Compre Ikm (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

compre

Citation preview

Ilmu Kesehatan Masyarakat

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MENGHITUNG RATIO, PROPORSI, INSIDEN, DAN PREVALENSIRATIORasio dapat diterjemahkan sebagaidibandingdengan.Jadi rasio merupakan perbandingan antara 2 kuantitas, yaitu kuantitas pembilang (numerator), dan kuantitas penyebut. Kedua pembanding itu tidak harus memiliki ciri-ciri/sifat yang sama. Ada juga yang menyebutkan bahwa rasio adalah frekuensi relatif dari suatu sifat tertentu dibandingkan dengan frekuensi dari sifat yang lain.Dari pengertian di atas rasio dapat dirumuskan sebagian berikut:

Contoh:

Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang.Maka penderita laki-laki : perempuan adalah = 30 : 15 = 2 : 1

PROPORSI

Suatu bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Apabila pembilang (numerator) adalah bagian dari penyebut, maka bentuk perbandingan tersebut dinamakan Proporsi. Jadi proporsi bisa diartikan sebagai jumlah dari suatu sifat tertentu dibandingkan dengan seluruh populasi dimana sifat tersebut didapatkan.Rumusan dari proporsi yaitu:

Contoh:

Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita laki-laki? Jawab:

INSIDEN

Adalah Berapa banyak kasus baru yang muncul pada populasi yang beresiko pada waktu tertentu. Berguna dalam epidemiologi deskriptif untuk menentukan mereka / kelompok penduduk yang menderita dan yang terancam ( Berisiko ). Digunakan sebagai dasar dalam menentukan program pencegahan dan penanggulangan serta menentukan sasaran utama dalam program. Merupakan alat pokok untuk mempelajari etiologi penyakit kronis dan akut. Memberikan ukuran langsung dari angka pada individu dalam satu populasi yang terjangkit Dipakai untuk mengukur luasnya atau besarnya frekwensi kejadian dimana suatu penyakit infeksi terjadi

Prinsip-prinsip Penggunaan Angka Insidens1. Angka Insidens dapat digunakan untuk mengestimasi probabilitas atau risiko terkena penyakit selama satu periode waktu tertentu.2. Jika angka insidens meningkat, probabilitas risiko terkena penyakit juga meningkat.3. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi selama kurun waktu tertentu dalam satu tahun (seperti saat musim hujan), risiko terkena penyakit pada saat itu meningkat, mis: angka influenza paling tinggi terjadi saat musim hujan4. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi di antara mereka yang tinggal di suatu tempat tertentu, risiko seseorang untuk terkena penyakit meningkat jika ia tinggal di tempat itu

Bagian dari Insidens adalah :a. Insidensi rate (IR)

Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit.Manfaat Incidence Rate adalah :Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapiMengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapiMengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan.

b. AR = Attack Rate: Adalah angka insidens komulatif dan dipakai dalam epidemi. Angka serangan paling sering digunakan pada situasi keracunan makanan.

Manfaat Attack Rate adalah :Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

c. IC = Insidens Komulatif: Incidens Komulatif digunakan untuk mengkaji sekelompok orang yang diikuti perkembangannya selama periode waktu yang sama

Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu.

PREVALENSIAdalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.Prevalens tergantung pada 2 faktor :Berapa banyak orang jumlah orang yang telah sakit dan Durasi/lamanya penyakitSecara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

PePR (Periode Prevalence Rate)PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periodeRumus:PePR=(P/R)kP = jumlah semua kasus yang dicatatR = jumlah pendudukk = pada saat tertentu

d)PoPR (Point Prevlene Rate)Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentuRumus:PoPR=(Po/R)kPo = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatatR =jumlah pendudukk = selama 1 perode

Point prevalensi meningkat pada :1.Imigrasi penderita2.Emigrasi orang sehat3.Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita4.Meningkatnya masa sakit5.Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :1.Imigrasi orang sehat2.Emigrasi penderita3.Meningkatnya angka kesembuhan4.Meningkatnya angka kematian5.Menurunnya jumlah penderita baru6.Masa sakit jadi pendek

c. HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSIAngka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/durasi penyakit. lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis.Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus: P = I x LP = PrevalensiI = InsidensiL = Lamanya SakitRumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak menunjukkan perubahan yang mencolok.2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok.

MENGHITUNG ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR).

DefinisiAngka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Kegunaan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Rumus

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar) D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan konstan 1000

Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi.Contoh:

Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

Kelebihan CDR:a) Mudah dihitung dengan cepat, karena itu bisa segera diinformasikan ke masyarakatb) Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk pendahuluan mengenai tingkat kematian, serta bisa juga diketahui trend-nyac) Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian pada periode waktu tertentud) Tidak memerlukan data kematian berdasarkan kriteria tertentu Kelemahan CDR:a) Tidak menggambarkan kematian berdasarkan kriteria / variabel tertentub) Hasilnya merupakan angka rata-rata, sedangkan tingkat kematian anata kelompok dalam populasi mungkin berbedac) Kurang aman untuk tujuan komparasi / perbandingan, sehingga harus hati-hati

2. Angka Kematian Bayi (AKB) DefinisiAngka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita

Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita a) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung.b) untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. c) Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Cara Menghitung

AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)D 0- 1 ; Confient Interval (CI) > 1 , faktor risiko menyebabkan sakit1. RR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 , faktor risiko mencegah sakitCONTOH SOAL1. Dari hasil penelitian, 55 orang hipertensi dengan merokok menderita penyakit PJK 35 orang, sedangkan 55 orang hipertensi dengan tidak merokok menderita penyakit PJK 25 orang1. Berapa ratio antara orang Hipertensi yang merokok dan yang tidak merokok menderita penyakit PJK?EksposureOut come/ efekJumlah

PJKTidak PJK

Merokok35 (a)20 (b)55 (a+b)

Tidak merokok25 (c)30 (d)55 (c+d)

Jumlah60 (a+c)50 (b+d)110 (N)

Relative Risk ( RR ) = IR kelompok terpapar : IR kelompok tidak terpapar = (a/a + b) : (c/c + d)(35/55) : (25/55) = 0.636 : 0.454 = 1.4Jadi, Orang Hipertensi yang merokok mempunyai risiko 1,4 kali lebih besar terserang PJK dibanding orang hipertensi yang tidak merokok (pada prospektif studi).

Studi Cross Sectional (Prevalen Risk) Studi potong lintang atau cross sectional merupakan desain penelitian yang mempelajari hubungan penyakit (outcome) dan pajanan (exposure) dengan cara mengamati status pajanan dan penyakit serentak pada populasi tunggal. Pada suatu waktu atau periode.Analisis a. Prevalen Risk (PR)b. Prevalen Ratio (PR) = Relative Risk (RR)

Rumus Tabel : PajananOutCome/PenyakitJumlah

YaTidak

YaaBa+b

TidakcDc+d

Jumlaha+cb+d

Insidence kelompok terpapar (Po) = a/a+bInsidence kelompok tidak terpapar (P1) = c/c+dRasio Prevalance = Po/P1Jika rasio prevalensi:1. RP < 1 maka faktor risiko merupakan faktor yang menguntungkan karena sifatnya menghambat penyakit atau bersifat protektif.1. RP = 1 maka faktor risiko tidak ada pengaruhnya atau bersifat netral.1. RP > 1 maka faktor risiko benar-benar merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit.

MENGHITUNG UJI DIAGNOTIK

Uji DiagnostikUji diagnostik ini memiliki tujuan :2. Untuk menegakkan diagnosis penyakit atau menyingkirkan penyakit. Meskipun tidak ideal, uji diagnostik untuk keperluan ini harus sensitif (kemungkinan negatif semu kecil), sehingga bila didapatkan hasil normal (hasil uji negatif) dapat digunakan untuk menyingkirkan adanya penyakit. Ia juga harus spesifik (kemungkinan hasil positif semu kecil), sehingga apabila hasilnya abnormal dapat digunakan untuk menentukan adanya penyakit.2. Untuk keperluan skrinning. Skrinning dilakukan untuk mencari penyakit pada subyek yang asimtomatik, untuk kemudian dapat dilakukan pemeriksaan selanjutnya agar diagnosis dini dapat ditegakkan.

Prinsip uji diagnosis adalah uji diagnosis baru harus memberi manfaat yang lebih dibanding uji yang sudah ada, dalam hal ini yang utama adalah memberikan nilai diagnostik yang lebih baik.Struktur Uji DiagnostikPenyakit/px. Banding hasil ujiYaTidakJumlah

Yaaba+b

Tidakcdc+d

Jumlaha+cb+da+b+c+d

Hasil uji

Keterangan :a : Positif Benarb : Positif Semuc : Negatif Semud : Negatif Benar

Dari tabel ini dapat dihitungSensitivitas = a : (a+c)Spesifitas= d : (b+d)Nilai Prediksi positif = a : (a+b)Nilai prediksi negatif= d : (c+d)

Contoh Uji Diagnostik :Hasil pemeriksaan tumor kelenjar tiroid dengan USG dan pemriksaan patologi anatomiEnrollment in local colleges, 2005Pasien No.Hasil USGHasil PATempatkan dalam sel

1Ganas Ganasa

2JinakJinakd

3 JinakGanasc

4JinakJinakd

5GanasGanasa

6GanasGanasa

7GanasJinakb

dst

Total

Penyelesaian :Patologi AnatomiPositifNegatifJumlah

Positif541266

Negatif175168

Jumlah7163134

USG

Hasil pemeriksaan USG dan Patologi anatomi pada 134 kasus perbesaran kelenjar tiroid adalahSensitivitas= 54/71Spesifitas= 51/63Nilai prediksi += 54/66Nilai prediksi - = 51/68