13
CENDO ASTHENOF MD KOMPOSISI : Tiap ml larutan mengandung : Vitamin A palmitate 1000 IU Oxymetazoline hydrochloride 0,25 mg, Hydroxypropyl Methylcellulose 5 mg Tambahan : Aescullinum, Aqua hamamelidis CMN, Quinidine sulfas Fl, Phenazonum Fl, Menyhol Fl, Oleum rosae Fl. DESKRIPSI : ASTHENOF adalah suatu larutan oftalmik steril isotonik berwarna kuning muda, didapar yang memiliki pH netral dan viskositas rendah mengandung Vitamin A palmitate 1000 IU/ml, Oxymetazoline hydrochloride 0,25 mg/ml, Hydroxypropyl Methylcellulose 5 mg/ml, diformulasikan untuk mengobati kemerahan pada mata dalam beberapa menit dengan pengobatan efektif sampai enam jam. CARA KERJA OBAT : Vitamin A secara topikal dapat mengurangi jumlah sel tang terketinisasi, evaluasi sitologi menunjukkan meningkatnyajumlah sel goblet setelah penggunaan Vitamin A. Vitmin A diketahui dapat mengurangi proliferasi dan difrensiasi sel epitel kornea serta menjaga sel goblet pada konjungtiva dan telah dignakan dalam pengobatan dan telah digunakan dalam pengobatan penyakit pada mata seperti mata kering dan superior limbik keratokonjungtivitis. Zat pembawa

Cendo Asthenof Md

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cendo Asthenof Md

CENDO ASTHENOF MD 

KOMPOSISI :

Tiap ml larutan mengandung :

Vitamin A palmitate 1000 IU Oxymetazoline hydrochloride 0,25 mg,

Hydroxypropyl Methylcellulose 5 mg

Tambahan : Aescullinum, Aqua hamamelidis CMN, Quinidine sulfas Fl,

Phenazonum Fl, Menyhol Fl, Oleum rosae Fl.

 

DESKRIPSI :

ASTHENOF adalah suatu larutan oftalmik steril isotonik berwarna kuning muda,

didapar yang memiliki pH netral dan viskositas rendah mengandung Vitamin A

palmitate 1000 IU/ml, Oxymetazoline hydrochloride 0,25 mg/ml, Hydroxypropyl

Methylcellulose 5 mg/ml, diformulasikan untuk mengobati kemerahan pada mata

dalam beberapa menit dengan pengobatan efektif sampai enam jam.

 

CARA KERJA OBAT :

Vitamin A secara topikal dapat mengurangi jumlah sel tang terketinisasi, evaluasi

sitologi menunjukkan meningkatnyajumlah sel goblet setelah penggunaan

Vitamin A. Vitmin A diketahui dapat mengurangi proliferasi dan difrensiasi sel

epitel kornea serta menjaga sel goblet pada konjungtiva dan telah dignakan

dalam pengobatan dan telah digunakan dalam pengobatan penyakit pada mata

seperti mata kering dan superior limbik keratokonjungtivitis. Zat pembawa utama

Vitamin A menuju ke keratokonjungtival epithelium adalah cairan air mata,

kandungan Viamin A pada cairan mata adalah berkisar 0,07 IU/ml.

Oxymetazoline HCl bekerja sebagai dekongestan dengan mekanisme kerja

membatasi respon vaskuler setempat dengan cara vasokonstriksi, HPMC adalah

suatu zat yang inert, tidak mempunyai aktifitas farmakologi.

INDIKASI :

Untuk meringankan gejala kemerahan pada mata serta mengurangi rasa tidak

nyaman karena iritasi mata ringan.

Page 2: Cendo Asthenof Md

KONTRA INDIKASI :

Hipersensitif terhadap gejal kemerahan pada mata serta mengurangi rasa tidak

nyaman karena iritasi mata ringan.

PERINGATAN & PERHATIAN :

- Hanya untuk pemakaian luar

- Jangan dipakai jika larutan berubah warna atau keruh

- Untuk mencegah kontaminasi, jangan menyentuh ujung penetes

- Botol ditutup rapat setelah dipakai

- Jauhkan dari jangkauan anak-anak

- Jika terasa sakit, gangguan penglihatan, terjadi kemerahan dan iritasi berlajut

atau keadaan makin parah lebih dari 72 jam, hentikan pemakaian dan

konsultasikan dengan dokter

 

CARA PEMAKAIAN :

Dewasa dan anak-anak 6 tahun atau lebih : teteskan 1 atau 2 tetes pada mata

yang sakit. Dapat diulang sesuai kebutuhan setiap 6 jam atau sesuai dengan

petunjuk dokter

 

CARA PENYIMPANAN :

Simpan pada suhu kamar 25 ? - 30 ? C serta terlindung dari cahaya Jangan

dipergunakan 3 x 24 jam setelah dibuka KEMASAN & NO REG. : Larutan tetes

mata,botol PE 5 x 0,6 ml D. 7813399

Page 3: Cendo Asthenof Md

MATUVIT Sirup

KOMPOSISI :

Tiap sendok teh (5 ml) mengandung :

Billberry dry Extract 40    mg

Retinol                 800    IU

Beta Carotene 10 %  2.5    mg

Vitamin E      20    mg

Bahan penambah qs ad       5 ml

KEGUNAAN DAN KHASIAT :

Untuk memelihara kesehatan mata.

TAKARAN PEMAKAIAN :

Dewasa     : 3 kali sehari 2 sendok teh.  

Anak-anak  : 1 - 6 tahun   : 3 kali sehari sendok teh.

  6-12 tahun : 3 kali sehari 1 sendok

teh.

KEMASAN :

Box botol @ 60 ml POM SD. 051 624 141

Punctum remotum adalah titik terjauh dimana bayangan yang ditangkap mata

terfokus tepat di retina sehingga bayangan tampak jelas. punctum remotum mata

normal adalah tak hingga. Seseorang yang mengalami rabun jauh (miopi)

punctum remotumnya bukan di tak hingga, melainkan lebih pendek.

Page 4: Cendo Asthenof Md

REFRAKSI

Definisi

1. Emetropia: sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga dibiaskan

oleh sistem optik mata dalam keadaan tanpa akomodasi tepat di retina

2. Miopia: sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, dibiaskan di

depan retina

3. Hipermetropia: sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga,

dibiaskan di belakang retina

4. Astigmatisma: sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga,

dibiaskan dengan kekuatan yang tidak sama, sehingga fokus pada retina

tidak terletak pada satu titik

5. Presbiopia: sinar divergen yang datang dari jarak dekat dibiaskan di

belakang retina

6. Akomodasi: kemampuan lensa untuk mencembung akibat kontraksi

dari otot siliar

7. Pungtum proksimum: titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan

jelas

8. Pungtum remotum: titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas

MIOPIA

Menurut penyebabnya dibedakan atas:

1. Miopia aksialis: disebabkan jarak anteroposterior bola mata terlalu

panjang

2. Miopia refraktif: disebabkan kelainan pada media refraksi, misalnya

keratokonus, keratoglobus, katarak imatur

Berdasarkan berat ringannya miopia dibedakan atas:

1. Miopia sangat ringan: kurang dari 1 dioptri (D)

2. Miopia ringan: 1 – 3 D

3. Miopia sedang: 3 – 6 D

4. Miopia tinggi: 6 – 10 D

5. Miopia berat: lebih dari 10 D

Page 5: Cendo Asthenof Md

Secara klinis dibedakan atas:

1. Miopia simpleks: kurang dari 6 D. Timbul pada usia muda kemudian

berhenti setelah pubertas, atau sedikit kenaikkan sampai umur 20 tahun

2. Miopia progresif: melebihi 6 D. Dimulai sejak lahir, mencapai puncak

pada waktu remaja, bertambah terus sampai usia 25 tahun atau lebih

3. Miopia maligna: miopia progresif yang disertai kelainan degeneratif

pada koroid

Gejala:

Penglihatan kabur jauh sedangkan penglihatan dekat terang. Pada miopia

tinggi pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, sehingga kedua mata

harus melakukan konvergensi berlebihan sehingga akan timbul keluhan

astenovergen berupa mata cepat lelah, pusing dan silau.

HIPERMETROPIA

Menurut sebabnya dibedakan atas:

1. Hipermetropia refraktif: akibat pembiasan kornea, lensa, dan humor

akuos berkurang

2. Hipermetropia aksial: akibat sumbu bola mata terlalu pendek

Jenis-jenis hipermetropia:

1. Hipermetropia manifes: hipermetropia yang dapat ditentukan dengan

koreksi kacamata, tanpa sikloplegik

2. Hipermetropia manifes fakultatif: Hipermetropia yang masih dapat

diatasi dengan akomodasi

3. Hipermetropia manifes absolut: hipermetropia yang tidak dapat diatasi

dengan akomodasi

4. Hipermetropia total: Hipermetropia yang didapatkan setelah pemberian

sikloplegik

5. Hipermetropia laten: selisih hipermetropia total dan hipermetropia

manifes

Gejala:

Page 6: Cendo Asthenof Md

Astenopia akomodatif, disebabkan akomodasi terus menerus pada waktu

melakukan pekerjaan dekat, sehingga menimbulkan keluhan sakit kepala,

sakit disekitar mata, mata cepat lelah, penglihatan dekat kabur.

Pada hipermetropia tinggi dapat terjadi strabismus konvergen, akibat

berakomodasi

terus menerus bolamata melakukan konvergensi sehingga akan terlihat

esotropia.

ASTIGMSTISMA

Berdasrkan titik pembiasan dibagi atas:

1. Astigmatisma reguler: terdapat dua bidang pembiasan utama yang

saling tegak lurus, dengan daya pembiasan terkuat dan terlemah. Bila

daya pembiasan terkuat pada aksis 90° disebut astigmatisma “with the

rule”, sedangkan bila daya pembiasan terkuat p;ada aksis 180° derajat

disebut astigmatisma “against the rule”

2. Astigmatisma ireguler: titik pembiasan tidak teratur, dan tidak terdapat

dua bidang pembiasan yang saling tegak lurus

Berdasarkan letak pembiasan, astigmatisma reguler dapat dibagi atas:

1. Astigmatisma miopik simpleks: satu meridian berupa miopia, sedangkan

meridian yang lainnya merupakan emetropia

2. Astigmatisma miopik kompositus: kedua meridian miopia

3. Astigmatisma hipermetropia simpleks: satu meridian hipermetropia,

sedangkan meridian yang lainnya emetropia

4. Astigmatisma hipermetropia kompositus: kedua meridian hipermetropia

5. Astigmatisma mixtus: satu meridian miopia, meridian lainnya

hipermetropia

PRESBIOPIA

Pada presbiopia pungtum proksimum menjadi jauh, sehingga pekerjaan

dekat sulit dilakukan. Hal ini disebabkan lensa mengalami kemunduran

Page 7: Cendo Asthenof Md

untuk mencembung, disebabkan proses sklerosis. Proses sklerosis ini

akan berjalan progresif sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu

kontraksi otot siliar juga berkurang sehingga pengendoran zonula zinii

tidak sempurna. Proses ini biasanya dimulai pada umur 40 tahun.

Gejala:

Pekerjaan dekat sukar dilakukan karena penglihatan menjadi kabur,

setelah membaca mata terasa lelah dan berair.

PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

1. Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan dengan memeriksa mata satu

persatu dengan menggunakan kartu “Snellen”, mata yang belum diperiksa

ditutup.

2. Pasien duduk pada jarak 5 atau 6 meter, sinar yang datang dari jarak

tersebut dianggap sebagai sinar sejajar, atau seolah-olah berasal dari titik

yang letaknya pada jarak tak terhingga di depan mata.

3. Pasien disuruh membaca huruf pada kartu “Snellen” dari atas ke

bawah, bila kemampuan baca huruf terkecil pada baris yang

menunjukkan angka 20, maka visus tanpa kacamata adalah 5/20, artinya

pada jarak 5 meter hanya dapat melihat huruf yang seharusnya dapat

dilihat pada jarak 20 meter.

4. Tambahkan lensa sferis + 0.50 D untuk menghilangkan akomodasi

5. Bila penglihatan bertambah jelas, maka kemungkinan terdapat kelainan

hipermetropia. Pada mata tersebut perlahan-lahan ditambahkan lensa

sferis positif sampai tajam penglihatan terbaik, bila tajam penglihatan

maksimal yang dicapai

5/5, lensa positif ditambah lagi sampai tajam penglihatan berkurang.

Koreksi diberikan lensa sferis positif yang terkuat yang memberikan tajam

penglihatan 5/5.

6. Bila penglihatan bertambah kabur, maka kemungkinan terdapat miopia,

Page 8: Cendo Asthenof Md

tamabahkan lensa sferis negatif sampai tajam penglihatan terbaik, pada

miopia diberikan lensa sferis negatif terkecil yang memberikan tajam

penglihatan 5/5.

7. Bila setelah pemeriksaan tersebut diatas tetap tidak tercapai tajam

penglihatan maksimal, kemungkinan terdapat astigmatisma. Lakukan

“fogging technique”.

8. Setelah hipermetropia atau miopia dikoreksi, visus dikaburkan dengan

lensa sferis positif. Penderita melihat pada kisi-kisi juring astigmatisma

yang berbentuk kipas, tanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Bila

pada garis 90° terlihat jelas,

maka tegak lurus padanya dipasang lensa silinder, yaitu pada aksis 180°.

9. Kekuatan lensa silinder perlahan-lahan dinaikkan sampai garis juring

kisi-kisi astigmatisma vertikal sama tegasnya dengan horizontal.

10. Penderita melihat kartu “Snellen”, pasang lensa sferis negatif sampai

pasien melihat jelas pada kartu “Snellen”.

11. Pada penderita berusia 40 tahun, dilakukan pemeriksaan baca dekat

dengan kartu

“Jaeger”, kedua mata dipasang lensa sferis positif sampai penderita dapat

membaca huruf pada kartu “Jaeger”.

12. Ukur pupil distansia (PD), penderita disuruh melihat pada mata kanan

pemeriksa pada jarak 33 cm, ukur jarak kedua pupil. Misalnya PD adalah

60 mm untuk jarak dekat, maka untuk jarak jauh ditambah 2 – 4 mm.

STRABISMUS

Otot-otot mata, persarafan, dan fungsi:

1. M. Rektus lateralis: N. VI: abduksi

2. M. Rektus medialis: N. III: aduksi

3. M. Rektus superior: N. III: elevasi, aduksi, intorsi

4. M. Rektus inferior: N. III: depresi, aduksi, ekstorsi

5. M. Oblikus superior: N. IV: intorsi, abduksi, depresi

6. M. Oblikus inferior: N. III: ekstorsi, abduksi, elevasi

Page 9: Cendo Asthenof Md

Pergerakan bolamata:

- Duksi: rotasi monokular, dengan mata lain ditutup

- Versi: pergerakan kedua mata kearah yang sama

Strabismus:

adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bolamata tidak searah.

Pada keadaan normal kedudukan bolamata adalah ortoforia

Bentuk-bentuk strabismus:

1. Heterotropia: deviasi bolamata manifes, yang tidak dapat diatasi

dengan penglihatan binokular tunggal

2. Heteroforia: deviasi bolamata tersembunyi. Pada keadaan normal

kedudukan bolamata normal, apabila fusi mata diganggu akan timbul

deviasi.

Cara pemeriksaan:

1.Tes Hirschberg: untuk mengukur derajat deviasi.

Penderita melihat cahaya pada jarak 30 cm, perhatikan refleks cahaya

tersebut pada pupil. Bila cahaya dipenggir pupil deviasinya 15°, cahaya

diantara pinggir

pupil dan limbus deviasinya 30°, cahaya dilimbus deviasinya 45°.

2.Uji tutup mata: untuk mengetahui heterotropia

Mata melihat lurus kedepan, satu mata ditutup. Bila mata yang dibuka

bergerak, berarti mata yang dibuka tersebut terdapat heterotropia.

3.Uji tutup-buka: untuk mengetahui heteroforia

Mata yang ditutup akan berdeviasi, pada saat dibuka akan terlihat

pergerakkan mata tersebut untuk berfiksasi.