Upload
duongngoc
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan merupakan hal yang penting yang harus dimiliki
setiap orang di dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan dapat
membantu setiap orang dalam memecahkan berbagai masalah dan
bersosialisasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan
berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap orang.
cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat
Menurut Reber dalam Syah (1997: 119) mengemukakan bahwa
keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku
yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan
keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Di dalam pernyataan itu
diketahui bahwa keterampilan tidak hanya meliputi gerakan-gerakan
motorik yang nyata saja, tetapi meliputi juga fungsi-fungsi yang bersifat
kognitif. Selain itu, syah (1997: 119) menyatakan bahwa keterampilan
ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah
seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Dalam pendapat
ini dijelaskan bahwa keterampilan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dengan otot secara langsung.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Hamalik (2012: 138)
mengemukakan keterampilan motorik (perceptual motor skill) adalah
serangkaian gerakan otot untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.
Gerekan-gerakan otot ini didasarkan atas apa yang kita tangkap dari
lingkungan sekitar dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan tersebut
dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan
pola tingkah laku secara sistematis yang meliputi gerakan motorik dan
fungsi kognitif yang berguna untuk menyelesaikan tugas dengan
berhasil.
Hamalik (2012: 139) menambahkan bahwa terdapat tahap-tahap
dalam belajar keterampilan. Tahap-tahap dalam belajar keterampilan
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kognitif, fiksasi, dan otonom yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pada tahap kognitif, siswa berusaha mencerna keterampilan yang akan mereka lakukan, setelah itu siswa merencanakan keterampilan yang akan dilaksanakan. Guru dan siswa mengkaji kembali keterampilan dan memverbalkan apa yang sedang dipelajari. Setelah itu guru menentukan apa ang akan dilakukan selanjutnya, prosedur yang akan ditempuh, dan memberikan informasi apabila ada kekeliruan yang terjadi.
2) Pada tahap fiksasi, pola tingkah laku yang terjadi secara baik akan dilatih sehingga tidak terjadi kekeliruan sehingga perilaku itu menjadi mantap (fixed). Pada tingkat dasar, siswa belajar merangkaikan unit-unit dasar, dan selanjutnya belajar mengorganisasi rangkaian itu menjadi suatu pola yang menyeluruh.
3) Pada tahap ketiga yaitu tahap otonom, terdapat peningkatan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Pada tahap ini peningkatan dilakukan melalui latihan-latihan dalam frekuensi yang tinggi dalam kurun waktu yang agak lama.
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Seseorang jika
terampil dalam menulis, maka seseorang itu memiliki kemampuan
komunikasi tertulis yang baik. Kegiatan menulis digunakan untuk
menuangkan ide-ide dan gagasan yang dimiliki ke dalam sebuah
tulisan.
Kegiatan menulis tidak hanya berupa kegiatan menyalin tetapi
juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-
lambang tulisan. Kegunaan keterampilan menulis bagi siswa adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian tugas sekolah.
Tanpa keterampilan menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan
dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu
menulis perlu diajarkan dengan baik sejak anak usia dini.
Dalam jurnal internasional yang disusun oleh Saddler,
Behforooz, and Asaro (2008: Vol. 42 Number 2) disampaikan bahwa,
Dalam
pernyataan tersebut disebutkan bahwa menulis merupakan alat yang
penting untuk pembelajaran. Di dalam proses pendidikan di sekolah
sangat bergantung pada kefasihan dalam menulis.
Menurut Tarigan (1984: 21) menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut dan memahaminya.
Lambang-lambang yang dilukiskan ini digunakan sebagai alat atau
sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Suparno dan Yunus (2008: 1.3) mendefinisikan menulis sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Effendi (2008: 327) berpendapat bahwa menulis merupakan
aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Tulisan terdiri dari huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan
tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.
Menurut McCrimmim dalam Slamet (2008: 141) mengatakan
bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan
mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan
cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan
mudah dan jelas. Menulis bukan semata-mata berupa pikiran saja yang
diungkapkan, tetapi menulis juga mengungkapkan ide, gagasan,
pengetahuan yang dimiliki seseorang ke dalam bahasa tulis. Menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
merupakan kagiatan yang tidak mudah dan bisa dikatakan keterampilan
yang komples dan susah. Dalam menulis dibutuhkan penguasaan
bahasa yang baik serta dibutuhkan kemampuan mengorganisasikan ide
dan gagasan yang baik pula.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Murray dalam Kristiantari
(2008: 99) berpendapat bahwa : (1) menulis itu berpikir, (2) menulis
merupakan proses, (3) menulis merupakan interaksi global dan khusus,
dan (4) tidak hanya satu cara dalam menulis.
Selain itu Abidin (2013: 182) mengungkapkan bahwa menulis
adalah proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang
diperoleh dari berbagai sumber ide yang tersedia. Sumber yang
diperoleh bisa saja segala objek yang mempu merangsang penulis untuk
menulis termasuk di dalamnya tulisan lain yang telah dihasilkan oleh
orang lain yang kemudian dituangkan ke dalam suatu bentuk tulisan.
Dalam pendapatnya juga disampaikan nahwa menulis dan karangan
(mengarang) dapat diartikan sama.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menggali pikiran,
ide-ide, gagasan, serta pengetahuan yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya dan kemudian dituangkan ke dalam bahasa tulis.
c. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam
berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh siswa selain keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca.
Keterampilan menulis ini sangat berguna di dalam kegiatan
pembelajaran maupun di kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki
keterampilan menulis yang baik akan menunjang keberhasilan mereka
dalam pembelajaran dan prestasi akademik lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menurut Byrne dalam Slamet (2008: 141) menyatakan bahwa
keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Slamet (2008: 107) memaparkan keterampilan menulis
menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis
untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Kemampuan dalam
tersebut mencakup keterampilan menggunakan unsur bahasa,
kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, kemampuan dalam
pemilihan kata, keterampilan mengkoordinasikan wacana dalam bentuk
karangan.
Senada dengan Slamet, Saleh Abbas (2006: 125)
mengungkapkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain
dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus
didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak
secara tatap muka dengan pihak lain
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sukar dan
kompleks, demikian Heaton, dalam Slamet (2008: 141). Oleh karena
itu, keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah menguasai
keterampilan berbahasa yang lainnya. Keterampilan menulis ini
didalamnya terdiri atas unsur-unsur kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dan wacana. Ide gagasan yang disampaikan kepada orang lain
harus dinyatakan dengan kata yang mudah diterima dan mendukung
makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kata-kata
harus disusun secara teratur dalam kalimat, semakin teratur kata itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
disusun dan semakin teratur bahasa yang digunakan maka orang akan
lebih mudah untuk menangkap maksud dari tulisan tersebut. Oleh
karena itu keterampilan menulis sangat penting diajarkan di Sekolah
Dasar.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
hakikat keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan ide dan
gagasan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan aturan dan pola-
pola bahasa yang tepat yang dituangkan ke dalam kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh dan lengkap.
d. Tahapan Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang agak rumit, hal ini
disebabkan dalam kegiatan menulis, pada umumnya penulis memiliki
gagasan yang sangat luas. Dalam menulis seringkali penulis memiliki
berbagai macam gagasan, tetapi sulit untuk menuangkan dalam sebuah
tulisan. Agar kegiatan menulis dapat mudah, maka perlu diperhatikan
beberapa tahapan menulis. Ada tiga tahap dalam menulis, yaitu (a)
tahap pratulis, (b) tahap penulisan, dan (c) tahap penyuntingan
(Akhadiah, 1990: 3). Berikut penjelasannya:
1) Tahap Pratulis, terdiri dari empat langkah, yaitu:
a) Menentukan topik
Menentukan topik ini adalah tahap pertama dari proses
menulis. Topik yang ditentukan akan menjadi dasar dari tulisan
yang akan dibuat nantinya.
b) Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan tulisan dalah hal penting dalam
menulis. Tujuan tulisan ini berpengaruh dalam menetapkan
panjang, bentuk, sifat, dan cara penyajian tulisan. Tujuan tulisan
ini harus, suatu tulisan yang tidak dilandasi dengan tujuan yang
jelas mungkin hanya akan mewujudkan tulisan yang buruk atau
tidak dipahami oleh pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c) Mengumpulkan informasi pendukung
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu
mencari bahan dan data berupa keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan topik yang telah dibuat. Kegiatan
mengumpulkan data ini dapat dilakukan dengan observasi atau
mengadakan pengamatan terhadap sesuatu yang diperlukan
dalam menulis.
d) Merancang kerangka tulisan.
Kerangka tulisan merupakan garis besar cerita yang akan
dituangkan pada sebuah tulisan. Kerangka tulisan ini digunakan
sebagai pedoman atau acuan penulis tentang hal-hal apa saja
yang akan ditulis, sehingga dengan menggunakan kerangka
tulisan ini alur cerita yang akan ditulis semakin jelas dan terarah.
2) Tahap penulisan
Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting
karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada
tahap pratulis dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini ide dan
gagasan dikembangkan dan dituangkan ke dalam sebuah tulisan.
Dalam penulisan ini ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki,
yaitu kemampuan mengembagkan ide, kemampuan memilih kata,
kemampuan membuat kalimat, dan kemampuan mengorganisasikan
ide ke dalam paragraf-paragraf sehingga akan terbentuk sebuah
wacana yang utuh sebagai hasil dari menulis.
3) Tahap pascatulis, terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu:
a) Kegiatan penyuntingan, yaitu kegiatan membaca kembali
dengan teliti draf tulisan dengan melihat ketepatannya dengan
gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan kriteria
penerbitan. Dalam tahap penyuntingan ini yang dilakukan
adalah menyunting hasil dari draf tulisan dengan menambah,
mengganti, dan menghilangkan hal-hal yang sekiranya tidak
sesuai. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini meliputi: (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
membaca ulang draft kasar, (2) menyempurnakan draft kasar
dalam proses menulis, (3) memperbaiki bagian yang dirasakan
kurang sesuai dengan kebutuhan pembaca, tujuan penulisan,
dan kriteria penebitan.
b) Penulisan naskah jadi, yaitu kegiatan paling akhir yang
dilakukan. Setelah penyuntingan dilakukan, barulah naskah jadi
ditulis ulang dengan rapi dan memperhatikan secara serius
masalah perwajahan.
4) Tahap publikasi
Tahap publikasi ini merupakan tahap akhir dari proses
menulis. Pada tahap publikasi ini dilakukan pengedaran tulisan
kepada para pembaca sehingga pesan dan gagasan yng dituangkan
penulis bisa sampai pada pembaca. Tahap ini bertujuan untuk
memperoleh berbagai masukan atas hasil tulisan yang dihasilkan
oleh penulis.
e. Manfaat Menulis
Banyak keuntungan yang didapat dan diperoleh dari kegiatan
menulis. Menurut Akhadiah, dkk (1990: 1) manfaat menulis yaitu
sebagai berikut :
1) Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis.
2) Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran.
3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan.
4) Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur. 5) Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif. 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. 7) Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara
tertib.
Berdasarkan manfaat menulis yang dikemukakan oleh
Akhadiah di atas diketahui bahwa menulis memiliki banyak manfaat
dan peranan yang penting. Dengan menulis dapat membantu seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
untuk mengenali kemampuan dirinya sendiri, memperluas
pengetahuan, mengembangkan gagasan, serta membantu memecahkan
masalah yang ada.
Selain Akhadiah, Enre (1988: 6) menyebutkan 6 manfaat dan
kegunaan menulis, yaitu :
1) Menulis menolong seseorang untuk menemukan kembali sesuatu yang pernah kita ketahui. Dengan menulis suatu tema atau topik dapat merangsang otak kita untuk kembali mengingat pengalaman yang telah kita alami.
2) Menulis dapat menghasilkan ide-ide baru. Kegiatan menulis dapat merangsang untuk berpikir kreatif dan menemukan ide-ide dan hal-hal yang baru yang belum pernah ditemui.
3) Menulis membantu mengoordinasikan pikiran, dan menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri.
4) Menulis dapat menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi.
5) Menulis membantu seseorang untuk menyerap pengetahuan dan informasi yang baru.
6) Menulis membantu memecahkan masalah dengan jalan menerjemahkannya ke dalam bahasa tulis yang mudah dipahami dan diterima.
Susanto (2013: 254) juga mengungkapkan beberapa manfaat
menulis, antara lain yaitu :
1) Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah diketahui.
2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. 3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan
menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri. 4) Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan
dievaluasi. 5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi
baru. 6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.
Selain itu Suparno dan Yunus (2008: 1.4) menyebutkan manfaat
menulis yaitu peningkatan kecerdasan, pengembangan kreativitas,
penumbuhan keberanian, dan untuk mengumpulkan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
menulis memiliki manfaat dan kegunaan yang banyak dan berguna
untuk kehidupan seseorang nantinya. Selain sebagai sarana
komunikasi, menulis juga memiliki manfaat untuk menggali informasi
dan menyerap pengetahuan serta untuk mengembangkan ide-ide dan
gagasan yang dimiliki oleh seseorang.
f. Pembelajaran Menulis di SD
Dalam pembelajaran bahasa, siswa mempelajari bahasa sebagai
suatu alat komunikasi lebih dari sekedar pengetahuan tantang bahasa
itu sendiri. Selain meningkatkan keterampilan berbahasa, pembelajaran
bahasa juga meningkatkan kemampuan berpikir yang kreatif dan
bernalar serta kemampuan untuk memperluas wawasan. Dalam hal ini
siswa diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan,
pandai dalam bernalar, serta memiliki kecakapan dalam berinteraksi
sosial.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu aspek
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran menulis
bersifat sangat komplek, memerlukan waktu, urutan tertentu, dan
prinsip-prinsip tertentu pula. Kemampuan menulis pun sangat
diperlukan oleh semua orang, baik dalam kehidupan di masyarakat
ataupun di sekolah. Para siswa memerlukan kemampuan menulis untuk
menyampaikan ide dan gagasan dalam berbagai bentuk dan ragam
tulisan serta tujuan yang berlainan. Keberhasilan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan
kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan
mungkin dalam kehidupa Slamet (2008:
169)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Bentuk pembelajaran kemampuan menulis di SD dijabarkan
dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar
kompetensi tersebut merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia khususnya pada kemampuan menulis. Standar kompetensi ini
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tertulis.
Dalam kegiatan menulis guru harus dapat membuat siswa untuk
mengungkapkan gagasan melalui media tulis dengan menggunakan
tanda baca, struktur, ejaan yang benar, kalimat yang runtut sehingga
dapat membuat paragraf yang baik
g. Penilaian Keterampilan Menulis
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa. Dalam
penilaian ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja
tetapi juga harus mencakup aspek afektif agar hasil penilaian lebih
bermakna dan valid.
Penilaian terhadap keterampilan menulis deskripsi siswa ini
menggunakan rubrik penilaian yang mencakup lima aspek penilaian,
yaitu aspek isi, organisasi penulisan, kosa kata, pengembangan bahasa,
dan mekanik. Penilaian keterampilan menulis deskripsi ini dilakukan
setelah akhir pembelajaran pada setiap siklusnya. Penilaian dengan
rubrik ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor sehingga dapat
dipertanggungjawabkan, Nurgiyantoro, (2010: 441-442). Penilaian
dengan model tersebut ditunjukkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tabel 2.1 Penilaian Keterampilan Menulis
No Aspek penilaian
Skor Kriteria
1. Isi 27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik Sempurna padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup Baik informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. Sedang Cukup informasi terbatas, substansif kurang, pengembangan tesis tidak cukup dan permasalahan tidak cukup Sangat Kurang tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan
2. Organisasi
18 20
14 -17 10 13
7 -9
Sangat baik Sempurna ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif Cukup Baik kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap. Sedang Cukup tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. Sangat Kurang tidak komunikatif, tidak terorganisir dan tidak layak nilai.
3. Kosakata 18 20
14 17
10 13
7 9
Sangat baik Sempurna pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, dan menguasi pembentukan kata. Cukup Baik pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. Sedang Cukup pemanfaataan potensi kata terbatas, kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. Sangat Kurang pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah dan tidak layak nilai.
4. Pengem- 22 25
Sangat baik Sempurna konstruksi kompleks tetapi efektif dan hanya terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
No Aspek penilaian
Skor Kriteria
bangan Bahasa
18 -21
11 -17
5 -10
sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan Cukup Baik konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil tetapi konstruksi kompleks dan terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. Sedang Cukup terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat dan makna membingungkan atau kabur. Sangat Kurang tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif dan tak layak nilai.
5. Mekanik 5
4
3
2
Sangat baik Sempurna menguasai aturan penulisan dan hanya terdapat beberapa kesalahan. Cukup Baik kadang-kadang terjadi kesalahan tetapi tidak mengaburkan makna. Sedang Cukup sering terjadi kesalahan ejaan dan makna membingungkan atau kabur. Sangat Kurang tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca dan tidak layak nilai.
2. Hakikat Menulis Deskripsi
a. Macam-macam Jenis Menulis
Menurut Akhadiah (1990: 127), menulis dapat
dikelompokkan menjadi 5 macam sebagai berikut:
1) Eksposisi (paparan) Eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. Eksposisi sering digunakan dalam penulisan uraian- uraian ilmiah dan tulisan yang berisi penjelasan maupun informasi
2) Deskripsi (gambaran) Tulisan deskripsi adalah bentuk tulisan yang menggambarkan atau memerikan sesuatu dengan sejelas-jelasnya. Penggambaran atau pemerian akan membuat pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalami sendiri sesuatu yang digambarkan tersebut. Sesuatu yang digambarkan dapat berupa benda atau suatu peristiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Argumentasi Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan penulis. Ciri argumentasi adalah proses mencapai kesimpulan dan usaha membuktikan suatu kebenaran sebagaimana digariskan dalam penalaran penulis.
4) Persuasi Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu ini atau pada masa yang akan datang. Oleh karena tujuan akhirnya agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.
5) Narasi (cerita) Narasi adalah sebuah cerita yang berisi peristiwa atau kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Akhadiah,
Semi (2003: 41) mengungkapkan macam-macam jenis menulis, antara
lain:
1) Deskripsi, yaitu karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakannya secara langsung.
2) Narasi, merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya suatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan maupun peristiwa rekaan.
3) Eksposisi, yaitu karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberikan informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
4) Argumentasi, yaitu karangan yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data dan fakta sebagai alasan/bukti.
5) Persuasi, adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu dengan keinginan penulisnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil salah satu dari
kelima macam karangan yaitu deskripsi.
b. Pengertian Menulis Deskripsi
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar,
terdapat beberapa jenis menulis yaitu : menulis narasi, menulis
deskripsi, menulis persuasi, menulis eksposisi, dan menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
argumentasi. Menulis deskripsi merupakan salah satu jenis karangan
yang ada dalam bahasa Indonesia. Dalam karangan deskripsi ini berisi
tentang gambaran-gambaran dari suatu benda atau peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah paragraf yang runtut.
Menurut Tompkins dalam Kristiantari (2008: 119) berpendapat bahwa tulisan deskripsi adalah bentuk tulisan yang menggambarkan suatu objek. Penggambaran objek dapat dilakukan dengan mengungkapkan rincian khusus dan kesan yang ditimbulkan oleh tanggapan pancaindra. Berdasarkan pendapat Tompkins tersebut, dapat dikatakan bahwa tulisan deskripsi itu tidak hanya berisi tentang penggambaran suatu objek dilihat dari segi fisiknya saja tetapi berisi tentang penggambaran dari kesan yang didapat dari objek tersebut.
Sejalan dengan pendapat Tomkins di atas, Akhadiah dalam
Kristiantari (2008: 119) menyatakan bahwa tulisan deskripsi adalah
bentuk tulisan yang menggambarkan atau memerikan sesuatu dengan
sejelas-jelasnya. Dalam pendapat Akhadiah tersebut dapat dijelaskan
bahwa tulisan deskripsi itu berisi gambaran tentang suatu objek yang
ditulis dengan sejelas-jelasnya berdasarkan objek itu sendiri.
Semi (2003: 41) mengungkapkan bahwa karangan deskripsi
adalah jenis karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan
hal tersebut. Tulisan dalam karangan deskripsi bertujuan memberikan
perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh
pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar sehingga
bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami
langsung objek tersebut.
Suparno dan Yunus (2008: 1.11) menyatakan bahwa deskripsi
merupakan ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan
perasaan penulisnya.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Semi, Keraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan
pembaca, seolah-
Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya melalui
rangkaian kata-kata. Walaupun untuk membuat deskripsi yang baik,
penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu, namun
pengertian deskripsi hanya menyangkut pengungkapan melalui kata-
kata. Dengan mengenal ciri-ciri objek garapan, seorang penulis dapat
menggambarkan secara verbal objek yang ingin diperkenalkan kepada
para pembaca.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
hakikat menulis deskripsi adalah melukiskan suatu objek dengan
sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
dan merasakan hal-hal yang ditulis pengarang.
c. Karakteristik Deskripsi
Karakteristik merupakan ciri-ciri yang terdapat dalam sebuah
tulisan. Ciri atau karakteristik inilah yang dapat membedakan antara
gaya penyampaian tulisan deskripsi dengan tulisan yang lainnya.
Menggambarkan suatu objek dengan rinci merupakan salah satu
karakteristik deskripsi.
Sami (2003:41) mengungkapkan 5 karakteristik tulisan
deskripsi, yaitu :
(1) Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek, (2) Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca, (3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah, (4) Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan, (5) organisasi penyampaian lebih banyak menggunakan susunan ruang.
Sejalan dengan karakteristik yang diungkapkan oleh Sami,
Sorensen dalam Kristiantari (2008: 121) menyatakan bahwa ada 11
karakteristik deskripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(1) Menggambarkan suatu objek yang memang patut untuk digambarkan, (2) Menekankan pada tanggapan pancaindra secara langsung atau tidak langsung, (3) Memanfaatkan kata-kata kiasan untuk memperkaya gambaran dan memancing minat pembaca, (4) Menggunakan kalimat topik yang menggambarkan objek untuk membentuk pandangan pembaca terhadap objek tersebut, (5) Menetapkan salah satu pola pengorganisasian:kronologis, bagian per bagian, atau tingkatan, (6) Memasukkan kesan dan suasana yang tetap, (7) Mempunyai kesatuan antar paragraph dan tulisan secara keseluruhan, (8) Membuat rincian objek untuk mendukung kesan dan suasana, (9) Menggunakan kosa kata yang jelas, (10) Memvariasi pola kalimat untuk meningkatkan pandangan positif dan memberikan penekanan yang sesuai, serta (11) Membuat simpulan yang efektif terhadap objek yang digambarkan.
Dari kedua pendapat tentang karakteristik deskripsi di atas,
diketahui bahwa tulisan deskripsi memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakannya dengan tulisan yang lain. Ciri-ciri deskripsi yang
umum yaitu menggambarkan suatu objek dengan sejelas-jelasnya baik
secara fisik maupun dari perasaan penulis itu sendiri.
d. Langkah-langkah Menyusun Deskripsi.
Menulis sebuah paragraf deskripsi harus sesuai dengan langkah-
langkah yang tepat. Langkah-langkah ini akan membimbing penulisan
sebuah tulisan deskripsi, sehingga hasil yang diperoleh nanti sesuai
dengan urutan yang baik dan benar. Tahap menyusun tulisan deskripsi
a) Tentukan objek, tema yang akan dideskripsikan.
Dalam menulis karangan deskripsi diajak untuk menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan mendeskripsikan orang, tempat, atau objek lain.
b) Menentukan tujuan penulisan karangan. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan diseskripsikan. Kita harus dapat memilih ciri atau sifat-sifat apakah yang dimiliki oleh orang, tempat, benda, dan objek-objek lain yang mengesankan.
c) Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan). Menuliskan hasil observasi atau pengamatan berupa kerangka karangan terhadap objek ke dalam bentuk paragraf deskriptif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Paragraf ini akan memberikan gambaran objektif tentang keadaan suatu objek.
d) Menguraikan kerangka karangan menjadi sebuah karangan deskripsi yang utuh sesuai dengan tema yang ditentukan.
atas, berikut juga dipaparkan pendapat tentang langkah-langkah
menyusun deskripsi, yaitu:
1) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan. 2) Tentukan tujuan. 3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan
dideskripsikan. 4) Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun
kerangka karangan). 5) Menguraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai
dengan tema yang ditentukan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan diakses 15 Februari 2014)
e. Pengertian Keterampilan Menulis Deskripsi
Slamet (2008: 107) memaparkan keterampilan menulis
menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis
untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Kemampuan dalam
tersebut mencakup keterampilan menggunakan unsur bahasa,
kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, kemampuan dalam
pemilihan kata, keterampilan mengoordinasikan wacana dalam bentuk
karangan.
Saleh Abbas (2006: 125) mengungkapkan bahwa keterampilan
menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan
pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang
digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Semi (2003: 41) mengungkapkan bahwa karangan deskripsi adalah jenis karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan hal tersebut. Tulisan dalam karangan deskripsi bertujuan memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
atau pendengar sehingga bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Semi, Keraf
alah semacam bentuk
wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan
pembaca, seolah-
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis deskripsi adalah kemampuan menuangkan ide
dan gagasan ke dalam sebuah bahasa tulis yang berisi penggambaran
suatu objek dengan sejelas-jelasnya berdasarkan penceriteraan alat
indera serta perasaan.
3. Hakikat Model Pembelajaran Concept Sentence
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus
membuat perencanaan terlebih dahulu agar nantinya kegiatan
pembelajaran dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Dalam membuat perencanaan pembelajaran guru harus dapat
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Menurut Warsono (2012: 35), model pembelajaran
adalah model yang dipilih dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan dilaksanakan dengan suatu sintaks (langkah-langkah
yang sistematis dan urut).
Trianto (2010: 51) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam turorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pendapat Trianto di atas tersebut sesuai dengan pendapat yang
Each model
guides us as we design instruction to help students achieve various
objectives ampaikan oleh Joyce tersebut
dimaksudkan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita
dalam merancang pembelajaran untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
Suprijono (2009: 132) menyatakan bahwa model pembelajaran
merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di dalam maupun luar kelas. Model
pembelajaran juga pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi, dan memberikan pedoman kepada guru dalam
melaksanakan pembelajaran kepada siswa.
Joyce and Weill dalam Huda (2013: 73) juga menyatakan hal
yang senada yaitu model pengajaran sebagai rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-
materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas
atau di setting yang berbeda. Model-model pengajaran dirancang untuk
tujuan-tujuan tertentu berdasarkan cara berpikir, konsep informasi,
nilai-nilai social, dan yang lainnya dengan melibatkan siswa untuk aktif
dalam tugas kognitif dan social tertentu.
Winataputra dalam Sugiyanto (2009: 3) menyatakan:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Selanjutnya Arends dalam Trianto (2009: 22) menyatakan,
term teaching model refers to a particular approach to instruction that
includes its goals, synta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam pernyataan Arends tersebut model pengajaran mengarah kepada
suatu pendekatan pembelajaran tertentu yang mencakup tujuannya,
sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaannya.
Senada dengan pendapat Arends, Joyce adn Will (2011: 24)
menyatakan,
environment, including our behavior as teachers when that model is
Dalam pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa model
pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan pembelajaran yang
mencakup perilaku seseorang sebagai guru saat model itu digunakan.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang
berisi rancangan pembelajaran yang berguna sebagai pedoman untuk
melaksanakan pembelajaran yang membantu dan menuntun siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
b. Pengertian Model Concept Sentence
Model pembelajaran Concept Sentence ini merupakan
pengembangan atau perluasan dari model kooperatif, di mana dalam
pelaksanaannya dibentuk kelompok secara heterogen. Dengan
pembentukan kelompok dalam model pembelajaran Concept Sentence
ini diharapkan dapat terjadi interaksi yang aktif antarsiswa, kerjasama,
dan menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran.
Interaksi di sini bukan hanya siswa dengan siswa, tetapi siswa dengan
guru, siswa dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Huda (2013: 316) mengemukakan model Concept Sentence
adalah model pembelajaran yang diawali dengan penyampaian
kompetensi, sajian materi, pembentukan kelompok heterogen,
penyajian kata kunci sesuai materi ajar, dan penugasan kelompok.
Dalam pernyataan tersebut diketahui bahwa model Concept Sentence
ini menekankan pada pembentukan kelompok secara heterogen dan
adanya penyajian kata kunci kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Fitria (2013: 36) menyatakan bahwa model Concept Sentence
adalah model pembelajaran di mana guru telah menyiapkan kata-kata
kunci, yang kemudian dibagikan kepada siswa yang kemudian di susun
menjadi kalimat-kalimat dalam satu paragraf. Kata kunci tersebut akan
membantu siswa dalam mengembangkan kalimatnya sehingga
menjadi kalimat yang baik dan runtut.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Concept Sentence adalah model pembelajaran
yang menggunakan kata-kata kunci yang dibagikan kepada siswa
dalam pembelajarannya serta pembentukan kelompok secara
heterogen.
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Concept Sentence
Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan
kelemahan yang ada di dalamnya apabila model itu dilaksanakan.
Model pembelajaran Concept Sentence juga memiliki kelebihan dan
kelemahan di dalamnya. Kelebihan dan kelemahan dari model
pembelajaran Concept Sentence sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran Concept Sentence :
1) Meningkatkan semangat belajar siswa, 2) Membentu terciptanya suasana belajar yang kondusif, 3) Memunculkan kegembiraan dalam belajar, 4) Mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, 5) Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan
yang berbeda, 6) Memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik, 7) Memperkuat kesadaran diri, 8) Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran, 9) Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan model pembelajaran Concept Sentence :
1) Hanya untuk mata pelajaran tertentu,
2) Kecenderungan siswa-siswi yang pasif untuk mengambil jawaban
dari temannya. (Huda, 2010:317)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
d. Langkah-langkah Penerapan Model Concept Sentence Pada
Pembelajaran Menulis Deskripsi
Dalam melaksanakan model pembelajaran Concept Sentence
pada pembelajaran menulis deskripsi ada langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk melaksanakan model Concept Sentence. Langkah-
langkah tersebut yaitu:
Huda (2013: 316) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model Concept Sentence sebagai berikut :
(1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (2) Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya, (3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen, (4) Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan, (5) Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci satiap kalimat, (6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru, dan (7) Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan.
Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Huda,
Suprijono (2009: 132) memaparkan langkah-langkah model
pembelajaran Concept Sentence sebagai barikut :
1) Guru menyampaikan kompetensi. 2) Guru memaparkan materi secukupnya. 3) Guru membentuk kelompok secara heterogen. 4) Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi. 5) Tiap kelompok mengembangkan kata kunci menjadi kalimat-
kalimat. 6) Hasil diskusi disajikan dan didiskusikan kembali dipandu oleh
guru. 7) Kesimpulan.
Pendapat yang disampaikan oleh Huda dan Suprijono ini hampir
sama, yang pada intinya langkah-langkah model pembelajaran Concept
Sentence ini adalah penyampaian materi secukupnya, pembentukan
kelompok secara heterogen, penyajian kata kunci, dan penyajian hasil
diskusi. Dengan berkelompok, diharapkan siswa menjadi aktif dalam
berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Penelitian Yang Relevan
E
Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Kontekstual
Pada Siswa Kelas IV SDN Karanggedang 03 Sidareja Cilacap Tahun Ajaran
Eka Agus Purnomo menyimpulkan
bahwa adanya peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan
Kontekstual pada siswa kelas IV. Hal ini ditunjukkan dari hasil siklus I 86,2% dan
pada siklus II 93,10%.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang peningkatan keterampilan menulis
deskripsi dan subjek penelitian pada siswa kelas IV. Perbedaannya adalah Eka Agus
Purnama (2010) menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan peneliti
menggunakan model pembelajaran Concept Sentence.
Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar Seri
Penelitian
yang dilakukan oleh Anton Purwanto ini menyimpulkan bahwa adanya peningkatan
kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas III melalui penggunaan media
gambar seri. Hal ini ditunjukkan dengan hasil yang meningkat pada siklus I yaitu
65,77% dan pada siklus II menjadi 73,79%.
Penelitian yang dilakukan oleh Anton Purwanto (2010) ini relevan dengan
peneliti. Persamaannya terletak pada objek kajiannya yaitu meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi. Sedangkan perbedaannya, Anton Purwanto (2010)
menggunakan media gambar seri sedangkan peneliti menggunakan model
pembelajaran Concept Sentence dan juga subjek penelitiannya berbeda.
Penerapan model
Concept Sentence untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas IV mata
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model concept sentence dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Lesanpuro III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Hal ini dilihat dari peningkatan proses
belajar siswa dari siklus I pertemuan I ke siklus I pertemuan II, ke siklus II.
Perolehan rata-rata post test yang juga meningkat tajam, dari rata-rata sebelumnya
(56,43%) mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan I dengan rata-rata kelas
sebesar (68%) dan persentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (54,8%)
meningkat pada siklus I pertemuan II dengan rata-rata kelas sebesar (75,6%) dan
persentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (73,8%) meningkat pada siklus II
dengan ratarata kelasnya sebesar (85,6%) dan persentase ketuntasan belajar
kelasnya sebesar (92,9%).
Penelitian yang dilakukan Wihelma Fenalampir (2011) ini relevan dengan
peneliti. Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran
Concept Sentence. Sedangkan perbedaannya, kajian penelitian yang dilakukan
Wihelma Fenanlampir (2011) adalah proses dan hasil belajar mata pelajaran IPS,
sedangkan peneliti keterampilan menulis deskripsi mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis
deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 01 Bolon tahun pelajaran 2013/2014
menunjukkan hasil yang rendah. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran
yang digunakan oleh guru pada pembelajaran menulis deskripsi kurang menarik
dan inovatif. Hal ini mengakibatkan siswa mengalamin kebosanan pada saat
pembelajaran sehingga siswa tidak focus dan konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu siswa belum mengalami
pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan yang dapat membuat siswa aktif
selama pembelajaran. Hal ini terbukti pada kondisi awal siswa kurang mampu
untuk membuat kalimat dan kurang runtut dalam menulis deskripsi.
Dengan melihat kondisi awal tersebut, tindakan yang diambil peneliti
adalah dengan mencari alternatif tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
yang terjadi. Alternatif yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
materi menulis deskripsi adalah model pembelajaran Concept Sentence. Model
pembelajaran Concept Sentence. Concept sentence merupakan model pembelajaran
yang dilakukan dengan memberikan kata-kata kunci kepada siswa, kemudian kata-
kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi
paragraph. Dalam praktiknya model pembelajaran ini dilakukan dengan
mngelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Dengan
model pembelajaran Concept Sentence ini, siswa akan lebih mudah memahami dan
lebih mudah untuk membuat sebuah karanga deskripsi secara runtut. Dalam proses
pembelajarannya siswa akan menjadi aktif dan lebih kreatif.
Dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti, pada kondisi akhir
dengan penggunaan model pembelajaran Concept Sentence keterampilan menulis
deskripsi siswa akan meningkat. Peningkatan ini berdasarkan kemampuan siswa
dalam mengembangkan kata kunci menjadi kalimat dan menyusunnya menjadi
sebuah paragraf deskripsi yang baik dan runtut. Selain itu, aspek-aspek dalam
menulis juga terpenuhi dengan baik.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, dapat dibuat alur seperti gambar di
bawah ini :
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Pembelajaran masih menggunakan model yang kurang menarik dan inovatif
Keterampilan menulis deskripsi siswa rendah
Penggunaan model pembelajaran Concept Sentence
Siklus I Perencanaan Pelaksanaan Observasi refleksi
Dengan penggunaan model pembelajaran Concept Sentence keterampilan menulis deskripsi siswa meningkat
Tindakan Awal
Kondisi Akhir
Siklus II Perencanaan Pelaksanaan Observasi refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dirumuskan dari landasan teori dan kerangka berpikir
Concept Sentence dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bolon tahun