Click here to load reader
Upload
lukman-hidayat
View
6
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
CLINICAL SCIENCE SESSION
GAGAL JANTUNG
Oleh:
Nur Hurul Ain Binti Mohd Saat
Wendy Thamrin
Sandha M.P
Preseptor:
Dr.T.Heri Fadjari,SpPD-KHOM
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
Fakultas Kedokteran UNPAD/ RSHS
BANDUNG
2007
GAGAL JANTUNG
Definisi
Gagal jantung adalah keadaan dimana terjadi disfungsi pompa jantung
yang mengakibatkan perfusi ke jaringan yang inadekuat, sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk metabolisme jaringan tubuh.
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana terjadi bendungan
sirkulasi akibat gagal jantung dan kegagalan mekanisme kompensatoriknya.
Gambar 1. Pembagian gagal jantung
Etiologi
Faktor Predisposisi:
1. Penyakit jantung koroner
2. Hypertensive Heart Disease
3. Kardiomiopati
4. Kelainan katup jantung (AS, MS)
5. Shunt L ke R
Gagal jantung
Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan
Gagal jantung sistolik
Gagal jantung diastolik
1
Faktor Presipitasi:
1. Infeksi
2. Aritmia
3. Aktivitas fisik, diet, cairan, dan emosi yang berlebihan
4. Infark miokard
5. Emboli paru
6. Anemia
7. Tirotoksikosis dan kehamilan
8. Hipertensi yang memburuk
9. Miokarditis
10. Endocarditis infektif
Patofisiologi
Sebagai respon terhadap gagal jantung terdapat tiga mekanisme
kompensasi primer sebagai berikut:
- meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis
- aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron
- hipertrofi ventrikel
Namun pada akhirnya mekanisme kompensasi tersebut akan memperburuk
tingkat gagal jantung dengan meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen
miokard beban jantung dekompensasi
Gagal Jantung Kiri
Gagal Jantung Sistolik
Pada gagal jantung sistolik terjadi ketidakmampuan jantung untuk
menghasilkan curah jantung yang adekuat untuk perfusi jaringan tubuh akibat
penurunan kontraktilitas otot jantung. Penyebab tersering adalah infark miokard.
Patofisiologi dari gagal jantung sistolik digambarkan pada gambar 2
berikut:
2
Miokard infarkMiokarditisKardiomiopati
Kontraktilitas jantung
Stroke volume
Hipertensi
Tahanan vaskular perifer
Resistensi pengosongan ventrikelKerja ventrikel kiri
Hipertrofi miokardium
Kontraktilitas
Volume akhir diastolik ventrikel kiri (preload )
Dilatasi jantungTekanan atrium kiri
Perfusi ginjal Aktivasi sistem Renin-angiotensin
Afterload
Vasokonstriksi sistemik
Sistem saraf simpatis teraktivasi
Perfusi ginjal Aktivasi sistem Renin-angiotensin
Preload
Tekanan kapiler dan vena paru vasokonstriksi kranialisasi
Tek. hidrostatik > tek. Onkotik vaskular
Transudasi cairan ke interstisial edema interstisial, efusi pleura/perikard
Kec. Transudasi > kec. Drainase limfatikPermeabilitas epitel alveolar
Edema alveolar
Edema paru
Hipoksemia
Kontraktilitas
Gagal jantung kongestifPenurunan perfusi ke otak
dan organ lain
Retensi sodium dan air peningkatan vol.plasma & tahanan vaskular perifer
3
Gambar 2.
Gagal Jantung Diastolik
Gagal jantung diastolik adalah gagal jantung akibat defek pengisian
ventrikel yang diakibatkan oleh kelainan fungsi diastolik. Penyebab utama gagal
jantung diastolik adalah hipertrofi miokard yang diinduksi oleh hipertensi dan
iskemik miokardium dengan ventrikel remodeling.
Gambar 3. Patofisiologi gagal jantung diastolik
Kemampuan ventrikel kiri untuk mengembang (compliance)
Volume akhir diastolik ventrikel kiri normal
Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
Tekanan yang meningkat ini direfleksikan kembali ke dalam sirkulasi pulmonal
Edema paru
Hipoksemia
Gagal jantung kongestif
4
Gagal Jantung Kanan
Gagal jantung kanan dapat diakibatkan oleh gagal jantung kiri, dimana
terjadi peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri yang menyebabkan refleksi
yang sangat berat ke sirkulasi pulmonal. Timbulnya gagal jantung kanan juga bisa
tanpa disertai adanya gagal jantung kiri (kor pulmonale), biasanya diakibatkan
oleh penyakit paru hipoksik seperti PPOK.
Gambar 4. Patofisiologi gagal jantung kanan (kor pulmonale)
Penyakit paru hipoksik
Resistensi vaskular paru
Kekuatan kontraksi ventrikel kanan
Kebutuhan oksigen ventrikel kanan
Suplai oksigen
Hipoksia otot ventrikel kanan
Kekuatan kontraksi ventrikel kanan
Tekanan akhir diastolik ventrikel kanan
Preload ventrikel kanan
Preload atrium kanan
Edema periferBendungan hepar
Distensi vena jugularis
5
Manifestasi Klinis
1. Gangguan respirasi:
Dispnea, ortopnea, Paroxysmal (Nocturnal) Dyspnea , respirasi Cheyne-
Stokes
2. Gejala abdominal
Anoreksia dan nausea yang berhubungan dengan nyeri perut (kongesti
hepar)
3. Gejala serebral
Terutama pada pasien berusia lanjut dengan cerebral arteriosclerosis,
berkurangnya perfusi cerebral , dan arterial hypoxemia, dapat terjadi
gangguan status mental yang ditandai dengan bingung, sulit
berkonsentrasi, cepat lupa, sakit kepala, insomnia, dan ansietas.
New York Heart Association Functional Classification
Kelas 1 : Aktivitas fisik tidak terbatas dan tidak ada keluhan saat melakukannya
Kelas 2 : Aktivitas sedikit terbatas dan ada keluhan saat melakukan aktivitas
fisik sehari-hari
Kelas 3 : Aktivitas sangat terbatas dan ada keluhan saat melakukan aktivitas fisik
sehari-hari yang ringan
Kelas 4 : Timbul keluhan bahkan pada saat istirahat
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan hipotensi sistolik, hidrothorax,
respirasi Cheyne-Stokes , efusi pleura , hepatomegali kongestif , asites, sianosis
perifer atau sentral, edema kaki (pada dorsum pedis dan daerah pretibial), akral
dingin dan berkeringat.
6
Klasifikasi: kateria Framigham
Kriteria Major
PND
Distensi vena2 leher
Peningkatan vena jugularis
Ronkhi
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Refluks hepatojugular
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam
Sesak pada aktuvitas
Hepatomegali
Efusi pleura
Kapasitas vital berkurang 1/3 dr normal
Takikardia >120
7
Diagnosis Banding
Penyakit Paru : Pneumonia, PPOK, asma eksaserbasi akut, infeksi paru
berat, ARDS, emboli paru.
Penyakit Ginjal :Gagal ginjal kronik, NS.
Penyakit Hati : Sirosis hepatis
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dada: pembesaran jantung,distensi vena pulmonaris dan
redistribusinya ke apeks paru(opasifikasi hilus paru bisa sampai ke
apeks),peningkatan tekanan vaskular pulmonar,kadang kadang ditemukan
efusi pleura.
Elektrokardiografi:Membantu menunjukkan etiology gagal jantung
(infrak,iskemia,hipertropi) Dapat ditemukan low voltage,T inversion, QS,
depresi ST.
Terapi
Non Farmakologi
Diet (hindarkan obesitas,rendah garam 2g pada gagal jantung ringan dan 1
g pada gagal jantung berat,jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat
dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.)
Berhenti merokok
Hentikan alkohol pada kardiomiopati.Batasi 20-30g/hari pada hari lainnya
Aktivitas fisik : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 minit.
Istirahat baring pada gagal jantug akut,berat dan ekserbasi akut.
8
Farmakologi
Diuretik- dosis rendah untuk mencapai tekanan jugularis normal dan
menghilangkan edema. Pemulaan digunakan looop diuretik atau
thiazide,bila tidak respon dosis dinaikkan dan diberikan
intravena.Spiralactone 25-50mg /hari dapat mengurangi mortalitas pada
pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat yang di sebabkan oleh
gagal jantung sistolik.
Penghambat ACE- untuk menekan aktivitas neurohormonal, dan pada
gagal jantung disebabkan oleh disfungsi sistolik ventirkel kiri. Diberikan
dosis rendah diltrasi selama beberapa minggu sampai dosis efektif.
Angiotensin II anggonis reseptor- bila ada kontraindikasi pada
penghambat ACE.
Digoksin- diberikan pada pasien simptomatik dengan gagal jantung
disfungsi sistolik ventikel kiri dan terutama dengan fibrilasi atrial,
digunakan bersama2 diuretik,penghambat ACE,penyekat beta.
Antikoagulan dan antiplatelet- Aspirin di indikasikan untuk mencegah
emboli serebral pada penderita dengan fibrilasi atrial dengan fungsi
ventrikel yang buruk.Perlu diberikan pada fibrilasi atrial krois maupun
dengan riwayat emboli,trombosis dan transient ischemic attacks,trombus
intrakardiak dan aneurisma ventrikel.
9