Upload
ericson-em
View
456
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
CRUSHING
Proses Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk
meliberalisasi mineral yang diinginkan agar terpisah dengan mineral
pengotor yang lain.Beberapa alat yang digunakan :
1. Jaw Crusher
Terdapat 2 tipe jaw crusher yang umum digunakan sebagai
tahap awal proses kominusi batuan, yaitu Single Toggle dan Double
Toggle (Blake) jaw crusher. Disamping itu ada pula jenis Dodge
crusher yang hanya efisien digunakan untuk industri kecil atau untuk
tujuan penelitian karena konstruksi pembukaan setting produknya
tidak fleksible, sehingga sering terjadi penumpukan di dalam rongga
pemecah batu yang berakibat mesin macet
Gambar 1
Elemen-Elemen Double Toggle (blake) Jaw Crusher
Gambar 2
Elemen-Elemen Single Toggle Jaw Crusher
Proses pemecahan batu dimulai pada bagian mulut jaw karena
di tempat ini terjadi mekanisme pembukaan dan pengecilan rongga
pemecah batu. Pada saat pembukaan berlangsung batuan turun
karena gaya gravitasi ke dalam rongga jaw dan penekanan terhadap
batu terjadi pada saat pengecilan rongga. Proses pembukaan dan
pengecilan rongga berlangsung silih berganti (intermittent) yang
memungkinkan batuan pecah tidak saja oleh gaya tekan tetapi juga
gaya gesek (compression dan friction). Gerakan swing jaw plate
disamping maju mundur juga bergerak dengan pola eliptis (lihat
Gambar 3) tergantung jenis jaw crusher yang di pakai.
Pada jenis double toggle atau blake jaw crusher, gerakan maju
mundur swing jaw plate merupakan hasil transformasi gerakan poros
eksentris yang menaik-turunkan pitman,sehingga pada waktu yang
bersamaan dihasilkan tarikan dan dorongan terhadap toggle plate
ganda karena pitman terletak ditengah-tengah kedua toggle plate
tersebut (lihat Gambar 1). Pada kondisi berhenti pitman akan ditekan
ke bawah oleh poros eksentris yang mengakibatkan swing jaw plate
mengayun dan akan berhenti pada posisi maju ke arah fixed jaw plate.
Pada posisi ini swing jaw menutup rongga, yang disebut Closed Side
Setting (CSS), dan lubang pengeluaran produkpun mengecil. Tidak
semua jaw crusher berhenti pada posisi CSS, terdapat pula yang
berhenti pada posisi Open Side Setting (OSS), yaitu posisi swing jaw
plate menjahui fixed jaw plate dan untuk mengetahuinya harus dilihat
posisi poros eksentris pada saat berhenti yang harus terletak di
bawah.
Posisi poros eksentris harus di bawah pada saat berhenti adalah
kunci keselamatan kerja, sebab apabila posisinya di atas ada
kemungkinan poros akan berputar sendiri karena belum seimbang
dengan gaya putar roda pemberat (flywheel). Kemungkinan lain
adalah bearing yang ada pada poros tersebut rusak karena
kekurangan pelumas atau sudah tidak lurus lagi (inalignment). Produk
dihasilkan oleh double toggle kasar-kasar dengan sedikit partikel
halus dan energi penggerak pun cukup besar. Bentuk butiran produk
relatif kubikal karena kesempatan penghancuran antar batuan lebih
memungkinkan dibanding single toggle.
Gambar 3
Pola Gerak Swing Jaw Plates Jaw Crusher
Pada jenis single toggle jaw crusher gaya tekan dari swing jaw
plate terbentuk langsung oleh poros eksentris yang ada di bagian atas
unit (lihat Gambar 2.). Oleh karena itu pola ayunan awing jaw menjadi
eleptis karena gerakan yang terjadi tidak hanya maju mundur, tetapi
juga mengayun ke atas (lihat Gambar 3.). Pada mulanya tipe ini hanya
di rancang berukuran kecil untuk memecah batu yang berukuran kecil
pula (± 50cm). Tetapi sekarang tipe ini sangat populer terutama pada
tambang terbuka atau quarry karena perawatannya lebih mudah dan
unggul dalam meningkatkan kapasitas. Kelemahan tipe ini antara lain
kurang cocok dipakai untuk memecahkan batu yang sangat keras,
abrasif dan lengket. Kalau dipaksakan dapat menurunkan kapasitas
dan efisiensi karena adanya dorongan balik ke arah atas yang juga
membahayakan operator akibat gerakan eliptis dari swing jaw plate.
Mekanisme pemecahan batu pada jenis dodge crusher relatif
sama dengan blake, yaitu gerakan poros eksentris diteruskan oleh
batang penghubung dan sambungannya menuju swing. Pada saat
umpan masuk terjadi proses reduksi di bagian mulut jaw kemudian
jatuh seiring dengan mundurnya swing jaw plate. Kelemahan jenis ini
adalah posisi poros pengikatnya yang justru terletak di bagian bawah
unit crusher yang tidak dapat maju mundur pada saat sedang
beroperasi. Hal ini memberi peluang besar akan terjadi penyumbatan
atau choking akibat bertumpuknya batuan di dalam cavity. Melihat
kondisi ini, maka jenis dodge crusher tidak dapat diharapkan
berkapasitas besar seperti kedua jenis jaw crusher lainnya. Lubang
pengeluaran produksi ini dapat diperbesar dan diperkecil dengan
menyelipkan shim disekitar poros pengikat.
Untuk meningkatkan nisbah reduksi dan sekaligus menghindari
adanya penyumbatan, maka permukaan swing jaw plate dirancang
melengkung keluar seperti terlihat Gambar 4. Pada gambar tersebut
terlihat bahwa gaya tekan swing jaw plate lengkung terhadap umpan
berukuran sama akan lebih besar dibanding dengan swing jaw plate
datar. Disamping itu, permukaan swing dan fixed jaw plate biasanya
dirancang bergelombang (corrugated) untuk mengurangi produk
partikel halus.
Proses reduksi terhadap setiap bongkahan batuan berlangsung
secara gradual seperti pada Gambar 5. Setiap garis melukiskan
kedudukan batuan pada saat posisi swing jaw plate maju (tertutup)
dan mundur (terbuka). Misalnya, garis nomor 1 adalah batas batuan
pertama kali menyentuh swing jaw plate posisi tertutup dan akan
jatuh ke garis nomor 2 pada saat swing jaw pada posisi terbuka, dan
jarak vertikal antara garis 1 dan 2 menggambarkan kemajuan
penurunan batu tersebut. Apabila batu pada garis 2 tersebut pecah
karena gerakan maju swing jaw, maka pada saat swing jaw tersebut
mundur pecahan batu akan turun dan berada pada posisi garis nomor
3.
Gambar 4
Diagram Proses Reduksi Dengan Swing Jaw Plates Datar dan Lengkung
Gambar 5
Perbandingan Ukuran Rongga Pemecah Batu Pada Swing Jaw Plates
Lengkung dan Datar
Dapat dimengerti bahwa pada swing jaw datar luas relatif
diantara dua garis yang berbentuk trapesium di dalam rongga makin
ke bawah akan berkurang dan kondisi ini akan memberikan peluang
terjadinya penyumbatan dengan peluang terbesar akan terjadi pada
bagian lubang pengeluaran produk. Peluang ini terjadi karena batuan
berukuran relatif besar yang berada pada zona pemecahan yang sama
akan menempati luas relatif yang sempit. Sementara itu pada swing
jaw plate lengkung luas relatif zona pemecahan batu makin ke bawah
akan relatif melebar dan akan memberikan kesempatan pada produk
untuk turun lebih cepat ke bagian paling bawah. Apabila
dibandingkan Gambar 5.a. dan 5.b. akan terlihat bahwa pada swing
jaw datar bongkahan batu harus mengalami 10 kali pemecahan untuk
sampai ke lubang pengeluaran produkta, sedangkan pada swing jaw
lengkung hanya 8 kali. Ini menandakan bahwa kecepatan jatuh batuan
pada swing jaw lengkung lebih cepat dibanding swing jaw datar.
Disamping itu abu yang diperoleh dari proses pemecahan batu dengan
menggunakan rancangan swing jaw lengkung lebih sedikit.
2. Gyratory Crusher
Terdapat tiga jenis gyratory crusher, yaitu suspended-spindle,
supported-spindle, dan fixed spindle yang masing-masing unit
dibedakan dari cara menggerakkan poros tegak eksentris untuk
menghasilkan putaran dan ayunan. Secara umum proses pemecahan
batu terjadi akibat putaran poros eksentris, sehingga mantel yang
menempel pada crushing head dapat berputar dan sekaligus
mengayun atau gyrates. Jadi reduksi batuan tidak hanya disebabkan
oleh gaya tekan tetapi juga oleh gaya geser yang diharapkan dapat
membentuk butiran produk menjadi relatif kubikal atau membulat
(rounded). Proses penekanan dan pergeseran terhadap batu tersebut
berlangsung secara kontinyu, cepat dan merata ke seluruh rongga
pemecahan batu, sehingga permukaan batu yang runcing dapat
dihilangkan oleh gaya geser menjadi relatif bulat. Pada saat di salah
satu sisi terjadi proses penekanan dan pergeseran, maka melalui sisi
lainnya pecahan batu akan lolos atau keluar dari unit crusher sebagai
produk. Sketsa gyratory crusher jenis seperti terlihat pada Gambar 6,
yaitu jenis supported spindle.
Gambar 6
Penampang Tegak Gyratory Crusher Tipe Supported Spindle
Apabila gyratory crusher digunakan pada tahap primer mungkin
bentuk bongkahan tidak dipermasalahkan karena produknya akan
diproses lebih lanjut pada tahap sekunder dan tersier. Tidak demikian
halnya pada tahap akhir suatu proses pemecahan batu – tahap
sekunder atau tersier – bentuk butir produk sangat penting terutama
apabila produknya akan dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku
campuran beton siap pakai (ready-mix concrete) atau ballast rel
kereta api. Teknik pembentukan produk agar membulat atau kubikal,
antara lain dengan memanfaatkan gaya geser seoptimal mungkin
tidak hanya terjadi antara batu dengan concave atau mantel saja,
tetapi juga antar batuan. Oleh sebab itu umpan yang masuk ke mulut
crusher harus konstan untuk menjaga batas ketinggiannya.
Mekanisme pemecahan batu di dalam cavity pada gyratory
crusher jenis suspended-spidledan supported-spindle adalah sama,
yaitu proses tegak berputar eksentris dari bagian bawahnya
sedangkan bagian atas poros tetap berputar pada satu titik.
Perbedaannya terletak pada penyangga poros tersebut. Pada
suspended-spindle, poros tegak bagian bawah langsung tertanam
pada eksentris yang dihubungkan dengan poros penggerak;
sedangkan pada supportedspindle (Gambar 6), poros tegak bawahnya
disangga oleh piston yang dapat dinaik-turunkan secara hidrolis.
Berbeda dengan poros tegak kedua jenis gyratory tersebut , pada
fixed-spindle seluruh kolom poros tegaknya eksentris, sehingga
geraknya tidak berputar dan mengayun, tetapi lebih tepat berputar
eksentris vertikal disepanjang rongga pemecah batu.
3. Cone Crusher
Pada dasarnya proses pemecahan batu di dalam rongga pemecah
batu cone crusher sama dengan gyratory. Setelah motor penggerak
berputar, maka akan diteruskan melalui poros penggerak dan gigi
pinion menuju bevel gear untuk memutarkan poros tegak yang
tertanam pada silinder eksentris. Bedanya dengan gyratory terletak
pada kedudukan poros tegaknya yang tidak menggantung pada spider
arm, tetapi berdiri tegak dan tertanam di dalam silinder eksentris dan
pada bagian atas crushing head dipasang feed plate untuk
menampung dan mendistribusikan umpan keseluruh rongga.
Hampir seluruh rongga pemecahan batu, yaitu antara mantel dan
bowl liner, dirancang sejajar atau hampir sejajar seperti terlihat
bentuk-bentuknya pada Gambar 8, sehingga luas permukaan gerusnya
lebih besar. Oleh karena itu gerakan ayun-putar mantel akan
menghasilkan gaya tekan dan geser terhadap batuan secara intensif
dan bentuk produk yang dihasilkan akan relatif lebih baik dibanding
tahap primer. Pada saat mantel mengayun rongga akan menyempit
dan akan terjadi tekanan terhadap batuan didalamnya dan pada saat
yang hampir sama batuan tersebut menderita geseran juga oleh
putaran mantel. Proses ini berlangsung terus menerus sampai
pecahan batuan mendapat kesempatan keluar bebas dari rongga
sebagai produk.
Gambar 7
Penampang Tegak Standard Heavy Duty Cone Crusher
Gambar 8
Beberapa Tipe Kontur Cavity Pada Cone Crusher
Gaya akan menyebabkan batuan pecah mengikuti bidang lemahnya dan
bentuk akhir merupakan yang runcing dan kasar. Gaya geser dapat
memberikan perbaikan terhadap permukaan partikel dengan memangkas
bagian-bagian yang runcing tersebut sehingga partikel berbentuk relatif
kubikal atau membulat. Untuk memperoleh bentuk butir yang kubikal harus
diupayakan gesekan antar partikel di dalam rongga berlangsung lama
sebelum keluar sebagai produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara,
antara lain : (1) mempertahankan level umpan di dalam feed box agar selalu
konstan pada ketinggian tertentu, sehingga cavity selalu penuh oleh batuan,
dan (2) kecepatan putar mantel harus optimum pada RPM tertentu. Untuk
menstabilkan level umpan di dalam feed box agar tetap pada ketinggian
tertentu sebaliknya digunakan pengumpan conveyor (conveyor feeder) yang
dapat diatur kecepatan laju alirnya, ukuran butir umpan harus relatif
seragam dan setting pengeluaran harus selalu dikontrol.
TUGAS 1
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
“MEKANISME KERJA DAN BAGIAN – BAGIAN ALAT CRUSHER”
Oleh :
Amat sapri
03081002064
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN