28
Child Abuse Oleh: Amalia F. Darwis (C111 08 192) Vidya P. Hayyu (C111 09 882) Supervisor: Kompol dr. Mauluddin Mansyur , S.Sos, SH, MH, M.kes, Sp.F Pembimbing: Dr.Tjiang Sari Lestari Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Child Abuse

Embed Size (px)

DESCRIPTION

child abuse, kekerasan pada anak, semoga bermanfaat

Citation preview

Child Abuse

Oleh:

Amalia F. Darwis (C111 08 192)

Vidya P. Hayyu (C111 09 882)

Supervisor: Kompol dr. Mauluddin Mansyur , S.Sos, SH, MH, M.kes, Sp.FPembimbing:Dr.Tjiang Sari Lestari

Bagian Forensik dan MedikolegalFakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Pendahuluan

Child Abuse Atau kekerasan pada anak termasuk semua bentuk perlakuan menyakitkan baik fisik,

seksual, emosional/psikis, dan penelantaran

Faktor-faktor risiko terhadap kejadian kekerasan pada anak

dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu faktor sosial, orang tua

dan anak.

EpidemiologiWHO

40 juta anak <15 tahun menderita

kekerasan fisik dan penelantaran

KPAI 2011: 261 kasus2012: 426 kasus

2013 : 1,615 kasusJanuari-April 2014 : 565

kasus

PengertianUndang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1 : Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Anak

Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 15a : Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

Kekerasan

Faktor Resiko

Kekerasan pada anak

Anak

Masyarakat/

Sosial

Orang tua atau

situasi keluarg

a

Klasifikasi Kekerasan Pada Anak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004, Pasal 5, tentang larangan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak terbagi atas:

a. kekerasan fisik;b. kekerasan psikis;c. kekerasan seksual; ataud. penelantaran rumah tangga.

Kekerasan FisikLuka MemarLuka GigitanLuka BakarFrakturCedera KepalaPerdarahan Retina

Luka Memar

(1)Terjadi pada 2% bayi(2)bagian tubuh yang berdaging dan tertutup (bokong, pipi, di

bawah dagu, organ genitalia)(3)berpola yang sesuai dengan bentuk sebuah objek atau bekas

ikatan di sekitar pergelangan tangan(4)luka memar yang banyak, terutama jika usia luka berbeda-beda.

Bedakan luka memar dengan bekas bekam, kerokan, hemofilia, gangguan koagulopati

Luka Bakar

1. simetris2. Luka bakar (rendaman air panas) yang berpola sarung tangan3. Yang dalam dan luas4. berpola sama dengan bendanya5. Terletak pada daerah yang tertutup (bokong, perineum)Bedakan dengan praktik terapi tradisional moxibution, kondisi medis

seperti impetigo

Seorang anak berumur 1 tahun masuk rumah sakit dengan riwayat anak duduk di atas radiator panas. Luka yang mencurigakan seperti ini perlu diinvestigasi medis dan sosial secara menyeluruh, yakni melakukan survey tulang untuk melihat patah tulang yang tidak nampak dan evaluasi kesejahteraan anak.

FrakturFraktur yang sangat kuat

mengarah pada penganiayaan anak:◦lesi metafisial klasik◦fraktur kosta posterior◦fraktur skapula◦Sternum◦prosesus spinosus

WHIPLASH-SHAKEN INFANT SYNDROME

Kekerasan dengan mengguncang tubuh anak kecil ke depan dan ke belakang.

Perlukaan:◦Subdural hematoma◦Retinal hemorrhage◦Cerebral edema

Dampak: gangguan penglihatan, moktorik, dan kognitif.

Tingkat mortalitas: 30%

Kekerasan SeksualPemaksaan hubungan seksual

yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut (seperti istri, anak, dan pekerja rumah tangga)

Bentuk-bentuk Kekerasan Seksual

Menelanjangi anakMemperlihatkan alat genital yang dilakukan oleh

orang dewasaMelihat anak saat mandi, telanjang, dan saat

membuang airMencium anak yang memakai pakaian dalamMeraba-raba dada korban, alat genital, paha, dan

bokongMasturbasiStimulasi pada alat genital pada korban atau

pelakuMemasukkan jari pada Vagina maupun Anus.Penetrasi penis pada vagina maupun Anus.Mengelus-elus penis pelaku atau area genital

lainnya, paha, atau bokong korban

Anus corong

Luka Memar pada daerah

genitalia

Robekan baru arah jam 3 & 9

Memar dan Laserasi pada sisi dalam paha

Kekerasan Psikis/Emosional

Kekerasan psikis bisa sulit untuk diketahui, karenasering tidak ada tanda-tanda fisik yang dari luar.

Contoh kekerasan psikis

•Diejek•Direndahkan •Diremehkan•Tidak adanya kasih sayang atau perhatian dari orang tua atau wali mereka•Dilarang Untuk bermain dengan anak-anak lainnya

Perubahan perilaku

•Tidak mampu untuk bermain•Takut membuat kesalahan•Gangguan bicara tiba-tiba•Merugikan diri•Keterlambatan perkembangan dalam hal kemajuan emosional

Kekerasan Psikis/Emosional

•Anak dapat menyatakan dirinya telah diperlakukan salah,membalikkan cerita yang diungkapkan. ketakutan yang berlebihan, enggan mendapat perlindungan.

Anamnesis

•menghindari kontak mata, menarik diri secara berlebihan. ingin mencederai diri sendiri, gangguan tidur.Pemfis

•Terapi psikologisPenatalaksanaan

PengabaianPengabaian mengacu pada

kelalaian perawatan, yang berpotensi bahaya. Pengabaian termasuk perawatan kesehatan yang tidak memadai, pendidikan, pengawasan, perlindungan dari bahaya lingkungan, kebutuhan fisik (misalnya, pakaian, makanan), dan/atau dukungan emosional.

Tanda Pengabaian• Baju kotor, Kekecilan,

Kebesaran, butuh perbaikan• lapar, mencuri atau

meminta-minta makanan• Selalu terlihat lesu dan lelah• Kebersihan yang kurang• indikasi dari malnutrisi• Tidak ada perawatan medis

atau ada masalah gigi

Penatalaksanaan• Mengamankan anak,

Membebaskan anak dari siklus kekerasan

• Pendampingan psikologik • Upaya hukum terhadap

korban (misalnya pengalihan hak asuh) maupun pelaku (sangsi hukum)

Aspek Medikolegal

Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan anak :

Pasal 76A-J, Pasal 77A-B, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 86A,Pasal 87, Pasal 89.

Upaya PenanggulanganPasal 108 KUHAP memberikan hak kepada setiap

orang untuk melaporkan adanya tindak pidana (termasuk kekerasan terhadap anak) apabila ia mengetahuinya sebagai saksi, dan memberikan kewajiban bagi pegawai negeri yang mengetahui adanya tindak pidana (termasuk kekerasan terhadap anak) pada waktu ia menjalankan tugasnya.

Pasal 78 UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak memberikan ancaman pidana bagi setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat (termasuk anak korban kekerasan) padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu.

Lembaga Perlindungan AnakDunia:

United Nations Children's Fund (UNICEF) didirikan oleh Majelis Umum PBB pada 11 Desember1946. Program-programnya menekankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Indonesia:

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Lembaga Negara yang independen, dibentuk berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan mandat meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan Anak

TERIMA KASIH