152
CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh Nandari Andhini NIM. 141510601028 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA ......is bigger which is 82.04%, while on the productive activity is 17.96%. (3) Factors affecting markedly to the female labor allocation are

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA

USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN

UDANAWU KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Oleh

Nandari Andhini

NIM. 141510601028

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

i

CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA

USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN

UDANAWU KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Pertanian

Oleh:

Nandari Andhini

NIM. 141510601028

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

ii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda Dwi Winarno dan Ibunda Sri Sundari tercinta yang telah

memberikan kasih sayang, semangat, dukungan, do’a, pengorbanan dan

motivasi selama ini yang tiada hentinya hingga saya meraih gelar sarjana ini.

2. Kakakku Rama Satya tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat,

dukungan, do’a, pengorbanan dan motivasi selama ini yang tiada hentinya

hingga saya meraih gelar sarjana ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS. yang telah banyak membantu dalam

kesempurnaan skripsi ini mulai awal hingga akhir.

4. Petani dan wanita tani yang ada di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

selaku responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk peneliti

dalam proses pembuatan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah banyak

memberikan ilmu, pengetahuan, dan motivasi.

6. Teman – teman seperjuangan Agribisnis 2014.

7. Almamater tercinta Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Jember

iii

MOTTO

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya

kemudahan dalam urusannya

(QS. At Talaq-4)

Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik – baiknya

pelindung

(QS. Ali Imran-173)

Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong

saudaranya

(HR. Muslim)

Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna

memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti

juga tiada kata akhir untuk kehidupan

(Annemarie S.)

iv

v

SKRIPSI

CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA

USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN

UDANAWU KABUPATEN BLITAR

Oleh

Nandari Andhini

NIM. 141510601028

Pembimbing

Dosen Pembimbing Skripsi : Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.

NIP. 196107151985032002

vi

vii

RINGKASAN

Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kakao Rakyat di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar; Nandari Andhini: 141510601028;

2018; 152 hal; Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup

penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

sumber pendapatan dan devisa negara. Produsen kakao terbesar ketiga di dunia

setelah negara Pantai Gading dan Ghana adalah negara Indonesia. Produksi kakao

di Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat. Perkebunan kakao rakyat

tersebar di banyak daerah di wilayah Jawa Timur, salah satunya adalah Kabupaten

Blitar. Potensi kakao yang ada di Kabupaten Blitar harus dikembangkan dan

didayagunakan secara maksimal. Salah satu kecamatan yang menjadi sentra

penghasil kakao di Kabupaten Blitar adalah Kecamatan Udanawu. Kecamatan

Udanawu berada pada posisi keempat sebagai penghasil produksi kakao di

Kabupaten Blitar. Meskipun Kecamatan Udanawu berada pada posisi keempat

tetapi Kecamatan Udanawu merupakan salah satu Kecamatan yang masih

digunakan sebagai tempat pengembangan komoditas kakao rakyat. Selain itu

adanya keaktifan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

merupakan salah satu potensi untuk mendukung pengembangan komoditas kakao.

Penelitian di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar untuk mengetahui: (1)

Curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada usahatani

komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, (2) Kontribusi

curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, (3) Faktor – faktor yang mempengaruhi

curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive method,

berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Udanawu merupakan daerah

pengembangan kakao di Kabupaten Blitar. Metode pengambilan contoh dalam

penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Data yang

digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang

viii

digunakan adalah: (1) Pendekatan analisis curahan waktu kerja dan uji beda, (2)

Pendekatan analisis curahan waktu wanita tani dan uji persentase, (3) Pendekatan

analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) curahan waktu tenaga kerja wanita

lebih besar daripada curahan waktu tenaga kerja pria. Curahan waktu tenaga kerja

wanita sebesar 130,28 HOK/Tahun, sedangkan curahan waktu tenaga kerja pria

sebesar 29,30 HOK/Tahun. (2) Wanita tani di Kecamatan Udanawu memiliki

peran ganda, yaitu selain mengurus rumah tangga mereka juga mencurahkan

waktunya untuk bekerja di sektor ekonomi, salah satunya pada usahatani kakao.

Kontribusi wanita tani pada kegiatan domestik lebih besar yaitu 82,04%,

sedangkan pada kegiatan produktif yaitu 17,96%. (3) Faktor – faktor yang

berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita adalah luas lahan

dan jumlah produksi, sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita adalah umur, jumlah anggota keluarga, dan

pendidikan.

Kata kunci : Kakao, Wanita Tani, Curahan Waktu Kerja.

ix

SUMMARY

Female Labor Allocation on the Agricultural Business of Cacao Smallholder

in Udanawu District Blitar Regency; Nandari Andhini: 141510601028; 2018;

152 pages; Study Program of Agribusiness Faculty of Agriculture University of

Jember.

Cacao is one of the plantation commodity which the role is pretty important

for national economics, especially as the job field provider, income source, and

foreign exchange. The third biggest cacao producer in the world after Ivory Coast

and Ghana is Indonesia. Cacao production in Indonesia is dominated by the

smallholdings. The biggest cacao smallholding is spread in many areas in the East

Java region, one of them is Blitar Regency. The potency of cacao exist in Blitar

Regency has to be developed and utilized maximally. One of the districts

becoming the center of cacao producer in Blitar Regency is Udanawu District.

Udanawu District is at the fourth position as the producer of cacao production in

Blitar Regency, but Udanawu District is one of the districts which is still used as

the development place of cacao smallholding. Moreover, the activeness of the

women farmers in Udanawu District Blitar Regency is one of the potency to

support the development of cacao commodity.

The research in Udanawu District Blitar Regency is to find out: (1) Female

labor and male labor allocation on the agricultural business of cacao commodity

in Udanawu District Blitar Regency, (2) The contribution of women farmers

allocation on the productive activity and domestic activity in Udanawu District

Blitar Regency, (3) Factors affecting to the female labor allocation in Udanawu

District Blitar Regency. The location of the research is done intentionally or

purposive method, based on the determination that Udanawu District is the region

of cacao development in Blitar Regency. The sampling method in this research

uses simple random sampling method. Data used are primary and secondary data.

Data analysis method used are: (1) Analytical approach of work allocation and

difference test, (2) Analytical approach of women farmers allocation and

percentage test, (3) Analytical approach of the multiple linear regression.

x

The analysis result shows that (1) the female labor allocation is bigger than

the male labor allocation. The female labor allocation is 130.28 HOK/Year, while

the male labor allocation is 29.30 HOK/Year. (2) Women farmers in Udanawu

District have a multiple role, which is beside taking care of their household they

also allocate to work in the economic sector, one of them is on the cacao

agricultural business. The contribution of women farmers on the domestic activity

is bigger which is 82.04%, while on the productive activity is 17.96%. (3) Factors

affecting markedly to the female labor allocation are land area and total

production, while factors not affecting markedly to the female labor allocation are

age, the amount of family member, and education.

Keywords : Cacao, Women Farmers, Work Allocation.

xi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Curahan Waktu

Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kakao Rakyat Di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar”. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas

dukungaan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.

Khususnya kepada :

1. Dr. Moh. Hasan, M. Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Jember.

2. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Jember yang telah memberikan bantuan perijinan dalam menyelesaikan karya

ilmiah ini.

3. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.

4. Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama, Agus

Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Penguji 1, dan Dr. Ir. Joni Murti Mulyo

Aji, M.Rur.M selaku Dosen Penguji 2 yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, nasihat, pengalaman, dan motivasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ir. Imam Syafi’i, MS. dan Mustapit, SP. Msi selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasihat selama masa studi.

6. Keluargaku tercinta, Ayahku Dwi Winarno, Ibuku Sri Sundari, Kakakku

Rama Satya yang selalu memberikan dukungan, dorongan serta do’a sehingga

program Sarjana Agribisnis di Universitas Jember dapat terselesaikan.

7. Tim Abdimas Kakao di Kabupaten Blitar yang telah memberikan dukungan

serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat – sahabatku yang selalu ada saat suka maupun duka dari Maba

sampai sekarang Noefita Indah Pratiwi, Imra Atush Shaliha, Septa Nurmala

Sari, Intan Weni Andara D.P, Devyana Dwi Ratnasari, Rahmadien Dian P,

Dwi Pangga Saputra, Syahrul Sani Nur H, dan Adek Arifianto. Serta semua

xii

teman – teman agribisnis 2014 yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang

telah memberikan banyak dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman – teman KKN dan semua warga desa tempat KKN Desa Kemuning

Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember yang telah memberikan banyak

dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman – teman magang kerjaku di PDP Kahyangan Jember tepatnya di

Kebun Gunung Pasang yang selama ini memberikan dukungan dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca.

Jember, Juli 2018

Penulis

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv

HALAMAN PEMBIMBING .............................................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ vi

RINGKASAN .................................................................................................... vii

SUMMARY .......................................................................................................... ix

PRAKATA .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vxiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 13

1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... . 13

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 13

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................. 13

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 15

2.2 Landasan Teori .............................................................................. 19

2.2.1 Komoditas Kakao ................................................................... 19

2.2.2 Budidaya Kakao ..................................................................... 21

2.2.3 Konsep Usahatani .................................................................. 26

2.2.4 Peran Wanita ......................................................................... 26

2.2.5 Konsep Tenaga Kerja ............................................................. 28

2.2.6 Tenaga Kerja Wanita ............................................................. 29

xiv

2.2.7 Curahan Tenaga Kerja ........................................................... 30

2.2.8 Uji t Dua Sampel Bebas (Independent Sample t Test) ........... 31

2.2.9 Teori Regresi Linier ............................................................... 32

2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 35

2.4 Hipotesis .......................................................................................... 39

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 40

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ........................................... 40

3.2 Metode Penelitian............................................................................ 40

3.3 Metode Pengambilan Contoh ........................................................ 40

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42

3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 43

3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 48

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 50

4.1 Keadaan Geografis Kecamatan Udanawu ................................... 50

4.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Udanawu .................................. 51

4.3 Keadaan Pertanian Kecamatan Udanawu .................................. 53

4.4 Gambaran Umum Perkebunan Kakao Rakyat di Kecamatan Udanawu .... 55

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58

5.1 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dan Tenaga Kerja Pria

pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar .......................................................................... 58

5.2 Kontribusi Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan

Produktif dan Kegiatan Domestik ............................................... 67

5.3 Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja

Wanita pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar ......................................................... 70

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 81

6.1 Kesimpulan ................................................................................... 81

6.2 Saran ............................................................................................. 82

xv

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 83

LAMPIRAN ......................................................................................................... 87

DOKUMETASI ................................................................................................ 129

xvi

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

1.1 Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011 –

2015 ...................................................................................... 1

1.2 Pertumbuhan Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia

Tahun 2011 – 2015 ............................................................... 3

1.3 Negara Eksportir Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013 ........ 4

1.4 Pertumbuhan Volume Ekspor Kakao di Dunia Tahun 2009

– 2013 ................................................................................... 5

1.5 Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan

Tahun 2011 – 2016 ............................................................... 6

1.6 Pertumbuhan Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status

Pengusahaan Tahun 2011 – 2016 ......................................... 6

1.7 Luas Areal dan Produksi Kakao Menurut Provinsi Tahun

2016 ...................................................................................... 7

1.8 Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Kakao Perkebunan

Rakyat Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2014 ..... 9

1.9 Data Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Blitar

Tahun 2016 ........................................................................... 10

2.1 Rata – rata Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Pada Usahatani

Kelapa Sawit, 2008 ............................................................... 15

4.1 Luas Wilayah Desa dan Prosentase Terhadap Luas

Kecamatan Udanawu ............................................................ 50

4.2 Data Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin

Tahun 2016 ........................................................................... 51

4.3 Kepadatan Penduduk Terhadap Luas Wilayah Dirinci

Menurut Desa Tahun 2016 ................................................... 52

4.4 Data Banyak Sekolah, Kelas, Murid dan Guru di

Kecamatan Udanawu Tahun Ajaran 2015/2016 ................... 53

4.5 Luas Areal, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan

Rakyat Tahun 2016 ............................................................... 54

4.6 Data Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2016 ................... 54

4.7 Karakteristik Responden di Kecamatan Udanawu Tahun

2017 ...................................................................................... 55

4.8 Jenis Pekerjaan Kegiatan Produktif Keluarga Petani Kakao

di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ........................... 56

xvii

5.1 Rata – rata dan Kontribusi Curahan Waktu Tenaga Kerja

Pria dan Tenaga Kerja Wanita pada Kegiatan Usahatani

Komoditas Kakao ................................................................. 62

5.2 Hasil Analisis Rata – rata Curahan Waktu Kerja di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ............................... 65

5.3 Hasil Perhitungan Uji Beda Rata – rata Curahan Waktu

Kerja Antara Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita . 65

5.4 Rata – rata Curahan Waktu Kegiatan Produktif dan

Kegiatan Domestik Wanita Tani di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar ................................................................... 68

5.5 Hasil Analisis Uji Multikolinieritas Menggunakan

Variance Inflation Factor (VIF) ........................................... 72

5.6 Analisis Varian Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani

Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupate Blitar 74

5.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor – faktor

yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita

pada Usahatani Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar ..................................................................................... 74

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 38

4.1 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao .......................... 60

4.2 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar .............................................. 61

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

1 Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar ................................................................................... 87

2 Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 89

3 Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan

Kegiatan ............................................................................. 93

4 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 103

5 Rata – rata Curahan Waktu Tenaga Kerja di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 107

6 Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ............................. 108

7 Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan

Waktu Tenaga Kerja Wanita .............................................. 112

8 Hasil Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita ............................... 114

9 Hasil Analisis Uji Beda Curahan Waktu Tenaga Kerja

Pria dan Tenaga Kerja Wanita ........................................... 121

10 Kuisioner ............................................................................ 122

11 Dokumentasi ...................................................................... 129

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan

perekonomian di Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditas tanaman

perkebunan telah mampu meningkatkan devisa bagi negara, membuka lapangan

pekerjaan, menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam

upaya melestarikan lingkungan. Subsektor perkebunan merupakan salah subsektor

yang menjadi unggulan dalam penyediaan devisa untuk negara mengingat

subsektor ini merupakan penyumbang terbesar komoditi ekspor dari sektor

pertanian yang ada di Indonesia (Suwarto, dkk., 2014).

Komoditi yang diusahakan dalam perkebunan di Indonesia sangat beragam

diantaranya tebu, tembakau, kakao, kelapa, kelapa sawit, karet, kina dan lainnya.

Pertumbuhan kelapa sawit, karet, kelapa dan kakao mengalami laju yang pesat

diantara tanaman perkebunan lainnya. Beberapa komoditi perkebunan juga

merupakan komoditas ekspor. Data produksi komoditas perkebunan di Indonesia

pada tahun 2011 – 2015 disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011 - 2015

Komoditi

Produksi

2011 2012 2013 2014 2015* Rata –

rata**)

Share**)

(%)

Rangking

Share**)

Karet 2.990.184 3.012.254 3.237.433 3.153.186 3.108.260 3.100.263,4 8,11 2

Kelapa 3.174.379 3.189.897 3.051.585 3.005.916 2.960.851 3.076.525,6 8,05 3

K. Sawit 23.096.541 26.015.518 27.782.004 29.278.189 31.284.306 27.491.311,6 71,89 1

Kopi 638.647 691.163 675.881 644.592 664.460 662.948,6 1,73 6

Teh 150.776 145.575 145.460 154.369 154.598 150.155,6 0,39 8

Lada 87.089 87.841 90.920 87.447 88.296 88.318,6 0,23 11

Cengkeh 72.246 99.890 109.694 122.134 123.277 105.448,2 0,28 10

Kakao 712.230 740.513 720.862 728.414 661.243 712.652,4 1,86 5

J. Mete 114.789 116.915 116.093 131.302 123.564 120.532,6 0,32 9

Tebu 2.267.887 2.591.681 2.551.026 2.579.173 2.623.931 2.522.739,6 6,60 4

Tembakau 214.524 260.818 164.448 198.301 202.322 208.082,6 0,54 7

Kapas 2.275 2.948 1.871 761 1.712 1.913,4 0,01 12

Total 33.521.567 36.955.013 38.647.277 40.083.784 41.996.820 38.240.892,2 100

Sumber : Kementrian Pertanian 2016

Keterangan : *) Angka Sementara

**) Data diolah oleh peneliti

2

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari beberapa komoditi di

Indonesia yang memiliki produksi tertinggi adalah komoditas kelapa sawit dengan

kontribusi produksi sebesar 71,89%, kemudian diikuti komoditas karet menempati

urutan kedua dengan kontribusi produksi sebesar 8,11% . Selanjutnya urutan

ketiga oleh komoditas kelapa dengan kontribusi produksi sebesar 8,05%,

kemudian urutan keempat diikuti oleh komoditas tebu dengan kontribusi produksi

sebesar 6,60%. Komoditas kakao menempati urutan ke lima dengan kontribusi

produksi 1,86% dari seluruh total produksi komoditas perkebunan di Indonesia.

Sedangkan sisanya sebesar 3,49% merupakan kontribusi dari komoditas

perkebunan lainnya di Indonesia.

Produksi kakao tergolong sedikit dibandingkan dengan komoditas ekspor

lainnya, seperti kelapa sawit dan karet. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

kendala dalam pengembangannya. Menurut Departemen Perindustrian Kakao

(2007), kendala yang dihadapi pada pengembangan kakao, yaitu produktivitas

kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu

produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir

kakao.

Persoalan utama dalam meningkatkan kualitas kakao bukan hanya terletak

pada kurangnya kapasitas industri pengolahan dan serangan hama PBK, tetapi

lebih pada komitmen yang kuat untuk menerapkan fermentasi sebagai bagian

terpenting penananganan pasca panen secara serius. Sebenarnya tingkat

kesejahteraan petani kakao dapat ditingkatkan dengan mendorongnya melakukan

fermentasi sebelum menjualnya kepada pengumpul. Upaya itu hanya akan

berhasil jika tersedia tenaga penyuluh yang memadai di tingkat petani (Hariyati,

2013).

Komoditas kakao memberikan kontribusi sebesar 1,86% pada komoditas

perkebunan di Indonesia. Kontribusi kakao tergolong kecil dibandingkan dengan

kontribusi tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa sawit, karet dan kelapa.

Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan cenderung mengalami penurunan dari tahun

ke tahun. Tabel 1.2 yang menyajikan pertumbuhan produksi komoditi perkebunan

di Indonesia tahun 2011 – 2015.

3

Tabel 1.2 Pertumbuhan Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011

– 2015

No Komoditi

Pertumbuhan (%)

2011 – 2012 2012 – 2013 2013 – 2014 2014-2015*) Rata –

rata

1 Karet 0,74 7,48 -2,60 -1,42 1,05

2 Kelapa 0,49 -4,34 -1,50 -1,50 -1,71

3 K. Sawit 12,64 6,79 5,39 6,85 7,92

4 Kopi 8,22 -2,21 -4,63 3,08 1,12

5 Teh -3,45 -0,08 6,12 0,15 0,69

6 Lada 0,86 3,51 -3,82 0,97 0,38

7 Cengkeh 38,26 9,81 11,34 0,94 15,09

8 Kakao 3,97 -2,65 1,05 -9,22 -1,71

9 J. Mete 1,85 -0,70 13,10 -5,89 2,09

10 Tebu 14,28 -1,57 1,10 1,74 3,89

11 Tembakau 21,58 -36,95 20,59 2,03 1,81

12 Kapas 29,58 -36,53 -59,33 124,97 14,67

Total 129,03 -57,45 -13,19 122,68 45,27

Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)

Keterangan : *) Angka Sementara

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan produksi kakao di

Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan sebesar 1,71%. Meskipun

produksi kakao masih di bawah kelapa sawit dan karet tetapi upaya peningkatan

produksi kakao di Indonesia perlu ditingkatkan, karena pasar ekspor biji kakao

Indonesia masih sangat terbuka. Selain itu, biji kakao Indonesia memiliki

keunggulan yaitu tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana

maupun Pantai Gading. Lahan Indonesia yang besar dan subur memiliki potensi

untuk menjadi produsen terbesar dunia, apabila masalah utama perkebunan kakao

dapat diatasi. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia

dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara

dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai kelebihan

yaitu tidak mudah meleleh.

Kakao (Theobrema cacao L) merupakan salah satu komoditas perkebunan

yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Selain itu, kakao

juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan

agroindustri. Tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja

4

dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani serta

memberikan sumbangan devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah

karet dan kelapa sawit (Kementrian Pertanian, 2016). Berdasarkan hal tersebut

dapat diketahui bahwa kakao merupakan komoditas yang cukup penting bagi

perekonomian di Indonesia, dimana negara Indonesia menjadi eksportir kakao di

dunia. Data negara eksportir kakao di dunia pada tahun 2009 – 2013 disajikan

pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Negara Eksportir Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013

No. Negara Volume Ekspor (Ton) Rata-

rata

Share*)

(%)

Rangking

Share*) 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pantai

Gading 917.700 790.912 1.073.282 1.011.631 813.891 921.483 31,31 1

2 Ghana 395.711 281.437 697.394 585.929 526.187 497.332 16,90 2

3 Indonesia 439.305 432.427 210.067 163.501 188.420 286.744 9,74 3

4 Nigeria 247.000 226.634 219.000 199.800 182.900 215.067 7,31 4

5 Netherian 167.521 167.081 207.773 181.739 215.717 187.966 6,39 5

6 Kamerun 193.973 193.881 190.214 173.794 179.933 186.359 6,33 6

7 Ekuador 124.404 116.318 157.782 147.329 178.273 144.821 4,92 7

8 Lainnya 512.064 489.960 558.820 518.447 439.648 503.788 17,11

Total 2.997.678 2.698.650 3.314.332 2.982.170 2.724.969 2.943.560 100

Sumber : Kementrian Pertanian 2016

Keterangan : *) Data diolah peneliti

Terdapat beberapa negara yang menjadi negara pengekspor kakao, pada

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa negara pengekspor kakao tertinggi adalah negara

Pantai Gading dengan kontribusinya sebesar 31,31%, kemudian di ikuti oleh

negara Ghana dengan kontribusinya sebesar 16,90%. Negara Indonesia

menempati urutan ketiga dengan kontribusinya sebesar 9,74% dari seluruh total

volume ekspor kakao di dunia. Sedangkan sisanya 17,11% merupakan kontribusi

dari negara lainnya di dunia. Menurut Hariyati (2013), terlebih pada produk –

produk tanaman perkebunan, Indonesia merupakan salah satu negara yang

membudidayakan tanaman kakao paling luas di dunia. Indonesia merupakan salah

satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia. Apabila

berorientasi pada pasar ekspor, peluang pasar kakao Indonesia masih relatif

terbuka.

5

Negara Indonesia memberikan kontribusi dalam ekspor kakao di dunia

sebesar 9,74%. Kontribusi ekspor Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan

kontribusi dari negara Pantai Gading dan Ghana. Apabila dilihat dari sisi

pertumbuhan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tabel 1.4

yang menyajikan pertumbuhan volume ekspor kakao di dunia pada tahun 2009 –

2013.

Tabel 1.4 Pertumbuhan Volume Ekspor Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013

No Negara Pertumbuhan Rata-

rata 2009 - 2010 2010 – 2011 2011 - 2012 2012 -2013

1 Pantai Gading -13,82 35,70 -5,74 -19,55 -0,85

2 Ghana -28,88 147,80 -15,98 -10,20 23,19

3 Indonesia -1,57 -51,42 -22,17 15,24 -14,98

4 Nigeria -8,25 -3,37 -8,77 -8,46 -7,21

5 Netherian -0,26 24,35 -12,53 18,70 7,56

6 Kamerun -0,05 -1,89 -8,63 3,53 -1,76

7 Ekuador -6,50 35,65 -6,62 21,00 10,88

Total -59,31 186,82 -80,45 20,27 16,83

Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)

Pertumbuhan ekspor kakao di Indonesia pada Tabel 1.4 menunjukkan

bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan sebesar 14,98%. Menurut

Departemen Perindustrian Kakao (2007), pemasaran biji kakao Indonesia telah

mencapai pasar Internasional. Sebagian besar biji kakao Indonesia di ekspor ke

luar negeri, walaupun sudah ada beberapa industri pengolahan biji kakao menjadi

produk setengah jadi. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat

memperoleh pendapatan devisa dari komoditas kakao. Oleh sebab itu, yang perlu

diperhatikan oleh produsen kakao terutama Indonesia adalah kualitas dari biji

kakao yang diekspor.

Produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan

Ghana adalah negara Indonesia, dari data Departemen Pertanian (2005), tiga besar

negara penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 Ton), Ghana

(586.000 Ton), dan Indonesia (456.000 Ton). Luas lahan tanaman kakao di

Indonesia kurang lebih 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000

Ton per tahun dan produktivitas rata – rata 900 Kg per Ha. Perkebunan kakao

Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980 dan pada tahun

6

2002, areal perkebunan kakao Indonesia telah disebutkan sebelumnya yaitu seluas

992.448 Ha, dimana sebagian besar 87,4% dikelola oleh perkebunan rakyat dan

selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta.

Data produksi kakao di Indonesia menurut status pengusahaanya tahun 2011 –

2016 pada disajikan Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2011

- 2016

Produksi Kakao

Jenis

Perkebunan 2011 2012 2013 2014 2015*) 2016*)

Rata-

rata**)

Share**)

(%)

Rangking

Share**)

P. Rakyat 644.688 687.247 665.401 698.434 631.449 730.172 676.232 93,84 1

P. Negara 34.373 23.837 25.879 11.438 11.368 11.493 19.731 2,73 3

P. Swasta 33.170 29.429 29.582 18.542 18.426 18.765 24.652 3,42 2

Total 712.231 740.513 720.862 728.414 661.243 760.430 720.616 100

Sumber : Kementrian Pertanian 2016

Keterangan : *) Angka Sementara

**) Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa produksi kakao di dominasi

oleh perkebunan rakyat, perkebunan negara dan pekebunan swasta. Perkebunan

rakyat memberikan kontribusi produksi kakao terbesar di Indonesia pada tahun

2011 – 2016 yaitu sebesar 93,84% dari total produksi kakao perkebunan di

Indonesia. Perkebunan swasta menempati posisi kedua dengan kontribusi

produksi kakao sebesar 3,42%, sedangkan sisanya sebesar 2,73% merupakan

kontribusi produksi kakao dari perkebunan negara di Indonesia. Perkebunan

negara memberikan kontribusi produksi kakao paling rendah dibandingkan

dengan perkebunan lainnya. Data pertumbuhan produksi kakao di Indonesia

menurut status pengusahaan tahun 2011 – 2016 disajikan pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Pertumbuhan Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan

Tahun 2011 - 2016

Pertumbuhan (%)

Jenis

Perkebunan 2011 - 2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016

Rata-

rata

P.Rakyat 6,60 -3,18 4,96 -9,59 15,63 2,89

P.Negara -30,65 8,57 -55,80 -0,61 1,10 -15,48

P.Swasta -11,28 0,52 -37,32 -0,63 1,84 -9,37

Total -35,33 5,91 -88,16 -10,83 18,57 -21,97

Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)

7

Berdasarkan Tabel 1.6 pertumbuhan produksi kakao yang diusahakan oleh

perkebunan rakyat pada tahun 2011 – 2016 cenderung mengalami peningkatan

sebesar 2,89%. Menurut Mertade dan Zainuddin (2011), kakao (Theobroma cacao

L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat

perhatian untuk dikembangkan. Upaya pengembangan tanaman kakao disamping

masih diarahkan pada peningkatan populasi (luas lahan) juga telah banyak

diarahkan pada peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil. Adapun aspek yang

paling diperhatikan dalam usaha peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil

adalah penggunaan jenis – jenis kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman

kakao. Tanaman kakao banyak di budidayakan di Indonesia, terdapat beberapa

provinsi yang mengusahatanikan tanaman kakao. Data luas areal dan produksi

kakao menurut provinsi di Indonesia tahun 2016 disajikan pada Tabel 1.7

Tabel 1.7 Luas Areal dan Produksi Kakao Menurut Provinsi Tahun 2016

No Provinsi Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Share*)

(%)

Rangking

Share*)

1 Aceh 100.799 34.483 4,53 7

2 Sumatera Utara 59.460 19.380 2,55 9

3 Sumatera Barat 152.885 62.623 8,24 5

4 Riau 7.090 3.514 0,46 19

5 Kepulauan Riau 3 1 0,00 33

6 Jambi 2.238 521 0,07 28

7 Sumatera Selatan 11.091 3.485 0,46 20

8 Kep.Bangka Belitung 710 148 0,02 30

9 Bengkulu 12.510 5.392 0,71 15

10 Lampung 73.908 38.902 5,12 6

11 Jawa Barat 9.649 3.232 0,43 22

12 Banten 6.616 2.249 0,30 26

13 Jawa Tengah 8.004 2.394 0,31 24

14 D.I. Yogyakarta 5.412 1.418 0,19 27

15 Jawa Timur 53.033 26.833 3,53 8

16 Bali 14.955 5.497 0,72 14

17 Nusa Tenggara Barat 8.122 431 0,06 29

18 Nusa Tenggara Timur 52.058 12.134 1,60 10

19 Kalimantan Barat 11.458 2.290 0,30 25

20 Kalimantan Tengah 874 99 0,01 31

21 Kalimantan Selatan 658 81 0,01 32

22 Kalimantan Timur 8.500 3.328 0,44 21

23 Kalimantan Utara 8.390 4.818 0,63 17

8

Lanjutan Tabel 1.7

24 Sulawesi Utara 18.791 4.893 0,64 16

25 Gorontalo 16.749 2.636 0,35 23

26 Sulawesi Tengah 288.267 175.252 23,05 1

27 Sulawesi Selatan 245.618 115.326 15,17 3

28 Sulawesi Barat 178.303 75.713 9,96 4

29 Sulawesi Tenggara 252.421 120.421 15,84 2

30 Maluku 30.324 10.268 1,35 11

31 Maluku Utara 32.503 8.783 1,16 13

32 Papua 39.588 9.859 1,30 12

33 Papua Barat 10.601 4.024 0,53 18

Total 1.721.588 760.428 100

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2015

Keterangan : *) Data diolah oleh peneliti

Produksi kakao di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, khususnya

di wilayah Jawa Timur. Berdasarkan Tabel 1.7 dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa

Timur menempati urutan ke delapan sebagai penghasil produksi kakao, dengan

memberikan kontribusi produksi sebesar 3,53%. Menurut Dinas Perkebunan

Provinsi Jawa Timur (2017), produktivitas kakao di Jawa Timur masih terus

dilaksanakan kegiatan pengembangan, rehabilitasi, dan intensifikasi kakao. Kakao

di wilayah Jawa Timur merupakan komoditi strategis untuk mengangkat martabat

masyarakat dengan meningkatkan pendapatan petani perkebunan dan tumbuhnya

sentra ekonomi regional.

Perkebunan kakao rakyat tersebar di banyak daerah di wilayah Jawa Timur.

Terdapat 18 kabupaten yang menjadi sentra untuk pengembangan tanaman

perkebunan komoditas kakao, salah satunya adalah Kabupaten Blitar. Data luas

areal, produksi, dan produktivitas kakao perkebunan rakyat menurut Kabupaten di

Jawa Timur tahun 2014 disajikan pada Tabel 1.8.

9

Tabel 1.8 Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat

Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2014

No Provinsi/Kabupaten Luas Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Jumlah

Petani (KK)

Share*)

(%)

Rangking

Share*)

1 Gresik 14 8 786 181 0,07 18

2 Jombang 1.406 214 715 1.444 1,80 14

3 Madiun 5.481 1.847 759 15.532 15,55 1

4 Magetan 830 320 781 2.498 2,69 10

5 Ngawi 1.957 645 736 5.395 5,43 8

6 Kediri 2.091 310 629 2.346 2,61 11

7 Ponorogo 2.084 742 729 9.486 6,25 7

8 Pacitan 4.728 1.224 737 15.954 10,30 4

9 Nganjuk 2.619 787 780 2.671 6,62 6

10 Blitar 4.324 1.471 895 8.917 12,38 3

11 Tulungagung 1.594 615 729 2.372 5,18 9

12 Trenggalek 4.028 1.774 749 10.819 14,93 2

13 Malang 2.468 1.193 869 2.317 10,04 5

14 Lumajang 765 282 792 1.530 2,37 12

15 Jember 527 154 765 1.581 1,30 15

16 Bondowoso 41 8 769 210 0,07 17

17 Banyuwangi 662 261 781 653 2,20 13

18 Sumenep 51 26 850 67 0,22 16

Total 35.670 11.881 13.851 83.973 100

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2015

*) Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 1.8 dapat dilihat bahwa 5 Kabupaten di Jawa Timur

dengan produksi kakao tertinggi berturut – turut adalah Kabupaten Madiun,

Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten

Malang. Kabupaten Blitar menempati posisi ketiga sebagai penghasil produksi

kakao di Jawa Timur setelah Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek

dengan kontribusi produksi mencapai 12,38% dari produksi kakao pada

perkebunan rakyat di Indonesia. Kabupaten Madiun memberikan kontribusi

produksi sebesar 15,5%, dan Kabupaten Trenggalek memberikan kontribusi

produksi sebesar 14,93% dari total produksi kakao pada perkebunan rakyat di

Indonesia. Meskipun Kabupaten Blitar menempati posisi ketiga sebagai penghasil

produksi kakao tetapi pada tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur

menyelenggarakan prosesi tanam kakao dan pesta cokelat rakyat di wilayah Blitar.

Selain itu, di Kabupaten Blitar telah dilakukan pengolahan kakao menjadi aneka

10

ragam makanan dan minuman berbahan cokelat, dan adanya Kampung Cokelat di

Kabupaten Blitar telah menjadi tujuan wisata dengan konsep wisata edukasi bagi

pengunjung untuk mengenal tanaman kakao hingga pengolahannya menjadi

makanan dan minuman cokelat.

Potensi kakao yang ada di Kabupaten Blitar harus dikembangkan dan

didayagunakan secara maksimal. Hal tersebut sangatlah tepat dan strategis untuk

dikembangkan sentra tanaman penghasil tanaman kakao. Salah satu kecamatan

yang menjadi sentra penghasil kakao di Kabupaten Blitar adalah Kecamatan

Udanawu. Data luas panen dan produksi kakao di Kabupaten Blitar menurut

Kecamatan pada tahun 2016 disajikan pada Tabel 1.9.

Tabel 1.9 Data Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Blitar Tahun 2016

No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi

(Ton) Share*) (%)

Rangking

Share *)

1 Bakung 497 30,4 1,53 16

2 Wonotirto 74 26,6 1,34 18

3 Panggungrejo 169 57,6 2,90 13

4 Wates 336 296,2 14,91 1

5 Binangun 141 61,6 3,10 12

6 Sutojayan 167 41,7 2,10 14

7 Kademangan 287 73,8 3,71 11

8 Kanigoro 68,5 23,1 1,16 19

9 Talun 23 16,2 0,82 22

10 Selopuro 47 29,8 1,50 17

11 Kesamben 283 124,1 6,25 6

12 Selorejo 103 41,3 2,08 15

13 Doko 320 77 3,87 9

14 Wlingi 92,3 73,9 3,72 10

15 Gandusari 341 181,6 9,14 3

16 Garum 135 21,6 1,09 20

17 Nglegok 235,21 116,8 5,88 7

18 Salankulon 54 17,7 0,89 21

19 Ponggok 318 234,2 11,79 2

20 Srengat 177,5 159,5 8,03 5

21 Wonodadi 197,7 105,27 5,30 8

22 Udanawu 236,3 177,2 8,92 4

Jumlah 4302,51 1987,17 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar 2016

*) Data diolah oleh peneliti

11

Berdasarkan Tabel 1.9 dapat dilihat 5 Kecamatan terbesar sebagai daerah

sentra produksi kakao di Kabupaten Blitar. Kecamatan Wates merupakan

penghasil produksi tertinggi dengan kontribusi produksi kakao sebesar 14,91%,

kemudian diikuti Kecamatan Ponggok menempati urutan kedua dengan kontribusi

produksi kakao sebesar 11,79%. Selanjutnya, urutan ketiga ditempati oleh

Kecamatan Gandusari dengan kontribusi produksi kakao sebesar 9,14%, lalu

diikuti oleh Kecamatan Udanawu dengan kontribusi produksi sebesar 8,92% dan

urutan kelima oleh Kecamatan Srengat dengan kontribusi produksi sebesar 8,03%.

Meskipun Kecamatan Udanawu berada pada posisi keempat sebagai

penghasil produksi kakao di Kabupaten Blitar tetapi Kecamatan Udanawu

merupakan salah satu Kecamatan yang masih digunakan sebagai tempat

pengembangan komoditas kakao rakyat. Masyarakat di Kecamatan Udanawu pada

awalnya mendapatkan bantuan bibit dari Dinas Perkebunan Kabupaten Blitar,

sehingga sampai saat ini kakao di Kecamatan Udanawu masih terus

dikembangkan. Tetapi saat ini pengembangan kakao di Kecamatan Udanawu

kurang maksimal, hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan yang

intensif oleh para petani dan serangan hama penyakit pada tanaman kakao.

Seragan hama dan penyakit tersebut menyebabkan produksi kakao yang

dihasilkan tidak begitu maksimal. Pengembangan kakao di Kecamatan Udanawu

dapat di dukung melalui adanya keaktifan wanita tani di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar. Wanita tani di Kecamatan Udanawu aktif dalam kegiatan

pertanian, salah satunya usahatani kakao mulai dari kegiatan on farm maupun off

farm.

Perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Udanawu memiliki peran penting

dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat, salah satunya untuk kaum

wanita. Penyediaan lapangan kerja tersebut sangat membantu bagi kaum wanita

dikarenakan dengan adanya pendayagunaan tenaga kerja wanita dapat

meningkatkan kontribusi bagi lingkungan sekitar dan rumah tangga. Selain itu,

peningkatan perekonomian serta kesejahteraan dari kaum wanita akan lebih

terbantu. Menurut Wisadirana (2004), keterlibatan wanita dalam kerja produktif

akan menimbulkan perubahan sosial dikarenakan salah satu wujud perubahan

12

sosial adalah perubahan dalam kerja. Masuknya wanita dalam pasar kerja atau

kerja produktif berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi rumah tangga sehingga

dapat terjadi perubahan struktur ekonomi keluarga.

Sumberdaya manusia sebagai salah satu faktor penggerak pembangunan

pertanian mempunyai peranan yang sangat penting termasuk di dalamnya adalah

wanita. Kecamatan Udanawu memiliki tenaga kerja wanita yang masih berperan

dalam kegiatan pertanian, khususnya pada kegiatan yang berhubungan dengan

budidaya dan penanganan pasca panen komoditas kakao. Tenaga kerja wanita

yang dimaksud disini adalah istri dari petani kakao. Istri dari petani kakao tersebut

secara langsung ikut bekerja di lahan dan juga penanganan langsung pasca panen

kakao. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita yaitu pada kegiatan on

farm dan off farm usahatani kakao, namun mereka lebih dominan melakukan

kegiatan pada penanganan pasca panen seperti sortasi buah, pemecahan buah,

fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.

Keterlibatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung merupakan

salah satu potensi yang harus dikembangkan karena pada umumnya wanita selalu

dianggap tidak mampu dalam hal pekerjaan. Wanita tergolong hanya aktif sebagai

ibu rumah tangga akan tetapi pada kenyataannya di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar mayoritas wanita tani di kecamatan tersebut mempunyai peran

ganda, selain sebagai ibu rumah tangga mereka juga mencurahkan waktunya

untuk bekerja pada kegiatan budidaya dan penanganan pasca panen kakao. Peran

ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usaha tani

dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju

kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan.

Perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar dalam

kegiatannya menggunakan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja

wanita dibutuhkan dalam kegiatan usahatani kakao karena dianggap lebih ulet,

teliti, dan sabar dalam melakukan pekerjaan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa

penggunaan tenaga kerja wanita yang lebih dominan terletak pada kegiatan pasca

panen kakao. Tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu tersebut memiliki

peran yang cukup besar dalam pengembangan tanaman kakao, hal tersebut terlihat

13

dari penggunaan tenaga kerja yang juga banyak dilakukan oleh wanita.

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar curahan waktu

yang dibutuhkan wanita untuk bekerja, dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruh curahan waktu tenaga kerja wanita di pada usahatani komoditas

kakao Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada

usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ?

2. Bagaimana kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan

kegiatan domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ?

3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja

wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria

pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

2. Untuk mengetahui kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan

produktif dan domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

3. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi curahan

waktu waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pembelajaran

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan usahatani komoditas kakao.

2. Bagi pemerintah, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun

kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kakao, baik di

Kabupaten Blitar maupun daerah lainnya.

14

3. Bagi petani kakao, diharapkan dapat menjadi referensi dalam

mengembangkan kegiatan usahataninya, baik di Kabupaten Blitar maupun

daerah lainnya.

15

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dijadikan sebagai acuan terkait rumusan masalah yang

pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada

usahatani komoditas kakao adalah penelitian oleh Hakim dan Sarah (2010),

dengan judul “Analisis Alokasi Tenaga Kerja Keluarga dan Pengaruhnya

Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di Kecamatan

Peninjauan Kabupaten Oku”. Salah satu tujuan dari penelitian tersebut adalah

untuk mengetahui seberapa besar alokasi tenaga kerja keluarga petani untuk

usahatani kelapa sawit. Metode analisis data menggunakan perhitungan matematis

curahan jam kerja dengan satuan HOK (Hari Orang Kerja). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa :

Tabel 2.1 Rata – rata Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Usahatani Kelapa

Sawit, 2008

No. Jenis Kegiatan Alokasi Waktu Tenaga Kerja

(HOK/lg/th) Persentase (%)

1 Pemupukan 1,19 19,90

2 Pengendalian HPT 1,25 20,90

3 Pembersihan Kebun 3,54 59,20

4 Pemanenan - -

Total 5,98 100,00

Berdasarkan Tabel 2.1 petani banyak mengalokasikan waktu sebagai tenaga

kerja keluarga pada kegiatan pembersihan kebun yaitu sebesar 3,54 HOK per luas

garapan per tahun atau sebesar 59,20 persen dari keseluruhan waktu kerja

usahatani kelapa sawit. Sedangkan kegiatan pemupukan memiliki alokasi tenaga

kerja yang paling kecil dibanding kegiatan lainnya yaitu sebesar 1,19 HOK per

luas garapan per tahun atau sebesar 19,90 persen. Sedangkan untuk kegiatan

pemanenan, semua petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga sehingga

alokasi tenaga kerja keluarga untuk pemanenan tidak ada.

Penelitian kedua yang dijadikan sebagai acuan terkait rumusan masalah

yang pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria

pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian oleh Enete dan Amusa (2010),

dengan judul “Contribution Of Men And Women To Farming Decisions In Cocoa

16

Based Agroforestry Housholds Of Ekiti State, Nigeria (Kontribusi Keputusan

Laki-laki dan Perempuan pada Kegiatan Usahatani di Rumah Susun Agroforestri

Berbasis Kakao di Negara Ekiti, Nigeria)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kontribusi keputusan bertani di kegiatan produksi kakao yang dilakukan meliputi

persiapan lahan, pengamanan bahan tanam, peningkatan mutu bibit, penyiangan,

penyemprotan. Pada kegiatan pra panen tersebut peran wanita rendah, dimana

wanita hanya memainkan peran pendukung. Tetapi kontribusi pria dalam

pengambilan keputusan pada tahap pra panen besar. Sedangkan untuk kegiatan

pasca panen kakao kontribusi pria sedang, dan kontribusi wanita dalam kegiatan

pasca panen dinilai cukup tinggi. Kegiatan pasca panen tersebut meliputi aktivitas

seperti fermentasi, pengeringan, dan penyimpanan.

Penelitian ketiga yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang

pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada

usahatani komoditas kakao adalah penelitian Oblike, dkk (2017), dengan judul

“Labour Productivity And Yield Determinants In Cocoa Farming: Evidence From

Abia State, Nigeria (Produktivitas Tenaga Kerja dan Faktor Penentu Hasil pada

Pertanian Kakao: Abia State, Nigeria)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar

keluarga. Alokasi tenaga kerja biasanya bervariasi dengan kegiatan bertani.

Beberapa kegiatan membutuhkan keahlian khusus pada tenaga kerja. Ketersediaan

biaya yang terbatas juga dapat menghalangi penggunaan tenaga kerja yang

diperkerjakan seperti pada kegiatan pembersihan lahan, penyemprotan agrokimia,

pemanenan dan aplikasi pupuk. Penggunaan tenaga kerja sangat minim untuk

pembersihan lahan yaitu sebesar 18,3% dan aplikasi pupuk sebesar 16,7%.

Tenaga kerja lebih terlibat dalam penyemprotan agrokimia dan pemanenan kakao

dengan rata – rata 35% dan 30%.

Penelitian keempat yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang

pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada

usahatani komoditas kakao adalah penelitian Akanni dan Alfred (2017), dengan

judul “Analysis Of Labour Use Patterns Among Small-Cocoa Farmers In South

Western Nigeria (Analisis Pola Penggunaan Tenaga Kerja di antara Pemegang

17

Saham Kecil Petani Kakao di Nigeria Barat Daya)”. Hasil penelitian terkait

dengan curahan tenaga kerja wanita menunjukkan bahwa tenaga kerja pertanian

yang digunakan terurai pada garis gender, hal tersebut mencermikan bahwa

terdapat partisipasi perempuan di bidang pertanian komoditas kakao. Tenaga kerja

laki – laki menyumbang proporsi terbesar yaitu 69% dari total penggunaan tenaga

kerja di semua wilayah penghasil, sedangkan untuk pekerja wanita dan anak –

anak menyumbang proporsi masing – masing 16% dan 13% dari seluruh wilayah

studi. Proporsi tertinggi penggunaan tenaga kerja wanita di negara bagian Oyo

sebesar 18,68% dan yang terkecil di negara bagian Ogun wilayah Ondo sebesar

0,10%. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa di negara bagian Oyo tenaga

kerja sangat dibutuhkan dalam kegiatan penyemprotan. Sedangkan di negara

bagian Ogun penggunaan tenaga kerja tertinggi untuk kegiatan panen mencapai

32,82%.

Penelitian yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang kedua

mengenai kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan

domestik adalah penelitian Harahap, dkk (2015), dengan judul “Curahan Waktu

Wanita Tani dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Muara

Lembu Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Buruh

Tani Perkebunan Karet)”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk menganalisis

besar curahan waktu kerja buruh tani wanita. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden lebih banyak mencurahkan waktunya pada kegiatan ekonomi

dengan rata – rata 5,62 HKP/hari atau 54,24% dan nilai pada kegiatan non

ekonomi yakni dengan curahan waktunya 4,74 HKP/hari atau 45,76%. Jika

dijumlahkan untuk kedua kegiatan tersebut mendapatkan nilai sebesar 10,36

HKP/hari, selebihnya digunakan untuk beristirahat.

Penelitian yang dijadikan sebagai acuan rumusan masalah yang ketiga

terkait faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita

pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian yang dilakukan oleh Eliana dan

Rita (2007) dengan judul penelitian “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Curahan Waktu Kerja Wanita”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja

18

wanita dalam bekerja mencari nafkah. Penelitian ini dilaksanakan di pembibitan

kelapa sawit PT. Agricinal Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Samarinda.

Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita

dalam bekerja mencari nafkah yaitu; (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga,

(c) tingkat pendidikan, (d) pendapatan per kapita keluarga, dan (e) upah. Metode

analisis menggunakan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh nyata

dari variabel: (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga, (c) tingkat pendidikan,

(d) pendapatan per kapita keluarga, dan (e) upah terhadap curahan waktu tenaga

kerja wanita dalam bekerja mencari nafkah, dengan koefesien determinasi R2

sebesar 0,95. Hal ini berarti 95% variasi yang terjadi terhadap faktor yang

mempengaruhi wanita bekerja disebabkan oleh variabel umur, jumlah tanggungan

kepala keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan perkapita keluarga dan upah dan

sisanya 5% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model.

Adapun secara parsial, variabel (a) upah wanita berpengaruh nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita dalam bekerja mencari nafkah. Besarnya upah

tenaga kerja wanita yang diberikan PT. Agricinal merupakan salah satu faktor

pemacu bagi tenaga kerja wanita untuk mencurahkan waktunya di pembibitan

kelapa sawit. Sedangkan variabel: (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga, (c)

tingkat pendidikan, (d) pendapatan per kapita keluarga diketahui tidak

berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita dalam bekerja

mencari nafkah.

Penelitian kedua yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang

ketiga terkait faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja

wanita pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian Awalita (2004) dengan

judul penelitian “Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Arabika dan

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya”. Salah satu tujuan penelitian tersebut

adalah untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi terhadap curahan tenaga kerja

wanita. Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita

yaitu, terdiri atas: (a) luas lahan, (b) jumlah tanggungan keluarga, dan (c)

pendapatan keluarga. Metode analisis yang digunakan regresi linier berganda.

19

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara simultan/serempak, faktor

ekonomi yang terdiri dari variabel: (a) luas lahan, (b) jumlah tanggungan

keluarga, dan (c) pendapatan keluarga berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga

kerja wanita. Adapun secara parsial, variabel: (a) luas lahan berpengaruh nyata

terhadap curahan tenaga kerja wanita, ini menyatakan bahwa dengan semakin

meningkatnya luas lahan maka kebutuhan akan tenaga kerja wanita meningkat.

Sedangkan variabel: (a) jumlah tanggungan keluarga dan (b) pendapatan keluarga

tidak berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga kerja wanita.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Komoditas Kakao

Kakao mulai diperkenalkan di Indonesia pertama kali di daerah Sumatera

Utara pada tahun 1560 yang berasal dari Filipina. Jenis kakao yang pertama kali

ditanam adalah Criollo yang oleh bangsa Filipina diperoleh dari Venezuela. Usaha

perluasan kakao dimulai lagi di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun 1806.

Pengembangan tanaman kakao di Indonesia sangat pesat khususnya di wilayah

Jawa, dimana pada tahun 1938 telah terdapat 29 perkebunan kakao. Selain oleh

perusahaan perkebunan, pengembangan kakao juga dilakukan oleh petani pekebun

terutama di wilayah Jawa Barat (Siregar dkk, 2010).

Menurut (Siregar dkk, 2010), tanaman kakao merupakan tanaman yang

menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Oleh karena itu, tanaman ini

digolongkan ke dalam kelompok tanaman caulifloris. Adapun sistematikanya

menurut klasifikasi botani adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Klas : Dicotyledon

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao

20

Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2014), tanaman kakao

terdiri atas bagian batang dan cabang, daun, akar, bunga, buah dan biji. Bagian-

bagian tubuh dari tumbuhan memiliki peranan masing-masing dalam aktivitas

hidupnya. Batang dan cabang tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya

mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya keatas

disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan

tunas yang arah pertumbuhannya kesamping disebut dengan plagiotrop (cabang

kipas atau fan).

Daun kakao juga bersifat dimorfisme sama dengan sifat percabangannya.

Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.

Adanya persendian daun agar mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan

dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulan memanjang

(oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing

(acutus). Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang

daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengilap.

Akar kakao sebagia besar akar lateralnya (mendatar) berkembang dekat

permukaan tanah pada kedalaman tanah 0 – 30 cm. Jangkauan jelajah akar lateral

jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang

susunanya tidak beraturan.

Bunga tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan

berkembang dari bekas ketiak daun pada batang. Bunga kakao berwarna putih,

ungu atau kemerahan. Tangkai bunga kecil dengan panjang 1 – 1,5 cm. Daun

mahkota memiliki panjang 6 – 8 mm yang terdiri dari dua bagian. Bagian pangkal

berbentuk seperti kuku binatang dan biasanya terdapat dua garis merah. Bagian

ujung berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.

Buah kakao ketika muda berwarna hijau atau hijau keputihan, apabila sudah

masak berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah

setelah masak berwarna jingg atau orange. Buah akan masak setelah berumur 6

bulan. Ukuran buah masak beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm bergantung

pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah.

21

Biji kakao tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya

beragam sekitar 20 – 50 butir per buah. Warna kotildeon putih untuk tipe criollo

dan ungu untuk tipe forastero. Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang

berwarna putih.

2.2.2 Budidaya Kakao

Perbanyakan tanaman kakao yaitu perbanyakan secara generatif dan

perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif digunakan bahan

berupa biji atau benih. Batang tanaman kakao memiliki pertumbuhan ortotrop

(cabang atau tunas ke atas). Perbanyakan generatif bisa dilakukan dengan dua

cara, yaitu secara buatan (hand pollination) dan alami (open pollination).

Sedangkan untuk perbanyakan secara vegetatif bisa berupa akar, batang, cabang,

dan daun. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara okulasi,

setek, atau kultur jaringan. Hasilnya memiliki bentuk pertumbuhan yang sesuai

dengan entres yang digunakan (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

2014).

Menurut Puslitbang Perkebunan (2010), tahapan-tahapan dalam budidaya

tanaman kakao diantaranya meliputi: penyiapan lahan dan penanaman,

pemupukan dan pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca

panen.

1. Penyiapan lahan dan penanaman

a. Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap survei atau pengukuran

sampai tahap pengendalian ilalang. Tahap selanjutnya dari pembersihan areal

adalah tebas atau babat selama 2 – 3 bulan lalu dilanjutkan dengan tahap

tebang. Tahap berikutnya dilaksanakan selama 3 – 4 bulan, apabila semua

pohon telah tumbang, tumbangan tersebut dibiarkan selama 1 – 1,5 bulan

agar daun kayu mengering.

b. Pengolahan tanah pada umumnya dilaksanakan secara mekanis. Tujuan

adanya pengolahan tanah untuk mempercepat pengikisan lapisan tanah atas.

c. Tanaman penutup tanah pada kakao berfungsi untuk mempertahankan lapisan

atas tanah dan menambah kesuburan tanah. Tanaman penutup tanah biasanya

22

adalah jenis kacang-kacangan. Biji dapat ditanam dengan cara larikan atau

tugal bergantung pada ketersediaan biji dan tenaga kerja.

d. Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuan

mengurangi intensitas sinar matahari langsung. Manfaat pohon pelindung

diantaranya yaitu melindungi daun, menciptakan iklim mikro, menghindari

pencucian hama, dan memperbaiki struktur tanah.

e. Pembuatan jarak tanam pada kakao disesuaikan dengan perkembangan bagian

tajuk tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.

Masing – masing klon kakao berbeda dalam bentuk tajuknya

f. Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menyediakan lingkungan perakaran

yang optimal bagi bibit kakao, baik secara fisik, kimia maupun biologi.

Ukuran lubang tanam umumnya 60 x 60 x 60 cm.

g. Penanaman dilakukan apabila jarak tanam dan pola tanam telah ditetapkan

dan keadaan pohon pelindung tetap telah memenuhi syarat sebagai penaung,

dan bibit dalam polibag telah berumur 4 – 6 bulan. Sebelum penanaman

dilakukan lubang tanam terlebih dahulu ditaburi pupuk dan ditutup dengan

seresah.

h. Pembuatan rorak yaitu galian yang dibuat disebalh pokok tanaman untuk

menempatkan pupuk organik dan dapat berfungsi sebagai lubang drainase.

Pembuatan rorak dilakukan sampai tiba di rorak awal yang sudah siap digali.

Rorak pada umumnya berukuran panjang 100 cm, lebar 30 cm, dan

kedalaman 30 cm.

2. Pemupukan dan pemangkasan

a. Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan.

Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan

cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm dari batang

utama untuk umur tanaman 2 – 10 bulan, sedangkan untuk tanaman yang

telah menghasilkan penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 – 75 cm dari

batang utama. Kebutuhan pupuk pada tanaman kakao yaitu Urea, SP-36, KCl,

dan pupuk organik.

23

b. Pemangkasan adalah usaha untuk meningkatkan produksi dan

mempertahankan umur ekonomis tanaman.

Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman kakao yang belum

menghasilkan setelah umur 8 bulan. Pemangkasan bentuk dilaksanakan

dalam selang waktu dua bulan sekali selama masa TBM. Tunas-tunas air

dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau

cabang primer yang tumbuh.

Pemangkasan produksi dilakukan pada cabang – cabang yang tidak

produktif, tumbuh ke arah dalam, menggantung, atau cabang kering.

Adanya cabang – cabang tersebut dapat menyebabkan kelembaban dan

dapat mengurangi intensitas matahari bagi daun.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong cabang –

cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40 cm dari

pangkal cabang primer ataupun sekunder.

3. Pengendalian hama dan penyakit

a. Penggerek Buah Kakao (PBK) (Conopomorpha cramerella)

Serangan pada buah ditandai dengan memudarnya warna kulit buah, muncul

warna belang hijau kuning atau merah jingga. Apabila buah dibelah terlihat

biji yang berwarna hitam dan melekat satu sama lain. Hama ini dapat

dikendalikan dengan sanitasi, pemangkasan, panen sering, pemupukan,

kondomisasi dan biologi.

b. Kepik Pengisap Buah (Helopelti spp.)

Serangan pada buah tua ditandai dengan munculnya bercak-bercak yang

berwarna cokelat muda yang lama kelamaan berubah menjadi kehitaman.

Serangan berat pada buah muda, bercahaya akan bersatu menyebabkan

permukaan kulit menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk sehingga

menghambat perkembangan biji. Serangan pada pucuk atau ranting

menyebabkan layu, kering dan kemudian mati. Daun akan gugur dan ranting

tanaman akan seperti lidi. Penurunan produksi buah bisa mencapai 50 - 60%.

Semut hitam dapat digunakan untuk mengendalikan Helopeltis spp. Semut

selalu hidup bersama dengan kutu putih karena kotoran yang dikeluarkan

24

rasanya manis. Aktivitas semut hitam dipermukaan buah menyebabkan

Helopeltis tidak sempat bertelur atau menusukkan alat mulutnya. Peningkatan

populasi semut dapat dilakukan dengan membuat sarang semut dari lipatan-

lipatan daun kelapa.

c. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora)

Gejala penyakit ini dapat terlihat mulai dari buah muda sampai buah dewasa.

Buah yang terinfeksi akan membusuk disertai bercak coklat kehitaman

dengan batas yang jelas, gejala ini dimulai dengan ujung atau pangkal buah.

Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan memadukan tindakan sanitasi,

penyemprotan fungisida dan memperbaiki lingkungan.

d. Penyakit Vascular Streak Dieback (VCD) (Oncobasidium theobromae)

Gejala khusus yang terlihat adalah sari daun kedua atau ketiga dari titik

tumbuh menguning dengan bercak - bercak berwarna hijau. Daun-daun

terlihat akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting ompong.

Pengendalian dilakukan dengan cara penanaman jenis kakao yang toleran,

pangkasan sanitasi dan eradikasi.

4. Panen dan Pasca Panen

a. Pemetikan dan sortasi buah

Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak ditandai dengan adanya

perubahan warna kulit buah. Buah ketika mentah berwarna hijau akan

berubah menjadi kuning pada waktu masak, sedangkan yang berwarna merah

akan berubah menjadi jingga pada waktu masak. Buah hasil pemetikan

dipisahkan antara yang baik dan yang jelek. Buah yang jelek berupa buah

yang kelewat masak, yang terserang hama penyakit, buah muda atau buah

yang lewat masak.

b. Pemeraman dan pemecahan buah

Pemeraman dilakukan selama 5 - 12 hari tergantung kondisi setempat dan

pematangan buah. Cara ini menurunkan jumlah biji kakao rusak dari 15%

menjadi 5%. Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu,

pemukul berpisau atau hanya dengan pisau apabila sudah berpengalaman.

25

Selama pemecahan dilakukan sortasi buah dan biji basah. Buah yang masih

mentah, yang diserang hama tikus atau yang busuk sebaiknya dipisahkan.

c. Fermentasi

Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalam tumpukan maupun dalam

keranjang. Kotak dibuat dari kayu dengan lubang didasarnya untuk

membuang cairan fermentasi atau keluar masuknya udara. Biji ditutup dengan

daun pisang atau karung goni untuk mempertahankan panas. Selanjutnya

diaduk setiap hari atau dua hari selama waktu 6-8 hari. Kotak yang

kedalamannya 42 cm cukup diaduk sekali saja selama 2 hari. Tingkat

keasamannya lebih rendah dibandingkan lebih dari 42 cm. Fermentasi tidak

boleh lebih dari 7 hari. Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan.

d. Perendaman dan Pencucian

Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulp yang melekat

pada biji. Biji direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat

dan penampilan menarik.

e. Pengeringan dan Tempering

Pengeringan dilakukan dengan penjemuran, memakai alat pengering atau

keduanya. Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada biji dengan suhu

udara sekitarnya setelah dikeringkan, agar biji tidak mengalami kerusakan

fisik pada tahap berikutnya.

f. Sortasi

Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan

mengelompokkan biji berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji.

g. Pengemasan dan penyimpanan

Biji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersih dan disimpan

dalam gudang. Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao kering dilkakukan

mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO).

26

2.2.3 Konsep Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

atau yang dimilikinya secara efektif untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

tinggi pada waktu tertentu. Usahatani dikatakan efektif dan efisien ketika petani

mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dan pemanfaatan sumberdaya

yang dilakukan tersebut mampu menghasilkan keluaran yang lebih besar daripada

masukannya.

Perkembangan usahatani hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan

untuk kebutuhan keluarga sehingga hanya merupakan usahatani swasembada.

Secara garis besar terdapat 2 bentuk usahatani yang selama ini dikenal yaitu

usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Pada dasarnya terdapat faktor –

faktor yang bekerja dalam usahatani. Faktor – faktor tersebut yaitu faktor alam,

tenaga kerja, dan modal (Suratiyah, 2015).

Usahatani pada umumnya dilaksanakan pada areal yang sempit yang

tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Petani berusahatani menurut apa

yang dikuasai dan apa adanya, sehingga cukup dilaksanakan oleh petani sendiri

dengan keterbatasan yang dimiliki. Tenaga luar hanya sebagai bantuan, khususnya

untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih dari potensi tenaga

kerja yang dimiliki petani (Hernanto, 1996).

2.2.4 Peran Wanita

Perempuan mempunyai peran ganda yaitu sebagai pembina rumah tangga

(sektor domestik) dan pencari nafkah (sektor publik), terkadang keterlibatan

perempuan dalam bidang pekerjaan sering tidak diperhitungkan. Wanita tani perlu

dibina dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih

teknologi. Strategi perbaikan upah juga diperlukan agar berimbang antar gender

sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani. Kegiatan di sektor publik

perlu adanya peningkatan status wanita tani dalam kehidupan bermasyarakat

dengan cara memberikan dukungan agar wanita tani lebih banyak berperan

sebagai subyek, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan lebih

27

banyak untuk berperan sebagai perencana dan pengambil keputusan dalam bidang

pertanian (Endang dkk, 2014).

Menurut Munawaroh dan Shofia (2015) secara umum peranan wanita dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu :

a. Peran produktif

Peran produktif yaitu peran dari seorang wanita yang memiliki peran

tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran produktif

adalah peran yang dihargai dengan uang atau barang yang menghasilkan uang

atau jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Peran ini diidentikan

sebagai peran wanita di sektor publik, contoh petani, penjahit, buruh, guru,

pengusaha.

b. Peran domestik

Peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia, contoh peran ibu pada

saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak adalah kodrat dari seorang

ibu. Peran ini pada akhiranya diikuti dengan mengerjakan kewajiban

mengerjakan pekerjaan rumah

c. Peran sosial

Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari para ibu

rumahtangga untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat.

Peranan wanita dalam kegiatan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga. Wanita dalam usaha pengentasan kemiskinan memegang

peranan penting, karena dalam usaha tersebut wanita dapat menyumbangkan

pendapatan yang cukup besar. Pendapatan tersebut diperoleh dalam kegiatan

pekerjaan yang dilakukan oleh wanita. Program pemberdayaan wanita penting

dilakukan untuk memanfaatkan peluang dimasa yang akan datang. Wanita dengan

berbagai aktivitas kerjanya yang dilakukan secara terencana maupun tidak pada

dasarnya mempunyai nilai ekonomis. Wanita pada saat ini dituntut untuk kreatif,

sabar, ulet dan tekun dalam mencapai kesejahteraan keluarga (Ferdiyanti, 2015).

28

2.2.5 Konsep Tenaga Kerja

Menurut Hernanto (1996), tenaga kerja usahatani merupakan faktor

produksi kedua selain tanah, modal dan pengelolan. Terdapat beberapa jenis

tenaga kerja diantaranya :

a. Tenaga kerja manusia

Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak –

anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan

usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kinerja dari tenaga kerja

manusia dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan,

pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti

iklim dan kondisi lahan usahatani. Tenaga kerja pria umumnya dapat

mengerjakan hampir semua kegiatan pada usahatani, tenaga kerja wanita

umumnya dapat mengerjakan kegiatan menanam, memelihara tanaman,

ternak, dan panen. Tenaga kerja anak – anak umumnya membantu pekerjaan

pria atau wanita dewasa.

b. Tenaga kerja ternak

Tenaga kerja ternak umumnya digunakan untuk pengolahan tanah dan untuk

angkutan.

c. Tenaga kerja mekanik

Tenaga kerja mekanik umumnya juga digunakan untuk pengolahan tanah,

pemupukan, pengobatan, penanaman serta panen. Tenaga mekanik bersifat

subsitusi, pengganti tenaga ternak dan atau manusia.

Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda

dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Karakteristik

tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir (1983) dalam Suratiyah (2015)

adalah sebagai berikut :

1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak merata

2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas

3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan dan dispesialisasikan

4. Beraneka ragam coraknya dan kadang tidak dapat dipisahkan satu sama lain

29

Karakteristik tersebut akan memerlukan sistem manajerial tertentu yang

harus dipahami sebagai peningkatan usahatani itu sendiri. Khususnya di

Indonesia, sistem manajerial usahatani biasanya masih sangat sederhana. Tenaga

kerja usahatani dapat diperolah dari dalam keluarga dan luar keluarga.

2.2.6 Tenaga Kerja Wanita

Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi

juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat

Indonesia. Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu

ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu, harga –

harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat, pendapatan keluarga yang

cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas

perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang mendorong ibu rumah tangga yang

sebelumnya hanya menekuni sektor domestik (mengurus rumah tangga),

kemudian ikut berpartisipasi di sektor publik dengan ikut serta menopang

perekonomian keluarga. Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya

ibu rumah tangga cenderung memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan

agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga (Handayani dan Wayan,

2009).

Menurut Ananta dalam Setyowati (2009), tingkat partisipasi angkatan

kerja wanita dalam kegiatan ekonomi semakin meningkat yang disebabkan oleh

beberapa hal antara lain :

1. Adanya perubahan pandangan dan sikap dalam masyarakat tentang sama

pentingnya pendidikan bagi kaum pria dan wanita serta semakin disadari

perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

2. Adanya kemauan wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha

membiayai kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan hidup orang – orang

yang menjadi tanggungannya dengan penghasilannya sendiri.

3. Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga.

4. Makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja wanita.

30

Keterlibatan wanita di pedesaan secara langsung dalam pekerjaan pencarian

nafkah tersebut merupakan kesempatan pula bagi kaum wanita untuk lebih

mengerti akan struktur masyarakat pedesaan, artinya wanita itu menjadi peka pula

terhadap hal – hal yang terjadi diluar rumah tangganya. Kepekaan wanita terhadap

dunia luar rumah tangga yang lebih luas akan meningkatkan ruang lingkup

pemikiran wanita. Hal tersebut berguna bagi dirinya, juga bagi lingkungannya

(Sajogyo, 1983).

2.2.7 Curahan Tenaga Kerja

Curahan tenaga kerja pada usahatani dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantara, yaitu pertama faktor alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan,

jenis tanah dan topografi. Kedua faktor jenis lahan yang meliputi sawah, tegal,

dan pekarangan serta yang ketiga luas, letak, dan penyebarannya. Faktor-faktor

tersebut menyebabkan adanya perbedaan kesibukan tenaga kerja. Faktor – faktor

tersebut menyebabkan adanya perbedaan kesibukan tenaga kerja, misalnya yang

terjadi pada usahatani lahan kering dimana hanya mengandalkan air hujan maka

petani akan bekerja pada musim hujan saja begitu juga sebaliknya (Suratiyah,

2015).

Menurut Nurmanaf dalam Handayani dan Wayan (2009), curahan waktu

kerja adalah proporsi waktu bekerja yang dicurahkan untuk kegiatan – kegiatan

tertentu di sektor pertanian maupun peternakan terhadap total waktu kerja

angkatan kerja. Curahan waktu kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang

dilakukan. Terdapat jenis – jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang

banyak dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis – jenis kegiatan yang

memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas.

Menurut Suratiyah (2015), kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan

cara menghitung setiap kegiatan masing – masing komoditas yang diusahakan.

Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja keluarga yang

tersedia dibandingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan perhitungan jika terjadi

kekurangan maka memenuhinya dapat berasal dari tenaga kerja luar keluarga.

Penggunaan satuan HOK (Hari Orang Kerja) sama dengan atau setara dengan

31

satuan HKP (Hari Kerja Pria) karena kedua satuan tersebut digunakan

berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja man days.

Kegiatan usahatani kakao, satuan waktu kerja bagi tenaga kerja disebut

sebagai hari orang kerja (HOK). Satu HOK adalah suatu selang waktu kerja yang

dapat dilakukan oleh seseorang pria dewasa untuk bekerja secara produktif.

Umumnya satu HOK pada subsektor perkebunan adalah tujuh jam kerja. Terdapat

beberapa kajian untuk komoditas di luar subsektor perkebunan dibedakan antara

produktivitas tenaga kerja pria dewasa, wanita dewasa, dan anak – anak

(Wahyudi, dkk, 2008).

Menurut Hakim dan Sarah (2010), curahan tenaga kerja adalah penggunaan

tenaga kerja manusia dalam kegiatan usahatani dengan satuan hari orang kerja

(HOK) baik yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga.

Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan

masing – masing komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlah untuk seluruh

usahatani. Analisis waktu kerja dapat digunakan perhitungan secara matematis

sebagai berikut :

HOK =

Keterangan :

HOK = Hari Orang Kerja (HOK)

JO = Jumlah Orang (Orang)

JK = Jam Kerja (JK)

HK = Hari Kerja (HK)

JKS = Jam Kerja Standar (Jam)

2.2.8 Uji t Dua Sampel Bebas (Independent Sample t Test)

Uji t dua sampel bebas yaitu untuk membandingkan rata – rata dari dua grup

yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup

tersebut mempunyai rata – rata yang sama ataukah tidak (Santoso, 2015). Menurut

Nazir (2014), apabila terdapat perbedaan antara dua buah mean, perbedaan

tersebut belum tentu berbeda secara statistik. Mungkin saja kedua mean tersebut

berbeda karena kebetulan saja, karena itu beda dari kedua mean tersebut harus

32

diuji lebih dahulu untuk melihat apakah beda mean tersebut benar-benar

signifikan. Salah satu cara untuk menguji beda antara dua mean adalah dengan

menggunakan uji-t. Untuk menguji beda dua buah sampel yang independen,

misalnya mean dari sampel perlakuan dan sampel control, uji-t dapat dilakukan

dengan prosedur tertentu. Data yang diperlukan untuk alat uji ini adalah data

numerik dalam bentuk rasio dan interval.

Tujuan pengujian independent sample t-test adalah untuk mengetahui

apakah ada perbedaan rata – rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata

– rata dua sampelnya. Tujuan lainnya yaitu untuk membandingkan rata – rata dari

dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup

tersebut mempunyai rata – rata yang sama ataukah tidak secara signifikan

(Kurniawan, 2009).

Menurut Sugiyono (2014), untuk melakukan uji beda rumus t-test yang

dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen

yaitu:

Keterangan:

X1 = Rata-rata nilai variabel I

X2 = Rata-rata nilai variabel II

S1 = Standar deviasi variabel I

S2 = Standar deviasi variabel II

n1 = Jumlah sampel variabel I

n2 = Jumlah sampel variabel II

2.2.9 Teori Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana.

Kegunaan yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel

bebas (X) minimal dua atau lebih. Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis

peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat

33

untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi (X1), (X2), (X3),..., (Xn)

dengan satu variabel terikat (Riduwan dan Sunarto, 2014).

Menurut Sugiyono (2014), analisis regresi linier berganda digunakan

apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi

linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Persamaan mengenai regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ..... + bnXn + e

Dimana

Y : variabel dependen

X : variabel independen

a : konstanta

bi : koefisien regresi (i = 1, 2, 3, ..., n)

e : standart eror

Menurut Nursiyono dan Nadeak (2016), dalam statistika setiap metode

estimasi parameter termasuk estimasi parameter regresi linier harus memenuhi

asumsi-asumsi tertentu. Asumsi-asumsi tersebut merupakan syarat yang harus

terpenuhi jika menggunakan suatu metode estimasi. Konsekuensi yang umumnya

akan terjadi jika asumsi-asumsi tersebut tidak terpenuhi adalah estimator yang

terbentuk akan bias (tidak sesuai dengan parameter populasi yang sebenarnya).

Secara terperinci, beberapa uji asumsi yang secara umum digunakan dalam regresi

linier berganda adalah sebagai berikut:

1. Asumsi Normalitas Residual

Asumsi normalitas residual penting untuk diperhatikan sehingga perlu

diketahui apa yang menyebabkan residual menjadi tidak berdistribusi normal.

Umumnya, yang menjadi penyebab residual tidak berdistribusi normal adalah

outlier atau data pencilan yang ada dalam variabel-variabel dalam model regresi.

Data pencilan ini terdiri dari dua jenis, yakni data pencilan yang ekstrim kecil

(nilainya terlalu rendah) atau data pencilan ekstrim besar (nilainya terlalu tinggi).

Salah satu jenis data pencilan, atau mungkin dua-duanya, bisa saja terdapat dalam

34

data dari variabel yang diregresikan. Data pencilan ini dapat diatasi dengan

membuangnya atau dengan melakukan transformasi variabel.

2. Asumsi Non-autokorelasi

Asumsi non-autokorelasi merupakan asumsi yang mengharuskan variabel

dalam model regresi linier untuk tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik itu

korelasi antar amatan atau sampel berbeda dalam satu waktu maupun korelasi

antar amatan atau sampel yang sama pada waktu yang berbeda dari sebuah

variabel tak bebas. Cara mendeteksi terpenuhi atau tidaknya asumsi non-

autokorelasi yaitu melalui pendeteksian secara grafis dan pendeteksian dengan uji

formal atau uji statistic.

3. Asumsi Homoskedastisitas

Asumsi homoskedatisitas adalah asumsi yang mengharuskan nilai residual

regresi untuk variabel sebuah variabel bebas memiliki varians (keragaman) yang

konstan. Lawan dari homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas yang

didefinisikan sebagai kondisi dimana nilai residual regresi untuk variabel sebuah

variabel bebas memiliki varians (keragaman) yang berbeda. Terdapat dua

pendekatan yakni pendeteksian secara grafis dan pendeteksian dengan uji formal.

4. Asumsi Non-multikolinieritas

Asumsi non-multikolinieritas adalah asumsi yang mengharuskan setiap

variabel bebas dalam model regresi linier tidak boleh memiliki hubungan linier

yang sempurna. Dampak dari adanya multikolinieritas adalah tidak dapat

dihitungnya nilai koefisien regresi, varians dari koefisien regresi akan semakin

membesar. Varians koefisien regresi yang membesar akan menyebabkan selang

kepercayaan menjadi semakin lebar sehingga estimasi koefisien regresi pun

semakin tidak akurat.

35

2.3 Kerangka Pemikiran

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup

penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

sumber pendapatan dan devisa negara. Selain itu, kakao juga berperan dalam

mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Kakao juga

memberikan sumbangan devisa negara terbesar ketiga sub sektor perkebunan

setelah karet dan kelapa sawit. Dalam pengusahaanya kakao di Indonesia dikelola

oleh perkebunan rakyat, perkebunan negara, dan perkebunan swasta. Akan tetapi

produksi kakao di dominasi oleh perkebunan rakyat, di Jawa Timur perkebunan

kakao rakyat tersebar di banyak daerah.

Kabupaten di Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi penghasil

kakao terbesar ketiga adalah Kabupaten Blitar dengan share kontribusi produksi

sebesar 12,38%. Kecamatan Udanawu merupakan salah satu kecamatan sebagai

penghasil produksi kakao terbesar ketiga di tingkat Kabupaten Blitar dengan share

produksi sebesar 8,92%. Kakao yang ada di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar ini merupakan jenis perkebunan kakao rakyat, karena dikelola oleh rumah

tangga petani untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dengan cakupan luas

lahan yang tidak begitu besar. Dimana dalam kegiatan budidaya usahatani kakao

para petani beserta wanita tani memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang

mereka miliki.

Usahatani kakao di Kecamatan Udanawu dalam kegiatannya melibatkan

tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita tersebut yang dimaksud adalah istri dari

petani kakao yang biasa disebut wanita tani, mereka ikut berkontribusi secara

langsung dalam menangani kegiatan budidaya dan penaganan pasca panen kakao.

Keterlibatan tersebut merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan

karena pada umumnya wanita selalu dianggap tidak mampu dalam hal pekerjaan.

Wanita tergolong hanya aktif sebagai ibu rumah tangga akan tetapi pada

kenyataannya di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar mayoritas wanita tani di

kecamatan tersebut mempunyai peran ganda, selain sebagai ibu rumah tangga

mereka juga mencurahkan waktunya untuk bekerja pada kegiatan budidaya dan

penanganan pasca panen kakao. Selain wanita tani, sebenarnya pria di Kecamatan

36

Udanawu juga bekerja dalam usahatani kakao. Akan tetapi berdasarkan kegiatan

penelitian di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar wanita tani lebih aktif

dibandingkan dengan pria.

Adanya fenomena tersebut dilakukan penelitian tentang bagaimana curahan

waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dilihat dari hasil perhitungan

curahan jam kerja (HOK/Tahun) dari setiap kegiatan yang dilakukan, kemudian

dilihat dari hasil perhitungan uji beda t hitung. Penelitian terdahulu yang peneliti

gunakan untuk perumusan hipotesis mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita

dan tenaga kerja pria yaitu hasil penelitian dari Enete dan Amusa (2010) yang

menyatakan bahwa kontribusi pria dalam pengambilan keputusan pada tahap pra

panen besar dan kontribusi wanita dalam kegiatan pasca panen dinilai cukup

tinggi.

Penggunaan tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa adanya peran ganda wanita tani,

yaitu pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Kegiatan produktif

merupakan kegiatan wanita tani untuk menghasilkan pendapatan, sedangkan

kegiatan domestik merupakan kegiatan wanita untuk mengurus pekerjaan rumah

tangga. Berdasarkan hal tersebut perlu untuk mengetahui kontribusi curahan

waktu kerja wanita di kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Kontribusi

curahan waktu kerja dihitung dengan menggunakan rumus curahan jam kerja

dimasing – masing kegiatan. Penelitian terdahulu yang peneliti gunakan untuk

perumusan hipotesis mengenai kontribusi curahan waktu kerja wanita di kegiatan

produktif dan kegiatan domestik yaitu penelitian dari Harahap, dkk (2015) yang

menyatakan bahwa responden lebih banyak mencurahkan waktunya pada kegiatan

ekonomi dibandingkan dengan kegiatan non ekonomi.

Curahan waktu tenaga kerja wanita juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas lahan, dan

jumlah produksi. Identifikasi faktor – faktor tersebut diperoleh berdasarkan

penelitian terdahulu yang meliputi umur, jumlah anggota keluarga, tingkat

pendidikan, dan luas lahan. Sedangkan untuk variabel jumlah produksi diperoleh

berdasarkan kegiatan peneliti dilapang, karena dianggap jumlah produksi kakao

37

dapat mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita. Penelitian terdahulu

yang peneliti gunakan untuk perumusan hipotesis mengenai faktor – faktor yang

mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita yaitu hasil penelitian dari

Awalita (2004) menyatakan bahwa faktor – faktor yang diduga mempengaruhi

curahan tenaga kerja wanita yaitu luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan

pendapatan keluarga. Sedangkan penelitian dari Eliana dan Rita (2007)

menyatakan bahwa faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap curahan

waktu tenaga kerja wanita yaitu umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat

pendidikan, pendapatan, dan upah. Alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja

wanita adalah analisis regresi linier berganda.

Pengkajian penelitian terkait curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga

kerja pria, kontribusi wanita tani pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik,

serta faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita

diharapkan mampu mendorong pengembangan usahatani komoditas kakao di

Kabupaten Blitar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat digambarkan skema

kerangka pemikiran pada Gambar 2.1.

38

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : *) Tenaga kerja yang digunakan pada usahatani kakao rakyat di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar adalah tenaga kerja dalam

keluarga

Perkebunan Kakao Rakyat di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Curahan waktu tenaga

kerja wanita dan

tenaga kerja pria

Kontribusi curahan

waktu kerja wanita

tani

Penggunaan tenaga kerja

wanita pada usahatani kakao*)

Fenomena

Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam

usahatani kakao.

Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga

kerja wanita yaitu pada kegiatan on

farm dan off farm usahatani kakao,

namun mereka lebih dominan

melakukan pada kegiatan pasca panen.

Peran ganda wanita tani di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar

Hakim dan Sarah (2010),

Enete dan Amusa (2010),

Oblike, dkk (2017),

Akanni dan Alfred (2017).

Hasil penelitian Enete dan

Amusa (2010), pada

kegiatan pra panen peran

wanita rendah, tetapi

kontribusi pria dalam

pengambilan keputusan

pada tahap pra panen

besar. Sedangkan untuk

kegiatan pasca panen

kakao kontribusi pria

sedang dan kontribusi

wanita dalam kegiatan

pasca panen dinilai cukup

tinggi.

Hasil penelitain

Harahap, dkk (2015)

menunjukkan bahwa

responden lebih

banyak

mencurahkan

waktunya pada

kegiatan ekonomi

daripada kegiatan

non ekonomi

Faktor – faktor yang

mempengaruhi curahan waktu

tenaga kerja wanita :

1. Umur (X1)

2. Jumlah anggota keluarga (X2)

3. Pendidikan (X3)

4. Luas lahan (X4)

5. Jumlah produksi (X5)

Curahan waktu wanita tani :

Kegiatan

produktif

Kegiatan

domestik

Eliana dan Rita

(2007)

Awalita (2004)

Hasil penelitian

Awalita (2004)

menunjukkan

bahwa secara

parsial variabel luas

lahan berpengaruh

nyata, sedangkan

variabel jumlah

tanggungan

keluarga dan

pendapatan tidak

berpengaruh nyata

HOK =

Analisis Uji Beda

Regresi Linear Berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +

b4X4 + b5X5 + e

Tenaga kerja wanita dominan lebih aktif pada

usahatani kakao, sehingga pengembangan

kakao di Kecamatan Udanawu dapat dilakukan

melalui kegiatan pelatihan atau penyuluhan.

39

2.4 Hipotesis

1. Diduga curahan waktu tenaga kerja wanita lebih tinggi dibandingkan curahan

waktu tenaga kerja pria pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar.

2. Diduga kontribusi wanita tani pada kegiatan domestik lebih tinggi

dibandingkan pada kegiatan produktif wanita tani di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar.

3. Diduga faktor – faktor yang berpengaruh nyata (signifikan) terhadap curahan

waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar antara lain umur, jumlah anggota keluarga,

pendidikan, luas lahan, dan jumlah produksi.

40

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian berdasarkan metode purposive method.

Menurut Sugiyono (2015), purposive method yaitu teknik penentuan lokasi

dengan pertimbangan tertentu yang dilakukan dengan sengaja oleh peneliti.

Daerah yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah Kecamatan Udanawu

dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Udanawu merupakan Kecamatan yang

digunakan sebagai pengembangan komoditas kakao dan juga merupakan salah

satu wilayah yang diberikan bantuan oleh pemerintah Kabupaten Blitar untuk

membudidayakan tanaman kakao sejak tahun 1993. Selain itu, Kecamatan

Udanawu juga terdapat wanita tani yang aktif dalam kegiatan di bidang pertanian,

salah satunya adalah kegiatan budidaya kakao dan pengolahan pasca panen kakao.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, komparatif dan analitik. Metode penelitian deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang berusaha memberikan gambaran secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Secara harfiah, digunakan untuk mendeskripsikan situasi-situasi atau peristiwa-

peristiwa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Metode komparatif berfungsi

membandingkan berbagai fenomena yang ada. Sedangkan metode analitik

merupakan metode yang berfungsi untuk menganalisa dan menghitung secara

cermat dan teliti terhadap fakta-fakta atau data. Metode penelitian analitik

digunakan untuk menganalisa dinamika korelasi antar fenomena. (Nazir, 2014)

3.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan metode

simple random sampling. Menurut Sugiyono (2015), metode simple random

sampling merupakan metode pengambilan contoh secara acak yang memberikan

anggota populasi peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Menurut BPS

41

Kabupaten Blitar (2016), menyatakan bahwa Kecamatan Udanawu memiliki

populasi petani kakao sebanyak 337 petani. Pemilihan metode simple random

sampling dikarenakan keterbatasan data luas lahan petani kakao, mengingat kakao

di Kecamatan Udanawu diusahakan di lahan pekarangan sekitar rumah. Selain itu,

jarak tanam pada usahatani kakao sangat bervariasi dan juga petani tidak

memperhatikan jumlah pohon yang ditanam. Penentuan jumlah sampel dalam

penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus slovin dimana nilai error yang

digunakan sebesar 15% atau 0,15.

Menurut Rianse dan Abdi (2012), untuk mengukur ukuran sampel dari

populasi dapat menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran atau

ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)

Berdasarkan perhitungan slovin tersebut, maka dapat diketahui besarnya

sampel yang dapat diambil sebanyak 40 keluarga petani kakao di Kecamatan

Udanawu dari jumlah populasi petani sebanyak 337 keluarga petani kakao. Semua

populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

42

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Rianse dan Abdi (2012), sumber data yang menjadi bahan analisis

dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Adapun metode pengumpulan data untuk masing – masing jenis data

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil

wawancara dan hasil pengisian kuesioner. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu untuk mencari informasi berkenaan dengan curahan waktu

tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara

dan observasi. Metode observasi yaitu kegiatan mengamati dan mencermati

serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks

penelitian. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer

dengan melakukan wawancara secara langsung kepada wanita tani di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar berdasarkan daftar pertanyaan

(kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dari pihak –

pihak tertentu, data sekunder diperoleh melalui beberapa lembaga atau

instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti ; Kantor Dinas Pertanian

Kecamatan Udanawu. Selain itu, data sekunder yang diambil juga berupa data

dari berbagai tulisan seperti data statistik daerah Kecamatan Udanawu, data

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, buku, jurnal, skripsi dan internet serta

studi dokumentasi terkait penelitian ini, seperti gambaran umum daerah

penelitian dan jumlah penduduk. Pengambilan data sekunder dilakukan

dengan cara mencari di internet, membaca buku, jurnal mendatangi dinas

serta mencari informasi lainnya mengenai penelitian melalui sumber –

sumber yang terkait dengan penelitian.

43

3.5 Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita

dan tenaga kerja pria pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar diukur menggunakan perhitungan statistik sederhana dan

dijelaskan secara deskriptif. Menurut Hakim dan Sarah (2010), analisis waktu

kerja dengan digunakan perhitungan secara matematis sebagai berikut :

HOK =

Keterangan :

HOK = Hari Orang Kerja (Hari Kerja)

JO = Jumlah Orang (Orang)

JK = Jam Kerja (Jam)

HK = Hari Kerja (Hari)

JKS = Jam Kerja Standar (Jam)

Penggunaan satuan HOK (Hari Orang Kerja) dikarenakan penggunaan

tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu dianggap sama, dimana para wanita

tani baik dalam kegiatan budidaya maupun penanganan pasca panen ikut

berkontribusi secara langsung. Selain itu, tenaga kerja wanita di Kecamatan

Udanawu juga cenderung mencurahkan waktunya dalam bekerja pada usahatani

kakao dibandingkan dengan tenaga kerja pria.

Perbandingan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria

dapat diketahui dengan cara menganalisis statistik rata – rata curahan waktu kerja

tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dengan uji t statistik. Teknik statistik t-

test merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji

komparasi data ratio atau interval. Uji beda diformulasikan setelah dilakukan uji

homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan varian

kedua sampel yaitu varian curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja

pria. Formulasi untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut :

44

Hipotesis:

H0 : Kedua sampel yang digunakan memiliki variansi yang sama pada taraf

signifikansi 5%.

H1 : Kedua sampel yang digunakan memiliki variansi yang berbeda pada taraf

signifikansi 5%.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

a. Jika F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti kedua sampel mempunyai variansi

yang berbeda pada taraf signifikansi 5%.

b. Jika F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti kedua sampel mempunyai variansi

yang sama pada taraf signifikansi 5%.

Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji beda rata – rata. Uji beda rata – rata

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata – rata curahan waktu

tenaga kerja yang signifikan antara tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Menurut Sugiyono (2014), secara

matematis uji beda dapat diformulasikan sebagai berikut :

Keterangan:

X1 = Rata-rata curahan waktu tenaga kerja pria

X2 = Rata-rata curahan waktu tenaga kerja wanita

S1 = Standar deviasi curahan waktu tenaga kerja pria

S2 = Standar deviasi curahan waktu tenaga kerja wanita

n1 = Jumlah sampel curahan waktu tenaga kerja pria

n2 = Jumlah sampel curahan waktu tenaga kerja wanita

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria

dan curahan waktu tenaga kerja wanita

H1 : Terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan

curahan waktu tenaga kerja wanita

45

Kriteria Pengambilan Keputusan :

a. Apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti terdapat

perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan curahan waktu

tenaga kerja wanita.

b. Apabila nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak

terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan curahan

waktu tenaga kerja wanita.

Pengujian hipotesis kedua mengenai kontribusi curahan waktu wanita tani

pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

menggunakan perhitungan dari penjumlahan curahan waktu masing-masing

kegiatan, baik pada kegiatan produktif maupun kegiatan domestik. Curahan waktu

wanita tani yang dihitung yaitu pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik.

Mengukur total curahan waktu digunakan formulasi sebagai berikut (Harahap,

dkk, 2015) :

Ytot = Yi1 + Yi2

Dimana :

Ytot = Total curahan waktu kerja (HOK/Tahun)

Yi1 = Curahan waktu kerja kegiatan produktif (HOK/Tahun)

Yi2 = Curahan waktu kerja kegiatan domestik (HOK/Tahun)

Selanjutya untuk mengetahui kontribusi wanita tani dilakukan uji persentase

yaitu dengan membandingkan proporsi curahan waktu wanita tani terhadap total

curahan waktu. Formulasi yang digunakan sebagai berikut :

Pengujian hipotesis ketiga mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi

curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar digunakan Uji Regresi Linear Berganda dengan

formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2014) :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

46

Keterangan :

Y : Curahan waktu tenaga kerja wanita (HOK/Tahun)

a : konstanta

bi : koefesien persamaan regresi atau parameter regresi

X1 : umur (tahun)

X2 : jumlah anggota keluarga (orang)

X3 : tingkat pendidikan (tahun)

X4 : luas lahan (Ha)

X5 : jumlah produksi (Kg/Tahun)

e : error atau gangguan dalam persamaan

Uji regresi linier berganda juga memerlukan uji asumsi klasik untuk

mendapatkan data atau hasil yang tidak bias. Uji asumsi klasik yang diasumsikan

pada regresi linier berganda yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas,

autokorelasi, dan normalitas. Setelah nantinya dilakukan uji asumsi klasik maka

tahap selanjutnya yaitu dengan uji kelayakan model yang terdiri dari uji F, uji t,

dan Adj R2.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang

digunakan (umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas lahan, dan

produksi) secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen

(curahan waktu tenaga kerja wanita). Berikut rumus untuk uji F :

F-hitung = sisangah Kuadrat te

regresingah Kuadrat te

Hipotesis

H0 : penggunaan faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga

kerja wanita secara bersama – sama tidak berpengaruh nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita

H1 : penggunaan faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga

kerja wanita secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap curahan

waktu tenaga kerja wanita

47

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti penggunaan faktor

– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita secara bersama – sama

berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.

b. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti penggunaan faktor

– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita secara bersama – sama tidak

berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga kerja wanita.

Selanjutnya setelah diketahui pengaruh faktor – faktor secara bersama –

sama maka perlu dilakukan pengujian terhadap masing – masing faktor. Untuk

mengetahui pengaruh faktor – faktor curahan waktu tenaga kerja secara parsial

perlu dilakukan uji t. Berikut rumus untuk uji t :

Hipotesis :

H0 : penggunaan faktor ke i secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar.

H1 : penggunaan faktor ke i secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti penggunaan faktor

– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita ke - i secara parsial berpengaruh

nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.

b. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti penggunaan faktor

– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita ke - i secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.

48

3.6 Definisi Operasional

1. Perkebunan kakao rakyat adalah perkebunan yang dikelola oleh rakyat atau

pekebun yang memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

2. Kecamatan Udanawu merupakan kecamatan di Kabupaten Blitar yang

menjadi salah satu kecamatan pengembangan tanaman kakao di Kabupaten

Blitar.

3. Responden adalah tenaga kerja wanita dalam keluarga yang memberikan

informasi mengenai curahan waktu kerja dan secara aktif ikut serta pada

usahatani kakao.

4. Keluarga petani adalah anggota yang berada dalam satu rumah yang terdiri

dari suami, istri, dan anak yang termasuk dalam satu unit ekonomi.

5. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

6. Tenaga kerja dalam keluarga adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam

keluarga petani yakni kepala keluarga beserta istri dan anak.

7. Tenaga kerja pria adalah tenaga kerja pada usahatani kakao yang berjenis

kelamin pria dan memiliki umur produktif untuk bekerja dan berumur diatas

15 tahun.

8. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja pada usahatani kakao yang berjenis

kelamin wanita dan memiliki umur produktif untuk bekerja dan berumur

diatas 15 tahun.

9. Peranan tenaga kerja wanita adalah keikutsertaan tenaga kerja wanita dalam

memberikan tenaganya pada kegiatan usahatani kakao.

10. Curahan tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan

usahatani kakao dengan satuan HOK (Hari Orang Kerja) yang berasal dari

dalam keluarga.

11. Kegiatan produktif wanita yaitu kegiatan seorang wanita dibidang ekonomi,

dimana wanita memiliki peran tambahan sebagai pencari nafkah tambahan

bagi keluarga.

49

12. Kegiatan domestik adalah kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan rumah

tangga.

13. Umur adalah usia dari wanita tani di Kecamatan Udanawu, yang terdiri dari

usia produktif dan tidak produktif (Tahun).

14. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh

seseorang (Tahun).

15. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam

satu rumah tangga dan masih menjadi beban tanggungan (Orang).

16. Luas lahan adalah satuan luasan lahan yang dimiliki keluarga petani kakao di

Kecamatan Udanawu yang digunakan untuk membudidayakan tanaman

kakao (Ha).

17. Jumlah produksi adalah jumlah biji kakao dari kegiatan usahatani yang siap

untuk dipasarkan (Kg/Tahun).

50

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis Kecamatan Udanawu

Kecamatan Udanawu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Blitar.

Kecamatan Udanawu memiliki luas wilayah 2,52 persen dari luas Kabupaten

Blitar atau seluas 40,98 Km2 dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian

wilayah ±123 meter diatas permukaan air laut. Luasan wilayah di Kecamatan

Udanawu digunakan untuk usahatani, perumahan dan fasilitas umum lainnya.

Kecamatan Udanawu pada umumnya mempunyai dua musim yaitu musim

penghujan dan musim kemarau. Curah hujan di Kecamatan Udanawu mencapai

22,48 Mm/hari. Adapun batas-batas administratif Kecamatan Udanawu adalah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

Sebelah Timur : Kecamatan Ponggok

Sebelah Selatan : Kecamatan Srengat

Sebelah Barat : Kecamatan Wonodadi

Kecamatan Udanawu terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Ringinanom, Desa

Karanggondang, Desa Mangunan, Desa Sumbersari, Desa Sukorejo, Desa

Bendorejo, Desa Slemanan, Desa Bakung, Desa Tunjung, Desa Jati, Desa

Temenggungan, dan Desa Besuki. Data luas wilayah Desa di Kecamatan

Udanawu disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa dan Prosentase Terhadap Luas Kecamatan

Udanawu Tahun 2016

No. Desa Luas Wilayah (Km2) Prosentase terhadap Luas Kecamatan

(%)

1. Ringinanom 5,22 12,74

2. Sumbersari 3,48 8,49

3. Karanggodang 3,77 9,20

4. Tunjung 3,80 9,27

5. Jati 2,69 6,56

6. Tumenggungan 2,80 6,83

7. Besuki 2,09 5,10

8. Bakung 4,08 9,96

9. Mangunan 3,26 7,96

10. Sukorejo 4,34 10,59

11. Slemanan 3,70 9,03

12. Bendorejo 1,63 3,98

Kecamatan Udanawu 40,98 100,00

Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017

51

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa luas wilayah terbesar adalah

Desa Ringinanom sebesar 5,22 Km2 dengan prosentase luas sebesar 12,74%.

Sedangkan Desa Bendorejo merupakan desa dengan luasan wilayah terkecil yaitu

seluas 1,63 Km2 dengan porsentase luas sebesar 3,98 %. Secara umum, untuk

luasan lahan penggunaan lahan di Kecamatan Udanawu dapat dibagi menjadi

areal persawahan, tegal/kebun, pekarangan/bangunan dan lahan tidak diusahakan.

4.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Udanawu

Jumlah penduduk Kecamatan Udanawu sebesar 40.742 jiwa, dimana lebih

banyak penduduk laki-laki dibandingkan dengan penduduk perempuan. Data

jumlah penduduk menurut desa dan jenis kelamin tahun 2016 disajikan pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin Tahun 2016

No Desa Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

1. Ringinanom 2.602 2.674 5.276

2. Sumbersari 1.619 1.492 3.111

3. Karanggodang 1.153 1.123 2.276

4. Tunjung 1.490 1.411 2.901

5. Jati 1.115 1.245 2.360

6. Tumenggungan 1.356 1.264 2.620

7. Besuki 1.135 1.077 2.212

8. Bakung 2.858 2.848 5.706

9. Mangunan 1.504 1.457 2.961

10. Sukorejo 2.570 2.536 5.106

11. Slemanan 2.410 2.198 4.608

12. Bendorejo 806 799 1.605

Kecamatan Udanawu 20.618 20.124 40.742

Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa total penduduk Kecamatan

Udanawu sejumlah 40.742 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki yang ada di

Kecamatan Udanawu sebanyak 20.618 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 20.124 jiwa. Dari data ini dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk

perempuan. Penduduk terbanyak berada di Desa Bakung dengan jumlah penduduk

sebanyak 5.706 jiwa dan Desa Bendorejo merupakan desa yang mempunyai

penduduk paling sedikit dengan jumlah penduduk sebanyak 1.605 jiwa.

52

Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap

Km2. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh fisiografis, keamanan, kebudayaan,

biologis dan psikologis serta berkaitan erat dengan peningkatan jumlah penduduk

yang disebut dengan pertumbuhan penduduk. Kepadatan penduduk di Kecamatan

Udanawu terhadap luas wilayah yang dirinci menurut desa pada tahun 2016

disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Terhadap Luas Wilayah Dirinci Menurut Desa

Tahun 2016

No Desa

Luas

Wilayah

(Km2)

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Ringinanom 5,22 5.276 1.011

2 Sumbersari 3,48 3.111 894

3 Karanggondang 3,77 2.276 604

4 Tunjung 3,80 2.901 763

5 Jati 2,69 2.360 877

6 Tumenggungan 2,80 2.620 936

7 Besuki 2,09 2.212 1.058

8 Bakung 4,08 5.706 1.399

9 Mangunan 3,26 2.961 908

10 Sukorejo 4,34 5.106 1.176

11 Slemanan 3,70 4.608 1.245

12 Bendorejo 1,63 1.605 985

Kecamatan Udanawu 40,98 40.742 11.856

Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk tertinggi

di Kecamatan Udanawu yaitu Desa Bakung sebesar 1.399 Jiwa/Km2, kemudian

Desa Slemanan sebesar 1.245 Jiwa/Km2, dan disusul oleh Desa Sukorejo sebesar

1.176 Jiwa/Km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah

Desa Karanggondangan yaitu 604 Jiwa/Km2. Peningkatan kualitas penduduk juga

dapat diukur melalui tingkat pendidikan. Kecamatan Udanawu mempunyai

fasilitas pendidikan berupa TK, SD, SMP dan SMA untuk meningkatkan

sumberdaya manusia yang ada di Kecamatan Udanawu. Seluruh fasilitas

pendidikan dilengkapi dengan guru-guru yang memadai dan fasilitas sekolah yang

sesuai. Data banyak sekolah, kelas, murid dan guru di Kecamatan Udanawu

Tahun Ajaran 2015/2016 disajikan pada Tabel 4.4.

53

Tabel 4.4 Data Banyak Sekolah, Kelas, Murid dan Guru di Kecamatan Udanawu

Tahun Ajaran 2015/2016

No. Indikator Tingkat Pendidikan

TK SD SMP SMK

1. Jumlah Sekolah 28 24 2 1

2. Jumlah Kelas 42 147 33 38

3. Jumlah Murid 1.258 2.592 847 2.054

4. Jumlah Guru 59 241 64 117

5. Rasio Guru thd Murid 21 11 13 18

Sumber: Dinas Pendidikan dalam Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di Kecamatan Udanawu

tersedia sekolah mulai dari TK hingga SMK baik sekolah negeri maupun swasta.

Kecamatan Udanawu mempunyai TK sejumlah 28 unit sekolah dengan jumlah

murid sebanyak 1.259 siswa dan guru pengajar sejumlah 59 pendidik. SD

sejumlah 24 unit sekolah dengan jumlah murid sebanyak 2.592 siswa dan guru

pengajar sejumlah 241 pendidik. SMP sejumlah 2 unit sekolah dengan jumlah

murid sebanyak 847 siswa dan guru pengajar sejumlah 64 pendidik. SMK

sejumlah 1 unit sekolah dengan jumlah murid sebanyak 2.054 siswa dan guru

pengajar sejumlah 117 pendidik. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio

guru terhadap sekolah tertinggi adalah tingkat SMK dengan rasio sebesar 117

guru persekolah, sedangkan untuk rasio murid per guru untuk setiap pendidikan

berkisar antara 11 – 21 murid per guru.

4.3 Keadaan Pertanian Kecamatan Udanawu

Pertanian menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Kecamatan

Udanawu. Tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kecamatan Udanawu

yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim yang

diusahakan yaitu tebu dan tembakau, sedangkan untuk tanaman tahunan yaitu

kenanga, kakao dan kelapa. Data luas areal, produksi, dan jumlah petani

perkebunan rakyat tahun 2016 disajikan pada Tabel 4.5.

54

Tabel 4.5 Luas Areal, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat Tahun

2016

No Jenis Tanaman Luas Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Jumlah

Petani

1 Tanaman Semusim

a. Tebu 509,17 40.478,9 88

b. Tembakau Lokal - - -

c. Tembakau Virginia 1,23 2,19 2

2 Tanaman Tahunan

a. Kenanga 36,85 217,00 78

b. Cengkeh - - -

c. Kopi - - -

d. Kakao 230,00 172,50 325

e. Lada - - -

f. Kelapa 937,00 1.030,0 1,735

Sumber : Dinas Hutbun Kab.Blitar dalam Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tebu merupakan jenis

tanaman semusim yang mendominasi perkebunan di Kecamatan Udanawu,

dimana produksi tebu mampu mencapai 40.478,90 Ton dengan luas areal sebesar

509,17 Ha. Kelapa merupakan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang

banyak dikembangkan oleh masyarakat di Kecamatan Udanawu dengan produksi

sebesar 1.030 Ton, kemudian diikuti oleh komoditas kenanga dan kakao.

Selain membudidayakan tanaman, masyarakat di Kecamatan Udanawu juga

mengusahakan hewan ternak untuk menambah pendapatan keluarga. Rata-rata

hampir setiap petani mempunyai hewan ternak seperti ayam, sapi dan kambing.

Tabel 4.6 yang menyajikan data populasi ternak dan unggas tahun 2016:

Tabel 4.6 Data Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2016 No. Jenis Ternak Jumlah Ternak (ekor)

1. Ternak Besar

Sapi potong 8.780

Sapi perah 323

Kerbau 11

2. Ternak Kecil

Kambing 3.487

Domba 296

3. Populasi Unggas

Ayam kampong 70.543

Ayam ras 11.418.493

Ayam pedaging 21.800

Itik manila 360.592

Entok 5.991

Sumber: Dinas Peternakan Kab. Blitar dalam BPS Kabupaten Blitar 2017

55

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hewan peternakan di

Kecamatan Udanawu terbagi menjadi tiga yaitu ternak besar, ternak kecil dan

unggas. Hewan ternak besar yang ada yaitu sapi potong, sapi perah dan kerbau,

dimana populasi sapi potong mendominasi dengan 8.780 ekor, diikuti dengan sapi

perah dengan 323 ekor dan kerbau dengan 11 ekor, sedangkan hewan ternak kecil

adalah kambing dengan 3.487 ekor dan domba dengan 296 ekor. Adapun hewan

yang tergolong unggas yaitu ayam kampong, ayam ras, ayam pedaging, itik

manila dan entok. Ayam ras begitu diminati oleh masyarakat Kecamatan

Udanawu, hal ini dapat dilihat dari populasi ayam ras dengan total populasi

sebesar 11.418.493 ekor.

4.4 Gambaran Umum Perkebunan Kakao Rakyat di Kecamatan Udanawu

Kecamatan Udanawu memiliki jumlah petani sebanyak 337 orang. Jumlah

petani yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu petani kakao sebanyak

40 responden di dalam rumah tangga petani. Tabel 4.7 yang menyajikan informasi

karakteristik petani kakao di lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar.

Tabel 4.7 Karakteristik Responden di Kecamatan Udanawu Tahun 2017

No. Karakteristik Responden Kisaran Rata – rata

1 Umur Suami (Tahun) 34 – 85 58,45

2 Umur Istri (Tahun) 32 – 80 53,3

3 Lama Pendidikan Suami (Tahun) 16 – 6 8,75

4 Lama Pendidikan Istri (Tahun) 12 – 6 8,55

5 Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) 7 – 2 4,05

6 Luas Lahan (Ha) 0,50 – 0,05 0,25

7 Jumlah Pohon 500 – 10 105,23

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rumah tangga petani di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar untuk responden pria memiliki kisaran

umur 34 – 85 tahun, sedangkan untuk responden wanita memiliki kisaran umur 32

– 80 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh responden pria memiliki rata

– rata 8,75 dan untuk responden wanita memiliki rata – rata 8,55 tahun.

Keseluruhan responden dalam penelitian ini sudah berkeluarga dengan rata – rata

jumlah anggota keluarga sebesar 4,05. Luas lahan yang dikelola oleh petani

56

beragam, akan tetapi cakupan luas lahannya tidak begitu besar yaitu berkisar

antara 0,05 Ha – 0,50 Ha dengan rata – rata jumlah pohon yang dimiliki

responden yaitu 105 pohon kakao.

Berdasarkan hasil penelitian jenis tanaman kakao yang banyak diusahakan

oleh para petani kakao rakyat di Kecamatan Udanawu adalah jenis kakao Lindak

dan Mulia. Tanaman kakao yang dimiliki oleh para petani di Kecamatan Udanawu

merupakan tanaman kakao yang produktif dengan rata – rata umur kakao 10 tahun

keatas. Usahatani kakao yang dilakukan oleh petani berawal dari program Dinas

Perkebunan Jawa Timur yang berusaha untuk memperluas areal perkebunan

kakao dengan memberikan bibit gratis pada petani. Kegiatan usahatani yang

dilakukan oleh petani sama halnya dengan usahatani pada komoditas perkebunan

lainnya yaitu diawali dengan pengolahan, penanaman, pemeliharaan tanaman,

pemanenan, dan penanganan pasca panen kakao. Budidaya kakao di Kecamatan

Udanawu merupakan usahatani yang masih belum bisa dikatakan dalam skala

besar, karena budidaya kakao yaitu hanya di pekarangan rumah saja dan dengan

cakupan luas lahan yang tidak begitu besar. Petani di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar dalam mengusahatanikan kakao tersebut hanya dijadikan

sebagai pekerjaan sampingan, namun ada juga beberapa petani yang menjadikan

usahatani kakao sebagai pekerjaan utama. Tabel 4.8 menyajikan jenis pekerjaan

kegiatan produktif keluarga petani kakao diluar usahatani kakao.

Tabel 4.8 Jenis Pekerjaan Kegiatan Produktif Keluarga Petani Kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pedagang 4

2 Wiraswasta 4

3 PNS 1

4 Petani Palawija 18

5 Peternak 2

Jumlah 29

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat pekerjaan diluar

usahatani kakao yang dilakukan oleh petani kakao, diantaranya adalah pedagang,

wiraswasra, PNS (Pegawai Negeri Sipil), petani palawija, dan peternak. Selain

usahatani kakao petani di Kecamatan Udanawu juga mengusahatanikan tanaman

57

palawija, dari 40 responden petani kakao terdapat 18 petani yang berusahatani

tanaman palawija. Sedangkan untuk pedagang terdapat 4 orang, wiraswasta 4

orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) 1 orang, dan peternak 2 orang. Berdasarkan

jenis pekerjaan dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat di

Kecamatan Udanawu yaitu sebagai petani.

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan usahatani kakao rakyat di

Kecamatan Udanawu kebanyakan berasal dari tenaga kerja dalam keluarga.

Penggunaan tenaga kerja luar keluarga sangat jarang sekali digunakan karena

kebanyakan petani melakukan pekerjaannya sendiri, hal tersebut dikarenakan luas

lahan yang dimiliki oleh petani tidak dalam skala yang besar. Tenaga kerja yang

digunakan yaitu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Pria dan wanita yang

dimaksud disini adalah pasangan suami istri, dimana mereka membudidayakan

tanaman kakao di pekarangan rumahnya. Pembudidayan kakao mulai dari on farm

hingga off farm dilakukan oleh rumah tangga petani itu sendiri.

Wanita di Kecamatan Udanawu ini aktif dalam kegiatan usahatani kakao.

Pengggunaan tenaga kerja wanita ini dominan pada kegiatan penanganan pasca

panen kakao, seperti kegiatan pecah buah, penjemuran, sortasi dan pengemasan.

Kegiatan penanganan pasca panen kakao banyak dilakukan oleh tenaga kerja

wanita karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan ketelatenan dan

keterampilan, dimana wanita pada umumnya cenderung telaten dan terampil

dibandingkan dengan pria. Seperti pada kegiatan pecah buah kakao juga harus

telaten dan hati – hati dalam pengerjaannya, begitu juga dengan penjemuran,

sortasi maupun pengemasan yang membutuhkan ketelatenan yang tinggi.

Mayoritas wanita di Kecamatan Udanawu mempunyai peran ganda, selain sebagai

ibu rumah tangga mereka juga mencurahkan waktunya untuk bekerja pada

kegiatan budidaya kakao.

58

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dan Tenaga Kerja Pria pada

Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah

produksi kakao terbesar ketiga di wilayah Jawa Timur. Salah satu kecamatan yang

mengusahatanikan tanaman kakao adalah Kecamatan Udanawu. Kecamatan

Udanawu menduduki posisi keempat sebagai penghasil kakao di Kabupaten

Blitar. Kegiatan usahatani kakao di Kecamatan Udanawu seperti pada kegiatan

usahatani pada umumnya, yaitu dimulai dari kegiatan penyiapan lahan hingga

pada penanganan pasca panen tanaman kakao. Usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu dalam kegiatannya dikerjakan sendiri oleh petani bersama dengan

istrinya. Istri para petani kakao tersebut sangat aktif dalam kegiatan usahatani

kakao sehingga dapat dikatakan sebagai wanita tani. Petani kakao disana tidak

menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena luas lahan yang dimiliki untuk

menanam kakao tidak dalam cakupan yang luas, dan jumlah pohon kakao yang

ditanam juga tidak begitu banyak. Sebagian besar petani kakao di Kecamatan

Udanawu dalam budidayanya menggunakan lahan pekarangan rumah untuk

menanam tanaman kakao.

Awalnya petani kakao di Kecamatan Udanawu mendapatkan bantuan bibit

dari Dinas Perkebunan Jawa Timur pada tahun 1993. Usia tanaman kakao

tergolong masih produktif, namun belum mampu memberikan hasil yang optimal.

Hal tersebut disebabkan karena pemeliharaan dan perawatan pada tanaman sangat

jarang dilakukan. Selain itu, adanya serangan hama penggerek buah kakao yang

menyebabkan tanaman busuk sebelum panen. Berdasarkan hasil lapang kegiatan

yang dilakukan petani untuk mulai penanaman kakao adalah kegiatan penyiapan

lahan, lahan yang digunakan oleh para petani yaitu lahan pekarangan rumah

dengan cakupan luas lahan yang tidak begitu besar. Selanjutya dilakukan

penanaman bibit tanaman kakao, dimana bibit diperoleh dari bantuan Dinas

Perkebunan Jawa Timur. Kemudian pembuatan rorak yang berfungsi sebagai

tindakan konservasi tanah dan air, akan tetapi hanya beberapa petani saja yang

59

menggunakan rorak disekeliling tanaman kakao. Pemeliharaan tanaman seperti

pemangkasan, wiwilan, pemupukan, dan pengendalian OPT sangat jarang

dilakukan oleh petani di Kecamatan Udanawu, akibatnya banyak tanaman kakao

yang tidak dapat tumbuh secara optimal. Kakao dapat di panen saat berumur 4 – 5

tahun keatas setelah tanam. Pemanenan buah kakao dilakukan hampir sepanjang

tahun, kecuali pada musim penghujan yaitu diantara bulan Januari – Februari

tanaman kakao tidak berbuah. Puncak panen kakao terjadi 5 – 6 bulan setelah

perubahan musim, yaitu diantara bulan Maret – Agustus. Frekuensi panen buah

kakao dalam satu bulan dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dengan interval selama satu

minggu.

Menurut Siregar (2010), sebaiknya pemeliharaan dan perawatan tanaman

kakao lebih ditingkatkan lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Pemangkasan kakao sendiri bertujuan untuk mendapatkan pohon dengan kerangka

pembuahan yang tegap, kuat menyangga cabang – cabang, ranting, daun dengan

mengatur susunan cabang pohon, sehingga pertumbuhan tanaman seimbang.

Pengendalian OPT sebaiknya juga lebih diperhatikan karena juga dapat

menghambar pencapaian sasaran produksi dan mutu hasil kakao. Pemupukan

tanaman kakao juga mendukung pertumbuhan kakao, dimana pupuk yang

diberikan tersebut untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk

pertumbuhannya.

Menurut Siregar (2010), keberhasilan penanganan pasca panen kakao sangat

bergantung dari mutu bahan baku yang dihasilkan dari kegiatan produksi. Tujuan

penanganan pasca panen kakao antara lain meningkatkan dan mempertahankan

mutu biji kakao, menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil memudahkan

pengangkutan hasil, meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen,

meningkatkan nilai tambah hasil, dan meningkatkan daya saing. Alur proses

penanganan pasca panen kakao secara garis besar disajikan pada gambar 4.1.

60

Gambar 4.1 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao

Keterangan

: Standar Baku Proses Penanganan

: Bukan Standar Baku Proses Penanganan

Berbeda dengan penanganan pasca panen kakao yang dilakukan para petani

dan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar berdasarkan kondisi

lapang responden tidak melakukan penyimpanan pada biji kakao, para petani

menangani produk kakao sampai tahap fermentasi dan penjemuran lalu dikemas

dan langsung dipasarkan. Akan tetapi ada juga petani yang tidak melakukan

fermentasi pada penanganan produk kakao, setelah petani maupuan wanita tani

melakukan pemecahan buah dan pemisahan biji dari kulit buah, lalu dilakukan

penjemuran dan langsung dilakukan pengemasan untuk dipasarkan.

Secara umum petani di Kecamatan Udanawu baik yang melakukan

fermentasi maupun tidak melakukan fermentasi juga tidak melakukan pemeraman

buah. Petani yang melakukan fermentasi sekitar 3 hari, selanjutnya dilakukan

Buah kakap

Sortasi buah

Pemecahan buah

Fermentasi

Penjemuran -

Pengeringan

Sortasi biji kering

Pengemasan

Penyimpanan

Pemeraman buah

Pemerasan lendir

Pencucian

61

penjemuran 4 – 5 hari. Tujuan fermentasi biji kakao adalah membentuk cita rasa

yang khas, menghasilkan warna cokelat yang bersih, mengurangi rasa pahit dan

sepat, sehingga menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik.

Sortasi biji dilakukan saat biji kakao sudah mulai mengering. Sortasi biji ini

bertujuan untuk memisahkan antara kualitas biji yang baik dan kualitas biji yang

jelek. Selain itu sortasi biji ini juga bertujuan memisahkan dari kotoran atau benda

asing lainnya, seperti batu, kulit, dan daun-daunan. Selanjutnya dilakukan

pengemasan pada biji kakao yang sudah di sortasi, pengemasan pada dasarnya

merupakan kegiatan membungkus memakai bahan tertentu untuk melindungi

produk dari gangguan faktor luar yang mempengaruhi daya simpan. Penanganan

pasca panen kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar disajikan dalam

gambar 4.2.

Gambar 4.2 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar

Pekerjaan petani kakao bersama dengan istrinya dalam kegiatan budidaya

hingga penanganan pasca panen kakao dapat dihitung melalui analisis curahan

waktu kerja. Curahan waktu kerja pada penelitian ini diartikan sebagai alokasi

waktu kerja yang dicurahakan pada kegiatan usahatani kakao dalam waktu satu

tahun atau dalam setiap tahapan kegiatan. Kegiatan on farm pada usahatani kakao

Sortasi buah

Pemecahan buah

Fermentasi

Penjemuran

Sortasi biji kering

Pengemasan

62

diantaranya adalah penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pembuatan

rorak, pengairan, sulaman, pemangkasan, wiwilan, pemupukan, pengendalian

OPT (Organisme Penganggu Tanaman), dan pemanenan. Selanjutnya kegiatan off

farm pada usahatani kakao diantaranya adalah sortasi buah, pemeraman buah,

pemecahan buah, pemerasan lendir, fermentasi, pencucian, penjemuran, sortasi

biji kering, pengemasan, dan penyimpanan. Curahan waktu tenaga kerja pria dan

tenaga kerja wanita pada usahatani kakao disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Rata – rata dan Kontribusi Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria dan

Tenaga Kerja Wanita pada Kegiatan Usahatani Komoditas Kakao

No. Kegiatan

Rata - rata

Curahan TKP

(HOK/Tahun)

Rata - Rata

Curahan TKW

(HOK/Tahun)

Total Curahan

Waktu Kerja

(HOK/Tahun)

Ket.

1 Penyiapan Bibit - - - Tidak dilakukan

2 Penyiapan Lahan 1,59 - 1,59 Wanita tidak terlibat

3 Penanaman 1,19 - 1,19 Wanita tidak terlibat

4 Pembuatan Rorak 0,38 - 0,38 Wanita tidak terlibat

5 Pengairan - - - Tidak dilakukan

6 Sulaman 0,04 - 0,04 Wanita tidak terlibat

7 Pemangkasan 1,86 - 1,86 Wanita tidak terlibat

8 Wiwilan 1,28 - 1,28 Wanita tidak terlibat

9 Pemupukan 1,77 1,45 3,22 Wanita terlibat

10 Pengendalian OPT 0,37 - 0,37 Wanita tidak terlibat

11 Pemanenan 8,16 5,34 13,50 Wanita terlibat

12 Sortasi Buah - 5,34 5,34 Wanita terlibat

13 Pemeraman Buah - - - Tidak dilakukan

14 Pemecahan Buah 7,54 12,00 19,54 Wanita terlibat

15 Pemerasan Lendir - - - Tidak dilakukan

16 Fermentasi - 5,63 5,63 Wanita terlibat

17 Pencucian - - - Tidak dilakukan

18 Penjemuran - 81,00 81,00 Wanita terlibat

19 Sortasi Biji Kering - 9,90 9,90 Wanita terlibat

20 Pengemasan 5,12 9,62 14,74 Wanita terlibat

21 Penyimpanan - - - Tidak dilakukan

Jumlah 29,30 130,28 159,58

Jenis Tenaga Kerja Total Rata – rata Curahan Waktu

Kerja (HOK/Tahun) Kontribusi (%)

Tenaga Kerja Pria 29,30 18,36

Tenaga Kerja Wanita 130,28 81,63

Total 159,58 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 3)

63

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pada curahan waktu tenaga

kerja pria yang memiliki rata – rata curahan waktu tertinggi adalah kegiatan

pemanenan sebesar 8,16 HOK/Tahun, kemudian di ikuti oleh kegiatan pemecahan

buah dengan rata – rata curahan waktu sebesar 7,54 HOK/Tahun. Selanjutnya

urutan ketiga oleh kegiatan pengemasan dengan rata – rata curahan waktu sebesar

5,12 HOK/Tahun. Sedangkan pada curahan waktu tenaga kerja wanita yang

memiliki rata – rata curahan tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran sebesar 81

HOK/Tahun, kemudian di ikuti oleh kegiatan pemecahan buah dengan rata – rata

curahan sebesar 12 HOK/Tahun. Selanjutnya urutan ketiga oleh kegiatan sortasi

biji kering dengan rata – rata curahan sebesar 9,90 HOK/Tahun.

Berdasarkan perhitungan total curahan waktu kerja menunjukkan bahwa

yang memiliki curahan waktu kerja tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran

sebesar 81 HOK/Tahun, kemudian diikuti oleh kegiatan pemecahan buah sebesar

19,54 HOK/Tahun. Selanjutnya urutan ketiga oleh kegiatan pengemasan sebesar

14,74 HOK/Tahun. Kegiatan penjemuran memiliki total curahan waktu kerja

tertinggi dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya. Hal tersebut dikarenakan

pengeringan biji kakao membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 4 - 5 hari

sampai biji kakao kering. Sehingga membutuhkan curahan waktu kerja lebih

banyak, karena di dalam kegiatan penjemuran tersebut tenaga kerja melakukan

kegiatan pembalikan pada biji kakao setiap 1 – 2 jam sekali dalam sehari.

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa ada beberapa kegiatan yang tidak dilakukan

oleh para petani di Kecamatan Udanawu, diantaranya penyiapan bibit, pengairan,

pemeraman buah, pemerasan lendir, pencucian, dan pengemasan. Penyiapan bibit

tidak dilakukan oleh para petani karena bibit didapatkan langsung dari bantuan

oleh Dinas Perkebunan Jawa Timur yang bertujuan untuk memperluas areal

perkebunan di Kabupaten Blitar. Pengairan pada usahatani kakao juga tidak

dilakukan dikarenakan menurut para petani di Kecamatan Udanawu, pengairan

harus menggunakan diesel, dimana membutuhkan modal yang cukup besar,

sehingga petani tidak melakukan pengairan karena khawatir modal yang

dibutuhkan tidak cukup. Pada tahap penanganan pasca panen kakao yang meliputi

pemeraman buah, pemerasan lendir, dan pencucian tidak dilakukan karena para

64

petani kakao setelah kegiatan pemanenan buah kakao mereka langsung melakukan

pemecahan buah dan dilakukan fermentasi, untuk petani yang melakukan

fermentasi dan dilanjutkan penjemuran biji kakao.

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah rata – rata curahan waktu kerja

tenaga kerja pria adalah sebesar 29,30 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar

18,36%, sedangkan jumlah rata – rata curahan waktu kerja wanita adalah sebesar

130,28 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 81,63%. Perhitungan curahan

waktu kerja tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita memiliki curahan

waktu lebih banyak dan memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan

tenaga kerja pria pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita tani lebih aktif dalam kegiatan usahatani

kakao dibandingkan tenaga kerja pria.

Keterlibatan wanita tani pada usahatani komoditas kakao lebih dominan

dibandingkan dengan keterlibatan pria. Aktivitas yang banyak dilakukan oleh

wanita tani adalah pada jenis kegiatan pemupukan, pemanenan, sortasi buah,

pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.

Pada aktivitas tersebut wanita dipercaya lebih terampil, telaten dan bekerja dengan

sangat hati – hati. Kegiatan penanganan pasca panen kakao sendiri memang

membutuhkan keuletan dan keterampilan dalam bekerja, sehingga wanita tani

lebih cocok melakukan kegiatan tersebut. Penanganan pasca panen kakao yang

baik juga akan mendapatkan kualitas biji kakao yang lebih baik.

Sedangkan jenis aktivitas yang banyak dilakukan oleh pria yaitu pada

kegiatan budidaya seperti pada kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pembuatan

rorak, pemangkasan, wiwilan, pemupukan dan pengendalian OPT. Tenaga kerja

pria juga ikut serta dalam kegiatan penanganan pasca panen, namun hanya pada

kegiatan pemecahan buah dan pengemasan. Kegiatan pada budidaya tersebut

adalah kegiatan yang sifatnya membutuhkan kekuatan fisik dan tenaga yang kuat,

sehingga tidak memungkinkan apabila dilakukan oleh para kaum wanita tani.

Kegiatan seperti wiwilan dan pengendalin OPT sebenarnya bisa dilakukan oleh

tenaga kerja wanita, akan tetapi berdasarkan hasil lapang wanita tidak melakukan

wiwilan dan pengendalian OPT. Hal tersebut sebenarnya juga dapat dilakukan

65

oleh wanita tani karena tidak membutuhkan kekuatan fisik seperti pada penyiapan

lahan dan penananaman. Pada dasarnya memang wanita tani di Kecamatan

Udanawu lebih aktif dalam kegiatan penanganan pasca panennya.

Perbedaan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria

dianalisis menggunakan alat analisis uji beda rata – rata (uji t) untuk menunjukkan

apakah terdapat perbedaan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga

kerja pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Perbedaan curahan waktu

kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dapat dilihat dengan hasil uji beda

(uji t) untuk sampel tidak berpasangan (Independent Sample T-test) pada Tabel

5.2.

Tabel 5.2 Hasil Analisis Rata – Rata Curahan Waktu Kerja di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar

Jenis Kelamin Rata – Rata Std.Deviation Std. Error Mean

Pria 29,2953 8,29597 1,31171

Wanita 130,3203 24,57023 3,88489 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 9)

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa rata – rata curahan waktu tenaga kerja pria

sebesar 29,2953 HOK/Tahun lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata curahan

waktu tenaga kerja wanita yaitu sebesar 130,3203 HOK/Tahun. Selisih antara

curahan waktu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita yaitu sebesar 101,025

HOK/Tahun. Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan varians

kedua populasi (F – hitung) dan untuk mengetahui asumsi variabel tidak sama (t –

hitung) mengenai curahan waktu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita dengan

hasil uji beda pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Uji Beda Rata – rata Curahan Waktu Kerja Antara

Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita F - hitung Sig. t – hitung Df Sig. (2 – tailed)

Equal

variances

assummed

40,518 0,000 - 24,638 78 0,000

Equal

variances

not

assumed

- 24,638 47,778 0,000

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 9)

66

Tabel 5.3 menunjukkan perhitungan uji beda rata – rata curahan waktu kerja

antara tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita, sebelum dilakukan uji t test

sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian dengan F – hitung, artinya jika varian

sama maka uji t menggunakan equal variances asummed (diasumsikan varian

sama) dan jika varian berbeda menggunakan equal variances not asummed

(diasumsikan varian berbeda). Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa nilai

F-hitung sebesar 40,518 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05), maka H0 ditolak, artinya kedua varians tidak

sama. Selanjutnya penggunaan uji t menggunakan equal variances not asummed

(kedua varian tidak sama), diperoleh nilai t – hitung sebesar – 5,517 dengan

signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05),

maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan antara curahan waktu tenaga kerja

pria dan curahan waktu tenaga kerja wanita.

Berdasarkan hasil perhitungan HOK curahan waktu kerja antara tenaga

kerja wanita dan pria sudah dapat dilihat bahwa keduanya berbeda. Tenaga kerja

pria mencurahkan waktunya pada kegiatan usahatani kakao sebesar 29,30

HOK/Tahun, sedangkan tenaga kerja wanita sebesar 130,28 HOK/Tahun.

Penggunaan alat analisis uji beda (uji t) untuk sampel tidak berpasangan

(Independent Sample T-test) adalah untuk memperkuat secara statistik bahwa

curahan waktu tenaga kerja wanita berbeda nyata dengan curahan waktu tenaga

kerja pria.

Waktu yang dibutuhkan dari setiap individu untuk melakukan suatu

pekerjaan pada dasarnya memang berbeda – beda, karena setiap individu memiliki

kemampuan dan keterbatasan masing – masing. Masing – masing tenaga kerja

baik pria maupun wanita memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja,

tenaga kerja pria cenderung mencurahkan waktunya pada pekerjaan yang berat

karena memang kekuatan fisik tenaga kerja pria lebih dibutuhkan. Berbeda

dengan tenaga kerja wanita, mereka cenderung melakukan pekerjaan yang tidak

terlalu membutuhkan tenaga fisik, seperti pada kegiatan sortasi buah, pemecahan

buah, dan sortasi biji kering. Beberapa kegiatan tersebut membutuhkan

67

ketelatenan, keuletan, dan keterampilan, dimana wanitalah yang cenderung lebih

telaten, ulet, dan terampil dibandingkan pria.

Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar lebih banyak

mencurahkan waktunya bekerja pada usahatani kakao. Hal tersebut disebabkan

karena sebagian besar wanita tani di Kecamatan Udanawu selain bekerja pada

sektor usahatani kakao, mereka hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Sehingga wanita tani tersebut mencari kesibukan lain disela-sela mengurus urusan

rumah tangga yaitu berkontribusi pada kegiatan budidaya dan penanganan pasca

panen kakao. Pada dasarnya kakao yang petani budidayakan juga tidak dalam

cakupan luasan lahan yang luas, sehingga wanita tani juga tidak merasa kesulitan

dalam melakukan pekerjaan tersebut. Kontribusi wanita tani pada usahatani kakao

ini merupakan suatu hal yang dapat dikembangankan karena mereka juga ikut

berkontribusi dalam upaya pengembangan tanaman kakao.

5.2 Kontribusi Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Produktif dan

Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Kegiatan produktif merupakan kegiatan wanita yang memiliki peran

tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Kegiatan

produktif yang dimaksud disini adalah kegiatan yang berhubungan dengan

usahatani kakao. Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

berperan cukup aktif dalam kegiatan pertanian, salah satunya pada usahatani

kakao tersebut. Selain sebagai ibu rumah tangga para wanita tani juga

mencurahkan waktunya untuk bekerja membantu suaminya dalam pemenuhan

kebutuhan keluarga. Salah satu pekerjaan yang mereka lakukan yaitu pada

kegiatan budidaya dan penanganan pasca panen kakao. Wanita tani di

Kecamatan Udanawu melakukan kegiatan usahatani kakao seperti pemupukan,

pemanenan buah kakao, sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi,

penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan. Dimana nantinya biji kakao

hasil dari produksi mereka dijual kepada tengkulak maupun pengepul, dari

hasil penjualan itulah mereka mendapatkan penghasilan sebagai tambahan

untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Maka dari itu, wanita tani di Kecamatan

Udanawu dapat dikatakan produktif pada kegiatan budidaya kakao.

68

Menurut Sulistyaningsih dalam Sulaksana, dkk (2014), wanita di

pedesaan sebagai pekerja mempunyai peranan di bidang pencari nafkah, yang

berarti memberi penghasilan berupa uang kepada keluarga. Keterlibatan wanita

sebagai pencari nafkah atau pencari kerja dalam rumah tangga diduga

disebabkan oleh beberapa hal yaitu tersedianya peluang kerja, alasan ekonomi

rumah tangga dan keinginan untuk membantu suami dalam menambah

penghasilan rumah tangganya. Selainnya wanita sebagai tenaga kerja memang

dibutuhkan untuk menangani suatu pekerjaan yang sulit atau kurang tepat

ditangani oleh pria.

Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar memiliki peran

ganda, karena selain mengurus urusan rumah tangga mereka juga masih aktif

dalam kegiatan usahatani kakao. Kegiatan domestik merupakan kegiatan di dalam

rumah tangga yang berkaitan dengan bagaimana wanita menjalankan peranannya

dalam memperhatikan dan memelihara rumah tangga dan seluruh anggota

keluarga. Kegiatan domestik dalam penelitian ini diasumsikan pada kegiatan –

kegiatan yang dilakukan wanita pada umumnya, seperti memasak, merawat anak,

menata rumah, kegiatan sosial, dan kegiatan rekreasi. Curahan waktu kegiatan

produktif dan kegiatan domestik disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Rata – rata Curahan Waktu Kegiatan Produktif dan Kegiatan Domestik

Wanita Tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No Jenis Kegiatan

Rata – rata

Curahan

Waktu

(Jam/Hari)

Rata – rata

Curahan

Waktu

(HOK/Hari)

Rata – rata

Curahan

Waktu

(HOK/Tahun)

Kontribusi/Tahun

(%)

1 Kegiatan Produktif

Pemupukan 0,03 0,004 1,45

17,96

Pemanenan 0,11 0,01 5,34

Sortasi Buah 0,11 0,01 5,34

Pemecahan Buah 0,27 0,03 12,04

Fermentasi 0,12 0,02 5,63

Penjemuran 1,8 0,22 81,00

Sortasi Biji Kering 0,22 0,03 9,90

Pengemasan 0,21 0,03 9,62

Jumlah 2,87 0,354 130,28

69

Lanjutan Tabel 5.4

2 Kegiatan Domestik

Pemenuhan Konsumsi 3,2 0,4 144

82,04

Merawat Anak 2,82 0,35 127,12

Membersihkan Rumah 2,03 0,25 91,68

Kegiatan Sosial 3,47 0,43 5,21

Kegiatan Hiburan 5,05 0,63 227,25

Jumlah 16,57 2,06 595,26

Total 19,44 2,41 725,54 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada kegiatan produktif yang

dilakukan wanita tani pada usahatani kakao diantaranya adalah pemupukan,

pemanenan, sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji

kering, dan pengemasan. Kegiatan produktif wanita tani yang memiliki rata – rata

curahan waktu tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran yaitu sebesar 81

HOK/Tahun dan yang memiliki rata – rata curahan waktu terendah adalah pada

kegiatan pemanenan dan sortasi buah yaitu 5,34 HOK/Tahun. Jumlah keseluruhan

kegiatan pada kegiatan produktif sebesar 130,28 HOK/Tahun. Sedangkan pada

kegiatan domestik yang memiliki rata – rata curahan waktu tertinggi adalah pada

kegiatan hiburan yaitu sebesar 227,25 HOK/Tahun dan yang memiliki rata – rata

curahan waktu terendah adalah pada kegiatan sosial yaitu 5,21 HOK/Tahun.

Jumlah keseluruhan kegiatan pada kegiatan domestik sebesar 595,26 HOK/Tahun.

Kegiatan hiburan dalam hal ini yaitu kegiatan seperti menonton tv, bersantai

dengan keluarga, ataupun jalan jalan memiliki rata – rata curahan waktu paling

tinggi. Hal tersebut disebabkan karena wanita tani pada malam hari lebih banyak

digunakan waktunya untuk bersantai, mereka banyak melakukan pekerjaan di

siang hari. Kegiatan sosial dalam hal ini yaitu seperti arisan atau pengajian

memiliki nilai rata – rata curahan waktu paling rendah. Hal tersebut disebabkan

karena wanita tani tidak melakukan kegiatan sosial setiap hari. Mereka melakukan

kegiatan seperti pengajian ataupun arisan dalam waktu satu bulan sekali.

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kontribusi waktu yang

dicurahkan wanita tani lebih banyak pada kegiatan domestik dengan nilai

kontribusi sebesar 82,04 %, sedangkan kontribusi waktu pada kegiatan produktif

70

lebih rendah dibandingkan kegiatan domestik yaitu dengan nilai kontribusi

sebesar 17,96 %. Walaupun wanita tani di Kecamatan Udanawu ikut bekontribusi

secara langsung dalam kegiatan produktif yaitu pada usahatani kakao, mereka

tidak meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut

menunjukkan bahwa wanita tani di Kecamatan Udanawu lebih banyak

mencurahkan waktunya di kegiatan domestik, yaitu kegiatan di dalam rumah

tangga seperti memasak, merawat anak, menata dan membersihkan rumah, dan

kegiatan mendukung lainnya.

Tugas wajib seorang wanita pada dasarnya adalah mengurus rumah tangga.

Walaupun aktif di kegiatan usahatani khususnya kakao juga merupakan hal yang

positif, selain sebagai penambahan pendapatan keluarga, wanita tani juga

memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses budidaya dan

penanganan pasca panen kakao. Sehingga adanya penggunaan tenaga kerja wanita

juga merupakan kontribusi dalam kegiatan usahatani kakao karena juga dapat

dijadikan sebagai pendukung dalam peningkatan produksi kakao maupun

peningkatan kualitas biji kakao di Kabupaten Blitar. Keterlibatan wanita pada

usahatani kakao menunjukkan bahwa wanita tani di Kecamatan Udanawu

memiliki peran ganda, yaitu peran sebagai ibu rumah tangga dan peran di sektor

publik mencari nafkah untuk membantu penghasilan keluarga.

5.3 Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada

Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor – faktor

yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Variabel independen yang diduga

berpengaruh terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita (Y) adalah umur (X1),

jumlah anggota keluarga (X2), pendidikan (X3), luas lahan (X4), dan jumlah

produksi (X5). Hasil analisis yang digunakan adalah uji F, uji t, koefesien

determinasi (R2). Uji F digunakan untuk menentukan apakah model regresi yang

digunakan bisa dipakai untuk memprediksi curahan waktu tenaga kerja wanita

atau tidak. Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing

71

independen terhadap variabel dependen yaitu curahan waktu tenaga kerja wanita.

Sedangkan koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui berapa persen

(%) besarnya variabel curahan waktu tenaga kerja wanita dipengaruhi oleh model

regresi yang digunakan.

Jumlah sampel keseluruhan yang digunakan dalam analisis faktor – faktor

yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita yaitu berjumlah 40 wanita

tani. Analisis regresi linier berganda yang dilakukan menggunakan alat analisis

SPSS. Hasil pengujian uji normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang

meliputi multikolienieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

1. Uji normalitas, merupakan pengujian data yang dilakukan untuk mengukur

apakah data yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda sudah

terdistribusi normal atau belum terdistribusi normal. Uji normalitas dapat

diketahui melalui hasil analisis chart normal P-P Plot of regresion

standartdized residual. Berdasarkan hasil analisis P-P Plot of regresion

standartdized residual, plot yang dihasilkan dalam analisis regresi mendekati

garis linier, maka dapat diambil kesimpulan terkait dengan uji normalitas

pada model regresi faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga

kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar secara keseluruhan data terdistribusi normal. Oleh karena

itu, peneliti melakukan pengujian selanjutnya yaitu terkait dengan asumsi –

asumsi klasik yang meliputi heterokedastisitas, autokorelasi,

multikolienieritas

2. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

ketidaksamaan varience dan residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Heteroskedastisitas ditunjukkan dari sebaran data, apabila menyebar

normal maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti bahwa varians

dari variabel independen adalah sama atau konstran untuk setiap nilai tertentu

dari variabel independen lainnya atau variasi residu sama untuk semua

pengamatan. Pengambilan keputusan terkait dengan hasil uji

heteroskedastisitas pada model regresi faktor – faktor yang mempengaruhi

curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di

72

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar dapat diketahui dengan melihat pola

grafik scatterplot. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada grafik scatterplot

sebaran dari masing – masing plot sudah menyebar secara normal dan tidak

membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji multikolinieritas dilakukan untuk membuktikan atau menguji ada atau

tidaknya hubungan yang linier antara variabel independen satu dengan

variabel independen lainnya. Pengambilan keputusan untuk hasil uji

multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF tidak boleh lebih dari 10.

Nilai VIF pada analisis linier berganda faktor – faktor yang mempengaruhi

curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar adalah kurang dari 10 untuk semua model,

sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 5.5

merupakan hasil analisis uji multikolinieritas menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF).

Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Multikolinieritas menggunakan Variance Inflation

Factor (VIF)

No. Variabel VIF Hitung Batas

Keputusan Kondisi Simpulan

1 Umur (X1) 1,144 10 VIF < 10 Tidak terjadi

multikolinieritas

untuk semua

variabel

independen

2 Jml Anggota Klg (X2) 1,244 VIF < 10

3 Pendidikan (X3) 1,255 VIF < 10

4 Luas Lahan (X4) 1,183 VIF < 10

5 Jml Produksi (X5) 1,156 VIF < 10

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwan nilai koefisien VIF untuk semua

variabel independen kurang dari 10, nilai VIF untuk umur (X1) sebesar 1,144,

jumlah anggota keluarga (X2) sebesar 1,244, pendidikan (X3) sebesar 1,255,

luas lahan (X4) sebesar 1,183, dan jumlah produksi (X5) sebesar 1,156. Hal

ini berarti bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.

4. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adakah dari setiap sampel yang

memiliki hubungan. Uji autokorelasi ditunjukkan dari nilai Durbin Watson.

Indikasi adanya autokorelasi yaitu apabila nilai Durbin Watson yang

diperoleh berada dalam wilayah penerimaan yang menandakan tidak adanya

gejala autokorelasi. Kriteria pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut :

73

a. Jika du < DW < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi

b. Jika dl ≤ DW ≤ du atau 4 – du ≥ DW ≥ 4 – dl, maka tidak menghasilkan

kesimpulan yang pasti

c. Jika DW < dl, maka terjadi autokorelasi positif

d. Jika DW > 4 – dl, maka terjadi autokorelasi negatif

Pada penelitian ini nilai Durbin Watson sebesar 1,396, dan dengan

signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 40 dan jumlah variabel independen

(k) = 5. Berdasarkan tabel Durbin Watson untuk 5 variabel independen dapat

diketahui nilai dL adalah sebesar 1,2305 dan dU sebesar 1,7859. Berdasarkan

hasil analisis nilai Durbin Watson berada diantara dl ≤ DW ≤ du (1,2305 ≤

1,396 ≤ 1,7859), maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut

mengindikasikan bahwa variabel yang dimasukkan berada pada daerah

keraguan. Hal tersebut tidak menjadi masalah karena peneliti tidak

menggunakan data time series dalam penelitian. Umumnya kasus

autokorelasi banyak terjadi pada data time series, masalah autokorelasi

menjadi pusat perhatian. Dalam data yang disusun secara cross section

(bukan berdasarkan waktu), maka autokorelasi sebenarnya tidak relevan.

Pada data yang disusun secara cross section, autokorelasi hanya indikasi dari

keterkaitan antara satu subjek penelitian dengan penelitian lainnya atau dapat

juga dikatakan sebagai kemiripan antara satu observasi dengan observasi

lainya.

Berdasarkan uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa terdapat lima

variabel yang akan diuji, yaitu: X1 umur, X2 jumlah anggota keluarga, X3 tingkat

pendidikan, X4 luas lahan, X5 jumlah produksi. Kelima variabel tersebut yang

akan digunakan untuk dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Uji regresi

linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji analisis regresi linier berganda ini

menggunakan metode Enter, sehingga semua variabel independen dimasukkan

dalam fungsi regresi. Hal ini dilakukan karena semua variabel dirasa penting

untuk dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap curahan

waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Hasil

74

analisis yang menjelaskan mengenai varian faktor – faktor yang mempengaruhi

curahan waku tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Analisis Varian Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu

Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar

Sumber Variasi Jumlah

Kuadrat

Derajat

Bebas

Kuadrat

Tengah F - hitung Sig.

Regresi 16640,420 5 3328,084 16,390 0,000*

Sisa 6903,733 34 203,051

Total 23544,153 39

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)

Keterangan : *) Berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%

Uji F digunakan untuk menguji keseluruhan faktor – faktor yang

mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan

bahwa nilai F – hitung sebesar 16,390 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) pada taraf kepercayaan

95%. Angka tersebut berarti bahwa keseluruhan variabel independen yaitu umur

(X1), jumlah anggota keluarga (X2), pendidikan (X3), luas lahan (X4) dan jumlah

produksi (X5) secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen yaitu curahan waktu tenaga kerja wanita. Selanjutnya untuk menguji

pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen atau

dalam hal ini curahan waktu tenaga kerja wanita dilakukan pengujian secara

parsial (uji-t) seperti pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani

Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Var.Bebas Koef.

Regresi

Std.

Error t – hitung Sig. VIF

Umur (X1) 0,140 0,220 0,637 0,528 1,144

Jml Anggota Klg (X2) -0,231 1,988 -0,116 0,908 1,244

Pendidikan (X3) 1,110 1,022 1,086 0,285 1,255

Luas Lahan (X4) 78,530 16,369 4,797 0,000* 1,183

Jml Produksi (X5) 0,093 0,015 6,166 0,000* 1,156

Konstanta 79,782

Adjusted R2 0,664

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)

Keterangan : *) Berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%

75

Nilai Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan varians dari

variabel dependen. Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R

Square sebesar 0,664 yang artinya bahwa 66,4 % variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen sedangkan 33,6 % dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Selanjutnya hasil uji t

menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan 95% teradapat 2 variabel independen

yang berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada

usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yaitu luas lahan (X4)

dan jumlah produksi (X5). Berdasarkan hasil uji t tersebut maka diketahui

bahwasanya dari hipotesis yang telah dirumuskan oleh peneliti terdapat 2 variabel

independen dari ke 5 variabel independen yang dianalisis berpengaruh secara

nyata pada taraf kepercayaan 95% dan 3 diantaranya tidak berpengaruh secara

nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yang terdiri dari umur (X1), jumlah

anggota keluarga (X2), dan pendidikan (X3). Namun, berdasarkan hasil uji F –

hitung secara bersama – sama kelima variabel independen berpengaruh nyata

terhadap curahan waktu kerja tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di

Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Berikut merupakan persamaan regresi

dari analisis faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja

wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar :

Y = 79,782 + 0,140 X1 – 0,231 X2 + 1,110 X3 + 78,530 X4 + 0,093 X5

Y = Curahan waktu tenaga kerja wanita (HOK/Tahun)

X1 = Umur wanita tani (Tahun)

X2 = Jumlah anggota keluarga (Orang)

X3 = Pendidikan (Tahun)

X4 = Luas lahan (Ha)

X5 = Jumlah produksi (Kg/Tahun)

Berdasarkan persamaan regresi diatas, diketahui bahwa nilai konstanta

sebesar 79,782 yang berarti sebelum melakukan pekerjaan di usahatani kakao

wanita tani sudah mencurahkan waktunya sebesar 79,782 HOK/Tahun. Pengaruh

76

masing – masing variabel independen pada curahan waktu tenaga kerja wanita

pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar adalah sebagai

berikut :

1. Umur (X1)

Koefisien regresi yang dimiliki oleh variabel umur adalah sebesar 0,140

dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 tahun umur wanita tani akan

meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 0,140 HOK/Tahun. Umur memiliki

nilai thitung sebesar 0,637 dengan tingkat signifikansi 0,528. Signifikansi lebih

besar dari 0,05 (Sig. 0,528 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti

variabel umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga

kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

Umur wanita tani tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu

kerja karena baik wanita yang masih muda maupun yang sudah cukup tua mereka

tetap aktif dalam kegiatan pertanian, khususnya pada usahatani kakao. Umur

wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar memiliki rata – rata umur

53 tahun, dengan umur minimumnya 32 tahun dan umur maksimumnya 80 tahun.

Wanita yang berusia 32 tahun memiliki curahan waktu kerja sebesar 143

HOK/Tahun, sedangkan wanita yang berusia 80 tahun memiliki curahan waktu

kerja sebesar 133,75 HOK/Tahun. Berdasarkan hal tersebut walaupun wanita tani

memiliki umur yang dapat dikatakan sudah tidak dalam usia produktif mereka

tetap mencurahkan waktunya untuk bekerja pada usahatani kakao. Jenis pekerjaan

yang banyak dilakukan oleh wanita tani yaitu pada penanganan pasca panennya

seperti sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering,

dan pengemasan.

Kegiatan penanganan pasca panen kakao banyak dilakukan oleh wanita tani,

hal tersebut dikarenakan kegiatan pasca panen bukan merupakan pekerjaan yang

berat dan tidak terlalu membutuhkan kondisi fisik yang kuat sehingga umur juga

tidak mempengaruhi curahan waktu kerja. Dengan adanya pekerjaan tersebut

maka walaupun wanita tani bertambah umur mereka tetap giat untuk bekerja

karena mereka beranggapan masih sanggup dan mampu untuk melakukan

pekerjaan. Sehingga dengan umur yang terus bertambah tidak menghalangi para

77

wanita tani untuk tetap bekerja. Selain itu pekerjaan yang mereka lakukan untuk

membantu suami dan aktualisasi diri, dengan bekerja wanita ingin menunjukkan

bahwa dirinya mampu berpartisipasi ditengah keluarga dan masyarakat.

2. Jumlah Anggota Keluarga (X2)

Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah anggota keluarga

adalah sebesar – 0,231 dengan tanda negatif, artinya setiap penambahan 1 orang

jumlah anggota keluarga akan mengurangi curahan waktu kerja sebesar 0,231

HOK/Tahun. Jumlah anggota keluarga memiliki nilai thitung sebesar -0,116 dengan

tingkat signifikansi 0,908. Signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig. 0,908 > 0,05),

maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel jumlah anggota keluarga

tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada

usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

Jumlah anggota keluarga tidak bepengaruh secara nyata terhadap curahan

waktu kerja karena walaupun wanita tani memiliki jumlah anggota keluarga yang

banyak tidak mempengaruhi mereka untuk bekerja pada usahatani kakao. Pada

dasarnya memang kakao yang mereka budidayakan dikerjakan sendiri oleh rumah

tangga petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Jadi, tergantung

bagaimana para wanita tani tersebut mengatur waktunya pada kegiatan produktif

dan kegiatan domestiknya. Selain itu, kakao yang mereka budidayakan yaitu

menggunakan lahan pekarangan rumah sehingga lebih memudahkan mereka

untuk mengatur waktu dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan

usahatani kakao dan melakukan kegiatan dalam rumah tangga, seperti memasak,

membersihkan rumah, dan lainnya.

Rata – rata jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh wanita tani di

Kecamatan Udanawu berkisar 4 orang, dengan jumlah maksimumnya 2 orang

anggota keluarga dan jumlah minimumnya 7 orang anggota keluarga. Salah satu

wanita tani yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 7 mencurahkan

waktunya dalam bekerja sebesar 104,25 HOK/Tahun. Sedangkan salah satu

wanita tani yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2 orang

mencurahkan waktunya dalam bekerja sebesar 127,88 HOK/Tahun.

78

3. Pendidikan (X3)

Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel pendidikan adalah sebesar

1,110 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 tahun tingkat pendidikan

akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 1,110 HOK/Tahun. Pendidikan

memiliki nilai thitung sebesar 1,086 dengan tingkat signifikansi 0,285. Signifikansi

lebih besar dari 0,05 (Sig. 0,285 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang

berarti variabel pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan

waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar.

Pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja

karena dalam melakukan kegiatan usahatani kakao, yaitu pada budidaya dan

penanganan pasca panen tidak memperhatikan faktor pendidikan. Rata – rata

pendidikan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yaitu 9 tahun

atau sampai jenjang SMP. Pendidikan terendah wanita tani di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar yaitu tingkat SD dan paling tinggi tingkat SMA. Jadi,

tidak ada perbedaan tingkat pendidikan dalam melakukan pekerjaan tersebut.

Pendidikan formal yang mereka tempuh tidak akan berdampak pada pekerjaan di

usahatani kakao. Waktu yang dicurahkan wanita tani dalam bekerja di usahatani

kakao hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan dalam bekerja.

Keterampilan wanita tani dapat diperoleh secara langsung dari pengalaman

mereka. Hampir keseluruhan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar sudah memiliki keterampilan yang baik dalam melakukan pekerjaan. Hal

tersebut disebabkan karena wanita tani di Kecamatan Udanawu dalam setiap

tahapan kegiatan usahatani kakao baik dalam budidaya maupun penanganan pasca

panen dilakukan sendiri, mereka tidak menggunakan tenaga kerja diluar keluarga.

4. Luas Lahan (X4)

Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel luas lahan adalah sebesar

78,530 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Ha luas lahan akan

meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 78,530 HOK/Tahun. Luas lahan

memiliki nilai thitung sebesar 4,797 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi

lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

79

berarti variabel luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu

tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten

Blitar.

Luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja karena

luas lahan merupakan ukuran tingkat kesejahteraan rumah tangga. Semakin luas

lahan yang digarap wanita tani, maka akan semakin tinggi curahan waktu

kerjanya. Hal ini dikarenakan wanita tani akan cenderung menambah waktu

kerjanya apabila luas lahan yang digarap semakin luas. Petani kakao di

Kecamatan Udanawu menggunakan lahan pekarangan rumah untuk

membudidayakan kakao. Dari 40 rumah tangga petani rata – rata luas lahan yang

dimiliki responden yaitu 0,25 Ha, dengan luasan lahan terendah adalah 0,05 Ha

dan luasan lahan tertinggi adalah 0,5 Ha.

Curahan waktu kerja yang dicurahkan oleh masing – masing wanita tani

berbeda karena tergantung dari jumlah pohon kakao yang ditanam oleh para

petani pada luasan lahan tertentu, dan juga tergantung dari jumlah produksi yang

dihasilkan. Produksi yang dihasilkan oleh petani kakao di Kecamatan Udanawu

terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya saja adanya

penurunan jumlah produksi kakao. Penurunan produksi kakao tersebut disebabkan

karena kurang optimalnya dalam perawatan tanaman kakao.

5. Jumlah Produksi (X5)

Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah produksi adalah

sebesar 0,093 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Kg produksi biji

kakao akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 0,093 HOK/Tahun.

Jumlah produksi memiliki nilai thitung sebesar 6,166 dengan tingkat signifikansi

0,000. Signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan

H1 diterima, yang berarti variabel jumlah produksi berpengaruh secara nyata

terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar.

Jumlah produksi berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja

karena apabila jumlah produksi kakao lebih banyak maka curahan waktu kerja

yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen meningkat. Apabila produksi

80

yang dihasilkan dalam pemanenan kakao banyak, maka kegiatan – kegiatan

penanganan pasca panen seperti sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi,

penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan akan membutuhkan curahan

waktu kerja yang lebih lama. Produksi kakao yang dipasarkan di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar yaitu merupakan dalam bentuk biji kering. Biji kering

kakao ada yang melalui tahap fermentasi dan tahap non fermentasi. Apabila

dilihat dari segi kualitas biji kakao non fermentasi lebih bagus dan memiliki harga

lebih mahal dibandingkan dengan biji kakao non fermentasi.

Rata – rata produksi kakao dalam bentuk biji kering yang sudah siap

dipasarkan adalah 160 Kg/Tahun dengan jumlah produksi terendah 36 Kg/Tahun

dan jumlah produksi tertinggi 860 Kg/Tahun, data tersebut diperoleh dari hasil

wawancara dengan 40 rumah tangga petani. Wanita tani yang memiliki jumlah

produksi 860 Kg/Tahun mencurahkan waktunya sebesar 186 HOK/Tahun,

sedangkan wanita tani yang memiliki jumlah produksi 36 Kg/Tahun mencurahkan

waktunya sebesar 104 HOK/Tahun.

81

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan hasil uji beda menunjukkan bahwa

curahan waktu tenaga kerja wanita dengan curahan waktu tenaga kerja pria

berbeda nyata. Curahan waktu tenaga kerja wanita lebih besar daripada

curahan waktu tenaga kerja pria. Curahan waktu tenaga kerja wanita sebesar

130,28 HOK/Tahun, sedangkan curahan waktu tenaga kerja pria sebesar

29,30 HOK/Tahun. Tingginya curahan waktu tenaga kerja wanita

dikarenakan mereka banyak terlibat pada kegiatan penanganan pasca panen

kakao yang terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu sortasi buah, pemecahan

buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.

2. Kontribusi curahan waktu wanita tani di Kecamatan Udanawu terbagi atas

kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Wanita tani di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar lebih banyak mencurahkan waktunya pada

kegiata domestik. Curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif sebesar

130,28 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 17,96%, sedangkan

curahan waktu wanita tani pada kegiatan domestik sebesar 595,26

HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 82,04%.

3. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja

wanita adalah sebagai berikut ;

a. Luas lahan, koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel luas lahan adalah

sebesar 78,530 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Ha luas

lahan akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 78,530

HOK/Tahun. Luas lahan memiliki nilai thitung sebesar 4,797 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 <

0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel luas lahan

berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita

pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

b. Jumlah produksi, koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah

produksi adalah sebesar 0,093 dengan tanda positif, artinya setiap

82

penambahan 1 Kg produksi biji kakao akan meningkatkan curahan waktu

kerja sebesar 0,093 HOK/Tahun. Jumlah produksi memiliki nilai thitung

sebesar 6,166 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi lebih kecil

dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti variabel jumlah produksi berpengaruh secara nyata terhadap

curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu Kabupaten Blitar.

Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu

tenaga kerja wanita adalah umur, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan untuk

peningkatan usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya peningkatan kegiatan pelatihan atau penyuluhan di bidang

budidaya, pemeliharaan, dan pengolahan pasca panen tanaman kakao, sehingga

dapat mendorong peningkatan curahan waktu tenaga kerja pria dalam usahatani

kakao dan meningkatkan pendapatan rumah tangganya.

2. Tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu masih dilibatkan dan memiliki

peran yang cukup besar dalam kegiatan usahatani kakao, sehingga perlu

adanya pengembangan pada tenaga kerja wanita melalui kegiatan penyuluhan

atau pelatihan.

3. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap curahan waktu kerja wanita

adalah luas lahan dan jumlah produksi, sehingga usahatani kakao di Kecamatan

Udanawu masih layak untuk dikembangkan agar dapat meningkatkan jumlah

produksi kakao.

83

DAFTAR PUSTAKA

Akanni, Kassim A., dan Alfred O.D. 2017. Analysis Of Labour Use Patterns

Among Small-Cocoa Farmers In South Western Nigeria. Agriculture

Science and Technology. 2 (1): 107 – 113.

Awalita, Jenny W. 2004. Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi

Arabika dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Skripsi. Medan:

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2016. Kabupaten Blitar Dalam Angka.

Blitar: BPS Blitar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2017. Kecamatan Udanawu Dalam

Angka. Blitar: BPS Blitar.

Departemen Perindustrian. 2017. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Jakarta:

Pusat Data dan Informasi.

Departemen Pertanian. 2015. Prospek dan Arah Pengembangan Kakao. Jakarta :

Badan Litbang Pertanian.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2017. Komoditi Unggulan Kakao. [Serial

Online]. https://cocoainfo.wordpress.com/cocoa-indonesia/kakao-jawa-

timur/. [Diakses pada tanggal 21 Juli 2017].

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta:

Direktorat Jenderal Perkebunan.

Eliana, Novita., dan Rita R. 2007. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan

Waktu Kerja Wanita. EPP. 4(2): 11-18.

Endang P, Rini., IM Narka., NW. Sri A., 2014. Peran Wanita Tani dalam

Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Usahatani

Jagung di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Manajemen

Agribisnis. 2(1): 76-83.

Enete., dan Amusa. 2010. Contribution Of Men And Women To Farming

Decisions In Cocoa Based Agroforestry Housholds Of Ekiti State, Nigeria.

Tropicultura. 28(2): 77-83.

Ferdiyanti, Elisa. 2015. Peran Wanita Dalam Pengembangan Ekonomi Rumah

Tangga Di Sekitar PDP Dusun Sumberwadung Desa Harjomulyo

Kecamatan Silo. Skripsi. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jember.

84

84

Hakim, Maryati M., Sarah S. 2010. Analisis Alokasi Tenaga Kerja Keluarga dan

Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di

Kecamatan Peninjauan Kabupaten Oku. Prosiding Seminar Nasional. ISBN

978-602-98295-0-1.

Handayani., Wayan Putu A. 2009. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga

Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. PIRAMIDA.

5(1): 1-9.

Harahap, Irma Puspita Ayu., Rosnita., Roza Y. 2015. Curahan Waktu Wanita Tani

Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Muara Lembu

Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Buruh Tani

Perkebunan Karet). Jom Faperta. 2 (1): 1-10.

Hariyati, Yuli. 2013. Analisis Usahatani Kakao Rakyat Di Berbagai Pola Tanam

Tumpang Sari. Agribisnis Indonesia. 1(2): 155-166.

Hariyati, Yuli. 2013. Pendapatan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Petani

Melakukan Fermentasi Kakao di Kabupaten Jembrana. DwijenAGRO. 3(2):

1-8.

Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kementrian Pertanian. 2016. Outlook Kakao. Jakarta: Kementrian Pertanian.

Kementrian Pertanian. 2016. Statistik Pertanian. Jakarta: Kementrian Pertanian.

Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Yogyakarta:

MediaKom.

Mertade, Nyoman., Zainuddin B. 2011. Pengaruh Diameter Pangkal Tangkai

Daun Pada Entres Terhadap Pertumbuhan Tunas Kakao. Media Litbang

Sulteng. 4(1): 01 – 07.

Munawaroh, M., dan Shofia N.A. 2015. Karakteristik Buruh Wanita Penyadap

Karet Serta Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah

Tangganya (Studi Kasus di PTPN IX Kebun Balong/Beji-Kalitelo Afdeling

Ngandong Kabupaten Jepara). MEDIAGRO. 11(1): 12-23.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nursiyono, J.A. dan Nadeak, Pray P.H. 2016. Setetes Ilmu Regresi Linier.

Malang: Media Nusa Creative.

85

85

Obike., Ebe., Idu., Aigboke., Lugard. 2017. Labour Productivity And Yield

Determinants In Cocoa Farming: Evidence From Abia State, Nigeria.

Nigerian Agricultural Policy. 2(1): 114 – 122.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2014. Panduan Lengkap Budidaya

Kakao. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Puslitbang Perkebunan. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Bogor: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Rianse, Usman., dan Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.

Bandung: Alfabeta.

Riduwan., dan Sunarto. 2014. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat

Desa. Jakarta: Rajawali.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Setyowati, Eni. 2009. Analisis Tingkat Partisipai Wanita Dalam Angkatan Kerja

Di Jawa Tengah Periode Tahun 1982-2000. Ekonomi Pembangunan. 10(2):

215-233.

Siregar, Tumpal H.S., Slamet R., Laeli N., 2010. Budi Daya Cokelat. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulaksana, Jaka., Dinar., Rizki K. I. 2014. Tenaga Kerja dan Kontribusinya

Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Suatu Kasus Pada Industri Rumah

Tangga Emping Jagung di Desa Ciomas Kecamatan Sukahaji Kabupaten

Majalengka). Ilmu Pertanian dan Peternakan. 2(2): 1 – 23.

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suwarto, Octavianty Y., dan Hermawati, S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.

Jakarta: Penebar Swadaya.

86

86

Wahyudi., Panggabean., Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. Malang: UMM Press.

87

LAMPIRAN

Lampiran 1. Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No Nama Responden Alamat

Umur

Suami

(Tahun)

Umur

Istri

(Tahun)

Jml

Anggota

Klg (Jiwa)

Pendidikan

Suami

(Tahun)

Pendidikan

Istri

(Tahun)

Pekerjaan

Utama Pekerjaan Sampingan

1 Kasturi/Nur Asiyah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 62 53 5 6 6 Pedagang Kakao Usahatani Kakao

2 Moh Hasyim/Musrifah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 75 70 6 12 12 Usaha batik Usahatani Kakao

3 Maliki/Jannah Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 75 60 6 6 6 Usahatani kakao Peternak Lele dan Kambing

4 Syaifudin/Siti Mahmmudah Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 60 53 6 16 12 Anggota DPRD Usahatani Kakao

5 Imam Tamtiq/Murmi Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 40 40 4 9 9 Usahatani kakao -

6 Janu Anwar/Endang Sakinah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 46 45 4 6 6 Usahatani Kakao Wirausaha Kuliner

7 Mukti/Tumini Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 80 69 4 6 6 Usahatani kakao -

8 Kalim/Sulbiah Desa Besuki Kecamatan Udanawu 63 65 2 9 6 Usahatani kakao -

9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 46 45 3 9 9 Wiraswasta Usahatani Kakao

10 Takib/Katimah Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 85 80 3 6 6 Usahatani Kakao -

11 Sapingi/Sugiati Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 55 47 7 6 6 Usahatani Kakao -

12 Mispan/Maisaroh Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 60 55 3 6 6 Usahatani kakao Petani palawija

13 Salam/Siti Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 57 50 5 6 9 Usahatani kakao -

14 Hendro Wibowo/Fitriani Desa Bakung Kecamatan Udanawu 45 32 5 16 12 PNS Usahatani Kakao

15 Suyadi/Winarsih Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 50 45 4 12 12 Usahatani kakao -

16 Bero/Sumitun Desa Besuki Kecamatan Udanawu 67 63 5 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao

17 Ashari/Nurul Hidayatullah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 51 50 6 9 9 Pengepul Usahatani Kakao

18 Umar Said/Musa'adah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 51 45 5 6 12 Pedagang Usahatani Kakao

19 Sahid/Khoirul Nikmah Desa Besuki Kecamatan Udanawu 34 33 5 12 6 Usahatani Kakao -

20 Lurup Cahyono/Komsatun Desa Besuki Kecamatan Udanawu 57 49 5 9 6 Petani Palawija Usahatani Kakao

21 Sukinan/Aminah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 73 60 2 6 6 Usahatani kakao -

22 Fatah/Sriyani Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 34 34 6 9 9 Usahatani kakao Ternak Kambing Etawa

23 Sugik/Maryati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 45 43 4 12 12 Petani Palawija Usahatani Kakao

24 Munir/Masruroh Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 55 46 4 12 12 Usahatani Kakao -

25 Sangid/Siti Rohmah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 70 65 4 12 12 Usahatani Kakao -

88

Lanjutan Lampiran 1. Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

26 Katiren/Lasmini Desa Bakung Kecamatan Udanawu 70 50 2 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao

27 Sukatno/Rukini Desa Bakung Kecamatan Udanawu 55 55 3 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao

28 Sugiono/Sumarti Desa Besuki Kecamatan Udanawu 50 48 3 12 9 Petani palawija Usahatani Kakao

29 Misiman/Darwati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 65 60 2 9 9 Petani palawija Usahatani Kakao

30 Tumper/Sumiati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 63 56 3 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao

31 Dodik/Indah Desa Bakung Kecamatan Udanawu 46 46 4 12 12 Pedagang sembako Usahatani Kakao

32 Supeno/Antiyah Desa Bakung Kecamatan Udanawu 49 45 3 9 12 Petani palawija Usahatani Kakao

33 Wadiran/Tri Mukti Desa Bakung Kecamatan Udanawu 56 56 3 9 9 Petani palawija Usahatani Kakao

34 Kitugiantoro/Suryati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 61 59 4 9 12 Petani palawija Usahatani Kakao

35 Latip/Purwati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 64 60 5 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao

36 Ridwan/Sriawan Desa Bakung Kecamatan Udanawu 48 45 4 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao

37 Rudianto/Ima Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 77 70 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao

38 Suryani/Reswati Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 56 50 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao

39 Syaifudin/Yulisana Ningsih Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 77 75 4 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao

40 Mashadi/Panti

Desa Sukorejo Kecamatan

Udanawu 65 60 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao

Jumlah 2338 2132 162 350 342

Rata - Rata 58,45 53,3 4,05 8,75 8,55

89

Lampiran 2. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No Nama Responden

Luas

Lahan

(Ha)

Jml

Pohon

Jan

(Kg)

Feb

(Kg)

Mar

(Kg)

Apr

(Kg)

Mei

(Kg)

Jun

(Kg)

Jul

(Kg)

Agst

(Kg)

Sep

(Kg)

Okt

(Kg)

1 Kasturi/Nur Asiyah 0,18 250 0 0 10 10 15 25 15 15 15 25

2 Moh Hasyim/Musrifah 0,08 60 0 0 8 8 10 12 12 12 10 10

3 Maliki/Jannah 0,25 150 0 0 10 15 15 20 20 10 10 20

4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 0,18 500 0 0 50 80 80 100 100 100 100 120

5 Imam Tamtiq/Murmi 0,24 300 0 0 20 20 22 22 25 20 25 20

6 Janu Anwar/Endang Sakinah 0,32 20 0 0 5 8 8 8 5 10 10 10

7 Mukti/Tumini 0,25 104 0 0 12 12 15 15 15 15 15 15

8 Kalim/Sulbiah 0,12 50 0 0 5 8 10 10 10 10 20 10

9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 0,07 50 0 0 10 15 10 10 10 10 10 15

10 Takib/Katimah 0,18 200 0 0 10 10 10 15 15 20 25 25

11 Sapingi/Sugiati 0,08 50 0 0 13 10 12 11 10 10 11 15

12 Mispan/Maisaroh 0,25 100 0 0 5 13 10 10 10 11 11 15

13 Salam/Siti 0,16 100 0 0 10 12 10 10 10 9 10 11

14 Hendro Wibowo/Fitriani 0,50 100 0 0 10 10 10 20 20 20 25 20

15 Suyadi/Winarsih 0,50 200 0 0 20 20 30 20 20 25 30 25

16 Bero/Sumitun 0,20 25 0 0 2 3 3 5 5 5 5 3

17 Ashari/Nurul Hidayatullah 0,06 30 0 0 5 8 10 9 10 10 10 10

18 Umar Said/Musa'adah 0,40 150 0 0 10 10 10 15 15 20 20 15

19 Sahid/Khoirul Nikmah 0,06 20 0 0 5 5 8 8 8 10 5 5

20 Lurup Cahyono/Komsatun 0,07 10 0 0 2 2 8 5 5 4 8 5

21 Sukinan/Aminah 0,05 20 0 0 5 8 8 8 10 10 15 10

22 Fatah/Sriyani 0,09 50 0 0 8 8 12 12 10 10 10 12

23 Sugik/Maryati 0,13 40 0 0 5 5 10 10 5 10 10 15

24 Munir/Masruroh 0,18 500 0 0 50 70 70 100 100 100 100 120

25 Sangid/Siti Rohmah 0,40 40 0 0 6 8 8 8 10 12 12 10

26 Katiren/Lasmini 0,50 80 0 0 18 18 18 20 20 20 20 25

90

Lanjutan Lampiran 2. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

27 Sukatno/Rukini 0,50 50 0 0 5 5 10 15 10 15 10 15

28 Sugiono/Sumarti 0,50 100 0 0 10 10 10 15 15 20 20 15

29 Misiman/Darwati 0,25 60 0 0 8 8 15 10 10 15 15 20

30 Tumper/Sumiati 0,50 100 0 0 10 10 15 20 20 20 25 25

31 Dodik/Indah 0,50 80 0 0 10 10 15 15 20 20 15 25

32 Supeno/Antiyah 0,25 70 0 0 8 8 10 10 15 15 20 20

33 Wadiran/Tri Mukti 0,50 100 0 0 10 10 10 20 20 20 20 15

34 Kitugiantoro/Suryati 0,15 50 0 0 5 5 10 15 15 15 10 10

35 Latip/Purwati 0,25 90 0 0 8 10 15 15 10 15 15 20

36 Ridwan/Sriawan 0,25 70 0 0 10 10 10 15 20 20 15 25

37 Rudianto/Ima 0,25 60 0 0 10 10 10 15 25 25 10 5

38 Suryani/Reswati 0,25 60 0 0 10 10 10 20 20 20 15 5

39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 0,25 70 0 0 15 15 15 18 18 15 17 12

40 Mashadi/Panti 0,13 50 0 0 8 8 15 13 12 18 18 10

91

Lampiran 2a. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No Nama Responden Nov (Kg) Des (Kg) Total (Kg/Tahun) Rata - Rata (Kg/Bulan)

1 Kasturi/Nur Asiyah 20 10 160 13,33

2 Moh Hasyim/Musrifah 15 8 105 8,75

3 Maliki/Jannah 15 10 145 12,08

4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 80 50 860 71,67

5 Imam Tamtiq/Murmi 20 10 204 17,00

6 Janu Anwar/Endang Sakinah 8 8 80 6,67

7 Mukti/Tumini 20 5 139 11,58

8 Kalim/Sulbiah 10 5 98 8,17

9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 10 5 105 8,75

10 Takib/Katimah 10 10 150 12,50

11 Sapingi/Sugiati 8 5 105 8,75

12 Mispan/Maisaroh 10 5 100 8,33

13 Salam/Siti 17 8 107 8,92

14 Hendro Wibowo/Fitriani 20 15 170 14,17

15 Suyadi/Winarsih 25 10 225 18,75

16 Bero/Sumitun 3 2 36 3,00

17 Ashari/Nurul Hidayatullah 10 8 90 7,50

18 Umar Said/Musa'adah 25 10 150 12,50

19 Sahid/Khoirul Nikmah 10 10 74 6,17

20 Lurup Cahyono/Komsatun 2 2 43 3,58

21 Sukinan/Aminah 5 5 84 7,00

22 Fatah/Sriyani 10 5 97 8,08

23 Sugik/Maryati 10 5 85 7,08

24 Munir/Masruroh 60 50 820 68,33

25 Sangid/Siti Rohmah 12 12 98 8,17

26 Katiren/Lasmini 20 15 194 16,17

27 Sukatno/Rukini 10 5 100 8,33

28 Sugiono/Sumarti 25 10 150 12,50

92

Lanjutan Lampiran 2a. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

29 Misiman/Darwati 10 5 116 9,67

30 Tumper/Sumiati 15 10 170 14,17

31 Dodik/Indah 10 5 145 12,08

32 Supeno/Antiyah 25 5 136 11,33

33 Wadiran/Tri Mukti 25 10 160 13,33

34 Kitugiantoro/Suryati 20 10 115 9,58

35 Latip/Purwati 15 10 133 11,08

36 Ridwan/Sriawan 10 5 140 11,67

37 Rudianto/Ima 5 5 120 10,00

38 Suryani/Reswati 5 5 120 10,00

39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 8 5 138 11,50

40 Mashadi/Panti 5 5 112 9,33

93

Lampiran 3. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan

No Nama Responden

Penyiapan Lahan Penanaman Pembuatan Rorak

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan

P W P W P W P W P W P W P W P W P W

1 Kasturi/Nur Asiyah 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0

2 Moh Hasyim/Musrifah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

3 Maliki/Jannah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 5 0 2 0 1,429 0 6 0 3 0 2,25 0 0 0 0 0 0 0

5 Imam Tamtiq/Murmi 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0

6 Janu Anwar/Endang Sakinah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

7 Mukti/Tumini 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

8 Kalim/Sulbiah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

10 Takib/Katimah 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0

11 Sapingi/Sugiati 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

12 Mispan/Maisaroh 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

13 Salam/Siti 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

14 Hendro Wibowo/Fitriani 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

15 Suyadi/Winarsih 6 0 3 0 2,571 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0

16 Bero/Sumitun 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

17 Ashari/Nurul Hidayatullah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

18 Umar Said/Musa'adah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

19 Sahid/Khoirul Nikmah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

20 Lurup Cahyono/Komsatun 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

21 Sukinan/Aminah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

22 Fatah/Sriyani 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

23 Sugik/Maryati 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 5 0 2,5 0

24 Munir/Masruroh 5 0 2 0 1,429 0 6 0 3 0 2,25 0 0 0 0 0 0 0

25 Sangid/Siti Rohmah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

26 Katiren/Lasmini 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 6 0 3 0

27 Sukatno/Rukini 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 6 0 3 0

28 Sugiono/Sumarti 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

29 Misiman/Darwati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 3 0 5 0 1,875 0

30 Tumper/Sumiati 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

94

Lanjutan Lampiran 3. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 Dodik/Indah 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 5 0 2,5 0

32 Supeno/Antiyah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 3 0 6 0 2,25 0

33 Wadiran/Tri Mukti 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

34 Kitugiantoro/Suryati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

35 Latip/Purwati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

36 Ridwan/Sriawan 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

37 Rudianto/Ima 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

38 Suryani/Reswati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

40 Mashadi/Panti 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 63,71 47,75 15,125

Rata - Rata 1,593 1,1938 0,378

95

Lampiran 3a. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan

No.

Pengairan Sulaman Pemangkasan

Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan

P W P W P W P W P W P W P W P W P W

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 12 0 4,5 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0

3 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0,75 0 2 0 4 0 1 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 12 0 6 0

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 0,75 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0

8 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0,75 0 1 0 4 0 0,5 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0

12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0

13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0

19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0

20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 0,75 0

21 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0,25 0 1 0 4 0 0,5 0

22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0

23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 4 0 1,5 0

25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0

26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

96

Lanjutan Lampiran 3a. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0

36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0

Jumlah 1,75 74,5

Rata - rata 0,04375 1,86

97

Lampiran 3b. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan

No.Res

Wiwilan Pemupukan Pengendalian OPT Panen

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan

Jam

Kerja

Hari

Kerja Curahan Jam Kerja

Hari

Kerja Curahan

P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W

1 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75

2 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

3 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 2 0 1 0 0,25 0 2 1,5 36 36 9 6,75

4 0 0 0 0 0 0 5 4 3 3 1,88 1,5 2 0 1 0 0,25 0 3 2 36 36 13,5 9

5 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75

6 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

7 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75

8 0 0 0 0 0 0 5 4 3 3 1,88 1,5 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

9 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

10 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75

11 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

12 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 2 0 1 0 0,25 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

13 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

14 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75

15 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75

16 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 1 1 36 36 4,5 4,5

17 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

18 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75

19 0 0 0 0 0 0 4 3 3 3 1,5 1,13 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

20 0 0 0 0 0 0 4 3 3 3 1,5 1,13 0 0 0 0 0 0 1 1 36 36 4,5 4,5

21 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

22 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 2 0 1 0 0,25 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

23 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

24 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 3 2 36 36 13,5 9

25 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

26 1 0 48 0 6 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75

27 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

28 1 0 48 0 6 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75

29 1 0 24 0 3 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

30 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

98

Lanjutan Lampiran 3b. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

32 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5

33 1 0 24 0 3 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5

34 1 0 48 0 6 0 5 4 3 3 1,88 1,5 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5

35 1 0 24 0 3 0 6 5 3 3 2,25 1,88 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5

36 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

37 1 0 48 0 6 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

38 1 0 48 0 6 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5

39 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75

40 1 0 24 0 3 0 5 4 3 3 1,88 1,5 2 0 2 0 0,5 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5

Jumlah 51 70,8 58 14,8 326 214

Rata - rata 1,28 1,77 1,45 0,37 8,16 5,34

99

Lampiran 3c. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan

No.Res

Sortasi Buah Pemecahan Buah Fermentasi

Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari

Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan

P W P W P W P W P W P W P W P W P W

1 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

2 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

3 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

4 0 2 0 36 0 9 4 5 36 36 18 22,5 0 0 0 0 0 0

5 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

6 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

7 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

8 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

9 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

10 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

11 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

12 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

13 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

14 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

15 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

16 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

17 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

18 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

19 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

20 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

21 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

22 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

23 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

24 0 2 0 36 0 9 4 5 36 36 18 22,5 0 0 0 0 0 0

25 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

26 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

27 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 1 0 180 0 22,5

28 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

29 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 1 0 180 0 22,5

30 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

100

Lanjutan Lampiran 3c. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

32 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

33 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

34 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

35 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5

36 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

37 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

38 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

39 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0

40 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0

Jumlah 214 302 482 225

Rata - rata 5,34 7,54 12 5,63

101

Lampiran 3d. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan

No.Res

Penjemuran Sortasi Biji Pengemasan

Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan

P W P W P W P W P W P W P W P W P W

1 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2 36 36 6,75 9

2 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

3 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

4 0 5 0 180 0 113 0 4 0 36 0 18 2 3 36 36 9 13,5

5 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1 2,5 36 36 4,5 11,3

6 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

7 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

8 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

9 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

10 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

11 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

12 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

13 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

14 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1 2 36 36 4,5 9

15 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3

16 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

17 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

18 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3

19 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

20 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

21 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

22 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

23 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

24 0 5 0 180 0 113 0 4 0 36 0 18 2 3 36 36 9 13,5

25 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

26 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3

27 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

28 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2,5 36 36 4,5 11,3

29 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

30 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3

31 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

102

Lanjutan Lampiran 3d. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 32 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

33 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3

34 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

35 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

36 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2 36 36 6,75 9

37 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

38 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

39 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

40 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9

Jumlah 3240 396 205 385

Rata - rata 81 9,9 5,12 9,62

103

Lampiran 4. Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No. Nama Responden Pemupukan Panen Sortasi

Buah

Pemecahan

Buah Fermentasi Penjemuran

Sortasi

Biji Pengemasan

Total

(HOK/Tahun)

1 Nur Asiyah 1,00 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 138,25

2 Musrifah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

3 Jannah 1,25 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,00

4 Siti Mahmmudah 1,50 9,00 9,00 22,50 0,00 112,50 18,00 13,50 186,00

5 Murmi 1,88 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 13,50 11,25 145,88

6 Endang Sakinah 1,88 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,38

7 Tumini 1,88 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63

8 Sulbiah 1,50 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,00

9 Anis Zunadah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

10 Katimah 1,00 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 133,75

11 Sugiati 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

12 Maisaroh 1,25 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,75

13 Siti 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

14 Fitriani 1,25 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 13,50 9,00 143,00

15 Winarsih 1,25 6,75 4,50 13,50 22,50 90,00 13,50 11,25 163,25

16 Sumitun 1,00 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,50

17 Nurul Hidayatullah 0,75 4,50 4,50 13,50 0,00 67,50 9,00 9,00 108,75

18 Musa'adah 1,00 6,75 6,75 13,50 0,00 90,00 13,50 11,25 142,75

19 Khoirul Nikmah 1,13 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,63

20 Komsatun 1,13 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,63

21 Aminah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

22 Sriyani 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25

23 Maryati 1,00 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,50

24 Masruroh 1,00 9,00 9,00 22,50 0,00 112,50 18,00 13,50 185,50

25 Siti Rohmah 1,25 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,75

26 Lasmini 2,25 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 11,25 137,25

27 Rukini 2,25 4,50 4,50 9,00 22,50 67,50 9,00 9,00 128,25

104

Lanjutan Lampiran 4. Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

28 Sumarti 2,25 6,75 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 162,00

29 Darwati 1,88 4,50 4,50 9,00 22,50 67,50 9,00 9,00 127,88

30 Sumiati 2,25 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 157,50

31 Indah 2,25 4,50 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 157,50

32 Antiyah 1,88 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,88

33 Tri Mukti 2,25 4,50 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 159,75

34 Suryati 1,50 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,50

35 Purwati 1,88 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,88

36 Sriawan 1,88 4,50 6,75 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63

37 Ima 1,88 4,50 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 132,38

38 Reswati 1,88 4,50 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 132,38

39 Yulisana Ningsih 1,88 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63

40 Panti 1,50 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,00

Jumlah 58,00 213,75 213,75 481,50 225,00 3240,00 396,00 384,75 5212,75

Rata – rata 1,45 5,34 5,34 12,04 5,63 81,00 9,90 9,62 130,32

105

Lampiran 4a. Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No. Nama

Responden

Penyiapan

Lahan Penanaman

Pembuatan

Rorak Sulaman Pemangkasan Wiwilan Pemupukan

Pengendalian

OPT Panen

Pemecahan

Buah Pengemasan Total

1 Kasturi 1,43 1,25 0,00 0,00 4,50 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 6,75 33,18

2 Moh Hasyim 1,14 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 20,52

3 Maliki 1,43 1,13 0,00 0,75 1,00 0,00 1,50 0,25 9,00 9,00 4,50 28,55

4 Syaifudin A 1,43 2,25 0,00 0,00 6,00 0,00 1,88 0,25 13,50 18,00 9,00 52,30

5 Imam Tamtiq 1,43 1,25 0,00 0,00 3,00 0,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 30,93

6 Janu Anwar 1,43 1,13 0,00 0,00 0,75 0,00 2,25 0,50 6,75 4,50 4,50 21,80

7 Mukti 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 29,30

8 Kalim 1,43 1,13 0,00 0,75 0,50 0,00 1,88 0,00 6,75 4,50 4,50 21,43

9 Agus Ulin 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,52

10 Takib 1,43 1,25 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 4,50 27,93

11 Sapingi 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,52

12 Mispan 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,50 0,25 6,75 4,50 4,50 21,55

13 Salam 1,43 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 20,30

14 Hendro Wibowo 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 0,00 1,50 0,75 9,00 9,00 4,50 31,45

15 Suyadi 2,57 1,25 0,00 0,00 3,00 0,00 1,50 0,75 9,00 9,00 6,75 33,82

16 Bero 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 4,50 4,50 4,50 18,80

17 Ashari 1,14 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,00 0,00 6,75 9,00 4,50 25,02

18 Umar Said 1,43 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 6,75 29,55

19 Sahid 1,14 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,50 0,00 6,75 4,50 4,50 20,52

20 Lurup Cahyono 1,14 1,13 0,00 0,00 0,75 0,00 1,50 0,00 4,50 4,50 4,50 18,02

21 Sukinan 1,14 1,13 0,00 0,25 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,77

22 Fatah 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,25 6,75 4,50 4,50 19,77

23 Sugik 1,14 1,13 2,50 0,00 1,50 0,00 1,25 0,75 6,75 4,50 4,50 24,02

24 Munir 1,43 2,25 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 13,50 18,00 9,00 46,93

25 Sangid 1,43 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,50 0,75 6,75 4,50 4,50 21,05

26 Katiren 2,57 1,13 3,00 0,00 3,00 6,00 2,63 0,75 9,00 9,00 6,75 43,82

27 Sukatno 2,57 1,13 3,00 0,00 1,50 1,50 2,63 0,75 6,75 4,50 4,50 28,82

106

Lanjutan Lampiran 4a. Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

28 Sugiono 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 6,00 2,63 0,75 9,00 9,00 4,50 38,57

29 Misiman 1,43 1,13 1,88 0,00 3,00 3,00 2,25 0,50 9,00 4,50 4,50 31,18

30 Tumper 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 1,50 2,63 0,50 9,00 9,00 6,75 36,07

31 Dodik 2,57 1,13 2,50 0,00 3,00 1,50 2,63 0,50 9,00 9,00 4,50 36,32

32 Supeno 1,43 1,13 2,25 0,00 3,00 1,50 2,25 0,75 9,00 9,00 4,50 34,80

33 Wadiran 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 3,00 2,63 0,75 9,00 9,00 6,75 37,82

34 Kitugiantoro 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 1,88 0,75 9,00 9,00 4,50 35,18

35 Latip 1,43 1,13 0,00 0,00 3,00 3,00 2,25 0,75 9,00 9,00 4,50 34,05

36 Ridwan 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 1,50 2,25 0,50 9,00 9,00 6,75 33,05

37 Rudianto 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 35,30

38 Suryani 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 35,30

39 Syaifudin B 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 1,50 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 30,80

40 Mashadi 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 3,00 1,88 0,50 6,75 4,50 4,50 25,18

Jumlah 63,71 47,75 15,13 1,75 74,50 51,00 70,75 14,75 326,25 301,50 204,75 1171,84

Rata - rata 1,59 1,19 0,38 0,04 1,86 1,28 1,77 0,37 8,16 7,54 5,12 29,30

107

Lampiran 5. Rata – Rata Curahan Waktu Tenaga Kerja di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No. Kegiatan Rata - rata Curahan

TKP (HOK/Tahun)

Rata - Rata Curahan TKW

(HOK/Tahun)

Jumlah Curahan

(HOK/Tahun)

1 Penyiapan Bibit 0,00 0,00 0,00

2 Penyiapan Lahan 1,59 0,00 1,59

3 Penanaman 1,19 0,00 1,19

4 Pembuatan Rorak 0,38 0,00 0,38

5 Pengairan 0,00 0,00 0,00

6 Sulaman 0,04 0,00 0,04

7 Pemangkasan 1,86 0,00 1,86

8 Wiwilan 1,28 0,00 1,28

9 Pemupukan 1,77 1,45 3,22

10 Pengendalian OPT 0,37 0,00 0,37

11 Pemanenan 8,16 5,34 13,50

12 Sortasi Buah 0,00 5,34 5,34

13 Pemeraman Buah 0,00 0,00 0,00

14 Pemecahan Buah 7,54 12,00 19,54

15 Pemerasan Lendir 0,00 0,00 0,00

16 Fermentasi 0,00 5,63 5,63

17 Pencucian 0,00 0,00 0,00

18 Penjemuran 0,00 81,00 81,00

19 Sortasi Biji Kering 0,00 9,90 9,90

20 Pengemasan 5,12 9,62 14,74

21 Penyimpanan 0,00 0,00 0,00

Jumlah 29,30 130,28 159,58

108

Lampiran 6. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No. Nama Umur

(Tahun)

Jumlah Anggota

Keluarga (Jiwa)

Pemenuhan Konsumsi Merawat Anak

Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun

1 Nur Asiyah 53 5 3 360 0,375 135 0 360 0 0

2 Musrifah 70 6 4 360 0,5 180 0 360 0 0

3 Jannah 60 6 4 360 0,5 180 3 360 0,375 135

4 Siti Mahmmudah 53 6 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

5 Murmi 40 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

6 Endang Sakinah 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

7 Tumini 69 4 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

8 Sulbiah 65 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0

9 Anis Zunadah 45 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

10 Katimah 80 3 3 360 0,375 135 0 360 0 0

11 Sugiati 47 7 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

12 Maisaroh 55 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

13 Siti 50 5 4 360 0,5 180 3 360 0,375 135

14 Fitriani 32 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

15 Winarsih 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

16 Sumitun 63 5 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

17 Nurul Hidayatullah 50 6 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

18 Musa'adah 45 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

19 Khoirul Nikmah 33 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

20 Komsatun 49 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180

21 Aminah 60 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0

22 Sriyani 34 6 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

23 Maryati 43 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

24 Masruroh 46 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

25 Siti Rohmah 65 4 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

26 Lasmini 50 2 4 360 0,5 180 0 360 0 0

27 Rukini 55 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

109

Lanjutan Lampiran 6. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

28 Sumarti 48 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

29 Darwati 60 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0

30 Sumiati 56 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

31 Indah 46 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

32 Antiyah 45 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

33 Tri Mukti 56 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

34 Suryati 59 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

35 Purwati 60 5 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

36 Sriawan 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180

37 Ima 70 3 3 360 0,375 135 0 360 0 0

38 Reswati 50 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

39 Yulisana Ningsih 75 4 3 360 0,375 135 0 360 0 0

40 Panti 60 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135

Jumlah 128 14400 16 5760 113 14400 14,125 5085

Rata - Rata 3,2 360 0,4 144 2,825 360 0,353125 127,125

110

Lampiran 6a. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

No.Res Membersihkan Rumah Kegiatan Sosial Kegiatan Hiburan Total

(HOK/Tahun) Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun Jam Bulan HOK/Bulan HOK/Tahun Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun

1 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 454,5

2 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 4,5 360 0,5625 202,5 456

3 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636

4 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5

5 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 702

6 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 702

7 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 522

8 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 3 360 0,375 135 298,5

9 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636

10 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 4 360 0,5 180 388,5

11 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5

12 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5

13 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5

14 3 360 0,375 135 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 726

15 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 658,5

16 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 568,5

17 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5

18 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5,5 360 0,6875 247,5 702

19 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 5,5 360 0,6875 247,5 724,5

20 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 681

21 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 4,5 360 0,5625 202,5 388,5

22 3 360 0,375 135 4 12 0,5 6 5,5 360 0,6875 247,5 703,5

23 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 658,5

24 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5

25 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 567

111

Lanjutan Lampiran 6a. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

26 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 454,5

27 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 591

28 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636

29 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 364,5

30 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5

31 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636

32 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636

33 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5

34 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5

35 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 679,5

36 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 6 360 0,75 270 703,5

37 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 6 360 0,75 270 501

38 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 634,5

39 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 477

40 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5,5 360 0,6875 247,5 613,5

Jumlah 81,5 14400 10,1875 3667,5 139 480 17,375 208,5 202 14400 25,25 9090 23811

Rata - rata 2,0375 360 0,2546875 91,6875 3,475 12 0,434375 5,2125 5,05 360 0,63125 227,25 595,275

112

Lampiran 7. Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita

No. Nama Responden

Curahan

Waktu

(HOK/Tahun)

Umur Istri

(Tahun)

Jml

Anggota Klg

(Jiwa)

Pendidikan

Istri

(Tahun)

Luas

lahan (Ha)

Jml Produksi

(Kg/Tahun)

1 Nur Asiyah 138,25 53 5 6 0,18 160

2 Musrifah 104,25 70 6 12 0,08 105

3 Jannah 134,00 60 6 6 0,25 145

4 Siti Mahmmudah 186,00 53 6 12 0,18 860

5 Murmi 145,88 40 4 9 0,24 204

6 Endang Sakinah 105,38 45 4 6 0,32 80

7 Tumini 134,63 69 4 6 0,25 139

8 Sulbiah 105,00 65 2 6 0,12 98

9 Anis Zunadah 104,25 45 3 9 0,07 100

10 Katimah 133,75 80 3 6 0,18 150

11 Sugiati 104,25 47 7 6 0,08 105

12 Maisaroh 104,75 55 3 6 0,25 100

13 Siti 104,25 50 5 9 0,16 107

14 Fitriani 143,00 32 5 12 0,50 170

15 Winarsih 163,25 45 4 12 0,50 225

16 Sumitun 104,50 63 5 6 0,20 36

17 Nurul Hidayatullah 108,75 50 6 9 0,06 90

18 Musa'adah 142,75 45 5 12 0,40 150

19 Khoirul Nikmah 104,63 33 5 6 0,06 74

20 Komsatun 104,63 49 5 6 0,07 43

21 Aminah 104,25 60 2 6 0,05 94

22 Sriyani 104,25 34 6 9 0,09 97

23 Maryati 104,50 43 4 12 0,13 85

24 Masruroh 185,50 46 4 12 0,18 820

25 Siti Rohmah 104,75 65 4 12 0,40 98

26 Lasmini 137,25 50 2 6 0,50 194

113

Lanjutan Lampiran 7. Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita

27 Rukini 128,25 55 3 6 0,50 100

28 Sumarti 162,00 48 3 9 0,50 150

29 Darwati 127,88 60 2 9 0,25 116

30 Sumiati 157,50 56 3 6 0,50 170

31 Indah 157,50 46 4 12 0,50 145

32 Antiyah 154,88 45 3 12 0,25 136

33 Tri Mukti 159,75 56 3 9 0,50 160

34 Suryati 154,50 59 4 12 0,15 115

35 Purwati 154,88 60 5 9 0,25 133

36 Sriawan 134,63 45 4 6 0,25 140

37 Ima 132,38 70 3 9 0,25 120

38 Reswati 132,38 50 3 9 0,25 120

39 Yulisana Ningsih 134,63 75 4 6 0,25 138

40 Panti 105,00 60 3 9 0,13 112

114

Lampiran 8. Hasil Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Curahan_Waktu_Kerja 130,3203 24,57023 40

Umur 53,30 11,099 40

Jml_Anggota_Klg 4,05 1,280 40

Pendidikan 8,55 2,501 40

Luas_Lahan ,2508 ,15160 40

Jml_Produksi 159,60 162,907 40

Correlations

Curahan_Waktu_

Kerja Umur Jml_Anggota_Klg Pendidikan Luas_Lahan Jml_Produksi

Pearson Correlation Curahan_Waktu_Kerja 1,000 -,065 -,082 ,391 ,525 ,668

Umur -,065 1,000 -,247 -,253 -,091 -,095

Jml_Anggota_Klg -,082 -,247 1,000 ,151 -,309 ,128

Pendidikan ,391 -,253 ,151 1,000 ,155 ,359

Luas_Lahan ,525 -,091 -,309 ,155 1,000 ,040

Jml_Produksi ,668 -,095 ,128 ,359 ,040 1,000

Sig. (1-tailed) Curahan_Waktu_Kerja . ,346 ,308 ,006 ,000 ,000

Umur ,346 . ,063 ,058 ,288 ,281

Jml_Anggota_Klg ,308 ,063 . ,176 ,026 ,216

Pendidikan ,006 ,058 ,176 . ,170 ,011

Luas_Lahan ,000 ,288 ,026 ,170 . ,402

Jml_Produksi ,000 ,281 ,216 ,011 ,402 .

115

N Curahan_Waktu_Kerja 40 40 40 40 40 40

Umur 40 40 40 40 40 40

Jml_Anggota_Klg 40 40 40 40 40 40

Pendidikan 40 40 40 40 40 40

Luas_Lahan 40 40 40 40 40 40

Jml_Produksi 40 40 40 40 40 40

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Jml_Produksi,

Luas_Lahan,

Umur,

Jml_Anggota_Kl

g, Pendidikanb

. Enter

a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,841a ,707 ,664 14,24960 1,396

a. Predictors: (Constant), Jml_Produksi, Luas_Lahan, Umur, Jml_Anggota_Klg,

Pendidikan

b. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

116

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16640,420 5 3328,084 16,390 ,000b

Residual 6903,733 34 203,051

Total 23544,153 39

a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

b. Predictors: (Constant), Jml_Produksi, Luas_Lahan, Umur, Jml_Anggota_Klg, Pendidikan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 79,782 19,571 4,077 ,000

Umur ,140 ,220 ,063 ,637 ,528 ,874 1,144

Jml_Anggota_Klg -,231 1,988 -,012 -,116 ,908 ,804 1,244

Pendidikan 1,110 1,022 ,113 1,086 ,285 ,797 1,255

Luas_Lahan 78,530 16,369 ,485 4,797 ,000 ,845 1,183

Jml_Produksi ,093 ,015 ,616 6,166 ,000 ,865 1,156

a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

117

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Umur Jml_Anggota_Klg Pendidikan Luas_Lahan Jml_Produksi

1 1 5,169 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,01

2 ,439 3,431 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,84

3 ,250 4,547 ,00 ,01 ,06 ,00 ,64 ,02

4 ,076 8,229 ,01 ,25 ,26 ,10 ,05 ,05

5 ,056 9,627 ,00 ,00 ,37 ,73 ,17 ,06

6 ,010 23,104 ,99 ,74 ,30 ,17 ,11 ,01

a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 101,4974 193,1320 130,3203 20,65617 40

Std. Predicted Value -1,395 3,041 ,000 1,000 40

Standard Error of Predicted

Value 3,183 10,430 5,317 1,497 40

Adjusted Predicted Value 100,6601 201,3619 130,7990 21,60275 40

Residual -37,05322 31,59193 ,00000 13,30484 40

Std. Residual -2,600 2,217 ,000 ,934 40

Stud. Residual -2,861 2,381 -,014 1,005 40

Deleted Residual -44,86031 36,43326 -,47878 15,47725 40

Stud. Deleted Residual -3,235 2,570 -,017 1,051 40

Mahal. Distance ,971 19,919 4,875 3,810 40

Cook's Distance ,000 ,287 ,028 ,052 40

Centered Leverage Value ,025 ,511 ,125 ,098 40

118

a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja

Charts

119

120

121

Lampiran 9. Hasil Analisis Uji Beda Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita

Group Statistics

Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Curahan_Waktu_Kerja Pria 40 29,2953 8,29597 1,31171

Wanita 40 130,3203 24,57023 3,88489

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Curahan_Waktu_

Kerja

Equal variances

assumed 40,518 ,000 -24,638 78 ,000 -101,02500 4,10036 -109,18820 -92,86180

Equal variances

not assumed -24,638 47,778 ,000 -101,02500 4,10036 -109,27032 -92,77968

122

122

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUISIONER

JUDUL : CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA

USAHATANI KOMODITAS KAKAO DI KECAMATAN

UDANAWU KABUPATEN BLITAR

LOKASI : KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Istri :

Nama Suami :

Umur Suami :

Umur Istri :

Alamat :

Jumlah Anggota Keluarga :

Pendidikan Suami :

Pendidikan Istri :

Pendidikan Anak :

Pengalaman sebagai Petani :

Status Kepemilikan Lahan :

Luas Lahan Kakao :

Jumlah Pohon :

PEWAWANCARA

Nama :

NIM :

Hari/Tanggal :

Waktu :

123

123

A. IDENTITAS TANAMAN KAKAO

Lokasi Geografis : Berbukit/Datar

Tahun Tanam Kakao :

Bulan Panen :

Jarak Tanam :

Varietas yang ditanam :

Umur Kakao :

Bulan Panen :

Jumlah sekali panen :

Jumlah pohon kakao : ..... Pohon

Tanaman Penaung : 1.

2.

Mengapa memilih tanaman penaung tersebut ?

Jawab :

B. GAMBARAN UMUM USAHATANI KAKAO

1. Sejak tahun berapa Anda mengusahakan tanaman kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

2. Apa alasan Anda memilih kakao sebagai usaha budidaya Anda ?

a. Kebiasaan

b. Menguntungkan

c. Mudah dibudidayakan

d. Sesuai musimnya

e. Lainnya

Alasan : ..............................................................................................................

3. Berapa luas lahan yang Anda miliki ?

Jawab : ...............................................................................................................

4. Bagaimana pengaturan jarak tanam yang dilakukan dalam usaha budidaya

kakao anda ?

Jawab : ...............................................................................................................

124

124

5. Apakah disini terdapat kelompok tani ?

a. Ya

b. Tidak

6. Bagaimana keberadaan kelompok tani di tempat Anda ?

a. Aktif

b. Ada, tapi kurang aktif

c. Tidak ada

7. Apakah Anda ikut sebagai anggota kelompok tani ?

a. Ya b. Tidak

8. Setiap berapa bulan sekali pertemuan kelompok tani dilakukan ?

Jawab : ...............................................................................................................

9. Dalam pertemuan kelompok tani, apa yang biasanya dibahas atau dilakukan ?

Jawab : ...............................................................................................................

10. Darimanakah Anda memperoleh bibit kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

11. Adakah kendala yang dihadapi dalam budidaya kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

12. Bagaimana cara Anda mengatasi kendala tersebut ?

Jawab : ...............................................................................................................

13. Darimana Anda memperoleh modal untuk usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

14. Berapa besar modal yang digunakan untuk melakukan usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

15. Apakah ada penyuluhan mengenai budidaya kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

16. Siapa yang melakukan penyuluhan tentang usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

17. Pernakah diadakan pelatihan terkait dengan usahatani kakao oleh

instansi/lembaga tertentu ?

Jawab : ...............................................................................................................

125

125

18. Apakah anda mengikuti pelatihaan tersebut ?

a. Ya

b. Tidak

19. Apakah manfaat yang Anda peroleh dari pelatihan tersebut ?

Jawab : ...............................................................................................................

C. ALASAN WANITA BEKERJA

1. Sejak kapan anda bekerja pada usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

2. Apakah alasan anda bekerja pada usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

3. Mengapa anda memilih melakukan pekerjaan pada usahatani kakao ?

Jawab : ..............................................................................................................

4. Apakah ada pekerjaan lain selain usahatani kakao?

a. Ya

b. Tidak

Sebutkan : ...........................................................................................................

5. Apakah bekerja pada usahatani kakao merupakan kemauan sendiri atau

ajakan orang lain ?

Jawab : ...............................................................................................................

6. Menurut anda, apakah bekerja pada usahatani kakao tersebut aman bagi

wanita ?

Jawab : ...............................................................................................................

7. Apa dampak positif yang anda rasakan ketika anda berkontribusi dalam

kegiatan usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

8. Apa dampak negatif yang anda rasakan ketika anda berkontribusi dalam

kegiatan usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

126

126

D. ALOKASI WAKTU WANITA TANI

1. Alokasi waktu wanita tani kakao

No Aktivitas Alokasi Waktu (Jam/Hari)

1 Kegiatan Produktif

2 Kegiatan Domestik

Pemenuhan Konsumsi

Merawat Anak

Membersihkan Rumah

Kegiatan Sosial

Kegiatan Hiburan

2. Mengapa anda berkontribusi pada usahatani kakao, yang seharusnya seorang

istri memiliki tugas mengurus rumah ?

Jawab : ...............................................................................................................

3. Bagaimana anda mengatur waktu dalam pembagian tugas sebagai ibu rumah

tangga dan bekerja pada usahatani kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

4. Jika anda bekerja, adakah yang menggantikan tugas anda sebagai ibu rumah

tangga yang mengurus rumah ?

Jawab : ...............................................................................................................

5. Apakah terjadi kesulitan saat anda harus membagi tugas antara pekerjaan dan

urusan rumah tangga ?

Jawab : ...............................................................................................................

6. Menurut anda, apakah peran ganda yang anda alami terasa berat ?

a. Ya

b. Tidak

Alasan : ..............................................................................................................

127

127

E. KEBUTUHAN TENAGA KERJA

1. Apakah pernah dilakukan pelatihan terkait budidaya maupun penanganan

pasca panen kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

2. Menurut anda, peranan pekerjaan anda yang dominan terletak pada kegiatan

apa saja ?

Jawab : ...............................................................................................................

3. Lalu suami anda lebih dominan pada kegiatan apa saja ?

Jawab : ...............................................................................................................

4. Apakah pemangkasan kakao dilakukan setiap tahun ?

Jawab : ...............................................................................................................

5. Apakah setiap tahun kakao yang anda budidayakan rutin dilakukan

pemupukan ?

Jawab : ...............................................................................................................

6. Adakah pengairan di kebun kakao anda ?

Jawab : ...............................................................................................................

7. Apakah setiap tahun anda melakukan pemberantasan OPT ?

Jawab : ...............................................................................................................

8. Berapa kali dalam sebulan anda melakukan pemanenan kakao ?

Jawab : ...............................................................................................................

No Jenis Kegiatan

Tenaga

Kerja

Jumlah Hari

Kerja

Jumlah

Waktu Kerja

P W P W P W

1. Pembibitan

2. Penyiapan Lahan

3. Penanaman

4. Pembuatan Rorak

5. Pengairan

6. Sulaman

7. Pemangkasan

128

128

8. Wiwilan

9. Pemupukan

10. Pengendalian OPT

11. Pemanenan

12. Sortasi Buah

13. Pemeraman Buah

14. Pemecahan Buah

15. Pemerasan Lendir

16. Fermentasi

17. Pencucian

18. Penjemuran

19. Sortasi Biji Kering

20. Pengemasan

21. Penyimpanan

129

129

DOKUMENTASI

Gambar 1. Foto Bersama dengan Wanita Tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Gambar 2. Kegiatan Pemecahan Buah Kakao oleh Wanita Tani

130

130

Gambar 3. Wawancara dengan salah satu petani kakao di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar

Gambar 4. Wawancara dengan salah satu wanita tani di Kecamatan Udanawu

Kabupaten Blitar

131

131

Gambar 5. Wanita Tani disaat akan melakukan pemanenan

Gambar 6. Pengambilan buah kakao yang telah dipanen

132

132

Gambar. 7 Kotak Fermentasi yang digunakan olah wanita tani

Gambar 8. Foto Bersama dengan salah satu Wanita Tani