Upload
septian-jati-tarandono-3912
View
29
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rangkaian Counter
Citation preview
BENGKEL ELEKTRONIKA
Oleh :Syaifuddin (095514063)Septian Jati T. (095514066)Rio Harnies (095514067)Aris Dian M. (095514068)Adi Kurniawan (095514270)
S1 ELKOM C - 2009
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTROJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012
A. Latar Belakang
Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan
penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan
mundur.Yang dimaksud dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan
menghitung mulai dari angka yang kecil menuju angka yang lebih besar.Sedangkan
perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa mencapai jumlah yang tidak
terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan kebutuhan. Untuk contoh,
hanya menggunakan dua buah IC decade counter dan dua buah seven segment sehingga
hanya bisa mewakili fungsi akan dua digit atau angka puluhan. Untuk membuat fungsi
yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan fungsi
yang diinginkan.
Banyak sekali kegunaan dari rangkaian counter ini di dunia
elektronika digital. Bahkan bias dikatakan elektronika digital
tidak terpisahkan dengan rangkaian counter. Hampir semua
rangkaian digital memerlukan rangkaian counter. Hal itu
dikarenakan untuk menerapkan fungsi penghitungan angka
atau operasi matematika harus menggunakan fungsi dari
rangkaian counter.
Rangkaian counter digital ini menggunakan sensor inframerah untuk menggantikan
sistem pencatat manual yang kurang praktis dan efisien. Dapat digunakan untuk
menghitung jumlah pengunjung pada tempat wisata atau untuk menghitung jumlah
barang yang diproduksi pada suatu pabrik, sehingga pengelola atau pemilik pabrik dapat
mengetahui data peningkatan atau penurunan secara akurat.
B. Alat dan Bahan
1. Rangkaian Sensor :
a. Inframerah
b. Phototransistor
c. Resistor 680 Ω
d. Variabel Resistor 10 KΩ
e. Baterai 9 V
f. Kabel Penghubung
2. Rangkaian Counter :
a. Transistor BC 547
b. Kapasitor 100 nF
c. IC Schmitt trigger 40106B
d. IC Decoder 4026B
e. 7-Segment Common Katoda
f. Resistor 1 KΩ, 33 KΩ
g. Baterai 9 V
h. Kabel Penghubung
C. Gambar Rangkaian
1. Rangkaian Sensor
2. Rangkaian Counter
D. Prinsip Kerja
1. Rangkaian Sensor
Pada dasarnya rangkaian sensor inframerah diatas sama
seperti rangkaian transistor pada umumnya, hanya saja pada
fototransistor tidak terdapat terminal basis tetapi digantikan
dengan sinar infra merah yang mengenainya. Rangkaian sensor
inframerah menggunakan fototransistor dan led inframerah yang dihubungkan secara
optik. Fototransistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led inframerah. Antara
Led dan fototransistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak mempengaruhi
besar intensitas cahaya yang diterima oleh fototransistor.
Pada rangkaian sensor inframerah diatas hanya menggunakan
satu buah resistor dan led inframerah, resistor berguna untuk
membatasi arus agar arus yang melalui led tidak terlalu besar
sehingga led tidak akan rusak atau dengan kata lain tegangan
yang jatuh pada led tidak akan semuanya 9 volt tetapi berbagi
dengan resistor 680 ohm. Prinsipnya tugas dari rangkaian
pemancar ini hanya untuk menyalakan led infra merah.
Kemudian pada rangkaian penerima
menggunakan fototransistor sebagai sensor dan VR1 sebagai
pengatur kepekaan rangkaian tersebut. Pada saat fototransistor
tidak mendapat pasokan cahaya infra merah, maka terminal
kolektor dan emitor dari fototransistor seperti saklar terbuka.
Kondisi ini sama dengan kondisi jika basis transistor tidak
mendapatkan supply arus. Kemudian pada saat led pemancar di
arahkan ke fototransistor maka kolektor dan emitor dari
fototransistor bagai saklar tertutup dan akan mengaktifkan
rangkaian.
2. Rangkaian Counter
Rangkaian counter yang digunakan disini menggunakan IC
4026 (Decade Counter) salah satu ic dari keluarga CMOS. IC
counter ini akan mencacah apabila mendapatkan input clock
berubah dari logika rendah ke tinggi. IC ini juga langsung bisa
hubungkan ke seven segment karena keluarannya memang
dirancang untuk seven segment. Jadi anda tidak perlu
menggunakan IC decoder sebagai pengubah nilai biner menjadi
nilai 7-segment.
Pada saat cahaya infra merah belum mengenai foto
transistor, maka foto transistor bersifat bagai saklar
terbuka sehingga transistor berada pada posisi cut off
(terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka sesuai
dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor
emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi).
Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian counter
menghitung secara tidak teratur jika kita tidak meredam
bouncing keluaran tersebut ke input counter. Untuk
meredam bouncing serta memperjelas logika sinyal yang
akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan
penyulut schmitt trigger. Penyulut Schmitt trigger ini
sangat berguna untuk rangkaian yang berhubungan
dengan rangkaian digital, misal penggunaan pada
peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada
bagian input rangkaian digital.
Untuk mengatur kepekaan sensor anda bisa memutar
potensio VR1 pada titik kritis, atau jika diperlukan, bisa mengganti
R2 dengan nilai yang lebih sesuai. Hal ini bisa saja terjadi
mengingat komponen foto transistor mempunyai jenis yang
berbeda-beda dan tentunya mempunyai spesifikasi yang berbeda
pula.