Upload
lytuyen
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
iv
HALAMAN MOTTO
“Berjalanlah selama masih disediakan jalan. Ketika menemui
jalan buntu, berhentilah, berpikir, buat jalan yang lain”
-MATURNUWUN GUSTI URIPKU GAYENG-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk:
Mbah Maria Mudjinem dan kedua Orangtuaku
Yohanes Sudi Suprihatin dan Yustina Sri Wiraretno
yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril dan materiil
hingga saat ini.
Serta seluruh teman-teman terdekatku yang senantiasa mau
berdinamika dan selalu memberikan dukungan terbaiknya
Terima kasih yaa!!!
vii
MAKNA KERJA PADA RELAWAN BENCANA ALAM DIYOGYAKARTA
Gregorius Dwi Kurnia Putra
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana para relawan bencana alamdi Yogyakarta memaknai pekerjaan mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian inimenggunakan tiga informan yang berusia rentang 40-60 tahun dan masih terlibat aktif sebagairelawan bencana alam. Setelah melakukan rapport, peneliti melakukan pengambilan data melaluiwawancara semi-terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kerja masing-masinginforman muncul karena adanya faktor internal dan eksternal yang kemudian memicu munculnyamotivasi. Berdasarkan motivasi tersebut kemudian memunculkan suatu kepuasan kerja berupapuas atas segala yang telah dilakukan selama bekerja sebagai relawan. Berdasarkan kepuasan kerjaini kemudian membuat para informan memiliki suatu komitmen untuk terus memberikankontribusinya dalam hal memberikan bantuan kemanusiaan. Komitmen kerja yang ditunjukkantentunya membuat para informan bertambah pengalaman dan pengetahuan yang lantas membuatpara informan mampu merasakan nilai-nilai kerja selama bekerja sebagai relawan bencana alam.Berdasarkan nilai-nilai inilah kemudian para informan mampu secara mendalam memaknaipekerjaan mereka sebagai seorang relawan bencana alam.
Kata kunci: relawan, bencana alam, makna kerja.
viii
MEANING OF WORK ON NATURAL DISASTERS VOLUNTEERS INYOGYAKARTA
Gregorius Dwi Kurnia Putra
ABSTRACT
This research aimed at discovering how the natural disasters’ volunteers in Yogyakartavalue their work. The method employed in this research was the qualitative research method byusing the phenomenological approach. This research used three informers between their 40-60years old who were actively involved as the natural disasters’ volunteers. After completing therapport, the researcher had collected the data by using the semi-structured interview. Theresearch results had indicated that each informer’s working values emerged from the internal andexternal factors in which triggered their motivation. Based on their motivation, it would lateremerge a working satisfaction in the form of a satisfaction on the voluntarily works had been doneas a volunteer. Then, according to this working satisfaction, the informers have their commitmentto keep contributing themselves to the humanitarian needs and to ease others’ burdens during thenatural disasters. The working commitment performed by the informers definitely enriches theirexperiences and knowledge which the informers are able to grasp the personal values in theirworks as the natural disasters’ volunteers. Based on these values, the natural disasters volunteersthen are deeply able to value their works as the natural disasters volunteers.
Keywords: volunteers, natural disasters, working values
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala rahmat-Nya, peneliti mampu untuk menjalani dan menyelesaikan
penelitian ini dengan maksimal. Penelitian ini juga tidak lepas dari dukungan dan
bantuan beberapa pihak, maka dari itu secara khusus peneliti ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Wow, dengan rahmat serta
pencerahan-Nya peneliti mampu untuk sabar dan terus berusaha tanpa
henti untuk semua yang terjadi dalam kehidupan peneliti.
2. Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. P. Eddy Suhartanto, M. Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. H. Wahyudi, M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi peneliti
yang dengan sabar membantu, membimbing dan mengarahkan
penelitian ini hingga akhir.
5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., selaku DPA yang selalu membimbing
dan memberikan dukungan dan semangat ketika KRS-an setiap
semester kepada peneliti hingga terselesaikannya penelitian ini.
6. Pak Emanuel Satyo Yuwono, M. Hum., yang senantiasa mau diajak
berbagi keluh kesah selama proses penelitian ini berlangsung.
Maturnuwun pak!
7. Teruntuk dua dosen penguji saya, Bapak Dr. Y. B. Cahyo Widiyanto,
M. Si., serta Ibu Monica Eviandaru M., M. App., Psych., yang
senantiasa sabar dalam menguji saya tatkala saya tak mampu untuk
xi
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari “panjenengan sedaya”, serta
dengan tulus dan ikhlas berbagi ilmu, membimbing dan mengarahkan
selama proses revisi berlangsung hingga terselesaikannya.
8. Seluruh Staf Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, terimakasih atas segala ilmu-ilmu yang telah diberikan
sehingga menjadi modal bagi peneliti untuk menjalani kehidupan
kedepannya.
9. Seluruh Staff Sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang membantu melancarkan segala urusan
administrasi peneliti selama berkuliah di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk ketiga informan
dalam penelitian ini (Pak Bambang, Pak Suranto, serta Pak Amat) atas
segala bantuan dan partisipasinya dalam penyelesaian penelitian ini.
Maturnuwun!!
11. Kedua Orangtuaku, Yohanes Sudi Suprihatin dan Yustina Sri
Wiraretno, haturnuhun nyak beh, mah atas segala dukungan moril dan
materiilnya, kini aku satu langkah menuju kebahagiaanku dan juga
kalian. Haturunuhun pisan. I love u all.
12. To ma big bro, Petrus Canisius Kristian Perdana Putra yang senantiasa
selalu menjadi motivasi peneliti untuk berada satu langkah didepan,
namun tak kesampaian. Paling teu geus usaha we lah. Nuhun pisan
mas!!
13. Crew Lab 2016, Mas Muji Forza Inter, Clara, Geng Rembo (Lintang,
Teteh, Emma, Maureen) terimakasih sudah menjadi bagian dari gosip-
gosip keibuannya. Ditunggu agenda ‘nggosip’ bareng lagi.
14. Keluarga besar 9114 SCOOTERIST (Kenang ‘Gempol’ Satyadharma,
Michael Adhi ‘Pethok’ Nugroho, Benedictus Adit ‘Atenk’ Dewantoro,
xii
Adolfus ‘Boncel’ Aditya, Albertus Hari ‘Gunam’, Vianney ‘Anoy’
Yona, Yohanes Chrisostomus Awang ‘Wates’, Bayu Mahendra,
Benedictus ‘Bendot’ Yulivendra Wicaksana, Bonivasios ‘Bondet’ Dwi
APS, Nicolaus Chrisna Yuda, Daniel Rizky Wicaksono, David
‘Pakpit’ Gracenda, Ivander Harlison, Kuntoro ‘Konde’ Yakti, Made
Pasek MK, Michael Pandu ‘Thes’ Patria, Septian ‘Ajek’ Panji, Carolus
Hari ‘Ojek’ Aji, Randy ‘Gencet’ Leo Kemi, Theodosius ‘Thole’
Kristiyanto, Benedictus Sande ‘Jidho’ Vico, Alexander ‘Widek’
Widyawan). Maturnuwun yo cah nggo kekeluargaane. Paseduluran
sing luwih jero ketimbang sedulur dewe yo mung tak temoke nang
kowe-kowe kabeh. Maturnuwun banget lur telur. Kowe-kowe kabeh
inspirasiku!!
15. Keluarga besar CROCODILE DRUG (Aprek, Sinyo, Yosua, Ojek,
Efan, Pethok, Gede, Anggung, Bendot, Sakti) Maturnuwun nggo
hiburan-hiburan, thethek bengek, padu, debat kusir sing raono entek e.
Kowe-kowe kabeh inspirasiku!!
16. Teman-teman Psynema semua terutama penggede-penggedene sing
ijih aktif Albertus Pandu, RioYatim dan Vincent Harsanto,
maturnuwun nggo dukungane, saktenane kowe-kowe ki inspirasiku
dadi pengusaha hahaha
17. Buat sahabat-sahabat saya di angkatan 2012, Wenita, Mpok Indun,
Sakti, Bendot, Gempol, Yuda, Gede, Aprek, Lona, Bella, Rege, Teteh,
Lintang, Komang, Brada Rezky, Bayu Gunawan, Edo, Kelek, Gerald,
Menuk, Unyil, Suci, Della, Emma, G.M, Lindi, Moka, Amel, Ivi, Mas
Kris, Tifa, Cia, Leni, Banya, Danar, Maureen, Nata, Sepep, Vishnu,
Rere, Sinyo, Pamela, Vita dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu, saya mengucapkan banyak terimakasih sudah mau
menjadi bagian dari hidupku. See you on top! Tetap Membara!!
xiii
18. Teman-teman AKSI 2012 Kelompok Erikson Tutor Saktya, Panitia
AKSI 2013, 2014, 2016. Terimakasih atas segala dinamikanya.
19. Kelompok Maba Schizophrenia AKSI 2013, Pedofilia AKSI 2014, dan
secara khusus buat kelompok Dominance AKSI 2016 (Erick, Fani,
Irene, Lita, Novi, Oeij, ‘Pevita’ Filia, Putri, Yoan, Bambang).
Terimakasih atas segala penerimaan dan dinamikanya. Sukses buat kita
semua.
20. FC Internazionale Milano 1908 dan Persib Bandung 1933, terimakasih
atas segala kemenangan, permainan cantik dan gol-gol indah yang
membuat tidur peneliti merasa lebih nyenyak. FORZA INTER
AMALA! PERSIB NU AING!
21. Teruntuk para personel NAXI GO-RINX OFFICIAL (Andro, Hendret,
Kristo, Bagor, Panjul) maturnuwun nggo hiburan kerakyatan yang
merakyat yang senantiasa menjadi hiburan tersendiri bagi peneliti
untuk sejenak melepas kepenatan dalam penulisan penelitian ini.
Maturnuwun yo pur!! Sukses nggo awakdewe kabeh!!!
22. Temen-temen nongkrong ngopi THE POINT COFFEE (mas Gilang,
Kang Fadil, Kang Andra, Indra, Paxy, Cabul, Kharis, Arif, Roby,
Dion, dll) terimakasih karena sudah menjadi tempat hiburan, berbagi
cerita dan bertukar informasi yang menarik. Secara khusus peneliti
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang senantiasa
menyemangati peneliti dan juga yang sedang sama-sama berjuang
dalam pencapaian gelarnya. Maturnuwun nggih lur!!
23. Untuk semua yang telah memberi dukungan dan mau berdinamika
bersama peneliti, peneliti ucapkan banyak terimakasih.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
ABSTRACT .........................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang. .........................................................................................1
B. Pertanyaan Penelitian. ...............................................................................8
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
1. Manfaat Teoritis .................................................................................8
2. Manfaat Praktis ..................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................10
A. Relawan Bencana Alam ............................................................................10
1. Pengertian Relawan............................................................................10
2. Dimensi Relawan ...............................................................................12
B. .Makna Kerja ..............................................................................................13
1. Definisi Makna Kerja .........................................................................13
2. Sumber Makna Kerja .........................................................................14
xv
3. Dimensi Makna Kerja ........................................................................20
C. Perilaku Altruisme.....................................................................................22
D. Makna Kerja pada Relawan Bencana Alam .............................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................26
A. Jenis Penelitian..........................................................................................26
B. Fokus Penelitian ........................................................................................27
C. Informan Penelitian ...................................................................................27
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................................29
E. Proses Pengumpulan Data .........................................................................32
F. Metode Analisis Data ................................................................................34
1. Organisasi Data ..................................................................................34
2. Pengkodean (Coding).........................................................................35
3. Interpretasi dan Pembahasan..............................................................35
G. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian ...............................................36
1. Kredibilitas .........................................................................................36
2. Dependabilitas ...................................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................38
A. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................................38
B. Gambaran Latar Belakang Informan.........................................................39
1. Informan 1 ..........................................................................................39
2. Informan 2 ..........................................................................................40
3. Informan 3 ..........................................................................................40
C. Hasil Penelitian .........................................................................................41
1. Informan 1 ..........................................................................................41
2. Informan 2 ..........................................................................................43
3. Informan 3 ..........................................................................................45
4. Dinamika Hasil Penelitian secara Keseluruhan .................................47
xvi
D. Analisis Data .............................................................................................49
1. Motivasi .............................................................................................49
2. Pengetahuan Dasar sebagai Relawan .................................................50
a. Definisi Kerja Relawan ...............................................................50
b. Pengetahuan Kerja sebagai Relawan ..........................................52
c. Pengalaman Kerja menjadi Relawan ..........................................54
d. Hambatan Kerja sebagai Relawan ..............................................55
e. Kebutuhan Kerja sebagai Relawan .............................................56
3. Dorongan dari Dalam Diri..................................................................58
a. Harapan Kerja .............................................................................58
b. Ketulusan dalam Bekerja ............................................................59
c. Sikap Altruisme...........................................................................60
4. Dukungan Sosial ................................................................................61
5. Kepuasan Kerja sebagai Relawan ......................................................62
6. Komitmen Kerja sebagai Relawan.....................................................63
7. Nilai Kerja sebagai Relawan ..............................................................64
8. Relasi Interpersonal............................................................................65
9. Makna Kerja sebagai Relawan...........................................................66
E. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................73
A. Kesimpulan................................................................................................73
B. Kelemahan Penelitian................................................................................75
C. Saran..........................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................78
DAFTAR TABEL.................................................................................................30
DAFTAR LAMPIRAN INFORMED CONSENT ...............................................81
DAFTAR LAMPIRAN VERBATIM WAWANCARA.......................................85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki luas 3.185,80 km, yang terdiri atas
empat kabupaten dan satu kota, yaitu kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman,
Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo.
Provinsi D.I. Yogyakarta terletak di sebelah selatan Pulau Jawa yang
dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Provinsi Jawa Tengah
di bagian lainnya. Daerah Istimewa Yogyakarta juga terkenal dengan
keragaman budaya adat istiadatnya serta keindahan alamnya yang masih
asri. Disisi lain, keragaman alam tersebut juga memiliki potensi terjadi
bencana seperti misalkan di sebelah utara provinsi D. I. Yogyakarta
terdapat gunung Merapi yang masih aktif, sedangkan pada bagian selatan
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang tentunya sewaktu-
waktu dapat terjadi bencana alam seperti tsunami.
Dalam kehidupan bermasyarakat pun, masyarakat di Yogyakarta
termasuk memiliki hubungan yang erat dengan warga di sekitarnya,
bahkan lebih dari itu seolah-olah mereka merasakan adanya ikatan batin
atau persaudaraan antar warga. Hubungan yang baik semacam ini
dinyatakan dengan adanya sikap saling tolong-menolong atau yang biasa
2
kita sebut sebagai kegiatan gotong royong (Bowen, 1986). Kegiatan
gotong royong ini dilakukan karena adanya perasaan saling membutuhkan
satu sama lain, karena pada dasarnya perasaan saling membutuhkan satu
sama lain ini sudah ada dalam jiwa warga masyarakat desa. Salah satu
sikap gotong royong yang masih tampak pada saat ini adalah ketika terjadi
bencana alam yang melanda Yogyakarta selama kurun waktu satu dekade
terakhir seperti gempa bumi dan meletusnya gunung merapi. Para
masyarakat berbondong-bondong untuk membatu warga lainnya yang
terkena dampak bencana. Sulistyo (2017) dalam artikelnya yang dimuat
dalam sebuah media online kenamaan di Indonesia menyebutkan tentang
kondisi relawan di Yogyakarta sebagai berikut:
Perlahan tapi pasti, warga Yogyakarta bersamapemerintah melakukan recovery atau pemulihan untukkembali menitih kehidupan baru. Lewat gerakan "JogjaGrumegah" (Jogja Bangkit) warga melakukan gotong-royong membangun tempat tinggal mereka yang luluhlantah akibat guncangan gempa.Lewat gotong-royong dan sinergi antara masyarakatbersama, pemulihan pascagempa berlangsung dalam waktu2 tahun. Proses ini pun diakui masyarakat internasionalmenjadi yang tercepat
Bencana adalah sesuatu yang menimbulkan kesusahan, kerugian
atau penderitaan; kecelakaan; bahaya (KBBI, 2016). Jenis-jenis bencana
yang secara umum kita ketahui saat ini adalah seperti kekeringan, gempa
bumi, epidemi, temperature ekstrim, banjir, tanah longsor, gelombang laut
(termasuk tsunami), kebakaran dan angin ribut. Di suatu Negara tertentu,
epidemi yang terjadi berkemungkinan di pilah-pilah kembali dalam kelas-
3
kelas seperti kategori bencana banjir terpilah lebih rinci menjadi banjir
luapan air sungai, banjir karena mis-management luapan air hujan dan
banjir karena luapan air dari unpredicted cases. Inti dasar dari berbedanya
penentuan kategori ini tentu saja karena adanya beda tentang informasi
bencana, yang berlanjut pada beda manajemen informasi dan beda strategi
nasional untuk penanganan bencana (Nunung, 2016).
Di Indonesia, penanggulangan bencana alam berada dibawah
kendali Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di tiap-tiap
provinsi juga terdapat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dan salah satunya adalah BPBD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi D. I.
Yogyakarta menyebutkan beberapa daerah di Kabupaten Bantul memiliki
indeks rawan banjir yang terbilang tinggi, sedangkan di derah lainnya
masih termasuk dalam kategori rendah dan sedang. Kemudian untuk
bencana gempa bumi, daerah yang mayoritas memiliki resiko rawan
gempa bumi berada di tiga kabupaten seperti Kabupaten Sleman, Kota
Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (data BPBD, 2015).
Berdasarkan data tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah dalam menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
tingkat provinsi. Disisi lain bukan hanya menjadi pekerjaan pemerintah
saja, melainkan seluruh aspek lapisan masyarakat baik lembaga (LSM)
maupun perorangan untuk ikut ambil bagian dalam tata kelola
penanggulangan bencana. Seperti Perkumpulan Lingkar Yogyakarta,
4
MDMC, LSM Madani, dsb. Komunitas-komunitas tersebut merupakan
sebuah komunitas nirlaba yang bergerak dalam kemanusiaan khususnya
penanganan bencana alam yang ada di Yogyakarta.
Pada dasarnya tidak ada orang yang mengharapkan datangnya
bencana alam. Bencana alam bisa datang kapan saja dan menyasar siapa
saja. Oleh karena itu pekerjaan menjadi seorang relawan tidaklah mudah,
butuh banyak sekali pengorbanan, salah satunya adalah waktu dan tenaga.
Ketika individu telah memilih jalan hidupnya untuk mengabdi sebagai
relawan maka besar kemungkinan individu tersebut akan mengalami
distress. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Enrehreich dan Elliot
(2004), ditemukan bahwa banyak relawan yang telah kembali dari tugas
ternyata tidak mendapatkan dukungan simpatik terhadap distress yang
mereka alami.
Enrehreich dan Elliot (2004) juga menyebutkan adanya beberapa
sumber stress bagi para relawan, seperti adanya tuntutan fisik yang berat
dan kondisi pekerjaan yang tidak menyenangkan, beban kerja yang
berlebihan dan bersifat jangka panjang yang menyebabkan kelelahan
kronis, jauh dari keluarga yang menimbulkan kecemasan terhadap kondisi
keluarga, adanya bahaya mengancam (penyakit, bencana susulan, dsb.)
yang menimbulkan perasaan takut dan tidak pasti yang berlebihan, serta
munculnya perasaan bersalah melihat korban bencan tidak memiliki
makanan, tempat tinggal untuk bernaung, dan kebutuhan hidup lainnya.
Kemudian salah satu partisipan dalam penelitian ini juga sempat
5
mengatakan bahwa intinya adalah ketika ingin menjadi relawan, seorang
relawan harus selalu siap ketika dibutuhkan terutama di daerah yang
terkena dampak paling parah.
Fenomena diatas sesuai dengan istilah relawan sendiri, yakni suatu
tindakan yang lebih memfokuskan kepada suatu keadaan yang
menggambarkan tentang kesediaan pikiran, perlakuan serta semangat
untuk memunculkan komitmen dalam bekerja tanpa mengharapkan suatu
imbalan atau upah apapun. Setiap individu dapat menjadi seorang
sukarelawan/volunteer. Menjadi seorang relawan pada dasarnya adalah
seorang yang bekerja dengan hati dan memang memilih pekerjaan tersebut
sebagai jalan hidupnya. Sehingga tidak ada batasan usia bagi seorang
individu untuk menjadi seorang relawan (booklet relawan, 2004).
Bertentangan dengan paragraph sebelumnya, jumlah orang yang
ikut terlibat sebagai relawan bencana alam di Yogyakarta bisa dikatakan
tinggi. Bahkan kota Yogyakarta sampai-sampai disebut sebagai kota
relawan. Dalam sebuah artikel online kenamaan di Indonesia menyebutkan
bahwa Yogyakarta dianggap sebagai kota Relawan dikarenakan
banyaknya jumlah orang yang mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan
kerelawanan. Tidak hanya relawan bencana, melainkan dalam semua
aspek kehidupan. (Sulistyo, 2017. Diakses dari Kompasiana.com pada
tanggal 24 November 2017, pukul 19:20 WIB). Anggota relawan yang
dimaksud terdiri dari semua golongan, baik muda maupun yang tua.
6
Apabila melihat kembali pada fokus relawan untuk mencari
penghasilan hal ini tentunya akan menjadi sulit untuk menjadi pilihan
hidup, terlebih bagi para pelaku relawan yang sudah berkeluarga terutama
yang memiliki peran sebagai seorang kepala keluarga dikarenakan
memiliki tanggung jawab dalam berkeluarga sekaligus komitmen dalam
berkegiatan sebagai relawan. Tentunya sebagai seorang kepala keluarga
haruslah menjamin rasa aman dalam keluarganya dalam situasi apapun.
Tugas yang ketiga adalah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas,
bijaksana, dan juga mengasihi keluarga.
Hingga saat ini penelitian mengenai dunia kerelawanan di
Indonesia terbilang masih minim sehingga jangkauan penelitiannya pun
masih sangat luas, seperti penelitian yang dilakukan oleh Musfirotul A.
(2012) tentang “Kebermaknaan Hidup Seorang Relawan” yang lebih
membahas tentang bagaimana seorang relawan dalam memaknai
hidupnya. Kekurangan dalam penelitian tersebut adalah kurangnya variasi
dalam pemilihan subjek yang mengakibatkan kurangnya kredibilitas
penelitian. Kemudian penelitian lain yang dilakukan oleh Icha K. (2013)
mengenai “Perilaku Prososial Relawan Yayasan Ummim Fadhilah
Surabaya” yang lebih membahas tentang perilaku prososial yang
dilakukan oleh para relawan yang bekerja dalam suatu yayasan.
Kekurangan dalam penelitian ini adalah minimnya kajian tentang relawan
yang kurang begitu luas sehingga muncul beberapa faktor lain yang tidak
dicantumkan peneliti. Kemudian penelitian lain seperti “Altruisme pada
7
Relawan Perempuan yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di
Yayasan Anak Jalanan Bina Insan Mandiri” yang dilakukan oleh Laila, K.
N. & Asmarany, A. I. (2015). Penelitian ini membahas tentang sikap
altruis pada seorang relawan perempuan yang mengajar anak-anak
berkebutuhan khusus.
Apabila dilihat dari aspek psikologisnya, penelitian mengenai
dunia kerelawanan dapat dikatakan masih sangat minim dan masih banyak
aspek yang dapat diteliti salah satunya adalah dengan penelitian yang
sedang dilakukan oleh peneliti sendiri yakni tentang “Makna Kerja pada
Relawan Bencana Alam di Yogyakarta”. Penelitian ini dianggap menarik
untuk diteliti karena sejauh ini peneliti belum menemukan topik penelitian
mengenai makna kerja pada penelitian lain.
Berdasarkan definisi relawan diatas, tentu tidak banyak orang yang
bersedia menjadi seorang relawan. Ditambah dengan beberapa resiko yang
menghantui apabila ikut terlibat sebagai relawan bencana alam seperti
kehilangan waktu, tenaga, dan finansial serta resiko terburuknya mungkin
adalah kematian itu sendiri ketika sedang bertugas. Maka dari itu,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana para
relawan khususnya sebagai relawan bencana alam yang ada di provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta memaknai pekerjaan mereka sebagai
relawan bencana alam. Motivasi dan peran sosial serta nilai-nilai seperti
apa yang diharapkan oleh para relawan bencana dalam melakukan
tugasnya.
8
B. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana seorang relawan bencana alam di Yogyakarta memaknai
pekerjaan mereka.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang relawan
bencana alam memaknai pekerjaan mereka sebagai seorang relawan
bencana alam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam
lingkup Psikologi Sosial. Selain itu, juga memberikan bukti empiris
berupa pengalaman serta motivasi yang melatarbelakanginya dalam
memaknai suatu pekerjaan.
2. Manfaat Praktis
Selain memberikan manfaat teoritis, diharapkan penelitian ini juga
memberikan manfaat secara praktis bagi:
a. Relawan Bencana Alam di Yogyakarta
Bagi relawan bencana alam yang berada di Yogyakarta,
agar semakin mengetahui minat dan motivasi yang mendasar
ketika mendaftarkan diri sebagai anggota relawan bencana serta
memberikan gambaran secara nyata mengenai bagaimana cara
9
menangani keadaan yang terjadi mengenai keadaan alam di
Indonesia khususnya di Yogyakarta, sehingga kedepannya akan
terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja serta memberi
inspirasi bagi banyak orang sehingga tergerak untuk membantu
orang lain yang tertimpa musibah.
b. Masyarakat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini membuat
masyarakat menjadi terinspirasi dan ikut membantu sesama yang
mengalami kesulitan ketika terkena bencana.
c. Peneliti
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi
peneliti mengenai makna kerja seorang relawan bencana alam.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Relawan Bencana Alam
1. Pengertian Relawan
Realitanya, budaya Indonesia terkenal dengan budaya saling tolong
menolong yang tinggi atau yang biasa kita sebut dengan “gotong
royong”. Hal inilah yang kemudian mendasari munculnya sikap untuk
menjadi seorang relawan demi membantu yang mengalami kesusahan
(Bowen, 1986).
Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara
ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan segala sesuatu yang
dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dsb.) kepada masyarakat
sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan
pamrih baik berupa imbalan (upah), kedudukan, kekuasaan,
kepentingan maupun karier. Semua warga yang secara ikhlas tanpa
membeda-bedakan derajat, jenis kelamin, dan status sosial bersedia
mengabdikan dirinya tanpa mengharapkan pamrih (baik berupa
imbalan maupun pamrih) dapat menjadi relawan. Siapapun dapat
menjadi relawan, selama memiliki semangat dan jiwa kerelawanan.
Relawan tidak tergantung dari asal kelompok masyarakat maupun
wilayah tertentu karena relawan tidak memperjuagkan kepentingan
11
kelompok, agama, maupun wilayah tertentu (Halimah & Widuri,
2012).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan relawan
sebagai seseorang yang melakukan kegiatan secara sukarela tanpa
adanya paksaan. Hal serupa juga dipaparkan Schroeder (1998) yang
menyatakan bahwa relawan adalah individu yang rela
menyumbangkan tenaga atau jasa, kemampuan dan waktunya tanpa
mendapatkan upah secara finansial atau tanpa mengharapkan
keuntungan materi dari organisasi pelayanan yang mengorganisasi
suatu kegiatan tertentu secara formal. Selain itu kegiatan yang
dilakukan relawan bersifat sukarela untuk menolong orang lain tanpa
adanya harapan akan imbalan eksternal.
Sementara menurut Wilson (2000) mengemukakan bahwa
kerelawanan adalah aktivitas memberikan waktu secara cuma-cuma
untuk memberikan bantuan kepada orang lain, kelompok, atau suatu
organisasi. Definisi oleh Wilson ini tidak membatasi bahwa
kerelawanan dapat saja memberi keuntungan atau manfaat bagi
relawan yang menjalankannya.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas maka peneliti
mendefinisikan relawan sebagai seorang atau kelompok yang
melakukan suatu usaha atau kegiatan secara ikhlas tanpa
mempertimbangkan masalah materi, tenaga, pikiran dan waktu guna
membantu orang lain yang mengalami kesulitan.
12
Relawan bencana alam merupakan sebuah organisasi yang
bergerak di bidang kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu
mensejahterakan masyarakat lain yang sedang tertimpa musibah
bencana alam.
2. Dimensi Relawan
Semua orang dapat menjadi seorang sukarelawan/relawan, karena
pada dasarnya untuk menjadi seorang relawan diperlukan beberapa
sikap diri dan minat serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Menurut
Slamet (2009), terdapat lima dimensi kesukarelawanan, yaitu:
a. Relawan bukan pekerja karier
b. Relawan bekerja tanpa gaji, upah, atau honorarium
c. Relawan memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan
pekerja yang digaji
d. Relawan mempunyai persiapan yang berbeda untuk kerja-suka-
relanya dari tenaga karier
e. Relawan punya identifikasi yang berbeda terhadap organisasi
dan masyarakat dibandingkan dengan pekerja karier yang bisa
dipromosikan.
13
B. Makna Kerja
1. Definisi Makna Kerja
Kerja pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
Dahulu orang beranggapan bahwa satu-satunya perangsang orang
dalam bekerja hanyalah uang atau perasaan takut menganggur/tidak
bekerja. Tetapi dewasa ini ternyata menunjukkan bahwa uang
bukanlah merupakan faktor utama yang memotivasi seseorang untuk
bekerja. Dengan kata lain, tidak semua orang bekerja karena
membutuhkan uang (Anoraga, 1992).
Motivasi untuk bekerja tidak dapat dikaitkan hanya pada
kebutuhan-kebutuhan ekonomis belaka, sebab orang tetap akan bekerja
walaupun mereka sudah tidak membutuhkan hal-hal yang bersifat
materiil (Miller & Form dalam Anoraga, 1992).
Menurut Victor Frankl (dalam Morin, 2004) istilah makna pada
dasarnya berkaitan dengan koherensi, kohesi pada pengalaman. Makna
ini juga terkait dengan menjadi dan hidup terhadap suatu panggilan.
Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dalam memaknai suatu
pengalaman kerja.
Makna kerja bukan diperoleh dari pekerjaan itu sendiri, melainkan
bagaimana individu dapat menunjukkan keberaniannya dalam
berekspresi, keunikannya dan keistimewaannya dalam bekerja
sehingga ia bisa mendapatkan makna dan komitmen pribadi terhadap
14
pekerjaannya dan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap
kehidupannya (Koeswara, 1992:62).
Harpaz dan Meshoulam (2009) mengungkapkan bahwa makna
kerja adalah konsep atau nilai seseorang mengenai kerja. Pemaknaan
bahwa bekerja merupakan aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Makna kerja akan
membantu individu dalam proses bekerja, dan menyebabkan individu
bekerja secara optimal.
2. Sumber Makna Kerja
Menurut Rosso, dkk (2010) dalam bukunya menyebutkan bahwa
sumber makna kerja memiliki banyak faktor yang memengaruhi
persepsi tentang makna dan pemaknaan, mulai dari sikap individu
terhadap nilai-nilai organisasi hingga terbentuknya suatu hubungan
secara spiritual.
Dalam bukunya, terdapat setidaknya empat sumber makna atau
pemaknaan dalam bekerja antara lain: Diri Sendiri, Orang Lain,
Konteks Kerja dan Kehidupan Spiritual.
a. Diri Sendiri
1) Nilai
Merupakan salah satu komponen yang membentuk
pekerjaan menjadi meaningful. Nilai kerja terbentuk
berdasarkan pengalaman kerja yang kemudian
15
berkesinambungan menjadi suatu makna kerja. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang ada, individu cenderung memilih
pekerjaannya sesuai dengan nilai-nilai yang didapatkan
secara personal.
2) Motivasi
Sumber terbentuknya makna kerja salah satunya
adalah motivasi dari dalam diri. Motivasi seseorang dalam
bekerja secara otomatis akan memengaruhi pemaknaan
kerja seseorang saat melakukan aktifitas kerja. Motivasi
kerja didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana seseorang
mengalami perasaan yang positif ketika dapat bekerja
secara efektif.
Para peneliti makna kerja terdahulu telah
mengemukakan bahwa ketika individu mengalami suatu
bentuk motivasi internal maupun eksternal, mereka
cenderung akan menafsirkannya sebagai suatu tanda
kesesuaian antara aktifitas kerja dan konsep diri mereka,
yang kemudian akan menghasilkan makna pengalaman
yang lebih besar.
3) Kepercayaan
Keterlibatan seorang individu dalam pekerjaannya
dapat membangun kepercayaan terhadap pekerjaan mereka.
Keterlibatan kerja memberikan ukuran kekuatan identifikasi
16
psikologis pekerja dengan pekerjaannya. Semakin terliba
dengan satu pekerjaan maka akan semakin sulit untuk
memisahkan diri sendiri atau harga diri seseorang dari
pekerjaan tersebut, sehingga membuat pekerjaan tersebut
menjadi lebih berarti.
b. Orang Lain
1) Rekan Kerja
Kedekatan dengan rekan kerja dapat memberi
dampak yang positif dalam membangun persepsi tentang
makna kerja. Kedekatan ini dapat membuat mereka tahu
tentang bagaimana dia berpikir dan berbuat sesuatu.
2) Pemimpin
Pandangan pemimpin terhadap visi dan misi
perusahaan harus ditularkan kepada pekerja yang lainnya
atau bawahan.
3) Grup Komunitas
Hubungan antara pekerja dalam satu tim kerja dan
jumlah pekerja dalam suatu tim kerja secara teoritis dan
empiris berhubungan dengan munculnya makna kerja.
4) Keluarga
Pada dasarnya peran keluarga memberikan dampak
dalam proses munculnya makna kerja. Pertama, keluarga
17
dapat meletakkan beban pada pekerjaan seseorang melalui
tuntutan waktu, energi dan sumber daya ekonomi. Secara
khusus, sebagai tuntutan dari meningkatnya keuangan
keluarga, imbalan ekonomi menjadi lebih menonjol dan
untuk mengambil pekerjaan cenderung lebih dari makna
ekonomi.
Disisi lain, keluarga juga dapat meningkatkan
makna positif dari pekerjaan dengan menawarkan
lingkungan yang mendukung dan santai di mana seseorang
dapat pulih dari tuntutan pekerjaannya. Keluarga juga dapat
mendukung dengan cara mengungkapkan kekaguman, rasa
hormat, serta cinta.
c. Konteks Pekerjaan
1) Desain Pekerjaan
Dalam model karakteristik kerja milik Hackman dan
Oldham, menyebutkan bahwa karakteristik kerja (jobdesk)
yang spesifik dapat menentukkan kebermaknaan kerja yang
telah dialami. Faktanya, pekerjaan menjadikan seseorang
memiliki otonomi pada level yang lebih tinggi,
keberagaman skill, identitas pekerjaan, serta signifikansi
kerja yang arahnya pada kebermaknaan kerja yang telah
dialami. Sehingga, pada akhirnya individu akan
18
mendapatkan kontribusi yang positif pada motivasi,
performansi, serta kepuasan dari pekerjaanya.
2) Misi Organisasi
Misi organisasi merupakan representasi dari dasar
tujuan, nilai-nilai, dan tujuan untuk dedikasi sebuah
organisasi. Misi organisasi berfungsi sebagai sumber
makna sejauh karyawan merasa selaras antara nilai-nilai inti
pekerjaan dengan ideologi orang-orang dalam organisasi
tersebut.
3) Keuangan
Pada penelitian ini menekankan akan pentingnya
insentif keuangan sebagai motivasi individu untuk bekerja
sekaligus memunculkan makna bekerja mereka dalam
pekerjaan. Penelititan lain berpendapat bahwa kemiskinan
merupakan situasi kuat ‘klasik’ yang dapat membatasi
makna dalam suatu pekerjaan. Dengan demikian, ketika
individu mengalami kesulitan ekonomi, individu tersebut
cenderung akan menekankan nilai laten (tersembunyi) kerja
dalam mendukung nilai nyata suatu pekerjaan.
4) Domain-Domain non-Pekerjaan
Individu berusaha untuk membuat lingkungan kerja
serasa seperti hobi dan kegiatan-kegiatan sosial yang
individu senangi. Dalam hal ini makna kerja individu akan
19
muncul apabila individu tersebut merasa senang akan
pekerjaannya seperti halnya melakukan hobi dari individu
tersebut.
5) Budaya Kerja
Meaning of work disosialisasikan atau
disebarluaskan oleh lingkungan budaya seseorang. Variasi
pada makna kerja antar budaya-budaya meskipun memiliki
banyak variasi namun tetap memiliki pola bahwa bekerja
merupakan fenomena yang kompleks pada setiap negara
dan memengaruhi pandangannya terhadap kehidupan
bekerja.
d. Kehidupan Spiritual
1) Spiritualitas
Pekerja spiritual lebih memandang pekerjaan
mereka berbeda dari karyawan non-spiritual, melihat
perilaku pekerjaan mereka dalam hal spiritual seperti
peduli, pelayanan, dan transendensi. Oleh karena itu, ketika
pekerja merasa pekerjaannya berada dalam cahaya spiritual,
pekerjaan mereka cenderung mengambil sensasi yang lebih
bermakna.
20
3. Dimensi Makna Kerja
Menurut MOW- International Research Team pada tahun 1987
(dalam Harpaz, 2002) menggambarkan makna kerja dalam beberapa
dimensi, yaitu:
a. Sentralisasi Kerja
Sentralisasi kerja merupakan aspek paling mendasar, dan
paling penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan bekerja
memiliki porsi yang lebih banyak dibanding dengan yang lainnya.
Individu dengan sentralisasi kerja yang tinggi cenderung akan
memiliki komitmen kerja yang tinggi pula. Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.
b. Hak dan Kewajiban
Norma hak adalah Individu memiliki hak dasar dan
tanggung jawab pribadi dan sosial terhadap komitmen kerja sesuai
dengan jenis pekerjaan. Sebaliknya, norma kewajiban merupakan
tugas individu untuk ambil bagian dalam memberikan kontribusi
pada organisasi dan masyarakat. Bahwasannya apabila masyarakat
pada umumnya memegang norma dan sikap terhadap kerja yang
positif, maka pekerjaan akan cenderung menjadi pusat dan sangat
dihargai.
c. Orientasi Instrumental
Konsep ini pada dasarnya mengasumsikan bahwa motivasi
seseorang untuk bekerja adalah untuk mendapatkan aspek
21
instrumental atau dalam hal ini adalah aspek ekonomi. Hal ini
menjadi penting dalam pekerjaan, karena orang mengidentifikasi
pekerjaan mereka akan memberikan penghasilan untuk menopang
kehidupan dan pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian,
tampaknya orang-orang dengan kecenderungan tinggi terhadap
nilai-nilai ekonomi akan menganggap pekerjaan mereka sebagai
alat utama untuk memberikan pendapatan. Dengan adanya
penghargaan ini tentunya dapat menjadi sebuah alat untuk
meningkatkan motivasi kerja individu.
d. Orientasi Intrinsik
Konsep ini lebih menekankan pada kebutuhan individu
tentang evaluasi kompetensi individu dan ketertarikan terhadap
pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan dan risiko tinggi. Hal ini
dimotivasi oleh perasaan ingin mengaktualisasikan diri.
e. Relasi Interpersonal
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan adanya interaksi
antar manusia tentunya akan menjadi penting untuk peningkatan
kesehatan mental dan meningkatkan makna hidup dalam diri
mereka.
Berdasarkan penjelasan mengenai dimensi-dimensi makna
kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang akan dapat
memaknai pekerjaan mereka ketika mereka dapat menganggap
seberapa pentingnya pekerjaan mereka, kemudian mengetahui
22
tentang tujuan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu pekerjaan
juga dapat dilakukan untuk membangun relasi dengan orang lain,
pemenuhan hak dan kewajiban dan tentunya sebagai tempat untuk
menunjukkan eksistensi individu di masyarakat.
C. Perilaku Altruisme
Relawan adalah orang yang secara sukarela menyediakan waktu,
tenaga dan tanpa biaya guna membantu orang lain tanpa mengharapkan
imbalan maupun upah atas apa yang telah dilakukannya. Beberapa sikap
relawan tersebut menunjukkan salah satu sikap pro sosial yakni altrusime.
Perilaku prososial (prosocial behavior) merupakan kategori yang lebih
luas dari altruism yang mencakup semua tindakan memberikan bantuan
atau dirancang untuk membantu orang lain, terlepas dari motif orang yang
memberikan pertolongan. Menurut Taylor, Peplau & Sears (2009) banyak
tindakan prososial bukan merupakan tindakan altruistik, sebab tindakan
prososial dapat dimulai dari tindakan altruisme sampai tindakan yang
dimotivasi oleh rasa pamrih atau kepentingan pribadi.
Menurut Staub (1978) perilaku prososial adalah perilaku yang
ditujukan kepada orang lain dan memberi akibat positif kepada orang yang
menerima perbuatan itu.
Crisp dan Turner (1993) menyebutkan terdapat beberapa tipe perilaku
yang diklasifikasikan dalam perilaku prososial (prosocial behavior),
diantaranya, persahabatan (friendship), kedermawanan, pengorbanan,
23
saling membagi, perilaku menolong (helping behavior), dan sikap
kooperatif (cooperative attitude). Kajian mengenai perilaku prososial
dalam penelitian ini hanya difokuskan pada tipe yang lebih spesifik yakni
perilaku menolong (helping behavior) dalam bentuk altruisme.
Altruisme (altruism) merupakan tindakan sukarela yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa
mengharapkan imbalan apapun, kecuali telah memberikan suatu kebaikan
(Taylor, Peplau, dan Sears, 2009).
Carr (2004) dalam buku “A Positive Psychology: The Science of
Happiness and Human Strengths” menyebutkan bahwa altruisme adalah
respon yang menimbulkan positive feeling dalam diri individu yang
mendorong individu untuk selalu menolong orang lain.
Hal serupa juga disampaikan oleh Eisenberg dan Wang (dalam
Santrock, 2007), altruisme adalah ketertarikan yang tidak egois dalam
membantu orang lain. Myers (2003) mendefinisikan altruism sebagai
hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan diri
sendiri dan salah satu tindakan prososial dengan alasan kesejahteraan
orang lain tanpa ada kesadaran akan timbal balik (imbalan).
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa perilaku prososial khususnya altruisme merupakan suatu sikap atau
tindakan yang bertujuan untuk menolong dan meringankan beban orang
lain tanpa mengharapkan imbalan atau upah atas usaha yang telah
dilakukan.
24
D. Makna Kerja pada Relawan Bencana Alam
Makna kerja merupakan pemahaman seseorang mengenai nilai atau
konsep tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Pada prosesnya terdapat
beberapa faktor yang dapat memengaruhi munculnya makna kerja. Faktor-
faktor tersebut dapat muncul dari dalam diri sendiri, orang lain, konteks
pekerjaan, maupun berdasarkan hal-hal yang bersifat spiritualitas yang
dirasakan oleh individu tersebut seperti adanya rasa kepedulian,
pelayanan, dan sebagainya.
Adanya rasa peduli dan pelayanan terhadap sesama ini juga
termasuk sebagai suatu bentuk sikap altruisme karena bertujuan untuk
membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Altruisme merupakan
suatu sikap atau tindakan yang bertujuan untuk menolong orang lain tanpa
mengharapkan imbalan apapun atau biasa disebut dengan bekerja secara
sukarela (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009). Hal ini sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh para relawan bencana alam.
Relawan bencana alam merupakan seseorang ataupun kelompok
yang bekerja secara sukarela serta bergerak dalam bidang kemanusiaan
yang bertujuan untuk ikut serta membantu mensejahterakan masyarakat
lain yang sedang mengalami musibah bencana alam (Halimah & Widuri,
2012). Pada prosesnya kegiatan relawan khususnya relawan bencana alam
banyak dilakukan atas dasar ketulusan serta keikhlasan dalam membantu
orang lain yang mengalami musibah bencana alam, hal inilah yang
kemudian menjadi salah satu motivasi bagi relawan itu sendiri dalam
25
bekerja. Berdasarkan motivasi-motivasi inilah yang kemudian membuat
para relawan berkomitmen untuk terus banyak melakukan kegiatan
kemanusiaan. Selanjutnya ketika komitmen ini telah terbentuk, maka
munculah suatu nilai-nilai yang didapatkan dan dirasakan oleh para
relawan itu sendiri yang kemudian nilai-nilai tersebut bertranformasi
menjadi sebuah pemaknaan terhadap suatu pekerjaan yang dalam hal ini
adalah pekerjaan sebagai seorang relawan bencana alam.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut diatas mengenai
makna kerja serta relawan, maka secara garis besar peneliti menyimpulkan
bahwa makna kerja pada relawan bencana alam merupakan suatu konsep
atau nilai mendalam yang didapatkan selama bekerja sebagai seorang
relawan bencana alam. Proses pemaknaan ini muncul karena didasari atas
adanya motivasi internal dan eksternal yang kemudian memunculkan suatu
bentuk komitmen kerja. Ketika komitmen kerja sudah terbentuk, lantas
individu akan mencoba menemukan nilai-nilai apa saja yang dirasakannya
selama bekerja sebagai relawan bencana alam yang kemudian akan
bertranformasi menjadi suatu nilai yang mendalam atau biasa disebut
sebagai bentuk pemaknaan terhadap pekerjaan yang dalam hal ini adalah
pekerjaan sebagai relawan bencana alam.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif digunakan agar peneliti mendapatkan informasi secara mendalam
dari informan. Menurut Smith (2013), penelitian kualitatif lebih berwujud
pengumpulan data dalam bentuk laporan-laporan verbal secara ilmiah dan
apa adanya. Dengan kata lain, hal yang dituju disini adalah interpretasi
atas apa yang terkandung dalam sebuah teks dan bukannya menghasilkan
angka-angka. Pendekatan jenis ini dalam psikologi pada umumnya
diwujudkan dalam bentuk eksplorasi, deskripsi, dan interpretasi atas
pengalaman-pengalaman pribadi dan sosial dari partisipan.
Secara khusus, pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan fenomenologis. Fenomenologis dalam hal ini
berkaitan dengan eksplorasi pengalaman dalam diri sendiri (Smith, 2013).
Penelitian ini juga menggunakan metode analisis fenomenologi interpretif.
Analisis fenomenologi interpretif adalah pendekatan penelitian kualitatif
yang berkomitmen untuk memeriksa bagaimana orang memaknai
pengalaman dalam hidup mereka.
Menurut Moleong (2008), penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
27
dialami oleh subjek penelitian atau informan seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Berdasarkan teori tersebut,
maka peneliti memilih untuk menggunakan metode kualitatif karena
metode kualitatif ini sangat baik digunakkan untuk menggali sebuah
makna, arti, pengalaman-pengalaman dari informan secara mendalam.
Selain itu, dengan menggunakan metode ini, peneliti cenderung akan
mendapatkan data secara asli atau original dari informan.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini terletak pada upaya untuk menggali tentang
makna kerja seorang relawan bencana alam yang sudah berkeluarga.
Sebab ketika para informan sadar dan paham tentang makna kerja mereka,
motivasi dan komitmen kerja mereka cenderung meningkat walaupun
dengan resiko yang besar sekalipun.
C. Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini menggunakan sebanyak tiga orang
relawan bencana alam. Pemilihan ketiga informan tersebut menggunakan
criterion sampling, yaitu berdasarkan pada kriteria tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, informan yang digunakan
merupakan seorang relawan bencana alam yang masih aktif dan memiliki
28
pengalaman dalam dunia kerelawanan minimal 10 tahun. Aktif yang
dimaksud adalah ketika bencana alam datang, para informan ini akan
selalu siap ketika dibutuhkan. Selain itu kriteria informan yang lain adalah
informan termasuk seorang relawan yang berusia sekitar 40-60 tahun.
Peneliti memilih rentang usia 40-60 tahun karena dirasa pada usia tersebut
para informan sudah memasuki usia matang dan sarat akan pengalaman
terkait dengan dunia kerelawanan khususnya sebagai relawan bencana
alam.
Sebutan untuk narasumber menggunakan kata “informan” karena
lebih cocok digunakan untuk memberikan informasi dan perspektif yang
terjadi dalam keterlibatannya dipenelitian ini. Kriteria informan yang ideal
menurut Neuman (2006) antara lain:
1. Informan yang ideal merupakan informan yang familiar dan
memiliki pengalaman yang luas terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
2. Informan yang ideal merupakan informan yang masih aktif dan
masih berada ditengah-tengah konteks yang akan diteliti saat
ini.
3. Informan yang ideal merupakan informan yang mampu
memberikan waktunya pada peneliti untuk melakukan aktifitas
wawancara yang berkaitan dengan penelitian.
Karakteristik tersebut perlu dicapai untuk mendapatkan informasi
yang masih ‘segar’ dialami informan, bukan sebaliknya sebagai informasi
29
yang ‘diingat-ingat kembali’ sehingga informasi yang diberikan sudah
direkonstruksi dan bukan informasi yang valid.
D. Metode Pengumpulan Data
Smith (2013) dalam bukunya mengungkapkan Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA) atau yang biasa disebut sebagai analisis
fenomenologis interpretatif bertujuan untuk mengeksplorasi secara
terperinci bagaimana para informan memaknai dan memahami hal-hal
yang terjadi dalam dunia personal dan dunia sosial mereka. Maka dari itu,
dibutuhkan sebuah sarana pengumpulan data yang pas dan sesuai yang
memungkinkan peneliti menggali lebih dalam informasi yang dialami
informan. Dalam hal ini, metode pengumpulan data dalam penelitian ini
yang dirasa cocok oleh peneliti adalah menggunakan wawancara semi
terstruktur. Pasalnya, dengan menggunakan metode ini memungkinkan
untuk munculnya hubungan yang baik antara peneliti dan informan untuk
terlibat dalam suatu dialog dimana pertanyaan-pertanyaan bisa
dimodifikasi sesuai dengan jawaban informan sehingga peneliti pun bisa
menggali wilayah-wilayah yang menarik dan penting sesuai dengan
kebutuhan peneliti.
30
Tabel 1
Panduan Pertanyaan Wawancara
No. Daftar Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
I. Pertanyaan Dasar
1. Bisa bapak ceritakan pengalaman bapakdalam kegiatan kerelawanan?
Mengetahui pengalamanapa saja yang dimiliki olehinforman dalam kegiatankerelawanan
2. Bisa bapak ceritakan suka maupundukanya apa saja?
Mengetahui suka maupunduka selama bertugasmenjadi relawan bencana
3. Motivasi apa yang mendorong untukterjun sebagai relawan?
Mengetahui motivasi yangmendorong informan untukmenjadi relawan
4. Nilai-nilai apa yang bapak dapat selamamenjadi relawan?
Mengetahui nilai-nilaiyang telah didapat selamabekerja sebagai relawanbencana
II. Sentralisasi Kerja (berkaitan dengan Signifikansi Kerja)
5. Sejak kapan anda terlibat dalamkegiatan kerelawanan?
Mengetahui awal mulaketerlibatan informansebagai relawan bencanaalam sekaligus pengalamanapa saja yang telahdidapatkan
6. Apa yang menjadi komitmen andaketika bekerja sebagai relawan?
Mengetahui apa yangmenjadi komitmeninforman untuk terusterlibat sebagai relawan
7. Bagaimana anda membagi waktuuntuk keluarga dan korban ketikabencana?
Mengetahui apa yangmenjadi prioritas informanketika terjadi bencana alamserta mengetahuitanggapan dan reaksi darikeluarga ketika memilihuntuk terjun sebagairelawan bencana alam
31
8. Apa yang menjadi tujuan anda ketikamemilih bekerja sebagai relawan?
Mengetahui tujuaninforman dalam bekerjasebagai relawan bencana
9. Mengapa ingin melakukan haltersebut?
Mengetahui lebih lanjutdan mendalam tentangtujuan informan
III.Hak dan Kewajiban (berkaitan dengan KoherensiKerja)
10. Bagaimana anda membagi kewajibananda dan lingkungan sosial?
Mengetahui tugastanggung jawab informanbagi diri sendiri danlingkungan sosialnya
11. Apa yang anda harapkan denganbekerja sebagai relawan?
Mengetahui harapan-harapan yang ingin dicapaiinforman ketika bekerjasebagai relawan bencanaalam
12. Nilai-nilai apa saja yang telah didapat?
Mengetahui nilai-nilaiyang telah didapatkanselama menjadi relawanbencana alam
13. Apakah anda sudah puas denganpekerjaan anda tersebut?
Mengetahui tingkatkepuasan informan denganpekerjaannya, sekaligussudah tercapai ataubelumnya antara harapandan tindakan yang telahdilakukan
14. Apa yang membuat puas? Mengetahui kepuasaninforman secara mendalam
IV. Orientasi Kerja (berkaitan dengan Orientasi Intrinsik,Orientasi Instrumental, dan Relasi Interpersonal)
15. Pernah gak sih pak selama bekerjamenjadi relawan kepikiran untukmendapatkan sesuatu?
Mengetahui motivasiinforman untukmendapatkan sesuatu
32
V. Pertanyaan Tambahan
16. Ketika terjadi bencana, keluargabapak anggap sebagai sebuahdukungan atau sebagai beban?
Untuk mengetahui apakahkeluarga memberikandukungan atau bahkanmenghambat pekerjaansebagai relawan
17. Ketika terjadi bencana kan tentu tidakakan ada aktifitas ekonomi yangberjalan, lantas bagaimana cara bapakuntuk menghidupi keluarga?
Mengetahui strategi dalammenafkahi keluarga
E. Proses Pengumpulan Data
Penelitian ini diawali dengan mencari informan yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan yakni relawan bencana alam yang telah
berkeluarga. Untuk mendapatkan informan penelitian yang diharapkan,
peneliti juga mengkonsultasikan pada dosen pembimbing dan membahas
kriteria informan yang dibutuhkan. Selain itu, peneliti juga meminta
bantuan pada orang terdekat untuk membantu mencarikan informan yang
dirasa cocok dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Peneliti
mencari informan dengan cara menghubungi langsung secara personal
calon informan yang bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini,
agar terjalin kedekatan antara peneliti dan informan.
Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing, maka
diputuskan bahwa penelitian ini menggunakan tiga informan. Setelah
ditentukan untuk mencari tiga informan lantas peneliti segera
menghubungi masing-masing informan kemudian menentukan jadwal
untuk dilakukan sesi wawancara lebih lanjut.
33
Pelaksanaan wawancara dilakukan di kediaman masing-masing
informan. Hal ini dilakukan agar informan merasa nyaman saat melakukan
proses wawancara karena berada dirumahnya sendiri. Hal ini juga dapat
menunjang keterbukaan informan pada saat wawancara.
Tabel 2
Waktu Pelaksanaan Wawancara
Informan 1 (Inisial: Pak BB)
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1. 28 Mei 2017 09.00 –10.00 WIB
RumahInforman
Pembangunanrapport
2. 4 Juni 2017 18.00 –20.00 WIB
RumahInforman
Wawancarapengumpulan
data
3. 8 Agustus 2017 18.00 –18.30 WIB
RumahInforman
Wawancaratambahan
Informan 2 (Inisial: Pak CR)
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1. 14 Juli 2017 21.00 –22.00 WIB
RumahInforman
Pembangunanrapport
2. 22 Juli 2017 10.00 –11.30 WIB
RumahInforman
Wawancarapengumpulan
data
3. 4 Agustus 2017 19.30 –20.00 WIB
RumahInforman
Wawancaratambahan
34
Informan 3 (Inisial: Pak AS)
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan
1. 14 Juli 2017 16.00 –17.00 WIB
RumahInforman
Pembangunanrapport
2. 23 Juli 2017 15.30 –17.00 WIB
Cafe dekatrumah
Informan
Wawancarapengumpulan
data
3. 8 Agustus 2017 08.00 –09.00 WIB
RumahInforman
Wawancaratambahan
F. Metode Analisis Data
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005) pada dasarnya
penelitian dalam kualitatif tidak ditemukan adanya rumusan yang baku
untuk melakukan analisis data, namun disisi lain terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pengolahan dan analisis datanya, yakni
peneliti wajib memonitor dan melaporkan proses dan prosedur analisis
data secara jujur dan selengkap mungkin. Berikut adalah langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk melakukan analisis data dalam penelitian ini:
1. Organisasi Data
Organisasi data atau pengelompokan data ini diawali dengan
memindahkan data rekaman asli hasil wawancara setiap informan dari
digital voice recorder kedalam bentuk tulisan yang berupa transkrip
verbatim yang berbentuk kolom. Pengetikan transkrip verbatim
dilakukan langsung setelah proses wawancara selesai. Kemudian,
langkah pertama yang harus dilakukan peneliti adalah membaca
35
kembali narasi yang telah ditranskrip dengan cermat barulah
dilakukan pengelompokan data.
2. Pengkodean (Coding)
Setelah menyusun data mentah hasil wawancara menjadi transkrip
verbatim, peneliti kemudian melakukan penomoran untuk setiap baris
kemudian dilanjutkan dengan pemberian kode. Penomoran dan
pemberian kode ini bertujuan agar memudahkan peneliti dalam
melihat dan mengolah data yang telah didapatkan. Kode diberikan
dibelakang jawaban informan. Pada tahap pengkodean ini peneliti
tidak mengubah esensi kalimat yang diucapkan oleh informan dan
yang bisa dilakukan hanya mengeluarkan kata-kata atau kalimat
kunci.
3. Interpretasi dan Pembahasan
Setelah melewati fase deskripsi kemudian yang dilakukan peneliti
adalah masuk ke fase interpretatif. Pada fase ini peneliti akan
mengaitkan narasi dengan kerangka teoritis (Smith, 2009) dan
menuliskan analisis penelitiannya kedalam bentuk narasi. Peneliti
lebih tertarik untuk menyebutnya sebagai analisis dan bukan “hasil”
karena analisis dalam penelitian kualitatif merupakan suatu rangkaian
penafsiran yang terbuka terhadap pertanyaan (Parker, 2008).
36
Peneliti akan memasukkan pengalaman personal kedalam narasi
kesimpulan tanpa mengubah alur dan inti dari analisis penelitian
(Creswell, 1998), serta mencantumkan berbagai referensi dan
beberapa perspektif baru sehingga memungkinkan untuk
mengembangkan penelitian kualitatif (Parker, 2008).
G. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian
1. Kredibilitas
Dalam penelitian kualitatif, kredibilitas dianggap sebagai validitas
pada penelitian kuantitatif. Namun yang membedakan adalah
kredibilitas pada penelitian kualitatif lebih kepada keberhasilan
mencapai maksud dari eksplorasi masalah atau deskripsi setting,
proses, kelompok sosial atau interaksi yang kompleks (Poerwandari,
2005). Kredibilitas pada penelitian ini dicapai dengan cara:
1. Mengkonfirmasikan kembali hasil wawancara dengan
analisisnya kepada informan penelitian (validitas komunikatif).
Informan diminta untuk membaca kembali hasil wawancara
sekaligus mengoreksi apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan maksud yang ingin disampaikan oleh informan itu
sendiri.
2. Membuktikan hasil dan kesimpulan penelitian dengan data
mentah yang telah ada (validitas argumentatif). Validitas ini
dapat juga dilihat dari ketelitian peneliti selama proses coding.
37
3. Melakukan pengambilan data pada kondisi yang apa adanya
dari informan penelitian (validitas ekologis).
2. Dependabilitas
Dependabilitas pada penelitian kualitatif memiliki arti yang sama
dengan reliabilitas pada penelitian kuantitatif. Dependabilitas pada
penelitian ini dilakukan dengan cara diskursus, yakni dengan
melakukan diskusi antara hasil wawancara beserta analisisnya kepada
orang yang dianggap sebagai ahli (Poerwandari, 2005). Dalam hal ini
orang tersebut adalah dosen pembimbing.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Teknik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian
ini menggunakan pendekatan fenomenologis dengan teknik wawancara
semi terstruktur. Wawancara jenis ini memungkinkan peneliti dan
informan terlibat dalam dialog yang didalamnya terdapat pertanyaan yang
dapat dimodifikasi sesuai dengan jawaban informan dan juga
memungkinkan peneliti untuk menggali area yang menarik dan penting
serta mendalam pada saat proses wawancara berlangsung (Smith, 2013).
Wawancara dilakukan setelah peneliti membangun rapport disertai dengan
pemberian lembar informed consent sebagai bentuk keikutsertaan dan
persetujuan dalam penelitian ini. Rapport dilakukan untuk membangun
kedekatan dengan informan supaya peneliti dapat menggali informasi
secara mendalam.
Pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini berlangsung
selama 4 bulan terhitung sejak akhir bulan Mei hingga awal bulan Agustus
2017. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini menggunakan metode wawancara. Dalam penelitian ini
informan yang berpartisipasi sebanyak tiga orang. Lokasi dan pelaksanaan
39
wawancara ditentukan berdasarkan keputusan bersama antara peneliti dan
informan.
B. Gambaran Latar Belakang Informan
Informan dalam penelitian ini sebanyak tiga orang relawan bencana.
Pada penelitian ini, informan yang digunakan merupakan seorang relawan
bencana alam berusia rentang 40-60 tahun.
1. Informan 1
Informan 1 berinisial BB dan berusia 60 tahun yang berasal dari
Sleman. Informan 1 berdomisili di daerah Pakem, Sleman bersama
istri serta kedua anaknya. Istri informan 1 berprofesi sebagai ibu rumah
tangga. Anak pertama berusia 27 tahun yang kini ikut terlibat dalam
bisnis yang dimulai ayahnya dalam bidang wisata alam. Sedangkan
anak kedua kini tengah duduk di bangku SMA. Informan 1 ikut terlibat
dalam kegiatan kerelawanan sudah sejak tragedi bencana yang terjadi
pada tahun 1994. Awal mula ketertarikan informan 1 ikut terjun dalam
aktifitas kerelawanan yakni semenjak mengikuti kegiatan pecinta alam
semasa kuliah.
Informan 1 sempat menjadi seorang guru, namun karena tidak
menemukan kenyamanan dalam profesinya maka informan 1
memutuskan untuk berhenti dan memilih bekerja sebagai wiraswasta
yang bergerak dalam bidang wisata alam, outbound camp dan juga
masih aktif terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Pada saat ini
40
informan 1 tercatat sebagai ketua salah satu komunitas offroad di
Yogyakarta.
2. Informan 2
Informan 2 berinisial CR dan kini berusia 56 tahun. Informan 2
bertempat tinggal di daerah Pakem, Sleman. Informan 2 memiliki
seorang istri dan seorang anak yang tengah duduk di bangku
perkuliahan di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Awal mula
informan 2 ikut berpartisipasi dalam dunia kerelawanan semenjak
tragedi bencana alam pada tahun 1994. Pada saat itu informan 2
bergerak dalam bidang medis dan kesehatan. Pada saat ini informan
tercatat sebagai anggota PMI.
Kegiatan sehari-hari informan 2 kini lebih banyak dihabiskan di
rumah. Selain menikmati masa tua pasca pensiun sebagai PNS
informan 2 terbilang masih cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan di
desanya. Selain masih sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan PMI,
informan 2 juga sering terlibat dalam aktifitas-aktifitas berbasis alam.
3. Informan 3
Informan 3 berinisial AS dan berusia 41 tahun. Informan 3 tinggal
di daerah Cangkringan, Sleman bersama dengan seorang istri dan dua
orang anak masing-masing laki-laki dan perempuan. Informan 3
pertama kali ikut berpartisipasi sebagai relawan sejak tahun 2009.
Informan 3 juga hingga kini masih aktif terlibat dalam berbagai
aktifitas kemanusiaan seperti donor darah, dan aktifitas-aktifitas
41
kemanusiaan lainnya. Ketika bencana letusan gunung Merapi pada
tahun 2010, informan 3 juga tercatat sebagai salah satu korban yang
terdampak karena lokasi rumah yang berada di zona berbahaya.
Namun kala itu informan juga terlibat sebagai salah satu relawan.
Pada saat ini informan 3 bekerja sebagai seorang wiraswasta yang
bergerak di bidang pembangunan, peternakan dan juga bidang
pariwisata.
C. Hasil Penelitian
1. Informan 1 (Pak BB)
Proses munculnya makna kerja Informan 1 diawali dengan adanya
beberapa hal yang menjadi faktor munculnya motivasi informan untuk
menjadi seorang relawan bencana. Faktor ini kemudian coba peneliti
rangkum menjadi dua faktor besar yakni faktor internal dan juga faktor
eksternal.
Faktor internal tersebut terdiri dari dua aspek. Aspek yang pertama
berupa pengetahuan-pengetahuan dasar yang didalamnya terdapat
tentang pendefinisian kerja sebagai relawan, pengetahuan kerja,
pengalaman-pengalaman sebagai relawan, kemudian hambatan-
hambatan yang terjadi selama menjadi relawan serta adanya beberapa
kebutuhan yang diperlukan selama menjadi relawan. Kemudian aspek
yang kedua adalah adanya suatu dorongan dalam diri informan seperti
42
harapan kerja, ketulusan dalam bekerja dan juga sikap altruism yang
dimiliki oleh Informan 1.
Kemudian yang termasuk dalam faktor eksternal adalah adanya
dukungan sosial selama bekerja sebagai relawan. Dukungan sosial ini
muncul dari keluarga terdekat dan juga dari rekan-rekan sesama
relawan. Dukungan dari keluarga yang muncul lebih berupa kepada
adanya perasaan aman, nyaman dan tenang ketika keluarga sudah
dapat diamankan terlebih dahulu pada saat terjadi bencana. Lantas
dukungan sosial dari rekan relawan lebih ditunjukkan dengan adanya
sikap saling bekerja sama antar relawan dalam mengevakuasi korban.
Kedua faktor inilah yang kemudian menjadi motivasi Informan 1
untuk terjun sebagai relawan. Secara khusus, motivasi Informan 1
menjadi seorang relawan bencana adalah atas dasar perasaan dan
dimilikinya jiwa melayani terhadap sesama. Tujuan Informan 1 sendiri
adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami oleh para
korban yang terdampak.
Kemudian setelah motivasi terbentuk, maka muncullah sebuah
komitmen kerja. Komitmen yang dimunculkan Informan 1 karena
dunia kerelawanan sudah dianggap sebagai tempat hiburan tersendiri
bagi Informan 1. Informan 1 juga menyebutkan yang menjadi
komitmen kerja adalah karena informan 1 merasa bahwa dirinya akan
terus berproses dan masih perlu banyak belajar terutama dalam hal
kerelawanan.
43
Ketika komitmen kerja sudah terbentuk, informan 1 merasakan
adanya kepuasan selama bekerja sebagai relawan. Hal inilah yang
dinamakan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dimunculkan
oleh informan 1 lebih berupa puas karena dapat mengurangi rasa takut
yang dirasakan oleh para korban. Kepuasan kerja yang lain yang
dirasakan oleh informan 1 seperti puas karena dapat membantu orang
lain yang kesusahan.
Setelah informan 1 merasakan kepuasan tentunya informan 1
mendapatkan nilai-nilai personal. Nilai-nilai personal ini lebih
ditunjukkan dalam hal bertambahnya relasi interpersonal. Informan 1
merasa ketika bekerja sebagai relawan menjadi lebih banyak memiliki
kawan dari daerah lain yang sebelumnya tidak dikenalnya. Nilai lain
yang dirasakan oleh informan 1 adalah adanya sikap tanpa pamrih
yang ditunjukkan ketika bekerja sebagai relawan seperti tidak pernah
memikirkan tentang aspek material melainkan lebih kepada kenangan-
kenangan setiap kejadian.
Kemudian berdasarkan nilai-nilai tersebut, informan 1 lantas dapat
memaknai pekerjaannya sebagai seorang relawan dengan melihatnya
sebagai suatu bentuk pelayanan murni terhadap sesama.
2. Informan 2 (Pak CR)
Proses pemaknaan kerja pada informan 2 diawali dengan adanya
faktor internal dan eksternal yang mendorong munculnya motivasi.
Berdasarkan faktor internal, aspek yang muncul berupa pengetahuan
44
dasar dan dorongan dalam diri. Pengetahuan dasar tersebut meliputi
definisi tentang kerja sebagai relawan, pengetahuan-pengetahuan kerja
sebagai relawan, pengalaman-pengalaman selama berkegiatan sebagai
relawan, hambatan yang terjadi selama bekerja sebagai relawan dan
juga kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan ketika bekerja
sebagai relawan. Sementara aspek dorongan dalam diri meliputi
adanya harapan yang ingin dicapai ketika bekerja sebagai relawan,
ketulusan dalam bekerja, serta adanya sikap altruism yang dimiliki
oleh informan 2.
Kemudian berdasarkan faktor eksternal adalah adanya dukungan
sosial dan prioritas kerja. yang menunjang kinerja informan 2 selama
menjadi relawan seperti adanya dukungan dari keluarga terdekat serta
rekan sesama relawan. Dukungan dari keluarga terdekat ditunjukkan
dengan perasaan tenang ketika keluarga sudah diamankan pada saat
terjadi bencana. Sedangkan dukungan dari rekan relawan lebih
ditunjukkan dengan sikap saling membantu sesama relawan agar dapat
bekerja lebih baik.
Berdasarkan kedua faktor yang mendorong motivasi tersebut lantas
memunculkan sebuah prioritas kerja yang mana dalam hal ini prioritas
kerja informan 2 ketika terjadi bencana adalah menyelamatkan
keluarga terlebih dahulu baru kemudian membantu orang lain. Dalam
hal ini prioritas kerja yang ditunjukkan merupakan sebuah bentuk
komitmen kerja. Komitmen kerja yang dihasilkan berupa keinginan
45
untuk terus berusaha dan membantu meringankan beban orang lain
yang terdampak bencana alam.
Komitmen kerja yang dimiliki oleh informan 2 terbentuk dari
pengalaman-pengalaman selama bekerja sebagai relawan bencana
alam. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah yang lantas
memunculkan nilai personal yang dirasakan oleh informan 2. Nilai-
nilai kerja yang terbentuk lebih berupa pada bertambahnya relasi
interpersonal, semangat gotong royong antar sesama, keikhlasan dan
juga suatu bentuk kepuasan tersendiri atas apa yang telah
dikerjakannya selama ini ketika bekerja sebagai relawan.
Berdasarkan nilai-nilai kerja itulah kemudian informan 2 mampu
memaknai pekerjaannya sebagai seorang relawan bencana alam yakni
sebagai suatu bentuk jiwa kerelawanan yang muncul dari hati nurani.
3. Informan 3 (Pak AS)
Seperti dua informan sebelumnya, proses pemaknaan kerja
informan 3 diawali dengan adanya dua faktor yang memicu munculnya
motivasi yakni faktor internal dan eksternal. Terdapat beberapa hal
yang termasuk dalam faktor internal yaitu pengetahuan dasar yang
dimiliki sebagai relawan serta adanya dorongan dalam diri. Dalam
aspek pengetahuan dasar terdapat tentang definisi kerja, pengetahuan-
pengetahuan kerja sebagai relawan, pengalaman kerja sebagai relawan,
hambatan-hambatan yang dialami selama menjadi relawan dan juga
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan selama bekerja sebagai relawan,
46
Sedangkan dalam aspek dorongan dalam diri ditemukan adanya
harapan kerja sebagai relawan, ketulusan dalam bekerja serta sikap
alruisme.
Berdasarkan faktor eksternal, terdapat aspek dukungan sosial
berupa dukungan dari keluarga terdekat dan juga rekan sesama
relawan. Dukungan dari keluarga terdekat informan 3 ditunjukkan
dengan adanya bentuk dukungan moril dari sang istri dengan
mengijinkan informan 3 mnjadi relawan bencana meskipun pada
kenyatannya informan 3 sendiri merupakan seorang korban terdampak
bencana. Kemudian bentuk dukungan sosial dari rekan sesama relawan
lebih ditunjukkan dengan adanya rasa kepercayaan dari orang lain
untuk ikut terlibat dalam suatu pekerjaan.
Kedua faktor tersebut kemudian membentuk suatu motivasi kerja.
Lantas ketika motivasi tersebut, informan 3 mulai membentuk
komitmen kerja. Komitmen kerja yang ditunjukkan oleh informan 3
lebih berupa kepada membangun sugesti positif ketika menjalankan
tugas sebagai relawan bencana, karena yang menjadi tujuan informan 3
adalah membantu meringankan beban orang lain yang kesusahan.
Ketika komitmen kerja sudah terbentuk, lalu terbentuklah suatu
kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dialami oleh informan 3 lebih
bersifat kepada kepuasan karena bisa membantu meringankan beban
orang lain. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya adalah tujuan
47
awal informan 3 menjadi relawan adalah untuk membantu orang lain
disekitarnya.
Setelah kepuasan terpenuhi, informan 3 lalu mulai merasa
mendapatkan nilai-nilai personal selama bekerja sebagai relawan
bencana. Nilai-nilai tersebut berupa kesabaran, mampu menerima
keadaan, dan juga keikhlasan. Nilai lain yang didapatkan oleh
informan 3 yakni nilai untuk berbagi dengan sesama.
Berdasarkan nilai-nilai inilah kemudian, informan 3 mulai dapat
menunjukkan makna kerjanya sebagai seorang relawan yakni informan
3 menganggap bahwa semua yang telah dilakukannya selama menjadi
seorang relawan lebih dipercaya sebagai suatu bentuk pengamalan
ibadah.
4. Dinamika Hasil Penelitian secara Keseluruhan
Berdasarkan hasil analisis lanjutan yang dilakukan terhadap ketiga
informan nantinya akan digunakan sebagai hasil pembahasan. Adapun
hasil yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil dari
pengalaman masing-masing informan berdasarkan pemikiran,
perasaan, penilaian, serta pengalaman yang dilakukan oleh para
informan itu sendiri. Pada akhirnya hasil pembahasan dilakukan
dengan cara menggabungkan tema apa saja yang muncul secara
berulang dari masing-masing informan, dan munculnya tema-tema
baru pada informan lainnya. Maka dari itu, sangat mungkin munculnya
tema-tema yang sama dan berbeda pada masing-masing informan.
48
Secara garis besar, peneliti mencoba untuk menghubungkan tema-
tema yang muncul pada setiap informan dan mencoba menarik garis
lurus mengenai makna kerja seperti apa yang dimunculkan oleh
masing-masing informan. Berdasarkan hasil analisis, proses
munculnya makna kerja pada masing-masing informan diawali dengan
adanya faktor internal dan juga eksternal yang kemudian membentuk
suatu motivasi. Motivasi yang terbentuk berdasarkan faktor internal
antara lain adalah adanya pengetahuan-pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh masing-masing informan dan juga dorongan dalam diri
seperti harapan kerja, ketulusan dalam bekerja dan juga sikap altruism.
Kemudian berdasarkan faktor eksternal yang mendorong
munculnya motivasi adalah adanya dukungan sosial berupa dukungan
dari keluarga terdekat serta rekan kerja seperjuangan dalam aktifitas
kerelawanan.
Berdasarkan kedua faktor yang membentuk motivasi tersebut
kemudian memunculkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja muncul
karena adanya harapan kerja seperti apa yang telah ditentukan oleh
masing-masing informan.
Ketika kepuasan kerja sudah muncul, selanjutnya para informan
mulai menunjukkan komitmen kerja mereka yang membuat mereka
tetap bertahan untuk terus melakukan kegiatan kerelawanan
kebencanaan hingga saat ini.
49
Dari kepuasan, komitmen serta pengalaman dalam kerelawanan
inilah yang kemudian memunculkan nilai-nilai kerja yang dapat
dirasakan oleh para informan. Nilai kerja yang dimaksud sebagian
besar berupa bertambahnya relasi dengan orang lain, karena menurut
para informan dengan bekerja sebagai relawan tentu kita menjadi
semakin banyak mengenal orang dari manapun.
Kemudian di tahap akhir nilai-nilai tersebut bertransformasi
menjadi sebuah pemaknaan yang mana para informan memaknai
pekerjaan relawan mereka sebagai suatu bentuk pelayanan murni
terhadap sesama, kemudian sebagai bentuk suatu ibadah yang dalam
hal ini berarti berkaitan dengan spiritualitas dan yang terakhir sebagai
suatu bentuk perasaan dan perilaku yang muncul dari hati nurani yang
paling dalam.
D. Analisis Data
Berdasarkan hasil wawancara dan proses coding yang telah dilakukan,
ditemukan beberapa poin penting yang kemudian oleh peneliti coba
kelompokkan menjadi tema-tema besar. Adapun tema-tema yang muncul
yang kemudian membentuk makna kerja dari masing-masing informan
sebagai berikut:
1. Motivasi
Informan 1 mengungkapkan alasan menjadi seorang relawan
karena didasari oleh rasa pelayanan terhadap sesama.
50
Ya itu secara pribadi kita juga memiliki komunitas,yaa saya juga kan anggota PMI, anggota relawan-relawan lainnya. O ya yaa, jadi itu intinya lebihke perasaan atau jiwa melayaninya mungkin yapak? Yaa kalau nggaka atas dasar itu ya ngapainkita berlari kesana kesini, ya to mas? O nggihnggih. (Informan 1, baris 211-219)
Berbeda dengan informan 1, Informan 2 dan 3 mengungkapkan
bahwa motiasi untuk menjadi seorang relawan adalah karena sudah
muncul dari perasan hati yang paling dalam (passion).
Emm karena sudah ada emm apa yaa namanya,ya karena sudah ada dari hati nurani itu tadi mas,yaa karena sudah menjadi passion yang timbuldari hati saya juga untuk membantu, menolongorang lain. (Informan 2, baris 418-424)
Yaa cuma membantu. Motivasi saya itu inginmembantu sesama. Kenapa sih kok inginmembantu pak? Ya karena itu panggilan hatiyang paling dalam ya. (Informan 3, baris 127-131)
Berdasarkan pemeparan para informan diatas menjelaskan bahwa
motivasi seorang menjadi relawan muncul karena didasari oleh rasa
pelayanan yang muncul dari hati yang paling dalam untuk membantu
orang lain.
2. Pengetahuan Dasar sebagai Relawan
a. Definisi Kerja sebagai Relawan
Ketika bekerja sebagai relawan tentunya setiap relawan
memiliki definisi tersendiri mengenai apa itu relawan. Seperti yang
diungkapkan oleh informan 1 ketika dilakukan proses wawancara.
51
Informan 1 mendefinisikan pekerjaannya sebagai suatu bentuk
pengamalan ilmu-ilmu yang telah didapatkannya selama ini.
Ya kalau menurut saya sih lebih ke pengamalanilmu itu mas, lha kalau mas e kan kuliah untukapa ya untuk bekerja. Lha kalau saya bekerja ituuntuk pengamalan ilmu-ilmu yang sudah sayadapatkan ya dulu dari pecinta alam, pertaniandan sebagainya itu mas. (Informan 1, baris 589-596)
Informan 2 juga mengatakan pendapatnya tentang definsi
kerja sebagai seorang relawan yakni sebagai suatu keyakinan atau
perasaan dalam jiwa yang muncul dari hati nurani baik secara
langsung maupun tak langsung, terpaksa ataupun tidak yang
bertujuan untuk membantu atau meringankan beban orang lain.
Yaa kalau relawan itu yaa jiwa yang langsungtidak langsung, tidak dipaksa atau memaksakarena timbul dari hati nurani untuk membantu,menolong, atau meringankan orang lain, intinyakan itu. (Informan 2, baris 18-23)
Seperti halnya dua informan yang lain, informan 2 juga
turut serta mengungkapkan mengenai definisi kerja sebagai
seorang relawan bencana dengan melakukan suatu tindakan secara
langsung ketika orang lain mengalami kesusahan.
Karena corps bencana itu kan dimana adabencana, jadi benar-benar murni, kita kan gakada kantor, kita benar-benar emm jadi relawanitu kalau sudah ada kegiatan kebencanaanterpanggil gitu lho. Sampai yang terkecil sepertikalau ada orang kecelakaan di jalan yaa jiwarelawan kita tetep muncul, entah membawa kerumah sakit dan sebagainya. (Informan 3, baris48-57)
52
Ketika para informan mampu untuk mendefinisikan peran
mereka sebagai seorang relawan bencana alam tentunya ini juga
akan menjadi sikap dasar para informan ketika bekerja di lapangan
secara langsung.
b. Pengetahuan Kerja sebagai Relawan
Selain mampu mendefinisikan kerja sebagai relawan
tentunya para informan yang bekerja sebagai relawan juga harus
memiliki pengetahuan kerja khususnya dibidang kerelawanan yang
tentunya juga akan sangat membantu ketika sewaktu-waktu ada
bencana terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan para
informan, didapatkan data berupa pengetahuan-pengetahuan yang
harus dimiliki oleh tiap relawan bencana ketika akan/sedang
bertugas.
Informan 1 mengatakan bahwa pengetahuan yang harus
dimiliki seorang relawan bencana alam lebih kepada mampu
memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Kadang-kadang kan orang datang sret sret srettapi belum tentu emm apa istilahnya yaa kitalebih melihat dulu situasinya seperti apa. Apayang perlu kita tangani. Mereka membutuhkanapa? Belum tentu mereka membutuhkan makan,belum tentu mereka membutuhkan mie, dansebagainya. Ya tapi kadang kadang yangdibutuhkan malah rumput itu malah pernah.(Informan 1, baris 185-197)
Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh informan 1
mengenai pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang relawan
53
bencana alam tentang pemberian bantuan secara tepat, informan 2
juga menambahkan bahwa pengetahuan yang lain berupa
kemampuan untuk memberikan rasa nyaman dan tenang kepada
korban terdampak.
Pokoknya tahu posisi bencana dimana, apa yangdibutuhkan apa saja, kita segera datang.Walaupun disana kita belum bergerak yaaa, tapimemberikan ketenangan. Memberikan,ketenangan, kenyamanan, dan keamanan, itusudah merupakan hal yang luar biasa. Janganmemberikan pernyataan-pernyataan yangmeresahkan, berikanlah yang setidaknyamembuat mereka tenang, walaupun itu berat.Wajib itu. Jangan membuat gaduh, itu udah pokokmas, itu nanti masyarakat udah senang. Barulangkah selanjutnya apa yang dibutuhkan sesuaidengan assesment-nya, pendataannya, “o..inisegera, ini segera”. Sing penting kan warga ituaman dulu, jangan sampai kita menolong tapiwarga belum aman., ya sama-sama kita jadikorban to?. Kalau ndak berani ya jangan berani-berani lah. Kalau berani yaa silahkan maju, kalausaya kan cuma itu aja mas. Jawabannya hanya“ya” dan “tidak” saja mas, kalau berani yasilahkan maju, kalau tidak ya nggak usah aja. Itukan resiko mas, nyawa taruhannya. Karena kalauudah dilapangan itu sudah tidak ada teori lagi,yang diterapkan praktek langsung. Yaa mudahnyaseperti ini mas, kalau kita cuma bisa sampai pintuyaudah sampai pintu aja, gak usah memaksakandiri ingin masuk kedalam pintu, gitu lho mas.(Informan 2, baris 301-334)
Informan 3 juga ikut menambahkan tentang pengetahuan
yang harus dimiliki sebagai seorang relawan bencana alam adalah
dengan pemberian bantuan tidak semata-mata berupa fisik saja
melainkan juga pikiran dan tentu keuangan sekalipun.
54
Dan perlu digaris bawahi mas, relawan itutidak melulu membantu secara fisik lho, tapikita juga bisa membantu secara pikiran, yaintinya kalau ada orang kesusahan ya kitabantu mas. Tapi, disaat itu juga kita bisamembantu secara keuangan karena sampaisana juga kita mengeluarkan uang untuk biayatransportasi, mungkin nanti setelah itu kitabiaya rame-rame pas selesai. (Informan 3, baris114-124)
Berdasarkan pemaparan para informan tentang
pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki oleh relawan pada
dasarnya akan berguna sebagai langkah apa yang harus dilakukan
ketika berada di situasi tertentu.
c. Pengalaman Kerja menjadi Relawan
Para informan merupakan anggota relawan bencana alam
khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan tentunya telah
memiliki banyak pengalaman dalam hal bencana alam. Seperti
halnya yang diungkapkan oleh informan 1 dan 2 yang telah aktif
sebagai relawan sejak bencana terjadi pada tahun 1994.
Yaa sejak 1994 itu mas, sejak bencana gunungTurgo itu. Waktu itu selasa opo jumat yaa emmselasa kliwon itu iya. (Informan 1, baris 331-334)
Kalau kerelawanan ini yaa sejak 1994, yangterjadi erupsi Merapi yang mengenai warga disekitar Waduk Turga, Tritis itu, 1994 itu, 22November. Terus, kita dulunya itu ya cumangumpul-ngumpul itu lah. Ngumpul-ngumpuldisuatu tempat terus membantu, di Barrack ataudulu itu di tempat pengungsian itu, yaaa apalahsesuai dengan apa yang dibutuhkan sesuaidengan warga tersebut. Akhirnya membentuksuatu komunitas, paguyuban, terus sampaiterjadinya erupsi lagi tahun 2000, 2001 yang ke
55
Barat atau ke Timur arahnya namun kan ringankan lah yaa. (Informan 2, baris 63-78)
Berbeda dengan dua informan yang lain, informan 3 justru
baru mulai terlibat dalam aktifitas kerelawanan sejak terjadi
bencana putting beliung pada tahun 2009.
Kalau relawan ya mas sepengetahuan saya,yang saya alami, dulu sebelum ada erupsimerapi itu ya kita sering dulu sebelum adaputing beliung kita juga merapikan rumah,memotong pohon-pohon yang tumbang.(Informan 3, baris 21-25)
Para informan secara garis besar mulai aktif terlibat untuk
ikut serta sebagai relawan bencana didasari oleh rasa memiliki
terhadap tempat tinggalnya, itu sebabnya mengapa para informan
mencoba untuk ikut terlibat sebagai relawan karena pada tahun
1994 daerah mereka sempat dilanda bencana dan berusaha untuk
bersama-sama lepas dari kesulitan tersebut.
d. Hambatan Kerja menjadi Relawan
Ketiga informan dalam penelitian ini secara serentak
mengatakan bahwa birokrasi dianggap sebagai sesuatu yang
menghambat dalam pekerjaan sebagai relawan bencana alam.
Yaa kadang-kadang kan pada saat tertentu kan itutidak boleh diambil pasir dan sebagainya, namunpada kenyatannya sekarang lereng merapi itujuga sudah bisa dibilang kronis karena kerusakanyang digali, diambil pasirnya, bukannya sungailagi melainkan lahan pertanian. Jadi buatsekarang aja yaa, ini sekarang sudah tanggal 4bulan juni 2017 ini, saat ini itu lereng merapi itukerusakannya sudah gila ya dengan alat berat yadengan manual itu udah saling emm maka yaa
56
tetapi kami juga tidak bisa apa-apa yaa hanyaistilahnya apa yaa waktu itu ya intinya daripadabanyak musuh ya sudah kita pasrahkan sajasemua pada emm bukan pemerintah lagi ‘wong’ya pemerintah itu itungannya sama saja kok.Mereka sudah kerjasama disitu, dulu yang lahanseperti itu lahan pertanian yang emm kok bisadigali padahal ijin penggalian itu denganberbagai macam syarat wuuhhh tapi masih bisaberjalan juga. Tapi kalo diliat secara logika punitu juga gak mungkin ‘wong’ emm digali emmbahasanya kalo sekarang itu kaya penataanlahan. (Informan 1, baris 96-124)
Kurang, kalau menurut saya masih kurang kalautentang kejadian bencana. Yaa tidak tahu kalaukedepannya ya, tapi yang dulu-dulu itu masihsangat kurang. Yaa semoga saja bisa lebih baikuntuk memperhatikan relawan-relawan tanpatanda jasa itu. Tapi yaa kalau kesempatan dalamkesempitan saja banyak mas. (Informan 2, baris658-666)
Tujuan utamanya kan kita membantu, kalau kitaikut prosedural resmi, minta ijin dulu dan segalamacamnya nanti yaa repot mas. (Informan 3,baris 112-114)
Hambatan ini terjadi karena minimnya dukungan dari
pemerintah setempat terhadap nasib para relawan itu sendiri dan
juga lambatnya sistem yang bersifat teknis. Hal ini tentunya akan
berdampak terhadap kinerja para relawan itu sendiri sekaligus
terhadap korban bencana yang ditangani.
e. Kebutuhan Kerja sebagai Relawan
Selama bekerja sebagai relawan, para informan tentunya
akan memiliki banyak kebutuhan sebagai penunjang kerja mereka.
57
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1, walaupun tidak
mengharapkan bantuan secara langsung.
Yaa pada waktu itu mungkin saya hamper samadengan pengungsi lain ya mas. Kita sama-samamendapatkan bantuan dari para donator danpemerintah. Tetapi intinya ya kita tidak sampaimeminta-minta toh akhirnya banyak juga yangmemberi, membantu kita juga, ya mungkintujuannya supaya saya juga tetap bisa bekerjasecara maksimal dan dapat memberitahukaninformasi yang terjadi kepada masyarakat sepertiitu mas. (Informan 1, baris 719-731)
Informan 2 justru mengharapkan adanya peran pemerintah
dalam membantu dan menunjang kebutuhan kerja para relawan.
Yaa relawan itu kok sekarang tidak diperhatikanyaa. Yaa pengungsinya yang diurus oleh relawanjuga diperhatikan, tapi petugas ya harusdiperhatikan juga. Kondisi kesehatanpsikologisnya, emosinya kan juga perlu lahadanya psikiater. Itu sangat penting. Apalagilama, karena otak ini kan sudah tidak bisanormal lah mudahnya. (Informan 2, baris 646-655)
Bekerja sebagai relawan lepas tentunya juga harus memiliki
kebutuhan penunjang kerja sebagai relawan salah satunya adalah
alat-alat yang memadai seperti yang diungkapkan oleh informan 3.
Nah waktu ada bencana “Woyy ada bencanalahar dingin di kampung si A” ya itu terus kitakesana rame-rame sama tim mas, bawa motor,bawa ambulan, bawa perlengkapan semua mas.Jadi kita kesana itu tidak dengan tangan kosongmas, kita juga membawa perbekalan. (Informan3, baris 262-269)
Berdasarkan pemaparan diatas tentunya kebutuhan-
kebutuhan kerja ini sebagai landasan para relawan untuk bekerja
58
secara optimal dan maksimal dalam membantu korban yang
terdampak.
3. Dorongan dari dalam Diri
a. Harapan Kerja
Informan 1 mengungkapkan ketertarikannya menjadi
seorang relawan karena selain untuk mengurangi jumlah jatuhnya
korban karena bencana alam juga sebagai wadah untuk menambah
relasi.
Ya untuk mengantisipasi dan mungkin intinyauntuk banyak berkawan, terbentuk suatu kelompok,karena terbentuk suatu kawan suatu kelompok ituakhirnya terbentuklah suatu komunitas relawan itutadi. (Informan B, baris 145-150)
Selain itu, alasan karena belum merasa mendapatkan
kepuasanlah yang membuat informan 2 dan 3 untuk terus berkarya
dan terus memberikan kontribusinya dalam dunia kerelawanan.
Saya kerja sudah 26 tahun aja belum puas kokterhadap apa yang dihasilkan itu. Sulit definisitentang kepuasan itu, yaa orang lain mengatakansukses yaa tapi kalau saya yaa ndak sukses,biasa-biasa saja. (Informan 2, baris 550-555)
Kalau selama ini jelas saya belum puas, lha kalupuas saya pasti udah berhenti mas. Kalau puaskan berarti udah titik to? Kalau saya nggak, sayamasih koma, koma aja mas hahaha. (Informan 3,baris 361-365)
Berdasarkan pemaparan para informan diatas tentunya
memberikan gambaran akan adanya suatu harapan akan suatu yang
59
diharapkan ketika sudah terlibat sebagai seorang relawan bencana
alam.
b. Ketulusan dalam Bekerja
Menjadi seorang relawan tentunya akan terasa lebih berat
untuk dijalankan karena bersikap sukarela seperti yang
diungkapkan oleh informan 1.
Ya sebetulnya dimana-mana banyak dukanyayaa, tapi kalau tidak didasari dengan kalaubahasnya itu pelayanan yaa itu ndak mungkinmas. (Informan 1, baris 157-161)
Informan 2 dan Informan 3 juga mengatakan hal serupa
mengenai keikhlasan dalam bekerja dan tidak terlalu
mengharapkan datangnya imbalan.
Ya kalau saya secara pribadi tentu kan jugamendapatkan uang bulanan jadi harus nunggubulanan, tapi yaa namanya rejeki yaa kita secaraikhlas lahir dan batin ternyata ada rejeki yangmasuk. Walaupun yaa bukan untuk saya, ya untukrelawan, ya untuk pengungsi, korban, kan gitukan mesti ada. Tapi kalau untuk makan pribadidan keluarga yaa cukup lah. Yaa saya intinyatidak mau terlalu mengharapkan bantuan kalauuntuk pribadi, tapi kalau ada bantuan untukkorban, pengungsi, dan yang lain-lain ya sayapergunakan untuk korban. Yaa selama ini sayatidak pernah mengambil dana dari donatur untukkepentingan keluarga. (Informan 2, baris 800-816)
O berarti pada waktu itu bapak sama sekali tidakmemikirkan tentang uang begitu ya pak? O..tidak mas. Kalau saya pribadi sih gak mas tapigak tahu kalau yang lain. Saya secara pribadi itutidak mau mengungkit-ungkit masalah seperti itu.Orang saya membantu itu tidak memikirkan
60
tentang si A, si B dan sebagainya, karena itubukan karakter saya. (Informan 3, baris 208-218)
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 ketika bekerja
sebagai relawan apabila tidak dilandasi oleh rasa pelayanan
tentunya akan terasa berat dilakukan.
c. Sikap Altruisme
Ketika bekerja selama menjadi relawan tentunya banyak
yang harus dikorbankan salah satunya adalah waktu.
Jadi dimana-mana itu kenal mas. Jarang adaorang yang mau mengorbankan waktu sebesar ituuntuk kayak gitu mas, jarang. (Informan 1, baris529-531)
Sikap altruisme juga ditunjukkan oleh informan 2 dengan
bersikap empati terhadap apa yang dirasakan oleh para korban
bencana.
Emm yaa terutama banyak saudara, banyaktemen. Itu yang utama itu banyak temen didaerah rawan bencana terus kalau sewaktu-waktu ada bencana lagi jadi udah enak gitu lho.Kita memberikan kesan “Ohh dari temen-temendisana...ohh ini enak, oh ini bagus” tidakmentergantungkan yang kena bencana.Mentergantungkan itu maksudnya kaya makanikut sana, kita juga peralatan sudah membawasendiri. Kebutuhan hidup itu sudah membawasendiri, jangan sampai kita malahmenggantungkan hidup kita kesana. Masalahnyabanyak yang seperti itu mas. Intinya sama-samakita merasakan sana ya merasakan. Janganmenjadi beban yang terkena bencana. (Informan2, baris 268-285)
Informan 3 juga mengungkapkan bahwa informan tetap
ikut membantu ketika dirinya pun menjadi korban terdampak.
61
Saya pun waktu itu juga jadi relawan, saya tetapberaktifitas sebagaimana jiwa relawan itu.(Informan 3, baris 33-35)
Berdasarkan uraian para informan diatas menunjukkan
bahwa ketika menjadi relawan tentunya akan lebih memiliki sikap
altruisme yang tinggi karena berani mengorbankan waktu dan juga
tenaga bagi orang lain kemudian memiliki rasa empati yang tinggi
pula terhadap orang lain.
4. Dukungan Sosial
Ketika memilih bekerja sebagai relawan tentunya membutuhkan
sebuah dukungan baik dari keluarga terdekat maupun dari lingkungan
sekitar supaya ketika bekerja para informan dapat bekerja secara
maksimal.
Yaa pada intinya kita harus mengutamakanterlebih dahulu. Jadi pada waktu itu keluargasemua saya bawa ketempat simbahnya yang adadi Jogja, nah ternyata kan tiga hari kemudianmeletuslah itu gunung Merapi. Jadi keluargasemua sudah aman, nyaman, dan saya bekerjapun juga lebih enak, tenang, tanpa kepikirantentang keluarga yang dirumah seperti itu.(Informan 1, baris 699-709)
Yaa beban sih beban, namun kalau keluarga itusudah tertata, sudah mapan, kan kita jadi lebihtenang. Lebih tenangnya itu mau bekerja sana-sini itu yang jelas keluarga saya sudah aman.Kita bekerja itu sudah bisa lebih enak, lebihnyaman, lebih tenang, jadi untuk membantuorang itu tidak mendua itu lho mas. (Informan 2,baris 762-770)
62
Dukungan sosial dari keluarga juga sempat dirasakan oleh
informan 3 ketika bekerja sebagai relawan bencana alam.
O nggih, yaa kalau sekarang saya tanyakan halseperti itu kepada keluarga tentu mungkinmereka akan bilang tidak apa-apa, namunapabila kembali ke tujuh tahun yang lalu yaaakeluarga juga sebenernya merasa kecewa mas.Kecewa karena kita sendiri juga kan waktu ituyaaa jadi korban. (Informan 3, baris 671-679)
Dukungan sosial yang dirasakan oleh para informan tentunya juga
memiliki dampak yang besar dalam bekerja, yang mana ketika
bertindak dalam lapangan para informan merasa tenang, aman, dan
nyaman ketika membantu korban bencana yang lain yang lebih
membutuhkan pertolongan.
5. Kepuasan Kerja sebagai Relawan
Para informan merasa puas atas segala yang telah dilakukannya
selama ini ketika bekerja sebagai relawan salah satunya berupa
kepuasan ketika dapat mengurangi perasaan takut sekaligus
memberikan rasa aman kepada para korban seperti yang diungkapkan
oleh informan 1.
Lebih tepatnya meminimalisir jatuhnya korban.Walaupun pada akhirnya banyak yangmeninggal, namun kepuasan lainnya adalahmengurangi rasa takut juga. (Informan 1, baris504-508)
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 3 yakni puas karena
dapat membantu untuk meringankan beban orang lain.
63
Ya puasnya itu karena ketika pas ada bencanaterus kita bisa bantu, bisa meringankan, yawalaupun tidak hanya sekali bisa beberapa kali.(Informan 3, baris 295-298)
Berdasarkan pemaparan para informan diatas kepuasan yang
muncul adalaha atas apa yang telah para informan lakukan dalam
kegiatan kerelawanan berupa mengurangi kecemasan serta
meringankan beban orang lain.
6. Komitmen Kerja sebagai Relawan
Informan 1 tetap memilih untuk bekerja sebagai relawan karena
dianggap sebagai tempat hiburan, untuk menghibur diri dan mencari
relasi.
Ya itu kembali lagi ke saya mas, saya itu kanmencintai alam ya bukan sekedar kata-katamencintai dan sebagainya. Ya persahabatan danlain sebagainya Karena itu sebagai tempathiburan juga. Menghibur diri juga dansebagainya, daripada Cuma ‘ngungkong’sendirian di kamar ‘dolanan’ hp dan sebagainya.Mungkin silahkan anda ke sungai main air, kealam atau mungkin berbicara dengan alam walaumungkin dia itu benda mati tapi sebenernya diaitu hidup mas. (Informan 1, baris 339-352)
Berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan 1, informan 3
justru memiliki tanggapan tersendiri yakni mencoba untuk membentuk
sugesti positif dalam diri.
Dan kena musibah itu juga tidak mengendurkansemangat kita buat menjadi seorang relawan,jadi kita tetap harus fit. Mungkin kita susah tapikita juga harus membantu orang yang susah,
64
itulah jiwa seorang relawan. (Informan 3, baris78-83)
Berdasarkan uraian informan diatas, komitmen kerja muncul
karena adanya pemikiran positif yang dibangun oleh para informan
sehingga enggan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai relawan.
7. Nilai Kerja sebagai Relawan
Menjadi seorang relawan tentunya akan memiliki kesan tersendiri
dan tentunya menjadi sesuatu hal yang bernilai bagi para informan
seperti yang diungkapkan oleh informan 1 tentang nilai yang didapat
tidak berupa materi melainkan lebih kepada kenangan-kenangan
dirasakan.
O nggak mas, saya malah belum pernahmemikirkan itu mas. Yaa paling kenangan-kenangannya itu yaa kalo mas pernah lihat disalah satu stasiun televisi itu pernah setiap jam 3pagi itu selalu diputer video saya waktu bencanaMerapi, kan disitu saya apa yaaa emm belajartentang alam, tentang Merapi dan sebagainya,nah itu di puter terus mas. Kan di tv itu kan adakaya ‘lakon e’ kaya episodenya gitu to mas hehe.(Informan 1, baris 317-328)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 2 tentang nilai
yang didapat lebih berupa kepada nilai keikhlasan.
Sebetulnya kalau relawan sudah ikhlas lahirbatin kan sudah bisa emm sudah bisa merasakansuatu hal yang sulit dinilai. Yaa tidak bisa dinilaiitu karena yaa itu kan kepuasan, kepuasan bisamenolong itu. (Informan 2, baris 40-45)
65
Informan 3 juga mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda dari
kedua informan lain yakni informan 3 lebih mendapatkan nilai-nilai
berupa kesabaran dan juga keiklhasan.
Kalau nilai-nilainya ya mas, terutama yang palingbisa saya ucapkan itu emm karena kalau yangtidak bisa saya ucapkan itu kan berhubungandengan Tuhan atas sesuatunya berupa terima kasihdan rasa syukurnya mas. Tapi kalau nilai-nilaiyang sebisa saya ucapkan itu bahwasannya oranghidup itu harus sabar, menerima keadaan, baikkeadaan senang, keadaan susah. Terus dibalikkesabaran itu kita harus ada keikhlasan, karenagini kalau orang itu hanya sabar tapi disisi lainorang itu mendapat bencana, masa kita hanyameratapi nasib kita sendiri padahal kita mampumengarah kesana. (Informan 3, baris 168-183)
Berdasarkan pemaparan para informan diatas, nilai-nilai yang
didapat informan tidak lebih dari nilai berupa materi semata melainkan
lebih berkaitan dengan perasaan para informan ketika bekerja sebagai
relawan bencana alam.
8. Relasi Interpersonal
Ketika bekerja sebagai relawan tentunya bayak yang ingin dicapai
dan mafaat itu sendiri salah satunya adalah dengan menambah relasi
dengan orang lain seperti yang diungkapkan oleh informan 1 dalam
wawancara.
Nahh, lantas sejauh ini antara tujuan danharapan bapak ketika menjadi relawan itu puastidak dengan pekerjaan relawan tersebut? Puasmas, saya bisa kaya. Puas yang seperti apa pak?Kaya saudara, banyak relasi, dari Purga,Kaliurang, Cangkringan, bahkan daerah timur
66
sana juga, itu tanpa saya beraktifitas seperti itutidak mungkin saya akan kenal dengan mereka masseperti Pakdhe Prawiro, Pakdhe Atma, dansebagainya kan gak mungkin saya kenal to mas,pemudanya dan sebagainya. Nah itu suatukekayaan tersendiri menurut saya mas. (Informan1, baris 513-528)
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 2 yakni dengan
bekerja sebagai relawan bencana justru kini memiliki banyak relasi
dengan orang lain.
Akhirnya kan kita jadi banyak keluarga, temen,sahabat, jadi bertambah to? Karena kita manusiakan wajib tolong menolong, di semua keyakinankan tolong menolong itu wajib. (Informan 2, baris873-878)
Berdasarkan pemaparan para informan tersebut dapat ditemukan
bahwa dengan bekerja sebagai relawan tentunya juga akan menambah
relasi baru dengan orang lain yang jauh sekalipun.
9. Makna Kerja sebagai Relawan
Pemaknaan tentang suatu pekerjaan khususnya sebagai seorang
relawan bencana alam dianggap seperti sebuah bentuk pelayanan
murni terhadap sesama manusia.
Kalau menurut saya itu relawan itu bukan suatukerja mas, melainkan suatu pelayanan mas,pelayanan murni kalau mau bukti ya udah tau lah.Intinya kaya gitu itu nggak bisa dijelaskan keorang mas, nggak bisa dibahasakan lah pokoknyadan tidak mungkin bakalan bisa diterima mas tapisaya percaya udah gitu aja. (Informan 1, baris641-649)
67
Makna tentang kerja sebagai relawan bencana alam muncul karena
berasal dari hati nurani untuk membantu sesama.
Yaa kalau itu sih udah dari hati nurani sih mas.Yaa timbul karena dari hati bukan karena ini danitu yaa. Karena kalau panggilan dari hati nuraniyaa sudah tidak bisa dinilai lah. (Informan 2, baris837-841)
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Informan 3 tentang makna
kerja sebagai relawan lebih dianggap sebagai wujud dari suatu bentuk
ibadah.
Kalau saya berteman, saya sama ‘njenengan’ itugak ada saya mengharapkan minta imbalan sma‘njenengan’ karena ini hubungannya itu denganhati mas, nah kalau hati itu berhubungan denganTuhan jadi intinya saya bisa berbakti denganTuhan salah satu caranya dengan seperti itu mas.Ya intinya saya anggap sebagai ibadah gitu aja lahmas. (Informan 3, baris 349-357)
Berdasarkan informasi dari para informan, makna kerja sebagai
relawan dianggap sebagai suatu bentuk pelayanan murni yang muncul
dari hati nurani dan sudah tidak dijelaskan dengan kata-kata, sekaligus
merupakan suatu bentuk pengamalan ibadah.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab sebelumnya dalam penelitian ini sudah dijelaskan bahwa
tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk meneliti tentang makna kerja
seorang relawan bencana alam. Makna kerja merupakan suatu konsep atau
nilai seseorang mengenai kerja. Pemaknaan bahwa bekerja merupakan
aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri
68
maupun orang lain (Harpaz & Meshoulam, 2009). Berdasarkan hasil
analisis terhadap ketiga informan, ditemukan beberapa hal yang kemudian
menjadi akar munculnya makna kerja sebagai relawan pada masing-
masing informan yang kemudian berkembang kepada pemaknaan kerja
masing-masing informan.
Pada prosesnya, dalam penelitian ini ditemukan beberapa faktor
yang mendasari munculnya makna kerja para informan ketika bekerja
sebagai relawan. Pertama adalah munculnya motivasi yang
melatarbelakangi tindakan para relawan untuk bekerja. Motivasi ini
muncul karena adanya dua faktor yang membentuk seperti faktor internal
dan juga faktor eksternal. Seperti yang diungkapkan oleh Nawawi (2000)
yang menyebutkan bahwa terdapat dua bentuk motivasi yakni motivasi
internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal (Nawawi, 2000) merupakan pendorong kerja
yang bersumber dari dalam diri pekerja berupa kesadaran tentang makna
pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini motivasi yang termasuk
dalam motivasi internal berupa pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
relawan dan juga bentuk dorongan-dorongan dalam diri. Bentuk
pengetahuan dasar yang dimaksud dalam penelitian ini tidak lain berupa
pendefinisian tentang kerja sebagai relawan, pengetahuan-pengetahuan
yang harus dimiliki oleh para relawan, pengalaman-pengalaman
kerelawanan, hambatan kerja ketika bekerja sebagai relawan serta
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh relawan selama bekerja.
69
Bentuk motivasi internal yang lainnya adalah adanya dorongan dari dalam
diri yang dalam penelitian ini berupa harapan kerja, ketulusan dalam
bekerja serta sikap altruisme yang dimiliki oleh para informan.
Kemudian yang kedua adalah motivasi eksternal yang merupakan
pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja berupa suatu
kondisi yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
Bentuk motivasi eksternal dalam penelitian ini berupa adanya dukungan
sosial yang muncul dari keluarga terdekat dan juga sesama relawan.
Dukungan sosial dari keluarga diperlihatkan dengan adanya rasa aman,
tenang dan nyaman ketika bencana datang yakni dengan mengamankan
keluarga terlebih dahulu. Namun apabila dukungan sosial dari rekan
relawan berupa dapat saling membantu dan bekerja sama secara maksimal.
Kedua faktor internal dan eksternal tersebut yang kemudian
memengaruhi munculnya motivasi. Motivasi ini kemudian berpengaruh
terhadap munculnya suatu kepuasan kerja. Salah satu variabel yang
memengaruhi kepuasan kerja adalah motivasi yang ditunjukkan dengan
aktivitas yang mengarah kepada tujuan (Sulistiyani dan Rosidah, 2003).
Kepuasan kerja yang dimunculkan berupa adanya rasa puas ketika dapat
membantu orang lain yang kesusahan seperti yang diungkapkan oleh
informan 3 dalam wawancara. Namun secara garis besar dua informan
lainnya mengatakan bahwa belum merasakan puas atas apa yang telah
dilakukannya selama ini dalam dunia kerelawanan. Hal inilah yang
kemudian memunculkan hal yang dinamakan dengan komitmen kerja.
70
Komitmen kerja merupakan suatu sikap yang menunjukkan
loyalitas seseorang dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana
seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada
kesuksesan dan kebaikan organisasinya (Luthans, 1995). Hubungan antara
komitmen kerja dan kepuasan kerja menunjukkan hasil yang tidak
konsisten, seperti yang diungkapkan oleh Mathieu (1988), Price dan
Muller (1986) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
variabel yang mendahului komitmen kerja. Namun Bateman dan Strasser
(1984) menyatakan bahwa komimten kerja mendahului variabel kepuasan
kerja. Menurut MOW- International Research Team pada tahun 1987
(dalam Harpaz, 2002) menyebutkan bahwa seseorang dengan sentralisasi
kerja yang tinggi cenderung memiliki komitmen kerja yang tinggi, hal ini
dilakukan untuk mencapai tujuan dan kepuasan kerja mereka.
Untuk merekonsiliasi dua pandangan tersebut maka menurut Ferris
(1981) dalam penelitian yang dilakukan oleh Eva Kris (2009)
menyebutkan bahwa sifat dari komitmen organisasional dapat berubah
sepanjang waktu.
Seperti yang terjadi dalam penelitian ini, yang menunjukkan bahwa
komitmen terhadap pekerjaan sebagai relawan muncul karena adanya
ketidak puasan yang dirasakan oleh para informan. Ketidak puasan yang
dirasakan lebih berupa karena para informan merasa bahwa dirinya belum
cukup maksimal dalam bekerja dan akan terus memberikan usaha
71
terbaiknya dalam membantu dan menyelamatkan korban ketika bencana
alam terjadi.
Selanjutnya ketika komitmen kerja mulai terbentuk, tentunya para
informan akan terus berusaha dan mendapatkan banyak pengalaman dalam
dunia kerelawanan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian
para informan mulai merasakan nilai-nilai kerja selama bekerja sebagai
relawan seperti mendapatkan banyak relasi baru dengan orang lain yang
sebelumnya tidak dikenal. Menurut Rosso, dkk (2010) dalam bukunya
disebutkan bahwa nilai-nilai personal merupakan salah satu sumber yang
memunculkan makna kerja. Seperti yang dirasakan oleh informan 1 yang
menyebutkan bahwa dirinya lebih mendapatkan nilai bukan berupa materi
melainkan lebih kepada kenangan-kenangan yang terbentuk. Informan 2
dan Informan 3 lebih mendapatkan nilai-nilai berupa nilai kesabaran dan
juga keikhlasan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis juga kemudian peneliti
secara empiris dapat menarik kesimpulan tentang makna kerja informan
tidak semata-mata hanya karena kebutuhan ekonomi melainkan lebih
dipandang sebagai suatu kebutuhan yang lain diluar materi. Ketika para
informan sudah dapat merasakan munculnya nilai-nilai dalam
pekerjaannya sebagai relawan, kemudian nilai-nilai ini bertransformasi
menjadi suatu pemaknaan kerja yang menurut para informan sudah tidak
dapat diungkapkan dengan kata-kata dan mengalir begitu saja. Menurut
Harpaz dan Meshoulam (2009) mengungkapkan bahwa makna kerja
72
adalah konsep atau nilai seseorang mengenai kerja. Dalam penelitian ini
tentunya makna kerja sebagai relawan yang muncul dari masing-masing
informan seperti yang diungkapkan oleh informan 1 yang menganggap
makna kerjanya merupakan suatu bentuk pelayanan murni yang muncul
dari hati nurani. Kemudian informan 2 juga mengungkapkan bahwa
pekerjaan sebagai relawan itu muncul karena dari hati nurani yang paling
dalam. Sedangkan informan 3 menyebutkan bahwa bekerja sebagai
relawan merupakan suatu bentuk ibadah.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, makna kerja
yang muncul dari masing-masing informan meliputi sebuah bentuk
pelayanan murni terhadap sesama manusia, sebagai sebuah perasaan yang
muncul dari dalam hati nurani yang paling dalam, serta kerja relawan
dianggap sebagai suatu pengamalan ibadah.
Secara garis besar makna kerja seorang relawan bencana alam yang
seperti adanya suatu bentuk pelayanan terhadap sesame, kemudian sebagai
suatu perasaan yang muncul dari hati nurani, serta sebagai suatu bentuk
pengamalan suatu ibadah ini muncul karena adanya motivasi internal dan
eksternal yang kemudian pada prosesnya membentuk suatu motivasi kerja.
Motivasi internal yang dimaksud berupa pengetahuan-pengetahuan dasar
sebagai relawan beserta pengalaman-pengalaman kerja sebagai relawan
dan juga adanya dorongan dari dalam diri seperti memiliki harapan kerja,
ketulusan dalam bekerja dan juga sikap altruime yang dimiliki oleh
masing-masing informan.
Selanjutnya motivasi eksternal ketika bekerja sebagai relawan
bencana yakni berupa adanya dukungan sosial yang muncul dari keluarga
terdekat dan juga rekan sesama relawan. Dukungan dari keluarga yang
74
dimaksud lebih kepada adanya rasa aman, nyaman dan tenang yang
dirasakan oleh para informan ketika bencana datang melanda. Sehingga
pikiran para informan terfokus pada satu pekerjaan yakni untuk
memperhatikan nasib korban bencana lainnya. Sedangkan dukungan sosial
dari para rekan relawan lebih mengarah kepada sinergitas kinerja masing-
masing relawan.
Kedua faktor ini yang kemudian menjadi pemicu munculnya
motivasi. Secara garis besar motivasi kerja para informan untuk menjadi
relawan adalah karena didasari oleh perasaan akan jiwa pelayanan
terhadap sesama yang muncul dari hati nurani yang paling dalam.
Motivasi-motivasi inilah yang kemudian membuat para informan bekerja
secara maksimal sehingga memunculkan suatu kepuasan tersendiri.
Kepuasan kerja yang dihasilkan berupa puas karena dapat membantu
meringankan beban orang lain yang kesusahan. Dalam prosesnya, ketika
para informan sudah dapat merasakan suatu kepuasan dalam bekerja hal
ini lantas membuat para informan untuk berkomitmen dalam pekerjaannya
sebagai seorang relawan bencana alam. Komitmen kerja yang dimaksud
dilakukan karena masih adanya beberapa harapan yang belum tercapai dan
adanya rasa ingin untuk terus berusaha dan memberikan kontribusi bagi
sesama.
Ketika para informan sudah berkomitmen dalam pekerjaan mereka
sebagai relawan, tentunya para informan akan terus bekerja sebagai
relawan dan akan terus menambah wawasan dan pengalaman mereka
75
dalam dunia kerelawanan. Pengalaman-pengalaman yang didapatkan
itulah kemudian memunculkan nilai-nilai personal dari masing-masing
informan. Nilai-nilai personal yang paling terasa dampaknya adalah
berupa bertambahnya relasi interpersonal mereka, seperti dapat berkenalan
dengan orang baru yang jauh sekalipun.
Dengan adanya pengalaman, motivasi, kepuasan-kepuasan yang
dirasakan, komitmen-komitmen yang terbentuk, hingga nilai-nilai yang
dirasakan kemudian semua hal tersebut memunculkan sebuah pemaknaan
kerja sebagai seorang relawan bencana alam, yang pada realitanya kita
ketahui bersama bahwa pekerjaan sebagai relawan bencana alam tentu
tidaklah mudah seperti yang sudah dijabarkan dalam latar belakang diatas.
Namun di tengah kesulitan dan resiko yang membayangi tersebut, para
informan mampu menunjukkan kompetensi dan komitmennya sebagai
seorang relawan bencana alam untuk terus bergerak dalam kegiatan
kemanusiaan demi membantu sesama yang kesusahan.
B. Kelemahan Penelitian
Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian ini seperti
peneliti kurang dapat mempersiapkan pertanyaan penelitian dengan baik
terlebih pada saat proses berjalannya wawancara. Peneliti kurang dapat
memilih kalimat pertanyaan yang tepat sesuai dengan kondisi informan.
Hal ini tentunya membuat informan menjadi salah interpretasi pertanyaan
yang tentunya juga menyebabkan respon jawaban yang kurang sesuai.
76
Lantas apabila peneliti mencoba untuk mengulang pertanyaan
justru menyebabkan kejenuhan bagi informan itu sendiri untuk mengulang
jawaban yang menurut informan sesuai.
C. Saran
1. Masyarakat
Saran untuk masyarakat, semoga dengan penelitian ini memberikan
gambaran mengenai pekerjaan sebagai seorang relawan bencana.
Seperti yang telah diketahui bahwa pekerjaan sebagai seorang relawan
bencana dapat dianggap sebagai sebuah pengamalan dalam ibadah.
Oleh karena itu, masyarakat dapat mencoba untuk lebih terlibat
menjadi seorang relawan guna mengamalkan ajaran agamanya masing-
masing.
2. Relawan
Saran untuk para relawan bencana, semoga kedepannya tetap bisa
memenuhi panggilan dalam dirinya masing-masing. Hal itu akan
membuat para relawan tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sosialnya.
3. Peneliti Selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang
relawan bencana alam, lebih disarankan untuk lebih banyak
77
menyisihkan waktu untuk membangun kedekatan secara personal
sebelum proses pengambilan data, guna memperoleh data yang
mendalam dan bervariasi.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (1994). Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT BumiAksara., hlm. 176-177
Anoraga, Panji. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Azizan Bahari. (2003). Menghayati kerja sukarela. Petaling jaya, Selangor: QaryaSdn Bhd
Baron, Robert A., & Byrne, Donn. (2005). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh.Jakarta: Penerbit Erlangga
Carr, A. Positive Psychology: The Science of Happiness and Human Strengths.(New York: Routledge, 2004).
Crisp, R. J. & Turner, R. N., Essential Social Psychology. (London; SageProductions, 2007), hlm. 231. & Deaux, K., Dane, F. C., & Wrightsman, L.S., Social Psychology in the ‘90s (6th Edition). Pasific Grove, CA:Brooks/Cole Publishing Co., 1993
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Ehrenreich, J.H & Elliot, T. L. (2004). Managing Stress in Humanitarian AidWorkers: A Survey of Humanitarian Aid Agencies’ Psychosocial Trainingand Support of Staff. Dalam Journal of Peace Psychology, Vol 10, no.1: 5-66
Gunarsa, S. D., Ny. Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, danKeluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Halim, Patricia. (2010). Tinjauan Hukum Internasional terhadap perlindunganRelawan Kemanusiaan dalam kasus blokade jalur Gaza. Skripsi (FakultasHukum Universitas Sumatera Utara, Medan. (hal. 14).
Halimah, Siti Nur., & Widuri, Erlina Listyanti. (2011). Vicarious Trauma padaRelawan Bencana Alam. Jurnal Humanitas, IX (1).
Harpaz, Itzhak. (2002). Expressing A Wish to Continue or Stop Working asRelated to the Meaning of Work. Journal. European Journal of Work andOrganizational Psychology. // (2), 177-198.
Harpaz, I. & Meshoulam, I. (2009). The Meaning of Work, EmploymentRelations, and Strategic Human Resources Management in Israel. HumanResource Management Review.
79
Hediansyah, H. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: SalembaHumanika
KemDikBud. Modul Pengembangan Keprofesian berkelanjutan:Mata PelajaranSosiologi SMA kelompok kompetensi 7. Kota Batu: PPPTK PKn & IPS.
Koeswara, E. (1992). LOGOTERAPI: Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Malayu. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. PTBumi Aksara. Jakarta.
Moleong, L, Prof, Dr. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Morin, Estelle M. Ph. D., Professor, HEC Montreal and Psychologist. (2004). TheMeaning of Work in Modern Times. Conference 10th World Congress onHuman Resources Management, IRSST, Rio de Janeiro, Brazil.
Mulyana, Dedy. (2003). Komunikasi antar Budaya. Bandung: Remaja RosdaKarya. 2003.
Musfirotul, Abidah. 2012. Kebermaknaan Hidup Seorang Relawan. SkripsiProgram Studi Psikologi Fakultas Dakwah Institut Agama Islam SunanAmpel.
Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GajahMada University Press
Neuman, L. W. (2006). Social Research Method: Qualitative & QuantitativeApproach. (6th ed.). Boston: Pearson Education.
Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan PendidikanPsikologi (LPSP3)
Rizki, Oktavia P. (2015). Kelas Inspirasi: Langkah Meningkatkan KualitasPendidikan Indonesia Menghadapi ASEAN. Jurnal Program StudiHubungan Internasional UPN “Veteran” Jawa Timur.
Rosso, Brent D., Kathryn H., Wrzesniewski, Amy. (2010). On the Meaning ofWork: A Theoretical Integration and Review. Research in OrganizationalBehavior 30 (2010) 91-127. United States
Sakti, Puraneori Sukma. 2012. Kerja Layak dalam Perspektif Pekerja Penyandangcacat Tuna Daksa di Industri Kerjainan: Studi Pemaknaan Kerja Layak oleh
80
Pekerja penyandang cacat Tuna Daksa di Mandiri Craft Kecamatan Sewon,Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi: JurusanPembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fisipol UGM.
Santrock, John W. (2007). Live-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,Edisi 6, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarafino, E. P., (2002). “Health Psychology Biopsychososial Interactions”. (4thed.). John Wiley & Sons, Inc. United States.
Slamet, M. (2009). Voluntary Organization.margonoipb.files.com/2009/03/8.volunteersm.ppt
Smith, Jonathan A. (2013). Dasar-dasar Psikologi Kualitatif: Pedoman PraktisMetode Penelitian. Bandung: Nusa Media
Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas MaretUniversity Press
Tausky, Curt. (1969). Meaning of Works among Blue Collar Men. The PacificSociological Review, vol. 12, no.1 (Spring, 1969), pp. 49-55.
Taylor, S. E., Peplau, L. E., & Sears, D. O. Social Psychology. (12th Ed.). PearsonEducation-Pretice Hall (Edisi Terjemah). Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009), hal. 457.
Sulistiyani, A.T. dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,Teori, dan Pengembangan dalam Konteks organisasi Publik). Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyo. “Mengenal Yogyakarta sebagai Kota Relawan”. 21 November 2017.https://www.kompasiana.com/listyo/5a1446044382df1e4a0f9b62/mengenal-yogyakarta-sebagai-kota-relawan.html, diakses pada tanggal 24 November2017 pukul 19:20 WIB.
81
LAMPIRANINFORMED CONSENT
85
LAMPIRANVERBATIM
WAWANCARA
86
TABEL VERBATIM INFORMAN 1
No. Verbatim Deskriptif label Analitik label
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243
Baik, selamat malam Pak BB. Iya,selamat malam. Jadi tujuankedatangan saya pada malam hari iniuntuk meneliti tentang duniakerelawanan khususnya relawanbencana alam, dan Bapak kebetulanpada saat ini sebagai informan ataunarasumbernya begitu. Nah kira-kira, bisa bapak ceritakan nggakpengalaman bapak dalam duniakerelawanan tuh seperti apa aja?Mungkin dari awal hingga sekarangini. Sebetulnya bahasa relawan itu,emm anu yaa..salah satu potensi wargalereng merapi itu yaaa memangbagaimanapun juga sudah otomatisyang berada di lereng merapi itu sudahsiap dengan segala risiko, siap dengansegala tenaga bilamana ada sesuatu yaakhususnya bencana apapun merekasebetulnya sudah siap. Ya karenamereka tinggal di lereng gunung merapikemudian bencana yang memungkinkanya gunung yaa. Sebenernya bencana yadimana-mana tidak harus di gunung,bencana itu ya mungkin kota adagempa, mungkin di pantai ada tsunamidan sebagainya, tapi untuk yang merapiini sebetulnya emm warga lerengmerapi ini sudah mendapat perhatiankhusus dari pemerintah saat ini sudahdiberi pembelajaran jadi pas mitigasiudah dikasih. Dari pusat langsungya?? Ya, jadi itu sudah merupakanemm apa istilahnya penambahanistilahnya ilmu teknis dan sebagainya,walaupun secara otodidak sudahmemiliki dasar ilmunya. Yaa.. Merekasudah paham mengenai jalurnya,alamnya, situasinya, secara mitigasialam pun mereka sudah ada. Memangsecara mitigasi, secara modern kanbiasanya dari BMKG kan sudah
Menjelaskanbahwa relawan dilereng Merapiberasal dari potensiwarga sekitardalammengantisipasibencana(13-21)
Peran pemerintahterhadap aktifitas diMerapi(30-33)Pemberian ilmutambahan daripemerintah kepadarelawan di Merapi(34-38)
Relawan Merapimuncul karenaadanya potensiyang dimilikimasing-masingwarga
Adanya bantuandari pihak lain
Adanya bantuandari pihak lain
87
44454647484950515253545556575859606162636465666768697071727374757677787980818283848586878889
memberi informasi mengenai bakal adaletusan gunung merapi tanggal seginigini gini, ada tremor gempa tektoniklocal gini gini, dan sebagainya itu dariBMKG ya, tapi untuk warga lerengmerapi warga lokal disini itu disebutsebagai relawan itu memang saya akuiemm sebelum terjadi merapi ini terjadidulu emm bahkan terbentuk di lerengmerapi ini banyak sekali komunitas-komunitas apa. Relawan relawan? Iyarelawan-relawan. Oh yang di lerengmerapi sendiri ya? Iya, banyak sekalikomunitas-komunitas bermacam-macam ada SKSB dari Balerante emmdari rescue rescue yang lain, itu belumdari yang pemerintah yaa ada yangSAGA. Itu berarti dari yangkomunitas warga ya pak ya? Iya. Ituudah terbentu dari per wilayah-wilayahsendiri itu udah ada basic-nya sendiriada pengurusnya, ada sebagainyasebagainya. Nah, itulah suatu kelebihandari warga yang mereka yaa memangpemerintah hanya memfasilitasi sajatinggal ilmu-ilmu yang bertambah aja,yaaa mereka memang cukup antusiasmemang, walaupun saat ini, kegiatansaat ini sedang tidak kelihatan lagi. Tapikalu ada sesuatu merek ituselalu…Harus sigap gitu ya? Harussigap dan mereka sudah mencarikomunitas masing-masing kalubergerak itu. Tapia da juga yang bersifatkontemporer gitu juga ada. O..yaa. Tapikalau emm ya memang saya sejaktahun 94 sih memahami merapi itusudah bukan hanya tentang bencana sajatetapi juga tenang alam lingkungannya,kerusakan terutama itu, terus apakejadian-kejadiannya, kita yaa apaistilahnya ya memperhatikan lerengmerapi ini. Kita kadang-kadang ya sayahanya bersuara, mau emm kita punyasuatu kebijakan gini gini gini daripemerintah. Walaupun kadang-kadang
Sebelum bencanaMerapi sudahbanyak terbentukkomunitas relawan(49-61)
Kelebihan yangdimiliki wargakemudiandifasilitasi olehpemerintah(66-72)
Aktifitas relawanyang harus selalusiap siaga(73-77)
Memahami Merapibukan hanyasekedar bencanyamelainkan alamnyajuga(80-89)
Banyaknyakomunitas relawanyang telahterbentuk
Ada pihak lainyang mendukungkinerja
Kesiapan dalambekerja
Pemahamantentang kondisialam
88
90919293949596979899100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135
bertolak belakang sama pemerintahseperti kerusakan-kerusakan yangterjadi saat seperti ini ya seperti emmapa? Dengan alat berat, pengambilanpasir dan sebagainya. Bertolakbelakang yang dimaksud itu sepertiapa ya pak? Yaa kadang-kadang kanpada saat tertentu kan itu tidak bolehdiambil pasir dan sebagainya, namunpada kenyatannya sekarang lerengmerapi itu juga sudah bisa dibilangkronis karena kerusakan yang digali,diambil pasirnya, bukannya sungai lagimelainkan lahan pertanian. Jadi buatsekarang aja yaa, ini sekarang sudahtanggal 4 bulan juni 2017 ini, saat ini itulereng merapi itu kerusakannya sudahgila ya dengan alat berat ya denganmanual itu udah saling emm maka yaatetapi kami juga tidak bisa apa-apa yaahanya istilahnya apa yaa waktu itu yaintinya daripada banyak musuh yasudah kita pasrahkan saja semua padaemm bukan pemerintah lagi ‘wong’ yapemerintah itu itungannya sama sajakok. Mereka sudah kerjasama disitu,dulu yang lahan seperti itu lahanpertanian yang emm kok bisa digalipadahal ijin penggalian itu denganberbagai macam syarat wuuhhh tapimasih bisa berjalan juga. Tapi kalodiliat secara logika pun itu juga gakmungkin ‘wong’ emm digali emmbahasanya kalo sekarang itu kayapenataan lahan. Ohh yaa yaa yangmungkin lebih bisa diterimamasyarakat ya? Iya yaa, yaa tapihanya orang-orang tertentu saja untukpenataan lahan itu. Aku lihat penataanlahan sekarang itu emm opo yo? Yakurang sesuai pokoknya. Misal adaplang penataan lahan gitu, tapi padakenyatannya diambilin pasirnya, dansegala macamnya itu. O yaa yaa. Digalilebih dalam dan sebagainya, mana yangditata gitu lho? Hahaha. Nah itulah
Hambatan berupaberbeda pandangandengan pemerintah(96-124)
Kendala ketikabekerja sebagairelawan
89
136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181
mungkin sekilas relawan yang ada dilereng merapi jadi sebagai kapasistasitu, warga itu tidak terlalu bergantungpada pemerintah, tidak perlumembentuk kembali. Sekarang itu,sudah banyak. Berarti pada dasarnyakomunitas disini itu rata-rataterbentuk karena untukmengantisipasi mungkin ya lebihtepatnya. Ya untuk mengantisipasi danmungkin intinya untuk banyakberkawan, terbentuk suatu kelompok,karena terbentuk suatu kawan suatukelompok itu akhirnya terbentuklahsuatu komunitas relawan itu tadi. O yaya. Ya walaupun itu kadang-kadanganak-anak itu yaa kadang-kadang yakadang-kadang tidak hehehe. Ya itusudah situasional lah ya. Okee, terusbisa bapak ceritakan juga tidak emmselama bapak menjadi relawan inisuka dukanya itu apa saja sih? Yasebetulnya dimana-mana banyakdukanya yaa, tapi kalau tidak didasaridengan kalau bahasnya itu pelayananyaa itu ndak mungkin mas. Lhah singmeh bayar sopo mas? Wong yo raonosing mbayar. Iya kan? Nggeh. Nahhdari segi itu kan kita tetep percaya,dengan berbagai macam tolongmenolong dan sebagainya itu yaa tidakusah saya ceritakan itu. Ya karenakadang kan yaa tidak semua orang itusama kan, yaa dengan rasa ingin emmmsukanya itu yaa akhir cerita itu bisaemm mengurangi seminimal mungkinjatuhnya orang sakit, jatuhnya orangyang terkena bencana dan sebagainyasehingga suatu keindahan tersendiri,suatu kenangan yang ohh ternyata sayabisa meng-handle dan tak bawa ke suatutempat untuk mengungsi kaya bisa apaberlindung di tempat yang bagus, daripada yang lain-lainnya. Itu kitta diMerapi kemarin itu. Ya walaupun daritahun 94 itu ada kenangan tersendiri
Relawan terbentukkarena sebagaibentuk antisipasiterhadap bencanasekaligusmenambah relasi(145-150)
Menjadi relawanakan lebihmemiliki rasa dukaapabila tidakdidasari rasapelayanan(158-160)
Perasaan sukanyalebih kepada dapatmengurangi korbanbencana(170-179)
Mendapatkankenangan dari tiap
Sifat antisipatifterhadap bencana
Sarana menambahrelasi
Ketulusan dalambekerja sebagairelawan
Afeksi positifketika menjadirelawan
Pengalaman positifselama menjadi
90
182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227
2006 juga ada kenangan sendiri, 2010juga lebih banyak juga. Jadi banyakkenangan-kenangan yang di dapat daripengalaman-pengalaman itu. Jadi,bukan hanya langsung turun ya kita ya.Tapi lebih ke situasional yaa. Kadang-kadang kan orang dating sret sret srettapi belum tentu emm apa istilahnya yaakita lebih melihat dulu situasinya sepertiapa. Apa yang perlu kita tangani. Okee.Mereka membutuhkan apa? Belumtentu mereka membutuhkan makan,belum tentu mereka membutuhkan mie,dan sebagainya. Ya tapi kadang kadangyang dibutuhkan malah rumput itumalah pernah. O iya po pak? Iyaa mas,kaya kejadian kemarin 2010 itu kanmereka banyak yang membutuhkanrumput, karena kan mas tau sendiribanyak dengan debu abu merapi jadimungkin akan dikasih makan untukternaknya. Nah itu maka kita carikanrumput, kalo gak rumput ya istilahnyakita membantu untuk mngangkutkan,yang paling penting mana yang bisa kitabantu mengenai sembako-nya sapi danlain sebagainya. Sehingga emm itumerupakan istilahnya sebuahpengalaman emm melayani lah yaa tapiya semampu kita. Ya itu secara pribadikita juga memiliki komunitas, yaa sayajuga kan anggota PMI, anggotarelawan-relawan lainnya. O ya yaa,jadi itu intinya lebih ke perasaan ataujiwa melayaninya mungkin ya pak?Yaa kalau nggaka atas dasar itu yangapain kita berlari kesana kesini, ya tomas? O nggih nggih. Tapi ya ada jugayang memiliki kepentingan-kepentingantersendiri yang yaaa gak usah sayakatakan. O nggih. Kadang kanmemahami masyarakat yang heterogenitu kan kadang belum tentu pas dengankita to? Tapi yang jelas adalahbagaimana emm sesuatu apa yangpaling dibutuhkan oleh mereka. Tidak
kejadian bencana(180-185)
Mekanisme ketikabekerja sebagairelawan bersifatsituasional(185-197)
Membantumencarikan rumputdisaat ada bencana(195-208)
Melayani sesuaidengankemampuan(208-211)
Menjadi relawanatas dasar perasaandan memiliki jiwamelayani(214-219)
Memahamikebutuhan setiapkorban bencana(222-234)
relawan bencana
Pengetahuantentang bekerjamenjadi relawan
Perilaku altruisselain padamanusia
Sadar akan potensidiri
Motvasi menjadirelawan
Sikap altruis
91
228229230231232233234235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260261262263264265266267268269270271272273
hanya manusia, hewan pun bilamanamembutuhkan bantuan, suatuperlindungan, suatu apa itu kadang-kadang kita kerjasama dengan gembiraloka mana yang mungkin bisamenyelamatkan hewan hewan sepertiitu. Memilah-milah mana yang hewan-hewan yang harus disingkirkan manayang harus di handle. Waktu itu kan adamacan, ada lain sebagainya. Itu kan,kita kan yaa apa saja yang mungkinpemahaman terhadap situasi darikehidupan itu perlu kita pahami tapiintinya mas adalah apa yang sayamampu, yang saya bisa, ya saya akanbantu tapi ya itu tadi yaa semampu sayahahaha. Okeee, jadi itu berarti yangmenjadi dasar atau motivasi bapakuntuk terjun dalam dunia relawan itutadi? Ya memang, kejadian kejadianseperti itu kan di alam semua mas jadipemahaman-pemahaman tentang sepertiitu yaaa karena dulu saya juga seorangpecinta alam jadi yooo cukup mewakililah. Jadi tentang celah-celah, jalan-jalantikus itu kita sudah memahami dan apaljuga. Kita langsung ketika orang datangitu apa sangat apal. Karena memangmenjelajah gunung to mas? Belum tentupas kita jalan disini menanjak ternyatajalannya apa disana banyak lava pijar,dan sebagainya, sana awan panas dansebagainya. Okeee, terus selamabapak menjadi relawan ini kira-kiranilai-nilai apa saja yang sudah bapakdapatkan? Maksudnya nilai-nilai itugimana mas? Nilai-nilai itu emmsemacam apa sih yang bapakdapatkan? Yang paling mengena danberkesan menurut bapak sendiri?Oo…ya anu mas, nilai-nilai berbentuksuatu benda itu gak bisa emm yakadang-kadang kan memang sebetulnyaada ya yang seperti itu sepertiSARNAS, SAR Kaliurang, SAR Jogja,itu kadang-kadang mereka punya apa
Menjadi relawanmembantu sesuaidengankemampuan yangdimiliki237-244)
Pemahamantentang alamdidapat ketikamenjadi pecintaalam(249-252)
Menolong sesuaidengankemampuan
Sadar akan potensidalam diri
Aplikasi ketikabekerja sebagairelawan
92
274275276277278279280281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301302303304305306307308309310311312313314315316317318319
pengalaman-pengalaman yang sudahtertata disana itu kalau saya tidak perluseperti itu kalau saya. Kalau saya lihatsituasional saja jadi kalau sarana danprasarana kita lebih banyak kawan lahdan kawan juga senang diajak sepertiitu, dan juga kita milah-milah juga tidakperlu harus semuanya mana yangterbaik pokoknya sehingga kalo kitaudah padukan kita suarakan yaa kitaterjun itu enak. Belum tentu emmm adaorang yang Merapi belum kena udahlari ke Purworejo, ke Kendal lah banyakpokoknya, kan kita milah-milah jugatoh masa orang seperti itu kita ajak yagak mungkin to mas? Banyak lho mas,lari ke Wonosari ‘sing duwur’ hahaha.Tapi memang saya secara mitigasi alamitu acuannya ke BMKG ya, Karenadengan alat yang lebih modern lagi to.Update kejadian-kejadian sekarangterdeteksi semua mas. Untuk lava pijarberada di dalam kedalaman sekian-sekian itu udah ada mas datanya, tapi itusecara teknologi yaaa. Tapi kalua secaramitigasi alam itu yaa kita belajar sajadari mungkin pohon, burung. Gejalaalam begitu ya pak? Gejala alamseperti itu iya mas. Nahh hal-hal kayakgitu itu sudah saya baca sudah sayapahami dari lama mas. Kalau Bahasa‘mbiyen’ itu “wohh, monyet e wesmedun?” berarti kan tanda-tanda anu to.Tapi yo belum tentu ada bencana itu,mungkin saja makannya kurang atausebagainya. Tapi kalua turunnya itusudah mulai bergerombol dan banyakdan diikuti binatang yang lain, nahh itumungki juga akan terjadi sesuatubencana. Tapi kalo hanya sebatas‘munyuk medun’ itu tadi ya belumtentu. Berarti intinya selama bapakbekerja sebagai relawan bapak tidakmemikirkan tentang materi? O nggakmas, saya malah belum pernahmemikirkan itu mas. Yaa paling
Nilai yang didapattidak berupa materimelainkan lebih kemenambah relasi(268-284)
Menggunakanacuan alat dariBMKG untukmendeteksikejadian(291-298)
Memahamikejadian alammelalui gejala-gejala alam yangmuncul(298-315)
Selama menjadirelawan tidakpernah kepikiran
Tidakmengharapkannilai materimelainkan relasi
Dukungan sosialberupapenambahanfasilitas
Pemahamantentang alam
Tidak melihataspek material saatmenjadi relawan
93
320321322323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343344345346347348349350351352353353354355356357358360361362363364365
kenangan-kenangannya itu yaa kalo maspernah lihat di salah satu stasiun televisiitu pernah setiap jam 3 pagi itu selaludiputer video saya waktu bencanaMerapi, kan disitu saya apa yaaa emmbelajar tentang alam, tentang Merapidan sebagainya, nah itu di puter terusmas. Kan di tv itu kan ada kaya ‘lakone’ kaya episodenya gitu to mas hehe. Onggih-nggih, berarti intinya bapaksudah terjun sebagai relawan itusudah sejak kapan pak? Yaa sejak1994 itu mas, sejak bencana gunungTurgo itu. Waktu itu selasa opo jumatyaa emm selasa kliwon itu iya. O iyaayaa, nah terus yang menjadikomitmen untuk terus berpartisipasidalam kerelawanan itu apa sih pak?Apa sih yang membuat bapak betahistilahnya mungkin? Ya itu kembalilagi ke saya mas, saya itu kan mencintaialam ya bukan sekedar kata-katamencintai dan sebagainya. Yapersahabatan dan lain sebagainyaKarena itu sebagai tempat hiburan juga.Menghibur diri juga dan sebagainya,daripada Cuma ‘ngungkong’ sendiriandi kamar ‘dolanan’ hp dan sebagainya.Mungkin silahkan anda ke sungai mainair, ke alam atau mungkin berbicaradengan alam walau mungkin dia itubenda mati tapi sebenernya dia itu hidupmas. Nah sehingga itu pun tidak lepasemm jadi kalo sewaktu-waktu adagejolak alam itu macem-macem to.Mungkin longsor, mungkin terjadisesuatu yang emm ‘kenapa ini kokrusak seperti ini? Kenapa ini kok bisaseperti ini?’nahh itu yang mungkinmembuat sampai saat ini itu emm yasampai mati sih mas kalo itu tuh. Yaagak bisa lepas lah mas intinya saya itu,tapi sejauh yang saya mampu juga mas,yaa semampu saya pokoknya. Jadi gakada mandor e, ketuane atau segalamacamnya. Berarti atas dasar
tentang materi,melainkan lebih kekenangan-kenangannya(317-328)
Pertama kali terjunsebagai relawansejak bencanatahun 1994(331-334)
Komitmen menjadirelawan karenamencintai alamsekaligus sebagaitempat hiburan(339-352)
Tetap bekerjasesuai dengankemampuan danpengetahuannya(360-365)
(Unconditionallove)
Pengalaman ketikabekerja sebagairelawan
Komitmen kerjasaat menjadirelawan karenadianggap sebagaitempat hiburan
Bekerja sesuaipotensi dan bakatyang dimiliki
94
366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385386387388389390391392393394395396397398399400401402403404405406407408409410411
kesenangan bapak saja mungkin yaa?Lhaiya mas. Itu kesenangan tapi tetaptanggung jawab mas. Tanggung jawabdalam arti sudah cari pengalaman, o inikapasitasnya segini, meng-handle satukampung itu bagaimana, o ini gini, o inigini dan sebagainya. Perlunya sahabat,perlunya kawan itu ya seperti ini, baikpribadi bisa, kantor bisa, universitasbisa. Jadi contohnya kaya kemarin itusalah satunya Universitas SanataDharma, saya udah kerjasama darirector sampai yang bawah itu saya emmanu dari Atma Jaya, Panti Rapih, nahdari itu kan nanti kita tinggal link-linkaja mas ya itu cuma salah satu contohuntuk kasus yang Merapi kemarin ya.Terus kita juga ada apa namanya yangdi Babarsari itu? STIE YKPN itu, nahitu kemarin kita bawa dua kampungkesitu mas yaa warganya yaa sapinyakita bawa kesana mas. Ya jadi kayangungsi bersama gitu mas. Itu jadi kaloterjadi kasus kaya gitu itu mudah kokmas, ya tapi harus jelas. Secaramitigasinya itu ada majemennyasebenernya. Yaa tapi biasanya kita tidakharus sampai manajemennya itu yaudah otomatis bergerak. Ada trukberapa yang buat ngangkut sapi ini?Ada berapa yang bisa membagisembako? Terus siapa yang harusmemilah-milah bantuan seperti ini? Ituudah biar mereka yang ngurussemuanya. Kalo kita juga ikut ngurusyang begitu jatuhnya ya mumet jugamas. Jadi kita kalo mau ngurus itu ya itutadi mas, kita harus punya manajemenitu. Apa yang dibutuhkan bila terjadiseperti itu gitu, yang pas lah istilahnya.O nggih, nah terus ketika bapaksedang menangani kasus bencanaseperti itu tentu memunculkan suatupemikiran dilematis antara harusmengurus keluarga sendiri dankorban yang harus ditangani. Nah
Menganggapbahwa pekerjaanrelawan itu atasdasar kesenangansekaligus menjaditanggung jawab(367-372)
Mengandalkanchannel yang adaketika bekerjasebagai relawan(375-387)
Bekerjamerupakan suatukesenangansekaligus tanggungjawab
Dukungan sosialketika bekerjasebagai relawan
95
412413414415416417418419420421422423424425426427428429430431432433434435436437438439440441442443444445446447448449450451452453454455456457
lantas tanggapan bapak sendiribagaimana? Yaa memang sebisamungkin saya kalo bisa menyelamatkankeluarga saya dulu mas, tak bawa ketempat yang aman dulu. Setelah sayamemastikan keluarga saya aman, barukita bergerak itu tenang mas. Kapan itupernah keluarga saya bawa ke daerahBlunyah, ya udah teriak-teriak,ditanyain kapan pulang dan sebagainya,ya mau pulang gimana orang masihkaya gini keadaannya hahaha. Malahgak kerasan ya pak? Ya dimana-manapengungsi itu ya gak ada yang kerasanmas, itu sudah rumus. Tapi ya minimalkita mengurangi rasa tidak nyaman itumas. Ya gimana, biasanya di rumah bisatidur nyenyak dan sebagainya, untuksementara tidur di stadion ‘kelingan’ to?Ya siapa yang seneng to mas, arepwatuk yo kerungu wong samono okehe,arep bergerak yo angel. Ya pokoknyapara pengungsi itu kita taruh ditempatyang aman ya di rumah sakit,universitas dan sebagainya. Aku itu yamas, waktu membantu para pengungsiitu yaa capek sekali mas. Paling akutidur itu cuma 1-2 jam setiap harinyamas. Nah terus kira-kira tanggapandari keluarga itu bagaimana pakmengenai kondisi bapak seperti ituyang harus mengutamakan keluargakemudian pengungsi lain? Ya kalaumereka saat ini sudah terbiasa. Untukawalnya bagaimana? Yaa awalnyamungkin bohong-bohong dikit lah yahaha. Seperti pernah waktu itu ditanyadimana-dimananya ya saya jawabtenang aja saya udah dibawah amanhahaha padahal ya nggak. Nah kitabanyak poto-poto yang berpacu denganalam seperti itu kan dikasih to mas samawartawan-wartawan, jangan direkayasalho ini saya bilang ke wartawannyaseperti itu hahaha. Jadi aku kan sudahbekerja sama dengan media masa itu
Informanmemprioritaskankeluarganyaterlebih dahulu lalukorban bencanaketika bencanaterjadi(413-418)
Bentuk kerjasebagai relawanketika dipengungsian adalahdengan mengurangirasa tidak nyamanyang dialamikorban(426-436)
Merasakanberatnya ketikamenjadi relawan(436-439)
Keluarga menjadiprioritas utamasaat bekerja
Memberi rasaaman kepadakorban
Kendala ketikamenjadi relawan
96
458459460461462463464465466467468469470471472473474475476477478479480481482483484485486487488489490491492493494495496497498499500501502503
kan banyak sekali, keuntungan merekakan karena mereka tau angle-anglemana untuk memotret kemudian manayang untuk dilaporkan yaa merekacuman kayak tinggal muter flashdisk ajamas lalu ketik laporannya. Ya intinyajangan kita jangan sampai ‘ngapusi’ lahmas. ‘Ngapusi’ sama keluarga atau?‘Ngapusi’ sama berita dan sebagainyaitu. Apa yang terjadi ya itulah mas.Berarti cara bapak memberitahukeluarga itu bagaimana pak? Yanganu mas, sejauh kita emm yabagaimana kita bisa membantu, teruskita juga punya fasilitas, wong yoTuhan itu ya Maha adil, saya punyamotor, punya pickup, ya harus bisadigunakan. Pickup saya yang itu mas(sambil menunjuk) sudah pernahmembawa samapai 102 jenazah mas.Sebenernya sudah hampir 100 kemarento mas, saya sudah berniat berhentisebenernya mas. Kan orang-orangsekarang juga kan udah pada kaya kanmas, masa pada gak mau dipinjammobilnya mas. Lah terus saya mauceritanya bagaimana mas? Ya itu tadimas sebenernya udah mau berhenti 100aja lah, cuman kemarin kan salah satuadik dari Mbah Maridjan, Mbah Yitnoitu kan meninggal terus nyari ambulandi Pakem gak dapet, cari kendaraan lainjuga gak dapet mas, semuanya gakdapet to mas yaudah pake ini aja.Padahal udah 100 jenazah disitu mas,yo Merapi, yo orang meninggal dikampung, nemu di jalan, itu udah takitung itu segitu mas. Kalau seperti itukan siapa yang mau bayar mas? Kangak ada. Ya mungkin hanya kepuasansaja, saya bisa membantu itu saja.Lantas tujuan utama bapak menjadiseorang relawan itu apa pak? Yamenyelamatkan apa yang bisa dibantusemampu kita, ya tujuannya itu sajamenyelamatkan. Jangan sampai menjadi
Memberikanbantuan dengansegala kemampuandan apa yangdimiliki(469-477)
Merasa puas ketikadapat membantuorang lain yangkesusahan(495-498)
Tujuan utamamenjadi relawanadalah dapatmembantu sesuaidengan
Membantu sesuaipotensi dan bakatyang dimiliki
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Membantu sesuaidengan potensi danbakat yangdimiliki
97
504505506507508509510511512513514515516517518519520521522523524525526527528529530531532533534535536537538539540541542543544545546547548549
lebih parah itu saja. Lebih tepatnyameminimalisir jatuhnya korban.Walaupun pada akhirnya banyak yangmeninggal, namun kepuasan lainnyaadalah mengurangi rasa takut juga.Pagi-pagi yang belum mengungsi waktuitu juga banyak kan mas, nah itu harussegera saya selamatkan. Mikirnya awalkan merapi itu kan gak bakal sampaisini ternyata sampai juga to. Nahh,lantas sejauh ini antara tujuan danharapan bapak ketika menjadirelawan itu puas tidak denganpekerjaan relawan tersebut? Puasmas, saya bisa kaya. Puas yang sepertiapa pak? Kaya saudara, banyak relasi,dari Purga, Kaliurang, Cangkringan,bahkan daerah timur sana juga, itu tanpasaya beraktifitas seperti itu tidakmungkin saya akan kenal denganmereka mas seperti Pakdhe Prawiro,Pakdhe Atma, dan sebagainya kan gakmungkin saya kenal to mas, pemudanyadan sebagainya. Nah itu suatu kekayaantersendiri menurut saya mas. Jadidimana-mana itu kenal mas. Jarang adaorang yang mau mengorbankan waktusebesar itu untuk kayak gitu mas,jarang. Ya mungkin ada tapi kan sayandak tahu, ini hanya kesombongan sayasendiri haha. Kesombongan yangmungkin fakta juga hehe. Tapi sebelumsaya kenal dengan orangnya saya jugaudah sering main kesana kaya yang diPurga. Jadi ya udah kenal topografinya,keadaan desanya, udah kenal seperti itu.Enak mas kalau udah kenal dengansemuanya, mau ngapa-ngapain tuh jadienak gitu mas. Jadi udah klop gitu. Yamungkin itu kepuasan saya mas, bisakenal banyak orang baru, jadi misalakaya mau buat usaha itu gampang ‘ohmbiyen ono konco kono, konco konodan sebagainya’ seperti itu mas. Itulahmungkin yang saya dapat, kepuasanbatin yang seperti itu mas. Pernah gak
kemampuan,jangan sampaimenjadi lebih parah(501-505)Kepuasan saatbekerja adalahdapat mengurangirasa takut(506-508)
Puas dengan segalayang telahdilakukan karenakaya akan relasi(517-527)
Rela berkorbanwaktu dalambekerja(529-531)
Kepuasan batinyang dirasakaninforman adalahmendapatkan relasibaru(542-549)
Informan tidak
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Tidak melihat
98
550551552553554555556557558559560561562563564565566567568569570571572573574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595
sih pak, bapak kepikiran ya siapa taudapat yang lain gitu pernah gak pak?Nggak mas. Sama sekali mas.Kebutuhan finansial gitu? Nggakpernah kepikiran sama sekali mas.Malah dulu itu pernah waktu chaos-chaos-nya itu ‘hape’ saya itu sampe‘mesakke’ keberatan pulsa sampeberapa juta gitu. Kan ada temen “Be,tak kirimi pulsa sik yo?” “Wes okeh yo,ora” “Yo kan ben aku komunikasi rokowe ben ra pekewuh” hahaha. Yacuman gitu aja, pulsa dari mana jugakita kan gak tau, tau tau ada aja yangmasuk. Berarti rata-rata orang yangbekerja sebagai relawan itukhususnya bapak sendiri tidak terlalumemikirkan masalah seperti itu yapak? Ya untungnya saya itu bisabersinergi dengan kampungWonogondang ini ya sama-sama bisamenghidupi. Menghidupi kampung yamenghidupi diri sendiri. Biasanya kanbuka usaha yang notabene seorangrelawan minta bantuan sana sini, kanorang-orang lain tuh kan rata-rataseperti itu mas. Memanfaatkan yapak? Ya karena saya sudah kenaldengan orang-orang tertentu apa yangbisa saya bantu. Makanya perlu yangnamanya assesment, itu perlu sekali.Misal ada yang minta ular malahdikasih sapi kan yo ra lucu ngono lhomas. O nggih-nggih, oke pertanyaanterakhir pak. Menurut bapak sendiriintinya kerja sendiri itu apa pak? Inikan pertanyaan umum sekali to mas.Iya betul pak. Maka dari itu sayaingin mengetahui versi bapak sendiriitu apa? Ya kalau menurut saya sihlebih ke pengamalan ilmu itu mas, lhakalau mas e kan kuliah untuk apa yauntuk bekerja. Lha kalau saya bekerjaitu untuk pengamalan ilmu-ilmu yangsudah saya dapatkan ya dulu daripecinta alam, pertanian dan sebagainya
pernah kepikiranuntuk mendapatkansesuatu sepertikebutuhan finansial(552-554)Informanmendapatkanimbalan berupapulsa(555-564)
Informan tidakterlalu memikirkanmasalah finansialkarena mampubersinergi denganwarga untuk salingmenghidupi(568-572)
Pentingnyaassesment ketikabekerja sebagairelawan(579-583)
Definisi kerjamenurut informanadalah pengamalanilmu-ilmu yangtelah didapatkan(592-596)
aspek material saatmenjadi relawan(Uncoditionallove)
Mendapatkanreward ketikabekerja
Tidak melihataspek material saatmenjadi relawan(Uncoditionallove)
Pengetahuandalam bekerja
Definisi kerjamenurut informan
99
596597598599600601602603604605606607608609610611612613614615616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637638639640641
itu mas. Kita harus memahami vegetasidi lereng merapi ini, memahamigunung-gunung. Jadi memahami itusemua menurut saya tidak ada hentinyamas, dimana ada gunung, dimana adaalam atau dimanapun itu pasti adaaktifitas yang berbasis pendidikan.Gunung kan dari segi pendidikan kanada, dari kehutanan ada, dari ilmu-ilmuyang lain juga ada, banyak sekali mas.Tapi kalau untuk definisi kerja sendiriitu menurut saya ya suatu gerak usahamanusia sendiri untuk mendapatkansuatu harapan yang kita harapkanseperti itu mas. Intinya itu adalah gerakkita melangkah, gerak kita berupaya,untuk memperoleh sesuatu yangdiharapkan dalam bidang dankeyakinannya masing-masing. Kalau dilaut ya kerja sebagai pelaut, kalau orangseperti saya kan memberikan jasa yanunggu orang mau nge-jeep, maukemah dan sebagainya. Kalau pegawaikerja buat nunggu bulanannya, sayajuga sama mas, kalau saya setiap haringgak beraktifitas ya saya mau dapatapa hahaha. Ya intinya itu ‘Gustimboten sare, Gusti sing bakal ngupahi’kan gitu to mas. Tapi sulit mencariorang-orang seperti itu mas, tidaksemua orang bisa memaknai, tidaksemua orang bisa memahami, sudahketakutan dulu kalau seperti itu. Yaitulah mungkin model saya, saya sudahpunya sahabat, punya kawan, dansebagainya, ya relawan-relawan banyakjuga, saya juga kan punya komunitastapi kadang-kadang ya saya lebihmenjadi single fighter daripada ribet-ribet makai seragam dan sebagainyahahaha. Ya intinya kita itu lebihfleksibel mas tanpa seragam dansebagainya. O nggih-nggih, nah teruskalau Pak B sendiri memaknai kerjasebagai relawan itu gimana pak?Kalau menurut saya itu relawan itu
Definisi kerjamenurut informanyakni kerjamerupakan suatugerak usahamanusia sendiriuntuk mendapatkanharapan yangdiharapkan(606-610)
Lebih fleksibelmenjadi relawanlepas(629-637)
Mendefinisikan
Definisi kerjamenurut informan
Kenyamanandalam pekerjaan
Kerja merupakan
100
642643644645646647648649650651652653654655656657658659660661662663664665666667668669670671672673674675676677678679680681682683684685686687
bukan suatu kerja mas, melainkan suatupelayanan mas, pelayanan murni kalaumau bukti ya udah tau lah. Intinya kayagitu itu nggak bisa dijelaskan ke orangmas, nggak bisa dibahasakan lahpokoknya dan tidak mungkin bakalanbisa diterima mas tapi saya percayaudah gitu aja. Kembali ke keyakinanmasing-masing. Susah kaya gitu mas,nggak bisa dijelaskan ke forum maskaya gitu itu, sulit hahaha. O nggih,nah tadi kan bapak sempet bilangbahwa kerja itu adalah upaya untukmencapai suatu harapan, nah sejauhini harapan bapak sudah tercapaibelum pak? Untuk saat ini mas? Nggihpak. Kalau diibaratkan matahari terbitdari timur ke barat saya itu masih ditengah-tengah mas, jadi belum selesai.Ya intinya saya bakalan masih banyakbelajar dan berproses terus mas sampaiterbenam ke barat itu tadi. Tapi untungkita sudah punya kalo menghadapigempa seperti ini, awan panas sepertiini dan sebagainya. Nahh pemahaman-pemahaman seperti itu yang kemudiankelak kita dapat lawan dengan membacasecara mitigasi seperti misal oh kalo adaawan panas udaranya gimana, arahanginnya kemana dan sebagainya.Jangan pas ada awan panas arah anginke barat dan juga ke selatan nahh jangansekali-kali kamu mendekat yaa kayagitu mas pelajaran alam. Okeee baikmungkin itu dulu pak, besok kalauada kurangnya mungkin saya akankesini lagi, terimakasih pak. Nggihnggih. Pertanyaan berikutnya pak,nah selama bencana itu terjadi bapakmenganggap keluarga itu sebagaisebuah dukungan atau bahkansebagai sebuah beban? Dalam artianapakah keluarga itu justru selalumendukung setiap kegiatan yangbapak lakukan selama bencana ataukadang kalau beban itu semisal
makna kerja bukansebagai suatu kerjamelainkan suatupelayanan murni(641-644)
Informanmengatakan bahwadirinya masih akanterus berproses danbelajar(658-663)
suatu bentukpelayanan murni
Belum merasakankepuasan dalambekerja
101
688689690691692693694695696697698699700701702703704705706707708709710711712713714715716717718719720721722723724725726727728729730731732733
seperti ‘nggondheli’ atau sesuatuyang juga membuat bapak jugaselalu kepikiran dengan keluarga.Nah itu bagaimana pak? Yaa padadasarnya setiap keluarga itu pastiberbeda-beda ya mas tipenya, tetapisetelah saya memahami tentangkegunungan, tentu saya jadi lebih bisabersikap antisipatif sehingga saya tentubisa menempatkan keluarga dulu ituharus bagaimana-bagaimana seperti itu.Yaa pada intinya kita harusmengutamakan terlebih dahulu. Jadipada waktu itu keluarga semua sayabawa ketempat simbahnya yang ada diJogja, nah ternyata kan tiga harikemudian meletuslah itu gunungMerapi. Jadi keluarga semua sudahaman, nyaman, dan saya bekerja punjuga lebih enak, tenang, tanpa kepikirantentang keluarga yang dirumah sepertiitu. Yaa sejak bencana 1994 yaa carakita yaa harusnya jangan berlarimelainkan memikirkan tentang strategimana yang harus diprioritaskan terlebihdahulu mulai dari yang muda, tua, laki,perempuan, kita harus bisamemprioritaskan itu. Nahh terusselama bencana terjadi kan tentuaktifitas ekonomi itu kan tidakberjalan, lantas bagaimana bapakmenghidupi keluarga bapak? Yaapada waktu itu mungkin saya hampersama dengan pengungsi lain ya mas.Kita sama-sama mendapatkan bantuandari para donator dan pemerintah.Tetapi intinya ya kita tidak sampaimeminta-minta toh akhirnya banyakjuga yang memberi, membantu kitajuga, ya mungkin tujuannya supaya sayajuga tetap bisa bekerja secara maksimaldan dapat memberitahukan informasiyang terjadi kepada masyarakat sepertiitu mas. Terus setelah bencana kantentunya juga aktifitas ekonomi jugabelum bisa berjalan lancer dan dapat
Informan lebihmemprioritaskankeluarga terlebihdahulu ketikabekerja sebagairelawan(691-698)
Kenyamanandalam bekerjaketika keluargasudah aman(705-709)
Selama terjadibencana, informantidak terlalumengharapkanbantuan dari oranglain(724-731)
Prioritas kerja saatmenjadi relawan
Bentuk dukungansosial darikeluarga
Tidak memikirkantentang materi
102
734735736737738739740741742743744745746747748749750751
dikatakan masih berjalan lambat,lantas itu bagaimana pak? Yaa kalausetelah bencana yaa saya mencobauntuk menjual-jual kayu yang di hutanyang masih saya miliki seperti jati, dansebagainya untuk menghidupi keluarga.Yaa pokoknya bagaimana caranya agartercukupi. Pada waktu itu juga sayasempat memberikan jasa berupamengantarkan kepada orang lain yangingin mengetahui lokasi bencana yangsebenernya, karena saya juga sudahpaham tentang lokasi dan juga antisipasiketika terjadi bencana susulan jadi sayaboleh melakukan itu. Walaupunsebenernya waktu itu orang lain belumboleh kesana mas. Yaa seperti itu lahmas kira-kira.
Informan berusahasemampunya danseadanya dalammenghidupikeluarga ketikaterjadi bencana(735-741)
103
TEMA INFORMAN PAK BB
TEMA KATEGORI KETERANGAN ANALITIK LABEL
Motivasi Motivasi KerjasebagaiRelawan
Ya menyelamatkanapa yang bisadibantu semampukita, ya tujuannya itusaja menyelamatkan.Jangan sampaimenjadi lebih parahitu saja. Lebihtepatnyameminimalisirjatuhnya korban.Walaupun padaakhirnya banyakyang meninggal,namun kepuasanlainnya adalahmengurangi rasatakut juga.
Membantu sesuai denganpotensi dan bakat yangdimiliki
PengetahuanDasar sebagaiRelawan
Definisi Kerja Tapi kalau untukdefinisi kerja sendiriitu menurut saya yasuatu gerak usahamanusia sendiriuntuk mendapatkansuatu harapan yangkita harapkan sepertiitu mas. Intinya ituadalah gerak kitamelangkah, gerakkita berupaya, untukmemperoleh sesuatuyang diharapkandalam bidang dankeyakinannyamasing-masing.
Definisi kerja menurutinforman
PengetahuanKerja
Ya karena sayasudah kenal denganorang-orang tertentuapa yang bisa sayabantu. Makanyaperlu yang namanya
Pengetahuan dalambekerja
104
assesment, itu perlusekali. Misal adayang minta ularmalah dikasih sapikan yo ra lucu ngonolho mas.
PengalamanKerja
Yaa sejak 1994 itumas, sejak bencanagunung Turgo itu.Waktu itu selasa opojumat yaa emmselasa kliwon itu iya.
Pengalaman ketikabekerja sebagai relawan
KebutuhanKerja
Tetapi intinya yakita tidak sampaimeminta-minta tohakhirnya banyakjuga yang memberi,membantu kita juga,ya mungkintujuannya supayasaya juga tetap bisabekerja secaramaksimal dan dapatmemberitahukaninformasi yangterjadi kepadamasyarakat sepertiitu mas.
Tidak melihat aspekmaterial
HambatanKerja
Yaa kadang-kadangkan pada saattertentu kan itu tidakboleh diambil pasirdan sebagainya,namun padakenyatannyasekarang lerengmerapi itu jugasudah bisa dibilangkronis karenakerusakan yangdigali, diambilpasirnya, bukannyasungai lagimelainkan lahan
Kendala ketika bekerjasebagai relawan
105
pertanian. Jadi buatsekarang aja yaa, inisekarang sudahtanggal 4 bulan juni2017 ini, saat ini itulereng merapi itukerusakannya sudahgila ya dengan alatberat ya denganmanual itu udahsaling emm makayaa tetapi kami jugatidak bisa apa-apayaa hanya istilahnyaapa yaa waktu itu yaintinya daripadabanyak musuh yasudah kita pasrahkansaja semua padaemm bukanpemerintah lagi‘wong’ yapemerintah ituitungannya samasaja kok. Merekasudah kerjasamadisitu, dulu yanglahan seperti itulahan pertanian yangemm kok bisa digalipadahal ijinpenggalian itudengan berbagaimacam syaratwuuhhh tapi masihbisa berjalan juga.Tapi kalo diliatsecara logika pun itujuga gak mungkin‘wong’ emm digaliemm bahasanya kalosekarang itu kayapenataan lahan.
Dorongan daridalam Diri
Ketulusandalam Bekerja
Ya sebetulnyadimana-mana
Ketulusan dalam bekerja
106
banyak dukanya yaa,tapi kalau tidakdidasari dengankalau bahasnya itupelayanan yaa itundak mungkin mas.Lhah sing meh bayarsopo mas? Wong yoraono sing mbayar.Iya kan? Nahh darisegi itu kan kitatetep percaya,dengan berbagaimacam tolongmenolong dansebagainya itu yaatidak usah sayaceritakan itu. Yakarena kadang kanyaa tidak semuaorang itu sama kan,yaa dengan rasaingin emmmsukanya itu yaaakhir cerita itu bisaemm mengurangiseminimal mungkinjatuhnya orang sakit,jatuhnya orang yangterkena bencana dansebagainya sehinggasuatu keindahantersendiri, suatukenangan yang ohhternyata saya bisameng-handle dan takbawa ke suatutempat untukmengungsi kaya bisaapa berlindung ditempat yang bagus,dari pada yang lain-lainnya.
Sikap Altruis Kadang kanmemahami
Sikap altruis
107
masyarakat yangheterogen itu kankadang belum tentupas dengan kita to?Tapi yang jelasadalah bagaimanaemm sesuatu apayang palingdibutuhkan olehmereka. Tidak hanyamanusia, hewan punbilamanamembutuhkanbantuan, suatuperlindungan, suatuapa itu kadang-kadang kitakerjasama dengangembira loka manayang mungkin bisamenyelamatkanhewan hewan sepertiitu.
Dukungan Sosial DukunganSosial
Jadi contohnya kayakemarin itu salahsatunya UniversitasSanata Dharma, sayaudah kerjasama darirector sampai yangbawah itu saya emmanu dari Atma Jaya,Panti Rapih, nah dariitu kan nanti kitatinggal link-link ajamas ya itu cumasalah satu contohuntuk kasus yangMerapi kemarin ya.Terus kita juga adaapa namanya yangdi Babarsari itu?STIE YKPN itu, nahitu kemarin kitabawa dua kampungkesitu mas yaa
Dukungan sosial ketikabekerja sebagai relawan
108
warganya yaasapinya kita bawakesana mas.
Komitmen Kerja KomitmenKerja sebagaiRelawan
Ya itu kembali lagike saya mas, saya itukan mencintai alamya bukan sekedarkata-kata mencintaidan sebagainya. Yapersahabatan danlain sebagainyaKarena itu sebagaitempat hiburan juga.Menghibur diri jugadan sebagainya,daripada Cuma‘ngungkong’sendirian di kamar‘dolanan’ hp dansebagainya.Mungkin silahkananda ke sungai mainair, kea lam ataumungkin berbicaradengan alam walaumungkin dia itubenda mati tapisebenernya dia ituhidup mas.
Komitmen kerja saatmenjadi relawan karenadianggap sebagai tempathiburan
Prioritas Kerja Prioritas Kerjasaat menjadiRelawan
Yaa memang sebisamungkin saya kalobisa menyelamatkankeluarga saya dulumas, tak bawa ketempat yang amandulu. Setelah sayamemastikankeluarga saya aman,baru kita bergerakitu tenang mas.
Keluarga menjadi prioritasutama saat bekerja
Kepuasan Kerja KepuasanKerja
Padahal udah 100jenazah disitu mas,yo Merapi, yo orangmeninggal di
Kepuasan dalam aktifitaskerja
109
kampung, nemu dijalan, itu udah takitung itu segitu mas.Kalau seperti itu kansiapa yang maubayar mas? Kan gakada. Ya mungkinhanya kepuasan saja,saya bisa membantuitu saja.
Nilai Kerja Nilai KerjasebagaiRelawan
O nggak mas, sayamalah belum pernahmemikirkan itu mas.Yaa palingkenangan-kenangannya itu yaakalo mas pernahlihat di salah satustasiun televisi itupernah setiap jam 3pagi itu selaludiputer video sayawaktu bencanaMerapi, kan disitusaya apa yaaa emmbelajar tentang alam,tentang Merapi dansebagainya, nah itudi puter terus mas.Kan di tv itu kan adakaya ‘lakon e’ kayaepisodenya gitu tomas hehe.
Tidak melihat aspekmaterial saat menjadirelawan
RelasiInterpersonal
RelasiInterpersonal
Puas mas, saya bisakaya. Kaya saudara,banyak relasi, dariPurga, Kaliurang,Cangkringan,bahkan daerah timursana juga, itu tanpasaya beraktifitasseperti itu tidakmungkin saya akankenal denganmereka mas seperti
Dengan menjadi relawan,informan merasa semakinkaya akan relasi
110
Pakdhe Prawiro,Pakdhe Atma, dansebagainya kan gakmungkin saya kenalto mas, pemudanyadan sebagainya. Nahitu suatu kekayaantersendiri menurutsaya mas.
Makna Kerja Makna KerjasebagaiRelawan
Kalau menurut sayaitu relawan itubukan suatu kerjamas, melainkansuatu pelayananmas, pelayananmurni kalau maubukti ya udah taulah. Intinya kayagitu itu nggak bisadijelaskan ke orangmas, nggak bisadibahasakan lahpokoknya dan tidakmungkin bakalanbisa diterima mastapi saya percayaudah gitu aja.Kembali kekeyakinan masing-masing. Susah kayagitu mas, nggak bisadijelaskan ke forummas kaya gitu itu,sulit hahaha.
Kerja menjadi relawanmerupakan suatu bentukpelayanan murni
111
TABEL VERBATIM INFORMAN 2
No. Verbatim Deskriptif label Analitik label
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243
Baik selamat pagi pak C, bagaimanakabarnya?? Pagi, baik mas. Umurberapa pak? 56 tahun. O..nggih,sudah berkeluarga? Iya sudah, anakdua cowok semua. Nggih, nah jadibegini pak, maksud kedatangan sayahari ini ingin mewawancarai bapakselaku narasumber dalam penelitiansaya ini yang berkaitan denganrelawan bencana alam karenakebetulan juga saya mendapatkanrekomendasi dari narasumber sayayang pertama untuk mewawancaraibapak, begitu. Apakah bapakbersedia? Baik boleh boleh. Baik,pertama-tama bisa bapak ceritakantidak pengalaman bapak dalam duniakerelawanan selama ini? Yaa kalaurelawan itu yaa jiwa yang langsungtidak langsung, tidak dipaks ataumemaksa karena timbul dari hati nuraniuntuk membantu, menolong, ataumeringankan orang lain, intinya kan itu.Karena relawan itu kan macam-macamlah yaa, sekarang itu kalau khususnya diJogja apalagi di Sleman, timbulnya kankarena bencana komunitas relawan itubaik gunung merapi atau gempa bumi.Jadi timbulnya dari situ, karena ada rasamau menolong, membantu orang lain,ya dari komunitas, pemuda, remaja atauseseorang yang akhirnya membentuksuatu kelompok lah, atau komunitas,atau paguyuban, yang bertujuan untukmeringankan orang lain yangmembutuhkan. Berarti munculkarena?? Ya dari hati nurani, dan jugatidak ada tendensi “aku sesok entukbathi opo ora?” karena ikhlas.Sebetulnya kalau relawan sudah ikhlaslahir batin kan sudah bisa emm sudahbisa merasakan suatu hal yang sulitdinilai. Yaa tidak bisa dinilai itu karena
Menjelaskan awalmula definisirelawan(18-23)
Relawan adakarena bencanayang mengikutinya(24-28)
Awal mulakomunitas, karenaada rasa inginmenolong danmembantu oranglain(29-36)
Jiwa relawanmuncul karena darihati nurani tanpaada tendensi(37-39)Nilai keikhlasansebagai relawan
Definisi relawanmenurut informan
Definisi relawanmenurut informan
Munculnyakeinginan untukmenjadi relawan
Tumbuhnyakeinginan untukmenjadi relawan
Nilai kerja yangdidapat sebagai
112
44454647484950515253545556575859606162636465666768697071727374757677787980818283848586878889
yaa itu kan kepuasan, kepuasan bisamenolong itu. Namun kita juga haruspunya skill atau pengalaman sesuaiketerampilannya, sesuai keahliannyatidak cuma ikut menolong, ikutmembantu di suatu bencana. Bencanakan macam-macam nggih yang ada diJogja itu? Nggih. Bisa gunung merapi,bisa hujan, bisa lahar dingin, bisa anginribut, kebakaran, kekeringan dan lain-lainnya. Karena sesuai denganketerampilan ini tentunya akanmemberikan suatu emm apa yaakebanggaan, keringanan, yang kitabantu. Tidak cuma sekedar membantulah, tapi tidak sesuai dengan yangdibutuhkan atau situasi bencana itu apa.Itu. Okee, nah sejauh ini berartibapak sudah terlibat dalam kegiatanapa saja pak? Kalau kerelawanan iniyaa sejak 1994, yang terjadi erupsiMerapi yang mengenai warga di sekitarWaduk Turga, Tritis itu, 1994 itu, 22November. Terus, kita dulunya itu yacuma ngumpul-ngumpul itu lah.Ngumpul-ngumpul disuatu tempat terusmembantu, di Barrack atau dulu itu ditempat pengungsian itu, yaaa apalahsesuai dengan apa yang dibutuhkansesuai dengan warga tersebut. Akhirnyamembentuk suatu komunitas,paguyuban, terus sampai terjadinyaerupsi lagi tahun 2000, 2001 yang keBarat atau ke Timur arahnya namun kanringan kan lah yaa. Yaa karena kan sanadaerah Jawa Tengah. Terus 2006, 2006ini kita membantu emm yang Merapikarena sudah waspada itu emm darinormal sampai ke waspada kita sampaisudah standby, kita juga sudah sampaimembuat posko, namun yang terjadiadalah Selatan, gempa Bantul itu. Orangkan melihatnya Utara kan waktu itu,tidak memperkirakan Selatan itu adagempa itu. Oo nggih. Akhirnya kita yamembantu ke Selatan, membantu
tidak ternilaikarena bersifatkepuasan(40-45)Harus memilikiskill ataupengalamansebagai penunjangkegiatan(45-51)Denganketerampilan dapatmemberikan suatukebanggaan, ataukeringanan bagiyang dibantu(54-60)
Menceritakanpengalaman selamamenjadi relawan(63-73)
Menceritakanpengalaman selamaterjadinya gempabumi di Jogja(78-88)
relawan
Skill/kemampuanuntuk menunjangkinerja sebagairelawan
Bangga atastalenta, skill ataukemampuan yangdimiliki sebagairelawan
Pengalaman kerjasebagai relawan
Pengalaman kerjasebagai relawan
113
90919293949596979899100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135
logistik lah terutama. Itu darikomunitas sini juga ya pak berarti?Iyaa. Terus warga sendiri itu titipbarang, makanan buat harian itu paginganter ke Selatan ke daerah Bantul,yaa yang dibutuhkan apa atau kalau adatamu dari luar kota biasanya disuruhnganter, sudah ada keluarganya apabelum? Kalau belum ya kita carikomunikasinya lewat hp, dimana?Biasanya kita anter sampai selatanringroad tidak sampai ke lokasi. Jarangkan, karena kan sudah penuh disana.Namun setelah Bantul beberapa bulanbaru Merapi. Temen-temen yaamembantu di lereng Merapi, diKecamatan Turi, Pakem, Cangkringan.Waktu itu kan yang kena kan daerahCangkringan, daerah Kepuh terutamasama Glagaharjo. Itu yang waktu 2006itu kan membawa korban bengawan itu.Sebetulnya kita itu harus mengetahuilah karakter, karakter suatu kejadian,tidak kita cuma berani, kita harusmemahami alam itu sendiri. Memahamisituasi dan kondisi alam, karakter ealam gimana, kita harus bisa minimallah mengetahui “O..nek erupsi Merapiitu seperti ini, nek gempa seperti ini,nek hujan seperti ini, nek angin ributseperti ini”. Kita harus betul-betulminimal memahami lah, yang pentingkita tidak menantang alam bahwabencana itu kan sahabat. Terus sampaisekarang itu, sampai kejadian 2010yang paling besar yaa, ini memangmembutuhkan waktu yang cukup lamawaktu 2010 ini. Berapa lama itu pak?Yaa kita udah standby itu udah satubulan di posko, ngungsi ya satubulanan. Kita sampai normal kembali,kehidupan sudah emm yaa sudah tigabulanan. Kita merasakan hal yang lainlah pada waktu itu. Nek dari beberapakejadian itu yang paling merasakansesuatu itu yang kejadian 2010 itu,
Menceritakanbahwa menjadirelawan juga harusmengetahui situasidan karakterbencana(109-123)
Pemahamantentang kondisibencana
114
136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181
paling berat dengan waktu yangpanjang, situasi yaa seperti itu labil.Setelah itu yaa kejadian di Kelud sayayaa membantu di Kelud, yang erupsi diKelud itu. Kita disana ya tiga sampaiempat hari lah disana. Disana itu yaakita membantu. Disana itu kitamembantu bedah rumah, satu rumahsehari selesai, karena kan yaa dikejaroleh waktu yaa. Terus kejadian tanahlongsor di Banjarnegara juga itu ikutmembantu membuat MCK disana.Sebatas masih bisa kita jangkau ya kitatetap bantu. Apalagi pas 2010 itu kanbeberapa tempat kan lahar dingin yaa,atau lahar hujan itu sampai mana emmMagelang? Sekitar Muntilan situ, yaasampai disana membantunya. Yaa kitamemantau ya memantau, membantukebutuhan untuk ngirim kebutuhanuntuk orang disana, maupun yang didaerah Klaten, di daerah Balerante sana,apa yang bisa kita bantu yaa itu danlain-lainnya lah. O nggih, nah terusdari sekian banyak pengalamanbapak dalam kerelawanan itu tadi,bisa bapak ceritakan tidak sukadukanya selama bertugas itu? Yaakalau sukanya itu kalau masyarakat itubisa menerima. Menerima bagaimanaitu maksudnya? Yaa menerima sayadatang, diterima dengan senang hati itupaling seneng kaya gitu itu atau kitamembantu sesuai kebutuhannya,keinginannya itu kan senengnya disituitu. Bisa komunikasi, bisa kerjasamadengan warga yang dibantu itulah yangkita senangi. Kalau dukanya itumungkin karena peralatannya yaakurang, mungkin kebutuhan masyarakattidak sesuai, karena lokasi, nahh kalausaya mungkin lebih banyak senangnyalah. Kalau saya menolong itu sudahtidak senang yaa kan tidak tercapai apayang diharapkan, artinya kan menjadibeban. Kita relawan kan cuma
Hal positif yangditemukan ketikamenjadi relawanadalah ketikainforman diterimaoleh masyarakat(163-173)
Hal negatif yangdialami ketikamenjadi relawanadalah ketikainforman terhambatoleh keterbatasanalat yangdigunakan untukmenolong saat
Pengalaman positifketika menjadirelawan adalahadanya penerimaansosial
Pengalamannegatif ketikamenjadi relawanadalah minimnyafasilitas
115
182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227
membantu yaa karena yang kita punyaikan cuma tenaga, kalau masyarakat iniemm kalau ini itu bareng-bareng,kerjasama, nah itulah yang menjadikesan itu seperti itu. Lebih banyaksenangnya daripada dukanya karenasudah punya tujuan itu tadi, keikhlasanitu tadi. Tanpa tujuan keikhlasan yaabanyak motivasi lah, inginmemperlihatkan komunitasnya, ataucuma sekedar membantu emm apa tidaksesuai dengan kebutuhan, ya inilah.Banyak faktor sebetulnya, banyakfaktor yang akan mempunyai maknatersendiri. Kita menuju satu tujuan itumungkin banyak faktor yang “singpenting ketok, poto-poto” dan lainsebagainya. O nggih, nah tadi kanbapak bilang salah satu sukanya ituadalah yang penting bisa diterima.Berarti apakah bapak pernahmengalami penolakan? Emm untukpenolakan-penolakan itu biasanyamalah sebelum. Misalnya kaya diMerapi itu “Wahh gak papa, gak papampun kula tak teng ngomah mawon”.Ohh berarti kaya disuruh evakuasitidak mau begitu ya pak? Nahh iyaa,atau untuk dipindahkan sementara gakmau, karena yaa “biasanya Merapi ndaksampai sana, ndak sampai sana” karenamasih punya ternak. Kan orang lerengMerapi kan rata-rata ternak, karenaternak itu kan benda pusaka yangmenjadi emm apa untuk menghidupi.Emm, nah terus cara bapak ‘ngakali-nya’ itu gimana pak? Yaa kita tidakmemaksa kok. Sing penting kita itusudah memberi informasi bahwa Merapiitu sekarang sudah seperti ini seperti ini“Kalau Bapak Ibu sekalian tidak mau,ya silahkan untuk lebih waspada saja.Nanti kalau mau lari disini tempat-tempatnya, barrack-barrack-nya”.Intinya kita tidak bisa memaksa, kitasudah menginformasikan yang benar
terjadinya bencana(173-186)
Informanmerasakan bahwalebih banyakmendapatkanpengalaman yangbaik karenadidasari rasakeikhlasan(186-193)
Strategi dalammelakukanevakuasi ketikaterjadi bencanayang berupamenghimbau/menginformasikan padamasyarakat strukturuntuk evakuasi(218-225)
Nilai dasar berupakeikhlasan yangmemotivasiinforman untukterus bekerjasebagai relawan
Hambatan ketikaterjadi penolakanpada saat evakuasi
116
228229230231232233234235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260261262263264265266267268269270271272273
saja dari pemerintah. Yaaa waktu 2006itu kan daerah Kepuh, Glagah itu kanketutup debu, akhirnya kan dari relawansaya kan yaa inisiatif untuk mencarikanrumput segar. Akhirnya yaa mencarirumput-rumput di sekitar sini untukdibawa keatas untuk ternaknya. Yaa kitasemampunya itu. Akhirnya yaa banyakdari komunitas-komunitas lain yang ikutmembantu mencarikan rumput-rumputitu. Apa yang sekarang dibutuhkan yangpokok itu harus tau kita mas. Minimalkita harus mempunyai penghubungkedalam. Penghubung kedalam itumaksudnya?? Misalnya perangkatdesa, itu kan tahu apa yang harusdibutuhkan pada saat itu juga, kan jadilebih enak dan bermanfaat, daripadamembawa ini sudah cukup ya iniakhirnya ini ajalah rumput, karenarumput disana kan penuh debu ya udahkita cari itu aja. Rumput itu juga minta,minta di masyarakat bawah. Pokoknyayang daerah aman itu kita minta,walaupun cuma satu ikat, satu bongkokitu mesti menerimalah untuk bantuanitu. Yaa ndak ada kita mencari, apalagirelawan itu sudah mencari ‘bathi’ ituemm yaudah mas. Udah lain, bedamaksud. Nah terus menyinggungmencari ‘bathi’ itu sendiri, lantasmotivasi bapak sendiri untuk terjunsebagai relawan itu apa sih pak kalauboleh tahu? Yaa membantumeringankan beban orang lain itu tadi,walaupun kita sendiri itu tidak punyaapa-apa ya. O nggih, terus daripengalaman bapak sebagai relawanselama ini kira-kira nilai-nilai apasaja sih yang telah bapak dapatkan?Emm yaa terutama banyak saudara,banyak temen. Itu yang utama itubanyak temen di daerah rawan bencanaterus kalau sewaktu-waktu ada bencanalagi jadi udah enak gitu lho. Kitamemberikan kesan “Ohh dari temen-
Pengalamaninforman ketikamemberikanbantuan kepadakorban bencana.Tidak hanyamenolong manusiatetapi jugamenolong ternakdengan mencarikanrumput(228-241)
Motivasi informanketika bekerjasebagai relawanadalahmeringankan bebanorang lainmeskipun informansendiri sedangkesusahan(257-264)
Hal-hal yangdidapat ketikamenjadi relawanadalah bertambahbanyak saudara danteman, selain itu
Menunjukkansikap altruis padasemua makhluk
Motivasi yangmendoronginforman terjunsebagai relawan
Rasa empati saatbekerja sebagairelawan
117
274275276277278279280281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301302303304305306307308309310311312313314315316317318319
temen disana...ohh ini enak, oh inibagus” tidak mentergantungkan yangkena bencana. Mentergantungkan itumaksudnya kaya makan ikut sana, kitajuga peralatan sudah membawa sendiri.Kebutuhan hidup itu sudah membawasendiri, jangan sampai kita malahmenggantungkan hidup kita kesana.Masalahnya banyak yang seperti itumas. Intinya sama-sama kita merasakansana ya merasakan. Jangan menjadibeban yang terkena bencana. O yaayaa, mungkin ada makna yang lainpak? Yaaa rasanya itu lho mas, rasapersatuan dan kesatuannya itu. Rasagotong royongnya itu ya pak? Yaakegotong royongannya itu, karenabencana itu kan akan menimbulkan lagisemangat kegotong royongan,persatuan, kesatuan lagi disitu. Karenamempunyai satu tujuan yakni kitamenolong. O ya terus yang menjadikomitmen bapak selama ini itu apasih pak, kok bapak masih ingin terusbertahan dan terlibat menjadirelawan? Yaa kalau komitmen sayakalau kita ada bencana yaa saya akansegera datang. Pokoknya tahu posisibencana dimana, apa yang dibutuhkanapa saja, kita segera datang. Walaupundisana kita belum bergerak yaaa, tapimemberikan ketenangan. Memberikan,ketenangan, kenyamanan, dankeamanan, itu sudah merupakan halyang luar biasa. Jangan memberikanpernyataan-pernyataan yangmeresahkan, berikanlah yang setidaknyamembuat mereka tenang, walaupun ituberat. Wajib itu. Jangan membuatgaduh, itu udah pokok mas, itu nantimasyarakat udah senang. Baru langkahselanjutnya apa yang dibutuhkan sesuaidengan assesment-nya, pendataannya,“o..ini segera, ini segera”. Sing pentingkan warga itu aman dulu, jangan sampaikita menolong tapi warga belum aman.,
menunjukkan rasasusah dan senangditanggungbersama(268-285)
Hal lain yangdidapat informanadalah semangatgotong royongketika terjadibencana(288-295)
Informan memilikikomitmen bahwaharus mengetahuisituasi dan kondisibencana yangsedang terjadi danyang dibutuhkanmasyarakat korbanbencana. Berusahamembuat korbanbencana menjadilebih aman dannyaman. Janganmengambil resikoketika tidak berani(299-334)
Nilai yang didapatketika bekerjasebagai relawanadalah semangatgotong royong
Komitmen saatbekerja dilapangan
118
320321322323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343344345346347348349350351352353353354355356357358360361362363364365
ya sama-sama kita jadi korban to?.Kalau ndak berani ya jangan berani-berani lah. Kalau berani yaa silahkanmaju, kalau saya kan cuma itu aja mas.Jawabannya hanya “ya” dan “tidak”saja mas, kalau berani ya silahkan maju,kalau tidak ya nggak usah aja. Itu kanresiko mas, nyawa taruhannya. Karenakalau udah dilapangan itu sudah tidakada teori lagi , yang diterapkan prakteklangsung. Yaa mudahnya seperti inimas, kalau kita cuma bisa sampai pintuyaudah sampai pintu aja, gak usahmemaksakan diri ingin masuk kedalampintu, gitu lho mas. Itu lebih sama-samakita menjaga keselamatan diri kita.Jangan sampai menolong tapi kita jugatidak memikirkan keselamatan diri kitakan itu sama aja dengan bunuh diri.Memahami, terutama memahamikarakter, adat istiadat, terus kebiasaan,itu sangat penting dalam suatu kejadianbencana. Itu harus memahami betulkarakter masyarakat itu. Nahh terusdulu bagaimana bapak memahamilingkungan yang baru bapakdatangi? Yaa kalau Merapi itucontohnya seperti tidak berbicara kotor,yaa lebih baik kita diam lah. Tidakmemunculkan pernyataan-pernyataanyang menyinggung masyarakat, ataubahkan adat istiadatnya. Yaa kita selakurelawan ya kita memadukan secaratradisi yang ada dengan teknologi yangada. Kalau tradisi itu kalau belummelihat tanda-tanda alam itu tak akanterjadi, tapi kalau teknologi ya kitamelihat dengan alat kok sudah adapergerakan. Ya pokoknya kita padukansaja, kita menginformasikan. Nahhkebetulan pada saat ini juga kanbapak sudah berkeluarga nih, nahkira-kira bagaimana bapak membagimembagi waktu antara korban dankeluarga ketika ada bencana? Yaayang jelas yang saya prioritaskan dulu
Informan mencobamemahamikarakter danbudaya korbanbencana, kemudianjuga harusmemahamikarakter daribencana yangterjadi(336-343)Informanmenceritakanbagaimanapengalaman ketikamemahami suatukarakter bencanadan budaya lokalkorban bencana(346-358)
Informanmenceritakan
Pemahamantentang karakterdan budaya suatutempat
Pemahamantentang karakterdan budaya suatutempat
Prioritas kerja saatmenjadi relawan
119
366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385386387388389390391392393394395396397398399400401402403404405406407408409410411
kalau pas bencana itu keluarga dulubaru ke tempat bencana. Aman,nyaman, dititipkan dimana baru ketempat yang lain. Pas 2010 itu, sebelumkejadian besar seminggu sebelumnyakan sudah saya titipkan keluarga dirumah selatan, jadi pas di lapangan itusaya sudah tenang, tidak menduapikirannya itu. Yaa harus memahamisemua lah intinya mas, memahami darikebutuhan ini dan itu, tidak terlantarkeluarganya hahaha. Nah terus pernahgak sih pak ada pertentangan-pertentangan gitu dari keluargaketika terjun sebagai relawanpertama kali kaya “mbok jangankesana, bahaya, dan segalamacamnya” itu pernah gak? Kalaupertentangan-pertentangan yang sepertiitu mungkin gak ada ya, tapi palingcuma kaya ‘sambat’ biasa aja kaya “kokra bali-bali?” dan semacamnya. Yakeluarga juga pasti tahu kalau tujuansaya itu baik, dan saya juga pasti bisajaga diri, lebih bisa berhati-hati ajaintinya gitu mas. Orang istri saya itujuga kan udah tahu sejak kita masihpacaran, tahu karakter lah pokoknya.Memang harus saling memahami, salingmengerti seperti itu. Pas 2001 itu pernahpas saya lagi berobat itu mereka taktinggal “bu, kowe nang rumah sakit waesing aman, kowe tak tinggal. Ngko nekarep bali terserah karo sopo” ya maumas. O nggih, tapi maksudnya pernahgak sih keluarga untuk melarangkarena pertimbangan resiko dansegala macamnya? Nggak, yangpenting saya bisa menjaga diri teruskeluarga saya juga sudah saya amankan.Ya sama-sama lah pokoknya. Akhirnyasetelah beberapa hari kan saya barubertemu anak dan istri saya itu. Barunengok lah, 3 hari atau 4 hari lah sayabaru nengok. Kalau sudah tertata yasudah, pembagian tugas ya kita sudah
bahwa yangterlebih dahuludiprioritaskanadalah keluargadan yang keduaadalah korban(364-376)
Informanmenceritakanbahwa keluarganyatidak terlalumengkhawatirkankondisi informan,karena tahutujuannya itu baik(383-400)
Informan berceritabahwa keluargadekat tidak pernahmelarang untukmenjadi relawandan untukmenolong korbanbencana, yangterpenting adalah
Dukungan sosialdari keluargaterdekat
Dukungan sosialdari keluargaketika bekerja
Keluarga dekatmerupakan
120
412413414415416417418419420421422423424425426427428429430431432433434435436437438439440441442443444445446447448449450451452453454455456457
kemana-mana lah gampangnya. Bisaketemu keluarga itu ya pas luangwalaupun cuma sebentar yaa, walaupuncuma ganti pakaian lah ya mandi ya apakek. O nggih nggih, nah terus yangmenjadi tujuan bapak untuk memilihmenjadi relawan itu apa pak? Emmkarena sudah ada emm apa yaanamanya, ya karena sudah ada dari hatinurani itu tadi mas, yaa karena sudahmenjadi passion yang timbul dari hatisaya juga untuk membantu, menolongorang lain. Yaa karena kita mengabdiitu maka terbentuklah itu. Mengabdisesuai dengan kemampuan kita,keahlian kita, yaa kalau kita tidak bisamendoakan yan bekerjalah sambilberdoa moga-moga aman dari apapun.Yaa kalau udah dengan niat ikhlas itusudah kann emm kalau tidak punyauang jadi bisa punya uang, dapatbantuan, bisa menghidupi temen-temennya, hanya seperti itu. Akhirnyadunia itu hanya berputar saja kan, salingmengisi saja lah, saling melengkapi.Nahh terus yang bapak harapkanbekerja sebagai relawan itu apa sihpak kalau boleh tahu? Yaaa kalauyang diharapkan yaa tidak ada bencanamas, namun kita kan hidup di daerahbencana. Kita harus siap siaga saja.Entah itu digunakan atau tidak, yaa kitatetap harus siap siaga. Apapun,kapanpun, itu kita harus siap, karenabencana itu kan tidak bisa kita prediksi.Tahunya kan hanya oh ini sudah mauini, mau ini, jadi kita harus siap-siapsaja. Situasi aman gini yaa kita harusmeningkatkan kapasitas, meningkatkanketerampilan, meningkatkan ilmu, apayang belum bisa, yaa kita harus sepertiitu. Kalau situasi bencana yaa kitabergerak sesuai situasi bencana saja,tapi kalau situasi aman yaa kita harusmenyiapkan diri lagi, keterampilannya.O nggih, terus berdasarkan cerita
keluarga terlebihdahulu(403-415)
Informanberpendapat bahwatujuan dirinyamenjadi relawankarena tergerakdari hati nuraniuntuk menolongorang dan sudahmenjadi passion(418-424)
Informanmenceritrakanbahwa dirinyaberharap tidak adabencan, dankalaupun adabencana informanpun harus siapdengan segalaresiko yang harusdihadapi denganmengandalkankemampuan yangsudah dimiliki(439-456)
prioritas kerja
Motivasi bekerjasebagai relawan
Kesiapan dalammenghadapi segalabencana yang akandatang
121
458459460461462463464465466467468469470471472473474475476477478479480481482483484485486487488489490491492493494495496497498499500501502503
bapak yang mulai terjun sebagairelawan sejak tahun 1994, terus 2000-an dan lain sebagainya itu, apakahbapak sudah merasa puas denganapa yang telah bapak lakukan selamaini? Ohh tidak mas, yaa karena kalausudah puas yaa kita tidak akan majumas, tidak mau meningkatkanketerampilan. Terus dengan kinerjabapak sendiri selama ini? Yaa kitaberusaha lah mas, terus berusaha untukkebutuhannya apa, akhirnya kan temen-temen itu “nanti beli ini, beli ini, beli itubuat peralatan kalau ada apa-apa...” yaaseperti itu mas. Akhirnya kita jadi terusberinovasi, bagaimana kalau nanti adaletusan Merapi lagi, dan sebagainya,kita harus sudah bisa mempersiapkanapa yang pokok, mungkin maskernyasudah tidak yang biasa lagi mungkinsudah masker yang corong lah, maskerbabi atau macam-macam lah. Itu kanjadi lebih meningkat, karena di Merapiyang ditakutkan itu kan debunya.Debunya itu kan yang berbahayanyakan silikanya, sama belerangnya tapiyang paling berbahayanya itu kansilikanya. Itu kalau kena paru-paru kitayaa batuk terus, sembuhnya lama itu. Itukan katanya kalau para ahli bilang itukalau diperbesar itu kan bentuknya ituseperti tombak-tombak gitu mas, lancip-lancip. Yaaa makanya untuk masker inikan perlu dilakukan penelitian dulumas, yang cocok yang seperti apa yanguntuk debu Merapi itu. Ini kan barubanyak yang meneliti. Kemarin ajatemen baru saya wakilkan ke Inggrisuntuk mendalami itu, sama di Swediauntuk mendalami masker yang cocokuntuk debu abu Merapi itu apa, karenamasker itu ada tingkatannya, fungsinyajuga sendiri-sendiri. Tidak Cumamasker itu digunakan untuk ini aja,tidak, kalau yang tahu lho. Kalau yangnggak tahu, pokoknya yang penting
Informan belummerasa puasdengan kinerjanyaselama ini dan akanlebih meningkatkankinerjanya(463-466)
Informanmenceritakanbahwa akan terusberusaha lebih baiklagi dalam menjadiseorang relawandan harus terusberinovasi ketikamenghadapibencana alam,seperti pengadaanalat/masker yanglebih canggih lagiuntuk menghadapibencana gunungmeletus(468-481)
Belum tercapainyarasa puas ketikabekerja sebagairelawan
Keinginan untukterus berusahadalam bekerja
122
504505506507508509510511512513514515516517518519520521522523524525526527528529530531532533534535536537538539540541542543544545546547548549
pakai, kan seperti itu. Kalau yang tahukan, dipakaikan kain basah terusditutupkan itu sudah sama, yang pentingtidak tembus. Ya intinya kalau maskeryang di pakai untuk abu Merapi itu yaamasker yang ada cerobongnya emmyang ada oksigennya, ada yang kayapenahannya gitu, ada filternya, akhirnyaseperti itu. Betul-betul kita harusmemahami Merapi itu. Apalagi kansetelah 2010 ini kan karakternya sudahberbeda lagi. Kalau 2006 itu kan Merapiitu kan buat kepundan dulu, membuatpuncak, baru ada erupsi. Namu 2010kan erupsi dulu baru buat kepundan,namun kan tidak sampai. Yaa sekarangkan Merapi tidak punya kepundan. Kantidak tahu apa yang akan terjadi disekarang ini. Yaa akhirnya kita bersamapemerintah yang resmi kita harus tahuperkembangannya, wong Merapisekarang baru demikian, aktif, normal,atau sudah waspada, atau sudag siagaatau awas. Walaupun normal gini kankita tetep harus waspada tingkatannya,tidak terlena, tidak lengah lah intinya. Onggih-nggih, nahh setelah sayamendengarkan cerita bapak dariawal hingga terakhir tadi lantasmenurut bapak definisi kerja itusendiri apa sih pak? Kalau kerja itumenurut saya yaa mau bergerak lah, yakarena kalau diam kan tidak bekerja tonamanya? Hahaha. Tidur itu kan yaatidak bekerja. Kalau kita mau berhasilya bergeraklah. Pikiran, otaknya,tanganya, kakinya, terus telinganya itukan harus bergerak semua. Nahh selamaini yang kita lakukan itu yaa harus pekalah. Peka terhadap situasi dan kondisi,dimana saja lah bekerja itu denganikhlas dengan yakin, menyenangidengan yang kita kerjakan. Kan puasto? Puas dalam arti apa yang kitaharapkan tercapai. Tapi kalau sampaipuas ya jangan lah, saya belum puas
Informan mencobamenjabarkan artikerja menurutnyayaitu kerja harusmau bergerak.Kerja juga haruspeka terhadapsituasi yang terjadi.Kerja juga harusdilandasi olehkeikhlasan dankejujuran. Kerjajuga harus senang,senang terhadapapa yangdikerjakan. Ketikakita puas terhadappekerjaan kitaberarti harapan kitatercapai(535-548)
Definisi kerjamenurutinformanyaknikeinginan untukterus bergerak
Kerja harusdilandasi rasaikhlas dan jujur
Mendefinisikankerja sebagaiusaha untukmencapai sesuatuyang diharapkan
123
550551552553554555556557558559560561562563564565566567568569570571572573574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595
kok. Saya kerja sudah 26 tahun ajabelum puas kok terhadap apa yangdihasilkan itu. Sulit definisi tentangkepuasan itu, yaa orang lainmengatakan sukses yaa tapi kalau sayayaa ndak sukses, biasa-biasa saja.Lantas bapak akan merasa puasketika apa, ketika kapan itu pak? Yaatidak tahu kapan puasnya itu. Karenapuas dan merasa puas itu lain lho mas,dipuaskan yo lain. Sebetulnya yangmerasa puas itu orang lain kok, bukandirinya sendiri tapi yang merasakanpuas, dipuaskan itu orang lain. Kita kanselaku pelayan saja to? Yang menilaikan orang lain, apa masa kita menilaidiri kita sendiri. Namanya orang yangmembohongi dirinya sendiri. Itu kanberarti orang yang tidak mau dikoreksi,tidak mau dikritik kan “ahh saya udahpuas kok” mudahnya seperti itu. Nahsetelah bapak menjelaskan mengenaidefinisi kerja itu tadi...? Ya intinyakita nggak kerja sendiri sih mas, kitaharus bekerja secara kelompok, yangpenting adalah kerja kelompok kalaudalam bencana itu. Kerja bersama-sama,kalau kerja sendiri itu gak bisa itu aja.Yang penting itu kerja secara kelompoksesuai dengan fungsi dan tugasnya,sesuai dengan keterampilannya, sesuaidengan pengalamannya, dan karakter itusangat penting di lapangan itu. Harusmengetahui karakter anak buah dantemen-temennya. Ini sangat pentingsekali, kan ada yang cepet emosi, terusreaksinya cepat tapi tidak memikirkanresiko, ada yang diam, yaa kitamemposisikan masing-masing, tidakharus semua kedepan. Siapa yang didepan yang mampu, yang memahami,terus yang kedua apa kebutuhannyayang dibutuhkan temen-temennya yangdi depan itu harus tahu. Kebutuhannyaini, ini, ini, ya sudah atau nanti yang dipos laporan dari temen-temen yang di
Informan belummerasa puasdengan apa yangdikerjakannyaselama ini.Informan inginterus memberikankontribusinya(550-555)
Informanmenceritakanbahwa dirinya tidakbekerja sendiritetapi bekerjasecara kelompok(572-577)Kerja sesuaidengan bakat dankeahlian masing-masing(578-581)Informanmengungkapkanbahwa pentinguntuk mengetahuibakat/karakterteman sekerjanya
Belum mencapaiaktualisasi diri
Ada pihak lainyang membantukinerja
Memahami potensidan talenta dalamdiri
Pentingnyamemahami potensidalam diri danjuga rekan kerja
124
596597598599600601602603604605606607608609610611612613614615616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637638639640641
lapangan, ya segera dikirim apa yangdibutuhkannya. Nah ini kita sama-samalah, sama-sama ikut kelompok,tim, ini masnya ini, ini kepandaiannyadi posko, ini di barrack, ini di gudang,yaa seperti itu ohh ini driver, harusmemahami seperti itu. Saling mengisi.O nggih-nggih, nah terus selamabapak bekerja sebagai relawan itupernah gak sih bapak kepikiranuntuk mendapatkan sesuatu atausemacamnya gitu? Yaa pernah, normallah seperti itu mas. Seperti apa itupak? Ya kalau minta sesuatu yangdibutuhkan masyarakat itu ada, tapi kanseringkali karena aturan dan prosedur.Lha ini kan yang dicari, kalau kita bisamenyediakan sesuatu yang dibutuhkanwarga itu kan lega rasanya mas. Apayang diinginkan antara yang memintadan diminta itu terlaksana lah, tercapai.Banyak kejadian seperti itu, pas kitamencari cari itu gak ada, yaa jadinyabeban mas. Beban kita yang ada dilapangan itu. Waktu paska 2010 itu kanada letusan-letusan kecil itu, itu kansampai habis masker to, kebutuhanmasker habis, di posko habis, di Slemanhabis, di dinas habis, mereka nunggu,nunggu, nunggu, seperti itu kan menjadikesalahan itu lho. Mengapa kita tidakmenyediakan padahal situasi aman?Kan tidak tahu bencana Merapi itu akanterjadi. Akhirnya ya pontang-pantingcari informasi dimana, dimana.Termasuk yaa 2010 itu kita kehabisan.DIY itu sudah gak ada, luar kota jugahabis, terus akhirnya saya minta kelembaga sosial LSM itu “Pak sayaminta pak bagaimanapun caranya”Akhirnya dicarikan di luar kota. Beraparatus ribu to itu sekarang, yaa sepertiitu. Makanya kita kan harus punyajaringan. Jaringan itu sangat penting.Saling mengisi lah. O nggih, lha teruskalau secara pribadi bapak pernah
125
642643644645646647648649650651652653654655656657658659660661662663664665666667668669670671672673674675676677678679680681682683684685686687
gak sih mengharapkan sesuatuseperti mengharapkan imbalanberupa materi atau semacamnya?Yaa dalam batin ada, dalam batin lho.Itu seperti apa pak? Yaa relawan itukok sekarang tidak diperhatikan yaa.Yaa pengungsinya yang diurus olehrelawan juga diperhatikan, tapi petugasya harus diperhatikan juga. Kondisikesehatan psikologisnya, emosinya kanjuga perlu lah adanya psikiater. Itusangat penting. Apalagi lama, karenaotak ini kan sudah tidak bisa normal lahmudahnya. Memangnya apakahselama ini para relawan kurangdiperhatikan atau bagaimana?Kurang, kalau menurut saya masihkurang kalau tentang kejadian bencana.Yaa tidak tahu kalau kedepannya ya,tapi yang dulu-dulu itu masih sangatkurang. Yaa semoga saja bisa lebih baikuntuk memperhatikan relawan-relawantanpa tanda jasa itu. Tapi yaa kalaukesempatan dalam kesempitan sajabanyak mas. Seperti apa itu pak? yakalau mau memperkaya diri sendiri ituemm kan tidak terkontrol itu mas.Bentuk barang, bentuk uang, kan itutidak terkontrol mas. Tapi yaa lainrasanya mas di hati, di batin itu mas,sudah gak nyaman kalau saya mas. Yaalebih baik, rugi tenaga, rugi pikirankalau uang gak punya to. Ya akhirnyasaya juga meminta-minta, tapi intinyaasal kita mau terbuka ya akhirnya nantikita diberi. Seperti dulu itu pernah maskarena pada waktu itu saya kan sebagaikoordinator lapangan terus ada tementelpon “piye iki ngene, ngene, ngene,aku wes raduwe dana” yaa akhirnya kitadiberi untuk menghidupi teman-temanyang lain juga. Akhirnya semua kanmemudahkan. Tapi bukan berartimeminta untuk diri sendiri ya pak?Nggak, tapi memang untuk membantukebutuhan orang lain, yaa kalau buat
Informanmenceritakanbahwa anggotarelawan jugamembutuhkanbantuan/perhatiandari pemerintahseperti kesehatanpara relawan(645-655)
Informanberpendapat bahwapara relawankurangdiperhatikan.Informan memilikiharapan harapankedepannya agarpara relawan bisadiperhatikan olehpemerintah(658-665)
Informanmenceritakanbahwa ketika pararelawan sudahtidak punya dana,mereka memintabantuan danakepada donaturuntuk mendukungkinerja yang lebihbaik
Membutuhkanbantuan dandukungan daripihak otoritas(pemerintah)
Kurangnyadukungan danperhatian daripihak otoritastentang relawan
Meminta bantuankepada orang lainagar dapat bekerjalebih baik
126
688689690691692693694695696697698699700701702703704705706707708709710711712713714715716717718719720721722723724725726727728729730731732733
sendiri ya sudah dianggap cukup lah.Yaa bagaimanapun caranya yaa sayaharus hidup, tapi saya tidak memaksa,karena temen-temen juga kan sudahpada tahu dengan saya. O nggih nggihpak, nah lantas ini bapak kan jugasudah tahu bahwa bekerja sebagairelawan itu ya tidak dibayar dansegala macamnya, bahkan cenderungbapak malah mengeluarkan uang.Nah lantas bagaimana bapakmenghidupi keluarga bapak? Yaaakarena saya juga kan bekerja to mas,nah yaa pada akhirnya nanti kita bagi-bagi lah mas. Kan dalam agama sendirikan ada yang namanya bersedekah danitu wajib walaupun dengan bentukapapun, yang penting keluarga itu tidakterlantar, tidak membuat bebankeluarga, semuanya bisa berjalan lancar.Makanya itu, intinya dengan perasaanikhlas itu mudah kok namanya bantuanitu pasti datang. Tuhan itu Maha tahukok. Makana kan sebenernyakesempatan dalam kesempitan itubanyak, tapi saya tidak mau. Yaamencoba ikhlas saja, karena nanti ituakan berputar saja kok. Dana itu, ataukeuangan itu nantinya akan berputarterus. Sampai sekarang saja saya masihpunya dana abadi, kalau tidak daruratbanget ya tidak akan saya keluarkan, diBank. Dana harian yaa ada. Itu kalautidak saya dan teman saya tidak bisadikeluarkan itu mas. Yaa karena darikegiatan-kegiatan jasa itu, kitakumpulkan bareng-bareng, untukmenghidupi organisasi kan harus sepertiitu. Kita adanya kebersamaan kan pastijalan. Yaa kalau kerja kita udah mikir“aku entuk opo, aku entuk piye” lhaa ituudah lain. O nggih, ya mungkin itudulu saja. Terima kasih atas waktuyang telah diberikan, mungkin besokkalau saya masih butuh informasimungkin saya akan kesini lagi.
(677-684)
Informan jugamemiliki pekerjaansampingan untukmenghidupikeluarga(699-702)Informan memilikikepercayaan bahwamemilikikewajiban untukbersedekah(702-710)
Pekerjaansekunder sebagaipenunjangkebutuhankeluarga
Memiliki prinsipuntuk menolongortang lain dengancara bersedekah
127
734735736737738739740741742743744745746747748749750751752753754755756757758759760761762763764765766767768769770771772773774775776777778779
Terima kasih pak. Nggih. Emm,selamat malam pak. Jadi gini pakmaksud kedatangan saya kali inihendak melakukan wawancaralanjutan seperti yang telah sayalakukan. Nahh di wawancarasebelumnya bapak sempat berceritabahwa keluarga tidak terlalumempermasalahkan ketika bapakmemutuskan untuk terjun sebagairelawan, lantas yang mau sayatanyakan adalah ketika terjadibencana, bapak menganggapkeluarga itu sebagai suatu dukunganatau bahkan sebagai beban? Karenabapak juga pernah bercerita bahwaintinya ketika terjadi bencana adalahyang penting keluarga amandulubaru membantu korban. Nah itubagaimana? Nggih jadi dalam suatubencana itu kita harus mengutamakankeluarga dulu baru kita berkecimpungatau terlibat disuatu bencana. Darikeluarga sendiri ya menerima. Waktuerupsi 2010 itu, satu minggu sebelumterjadi yang terbesar itu keluarga sudahsaya ungsikan di tempat mertua sayayang di Jogja. Yaa kita sama-sama tahulah. Yaa beban sih beban, namun kalaukeluarga itu sudah tertata, sudah mapan,kan kita jadi lebih tenang. Lebihtenangnya itu mau bekerja sana-sini ituyang jelas keluarga saya sudah aman.Kita bekerja itu sudah bisa lebih enak,lebih nyaman, lebih tenang, jadi untukmembantu orang itu tidak mendua itulho mas. Tidak mendua itu maksudnyatidak merugikan keluarga, tidakmerugikan diri sendiri, artinya kitasudah bisa lebih fokus untuk membantuorang lain. Walaupun yaa kalau adawaktu luang ya kita sempatkan untukmampir, yaa makan disana, atau hanyasekedar untuk mandi disana terusberangkat lagi, karena yang penting kanketemu keluarga. Yaa jadi intinya yaa
Lebih tenang saatbekerja ketikakeluarga sudahaman(762-764)
Dukungan darikelurga ketikabekerja
128
780781782783784785786787788789790791792793794795796797798799800801802803804805806807808809810811812813814815816817818819820821822823824825
tetap jadi beban walau hanya beberapapersen lah, ya kita saling pengertian lahintinya antar pribadi dan keluarga.Jangan sampai kita menelantarkanuntuk kepentingan diri sendiri. Karenakalau kita malah melupakan keluargayaa sama saja kita salah. Yaa selama inikeluarga juga gak pernah menanyakan“pak gak boleh, gak boleh” tapi palingCuma menayakan “Pak kapanselesainya jadi pengurusnya?” yaaseperti itu hahaha. O nggih jadi tetapmendukung ya pak intinya? Tetapmendukung. O nggih, nah terus kanselama bencana terjadi itu kanaktifitas atau kegiatan perekonomiankan juga tidak ada to pak? Atau bisadikatakan mati lah pak, nah lantasbagaimana cara bapak untukmenghidupi keluarga itu seperti apapak? Ya kalau saya secara pribadi tentukan juga mendapatkan uang bulananjadi harus nunggu bulanan, tapi yaanamanya rejeki yaa kita secara ikhlaslahir dan batin ternyata ada rejeki yangmasuk. Walaupun yaa bukan untuksaya, ya untuk relawan, ya untukpengungsi, korban, kan gitu kan mestiada. Tapi kalau untuk makan pribadidan keluarga yaa cukup lah. Yaa sayaintinya tidak mau terlalu mengharapkanbantuan kalau untuk pribadi, tapi kalauada bantuan untuk korban, pengungsi,dan yang lain-lain ya saya pergunakanuntuk korban. Yaa selama ini saya tidakpernah mengambil dana dari donaturuntuk kepentingan keluarga. Kanpernah dan banyak terjadi dana daridonator digunakan untuk mengambilkesempatan dalam kesempitan itu mas.Untuk memperkaya diri sendiri itubanyak sekali mas, yaa tapi kalau sayaitu yang pentingasal udah bisamencukupi keluarga saja udah senangkok mas. Walaupun otaknya itu berpikirharus gimana-gimana kesana kemari.
Informan tidak mauterlalumengharapkandatangnya bantuandari orang lain(808-816)
Tidak melihataspek material
129
826827828829830831832833834835836837838839840841842843844845846847848849850851852853854855856857858859860861862863864865866867868869870871
Yang tak kirim itu biasanya ke teman-teman relawan yaa akhirnya dari teman-teman itu juga mengirim dana. Tapikalau dana dari donatur itu biasanya itulangsung saya arahkan ke bendaharakomunitas. O nggih nggih, nah terusmungkin pertanyaan terakhir sih pakyang kemarin sempat lupa sayatanyakan. Berdasarkan cerita bapaksemuanya itu, lantas makna kerjabapak sebagai seorang relawan ituapasih pak? Yaa kalau itu sih udah darihati nurani sih mas. Yaa timbul karenadari hati bukan karena ini dan itu yaa.Karena kalau panggilan dari hati nuraniyaa sudah tidak bisa dinilai lah. Yaaorang mau terjun menjadi relawan itubanyak yang mau tapi kan kebanyakanhanya sesaat, nah kalau saya itu sudahsejak bujang e mas. Sejak bujang ituterjun ke dunia sosial itu sudah menjadimakanan sehari-hari saya mas. Kalausaya hidup buat diri sendiri mungkinsekarang saya sudah kaya mas. Tapi kankita itu hidup secara sosial, membantuyang penting bisa membuat orang lainjuga senang, aman, nyaman, tenangdalam situasi bencana. Yaa selama kitamampu, semampu kita ya kita bantu.Nah terus apa yang sebenernyabapak ingin capai ketika hanyaberlandaskan pada hati nurani? Yaakalau bisa kan mengurangi jatuhnyakorban. Memberikan keamanan, rasanyaman bagi korban yang terdampak.Yaa kita kalau memahami karakteralam, orang yang bekerja itu kan kitaenak dalam bekerja. Kita sama-samamemberikan kenyamanan. Yaa kalaumau diekspos kan saya kan gak mau,bukan itu tujuannya. Tujuannya yaamengurangi, memberikan keamanan,memberikan kenyamanan pada yangterdampak. Udah itu aja lah. Itu kanyang selama ini kita tanamkan kepadaanggota kan seperti itu. Kalau kita mau
Jiwa relawanmunculberdasarkan hatinurani(837-841)
Kesenangan dalammembantu oranglain(849-854)
Harapan ketikabekerja sebagairelawan adalahmengurangijatuhnya korban(858-860)
Makna kerjasebagai relawan
Perilaku altruismdalam bekerja
Harapan pada saatbekerja
130
872873874875876877878
mencari untung mendingan jangan jadirelawan. Akhirnya kan kita jadi banyakkeluarga, temen, sahabat, jadibertambah to? Karena kita manusia kanwajib tolong menolong, di semuakeyakinan kan tolong menolong ituwajib.
Dengan bekerjasebagai relawandapat menambahrelasi
Manfaat kerjamenambah relasiinterpersonal.
131
TEMA INFORMAN PAK C
TEMA KATEGORI KETERANGAN ANALITIK LABEL
Motivasi Motivasi Kerja Yaa membantumeringankan bebanorang lain itu tadi,walaupun kitasendiri itu tidakpunya apa-apa ya.
Motivasi yang mendoronginforman terjun sebagairelawan
PengetahuanDasar sebagaiRelawan
Definisi Kerja Yaa kalau relawanitu yaa jiwa yanglangsung tidaklangsung, tidakdipaksa ataumemaksa karenatimbul dari hatinurani untukmembantu,menolong, ataumeringankan oranglain, intinya kan itu.
Definisi relawan menurutinforman
PengetahuanKerja
Sebetulnya kita ituharus mengetahuilah karakter,karakter suatukejadian, tidak kitacuma berani, kitaharus memahamialam itu sendiri.Memahami situasidan kondisi alam,karakter e alamgimana, kita harusbisa minimal lahmengetahui “O..nekerupsi Merapi ituseperti ini, nekgempa seperti ini,nek hujan seperti ini,
Pemahaman tentangkondisi bencana
132
nek angin ributseperti ini”. Kitaharus betul-betulminimal memahamilah, yang pentingkita tidak menantangalam bahwa bencanaitu kan sahabat.
PengalamanKerja
Kalau kerelawananini yaa sejak 1994,yang terjadi erupsiMerapi yangmengenai warga disekitar WadukTurga, Tritis itu,1994 itu, 22November. Terus,kita dulunya itu yacuma ngumpul-ngumpul itu lah.Ngumpul-ngumpuldisuatu tempat terusmembantu, diBarrack atau duluitu di tempatpengungsian itu,yaaa apalah sesuaidengan apa yangdibutuhkan sesuaidengan wargatersebut. Akhirnyamembentuk suatukomunitas,paguyuban, terussampai terjadinyaerupsi lagi tahun2000, 2001 yang keBarat atau ke Timurarahnya namun kan
Pengalaman kerja sebagairelawan
133
ringan kan lah yaa.Yaa karena kan sanadaerah JawaTengah. Terus 2006,2006 ini kitamembantu emmyang Merapi karenasudah waspada ituemm dari normalsampai ke waspadakita sampai sudahstandby, kita jugasudah sampaimembuat posko,namun yang terjadiadalah Selatan,gempa Bantul itu.Orang kanmelihatnya Utarakan waktu itu, tidakmemperkirakanSelatan itu adagempa itu. Akhirnyakita ya membantu keSelatan, membantulogistik lahterutama.
Hambatan Kerja Emm untukpenolakan-penolakan itubiasanya malahsebelum. Misalnyakaya di Merapi itu“Wahh gak papa,gak papa mpun kulatak teng ngomahmawon”. Untukdipindahkansementara gak mau,
Hambatan kerja munculketika terjadi penolakanpada saat evakuasi
134
karena yaa“biasanya Merapindak sampai sana,ndak sampai sana”karena masih punyaternak. Kan oranglereng Merapi kanrata-rata ternak,karena ternak itukan benda pusakayang menjadi emmapa untukmenghidupi. Untuk‘ngakali’ seperti ituyaa kita tidakmemaksa kok. Singpenting kita itusudah memberiinformasi bahwaMerapi itu sekarangsudah seperti iniseperti ini “KalauBapak Ibu sekaliantidak mau, yasilahkan untuk lebihwaspada saja. Nantikalau mau lari disinitempat-tempatnya,barrack-barrack-nya”. Intinya kitatidak bisa memaksa,kita sudahmenginformasikanyang benar saja daripemerintah.
KebutuhanKerja
Yaa relawan itu koksekarang tidakdiperhatikan yaa.Yaa pengungsinya
Membutuhkan bantuandan dukungan dari pihakotoritas (pemerintah)
135
yang diurus olehrelawan jugadiperhatikan, tapipetugas ya harusdiperhatikan juga.Kondisi kesehatanpsikologisnya,emosinya kan jugaperlu lah adanyapsikiater. Itu sangatpenting. Apalagilama, karena otak inikan sudah tidak bisanormal lahmudahnya.
Dorongan daridalam Diri
Harapan Kerja Yaa kalau bisa kanmengurangijatuhnya korban.Memberikankeamanan, rasanyaman bagi korbanyang terdampak.
Harapan pada saat bekerja
Sikap Altruisme Tapi kan kita ituhidup secara sosial,membantu yangpenting bisamembuat orang lainjuga senang, aman,nyaman, tenangdalam situasibencana. Yaaselama kita mampu,semampu kita yakita bantu.
Perilaku altruism dalambekerja
DukunganSosial
Dukungan Sosial Yaa kita sama-samatahu lah. Yaa bebansih beban, namunkalau keluarga itu
Dukungan dari kelurgaketika bekerja
136
sudah tertata, sudahmapan, kan kita jadilebih tenang. Lebihtenangnya itu maubekerja sana-sini ituyang jelas keluargasaya sudah aman.Kita bekerja itusudah bisa lebihenak, lebih nyaman,lebih tenang, jadiuntuk membantuorang itu tidakmendua itu lho mas.Tidak mendua itumaksudnya tidakmerugikan keluarga,tidak merugikan dirisendiri, artinya kitasudah bisa lebihfokus untukmembantu oranglain.
Prioritas Kerja Prioritas Kerja Yaa yang jelas yangsaya prioritaskandulu kalau pasbencana itu keluargadulu baru ke tempatbencana. Aman,nyaman, dititipkandimana baru ketempat yang lain.Pas 2010 itu,sebelum kejadianbesar seminggusebelumnya kansudah saya titipkankeluarga di rumahselatan, jadi pas di
Prioritas kerja saatmenjadi relawan
137
lapangan itu sayasudah tenang, tidakmendua pikirannyaitu. Yaa harusmemahami semualah intinya mas,memahami darikebutuhan ini danitu, tidak terlantarkeluarganya hahaha.
Nilai Kerja Nilai Kerja Yaa kegotongroyongannya itu,karena bencana itukan akanmenimbulkan lagisemangat kegotongroyongan, persatuan,kesatuan lagi disitu.Karena mempunyaisatu tujuan yaknikita menolong.
Nilai yang didapat ketikabekerja sebagai relawanadalah semangat gotongroyong
Makna Kerja Makna Kerjasebagai Relawan
Yaa kalau itu sihudah dari hati nuranisih mas. Yaa timbulkarena dari hatibukan karena ini danitu yaa. Karenakalau panggilan darihati nurani yaasudah tidak bisadinilai lah.
Makna kerja sebagairelawan
RelasiInterpersonal
Kalau kita maumencari untungmendingan janganjadi relawan.Akhirnya kan kitajadi banyakkeluarga, temen,
Manfaat kerja menambahrelasi interpersonal.
138
sahabat, jadibertambah to?Karena kita manusiakan wajib tolongmenolong, di semuakeyakinan kantolong menolong ituwajib.
139
TABEL VERBATIM INFORMAN 3
No. Verbatim Deskriptif label Analitik label
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243
Selamat siang Pak AS, kalau bolehtahu sekarang berusia berapa pak?Emm sekarang 41. Oke, apakah bapaksudah berkeluarga? Iya, sudah satuistri, dua anak cewek cowok. Okee,nahh jadi begini pak, maksudkedatangan saya kemari untukmelakukan wawancara yangberkaitan dengan topik penelitiansaya yaitu berkaitan dengankerelawanan bencana alam. Nahkebetulan saya mendapatrekomendasi dari narasumber sayayang lainnya bahwa bapak jugatermasuk seorang relawan, apakahbetul? Ya dulu sering aktif sih mas.Baik, sebelumnya bisa bapakceritakan tidak pengalaman bapakselama menjadi relawan? Kalaurelawan ya mas sepengetahuan saya,yang saya alami, dulu sebelum adaerupsi merapi itu ya kita sering dulusebelum ada puting beliung kita jugamerapikan rumah, memotong pohon-pohon yang tumbang, nahh waktuerupsi kita pertama kali ikut evaluasi ituwaktu meletus di tempat e mbahMaridjan, dari proses pengambilan,sampai proses penghataran ke rumahsakit. Nah, terus setelah itu selesaiterjadi erupsi yang paling besar. Erupsiitu juga ikut menghancurkan rumah-rumah kami disini. Saya pun waktu itujuga jadi relawan, saya tetap berkatifitassebagaimana jiwa relawan itu. O nggih,berarti pertama kali bapak terjunsebagai relawan itu mulai kapan?Saya itu pertama kali emm tahun 2009mas, ya itu mulai agak aktif mas kalausebelum-sebelumnya itu kitaberaktifitas kalau pas ada bencana aja.Jadi baru bener-bener aktif sebagairelawan itu ya rentang tahun 2009
Menceritakankegiatan pertamakali menjadirelawan pada saatputing beliung(21-23)
Tetap berpartisipasimenjadi relawanmeskipun jugamenjadi korban(33-35)
Pertama kali aktifhanya pada saatada bencana(38-41)
Mulai benar-benar
Pengalamanpertama saatmenjadi relawan
Menunjukkanperilaku prososialdikala semuamengalamikesusahan
Mulaiberpartisipasihanya pada saatada bencana
Mulai
140
44454647484950515253545556575859606162636465666768697071727374757677787980818283848586878889
sampai 2012-an lah mas, kalausebelumnya sama setelahnya itu yakalau ada kejadian bencana, putingbeliung, dan yang lain kalau ada ya kitakesana. Karena corps bencana itu kandimana ada bencana, jadi benar-benarmurni, kita kan gak ada kantor, kitabenar-benar emm jadi relawan itu kalausudah ada kegiatan kebencanaanterpanggil gitu lho. Sampai yangterkecil seperti kalau ada orangkecelakaan di jalan yaa jiwa relawankita tetep muncul, entah membawa kerumah sakit dan sebagainya. O nggih,nah terus bisa bapak ceritakan nggaksuka duka selama menjadi relawanitu sendiri? Yaa kalau sukanya itupaling tidak kita bisa membantu, ataumeringankan orang yang kesusahan yaawalaupun saya sendiri susah. Artinyasusah itu, saya juga orang yang terkenabencana, tapi disaat ada orang lain emmkaya waktu itu di sekitar emm mana ituMandala Krida, disana ada putingbeliung kita dari sini juga turun ke sanakita motong-motong pohon-pohon yangbesar-besar itu yang mengenai rumah,kita juga membawa salah satu wargayang waktu itu terkena seranganjantung, nah terus kita juga bilang “barukena pohon aja udah serangan jantung,yang gak punya rumah aja langsungsadar, bangkit, dan emm” ohh ternyataorang nolong kita juga terkena musibahbegitu mas. Dan kena musibah itu jugatidak mengendurkan semangat kita buatmenjadi seorang relawan, jadi kita tetapharus fit. Mungkin kita susah tapi kitajuga harus membantu orang yang susah,itulah jiwa seorang relawan. Baik, nahterus dukanya pak? Kalau dukanya itugini mas, kita emm rame-rame juga satutim. Kita ke Muntilan sebelah kali putihitu ada satu kampung yang terisolirterkena banjir, nah kita harus mengirimlogistik, karena dia dievakuasi tidak
aktif sebagairelawan pada 2009-2012(42-48)
Kegiatankerelawanan tidakhanya sebatas adabencana, melainkanmulai dari hal-halkecil di jalan(51-56)
Perasaan sukaketika menjadirelawan(60-78)
Tetap bersemangatmenjadi relawanmeskipun terkenamusibah(78-83)
Pengalaman dukaketika menjadirelawan(84-101)
berpartisipasi aktifsebagai relawanpada tahun 2009
Definisi kegiatankerelawananmenurut informan
Keinginan untukmembantumeringankankesusahan oranglain
Membangunsugesti positifmeskipun terjadibencana
Pengalamannegatif ketikamenjadi relawan
141
90919293949596979899100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122123124125126127128129130131132133134135
mungkin maka kita harus mengirimlogistik. Kita pakai tambang itu diikatkencang di pohon, terus ngirim jenset,makanan dan segala macamnya, dan itusudah melibatkan relawan dari pantaikarena kita juga harus memerlukankapal to? Jadi kita berusaha ngirim itumungkin bantuan dari emm Tuhan to?Walaupun itu sudah beda propinsi ya,kita di Yogya mereka di Jawa Tengah.Toh juga sama-sama minta pertolongan,intinya kita harus siap gitu aja mas. Ojadi cuma terkendala masalah areadan lingkungan seperti itu aja yapak? Emm kalau relawan yang bersifatemm kayak di sekitaran Pakem ini, itukita tidak pernah merasa terhambatkarena kita tidak ada prosedur, yangpenting kita juga membawa benderaPMI, terus kita bisa masuk area bencanadimana saja, terus kita membantu.Tujuan utamanya kan kita membantu,kalau kita ikut prosedural resmi, mintaijin dulu dan segala macamnya nantiyaa repot mas. Dan perlu digaris bawahimas, relawan itu tidak melulumembantu secara fisik lho, tapi kitajuga bisa membantu secara pikiran, yaintinya kalau ada orang kesusahan yakita bantu mas. Tapi, disaat itu juga kitabisa membantu secara keuangan karenasampai sana juga kita mengeluarkanuang untuk biaya transportasi, mungkinnanti setelah itu kita biaya rame-ramepas selesai. O nggih-nggih, nah terussetelah mendengar cerita bapak tadisebenernya motivasi bapak sendiri ituapa sih kalau boleh tahu? Yaa cumamembantu. Motivasi saya itu inginmembantu sesama. Kenapa sih kokingin membantu pak? Ya karena itupanggilan hati yang paling dalam ya.Misalnya kaya gini, saya lagi mau pergibersama anak, istri saya terus tahu-tahujalan arah ke Pakem, ke Turi itu adatabrakan. Tak ambil terus tak bawa,
Kendala ketikamencoba untukmenolongkampung yangterisolir(91-101)
Tidak pernahmerasa terhambatdengan segalaakses ketika inginmenolong(106-110)
Tujuan utamamenjadi relawan(111)Hambatan yangbersifat adanyaaturan(112-114)
Pekerjaan sebagairelawan tidakhanya sebataspertolongan fisikmelainkan pikirandan juga keuangan(114-124)
Motivasi yangmuncul dari hatiyang paling dalam(127-131)
Kendala ketikamencobamenyelamatkankorban bencana
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Tujuan utamamenjadi relawanadalah membantuorang lainKendala sebagairelawan yangbersifat proseduralresmi
Berbagai macambentuk aktifitaspertolongan yangdilakukan olehrelawan
Motivasi dalamdiri untukmembantu
142
136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181
orang lain gak mau bawa itu mas. Takbawa ke rumah sakit walaupun padaakhirnya meninggal di jalan di mobilsaya toh itu memang kaya emmdisitulah semampu saya membantu.Walaupun sebenernya dalam hati sayajuga menyesal kenapa emm bukanmenyesal karena meninggal di mobilsaya teteapi kenapa saya kok tidak bisasegera mengantar ke rumah sakit itu. Ituyang kemudian memunculkan perasaanbersalah saya. Terus gimana tuh pakkalau merasa bersalah gitu pak? Yakalau merasa bersalah gitu ya kemudiansaya meminta maaf juga sama keluargayang bersangkutan. Saya udah emmsedemikian rupa emm artinya perlupertolongan apa di rumah sakit itu, terussebelumnya juga pernah “mas-mas,untuk ngurus-ngurus ini nya harus adayang jamin mas” ada orang yang bilangke saya gitu ya terus saya kasih STNKsaya buat bukti, karena saya orang yangnunggu sebelum keluarganya datang.Nahh itu menurut saya juga sudah emmapa yaa sebuah kepuasan, kepuasanbatin, batin itu puas gitu lho mas, sayapuas dengan itu gitu lho mas. O nggih-nggih, nah terus kira-kira nilai-nilaiapa saja sih pak yang telah bapakdapatkan selama terjun sebagairelawan ini? Kalau nilai-nilainya yamas, terutama yang paling bisa sayaucapkan itu emm karena kalau yangtidak bisa saya ucapkan itu kanberhubungan dengan Tuhan atassesuatunya berupa terima kasih dan rasasyukurnya mas. Tapi kalau nilai-nilaiyang sebisa saya ucapkan itubahwasannya orang hidup itu harussabar, menerima keadaan, baik keadaansenang, keadaan susah. Terus dibalikkesabaran itu kita harus ada keikhlasan,karena gini kalau orang itu hanya sabartapi disisi lain orang itu mendapatbencana, masa kita hanya meratapi
Pengalamanmengantarkanorang sakit disaattidak ada yang maumembantu(132-140)
Muncul penyesalandalam diri ketikatidak segeramembawa korban(141-147)
Mencoba memintamaaf kepadakeluarga yangbersangkutan(149-151)
Menemukankepuasan batinketika bisamembantu oranglain(160-163)
Nilai-nilai yangdidapatkan selamamenjadi relawanseperti kesabaran,mampu menerimakeadaan, dan jugakeikhlasan(168-183)
Pengalamankerelawanan
Perasaan bersalahketikamenyelamatkanorang
Wujud penyesalankepada keluargakorban
Kepuasan dalammelakukanaktifitas kerja
Nilai yang didapatselama menjadirelawan
143
182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227
nasib kita sendiri padahal kita mampumengarah kesana. Kita juga berbagi,berbagi itu juga bisa dalam bentuk emmmisale orang yang susah itu kita bantubisa dalam bentuk tenaga atau dalambentuk yang lain walaupun kita sendiriitu susah gitu lho. Misalnya pas tahun2006 ada gempa, nak kita membantukesana, tenaga dari sini kita kesana keBantul, membantu berupa material,bambu-bambu untuk membangunrumah-rumah sederhana. Terus sayatugas di sekitar Bantul timur, terus sayabilang “itu bukan genset sana, itu kitayang sewa”, karena listrik di kampungsana itu putus. Itu kan kampungnya Ibusaya, jadinya saya sewakan satu bulan.Tapi karena yang tak sewa itu tahubahwa itu untuk sosial ya jadinya cumabayar setengah. Nah intinya jiwa ituterpanggil, gak emm jiwa itu gakmungkin terpanggil kalau hal ituberhubungan dengan uang karena mas eharus nyewa, harus mbayar gitu lho.Mas nya tidak menikmati ya kan?Berarti itu kan ada unsur keikhlasan gitulho. O berarti pada waktu itu bapaksama sekali tidak memikirkantentang uang begitu ya pak? O.. tidakmas. Kalau saya pribadi sih gak mastapi gak tahu kalau yang lain. Sayasecara pribadi itu tidak maumengungkit-ungkit masalah seperti itu.Orang saya membantu itu tidakmemikirkan tentang si A, si B dansebagainya, karena itu bukan karaktersaya. O nggih, nah terus selama iniyang menjadi komitmen bapak untukterus berkecimpung dalam halkerelawanan itu apa pak? Yangmembuat bapak sendiri kok betah,sudah tahu bahwa resikonya besarterus harus berkorban banyak entahwaktu, uang, dan tenaga? Bisadiceritakan mungkin pak! Yaaaseneng mas. Senengnya kenapa itu
Nilai lain sepertiberbagi dengansesama(183-188)
Pengalaman padasaat berbagi denganmembangunkanrumah sederhana(189-193)
Menyewakangenset selama satubulan demikebutuhankampung ibunyayang mati(194-201)
Keterpanggilanjiwa menolongkarena keikhlasan(201-207)
Tidakmempermasalahkan uang ketikamenjadi relawan(211-218)
Komitmen karena
Nilai yang didapatselama menjadirelawan
Pengalaman kerjasebagai relawan
Pengalaman kerjasebagai relawan
Munculnya sikapaltruis berdasarkeikhlasan
Tidak melihataspek material saatmenjadi relawan
Komitmen kerja
144
228229230231232233234235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260261262263264265266267268269270271272273
pak? Senengnya itu karena ada orangyang pas kena bencana terus kita tuhbisa meringankan. Gitu lho. Kita itu kantidak bisa menghilangkan tapisetidaknya kita bisa meringankan ajamas. Misalnya ya mas ada orang kenamasalah itu 10 kilo tapi kita hanya bisamembantu 1 gram. Nah 1 gram itupaling tidak sudah bisa membantu lahmas. Walaupun saya sendiri juga punyamasalah 10 gitu lho mas. Berartiintinya bapak membantu yasemampunya bapak gitu kali ya pak?Ya semampu saya mas. O..okee okee,nah saat ini kan bapak posisinyasudah berkeluarga nih, kalau bolehtahu tanggapan keluarga pada saatitu bagaimana pak ketika bapakmemilih untuk ikut sebagai relawan?Ya khawatir mas, tapi sejauh ini sihbelum pernah di complain sih maskarena mungkin sudah tau juga bahwasaya pasti bisa jaga diri. Nah terusmana yang bapak prioritaskan lebihdahulu ketika ada bencana? Kalausaya sih nomor satu jelas korban mas,terus keluarga nomor 2. Kenapakeluarga nomor 2 pak? Ya karenasaya merasa pada saat itu, 2009 waktubencan puting beliung itu kan rumahsaya jauh dari lokasi bencana, jadi sayamikirnya ya keluarga saya pasti aman.Jangankan hanya pas disitu mas, waktumereka ikut mengunsi saja saya tinggalkok mas. Nah waktu ada bencana“Woyy ada bencana lahar dingin dikampung si A” ya itu terus kita kesanarame-rame sama tim mas, bawa motor,bawa ambulan, bawa perlengkapansemua mas. Jadi kita kesana itu tidakdengan tangan kosong mas, kita jugamembawa perbekalan. Nah kemudiansalah satu yang membuat saya berterimakasih sama Tuhan itu mungkin karenaada beberapa donatur terus membantumembikinkan sebuah rumah itu
senang membantuorang lain untukmeringankan bebanorang tersebut(228-230)
Kekhawatirankeluarga ketikapertama kalimemilih untuk ikutsebagai relawan(247-250)
Prioritas korbanyang utamadibandingkankeluarga(252-254)
Kesiapanperlengkapan yangdibawa pada saatakan ke lokasibencana(264-269)
Ucapan syukurpada Tuhan karenamendapat bantuandari para donatur
saat menolongorang lain
Munculnyaperasaan khawatirdari keluarga
Memiliki prioritaskerja saat menjadirelawan
Mempersiapkanalat-alatpendukung ketikabekerja
Ada pihak lainyang membantukinerja
145
274275276277278279280281282283284285286287288289290291292293294295296297298299300301302303304305306307308309310311312313314315316317318319
mungkin emm apa yaa mungkin sebuahhadiah buat saya ya walaupun sayatidak berharap ya, tapi kita dibangunkan13 rumah itu kan berarti hanya karena 2orang terus bisa dibangunkan 11 rumahartinya itu kita masih solid gitu lho.‘wong’ dulu saya temen saya itukerjaanya nyari bantuan mas buatmakan orang 60 itu. Kita berdua. Nahkemudian banyak temen-temen yangrespon juga. Kita juga harus bisangelola disini terkena bencana disisilain juga di tempat lain juga terkenabencana, nah itu kita harus bisamembagi waktu. Baik, nah terussebenernya kalau boleh tahu yangmenjadi tujuan bapak menjadirelawan itu apa sih pak? Apa sihyang ingin bapak capai? Tujuan sayasebenernya hanya kepuasan batin kokmas. Puas. Puasnya itu seperti apapak? Ya puasnya itu karena ketika pasada bencana terus kita bisa bantu, bisameringankan, ya walaupun tidak hanyasekali bisa beberapa kali. Ya kadangwalaupun cuma sekali pun saya bisamerasa puas, jadi kita itu punya rasapuas itu emm gimana ya maumenjelaskannya emm misalkan ginimisalkan di jalan terjadi laka tabrakanterus apa kita mau tutup mata? Kannggak mungkin. Kalau orang lain yangterbiasa apatis mungkin dia akan cuekaja, tapi kalau kita yang terbiasa pekaterhadap sesuatu kan jadi gimana gitumas kayak ada yang ‘ngganjel’ lah gitu.O nggih-nggih paham, tapi apakahhanya karena kepuasan batin atauada sesuatu yang lain? Mengapa kokingin dilakukan terus to Pak? Yakalau ada sih ya bakal saya lakukanterus mas, tapi kalau gak ada ya kitajuga gak minta namanya juga bencana.Tapi paling tidak sekarang kalau adaorang kecelakaan itu ya saya masih sukanolong, tapi kalau yang sifatnya
untuk membangunrumah(270-273)
Tujuan utamamenjadi relawanhanya untukmencari kepuasanbatin(292-294)
Puas karena bisamembantu danmeringankan bebanorang lain(295-297)
Ada perasaan yangmengganjal ketikaharus bersikapapatis jika adakejadian di jalan(302-309)
Keinginan untukterus melakukanpertolongan(314-315)
Masih seringmenolong ketikaada kecelakaan
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Kepuasan dalamaktifitas kerja
Perasaan tidaknyaman ketikatidak menolong
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Memiliki sikapaltruis yang tinggidiluar bencana
146
320321322323324325326327328329330331332333334335336337338339340341342343344345346347348349350351352353353354355356357358360361362363364365
bencana kan relatif sekarang kan sudahjarang, bahkan gak ada tinggal putingbeliung atau apa gitu aja. Mungkinkalau di Jawa Tengah mungkin longsor,tapi masih mau melakukan mas. Nahitu mau sampai kapan pak? Nah gaktau, kalau jauh saya masih melakukanitu dengan uang, saya ikut donasikemana gitu. Jadi saya tidak terbatasmembantu dengan tenaga saja tapimungkin bisa juga dengan cara yanglain, ya seperti berdonasi itu juga.Seperti acara-acara di televisi seperti“Jalinan Kasih” di RCTI terus“Jembatan Asa’ di SCTV itu saya masihsuka tergiur walaupun itu hanya daricara televisi lho mas. “Wah ini operasikatarak, bibir sumbing berapa orang”nah disini itu (megang dada) masihmerasa ‘mak nyes’ gitu lho mas. Itubedanya mas, tidak terbatas lingkungan.Tapi kalau yang masih berbasislingkungan ya seperti donor darah itumasih sering saya lakukan. Itu pasti.O..oke oke nah terus selama bapakbekerja menjadi relawan itu ada gaksih yang bapak harapkan? Nggak adamas. Nggak ada itu maksudnyagimana pak? Nggak ada itu artinya ginilho mas, kalau saya berteman, sayasama ‘njenengan’ itu gak ada sayamengharapkan minta imbalan sma‘njenengan’ karena ini hubungannya itudengan hati mas, nah kalau hati ituberhubungan dengan Tuhan jadi intinyasaya bisa berbakti dengan Tuhan salahsatu caranya dengan seperti itu mas. Yaintinya saya anggap sebagai ibadah gituaja lah mas. O ya ya, lantas sejauh inibapak puas gak sih pak dengan apayang telah bapak lakukan selama ini?Kalau selama ini jelas saya belum puas,lha kalu puas saya pasti udah berhentimas. Kalau puas kan berarti udah titikto? Kalau saya nggak, saya masih koma,koma aja mas hahaha. Berarti masih
karena bencanaterbilang relatif(317-324)
Ikut kegiatandonasi apabilajaraknya jauh untukditempuh(327-331)
Perasaan tidak enakdi hati ketikamelihat acara ditelevisi seperti“jalinan kasih” dan“jembatan asa” danterdorong untukberdonasi(332-340)
Sering melakukankegiatan donordarah(341-343)
Selama menjadirelawan tidakmengharapkandapat imbalan(350-352)
Menganggapmenjadi relawan itusebagai ibadah(353-357)
Belum puas denganapa yang telahdilakukannyaselama ini(361-365)
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Tidak memikirkantentang timbalbalik atasperbuatannya
Bekerja adalahsuatu ibadah
Belum mencapaiaktualisasi diri
147
366367368369370371372373374375376377378379380381382383384385386387388389390391392393394395396397398399400401402403404405406407408409410411
ada yang ingin dicapai dong pak? Yaintinya kalau ada emm atau melihat lahitu masih mas. Misalnya kaya gini,beberapa waktu yang lalu, saya anggapitu sebagai jiwa relawan karena apa?Dia datang kerumah saya itu denganpunya harapan. Jelas. Dia tidakmungkin serta merta datang kerumahsaya to? Tanpa ada harapan. Dia bilanggini, “Anak saya butuh sekolah, butuhseragam dan lain sebagainya” Itu jugasebagai salah satu jiwa relawan. Artinyaorang itu tanpa serta merta datangkarena orang itu juga bukan kampungsaya juga. Kampung jauh. Nah tapientah mungkin dia denger dariseseorang atau beberapa orangsolusinya seperti itu. Dan itu saya garisbawahi mas, dengan melakukan sepertiitu tidak membuat miskin saya mas. Itupatut saya garis bawahi mas apakahdengan melakukan seperti itu terusmembuat miskin saya? Nggak. Terusapakah istri saya protes karena ngasihuang ke orang lain? Nggak hahaha. Istrisaya bahkan baik-baik saja hahaha. Onggih-nggih, intinya keluarga tidakmempermasalahkan ya pak? Tidakmasalah. Baik, nah dari penjelasanbapak dari awal hingga akhir tadi,kalau menurut bapak sendiri kerjaitu sendiri apa sih pak? Bekerja? Emmmau menjelaskan bekerja itu relatif yamas, karena gini saya itu lulus kuliahlangsung bekerja mas. Ini tak runut kebelakang ya mas. Saya bekerja ikutorang 4 tahun mas. Nah yang dikatakanbekerja menurut saya itu kan mencarisesuatu nah sifatnya uang. Gak mungkinkan orang kerja gak nyari uang, kalaukita kerja ikut orang lho mas. Nggih.Dasarnya suka tidak suka kita bekerjauntuk mencari uang. Itu bekerja. Kitakerja bagus belum tentu dapat nilaibagus, walaupun kita kerjanya 10 tahunbelum tentu kita kerja dapat nilai bagus.
Masih seringmelakukan yangbersifatkerelawanan(367-368)
Masih maumembantu oranglain yangmembutuhkanmeskipun dirisendiri tidakmampu, karenamembantu itu tidakmembuat miskin(371-388)Istri tidakmempermasalahkan atas apa yangdilakukannya(392-394)
Selama bekerja ikutorang, informanmendefinisikanbekerja itu untukmencari sesuatuyang bersifat uang(402-427)
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Memiliki sikapaltruis yang tinggi
Mendapatdukungan sosialdari keluargaterdekat
Ketika bekerja diperusahaan lebihmengutamakankebutuhanfinansial
148
412413414415416417418419420421422423424425426427428429430431432433434435436437438439440441442443444445446447448449450451452453454455456457
Tapi kita kerja 10 tahun itu terus jelek 1hari, hilang 10 tahun itu tadi mas. Nahhitu penafsiran saya bekerja ya mas.Artinya apa? Saya mengalami hal itu.Saya itu bekerja 4 tahun bagus, tapi 1hari saya kerja gak bagus,menghilangkan nilai 4 tahun itu. Tahunitu ada dua pilihan, saya itu harusmengundurkan diri atau saya harusdipecat. Kalau orang berpikir kembalitujuan orang bekerja itu uang, tapidisaat kita harus memilih itu belumtentu karena uang mas. Karena gini,kalau saya di PHK saya otomatis dapatpesangon, tapi dengan sangat tidakhormat. Tapi saya mendingmengundurkan diri, artinya apa? Sayamengundurkan diri itu, saya mengambilkeputusan itu berarti bukan karena uangkan padahal saya bekerja itu karenauang. Kan motivasinya udah jelas beda,setelah itu saya memutuskan untukwiraswasta samapai hari ini. Kalauwiraswasta bedanya kalau bekerja itubekerja terhadap diri sendiri, itu satukarena uang tapi juga belum tentu hariini aku bekerja karena uang besok jugakarena uang, belum tentu mas. Besokbisa jadi karena senang. Walaupunuangnya tidak ada, ngono lho hahaha.Misalnya ini barang harganya 10 ributerus besok tak 11 ribu, nah terusbesoknya lagi tak jual 10 ribu lagi, yagapapa, karena aku senang. Gitu lho. Onggih paham-paham, nah terussejauh ini bapak bekerja karena?Senang mas kalau saya. Karena denganaku senang maka ada uang, begitu mas.Belum tentu lho mas aku mendapatkanuang tapi aku senang. Itu mungkinfilosofi ya hahaha. Artinya gini, kalaudikembalikan ke cerita saya tadi, mas eitu harus bisa memilih tapi juga harusbisa memilah. Nah orang sekarang ituhanya bisa memilih namun belum tentubisa memilah. Saya kasih contoh
Setelah keluar dariperusahaan,informanmendefinisikankerja karena senangbukan karena uang(424-445)
Bekerja karenasenang. Denganalasan bekerjabukan karenamemilih pekerjaantapi memilahpekerjaan.(448-471)
Ketika keluar dariperusahaan bekerjaadalah suatukesenangan
Kemampuandalam memilahpekerjaan
149
458459460461462463464465466467468469470471472473474475476477478479480481482483484485486487488489490491492493494495496497498499500501502503
sekarang kita memilih, misalnya disinisekarang ada cewek 5 masnya tahu inicantik, ini gak cantik. Itu maksudmemilih, tapi masnya gak bisa memilah.Karena memilah itu gak bisa dilihat,harus bisa dirasakan. Itu memilah, gitulho. Karena kalau memilih itu hanyaada di mata, tapi kalau memilah ituadanya di hati. Sama juga denganbekerja, saya dulu kerja di corporateterkenal, walaupun mas e gak senangtapi kan mas e butuh uang. Nahh bedalagi kalau mas e yo senang, ndilalahmas e yo dapat uang., naahhh gitu lho.O nggih-nggih, nah terus pernah gaksih bapak ketika menjadi relawan itukepikiran atau berharap untukmendapatkan misalnya uang atausemacamnya? Tak ceritain ya mas,waktu erupsi meletus tempat e MbahMaridjan, saya itu pernah berempat atauberlima saya lupa itu menemukan satujenazah. Dia itu mau pergi, lari darirumahnya itu naik motor, motornya itumasih GL, GL-Pro waktu itu. Nahdiatas itu kan ada pemerah susu sapiperah itu lho. Nggih. Nah diikatpinggangnya itu ada uang 38 juta. Sayatahu karena ikat pinggangnya itu pojokemm tas pojok itu lho, terus jenazah osaya tahu ini si A karena saya kan orangsini, ini Ahmat misalkan, kita angkutkita amankan uangnya kita masukanplastik terus kita kasih namanya. Satuitu, yang kedua saya ngambil diatas,paginya. Paginya saya ngambil diatasnamanya Andri. Almarhum. Itu hapenyaberbunyi mas, ditelpon 23 kali, dimisscall sama isterinya. Itu ditangannyaitu puntung rokok clasmild itu masihjelas mas (sambil menunjukkan gayakorban) tapi dia masih pakai helmkorban itu. Terlentang di deket kandangsapi. Hapenya itu tak ambil terus takangkat telponnya “Mas, kamu sehat?”“Sehat” saya bilang gitu terus tak matiin
Informanmenceritakanpengalaman ketikamenjadi relawanbencana selamaerupsi Merapi(476-591)
Pengalaman dalambekerja
150
504505506507508509510511512513514515516517518519520521522523524525526527528529530531532533534535536537538539540541542543544545546547548549
hapenya, terus cincinnya tak lepas terustak jadikan satu sama hape terus takkasih nama Andri. Nah itu sisi yangkedua, itu tak anggap saya tidakmempunyai pamrih ya, walaupun tidakada orang yang melihat. Dan bisadiambil ya pak? Bisa diambil. Tapikarena saya itu yakin Tuhan itu tidakpernah tidur. O nggih-nggih. Ya kan,terus yang terakhir mas erupsi meletusbesar, saya itu masih disana, di daerahNgepring sana. Waktu itu saya beliemm saya waktu itu kan juga jualrongsok, saya hidup itu dengan radameminta-minta. Saya beli rongsok disatu orang namanya Pak Slamet itu jugaudah meninggal. Saya beli mobil, sayabeli alat potong kayu. Nah waktu sayabeli mobil itu saya menemukan tulangnah tulang itu diperkirakan tulangibunya nah itu ditangannya itu adagelang kalau gak lima ya enam. Sayasama tukang rongsok itu dia orangDemak tapi udah kenal baik yaa, itugelangnya tak ambil terus tulangkepalanya tak tutup sorenya lalumalamnya saya datang ke rumah diangungsi, terus saya bilang “pak maafsaya tadi nemuin ini” “woh, lha inigelang ibu saya” jawabnya. “Besok pagitak anter, saya tau tempat tulangnya,mungkin itu ibuk e njenengan”. Terusada salah satu warga tanya “mas, lhauang e?” Saya tidak menemukan, kalauitu tertimbun otomatis uangnya jugaikut hangus. Tapi saya tidak maumempersulit diri saya, saya cuma bilanggini walaupun waktu itu pertanyaannyapun menyakitkan, saya cuma bilang gini“kalau saya cuma mau uangnya, yangtak ambil bakalan gelangnya, dan gakada yang tau, wong saya cuma berdua”Karena yang orang Demak itu udah gakmau mengembalikan. O nggih nggih.Dan yang ini bukan punya saya. Yaokelah, dia juga waktu itu tidak bilang
151
550551552553554555556557558559560561562563564565566567568569570571572573574575576577578579580581582583584585586587588589590591592593594595
terima kasih tapi juga diterima gelangitu. Selang beberapa hari, saya dicariterus saya dikasih uang satu juta terussaya bilang gini “Wallahuwalamwissoab, sumpah demi Tuhan saya tidaktahu dimana uangnya” Nah terus anak-anaknya itu pada cerita kalau ibunya ituwaktu pergi membawa banyak uang,tapi kalau daging saja jadi tulang, terusyang tulang-tulang kecil ini saja jadigak ada, mustahil kalau uang utuh, gitulho. Tapi sampai kali ini, walaupun PakSlamet sampai berkali-kali minta maafsama saya, saya itu ya tetep bilang “Gakpapa pak, keluarga saya gak bakalemosi, walaupun bapak tetep menggapsaya itu ngambil, saya tetep nggakpapa” toh Sana juga tahu kalau nggakngambil. Kalau saya misalnya ngambildaripada uang itu, saya mendingngambil gelangnya. Berarti waktu itubapak dituduh ya pak? Ya waktu itumas, bukan dituduh lah, tapi setengah,setengah tidak percaya, karenamenemukan gelang otomatis harusmenemukan uang. Itu kan orang bodoh.Iya kan? Gitu lho. Artinya gini, sayakasih contoh mas misalkan masnyapunya saudara, terus hanyut di sungaimeninggal, saya temu misalnya, nahhpas hanyut itu misalnya bawa ranselisinya uang terus saya temu itu dalamkeadaan hanya orangnya saja, tidakberpakaian. Apakah ‘njenengan’ terusmikir “ohh, berarti di cegat di sungaiterus dilucuti pakainnya, diambiltasnya” Apa setega itu? Kanpertanyaannya jelas kan. Itu kalau sayabilang duka itu bukan mas, itu malahtak anggap bahagia karena meskipunsaya dituduh saya tetep bahagia gitulho. Jadi secara tidak langsung bapaktidak mengharapkan imbalan-imbalan seperti itu ya pak? Ohh tidakmas. Tidak sama sekali. Berkaitanentah itu dengan segala sesuatu
Ketika menolongseseorang informantidakmengharapkanimbalan apapun(593-594)
Tidak memikirkantentang timbalbalik atasperbuatannya
152
596597598599600601602603604605606607608609610611612613614615616617618619620621622623624625626627628629630631632633634635636637638639640641
seperti relasi atau semacamnya? Ohhtidak. Dan sampai saat ini itu saya jugamasih menyimpan kok mas, kalau sayaitu yang membawa jenazah e MbahMaridjan, tapi kalau ada orang yangpunya filmnya terus diputar tak kasihtahu kalau itu saya mas. Tapi artinyasaya tidak mau, bereuforia, bangga“wooh aku sing njipuk, aku sing ngene-ngene” nggak mas. Bukan seperti itu.Yaa biar orang lain menilai sendirilah ya pak? Yaa betul seperti itu. Okeebaik, nah terus ini mungkinpertanyaan terakhir sih pak. Teruskira-kira bapak memaknai kerjasebagai relawan itu apa sih pak? Sayamenggaris bawahi mas, intinya kerjasebagai relawan itu ibadah. Membantusesama dan sebagainya, tapi ibadah itutidak harus selalu membantu secarafisik tapi bisa saja secara pikiran. Adaorang datang ke saya seperti gini gini“Pak saya ada masalah gini gini gini”mungkin saya kasih saran, bisa jadiseperti itu. Kalau tidak cukup dengansaran, kalau sakit begini mungkin bisasaya bawa ke dokter. Saya juga harusmembiayai juga, itu juga salah satubentuk saya. Karena pernah suatuketika, saya tidak perlu sebutkan nama,tetangga kampung meninggal, jadi diaitu kena serangan masuk angin dudukwaktu merumput terus dibawa ke rumahsakit. Di rumah sakit itu dinyatakanmeninggal, terus emua orang padadatang terus cuma pada bilang gini“Ohh orangnya udah meninggal”. Nahhsaya kan dirumah, di telepon lah saya,karena orang itu kan tenaganya bapaksaya, saya langsung lari ke PKU, terustanya “Gimana pak?” “Ora enek,orangnya udah meninggal” “Teruskenapa gak dibawa pulang?” “Emmsaya tidak ada uang” “Yowes bayar”Setelah bayar langsung dibawa pulang,selang beberapa hari kemudian datang
Informanmendefinsikanmakna kerjanyasebagai suatuibadah(611-616)
Informanmenceritakanpengalaman bahwamenjadi relawan itumerupakan suatuibadah(616-653)
Bekerja adalahwujud dari suatuibadah
Bekerja adalahwujud dari suatuibadah
153
642643644645646647648649650651652653654655656657658659660661662663664665666667668669670671672673674675676677678679680681682683684685686687
kerumah saya “Gak perlu diganti,ngapain diganti?” Itu udah seketika itu.Jadi artinya gitu. Karena saya yakindilain waktu saya akan diganti olehTuhan sendiri, kalau saya minta gantimungkin malah saya dikira sombong,mungkin merasa cukup, mungkinmerasa punya uang, gitu lho. Orang lainmelihatnya seperti itu gitu lho,walaupun disaat itu mungkin saya pungak punya uang. Cuma cukup buat ituaja, tapi buat yang lain itu gak cukup.Okee baik, mungkin itu saja dulu pakuntuk sementara ini, terimakasih ataswaktu dan informasinya. Nggih, maumie tidak? O nggak pak terima kasihhehehe. Selamat pagi pak, jadi sayamau mewawancarai bapak sekali laginih pak karena kemarin data yangsaya dapat masih kurang nih pak.Nah waktu kejadian bencana itu, kanbapak bertugas sebagai relawan nihnah terus bapak menganggapkeluarga itu sebagai sebuah bebanatau sebagai sebuah dukungan?Maksudnya, kan tetntu pada waktuitu harus menyelamatkan korbannamun juga harus melindungikeluarga, nah kira-kira itubagaimana? O nggih, yaa kalausekarang saya tanyakan hal seperti itukepada keluarga tentu mungkin merekaakan bilang tidak apa-apa, namunapabila kembali ke tujuh tahun yanglalu yaaa keluarga juga sebenernyamerasa kecewa mas. Kecewa karenakita sendiri juga kan waktu itu yaaa jadikorban. Pada saat 2006 mungkin tidakapa-apa, mereka tetap mendukung.Namun pas 2010 yaa karena kita jugajadi korban terus istri sempatmengutarakan bahwa besokkehidupannya mau bagaimana kok sayamalah asik jadi relawan. Yaa kalau sayabilang sih itu merupakan suatukewajaran. Mungkin semua orang akan
Ketika bencana2006, keluargamendukungaktifitas informan(678-679)
Ketika bencana2010, keluargasempat tidak setujuketika informanmemutuskan untukmenjadi relawankarena mereka jugaberposisi sebagaikorban
Dukungan sosialketika bekerja
Hambatan kerjaketika menjadirelawan
154
688689690691692693694695696697698699700701702703704705706707708709
merasakan hal yang sama ketika kitajuga susah kok malah terima mengurusiorang lain. Disisi lain secara tidaklangsung saya justru menganggap halitu sebagai suatu penyemangat,mendukung, oh berarti saya harus bisasegera keluar dari situasi ini. Nahkebetulan waktu saya di pengungsianitu saya malah mendapatkan pekerjaan.Pekerjaan yang sebelumnya juga pernahsaya geluti. Jadi waktu itu sayadipercaya untuk mengirimkan batu keMalaysia dalam jumlah besar, yaudahsaya sanggupi mas. Artinya apa?Artinya berarti masih ada orang yangmasih mau menaruh kepercayaankepada saya itu lho mas. Lalu akhirnyasaya diberi modal dan akhirnya sayabisa mengembangkan bisnis saya ituhingga sekarang, sampai bisa belirumah, sebidang tanah dan mencukupikeluarga saya.
(680-684)Hambatan keluargatersebut, justrudianggap sebagaisuatu penyemangat(689-693)Masih diberikepercayaan olehorang lain untukbekerja(693-708)
Motivasi kerja saatmenjadi relawan
Dukungan sosialketika bekerja
155
TEMA INFORMAN PAK AS
TEMA KATEGORI KETERANGAN ANALITIK LABEL
Motivasi MotivasiKerja menjadiRelawan
Mungkin semua orangakan merasakan halyang sama ketika kitajuga susah kok malahterima mengurusi oranglain. Disisi lain secaratidak langsung sayajustru menganggap halitu sebagai suatupenyemangat,mendukung, oh berartisaya harus bisa segerakeluar dari situasi ini.
Motivasi kerja saat menjadirelawan
PengetahuanDasar sebagaiRelawan
Definisi KerjaRelawan
Karena corps bencanaitu kan dimana adabencana, jadi benar-benar murni, kita kangak ada kantor, kitabenar-benar emm jadirelawan itu kalau sudahada kegiatankebencanaan terpanggilgitu lho. Sampai yangterkecil seperti kalauada orang kecelakaandi jalan yaa jiwarelawan kita tetepmuncul, entahmembawa ke rumahsakit dan sebagainya.
Definisi kegiatankerelawanan menurutinforman
PengetahuanKerja
Dan perlu digarisbawahi mas, relawanitu tidak melulumembantu secara fisiklho, tapi kita juga bisa
Berbagai macam bentukaktifitas pertolongan yangdilakukan oleh relawan
156
membantu secarapikiran, ya intinyakalau ada orangkesusahan ya kita bantumas. Tapi, disaat itujuga kita bisamembantu secarakeuangan karenasampai sana juga kitamengeluarkan uanguntuk biayatransportasi, mungkinnanti setelah itu kitabiaya rame-rame passelesai.
PengalamanKerja sebagaiRelawan
Kalau relawan ya massepengetahuan saya,yang saya alami, dulusebelum ada erupsimerapi itu ya kitasering dulu sebelumada puting beliung kitajuga merapikan rumah,memotong pohon-pohon yang tumbang,nahh waktu erupsi kitapertama kali ikutevaluasi itu waktumeletus di tempat embah Maridjan, dariproses pengambilan,sampai prosespenghataran ke rumahsakit. Nah, terus setelahitu selesai terjadi erupsiyang paling besar.Erupsi itu juga ikutmenghancurkan rumah-rumah kami disini.
Pengalaman pertama saatmenjadi relawan
157
Saya pun waktu itujuga jadi relawan, sayatetap berkatifitassebagaimana jiwarelawan itu.
HambatanKerja menjadiRelawan
Tujuan utamanya kankita membantu, kalaukita ikut proseduralresmi, minta ijin duludan segala macamnyananti yaa repot mas.
Kendala sebagai relawanyang bersifat proseduralresmi
Dorongan daridalam Diri
HarapanKerja
Kalau selama ini jelassaya belum puas, lhakalau puas saya pastiudah berhenti mas.Kalau puas kan berartiudah titik to? Kalausaya nggak, saya masihkoma, koma aja mashahaha.
Keinginan untuk lebihbanyak membantu
Ketulusandalam bekerja
O.. tidak mas. Kalausaya pribadi sih gakmas tapi gak tahu kalauyang lain. Saya secarapribadi itu tidak maumengungkit-ungkitmasalah seperti itu.Orang saya membantuitu tidak memikirkantentang si A, si B dansebagainya, karena itubukan karakter saya.
Tidak melihat aspekmaterial saat menjadirelawan
SikapAltruisme
Yaa kalau sukanya itupaling tidak kita bisamembantu, ataumeringankan orangyang kesusahan yaa
Keinginan untukmeringankan orang lainyang mengalami kesusahan
158
walaupun saya sendirisusah. Artinya susahitu, saya juga orangyang terkena bencana,tapi disaat ada oranglain emm kaya waktuitu di sekitar emmmana itu MandalaKrida, disana adaputing beliung kita darisini juga turun ke sanakita motong-motongpohon-pohon yangbesar-besar itu yangmengenai rumah, kitajuga membawa salahsatu warga yang waktuitu terkena seranganjantung, nah terus kitajuga bilang “baru kenapohon aja udahserangan jantung, yanggak punya rumah ajalangsung sadar,bangkit, dan emm” ohhternyata orang nolongkita juga terkenamusibah begitu mas.
PerasaanBersalah
Misalnya kaya gini,saya lagi mau pergibersama anak, istri sayaterus tahu-tahu jalanarah ke Pakem, ke Turiitu ada tabrakan. Takambil terus tak bawa,orang lain gak maubawa itu mas. Takbawa ke rumah sakitwalaupun pada
Perasaan bersalah ketikatidak dapat membantudengan segera
159
akhirnya meninggal dijalan di mobil saya tohitu memang kaya emmdisitulah semampu sayamembantu. Walaupunsebenernya dalam hatisaya juga menyesalkenapa emm bukanmenyesal karenameninggal di mobilsaya teteapi kenapasaya kok tidak bisasegera mengantar kerumah sakit itu. Ituyang kemudianmemunculkan perasaanbersalah saya.
DukunganSosial
DukunganSosial selamaBekerja
Nah kemudian salahsatu yang membuatsaya berterima kasihsama Tuhan itumungkin karena adabeberapa donatur terusmembantumembikinkan sebuahrumah itu mungkinemm apa yaa mungkinsebuah hadiah buatsaya ya walaupun sayatidak berharap ya, tapikita dibangunkan 13rumah itu kan berartihanya karena 2 orangterus bisa dibangunkan11 rumah artinya itukita masih solid gitulho. ‘wong’ dulu sayatemen saya itukerjaanya nyari
Ada pihak lain yangmembantu kinerja
160
bantuan mas buatmakan orang 60 itu.
PembentukanKomitmen
KomitmenKerja sebagaiRelawan
Senengnya itu karenaada orang yang paskena bencana terus kitatuh bisa meringankan.Gitu lho. Kita itu kantidak bisamenghilangkan tapisetidaknya kita bisameringankan aja mas.
Komitmen kerja saatmenolong orang lain
Prioritas Kerja PrioritasKerja sebagaiRelawan
Kalau saya sih nomorsatu jelas korban mas,terus keluarga nomor 2.Ya karena saya merasapada saat itu, 2009waktu bencana putingbeliung itu kan rumahsaya jauh dari lokasibencana, jadi sayamikirnya ya keluargasaya pasti aman.
Memiliki prioritas kerja saatmenjadi relawan
Kepuasandalam Bekerja
KepuasanKerja menjadiRelawan
Tujuan sayasebenernya hanyakepuasan batin kokmas. Puas. Ya puasnyaitu karena ketika pasada bencana terus kitabisa bantu, bisameringankan, yawalaupun tidak hanyasekali bisa beberapakali. Ya kadangwalaupun cuma sekalipun saya bisa merasapuas, jadi kita itupunya rasa puas itu
Kepuasan dalam aktifitaskerja
161
Nilai Kerja Nilai KerjasebagaiRelawan
Kalau nilai-nilainya yamas, terutama yangpaling bisa sayaucapkan itu emmkarena kalau yang tidakbisa saya ucapkan itukan berhubungandengan Tuhan atassesuatunya berupaterima kasih dan rasasyukurnya mas. Tapikalau nilai-nilai yangsebisa saya ucapkan itubahwasannya oranghidup itu harus sabar,menerima keadaan,baik keadaan senang,keadaan susah. Terusdibalik kesabaran itukita harus adakeikhlasan, karena ginikalau orang itu hanyasabar tapi disisi lainorang itu mendapatbencana, masa kitahanya meratapi nasibkita sendiri padahalkita mampu mengarahkesana.
Nilai yang didapat selamamenjadi relawan
Makna Kerja Makna KerjasebagaiRelawan
Saya menggaris bawahimas, intinya kerjasebagai relawan ituibadah. Membantusesama dan sebagainya,tapi ibadah itu tidakharus selalu membantusecara fisik tapi bisasaja secara pikiran.
Bekerja adalah wujud darisuatu ibadah