Upload
yasmien-mahrani
View
72
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KASUS
DATA DASAR
IDENTIFIKASI
Seorang anak laki-laki, usia 6 ½ bulan, berat badan 5,7 kg, panjang badan 68 cm,
beralamat di Lahat Pasar Bawah, dirawat di bagian IKA RSMH Palembang tanggal 7 mei
2012.
ANAMNESIS ( alloanamnesis dari orangtua penderita )
Keluhan Utama: bercak-bercak putih di mulut
Riwayat Perjalanan Penyakit
2 bulan SMRS orangtua penderita mengeluh timbulnya bercak-bercak putih seperti
susu di lidah anaknya. Bercak-bercak putih tersebut meluas hingga ke seluruh
permukaan mulut, batuk (-), pilek (-), demam (+) yang tidak terlalu tinggi. Penderita
dibawa berobat ke dokter umum dan SpA, mendapat nistatin dan daktarin gel. Bercak
putih menghilang namun kemudian timbul kembali.
2 minggu SMRS bercak putih di lidah penderita bertambah banyak meluas hingga ke
permukaan mulut. Nafsu makan penderita berkurang, penderita hanya minum susu
dan jumlahnya berkurang dari biasanya, demam (+) yang tidak terlalu tinggi, batuk (+),
pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB cair frekuensi 2-3 x/hari jumlah @ 5 sdm, cairan >
ampas, lendir (-), darah (-), BAK biasa. Penderita dibawa berobat ke dokter umum,
diberikan obat perubahan tidak ada, karena tidak ada perubahan penderita dibawa
berobat ke RSMH. Berat badan tertinggi penderita 6,5 kg saat berusia 5 bulan.
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat sakit serupa sebelumnya (+)
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu panjang disangkal
Riwayat batuk-batuk lama disangkal
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat sakit serupa dalam keluarga disangkal
Riwayat Kehamilan dan persalinan
Penderita merupakan anak pertama, kehamilan penderita merupakan kehamilan yang
diinginkan, ibu penderita memeriksakan kehamilan teratur ke bidan dan SpOG, dan
selama kehamilan tidak ada keluhan. Penderita lahir sc atas indikasi partus tidak maju,
cukup bulan, ditolong SpOG, lahir langsung menangis A/S ?, berat badan lahir 3.600
gr, panjang badan lahir 49 cm. Riwayat ibu demam disangkal, ketuban pecah sebelum
waktunya disangkal dan ketuban kental, hijau, bau busuk disangkal.
Riwayat Keluarga:
Ayah Ibu
Nama S R
Usia 41 thn 29 thn
Pendidikan terakhir SMA SMP
Pekerjaan Swasta IRT
Riwayat Sosial Ekonomi:
Sosial ekonomi keluarga cukup
Riwayat Makanan
ASI : -
Susu formula : lahir – sekarang, frekuensi 5-6 x sehari @ 90 cc
Bubur susu : 6 bulan – sekarang
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup
Riwayat Perkembangan
Tengkurap : -
Riwayat Imunisasi Dasar
BCG : 1x ( parut BCG positif )
DPT : 2x
Polio : 2x
Hepatitis B : 2x
Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 110 x/menit (isi dan tegangan cukup)
Respirasi : 36 x/mnt
Suhu : 37,9ºC
Berat badan : 5,7 kg
Tinggi badan : 68 cm
Status gizi : - 3SD = 6,3 kg
Kesan : Marasmus kondisi V
Keadaan Spesifik:
Kepala : Normosefali, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), air mata (+), mata
cekung (+), pupil bulat isokor, RC +/+ normal, T1-T1 tenang, pharing
hiperemis (-), bercak keputihan di mukosa mulut dan lidah (+), sianosis
mukosa bibir dan lidah (-), NCH (-)
Thoraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-)
Paru: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, bising (-)
Abdomen : datar , lemas, hepar 1/3-1/3 bac, lien tidak teraba membesar, BU (+) normal
Cubitan kulit perut kembali lambat
Ekstremitas : Sianosis (-),edema(-), baggy pants (+)
Genitalia & anus : dalam batas normal
KGB : pembesaran KGB inguinal : multiple, diameter 1cm, imobil, NT (-)
Pembesaran KGB axilla : soliter, diameter 2 cm, imobil
Kulit : macula (+), crusta (+)
Status Neurologis
Lengan kanan Lengan kiri Tungkai Kanan Tungkai kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - -
R/ fisiologis + normal + normal + normal + normal
R/ patologis - - - -
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : -
Fungsi otonom : tidak ada kelainan
Nervi cranialis : tidak ada kelainan
RINGKASAN DATA DASAR
Seorang anak laki-laki, usia 6 ½ bulan, beralamat di Lahat Pasar Bawah, dirawat di bagian
IKA RSMH Palembang tanggal 7 mei 2012 dengan keluhan utama bercak-bercak putih di
mulut. 2 bulan SMRS orangtua penderita mengeluh timbulnya bercak-bercak putih seperti
susu di lidah anaknya. Bercak-bercak putih tersebut meluas hingga ke seluruh permukaan
mulut, batuk (-), pilek (-), demam (+) yang tidak terlalu tinggi. Penderita dibawa berobat ke
dokter umum dan SpA, mendapat nistatin dan daktarin gel. Bercak putih menghilang namun
kemudian timbul kembali. 2 minggu SMRS bercak putih di lidah penderita bertambah banyak
meluas hingga ke permukaan mulut. Nafsu makan penderita berkurang, penderita hanya
minum susu dan jumlahnya berkurang dari biasanya, demam (+) yang tidak terlalu tinggi,
batuk (+), pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB cair frekuensi 2-3 x/hari jumlah @ 5 sdm,
cairan > ampas, lendir (-), darah (-), BAK biasa. Penderita dibawa berobat ke dokter umum,
diberikan obat perubahan tidak ada, karena tidak ada perubahan penderita dibawa
berobat ke RSMH. Berat badan tertinggi penderita 6,5 kg saat berusia 5 bulan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum : kesadaran composmentis, nadi : 110
x/menit, respirasi 36 x/mnt, suhu 37,9ºC, berat badan 5,7 kg, tinggi badan 68 cm, status
gizi marasmus kondisi V. Keadaan spesifik : Kepala : normosefali, konjungtiva anemis (-),
sclera ikterik (-), air mata (+), mata cekung (+), bercak keputihan di mukosa mulut dan lidah
(+), NCH (-). Thoraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), paru: vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-), jantung : bunyi jantung I dan II normal, bising (-). Abdomen : datar ,
lemas, hepar 1/3-1/3 bac, lien tidak teraba membesar, BU (+) normal, cubitan kulit perut
kembali lambat. Ekstremitas: Sianosis (-),edema(-), baggy pants (+). KGB : pembesaran
KGB inguinal : multiple, diameter 1cm, imobil, NT (-), pembesaran KGB axilla : soliter,
diameter 2 cm, imobil. Kulit : macula (+), crusta (+).
ANALISIS AWAL
Berdasarkan data diatas penderita datang dengan keluhan utama bercak putih di
lidah, palatum hingga permukaan mukosa mulut, sehingga difikirkan suatu candidiasis oral,
difteri atau plaut Vinsent. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
dimana ada riwayat batuk tanpa disertai pilek, sesak nafas, suara serak, stridor inspirasi.
Serta dari pemeriksaan fisik didapatkan bercak putih seperti susu di daerah lidah, palatum
dan permukaan rongga mulut yang saat diangkat tidak berdarah dan mudah diangkat, tidak
ada retraksi dinding dada dan tanda-tanda obstruksi jalan nafas maka dapat disingkirkan
pseudomembran yang disebabkan oleh difteri.
Bercak-bercak putih di mulut tidak disertai adanya hipersalivasi, gigi dan gusi
berdarah, perdarahan ataupun nekrosis pada interdental papil ginggiva maka dapat
disingkirkan pseudomembran yang disebabkan Plaut vinsent.
Gambaran pseudomembran pada penderita ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur
yang paling sering disebabkan oleh Candida species. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh
penggunaan antibiotic atau kortikosteroid jangka panjang, penyakit imunodefisiensi, penyakit
keganasan dan oral hygiene yang buruk. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab
infeksi jamur serta faktor predisposisi maka dapat dilakukan pemeriksaan kultur swab, rapid
test HIV, pemeriksaan total immunoglobulin.
Adanya riwayat BAB cair tanpa disertai muntah serta dari pemeriksaan fisik
didapatkan adanya mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, air mata ada maka
pada penderita ini telah terjadi dehidrasi ringan sedang. Dehidrasi pada penderita ini
disebabkan oleh adanya BAB cair serta kurangnya makanan dan minuman yang masuk
akibat adanya bercak-bercak putih di mulut.
Berdasarkan pemeriksaan antropometris dan pemeriksaan fisik didapatkan kesan
gizi buruk. Dari anamnesa didapatkan adanya riwayat BAB cair serta penurunan nafsu
makan sehingga asupan makan dan minum berkurang. Penurunan nafsu makan mulai
terjadi bersamaan dengan timbulnya bercak putih di lidah. Berat badan tertinggi penderita
didapat sebelum penderita mulai terkena bercak putih di mulut.
Adanya makula eritem yang ditutupi crusta yang tersebar di daerah leher, dan
sebagian kecil di badan maka dapat difikirkan adanya infeksi bakteri ataupun jamur pada
penderita. Untuk menegakkan diagnose maka dapat dilakukan pemeriksaan kerokan
dengan KOH atau pewarnaan gram.
MASALAH AWAL
M1 : Umum
M2 : Candidiasis oral
M3 : Dehidrasi ringan sedang
M4 : Marasmus kondisi V
M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder
RENCANA AWAL
M1 : Umum
r/d : DR, FR, UR
R/th : -
M2 : Candidiasis oral
R/d : swab membran mukosa mulut dan lidah
R/th : Nistatin oral 3x100.000 UI
R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang kemungkinan penyakit anaknya,
pemeriksaan yang perlu dilakukan
M3 : Dehidrasi ringan sedang
R/d : cek elektrolit
R/th : IVFD Kaen 3A 4 jam I 50 cc/kg BB, 20 jam II 150 cc/kgBB
M4 : Marasmus kondisi V
R/d : Analisa diet, konsul ke bagian gizi metabolik
R/th : Tata laksana marasmus kondisi V
F75 12x70 cc
Vitamin A 100.000 UI
Asam folat 1x5 mg 1x1 mg
Vitamin C 1x1 tab
Vitamin BC 1x1 tab
R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang pengaturan pola makan yang baik untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anaknya
M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder
R/d : konsul kulit kelamin
R/th : Fluconazol cr 2x/hari
Asam fusidat cream 2x/hari
R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang kemungkinan penyakit anaknya,
pemeriksaan yang perlu dilakukan dan cara pemakaian obat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan 7/5/2012 11/5/2012 16/5/2012 19/5/2012 21/5/2012
Darah
Hb
Leukosit
LED
Trombosit
DC
9,5
5.500
30
301.000
0/10/0/43/39/8
7,9
3.400
31
259.000
0/5/1/58/24/12
7,7
4.100
26
314.000
0/0/0/60/30/20
15,5
2.500
8
255.000
0/2/0/78/7/13
Elektrolit
Na
K
Ca
Cl
135
3,5
1,87
101
132
3,0
100
122
2,3
1,85
CRP (+) 21 (-) 5 (+) 16
Urine
Sel epitel
Protein
Glucose
bilirubin
nitrit
darah
+
-
-
-
+
+
+
-
-
-
-
-
Feses
Konsistensi
Eritrosit
Leukosit
Bakteri
jamur
telur cacing
Lunak
0-1
2-3
+
+
-
Rapid tes : negatif
Kultur darah : Staphylococcus aureus
Sensitive dengan ampicillin, cefotaxim, amikasin, clindamicin dan vankomisin
Kultur urine : steril
Pemeriksaan KOH 10% : Pseudo hifa (+)
Pemeriksaan Gram : epitel (+), Leukosit (+), Staphylococcus (+)
GDT 11/5/2012 : E : mikrositik, hipokromik, sel sigar
L : turun, bentuk normal
T : cukup, bentuk normal
K : gambaran anemia defisiensi besi disertai leukopeni
Ro thoraks 10/5/2012 : Bronchopneumonia
16/5/2012 : dibandingkan foto sebelumnya tampak perbaikan
Konsul Kulit Kelamin : Candidiasis cutis + infeksi sekunder
Saran : kompres terbuka dengan NaCl 0,9% 2x/hari
Ketoconazol cr 2x/hr
As. Fusidat cr 2x/hr
Konsul Gizi endokrin : Marasmus kondisi V
Saran F75 (LLM) 12x65 cc
Konsul Respirologi : Bronchopneumonia
Saran : terapi antibiotik teruskan, ceftazidim dosis 75 mg/kgBB/hr
Konsul Hemato : Hepatomegali dan limphadenopathy dapat disebabkan oleh infeksi
Atasi dahulu penyakit infeksi yang melatarbelakanginya
MASALAH SELAMA PERAWATAN
M1 : Umum
M2 : Candidiasis oral
M3 : Dehidrasi ringan sedang
M4 : Marasmus kondisi V
M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder
M6 : T ISK
M7 : Bronchopneumonia
M8 : Hiponatremi, hipokalemi
TATALAKSANA
M1 : Umum
r/d : DR, FR, UR
R/th : -
M2 : Candidiasis oral
R/d : swab membran mukosa mulut dan lidah, rapid tes, immunoglobulin total
R/th : Nistatin oral 3x100.000 UI
Perawatan hari ke 14 ganti dengan Fluconazol hari pertama 6 mg/kgBB 40 mg
Selanjutnya 3 mg/kgBB 20 mg
M3 : Dehidrasi ringan sedang
R/d : cek elektrolit
R/th : IVFD Kaen 3A 4 jam I 50 cc/kg BB gtt 18x/mnt, 20 jam II 150 cc/kgBB gtt 10
Perawatan hari kedua penderita telah terehidrasi M3 selesai
M4 : Marasmus kondisi V
R/d : Analisa diet, konsul ke bagian gizi metabolik
R/th : Tata laksana marasmus kondisi V
F75 (LLM) 12x65 cc
Vitamin A 100.000 UI
Asam folat 1x5 mg 1x1 mg
Vitamin C 1x1 tab
Vitamin BC 1x1 tab
Perawatan hari ke enam BB 6,5 kg M4 : Gizi kurang
M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder
R/d : konsul kulit kelamin
R/th : Fluconazol cr 2x/hari
Asam fusidat cream 2x/hari
M6 : T ISK
R/d : kultur urine
R/th : hasil kultur urine steril M6 selesai
M7 : Bronchopneumonia
R/d : Ro thoraks AP
R/th : Ampicillin 3x200 mg
Gentamisin 2x15 mg
O2 nasal 1 ltr/mnt
Nebulisasi berkala
Perawatan hari ke 2 berdasarkan jawaban konsul respirologi antibiotikgentamisin
ganti ceftazidim 2x225 mg
Perawatan hari ke 7 perburukan antibiotik ganti meropenem 20 mg/kgBB/hari
3x120 mg
M8 : Hiponatremi, hipokalemi
R/d : elektrolit
R/th : IVFD D5% + Kcl 10% 7 cc + 20 cc NaCl 15 % gtt 6x/mnt
Perawatan hari ke 9 penderita mendapat transfusi PRC 50 cc
ANALISIS KASUS
Dilaporkan kasus candidiasis oral + marasmus kondisi V + candidiasis cutis dengan
infeksi sekunder + bronchopneumonia yang dirawat di bagian IKA RSMH. Diagnose
ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Penderita datang dengan keluhan bercak-bercak putih di lidah, palatum hingga
permukaan mukosa mulut. Adanya gambaran pseudomembran tersebut bisa disebabkan
infeksi jamur oral, difteri atau plaut vinsent. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan dimana ada riwayat batuk tanpa disertai pilek, sesak nafas, suara serak,
stridor inspirasi. Serta dari pemeriksaan fisik didapatkan bercak putih seperti susu di daerah
lidah, palatum dan permukaan rongga mulut yang saat diangkat tidak berdarah dan mudah
diangkat, tidak ada retraksi dinding dada dan tanda-tanda obstruksi jalan nafas maka dapat
disingkirkan pseudomembran yang disebabkan oleh difteri.
Bercak-bercak putih di mulut tidak disertai adanya hipersalivasi, gigi dan gusi
berdarah, perdarahan ataupun nekrosis pada interdental papil ginggiva maka dapat
disingkirkan pseudomembran yang disebabkan Plaut vinsent.
Gambaran pseudomembran pada penderita ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur
yang paling sering disebabkan oleh Candida species. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh
penggunaan antibiotic atau kortikosteroid jangka panjang, penyakit imunodefisiensi, penyakit
keganasan dan oral hygiene yang buruk.
DEFINISI
Candidiasis adalah penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur
Candida. Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan
pertumbuhan abnormal jamur Candida spesies.
ETIOLOGI
Terdapat sekitar 150 jenis jamur, spesies candida yang banyak ditemukan di rongga mulut
yang dapat menjadi pathogen yaitu:
1. Candida albicans
Merupakan jenis jamur yang sering ditemukan, sekitar 60-80% menimbulkan infeksi
oportunistik. Pada rongga mulut dewasa terdapat Candida albicans sekitar 30-40%,
45% pada neonates, 45-65%pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang
memakai gigi palsu, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat jangka panjang,
90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi dan 95% pada penderita
HIV/AIDS
2. Candida tropicalis
3. Candida glabrata
4. Candida crusei
5. Candida parapsilosis
Candida spesies merupakan flora normal rongga mulut, jumlahnya mencapai 40-60% dari
seluruh mikroorganisme yang terdapat di rongga mulut. Beberapa faktor dapat
menyebabkan perubahan Candida dari flora normal menjadi organisme pathogen, antara
lain penurunan system kekebalan tubuh, penggunaan obat-obatan imunosupresif, obat
kemoterapi.
PATOGENESIS
Candida merupakan jamur yang dapat tumbuh dalam bentuk ragi hingga hifa. Bentuk hifa
merupakan bentuk jamur yang invasive, melekat pada epitel rongga mulut pasien. Selain itu
candida juga mendekresi beberapa enzim.
Interaksi yang tejadi antara sel Candida dan sel epitel pasien yaitu :
1. Interaksi protein-protein yang terjadi saat permukaan Candida mengenai ligand
protein atau peptide pada epitel
2. Interaksi lectin-like yang terjadi saat protein pada permukaan Candida mengenai
karbohidrat pada sel epitel
3. Interaksi ketika komponen Candida menyerang ligan permukaan epitel
Faktor yang menpengaruhi infeksi Candida yaitu :
1. Factor yang berhubungan dengan ragi jamur, jamur dalam bentuk kapsul dan
mycelia melekat lebih mudah pada sel epitel dibanding jamur dalam bentuk
blastospora
2. Factor yang berhubungan dengan sel pejamu. Pada keadaan pejamu yang
imunosupresi maka jamur akan melekat ke sel epitel
3. Factor lingkungan, kation seperti Ca dan Mg dapat meningkatkan perlekatan
Candida ke sel epitel rongga mulut
4. Faktor saliva penderita, pada saliva terdapat komponen anti Candida seperti lisozim,
histatin, laktoferin dan calprotectin. Jika saliva berkurang maka Candida dapat
berkembang menjadi pathogen, selain itu dapat terjadi penurunan pH rongga mulut
sehingga menjadi media yang baik untuk perkembangan Candida.
5. Oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan perkembangan Candida menjadi
pathogen
KLASIFIKASI
Candidiasis oral dikelompokkan atas :
1. Akut
a. Candidiasis pseudomembranosus akut (thrush)
Tampak sebagai plak mukosa putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri
dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus dan akan
meninggalkan permukaan merah dan kasar. Candidiasis seperti ini sering
ditemukan pada pasien dengan system imun rendah, penderita yang
mengkonsumsi kortikosteroid dan menjalani kemoterapi.
b. Candidiasi atropik akut
Tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang merata, permukaan mukosa
oral yang mengelupas. Terjadi karena pemakaian antibiotic spectrum luas
terutama tetrasiklin. Terjadi gangguan keseimbangan ekosistem oral antara
Lactobacillus acidophilus dan Candida albicans.
2. Kronik
a. Candidiasis atropik kronik
b. Candidiasis hiperplastik kronik
Timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih
dengan tepi menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Keadaan ini dapat
berkembang menjadi keganasan atau dysplasia berat. Candidiasis ini paling
sering dijumpai pada perokok
c. Median rhomboid glositis
Berupa daerah simetris kronis di anterior lidah ke papilla sirkumvalata, pada 2/3
anterior dan 1/3 posterior lidah. Gejala biasanya asimptomatik dengan daerah
tidak berpapila
3. Keilitis angularis
Merupakan infeksi Candida albicans pada sudut mulut, dapat bilateral atau unilateral.
Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, terasa sakit saat
membuka mulut. Dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan anemia
defisiensi besi.
GEJALA KLINIS
Secara klinis candidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda, namun pada
umumnya berupa lesi-lesi putih atau area eritem difus. Penderita Candidiasis akan
merasakan gejala seperti rasa terbakar dan perubahan rasa kecap.
1. Candidiasis pseudomembranosus akut (thrush)
Brupa plak putih kekuningan pada permukaan mukosa rongga mulut. Jika dikerok
akan meninggalkan jaringan berwarna merah dan dapat menimbulkan perdarahan.
Plak tersebut berisi netrofil dan sel inflamasi sel epitel yang mati, koloni hifa. Pada
penderita AIDS lesi dapat menjadi ulserasi.
2. Candidiasis atrophic akut ( antibiotic sore mouth)
Mukosa terlihat lebih merah dan kasar, disertai gejala sakit atau terbakar, rasa kecap
berkurang, sakit dapat menjalar hingga tenggorokan
3. Candidiasis hiperplastic chronis (candidiasis leukoplakia)
Berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, mirip leukoplakia tipe homogen. Terjadi
akibat invasi miselium ke lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut.
4. Candidiasis atrophic chronic (denture stomatitis/denture sore mouth)
Adanya trauma kronis sehingga terjadi invasi jamur ke jaringan. Penggunaan gigi
palsu menyebabkan bertambahnya mucus dan serum sehingga akan mengurangi
saliva
5. Angular cheilitis ( perleche)
Berupa lesi agak kemerahan karena adanya inflamasi pada sudut mulut atau kulit
sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau berfissure
DIAGNOSIS
1. Anamnesa
Anamnesa riwayat perjalanan penyakit, adakah penggunaan obat-obatan atau
menjalani kemoterapi, pemakaian gigi palsu. Anamnesa bagaimana gejala klinis
yang dialami.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan plak bagaiman warna, bentuk, bisa atau tidak diangkat. Serta
pemeriksaan fisik lainnya secara umum untuk melihat adakah gangguan organ
lainnya
3. Pemeriksaan mikroskopis
Melalui swab (usapan) atau scraping (kerokan) pada lesi mukoda dan kulit,
kemudian dilakukan pemeriksaan dengan KOH (potassium hidroksida),hasilnya akan
terlihat pseudohifa yang tidak beraturan atau blastospora
4. Kultur
Menggunakan agar saboraud atau eosin methyline blue pada suhu 37C, dimana kan
terbentuk koloni dalam 24-48 jam.
TERAPI
1. Menjaga kebersihan rongga mulut
Dengan melakukan pembersihan rongga mulut dengan menyikat gigi minimal dua
kali sehari
2. Mengatasi factor predisposisi
Meliputi pembersihan dan penyikatan gigi tiruan, mengurangi konsumsi karbohidrat,
mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang pengeluaran saliva,
menunda pemberian antibiotic dan kortikosteroid, mengatasi penyakit yang dapat
menimbulkan terjadinya candidiasis seperti diabetes, leukemia dan HIV
3. Pemberian obat anti jamur
a. Amphoterisin B
Termasuk golongan pollien, bekerja dengan merusak membrane sel jamur. Efek
samping : nefrotoksik
b. Nystatin
Dihasilkan oleh Streptomyces noursei dengan cara merusak membrane sel jamur
sehingga terjadi perubahan permeabilitas membrane sel
c. Miconazol
Menghambat enzim sitokrom P450 sel jamur sehingga terjadi kerusakan sintesa
ergosterol dan ketidaknormalan membrane sel
d. Clotrimazol
Mekanisme kerja seperti miconazol
e. Ketoconazol
f. Fluconazol
Dapat digunakan pada semua penderita candidiasis. Efek samping mual, sakit
perut, sakit kepala, eritem pada kulit, kontraindikasi pada wanita hamil dan
menyusui
g. Itraconazol
Efektif untuk pengobatan candidiasis pada penderita imunocompromised. Efek
samping berupa gatal, pusing, sakit kepala, sakit perut, hipokalemia
Terapi antimikotik pada candidiasis oral
Jenis Obat Dosis
Nistatin suspense 50.000IU/kgBb/hr, 4x/hr selama 7-10 hari
Amphoterisin B 0,25-0,5 mg/kgBB/hr, 4x/hr selama 7-10 hari
Ketoconazol 3,3-6,6 mg/kgBB/hr selama 7-10 hari
Itraconazol 5-10 mg/kgBB/hr, 2x/hr selama 7-10 hari
Fluconazol IV 3-6 mg/kgBB/hr selama 14 hari
Fluconazol oral 6 mg/kgBB pertama kali dilanjutkan 3 mg/kgBb/hr
selama 14 hari