15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Banyaknya kompetitor-kompetitor bisnis yang muncul mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis yang berubah-ubah. Dinamika bisnis yang berubah-ubah tersebut menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya agar mampu “bertahan hidup”. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan investasi dan pembiayaan dari owners (equity) dan nonowners (liabilities) sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik. Go public merupakan salah satu cara yang dirasakan lebih efisien dalam memperoleh sumber dana, namun tidak mudah untuk menarik dana melalui investasi, mengingat adanya perbedaan karakteristik para investor didalam menilai sebuah investasi. Dibutuhkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan investasi karena angka-angka pada laporan keuangan mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan dari laporan keuangan tersebut investor mengetahui nilai dari suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

  • Upload
    vandan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat

dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

kompetitif yang baik. Banyaknya kompetitor-kompetitor bisnis yang muncul

mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis yang berubah-ubah. Dinamika bisnis yang

berubah-ubah tersebut menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan

pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya agar mampu “bertahan hidup”.

Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya adalah

dengan investasi dan pembiayaan dari owners (equity) dan nonowners (liabilities)

sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik.

Go public merupakan salah satu cara yang dirasakan lebih efisien dalam

memperoleh sumber dana, namun tidak mudah untuk menarik dana melalui investasi,

mengingat adanya perbedaan karakteristik para investor didalam menilai sebuah

investasi. Dibutuhkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan investasi

karena angka-angka pada laporan keuangan mampu mencerminkan kinerja suatu

perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi

yang dibutuhkan oleh investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan dari laporan keuangan tersebut

investor mengetahui nilai dari suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

yang diperdagangkan. Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan

semua informasi yang relevan dari suatu perusahaan dan pasar akan bereaksi apabila

terdapat informasi baru.

Jensen dan Meckling (1976), Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan

bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi yang benar

diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban

kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana

agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya serta sebagai dasar

pemberian kompensasi kepada agen. Investor juga dapat melihat gambaran kondisi

perusahaan secara fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.

Mengingat pentingnya laporan keuangan maka perusahaan publik yang

terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia), setiap tahunnya wajib melaporkan laporan

keuangan dan laporan tahunan kepada bursa efek, investor dan publik. Laporan

keuangan dan laporan tahunan yang dilaporkan tersebut dipergunakan para investor

untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan serta sebagai langkah

pengambilan keputusan investasi pada masa yang akan datang.

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah

satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham

perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas

yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku

pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

Jika nilai suatu perusahaan dapat diproksikan dengan harga saham maka

memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan harga pasar

saham.

Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang

menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu

sendiri. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap

pasar modal Indonesia yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga saham hingga

40–60 persen dari posisi awal tahun 2008 (Kompas, 25 November 2008), yang

disebabkan oleh aksi melepas saham oleh investor asing yang membutuhkan

likuiditas dan diperparah dengan aksi “ikut-ikutan” dari investor domestik yang

ramai-ramai melepas sahamnya. Kondisi tersebut secara harfiah mempengaruhi nilai

perusahaan karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati melalui kemakmuran

pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal.

Index harga saham gabungan yang terkoreksi dari 1.757,258 pada awal Januari 2007

melemah ke basis point 1.256,704 pada awal September 2008 (Kompas, 25

November 2008). Hal ini juga tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami

penurunan laba sampai dengan mengalami kerugian sehingga menimbulkan

pemutusan hubungan kerja (PHK). Gambar 1.1 berikut ini merupakan perhitungan

rata-rata nilai perusahaan berdasarkan rasio Tobin’s Q mulai dari 2007 sampai

dengan tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

Gambar 1.1. Rata-Rata Nilai Tobin’s Q

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa nilai perusahaan yang dihitung

dengan Tobin’s Q dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan

perubahan setiap tahun yang sangat bervariasi dan menunjukkan fluktuasi naik turun

di tiap tahun yang berbeda dan menunjukkan gejala yang sama di semua perusahaan

sampel.

Dari data yang diperoleh menunjukkan fenomena yang sama yaitu terjadinya

penurunan nilai perusahaan pada seluruh perusahaan sampel di tahun 2008, walaupun

demikian rasio tobin’s q masing-masing perusahaan terbilang baik karena berada di

atas nilai 1.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan,

salah satunya Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan suatu konsep

sebagai sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

tanggung jawab semata berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (firm

value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tanggung jawab

perusahaan juga harus berpijak pada konsep triple bottom lines yaitu juga harus

memperhatikan kesejahteraan sosial dan lingkungan (Elkington, 1997 dalam CSR

Indonesia.com). Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai

perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).

Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan-perusahaan yang dengan

bangga mengatakan produk yang dikembangkannya merupakan produk ramah

lingkungan sebagai apresiasi kepedulian sosialnya terhadap masyarakat dan

lingkungan. Tupperware misalnya, dengan gencarnya melakukan publikasi atas

konsepnya ini melalui beberapa media pemasaran. Para pengembang perumahan pun

ramai-ramai telah mengadopsi Corporate Social Responsibility dengan menciptakan

konsep “green house” pada bangunannya. Tidak ketinggalan juga, banyak pabrik

deterjen saat ini mempergunakan kertas yang bisa didaur ulang sebagai pembungkus.

Bahkan McDonald’s mengganti kotak pembungkus styrofoamnya yang

membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat dihancurkan tanah dengan kertas

pembungkus yang lebih ringan dan mudah didaur ulang. Hal tesebut menjelaskan

bahwa akhir-akhir ini perusahaan bukan hanya mementingkan profit motif tetapi juga

memperhatikan lingkungan disekitarnya. Investor akan melihat kondisi ini dan akan

meningkatkan image positif dan akan meningkatkan nilai perusahaan.

Fenomena ini mengartikan bahwa konsep Corporate Social Responsibility

(CSR) bukanlah sebuah konsep yang asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

Terlepas dari pro dan kontra terhadap konsep ini, namun Kiranya memang wajar dan

sangat sah jika terdapat kalangan yang menyikapi konsep Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan penuh skeptisisme, menyatakan bahwa motif dasar dari

semua konsep itu hanyalah strategi untuk tetap bisa melanggengkan motif dasar yang

tidak berubah, yaitu motif primitif pengusahaan keuntungan sebesar mungkin dan

akumulasi kapital. CSR masih kerap menunjukkan kecenderungan sebagai kegiatan

kosmetik. Ia menjadi sekedar fungsi kepentingan public relations, citra korporasi atau

reputasi dan kepentingan perusahaan untuk mendongkrak nilai perusahaan di bursa

saham. CSR hanya dilakukan sebagai pemenuhan kecenderungan global tanpa

substansi distribusi kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan, jauh dari gagasan

John Elkington tentang konsep triple bottom line. Terlepas dari pro dan kontra

tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Yuniasih

dan Wirakusuma (2007) menunjukkan hasil bahwa kinerja keuangan dan Corporate

Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan

Nurlela & Islahudin (2008) menunjukkan hasil yang bertentangan yakni tidak adanya

pengaruh antara pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap nilai

perusahaan.

Penggunaan hutang pada perusahaan bisa digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan karena dengan adanya hutang yang tinggi menyebabkan nilai perusahaan

menjadi turun. Kondisi tersebut terjadi karena investor mempertimbangkan bahwa

hutang yang tinggi menyebabkan resiko yang besar pula terhadap pengembalian atas

investasi yang mereka tanamkan karena hutang akan menciptakan beban tetap berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan sehingga laba menjadi menurun dan

modal pemegang saham juga ikut menurun. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007), serta Susanti (2010) menemukan

hasil bahwa Leverage mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Artinya semakin tinggi Leverage suatu perusahaan, maka nilai

perusahaannya akan turun.

Fenomena bonus plan yang tidak pernah habis-habisnya dibicarakan dalam

dunia bisnis menyebabkan timbulnya motif-motif pribadi oleh manajer. Sebagian

besar tenaga kerja di Indonesia bekerja adalah untuk mencari uang, bukan untuk

mencari pekerjaan, hal tersebut tentunya akan menimbulkan konflik-konflik tertentu.

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan

antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut

agency problem.

Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan

dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering

mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer

dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency

conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi,

sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena

apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga

menyebabkan penurunan keuntungan dan profitabilitas perusahaan yang berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling,

1976).

Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan

masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang

dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut diantaranya dengan adanya

kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan kepemilikan saham oleh manajerial,

diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena

manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja yang disebabkan oleh adanya

rasa memiliki atas sebagian perusahaan yang akhirnya akan dapat meningkatkan nilai

perusahaan.

Riset-riset pengembangan yang dilakukan perusahaan dalam upaya

meningkatkan kinerja perusahaan yang secara berkesinambungan dilakukan, mungkin

dampaknya tidak dirasakan saat ini namun dalam jangka panjang akan dirasakan oleh

perusahaan. Banyaknya kompetitor yang hadir menyebabkan perusahaan berusaha

terus menerus melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan hal baru, yang

berbeda dengan kompetitornya.

Kebijakan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan Investment

Opportunity Set pun akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang karena salah

dalam pengambilan keputusan investasi akan berdampak negatif terhadap kinerja

perusahaan dimasa yang akan datang, sebab hal ini menjadi salah satu acuan investor

dalam mengambil keputusan investasi terkait dengan profitabilitas perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

Umumnya investor lebih tertarik dengan perusahaan-perusahaan besar secara

ukuran, baik besar dalam aktivanya maupun dalam penjualannya. Sifat alamiah dasar

manusia yang selalu ingin menghindari resiko yang melahirkan sebuah pandangan

bahwa dengan aktiva maupun tingkat penjualan yang besar maka perusahaan tersebut

memiliki resiko yang lebih kecil dalam kesulitan pengembalian modal karena

perusahaan besar umumnya sudah berada pada tahap maturaty sehingga investor

lebih percaya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan besar dan menyebabkan

nilai perusahaan naik.

Dewan komisaris dibentuk dalam upaya mengawasi dan memberi petunjuk

serta arahan kepada pengelola perusahaan atau manajemen. Dalam hal ini,

manajemen bertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing

perusahaan, sedangkan dewan komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi

manajemen. Hal ini berarti dewan komisaris dapat melakukan pengawasan sehingga

menjamin bahwa manajemen bertindak sesuai dengan pemilik perusahaan (Investor)

dan informasi yang dimilki oleh manajemen akan diungkapkan semua kepada para

stakeholders, sehingga tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan menjadi

meningkat dan juga akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris berfungsi untuk mendukung

tercapainya pelaksanaan iklim disiplin dan pengendalian tata kelola yang baik

sehingga dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan

perusahaan. Menjadi menarik untuk diteliti karena pada dasarnya perusahaan di

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

Indonesia dikelola oleh sebagian besar anggota keluarga sendiri sehingga tingkat

independensinya dipertanyakan.

Menahan sejumlah kas dalam perusahaan pun dapat juga merupakan

informasi yang berharga bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.

Penentuan tingkat Cash Holding perusahaan merupakan salah satu keputusan

keuangan penting yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan. Cash Holding

dapat digunakan untuk beberapa hal, antara lain dibagikan kepada para pemegang

saham berupa dividen, melakukan pembelian kembali saham, melakukan investasi

atau menyimpannya untuk kepentingan perusahaan dimasa depan. Perusahaan harus

dapat menjaga kas yang dimiliki pada tingkat yang optimal karena menahan kas yang

terlalu besar dalam aktiva misalnya adalah hal yang tidak produktif karena akan

memerlukan biaya yang tinggi dalam pemeliharaannya. Para investor akan melihat

situasi ini sebagai sebuah sinyal yang menggambarkan tingkat efektifitas manajemen

perusahaan dalam mengelola dananya dan menjadi andil dalam menentukan naik dan

turunnya nilai perusahaan.

Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar

dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen

yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan

juga tinggi. Sebaliknya apabila dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham

perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya

dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan

dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan.

Fenomena ini berdasarkan pada tujuan investor melakukan investasi yang

pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen atau capital

gain. Pemegang saham selalu berharap untuk mendapat dividen dalam jumlah besar

atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Sebagian lagi dari laba bersih

perusahaan merupakan laba ditahan yang akan disiapkan oleh perusahaan untuk

melakukan investasi kembali (Reinvestment). Hal inilah yang merupakan inti dari

kebijakan dividen, khususnya dalam menentukan dividend payout ratio.

Setiap faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap

nilai perusahaan. Namun dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan, penelitian ini menggunakan variabel Corporate Social Responsibility,

Leverage, Investment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial,

Profitabilitas, Komisaris Independen, Cash Holding, dan Dividend Payout Ratio

didalam mempengaruhi nilai perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah : Apakah Corporate Social Responsibility (CSR), Leverage, Investment

Opportunity Set (IOS), Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas,

Komisaris Independen, Cash Holding, dan Dividend Payout Ratio berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

secara simultan dan parsial terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis secara simultan dan parsial pengaruh Corporate Social Responsibility

(CSR), Leverage, Investment Opportunity Set (IOS), Ukuran Perusahaan,

Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Komisaris Independen, Cash Holding, dan

Dividend Payout Ratio terhadap nilai perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini mampu menjadi pelatihan intelektual yang diharapkan

dapat menambah pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya dan Akademisi

Penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada

dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan

datang.

3. Bagi Manajemen dan Investor

Bagi manajemen sebagai bahan masukan dan sumbangan informasi dalam

pengambilan keputusan dan penentuan strategi perusahaan untuk meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

nilai perusahaan. Sedangkan bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

1.5. Originalitas

Variabel penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian

diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) yang meneliti

tentang Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil

dari penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara variabel Board Independence, Profitabilitas, dan Investment Opportunity Set

terhadap nilai perusahaan. Selain itu juga ditemukan variabel Struktur Kepemilikan

Manajemen dan Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh positif dan tidak

signifikan dengan nilai perusahaan, namun terdapat hubungan negatif antara nilai

perusahaan dengan variabel Cash Holding dan Finance Risk (Leverage).

Alasan melakukan replikasi adalah peneliti ingin melihat apakah faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai perusahaan, hasilnya masih konsisten pada periode

pengamatan yang berbeda. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2004-2008,

sedangkan pada penelitian ini dilakukan selama empat tahun berturut-turut yaitu

2007-2010 dengan asumsi penelitian dilakukan untuk melihat apakah faktor-faktor

tersebut memiliki konsistensi terhadap hasilnya ketika tahun pengamatannya diubah

dan karakteristik saham-saham perusahaannya berbeda. Penelitian sebelumnya

meneliti pada perusahaan non keuangan, sedangkan penelitian ini dilakukan pada

seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang merupakan saham-

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

saham syariah selama empat tahun berturut-turut dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan. Penelitian terdahulu menggunakan uji Ordinary Least Square (OLS)

sedangkan penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Perbedaan lainnya

adalah adanya penambahan variabel lain yaitu Corporate Social Responsibility, yang

merupakan salah satu variabel penelitian oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2007), serta

Ukuran Perusahaan yang merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Herawaty

(2008).

Alasan memasukkan variabel Corporate Social Responsibility dalam

penelitian ini adalah dikarenakan beberapa penelitian terdahulu yang mencari

pengaruh antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan menemukan

hasil yang berbeda-beda dan juga dikarenakan Corporate Social Responsibility

merupakan isu penting yang sedang dioptimalkan oleh pemerintah khususnya dalam

mengatasi kerusakan lingkungan akibat pemanasan global.

Variabel Ukuran Perusahaan menjadi salah satu variabel yang diikut sertakan

dalam penelitian ini karena karakteristik investor di Indonesia pada umumnya lebih

menyukai menanamkan modalnya pada perusahaan dengan ukuran aktiva yang besar

dibandingkan perusahaan dengan skala aktiva yang kecil. Ukuran Perusahaan juga

dijadikan sebagai penambahan variabel penelitian karena ingin melihat apakah

investor melihat ukuran perusahaan sebagai penentu dalam investasi pada saham-

saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, karena saham-saham Jakarta Islamic

Index adalah saham-saham yang memang berasal dari perusahaan dengan kapitalisasi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31083/5/Chapter I.pdf · tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

besar, penelitian ini dimaksudkan melihat dan menganalisis apakah fenomena yang

telah dikemukakan dapat dibuktikan secara empiris.

Universitas Sumatera Utara