3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan hasil dari mekanisme yang komplek antara infeksi bakteri kronik dan respon inflamasi host, yang selanjutnya menyebabkan destruksi yang ireversibel pada jaringan pendukung gigi, dan akhirnya akan menyebabkan kehilangan gigi. Karakteristik dari penyakit periodontal adalah pembentukan poket patologis pada jaringan periodonsium. Infeksi periodontal dapat berpotensi menjadi infeksi sistemik. 1 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, terdapat penyakit periodontal parah hingga kehilangan gigi yang terjadi pada 15-20% orang dewasa (35-44 tahun) di dunia. 2 Penyakit periodontal dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bakteremia yaitu masuknya bakteri gram negatif yang merupakan bakteri patogen dominan pada penderita periodontitis ke aliran darah. 3,4 Penelitian yang dilakukan Arbes dkk pada tahun 1999 memperlihatkan bahwa individu dengan penyakit periodontal yang parah mempunyai risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan individu yang tanpa penyakit periodontal. Kelompok yang sama juga melaporkan bahwa risiko penyakit jantung koroner meningkat dengan kehilangan tulang alveolar yang lebih banyak. Terjadinya serangan jantung dapat meningkat pada penderita yang mengalami kehilangan perlekatan 3milimeter atau lebih. 5 Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, sekitar 17,3 juta orang diperkirakan meninggal dikarenakan penyakit jantung, mewakili30% kematian di seluruh dunia. Dari jumlah kematian tersebut, diperkirakan sekitar 7,3 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. 6 Penyakit jantung koroner terjadi karena menyempitnya pembuluh darah yang mengalirkan darah dan oksigen ke jantung. Penyempitan pembuluh darah biasanya

Chapter I.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

Page 1: Chapter I.pdf

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan hasil dari mekanisme yang komplek antara

infeksi bakteri kronik dan respon inflamasi host, yang selanjutnya menyebabkan

destruksi yang ireversibel pada jaringan pendukung gigi, dan akhirnya akan

menyebabkan kehilangan gigi. Karakteristik dari penyakit periodontal adalah

pembentukan poket patologis pada jaringan periodonsium. Infeksi periodontal dapat

berpotensi menjadi infeksi sistemik.1 Menurut World Health Organization (WHO) pada

tahun 2012, terdapat penyakit periodontal parah hingga kehilangan gigi yang terjadi

pada 15-20% orang dewasa (35-44 tahun) di dunia.2

Penyakit periodontal dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bakteremia

yaitu masuknya bakteri gram negatif yang merupakan bakteri patogen dominan pada

penderita periodontitis ke aliran darah.3,4Penelitian yang dilakukan Arbes dkk pada

tahun 1999 memperlihatkan bahwa individu dengan penyakit periodontal yang parah

mempunyai risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung koroner

dibandingkan dengan individu yang tanpa penyakit periodontal. Kelompok yang sama

juga melaporkan bahwa risiko penyakit jantung koroner meningkat dengan kehilangan

tulang alveolar yang lebih banyak. Terjadinya serangan jantung dapat meningkat pada

penderita yang mengalami kehilangan perlekatan 3milimeter atau lebih.5

Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di

dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, sekitar 17,3 juta orang

diperkirakan meninggal dikarenakan penyakit jantung, mewakili30% kematian di

seluruh dunia. Dari jumlah kematian tersebut, diperkirakan sekitar 7,3 juta disebabkan

oleh penyakit jantung koroner.6

Penyakit jantung koroner terjadi karena menyempitnya pembuluh darah yang

mengalirkan darah dan oksigen ke jantung. Penyempitan pembuluh darah biasanya

Page 2: Chapter I.pdf

disebabkan oleh kondisi yang terjadi ketika lemak dan zat-zat lainnya membentuk plak

pada dinding pembuluh darah arteri yang disebut dengan aterosklerosis. Hal ini

dikarenakan sempitnya diameter pembuluh darah arteri, aliran darah dan oksigen ke

jantung menjadi lambat bahkan dapat terhenti.7

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung

koroner adalah kebiasaan merokok, hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, stres,

obesitas, gaya hidup, dan kebersihan rongga mulut yang buruk. Kondisi rongga mulut

yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal seperti periodontitis.

Data terbaru menunjukkan bahwa kesehatan rongga mulut yang buruk, terutama

penyakit periodontal menambah risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Dimana

adanya bakteri patogen, antigen, endotoksin, dan sitokin inflamasi periodontitis

memberikan kontribusi untuk proses aterosklerosis.8,9

Berdasarkan uraiantersebut, peneliti tertarik melakukan penelitianini untuk

melihat perbedaan kondisiperiodontal pada penderita jantung koroner dengan non

penderita penyakit jantung koroner.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagimana perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung koroner

dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan?

b. Apakah penderita jantung koroner memiliki kedalaman poket dan kehilangan

level perlekatan yang lebih parah dibandingkan dengan non penderita jantung koroner?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung

koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Membandingkan kondisi periodontal penderita jantung koroner dengan non

penderita jantung koroner.

Page 3: Chapter I.pdf

1.4 Hipotesis Penelitian

a. Ada perbedaan kondisi periodontal pada penderita jantung koroner dengan

non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Kondisi periodontal pada penderita jantung koroner lebih buruk dibandingkan

dengan non penderita jantung koroner.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan

dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.

2. Bagi dokter gigi, dapat mengetahui adanya perbedaan kondisiperiodontal pada

penderita jantung koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam

Malik Medan, sehingga dapat menerapkan pelaksanaan prosedur yang tepat dan

menjalin kerjasama dengan dokter umum/dokter spesialis untuk menangani masalah

pada pasien tersebut.

3.Untuk dokter umum dan dokter spesialis, dapat digunakan sebagai kontribusi

dalam membuat perencanaan tindakan pencegahan dan perawatan yang lebih baik bagi

penderita penyakit jantung koroner yang disertai penyakit periodontal dan menjalin

kerjasama dengan dokter gigi/dokter gigi spesialis untuk menangani masalah pada

pasien tersebut.

4.Bagi masyarakat umum, dapat mengetahui perbedaan kondisiperiodontal pada

penderita jantung koroner dengan non penderita jantung koroner di RSUP H. Adam

Malik Medan, sehingga mereka dapat lebih mengerti usaha yang dilakukan untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya.