37
By : Arif Nurwaskito,ST PENDAHULUAN Literatur : 1. Adjat Sudrajat, Prof. Dr. Ir., Teknologi & Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB Bandung, 1999. 2. Irwandy Arif, Dr. Ir. M.Sc., Organisasi Dan Manajemen, Dirjen Pertambangan Umum PPTP Bandung, 1993. 3. Sukanto Reksohadiprodjo, Prof. Dr. M.com., Dasar-Dasar Manajemen, FE UGM Yogyakarta, 2000. 4. Manulang, Drs. M., Manajemen Personalia, 1984. 5. Sofyan Badri., Dasar-Dasar Net Work Planning, 1999. 6. Tjutju Tarliah Dimyati, Ahmad Dimyati., Operations Research, 1999. 7. Stephen P. Robbins, Mary Coulter., Manajemen, Edisi 7, 2004. 8. Dll. Catatan : Pada dasarnya buku-buku Manajemen dibidang Teknik yang beredar dipasaran, dapat digunakan sebagai pegangan. Arti Pentingnya Manajemen Di Industri Mineral Mineral itu sifatnya pakai habis, sekali mineral itu tidak membawa manfaat bagi masyarakat, maka kesempatan itu hilang untuk selama-lamanya. Kesalahan mengelola sumberdaya mineral bisa berakibat fatal. Setelah habis, mineral tidak mungkin tumbuh lagi, dan tinggallah nanti penduduknya yang merana. Karena itu peranan manajer yang memahami benar 1

Catatan Manajemen Tambang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode-metode dalam melakukan manjemen tambang

Citation preview

Manajemen Tambang

By : Arif Nurwaskito,ST

PENDAHULUAN

Literatur :1. Adjat Sudrajat, Prof. Dr. Ir., Teknologi & Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB Bandung, 1999.

2. Irwandy Arif, Dr. Ir. M.Sc., Organisasi Dan Manajemen, Dirjen Pertambangan Umum PPTP Bandung, 1993.

3. Sukanto Reksohadiprodjo, Prof. Dr. M.com., Dasar-Dasar Manajemen, FE UGM Yogyakarta, 2000.

4. Manulang, Drs. M., Manajemen Personalia, 1984.

5. Sofyan Badri., Dasar-Dasar Net Work Planning, 1999.

6. Tjutju Tarliah Dimyati, Ahmad Dimyati., Operations Research, 1999.

7. Stephen P. Robbins, Mary Coulter., Manajemen, Edisi 7, 2004.

8. Dll.

Catatan :

Pada dasarnya buku-buku Manajemen dibidang Teknik yang beredar dipasaran, dapat digunakan sebagai pegangan.

Arti Pentingnya Manajemen Di Industri Mineral Mineral itu sifatnya pakai habis, sekali mineral itu tidak membawa manfaat bagi masyarakat, maka kesempatan itu hilang untuk selama-lamanya.

Kesalahan mengelola sumberdaya mineral bisa berakibat fatal. Setelah habis, mineral tidak mungkin tumbuh lagi, dan tinggallah nanti penduduknya yang merana. Karena itu peranan manajer yang memahami benar masalah mineral dan berhati bersih, serta teruji keberpihakannya kepada rakyat, mutlak diperlukan. Taruhannya adalah masa depan rakyat.

Dunia industri mineral selalu berkaitan dengan pengetahuan khusus yang padat teknologi. Jadi manajer industri mineral harus memiliki kemampuan khusus, bila mungkin memahami masalah mineral itu sendiri.

Penguasaan pengetahuan untuk menangani pengelolaan sumberdaya mineral.

Masalah lingkungan dan hak-hak penduduk sekitar serta peranan pertambangan dalam pembangunan daerah.

Mahasiswa adalah calon Manajer di masa depan (Insya Allah). Oleh karena itu perlu landasan yang kuat untuk menjadi seorang Manajer.

Kemajuan teknologi dan pemahaman yang lebih baik mengenai bumi ini, dilain pihak, peningkatan intensitas pengerukan kekayaan bumi. Bilamana pemanfaatan sumberdaya ala mini tidak disertai dengan investasi untuk mencari kembali (eksplorasi), atau memperbarui sumberdaya alam yang terbarukan, sudah dapat dipastikan bahwa neraca sumberdaya alam dari tahun ke tahun akan menyusut. Kita seolah-olah tidak berdaya dan terpaksa harus menjalani globalisasi seperti telah diramalkan oleh para futurologist, antara lain John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1990), kita harus bersaing keras dengan pihak luar tanpa adanya perlindungan sedikitpun. Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, sudah ada jawabannya. Tanpa ikut globalisasi, kita mengisolasikan diri atau diisolasi.

Isu-isu masa depan ; Lingkunga & Hak Asasi Manusia (Tuntutan Masyarakat). Dunia pertambangan harus mewaspadai hal ini, karena dapat menjadi penghalang bahkan penghancur dunia pertambangan.

Industri mineral tidak hanya terbatas pada pengembangan sumberdaya mineral, tetapi juga menyangkut masalah peningkatan kualitas hidup.

Dengan adanya persaingan yang lebih ketat akibat globalisasi, diperlukan strategi dalam pengembangan mineral yang padat teknologi dan modal. Masalah hokum, dana, manusia, dll, merupakan hal penting untuk dikuasai. Singkatnya; diperlukan manajer-manajer dalam bidang mineral. Mahasiswa dituntut untuk menguasai hal ini, agar mampu menyusun strategi (tanpa strategi persaingan globalisasi akan sulit dimenangkan), mengambil keputusan dengan tepat, dan memecahkan segala masalah dengan baik dan bijaksana, dengan hati bersih.

Di dalam negeri, kecendrungan dekonsentrasi, tampaknya akan semakin meningkat. Artinya, pengelolaan sumberdaya mineral akan dilakukan oleh daerah (Daerah tingkat I dan daerah Tingkat II). Disini kembali diperlukan banyak sekali manajer industri mineral.

Terakhir, para manajer yang piawai diperlukan untuk dengan hati yang bersih menerjemahkan dan melaksanakan tugas tersebut dilapangan. Globalisasi yang menuntut berbagai dimensi baru hanya dapat dijawab dengan meningkatkan kualitas, sedangkan persaingan hanya akan dapat dimenangkan dengan strategi.

HAL LAIN DARI INDUSTRI PERTAMBANGAN

Kontribusi Industri Pertambangan Kepada Masyarakat Sekitar Dan Pengembangan Wilayah; Manfaat Sektor Pertambangan Di Indonesia Bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setiap pembentukan perusahaan berarti pendapatan dari berbagai jenis pajak, sekalipun perusahaan baru pada tahap eksplorasi (suatu KK membayar 11 jenis pajak kepada pemerintah).

Bagi masyarakat sekitar, kehadiran perusahaan merupakan potensi multiplier effect ekonomi : kesempatan kerja baik langsung maupun tidak langsung serta transfer teknologi.

Pengembangan teritorial dan pengadaan infrastruktur di daerah terpencil yang belum terjangkau oleh program pembangunan pemerintah (Geopolitik Persatuan Bangsa).

Pengembangan masyarakat sekitar wilayah kegiatan pertambangan (Pendidikan, Kesehatan, dsb).

Industri Pertambangan(Proyek-proyek pertambangan Indonesia hanya memakai kurang dari 0,1 % dari luas daratan Indonesia) Pada Tahun 2001

Rp. 4.309,4 Milliar untuk Sumbangan kepada Ekonomi Indonesia. Rp. 8.329,8 Milliar Pendapatan Pemerintah.

Rp. 279,1 Milliar untuk Pengembangan Daerah & Kemasyarakatan.

Rp. 45.558,1 Milliar sumbangan untuk GDP

Rp. 34.766,3 Milliar untuk reklamasi, penutupan tambang, dan pengendalian lingkungan.

Rp. 33.441 jumlah lapangan kerja langsung untuk orang-orang Indonesia.

Beberapa Kontribusi Pertambangan Untuk Daerah Secara Nasional hasil tambang menyumbang Rp. 45.5 Trilliun atau 3.1 % Produk Bruto Nasional tetapi dibeberapa daerah pertambangan menyumbang : Kabupaten Kutai Timur 74.7 % PDRB tergantung pada pertambangan.

Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan, pertambangan menyumbang 80 % PDRB.

Kabupaten Sumbawa, Pertambangan menyumbang 70 % PDRB.

Kabupaten Mimika (Papua) Pertambangan menyumbangkan 97.4 % PDRB. Di Mimika pertumbuhan PDRB hanyalah dari Pertambangan. Sejak 1993 pertumbuhan PDRB adalah sebesar 60.5 % dan berasal dari pertambangan.

Beberapa Kontribusi Pertambangan Bagi Masyarakat Sekitar

1995 2001

2001

Rata-rata Pengembangan daerah dan

Kemasyarakatan

Rp. 279 MiliarRp. 160 Miliar

Sumbangan Kemanusiaan dan

Kontribusi

Rp. 40 Miliar

Rp. 33 Miliar

Lingkungan

US$ 56 MillionUS$ 51 Million

Pertambangan memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi daerah sekitar operasionalnya, al :

Bagi Masyarakat Sekitar

Tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Penghasilan bagi pekerja sekitar.

Transfer teknologi dengan program Training bagi pekerja sekitar.

Peningkatan sarana pendidikan, kesehatan dan pengembangan wilayah.

Pengembangan dan peningkatan infrastruktur.

Peningkatan pendapatan daerah dari pemasukan pajak, royalty, dll.

pengembngan industri hilir di masyarakat sekitar.

Beberapa Kesimpulan Dari Industri Pertambangan

Sumbangan sektor pertambangan di Indonesia hendaknya jangan hanya diukur dari aspek penerimaan keuangan belaka, tetapi juga harus dari a.l.: Pembukaan lapangan kerja, peningkatan kemampuan SDM, transfer teknologi, pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Perkembangan pertambangan disuatu Negara tidak hanya ditentukan oleh potensi sumberdaya mineral, tetapi lebih banyak tergantung pada kebijakan pemerintah dalam menciftakan iklim usaha yang kondusif.

Sektor industri pertambangan adalah mesin pertumbuhan yang dapat diandalkan, terutama bagi Kawasan Timur Indonesia yang mempunyai Comparative Advantage dalam bidang ini.

Banyak daerah yang sangat bergantung pada sektor industri pertambangan.

Industri pertambangan adalah usaha yang membutuhkan waktu yang lama sebelum membuahkan hasil maka para investor perlu diyakinkan bahwa apa yang sudah disepakati tidak dirubah secara sepihak.

Materi I :

MANAJEMEN TAMBANG

PENDAHULUAN

Disusun oleh : Arif Nurwaskito

A. Definisi dan Pengertian Manajemen

1. Definisi Manajemen

George R. Terry

Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling; utiliting in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives.

Dalam definisi ini manajemen dititik beratkan pada proses POAC.

Dalam kesempatan lain George R. Terry secara singkat mendefinisikan : Management is the accomplishing of predetermined objective through the effort of other people.

Harold Koontz and Cyril ODonnel

Management is getting things done through the effort of other people.

Dalam definisi ini manajemen dititik beratkan pada usaha memanfaatkan orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka orang-orang dalam organisasi harus jelas wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility), serta tugas pekerjaannya (job description). John D. Millet

Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal.

2. Pengertian Manajemen

Manajemen telah ada sejak lama, dan pengertian pokok daripada manajemen adalah mencapai tujuan yang dikehendaki dengan jalan menggunakan orang lain atau menyuruh orang lain bekerja, guna mendapatkan hasil yang dinginkan.

Adapula yang memberikan pengertian manajemen dalam arti sebagai suatu system, suatu proses, sebagai suatu fungsi, sebagai suatu ilmu, sebagai suatu kumpulan orang, sebagai kegiatan yang tersendiri, serta sebagai suatu profesi. Berdasarkan literature yang ada, istilah manajemen mengandung beberapa pengertian :

Manajemen sebagai suatu proses. Manajemen sebagai kolektifitas/kumpulan orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen.

Manajemen sebagai suatu seni.

Manajemen sebagai suatu ilmu.

[Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu sering dijadikan satu kesatuan].

ad. a. Manajemen sebagai suatu proses

Didalam Encyclopedia of the Social Sciences : Manajemen adalah suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Menurut Halmann : Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.

George R. Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

Jadi, ada 3 (tiga) pokok penting dari definisi tersebut :

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai2. Tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang-orang lain.

3. Kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.

Manajemen suatu proses, merupakan serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada.

ad. a.Manajemen sebagai suatu Kolektifitas

Manajemen adalah Kolektifitas/kumpulan orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain ; segenap orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut Manajemen.

Arti singular (tunggal)-nya : Manajer.

ad. c.Manajemen Sebagai suatu Seni dan Ilmu

Manajemen sebagai suatu seni, berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat. Unsur seni, menerapkan pemakaian pengetahuan (Unsur ke ilmuan) pada situasi tertentu. Dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam membuat suatu keputusan dan mengatasi masalah.

Manajemen sebagai suatu Ilmu, berfungsi menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsure keilmuan, merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu seperti yang dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum, dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan penyelidikan-penyelidikan. Ilmu itu adalah sesatu yang dapat dipelajari.

Menurut Chester I. Barnard, Henry Fayol, Alfin Brown Harold Koontz, Cyril ODonnel, dan george R. Terry beranggapan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni.

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling) daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

Manajemen dan Intinya :

Manajemen diartikan sebagai suatu ilmu atau seni mengelola atau menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Inti dari suatu manajemen adalah leadership (kepemimpinan) dan inti dari leadership adalah Decision Making (Pengambilan Keputusan).B. Sarana ManajemenUntuk mencapai tujuan, maka para manajer harus menggunakan sarana (alat=tools) manajemen, yaitu :

1. Man

2. Money

3. Material

4. Methods

5. Machine/Maintenance

6. Market

7. Minute (Time)

Kesemua itu disebut sumberdaya.

C. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli manajemen adalah sebagai berikut :

1. Louis A. Allen

: Leading, Planning, Organizing, Controlling.

2. John Robert Beishline: Planning, Organizing, Comanding, Controlling.

3. Henry Fayol

: Planning, Organizing, Comanding, Coordinating,

Controlling.

4. Luther Gulich

: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.

5. Koontz & Cyril ODonnel: Organizing, Staffing, Directing, Planning,

Controlling.

6. William H. Newman: Planning, Organizing, Assembling Resources,

Directing (Supervising), Controlling.

7. William Spriegel

: Planning, organizing, Controlling.

8. George R. Terry

: Planning, organizing, Actuating, Controlling.

9. Lyndal F. Urwick

: Forecasting, Planning, Organizing, Comanding,

Coordinating, Controlling.

10. The Liang Gie

: Planning, Decision Making, Directing,

Coordinating, Controlling, Improving.

Bila dikombinasikan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

1. Forecasting.

2. Planning.

3. Organizing.

4. Staffing atau Assembling Resources.

5. Directing atau Comanding.

6. Leading.

7. Coordinating.

8. Motivating.

9. Controlling.

10. Reporting.

Kesepuluh fungsi manajemen diatas, saling cakup mencakup. Dan ternyata pendapat Harold Koontz, Cyril ODonnel, dan William Herbert Newman lebih tegas pemisahannya. Maka jika dilihat dari sudut proses atau urutan-urutan pelaksanaan aktivitas manajemen (manajer), fungsi-fungsi manajemen adalah :

1. Planning

: Perencanaan

2. Organizing: Pengorganisasian

3. Staffing

: Penyusunan

4. Directing

: Pengawasan

5. Controlling: Pengawasan

ad. 1.Planning (Perencanaan)

Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (William H. Newman). Bisa juga penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (Louis A. Allen). Atau bisa juga, perencanaan adalah penetapan apa yang harus dicapai, bila (kapan) hal itu dicapai, dimana hal itu dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai (John Robert Belshline).

ad. 2.Organizing (Pengorganisasian)

Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.

Dapat juga dikatakan organisasi atau pengorganisasian sebagai keseluruhan aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

ad. 3.Staffing (Penyusunan)

Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugasmemberi daya guna maksimal kepada organsasi.

ad. 4.Directing (Pengarahan)/Comanding

Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.

ad. 5.Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

Adalah fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Fungsi-fungsi lain adalah :

ad. 6.Forecasting, atau Provoyance (Perancis)

Adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadapa berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.

ad. 7.Leading

Dirumuskan sebagai (Louis A. Allen) pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak.

Pekerjaan leading meliputi lima macam kegiatan, yakni :

1. Mengambil keputusan.

2. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan.

3. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.

4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya.

5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ad. 8.Coordinating, atau mengkoordinasi

Adalah fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokkan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan, sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.

ad. 9.Motivating, atau Pendorongan Kegiatan

Merupakan fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

ad.10.Reporting, atau Pelaporan

Adalah fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun tertulis, sehingga yang menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang yang memberi laporan. Seorang manajer yang mengerjakan kelima fungsinya sehari-hari (Planning, Organizing, Staffing, Directing & Controlling), mau tidak mau bergerak dalam berbagai bidang, seperti : bidang penjualan, pembelian, produksi, personalia, dsb. Bidang-bidang itu disebut : bidang-bidang manjemen. Dapat dibayangkan bahwa kegiatan-kegiatan manajer amat komplek.

Jadi fungsi-fungsi manajer ke dalam perusahaan (sering disebut : Internal function of a manager) dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :

1. Dari sudut proses yakni : perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan.

2. Dari sudut subyek atau bidang yaitu : keuangan, personalia, pemasaran, pembelian, produksi (5 hal ini fungsi pokok dari sudut bidang), dan sebagainya.Fungsi manajer keluar perusahaan (external function of a manager), ada tiga jenis :

1. Mewakili perusahaan dibidang pengadilan.

2. Mengambil kegiatan sebagai warga Negara biasa.

3. Mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.

D. Tingkat-tingkat Manajemen

Manajer : adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktifitas-aktifitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.

Jamak dari manajer adalah Manajemen, yaitu kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas atau fungsi-fungsi manajemen.

Fungsi-fungsi manajer pada dasarnya sama (planning, organizing, staffing, directing & controlling), hanya corak kegiatannya yang berbeda-beda, sesuai dengan tingkatan manajer itu dalam perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja.

Ada 3 tingkatan manajer, yaitu :

a. Top Manager atau Manajer Tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan. Misal : Para anggota Board of Manager (Dewan Direksi) dan Presiden Perusahaan.

b. Middle Manager atau Manajer Menengah. Misal : Kabag, Kadiv, Kasi, Kajur.

c. Supervisory Manager atau First Line Manager atau Manager Tingkat Pertama. Misal : Kepala mandor dan Mandor

Materi II :

Manajemen Tambang

Tokoh-tokoh Manajemen dan Opininya

Disusun : Arif Nurwaskito, ST.

Ilmu manajemen masih merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Ilmu pengetahuan baru ini timbul berkat hasil-hasil penyelidikan para ahli sejak dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu ada baiknya jika dikemukakan hasil pemikiran beberapa tenaga ahli yang eletakkan dasar bagi timbulnya ilmu Manajemen.

A. Tokoh Utama

1. John Robert BelshlineMenurut John Robert Belshline, berdasarkan cara memecahkan persoalan, manajemen itu digolongkan ke dalam tiga kelas, yaitu :

1. Manajemen Konvensional

2. Manajemen Sistematis

3. Manajemen Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

Manajemen Konvensional, disebut juga manajemen tradisional atau manajemen untung-untungan. Manajemen jenis ini, manajer dalam menghadapi sesuatu persoalan, meremehkannya dengan mendasarkan diri kepada tindakan-tindakan yang diambilnya di zaman yang lampau dan selalu mendasarkan dirinya atau tradisi.

Disini pengalaman si manajer sangat memegang peranan penting. Manajemen jenis ini si manajer memegang peranan penting, digunakan secara luas, tetapi jenis ini merupakan bentuk manajemen yang paling sedikit efektivitas dan efisiensinya.

Manajemen Sistematis, dapat dikatakan sebagai langkah pertengahan antara manajemen Konvensional dan manajemen yang berdasarkan Ilmu Pengetahuan.

Disini, manajer dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapinya, bukan saja mendasarkan diri pada pengalamannya, tetapi juga pada pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang serupa. Apa yang dipergunakan oleh orang lain dengan berhasil baik, dipedomani dan dipraktekkan.

Manajemen Yang Berdasarkan Ilmu Pengetahuan, tidak menerima suatu cara manajemen semata-mata oleh karena cara itu di waktu yang lampau telah dipakai dengan hasil baik, melainkan menetapkan dengan seksama persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai pegangan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan mencapai cara pemecahan sementara dan memeriksa kembali cara pemecahan itu.

Dengan demikian manajemen berdasarkan Ilmu Pengetahuan adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang membawa kepada suatu rencana yang efektif. Ini mendekati apa yang dikemukakan oleh Spriegel dan Lansburgh, yang mengatakan sebagai berikut :

In scientifict management the steps in decision making are :

1. Get the facts2. Analyze the facts

3. Consider the objective in the light of the available facts, and

4. Decide (Keputusan)

Ini tidak berarti bahwa hasil pengalaman pada waktu yang lalu sama sekali tidak perlu diperhatikan. Dalam keadaan yang sangat mendesak dimana pengumpulan dan penganalisaan data-data tidak dimungkinkan adanya mau tidak mau pengalaman yang baik pada masa lalu dapat diterapkan. Hal ini disadari betul oleh Spriegel dan Lansburgh yang mengatakan sbb :

Unifortunately, action frequently has to be taken without the facts. If immediate action to be taken, time is not available for collecting all the fact. In this case past experience serve as available guide Many of the long run business decisions can be supported by scientific forecasting but there still remains a measure of enlightened in sight in terms of past experience.

2. Frederich Winslow Taylor (1856 1915)F.W. Taylor adalah seorang manajer dan penasehat perusahaan serta merupakan salah seorang tokoh terbesar dari manajemen. Ia menerapkan cara-cara ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam perusahaan dan dari hasil analisanya menetapkan beberapa prinsip yang menggantikan system coba-coba yang lazim pada masanya.

Ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa hasil yang memuaskan akan diperoleh oleh perusahaan industri dengan melaksanakan pekerjaan yang sudah direncanakan dan apabila manajer memperhatikan dengan seksama baik unsur-unsur mesin maupun unsur manusia.

Kedudukan Taylor dalam ilmu Pengetahuan Manajemen dapat disamakan dengan kedudukan Darwin sebagai pemuka dalam natural Science. Jadi Taylor bahkan dianggap sebagai Scientific Management.

Taylor berkata bahwa hakikat daripada Scientific Management : A great mental revolution, atau revolusi mental yang maha besar, karena menyangkut manajer dan para karyawan.

Taylor melihat bahwa pertentangan yang terjadi antara pihak manajer dan pihak pekerja pada masa lalu berkisar pada Division of The Surplus pembagian surplus. Surplus itu terjadi karena pihak manajer atau pemilik dan para pekerja sama-sama bekerja untuk memproduksikan sesuatu barang, maka perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan mentah, biaya pemeliharaan mesin-mesin, biaya penjualan dan sebagainya.

Jumlah hasil penjualan barang tersebut dikurangi biaya-biaya diperoleh apa yang disebut dengan Surplus. Surplus inilah yang akan dibagi antara para pekerja dan pemimpin perusahaan (pemilik). Dalam pembagian inilah timbul pertentangan antara kedua belah pihak. Hakikat yang kedua dari Scientific Management adalah penerapan Ilmu Pengetahuan untuk melenyapkan system coba-coba untuk setiap unsur pekerjaan. Dengan tegas Taylor pernah berkata :

Scientific Management cant be said to exist, then, in any establishment until after this changes has taken place in the mental attitude of both the management and the man, both as to their duty to cooperate in producing the largest surplus and as to the necessity for substituting excact scientific knowledge for opinions or the old rule of thumb or individual knowledge.

Dalam bukunya yang bernama scientific management, yang pertama-tama diterbitkan oleh Darmouth College, Hannover pada tahun 1911 dan yang dikemukakannya pada konferensi pertama tentang Scientific Management antara lain ia mengemukakan empat prinsip Scientific Management yaitu :

1. Melenyapkan system coba-coba dan untuk tiap unsure-unsur pekerjaan harus diterapkan kemajuan ilmu pengetahuan.

2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu untuk selanjutnya melatih dan mendidiknya.

3. Setiap petugas itu menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan.

4. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara pimpinan dan petugas-petugas.

Salah satu hal yang paling menarik dari pendapat Tylor adalah mengenai posisi manajer. Ia berpendapat bahwa manajer itu adalah pelayan bagi bawahannya, jasi sungguh bertentangan dengan pendapat umum pada masa itu dimana pegawai dianggap sebagai pelayan bagi atasannya. Mengenai hal itu ia berpendapat :

..Under Scientific Management the manajer are more the servant of the men than the men are the servants of the managers. I can say that the sense of obligation is greater on the part of the management than on the part of the men.

Selanjutnya ia berpendapat bahwa dalam Scientific Management, adalah tugas setiap manajer untuk mengetahui apa yang terbaik yaitu dengan jalan penganalisaan, pengobservasian, dan percobaan-percobaan.

Secara garis besar pendekatan Tylor dalam pemecahan masalah-masalah manajemen berorientasi padda pendekatan ilmiah yang mmemiliki pola sbb:

a. Identifikasi persoalan

b. Pengumpulan imformasi persoalan melalui pengamatan c. Perumusan hipotesis awal

d. Pembuktian hipotesis

e. Pemecahan persoalan

Hasil ciptaan Tylor yang lainnya adalah sistem organisasi yang terkenal dengan nama Organisasi Fungsional.Pada sisten organisasi ini Tylor mmembedakan dalam sebuah pabrik, bagian perencanaan dan bagian pelaksanaan. Pada bagian perencanaan terdapat ahli-ahli yang diberi nama Route Clerk, Instruction Card Clerk dan time and Cost Clerk, sedang pada bagian pelaksanaan teerdapat para mandor yang diberi nama Gang Boss, Speed Boss, Repair Boss dan inspector. Disamping itu untuk seluruh pabrik, terdapat mandor yang dinamainya Diciplinarian.Banyak sumbangan positif yang diberikan oleh aliran manajemen ini, seperti pengukuran waktu kerja dan konsep-konsep penetapan efisiensi yang sampai saat ini masih digunakan. Tetapi aliran ini mempunyai beberapa kelemahan, yang paling menonjol yang dirasakan adalah masalah memanusiakan pekerja.

Manajemen ilmiah dinilai memandang pekerja semata-mata hanya sebagai obyek kerja saja. Kenyataan inilah yang kemudian mendorong pemikiran-pemikiran baru dikalangan ilmuan manajemen.

Misalnya pendekatan hubungan manusia (Human relation behavioral approach). Penyelidikan operasional (Management Science). Manajemen dengan pendekatan sistem (System Management Approach), manajemen dengan sistem pendekatan situasional (Situasional Management Approach/Contingency Approach), dll. 3. Henry Fayol (1841-1952)Henry Fayol menjuruskan perhatiannya kepada pimpinan tingkat atas, maka Tylor menitikberatkan perhatiannya kepada pimpinan menengah dan pertama. Henry Fayol menggunakan seluruh karier businesnya pada sebuah perusahaan pertambangan dan industri di Prancis dan pension sebagai direktur setelah membuat kemajuan besar dalam mengorganisir dan memperluasnya.

Prinsip atau asas merupakan suatu ketentuan atau kebenaran yang bersifat mendasar (fundamental), dan menjadi pedoman atau pegangan dalam bertindak atau dalam mengahadapi masalah-masalah tertentu. Prinsip dapat pula diartikan sebagai dalil umum yang dipergunakan sebagai petunjuk bagi seseorang dalam melakukan tindakan-tindakan tertentu.Prinsip-prinsip manajemen adalah dalil-dalil umum yang dijadikan pedoman dalam proses menggerakkan orang-orang dan mengelola fasilitas-fasililtasyang ada sebagai dasar petunjuk dalam melakukan kegiatan atau tindakan suatu usaha kerjasama dalam melaksanakan usaha-usahanya guna mencapai tujuan yang dikehendaki.

Henry Fayol mengemukakan ada 14 prinsip manajemen yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sebagai berikut :

1. Division on Work yaitu suatu pembagian pekerjaan/tugas yang mengarah kepada pertumbuhan spesialisasi disegala bidang yang memang diperlukan guna mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan tenaga kerja.

2. 2 Authority and Responsibility, yaitu suatu keseimbangan antara wewenang (kekuasaan) dan tanggung-jawab, dimana keduanya mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan.3. Discipline, yaitu suasana yang tertib dan teraturdimana sekalian orang yang ada dalam organisasi tunduk, patuh, dan taat pada norma-norma atau peraturan-peraturan ataupun ketentuan-ketentuanyang ada dengan perasaan ikhlas, dan senang hati tanpaada unsure paksaan.

4. Unity of Command yaitu setiap bawahan (karyawan) hanya menerima perintah dan melaporkan pelaksanan perintah serta mempertanggung-jawabkan kegiatannya kepada pimpinan atau seorang atasan saja.

5. Unity of Direction yaitu kesatuan arah, dimana setiap golongan (kelompok) aktivitas/kegiatan yang mempunyai sasaran/tujuan yang sama harus mempunyai seorang pemimpin dan satu rencana

6. Subordination of Individual Interest to General Interest yaitu kepentingan umum harus ditempatkan diatas segala kepentingan, baik kepentingan golongan, maupun kepentingan pribadi.

7. Renumeration of Personel yaitu sistem penggajian dan metode-metode pembayarannya harus adil dan memberikan kepuasan secara maksimal, baik bagi bawahan atupun atasannya, baik bagai karyawan maupun majikannya (pemilik)nya.

8. Centralization yaitu seberapa jauh wewenang individu disentralisasikan atau didesentralisasikan kepada unit-unit tertentu, guna memberikan hasil yang sebaik-baiknya

9. Scalar Chain (jenjang hirarki) atau Span of Control (jenjang pengawasan) yaitu garis tingkatan wewenang dan tanggung-jawab dikendalikan atau disederhanakan sesuai kebutuhan.10. Order (ketertiban) yaitu dalam arti ketertiban material, dan ketertiban social, yang maksudnya tempat yang tepat bagi segala sesuatu dan bagi seseorang yang tepat pada tempat yang tepat (the right man on the right place).

11. Equity (kepemilikan) yaitu sifat pimpinan yang memperlihatkan kebaikan, keramah-tamahan, dan keadilan kepada bawahan terhadap kepemimpinannya. Rasa memiliki organisasi (self of belonging).12. Stability of Tonure of Personel yakni stabilitas jabatan pegawai, dimana manajemen yang kurang baik menyebabkan ketidak-stabilan atau ketidak-pastian jabatan.

13. Initiative (prakarsa) yaitu pemikiran dan pelaksanaan suatu rencana. Prakarsa merupakan salah satu indikasi adanya kepuasan (satifaction) bagi seseorang, karenanya perlu diberi kesempatan kepada bawahan untuk berprakarsa.

14. Esprit de Corps (kesetiakawanan rekan sekerja) yaitu prinsip persatuan dan kesatuan merupakan perluasan prinsip Unity of Command, karenanya perlu ada kerjasama (team work), dan komunikasi yang baik.Selain dari empat belas prinsip manajemen, yang sudah disebutkan diatas, Henry Fayol mengemukakan pula, bahwa kegiatan dalam setiap industri dapat dibagi atas enam bidang yaitu :

1. Manjerial

2. Pembukuan termasuk didalamnya statistic

3. Teknis (Produksi)

4. Komersial (membeli, menjual dan melaksanakan pertukaran)

5. Finansial (Pencaharian dan penggunaan modal secara optimal)

6. Kepastian (perhitungan harta dan manusia)

B. Tokoh-tokoh lain1. Robert Owen (1771-1858)

Mencurahkan perhatiannya baik kepada faktor produksi mesin maupun faktor produksi tenaga kerja. Dia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa bilamana mesin-mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, maka hal yang sama akan terjadi pula bila terhadap tenaga kerja diberikan perawatan dan perhatianoleh pimpinan.Selanjutnya Owen percaya bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjan buruh dipengaruhi oleh keadaan baik dilingkungan maupun diluar lingkungan pekerjaan. Karena perhatiannya yang besar terhadap para pekerja inilah, maka Owen diberi gelar sebagai Bapak Manajemen Personalia.2. Charles Baabbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seseorang sarjana matematika Inggris yang menaruh perhatian kebidang Manajemen. Ia berpendapat bahwa ada prinsip-prinsip manajemen, dan itu ditentukan melalui pengalaman.Ia menganjurkan supaya terjadi pertukaran-pertukaran pengalaman antar para manajer dan dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Dia menaruh perhatian soal pembagian kerja (Division of Labour).

Bila seseorang membatasi bidang pekerjaannya akan memudahkan dan menimbulkan kegenbiraan pada orang tersebut.

Selanjutnya dikemukakannya beberapa keuntungan dari pembagian pekerjaan (division of labour) yaitu :

1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar.2. Banyak waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari pekerjaan kepekeerjaan lain.

3. Keahlian yang terus bertambah karena proses yang berulang-ulang.

4. Kemungkinan timbulnya perhatian pekerjaan untuk memperbaiki alat-alatnya karenaperhatian sudah tertuju kepada obyek itu saja.

3. Kapten Henry Metcalfe (1847-1917)Menurut pendapatnya ada suatu Science of Administration (ilmu pengetahuan) manajemen, berdasar kepada prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada keadaan-keadaan yang beraneka ragam. Prinsip dapat diperoleh dengan pencatatan, observasi dan membandingkan.

Kapten Henry Metcalfe adalah seorang militer dan tamat dari West Point tahun 1868. dalam kegiatannya dibidang militer inilah ia memajukan dan menerapkan metode-metode yang diciptakannya.

4. Henry Robinson Towne (1844-1924)

Henry Robinson Towne maju selangkah lagi. Ia menganjurkan agar para manajer itu mengadakan pertukaran pengalaman yang diselenggarakan atau dibantu oleh Organisasi Sarajana Mesin-mesin yang ada di Amerika saat itu.

5. Henry Laurence Gantt (1861-1919)

Selama bertahun-tahun Henry Laurence Gantt, menjadi asisten Frederick. W. Tylor, kemudian berdiri sendiri menjadi seorang konsultan. Dalam berbagai aspek pendapat F. W. Tylor, ia memberikan titik perhatian kepada unsure manusia dalam menaikkan produktivitas. Sungguhpun ia tidak melecehkanperanan penggunaan metode yang baik dn kemahiran kerja daripada pegawai.

Dalam pembayaran upah pegawai. Gantt memperkenalkan sistim bonus.

6. Russel Robb (1864-1927)Russel Robb telah memberikan serangkaian kuliah tentang organisasi industri atas undangandari Harvard Bussines School yang baru didirikan itu. Ia mengatakan bahwa para manajer dapat lebih banyak belajar dari pengalaman berabad-abad dari organisasi militer, tetapi harus selalu mengingat prinsip bahwa jenis organisasi yang terpilih tergantung kondisi dan kepada jenis hasil yang inginmereka peroleh. Russel Robb selama 36 tahun bekerja pada Store & Webster. Inc di Boston, beranggapan bahwa manajemen merupakan suatu tehknik horizontal dan dapat diterapkan pada segala jenis aktivitas.7. Harrington Emerson (1853-1931)

Harrington Emerson, berpendapat bahwa prinsip pokok adalah tujuan yang digambarkan secara jelas. Hasil-hasil studi akhir-akhir ini oleh para sarjana sosial telah menunjukan kebenaran prinsip pokokyang dikemukakan oleh Harrington Emerson bahwa orang akan lebih berhasil bila mereka mengetahuitujuan terhadap mana segala usaha dikenakan. Adanya istilah Manajemen by Objective dewsa ini adalah pula merupakansuatu bukti nyata akan prinsip pokok Emerson.

Emerson aktif mengajar, dalam perbankan, pembangunan perumahan, dari perindustrian dan akhirnya membuka biro konsultan pada tahun 1901. ia merupakan salesman yang bertaut dan berusaha sungguh-sungguh mempromosikan prinsip-prinsip dan praktek manajemen dalam dunia perusahaan.

Menurut Harrington Emerson, terdapat sebelas prinsip efisiensi yaitu :

1. Tujuan yang jelas (clearly defined ideals)

2. Common Sense3. Competent Causal

4. Dicipline

5. The fair Deal

6. Reilable

7. Immidiate & Adequate Records

8. Standardized Conditions

9. Standardized Operations

10. Writen Standard Practice Instructions

11. Eficiency Rewad

PAGE 5