76
BAB III HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA 3.1 Tangki Pelarutan HCl (DT-01) Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Pelarutan (DT-01) Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 1 Alur 2 Alur 3 HCl 2348,701 2348,701 H 2 O 3999,140 1481,163 5480,303 subtotal 6347,841 1481,163 7829,004 total 7829,004 7829,004 3.2 Pencampur (R-01) Tabel 3.2 Neraca Massa pada Pencampur (R-01) Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 5 Alur 3 Alur 7 Alur 6 CaCO 3 3183,854 31,839 MgCO 3 30,583 3,058 FeCl 3 4,829 4,829 HCl 2348,701 25,879 MgCl 2 31,205 CaCl 2 3495,276 H 2 O 5480,303 6053,563 CO 2 1402,622 Subtotal 3219,266 7829,004 9645,648 1402,622 Total 11048,270 11048,270 Universitas Sumatera Utara

Chapter III XI

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB III

    HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA

    3.1 Tangki Pelarutan HCl (DT-01)

    Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Pelarutan (DT-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 1 Alur 2 Alur 3 HCl 2348,701 2348,701 H2O 3999,140 1481,163

    5480,303

    subtotal 6347,841 1481,163 7829,004 total 7829,004 7829,004

    3.2 Pencampur (R-01)

    Tabel 3.2 Neraca Massa pada Pencampur (R-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 5 Alur 3 Alur 7 Alur 6 CaCO3 3183,854 31,839 MgCO3 30,583 3,058 FeCl3 4,829 4,829 HCl 2348,701 25,879

    MgCl2 31,205 CaCl2 3495,276 H2O 5480,303 6053,563 CO2 1402,622

    Subtotal 3219,266 7829,004 9645,648 1402,622 Total 11048,270 11048,270

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.3 Tangki Pelarutan Ca(OH)2 (DT-02)

    Tabel 3.3 Neraca Massa pada Tangki Pelarutan (DT-02)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 8 Alur 9 Alur 10 Ca(OH)2 53,858 53,858

    H2O 215,434 215,434 subtotal 53,858 215,434 269,292

    total 269,292 269,292

    3.4 Reaktor Penetral (R-02)

    Tabel 3.4 Neraca Massa pada Reaktor Penetral (R-02)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 7 Alur 10 Alur 11 CaCO3 31,839 31,839 MgCO3 3,058 3,058 FeCl3 4,829 0,483 HCl 25,879 2,588

    MgCl2 31,205 9,361 CaCl2 3495,276 3560,606 H2O 6053,563 215,434 6280,493

    Ca(OH)2 53,858 10,242 Mg(OH)2 13,377 Fe(OH)3 2,863 Subtotal 9645,648 269,292 9914,910

    Total 9914,910 9914,910

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5 Evaporator (FE-01)

    Tabel 3.5 Neraca Massa pada Evaporator (FE-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 11 Alur 12 Alur 13 CaCO3 31,839 31,839 MgCO3 3,058 3,058 FeCl3 0,483 0,483 HCl 2,588 2,588

    MgCl2 9,361 9,361 CaCl2 3560,606 3560,606 H2O 6280,493 5024,394 1256,099

    Ca(OH)2 10,242 10,242 Mg(OH)2 13,377 13,377 Fe(OH)3 2,863 2,863 Subtotal 9914,910 5024,394 4890,516

    Total 9914,910 9914,910

    3.6 Kristalisator (K-01)

    Tabel 3.6 Neraca Massa pada Kristalisator (K-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 13 Alur 14 Alur 15 CaCO3 31,839 31,839 MgCO3 3,058 3,058 FeCl3 0,483 0,483 HCl 2,588 2,588

    MgCl2 9,361 9,361 CaCl2 3560,606 3560,606 H2O 1256,099 708,025 548,073

    Ca(OH)2 10,242 10,242 Mg(OH)2 13,377 13,377 Fe(OH)3 2,863 2,863 Subtotal 4890,516 708,025 4182,491

    Total 4890,516 4890,516

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.7 Rotary Dryer (DE-01)

    Tabel 3.7 Neraca Massa pada Rotary Dryer (DE-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 15 Alur 16 Alur 17 CaCO3 31,839 31,839 MgCO3 3,058 3,058 FeCl3 0,483 0,483 HCl 2,588 2,588

    MgCl2 9,361 9,361 CaCl2 3560,606 3560,606 H2O 548,073 394,613 153,461

    Ca(OH)2 10,242 10,242 Mg(OH)2 13,377 13,377 Fe(OH)3 2,863 2,863 Subtotal 4182,491 394,613 3787,878

    Total 4182,491 4182,491

    3.8 Rotary Cooler (RC-01)

    Tabel 3.8 Neraca Massa pada Rotary Cooler (RC-01)

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 17 Alur 18 CaCO3 31,839 31,839 MgCO3 3,058 3,058 FeCl3 0,483 0,483 HCl 2,588 2,588

    MgCl2 9,361 9,361 CaCl2 3560,606 3560,606 H2O 153,461 153,461

    Ca(OH)2 10,242 10,242 Mg(OH)2 13,377 13,377 Fe(OH)3 2,863 2,863 Subtotal 3787,878 3787,878

    Total 3787,878 3787,878

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.9 Screening (SC-01)

    Tabel 3.9 Neraca Massa pada SC-01

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 18 Alur 19 Alur 21 CaCO3 31,839 0,318 31,520 MgCO3 3,058 0,031 3,028 FeCl3 0,483 0,005 0,478 HCl 2,588 0,026 2,562

    MgCl2 9,361 0,094 9,268 CaCl2 3560,606 35,606 3525,000 H2O 153,461 1,535 151,926

    Ca(OH)2 10,242 0,102 10,140 Mg(OH)2 13,377 0,134 13,243 Fe(OH)3 2,863 0,029 2,835 Subtotal 3787,878 37,879 3749,999

    Total 3787,878 3787,878

    3.10 Ball Mill (BM-01)

    Tabel 3.10 Neraca Massa pada BM-01

    Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

    Alur 19 Alur 20 CaCO3 0,318 0,318 MgCO3 0,031 0,031 FeCl3 0,005 0,005 HCl 0,026 0,026

    MgCl2 0,094 0,094 CaCl2 35,606 35,606 H2O 1,535 1,535

    Ca(OH)2 0,102 0,102 Mg(OH)2 0,134 0,134 Fe(OH)3 0,029 0,029

    Total 37,879 37,879

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB IV

    HASIL PERHITUNGAN NERACA PANAS

    4.1 Tangki Pelarutan HCl (DT-01)

    Tabel 4.1 Neraca Panas pada DT-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 111644,888

    Produk 116458,118

    4813,230

    Total 116458,118 116458,118

    4.2 Reaktor Asam (R-01)

    Tabel 4.2 Neraca Panas pada R-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 129797,988

    Produk 199867,978

    2174,012

    Beban Panas 72244,002

    Total 202041,99 202041,99

    4.3 Tangki Pelarutan Ca(OH)2 (DT-02)

    Tabel 4.3 Neraca Panas pada DT-02

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 1003,746

    Produk 1023,577

    19,831

    Total 1023,577 1023,577

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.4 Reaktor Penetral (R-02)

    Tabel 4.4 Neraca Panas pada R-02

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 192569,828

    Produk 188204,025

    -62,659

    Beban Panas -4428,462

    Total 188141,852 188141,852

    4.5 Evaporator (FE-01)

    Tabel 4.5 Neraca Panas pada FE-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 188204,025

    Produk 12516419,6

    Steam 12328215,579

    Total 12516419,6 12516419,6

    4.6 Kristalisator (K-01)

    Tabel 4.6 Neraca Panas pada K-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 527761,541

    Produk 1767286,199

    Udara Pendingin 1426537,238

    2666061,896

    Total 3193823,437 3193823,437

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.7 Rotary Dryer (DE-01)

    Tabel 4.7 Neraca Panas pada DE-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 43435,475

    Produk 1058425,967

    Steam 1014990,492

    Total 1058425,967 1058425,967

    4.8 Rotary Cooler (RC-01)

    Tabel 4.8 Neraca Panas pada RC-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 106161,179

    Produk 5147,121

    Udara Pendingin 101014,058

    Total 106161,179 106161,179

    4.9 Kompressor (JC-01)

    Tabel 4.9 Neraca Panas pada JC-01

    Alur Masuk (KJ/jam) Keluar (KJ/jam)

    Umpan 8321,727

    Produk 11907,586

    Beban Panas 3585,859

    Total 11907,586 11907,586

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB V

    SPESIFIKASI PERALATAN

    1. Gudang Penyimpanan Bahan Baku Batu Kapur (TT-01) Fungsi : Menyimpan bahan baku batu kapur sebelum diproses

    Bahan konstruksi : Dinding : beton

    Lantai : aspal

    Atap : asbes

    Bentuk : Gedung berbentuk persegi-panjang ditutup atap

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur : 30C

    Tekanan : 1 atm

    Kapasitas : 794,452 m3

    Ukuran : Panjang = 11,669 m

    Lebar = 11,669 m

    Tinggi = 5,834 m

    2. Belt Conveyor (C-01) Fungsi : mengangkut batu kapur menuju crusher (CR-01)

    Jenis : horizontal belt conveyor

    Bahan Konstruksi : carbon steel

    Kondisi operasi : Temperatur = 30C

    Tekanan = 1 atm

    Jumlah : 1 unit

    Laju alir : 3219,2655 kg/jam = 0,894 kg/s

    Daya : 1/4 hp

    Universitas Sumatera Utara

  • Belt Conveyer Laju alir

    (kg/jam)

    Densitas

    (kg/m3)

    Daya

    (hp)

    Daya

    standar(hp)

    C-01 0,894 2655 0,033 1/4 C-02 0,894 2655 0,033 1/4

    C-03 0,015 2240 0,001 1/4

    C-05 1,052 2058,690 0,038 1/4

    3. Crusher (CR-01) Fungsi : Menggiling batu kapur menjadi butir-butiran halus.

    Jenis : roll crusher

    Bahan konstruksi : Carbon steel

    Jumlah : 1 unit

    Kapasitas : 3219,266 kg/jam = 0,894 kg/s

    Ukuran produk : 0,15 cm = 15 mm

    Daya : 40 hp

    4. Tangki Penyimpanan HCl (TT-02) Fungsi : Untuk menyimpan Asam Klorida

    Bahan konstruksi : 304 Stainless steel

    Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal

    Jenis Sambungan : Double welded butt joints

    Jumlah : 2 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 2580,266 m3

    Diameter tangki : 11,208 m

    Tinggi total tangki : 13,076 m

    Pdesain : 429,636 kPa = 4,240 atm = 61,499 psi

    Tebal dinding tangki : 2 in

    Tebal dinding head : 2 in

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Pompa Tangki Penyimpanan HCl (P-01) Fungsi : Untuk memompa asam klorida dari TT-02 ke Tangki Pelarutan

    HCl (DT-01)

    Jenis : Pompa sentrifugal

    Jumlah : 1 unit

    Bahan Konstruksi : Stainless Steel

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Diameter pipa : 1,5 in

    Panjang pipa : 72,808 ft

    Kapasitas : 0,0007 m3/s = 0,0230 ft3/s

    Daya : hp

    6. Pompa Air Bersih (P-02) Fungsi : Untuk memompa air bersih ke Tangki Pelarutan HCl (DT-01)

    Jenis : Pompa sentrifugal

    Jumlah : 1 unit

    Bahan Konstruksi : Commercial Steel

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Diameter pipa : 1,5 in

    Panjang pipa : 72,8083 ft

    Kapasitas : 0,0166 ft3/s = 0,00047 m3/s

    Daya : hp

    7. Tangki Pelarutan HCl (DT-01) Fungsi : Mencampurkan HCl dan H2O untuk membuat larutan

    HCl 30%

    Jenis Konstruksi : Tangki berpengaduk dengan alas dan tutup ellipsoidal

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 grade C

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Universitas Sumatera Utara

  • Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 143,117 m3

    Diameter tangki : 5,896 m = 232,141 in

    Tinggi total tangki : 7,862 m

    Pdesain : 202,512 kPa = 1,999 atm = 28,988 psia

    Tebal dinding tangki : 2 in

    Tebal dinding head : 2 in

    Jenis pengaduk : flat six blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jumlah Baffle : 4

    Daya Pengaduk :

    8. Reaktor Asam (R-01) Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi pembentukan kalsium

    klorida dengan penambahan HCl

    Jenis : Reaktor tangki berpengaduk

    Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 grade C

    Jenis pengaduk : flat 6 blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jenis sambungan : double welded butt joins

    Jumlah baffle : 4 buah

    Jumlah : 3 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 25,918 m3

    Diameter tangki : 3,097 m = 121,922 in

    Tinggi total tangki : 4,129 m

    Pdesain : 173,329 kPa = 1,711 atm = 24,811 psia

    Tebal dinding tangki : 2 in

    Tebal dinding head : 1,5 in

    Tebal jaket pemanas : 1,5 in

    Jenis pengaduk : flat six blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jumlah Baffle : 4

    Universitas Sumatera Utara

  • Daya Pengaduk :

    9. Pompa (P-03) Fungsi : Untuk memompa hasil keluaran R-01 menuju ke Reaktor

    Penetral (R-02)

    Jenis : Positive displacement (rotary pump)

    Jumlah : 1 unit

    Bahan Konstruksi : Commercial Steel

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Diameter pipa : 3 in

    Panjang pipa : 93,463 ft

    Kapasitas : 0,0758 ft3/s = 0,0021 m3/s

    Daya : hp

    10. Gudang Penyimpanan Ca(OH)2 (TT-03) Fungsi : Menyimpan bahan baku Ca(OH)2 sebelum diproses

    Bentuk bangunan : Gedung berbentuk persegi-panjang ditutup atap

    Bahan konstruksi : Dinding : beton

    Lantai : aspal

    Atap : asbes

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur : 30C

    Tekanan : 1 atm

    Kebutuhan : 15 hari

    Kapasitas : 15,763 m3

    Ukuran : Tinggi = 3,980 m

    Lebar = 1,990 m

    Panjang = 1,990 m

    Universitas Sumatera Utara

  • 11. Tangki Pelarutan Ca(OH)2 (DT-02) Fungsi : Mencampurkan Ca(OH)2 dan H2O untuk membuat

    larutan Ca(OH)2 20%

    Jenis Konstruksi : Tangki berpengaduk dengan alas dan tutup ellipsoidal

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 grade C

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi operasi : Temperatur : 30C

    Tekanan : 1 atm

    Kapasitas : 6,897 m3

    Diameter tangki : 1,637 m

    Tinggi total tangki : 2,499 m

    Pdesain : 149,132 kPa = 1,472 atm = 21,347 psia

    Tebal dinding tangki : 1 in

    Tebal dinding head : 1 in

    Jenis pengaduk : flat six blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jumlah Baffle : 4

    Daya Pengaduk :

    12. Reaktor Penetral (R-02) Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi penetralan sisa asam dengan

    penambahan Ca(OH)2

    Jenis : Reaktor tangki berpengaduk

    Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 grade C

    Jenis pengaduk : flat 6 blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jenis sambungan : double welded butt joins

    Jumlah baffle : 4 buah

    Jumlah : 4 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 1,080 m3

    Diameter tangki : 1,074 m = 3,523 in

    Universitas Sumatera Utara

  • Tinggi total tangki : 1,432 m

    Pdesain : 139,047 kPa = 19,903 psia = 1,372 atm

    Tebal dinding tangki : 2 in

    Tebal dinding head : 1,5 in

    Tebal jaket : 1,5 in

    Tebal insulator : 0,25 in

    Jenis pengaduk : flat six blade open turbine (turbin datar enam daun)

    Jumlah Baffle : 4

    Daya Pengaduk : ,

    13. Pompa (P-04) Fungsi : Untuk memompa hasil keluaran R-02 ke evaporator (FE-01)

    Jenis : Positive displacement (rotary pump)

    Jumlah : 1 unit

    Bahan Konstruksi : Commercial Steel

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Diameter pipa : 3 in

    Panjang pipa : 93,463 ft

    Kapasitas : 0,0783 ft3/s = 0,0022 m3/s

    Daya : hp

    14. Evaporator Fungsi : Untuk memekatkan CaCl2 dan mengurangi kadar air

    Bentuk : Long-tube Vertical Evaporator

    Tipe : Single Effect Evaporator

    Jenis : 1-4 shell and tube exchanger

    Dipakai : 1 in OD Tube 18 BWG, panjang = 20 ft, 4 pass

    Luas Permukaan : , Jumlah : 1 unit

    Universitas Sumatera Utara

  • 15. Pompa (P-05) Fungsi : Untuk memompa hasil keluaran FE-01 menuju kristalisator (K-

    01)

    Jenis : Positive displacement (rotary pump)

    Jumlah : 1 unit

    Bahan Konstruksi : Commercial Steel

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Diameter pipa : 2 in

    Panjang pipa : 79,2825 ft

    Kapasitas : 0,0289 ft3/s = 0,0008 m3/s

    Daya : hp

    16. Kristalisator (K-01) Fungsi : Mengkristalkan CaCl2

    Jenis : Direct contact air cooling crystallizer

    Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C

    Jumlah : 1 unit

    Tekanan desain : 149,589 kPa

    Dimensi vapour space

    Diameter : , Tinggi shell : 0,614 m

    Tinggi tutup : 0,102 m

    Diameter liq/cr. chan. : 0,092 m

    Tinggi conical section : 0,151 m

    Tebal plat tutup : 1 in

    Dimensi liquid/crystal channel

    Sudut apex konis : 30o

    Diameter : , Tinggi shell : 1,398 m = 55,030 in

    Tebal plat shell : in

    Tinggi tutup : 0,233 m

    Universitas Sumatera Utara

  • Diameter sambungan : 0,230 m

    Tinggi conical section : 1,011 m

    Panjang liq/cr. chan. : 0,978 m

    Tebal plat tutup : 1 in

    17. Screw Conveyor (C-04) Fungsi : Mengangkut kristal kalsium klorida yang keluar dari RC-01

    Jenis : horizontal screw conveyor

    Bahan konstruksi : carbon steel

    Kondisi operasi : Temperatur = 30C

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 2788,345 kg/jam

    Jarak angkut : 10 m

    Diameter screw : 2 in

    Kecepatan motor : 1rpm

    Daya : 1 hp

    18. Rotary Dryer (DE-01) Fungsi : Mengeringkan CaCl2 yang keluar dari kristalisator.

    Tipe : Rotary Dryer

    Bentuk : Direct fired rotary dryer

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C

    Jenis sambungan : Double welded butt joints

    Jumlah : 1 unit

    Diameter : 3,424

    Panjang : 10,437 m = 34,241 ft

    Kecepatan putaran : , Daya : 11 kW

    19. Blower (B-01) Fungsi : Mengalirkan udara ke kristalisator (K-01) dan rotary cooler

    (RC-01)

    Universitas Sumatera Utara

  • Jenis : Centrifugal Blower

    Bahan konstruksi : Carbon Steels SA-283, grade C

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 26146,107 kg/jam

    Daya : 65 hp

    20. Rotary Cooler (RC-01) Fungsi : Mendinginkan cacl2 agar diperoleh suhu 40oC

    Jenis : Counter current direct heat rotary cooler

    Bahan konstruksi : Carbon Steels SA-283, grade C

    Jumlah : 1 unit

    Diameter : 1,846 m Panjang : 7,384 m

    Kecepatan putaran : 19,761 m3

    Daya : 22 kW

    21. Screening (SC-01) Fungsi : Untuk mengayak partikel yang keluar dari RC-01 agar

    mempunyai diameter partikel yang seragam

    Jenis : Sieve Tray, Tyler Standart Screen

    Bahan konstruksi : Carbon Steels SA-283, grade C

    Jumlah : 1 unit

    ayakan dengan spesifikasi:

    Ukuran = 80 mesh

    Bukaan ayakan = 0,175 mm

    Nominal diameter kawat = 0,142 mm

    Dpi = 0,284 mm

    Universitas Sumatera Utara

  • 22. Ball mill (BM-01) Fungsi : Menggiling kalsium klorida yang tertahan pada bagian atas SC-

    01 menjadi partikel yang lebih halus

    Bahan konstruksi : Carbon Steels SA-283, grade C

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 30oC

    Tekanan = 1 atm

    Kapasitas : 378,787 kg/jam = 0,105 kg/s

    Daya : 10 hp

    23. Gudang Penyimpanan Produk CaCl2 (TT-04) Fungsi : Menyimpan bahan baku CaCl2 sebelum diproses

    Bentuk bangunan : Gedung berbentuk persegi-panjang ditutup atap

    Bahan konstruksi : Dinding : beton

    Lantai : aspal

    Atap : asbes

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi ruangan : Temperatur: 30C

    Tekanan : 1 atm

    Kebutuhan : 1 minggu

    Kapasitas : 562,597 m3

    Ukuran : Panjang = 13,104 m

    Lebar = 6,552 m

    Tinggi = 6,552 m

    24. Blower (B-02) Fungsi : Mengalirkan gas CO2 ke kompressor (JC-01)

    Jenis : Centrifugal Blower

    Bahan konstruksi : Carbon Steels SA-283, grade C

    Kondisi operasi : Temperatur : 30C

    Tekanan : 1 atm

    Kapasitas : 1402,622 kg/jam = 51,537 lb/menit

    Universitas Sumatera Utara

  • Daya : 0,5 hp

    25. Kompressor (JC-01)

    Fungsi : Untuk menaikkan tekanan dan mancairkan gas CO2

    Jenis : three stage compressor

    Diameter dalam (ID) : 10,02 in

    Diameter luar (OD) : 10,75 in

    Luas penampang (A) : 0,547 ft2

    26. Tangki Penyimpanan CO2 (TT-05)

    Fungsi : Untuk menyimpan CO2 cair

    Bahan konstruksi : Carbon steel SA-285 grade C

    Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal

    Jenis Sambungan : Double welded butt joints

    Jumlah : 1 unit

    Kondisi Operasi : Temperatur = 35oC

    Tekanan = 15 atm

    Kapasitas : 842,041 m3

    Diameter tangki : 9,722 m = 382,765 in

    Tinggi total tangki : 11,343 m

    Pdesain : 1903,839 kPa = 18,789 atm = 272,518 psi

    Tebal dinding tangki : 6 in

    Tebal dinding head : 6 in

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB VI

    INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

    6.1 Instrumentasi

    Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk

    mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

    Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat

    penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua

    peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat,

    mudah dan efisien. Alat-alat instrumentasi dipasang pada setiap peralatan proses dengan

    tujuan agar sarjana teknik dapat memantau dan mengontrol kondisi di lapangan. Dengan

    adanya instrumentasi ini pula, para sarjana teknik dapat segera melakukan tindakan

    apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian

    tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang

    paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Considine, 1985).

    Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol (controller), penunjuk

    (indicator), pencatat (recorder), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Instrumentasi

    bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan

    secara manual atau otomatis. . Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses

    tergantung pada pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada

    pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang

    diatas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam

    suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)

    (Peters & Timmerhaus, 1991).

    Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah

    (Considine,1985) :

    1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.

    2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,

    humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel

    lainnya.

    Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari (Considine,1985) :

    1. Sensing Elemen/Elemen Perasa (Primary Element)

    Universitas Sumatera Utara

  • Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang

    diukur.

    2. Elemen pengukur (measuring element)

    Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan

    temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan

    sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.

    3. Elemen pengontrol (controlling element)

    Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur

    perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang

    diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun

    meniadakan penyimpangan yang terjadi.

    4. Elemen pengontrol akhir (final control element)

    Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari

    elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada

    dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.

    Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi

    otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan

    mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang

    dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada

    kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi

    otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada

    variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan

    dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (indicator).

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah (Peters

    & Timmerhaus, 1991) :

    1. Range yang diperlukan untuk pengukuran

    2. Level instrumentasi

    3. Ketelitian yang dibutuhkan

    4. Bahan konstruksinya

    5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses

    Universitas Sumatera Utara

  • Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah (Considine,1985) :

    1. Temperature Controller (TC)

    Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur

    sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur jumlah

    material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu proses yang

    sedang bekerja.

    Prinsip kerja:

    Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini

    memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada set

    point.

    2. Pressure Controller (PC)

    Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau

    pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis.

    Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas yang keluar dari

    suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.

    Prinsip kerja:

    Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup diafragma

    valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur dan mendeteksi

    tekanan pada set point.

    3. Flow Controller (FC)

    Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida

    dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa

    biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang mengakibatkan fluida mengalir

    dalam pipe line.

    Prinsip kerja:

    Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan discharge dari

    pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan valve dan FC menerima

    sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.

    4. Level Controller (LC)

    Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan dalam

    suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan

    Universitas Sumatera Utara

  • dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate cairan

    masuk atau keluar proses.

    Prinsip kerja :

    Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui valve ini

    akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada set point.

    5. Pressure Indicator (PI)

    Merupakan alat untuk mengetahui tekanan aliran atau tekanan operasi dari suatu

    alat.

    6. Temperature Indicator (TI)

    Merupakan alat untuk mengetahui temperatur operasi dari suatu alat.

    7. Level Indicator (LI)

    Level Indicator (LI) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tinggi

    suatu cairan dalam tangki.

    Tabel 6.1 Daftar penggunaan instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan

    Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida

    No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan

    1 Tangki Penyimpanan HCl Level indicator (LI) Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki

    2 Reaktor Asam dan Reaktor Penetral

    Temperature controller (TC) Mengontrol laju alir dalam reactor

    Pressure Indicator (PI) Mengamati suhu dalam reactor

    Level controller (LC)

    Mengontrol ketinggian cairan dalam reactor

    3 Pompa Flow Controller (FC) Mengontrol laju alir pada pompa

    4 Tangki Pelarutan HCl dan Ca(OH)2

    Flow Controller (FC) Mengontrol laju alir dalam tangki

    Level controller (LC) Mengontrol ketinggian cairan dalam tangki

    Temperature controller (TC) Mengontrol suhu dalam tangki

    5 Evaporator

    Temperature controller (TC) Mengontrol suhu dalam evaporator

    Pressure Indicator (PI) Mendeteksi tekanan dalam evaporator

    Universitas Sumatera Utara

  • Level controller (LC)

    Mengontrol ketinggian cairan dalam evaporator

    6 Kristalisator Temperature controller (TC) Mengontrol suhu dalam kristalisator

    7 Rotary Dryer Temperature controller (TC) Mengontrol suhu dalam rotary dryer

    8 Rotary Cooler Temperature controller (TC) Mengontrol suhu dalam rotary cooler

    9 Blower Flow Controller (FC) Mengontrol laju alir pada blower

    10 Kompressor Pressure controller (PC) Mengontrol tekanan pada kompressor

    11 Tangki Penyimpanan CO2

    Level indicator (LI) Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki Pressure

    controller (PC) Mengontrol tekanan dalam tangki

    6.2 Keselamatan Kerja

    Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh

    karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud

    tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik

    pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.

    Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja adalah

    dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya usaha

    untuk menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain

    (Peters & Timmerhaus, 1991) :

    1. Meningkatkan spesialisasi ketrampilan karyawan dalam menggunakan peralatan

    secara benar sesuai tugas dan wewenangnya serta mengetahui cara-cara mengatasi

    kecelakaan kerja.

    2. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan. Pelatihan yang dimaksud dapat

    meliputi :

    Pelatihan untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dan bertanggung-jawab, misalnya melalui pelatihan kepemimpinan dan

    pelatihan pembinaan kepribadian.

    Studi banding (workshop) antar bidang kerja, sehingga karyawan diharapkan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama karyawan.

    3. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi sanksi

    bagi karyawan yang tidak disiplin.

    Universitas Sumatera Utara

  • Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,

    Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan

    Kerja pada tanggal No 1 tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan

    kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal

    ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang

    menyenangkan.

    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin

    adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Peters & Timmerhaus, 1991):

    1. Penanganan dan pengangkutan bahan menggunakan manusia harus seminimal

    mungkin.

    2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.

    3. Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas.

    4. Setiap ruang gerak harus aman, bersih dan tidak licin .

    5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran.

    6. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.

    7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.

    6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari Batu

    Kapur dan Asam Klorida

    Dalam rancangan pabrik pembuatan kalsium klorida, usaha-usaha pencegahan

    terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut (Peters &

    Timmerhaus, 1991) :

    6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Peledakan Proses produksi kalsium klorida dari batu kapur dan asam klorida menggunakan

    reaktor yang beroperasi pada suhu 32C dengan menggunakan bahan bakar minyak.

    Bahaya yang kemungkinan timbul adalah kebakaran atau peledakan yang berasal dari

    reaktor. Selain itu unit penghasil uap (boiler) juga dapat menciptakan hal yang serupa

    apabila pengendalian tidak berjalan optimal.

    Dari uraian di atas maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan

    terhadap kebakaran dan ledakan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada

    Universitas Sumatera Utara

  • tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.

    2. Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat main hole dan hand hole yang

    cukup untuk pemeriksaan.

    3. Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam,

    dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.

    4. Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam

    keadaan siap siaga.

    5. Penyediaan racun api yang selalu siap dengan pompa hydrant untuk jarak tertentu.

    Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.

    Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :

    1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini

    adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:

    a. Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi

    asap dalam jumlah tertentu.

    b. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi

    gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.

    c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm

    kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini

    berupa:

    Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus (audible alarm).

    Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas (visible alarm).

    2. Panel Indikator Kebakaran

    Panel indikator kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm

    kebakaran yang berfungsi mengendalikan sistem dan terletak di ruang operator.

    6.3.2 Peralatan Perlindungan Diri

    Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah

    dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang diberikan adalah

    melengkapi karyawan dengan peralatan perlindungan diri sebagai berikut :

    1. Pakaian pelindung.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Penutup telinga.

    3. Topi pengaman.

    4. Sarung tangan.

    5. Sepatu pengaman.

    6. Pelindung mata.

    7. Masker udara.

    6.3.3 Keselamatan Kerja Terhadap Bahaya Listrik

    Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai berikut :

    1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering

    atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.

    2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik

    untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.

    3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu

    lintas pekerja.

    4. Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.

    5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.

    6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal

    petir yang dibumikan.

    7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada

    suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

    6.3.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan

    Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :

    1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di dalam

    lokasi pabrik.

    2. Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan

    memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.

    3. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,

    penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,

    korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.

    4. Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 6.3.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

    Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah :

    1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan

    terguling atau terjatuh.

    2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan

    karyawan.

    3. Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap

    lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar gedung agar

    tidak menghalangi kendaraan yang lewat.

    4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan

    tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.

    5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk

    menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

    Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai

    disiplin bagi para karyawan yaitu:

    1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.

    2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.

    3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan

    yang ada.

    4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada

    atasan.

    5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan

    bahaya.

    6. Setiap kontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas

    pemeliharaan (maintenance).

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB VII

    UTILITAS

    Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam

    memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan

    prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan

    operasi suatu pabrik.

    Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan kalsium klorida dari

    batu kapur dan asam klorida adalah sebagai berikut :

    1. Kebutuhan uap (steam)

    2. Kebutuhan air

    3. Kebutuhan bahan kimia

    4. Kebutuhan listrik

    5. Kebutuhan bahan bakar

    6. Kebutuhan udara pendingin

    7. Unit pengolahan limbah

    7.1 Kebutuhan Uap (Steam) Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada

    pabrik pembuatan kalsium klorida dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Sebagai Media Pemanas

    Nama alat Jumlah Uap (Kg/jam)

    Evaporator (FE-01) 637,310

    Rotary Dryer (DE-01) 52,470

    Total 689,780

    Steam yang digunakan adalah superheated steam dengan temperatur 150oC

    tekanan 1 bar. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 809,834 kg/jam. Keluaran

    steam berupa saturated steam akan dialirkan ke jaket pemanas sebanyak 32,756 kg/jam.

    Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 30%. Maka:

    Total steam yang dibutuhkan = 1,3 689,780 kg/jam

    = 896,714 kg/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • Diperkirakan 80% kondensat dapat digunakan kembali, sehingga :

    Kondensat yang digunakan kembali = 80% 896,714 kg/jam

    = 717,371 kg/jam

    Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20% 896,714 kg/jam

    = 179,343 kg/jam

    7.2 Kebutuhan Air Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan

    proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan kalsium

    klorida adalah sebagai berikut :

    1. Kebutuhan air untuk ketel

    Air untuk umpan ketel uap = 179,343 kg/jam

    2. Kebutuhan air proses

    Kebutuhan air proses pada pabrik pembuatan kalsium klorida adalah 1131,064

    kg/jam yaitu yang berasal dari Tangki Pelarutan HCl (DT-01) dan Tangki Pelarutan

    Ca(OH)2 (DT-02). Kebutuhan air proses pada pabrik pembuatan kalsium klorida

    ditunjukkan pada tabel di bawah.

    Tabel 7.2 Kebutuhan Air Proses Kebutuhan Jumlah air (kg/jam) Tangki Pelarutan HCl (DT-01) 1481,163

    Tangki Pelarutan Ca(OH)2 (DT-02) 215,434 Total 1696,5970

    3. Air untuk berbagai kebutuhan

    Perhitungan kebutuhan air domestik:

    Menurut Metcalf et.al. (1991) kebutuhan air domestik untuk tiap orang/shift adalah

    40-100 liter/hari.

    Diambil 100 liter/hari jam24

    hari1 = 4,16 4 liter/jam

    air = 1000 kg/m3 = 1 kg/liter

    Jumlah karyawan = 175 orang

    Maka total air kantor = 4 175 = 700 liter/jam 1 kg/liter = 7600 kg/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel berikut :

    Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan Domestik Kebutuhan Jumlah air (kg/jam) Kantor 700 Laboratorium 200 Kantin dan tempat ibadah 150 Poliklinik 150 Total 1200

    Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah:

    = 179,343 + 1696,597+ 1200

    = 3075,9398 kg/jam

    Sumber air untuk pabrik pembuatan kalsium klorida ini adalah dari Sungai

    Kampar, Kabupaten Palalawan, Provinsi Riau dengan nilai debit sungai maksimum

    2200 m3/detik dan nilai debit sungai minimum 49 m3/detik (BLH, 2011). Adapun

    kualitas air Sungai kampar, Riau dapat dilihat pada tabel berikut (Purwanto, 1999) :

    Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Kampar, Riau No Analisa Satuan Hasil 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

    I. FISIKA Bau Kekeruhan Rasa Warna Suhu II. KIMIA Fe2+ Pb2+ Mn2+ Ca2+ Mg2+ Cl- SO42- NO32- PO42- CO32- COD BOD TS

    NTU PtCo oC g/l g/l g/l g/l ppm ppm ppm ppm ppm ppm mg/l mg/l mg/l

    Tidak berbau 36 Tidak berasa 10 29 1,9 0,13 32 8,6 128 24 52 112 0,066 0,64 0,156 0,01 0,017

    Universitas Sumatera Utara

  • Unit Pengolahan Air

    Kebutuhan air untuk pabrik kalsium klorida diperoleh dari sungai Kampar yang

    terletak di kawasan pabrik. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di

    lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water reservoar) yang juga

    merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan

    sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi

    pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di

    pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Degremont, 1991) :

    1. Screening

    2. Sedimentasi

    3. Klarifikasi

    4. Filtrasi

    5. Demineralisasi

    6. Deaerasi

    7.2.1 Screening

    Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,

    partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan

    partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan

    selanjutnya (Degremont, 1991).

    7.2.2 Sedimentasi Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat

    partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk

    menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan

    ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang tidak

    terlarut.

    7.2.3 Klarifikasi Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari

    screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2(SO4)3 dan

    larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan

    Universitas Sumatera Utara

  • Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk

    mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses

    koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan

    koloid (Degremont, 1991).

    Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalent. Reaksi hidrolisis akan

    terjadi menurut reaksi:

    M3+ + 3H2O M(OH)3 + 3 H

    Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid.

    Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah (Degremont, 1991):

    Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 2Al(OH)3 + 12Na+ + 6HCO3- + 3SO43-

    2Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 4Al(OH)3 + 12Na+ + 6CO2 + 6SO43-

    Reaksi koagulasi yang terjadi :

    Al2(SO4)3 + 3H2O + 3Na2CO3 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 3CO2

    Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan

    permanen menurut proses soda dingin menurut reaksi (Degremont, 1991):

    CaSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + CaCO3

    CaCl4 + Na2CO3 2NaCl + CaCO3

    Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-flok

    yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih

    akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir (sand

    filter) untuk penyaringan.

    Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang

    akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 (Crities,

    2004).

    Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan:

    Total kebutuhan air = 3075,9398 kg/jam

    Pemakaian larutan alum = 50 ppm

    Pemakaian larutan soda abu = 0,54 50 = 27 ppm

    Larutan alum yang dibutuhkan = 50.10-6 3075,9398 = 0,1975 kg/jam

    Larutan abu soda yang dibutuhkan = 27.10-6 3075,9398 = 0,1066 kg/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • 7.2.4 Filtrasi Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan

    tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air

    (Metcalf, 1991).

    Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam: pasir,

    antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon Active atau

    GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan batu garnet.

    Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel

    sebagai bahan filter utama, sebab tipe lain cukup mahal (Kawamura, 1991).

    Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan kalsium klorida menggunakan media

    filtrasi granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut:

    1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan memisahkan

    flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang digunakan setinggi

    10,24 in (26,06 cm).

    2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori

    misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga tahap

    pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar permukaan

    pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite, pozzuolana ataupun

    Granular Active Carbon/GAC) (Degremont, 1991). Pada pabrik ini, digunakan

    antrasit setinggi 5,33 in (13,55 cm).

    3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/gravel setinggi 2,99 in (7,59 cm) (Metcalf

    & Eddy, 1991).

    Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.

    Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan

    regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand filter,

    air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.

    Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik,

    dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman-

    kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2.

    Universitas Sumatera Utara

  • Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2

    Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 1200 kg/jam

    Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %

    Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Gordon, 1968)

    Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 1200)/0,7 = 0,0034 kg/jam

    7.2.5 Demineralisasi Air untuk umpan ketel pada reaktor harus murni dan bebas dari garam-garam

    terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi atas

    :

    a. Penukar Kation (Cation Exchanger)

    Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi

    kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation

    Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang

    digunakan bertipe gel dengan merek IRR122 (Lorch, 1981).

    Reaksi yang terjadi :

    2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+

    2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+

    2H+R + Mn2+ Mn2+R + 2H+

    Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :

    Ca2+R + H2SO4 CaSO4 + 2H+R

    Mg2+R + H2SO4 MgSO4 + 2H+R

    Mn2+R + H2SO4 MnSO4 + 2H+R

    Perhitungan Kesadahan Kation

    Air Sungai Kampar, Riau mengandung kation Fe2+, Pb+2, Mn2+, Ca2+, dan Mg2+,

    masing-masing 1,9 ppm, 0,13 ppm, 32 ppm, 8,6 ppm dan 128 ppm (Tabel 7.4)

    1 gr/gal = 17,1 ppm

    Total kesadahan kation = (1,9 + 0,13 + 32 + 8,6 + 128) ppm

    = 170,63 ppm /17,1

    = 9,9748 gr/gal

    Universitas Sumatera Utara

  • Jumlah air yang diolah = 179,343 kg/jam

    = 33 gal/m 264,17 kg/m 996,24kg/jam 179,343

    = 47,556 gal/jam

    Kesadahan air = 9,9748 gr/gal 47,556 gal/jam 24 jam/hari

    = 11,389 kg/hari

    Perhitungan ukuran Cation Exchanger

    Jumlah air yang diolah = 47,556 gal/jam = 0,7926 gal/menit

    Dari Tabel 12.4 Nalco (1988), diperoleh data-data berikut:

    - Diameter penukar kation = 2 ft

    - Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2

    - Jumlah penukar kation = 1 unit

    Volume resin yang diperlukan:

    Total kesadahan air = 11,389 kg/hari

    Dari Tabel 12.2 Nalco (1988), diperoleh:

    - Kapasitas resin = 20 kg/ft3

    - Kebutuhan regenerant = 6 lb H2SO4/ft3 resin

    Jadi, kebutuhan resin = 3kg/ft 20kg/hari 11,389 = 0,5694ft3/hari

    Tinggi resin = 14,3

    0,5694 = 0,1813 ft

    Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4, Nalco, 1988)

    Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft 3,14 ft2 = 7,85 ft3

    Waktu regenerasi = kg/hari 11,3887

    kg/ft 20 ft 7,85 33 = 13,7856 hari = 330,854 jam

    Kebutuhan regenerant H2SO4 = 11,389 kg/hari 33

    kgr/ft 20lb/ft 6

    = 3,417 lb/hari = 0,065 kg/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Penukar Anion (Anion Exchanger)

    Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air dengan

    ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410. Resin ini

    merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:

    2ROH + SO42- R2SO4 + 2OH-

    ROH + Cl- RCl + OH-

    Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:

    R2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH

    RCl + NaOH NaCl + ROH

    Perhitungan Kesadahan Anion

    Air sungai Kampar, Riau mengandung Anion Cl-, SO42-, NO32-, PO43-, dan CO3-

    masing-masing 24 ppm, 52 ppm, 112 ppm, 0,066 ppm, dan 0,64 ppm (Tabel 7.4).

    1 gr/gal = 17,1 ppm

    Total kesadahan anion = (24 + 52 + 112 + 0,066 + 0,64) ppm

    = 188,706 ppm / 17,1

    = 11,0354 gr/gal

    Jumlah air yang diolah = 179,343 kg/jam

    = 33 gal/m 264,17 kg/m 996,24kg/jam 179,343

    = 47,556 gal/jam

    Kesadahan air = 11,0354 gr/gal 47,556 gal/jam 24 jam/hari

    = 12,5952 kg/hari

    Ukuran Anion Exchanger

    Jumlah air yang diolah = 47,556 gal/jam = 0,7926 gal/menit

    Dari Tabel 12.4 Nalco (1988), diperoleh:

    - Diameter penukar kation = 2 ft

    - Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2

    - Jumlah penukar kation = 1 unit

    Universitas Sumatera Utara

  • Volume resin yang diperlukan

    Total kesadahan air = 12,5952 kg/hari

    Dari Tabel 12.7 Nalco (1988), diperoleh :

    - Kapasitas resin = 12 kgr/ft3

    - Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOH/ft3 resin

    Jadi, kebutuhan resin = 3kgr/ft 12

    kg/hari 12,5952 = 6,1614 ft3/hari

    Tinggi resin = 14,3

    6,1614 = 0,3343 ft

    Volume resin = 0,3343 ft 3,14 ft2 = 1,0496 ft3

    Waktu regenerasi = kg/hari 12,5952

    kgr/ft 12 ft 1,0496 33 = 1 hari = 24 jam

    Kebutuhan regenerant NaOH = 12,5952 kg/hari 33

    kgr/ft 12lb/ft 5

    = 5,248 lb/hari = 0,0992 kg/jam

    7.2.6 Deaerator Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion

    (ion exchanger) dan superheated steam bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel.

    Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 90C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,

    seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan

    korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.

    7.3 Kebutuhan Bahan Kimia

    Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan kalsium klorida adalah sebagai

    berikut:

    1. Al2(SO4)3 = 0,1975 kg/jam

    2. Na2CO3 = 0,1066 kg/jam

    3. Kaporit = 0,0034 kg/jam

    4. H2SO4 = 0,0646 kg/jam

    5. NaOH = 0,0992 kg/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • 7.4 Kebutuhan Listrik

    Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut:

    1. Unit Proses = 400 hp

    2. Unit Utilitas = 600 hp

    3. Ruang kontrol dan laboratorium = 100 hp

    4. Penerangan dan kantor = 30 hp

    5. Bengkel = 40 hp

    6. Perumahan = 100 hp

    Total kebutuhan listrik = (400 + 600 + 100 + 30 + 40 + 100) hp

    = 1270 hp 0,7457 kW/hp = 947,039 kW

    Efisiensi generator 80%, maka

    Daya output generator = 947,039 kW/0,8 = 1183,7988 kW

    Sumber tenaga listrik yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik

    secara keseluruhan di pabrik, diperoleh dari PLN dan generator set (genset).

    PLN Sumber tenaga listrik dari PLN mempunyai kapasitas maksimum 1.100 KW.

    Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah listrik yang dipergunakan hanya berkisar antara

    200 300 kW. Penggunaannya hanya untuk kebutuhan kantor, tempat ibadah, kantin,

    laboratorium, bengkel, lampu jalan, dan lampu pabrik.

    Generator Set (Genset) Mengingat seringnya dilakukan pemadaman bergilir oleh PLN maka kebutuhan

    sumber listrik untuk pengoperasian listrik selain dari PLN, juga diperoleh dari

    generator. Generator yang digunakan adalah jenis generator diesel AC 1500 kW, 220

    240 V, 50 Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :

    Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator

    Daya dan tenaga listrik yang dihasilkan relatif besar Tenaga listrik stabil Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana

    Universitas Sumatera Utara

  • 7.5 Kebutuhan Bahan Bakar

    Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik

    (generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai bakar

    yang tinggi.

    Keperluan Bahan Bakar Generator

    Nilai bahan bakar solar = 19860 Btu/lbm (Perry, 1999)

    Densitas bahan bakar solar = 0,89 kg/L

    Daya output generator = 1183,7988 kW

    Daya generator yang dihasilkan = 1183,7988kW(0,9478 Btu/det)/kW3600 det/jam

    = 403921,0389 Btu/jam Jumlah bahan bakar = (403921,0389 Btu/jam) / (19860 Btu/lbm 0,45359 kg/lbm)

    = 92,2532 kg/jam

    Kebutuhan solar = (92,2532 kg/jam) / (0,89 kg/liter) = 103,6552 liter/jam

    Keperluan Bahan Bakar Ketel Uap

    steam/uap yang dihasilkan ketel uap = 698,780 kg/jam

    CpdT superheated steam (150C 99,6 oC) = 19344,138 kJ/kg (Reklaitis, 1983) Panas yang dibutuhkan ketel

    = 698,780 kg/jam x 19344,138 kJ/kg / (1,05506 kJ/Btu)

    = 13.270.134,524 Btu/jam Efisiensi ketel uap = 85 %

    Panas yang harus disuplai ketel = (13.270.134,524 Btu/jam) / 0,85

    = 15.611.922,969 Btu/jam Nilai bahan bakar solar = 19860 Btu/lb (Perry, 1999)

    Jumlah bahan bakar:

    = (15.611.922,969 Btu/jam) / (19.860 Btu/lbm) 0,45359 kg/lbm

    = 356,567 kg/jam Kebutuhan solar = (240,33675 kg/jam) / (0,89 kg/liter) = 400,637 liter/jam

    Total kebutuhan solar = 103,6552 liter/jam + 400,637 liter/jam

    = 504,2920 liter/jam

    Universitas Sumatera Utara

  • 7.6 Kebutuhan udara pendingin

    Udara pada suhu 30oC didinginkan di dalam unit pendinginan dengan

    menggunakan refrigerant gas CO2 (R744) untuk menghasilkan udara pendingin pada

    suhu 5oC sebelum dialirkan ke unit proses. Adapun kebutuhan udara pendingin pada

    keseluruhan pabrik pembuatan kalsium klorida ditunjukkan pada tabel 7.5 berikut :

    Tabel 7.5 Kebutuhan Udara Pendingin Pada Alat Nama Alat Jumlah udara pendingin (kg/jam)

    Kristalisator (K-01) 29623,820 Rotary Cooler (RC-01) 9634,887

    Total 39258,707

    Unit Pendinginan/Refrigeration Unit (UP)

    Fungsi : mendinginkan udara dari 30oC menjadi 50C

    Jenis : Single stage mechanical refrigeration cycle

    Bahan konstruksi : carbon steel

    Data :

    Suhu udara masuk unit pendinginan = 30oC = 303,15 K

    Suhu udara keluar unit pendingin = 5C = 278,15 K

    Refrigerant yang dipakai : gas Amoniak (R-717)

    Kondensor

    Kompresor

    Chiller

    expansion valve

    Gambar 7.1 Siklus unit pendinginan

    Suhu pendinginan = 10C

    Tekanan pendinginan = 25 bar

    Suhu kondensasi = 45C

    Tekanan kondensasi = 91 bar

    Universitas Sumatera Utara

  • - Kapasitas refrigerasi

    Kapasitas refrigerasi = panas yang diserap chiller

    T rata-rata = 290,65 K = 17,5 oC

    Kapasitas panas udara pada Trata-rata = 1,0216 kj/kg. K

    Qc = m cp dT

    = 39258,707 kg/jam x 1,0216 kj/kg. K x (303,15 K - 278,15 K)

    = 1002667,377 kJ/jam

    - Laju sirkulasi refrigerant

    m = Qc / (H2 H1)

    pada titik 4, T =-20oC = 293,15 K

    Kapasitas panas amoniak pada T = 0,179 kj/kg. K

    H4 = H1 = Cp.dT = 0,179 kj/kg. K x (293,15 K - 278,15 K) = 2,688 kj/kg

    oleh karena proses throttling , H4 = H1

    pada titik 2, T = 10oC = 283,15 K

    Kapasitas panas amoniak pada T = 0,535 kj/kg. K

    H2 = Cp.dT = 0,535 kj/kg. K x (318,15 K - 278,15 K) = 10,708 kj/kg

    massa refrigerant = Qc / (H2 H1)

    = 1002667,377 kj/jam / (10,708 kj/kg 2,688 kj/kg)

    = 125016,8058 kg/jam

    - Panas kompressor, (Qc)

    Qc = H2 H1 = 10,708 kj/kg 2,688 kj/kg = 8,0203 kj/kg = 3,448 btu/lb

    Kerja kompressor, Wc = Q x m = 8,0203 kj/kg x 125016,8058 kg/jam

    = 1002667.377 kJ/jam = 278,519 KW

    efisiensi kompressor = 80%

    W = 278,519 KW / 0,8 = 348,148 KW

    - Coefficient of performance (COP) = 2,52 (Dietrich, 2005)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7.7 Unit Pengolahan Limbah

    Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau

    atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat

    membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan

    hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.

    Pada pabrik pembuatan Kalsium Klorida menghasilkan limbah cair dan limbah

    gas meliputi :

    1. Limbah gas

    Emisi gas yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan kalsium klorida antara lain gas

    karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari unit reaktor asam (R-01). Jumlah gas

    karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan adalah sebesar 935,081 kg/jam. Adapun

    gas karbon dioksida hasil reaksi akan dikompres dan dicairkan kemudian dialirkan

    ke dalam tangki penyimpanan CO2 (TU-01) dan akan dijual ke pabrik minuman,

    pabrik pengawetan makanan, dan pabrik pembuatan dry ice.

    2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik

    Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran kotoran yang melekat

    pada peralatan pabrik.

    3. Limbah domestik

    Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar

    mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah

    cair.

    4. Limbah laboratorium

    Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang

    digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang digunakan, mutu produk

    yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan

    proses. Limbah laboratorium termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan

    Beracun) sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3

    sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994

    Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam pengelolaan

    limbah B3 dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor.

    Universitas Sumatera Utara

  • Adapun tidak ada Unit Pengolahan limbah cair pada pabrik kalsium klorida ini.

    Alasan tidak adanya unit pengolahan limbah cair ini adalah dikarenakan :

    - Limbah yang dihasilkan mengandung kalsium klorida yang merupakan bahan

    anorganik.

    - Produk kaslium klorida merupakan serbuk kristal dengan komposisi 94% kalsium

    klorida, 4% air, dan persen alkalinitas maksimal 2,5% (Tradekey, 2010).

    - Kalsium klorida juga merupakan senyawa garam dengan pH 7 - 7,5 (Tradekey,

    2010).

    - Proses pembuatan kalsium klorida ini juga telah mengalami proses penetralan

    sebelumnya di dalam reaktor penetral (R-02) dengan menggunakan Ca(OH)2.

    - Senyawa kalsium klorida dapat mencairkan es, mengikat partikel debu di jalanan

    dan menjaga kelembaban pada permukaan jalan beraspal serta relatif tidak

    berbahaya untuk tanaman dan tanah.

    - Sebagai tambahan, dari studi literature pada pabrik Tokuyama Corporation yang

    merupakan pabrik kalsium klorida di Jepang, tidak ada pengolahan limbah cair

    karena pabri kalsium klorida ini tidak menyebabkan polusi air (OECD SIDS, 2002).

    Universitas Sumatera Utara

  • TP-02

    Na2CO3

    PU-01

    Superheated Steam

    SF

    TU-01

    CEAE

    MA

    Air Domestik

    Al2(SO4)3

    TP-01

    DEKU

    FC

    FC

    FC

    FC

    PU-02

    PU-03

    PU-04

    BS

    CL

    TU-02

    TP-03

    Kaporit

    Keterangan :

    AE

    = Anion Exchanger

    BS = Bak Sedimentasi CL = Clarifier

    DE

    = Deaerator

    MA

    = Menara Air

    KU

    = Ketel Uap

    PU = Pompa Utilitas

    SC

    = Screening

    SF

    = Sand Filter

    TP

    = Tangki Pelarutan

    TU

    = Tangki Utilitas

    Air Proses

    SC

    FC

    PU-05

    FC

    PU-06

    FC

    PU-07

    PU-08

    FC FC

    PU-09

    PU-11

    FC

    PU-10

    FC

    FC

    PU-13

    PU-12

    FC

    PU-14

    FC

    Saturated Kondensat 99,6oC 1 bar

    CE = Kation Exchanger

    SH = Superheater

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB VIII

    LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

    Lokasi suatu pabrik dapat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan.

    penentuan lokasi pabrik yang tepat tidak semudah yang diperkirakan, banyak faktor

    yang dapat mempengaruhinya. Idealnya, lokasi yang dipilih harus dapat memberikan

    keuntungan untuk jangka panjang dan dapat memberikan kemungkinan untuk

    memperluas pabrik. Lokasi pabrik yang baik akan menentukan hal-hal sebagai berikut :

    1. Kemampuan untuk melayani konsumen.

    2. Kemampuan untuk mendapatkan bahan mentah yang berkesinambungan dan

    harganya sampai di tempat relatif murah.

    3. Kemudahan untuk mendapatkan tenaga karyawan.

    Oleh karenanya pemilihan tempat bagi berdirinya suatu pabrik harus

    memperhatikan beberapa faktor yang berperan yaitu faktor utama dan faktor khusus.

    8.1 Lokasi Pabrik

    Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan dan kelangsungan dari

    industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, karena hal ini

    berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan.

    Pemilihan yang tepat mengenai lokasi pabrik harus memberikan suatu perhitungan

    biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi, yaitu

    pertimbangan dalam mempelajari sikap dan sifat masyarakat di sekitar lokasi pabrik.

    Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Kalsium Klorida dari Batu

    Kapur dan Asam Klorida ini direncanakan berlokasi di daerah Kabupaten Pelalawan,

    Propinsi Riau. Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu kota dengan banyak kegiatan

    baik itu di bidang perindustrian, ekonomi, dan pendidikan. Dasar pertimbangan dalam

    pemilihan lokasi pabrik adalah (Peters & Timmerhaus, 1991) :

    1. Bahan baku

    Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku

    dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan dengan lancar. Bahan

    baku batu kapur direncanakan diperoleh melalui PT. Hadi Karya yang di Padang.

    Sedangkan bahan kimia lainnya diperoleh dari PT. Bratachem yang di Jakarta.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Letak dari pasar dan kondisi pemasaran

    Sering dengan meningkatnya kebutukan kalsium klorida dari tahun ke tahun,

    maka dibutuhkan sarana transportasi yang baik. Sehingga produk kalsium klorida ini

    dapat diangkut ataupun dikapalkan dengan mudah ke daerah pemasaran dalam dan

    luar negeri. Hal ini dapat didukung dengan lokasi dari pabrik yang terdapat di

    kabupaten Pelalawan, Riau, yang memiliki pelabuhan terdekat yaitu pelabuhan

    Futong (laut Selat malaka) dan pelabuhan Buatan (Sungai Siak) yang berada di

    kawasan perlintasan perdagangan dan tidak begitu jauh dari negara lain seperti

    Singapura, Malaysia dan Batam. Selain itu, kawasan ini juga merupakan daerah

    industri sehingga produknya dapat dipasarkan kepada pabrik yang membutuhkannya

    di kawasan industri tersebut atau diekspor ke manca negara.

    3. Fasilitas transportasi

    Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini merupakan kawasan

    industri yang telah memiliki sarana pelabuhan dan pengangkutan darat sehingga

    pembelian bahan baku dan pelemparan produk dapat dilakukan melalui jalan darat

    maupun laut.

    4. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar

    Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor

    penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah

    menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari PT Pertamina,

    Riau. Selain itu, kebutuhan tenaga listrik juga dapat diperoleh dari Perusahaan

    Listrik Negara (PLN) wilayah Pangkalan Kerinci-Riau yaitu Riau Power.

    5. Kebutuhan air

    Air merupakan kebutuhan penting bagi suatu pabrik industri kimia, baik

    ituuntuk keperluan proses maupun untuk keperluan lainnya. Berdasarkan monograf

    daerah Riau yang menyebutkan bahwa di daerah ini terdapat sungai Kampar,

    dimana diantaranya dekat dengan lokasi pabrik. Kebutuhan air ini berguna untuk

    proses, sarana utilitas, dan keperluan domestik.

    6. Tenaga kerja

    Tenaga kerja merupakan modal untuk pendirian suatu pabrik. Dengan

    didirikannya pabrik di Kabupaten Pelalawan ini diharapkan akan dapat menyerap

    tenaga kerja potensial yang cukup banyak terdapat didaerah tersebut. Tenaga kerja

    Universitas Sumatera Utara

  • pada daerah ini tersediah tenaga kerja terdidik maupun tidak terdidik serta tenaga

    kerja yang terlatih maupun tidak terlatih. Tenaga kerja untuk pabrik ini direkrut dari:

    - Perguruan tinggi lokal, masyarakat sekitar dan perguruan tinggi lainnya.

    - Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar dan luar daerah.

    7. Harga tanah dan bangunan

    Secara geografis, kabupaten Pelalawan meliputi wilayah teritorial dengan luas

    12.404,14 km dengan populasi penduduk kabupaten Pelalawan berjumlah 253.308

    jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk 20,42 jiwa/km. Sehingga tanah yang

    tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas, biaya tanah bangunan untuk

    pendirian pabrik relatif terjangkau yaitu sekitar Rp.250.000,00/m2 (Pemerintahan

    Provinsi Riau, 2011).

    8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi

    Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan

    disekeliling pabrik belum banyak berdiri pabrik serta tidak mengganggu pemukiman

    penduduk.

    9. Kondisi iklim dan cuaca

    Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, maka kondisi cuaca dan iklim di

    sekitar lokasi pabrik relatif stabil. Untuk daerah ini belum pernah terjadi bencana

    alam yang berarti sehingga memungkinkan pabrik berjalan dengan lancar.

    Temperatur udara tidak pernah mengalami penurunan maupun kenaikan yang cukup

    tajam dimana berkisar antara 22 C sampai 32 C dan kelembaban udara dengan

    rata-rata 80-88% dan curah hujan rata-rata 2.598 m/tahun dan tekanan udara

    berkisar pada 760 mmHg dan kecepatan udaranya sedang (Pemerintahan Provinsi

    Riau, 2009).

    10. Masyarakat di sekitar pabrik

    Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik kalsium

    klorida ini karena selain akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka, pabrik

    kalsium klorida ini ramah lingkungan, karena limbah yang dihasilkan tidak

    berbahaya dan diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan

    masyarakat di sekitarnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 11. Perumahan

    Mengingat di daerah lokasi pabrik merupakan daerah padat industri, maka

    direncanakan untuk mendirikan fasilitas perumahan karyawan (mess) beserta

    lapangan olah raga (terbuka maupun tertutup) di sekitarnya sebagai salah satu daya

    tarik bagi karyawan yang akan bekerja di pabrik. Hal ini tentu akan meningkatkan

    biaya investasi perusahaan.

    8.2 Tata Letak Pabrik

    Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari

    komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang

    efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan baku

    menjadi produk. Tata letak suatu pabrik memainkan peranan yang penting dalam

    menentukan biaya konstruksi, biaya produksi, serta efisiensi dan keselamatan kerja.

    Oleh karena itu tata letak pabrik harus disusun secara cermat untuk menghindari

    kesulitan di kemudian hari.

    Suatu rancangan tata letak pabrik yang rasional mencakup penyusunan area

    proses, storage (persediaan) dan area pemindahan/area alternatif (area handling) pada

    posisi yang efisien dan dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut :

    1. Urutan proses produksi dan kemudahan/aksebilitas operasi, jika suatu produk perlu

    diolah lebih lanjut maka pada unit berikutnya disusun berurutan sehingga sistem

    perpipaan dan penyusunan letak pompa lebih sederhana.

    2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang telah ada

    sebelumnya.

    3. Distribusi ekonomis dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap),

    fasilitas utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan bahan bakar), bengkel

    untuk pemeliharaan / perbaikan alat serta peralatan pendukung lainnya.

    4. Bangunan, menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya yang

    memenuhi syarat.

    5. Pertimbangan kesehatan, keamanan dan keselamatan seperti kemungkinan

    kebakaran/peledakan.

    6. Masalah pembuangan limbah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat shut down harus disediakan ruang yang

    cukup sehingga tidak mengganggu peralatan lainya.

    8. Pemeliharaan dan perbaikan.

    9. Fleksibilitas, dalam perencanaan tata letak pabrik harus dipertimbangkan

    kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang

    dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.

    10. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur

    sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.

    Jadi penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain

    akan berpengaruh secara langsung pada industri modal, biaya produksi, efisiensi kerja

    dan keselamatan kerja.

    Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan,

    seperti (Peters & Timmerhaus, 1991) :

    1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi

    material handling.

    2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan

    mesin dan peralatan yang rusak atau di-blowdown.

    3. Mengurangi ongkos produksi.

    4. Meningkatkan keselamatan kerja.

    5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.

    6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8.3 Perincian Luas Tanah

    Luas tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya pabrik diuraikan dalam

    Tabel 8.1 berikut ini :

    Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah

    No Nama Bangunan Luas (m2)

    1 Pos Keamanan 50 2 Parkir 200 3a Taman 50 3b Taman 150 3c Taman 600 4 Areal Bahan Baku 400 5 Ruang Kontrol 100 6 Areal Proses 2300 7 Areal Produk 400 8 Perkantoran 300 9 Laboratorium 100 10 Poliklinik 50 11 Kantin 100 12 Ruang Ibadah 50 13 Gudang Peralatan 200 14 Bengkel 75 15 Perpustakaan 75 16 Unit Pemadam Kebakaran 100 17 Unit Pengolahan Air 1200 18 Unit Pengolahan Udara Pendingin 450 19 Unit Pembangkit Uap 450 20 Pembangkit Listrik 300 21 Pengolahan Limbah 1500 22a Area Perluasan 700 22b Area Perluasan 300 23 Perumahan Karyawan 1200 24 Jalan 800 Total 12200

    Universitas Sumatera Utara

  • Luas areal antara bangunan diperkirakan 10 % dari luas total = 1220 m2

    Sehingga luas areal seluruhnya adalah = 12200 + 1220 = 13420 m2

    Jadi, direncanakan pengadaan tanah untuk pembangunan pabrik pembuatan Kalsium

    Klorida ini sekitar 13420 m2. Susunan areal bagian pabrik Kalsium Klorida seperti yang

    tertera pada Tabel 8.1 dapat dilihat pada gambar 8.1.

    Universitas Sumatera Utara

  • J A

    L A

    N

    R A

    Y A

    S U

    N G

    A I

    6

    5 1

    21

    23

    8

    1012

    13

    1415

    16

    3a

    22a

    11 9

    18 4

    73c

    22b

    20

    19

    3b

    17 2

    Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida

    No Nama Bangunan 1 Pos Keamanan 2 Parkir 3a Taman 3b Taman 3c Taman 4 Areal Bahan Baku 5 Ruang Kontrol 6 Areal Proses 7 Areal Produk 8 Perkantoran 9 Laboratorium 10 Poliklinik 11 Kantin 12 Ruang Ibadah 13 Gudang Peralatan 14 Bengkel 15 Perpustakaan 16 Unit Pemadam Kebakaran 17 Unit Pengolahan Air 18 Unit Pengolahan Udara Pendingin 19 Unit Pembangkit Uap 20 Pembangkit Listrik 21 Pengolahan Limbah 22a Area Perluasan 22b Area Perluasan 23 Perumahan Karyawan 24 Jalan

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB IX

    ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

    Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini

    menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam

    memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya peningkatan

    efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen harus menjadi hal

    yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan ada usaha yang

    berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur baik dari kinerja sumber

    daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada secara otomatis organisasi akan

    berkembang (Madura, 2000).

    9.1 Organisasi Perusahaan

    Kata organisasi, berasal dari kata Latin organum yang dapat berarti alat, anggota

    badan. James D. Mooney, menyatakan, Organisasi adalah bentuk setiap

    perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama, sedangkan Chester I.

    Barnard memberikan pengertian organisasi sebagai: Suatu sistem daripada aktivitas

    kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih (Donelly, 1997).

    Dari pendapat ahli yang dikemukakan di atas dapat diambil arti dari kata

    organisasi, yaitu kelompok orang yang secara sadar bekerjasama untuk mencapai tujuan

    bersama dengan menekankan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Secara

    ringkas, ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu (Sutarto, 2002) :

    1. Adanya sekelompok orang

    2. Adanya hubungan dan pembagian tugas

    3. Adanya tujuan yang ingin dicapai

    Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka

    bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan atas (Donelly, 1997) :

    1. Bentuk organisasi garis

    2. Bentuk organisasi fungsionil

    3. Bentuk organisasi garis dan staf

    4. Bentuk organisasi fungsionil dan staf

    Universitas Sumatera Utara

  • Bentuk organisasi garis merupakan bentuk organisasi yang paling tua dan paling

    sederhana. Bentuk organisasi ini diciptakan oleh Henry Fayol. Bentuk organisasi garis

    biasanya disebut juga dengan organisasi militer. Adapun cirinya adalah struktur

    organisasi yang relatif kecil, jumlah karyawan relative sedikit, saling kenal dan

    spesialisasi kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.

    Kebaikan dari bentuk organisasi ini adalah :

    Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan

    Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang

    diajak berkonsultasi masih sedikit

    Rasa solidaritas di antara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal

    Keburukan dari bentuk organisasi ini adalah :

    Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila

    pimpinan tersebut tidak mampu, maka organisasi tersebut akan hancur

    Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter

    Terbatasnya kesempatan karyawan untuk berkembang

    9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsionil

    Ciri-ciri dari organisasi fungsionil adalah segelintir pimpinan tidak mempunyai

    bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap

    bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut (Donelly, 1997).

    Kebaikan dari bentuk organisasi fungsionil :

    Pembagian tugas tugas jelas

    Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin

    Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsi-

    fungsinya

    Keburukan bentuk organisasi fungsionil, yaitu :

    Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan penukaran atau pengalihan tanggung jawab kepada fungsinya.

    Para karyawan mementingkan bidang pekerjaannya, sehingga sukar dilaksanakan koordinasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf

    Bentuk organisasi ini umumnya dianut oleh organisasi besar dengan daerah kerja

    yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan

    yang banyak.

    Kebaikan bentuk organisasi garis dan staf adalah :

    Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, betapa pun luas tugasnya dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.

    Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah diambil, karena adanya staf ahli. Keburukan bentuk organisasi garis dan staf, adalah:

    Karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi kadang-kadang sukar

    diharapkan.

    9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf

    Bentuk organisasi fungsionil dan staf, merupakan kombinasi dari bentuk

    organisasi fungsionil dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan dari

    bentuk organisasi ini merupakan perpaduan dari bentuk organisasi yang dikombinasikan

    (Donelly, 1997).

    Dari uraian di atas dapat diketahui kebaikan dan keburukan dari beberapa

    bentuk organisasi. Setelah mempertimbangkan baik dan buruknya maka pada Pra-

    rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida

    menggunakan bentuk organisasi garis dan staf. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

    Pabrik Kalsium Klorida dari Batu Kapur dan Asam Klorida ditampilkan pada gambar

    9.1.

    9.2 Manajemen Perusahaan

    Umumnya perusahaan modern mempunyai kecenderungan bukan saja terhadap

    produksi, melainkan juga terhadap penanganan hingga menyangkut organisasi dan

    hubungan sosial atau manajemen keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang

    terdapat dalam suatu perusahaan atau suatu pabrik diatur oleh manajemen. Dengan kata

    lain bahwa manajemen bertindak memimpin, merencanakan, menyusun, mengawasi,

    dan meneliti hasil pekerjaan. Perusahaan dapat berjalan dengan baik secara menyeluruh,

    Universitas Sumatera Utara

  • apabila perusahaan memiliki manajemen yang baik antara atasan dan bawahan

    (Donelly, 1997).

    Fungsi dari manajemen adalah meliputi usaha memimpin dan mengatur faktor-

    faktor ekonomis sedemikian rupa, sehingga usaha itu memberikan perkembangan dan

    keuntungan bagi mereka yang ada di lingkungan perusahaan.

    Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian manajemen itu meliputi semua

    tugas dan fungsi yang mempunyai hubungan yang erat dengan permulaan dari

    pembelanjaan perusahaan (financing).

    Dengan penjelasan ini dapat diambil suatu pengertian bahwa manajemen itu

    diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan (planning), pengorganisasian, penyusunan,

    pengarahan, dan pengawasan dari sumber daya manusia untuk mencapai tujuan

    (criteria) yang telah ditetapkan (Donelly, 1997).

    Menurut Donelly (1997), manajemen dibagi menjadi tiga kelas pada perusahaan

    besar yaitu :

    1. Top manajemen

    2. Middle manajemen

    3. Operating manajemen

    Orang yang memimpin (pelaksana) manajemen disebut dengan manajer.

    Manajer ini berfungsi atau bertugas untuk mengawasi dan mengontrol agar manajemen

    dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketetapan yang digariskan bersama.

    Menurut Madura (2000), syarat-syarat manajer yang baik adalah :

    1. Harus menjadi contoh (teladan).

    2. Harus dapat menggerakkan bawahan.

    3. Harus bersifat mendorong.

    4. Penuh pengabdian terhadap tugas-tugas.

    5. Berani dan mampu mengatasi kesulitan yang terjadi.

    6. Bertanggung jawab, tegas dalam mengambil atau melaksanakan keputusan yang

    diambil.

    7. Berjiwa besar.

    Universitas Sumatera Utara

  • 9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha

    Dalam mendirikan suatu perusahaan yang dapat mencapai tujuan dari perusahaan

    itu secara terus-menerus, maka harus dipilih bentuk perusahaan apa yang harus

    didirikan agar tujuan itu tercapai. Menurut Sutarto (2002), bentuk-bentuk badan usaha

    yang ada dalam praktek di Indonesia, antara lain adalah :

    1. Perusahaan Perorangan

    2. Persekutuan dengan firma

    3. Persekutuan Komanditer

    4. Perseroan Terbatas

    5. Koperasi

    6. Perusahaan Negara

    7. Perusahaan Daerah

    Bentuk badan usaha dalam Pra-rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Klorida dari

    Batu Kapur dan Asam Klorida direncanakan adalah perusahaan yang berbentuk

    Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan

    berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

    terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No. 1 tahun

    1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan pelaksananya.

    Syarat-syarat pendirian Perseroan Terbatas adalah :

    1. Didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud dengan orang adalah orang

    perseorangan atau badan hukum.

    2. Didirikan dengan akta otentik, yaitu di hadapan notaris.

    3. Modal dasar perseroan, yaitu paling sedikit Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)

    atau 25 % dari modal dasar, tergantung mana yang lebih besar dan harus telah

    ditempatkan dan telah disetor.

    Prosedur pendirian Perseroan Terbatas adalah :

    1. Pembuatan akta pendirian di hadapan notaris

    2. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman

    3. Pendaftaran Perseroan

    4. Pengumuman dalam tambahan berita Negara.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dasar-dasar pertimbangan pemilihan bentuk perusahaan PT adalah sebagai

    berikut :

    1. Kontinuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung

    pada pemegang saham, dimana pemegang saham dapat berganti-ganti.

    2. Mudah memindahkan hak pemilik dengan menjual sahamnya kepada orang lain.

    3. Mudah mendapatkan modal, yaitu dari bank maupun dengan menjual saham.

    4. Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang perusahaan.

    5. Penempatan pemimpin atas kemampuan pelaksanaan tugas.

    9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

    9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

    Pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisasi garis dan staf adalah

    Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali dalam

    setahun. Bila ada sesuatu hal, RUPS dapat dilakukan secara mendadak sesuai dengan

    jumlah forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan Komisaris dan General

    Manager.

    Hak dan wewenang RUPS (Sutarto, 2002) :

    1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan General Manager lewat suatu

    sidang.

    2. Dengan musyawarah dapat mengganti Dewan Komisaris dan General Manager

    serta mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri.

    3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan, dicadangkan, atau

    ditanamkan kembali.

    9.4.2 Dewan Komisaris Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham

    dalam mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung jawab

    kepada RUPS. Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah :

    1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan.

    2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.

    3. Meminta laporan pertanggungjawaban General Manager secara berkala.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan

    pelaksanaan tugas General Manager.

    9.4.3 General Manager General Manager merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan

    Komisaris. Adapun tugas-tugas General Manager adalah :

    1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.

    2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan

    kebijaksanaan RUPS.

    3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.

    4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian-perjanjian

    dengan pihak ketiga.

    5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang bekerja

    pada perusahaan.

    Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh Manajer Produksi,

    Manajer Teknik, Manajer Umum dan Keuangan, M