13

Cropwat SELOREJO J1 Fixx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhvhukyuvfytfytgvjubginbjnbkujbhiyggtcdgfcfgcvkhjbkjhbkjnhkjbkhjbjhvhgch

Citation preview

III. METODE ANALISIS

III. METODE ANALISIS

3.1 Analisis Kebutuhan Air TanamanKebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya sehingga diperoleh produksi yang baik. Kebutuhan air tanaman ditentukan oleh evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses menguapnya air dari permukaan tanah atau air, sedangkan transpirasi adalah proses menguapnya air dari bagian tubuh tanaman. Evaporasi yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan disebut evaporasi potensial. Evaporasi yang sesungguhnya terjadi dalam kondisi air tidak berlebihan yang sering terjadi di lapangan disebut evaporasi actual (Susi Susilawati, 2002).

Evapotranspirasi potensial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Penman-Monteith yang lebih dikenal sebagai metode one-step. Pendekatan ini memerlukan data-data dari koefisien tanaman yang tidak selalu tersedia dan biasa dikenal dengan sebutan metode twostep. Evapotranspirasi potensial dari tanaman dihitung dari persamaan:

ETpot = kc . ETref

Dimana kc adalah koefisien tanaman dan ETref adalah evapotranspirasi referensi.

Evapotranspirasi referensi didefinisikan sebagai laju evapotranspirasi dari rumput hijau setinggi 8 15 cm yang menutupi permukaan tanah dan dalam kondisi tidak kekurangan air. Doorenbos dan Pruitt dalam Makalah FAO ID No. 24 (1977) menjelaskan prosedur dari metode Penman Modifikasi yang banyak dipakai dan khususnya dipakai dalam perhitungan evapotranspirasi dari komputer model Cropwat versi 5.5. Persamaan dari metode Penman Modifikasi adalah sebagai berikut :

ETref = c.{ W . Rn + ( 1-W ) f ( u ) ( ea ed )}Dimana :

ETref= evapotranspirasi referensi

W

= suatu faktor, tergantung dari temperatur

Rn

= radiasi netto dalam evapotranspirasi ekivalen (mm/hari)

f(u)

= faktor yang tergantung dari kecepatan angin

(ea ed)= perbedaan tekanan uap jenuh rata-rata dengan tekanan uap rata-rata yang sesungguhnya (mbar)

c= faktor penyesuaian yang tergantung dari kondisi cuaca siang dan malam.

Secara praktis kebutuhan air untuk tanaman seringkali ditaksirkan dari suatu evapotranspirasi referensi ETref dan koefisien tanaman kc dengan mengikuti persamaan dari ETpot = kc . ETref.

Koefisien tanaman dapat dibedakan dalam 4 tingkatan:

1. Tingkatan awal (initial stage) dari tanggal tanam sampai permukaan tanah ditutupi tanaman (Sc) sekitar 10 %

2. Tingkatan pertumbuhan tanaman (crop development stage) yaitu dari Sc = 10 % sampai Sc = 70 80 %

3. Tingkatan pertengahan (mid-season stage) yaitu dari Sc = 70 80 % sampai tanaman dewasa

4. Tingkatan akhir (late season stage) yaitu dari tanaman dewasa sampai berbuah atau panen.

Sedangkan pada laporan ini untuk menentukan kebutuhan air tanaman maka analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan software cropwat 8.0. Pertama yaitu dengan memasukkan data meteorologi di stasiun klimatologi selorejo. Kemudian memasukkan data rata-rata hujan, data tanah, dan data tanaman. Dengan memasukkan semua data tersebut maka jumlah kebutuhan air tanaman akan muncul.

Pada hasil data Cropwat dihasilkan nilai ETo serta kebutuhan air tanaman sesuai yang ditunjukkan oleh table:

Dengan mengetahui hasil perhitungan ETo pada data klimatologi, kita dapat mengetahui data ataupun hasil dari kebutuhan air tanaman berupa nilai Etc baik dalam satuan unit per hari maupun per decade.

Alur Kerja

3.2 Analisis Air irigasi

Air irigasi merupakan air yang diambil dari suatu sungai atau waduk melalui saluran-saluran irigasi yang disalurkan ke lahan pertanian guna menjaga keseimbangan air dan kepentingan pertanian. Air sangat dibutuhkan untuk produksi pangan, seandainya pasokan air tidak berjalan baik maka hasil pertanian pun akan terpengaruh (Sutawan, 2001). Air irigasi dapat berasal dari air hujan maupun air permukaan atau sungai. Pemanfaatan air irigasi tidak hanya untuk pertanian saja melainkan dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang lain seperti perikanan atau peternakan. Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan untuk penyiapan lahan (IR), kebutuhan air konsumtif untuk tanaman (Etc), perkolasi (P), kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (RW), curah hujan efektif (ER), efisiensi air irigasi (IE), dan luas lahan irigasi (A). Untuk menghitung kebutuhannya dapat menggunakan persamaan berikut :

Dimana :

IG = kebutuhan air irigasi (m3),Etc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari),

IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari),

RW = kebutuhan air untuk mengganti lapisan air (mm/hari),

P = perkolasi (mm/hari),

ER = hujan efektif (mm/hari),

EI = efisiensi irigasi (-),

A = luas areal irigasi (m2).

Namun persamaan diatas sapat disederhanakan dengan asumsi bahwa Pemberian Air Irigasi adalah kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air tanah. Persaannya adalah sebagai berikut :

PAI = KAI - HE KAT

Dimana :

PAI= Pemberian air irigasi

KAI= Kebutuhan air tanamanHE= Hujan efektif

KAT= Kontribusi air tanahSebagai contoh misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm per han, maka air yang perlu diberikan adalah :

PAI = 10 3 -1

PAI = 6 mm per hari

Pada laporan ini seperti analisis kebutuhan air irigasi sama seperti analisis kebutuhan air tanaman yaitu dengan menggunakan sofware cropwat 8.0 dengan memasukkan data meteorogi, data tanah, dan data tanaman maka hasilnya akan keluar (Suroso, 2008).Untuk perhitungan kontribusi air tanah, penghitungan dilakukan dengan mengumpulkan data BI, BJ, porositas tanah dan volum kadar air dalam tanah. Perhitungan BI dan BJ dilakukan untuk mengetahui tingkat kegemburan tanah, porositas untuk menghitung sebaran pori-pori dan kadar air dalam tanah dihitung dengan mencari nilai volume kapasitas lapang dan kapasitas air tersedia. Setelah kita mengetahui seluruh informasi tersebut maka penambahan air (irigasi) dapat diperhitungkan dengan matang. Berikut rumus-rumus untuk pengerjaan BI, BJ, porositas, dan kadar air Volume :

1. BI (gr/cm3)= Mp/ Vt= (T0+R)-R/ 3.14 x x D2 x p

2. BJ (gr/cm3)= Mp/Vp

3. Porositas (%)= (1-BI/BJ) x 100%

4. Kadar air Volume(cm3/cm3) = W0xBI/BJair

Keterangan : Mp : Massa Padatan (gr)

Vt: Volume tabung (cm3)

Vp: Volume padatan (cm3)

T0: Tanah kering oven (gr)

R: Ring (berat ring) yang digunakan (gr)

D: Diameter ring (cm)

p: Panjang ring sampel

W0: Kadar air massa (gr/gr)

Pada hasil data Cropwat juga dihasilkan besar irigasi yang dibutuhkan tanaman sesuai yang ditunjukkan oleh table:

Pada table di atas dapat dilihat kebutuhan air untuk irigasi yang diperlukan tanaman muncul pada kolom Irrigation Requitment, dimana kebutuhannya dipengaruhi langsung oleh factor kebutuhan air tanaman dan juga curah hujan sebagai masukan air.3.3 Analisis Pemilihan Metode Irigasi Mengumpukan data curah hujan, jenis tanah, dan juga tanaman.

Membuka Aplikasi Cropwat

Klik menu climate/ET0.

klik menu Options (pada daftar menu di bagian atas) untuk setting unit data yang diinput. Lanjutkan dengan memasukkan data meteorology yang telah disediakan.

Bila tidak melakukan input baru atau mengambil data yang ada dalam database, lakukan retrieve data dengan klik menu Open (pada daftar menu di bagian atas). Kemudian buka file data meteorology yang dikehendaki

Klik menu rain

Kemudian klik menu Options (pada daftar menu di bagian atas) untuk setting metode perhitungan hujan efektif . Lanjutkan dengan memasukkan data hujan yang telah tersedia.

Gambar dibuat sama lebarnya.. misal 14 cm

Alur kerja