CHF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

read it

Citation preview

  • 5/20/2018 CHF

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai

    pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

    Definisi gagal yaitu relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, penekanan arti

    gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal

    miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium, gagal miokardium

    umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik

    sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal

    jantung dalam fungsi pompanya.1

    Angka kejadian CHF semakin meningkat dari tahun ke tahun, tercatat

    1,5% sampai 2% orang dewasa di Amerika Serikat menderita CHF dan 700.000

    diantaranya harus dirawat di rumah sakit per tahun. Faktor risiko terjadinya gagal

    jantung yang paling sering adalah usia lanjut, 75 % pasien yang dirawat dengan

    CHF berusia antara 65 dan 75 tahun. Terdapat 2 juta kunjungan pasien rawat jalan

    per tahun yang menderita CHF, biaya yang dikeluarkan diperkirakan 10 miliar

    dollar per tahun. Faktor risiko terpenting untuk CHF adalah penyakit arteri

    koroner dengan penyakit jantung iskemik. Hipertensi adalah faktor risiko

    terpenting kedua untuk CHF. Faktor risiko lain terdiri dari kardiomiopati, aritmia,

    gagal ginjal, dan penyakit katup jantung.2

    Dengan data perkembangan seperti ini, penyakit jantung kongestif oleh

    kelainan katup akan menyebabkan permasalahan yang signifikan bagi masyarakat

    global dan bukan tidak mungkin dalam kurun beberapa tahun kedepan angka

    statistik ini akan bergerak naik jika para praktisi medis khususnya tidak segera

    memperhatikan faktor risiko utama yang menjadi awal mula penyakit ini. Dengan

    demikian perlu adanya penanganan dari segala aspek baik secara biomedik

    maupun biopsikososial. Dan untuk itu kasus ini diangkat sebagai salah satu bentuk

    tanggung jawab sebagai praktisi medis agar dapat mengenal penyakit ini lebih

    rinci sebelum benar-benar mengaplikasikan teori pengobatan yang rasional.

  • 5/20/2018 CHF

    2/22

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    A. IDENTIFIKASI PASIEN

    Nama lengkap : Ny. S

    Umur : 55 Tahun

    Status perkawinan : Menikah

    Pekerjaan : Pedagang

    Alamat : Sukarame, Bandar Lampung

    Jenis kelamin : Perempuan

    Suku bangsa : Lampung

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    MRS : 30 Juni 2014 pukul 13.00

    B. ANAMNESIS

    Diambil dari : Autoanamnesa Tanggal : 30 Juni 2014 Pukul : 13.00

    WIB

    Keluhan Utama

    Sesak nafas yang semakin memberat sejak 2 hari SMRS

    Keluhan Tambahan

    Dada berdebar-debar dan mudah lelah sejak 10 minggu SMRS

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan semakin memberat

    sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak muncul terutama saat pasien

    melakukan aktivitas, apabila berjalan lebih dari 10 meter pasien merasa sesak.

    Sesak dirasakan membaik apabila pasien beristirahat, dan berkurang pada posisi

  • 5/20/2018 CHF

    3/22

    duduk. Pasien sering terbangun pada malam hari dikarenakan sesak nafas, dan

    pasien lebih nyaman tidur menggunakan bantal tinggi sekitar 3-4 bantal. Sesak

    tidak dipangaruhi cuaca debu dan emosi. Pasien juga mengeluh dadanya terasa

    berdebar-debar sejak 10 minggu sebelum masuk rumah sakit, mudah lelah, dan

    nyeri kepala. Nyeri dada disangkal oleh pasien. Demam, mual dan muntah

    disangkal oleh pasien, BAB dan BAK normal.

    Sudah sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak napas. Sesak muncul

    pertama kali saat pasien habis mengangkat air dalam jarak 100m. Sebelumnya

    pasien tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas yang sama. Sesak napas juga

    muncul saat pasien berbaring sehingga harus menggunakan 3 bantal saat tidur. Di

    malam hari pasien sering terbangun tiba-tiba karena sesak napas. Mengi (-). Nyeri

    dada (-). Batuk (-).

    Satu tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RSUAM dengan penyakit jantung,

    riwayat hipertensi di akui oleh pasien, riwayat diabetes melitus disangkal, riwayat

    merokok disangkal. Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan berlemak

    seperti daging kambing dan sapi. Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang

    sama seperti pasien.

    HubunganUmur

    (th)

    Jenis

    KelaminKeadaan kesehatan

    Penyebab

    Meninggal

    Kakek - Meninggal Tidak tahu

    Nenek - Meninggal Tidak tahu

    Ayah 70 th Hidup

    Ibu 65 th Hidup

    Saudara(kakak) 37 th Sehat

    Anak-Anak 26 th Sehat

    Adakah Kerabat yang Menderita

    Penyakit Ya Tidak Hubungan

    Alergi

    Asma

  • 5/20/2018 CHF

    4/22

    Tuberkulosa

    Artritis

    Rematisme

    Hipertensi Ayah

    Jantung

    Ginjal

    Lambung

    C. ANAMNESIS SISTEM

    Catatan keluhan tambahan positif disamping judul-judul yang bersangkutan.

    Kulit

    (-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam

    (-) Kuku (-) Kuning / Ikterus (-) Sianosis

    (-) Lain-lain

    Kepala

    (-) Trauma (-) Sakit kepala

    (-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus

    Mata

    (-) Nyeri (-) Radang keringat malam

    (-) Sekret (-) Gangguan penglihatan

    (-) Kuning / Ikterus (-) Ketajaman penglihatan

    Telinga

    (-) Nyeri (-) Tinitus

    (-) Sekret (-) Gangguan pendengaran

    (-) Kehilangan pendengaran

    Hidung

    (-) Trauma (-) Gejala penyumbatan

  • 5/20/2018 CHF

    5/22

    (-) Nyeri (-) Gangguan penciuman

    (-) Sekret (-) Pilek

    (-) Epistaksis

    Mulut

    (-) Bibir (-) Lidah

    (-) Gusi (-) Gangguan pengecap

    (-) Selaput (-) Stomatitis

    Tenggorokan

    (-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara

    Leher

    (-) Benjolan (-) Nyeri leher

    Jantung / Paru-Paru

    (-) Nyeri dada (+) Sesak nafas

    (+) Berdebar (-) Batuk darah

    (+) Ortopnoe (-) Batuk

    Abdomen (Lambung / Usus)

    (-) Rasa kembung (-) Perut membesar

    (-) Mual (-) Wasir

    (-) Muntah (-) Mencret

    (-) Muntah darah (-) Tinja berdarah

    (-) Sukar menelan (-) Tinja berwarna dempul

    (-) Nyeri perut, kolik (-) Tinja berwarna ter

    (-) Benjolan

    Saluran Kemih / Alat Kelamin

  • 5/20/2018 CHF

    6/22

    (-) Disuria (-) Kencing nanah

    (-) Stranguri (-) Kolik

    (-) Poliuria (-) Oliguria

    (-) Polakisuria (-) Anuria

    (-) Hematuria (-) Retensi urin

    (-) Kencing batu (-) Kencing menetes

    (-) Ngompol (tidak disadari) (-) Penyakit prostat

    Katamenis

    (-) Leukore (-) Perdarahan

    ( ) Lain-lain ( )

    Haid

    (-) Haid terakhir (-) Jumlah dan lamanya (-) Menarche

    (-) Teratur (-) Nyeri (-) Gejala klimakterium

    (-) Gangguan haid (-) Pasca menopause

    Saraf dan Otot

    (-) Anestesi (-) Sukar menggigit

    (-) Parestesi (-) Ataksia

    (-) Otot lemah (-) Hipo/hiper-estesi

    (-) Kejang (-) Pingsan

    (-) Afasia (-) Kedutan (tick)

    (-) Amnesis (-) Pusing (Vertigo)

    (-) Lain-lain (-) Gangguan bicara (disartri)

    Ekstremitas

    (-) Bengkak (-) Deformitas

    (-) Nyeri sendi (-) Sianosis

    (-) Pucat

    Berat Badan

  • 5/20/2018 CHF

    7/22

    Berat badan rata-rata (kg) : 68 kg

    Tinggi badan rata-rata (cm) : 160 cm

    Berat badan sekarang (kg) : 68 kg

    BMI = : 68/(1,6) = 26,56 kg/m

    (Bila pasien tidak tahu dengan pasti)

    Tetap ()

    Turun ( )

    Naik ( )

    Riwayat Hidup

    Tempat lahir : () Di rumah ( ) Rumah Bersalin ( ) RS Bersalin

    Ditolong oleh : ( ) Dokter ( ) Bidan () Dukun

    ( ) Lain-lain

    Riwayat Imunisasi (pasien tidak ingat)

    ( ) Hepatitis ( ) BCG ( ) Campak ( ) DPT ( ) Polio

    ( ) Tetanus

    Riwayat Makanan

    Frekwensi /hari : 3 x sehari

    Jumlah /hari : 3 piring sehari

    Variasi /hari : bervariasi

    Nafsu makan : tetap

    Pendidikan

    () SD ( ) SLTP () SLTA ( ) Sekolah Kejuruan ( ) Akademi

    ( ) Kursus ( ) Tidak sekolah

    Kesulitan

    Keuangan : -

    Pekerjaan : -

  • 5/20/2018 CHF

    8/22

    Keluarga : -

    D. PEMERIKSAAN JASMANI

    Pemeriksaan Umum

    - Tinggi badan : 160 cm

    -

    Berat Badan : 68 kg

    - Tekanan darah : 140/90 mmHg

    - Nadi : 90 x/ menit, ireguler, pengisian cukup, tegangan kuat

    -

    Suhu : 36,8 C

    - Pernapasan : 24 x/ menit

    -

    Keadaan gizi : IMT = 26,56 (pre obesitas)

    - Kesadaran : Compos mentis

    - Sianosis : -

    - Edema umum : -

    -

    Habitus : Atleticus

    - Cara berjalan : Normal

    - Mobilitas : Pasif

    -

    Umur taksiran pemeriksa : 55 tahun

    Aspek Kejiwaan

    Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir wajar.

    Kulit

    - Warna : Sawo Matang

    -

    Jaringan parut : -- Pertumbuhan rambut : Normal

    - Suhu Raba : Normal

    - Keringat : -

    -

    Lapisan lemak : Cukup

    - Efloresensi : -

    - Pigmentasi : -

    -

    Pembuluh darah : Normal

  • 5/20/2018 CHF

    9/22

    - Lembab/ Kering : Lembab

    - Turgor : Normal

    -

    Ikterus : -

    -

    Edema : -

    Kelenjar Getah Bening

    - Submandibula : Tidak teraba pembesaran

    - Supra klavikula : Tidak teraba pembesaran

    -

    Lipat paha : Tidak teraba pembesaran

    - Leher : Tidak teraba pembesaran

    -

    Ketiak : Tidak teraba pembesaran

    Kepala

    - Ekspresi wajah : Normal, wajar

    -

    Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

    - Simetris muka : Simetris

    Mata

    - Exopthalmus : -

    - Kelopak : Normal

    - Konjungtiva : normal

    - Sklera : Normal

    - Lapang penglihatan : Sama dengan pemeriksa

    -

    Deviatio konjungtiva : -- Enopthalmus : -

    - Lensa : Jernih

    - Visus : 6/6 on bed site

    -

    Gerak mata : Normal segala arah

    - Tekanan bola mata : N/ palpasi

    - Nistagmus : -

  • 5/20/2018 CHF

    10/22

    Leher

    - Tekanan JVP : 5 + 2 cmH2O

    -

    Kelenjar Tiroid : Tidak membesar

    -

    Kelenjar Limfe : Tidak teraba pembesaran

    Dada

    - Bentuk : Simetris, datar

    - Pembuluh darah : Normal

    -

    Buah dada : Normal

    Paru-Paru

    Depan Belakang

    Inspeksi Hemithoraks simetris kiri dan

    kanan

    Hemithoraks simetris kiri dan

    kanan

    Palpasi Kiri Fremitus vokal teraba

    getaran suara.

    Fremitus taktil terasa

    pergerakan dinding

    thorax.

    Kanan Fremitus vokal

    teraba getaran suara.

    Fremitus taktil terasa

    pergerakan dinding

    thorax.

    Fremitus vokal teraba getaran

    suara. Fremitus taktil terasa

    pergerakan dinding thorax.

    Fremitus vokal teraba getaran

    suara. Fremitus taktil terasa

    pergerakan dinding thorax.

    Perkusi Kiri Sonor pada seluruh

    lapang paru.

    Kanan Sonor pada seluruh

    lapang paru

    Sonor pada seluruh lapang paru.

    Sonor pada seluruh lapang paru

    Auskultasi Kiri Vesikuler (+), Ronkhi (-), Vesikuler (+), Wheezing (-),

  • 5/20/2018 CHF

    11/22

    Wheezing (-)

    Kanan Vesikuler (+), Ronkhi

    (-),Wheezing(-)

    Ronkhi (-).

    Vesikuler (+), Wheezing (-),

    Ronkhi (-)

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garis

    midclavicula sinistra.

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garis

    midclavicula sinistra.

    Teraba Thrill

    Perkusi : Redup, Batas jantung kanan terdapat pada ICS V linea sternalis

    dekstra, batas kiri pada ICS IV linea axillaris anterior sinistra, dan

    batas atas pada ICS II midclavicula sinistra

    Auskultasi : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (+)

    Pembuluh Darah

    Arteri temporalis, karotis, brakhialis,radialis, femoralis poplitea, tibialis posterior

    teraba.

    Abdomen

    Inspeksi Datar

    Auskultasi Peristaltik (+), bising usus 8 x/menit

    Perkusi Timpani

    Palpasi Dinding perut Nyeri tekan (-)Hati Tidak teraba

    Limpa Tidak teraba

    Ginjal Tidak teraba

    Refleks dinding

    Perut

    Normal

  • 5/20/2018 CHF

    12/22

    Anggota Gerak

    Lengan

    Kanan Kiri

    Otot

    Tonus

    Massa

    Normotonus

    Eutrofi

    Normotonus

    Eutrofi

    Sendi Normal Normal

    Gerakan Aktif Aktif

    Kekuatan Normal Normal

    CRT

  • 5/20/2018 CHF

    13/22

    E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1.

    Foto Thorax posisi PA

    Hasil : Cardiomegali CTR 56%

    2. Elektrokardiografi

    Hasil : atrial fibrilasi with rapid ventricular response.

    Non spesifik T wave abnormality (diffuse)

    F. RINGKASAN

    Pasien perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang

    dirasakan semakin memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak

    muncul terutama saat pasien melakukan aktivitas, apabila berjalan lebih dari 10

    meter pasien merasa sesak. Sesak dirasakan membaik apabila pasien beristirahat,

    dan berkurang pada posisi duduk. Pasien sering terbangun pada malam hari

    dikarenakan sesak nafas, dan pasien lebih nyaman tidur menggunakan bantal

    tinggi sekitar 3-4 bantal. Pasien juga mengeluh dadanya terasa berdebar-debar

    sejak 10 minggu sebelum masuk rumah sakit, mudah lelah, dan nyeri kepala.

    Nyeri dada disangkal oleh pasien. Demam, mual dan muntah disangkal oleh

    pasien, BAB dan BAK normal.

    Riwayat penyakit jantung +, riwayat hipertensi +, riwayat Diabetes Melitus -.

    Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan:

    Tekanan darah : 140/90 mmHg

    Nadi : 90 x/ menit, ireguler, tegangan kuat, pengisisan cukup

    Suhu : 36,8 C

    Pernapasan : 24 x/ menitJantung

    Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garis

    midclavicula sinistra.

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garis

    midclavicula sinistra.

    Teraba Thrill

    Perkusi : Redup, batas jantung sulit dinilai.

  • 5/20/2018 CHF

    14/22

    Auskultasi : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (+)

    Pada Foto Thorax posisi PA didapatkan hasil : Cardiomegali CTR 56% dan pada

    Elektrokardiografi disapatkan hasil : atrial fibrilasi with rapid ventricular

    response. Non spesifik T wave abnormality (diffuse)

    G. DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS

    1. Diagnosis

    Congestive Heart Failure NYHA III e.c Hipertension Heart Disease

    2. Dasar Diagnosa

    Anamnesis

    -

    Sesak nafas yang semakin memberat sejak 2 hari SMRS

    - Sesak berkurang pada posisi duduk (ortopneu)

    - Sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas (Paroxysmal

    Nocturnal Dyspneu)

    -

    Sesak setelah melakukan aktivitas sehari-hari (NYHA III)

    - Riwayat Hipertensi

    Pemeriksaan Fisik

    Tekanan darah : 140/90 mmHg

    Nadi : 90 x/ menit, ireguler, tegangan kuat, pengisisan cukup

    Suhu : 36,8 C

    Pernapasan : 24 x/ menit

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garis

    midclavicula sinistra.

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 6 2 cm ke lateral dari garismidclavicula sinistra.

    Teraba Thrill

    Perkusi : Redup, Batas jantung kanan terdapat pada ICS V linea

    sternalis dekstra, batas kiri pada ICS IV linea axillaris

    anterior sinistra, dan batas atas pada ICS II midclavicula

    sinistra

    Auskultasi : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (+)

  • 5/20/2018 CHF

    15/22

    Pada Foto Thorax posisi PA didapatkan hasil : Cardiomegali CTR 56% dan pada

    Elektrokardiografi didapatkan hasil : atrial fibrilasi with rapid ventricular

    response. Non spesifik T wave abnormality (diffuse)

    H.DIAGNOSA DIFFERENTIAL

    -

    CHF NYHA III e.c HHD

    I. DASAR DIAGNOSA DIFFERENSIAL

    -

    Riwayat mengonsumsi makanan berlemak

    - Pre obesitas

    J. PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN

    - EKG rutin

    - Echocardiography

    -

    Profil lipid

    - Troponin T, CK, CKMB

    - Hb, eritrosit, Ht, Leukosit, LED, Hitung jenis

    -

    BSS, cholesterol total, HDL, LDL, uric acid, ureum, creatinin, SGOT,

    SGPT, LDH, Na, K

    - Urinalisa: sedimen, leukosit, eritrosit, silinder granula, protein, glukosa,

    nitrit

    K. RENCANA PENGELOLAAN

    Non Farmakologis :

    -

    Istirahat

    - Oksigen 2-3 liter/menit

    - Diet jantung II

    Farmakologis :

    - IVFD D5 gtt x/menit. Mikro.

    - Digoxin 2 x 2,5mg

    - Furosemid injeksi 1 x 1 ampul 20mg

  • 5/20/2018 CHF

    16/22

    - Captopril 2 x 6,25 mg

    - KSR 1 x 600mg

    -

    Ranitidin 1 amp 50 mg/12 jam

    L. PENCEGAHAN

    1.

    Kurangi konsumsi garam, diet rendah garam I (200-400mg/hari)

    2. Hindari aktivitas berlebih

    3. Diet Jantung II

    4.

    Diet rendah lemah 15%, cukup protein 15-20%

    5. Pembatasan makanan yang mengandung kolesterol

    6.

    Hindari rokok dan minuman berakohol

    7. Rutin kontrol kolesterol, tekanan darah dan gula darah

    M. PROGNOSIS

    VALIANT Score is 9.

    The estimated 3-year risk of HF hospitalization is 8%

    FOLLOW UP

    1- JULI-2014 2 JULI 2014

    Keadaan umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    GCS : 15

    Tekanan darah : 130/80 mmhg

    Nadi : 84x/menit, tegangan kuat,

    pengisian cukup, reguler.Frekuensi nafas : 28 x/ menit

    Keluhan : sesak napas, mual

    Keadaan umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    GCS : 15

    Tekanan darah : 130/80 mmhg

    Nadi : 88x/menit, tegangan kuat,

    pengisian cukup, reguler.Frekuensi nafas : 28 x/ menit

    Keluhan : sesak berkurang, yeri kepala

  • 5/20/2018 CHF

    17/22

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Dari kasus kali ini diagnosis fungsional yaitu CHF. Hal didasarkan pada

    kriteria Framingham minimal satu kriteria mayor dan dua kriteria minor yaitu:7

    Kriteria mayor:

    1. Paroksisimal nocturnal dispneu

    2.

    Distensi vena leher

    3. Ronki paru

    4. Kardiomegali

    5.

    Edema paru akut

    6. Gallop s3

    7.

    Peninggian tekanan vena jugularis

    8. Refluks hepatojugular

    Kriteria minor:

    1. Edema ekstremitas

    2.

    Batuk malam hari

    3. Dispnea deffort

    4. Hepatomegali

    5. Efusi pleura

    6. Penurunan kapasitas vital

    7.

    Takikardi (> 120 x/menit)

  • 5/20/2018 CHF

    18/22

    Pada pasien ini didapatkan tiga kriteria mayor. Pertama terdapatnya paroksismal

    nokturnal dispneu dari hasil anamnesis. Kedua, dari hasil pemeriksaan fisik

    perkusi jantung, didapatkan adanya pembesaran jantung. Batas jantung kanan

    terdapat pada ICS V linea sternalis dekstra, batas kiri pada ICS IV linea axillaris

    anterior sinistra, dan batas atas pada ICS II midclavicula sinistra. Hal yang sama

    juga didapatkan dari hasil rontgen yang menyatakan bahwa pada pasien terdapat

    kardiomegali. Ketiga terdapat peninggian tekanan vena jugularis yaitu (5+2)

    cmH2O.1,4,7,8

    Sedangkan untuk kriteria minor didapatkan dispnea deffort yang didapatkan dari

    hasil anamnesis pasien mengeluh sesak saat berjalan ke sumur ( 50 m). Oleh

    karena itu pada pasien ini kami simpulkan diagnosis fungsionalnya adalah CHF.7

    Diagnosis anatomi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik di mana pada

    auskultasi jantung terdengar gallop pada keempat katup jantung. Hal ini

    bersesuaian dengan hasil elektrokardiografi didapatkan hasil atrial fibrilasi with

    rapid ventricular response, on spesifik T wave abnormality (diffuse).7

    Diagnosis etiologi yaitu HHD (Hipertension Heart Disease). Diagnosis ini

    ditegakkan berdasarkan kriteriaJoint National Committee(JNC) VIII tahun 2003

    yang digunakan di negara Amerika Serikat, yaitu:3,5,9

    Klasifikasi Hipertensi menurutJoint National Committee VIII

    Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

    Normal

  • 5/20/2018 CHF

    19/22

    1 . Padapasien berusia 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan

    darah sistolik 150mmHg atau diastolik 90mmHg dengan target terapi untuk

    sistolik < 150mmHg dan diastolik < 90mmHg . (Rekomendasi Kuat-grade A)

    2 . Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan

    darah diastolik 90mmHg dengan target < 90mmHg . ( Untuk usia 30-59 tahun ,

    Rekomendasi kuat -Grade A; Untuk usia 18-29 tahun , Opini Ahli - kelas E )

    3 . Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan

    darah sistolik 140mmHg dengan target terapi < 140mmHg . ( Opini Ahli - kelas

    E )

    4 . Pada pasien berusia 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , mulai

    pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik 140mmHg atau diastolik

    90mmHg dengan target terapi sistolik < 140mmHg dan diastolik < 90mmHg . (

    Opini Ahli - kelas E )

    5 . Pada pasien berusia 18 tahun dengandiabetes , mulai pengobatan

    farmakologis pada tekanan darah sistolik 140mmHg atau diastolik BP

    90mmHg dengan target terapi untuk sistolik gol BP < 140mmHg dan diastolik gol

    BP < 90mmHg . ( Opini Ahli - kelas E )

    6 . Pada populasi umum bukan kulit hitam, termasuk orang-orang

    dengandiabetes , pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretik tipe

    thiazide, CCB ,ACE inhibitor atauARB ( Rekomendasi sedang-Grade B )

    Rekomendasi ini berbeda dengan JNC 7 yang mana panel merekomendasikan

    diuretik tipe thiazide sebagai terapi awal untuk sebagian besar pasien .

    7 . Pada populasi umum kulit hitam , termasuk orang-orang dengandiabetes,

    pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretic tipe thiazide atau CCB .

    ( Untuk penduduk kulit hitam umum : Rekomendasi Sedang - Grade B , untuk

    pasien hitam dengandiabetes : Rekomendasi lemah-Grade C)

    8 . Pada penduduk usia 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , pengobatan

    awal atau tambahan antihipertensi harus mencakup ACE inhibitor atau ARB

    untuk meningkatkan outcome ginjal . (Rekomendasi sedang -Grade B )

  • 5/20/2018 CHF

    20/22

    9 . Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan,

    tiingkatkan dosis obat awal atau menambahkan obat kedua dari salah satu kelas

    dalam Rekomendasi 6 . Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan dua

    obat , tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan gunakan

    ACEI dan ARB bersama-sama pada pasien yang sama . Jika target tekanan darah

    tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan obat-obatan dalam Rekomendasi

    6 karena kontraindikasi atau kebutuhan untuk menggunakan lebih dari 3 obat

    untuk mencapai target tekanan darah, maka obat antihipertensi dari kelas lain

    dapat digunakan . (Opini Ahli - kelas E )

    Daftar singkatan :

    ACEI = angiotensin-converting enzyme inhibitor

    ARB= angiotensin receptor blocker

    CCB = calcium channel blocker

    Dari kriteria di atas, maka tekanan darah pasien termasuk dalam kategori

    hipertensi grade I dimana secara etiologis usia 55 tahun merupakan faktor resiko

    terjadinya hipertensi. Pasien mengaku sudah 5 tahun menderita hipertensi yang

    tidak terkontrol. Diagnosa fungsional dilihat dari keluhan sesak yang memberat

    dengan berjalan 5m menunjukkan CHF NYHA III. Diagnosa anatomis

    menunjukkan adanya cardiomegali dengan CTR > 50% dan diagnosa etiologis

    dilihat dari riwayat hipertensi kronis yang tidak terkontrol mengarah pada HHD.

    Pasien di edukasi untuk menghindari makan makanan berkolesterol dan

    disarankan untuk menurunkan berat badan hingga tercapainya BMI < 25 kg/m2.Dengan dianjurkan diet rendah lemak sebesar 15% total kebutuhan kalori per hari,

    cukup protein 15-20% dan diet rendah garam untuk membantu menurunkan

    tekanan darah mencapai target 130/80 mmHg.. Jika modifikasi gaya hidup tidak

    menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, terapi farmakologis harus

    diberikan. Pemilihan terapi anti hipertensi lebih dianjurkan secara individual

    berdasarkan pada patofisiologi, hemodinamik, kerusakan organ target, adanya

  • 5/20/2018 CHF

    21/22

    penyakit penyerta, demografik, efek samping obat, kepatuhan tehadap regimen

    pengobatan dan biaya pengobatan.

    Target tekanan darah yang harus dicapai dalam mmHg :

    - Hipertensi tanpa komplikasi (

  • 5/20/2018 CHF

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Ismail. Gagal jantung kongestif. [Online] 1 Mei 2009 [akses 10 September

    2009]. Available from: URL:http://www.gagal-jantung-kongestif.co.id.html.

    2. Brashaers, Valentina L. Gagal jantung kongestif. Dalam: Aplikasi klinis

    patofisiologi, pemeriksaan dan manajemen. 2nd ed. Jakarta: EGC.2007. p53-5.

    http://www.gagal-jantung-kongestif.co.id.html/http://www.gagal-jantung-kongestif.co.id.html/http://www.gagal-jantung-kongestif.co.id.html/http://www.gagal-jantung-kongestif.co.id.html/