78
BATUK DI RUMAH, BATUK DI PABRIK PEMICU 1 Reygina Yenny Mitrania 405140195

Ikm Pemicu 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tum tum boom

Citation preview

BATUK DI RUMAH, BATUK DI PABRIK PEMICU 1

Reygina Yenny Mitrania

405140195

KEDOKTERAN KELUARGALO 1

• Ikatan Dokter Indonesia, 1982: • Doketer keluarga adalah dokter yang dapat memberikan

pelayanan kesehatan dan berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memanda penerita sebagai individu yang sakit tapi sebagai unit dari keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif. Tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita dan keluarganya

Tujuan pelayanan dokter keluarga• Tujuan umum: terwujudnya keadaan sehat bagi setiap

anggota keluarga• Tujuan khusus:

1. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif

2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien

Perinsip dasar pelayanan dokter keluarga

1. Pelayanan holistik dan komprensif

2. Pelayanan kontinu ( berlanjut )

3. Pelayanan yang mengutamakanan pencegahan

4. Pelayanan yang koordinatif & kolaboratif

5. Pelayanan personal bagi setiap pasien

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat di pertanggung jawab

9. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu

• Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969).

Peran dokter keluarga

Memperhatikan semua masalah kesehatan seseorang secara

keseluruhan, fisikal, sosio-ekonomik, dan psikologikal

Mengambil tanggung jawab dalam memelihara kesehatan serta

juga mengatasi peristiwa kejadian sakit

Melakukan apa saja yang dapat dilakukannya sesuai dengan

kompetensinya

Melakukan rawatan bersinambung

Menangani rawatan lengkap untuk semua masalah pengganggu

kesehatan individu-penderita serta keluarganya

Mengatur rujukan dan konsultasi (bila perlu) kepada anggota tim

kesehatannya atau kepada spesialis yang paling tepat

Mengawasi semua anggota dari berbagai umur dan jenis kelamin

Mengenali interaksi antara kesehatan individu penderita dan fungsi

keluarga sebagai satu kesatuan

Melihat individu penderita dalam konteks kesatuan keluarga dan

keluarga dalam konteks komunitasnya

Terlatih dalam pelaksanaan tugas-tugas ini dan secara terus

menerus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya sehingga

dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan penuh tanggung

jawab, efisien, dan berkompeten.

Menekankan pada pendekatan pencegahan dan berpartisipasi dan

memberi kontribusi pada program-program kesehatan pencegahan

dan komunitasnya

Peran dokter keluarga

Sembilan prinsip dasar pelayanan Kedokteran Keluarga

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif2. Pelayanan yang kontinu3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari

integral keluarganya6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja

dan lingkungan tempat tinggalnya7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Genogram dan manfaat

• Genogram adalah tampilan riwayat seseorang yang menggambarkan hubungan keluarga.

• Manfaat Genogram :• Menegakkan diagnosis medis• Menentukan strategi penanganan• Menjelaskan pola riwayat keluarga / keturunan• Mengidentifikasi anggota keluarga berisiko• Memperkirakan besar risiko masalah kesehatan• Memperkirakan pilihan reproduksi• Membedakan faktor genetik dengan faktor risiko lainnya

62

35

67 66 64

38 41 46

4,579

keluarga Ny. Mkeluarga Tn. Mkeluarga Tn. M dan Ny. M

35 2627 43

2

= hamil 3 bulan

= kurang gizi

=sesak nafas & kedang batuk-batuk

The Mandala of Health

Manusia sebagai makluk tunggal yang terdiri dari tubuh, jiwa dan pikiran yang dipengaruhi oleh 4 faktor kunci :

• HUMAN BIOLOGI • PERSONAL BEHAVIOUR • PSYCHO SOSIO ECONOMIC ENVIRONMENT • PHYSICAL ENVIRONMENT

Faktor yang lain :• The community • Human made environment• Biosphere• Culture

Faktor sekunder yang juga mempengaruhi :

• Sick care system • Work • Lifestyle

The Mandala of Health

• Mandala of health digunakan untuk memahami suatu masalah

yang dihadapi suatu individu atau keluarga yg mempengaruhi

pikiran, jiwa dan kondisi fisik dari individu tersebut

• Masalah dapat berasal dari keluarga itu sendiri, komunitas,

lingkungan dan kebudayaan

• Melihat individu dalam konteks kesatuan keluarga, dan keluarga

dalam konteks komunitas

• Digunakan untuk dokter keluarga tanggung jwb spesifik

Fa

Global warming

Community

Human Made Environment- Lingkungan kerja

- Lingkungan tempat tinggal

Physical Environment

- Rumah yang sempit- Pencahayaan kurang

Psycho-SocioEconomic

Environment

- Sosio-ekonomi rendah

- Pendidikan rendah

Spirit

Body Mind

Family

WorkTn. M: Bekerja di

pabrik batakoNy. M : sama seperti Tn. M

Ayah Ny. M : tidak bekerja

Sick care system

Puskesmas

Human Biology

Tidak ada riwayat penyakit

LifestylePola makanan yang

tidak tidak sehatPersonal Behavior

-Tidak merokok- Tidak mengenakan pelindung kerja- Buang dahak sembarangan- Makan makanan kurang gizi

Culture

KESEHATAN IBU DAN ANAKLO 2

Ante natal carePemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Asuhan antenatal care juga merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

1.Maternity care : pelayanan kebidanan pada ibu hamil

2.Antepartum care : perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu.

3.Prenatal care : perawatan sebelum janin lahir dan lebih ditekankan pada kesehatan janin dalam rahim (Manuaba, 1998).

Tujuan antenatalo Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayio Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental dan sosial ibu serta janino Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamilo Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan

dengan selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi

o Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan pemberian asi eksklusif

o Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi.

AKIKematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. (Budi, Utomo. 1985)

AKI = jumlah kematian ibu X K

jumlah kelahiran hidup

K = 100.000

Jumlah kematian ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Penyebab kematian ibu• Langsung dan tidak langsung

Langsung 90% terkait dng persalinan

Tidak langsung kurang energi kroniik 37% dan anemia 40%

Tiga terlambat:

• Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengabil keputusan

• Terlambat mencapai fasilitas kesehatan• Terlambat mendapat pertolongan

Empat terlalu :

• Terlalu muda ( <20thn)• Terlalu banyak melahirkan (3 anak cukup)• Terlalu tua pny anak ( >35 thn)• Terlalu rapat jarak kelahiran ( < 2thn)

Upaya penurunan AKIA

A.PENINGKATAN ANC BERKUALITAS1. Penggunaan BUKU KIA pada Ibu Hamil 2. ANC terpadu di fasilitas yankes dasar dan

rujukan3. Pencegahan dan penanganan anemia

pada kehamilan4. Pencegahan dan penanganan KEK pada

kehamilan5. Prevention of Mother to child Transmission

(PMTCT) of HIV

B. PENINGKATAN LINAKES DI FASILITAS YANKES1. Pelaksanaan Jampersal (Jaminan Persalinan)2. Kemitraan bidan dan dukun3. Pengembangan rumah tunggu kelahiran4. Pemantapan supervisi fasilitatif

C. UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KOMPLIKASI MATERNAL

1. Pemberdayaan masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan menempelkan striker dirumah iu hamil risiko tinggi (RISTI)

2. Optimalisasi fungsi Puskesmas mampu PONED 24 jam

3. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit mampu PONEK 24 jam

D. PENINGKATAN KUALITAS FASILITAS YANKES UNTUK PELAYANAN KB

1. Pelayanan KB pasca persalinan2. Clinical Technology Update (CTU)3. Pelaksanaan Jampersal untuk KB pasca persalinan4. Peningkatan kemampuan Nakes Puskesmas dan

jaringannya dalam pelayanan KB5. Penguatan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP)

E. PENINGKATAN DUKUNGAN MANAJEMEN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN REPRODUKSI

1. Optimalisasi PWS Kesehatan ibu dan KB (monitoring kegiatan bulanan, tribulan, dan tahun)

2. Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP)3. Penguatan Kapasitas Bidan Koordinator dalam

pelaksanaan supervisi fasilitatif4. Pengembangan inovasi kesehatan reproduksi.

Penyebab kematian bayi paling tinggi di indonesia

• Di Indonesia, angka kematian bayi sangat tinggi yaitu angka kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Setiap 1 jam terdapat 10 kematian bayi di Indonesia. Salah satu penyebab kematian bayi terbanyak adalah prematuritas dan infeksi.

• Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2007, penyebab kematian neonatus 0-6 hari di Indonesia adalah asfiksia (37 persen), prematuritas (34 persen), dan sepsis (12 persen). Sementara itu, penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah sepsis (20,5 persen), kelainan kongenital (19 persen), pneumonia (17 persen), respiratory distress syndrome/ RDS (14 persen), dan prematuritas (14 persen).

KEBUTUHAN GIZI MASYARAKATLO 3

Gizi Pada Ibu Hamil

Tujuan:

1. Menyiapkan kalori protein, vitamin, mineral yg cukup

2. Makanan yg padat kalori dpt membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak

3. Cukup kalori & zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil

4. Perawatan gizi yg memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh & mempertahankan status gizi optimal

5. Perawatan gizi yg dpt mengurangi / menghilangkan reaksi yg tdk di inginkan

• Energi

Energi merupakan fakator gizi paling penting, banyaknya energi yg harus disiapkan hingga kehamilan berakhir sekitar 80.000 kkal (sdh dibulatkan) (National academy of sciences, 1980)• Protein

Sama seperti energi, protein dibutuhkan hingga 68%, jumlah protein yg harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr

• Zat besi

Kebutuhan ibu hamil akan Fe itu meningkat karna untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%, perkiraan besaran zat besi yg perlu selama hamil ialah 1.040 mg.• Asam folat

Asam folat termasuk vitamin yg kebutuhannya selama hamil berlipat ganda, kekurangan as folat secara marjinal mengakibatkan peingkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. 2 kondisi pertama menyebabkan kaki kejang

Tabel Kadar Baku Hemoglobin

• Vitamin B12

Vitamin ini sangat dibutuhkan untuk pembentukan RBC (sel darah merah) dan keberfungsian sel – sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran cerna. (hati, telur, ikan (tuna), karang dll.

• Vitamin D

Kekurangan vit ini dpt menimbulkan gangguan metabolisme kalsium pd ibu & janin (hipokalsemia, hipoplasia enamel gigi bayi)• Yodium

Kekurangan zat ini akan mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme keratinisme, maka sebaiknya koreksi yodiummdilakukan sebelum / selama 3 bulan pertama kehamilan

• Kalsium

Kadar kalsium pd ibu hamil susut sampai 5%, janin menimbun kalsium sebanyak 30gr, anjuran asupan kalsium sekitar 1200 mg/hari (diatas 25 thn) 800 mg (lebih muda)

Bahan pangan yg harus dikonsumsi• Makanan yg mengandung protein (hewani dan nabati)• Susu dan olahannya• Roti dan bebijian• Buah dan sayur yg kaya akan vitamin C

KlasifikasiINDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS

**)

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Gizi Lebih > +2 SD

Gizi Baik >= -2 SD sampai +2 SD

Gizi Kurang < -2 SD sampai >= -3 SD

Gizi Buruk < -3 SD

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Normal > = -2 SD

Pendek (Stunted) < -2 SD

Berat    badanmenurut Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk > +2 SD

Normal >= -2 SD sampai +2 SD

Kurus (wasted) < -2 SD sampai >= -3 SD

Kurus sekali < -3 SD*) Sumber : SK Menkes 920/Menkes/SK/VIII/2002.**) SD = Standard deviasi

GIZI pada bayi• Energi

Kebutuhan energi selama 2 bulan pertama sebanyak 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum 6 bulan pertama 115-120 kkal/kg/hari, sesudah 6 bulan 105-110 kkal/kg/hari• Cairan

Jumlah air yg dibutuhkan oleh bayi dan anak lebih besar 50% drpd org dewasa, rasio cairan: 1,5 cc/1 kkal. Bayi yg sehat merasa kenyang sebanyak 150 – 200 cc/kg BB/hari selama 6 bulan kehidupan (ASI)

• Lemak

ASI memasok sekitar 40-50% energi sebagai lemak (3-4 gr/100cc), lemaknya sendiri berguna untuk kebutuhan energi, memudahkan penyerapan as lemak esensial, dan vit yg terlarut dlm lemak.• Karbohidrat

Sebaiknya 60-70% karbohidrat berada di dlm tubuh, yg diberikan lebih baik laktosa karna laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi

Gizi pada anak

Masalah gizi pd anak merupakan dampak dari ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi, gangguan ini berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang, pica, karies dentis, serta alergi.

KESEHATAN KERJALO 4

Kesehatan Kerja• Penyakit akibat kerja (PAK)

Sebab PAK

Fisik

kimia

Biologis Ergonomis

Psikologis

Faktor

Fisik

1. Bising : tuli akibat kerja

2. Suhu : heat stroke, heat cramps

3. Penerangan : gangguan pengelihatan

4. Radiasi : kataran, konjuctivis fotoelektrika

5. Tekanan udara: caisson disease

6. Vibrasi : segmental vibration

Kimia

1. Debu: pneumokoniosis, silikosis, asbestosis

2. UAP: mental fume fever, dermatosis

3. Gas: keracunan CO, dan H2S

4. Fume: gas dari pemanasan benda padat (pergelasan)

5. Lar zat kimia: dermatitis

Faktor

Biologis

1. Bakteri: penyakit antraks, bruselosis

2. Virus: hepatitis B , HIV - AIDS

3. Jamur: tinea pedis

4. Toksik: gigitan kalajengking

5. Parasit: ancylostoma duodenale, & necator americanus (c. tambang), plasmodium falciparum (protozoa)

Ergonomis

1. Kesalahan konstruksi mesin

2. Posisi tubuh / sikap tubuh dlm bekerja tidak benar

Co: LBP, CTS, tendinitis

Faktor Psikologis• Jenis pekerjaan yg monoton (stres, depresi)• Hubungan pekerjaan dengan menajemen yg kurang baik

Diagnosis PAK

1. Diagnosa klinik

2. Dasar pajanan

3. Evidence based pajanan pada diagnosis klinis

4. apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosa klinis

5. Faktor individu, berpengaruh pd timbulnya diagnosis klinis

6. Terpajan bahaya potensial yg sama spt no 3 diluar tmpt kerja

7. Diagnosis klinis PAK / bukan

Penatalaksanaan PAK• Anamnesis pekerjaan• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan laboratorium• Pengobatan PAK

Pencegahan & Pengendalian PAK

1. Identifikasi bahaya kerja• Mendeteksi adanya ancaman bahaya di tmpt kerja

(melihat alur kerja)

2. Evaluasi potensi pajanan bahaya kerja• Pengukuran potensi pajanan bahaya kerja• Pemantauan lingk kerja NAB • Pemantauan biologis• Analisis derajat resiko bahaya kerja

3. Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja• Resiko ringan• Resiko sedang• Resiko berat4. Pengendalian resiko bahaya kerja• Pengendalian administratif• Ventilasi • Substitusi• Eliminasi• Isolasi• Minimalisasi• Alat pelindung diri

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATANLO 5

Health promotion

Kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yg terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yg dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yg kondusif bagi kesehatan. (lawrence green 1984)

Tujuannya :

Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yg kondusif bagi kesehatan.

Teori Perubahan perilaku

1. Stimulus Organisme Respon (SOR)

Perubahan perilaku tergantung pd rangsangan (stimulus) yg berkomunikasi dngn organisme. Perubahan ini terjadi dengan meningkatkan stimulus proses pembelajaran

2. Festinger (dissonance theory)

Adanya keseimbangan antara sebab dan akibat yg diambil (consonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yg kuat terjadi ketidakseimbangan (disconsonance), stimulus di respon + terjadi perilaku baru dan akan seimbang lg (consonance)

3. Teori fungsi

Perubahan terjadi karna adanya kebutuhan.

a. Fungsi instrumental : memenuhi kebutuhan subjek

b. Perilaku pertahanan diri dlm menghadapi lingkungan (bila hujan, panas)

c. Perilaku memberikan arti (respon trhdp gejala sosial)

d. Perilaku berfungsi sbg nilai ekspresif dari diri seorang (marah, senang)

4. Teori kurt lewis

Keadaan seimbang antara kekuatan pendorong

(driving forces) and kekuatan penahan (restrainingforces)

Ada kemungkinan:• Kekuatan pendororng m, kekuatan penahan tetap• Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan m• Kekuatan pendorong m, kekuatan penahan m

3 faktor perubahan perilaku• Faktor predisposisi:

Pemberian informasi dan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan (ttg kesehatan) dan meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai – nilai yg tdk kondusif bagi perilaku sehat.• Faktor enabling:

Pengorganisasian / pengembangan msy agar msy mampu memfasilitasi diri mereka sendiri. (sarana air bersih, pos obat)• Faktor reinforcing:

Pelatihan pd tokoh masyarakat , baik formal maupun informal.

Domain perilaku• Benyamin Bloom ‘08

1. Cognitive domain : diukur dengan pengetahuan

2. Affective domain : diukur dengan sikap

3. Psychomotor domain : diukur dengan praktek

Timbulnya perilaku

1. Self actualization need : penampilan dengan cara melakukan sesuatu dengan bakat

2. The esteem needs : dihargai dan dihormati status, gengsi

3. Social needs : cinta dan kasih sayang

4. Safety needs : rasa aman

5. Physiological needs : kebutuhan pokok spt makan, tidur, dll

Proses adopsi perilaku

1. Awareness : mulai dari mengenal

2. Interest : semakin ingin tahu karna ketertarikannya

3. Evaluation :

4. Trial : mulai mencobanya

5. Adoption : terus dan menolak

Bentuk perubahan perilaku• Perubahan alamiah (natural change)

Terjadi karna perubahan alam / lingk secara alami• Perubahan terencana (planned change)

Memang direncanakan oleh yg bersangkutan• Kesiapan berubah (readiness to change)

Terjadinya proses internal yg berbeda pd setiap individu

R. L Promosi Kesehatan• Cabang ilmu:

a. Ilmu perilaku (psikologi, antropologi, dan sosiologi)

b. Ilmu pendidikan, komunikasi , kepemimpinan.• Aspek pelayanan kesehatan

a. Tingkat promotif : org yg sehat mampu me kesehatannya.

b. Tingkat preventiv : orang sehat dan org beresiko tidak menjadi sakit

c. Tingkat kuratif : penderita penyakit khusus mampu mencegah penyakit agar tdk makin parah

d. Tingkat rehabilitatif : pasien yg sudah sembuh segera pulih & mengurangi kecacatan seminimal mungkin.

Promosi berdasarkan tempat• Promosi kes pd tatanan keluarga• Promosi kes pd tatanan sekolah• Promosi kes pd tempat kerja• Promosi kes pd tempat2 umum• Pendidikan kes di institusi pelayanan kesehatan

Penyuluhan • Bentuk pendekatan agar dapat mengetahui dengan tepat

serta dapat membantunya:

1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) : klien dan petugas lebih intensif karena setiap masalah dapat di teliti dan dibantu penyelesaiannya dengan mengubah perilaku

2. Wawancara : untuk menggali informasi apakah sudah menerima perubahan atau belum, jika belum maka perlu penyuluhan lebih dalam

Metode penelitian • Metode promkes individual : counceling• Metode promkes kelompok :

a. Kelompok besar : ceramah & seminar

b. Kelompok kecil : diskusi kelompok, curah pendapat, dan simulasi

• Metode promkes massa : ceramah umum, pidato, tulisan2 majalah / koran, billboard

Alat bantu / peraga prom kes

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yg ada pada setiap manusia diterima & ditangkap melalui panca indera.

Edgar dale membangi alat peraga tersebut menjadi 11 macam tingkat intensitas tiap alat dlm sebuah kerucut.

Tulisan

Film

Demonstrasi

Sandiwara

Benda asli

PRINSIP PENCEGAHAN PENYAKIT MENULARLO 6

5 tingkat pencegahan

1. Health promotion

2. Specific protection

3. Early diagnosis & prompt treatment

4. Disability limitation

5. rehabilitation

1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)

• Perbaikan dan peningkatan gizi• Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan• Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan seperti

penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat

• Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

• Olah raga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu

• Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan kesehatan mental dan sosial

• Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab

2. Proteksi Umum Dan Khusus Terhadap Pernyakit Tertentu

• Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu

• Isolasi terhadap penderita penyakit menular• Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di

tempat-tempat umum dan di tempat kerja• Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat

karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergen• Pengendalian sumber-sumber pencemaran • Kemoprofilaksis : upaya mencegah terkena penyakit dngn

memberi pengobatan sblm org itu sakit

3. Penegakan Diagnosis Secara Dini dan Pengobatan Cepat

Mencari kasus sedini mungkin (Case Finding) Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara

rutin Pengawasan selektif terhadap penyakit terhadap

penyakit tertentu seperti Kusta, TBC Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap

penderita (Case Holding) Mencari orang-orang yang pernah berhubungan

dengan penderita berpenyakit menular Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap

permulaan kasus

4. Pembatasan Kecacatan

Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif

5. Pemulihan Kesehatan Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi

dengan mengikutsertakan masyarakat Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka

kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri

Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular :

a. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

b. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging

c. Pengadaan vaksin penyakit menular

d. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah

e. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

f. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

g. Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular

h. Peningkatan imuunisasi

i. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah

j. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

k. Monitoring, evaluasi dan pelaporan