CG oecd 5

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    1/42

    PENGUNGKAPAN & TRANSPARANSI

    A. OECD Principle 5: Disclosure and Transparency (Pengungkapan & Transparansi)

    Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan

    akurat dibuat pada semua hal material mengenai perusahaan, termasuk situasi keuangan,

    kinerja, kepemilikan, dan tata kelola perusahaan.

    a) Pengungkapan harus mencakup informasi material tentang:1. Hasil keuangan dan operasi perusahaan.2. Tujuan perusahaan.3. Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara.4. Kebijakan remunerasi bagi anggota dewan dan eksekutif, dan informasi tentang anggota

    dewan, termasuk kualifikasi mereka, proses seleksi, direktur perusahaan lain dan apakahmereka dianggap independen oleh dewan.

    5. Transaksi dengan pihak terkait.6. Faktor risiko mendatang.

    7. Isu mengenai karyawan dan stakeholders lainnya.8. Struktur dan kebijakan tata kelola, khususnya isi kebijakan tata kelola perusahaan danproses yang diimplementasikan.

    b) Informasi harus disiapkan dan diungkapkan sesuai dengan standar kualitas akuntansi yangtinggi dan pengungkapan keuangan dan non-keuangan.

    c) Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor independen, kompeten dan berkualitas dalamrangka memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada dewan dan pemegang sahambahwa laporan keuangan cukup mewakili posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalamsemua hal yang material.

    d) Auditor eksternal harus bertanggung jawab kepada pemegang saham dan berkewajibankepada perusahaan untuk melakukan kerja profesional dalam melakukan audit.

    e) Saluran untuk menyebarkan informasi harus memberikan akses yang adil, tepat waktu, danakses yang hemat biaya kepada informasi yang relevan oleh pengguna.

    f) Kerangka CG harus dilengkapi dengan pendekatan yang efektif yang membahas danmempromosikan penyediaan analisis atau nasihat oleh analis, broker, lembaga pemeringkatdsb, yang relevan dengan keputusan oleh investor, bebas dari konflik kepentingan materialyang mungkin meragukan integritas analisis atau nasihat mereka.

    B. CG, Disclosure and Its Evidence in Indonesia (Part 1+2)

    Artikel ini ditulis oleh Profesor Siddharta Utama, salah satu staf pengajar Akuntansi di FEUI.Beliau membagi artikel ini menjadi dua bagian, dan keduanya pernah dimuat di majalahManajemen Usahawan edisi April dan Mei 2003. Berikut ini adalah rangkuman artikel tsb.

    PART 1

    PendahuluanIsu CG mulai populer sejak krisis ekonomi 1997, karena salah satu alasan terjadinya krisisekonomi di Indonesia adalah kurangnya penerapan GCG.

    Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) (2000), definisicorporate governance adalah proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    2/42

    perusahaan dengan tujuan utama untuk meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangkapanjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

    Isu CG timbul karena ada pemisahan antara kepemilikan dan control. Pemisahan tugas inibisa menimbulkan konflik kepentingan (agency problem) di antara pihak-pihak tertentu,misalnya antara manajemen, pemegang saham, kreditor, dsb.

    Manfaat yang dapat diperoleh dengan implementasi GCG adalah: Mengurangi biaya agensi (agency costs), dengan mengendalikan konflik kepentingan antara

    pemilik (principal) dan manajer (agent).

    Mengurangi biaya modal (cost of capital), dengan memberi sinyal positif bagi penyediamodal.

    Meningkatkan reputasi perusahaan.

    Menambah nilai perusahaan, yang dihasilkan dari pengurangan biaya modal (cost of capital),peningkatan kinerja finansial, dan peningkatan persepsi stakeholders tentang kinerjaperusahaan di masa depan.

    Menurut OECD, ada lima prinsip CG (1999)*

    1. The rights of shareholders2. The equitable treatment of shareholders3. The role of stakeholders in corporate governance4. Disclosure and transparency5. The responsibilities of the board*Artikel ini masih mengacu pada prinsip OECD versi lama.Prinsip OECD kemudian direvisi menjadi enam prinsip (2004).

    Terkait dengan prinsip ke-4 yaitu pengungkapan dan transparansi, Fujinuma (2000) menyatakanfactor pendorong perkembangan prinsip ini:

    1. Peningkatan focus oleh regulator tentang kualitas audit.

    2. Peningkatan permintaan informasi oleh pengguna (stakeholders).3. Peningkatan harapan untuk peran akuntan dalam memerangi korupsi.

    Asimetri informasi dan pentingnya prinsip pengungkapan

    GCG mutlak diperlukan jika ada potensi konflik kepentingan di antara pihak tertentu. Hal initerjadi karena adanya asimetri informasi (information asymmetry), yaitu keadaan di mana salahsatu pihak memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki pihak lain.Ada dua tipe utama asimetri informasi:

    Adverse selection: satu pihak atau lebih yang melangsungkan transaksi usaha potensialmemiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Contoh: informasi internal perusahaankepada investor yang dibatasi oleh manajer.

    Moral hazard: satu pihak atau lebih tidak dapat mengamati tindakan pihak lain, padahaltindakan tsb mempengaruhi kepentingan semua pihak dalam transaksi tsb. Contoh:memotivasi usaha manajer (terkait dengan pemisahan tugas).

    Cara mengatasi:

    Adverse selection: bisa diatasi dengan menerapkan prinsip pengungkapan menyeluruh(full-disclosure principle), yaitu dengan mengkonversi informasi internal menjadiinformasi eksternal. Contoh: laporan keuangan untuk penilaian investor.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    3/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    4/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    5/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    6/42

    Ada lima hal yang perlu pengungkapan, berikut hasilnya tertera di table:

    Skor pengungkapan untuk sample perusahaan yang terdaftar di BEJ*

    No. Description Actual / max score (%)

    1 Informasi latar belakang 44.25

    2 Ikhtisar kinerja finansial 84.93 Informasi non-finansial 17.7

    4 Proyeksi / perkiraan (forecast) 4.4

    5 Analisis dan pembahasan umum oleh manajemen 55.7

    Overall score 41.9

    *Diproses dari J. Gunawan, Table IV.3, hal. 45-46

    Kesimpulan: perusahaan terbuka di Indonesia cenderung hanya mengungkapkan informasi wajib(mandatory), dan bahkan untuk informasi jenis ini, beberapa hal tidak diungkapkan.Tingkat pengungkapan berbanding positif dengan ukuran perusahaan danfinancial leverage.

    Perusahaan skala besar memiliki insentif pribadi lebih tinggi untuk mengungkapkan

    informasi karena mereka membuat kontrak dengan berbagai pihak. Perusahaan dengan leverage lebih tinggi menghasilkan biaya agensi lebih tinggi dan

    untuk mengendalikan biaya ini, mereka dipaksa untuk mengungkapkan lebih banyak.

    Kronologi Kasus PraktikInsider Trading Transaksi Saham PT PGNPada tanggal 8 Januari 2007 telah terjadi suatu transaksi yang tidak wajar atas saham PTPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk di mana dalam harga pembukaan perdagangan Rp.10.850,- per lembar saham, dan pada harga penutupan perdagangan jatuh ke harga Rp. 7.400,-per lembar sahamnya (31,8 %).

    Kemudian pada tanggal 11 Januari 2007, transaksi harga perdagangan dibuka pada Rp. 9.650,-

    per lembar saham dan pada harga penutupan perdagangan jatuh kembali ke posisi Rp. 7.400,- perlembar sahamnya atau terjadi lagi penurunan sebesar (23,36 %). Pemicunya ternyata PTPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terlambat memberitahukan kepada publik tentangpenyelesaian proyek pipanisasi South Sumatera West Java (SSWJ), akibatnya terjadi panicselling yang melanda investor asing maupun lokal. Faktor penurunan harga saham PGAStersebut erat kaitannya dengan koreksi atas rencana besarnya volume gas yang akan dialirkan,yaitu mulai dari (paling sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Selain itu, jugadinyatakan bahwa tertundanya gas in (dalam rangka komersialisasi) yang semula akan dilakukanpada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007. Informasi yang diberitahukan kepadapublik tersebut, sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGAS sejak tanggal 12 September2006 (informasi tentang penurunan volume gas) serta sejak tanggal 18 Desember 2006

    (informasi tertundanya gas in).

    Atas kejadian tersebut, Bursa Efek Jakarta (BEJ) mencurigai adanya sesuatu yang tidak benardari transaksi tersebut sehingga BEJ men-suspend atau menghentikan sementara perdagangansaham tersebut pada tanggal 15 Januari 2007, suspensi dilakukan karena melihat penurunansaham PGAS yang sangat tajam hingga 23,36% dan melaporkannya kepada Bapepam-LK selakupengawas pasar modal.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    7/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    8/42

    MMSCFD menjadi 30 MMSCFD dan, kedua, mengenai tertundanya gas in (dalam rangkakomersialisasi) yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret2007. Informasi yang diberitahukan kepada publik tersebut, sebenarnya sudah diketahui olehmanajemen PGAS sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan volume gas)serta sejak tanggal 18 Desember 2006 (informasi tertundanya gas in). Kedua informasi tersebut

    di atas dikategorikan sebagai informasi yang material dan dapat mempengaruhi harga saham dibursa efek. Hal tersebut tercermin dari penurunan harga saham PGAS pada tanggal 12 Januari2007.

    Orang dalam perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang melakukantransaksi saham PGAS pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, yaituAdil Abas (mantan direktur pengembangan), Nursubagjo Prijono, WMP Simanjuntak (mantanDirektur Utama dan sekarang Komisaris), Widyatmiko Bapang (mantan sekretaris perusahaan),Iwan Heriawan, Djoko Saputro, Hari Pratoyo, Rosichin, dan Thohir Nur Ilhami.

    Masing-masing dari orang dalam perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbktersebut telah dijatuhi sanksi administratif dari Bapepam-LK berupa sanksi denda yang besarnyaberbeda-beda antara satu orang dengan orang dalam lainnya. Sanksi denda yang terendah sebesar

    Rp. 9.000.000,00 (sembilan juta rupiah) dan sanksi denda yang tertinggi adalah sebesar Rp.2.330.000.000,00 (dua miliar tiga ratus tiga puluh juta rupiah), dengan total keseluruhan dendasebesar Rp. 2.800.000.000,00 (dua miliar delapan ratus juta rupiah). Sanksi denda tersebutditetapkan oleh Bapepam-LK dengan mempertimbangkan pola transaksi dan akses yangbersangkutan terhadap informasi orang dalam.

    Insider TradingInsider trading merupakan istilah teknis yang hanya dikenal dalam pasar modal. Istilah

    tersebut mengacu kepada praktek di mana orang dalam (corporate insider), melakukan transaksisekuritas dengan menggunakan informasi eksklusif yang mereka miliki yang belum tersedia bagimasyarakat atau investor.

    Praktek insider trading bertentangan dengan prinsip keterbukaan. Keterbukaanmerupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan yang menjual sahamnya melalui bursa efek.Prinsip keterbukaan (disclosure principle) merupakan sesuatu yang harus ada, baik untukkepentingan pengelola bursa (BEJ), pengawas (Bapepam), dan calon investor.Oleh karena itu, dapat ditentukan bahwa perdagangan efek dapat tergolong sebagai praktekinsider trading apabila memenuhi tiga unsur minimal yaitu:a. Adanya orang dalam (insider);b. Informasi material yang belum tersedia bagi masyarakat atau belum di-disclosed

    (unpublished inside information);c. Orang dalam melakukan transaksi dengan menggunakan informasi material yang belum

    tersedia untuk umum tersebut (insider trading).

    Insider tradingberbahaya bagi mekanisme pasar yangfair dan efisien.Dampak negative insider trading adalah:a. Pembentukan harga yang tidak fair. Pembentukan harga tersebut disebabkan kurangnya

    informasi yang merata yang dimiliki para pelaku bursa, artinya hanya dimiliki oleh orangdalam atau sekelompok orang tertentu yang mempunyai akses terhadap orang dalam.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    9/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    10/42

    Penulis berpandangan bahwa pemegang saham membeli earnings sehingga kualitasearnings merupakan fitur penting dari produk laporan keuangan Pemegang sahammembeli perusahaan untuk menghasilkan uang, dan earnings merupakan jawaban ataspertanyaan Apa yang telah saya hasilkan tahun ini?. Analis memperkirakan earningssebagai sebuah indikasi seberapa besar sebuah saham tersebut berharga.

    Investor tentu saja tidak membeli earnings saat ini. Sehingga kualitas earningsmerupakan, hal pertama dan utama, sebuah pertanyaan mengenai kualitas earningsberikutnya.

    Jika kita memperkirakan GAAP earnings maka kita akan salah menilai perusahaankarena GAAP earnings tidak mencukupi/kurang baikEarnings saat ini merupakaninput bagi perkiraan earningspada masa mendatang. Adanya kontroversi terhadapproforma earnings. Angka dalam pro forma telah diketahui lebih dahulu untuk perkiraan (asin First Call) dan untuk laporan hasil aktual (in press releases). Banyak angka dalam proforma telah dikritisi sebagai angka earnings dengan kualitas rendah. Tetapi orangcenderung fokus pada angka pro forma jika GAAP earningsberkualitas buruk.Pengalaman dalam bubblebaru-baru ini menyarankan sebuah standar untuk menjawab

    pertanyaan ini: earnings tidak bisa digunakan dalam sebuah skema piramida untukmendorong anggapan spekulatif (dan mendorong bubbles). Skema piramida bekerjadengan dua cara, yaitu (1) momentum earnings dapat dibuat dalam mekanisme alamidimana pendapatan secara agresif diakui atau beban diabaikan (2) memoentum dapatdiangkat (levered up) dengan menagajak manajemen dalam aktivitas untuk meningkatkanangka piramida tersebut, untuk merugikan investor yang tak awas. Angka pro formaseperti EBIT dan skema pembiayaan off-balance-sheet (mendorong skema piramida danskema peminjaman) serta EBITDA (mendorong subtitusi modal untuk tenaga kerja yangmenghasilkan kapasitas berlebih serta menyediakan insentif untuk mengkapitalisasibeban.

    A Loose Anchor: The Poor Quality of GAAP Earnings

    GAAP melanggar shareholder perspective karena memberi celah untuk melakukanpyramiding (Cara meningkatkan posisi keuangan menggunakan profit yang masihunrealized dari perdagangan untuk meningkatkan margin).

    Sehingga pembeli earnings (para pemegang saham) harus berhati-hati dan para analisfundamental yang berdedikasi harus membuat penyesuaian atas hal tersebut.

    The Quality of Financial Reporting

    GAAP is Forward-Looking

    Penggunaan paling penting dari pelaporan keuangan adalah untuk membantu investor

    mencari tahu pendapatan di masa depan dan perbedaannya dari pendapatan yang sekarang.Dengan demikian, laporan keuangan diharapkan menyajikan sesuatu yang lebih dari currentearning. Walaupun pendapatan sekarang dapat digunakan sebagai indikator pendapatan dimasa depan dengan menggunakan analisis laporan keuangan yang lebih luas, namun itumasih dirasakan kurang cukup untuk memprediksi laba akuntansi dalam beberapa tahun.

    Analisis laporan keuangan membantu peramalan ke depan karena struktur dari modelpelaporan keuangan. Berfokus pada pendapatan operasi, bila pendapatannya komprehensif,yaitu: Operating income = free cash flow + change in net operating assets

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    11/42

    Peraturan Bapepam LK

    KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

    Bab X Pelaporan dan Keterbukaan Informasi

    Pasal 86

    Pelaporan keuangan merupakan kewajiban bagi perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek.Kewajiban tersebut berupa:

    a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebutkepada masyarakat; dan

    b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentangperistiwa material yang dapat mempengaruhi harga Efek selambat-lambatnya pada akhir harikerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.

    Selanjutnya pada ayat 2 dinyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik yang PernyataanPendaftarannya telah menjadi efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikanlaporan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Ketentuan ini dimaksudkan untukmemberikan kewenangan kepada Bapepam untuk menetapkan persyaratan tertentu di manaEmiten atau Perusahaan Publik yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif tidakdiwajibkan menyampaikan laporan. Persyaratan dimaksud, antara lain, berupa penentuanmaksimal jumlah pemegang saham dan modal disetor Perusahaan Publik yang tidak diwajibkanuntuk menyampaikan laporan. Ketentuan ini tidak berarti bahwa Perusahaan Publik yangPernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif tidak wajib menyampaikan laporan meskipuntidak memenuhi persyaratan sebagai Perusahaan Publik.

    AUDITOR EKSTERNAL

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

    Pasal 68

    Akuntan yang terdaftar pada Bapepam yang memeriksa laporan keuangan Emiten, Bursa Efek,Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan Pihak lainyang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib menyampaikan pemberitahuan yangsifatnya rahasia kepada Bapepam selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejakditemukan adanya hal-hal sebagai berikut :

    a. pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini dan atau peraturanpelaksanaannya; atau

    b. hal-hal yang dapat membahayakan keadaan keuangan lembaga dimaksud atau kepentingan

    para nasabahnya.Pasal 69

    Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsipakuntansi yang berlaku umum. Yang dimaksud dengan prinsip akuntansi yang berlaku umumadalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan praktikakuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    12/42

    Tanpa mengurangi ketentuan, Bapepam dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang PasarModal. Meskipun pengaturan suatu hal tertentu sudah diatur dalam Standar AkuntansiKeuangan, tetapi apabila belum mencakup hal-hal yang dibutuhkan di Pasar Modal seperti dalamrangka memenuhi asas keterbukaan, Bapepam dapat menetapkan ketentuan mengenai haltersebut secara khusus untuk melindungi kepentingan publik.

    Peraturan Bapepam no. VIII.A.1 tentang Pendaftaran Akuntan yang Melakukan Kegiatan diPasar Modal

    Peraturan ini mengatur tentang persyaratan dan berkas yang harus dipenuhi oleh Akuntan Publikyang ingin melakukan kegiatan di Pasar Modal. Peraturan ini untuk mencegah masuknyaAkuntan Publik yang kurang kompeten dalam mengaudit perusahaan yang listing di BEI.

    Peraturan Bapepam no. VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa diPasar Modal

    Ketentuan mengenai independensi Akuntan yang memberikan jasa di Pasar Modal, diatur dalamPeraturan Nomor VIII.A.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Keputusan iniberlaku sekaligus mencabut Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-310/BL/2008

    tanggal 1 Agustus 2008 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modaldan dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 28 Februari 2011.

    Dalam memberikan jasa profesional, khususnya dalam memberikan opini, Akuntan wajibmempertahankan sikap independen. Akuntan tidak independen apabila selama Periode Audit danselama Periode Penugasan Profesionalnya, baik Akuntan, Kantor Akuntan Publik, maupunOrang Dalam Kantor Akuntan Publik:

    a. mempunyai kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material pada klien,seperti:

    1) investasi pada klien; atau

    2) kepentingan keuangan lain pada klien yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

    b. mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien, seperti:

    1) merangkap sebagai Karyawan Kunci pada klien;

    2) memiliki Anggota Keluarga Dekat yang bekerja pada klien sebagai Karyawan Kuncidalam bidang akuntansi atau keuangan;

    3) mempunyai mantan rekan atau karyawan profesional dari Kantor Akuntan Publik yangbekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang akuntansi atau keuangan,kecuali setelah lebih dari satu tahun tidak bekerja lagi pada Kantor Akuntan Publik yangbersangkutan; atau

    4) mempunyai rekan atau karyawan profesional dari Kantor Akuntan Publik yang

    sebelumnya pernah bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang akuntansiatau keuangan, kecuali yang bersangkutan tidak ikut melaksanakan audit terhadap klientersebut dalam Periode Audit.

    c. mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung yang material dengan klien,atau dengan Karyawan Kunci yang bekerja pada klien, atau dengan pemegang saham utamaklien. Hubungan usaha dalam butir ini tidak termasuk hubungan usaha dalam hal Akuntan,Kantor Akuntan Publik, atau Orang Dalam Kantor Akuntan Publik memberikan jasa audit,

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    13/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    14/42

    Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LKdapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan Peraturan ini, termasuk kepadaPihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

    Peraturan Bapepam no X.J.1 tentang Laporan Kepada Bapepam oleh Akuntan

    Akuntan yang memeriksa Laporan Keuangan Emiten, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan

    Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan Pihak lain yang melakukan kegiatandi Pasar Modal wajib menyampaikan pemberitahuan yang sifatnya rahasia (sampai ditetapkanlebih lanjut oleh Bapepam) kepada Bapepam selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerjasejak ditemukan adanya hal-hal sebagai berikut:

    a. pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam Undang-undang Pasar Modal danatau peraturan pelaksanaannya;

    b. hal-hal yang dapat membahayakan keadaan keuangan lembaga dimaksud atau

    kepentingan para nasabahnya.

    Kasus Telkom

    Kasus laporan keuangan Telkom bermula dari adanya penolakan laporan keuangan PT Telkomoleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (US SEC). PT Telkom ialah sebuah perusahaan besar yangsahamnya dual listeddi bursa efek Indonesia dan di NYSE (New York Stock Exchange), hal inimenyebabkan PT Telkom harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh SEC dimana PTTelkom diwajibkan mengirimkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor yang diakuioleh SEC, dan SEC memiliki otoritas dalam memberikan keputusan terkait permasalahan PTTelkom.

    Penolakan SEC atas filling Laporan Keuangan yang dilakukan oleh PT Telkom disebabkan

    beberapa asalan, antara lain yaitu :1. SEC merasa bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Telkom, yaitu KAP Eddy

    Pianto tidak memenuhi salah satu peraturan Standar Audit di US yaitu (AU 543). Standarini mengatur tentang referensi auditor terhadap opini auditor lain yang telah mengauditlaporan keuangan anak perusahaan yang akan di konsolidasikan kedalam laporankeuangan perusahaan induk yang diaudit. Dalam hal ini PT Telkom memiliki anakperusahaan yaitu PT Telkomsel yang mana Laporan Keuangannya diaudit oleh PwC.

    2. Masih terkait dengan permasalahan tersebut, PwC tidak mengijinkan KAP Eddy Piantountuk menggunakan opininya atas LK 2002 (audited) Telkomsel untuk dijadikan acuandalam LK 2002 (audited) Telkom. Lebih lanjut, PwC dan SEC serta KAP Eddy Piantomengalami salah tafsir masing-masing atas AU 543 tersebut, dimana PwC dan SEC

    mengacu pada standar audit tersebut bahwa KAP Eddy Pianto perlu meminta izin kepadaPwC jika ingin menggunakan opini atas LK 2002 (audited) Telkomsel dalam Form 20 Fdari LK Telkom 2002. Sedangkan KAP Eddy Pianto menafsirkan bahwa ia tidak perlumeminta izin kepada PwC, cukup menginformasikan saja bahwa ia akan menggunakanhasil audit dan opini PwC dalam audit yang ia laksanakan. Misleading AU 543 oleh SECinilah yang menyebabkan SEC menolak Form 20 F LK Telkom 2002 Sehinggamenyimpulkan LK Telkom 2002 unaudited.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    15/42

    Untuk lebih lengkapnya berikut korespondensi antar KAP dan SEC untuk permasalahanini :

    20 Januari 2003: EP mengirim Audit Instructions kepada HS, yang mencakupketentuan-ketentuan AU 543 atau PSA 543. HS memberi konfirmasi tertulis bahwa AuditInstructions telah diterima;

    19 Februari 2003: HS mengirimkan laporan yang diminta EP sesuai Audit Instructions,termasuk dokumen yang menyatakan bahwa HS independen;

    17 Maret 2003: EP mengirim surat ke HS akan melakukan reference terhadap audit yangdilakukan HS di Telkomsel. Laporan audit (Telkom) direncanakan keluar pada tanggal 25Maret 2003;

    24 Maret 2003: HS membalas surat ke EP 17 Maret 2003. HS menyatakan, tidakmemberi izin kepada EP untuk menggunakan opininya atas LK 2002 (audited) Telkomseluntuk dijadikan acuan dalam LK 2002 (audited) Telkom;

    25 Maret 2003: HS mengirimkan copy dari audit report Telkomsel untukdikonsolidasikan ke Telkom. Dalam surat pengantarnya, HS menyatakan, At the date of

    this letter, we fully stand behind our opinion as far as they relate to the financialstatements of Telkomsel for the year ended December 31, 2002.

    31 Maret 2003: HS kembali mengingatkan EP bahwa HS tidak mengizinkan EPmenggunakan opini atas LK 2002 (audited) Telkomsel dalam Form 20 F dari LK Telkom2002.

    9 April 2003: HS mengirim surat ke Preskom dan Ketua Komite Audit Telkomsel,menjelaskan keputusannya tidak memberi izin kepada EP menggunakan opini audit LK2002 Telkomsel. Bahwa tindakan itu telah sesuai dengan AU 543.

    Pada 22 Mei 2003: SEC menyetujui dilakukannya credentialling review terhadap EPsehubungan pelaksanaan AU 543. Heinz & Associates LLP dari Denver, Colorado, AS

    ditunjuk sebagai pelaksana.. Kesimpulan Heinz & Associates LLP adalah: We found thefirms (KAP Eddy Pianto) conclusion in connection with this matter (US GAAS AUSection 543) to have merit and generally consistent with practices we have observed byother auditing firm.

    5 Juni 2003: SEC mengirim surat kepada Telkom. SEC menyatakan, EP tidakmendemonstrasikan kompetensinya dalam menerapkan US GAAS, dan karenanya SECmenolak laporan 20-F Telkom.

    21 Juni 2003: EP mengirim surat ke SEC untuk menjelaskan mengenai interpretasi yangbenar atas AU 543.

    25 Juni 2003: EP melakukan teleconference dengan SEC, juga untuk menjelaskan

    mengenai interpretasi yang benar atas AU 543. Dalam diskusi itu, tidak ada sanggahandari SEC mengenai interpretasi yang disampaikan Eddy Pianto.

    Berikut standar audit US 543 yang dimaksud :

    para 10 (c) (i), yang menjadi dasar penolakan HS memberi izin kepada EP. Aturan SECitu berbunyi, (10) Whether or not the principal auditor decides to make reference to theaudit of the other auditor, he should make inquiries.... These inquiries and other measuresmay include such as the following: (c) Ascertain through communication with the other

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    16/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    17/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    18/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    19/42

    Korupsi dan tata kelola yang tidak baik sangat merugikan bagi warga negaramiskin karena mereka hanya menerima sedikit jasa sosial seperti kesehatan dan pendidikan,dan memiliki sumber daya yang minim untuk membayar sogok dan denda yang seringkalidiminta oleh berbagai pihak. Rezim korupsi kerap menggagalkan kontrak untuk membuatklinik dan sekolah di area kumuh. Tentu saja hal ini membuat akses ke barang-barang publik

    hanya tersedia di kota-kota besar. Di Ekuador, rakyat miskin harus membayar 3 kali lipat daripenduduk normal untuk mendapatkan akses barang-barang publik karena mereka harusmenyogok untuk mendapatkan barang tersebut.

    2.1.3 Who Benefits From The Bribery?

    Bukti-bukti terkini menunjukkan bahwa perusahaan yang melangsungkan prakteksogok menyogok (misal: dalam memperoleh lisensi) sebenarnya tidak mendapat keuntungansama sekali. Demikian juga untuk komunitas bisnis dan masyarakat secara umum.Sebaliknya, biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan bisnis yang sarat korupsisangatlah besar. Sebuah survei menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi sistemperekonomian transisi (dari komunis ke nonkomunis) yang memiliki tingkat korupsi cukup

    tinggi memiiki tingkat pertumbuhan dan investasi yang lebih rendah, dan keamanan dari hakintelektualnya pun tidak baik. Sebaliknya, perusahaan yang mengadopsi sistem pemerintahanhukum parlementer, dekrit presiden, dan pengaruh di bank sentral mendapat keuntungan dijangka pendek; walau korupsi yang mengakar itu telah menciptakan permasalahan yangmerusak untuk perkembangan perusahaan itu sendiri.

    2.1.4 Causes of Corruption

    Studi empiris terkait penyebab korupsi masih tergolong langka, namun bukti-bukti mengarah bahwa penyebabnya adalah gejala dari lemahnya kontrol institusional.

    Korupsi timbul karena rendah dan lemahnya hak-hak politik, termasuk pemilihanumum yang demokratis, adanya pihak legislatif, partai oposisi, dan lemahnya kebebasanwarga sipil yang juga mencakup hak untuk bersuara, media yang independen, dankebebasan berbicara. Peningkatan bukti-bukti menghubungkan antara pemberdayaanmasyarakat sipil dengan strategi efektif dalam mengetahui penyebab korupsi. Bukti surveiperusahaan dari ekonomi transisi menyarankan bahwa penangkapan oleh polisi dan jerathukum untuk perusahaan tersebut terasosiasi dengan tidak adanya kemerdekaan penuh untukrakyat sipil. Bukti empiris lain (yang berlaku di seluruh dunia) menunjukkan bahwapenyertaan perempuan baik itu dalam jumlah di parlemen maupun hak-hak sosial berjalansearah dengan semakin kuatnya penduduk sipil. Devolusi, seperti desentralisasi fiskal, jugamampu membantu dalam mengontrol korupsi.

    Korupsi banyak terjadi di negara yang memiliki tingkat kepemilikan tinggi diekonomi, peraturan bisnis dan pajak yang berlebihan, pengaplikasian peraturan yangsewenang-wenang, dan hambatan perdagangan. Ekonomi yang dimonopolisasi juga memilikikecenderungan terjadinya korupsi.

    Tenaga sipil yang professional, baik dalam pelatihan, perekrutan, dan promosi,juga kerap diasosiasikan dengan tingkat korupsi yang lebih rendah. Berbanding terbalikdengan kepercayaan konvensional, bukti yang ada justru ambigu bahwa gaji pegawai sipilyang rendah mengakibatkan korupsi. Karena, kenaikan tingkat gaji pun tidak menyebabkanpenurunan yang signifikan dalam korupsi.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    20/42

    2.1.5 The Need For A Multifaceted Anticorruption Strategy Which Tackles The

    Fundamental Incentives and Prevention

    Dengan banyaknya faktor penentu tata kelola yang baik dan korupsi,sesungguhnya program apa sajakah yang dapat berdampak positif? Terdapat beberapaprogram, yakni:

    a. Menerapkan mekanisme check and balances dalam masyarakatb. Mempromosikan suara dan partisipasi masyarakat,c. Mengurangi insentif bagi elit perusahaan utnuk bergabung dalam state capture,d. Menegakkan hukum.

    2.1.6 Details and Priorities In A Multifaceted Strategy Will Vary From Country To

    Country

    a. Entry And Competition

    Strategi yang harus diterapkan adalah meningkatkan kompetisi. Dalam negara transisi danberkembang, sumber korupsi adalah terkonsentrasinya ekonomi dalam monopoli yangmencakup pengaruh politik dalam pemerintahan untuk kepentingan pribadi. Hal ini

    banyak dijumpai di negara yang memiliki sumber daya alam melimpah, seperti gas alam,minyak, dan alumunium. Demonopolisasi, deregulasi, fasilitas untuk masuk dan keluar(melalui likuidasi asset dan prosedur kebangkrutan yang efektif) dan promosi kompetisimenjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi korupsi.

    b. Political Leadership Accountability

    Beberapa negara dapat melakukan hal berikut untuk meningkatkan akuntabilitaspolitiknya:

    a. Memberitahukan ke publik mengenai jumlah suara di parlemenb. Mencabut imunitas parlemenc. Memberitahukan ke publik mengenai sumber dan jumlah keuangan partai politikd. Memberitahukan ke publik mengenai pendapatan dan aset dari senior public officials

    dan pihak-pihak yang terkaite. Peraturan yang bertentangan dengan konflik kepentinganpublic officialsf. Proteksi untuk whistleblower

    c. Professionalization Of The Civil Service

    Reformasi di bidang ini mencakup pembentukan pegawai sipil yang independen,professional, dan memperkenalkan sistem performa manajemen yang menghubungkangaji dan promosi dengan performa. Selain itu, keuntungan non-tunai dan hal-hal sejenissebaiknya disimplifikasi dan dibuat secara transparan.

    d. The Budget, Public Expenditures, And Procurement

    Untuk merealisasikan hal ini, diperlukan anggaran yang komprehensif, prosespenganggaran yang telah dikonsultasikan, tranparansi dalam penggunaan anggarannegara, usaha mendapat pengakuan publik yang kompetitif, dan audit eksternal yangindependen.e. The Power of Empirics: In-depth Governance Diagnostic Surveys

    Dalam berbagai negara, survei dapat membantu untuk memberdayakan masyarakat sipildalam menyediakan diagnostik yang bermanfaat terhadap pemerintah. Instrumen survei

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    21/42

    dapat mengumpulkan data perilaku bahkan di negara yang memiliki pemerintahan yangdisfungsi sekalipun.

    f. The Importance of Civil Liberties and Voice

    Bukti dari lebih 1500 finance project yang diadakan World Bank menunjukkan bahwakebebasan warga sipil dan partisipasi rakyat merupakan hal penting untuk development

    outcomes. Bergantung dengan ukuran kebebasan masyarakat sipil yang digunakan, jikasuatu negara meningkatkan kebebasan warga sipil dari buruk menjadi sangat baik,maka economic rate of return dariproject tersebut akan meningkat sebesar 22.5%

    Tata kelola lebih dari sekedar memerangi korupsi. Meningkatkan tata kelola perlu dilihatsebagai proses integrasi tiga komponen vital, yakni:

    a. Pengetahuan, dengan data yang teliti dan analisis empiris, termasuk in-countrydiagnostic dan diseminasi, dengan menggunakan teknologi yang terkini

    b. Kepemimpinan dalam politik, masyarakat sipil, dan arena internasional,c. Aksi kolektif melalui partisipasi sistematis dan pendekatan concensus-building

    dengan stakeholder kunci di masyarakat.

    Tidak semua negara bisa mengaplikasikan ini, namun untuk meningkatkan tata kelola,hal ini bisa menjadi jalan yang dapat diterapkan.

    2.2 Transparency International, Coruption Perception Index

    Transparancy International (TI) merupakan sebuah organisasi non-pemerintahinternasional yang banyak berusaha untuk mendorong pemberantasan korupsi, membawaorang secara bersama-sama dalam koalisi yang kuat di seluruh dunia untuk mengakhiridampak buruk dari korupsi pada pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia. TI jugamerupakan sebuah jaringan global NGO anti korupsi yang mempromosikan transparansi danakuntabilitas kepada lembaga-lembaga negara, partai politik, bisnis, dan masyarakat sipil.

    Misi TI adalah untuk menciptakan perubahan menuju dunia yang bebas darikorupsi. TI juga memiliki jaringan global termasuk lebih dari 90 perwakilan dan badan lokaldidirikan. Perwakilan dan badan lokal ini bertujuan untuk melawan kegiatan-kegiatankorupsi di area nasional di dalam lingkup mereka dengan berbagai cara. Perwakilan/badan inisecara bersama-sama dengan pemerintah, masyarakat sipil, bisnis dan media untukmempromosikan transparansi dalam pemilihan, administrasi publik, dalam pengadaan, dandalam bisnis.

    Disisi lain, Transparency International Indonesia (TII) merupakan salah satuchapter Transparency International. Bersama lebih dari 90 chapterlainnya, TII berjuangmembangun dunia yang bersih dari praktik dan dampak korupsi di seluruh dunia.

    TII memadukan kerja-kerja think-tankdan gerakan sosial. Sebagai think-tank, TIImelakukan review kebijakan, mendorong reformasi lembaga penegak hukum, dan secarakonsisten melakukan pengukuran korupsi melalui Indeks Persepsi Korupsi, Crinis project,dan berbagai publikasi riset lainnya. Di samping itu TII mengembangkan Pakta Integritassebagai sistem pencegahan korupsi di birokrasi pemerintah.

    2.2.1 Corruption Perception Index

    Salah satu produk dari Transparency International adalah Corruption PerceptionsIndex. Corruption Perception Index (CPI) adalah sebuah indeks untuk mengukurtingkat/level korupsi yang dirasakan (perceived) di sektor publik (pemerintahan).Pengukuran CPI dilakukan oleh sebuah organisasi yang bernama CPI memiliki skor 10

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    22/42

    (paling bersih dari korupsi) sampai 0 (paling korup). CPI diukur untuk setiap negara dandilakukan perangkingan dari yang paling bersih sampai yang paling korup. CPI diperolehdengan melakukan survey opini dan penilaian bisnis yang berbeda oleh institusi yangbereputasi dan independen. Survey dan penilaian ini berisi pertanyaan tentang peyuapanpejabat pemerintah, kicback dalam pengadaan barang publik, penggelapan dana publik, dan

    pertanyaan terkait kekuatan dan kelemahan usaha sektor publik dalam mengatasi korupsi.tingkat persepsi korupsi di Indonesia sejak tahun 2001, kemudian 2010, dan terakhir2011 mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Namun meskipun CPI kian membaik,masalah korupsi di Indonesia ini masih cukup serius. Tingkat Korupsi di Indonesia sangatburuk, meskipun lebih baik daripada Vietnam dan Filipina. Indonesia harus mencontohkeberhasilan pemerintah Singapura dalam menangani Korupsi karena CPI Singapura sangattinggi.

    Tingginya level korupsi di Indonesia diakibatkan lemahnya penegakan hukumdan hukuman kepada para koruptor sangatlah ringan bahkan sering mendapatkan remisi.Selain itu, para pejabat pemerintah yang melakukan korupsi juga dapat dengan mudahnyamenghilangkan jejak ke luar negeri. Kasus penyuapan yang sering terjadi di Indonesia juga

    membuat skor CPI Indonesia sangat tinggi. Berikut ini adalah trend CPI Indonesia daritahun 2001 s.d 2011 yang dibilang sangat buruk

    2.3. KNKG, Pedoman Umum Good Public GovernanceGood Public Governance (GPG) merupakan sistem atau aturan perilaku

    terkait dengan pengelolaan kewenangan oleh para penyelenggara negara dalam menjalankantugasnya secara bertanggung-jawab dan akuntabel. GPG pada dasarnya mengatur polahubungan antara penyelenggara negara dan masyarakat dan antara penyelenggara negaradan lembaga negara serta antar lembaga negara. Penerapaan GPG mempunyai pengaruhyang sangat besar terhadap perwujudan Good Corporate Governance oleh dunia usaha danpenyelenggara Negara. Sinergi diantara diharapkan keduanya dapat menciptakanpemerintahan yang bersih dan berwibawa, yang pada gilirannya mampu meningkatkanpertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan GPG terutama sangatpenting melalui penegakan kepatuhan terhadap hukum sehingga dapat dicegah terjadinyapraktik suap, korupsi dan sejenisnya.

    GPG wajib dilaksanakan oleh para penyelenggara negara di setiap lembaganegara, baik di ranah legislatif, eksekutif maupun yudikatif, bahkan juga di lembaga-lembaga non struktural. Untuk menciptakan sistem birokrasi yang baik, pemerintah telahmengambil langkah-langkah agar good governance diterapkan dilingkungan pemerintahan,khususnya dalam penyelenggarakan pelayanan publik. Upaya pemerintah tersebut tentunyaakan memperoleh hasil yang maksimal apabila didukung pula oleh penerapan goodgovernance di lembaga-lembaga legislatif dan pengawasan serta yudikatif.

    Dalam konteks pemberantasan korupsi, good governance sering diartikansebagai penyelenggaraan negara yang bersih dari praktik korupsi. Dalam prosesdemokratisasi good governance sering mengilhami para aktivis untuk mewujudkanpenyelenggaraan negara yang memberikan ruang partisipasi bagi pihak diluarpenyelenggaraan itu sendiri, sehingga ada pembagian peran dan kewajiban yang seimbangdalam arti luas, termasuk peran partai politik, masyarakat sipil, dan para pelaku usaha.Adanya pembagian peran yang seimbang dan saling melengkapi antara ketiga unsurtersebut, bukan hanya memungkinkan terciptanya check and balance, tetapi jugamenghasilkan sinergi antar ketiganya dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    23/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    24/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    25/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    26/42

    Begitu juga dengan Jaksa Urip. Saat melakukan tugas sebagai Ketua timpenyelidik kasus BLBI, Jaksa Urip diawasi oleh Inspektur Muda Intelijen dan TindakPidana Khusus di satu di antara kelima Inspektorat. Meski demikian, kelemahan secarastruktural terletak pada pembagian kewenangan yang tidak tegas antara lima Inspektoratyang berada di bawah Jamwas. Hal ini mengingat bahwa kegiatan di Kejaksaan Agung,

    termasuk kinerja Tim Penyelidikan Kasus BLBI dapat berada di bawah kepengawasanInspektur Muda Intelijen dan Tindak Pidana Khusus yang berada di Inspektorat I, II, III, IVataupun V. Kemungkinan yang terburuk adalah saat tidak satupun Inspektoratmerencanakan kepengawasan kinerja Tim Penyelidikan Kasus BLBI.

    Ketika melihat hal ini, efektivitas dari pengendalian sendiri terlihat belum efektif.Fungsi control dari pihak pengawas belum efektif.

    Jaksa Urip juga melanggar asas akuntabilitas dan budaya hukum . Yaitumenerima pemberian dari pihak lain dalam bentuk uang dan melaksanakan fungsi dantugasnya secara tidak professional yang terkena praktek korupsi, kolusi,dan nepotisme.Disini Jaksa Urip menerima uang sebesar lebih kurang 660.000 USD dan 1 milyar daribeberapa pihak yaitu artalyta dan glenn.

    3. Gratifikasi

    Sesuai dengan etika penyelenggaraan negara, setiap penyelenggara negara tidakdiperkenankan meminta atau menerima sesuatu, baik secara langsung maupun tidaklangsung, dalam bentuk apapun apabila berpotensi menimbulkan benturan kepentingan,termasuk atas perihal yang diperoleh sebagai ucapan terima kasih atas jasapenyelenggaraan negara. Setiap penerimaan oleh penyelenggara negara wajib dilaporkankepada KPK untuk ditentukan status kepemilikiannnya, apakah sebagai milik pribadi ataudirampas oleh negara, sesuai ketentuan UU KPK.

    Jaksa Urip seharusnya melakukan pelaporan atas pemberian uang yang telahdiberikan oleh Reno Iskandarsyah (Pengacara Glen) dan Artalyta. Karena sesuai aturan UUKPK setiap pemberian ke penyelenggara negara wajib dilaporkan ke KPK. Dan juga JaksaUrip juga memiliki kewajiban untuk melaporkan kekayaannya melalui LHKPN yang akandiperiksa oleh KPKPN.

    Dan atas adanya suap tersebut Jaksa urip terbukti telah melakukan tipikor sesuaidengan Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001. Terkena sanksi pasal 12Bayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/2001. Pidana penjara seumur hidup atau penjarapaling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

    4. Kerahasiaan Informasi

    Dalam GPG, penyelenggara negara harus memiliki nilai Professional,Mengutamakan Kepentingan Masyarakat dan Negara, serta Berwawasan Ke Depan. Salahsatu implementasinya yaitu tidak diperkenankan menyalahgunakan informasi yang adauntuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

    Pada kasus Jaksa Urip, Jaksa Urip membeberkan rencana penyelidikan kepadaArtalyta Suryani yang memungkinkan disusunnya langkah penyikapan pendahuluan. UUKIP menggolongkan informasi yang dapat menghambat penegakan hukum sebagaiInformasi yang Dikecualikan. Oleh sebab itu, tidak seharusnya Jaksa Urip mengemukakaninformasi tersebut kepada pihak ketiga, apalagi ketika dimaksudkan untuk memperoleh

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    27/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    28/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    29/42

    dekat antara klien dengan audit firm. Para professional juga harus berani merepresentasikan kepentinganpublic meskipun terkadang harus menanggung akibatnya secara individu.

    Mengenai pengajaran etika di universitas, meskipun lebih baik untuk diajarkan dari usia dinidan ada banyak kontroversi mengenai etika yang bagaimana yang benar untuk diajarkan namununiversitas tetap bisa mengajarkan nilai-nilai dasar seperti kejujuran, sikap hormat, taat hukum, dan

    sebagainya. Adapun tiga cara pengajaran etika : membuka kelas khusus, mengintegrasikannya ke dalammateri subjek utama pembelajaran, atau menggabungkan kedua metode tersebut.

    Influencing others through leadershipIntinya semua pemimpin dituntut untuk tidak hanya menetapkan corak organisasi dan

    menjadi contoh bagi bawahannya namun juga bertingkah sesuai dengan corak yang mereka tetapkansendiri, tidak hanya menuntut bawahan untuk bersikap etis tapi juga mereka harus bersikap etis dalammenghadapi setiap masalah. Beberapa contoh masalah adalah berkeras menggunakan metode pencatatanyang benar meski dapat kehilangan klien, memecat pegawai yang memiliki kinerja tinggi namun memilikisikap yang tidak sesuai dengan nilai perusahaan, juga mungkin harus menghadapi regulator yangmembuat kebijakan yang salah. Keputusan yang etis dapat berdampak negatif, tetapi hal itu merupakanharga untuk integritas dan karakter.

    PEMBAHASAN KASUS ENRON DAN WORLDCOM

    A. KASUS ENRON

    Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melaluipipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enronbergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampaipada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lainmeliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enronmulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasisangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastisberbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu

    perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat danmerupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesarUS $ 31.2 milyar.

    Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard, diantaranya manipulasi laporankeuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasusmemalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden AmerikaSerikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnyaEnron adalah sebagai berikut:

    1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)

    membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan danmengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di aksesoleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidaksehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

    2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing secaratotal atas fungsi internal audit perusahaan.

    a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semulaadalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.

    b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    30/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    31/42

    16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri darijabatannya.

    17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindaksebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatanproses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAPAndersen dan Enron.

    18. 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan ChiefOperating OfficerEnron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.

    19. 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukanhambatan terhadap proses peradilan.

    Pembahasan Masalah

    Etika bisnis dan profesi memegang peranan penting yang memicu kasus ini berkembang menjadisangat berdampak besar bagi dunia. Kasus ini juga berdampak terhadap aturan dan regulasi terkaitprofesi, khususnya akuntan dan auditor. Hal-hal terkait etika bisnis dan profesi yang memicu,mendukung, dan menjadi penyebab kasus ini antara lain:

    1. Enron menggunakan outsourcing untuk seluruh fungsi internal audit perusahaan. Dalam hal ini,kepala internal audit, direktur keuangan, serta sebagian besar staf accounting Enron berasal dariKAP yang mengaudit Enron yaitu KAP Andersen.

    2. Itikad kurang baik dari jajaran eksekutif Enron. Hal ini dilihat salah satunya dari CEO Enronyang tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (specialaccounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang dapat mengakibatkan dampak signifikan bagipengambilan keputusan stakeholders, karena beban tersebut dapat menyebabkan hasil aktual padatahun 2001 menjadi rugi $644 juta; sedangkan laporan yang dipublikasi pada tahun tersebutmenyatakan Enron memperoleh keuntungan. Hal ini menimbulkan indikasi penutupan kesalahandan manipulasi laporan keuangan demi dapat menarik investor untuk berinvestasi di Enron.

    3. Enron dan KAP Andersen dituduh melakukan penghancuran dokumen yang berkaitan dengan

    investigasi atas kebangkrutan Enron, tindakan kerja sama yang menyulitkan proses investigasisehingga menimbulkan indikasi bahwa kedua pihak bekerja sama untuk dapat melarikan diri daritanggung jawab dan sanksi yang mengancam mereka.

    4. Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis yang sehatdengan melakukan deception, discrimination of information, coercion, bribery dan juga telahmelanggar prinsip good corporate governance.

    Kasus Enron dilihat dari tinjauan Bahan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, KNKG Bab 3, dan

    jurnal Copeland:

    1. Kode Etik Profesi Akuntan Publik

    Kasus Enron, berdasarkan kode etik akuntan, telah melanggar beberapa prinsip:

    a. Integritas. Auditor, dalam kasus ini Arthur Andersen, seharusnya bersikap terus terang dan jujurserta melakukan praktik secara adil dan sebenar-benarnya. Jika Andersen mengetahui ada suatu halyang merugikan dan material, seharusnya ia melaporkan atau membuka hal tersebut. hal inidimaksudkan agar perusahaan mempelajari kesalahannya sendiri dan dijadikan contoh bagiperusahaan lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    32/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    33/42

    Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan,menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization,ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lainsebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadapkepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur sertaberimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron

    saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaanserta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapusseketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek.

    Jika dilihat dariAgency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihakstock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawabandari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enrontelah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakannorma dan etika bisnis yang sehat. Enron dan KAP melakukan sebuah ketidakjujuran, kebohongan danpraktik bisnis yang tidak etis sehingga menyebabkan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaanbagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.

    Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

    Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis diAmerika Serikat antara lain :

    1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investordengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaanpublik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board)yang bertugas:

    Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik

    Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalianmutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaanpublik

    Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakansanksi jika perlu

    Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professionaldi KAP

    Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standarprofessional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.

    2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Acta.Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang

    memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah

    jasa non audit yang dilarang :o Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.oDesain dan implementasi sistem informasi keuangan.o Jasa appraisal dan valuationoOpini fairness

    o Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemenoBroker, dealer, dan penasihat investasi

    Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaansebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    34/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    35/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    36/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    37/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    38/42

    berpartisipasi pada proses penilaian ini serta publikasi dari laporan akhirnya adalah bersifatsukarela. Pada akhir Jui 2010, 75 penilaian telah selesai dibuat pada 59 negara diseluruh dunia.

    PRAKTEK DEWAN DAN PENGAWASAN PERUSAHAAN

    Peran Dewan

    Perusahaan Indonesia memiliki struktur dua tingkatan dewan: dewan komisaris (BOC) dandireksi (BOD). Dewan Komisaris seharusnya mengawasi dan menasehati Direksi, yang padagilirannya melaksanakan operasi sehari-hari perusahaan. Di luar mandat umum, ada beberapatanggung jawab yang eksplisit untuk dua papan dalam hukum. Di masa lalu, Dewan Komisaris dibanyak perusahaan memainkan peran yang terbatas dengan hampir semua kekuasaan berada ditangan Direksi (dan pemegang saham pengendali).

    Namun baru-baru ini, beberapa Dewan Komisaris telah menjadi lebih aktif dalam mengawasiperusahaan, berkat pelatihan, peningkatan kesadaran dan baru-baru ini hukum dan perubahanperaturan, termasuk persyaratan untuk memiliki komite audit dan independen komisaris danpengenalan kewajiban anggota dewan. Dewan Komisaris tidak memilih CEO (Presiden Direktur)atau manajemen puncak lainnya. Di bawah Undang- Undang PT, baik Dewan Komisaris danDireksi yang dipilih langsung oleh pemegang saham dalam RUPS. Dewan Komisaris dapatmenangguhkan seorang direktur, tetapi keputusan ini harus dikonfirmasi oleh RUPS dalam 30hari.

    Dewan Independensi dan Objektivitas

    Kedua struktur dewan lapis memastikan bahwa semua komisaris adalah non-eksekutif. Merekamasih mungkin menjadi pemegang saham utama atau memiliki koneksi lain pemegang sahampengendali dan manajemen. Daftar aturan mengharuskan perusahaan publik untuk memiliki 30persen komisaris harus"independen". Independen definisinya secara lebih mendalam dapat

    dilihat dalam peraturan Bapepam-LK. Dalam prakteknya, kebanyakan perusahaan memiliki danmengidentifikasi komisaris ini, tapi jangan melebihi persyaratan hukum. Semua perusahaanpublik wajib memiliki komite audit yang diketuai oleh independen komisaris. Komite Audit jugaharus memiliki ahli dari luar yang tidak berada pada Dewan Komisaris atau BOD sebagaianggota. Bank juga wajib memiliki nominasi dan komite remunerasi, dan CGCG mendorongperusahaan lain untuk memiliki komite ini. Nominasi Bank dan komite remunerasi harus terdiridari satu komisaris independen (yang bertindak sebagai kursi), satu komisaris lainnya, dan satupejabat eksekutif (yang bertanggung jawab atas sumber daya manusia, atau perwakilankaryawan) yang harus memiliki pengetahuan tentang remunerasi dan / atau nominasi sistem danrencana suksesi bank. Mereka juga bisa memiliki ahli dari luar sebagai anggota.

    Komite audit memiliki mandat untuk meninjau pelaporan keuangan, memastikan kepatuhanterhadap hukum dan regulasi, mengawasi audit internal, dan laporan tentang risiko danmanajemen risiko kepada Dewan Komisaris. Peraturan tidak memberikan komite audit mandatuntuk meninjau pekerjaan eksternal auditor sehingga tidak memiliki peran eksplisit dalammengelola konflik kepentingan.

    Rekomendasi oleh ROSC

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    39/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    40/42

    > Kajian dan persetujuan transaksi dengan pihak yang signifikan / terkait.

    > Pengungkapan kepemilikan dan kontrol.

    > Interpretasi laporan tata kelola perusahaan perusahaan.

    Bapepam-LK juga harus berusaha untuk meningkatkan kapasitasnya untuk meninjau laporankeuangan. Bapepam-LK harus melibatkan akuntan profesional yang berkualitas danberpengalaman tambahan dan melatih staf yang ada untuk lebih meningkatkan efektivitaslaporan keuangan pengulas di Corporate Finance Biro untuk mendeteksi manipulasi canggihpelaporan akuntansi dan keuangan. Bapepam-LK juga harus berusaha untuk merekrut staf laindari sektor swasta, dan kebijakan pada remunerasi dan pelatihan harus ditinjau untukmemfasilitasi ini. Bapepam-LK juga harus menciptakan penghalang yang kuat terkaitpenggunaan penipuan sekuritas pelanggan dengan hati-hati mengambil tindakan terhadap brokerdan perantara pasar lainnya dalam hal itu terjadi.

    Rekomendasi untuk Studi Lanjut

    Ada beberapa aspek dari kerangka hukum dan peraturan saat ini yang muncul untuk overregulateatau di bawah-mengatur pasar, dengan alasan tidak jelas. Bapepam-LK harus melakukan studikhusus dalam bidang berikut untuk menentukan yang tepat langkah selanjutnya yang harusdiambil untuk meninjau peraturan biaya dan manfaat:

    Kurangnya delisting / akan aturan pribadi. Bapepam-LK tampaknya telah membuat lebih sulitbagi perusahaan untuk delisting secara sukarela atau "go private" pada tahun 2008. Sementara dibeberapa hal ini tidak bekerja untuk melindungi pemegang saham (karena hak-hak mereka tidakbisa dilanggar selama transaksi delisting jika tidak diperbolehkan), juga mengurangi insentif bagi

    pemegang saham pengendali untuk daftar di tempat pertama, karena menghilangkan opsi untukmeninggalkan bursa jika mereka tidak lagi melihat manfaat untuk sisa terdaftar yang ada.Bapepam-LK harus mempelajari dampak dari aturan baru, dan berusaha untuk memastikan saatini dampak.

    Pelaksanaan pemungutan suara elektronik. Bapepam-LK harus mempelajari hukum, prosedur,dan teknis rintangan untuk melaksanakan pemungutan suara elektronik pada rapat pemegangsaham. Meskipun kemajuan signifikan telah dibuat dengan BUMN pemerintahan, KementerianBUMN Usaha harus mempertimbangkan tambahan, fokus diagnostik pada BUMN yang bisamenjadi dasar untuk meningkatkan kebijakan kepemilikan mereka secara keseluruhan danmeningkatkan tata kelola perusahaan di kunci

    2.3 Recent Development in Corporate Governance An Overview

    Stuart L Gillian

    Paper ini menerangkan kepada kita pandangan yang lebih luas dari Corporate Governancedengan merangkum berbagai paper lain yang mempunyai pandangan juga sama luasnya denganyang ada pada paper ini.

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    41/42

  • 7/23/2019 CG oecd 5

    42/42

    moderen segala sesuatu yang memiliki dampak walaupun seminimal apapun terhadap CGperusahaan dapat dipandang sebagai bagian dari CG itu sendiri.

    Pengaturan utama dibagi menjadi dua yaitu pengaturan internal dan pengaturan eksternal sepertipada figur di bawah. Dari setiapnya dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan pihak yangberkaitan.

    Pada sisi internal perusahaan maka pembagian dari aspek-aspek CG adalah sebagai berikut:

    a) Board of Directors (and their role, structure, and incentives)b) Insentif manajerialc) Struktur permodaland) Bylaw and Charter Provisionse) Sistem kontrol Internal

    Sementara itu, pembagian dari aspek-aspek eksternal CG adalah sebagai berikut:

    a) Hukum dan Peraturan

    b) Markets 1 (pasar modal, the market for corporate control, pasar tenaga kerja, dan pasarproduk)

    c) Markets 2, menekankan pada penyedia informasi pada pasar modal (analis pada tingkatkredit, permodalan, dan tatakelola)

    d) Markets 3 , memfokuskan pada jasa akuntansi, keuangan, dan kelegalan dari pihakeksternal terhadap entitas(including auditing, directors and officers liability insurance,and investment banking advice termasuk diantaranya auditor, saran investasi perbankan,dan jaminan asuransi pegawai)

    e) Sumber dari pandangan eksternal, sebagai contohnya media.