5
Audit The Shareholder’s Equity A. Strategi Audit Awal untuk Ekuitas Pemegang Saham Resiko bawaan tertinggi dalam hal ini terkait dengan asersi pengungkapan dan pelaporan. Terkadang perusahaan menggunakan instrument ekuitas yang berfungsi sebagai debt dan tidak boleh diakui dalam ekuitas shareholders. Asersi-asersi terdiri dari Existence and Occurrence, Completeness, Rights and Obligations, Valuation or Allocation, dan Presentation and Disclosure. Dari asersi ini ditentukan resiko-resiko yang muncul yakni Inherent Risk, Control Risk, Analytical Procedures Risk, dan Test of Details Risk. B. Tes Substantive terhadap Shareholder’s Equity Berdasarkan ISA 330, substantive test terdiri atas test of details dan substantive analytical procedure. Tes ini mengandalkan komunikasi langsung dengan sumber- sumber independen serta review atas dokumen-dokumen untuk mendapatkan bukti-bukti kuat yang mencukupi terkait asersi atas shareholder’s equity. 1. Prosedur Awal Seperti prosedur inisial sebelumnya, auditor sebaiknya melakukan pemahaman akan bisnis klien terlebih dahulu. Pemahaman yang dimaksud dalam hal audit ekuitas pemegang saham ialah kebutuhan entitas

CH 17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uji subtantive untuk ekuitas pemegang saham

Citation preview

Audit The Shareholders Equity

A. Strategi Audit Awal untuk Ekuitas Pemegang Saham Resiko bawaan tertinggi dalam hal ini terkait dengan asersi pengungkapan dan pelaporan. Terkadang perusahaan menggunakan instrument ekuitas yang berfungsi sebagai debt dan tidak boleh diakui dalam ekuitas shareholders.

Asersi-asersi terdiri dari Existence and Occurrence, Completeness, Rights and Obligations, Valuation or Allocation, dan Presentation and Disclosure. Dari asersi ini ditentukan resiko-resiko yang muncul yakni Inherent Risk, Control Risk, Analytical Procedures Risk, dan Test of Details Risk.B. Tes Substantive terhadap Shareholders EquityBerdasarkan ISA 330, substantive test terdiri atas test of details dan substantive analytical procedure.Tes ini mengandalkan komunikasi langsung dengan sumber-sumber independen serta review atas dokumen-dokumen untuk mendapatkan bukti-bukti kuat yang mencukupi terkait asersi atas shareholders equity.

1. Prosedur AwalSeperti prosedur inisial sebelumnya, auditor sebaiknya melakukan pemahaman akan bisnis klien terlebih dahulu. Pemahaman yang dimaksud dalam hal audit ekuitas pemegang saham ialah kebutuhan entitas akan pendanaan dari luar perusahaan dan kelayakan perusahaan untuk berusaha meningkatkan pertumbuhan.

Pendanaan ekuitas bisa berupa aktivitas investasi atau investasi untuk meningkatkan working capital perusahaan (pengadaan asset tetap , persediaan atau piutang).Prosedur awal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman akan kebutuhan entitas akan pendanaan eksternal dan keinginan entitas dalam menggunakan pendanaan ekuitas untuk mendukung aktivitas-aktivitas investasi atau untuk mendukung investasi yang dibutuhkan dalam working capital.Langkah-Lanhkah yang dapat dilakukan ialah :

1. Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry dan menentukan :a. Sumber-sumber pendanaan yang signifikan yang digunakan oleh entitas (debt dan equity)

b. Faktor pendorong ekonomi yang mempengarhu kebutuhan entitas untuk mendanai dan kemampuannya untuk mendapatkan modal dan membayar dividen.

c. Standar industry pada tingkatan dimana industry menggunakan ekuitas pendanaan.

2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo ekuitas shareholder dan catatan-catatan yang akan digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

a. Menelusuri saldo awal ke saldo audit tahun lalu atas akun ekuitas shareholder.

b. Review aktivitas terkait ekuitas shareholder dan menginvestigasi jurnal-jurnal yang nampak tidak wajar dalam hal jumlah dan sumber.c. Mendapatkan client-prepared schedules terhadap perubahan di dalam saldo ekuitas shareholder dan menentukan apakah sudah secara akurat merepresentasikan pencataan akuntansi dengan cara:

i. Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan hasil dengan kenaikan dan penurunan dalam buku pembantu dan buku besar.

ii. Menguji kesuaian item dalam daftar dengan data pembukuan pada buku pembantu dan buku besar.

3. Prosedur Analitisa. Menghitung rasio-rasio

Return on common stockholdersequity, equity to total liabilities and equity, dividend payout rate, earnings per share, sustainable growth rate.

b. Membandingkan rasio dengan angka pembanding, misalnya: angka tahun lalu, angka anggaran, angka industri, dan angka lain yang setara.Berdasarkan ISA 315 paragraf 25 auditor harus mengidentifikasi dan menilai resiko dari kesalahan material pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi transaksi, neraca dan pengungkapan.

4. Prosedur Detail TransaksiBukti pada saat penerbitan saham, perlu diperhatikan dasar yang dipakai ketika saham dibeli, bisa itu menggunakan nilai pasar, atau yang lain. Selain itu, pada saat pembagian dividen, jurnal yang perlu dicatat pada saat pengumuman atau pembagian. Dan juga pada saat merincikan daftar pemegang saham yang berhak atas pembagian dividen.a. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal pembayaran akun capital

b. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal terkait retained earnings

5. Prosedur Detil SaldoSemua penerbitan saham, akuisisi saham dan pengumuman akan pembagian dividen harus di otorisasi atau atas persetujuan dari dewan direksi. Selain itu, konfirmasi dilalukan dengan menginspeksi sertifikat pemegang saham (ISA 315 A11 Observation and Inspection).a. Melakukan review atas artikel-artikel mengenai penggabungan usaha dan anggaran rumah tangga

b. Review terhadap pengotorisasian dan ketentuan dalam penerbitan saham

c. Pengonfirmasian atas saham beredar dengan registrat dan transfer agent

d. Menginspeksi setifikat saham yang dipesan

e. Meninspeksi sertifikat saham-saham untuk treasury

6. Pengungkapan dan PelaporanPengungkapan pada bagian ekuitas di neraca harus lengkap, berisi rincian dari opsi saham, dividen yang akan dibagikan, par atau stated value, dan lainnya.

Untuk hal lainnya, auditor menilai apakah penyajian ekuitas dari perusahaan sudah menunjukkan keadaan yang wajar dan sesuai standar pengungkapan (diatur dalam ISA 330 paragraf 24).Membandingkan kesesuaian penyajian dengan IFRS:

a. Menentukan ketepatan identifikasi dan klasifikasi akun ekuitas shareholder dalam laporan keuangan.

b. Menentukan ketepatan pengungkapan seluruh item terkait perubahan saldo ekuitas shareholder selama periode tersebut, nilai par atau nilai stated, dividend dan pilihan-pilihan likuidasi, dividen yang masih menunggak, stock option plans, conversion features, dan saham treasuri. c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan saldo akun ekuitas shareholder dalam draft laporan keuangan, misalnya dengan menggunakan checklist pengungkapan.

d. Membaca ulang pengungkapan dan mengevaluasi tingkat kejelasan pengungkapan.