21
Perencanaan Perencanaan Audit Audit

Ch3-Perencanaan Audit.ppt

  • Upload
    nabel

  • View
    284

  • Download
    63

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Perencanaan Perencanaan AuditAudit

Page 2: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Perencanaan AuditPerencanaan Audit

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.  Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.

Page 3: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Perencanaan AuditPerencanaan Audit

Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan baik:

o Untuk memperoleh bukti yang cukup dan kompeteno Untuk menentukan biaya audito Untuk mengurangi kesalahpahaman dengan klien

Page 4: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Tahap Penerimaan Penugasan AuditTahap Penerimaan Penugasan Audit

Evaluasi Integritas Manajemen Mengindentifikasi Keadaan-Keadaan Khusus dan Risiko

Tidak Biasa Menetapkan Kompetensi untuk Melakukan Audit Evaluasi Independensi Menentukan Kemampuan untuk Bekerja dengan Cermat

dan Seksama Menyiapkan Surat Penugasan

Page 5: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Komunikasi dengan Auditor Pendahulu Komunikasi dengan Auditor Pendahulu (Sebelum Penunjukan)(Sebelum Penunjukan)

Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen klien yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor pengganti. Sebelum menerima penugasan, PSA No.16, Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis.

Dalam berkomunikasi, auditor pengganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas pengambilan keputusan menerima atau penolak penugasan, seperti : Integritas manajemen, Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai prinsip akuntansi dan prosedur audit, dan Pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan klien melakukan penggantian auditornya.

Page 6: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Engagement Letter Engagement Letter ( Surat Perikatan) ( Surat Perikatan)

Engagement Letter adalah suatu kesepakatan antara KAP dengan klien tentang sejumlah persyaratan atas penugasan audit serta sejumlah jasa lainnya yang terkait

Surat perikatan dapat pula mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan perikatan, tujuan dan lingkup audit, dan luasnya tanggung jawab auditor kepada klien dan bentuk laporan.

Page 7: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pembuatan Surat Perikatan (Pembuatan Surat Perikatan (Engagement Engagement LetterLetter))

Tujuan audit atas laporan keuangan. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan,

pernyataan dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh

auditor untuk menyampaikan hasil perikatan. Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan lain suatu

audit, dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari tentang kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi.

Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa pun yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit.

Pembatasan atas tanggung jawab auditor. Komunikasi melalui e-mail.

Page 8: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pembuatan Surat Perikatan (Pembuatan Surat Perikatan (Engagement LetterEngagement Letter))

Auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan auditnya:

Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya. Harapan untuk menerima konfirmasi tertulis dari

manajemen tentang representasi yang dibuat dalam hubungannya dengan audit.

Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan telah sesuai dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit.

Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk diterbitkan bagi kliennya.

Basis perhitungan fee dan pengaturan penagihannya.

Page 9: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pembuatan Surat Perikatan (Pembuatan Surat Perikatan (Engagement LetterEngagement Letter))

Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat pula dimasukkan dalam surat perikatan audit:a) Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain

dan/atau tenaga ahli dalam beberapa aspek audit.b) Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor intern

dan staf klien yang lain.c) Pengaturan, jika ada, yang harus dibuat dengan

auditor pendahulu, dalam hal audit tahun pertama.d) Pembatasan atas kewajiban auditor jika

kemungkinan ini ada.e) Suatu pengacuan ke perjanjian lebih lanjut antara

auditor dengan kliennya.

Page 10: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Tahapan Perencanaan AuditTahapan Perencanaan Audit

Pemahaman bisnis klien dan industri klien Melakukan prosedur analitis Melakukan penilaian awal terhadap materialitas Menilai risiko audit Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk

asersi-asersi yang signifikan Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern klien

Page 11: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pemahaman Bisnis Klien dan Industri KlienPemahaman Bisnis Klien dan Industri Klien

Hal yang berkaitan dengan bisnis dan industri klien yang perlu dipahami auditor adalah sebagai berikut:

◦ Jenis bisnis dan produk klien

◦ Lokasi dan karakteristik operasi klien seperti metoda produksi dan pemasaran

◦ Jenis dan karakteristik industri

◦ Eksistensi ada tidaknya pihak terkait yang mempunyai hubungn erat dengan klien misalnya sama-sama anak perusahaan dari suatu holding company

◦ Regulasi pemerintah yang mempengaruhi bisnis dan industri klien

◦ Karakteristik laporan yang harus diberikan kepada badan regulasi.

Page 12: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pemahaman Bisnis Klien dan Industri KlienPemahaman Bisnis Klien dan Industri Klien

Pemahaman auditor tentang bisnis klien dan industri klien dapat diperoleh melalui:

◦ penelaahan kertas kerja tahun lalu

◦ penelaahan data industri dan data bisnis

◦ peninjauan terhadap operasi klien

◦ pengajuan pertanyaan pada dewan komisaris maupun komite audit

◦ pengajuan pertanyaan pada manajemen

◦ penentuan keberadaan hubungan ekonomis dengan perusahaan lain dalam satu kelompok usaha

Page 13: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Melakukan Prosedur AnalitisMelakukan Prosedur Analitis

Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan. Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.

Tahapan Prosedur Analitis :

a) Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang akan dibuat

b) Mengembangkan ekspektasi atau harapan

c) Melakukan perhitungan / perbandingan

d) Analisis data dan Identifikasi perbedaan signifikan

e) Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan

f) Menentukan pengaruh atas perencanaan audit

Page 14: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Melakukan Penilaian Awal terhadap MaterialitasMelakukan Penilaian Awal terhadap Materialitas

Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus mempertimbangkan materialitas pada dua tingkat, yaitu :◦ Tingkat laporan keuangan (karena pendapat

auditor mengenai kewajaran mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan )

◦ Tingkat saldo rekening ( karena auditor melakukan verifikasi atas saldo-saldo rekening untuk dapat memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran laporan keuangan .

Page 15: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Risiko AuditRisiko Audit

Risiko bawaan (inherent risk)

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan trasaksi terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.

Risiko pengendalian (control risk)

Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern satuan usaha.

Risiko deteksi (detection risk)

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Page 16: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Strategi Audit PendahuluanStrategi Audit Pendahuluan

Primarily Substantive Approach

Strategi ini biasa digunakan dalam audit klien yang pertama kali daripada auidit atas klien lama. Strategi ini lebih mengutamakan pengujian substantif dari pada pengujian pengendalian. Auditor relatif lebih sedikit melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien.

Lower Assessed of Control Risk Approach.

Ini merupakan kebalikan dari strategi yang pertama, dimana yang lebih diutamakn dalam strategi ini adalah pengujian pengendalian daripada pengujian substantif. Tetapi auditor dalam hal ini auditor  bukan berarti tidak melakukan pengujian substantif tapi tidak se-ektensif pada pendekatan yang pertama. Auditor lebih banyak melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Strategi ini sering digunakan dalam auidit klien lama.

Page 17: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pembuatan Program AuditPembuatan Program Audit

Program audit merupakan daftar prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh pekerja lapangan atau penghimpun bukti. Program audit membantu auditor dalam memberikan perintah pada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilakukan.

Dengan demikian program audit berfungsi sebagai:

a) Petunjuk tentang apa yang harus dilakukan, dan instruksi bagaimana harus dilakukan dan diselesaikan.

b) Alat untuk melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian audit

c) Alat penilai kualitas kerja yang dilaksanakan

Page 18: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Penentuan Waktu Pelaksanaan Prosedur AuditPenentuan Waktu Pelaksanaan Prosedur Audit

Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan biasanya diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu:◦ Kerja intern: pada umumnya dilaksanakan antara

6 bulan sebelum tanggal neraca sampai dengan tanggal neraca

◦ Kerja akhir tahun : yaitu pekerjaan audit yang dilaksanakan sejak tanggal neraca sampai dengan dua tiga bulan sesudahnya.

Page 19: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Menentukan Staf Untuk Melaksanakan PemeriksaanMenentukan Staf Untuk Melaksanakan Pemeriksaan

Seorang partner yang bertanggung jawab secara keseluruhan atas pemeriksaan

Satu atau lebih manajer bertanggung jawab pada koordinasi dan supervisi pelaksanaan program audit

Satu atau lebih auditor senior yang bertanggung jawab pada bagian program audit dan pengawasan kerja asisten

Akuntan junior atau asisten yang bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur  audit

Page 20: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

Pengawasan AuditPengawasan Audit

Menurut SA 310 Pengawasan Audit meliputi: Memerintah asisten untuk mencapai tujuan prosedur

audit yang dilaksanakan Menjaga informasi mengenai masalah penting yang

diperoleh dari pelaksanaan prosedur audit Meneliti/mereview hasil kerja yang dilakukan Menangani perbedaan pendapat antar anggota staf

pemeriksa

Page 21: Ch3-Perencanaan Audit.ppt

AnaProsedur untuk menerima atau

menolak klienSa 161 hub standar audit dgn

pngndalian mutuBaiqPereJangka waktu audit.