4
Clostridium difficile adalah bakteri yang berperan dalam diare yang berat, infeksi bakteri terjadi pada hari keempat sampai hari kelima selama terapi antibiotik 11 . Patogenesis KPM diperantarai oleh toksin A (enterotoksin) dan toksin B (sitotoksin) 19 yang diproduksi oleh Clostridium difficile. Keduanya bekerja merusak epitel kolon. Toksin A menghasilkan mediator inflamasi sehingga menimbulkan sekresi cairan dan menambah permeabilitas mukosa usus. Toksin B bersifat sangat sitotoksis. Gb. 2. Patogenesis infeksi Clostridium difficlle (Dikutip dari Amercan family Physician, Schroder, 2005) 19 Pasien Terpapar antibiotik Gangguan pada mikkroflora kolon Kolonisasi Clostridium difficlle Respon Ig G baik Respon Ig G Lemah/ tidak baik Karier asimptomatik Produksi toksin A & B oleh Clostridium difficlle Aktivitasi makrofag dan sel mast Upregulasi sitotokin dan mediator Peradangan lain

Clostridium Difficile Adalah Bakteri Yang Berperan Dalam Diare Yang Berat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Clostridium Difficile Adalah Bakteri Yang Berperan Dalam Diare Yang Berat

Clostridium difficile adalah bakteri yang berperan dalam diare yang berat, infeksi bakteri terjadi pada hari keempat sampai hari kelima selama terapi antibiotik11. Patogenesis KPM diperantarai oleh toksin A (enterotoksin) dan toksin B (sitotoksin)19 yang diproduksi oleh Clostridium difficile. Keduanya bekerja merusak epitel kolon. Toksin A menghasilkan mediator inflamasi sehingga menimbulkan sekresi cairan dan menambah permeabilitas mukosa usus. Toksin B bersifat sangat sitotoksis.

Gb. 2. Patogenesis infeksi Clostridium difficlle

(Dikutip dari Amercan family Physician, Schroder, 2005)19

Pasien

Terpapar antibiotik

Gangguan pada mikkroflora kolon

Kolonisasi Clostridium difficlle

Respon Ig G baik Respon Ig G

Lemah/ tidak baik

Karier asimptomatik

Produksi toksin A & B oleh

Clostridium difficlle

Aktivitasi makrofag dan sel mast

Upregulasi sitotokin dan mediator

Peradangan lain

Klinis Penyakit

Page 2: Clostridium Difficile Adalah Bakteri Yang Berperan Dalam Diare Yang Berat

Manifestasi Klinis

Diare karena antibiotik memberi gejala yang bervariasi dari diare ringan sampai KPM. Diare ringan merupakan kejadian yang paling sering(62%) dari kasus DKA. Diare ini dapat terjadi pada awal pemakaian antibiotikatau baru muncul 2 sampai 6 minggu setelah penghentian pemakaian antibiotik, memberi gejala seperti buang air besar dengan frekuensi lebih dari yang biasa, kembung dan pergerakan usus bertambah. Gejala ini biasanya menghilang setelah beberapa hari sampai dua minggu penghentian pemakaian antibiotik6. PKP dapat ditandai dengan diare sering dengan atau tanpa darah atau nanah dalam tinja, nyeri perut, demam, leukositosis13,15.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis DKA diperlukan anamnesti yang cermat tentang pamakaian antibiotik dalam dua bulan terakhir, diare yang terjadi setaleh 72 jam21. Pemeriksaan yang teliti mengenai warna tinja, konsistensi, frekuensi buang air besar, riwayat demam serta riwayat DKA sebelumnya. Pada pemeriksaan laboratorium dapat sitemukan leukositosis dan leukosit dalam tinja. Diagnosis karena Clostridium difficile adalah dengan enzyme immunoassay yang dapat mendeteksi toksin A dan toksin B dalam waktu 2-6 jam.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan DKA tergantung pada manifestasi klinis yang timbul mulai dari ringan sampai sedang, yang meliputi:

a. Penanganan dehidrasib. Pengentian pamakaian antibiotikc. Menghindari masukan produksi susu, tepung gandum, dan makanan yang

mengandung serat tinggi.d. Menggunakan antibiotik yang bereksiko rendah untuk diare, seperti metronidazole,

tetrasiklin, aminoglikosida, kotrimosazol.

Pada pasien diare karena Clostridium difficile, penghentian pemberian antibiotik memberikan kesembuhan 15-23% dalam waktu tiga hari. Pada kasus yang berat direkomendasikan pemberian vonkomisin dan metronidazole. Pemberian metronidazole secara oral merupakan pilihan pertama dan memberikan respon 90% respon positif. Pendekatan lain dalam menangani DKA adalah dengan pemberian probiotik. Probiotik adalah organisme nonpatogen yang bermanfaat untuk mengembalikan ekosistem yang terganggu karena pemakaian antibiotik dan menghambat pertumbuhan koloni bakteri patogen. Probiotik bermanfaat untuk mencegah, pengobatan, dan kekambuhan diare yang disebabkan karena pemakaian antibiotik. Probiotik dapat memperbaiki imunitas usus dengan meningkatkan Ig G dan Ig A7.

Daftar Pustaka

1. Antibiotic-associated diarrhea. Diunduh dari http://www.cnn.com/health/library/ds/00454.html. Diakses tanggal 28 Maret 2005.

2. Barlett JG. Antibiotic-associated diarrhea. N Engl J Med 2002;346:334-9.3. Bengmark S. Probiotics intestinal flora. Gut 1998;42:2-7

Page 3: Clostridium Difficile Adalah Bakteri Yang Berperan Dalam Diare Yang Berat

4. Berezin EB. Treatment and prevention of antibiotic associated-diarrhea. Intern J Antimicrob Agent 2000;16:521-6.

5. Fekety R, Kim KH, Brown D, Batts DH, Cudmore M, Silva J Jr. Epidemology of antibiotics associated colitis. Isolation of Clostridium difficile from the hospital environment. Am J Med 1981;70:906-8.

6. Fischer MF. Immunosuppressive theraphy and post-transplation diarrhea: case report. Pediatr Transplan 2001;5: 132-4.

7. Gorbach SL, Chang TW, Goldin B. Successful treatment of relapsing Clostridium difficile colitis with Lactobacillus GG. Lancet 1987;2:1519.

8. Hove H, Tvede M, Brobech M P. Antibiotic-associated diarrhea, Clostridium difficile, and short-chain fatty acids. Scand J Gastroenterol 1996;31:688-93.

9. Hurley BW, Nguyen CC. The spectrum of pseudomembranous enterocolitis and antibiotic-associated diarrhea. Arch Intern Med 2002;162:2177-84.

10. Young RJ, Hufmann S. Probiotik use in children. J Pediatr Health Care 2003;17:277-83.

11. Kelly CP, Pothoulakis C, LaMont JT. Clostridium difficile colitis. N Engl J Med 1994;330:257-62.

12. Marteaw PR, Voese MD, Cellier CJ, Schrezenmeir J. Protection from gastro-intestinal disease with the use of probiotics. Presented at the Symposium Probiotics and Prebiotics held in Keil, Germany June 11-12, 1998.

13. McFarland LV . Epidemology, risk factors and treatment for antibiotics-associater diarrhea. Diagn Dis 1998;16:292-307.

14. McFarland LV, Mulligan ME, Kwork RYY, Stamm WE. Nasocomial acquisiton of Clostridium difficile infection. N Engl J Med 1989; 320:204-10.

15. McFarland LV, Surawicz CM, Rubin M, Fekty R, Elmer GW, Greengerg RN. Recurrent Clostridium difficile disease; epidemology and clinical characteristics. Infect Control Hosp epidemiol 1999;20:43-50.

16. Melek V, Yanuz A. The Efficacy of Octreotide in the theraphy of acute radiation-induce diarrhea: A randomized controlled study. Intern J Rad Oncol 2002;54:194-202.

17. Pimentel RR. Antibiotic associated diarrhea. Diunduh dari http://www.clevelandclinicmeded.com/diseasemanagement/gastro/antibioticdiarhheahtm. diakses tanggal 7 Juni 2005.

18. Resta-Lenert S, Barrett KE. Live probiotics protect intestinal epithelial cells from the effect of infection with enteroinvasive Eschericha coli(EIEC). Gut 2003;57:988-97.

19. Schroder MS, Permanente K. Clostridium difficile-associated diarrhea. Am Fam Physician 2005;71:921-8

20. Johnson S, Gerding DN. Clostridium difficile-associated diarrhea. Clin Infect Dis 1998;26:1027-36.

21. Johnson S, Homann SR, Bettin KM, et al. Treatment of asymtomatic Clostridium difficile carriers(fecal excretors) with vancomysin, metronidazole or placebo. Ann Intern Med 1992;117:297-302.