20
-0- 1 Juli 2020 Indentifikasi Kondisi Pasar Saham dan Proyeksinya dengan Menggunakan Indikator Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika IPB University

Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 0 -

1 Juli 2020

Indentifikasi Kondisi Pasar Saham dan Proyeksinya dengan Menggunakan Indikator

Makroekonomi

Seminar Online

Departemen Statistika – IPB University

Page 2: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 1 -

Pendahuluan

• Di pasar saham kita mengenal istilah Bullish (Bulis) dan Bearish (Beris).

• Bulis didefinisikan sebagai kenaikan harga (IHSG) secara gradual dalam waktu lama,

sedangkan Beris adalah penurunan harga (IHSG) dan peningkatan volatilitas.

• Investor akan memperbesar alokasi portofolionya di pasar saham jika kondisi terkini

dan prospek harga saham kedepan dalam kondisi bulis. Sebaliknya investor akan

mengurangi alokasi portofolionya di pasar saham jika kondisi terkini dan prospek

harga saham kedepan dalam kondisi beris.

• Karena itu investor sangat memerlukan identifikasi kondisi pasar saat ini (beris atau

bulis) serta proyeksinya kedepan apakah masih beris atau bulis. Informasi ini juga

akan sangat bermanfaat bagi regulator.

• Masalahnya secara akademik belum ada suatu metode yang standar yang dapat

digunakan dengan mudah untuk identifikasi kondisi pasar saat ini, apalagi untuk

proyeksi-nya kedepan.

Page 3: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 2 -

Riset yang pernah dilakukan

• Mengingat pentingnya hal tersebut bagi investor maupun regulator, maka beberapa

ahli mencoba mengembangkan sejumlah metode kuantitatif untuk identifikasi dan

proyeksi kondisi pasar saham.

• Shiu-Sheng Chen (2008) misalnya menggunakan pendekatan parametrik dan non-

parametrik untuk mengidentifikasi periode beris dan bulis indeks harga saham S&P

500. Pendekatan parametrik dilakukan dengan menggunakan Two-State Markov

Switching Model, sedangkan pendekatan non-parametrik dilakukan dengan

menggunakan algoritma Bry and Boschan.

• Selanjutnya Chen menggunakan indikator makroekonomi seperti pertumbuhan

ekonomi, suku bunga, laju inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar dan lain-lain untuk

memprediksikan kondisi beris. Hasilnya “indikator makroekonomi lebih mampu

meprediksikan kondisi pasar (beris atau bulis) dibandingkan dengan memprediksikan

imbal hasil indeks harga saham” (secara teoritis dipasar yang efisien indeks harga

saham sulit atau tidak bisa diproyeksikan).

Page 4: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 3 -

... Riset yang pernah dilakukan

• Studi yang hampir sama dilakukan oleh Erik Kole dan Dick J.C. van Dijk (2010) untuk

mengidentifikasi periode beris dan bulis indeks harga saham MSCI. Kemudian

menggunakan beberapa indikator makroekonomi seperti indeks produksi industri, laju

inflasi, suku bunga dan lain-lain untuk memprediksikan kondisi pasar (beris atau

bulis) kedepan.

• Masih ada beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh para ahli.

• Dengan menggunakan pendekatan yang hampir sama dengan studi diatas, dilakukan

identifikasi periode beris dan bulis indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI

(Bursa Efek Indonesia), sehingga diperoleh gambaran periode “beris” dan “bulis”.

• Selanjutnya periode beris diberikan nilai “0” dan bulis diberikan nilai “1”. Dengan

demikian kita memiliki data time series IHSG lengkap dengan kondisinya.

• Kemudian membangun model yang menghubungkan antara indikator makroekonomi

domestik dan global dengan kondisi pasar tersebut. Model ini dapat digunakan untuk

membuat proyeksi kedepan mengenai kondisi pasar (bukan level atau return-nya).

Page 5: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 4 -

Tahapan dan Metodologi

• Studi literatur

• Pengumpulan data sekunder

• Seasonal adjustment (bila diperlukan)

• Indentifikasi kondisi IHSG (bulis dan beris)

• Modeling dan Peramalan kondisi IHSG

Page 6: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 5 -

...Tahapan dan Metodologi

• Studi literatur untuk mengumpulkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan, dan

sekaligus menjadi referensi.

• Pengumpulan data sekunder, berupa IHSG dan berbagai indikator makroekonomi

domestik dan global seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, suku bunga, nilai

tukar, jumlah uang beredar, ekspor dan impor, composite coincident dan leading

index, indeks kepercayaan konsumen, dan lain-lain. Data tersebut bersumber dari

BEI, BPS, Bank Indonesia dan Bloomberg.

• Seasonal ajustment (SA) dilakukan terhadap data yang dipengaruhi secara signifikan

oleh faktor musim, misalnya penjualan mobil, motor, konsumsi semen, base money,

dan lain-lain. Mengingat indikator makroekonomi Indonesia banyak dipengaruhi oleh

faktor musim yang bergerak, maka SA dilakukan dengan menggunakan metode X13-

ARIMA (bukan metode dekomposisi). Data kurs dan suku bunga tidak di-SA.

Page 7: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 6 -

Seasonal Adjustment: metode dekomposisi

▪ Model aditif di formulasikan sebagai:

Yt = Tt + St + Ct + It

▪ Model multiplikatif

Yt = Tt * St * Ct * It

Dimana:

Yt = Nilai observasi pada waktu t

Tt = Faktor trend (linier, kwadratik, kubik, eskponensial dll)

St = Faktor musim

Ct = Faktor siklus

It = Faktor acak atau irregular

Page 8: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 7 -

Seasonal Adjustment: Model X12/X13-Arima

Hasil penggabungan model ARIMA dan regresi linier (untuk meng-adjust pengaruh

faktor musim yang bergerak, seperti hari raya Idul Fitri, Imlek, dan lain-lain)

menghasilkan model X-12/X-13 ARIMA, yang dapat dituliskan dalam satu

persamaan sebagai berikut :

t

s

i

itit

Dsds aBBxyBBBB )()()()1()1)(()( =−−−

Pengaruh musiman bergerak

dalam model X-12 ARIMA

ditangani oleh regressor xit.

Page 9: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 8 -

Seasonal Adjustment: Metode Dekomposisi vs Model X13-Arima

▪ Banyak indikator makroekonomi Indonesia yang dipengaruhi

signifikan oleh faktor musim yang bergerak, misal konsumsi

semen, penjualan mobil, base money, dll (chart kiri atas).

▪ Penggunaan data tanpa SA untuk modeling berpotensi

menimbulkan noise yang signifikan dalam model. Karena itu

pengaruh musim ini lebih baik dibersihkan terlebih dahulu.

▪ Seasonal adjustment dengan menggunakan metode SA yang

klasik (metode dekomposisi) tidak mampu membersihkan data

dari faktor musim yang bergerak (chart kiri bawah).

▪ Metode seasonal adjustment yang paling sesuai dengan

musimam yang bergerak adalah X13-Arima (chart kanan atas).

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Konsumsi Semen, Ribu Ton

Jun-17Jul-16

Jul-15

Jul-14

Aug-13Aug-12Aug-11

Sep-10

Jun-18

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Konsumsi Semen, Ribu Ton: Aktual dan SA dengan Metode Dekomposisi

Aktual Seasonally Adjusted

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Konsumsi Semen (Ribu Ton): Aktual dan SA dengan Metode X13-Arima

Aktual Seasonally Adjusted

Page 10: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 9 -

Deteksi Turning Point: Algoritma Bry-Boschan

• Algoritma ini digunakan secara luas untuk deteksi titik peak (puncak) dan trough (lembah) dalam

analisis siklus bisnis. Lembaga yang menggunakan antara lain NBER, OECD, beberapa

universitas dan lembaga riset terkemuka di berbagai negara utk menyusun indeks siklus bisnis.

• Misalkan y(t) = log(IHSGt)*100 (sehingga selisih nilai sekarang dan sebelumnya adalah return)

disebut sebagai titik puncak (peak) pada waktu t, jika:

y(t-k),...,y(t-k+1) < y(t) > y(t+1),...,y(t+k)

Dan disebut lembah (trough) jika:

y(t-k),...,y(t-k+1) > y(t) < y(t+1),...,y(t+k)

Dimana k=5 untuk data bulanan, k=2 untuk data triwulanan, dan k=1 untuk data tahunan.

k = symmetric window parameter.

• Setelah titik puncak dan lembah diidentifikasi, maka data dapat dipartisi menjadi periode:

o Kontraksi = beris → data bergerak dari peak ke trough

o Ekspansi = bulis → data bergerak dari trough ke peak

• Dengan demikian kita bisa menambahkan satu variabel biner (bernilai 0 dan 1) kedalam

dataset, dimana nilai “0” untuk beris dan “1” untuk bulis.

Page 11: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 10 -

Markov Switching Model

• Banyak variabel makroekonomi dan keuangan mengalami perubahan perilaku yang drastis

karena berbagai faktor, seperti krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, perang, dan

lain-lain.

• Sebagai contoh pergerakan nilai tukar rupiah:

✓ Periode mengambang terkendali: tahun 1978 – Juli 1997

✓ Periode mengambang bebas: Juli 1997 – sekarang

• Jika kurs rupiah dimodelkan dengan model AR(1), maka modelnya adalah:

yt - 1 = (yt-1 - 1) + t sebelum Juli 1997

yt - 2 = (yt-1 - 2) + t Juli 1997 sampai sekarang

• Model diatas belum sempurna mengingat perubahan kurs yang sangat drastis (seperti yang

terjadi tahun 1997) bisa saja terulang dimasa datang (kita tidak pernah tahu kapan). Dengan

demikian perubahan atau switch dari 1 ke 2 adalah random variabel, yang berarti

mengandung unsur kemungkinan atau peluang.

Page 12: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 11 -

...Markov Switching Model

• Dengan demikian perubahan dari persamaan 1 ke persamaan 2 dapat dianggap dipengaruhi

oleh suatu unobservable random variable yang disebut state atau regime. Dengan demikian

kedua model diatas dapat dituliskan menjadi:

tststtt

yy +−=− − )( 1

• st bernilai 0 dan 1 dan t menyebar normal dengan mean 0 dan standar deviasi σst.

• Jika yt = log(IHSGt)*100 atau bentuk lainnya, maka st dan σst adalah mean dan standar deviasi

dari yt, dan unobservable st bernilai 0 dan 1 dengan matriks peluang transisi:

P =𝑝00 1 − 𝑝11

1 − 𝑝00 𝑝11P00 = Prob(st=0|st-1=0)

P11 = Prob(st=1|st-1=1)

1 – P00 = P10 = Prob(st=1|st-1=0) dan 1 – P11 = P01 = Prob(st=0|st-1=1)

• Filtered probability untuk masing2 state dihitung dengan:

Qj,t = P(st=j|yt), j = (0,1)

dimana yt adalah informasi yang tersedia pada waktu t. Misal Q0,t = P(st=0|yt) = filtered

probability of state 0 (bear market)

Page 13: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 12 -

Identifikasi periode beris dan bulis dengan algoritma Bry-Boschan

0.0

1000.0

2000.0

3000.0

4000.0

5000.0

6000.0

7000.0

Jan-00

Jun-00

Nov-00

Apr-01

Sep-01

Feb-02

Jul-02

Dec-02

May-03

Oct-03

Mar-04

Aug-04

Jan-05

Jun-05

Nov-05

Apr-06

Sep-06

Feb-07

Jul-07

Dec-07

May-08

Oct-08

Mar-09

Aug-09

Jan-10

Jun-10

Nov-10

Apr-11

Sep-11

Feb-12

Jul-12

Dec-12

May-13

Oct-13

Mar-14

Aug-14

Jan-15

Jun-15

Nov-15

Apr-16

Sep-16

Feb-17

Jul-17

Dec-17

May-18

Oct-18

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Periode bulis

Periode bulis

Periode bulisPeriode bulis

Periode beris

Periode yang ditandai warna merah menggambarkan periode beris, dan lainnya adalah bulis.

Page 14: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 13 -

Model Regresi Logistik

• Regresi logistik dirancang untuk menghubungkan peluang terjadinya suatu

‘kejadian’ dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya. Bentuk

umum regresi logistik adalah:

dimana M = banyaknya variabel bebas dalam model. Fungsi tersebut

menyatakan probabilita terjadinya kejadian tertentu (misal peluang kondisi

pasar bulis atau P(Y=1)). Sebaliknya P(Y=0) = 1 – P(Y=1) adalah peluang

kondisi pasar beris. Nilai peluang tersebut akan berada antara 0 dan 1.

MM

MM

xxx

xxx

e

ex

++++

++++

+=

...

...

2211

2211

1)(

Page 15: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 14 -

Hasil Estimasi Model Logistik

Independent Variables Deskripsi

01. ID_CAR_YTD(-2) Penjualan Mobil, YTD

02. ID_MOTOR_GYOY(-2) Penjualan Motor

03. ID_CEMENT_GYOY(-2) Konsumsi Semen

04. BRENT(-2) Harga Minyak Brent

05. ID_M2(-2) Jumlah Uang Beredar (M2)

06. ID_10GBY(-1) Imbal Hasil SUN Tenor 10 Tahun

07. IDR(-1) Kurs Rupiah

08. ID_INF(-2) Laju inflasi

09. US_CEI(-2) Composite Coincident Economic Index AS

10. D_UST(-2) Selisih Yield US-treasury 10 Tahun dan 1 Tahun

Dependent Variable: Kondisi IHSG (0 = Beris, 1 = Bulis)

▪ Peluang bulis berkorelasi postif dengan peningkatan aktifitas sektor ril (penjualan mobil, motor, konsumsi semen) dan likuditas

perekonomian (M2) dengan lag 2 bulan.

▪ Peluang bulis berkorelasi negatif dengan harga minyak dunia, imbal hasil SUN, pelemahan rupiah, inflasi, peningkatan aktifitas

ekonomi AS serta kenaikan US-treasury yield, dengan lag 1 – 2 bulan.

Page 16: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 15 -

Kemampuan Prediksi Model Logistik

▪ Dari 181 point data periode Agustus 2003 – Agustus 2018 ada 24 kali (bulan) kejadian IHSG mengalami periode beris dan 157

kali (bulan) mengalami bulis.

▪ Model logistik diatas mampu memprediksikan 87.5% kejadian beris dan 98.7% kejadian bulis, dan secara keseluruhan model

tersebut mampu memprediksikan 97.2% kejadian beris dan bulis.

0 = Beris 1 = Bulis Total

0 = Beris 21 2 23

1 = Bulis 3 155 158

Total 24 157 181

% Correct Predicted 87.5 98.7 97.2

Kondisi IHSG: PredictedKondisi IHSG: Actual

Tabel Klasifikasi

Page 17: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 16 -

Fitted: Peluang Beris dan Bulis

0.0

30.0

60.0

90.0

120.0

Jan-04

Jul-04

Jan-05

Jul-05

Jan-06

Jul-06

Jan-07

Jul-07

Jan-08

Jul-08

Jan-09

Jul-09

Jan-10

Jul-10

Jan-11

Jul-11

Jan-12

Jul-12

Jan-13

Jul-13

Jan-14

Jul-14

Jan-15

Jul-15

Jan-16

Jul-16

Jan-17

Jul-17

Jan-18

Jul-18

Probabilita IHSG Bulis dan Beris, %

Probabilita Bulis, % Probabilita Beris, %

Page 18: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 17 -

Kondisi Pasar: Aktual vs Fitted (1 = Bulis, 0 = Beris)

Hasil prediksi kondisi pasar (beris & bulis) hanya mengalami sedikit kesalahan (2.76%), artinya daya prediksi model relatif bagus.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Jan-04

Jun-04

Nov-04

Apr-05

Sep-05

Feb-06

Jul-0

6

Dec-06

May-07

Oct-07

Mar-08

Aug-08

Jan-09

Jun-09

Nov-09

Apr-10

Sep-10

Feb-11

Jul-1

1

Dec-11

May-12

Oct-12

Mar-13

Aug-13

Jan-14

Jun-14

Nov-14

Apr-15

Sep-15

Feb-16

Jul-1

6

Dec-16

May-17

Oct-17

Mar-18

Aug-18

Kondisi Pasar: Aktual vs Fitted

Market State: Aktual Market State: Fitted

Page 19: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 18 -

Kesimpulan dan Pengembangan

• Algoritma Bry-Boschan dan MSAR(p) dapat digunakan untuk identifikasi periode ekspansi

(=bulis) atau resesi (=beris) dalam perekonomian maupun di pasar modal.

• Hasil identifikasi dapat dimodelkan dengan menggunakan model probit/logit untuk memprediksi

dan proyeksi kondisi ekspansi/bulis dan resesi/beris.

• Informasi ini berguna bagi pelaku pasar maupun regulator

• Model serupa dapat digunakan untuk:

o Indeks Harga Saham Gabungan Sektoral

o Kurs rupiah atau mata uang lainnya

o Harga Komoditas (misal: crude oil, CPO, emas, dll)

Page 20: Current Economic Conditions and Its Near-Term Prospects · Makroekonomi Seminar Online Departemen Statistika –IPB University - 1 - Pendahuluan • Di pasar saham kita mengenal istilah

- 19 -

Terima kasih