Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
SignedSigned
PETUNJUK TEKNIS
PENGAJUAN SKP KEGIATAN WORKSHOP DAN PELATIHAN
DI ERA KENORMALAN BARU
DEWAN PENGURUS PUSAT
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
2020
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 dilaporkan telah menyebar ke Indonesia sejak bulan Maret 2020 dan
jumlah kasusnya masih terus meningkat. Pada 9 April 2020, pandemi Covid-19 telah
menyebar ke 34 provinsi dan terjadi peningkatan terbesar kasus baru pada 18 Juni, dalam
satu hari terjadi 1.331 kasus diumumkan, walaupun pemerintah telah pemerintah telah
menyetujui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa kabupaten dan kota.
Upaya-upaya pencegahan terus dilakukan pemerintah. Demikian juga dengan
penatalaksanaan pasien yang sudah terjangkit. Penatalaksanaan pasien dilakukan di Rumah
sakit yang menyiapkan fasilitas dan SDM untuk pelayanan pasien Covid-19. Pelayanan
pasien di rumah sakit dilakukan oleh tenaga kesehatan secara multiprofesi, salah satunya
yaitu perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan terbesar, paling dekat dan paling sering
kontak dengan pasien memiliki tanggung jawab dalam berkontribusi dalam pelayanan dan
asuhan pasien. Pelayanan keperawatan yang berkualitas ditentukan oleh perawat yang
kompeten dan profesional. Peningkatan keprofesionalan perawat senantiasa terus menerus
dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan profesi.
PPNI sebagai organisasi profesi perawat turut bertanggung jawab dalam menjaga kualitas
anggota profesi melalui pembinaan mutu profesionalisme anggotanya dengan merujuk
Undang-Undang No. 38 tentang Keperawatan Pasal 53 Ayat 5 yaitu Pendidikan nonformal
atau Pendidikan Berkelanjutan (PKB) Edisi 2 yang selama ini telah berjalan dengan baik.
Namun dengan adanya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 hingga Mei 2020, pemerintah
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa kabupaten dan
kota. Berdasarkan kebijakan pemerintah tersebut, Bidang Diklat DPP PPNI tidak
memberikan SKP untuk kegiatan pelatihan-pelatihan yang diajukan oleh Ikatan/Himpunan
maupun Provider yang telah mendapatkan pengakuan penyelenggaraan pelatihan.
Sejak akhir Mei 2020, pemerintah mulai menerapkan Kenormalan Baru (New Normal),
bersama dengan kawasan zona hijau dan kuning lainnya. Kementerian Kesehatan telah
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang
Protokol Kesehatan untuk Warga di Area Umum dan Fasilitas dalam Mitigasi Covid-19.
Keputusan ini merupakan pedoman komprehensif yang mencakup protokol kesehatan untuk
mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19.
Sehubungan dengan ditetapkannya New Normal dan Keputusan Menteri Kesehatan ini, maka
Diklat PPNI merasa perlu memberikan SKP kepada pihak yang mengajukan pelatihan untuk
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
2
meningkatkan kompetensi profesi secara berkelanjutan di era kenormalan baru ini dengan
berbagai penyesuaian yang diperlukan dengan menerbitkan Petunjuk Teknis Pengajuan
SKP Kegiatan Workshop dan Pelatihan di Era Kenormalan Baru.
B. Tujuan
a. Tersedianya petunjuk teknis untuk pengajuan SKP workshop dan pelatihan keahlian
keperawatan
b. Tersedianya petunjuk teknis untuk pelaksanaan workshop dan pelatihan keahlian
keperawatan
c. Memastikan program pelatihan keahlian keperawatan dapat meningkatkan kompetensi
sesuai standar praktik keperawatan
d. Memudahkan proses pengawasan dan pembinaan program workshop dan pelatihan
keahlian keperawatan.
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi
3. Undang-Undang RI No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hasil MUNAS IX PPNI di Palembang
5. Keputusan Kemenkum dan HAM No. AHU 93.AH.01.07 tahun 2012 tentang Pengesahan
Badan Hukum Perkumpulan PPNI
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol
Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
7. Surat Keputusan No. 096/PP.PPNI/SK/S/VIII/2012 tentang Pendidikan Keperawatan
Berkelanjutan Perawat.
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
3
BAB II
KETENTUAN UMUM
Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Workshop atau lokakarya adalah suatu pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu
oleh para pakar dalam bidang tertentu, dimana hasil yang didapatkan dari pertemuan ilmiah
ini menjadi sebuah produk yang dapat digunakan oleh peserta
2. Pelatihan adalah proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme
dan/atau menunjang pengembangan karir perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
3. Lembaga pelatihan adalah satuan unit organisasi penyelenggara pelatihan baik yang berdiri
sendiri maupun bagian dari satuan unit organisasi yang mendapatkan pengakuan untuk
menyelenggarakan program pelatihan tertentu
4. Pengelola pelatihan adalah staf yang bertugas pada lembaga pelatihan yang bertanggung
jawab melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi
program pelatihan yang mengacu pada standar atau pedoman yang ditetapkan oleh lembaga
pembinanya
5. Pelatih adalah perawat yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang keilmuannya yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melatih dan mengevaluasi peserta
pelatihan
6. Peserta pelatihan adalah perawat yang mengikuti program pelatihan dalam rangka
memenuhi kompetensi sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
profesional.
7. Kurikulum pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran
8. Pandemi Covid-19 adalah epidemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia atau pada daerah
yang sangat luas, melintasi perbatasan antar negara dan mempengaruhi banyak orang
9. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan kegiatan penduduk dalam
suatu wilayah yang terduga terinfeksi virus corona penyakit (Covid-19) sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran Covid-19
10. Kenormalan baru (New Normal) adalah cara hidup baru dalam melaksanakan kehidupan
sehari-hari atau kegiatan di luar rumah maupun berinteraksi dengan orang lain yang
menerapkan protokol-protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19
11. Blended learning (pembelajaran campuran) adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan
memadukan motode pembelajaran online dan offline
12. Pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) adalah pembelajaran yang dilaksanakan
dengan tersambung jejaring komputer atau internet
13. Pembelajaran offline atau luring (luar jaringan) adalah pembelajaran tatap muka secara
langsung atau tidak tersambung jejaring komputer atau internet.
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
4
BAB III
KETENTUAN KHUSUS WORKSHOP
A. Pelaksanaan Workshop
1. Workshop dilaksanakan dengan metode blended learning yang menggabungkan metode
e-learning atau online dan offline dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Online (Daring)
- Materi yang disajikan bersifat teori, konsep dasar, atau kognitif
- Jika materi bersifat keterampilan/psikomotor, maka dapat menggunakan metode
pembelajaran seperti video, model, patient partner, patient simulation.
- Menggunakan platform berbayar
b. Offline (Luring)
- Dilaksanakan dengan tatap muka langsung dengan mematuhi protokol
kewaspadaan Covid-19
- Materi yang sifatnya keterampilan/psikomotor yang tidak dapat disajikan dengan
metode online.
2. Dilaksanakan minimal 5 jam dengan proporsi 80% online dan 20% offline
Gambar Proporsi Online dan Offline Learning pada Blended Learning
B. Pengajuan SKP Workshop
Mekanisme pengajuan SKP sesuai ketentuan PKB, yaitu sebagai berikut:
1. Penyelenggara workshop mengirimkan surat permohonan pengajuan SKP kepada
sekretariat PPNI 1 (satu) bulan sebelum kegiatan workshop dilaksanakan dengan
melengkapi berkas:
a. Proposal kegiatan workshop
b. NIRA dan CV pembicara
c. Jadwal kegiatan
20% 80%
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
5
d. Tidak memerlukan surat keterangan persetujuan penyelenggaraan kegiatan di wilayah
oleh DPW PPNI
e. Khusus untuk provider, akte pendirian PT harus di bidang kesehatan
f. Penyelenggara melengkapi data hasil Rapid Test atau PCR SARS-Cov-2 peserta
pelatihan pada H-1 pelaksanaan workshop. Rapid Test menunjukkan hasil non-reaktif
atau PCR menunjukkan hasil negatif yang berlaku 14 hari hingga pelatihan
dilaksanakan (Sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 RI No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran No. 7 Tahun
2020 tentang Kriteria Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa Adaptasi Kebiasaan
Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19)
2. Sekretariat PPNI melakukan pengecekan kelengkapan berkas. Proses ini akan
berlangsung selama 2 (dua) minggu. Jika telah dilakukan pengecekan kelengkapan
berkas, maka keseluruhan berkas diserahkan kepada Tim Telaah/Tim Penilai yang telah
ditunjuk melalui Surat Keputusan DPP PPNI.
3. Tim Telaah/Tim Penilai mengadakan rapat untuk melakukan penilaian dengan
menggunakan formulir penilaian berkaitan dengan substansi dan kelayakan dari kegiatan
yang dilakukan. Setelah dinilai, maka Tim Telaah/Tim Penilai mengeluarkan laporan
singkat tentang hasil telaah yang ditandatangani oleh tim penilai. Hasil telaah dari Tim
Telaah/Tim Penilai berupa keputusan permohonan pengajuan SKP. Proses penilaian
hingga keputusan keluar berlangsung selama 1 (satu) minggu.
4. Jika permohonan SKP disetujui, sekretariat akan menyampaikan informasi dan invoice
untuk membayarkan biaya pemberian SKP dan institusional fee (melalui
WA/SMS/email) melalui Bank yang telah ditetapkan. Bukti transfer dikirimkan ke email
PPNI untuk selanjutnya diproses surat pengantar pemberian SKP dan Surat Keputusan
DPP PPNI tentang pemberian SKP.
5. Jika permohonan SKP tidak disetujui oleh Tim Telaah/Tim Penilai, maka penyelenggara
akan diberikan jawaban surat resmi.
6. Keputusan Tim Telaah/Tim Penilai tentang permohonan SKP diserahkan kepada
sekretariat PPNI untuk dibuatkan surat resmi dari PPNI kepada Penyelenggara, dengan
proses berlangsung 1 (satu) minggu.
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
6
Gambar Diagram Alir Pengajuan SKP Workshop
Alur PengajuanSKP PPNI
Sekretariat PPNIPemeriksaan
kelengkapan administasi
Pengusul-Surat permohonan-Lampiran proposal
Tim Telaah/ Tim Penilai PPNI
Penilaian Usulan
Putusan
Sekretariat PPNIMengirimkan
invoice pembayaran SKP (pemberitahuanvia email/ telp/
wa)
ya
tdk
Sekretariat PPNIMengirimkan suratpengantar dan SK tentangSKP
PengusulMengiriman slip pembayaran via
Sekretariat PPNIMengiriman surat permohonan
SKP tidak disetujui
7. Satuan Kredit Profesi dalam kegiatan workshop ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Jam SKP Peserta
Lokal Nasional Internasional
5 - 10 jam 1 2 3
> 10 jam 2 3 4
8. Pembiayaan SKP untuk kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh penyelenggara
kegiatan dengan ketentuan sesuai PKB.
Pembiayaan SKP untuk kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh penyelenggara
kegiatan ialah jumlah SKP peserta kegiatan ilmiah dengan uraian sebagai berikut:
No Jumlah SKP Biaya (dalam ribuan)
Lokal/Nasional Internasional
1 1 SKP 750 1.500
2 2 SKP 1.250 1.750
3 3 SKP 1.750 2.500
4 4 SKP 2.500 3.000
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
7
BAB IV
KETENTUAN KHUSUS PELATIHAN
A. Pelaksanaan Pelatihan
1. Pelatihan dilaksanakan dengan metode blended learning yang menggabungkan metode e-
learning atau online (dalam jaringan) dan offline (luar jaringan/tatap muka) yang
disesuaikan dengan kurikulum pelatihan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Online (Daring)
- Materi yang disajikan bersifat teori, konsep dasar, atau kognitif
- Jika materi bersifat keterampilan/psikomotor, maka dapat menggunakan metode
pembelajaran seperti video, model, patient partner, patient simulation.
b. Offline (Luring)
- Dilaksanakan dengan tatap muka langsung dengan mematuhi protokol
kewaspadaan Covid-19
- Jumlah peserta pelatihan tidak melebihi 25 orang dalam satu kelas
- Satu kelas hanya terdiri dari 5 (lima) peserta dan 2 (dua) instruktur dengan jarak
minimal 2 (dua) meter
- Materi yang sifatnya keterampilan/psikomotor yang tidak dapat disajikan dengan
metode online.
2. Proporsi pelaksanaan pelatihan yaitu 70% online dan 30% offline
Gambar Proporsi Online dan Offline Learning pada Blended Learning
3. Pengelola pelatihan dapat bekerjasama dengan lembaga penyedia e-learning
4. Penyelenggara harus menerapkan protokol kesehatan dengan merujuk surat edaran
PPSDM Kementrian Kesehatan No. DL.03.01/3/2461/2020 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Pelatihan pada Masa New Normal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pelatihan tetap memperhatikan prinsip phisichal distancing yaitu
dengan menjaga jarak antar individu minimal 1 meter
30% 70%
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
8
b. Seluruh peserta, fasilitator, instruktur dan panitia pelatihan wajib menggunakan
masker dan menjaga kebersihan diri (termasuk rutin mencuci tangan dan
menjalankan etika batuk/bersin) selama pelatihan
c. Menyediakan sarana untuk cuci tangan
d. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk kelas
e. Menyediakan ruang kelas dan alat-alat pelatihan yang higienis
B. Pengajuan SKP Pelatihan
Mekanisme pengajuan SKP sesuai ketentuan PKB, yaitu sebagai berikut:
1. Penyelenggara pelatihan mengirimkan surat permohonan pengajuan SKP kepada
sekretariat PPNI 1 (satu) bulan sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan
melengkapi berkas:
a. Proposal kegiatan pelatihan
b. Kurikulum pelatihan sesuai dengan kurikulum yang diterbitkan oleh DPP PPNI
(kurikulum dari Ikatan/Himpunan)
c. NIRA, CV dan sertifikat TOT pembicara/pelatih/fasilitator
d. Jadwal kegiatan
e. Surat keterangan tentang persetujuan penyelenggaraan kegiatan di wilayah oleh DPW
PPNI
f. Bukti surat keterangan telah diakui sebagai lembaga pelatihan dari DPP PPNI dan
Pemerintah
g. Penyelenggara melengkapi data hasil Rapid Test atau PCR SARS-Cov-2 peserta
pelatihan pada H-1 pelaksanaan pelatihan. Rapid Test menunjukkan hasil non-reaktif
atau PCR menunjukkan hasil negatif yang berlaku 14 hari hingga pelatihan
dilaksanakan (Sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 RI No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran No. 7 Tahun
2020 tentang Kriteria Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa Adaptasi Kebiasaan
Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19).
2. Sekretariat PPNI melakukan pengecekan kelengkapan berkas. Proses ini akan
berlangsung selama 2 (dua) minggu. Jika telah dilakukan pengecekan kelengkapan
berkas, maka keseluruhan berkas diserahkan kepada Tim Telaah/Tim Penilai yang telah
ditunjuk melalui Surat Keputusan DPP PPNI.
3. Tim Telaah/Tim Penilai mengadakan rapat untuk melakukan penilaian dengan
menggunakan formulir penilaian berkaitan dengan substansi dan kelayakan dari kegiatan
yang dilakukan. Setelah dinilai, maka Tim Telaah/Tim Penilai mengeluarkan laporan
singkat tentang hasil telaah yang ditandatangani oleh tim penilai. Hasil telaah dari Tim
Telaah/Tim Penilai berupa keputusan permohonan pengajuan SKP. Proses penilaian
hingga keputusan keluar berlangsung selama 1 (satu) minggu.
4. Jika permohonan SKP disetujui, sekretariat akan menyampaikan informasi dan invoice
untuk membayarkan biaya pemberian SKP dan institutional fee (melalui WA/SMS/email)
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
9
melalui Bank yang telah ditetapkan. Bukti transfer dikirimkan ke email PPNI untuk
selanjutnya diproses surat pengantar pemberian SKP dan Surat Keputusan DPP PPNI
tentang pemberian SKP.
5. Jika permohonan SKP tidak disetujui oleh Tim Telaah/Tim Penilai, maka penyelenggara
akan diberikan jawaban surat resmi.
6. Keputusan Tim Telaah/Tim Penilai tentang permohonan SKP diserahkan kepada
sekretariat PPNI untuk dibuatkan surat resmi dari PPNI kepada Penyelenggara, dengan
proses berlangsung 1 (satu) minggu.
Gambar Diagram Alir Pengajuan SKP Pelatihan
Alur PengajuanSKP PPNI
Sekretariat PPNIPemeriksaan
kelengkapan administasi
Pengusul-Surat permohonan-Lampiran proposal
Tim Telaah/ Tim Penilai PPNI
Penilaian Usulan
Putusan
Sekretariat PPNIMengirimkan
invoice pembayaran SKP (pemberitahuanvia email/ telp/
wa)
ya
tdk
Sekretariat PPNIMengirimkan suratpengantar dan SK tentangSKP
PengusulMengiriman slip pembayaran via
Sekretariat PPNIMengiriman surat permohonan
SKP tidak disetujui
7. Satuan Kredit Profesi dalam kegiatan pelatihan ditentukan sebagai berikut:
Jumlah Jam SKP Peserta
Lokal / Nasional Internasional
30 - 50 jam 3 4
51 - 70 jam 4 5
71 - 90 jam 5 6
91 - 110 jam 6 7
111 - 130 jam 7 8
131 - 150 jam 8 9
>150 jam 9 10
8. Pembiayaan SKP untuk kegiatan Pelatihan yang diselenggarakan oleh penyelenggara
kegiatan dengan ketentuan sesuai PKB.
a. Pelatihan dengan keahlian khusus (tertentu) dibebankan biaya sertifikat Rp.100.000,-
(Seratus ribu rupiah) per lembar dengan rincian Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu
rupiah) diberikan ke Ikatan/Himpunan Pusat dan Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu
rupiah) sebagai pengganti biaya cetak blanko sertifikat keahlian.
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
10
b. Pembiayaan SKP untuk kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh penyelenggara
kegiatan adalah jumlah SKP peserta kegiatan ilmiah dengan uraian sebagai berikut:
No Jumlah SKP Biaya (dalam ribuan)
Nasional Internasional
1 3 SKP 1.750 2.500
2 4 SKP 2.500 3.000
3 5 SKP 2.750 4.000
4 6 SKP 3.250 5.000
5 >6 SKP 4.000 6.000
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI
11
BAB IV
PENUTUP
Workshop dan Pelatihan keperawatan sebagai komponen Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
Perawat diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat dan mutu
pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat secara efisien, aman, legal dan
profesional.
Selama masa pandemi dan era kenormalan baru ini diperlukan berbagai penyesuaian dalam
penyelenggaraan workshop dan pelatihan agar tetap memenuhi protokol kewaspadaan Covid-19
dan pendidikan berkelanjutan bagi perawat dapat terus berlangsung secara berkesinambungan.
Untuk itu diperlukan adanya komitmen bagi perawat, pengelola, dan penyelenggara workshop
dan pelatihan serta pihak terkait dalam melaksanakan workshop dan pelatihan sesuai dengan
panduan teknis yang telah ditetapkan oleh PPNI.
COPY
Dewan Pengurus Pusat PPNI