Upload
cystanarisa
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jn
Citation preview
Crispy Wifey~! | Part 1
***
Alissa Choi:
22 tahun, besar dilingkungan panti asuhan sejak berumur 3 tahun. sampai saat ini tidak diketahui keberadaan
orang tuanya, karena ibu panti hanya menemukan Alissa dalam kereta bayi didepan rumah panti.
Mandiri, pekerja keras dan pantang menyerah. Setelah lulus sekolah menengah ia keluar dari panti dan
membiayai uang kuliah serta hidupnya sendiri dengan berbagai pekerjaan, namun sering kali dipecat karena
kecerobohannya.
Termasuk tipe gadis yang tomboy dan cuek tapi sangat takut dengan yang namanya hantu. seumur hidupnya ia
tidak pernah menjalin hubungan special dengan lawan jenis, dalam kamus hidupnya ia hanya mencintai satu pria,
yaitu, CHO KYUHYUN yang tak lain adalah member boyband terkenal, SUPER JUNIOR, dan dia selalu menganggap
ia adalah fans nomor satu CHO KYUHYUN.
Ia sama sekali tidak bisa memasak, selain masak ramen.
Meski tomboy, ia adalah tipe gadis penyayang binatang, kecuali jenis serangga. Ia amat suka dengan kucing dan
mempunyai cita-cita membuka tempat penampungan kucing liar.
Tipe pria idealnya kelak adalah sosok yang humoris, tampan dan penyayang.
Wu Yi Fan/Kris
24 tahun, anak tunggal dari pemilik perusahaan mobil terkenal di korea serta Vancouver. Berdarah china namun
besar di Vancouver lalu pindah ke seoul saat lulus sekolah.
Memiliki coffee shop yang cukup terkenal. Termasuk pria yang mandiri, pendiam, perfeksionis, workaholic. Ia
sempat menjadi MVP dalam bidang basket dan menjadi kapten tim saat SMA dan kuliah.
Karena ketampanannya, ia mempunyai banyak fans dan banyak digilai semua gadis remaja. Untuk urusan cinta,
ia mempunyai cinta pertamanya di Vancouver sana namun cintanya kandas ditengah jalan karena gadis pujaan
hatinya harus pergi meninggalkannya untuk selamanya karena sakit kanker yang diderita, maka sejak saat itu ia
sama sekali tidak pernah membuka hatinya kembali *cannot move on~*
Amat benci dengan binatang yang berbulu.
Tipe gadis idealnya adalah gadis berambut panjang indah, pintar memasak, feminim dan penyayang.
Huang Zi Tao
21 tahun, sahabat kris, namun sudah dianggap sebagai adik kandungnya.
Selalu bisa meluluhkan hati kris dengan aegyo yang ia miliki.
Selalu cemburu jika ada gadis yang berusaha mendekti kris karena harta yang dimiliknya, namun tidak pada
Alissa.
Ia jago bela diri dan sering melindungi kris atau pun Alissa.
Cho Kyuhyun / Kyuhyun
24 tahun, Satu-satunya pria yang Alissa kenal baik sejak di panti asuhan, namun Kyuhyun lebih dulu diadopsi oleh
keluarga dari china dan pindah ke taiwan. Mereka baru bertemu kembali setelah Kyuhyun kembali ke seoul.
Ia amat menyayangi Alissa sebagai adiknya, namun perlahan berubah menjadi rasa suka terhadap seorang gadis
saat setelah 12 tahun mereka bertemu kembali.
Mendekati tipe ideal Alissa.
***
Alissa dan kris. Dipertemukan dalam sebuah insiden kecil, lalu dengan berat hati dan demi melunasi semua
hutangnya, ia bersedia menikah kontrak dengan pria dingin, arogan dan perfeksionis, Kris. Menjalani kehidupan
rumah tangga tidak sesuai dengan harapan mereka, mempunyai sifat dan watak yang berlawanan hingga
keduanya pun sadar jika perbedaan itu bisa saling melengkapi.
***
Part 1
Disebuah restoran sushi di myeondong street…
“besok kau jangan masuk lagi”
“ta-tapi bos-“
“ini gaji terakhirmu dan sudah dipotong untuk piring dan gelas yang kau pecahkan!” ujar manager restoran
sambil menyerahkan amplop, belum sempat gadis itu ingin bicara lagi, sang manager sudah langsung
menyuruhnya keluar dari ruangannya.
Alissa menghela nafas berat, membungkukkan tubuhnya dan mengambil amplop tersebut. Ia lihat isi dari
amplop, berisi beberapa lembar uang yang hanya cukup untuk penghidupan kurang dari satu bulan. “haaah~
hanya cukup untuk makan…tapi bayar sewa kamar…arrgh! Alissa pabo!” runtuknya pada diri sendiri. ia raih tas
selempang serta topi kupluk yang selalu ia kenakan, melangkah lesu keluar restoran.
Memasuki perumahan padat dan sedikit kumuh, langkahnya terhenti saat melihat ahjumma pemilik sewa kamar
tengah menunggunya didepan pintu kamarnya. “a-ahjumma…” ucapnya sedikit tahu, apalagi saat tahu semua
barang2nya sudah berada disamping yoo ahjumma, pemilik sewa kamarnya.
“maaf Alissa, besok pagi pemilik kamar baru ini akan datang, dia sudah membayar satu tahun FULL, dan
kau…masih menunggak 2 bulan”
“mi-mianhaeyo ahjumma, tapi…pasti akan kulunasi setelah dapat pekerjaan lagi-“
“kau dipecat lagi?! Bagaimana bisa bayar sewa kamar?!” ucapnya sedikit membentak, Alissa hanya
menundukkan kepalanya, pasrah. Mau tidak mau ia mengambil koper besar dan juga tas yang satunya, pergi
meninggalkan tempat tersebut.
30 menit kemudian, yerim apartment…
“ini minumnya” ujar yerim, sambil menaruh segelas air didepannya. “nhe~ ghomawho yherim-ah” ucapnya
dengan mulut penuh makanan.
“habiskan dulu makananmu itu” balasnya sambil menggeleng wajah, tidak heran melihat temannya yang satu ini
selalu kelaparan jika sudah ke rumahnya. Dan ia sudah menebak pasti Alissa sudah dipecat lagi.
“habis! gomawoyo yerim-ah, masakanmu selalu daebak~”
“ckckck~ masakanku yang enak, atau kau yang lagi lapar?”
“hehe, tapi benar enak!” ucapnya riang. Yerim mengambil sesuatu dari meja tv, selebaran lowongan pekerjaan.
“ini, tadi chanyeol menyuruhku untuk memberimu brosur ini, mungkin dia tahu kalau kau tidak akan lama kerja
disana” jelas yerim.
“waitress?”
“hmm…kebetulan, pemilik café itu salah satu temannya, kau coba saja besok datang kesana, dan untuk
sementara kau tinggal saja disini” ucap yerim, Alissa menatapnya dengan mata berbinar, lalu memeluk tubuh
yerom erat, “gomawo yerim-ah~ aku janji akan bekerja lebih tekun lagi!”
“i-iya~ aku-se-sak Alissa-ya!”
“hehe…kau yang terbaik!”
***
The Moon Café
Sejak pagi Alissa sudah sampai disebuah café kawasan gangnam, café berinterior klasik namun terasa nyaman
dan dapat menarik pengunjungnya hanya dengan melihat eksteriornya. Café tersebut baru saja buka dan semua
pegawai terlihat sangat sibuk. Hanya terlihat 4 pekerja didalamnya, dan satu yang terlihat seperti manager café
tersebut memantau semua bawahannya bekerja. Tak jarang ia mengomel karena pekerjanya yang kurang gesit
dalam melayani pelanggan.
“umm…permisi kudengar disini butuh waitress?” tanya Alissa pelan, manager tersebut melihat Alissa dari atas
hingga bawah dengan seksama. “kau diterima” ucapnya pendek dan mengangkat telunjuknya, menyuruh Alissa
untuk mengikutinya ke dalam. “e-eh? langsung diterima? Tapi interviewnya-“
“disini kekurangan waitress, umm…ukuran tubuhmu M, ini seragamnya, sebelumnya sudah pernah jadi waitress
kan?” ucapnya cepat dan Alissa mengangguk cepat. Ia diberi seragam café lengkap. “ini seragam dan ini daftar
menu café, kau layani pelanggan yang ada, selalu tersenyum dan ramah, kau bisa minta bantuan pada minyoung,
dia sudah cukup lama bekerja disini, arraseo?!” ucapnya begitu cepat.
“n-ne!”
“oh ya, sore nanti bos akan datang, seluruh isi café ini harus bersih, tidak ada debu sedikit pun! Dan aku manager
café, kim” ucap pria berumur sekitar 48 tahun tersebut. Alissa mengangguk dan bergegas mengganti
seragamnya. “Alissa hwaiting! Jangan sampai dipecat lagi!” ucapnya menyemangati diri.
Suasana café cukup ramai menjelang jam makan siang, setelah mendapat briefing singkat dari minyoung, ia
cukup telaten dalam melayani pelanggan, bergerak gesit dan cepat dalam mengantar pesanan.
Menjelang sore hari café terlihat lebih lengang, hanya ada beberapa costomer yang datang, sedikit meluangkan
waktu istirahatnya. “minum” ucap minyoung gadis yang sudah bekerja hampir setengah tahun di café tersebut.
“gomawo eonni” balasnya.
“semoga kau betah bekerja disini, akhir-akhir ini banyak pegawai yang dipecat karena pemilik café ini yang
terlalu pemilih dalam menerima pegawai” ucap minyoung sedikit mengecilkan suaranya, Alissa mengangguk
pelan, sedikit takut nasibnya akan sama seperti kemarin-kemarin. “memang yang punya café ini sudah tua?”
“kau tidak tahu siapa pemilik café ini?!” minyoung bertanya balik, Alissa hanya menggeleng. “lalu kau tahu
darimana kalau café ini buka lowongan?”
“dari…temanku, memang siapa bos kita?”
“dia masih muda, anak tunggal dari pengusaha kaya di Negara ini, café ini selalu ramai karena banyak orang tahu
siapa pemilik dari café ini, bos kita itu…saaaangat tampan! Tapi sangat angkuh dan arogan, dia juga sangat
perfeksionis, makanya harus sabar-sabar bekerja disini” jelas minyoung, Alissa hanya mengangguk pelan.
“Ayo kerja lagi, sebentar lagi bos akan datang, kau bantu aku bersihkan meja dan lantai, oke?”
“siap eonni!”
***
Wu’s house
“kau harus datang kris, tidak usah ke café dulu, lagipula sudah ada manager kim yang menghandle semuanya,
kami tunggu kedatanganmu, okay?”
“hmm” ucap pria berambut pirang hanya dengan dehaman lalu memutuskan sambungan tefon dari ibunya, ia
lempar kesembarang tempat ponselnya dan memijat pelan keningnya. Sudah kesekian kalinya ia dipaksa dalam
sebuah pertemuan atau biasa disebut perjodohan.
Wu Yi Fan atau lebih suka disebut Kris, sosok pria sempurna. Tampan, berkharisma serta mempunyai masa
depan yang menjanjikan membuatnya banyak digandrugi banyak wanita. Tak sedikit keluarga konglomerat atau
relasi keluarganya yang ingin menjadikan kris menantunya, namun tentu saja kris menolak setiap ia dikenalkan
dengan semua gadis cantik yang pernah dikenalkan ibunya.
Baginya menikah adalah satu hal yang suci dan tidak bisa dilakukan tanpa ada rasa cinta, dan yang terpenting
sampai detik ini ia masih belum bisa melepas sosok gadis paling sempurna dimatanya, Josephine, kekasih yang
sempat menjadi miliknya saat di Canada dulu sebelum Josephine meninggal karena penyakit kanker yang
dideritanya.
Sejak kepergian Josephine tiga tahun lalu membuat kris menjadi pria yang pendiam dan dingin. Ia menghabiskan
waktunya untuk bekerja dan bekerja, memutuskan pindah ke seoul, berharap bisa melupakan Josephine. Ibunya
pun tahu sebesar apa rasa sayang kris pada Josephine, dan berusaha mencari pengganti Josephine dengan
mengenalkannya pada gadis-gadis cantik dan latar belakang yang baik tentunya.
***
The Moon Café
“biasanya kadang ada karyawan yang tidur disini kalau mereka harus jaga café semalaman, tapi…kau yakin mau
tidur disini? sudah lumayan lama tidak ditempati”
“tak apa, manager, biar tempat ini kubersihkan, aku hanya tinggal sampai menemukan tempat tinggalku yang
baru” ujar Alissa meyakinkan manager kim. Pria itu hanya mengangguk pelan lalu menyerahkan kunci café
padanya. “umm, apa bos tidak jadi datang, manager?”
“sepertinya tidak, ya sudah, aku pulang, ingat jangan buat kegaduhan disini, arraseo?”
“ne!”
Setelah manager kim hilang dari pandangannya, ia lekas mengunci pintu café dan beranjak ke lantai dua, sebuah
kamar kecil yang berada disamping ruang kerja pemilik café tersebut. Senyum pun tak lepas dari bibirnya saat
tahu ia bisa tinggal ditempat ini untuk sementara waktu sampai ia mendapat kamar sewa lagi, selain itu tidak
enak jika harus merepotkan yerim dan tinggal di apartemen miliknya terus.
“yak! semuanya lebih dari cukup! Dan uang yang dibutuhkan untuk sewa kamar…baru bisa saat gaji bulan
depan…” ucapnya sambil menghitung uang yang harus didapatkannya. Ia ambil ponselnya dan membuka catatan
kecil pemasukan serta pengeluaran yang selalu ia catat. “assa! Hanya butuh satu bulan untuk dapatkan kamar
sewa baru…” ia pandang wallpaper pria yang selalu menghiasi ponselnya, satu-satunya penyemangat dalam
hidupnya, Cho Kyuhyun. “kyuhyun oppa…hwaiting!” ujarnya bersemangat lalu bergegas mengambil peralatan
mandi, tak lupa sambil memainkan lagu super junior dari dalam kamar mandi.
Sedangkan diluar café, sebuah mobil sport hitam baru saja berhenti. Kris dengan wajah dinginnya berjalan
memasuki café setelah berhasil lepas dari jamuan makan malam tadi dan berniat akan bermalam di café malam
ini.
Ia beranjak ke lantai dua dan langkahnya terhenti saat mendengar sayup-sayup suara musik dalam kamar mandi
yang berada di ruangannya. Ada yang jaga malam? Pikirnya, ia masuk ke kamar disebelah ruangannya dan
melihat koper besar, keningnya menyeringit heran. Sudah lama tak ada yang bermalam di café ini dan dalam
situasi seperti ini ia merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran orang lain.
Kris kembali keruangannya bersamaan dengan pintu kamar mandi yang terbuka. Kedua matanya stuck pada
sosok gadis dengan tubuhnya hanya berbalut handuk. Keduanya seketika terdiam, saling memandang hingga…
“KYAAA!!! MALIIIIING!!” teriak Alissa, mengambil barang apa saja yang ada didekatnya dan langsung memukul
kris bertubi-tubi.
“Y-YAK! KAU SIAPA?! A-AWW!! AKU BUKAN MALING!”
“BOHONG! MANA ADA MALING YANG MAU NGAKU, HAH!” ujarnya dan terus memukuli kris.
“A-AKU PEMILIK CAFÉ INI!!” teriak kris, emosinya memuncak, menatap Alissa seakan ingin menelannya hidup-
hidup. “pe-pemilik c-café?” matilah kau Alissa…
***
Alissa duduk diam tak jauh dari kris yang sedari tadi meringis kesakitan saat mengompres kening dan lengannya
yang biru akibat pukulan Alissa. “bi-biar aku”
“DIAM!” bentak kris makin membuat nyali Alissa menciut dan tak berani menatapnya. Kris menghela nafas berat
lalu memandang sinis gadis dihadapannya.
“kau siapa?”
“a-aku…waitress baru”
“lama kerja?”
“ba-baru hari ini”
“tsk~ baru hari ini kerja dan sudah berani tinggal disini?! sekarang kau keluar! Dan besok jangan datang lagi!”
“m-mwo?! ma-maksudmu aku dipecat?!”
Tanpa banyak bicara kris masuk ke kamar tadi, mengambil koper milik Alissa dan membawanya keluar, tak peduli
gadis itu terus memohon. “jebal~ beri aku kesempatan sekali lagi, aku janji akan bekerja dengan baik”
mohonnya,
“sajangnim…kumohon…aku tak punya tempat…tinggal” lirihnya saat kris menyeretnya keluar café. Ia menghela
nafas berat, memandang pintu café yang kembali redup. Rintik hujan mulai turun, dengan pasrah ia menarik
kopernya keseberang jalan, tempat halte bus dan meneduh disana, memeluk kedua lututnya.
Dari dalam café kris memandang langit yang semakin gelap lalu tertuju pada satu titik dimana Alissa duduk di
halte, terlihat sedikit ketakutan karena petir yang cukup kencang. Bibirnya berdecak pelan, meraih payung dan
kembali menghampiri gadis itu. “hei”
“sa-sajangnim…”
“masuk” ucap kris pendek,
“n-ne?”
“cepat sebelum aku berubah pikiran” ujarnya lagi, sontak Alissa langsung bangun dan memeluk kopernya,
berjalan disamping kris dan baru menyadari pria ini begitu tinggi dan tampan.
“kamsahamnida sajangnim” ucapnya untuk kesekian kalinya dan terus membungkukkan tubuhnya. “kuberi kau
satu kesempatan, jika hasil kerjamu hancur, bersiap untuk pergi dari tempat ini” ucapnya dingin,
“ne! pasti aku bekerja dengan baik sajangnim!” balasnya mantap, kris hanya melihatnya malas lalu beranjak
kembali ke ruangannya.
“haah~ kau masih selamat Alissa~” lirihnya lega.
***
Seperti biasa café terihat ramai namun tenang, dan sejak pagi kris selalu memantau seluruh pegawainya, terlebih
pada pegawai barunya Alissa. Untungnya dihari kedua ia bekerja ia belum memecahkan gelas atau piring dan ia
cukup puas akan hal tersebut.
Dddrrtt!! *mom calling*
“yeah, mom?”
“kemana kau semalam?!”
“di café, ada laporan yang harus kuperiksa” ucapnya bohong, ia duduk disalah satu bangku kosong dekat pintu
café, agar tetap bisa mengawasi pegawainya bekerja dan matanya terus tertuju pada Alissa yang mulai terlihat
kewalahan melayani pelanggan.
“lima menit lagi aku sampai di café serta membawa yuri”
“mom, please~ bagaimana bisa kau membawa gadis lain sementara-“ ucapan kris terhenti dan terus memandang
Alissa.
“sementara apa?! Dia gadis yang sempurna, kau harus-”
“I’ve got a girlfriend, mom”
“w-what?!”
“she’s in here”
“okay, kupastikan kau tidak berbohong padaku” ujar ibunya dan mematikan telfonnya. Kris kembali menatap
Alissa, fake girlfriend, huh? Pikirnya dalam hati.
“Alissa, ke ruanganku sekarang” ucapnya dingin dan beranjak ke lantai dua. “ne! sajangnim!” balasnya sigap,
berlari kecil ke dapur menaruh piring kotor dan menyusul ke lantai dua, berharap ia tidak akan dipecat kali ini.
“apa aku melakukan kesalahan?” tanya Alissa sedikit takut. Kris masih diam dan menyuruhnya untuk duduk,
sedikit risih saat kris begitu memperhatikannya intens.
“kau tidak punya tempat tinggal?” tanya kris dan dibalas gelengan oleh Alissa, “kuliah?”
“cuti…karena…tidak sanggup bayar” balasnya dengan suara pelan, kris mengangguk pelan. Ia beranjak dari
tempatnya, duduk di pinggir meja sambil menatap Alissa, makin membuatnya risih. “pekerjaan sebelumnya?”
“umm…pelayan juga, tapi…dipecat”
“sebelumnya lagi?” Alissa menghela nafas berat, “dipecat juga karena kecerobohanku…tapi- a-aku janji akan
bekerja sebaik mugkin sajangnim…aku butuh pekerjaan ini” mohonnya dan mendongakkan wajah, sedikit kaget
jarak wajah keduanya begitu dekat, dan ia pun baru menyadari bahwa boss-nya memang tampan. Kedua mata
yang indah menatapnya tajam, bibir tipis, lekukan wajah yang tegas…sedikit membuat Alissa salah tingkah
dibuatnya.
“sa-sajangnim…”
“aku bisa memberimu tempat tinggal serta membayar uang kuliahmu”
“ji-jinja?!”
“simbiosis mutualisme, kau mengerti?”
“a-arraseo…apa yang harus kulakukan?” seketika kris menaruh ibu jarinya di bibir Alissa dan menciumnya,
bersamaan dengan terbukanya pintu ruang kerja, sekilas terlihat mereka tengah berciuman.
“kris?” ujar sosok wanita cantik, berumur sekitar 45 tahun.
“oh~ hi mom” ucapnya santai setelah melepas bibirnya dari ‘ciumannya’. Alissa masih terdiam, mencerna apa
yang baru saja terjadi, namun kris memutar kursi Alissa hingga menghadap Mrs. Wu. “ah~ Alissa, kenalkan ini
ibuku, and mom…she’s my fiancé” ucapnya dengan tersenyum lebar. TU-TUNANGAN?!
To be continue