6
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak Kecurangan (fraud) adalah suatu salah saji dari suatu fakta bersifat material yang diketahui tidak benar atau disajikan dengan mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran, dengan maksud menipu terhadap pihak lain dan mengakibatkan pihak lain tersebut dirugikan. Timbulnya fraud pada umumnya merupakan gabungan antara motivasi dan kesempatan. Motivasi dapat muncul dari adanya dorongan kebutuhan dan kesempatan berasal dari lemahnya pengendalian intern dari lingkungan, yang memberikan kesempatan terjadinya fraud. Salah satu contoh tindakan fraud yang terkenal di Indonesia yaitu korupsi. Praktik korupsi di Indonesia seperti sudah menggurita menjadi penyakit kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi prilaku korupsi, dan bahkan orang sudah menganggap korupsi sebagai hal yang wajar dan tanpa disadari telah menyebabkan keterpurukan bangsa yang membuat rakyat menjadi menderita. Namun tidak sedikit orang berpesta pora menikmati kekayaan, bergelimang harta diatas penderitaan orang lain. Tidak mudah untuk menghentikan praktik korupsi dan menangkap seorang koruptor, banyak yang disangka melakukan tindak pidana korupsi tetapi kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti begitu pula yang berdasarkan hasil audit seseorang dinyatakan melakukan korupsi namun tidak dikenakan sanksi bahkan malah dilindungi. Di Indonesia, kecurangan dibuktikan dengan adanya kasus-kasus yang merugikan Negara kasus korupsi Penggelapan 1

Contoh Proposal Penelitian

  • Upload
    acon

  • View
    40

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab 1 Pendahuluan

Citation preview

Page 1: Contoh Proposal Penelitian

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindak Kecurangan (fraud) adalah suatu salah saji dari suatu fakta bersifat material

yang diketahui tidak benar atau disajikan dengan mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran,

dengan maksud menipu terhadap pihak lain dan mengakibatkan pihak lain tersebut

dirugikan. Timbulnya fraud pada umumnya merupakan gabungan antara motivasi dan

kesempatan. Motivasi dapat muncul dari adanya dorongan kebutuhan dan kesempatan

berasal dari lemahnya pengendalian intern dari lingkungan, yang memberikan kesempatan

terjadinya fraud.

Salah satu contoh tindakan fraud yang terkenal di Indonesia yaitu korupsi. Praktik

korupsi di Indonesia seperti sudah menggurita menjadi penyakit kronis bangsa. Hampir

disemua lini pemerintahan terjadi prilaku korupsi, dan bahkan orang sudah menganggap

korupsi sebagai hal yang wajar dan tanpa disadari telah menyebabkan keterpurukan

bangsa yang membuat rakyat menjadi menderita. Namun tidak sedikit orang berpesta pora

menikmati kekayaan, bergelimang harta diatas penderitaan orang lain. Tidak mudah untuk

menghentikan praktik korupsi dan menangkap seorang koruptor, banyak yang disangka

melakukan tindak pidana korupsi tetapi kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti

begitu pula yang berdasarkan hasil audit seseorang dinyatakan melakukan korupsi namun

tidak dikenakan sanksi bahkan malah dilindungi.

Di Indonesia, kecurangan dibuktikan dengan adanya kasus-kasus yang merugikan

Negara kasus korupsi Penggelapan Pajak oleh Gayus Tambunan, kasus korupsi

Penggelapan Dana Pembangunan Wisma Atlit Hambalang serta masih banyak lagi kasus-

kasus lain baik yang telah terungkap maupun yang masih dalam proses penyidikan.

Dengan maraknya masalah kecurangan (fraud), berkembanglah audit yang

berkaitan dengan kecurangan tersebut menjadi suatu spesialisasi dengan istilah investigatif

audit, forensic audit, fraud audit, namun demikian hingga saat ini belum ada batasan yang

jelas tentang ruang lingkup istilah-istilah tersebut. Audit investigatif merupakan pengujian

secara mendalam terhadap fakta-fakta dengan tujuan untuk menentukan apakah telah

terjadi tindak pidana, perdata, atau pelanggaran disiplin. Pada dasarnya audit investigasi

adalah mencari kebenaran, apakah terjadi kecurangan (fraud) atau tidak.

Istilah investigasi muncul dalam Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang

menjelaskan bahwa “audit investigasi termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan

1

Page 2: Contoh Proposal Penelitian

tertentu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan

keuangan dan kinerja”.

Perkembangan pemberantasan korupsi saat ini semakin menunjukan titik terang.

Di samping telah terbentuknya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berperan untuk mengawasi dan menyelidiki

keadaan keuangan instansi pemerintah maupun swasta, pemerintah membentuk pula suatu

khusus untuk memberantas korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal

tersebut merupakan salah satu wujud nyata dan serius pemerintah untuk memeberantas

korupsi.

KPK, BPK, dan BPKP serta pengadilan harus membuktikan kecurigaan mereka

kepada seseorang tentang apakah dia melakukan korupsi atau tidak. Pengusutan ini sangat

sulit dilakukan karena berkaitan dengan satu bidang tertentu di luar bidang hukum, yaitu

bidang ekonomi.

Melakukan pengusutan tindak pidana di luar bidang hukum, pengadilan dapat

dibantu dengan seseorang yang ahli. Ahli ekonomi yang dapat membantu adalah auditor.

Hal ini sesuai dengan pasal 1 butir 20 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) bahwa keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seseorang yang

memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu

perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

Audit investigatif terhadap indikasi korupsi bisa dilaksanakan oleh auditor di

lembaga negara dan lembaga pemerintah serta auditor di lembaga non-pemerintah.

Pelaksanaan audit investigatif di lembaga negara dan lembaga pemerintah terikat kepada

ketentuan yang terdapat di dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara atau SPKN.

Sementara itu, pelaksanaan audit investigatif oleh auditor di lembaga non-pemerintah

dapat mengacu kepada standar pemeriksaan yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

otoritas untuk mengeluarkan standar seperti itu, di Indonesia misalnya Institut Akuntan

Publik Indonesia atau standar pemeriksaan yang lain tergantung kepada keterikatan antara

auditor dengan pemberi mandat audit.

Efektivitas pelaksanaan prosedur audit investigasi dapat tercapai apabila auditor

mampu memiliki standar-standar pelaksanaannya. Jika auditor independen bekerja tanpa

standar audit, ia menempatkan dirinya dalam posisi yang sangat lemah. Terutama ketika ia

memberikan audit yang diharapkan menemukan fraud.

Terdapat beberapa standar atau ukuran mutu dalam pelaksanaan audit investigasi.

Diantaranya para auditor tidak bisa memberikan jaminan bahwa mereka bisa menemukan

fraud di atas jumlah tertentu dengan pengertian bahwa potensi menemukan fraud ini

bergantung kepada waktu dan keahlian yang digunakan. Dengan standar tersebut pihak

2

Page 3: Contoh Proposal Penelitian

yang diaudit (auditee), pihak yang memakai laporan audit, dan pihak-pihak lain dapat

mengukur mutu kerja auditor.

Agar tujuan audit investigasi dapat tercapai secara efektif, auditor mempunyai

beberapa tanggung jawab umum yang harus dipenuhi, di antaranya audit investigasi

dilaksanakan oleh para petugas yang secara bersama-sama mempunyai kehlian yang

diperlukan. Auditor harus memiliki kemampuan untuk membuktikan adanya kecurangan

yang memungkinkan terjadi dan sebelumnya telah diindikasikan oleh berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyadari pentingnya melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kemampuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit

Dalam Pembuktian Kecurangan (Fraud)” (Studi Kasus pada Auditor Investigatif di

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung).

B. Identifikasi Masalah

Dari judul di atas, penulis mengemukakan identifikasi masalah yaitu:

1. Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki auditor investigatif di Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung.

2. Bagaimanakah pelaksanaan prosedur audit investigatif yang efektif dalam pembuktian

kecurangan di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

3. Seberapa besar kemampuan auditor investigatif berpengaruh terhadap efektifitas

pelaksanaan prosedur audit investigatif dalam pembuktian kecurangan (fraud).

C. Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

tentang pelaksanaan audit investigatif yang dilakukan oleh auditor dalam pendeteksian

adanya kecurangan, serta untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang auditor

untuk dapat melakukan audit investigatif yang efektif. Sesuai dengan masalah yang telah

diidentifikasi, tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki auditor investigatif di Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur audit investigatif yang efektif dalam

pembuktian kecurangan di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan auditor investigatif berpengaruh

terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit investigatif dalam pembuktian

kecurangan (fraud).

3

Page 4: Contoh Proposal Penelitian

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang akan dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin lebih menambah

wawasan pengetahuan khusus dibidang auditing.

2. Memberikan pengetahuan bagi para pembaca mengenai audit investigatif.

3. Sebagai sarana bagi penelitian untuk mengembangkan dan menerapkan ilum

pengetahuan yang diperoleh peneliti dari bangku kuliah dengan yang ada di dalam

dunia kerja.

4. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi auditor investigatif dalam

kemampuannya untuk membuktikan adanya suatu kecurangan (fraud) dalam

pelaksanaan prosedur audit.

5. Memberikan masukan bagi para auditor dalam melaksanakan pekerjaannya.

4