2015 tersebut diperoleh

defisit dari kegiatan operasional sebesar Rp

13.761.800.381,00.

2.3.3 Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis Laporan

Perubahan Ekuitas (LPE).

Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berbasis Laporan

Perubahan Ekuitas adalah tolak ukur keberhasilan atau

kinerja keuangan dalam mengungkapkan ekuitas awal,

surplus/defisit yang menghasilkan ekuitas akhir pada

RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran 2015. Pencapaian

kinerja keuangan. Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2015

ditunjukan melalui realisasi pada ekuitas akhir sebesar

Rp. 47.358.015.530.10,00 yang merupakan ekuitas akhir

dari BLUD sebesar Rp. 17.869.178.612,00 dan dari APBD

sebesar Rp.29.488.836.918.10,00

2.3.4 Pencapaian Target Kinerja Keuangan Pada Neraca

Pencapaian Target Kinerja Keuangan Pada Neraca adalah

tolak ukur keberhasilan atau kinerja keuangan dalam

mengungkapkan aset, kewajiban dan ekuitas pada RSKIA

Kota Bandung Tahun Anggaran 2015. Pencapaian kinerja

keuangan berbasis Neraca merupakan bagian laporan

keuangan 2015 yang menunjukan jumlah aset lancar

sebesar Rp. 19.729.627.618,00, jumlah aset tetap sebesar

Rp. 58.193.772.490,00, jumlah aset lainnya sebesar Rp.

1.504.744.418.10, jumlah kewajiban sebesar Rp.

32.070.128.996,00 dan jumlah ekuitas sebesar Rp.

Page 25: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 25

47.358.015.530.10 sehingga jumlah kewajiban dan ekuitas

dana sebesar Rp. 79.428.144.526.10.

2.3.5 Pencapaian Target Keuangan Pada CaLK

Pencapaian Target Kinerja Keuangan pada Catatan atas

Laporan Keuangan merupakan tolak ukur keberhasilan

atau kinerja keuangan dalam mengungkap seluruh

aktivitas keuangan mulai dari Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan

Neraca pada RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran 2015.

Page 26: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 26

BAB III

IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Sebagimana dikemukakan pada bab terdahulu bahwa struktur

APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah merupakan perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian

kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaiaan

efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan selama

pelaksanaan APBD Tahun 2015, dan sturktur BLUD telah

mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) bahwa BLUD-SKPD wajib

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap yang

terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas atau

laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan

disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk dikonsolidasikan ke

dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam

menyampaikan ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja

keuangan, pada bab ini akan diungkapkan ikhtisat realisasi

kinerja keungan antara lain:

a. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

b. Realisasi Pendapatan-LO dan Beban-LO

c. Realisasi Perubahan Ekuitas

Page 27: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 27

3.1.1 Ikhtisar Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Tahun Anggaran 2015

3.1.1.1 Ikhtisar Realisasi Pendapatan

Ikhtisar Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada

RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 Periode 1

Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015

menunjukkan pendapatan sebesar Rp 29.740.887.182,00

atau 140,58% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar

Rp. 21.155.278.956,00. Realisasi pendapatan tersebut di

atas dapat diuraikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Ikhtisar Realisasi Pendapatan RS Khusus Ibu dan Anak

Kota Bandung

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

2015 2015

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141%

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141%

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141%

28,744,416,171.00

0.00

7,816,000.00

988,655,011.00

REALISASI%

PENDAPATAN

2 Hibah

3 Hasil Kerjasama

4 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

1 Jasa Layanan

URAIANANGGARAN

Dari tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa penyerapan

pendapatan RSKIA pada tahun 2015 sebesar 141% dengan

sumber dari pendapatan jasa layanan (pasien umum,

Jamkesda, JKN), pendapatan hasil kerjasama dan

pendapatan lainnya yang sah yaitu berasal dari bunga giro

dan bunga deposito.

3.1.1.2 Ikhtisar Realisasi Belanja Tahun 2015

Ikhtisar Realisasi Anggaran Belanja pada RSKIA Kota

Bandung Tahun Anggaran 2015 Periode 1 Januari 2015

sampai dengan 31 Desember 2015 menunjukkan belanja

Page 28: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 28

sebesar Rp 58.804.378.389,00 atau 101,40% dari

anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp.

57.989.748.248,55. Realisasi belanja tersebut merupakan

realisasi belanja dari APBD dan BLUD. Untuk lebih

jelasnya lagi uraian dari belanja tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Ikhtisar Realisasi Belanja RS Khusus Ibu dan Anak

Kota Bandung

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

2015 2015

57,989,748,208.55 58,804,378,389.00 101.40%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16%

46,601,457,253.00 48,081,401,758.00 103.18%

15,021,750,000.00 19,593,972,459.00 130.44%

17,346,050,460.00 17,171,511,270.00 98.99%

14,233,656,793.00 11,315,918,029.00 79.50%Belanja Modal

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

%

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

ANGGARAN REALISASIURAIAN

Belanja Barang dan Jasa

Dari tabel 3.2 diatas dapat diartikan bahwa penyerapan

realisasi belanja tahun 2015 sebesar 101% yang merupakan

belanja APBD dan BLUD . Rincian realisasi belanja tersebut

dapat diuraiakan lagi secara rinci seperti pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.3

Ikhtisar Realisasi Belanja APBD RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

ANGGARAN REALISASI

2015 2015

36,834,469,252.55 30,603,255,861.00 83%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94%

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94%

25,446,178,297.00 19,880,279,230.00 78%

105,750,000.00 74,500,000.00 70%

11,506,771,504.00 8,696,854,801.00 76%

13,833,656,793.00 11,108,924,429.00 80%

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

URAIAN

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

%

Page 29: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 29

Tabel 3.3 diatas menunjukan bahwa penyerapan realisasi

belanja RSKIA dari APBD sebesar Rp. 30.603.255.861,00

atau sebesar 83,08% dari anggaran yang telah ada sebesar

Rp. 36.834.469.252.55. Selain belanja dari sumber

anggaran APBD, RSKIA memiliki anggaran belanja dari

sumber pendapatan fungsional BLUD seperti pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.4

Ikhtisar Realisasi Belanja BLUD

RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

ANGGARAN REALISASI

2015 2015

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133%

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133%

14,916,000,000.00 19,519,472,459.00 131%

5,839,278,956.00 8,474,656,469.00 145%

400,000,000.00 206,993,600.00 52%

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

URAIAN %

BELANJA

BELANJA LANGSUNG

Berdasarkan tabel 3.4 diatas, terlihat bahwa penyerapan

realisasi belanja BLUD sangat tinggi yaitu sebesar Rp.

28.201.122.528,00 atau mencapai 133% dari anggaran

yang ditetapkan sebesar Rp. 21.155.278.956,00. Namun

demikian, realiasi belanja murni berdasarakan kegiatan

pelayanan pada RSKIA tahun 2015 adalah sebesar Rp.

27.123.189.991,00 dan kewajiban atau utang jangka

pendek tahun 2014 yang dibayar pada tahun 2015 sebesar

Rp. 1.077932.537,00.

Page 30: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 30

3.1.2 Ikhtisar Realisasi Pendapatan-LO dan Beban-LO Tahun

Anggaran 2015

Ikhtisar Realisasi Pendapatan-LO dan Beban-LO pada

RSKIA Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 Periode 1

Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.5 Ikhtisar Realisasi Pendapatan-LO dan Beban-LO

RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

APBD BLUD JUMLAH

3,432,275,000.00 29,061,043,782.00 32,493,318,782.00

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 29,061,043,782.00 29,061,043,782.00

0.00 29,061,043,782.00 29,061,043,782.00

3,432,275,000.00 - 3,432,275,000.00

3,432,275,000.00 3,432,275,000.00

17,806,196,846.00 28,448,922,317.00 46,255,119,163.00

17,806,196,846.00 28,448,922,317.00 46,255,119,163.00

Beban Pegawai - LO 10,722,976,631.00 10,722,976,631.00

Beban Barang dan Jasa 7,083,220,215.00 28,448,922,317.00 35,532,142,532.00

(14,373,921,846.00) 612,121,465.00 (13,761,800,381.00)

BEBAN - L0

BEBAN OPERASI

SURPLUS/DEFISIT-LO

URAIAN

PENDAPATAN - LO

Lain-lain PAD yang Sah - LO

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH - LO

Pendapatan Hibah

Berdasarkan tabel 3.5 diatas, menyebutkan bahwa

Pendapatan-LO sebesar Rp. 32.493.318.782,00 dikurangi

beban-LO sebesar Rp. 46.255.119.163,00 sehingga

menjadi defisit pada LO sebesar Rp.13.761.800.381,00.

3.1.3 Ikhtisar Realisasi Perubahan Ekuitas Tahun Anggaran

2015

Ikhtisar Realisasi Perubahan Ekuitas pada RSKIA Kota

Bandung Tahun Anggaran 2015 Periode 1 Januari 2015

sampai dengan 31 Desember 2015 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Page 31: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 31

Tabel 3.6 Ikhtisar Realisasi Perubahan Ekuitas Pada

RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

URAIAN TAHUN 2015

EKUITAS AWAL 43,862,758,764.10

SURPLUS/DEFISIT-LO (14,373,921,846.00)

EKUITAS AKHIR 29,488,836,918.10

Dari tabel 3.6 diatas, ikhtisar realisasi perubahan

ekuitas berkurang semula ekuitas awal sebesar Rp.

43.862.758.764.10,00 mengalami defisit sebesar Rp.

14.373.921.846,00 sehingga posisi ekuitas akhir sebesar

Rp. 29.488.836.918.10,00.

3.1.3 Ikhtisar Neraca Tahun Anggaran 2015

Ikhtisar Neraca pada RSKIA Kota Bandung Tahun

Anggaran 2015 Periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31

Desember 2015 dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Aset sebesar Rp. 79.428.144.526,00 yang terdiri dari:

(1) Aset Lancar sebesar Rp. 19.729.627.618,00 terdiri

dari:

a. Kas di BLUD sebesar Rp. 14.623.842.275,00

b. Piutang Pendapatan sebesar Rp.

2.084.033.300,00

c. Beban dibayar dimuka sebesar Rp.

59.687.500,00

d. Persediaan sebesar Rp. 2.962.064.543,00

(2) Aset Tetap sebesar Rp. 58.193.772.490,00 terdiri

dari:

a. Tanah sebesar Rp. 6.515.000.000,00

b. Peralatan dan mesin sebesar Rp.

37.167.092.673,00

Page 32: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 32

c. Gedung dan bangunan sebesar Rp.

13.955.943.667,00

d. Jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp.

555.736.150,00

2) Kewajiban sebesar Rp. 32.070.128.996,00 yang terdiri

dari :

(1) Utang beban sebesar Rp. 1.466.873.135,00

(2) Kewajiban untuk dikonsolidasikan sebesar Rp.

30.603.255.861,00

3) Ekuitas sebesar Rp. 47.358.015.530,00

4) Jumlah kewajiban dan ekuitas dana sebesar Rp.

79.428.144.526,00

Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan untuk

lebih jelasnya lagi akan diungkapkan di bab selanjutnya pada

Bab V yaitu Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan.

3.2 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target

Yang Telah Ditetapkan

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target

yang telah ditetapkan antara lain sebagai berikut :

1. Pendapatan

Secara umum pencapaian target kinerja keuangan

khususnya pendapatan pada RSKIA Kota Bandung tidak

memiliki masalah maupun hambatan dalam pencapaian

target pendapatan, namun yang menjadi kendala dalam

pelaksanaan pelayanan di rumah sakit yaitu belum adanya

pola tarip baru, hal ini menimbulkan masalah ketika banyak

pelayanan yang diberikan namun belum ada penetapan

taripnya. Walaupun dalam memberikan pelayanan

kesehatan tidak mencari keuntungan atau near laba,

namun keadaan tersebut dapat menimbulkan inefisiensi

dan tidak efektifnya pembiayaan terhadap pelayanan yang

Page 33: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 33

diberikan yang dapat mempengaruhi terhadap

pembengkakan biaya yang tidak sesuai dengan pendapatan.

2. Belanja

Penyerapan belanja BLUD pada RSKIA Kota Bandung Tahun

Anggaran 2014 adalah sebesar 85%. Namun pada tahun

2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 133% dari

anggaran yang ditetapkan. Kondisi tersebut secara umum

berdampak pada penilaian kinerja keuangan yang kurang

efisien dalam mengelola anggaran BLUD, namun

peningkatan tersebut tidak semata karena borosnya biaya

yang dikeluarkan namun pagu anggaran yang ditetapkan

untuk BLUD terlalu rendah, sedangkan dari pendapatan

BLUD masih mendapatkan surplus biaya. Surplus tersebut

dibuktikan dengan adanya penambahan sis akas setiap

tahunnya.

3. Pembiayaan BLUD

Pembiayaan BLUD pada dasarnya tidak mengalami banyak

kendala. Namun demikian dengan penetapan pembiayaan

BLUD yang terlalu rendah, hal ini menyebabkan penyerapan

belanja melebihi pagu anggaran yang ditetapkan. Kondisi

tersebut merupakan rendahnya pemahaman penganggaran

dan belanja khususnya tentang Badan Layanan Umum

Daerah, dikarenakan RSKIA Kota Bandung selaku Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan juga sebagai Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) memiliki dua sumber

pembiayaan yang tentunya harus dapat dikonsolidasikan

atau dikonversikan secara jelas di bagian penganggaran

daerah. Dengan adanya target belanja BLUD yang

ditetapkan lebih rendah dari kebutuhan belanja rumah

sakit, hal ini memperlihatkan bahwa rumah sakit telah

melakukan pemborosan biaya dalam penggunaan belanja

operasional, padahal pembiayaan yang membengkak

dikarenakan pengaruh dari meningkatnya pendapatan

Page 34: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 34

rumah sakit yang mempengaruhi secara signifikan terhadap

belanja pelayanan. Untuk mengantisifasi hal tersebut, maka

rumah sakit seringkali menggunakan nilai ambang batas

yang sampai saat ini masih belum ada tentang penggunaan

nilai ambang batas.

Page 35: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 35

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Asumsi Dasar Penyajian Laporan Keuangan

1) Asumsi Dasar Kemandirian Entitas

Setiap unit organisasi merupakan unit yang mandiri dan

mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,

sehingga penyusunan laporan keuangan dapat disusun

sesuai dengan kebiajakn akuntansi yang berlaku.

2) Asumsi Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas

pelaporan akan berlanjut keberadaanya. Dengan demikian

Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan

likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

3) Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap

kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan

uang.

4.2. Entitas Pelaporan Keuangan

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari

satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan

keuangan.

Sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan

pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib

menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan

untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

Pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa “tiap-

tiap kementrian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan

yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga

Page 36: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 36

wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa

laporan keuangan”.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

pada Pasal 232 ayat (1) menyatakan bahwa : “Entitas pelaporan

dan entitas akuntansi menyelenggarakan sistem akuntansi

pemerintahan daerah”.

Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan

keuangan pokok adalah meliputi:

a. Laporan Realisasi Anggaran(LRA);

b. Laporan Operasional(LO);

c. Laporan Perubahan Ekuitas(LPE);

d. Neraca;

e. Catatan atas Laporan Keuangan(CaLK).

4.3. Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan

Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan Pemerintah Kota Bandung adalah basis basis akrual

untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca,

pengakuan Pendapatan-LO dan beban dalam laporan

operasional.

Basis akrual untuk LO berarti pendapatan diakui pada saat hak

untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi, walaupun kas

belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah Kota Bandung,

dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan

penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas

belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah Kota

Bandung atau Rekening Kas BLUD. Pendapatan seperti bantuan

pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula di Laporan

Operasional.

Basis akrual untuk neraca dan berarti bahwa aset, kewajiban,

dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya

Page 37: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 37

transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan

berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada

saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah Kota Bandung.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan

basis kas maka LRA disusun berdasarkan basis kas berarti

pendapatan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas

diterima oleh kas daerah Kota Bandung, serta belanja dan

pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari

kas daerah Kota Bandung. Kebijakan akuntansi dalan

penyusunan laporan keuangan, Pemerintah daerah tidak

menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa

perhitugan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun

anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih

realisasi penerimaan pendapatan dan pembiayaan dengan

pengeluaran belanja dan pembiayaan.

4.3.1 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LO

1. Definisi

Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang

diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar

kembali.

2. Pengakuan

Pendapatan-LO diakui pada saat Timbulnya hak atas

pendapatan (earned) atau saat pendapatan direalisasi

yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized).

3. Pengukuran

Pengukuran pendapatan-LO menggunakan mata uang

Rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima

dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur

dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang

Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank

Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

Page 38: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 38

4.3.2 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA

1. Definisi

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening

Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran

Lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak

perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Transfer Masuk (LRA) adalah penerimaan uang dari

entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana

perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi

hasil dari Pemerintah Provinsi

2. Pengakuan

Pendapatan-LRA diakui pada saat Diterima di Rekening

Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan

saat pendapatan kas yang diterima oleh bendahara

penerimaan yang sebagai pendapatan daerah dan

hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUD,

dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut

merupakan bagian dari BUD;

3. Pengukuran

Pengukuran pendapatan-LRA menggunakan mata uang

Rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima

dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur

dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang

Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank

Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

4.3.3 Kebijakan Akuntansi Beban

1. Definisi

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa dalam periode pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran

atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

2. Pengakuan

Page 39: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 39

Beban diakui pada Saat timbulnya kewajiban; Saat

terjadinya konsumsi aset; dan Saat terjadinya

penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

3. Pengukuran

Pengukuran beban menggunakan mata uang Rupiah

berdasarkan nilai sekarang yang dikeluarkan dari kas

daerah Kota Bandung. Beban yang diukur dengan mata

uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah

berdasarkan nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia)

pada saat terjadinya belanja.

4.3.4 Kebijakan Akuntansi Belanja

1. Definisi

Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas

daerah Kota Bandung yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah.

Transfer keluar(LRA) adalah pengeluaran uang dari

entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti

pengeluaran dana perimbangan oleh Pemerintah Pusat

dan bagi hasil oleh Pemerintah Daerah.

2. Pengakuan

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari

rekening kas daerah Kota Bandung. Khusus

pengeluaran yang dilakukan melalui bendahara

pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat

pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan.

3. Pengukuran

Pengukuran belanja menggunakan mata uang Rupiah

berdasarkan nilai sekarang yang dikeluarkan dari kas

daerah Kota Bandung. Belanja yang diukur dengan

Page 40: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 40

mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah

berdasarkan nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia)

pada saat terjadinya belanja.

4.3.5 Kebijakan Akuntansi Pembiayaan

1. Definisi

Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan

pemerintah baik penerimaan maupun pengeluaran,

yang perlu dibayar atau akan diterima kembali yang

dalam penganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau

memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan

rekening kas daerah Kota Bandung yang antara lain

berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi

pemerintah, hasil privatisasi daerah/negara,

penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada

pihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya,

dan pencairan dana cadangan. Penerimaan pembiayaan

dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat

jumlah netonya.

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran

rekening kas umum daerah Kota Bandung antara lain

pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan

modal pemerintah, pembayaran kembali pokok

pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan

pembentukan dana cadangan.

Pembentukan dana cadangan menambah dana

cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang

diperoleh dari pengelolaan dana cadangan merupakan

penambah dana cadangan dan dicatat dalam pos

pendapatan asli daerah lainnya.

Page 41: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 41

Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan

pembiayaan dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam

periode tahun anggaran tertentu.

2. Pengakuan

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima

pada kas daerah Kota Bandung. Akuntansi penerimaan

pembiayaan dilaksanakan dengan asas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan

dengan pengeluaran). Pengeluaran pembiayaan diakui

pada saat dikeluarkan dari rekening kas daerah Kota

Bandung. Selisih lebih/kurang antara realisasi

penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran

pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat

dalam pos SiLPA/SiKPA.

3. Pengukuran

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang

Rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima

dan atau akan dikeluarkan. Pembiayaan yang diukur

dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang

Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank

Indonesia) pada saat pengakuan belanja.

4.3.6 Kebijakan Akuntansi Aset

1. Definisi

Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan

atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang.

Aset terdiri dari Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang,

Aset Tetap, Dana Cadangan, Aset Lainnya. Aset Lancar

adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

kurang dari 12 (dua belas) bulan (satu periode

akuntansi).

a. Aset Lancar, antara lain terdiri dari :

1) Kas

Page 42: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 42

(1) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan

di Bank yang setiap saat dapat digunakan

untuk membiayai kegiatan pemerintahan .

(2) Kas dinyatakan dalam Rupiah. Apabila dalam

kas terdapat valuta asing maka valuta asing

tersebut dikonversikan terlebih dahulu

berdasarkan nilai kurs pada tanggal

transaksi. Pada akhir tahun, saldo kas dalam

valuta asing dikonversi ke dalam Rupiah

dengan menggunakan kurs tengah Bank

Indonesia pada tanggal neraca.

(3) Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil

kas opname di masing-masing pemegang kas

(Bendahara Umum Daerah dan Pemegang

Kas).

2) Piutang

(1) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak

ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas

dalam satu periode akuntansi.

(2) Piutang dapat berupa tagihan hasil penjualan

barang, kewajiban pihak ketiga yang belum

dilunasi, seperti pajak/retribusi atau

pinjaman uang yang belum dilunasi pada

saat pencatatan.

(3) Piutang dinilai serta disajikan di neraca

sebesar jumlah yang dapat direalisasikan

setelah memperhitungkan penyisihan piutang

tidak tertagih dan penghapusan piutang.

(4) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas

piutang tersebut.

(5) Piutang Pajak/Retribusi diakui sebagai

piutang apabila telah diterbitkan dasar

ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat

Page 43: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 43

Keputusan Pajak Daerah/Surat Keputusan

Retribusi Daerah (SKPD/SKRD).

3) Persediaan

(1) Persediaan adalah barang yang diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan

operasional pemerintah daerah dan atau

untuk dijual/diserahkan dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

(2) Persediaan pada akhir periode akuntansi

dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik

persediaan.

(3) Saldo persediaan dinilai dan disajikan dalam

neraca berdasarkan:

- Biaya perolehan apabila diperoleh dengan

pembelian. Nilai pembelian yang

digunakan adalah biaya perolehan

persediaan yang terakhir diperoleh;

- Biaya standar apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiri;

- Nilai wajar apabila persediaan diperoleh

dengan cara lain seperti donasi/rampasan

(4) Jenis-jenis persediaan:

- Persediaan Pakai Habis, adalah barang-

barang yang bekas penggunaannya tidak

dapat digunakan kembali, misalnya ATK.

- Persediaan Tak Habis Pakai, adalah

persediaan yang dapat digunakan

berulang kali, misal kotak file.

- Persediaan untuk dijual, misal aspal

dalam drum, obat-obatan, alat-alat

kedokteran, bibit tanaman, benih ikan

dan sebagainya.

b. Investasi Jangka Panjang, antara lain terdiri dari:

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Page 44: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 44

Penyertaan Modal Pemerintah adalah jumlah yang

dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan

modal dalam Badan Usaha Milik Negara/Daerah

atau lembaga keuangan lainnya dimana pemerintah

daerah memiliki kepentingan yang dinyatakan dalam

perjanjian. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

dicatat dalam neraca sebesar nilai nominal.

c. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai

masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

untuk digunakan dalam kegiatan kepemerintahan

dan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Aset tetap dapat diperoleh melalui pembelian dan

atau pembangunan yang sumber dananya baik

sebagian atau seluruhnya berasal dari APBD, hibah

atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan

dari sitaan atau rampasan.

Aset tetap dicatat dengan nilai historis. Untuk

keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas,

biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah

nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun.

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif

pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan

harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai

dengan nilai tercatatnya. Nilai tercatat (carrying

amount) aset adalah nilai buku aset, yang dihitung

dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi

akumulasi penyusutan.

Konstruksi dalam pengerjaan dicatat berdasarkan

Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan

atas pekerjaan tersebut. Apabila penilaian

konstruksi dalam pengerjaan berdasarkan SPM yang

diterbitkan tidak memungkinkan, maka konstruksi

Page 45: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 45

dalam pengerjaan dicatat berdasarkan harga

perolehan yang diestimasikan.

Apabila biaya perolehan suatu konstruksi dalam

pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing,

penyajian dalam neraca dicatat dengan nilai rupiah

berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat

perolehan.

d. Aset Lainnya

Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang

dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud

fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan

untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan

intelektual.

Aset dalam Proses Penghapusan/Aset Rusak

Berat adalah aset yang dihentikan dari penggunaan

aktif pemerintah dan harus dipindahkan ke pos aset

lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Hal tersebut

sesuai dengan PSAP No. 07 Paragraf 79.

4.3.7 Kebijakan Akuntansi Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa

lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar

sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban Jangka Pendek adalah kelompok kewajiban

yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas

bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal.

Kewajiban dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke

dalam Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI)

pada tanggal transaksi.

Kewajiban jangka pendek terdiri dari:

(1) Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang Kepada

Pemerintah Pusat.

Page 46: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 46

Merupakan bagian kewajiban jangka panjang kepada

Pemerintah Pusat, yang telah jatuh tempo dalam satu

periode akuntansi.

(2) Kewajiban Bunga, Denda, dan Commitment Fee.

- Kewajiban Bunga adalah bagian beban bunga yang

telah jatuh tempo dan harus dibayar dalam suatu

periode akuntansi. Kewajiban bunga dicatat sebesar

persentase tertentu sesuai ketentuan yang

ditetapkan dalam perjanjian.

- Denda adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat

dari kewajiban pokok pinjaman dan atau bunganya

yang tidak dapat dilunasi tepat waktu sesuai

perjanjian.

- Comitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar

sebesar persentase tertentu terhadap jumlah

pinjaman yang belum atau tidak ditarik sampai

batas waktu yang telah disepakati dalam perjanjian

pinjaman.

(3) Kewajiban Perhitungan Fihak Ketiga.

Merupakan kewajiban jangka pendek kepada fihak

ketiga yang akan jatuh tempo dalam satu periode

akuntansi.

(4) Pendapatan Diterima Dimuka

Berdasarkan Buletin Teknis nomor 08 mengenai

akuntansi utang, terhadap nilai kas yang telah

diterima pemerintah dari pihak ketiga tetapi belum ada

penyerahan barang/jasa dari pemerintah dicantumkan

di Neraca dengan akun Pendapatan Diterima Dimuka.

Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang

harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu

periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat

berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Kewajiban

jangka panjang dicatat pada saat dana tersebut diterima

sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam valuta asing

Page 47: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 47

(valas) dicatat berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI)

pada tanggal transaksi.

Kewajiban jangka panjang terdiri dari:

(1) Kewajiban Kepada Pemerintah.

Kewajiban jangka panjang kepada pemerintah adalah

bagian kewajiban kepada pemerintah pusat yang

akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.

(2) Kewajiban Bunga dan Jasa Bank Jangka Panjang.

Kewajiban bunga dan jasa bank jangka panjang

merupakan kewajiban atas bunga pinjaman serta

jasa bank jangka panjang yang akan jatuh tempo

lebih dari satu periode akuntansi.

4.3.8 Kebijakan Akuntansi Ekuitas

1. Definisi

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban

pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas

berasal dari ekuitas awal ditambah(dikurang) oleh

surplus/defisit-LO, SiLPA/SiKPA, penutupan saldo

perubahan SAL, dan perubahan lainnya seperti koreksi

nilai persediaan, selisih evaluasi aset tetap, dan lain-lain

yang tersaji dalam Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).

2. Pengakuan

Ekuitas diakui pada saat terjadi kenaikan atau

penurunan hak pemerintah atas kekayaan pemerintah,

yang diakibatkan oleh adanyasurplus/defisit-LO,

SiLPA/SiKPA, serta penutupan saldo Perubahan SAL.;

3. Pengukuran

Ekuitas dicatat sebesar nilai nominal yang

mencerminkan nilai kekayaan bersih pemerintah daerah

yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban

pemerintah daerah pada tanggal laporan.

Page 48: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 48

4.4. Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan

Keuangan

Sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan, beberapa

informasi penting yang perlu disajikan sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan ini adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Neraca Pemerintah Kota Bandung menganut

prinsip substansi mengungguli bentuk formalnya (substance

over form). Artinya informasi dimaksudkan untuk menyajikan

dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya

disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu

dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas

ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya.

2) Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas dan basis

akrual yaitu:

(1) Basis kas digunakan untuk pengakuan pendapatan,

belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Anggaran.

(2) Basis Akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban

dan ekuitas dalam Neraca dan pengakuan pendapatan dan

beban dalam Laporan Operasional.

3) Periode Akuntansi yang digunakan dalam penyusunan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung adalah

tahun anggaran (periode tanggal 1 Januari 2015 sampai

dengan 31 Desember 2015).

4) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang

dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk

memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Untuk

keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya

perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada

saat neraca awal tersebut disusun.

5) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa

lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa

depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah

Page 49: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 49

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,

termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya

yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Page 50: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 50

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1.Penjelasan Pos – Pos Laporan Realisasi Anggaran

5.1.1. Dasar Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Dasar Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran adalah:

a) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010

tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang

Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang

diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan (KSAP);

b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah;

e) Peraturan Walikota Bandung No 528 Tahun 2014

tentang Kebijakan Akuntansi

5.1.2. Tujuan Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran bertujuan memberikan

informasi tentang kinerja keuangan berupa realisasi dan

anggaran entitas pelaporan secara tersanding.

Penyandingan antara anggaran dan realisasinya

Page 51: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 51

menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang

telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai

dengan perundang-undangan.

5.1.3. Definisi

a) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan

dilaksanakan pemerintah meliputi rencana

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang

diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut

klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu

periode.

b) Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas

Umum Negara/ Daerah yang mengurangi ekuitas

dana lancar dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

c) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas

Umum Negara/ Daerah yang menambah ekuitas dana

lancar dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang

perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran.

e) Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara

pendapatan dan belanja selama satu periode

pelaporan.

f) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari

suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan

lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil

Page 52: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 52

5.1.4. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja pada RSKIA

Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 Periode 1 Januari

2015 sampai dengan 31 Desember 2015 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1

Laporan Realisasi Anggaran Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

2015 2015 2014

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

57,989,748,208.55 58,804,378,389.00 101.40% 42,389,000,676.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16% 9,329,100,399.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16% 9,329,100,399.00

46,601,457,253.00 48,081,401,758.00 103.18% 33,059,900,277.00

15,021,750,000.00 19,593,972,459.00 130.44% 14,567,292,447.00

17,346,050,460.00 17,171,511,270.00 98.99% 15,617,119,839.00

14,233,656,793.00 11,315,918,029.00 79.50% 2,875,487,991.00Belanja Modal

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

REALISASI

Belanja Barang dan Jasa

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

ANGGARAN REALISASI%URAIAN

PENDAPATAN

Dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa pendapatan

BLUD sebesar Rp 29.740.887.182,00 atau 140,58% dari

anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp

21.155.278.956,00. Realisasi pendapatan pada Tahun

2015 mengalami penurunan sebesar Rp. 171.380.506,00

atau mencapai 0.57% dibandingkan dengan realisasi

penadapatan tahun 2014 yaitu sebesar Rp.

29.912.267.688,00. Realisasi belanja tahun 2015 sebesar

Rp. 58.804.378.389,00 atau mencapai 101,40% dari pagu

anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.

57.989748,248.55,00 dan mengalami peningkatan

sebesar Rp. 16.415.377.713,00 atau mencapai 36%

Page 53: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 53

dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.

42.389.000.676,00.

5.1.4.1 Realisasi Pendapatan

Realisasi pendapatan BLUD sebesar Rp

29.740.887.182,00 terdiri dari:

Tabel 5.2

Laporan Realisasi Pendapatan BLUD Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

2015 2015 2014

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

21,155,278,956.00 29,740,887,182.00 141% 29,912,267,688.00

28,744,416,171.00 20,798,550,982.00

0.00 0.00

7,816,000.00 8,687,495,106.00

988,655,011.00 426,221,600.00

REALISASI%

PENDAPATAN

2 Hibah

3 Hasil Kerjasama

4 Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

1 Jasa Layanan

REALISASIURAIAN

ANGGARAN

Tabel 5.2 di atas merupakan pendapatan BLUD dari

berbagai sumber yang merupakan lain-lain pendapatan Asli

Daerah yang sah. Realisasi pendapatan tahun 2015 pada

RSKIA Kota Bandung sebesar Rp. 29.740.887.182 atau

mencapai 141% dari pagu anggaran yang ditetapkan

sebesar Rp. 21.155.278.966,00, namun demikian jika

dibandingkan tahun 2014 realisasi pendapatan sebesar Rp.

29.912.267.688,00 atau mengalami penurunan sebesar

0,57%. Penurunan pendapatan tersebut disebabkan karena

adanya perubahan kebijakan pelayanan pasien JKN.

Berikut ini adalah

rincian pendapatan tahun 2015 sebagai berikut:

1) Pendapatan dari Jasa Layanan sebesar Rp.

28.744.416.171,00 yang terdiri dari :

Page 54: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 54

(1) Pasien Umum sebesar Rp. 7.491.070.870,00

(2) Pasien Jamkesda sebesar Rp. 6.856.489.500,00

(3) Pasien JKN sebesar Rp. 14.493.414.600,00

2) Pendapatan dari Hasil Kerjasama sebesar Rp. 7.816.000

merupakan pendapatan dari sewa parkir dilahan RSKIA.

3) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp.

988.655.011,00 merupakan pendapatan bunga deposito.

Seluruh pendapatan tersebut di atas berasal dari

beberapa sumber atau instalasi terkait pelayanan yang

ada di RSKIA, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Rinician Objek Realisasi Pendapatan

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

REALISASI

TAHUN 2015

I PENDAPATAN BLUD 29,740,887,182.00

a. Jasa Layanan

- Jasa Layanan IGD 3,537,813,780

- Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan 4,061,844,500

- Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap 4,247,384,020

- Jasa Layanan Instalasi VK ODS 4,447,769,500

- Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral 6,146,576,950

- Jasa Layanan Instalasi Laboratorium 1,839,249,750

- Jasa Layanan Instalasi Farmasi 4,429,471,171

- Jasa Layanan Instalasi Diklat -

- Jasa Layanan Instalasi Ambulance 34,306,500

b. Hibah -

e. Hasil Kerjasama 7,816,000

d. Pendapatan Lainnya Yang sah/Bunga

Bank988,655,011

JUMLAH 29,740,887,182

NO URAIAN

Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukan bahwa sumber

pendapatan yang paling tinggi yaitu pada instalasi bedah

sentral. tingginya penyerapan pendapatan pada bedah

sentral merupakan bagian dari peningkatan pelayanan

Page 55: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 55

kesehatan pada RSKIA sebagai rumah sakit rujukan bagi

puskesmas, bidan dan rumah sakit sekitarnya.

5.1.4.2 Realisasi Belanja

Tahun 2015, penyerapan realisasi belanja berjumlah Rp

58.804.378.389,00 atau 101% dari anggaran yang

ditetapkan sebesar Rp 57.989.748.248,55 sehingga

diperoleh surplus sebelum Pembiayaan Netto antara

realisasi pendapatan daerah dan realisasi belanja daerah

sebesar Rp 14.623.842.275,00. Realisasi belanja sebesar

Rp. 58.804.378.389,00 terdiri dari :

Tabel 5.4 Realisasi Belanja APBD dan BLUD

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

2015 2015 2014

57,989,748,208.55 58,804,378,389.00 101.40% 42,389,000,676.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16% 9,329,100,399.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94.16% 9,329,100,399.00

46,601,457,253.00 48,081,401,758.00 103.18% 33,059,900,277.00

15,021,750,000.00 19,593,972,459.00 130.44% 14,567,292,447.00

17,346,050,460.00 17,171,511,270.00 98.99% 15,617,119,839.00

14,233,656,793.00 11,315,918,029.00 79.50% 2,875,487,991.00Belanja Modal

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

%

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

ANGGARAN REALISASI REALISASIURAIAN

Belanja Barang dan Jasa

Dari tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa penyerapan

realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp.

58.804.378.389,00 atau mencapai 101,40% mengalami

peningkatan yang cukup tinggi disbanding tahun 2014

hanya sebesar Rp. 42.389.000.676,00 atau mencapai 39%.

Peningkatan penyerapan belanja tersebut merupakan

penyerapan realisasi anggaran dari APBD dan BLUD,

seperti uraian berikut ini :

Page 56: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 56

Tabel 5.5 Realisasi Belanja BLUD

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

ANGGARAN REALISASI REALISASI

2015 2015 2014

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133% 26,541,245,275.00

21,155,278,956.00 28,201,122,528.00 133% 26,541,245,275.00

14,916,000,000.00 19,519,472,459.00 131% 14,288,012,447.00

5,839,278,956.00 8,474,656,469.00 145% 12,005,637,514.00

400,000,000.00 206,993,600.00 52% 247,595,314.00Belanja Modal

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

BELANJA

URAIAN %

Tabel 5.5 diatas adalah realisasi belanja BLUD sebesar Rp.

28.201.122.528,00 atau mencapai 133% dari anggaran

sebesar Rp. 21.155.278.956,0 , mengalami peningkatan

penyerapan anggaran belanja disbanding tahun 2014 yaitu

sebesar Rp. 26.541.245.275,00. Realisasi belanja tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Belanja Pegawai sebesar Rp. 19.519..472.459,00

2) Belanja Barang dan Jasa Rp. 8.474.656.469,00

3) Belanja Modal sebesar Rp. 206.993.600,00

Untuk belanja pegawai dibandingkan tahun 2014

mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini

disebabkan karena adanya penambahan jumlah pegawai

BLUD Non PNS bidang kesehatan sesuai profesi yang

dibutuhkan rumah sakit yaitu menuju rumah sakit

khusus kelas A yang mewajibkan standar pelayanan

minimal sesuai Permenkes, disamping itu jumlah

kunjungan pasien yang semakin meningkat dan prasarana

serta fasilitas kesehatan yang bertambah sehingga rumah

sakit membutuhkan SDM yang sesuai dengan klasifikasi.

Sedangkan untuk belanja barang jasa dan modal

mengalami penurunan karena lebih diprioritaskan dari

APBD terkait dengan program kegiatan peningkatan

Page 57: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 57

pelayanan kesehatan untuk relokasi lahan rumah sakit

dan pencapaian target rumah sakit yang terakreditasi.

Berikut ini adalah realisasi belanja tahun 2015 sumber

dari APBD:

Tabel 5.6

Realisasi Belanja APBD Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

REALISASI REALISASI

2015 2014

36,834,469,252.55 30,603,255,861.00 83% 15,847,755,401.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94% 9,329,100,399.00

11,388,290,955.55 10,722,976,631.00 94% 9,329,100,399.00

25,446,178,297.00 19,880,279,230.00 78% 6,656,255,002.00

105,750,000.00 74,500,000.00 70% 279,280,000.00

11,506,771,504.00 8,696,854,801.00 76% 3,611,482,325.00

13,833,656,793.00 11,108,924,429.00 80% 2,627,892,677.00

Belanja Pegawai

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

URAIAN

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

ANGGARAN %

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat disimpulkan bahwa

pada tahun 2015 mengalami peningkatan penyerapan

anggaran yaitu sebesar Rp. 30.603.255.861 atau mencapai

83% dari pagu anggaran yang ditetapkan sebsar Rp.

36.834.469.252.55,00 dibandingkan dengan penyerapan

anggaran belanja tahun 2014 hanya sebesar Rp.

15.847.755.401 atau kenaikannya mencapai 93%.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan kinerja

pelayanan dan keuangan dalam melaksanakan program

kegiatan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat terutama masyarakat miskin yang

berhak secara penuh untuk mendapatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang lebih layak sebagai

bentukdukungan terhadap program pemerintah Kota

Bandung dalam mewujudkan impian Kota Bandung

memiliki rumah sakit khusus ibu dan anak tipe A satu-

satunya rumah sakit milik pemerintah di Indonesia.

Page 58: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 58

Penyerapan anggaran belanja tahun 2015 terdiri dari

program kegiatan yang dapat dijelaskan pada tabel di bawah

ini :

Tabel 5.7

Rincian objek Realisasi Belanja APBD Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

REALISASI

30,603,255,861.00Rp

10,722,976,631.00Rp

Belanja Pegawai 10,722,976,631.00Rp

Gaji pokok PNS 6,094,791,597.00Rp

Tunjangan Keluarga 500,107,346.00Rp

Tunjangan Jabatan 44,950,000.00Rp

Tunjangan Fungsional 551,170,000.00Rp

Tunjangan Umum 117,580,000.00Rp

Tunjangan Beras 393,121,620.00Rp

Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus 104,037,784.00Rp

Pembualatan Gaji 105,979.00Rp

Tambahan Penghasilan berdsrkn beban kerja 2,764,726,400.00Rp

Tunjangan PPh Tambahan Penghasilan PNS 152,385,905.00Rp

19,880,279,230.00Rp

Belanja Pegawai 74,500,000.00Rp

Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 74,500,000.00Rp

URAIAN

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG

Dilanjutkan….

Page 59: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 59

Lanjutan Tabel 5.6

Belanja Barang dan Jasa 8,696,854,801.00Rp

2,278,215,430.00Rp

270,100,000.00Rp

347,136,270.00Rp

1,135,606,873.00Rp

2,186,953,155.00Rp

134,374,390.00Rp

326,982,468.00Rp

442,848,120.00Rp

1,574,638,095.00Rp

Belanja Modal 11,108,924,429.00Rp

2,408,852,900.00Rp

64,025,000.00Rp

199,494,000.00Rp

8,436,552,529.00Rp

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana da

Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

(Rehab Gedung)+ (Ambulance)

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

dan Anak

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana da

Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Dari tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa pelaksanaan

program kegiatan dilaksanakan secara efektip, efisien,

konsisten dan akuntabel guna meningkatkan pelayanan

kesehatan.

Page 60: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 60

5.1.4.3 Saldo Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

(SiLPA/SiKPA)

Saldo Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

(SiLPA/SiKPA) per 31 Desember 2015 sebesar Rp

1.539.764.654,00 merupakan angka yang didapat

dari selisih lebih/kurang antara realisasi

Pendapatan-LRA BLUD sebesar Rp

29.740.887.182,00 dan belanja sebesar Rp

28.201.122.528,00 serta penerimaan pembiayaan

APBD dari Januari 2015 sampai 31 Desember 2015

sebesar sebesar Rp 6.231.213.391.55,00.

Saldo Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran APBD

merupakan SILPA nya Pemerintah Kota Bandung,

dan Saldo Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran BLUD

merupakan SILPA nya KAs BLUD RS Khusus Ibu dan

Anak Kota Bandung. Akumulasi penambahan Silpa

pad akas BLUD sebesar Rp. 14.623.842.275,00

dengan uraian sebagai berikut :

1) Silpa tahun 2011 sebesar Rp. 2.205.924.592,00

2) Silpa tahun 2012 sebesar Rp. 2.577.018.570,00

3) Silpa tahun 2013 sebesar Rp. 4.930.112.046,00

4) Silpa tahun 2014 sebesar Rp. 3,371,022,413,00

5) Silpa tahun 2015 sebesar Rp. 1.539.764.654,00

5.2 Penjelasan Pos – Pos Laporan Operasional

5.2.1. Dasar Penyusunan Laporan Operasional

Dasar Penyusunan Laporan Operasional adalah:

1) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010

tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang

Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang

Page 61: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 61

diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan (KSAP);

2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah;

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

5) Peraturan Walikota Bandung No 528 Tahun 2014

tentang Kebijakan Akuntansi.

5.2.2. Tujuan Laporan Operasional

Laporan Operasional bertujuan menyajikan informasi

mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan

entitas pelaporan yang tercerminkan dalam Pendapatan-

LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu

entitas pelaporan yang penyajiaannya disandingkan

dengan periode sebelumnya.

5.2.3 Definisi

1) Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang

diakui sebagai penambah ekuitas dalam perode

tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak peru

dibayar kembali.

2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa dalam periode pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang daat berupa pengeluaran

anatu konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

3) Pos luar biasa adalah pendapatan atau beban luar

biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi

ynag bukan merupakan operasi biasa, tidak

Page 62: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 62

diharapkan rutin atau sering terjadi, dan berada

diluar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

4) Surplus/defisit-LO adalah selisih antara

Pendapatan-LO dan beban selama satu periode

pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit

dari kegiatan non operasionan dan pos luar biasa

5.2.4. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional

Laporan Operasional RS Khusus Ibu dan Anak Kota

Bandung Periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31

Desember 2015 menunjukkan Pendapatan-LO sebesar

Rp 32.493.318.782,00 sedangkan Beban-LO berjumlah

Rp 46.255.119.163,00 sehingga diperoleh Defisit-LO

sebesar Rp 13.761.800.381,00. Penjelasan mengenai

Laporan Operasional dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 5.8 Penjelasan Laporan Operasional

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

BLUD APBD JUMLAH

29,061,043,782.00 3,432,275,000.00 32,493,318,782.00

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 29,061,043,782.00 29,061,043,782.00

29,061,043,782.00 0.00 29,061,043,782.00

- 3,432,275,000.00 3,432,275,000.00

3,432,275,000.00 3,432,275,000.00

28,448,922,317.00 17,806,196,846.00 46,255,119,163.00

28,448,922,317.00 17,806,196,846.00 46,255,119,163.00

Beban Pegawai - LO 10,722,976,631.00 10,722,976,631.00

Beban Barang dan Jasa 28,448,922,317.00 7,083,220,215.00 35,532,142,532.00

612,121,465.00 (14,373,921,846.00) (13,761,800,381.00)

BEBAN - L0

BEBAN OPERASI

SURPLUS/DEFISIT-LO

URAIAN

PENDAPATAN - LO

Lain-lain PAD yang Sah - LO

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH - LO

Pendapatan Hibah

Page 63: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 63

Dari tabel 5.8 di atas, diketahui bahwa Pendapatan-LO sebesar

Rp. 32.493.318.782,00 merupakan pendapatan lain-lain PAD

yang sah bersumber dari BLUD dan pendapatan hibah sebesar

Rp. 3.432.275.000,00 bersumber dari APBD. Sedangkan

Beban-LO sebesar Rp. 46.255.119.163,00 merupakan beban-

LO pada BLUD sebesar Rp. 28.448.922.317 dan Beban-LO

pada APBD sebesar Rp. 17.806.196.846,00 sehingga defisit

sebesar Rp. 13.761.800.381,00. Rincian objek laporan

operasional per sumber anggaran dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 5.9

Laporan Operasional BLUD Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

BLUD

29,061,043,782.00

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 29,061,043,782.00

29,061,043,782.00

-

28,448,922,317.00

28,448,922,317.00

Beban Pegawai - LO

Beban Barang dan Jasa 28,448,922,317.00

612,121,465.00

BEBAN - L0

BEBAN OPERASI

SURPLUS/DEFISIT-LO

URAIAN

PENDAPATAN - LO

Lain-lain PAD yang Sah - LO

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH - LO

Pendapatan Hibah

Pada Tabel 5.9 di atas, Pendapatan-LO sebesar Rp.

29.061.043.782,00 merupakan realisasi pendapatan BLUD

pada LRA tahun 2015 sebesar Rp. 29.740.887.182,00

dikurangi pengurangan piutang tahun 2014 semula sebesar

Rp. 2.763.876.700, pada tahun 2015 mengalami pengurangan

sebesar Rp. 679.843.400,00, sehingga piutang tahun 2015

menjadi sebesar Rp. 2.084.033.300.

Beban-LO pada barang dan jasa sebesar Rp.

28.448.922.317,00 merupakan penjumlahan dari :

Page 64: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 64

1) Belanja pegawai BL pada LRA BLUD sebesar Rp.

19.519.472.459,00

2) Belanja barang jasa pada LRA BLUD sebesar Rp.

8.474.656.469,00

3) Jumlah utang tahun 2015 sebesar Rp. 1.272.822.135,00

dikurangi utang tahun 2014 sebesar Rp. 1.077.932.537,00

sehingga menghasilkan menambah beban utang sebesar

Rp. 194.889.598,00

4) Jumlah persediaan tahun 2014 sebesar Rp.

365.619.425,00 dikurangi jumlah persediaan tahun 2015

sebesar Rp. 244.465.634,00 sehingga pengurangan

sebesar Rp. 121.153.791,00 menjadi Beban –LO

5) Pengurangan beban biaya dibayar dimuka tahun 2014

sebesar Rp. 198.437.500,00 pada tahun 2015 menjadi

sebesar Rp. 59.687.500,00 sehingga pengurangan beban

biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 138.750.000,00

menambah Beban-LO pada BLUD.

Dari Pendapatan-LO terhadap Beban-LO menghasilkan surplus

sebesar Rp. 612.121.465,00.

Selain Laporan Operasional BLUD di atas, berikut ini laporan

operasional APBD tahun 2015 sebagai berikut:

Tabel 5.10 Laporan Operasional APBD

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

APBD

3,432,275,000.00

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

0.00

3,432,275,000.00

3,432,275,000.00

17,806,196,846.00

17,806,196,846.00

Beban Pegawai - LO 10,722,976,631.00

Beban Barang dan Jasa 7,083,220,215.00

(14,373,921,846.00)

BEBAN - L0

BEBAN OPERASI

SURPLUS/DEFISIT-LO

URAIAN

PENDAPATAN - LO

Lain-lain PAD yang Sah - LO

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH - LO

Pendapatan Hibah

Page 65: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 65

Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa

Pendapatan-LO sebesar Rp. 3.432.275.000,00 merupakan

pendapatan hibah APBN tahun 2012 berupa alat-alat

kesehatan berdasarkan :

1) Surat Keputusan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK.03.01/III/SK/328/2015 tentang

Penghapusan Barang Milik Negara pada RS Khusus Ibu

dan Anak Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Satuan Kerja

Tugas Pembantuan (TP-04) Direktorat Jenderal Bina Upaya

Kesehatan Kementerian Kesehatan.

2) Naskah Perjanjian Hibah Nomor KN. 02.03/I/1033/2015

tanggal 15 April 2015 tentang Berita Acara Serah Terima

Barang Nomor KN.02.03/I/1034/2015.

Beban-LO sebesar Rp. 17.806.196.846,00 terdiri dari :

1) Beban pegawai BTL pada LRA sebesar Rp.

10.722.976.631,00.

2) Beban barang dan jasa sebsesar Rp. 7.083.220.215,00

terdiri dari :

(1) Belanja pegawai BL pada LRA sebesar Rp.

74.500.000,00

(2) Belanja barang dan jasa pada LRA sebesar Rp.

8.696.854.801,00

(3) Utang tahun berjalan sebesar Rp. 194.051.000,00

(4) Jumlah persediaan tahun 2014 sebesar Rp.

835.413.323,00,00 dikurangi jumlah persediaan

tahun 2015 sebesar Rp. 2.717.598.909,00 sehingga

penambahan sebesar Rp. 1.882.185.586,00

mengurangi persediaan Beban –LO.

Dari Pendapatan-LO terhadap Beban-LO mengalami defisit

sebesar Rp. 14.373.921.846,00.

Page 66: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 66

5.3 Penjelasan Pos – Pos Laporan Perubahan Ekuitas

5.3.1. Dasar Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas

Dasar Penyusunan Laporan Operasional adalah:

1) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010

tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang

Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang

diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan (KSAP);

2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah;

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

5) Peraturan Walikota Bandung No 528 Tahun 2014

tentang Kebijakan Akuntansi.

5.3.2. Tujuan Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas bertujuan bertujuan

menyajikan laba/rugi koperasi untuk suatu periode, pos

pendapatan dan beban yang diakui secara langsung

dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui

dalam periode tersebut.

Page 67: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 67

5.3.3 Definisi

1) Ekuitas Awal adalah saldo awal modal pada neraca

saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih

selama satu periode.

2) Surplus/defisit-LO adalah selisih antara Pendapatan-

LO dan beban selama satu periode pelaporan, setelah

diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non

operasionan dan pos luar biasa

3) Ekuitas akhir adalah saldo akhir atas penarikan dari

ekuitas awal terhadap surplus/defisit yang telah

disesuaikan selama satu periode.

5.3.4. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Penjelasan laporan perubahan ekuitas sekurang-

kurangnya menyajikan pos-pos Ekuitas awal atau

ekuitas tahun sebelumnya, Surplus/defisit-LO pada

periode bersangkutan dan koreksi-koreksi yang

langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara

lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan

oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan mendasar.

Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2015 sebesar Rp.

47.358.015.530.10,00 merupakan akumulasi penarikan

dari ekuitas awal sebesar Rp. 61.119.815.911.10,00

setelah adanya deficit sebesar Rp. 13.761.800.381,00.

Page 68: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 68

Laporan Perubahan Ekuitas bersumber dari APBD dan

BLUD, seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.11 Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

URAIAN BLUD APBD JUMLAH

EKUITAS AWAL 17,257,057,147.00 43,862,758,764.10 61,119,815,911.10

SURPLUS/DEFISIT-LO 612,121,465.00 (14,373,921,846.00) (13,761,800,381.00)

EKUITAS AKHIR 17,869,178,612.00 29,488,836,918.10 47,358,015,530.10

Dari tabel 5.11 diatas menunjukan bahwa ekuitas akhir

sebesar Rp. 47.358.015.530.10,00 merupakan ekuitas

akhir dari BLUD sebesar Rp. 17.869.178.612,00 dan dari

APBD sebesar Rp.29.488.836.918.10,00. Untuk

mengetahui lebih jelas lagi, dapat dilihat pada tabel

Laporan Perubahan Ekuitas per sumber dana sebagai

berikut :

Tabel 5.12 Laporan Perubahan Ekuitas BLUD

Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

URAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2014

EKUITAS AWAL 17,257,057,147.00 0.00

SURPLUS/DEFISIT-LO 612,121,465.00 0.00

EKUITAS AKHIR 17,869,178,612.00 0.00

Berdasarkan tabel 5.12 tersebut di atas, memperlihatkan

adanya penambahan pada ekuitas awal sebesar Rp.

17.257.057.147,00 yang merupakan saldo awal pada

neraca dan adanya penambahan sebesar Rp.

612.121.465,00 yang merupakan surplus dari Laporan

Operasional dalam satu periode.

Page 69: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 69

Laporan Perubahan Ekuitas APBD dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 5.13

Laporan Perubahan Ekuitas APBD Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2015

URAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2014

EKUITAS AWAL 43,862,758,764.10 0.00

SURPLUS/DEFISIT-LO (14,373,921,846.00) 0.00

EKUITAS AKHIR 29,488,836,918.10 0.00

Berdasarkan tabel 5.13 tersebut di atas, memperlihatkan

adanya penguarangan daari ekuitas awal sebesar Rp.

43.862.758.764.10,00 yang merupakan saldo awal pada

neraca dan adanya pengurangnan sebesar Rp.

14.373.921.846,00 yang merupakan defisit dari Laporan

Operasional dalam satu periode.

Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2015 tidak bisa

dibandingkan karena tidak disusunnya LPE 2014. Karena

ini tahun pertama dibuatnya LPE.

5.4. Penjelasan Pos – Pos Neraca

5.4.1. Dasar Penyusunan Neraca

Dasar Penyusunan Neraca adalah:

1) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010

tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang

Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang

diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan (KSAP);

Page 70: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 70

2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah;

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

5) Peraturan Walikota Bandung No 528 Tahun 2014

tentang Kebijakan Akuntansi.

5.4.2. Tujuan Laporan Neraca

Merupakan bagian dari laporan keuangan yang

bertujuan melaporkan mengenai aktiva, kewajiban, dan

ekuitas pemegang saham suatu perusahaan pada

tanggal tertentu. Informasi yang terkandung dalam

neraca adalah informasi mengenai sifat dan jumlah

kekayaan (aktiva), kewajiban (hutang), dan ekuitas

pemilik dari perusahaan tertentu. Yang dimaksud

dengan aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin

diperoleh di masa depan, atau dikendalikan oleh entitas

tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa

lampau.

5.4.3 Definisi

1) Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan

atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh baik oleh Pemerintah maupun masyarakat

serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber

Page 71: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 71

daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan

budaya.

2) Kas adalah komponen aktiva yang paling aktif dan

sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi.

3) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ke tiga

yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam suatu

periode akuntansi.

4) Beban dibayar dimuka adalah semua biaya yang telah

dibayarkan pengeluaran yang dibayarkan untuk

keperluan dalam tahun buku mendatang

5) Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional

Pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan

untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat.

6) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi

atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan

Pemerintah Daerah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari

dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh

APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau

donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari

sitaan atau rampasan. Kebijakan penilaian aset tetap

telah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

yang menyatakan bahwa penyusunan neraca awal

menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan.

Dalam hal penyusutan aset tetap penerapan

akuntansi penyusutan belum dilakukan karena

kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan

metode penyusutan belum ditetapkan.

7) Aset lain-lain adalah aktiva yang dari berbagai hal

tidak dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori

Page 72: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 72

aktiva investasi dalam neraca, aktiva tetap danaktiva

tak berwujud.

8) Kewajiban jangka pendek merupakan utang lancar

yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo

dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai

nominal, utang dalam valuta asing dikonversikan ke

rupiah berdasarkan nilai tukar pada tanggal

transaksi.

9) Utang beban adalah beban yang sudah menjadi

kewajiban dilihat dari segi waktu tetapi belum dicatat

atau dilakukan pembayaran.

10) Kewajiban untuk dikonsolidasikan adalah beban yang

harus dibayar dan diperkuat dalam akun realisasi

anggaran.

5.4.4. Penjelasan Pos-pos Neraca

5.4.4.1 Kas di BLUD

Kas di BLUD Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember

2014

(Rp)

14.623.842.275,00 13.084.077.621,00

Saldo Kas di Kas BLUD per 31 Desember 2015 sebesar Rp

14.623.842.275,00 merupakan saldo rekening kas RSKIA Kota

Bandung yang disimpan di Bank Jabar Banten Kantor Cabang

Pertama Kopo dengan nomor Rek. 0017044291001 atas nama

Rekening Kas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSKIA

Kota Bandung. Saldo kas BLUD pada tahun 2014 sebesar Rp.

13.084.077.621,00 mengalami peningkatan sebesar Rp.

1.539.764.654,00 atau mencapai 12%.

Page 73: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 73

5.4.4.2 Piutang Pendapatan

Piutang

Pendapatan

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

2.084.033.300,00 2.763.876.700,00

Piutang pendapatan per 31 Desember 2015 pada BLUD RSKIA

Kota Bandung sebesar Rp 3.186.364.800,00 merupakan

piutang pasien JKN dan Jamkesda Kota Bandung pelayanan

bulan November dan Desember 2015 dibandingkan tahun 2014

mengalami pengurangan sebesar Rp. 679.843.400,00 atau

mencapai 0,25%. Perincian piutang tahun 2015 terdiri dari :

1) Jamkesda sebesar Rp. 1.102.331.500,00

2) Jaminan Kesehatan Nasional sebesar Rp. 2.084.033.300,00

Berdasarkan data tersebut, piutang yang diakui pada neraca

adalah piutang yang bersumber dari pasien JKN.

5.4.4.3 Beban dibayar dimuka

Beban

dibayar

dimuka

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

59.687.500,00 198.437.500,00

Beban dibayar dimuka per 31 Desember 2015 pada BLUD

RSKIA Kota Bandung sebesar Rp 59.687.500,00 mengalami

pengurangan sebesar Rp. 138.750.000,00 atau mencapai 70%

dari beban dibayar dimuka pada tahun 2014 sebesar Rp.

198.437.500,00.

Page 74: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 74

5.4.4.4 Persediaan

Persediaan Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

2.962.064.543,00 1.201.032.748,00

Persediaan per 31 Desember 2015 pada RSKIA Kota Bandung

dapat diuraikan sebagai berikut :

Persediaan

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

APBD 2.717.598.909,00 835.413.323,00

BLUD 244.465.634,00 365.619.425,00

1) Persediaan pada APBD Tahun 2015 sebesar Rp.

2.717.598.909,00 mengalami penambahan sebesar Rp

1.882.185.586,00 atau mencapai 225% dibanding tahun

2014 sebesar Rp. 835.413.323,00.

2) Persediaan pada BLUD tahun 2015 sebesar Rp.

244.465.634,00 mengalami pengurangan sebesar Rp.

121.153.791,00 atau mencapai 33% dibandingkan tahun 24

sebesar Rp. 365.619.425,00.

5.4.4.5 Tanah

Tanah Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

6.515.000.000,00 6.515.000.000,00

Aset tetap berupa tanah per 31 Desember 2015 pada RSKIA

Kota Bandung setiap tahunnya tidak mengalami perubahan.

Page 75: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 75

5.4.4.6 Peralatan dan Mesin

Peralatan

dan Mesin

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

37.167.092.673,00 23.254.688.044

Peralatan dan mesin per 31 Desember 2015 pada RSKIA Kota

Bandung dapat diuraikan sebagai berikut :

Peralatan

dan Mesin

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

APBD 35.744.284.690,00 22.038.873.661,00

BLUD 1.422.807.983,00 1.215.814.383,00

1) Peralatan dan mesin pada APBD Tahun 2015 sebesar Rp.

35.744.284.690,00 lebih besar dibanding peralatan dan

mesin tahun 2014 yang hanya sebesar Rp

22.038.873.661,00 mengalami penambahan sekitar 61%

yaitu sebesar Rp 13.705.411.029,00 yang terdiri dari:

(1) Hibah peralatan dan mesin sebesar Rp. 3.432.275.000,00

(2) Penambahan dari pengadaan barang jasa tahun 2015

sebesar Rp. 10.273.136.029,00 dengan uraian sebagai

berikut :

a. Peralatan dan mesin yang diakui sebagai aset tetap

sebesar Rp. 10.055.751.033,00

b. Perlatan dan mesin yang dikapitalisasi menjadi

persediaan pada BMD dengan nilai < 300.000 yaitu

sebesar Rp. 217.384.996,00.

2) Peralatan dan mesin pada BLUD Tahun 2015 sebesar Rp.

1.422.807.983,00 lebih besar dibanding peralatan dan

mesin tahun 2014 yang hanya sebesar Rp 1.215.814.383,00

mengalami penambahan sekitar 17% yaitu sebesar Rp.

206.993.600,00.

Page 76: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 76

5.4.4.7 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi

dan Jaringan

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

555.736.150,00 354.741.750,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 pada RSKIA

Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut :

Jalan,

Irigasi dan

Jaringan

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

APBD 456.436.400,00 255.442.000,00

BLUD 99.299.750,00 99.299.750,00

1) Jalan, Irigasi dan Jaringan pada APBD Tahun 2015 sebesar

Rp. 456.436.400,00 mengalami penambahan sebesar Rp

200.994.400,00 atau mencapai 79% dibandingkan tahun

2014 yang hany sebesar Rp 255.442.000,00

2) Jalan, Irigasi dan Jaringan pada BLUD Tahun 2015 sebesar

Rp. 99.299.750,00 masih tetap sama dengan tahun 2014

tidak mengalami penambahan atau pengurangan.

5.4.4.8 Aset Lain-lain

Aset

Lain-lain

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

1.504.744.418,10 1.504.744.418,10

Aset Lain-lain per 31 Desember 2015 pada RSKIA Kota

Bandung sebesar Rp. 1.504.744.418,10 . Aset lain-lain

merupakan aset rusak berat yang sampai saat ini belum ada

proses penghapusan. Aset lain-lain tersebut tidak ada

penambahan dari tahun 2014 masih tetap sebesar Rp.

1.504.744.418,10

Page 77: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 77

5.4.4.9 Utang Beban

Utang Beban

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

1.466.873.135,00 1.077.932.537,00

Utang beban pada RSKIA Kota Bandung per 31 Desember

2015 sebesar Rp. 1.466.873.135,00. Mengalami penambahan

sebesar Rp. 194.889.598,00 atau mencapai 18% dari jumlah

utang pada tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.

1.077.932.537,00. Utang beban sebesar Rp.

1.466.873.135,00 terdiri dari :

Utang beban sebesar Rp. 1.466.873.135,00 terdiri dari

1) Utang beban APBD per 31 Desember 2015 sebesar Rp.

194.051.000,00 merupakan hutang kepada pihak ketiga

atas pekerjaan yang telah mereka selesaikan namun sampai

dengan berakhirnya tahun anggaran 2015 belum dilakukan

pembayaran.

2) Utang beban BLUD per 31 Desember 2015 sebesar Rp.

1.272.822.135,00 merupakan utang pegawai BLUD atas

pekerjaan yang telah mereka selesaikan namun sampai

dengan berakhirnya tahun anggaran 2015 belum dilakukan

pembayaran.

5.4.4.10 Kewajiban untuk dikonsolidasikan

Kewajiban

untuk

dikonsolidas

ikan

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

32.070.128.996,00

Kewajiban untuk dikonsolidasikan pada RSKIA Kota Bandung

per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 32.070.128.996,00.

Page 78: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 78

merupakan realisasi belanja pada APBD yang diakui sebagai

kewajiban yang akan dikonsolidasikan dari beban menjadi

kewajiban.

5.4.4.11 Ekuitas

Ekuitas

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

47.358.015.530.10,00 61.119.815.911,00

Ekuitas merupakan selisih aset terhadap kewajiban, yaitu

Uraian

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

Aset 79.428.144.526,10 62.197.748.448,10

Kewajiban 32.070.128.996,00 1.077.932.537,00

Ekuitas 47.358.015.530.10,00 61.119.815.911,00

Ekuitas per 31 Desember 2015 pada RSKIA Kota Bandung

sebesar Rp 47.358.015.530.10,00 lebih kecil dari tahun 2014

yaitu sebesar Rp. 61.119.815.911,00 .

Ekuitas tahun 2015 terdiri dari :

1) Ekuitas pada APBD sebesar Rp. 29.488.836.918,10

2) Ekuitas pada BLUD sebesar Rp. 17.869.178.162,00

APBD

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

Aset 60.286.143.779,10 43.862.758.764,10

Kewajiban 30.797.306.861,00 0,00

Ekuitas 29.488.836.918,10 43.862.758.764,10

Selain ekuitas pada APBD berikut ini menunjukan ekuitas

pada BLUD, sebagai berikut:

Page 79: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 79

BLUD

Per 31 Desember 2015

(Rp)

Per 31 Desember 2014

(Rp)

Aset 19.142.000.747,00 18.334.989.684,00

Kewajiban 1.272.822.135,00 1.077.932.537,00

Ekuitas 17.869.178.612,00 17.257.057.147,00

Ekuitas BLUD tersebut di atas,menunjukan bahwa ekuitas

tahun 2015 bertambah, dibandingkan dengan ekuitas tahun

2014

Page 80: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 80

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI – INFORMASI NON KEUANGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan struktur

organisasi pada RSKIA Kota Bandung, sebagai berikut:

1) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu

dan Anak Kota Bandung;

2) Peraturan Walikota Bandung Nomor 076 Tahun 2011 tentang

Struktur Organisasi Tata Kerja dan Rincian Tugas Pokok, Fungsi,

Uraian Tugas dan Tata Cara Kerja RS Khusus Ibu dan Anak Kota

Bandung;

3) Keputusan Walikota Bandung Nomor 900/Kep.066-DPKAD/2011

tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD).

6.1 Susunan Organisasi RSKIA Kota Bandung

Susunan organisasi RSKIA Kota Bandung sesuai dengan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 adalah

sebagai berikut :

1) Direktur

2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik

4) Seksi Keperawatan

5) Seksi Sarana dan Prasarana

6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 81: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 81

Page 82: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 82

6.2 Pengelolaan Kepegawaian

Berikut rekapitulasi ketenagaan di RSKIA Kota Bandung tahun 2015 :

Tabel 6.1 Rekapitulasi Ketenagaan RSKIA Tahun 2015

PNS CPNSD PTT BLUD JUMLAH

1 2 3 4 5 7 9

1 TENAGA DOKTER

a. Dokter Umum

- S1 13 13

- S2 3 3

b. Dokter Spesialis 0

- Obgyn 4 1 5

- Anak 4 1 5

- Anestesi 2 2

- Patologi Klinik 1 1

- Radiologi 1 1

c. Dokter Gigi 0

2TENAGA PERAWAT +

BIDAN

a. Perawatan 0

- SPK 4 4

- D3 27 26 53

- Anesthesi 3 2 5

- S1 2 3 8 13

- S2 1 1

b. Bidan 0

- D3 34 41 75

3 TENAGA FARMASI

a. S1 Apoteker 3 1 4

b. D3 Farmasi 2 1 2 5

d. SMF 5 1 6

4 TENAGA KESMAS

a. S1 Kesmas 4 1 5

5 TENAGA KESLING

a. S1 Kesling 1 1

b. D3 Kesling 2 2

6 TENAGA GIZI

a. Nutrisionis 0

- SPAG 1 1

- D3 Nutrisionis 3 1 4

7TENAGA KETEKNISAN

MEDIS

a. Teknis Laboratorium 0

- D3 Analis 6 5 11

c. Perekam Medik 0

- D3 2 1 13 16

d. Elektro Medik 0

- D3 2 2

d. Radiologi 0

- D3 1 1

NO JENIS TENAGAJUMLAH TENAGA

KET

Dilanjutkan….

Page 83: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 83

Lanjutan Tabel 6.1

8 TENAGA ADMINISTRASI

- S2 Psikologi 1 1

- S2 Kebijakan Publik 1 1

- S1 Administrasi Negara 1 1

- S1 Sosial 1 1

- S1 Ekonomi 2 2 4

- S1 Akuntansi 1 3 4

- S1 Komputer 1 1

- S1 Teknik 1 1

- S1 Komunikasi 1 1

- D3 Komputer 1 1

- D3 Tataboga 1 1

- D3 Sastra 1 1 2

- D3 Akuntansi 1 1

- D1 Komputer 1 1

- D1 Pariwisata 1 1

- SLTA/Sederajat 17 18 35

- SLTP 1 3 4

- SD 2 3 5

JUMLAH 159 5 42 99 305

Berdasarkan Tabel 6.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai

yang bekerja di Lingkungan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

Tahun 2015 yaitu sebanyak 305 orang dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 6.2 Rekapitulasi Ketenagaan Berdasarkan Profesi Kepegawaian

Tahun 2015

NO URAIAN PNS CPNSD PTT BLUD JUMLAH

1 Tenaga Dokter 28 0 1 1 30

2 Tenaga Perawat dan Bidan 71 3 41 36 151

3 Tenaga Farmasi 10 1 0 4 15

4 Tenaga Kesehatan Masyarakat 4 0 0 1 5

5 Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 0 0 2 3

6 Tenaga Gizi 4 0 0 1 5

7 Tenaga Kesehatan Medis 10 1 0 19 30

8 Tenaga Administrasi 31 0 0 35 66

159 5 42 99 305

Page 84: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 84

6.3 Pengelolaan Pelayanan

Dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan pada RS Khusus Ibu

dan Anak Kota Bandung, jumlah kunjungan pasien selama tahun

2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 6.3

Kunjungan Pasien Tahun 2013-2015

JENIS PASIEN 2013 2014 2015

DALAM KOTA BANDUNG Baru 14.429 11.106 10.160

Lama 20.115 19.503 20.031

LUAR KOTA BANDUNG Baru 4.766 2.573 2.461

Lama 3.637 3.184 3.184

TOTAL PENGUNJUNG Baru 19.195 13.679 12.621

Lama 23.752 22.687 23.215

TOTAL 42.947 36.366 35.836

Grafik 1.1 Kunjungan Pasien Tahun 2013-2015

19195

13679 12621

23752 22687 23215

0

5000

10000

15000

20000

25000

2013 2014 2015

GRAFIK PENGUNJUNG RSKIA KOTA BANDUNG

TAHUN 2013 - 2015

PENGUNJUNG BARU

PENGUNJUNG LAMA

Berdasarkan pada tabel 6.3 dan grafik 1.1 di atas dapat diketahui

bahwa terjadi penurunan pengunjung pasien baru dari tahun 2014 ke

tahun 2015. Sedangkan pasien lama meningkat dari tahun 2014

sebanyak 22.087 pengunjung menjadi 23.215 pengunjung di tahun

2015.

Page 85: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 85

Pengunjung RSKIA adalah pasien yang mendaftar untuk berobat ke

bagian Rawat Jalan, IGD, dan Bayi Baru Lahir. pada tahun 2015

sistem rujukan sudah berjalan lebih baik sehingga pasien yang datang

ke RSKIA merupakan pasien rujukan dari PKK 1.

Page 86: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 86

BAB VII

PENUTUP

Laporan Keuangan RSKIA Kota Bandung menggambarkan posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Rumah Sakit Khusus Ibu

dan Anak Kota Bandung selama tahun 2015, serta menyajikan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan BLUD dalam rangka

meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran,

antar periode maupun antar entitas. Disamping itu juga menyajikan

informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja

keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai

alokasi sumber daya.

Keberhasilan pelaksanaan suatu rencana kerja akan sangat

bergantung pada beberapa aspek yang mempengaruhi, baik internal

maupun eksternal. Demikian pula optimalisasi pelaksanaan program Rs

Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung akan lebih optimal apabila sumber

daya manusia dan sarana prasarana yang memadai yang menunjang

terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan. Upaya untuk melakukan perbaikan terhadap pengelolaan

keuangan harus senantiasa dikomitmenkan bersama terutama oleh para

pimpinan selaku pengguna anggaran dan harus tetap konsisten dalam

upaya perbaikan dalam rangka menuju perolehan opini WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian) dari Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia

(BPK-RI).

Demikian Laporan Keuangan RS Khusus Ibu dan Anak Kota

Bandung dapat diselesaikan dan disusun sesuai prosedur / kebijakan

yang berlaku umum.

Bandung, 31 Desember 2015

DIREKTUR RS KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

dr. NINA MANAROSANA R, M. Kes Pembina Tk.I

NIP. 19660319 199703 2 001

Page 87: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 87

Page 88: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN …

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA Tahun 2015 88