Upload
lusyalwi
View
12
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
child abuse, kekerasan pada anak, semoga bermanfaat
Citation preview
Child Abuse
Oleh:
Amalia F. Darwis (C111 08 192)
Vidya P. Hayyu (C111 09 882)
Supervisor: Kompol dr. Mauluddin Mansyur , S.Sos, SH, MH, M.kes, Sp.FPembimbing:Dr.Tjiang Sari Lestari
Bagian Forensik dan MedikolegalFakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Pendahuluan
Child Abuse Atau kekerasan pada anak termasuk semua bentuk perlakuan menyakitkan baik fisik,
seksual, emosional/psikis, dan penelantaran
Faktor-faktor risiko terhadap kejadian kekerasan pada anak
dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu faktor sosial, orang tua
dan anak.
EpidemiologiWHO
40 juta anak <15 tahun menderita
kekerasan fisik dan penelantaran
KPAI 2011: 261 kasus2012: 426 kasus
2013 : 1,615 kasusJanuari-April 2014 : 565
kasus
PengertianUndang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1 : Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Anak
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 15a : Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
Kekerasan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004, Pasal 5, tentang larangan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak terbagi atas:
a. kekerasan fisik;b. kekerasan psikis;c. kekerasan seksual; ataud. penelantaran rumah tangga.
Luka Memar
(1)Terjadi pada 2% bayi(2)bagian tubuh yang berdaging dan tertutup (bokong, pipi, di
bawah dagu, organ genitalia)(3)berpola yang sesuai dengan bentuk sebuah objek atau bekas
ikatan di sekitar pergelangan tangan(4)luka memar yang banyak, terutama jika usia luka berbeda-beda.
Bedakan luka memar dengan bekas bekam, kerokan, hemofilia, gangguan koagulopati
Luka Bakar
1. simetris2. Luka bakar (rendaman air panas) yang berpola sarung tangan3. Yang dalam dan luas4. berpola sama dengan bendanya5. Terletak pada daerah yang tertutup (bokong, perineum)Bedakan dengan praktik terapi tradisional moxibution, kondisi medis
seperti impetigo
Seorang anak berumur 1 tahun masuk rumah sakit dengan riwayat anak duduk di atas radiator panas. Luka yang mencurigakan seperti ini perlu diinvestigasi medis dan sosial secara menyeluruh, yakni melakukan survey tulang untuk melihat patah tulang yang tidak nampak dan evaluasi kesejahteraan anak.
FrakturFraktur yang sangat kuat
mengarah pada penganiayaan anak:◦lesi metafisial klasik◦fraktur kosta posterior◦fraktur skapula◦Sternum◦prosesus spinosus
WHIPLASH-SHAKEN INFANT SYNDROME
Kekerasan dengan mengguncang tubuh anak kecil ke depan dan ke belakang.
Perlukaan:◦Subdural hematoma◦Retinal hemorrhage◦Cerebral edema
Dampak: gangguan penglihatan, moktorik, dan kognitif.
Tingkat mortalitas: 30%
Kekerasan SeksualPemaksaan hubungan seksual
yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut (seperti istri, anak, dan pekerja rumah tangga)
Bentuk-bentuk Kekerasan Seksual
Menelanjangi anakMemperlihatkan alat genital yang dilakukan oleh
orang dewasaMelihat anak saat mandi, telanjang, dan saat
membuang airMencium anak yang memakai pakaian dalamMeraba-raba dada korban, alat genital, paha, dan
bokongMasturbasiStimulasi pada alat genital pada korban atau
pelakuMemasukkan jari pada Vagina maupun Anus.Penetrasi penis pada vagina maupun Anus.Mengelus-elus penis pelaku atau area genital
lainnya, paha, atau bokong korban
Anus corong
Luka Memar pada daerah
genitalia
Robekan baru arah jam 3 & 9
Memar dan Laserasi pada sisi dalam paha
Kekerasan Psikis/Emosional
Kekerasan psikis bisa sulit untuk diketahui, karenasering tidak ada tanda-tanda fisik yang dari luar.
Contoh kekerasan psikis
•Diejek•Direndahkan •Diremehkan•Tidak adanya kasih sayang atau perhatian dari orang tua atau wali mereka•Dilarang Untuk bermain dengan anak-anak lainnya
Perubahan perilaku
•Tidak mampu untuk bermain•Takut membuat kesalahan•Gangguan bicara tiba-tiba•Merugikan diri•Keterlambatan perkembangan dalam hal kemajuan emosional
Kekerasan Psikis/Emosional
•Anak dapat menyatakan dirinya telah diperlakukan salah,membalikkan cerita yang diungkapkan. ketakutan yang berlebihan, enggan mendapat perlindungan.
Anamnesis
•menghindari kontak mata, menarik diri secara berlebihan. ingin mencederai diri sendiri, gangguan tidur.Pemfis
•Terapi psikologisPenatalaksanaan
PengabaianPengabaian mengacu pada
kelalaian perawatan, yang berpotensi bahaya. Pengabaian termasuk perawatan kesehatan yang tidak memadai, pendidikan, pengawasan, perlindungan dari bahaya lingkungan, kebutuhan fisik (misalnya, pakaian, makanan), dan/atau dukungan emosional.
Tanda Pengabaian• Baju kotor, Kekecilan,
Kebesaran, butuh perbaikan• lapar, mencuri atau
meminta-minta makanan• Selalu terlihat lesu dan lelah• Kebersihan yang kurang• indikasi dari malnutrisi• Tidak ada perawatan medis
atau ada masalah gigi
Penatalaksanaan• Mengamankan anak,
Membebaskan anak dari siklus kekerasan
• Pendampingan psikologik • Upaya hukum terhadap
korban (misalnya pengalihan hak asuh) maupun pelaku (sangsi hukum)
Aspek Medikolegal
Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan anak :
Pasal 76A-J, Pasal 77A-B, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 86A,Pasal 87, Pasal 89.
Upaya PenanggulanganPasal 108 KUHAP memberikan hak kepada setiap
orang untuk melaporkan adanya tindak pidana (termasuk kekerasan terhadap anak) apabila ia mengetahuinya sebagai saksi, dan memberikan kewajiban bagi pegawai negeri yang mengetahui adanya tindak pidana (termasuk kekerasan terhadap anak) pada waktu ia menjalankan tugasnya.
Pasal 78 UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak memberikan ancaman pidana bagi setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat (termasuk anak korban kekerasan) padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu.
Lembaga Perlindungan AnakDunia:
United Nations Children's Fund (UNICEF) didirikan oleh Majelis Umum PBB pada 11 Desember1946. Program-programnya menekankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.
Indonesia:
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Lembaga Negara yang independen, dibentuk berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan mandat meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan Anak