31

D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan
Page 2: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

D. Realisasi Program dan Kegiatan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Disamping capaian strategis, terdapat program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja Deputi

Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata pada tingkat eselon II.

1. Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya

1. Penetapan Destinasi Wisata Kuliner

2. Fasilitasi dan Konsolidasi Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa

3. Sosialisasi Pedoman Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa

4. Penyusunan Naskah Potensi Wisata

Kuliner dan Spa

5. Koordinasi Pengembangan Destinasi

Wisata Halal

6. Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata

Perdesaan Dan Perkotaan

7. Peningkatan Produk Wisata Perdesaan

Dan Perkotaan

8. Percepatan Pengembangan Destinasi

Wisata Perdesaan Dan Perkotaan

9. Seminar Nasional Pengembangan Wisata

Sejarah Dan Religi “Anatomi Pariwisata

Halal Global”

10.Koordinasi Pengembangan Wisata

Sejarah Dan Religi Di Forum Regional Dan

Internasional

11. Sosialisasi Pedoman Destinasi Wisata

Tradisi dan Seni Budaya di Surakarta

12. Koordinasi Pengembangan Wisata Sejarah

Dan Religi Di Forum Regional Dan

Internasional

13. Sosialisasi Pedoman Destinasi Wisata

Tradisi dan Seni Budaya di Surakarta

14. Bimtek Penyusunan Produk Wisata Culture

and Heritage ASEAN

15. Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni Budaya di Forum Regional dan Internasional (Jawa Timur – DI Yogyakarta)

16. Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan Seni Budaya (NTB – Jawa Barat – Sulawesi Selatan – Jawa Tengah)

17. Pengelolaan Wisata Bimbingan Teknis Tradisi dan Seni Budaya (Jawa Barat – Banten)

Page 3: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

1. Penetapan Destinasi Wisata Kuliner

Penetapan destinasi wisata kuliner dilaksanakan

guna melaksanakan misi yang diemban oleh

Kementerian Pariwisata yaitu mengembangkan

kepariwisataan khususnya wisata kuliner yang

berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan

serta mampu mendorong pembangunan daerah.

Penetapan destinasi wisata kuliner dilakukan

melalui tahapan penilaian di beberapa daerah di

Indonesia yang dianggap mempunyai potensi wisata

kuliner dan memenuhi kriteria untuk dijadikan

daerah tujuan wisata kuliner di Indonesia. Hal

tersebut dimaksudkan agar sumber daya yang ada

dapat fokus secara bersama dalam menggerakkan

sektor kuliner agar mampu menjadikan suatu

daerah siap dalam menerima wisatawan kuliner

sehingga daerah tersebut layak untuk disebut

sebagai destinasi wisata kuliner. Adapun tujuan

Penetapan Destinasi Wisata Kuliner adalah

menetapkan destinasi pariwisata di Indonesia yang

memenuhi kriteria sebagai destinasi wisata kuliner

sehingga dapat menjadi panduan yang jelas bagi

wisatawan baik domestik maupun mancanegara

yang mempunyai minat terhadap wisata kuliner di

Indonesia.

Dalam menetapkan destinasi wisata kuliner pada

triwulan ketiga tahun 2016, tim melakukan survey

penilaian ke 3 (tiga) lokasi yaitu :

Malang (12 Agustus 2016)

Banjarmasin (4 Agustus 2016)

Pada pelaksanaan penilaian tersebut, tim

assessment berasal dari akademisi dan juga asosiasi

terkait kuliner selalu berkoordinasi dengan Dinas

terkait di daerah.

Penilaian terhadap ke 3 (tiga) lokasi tersebut

dilakukan berdasarkan kriteria dan indikator,

antara lain :

1. Kelayakan produk dan daya tarik utama

a. Kualitas produk kuliner

b. Kekhasan makanan, bahan baku, peralatan

dan atau pengolahannya

c. Kesehatan makanan

d. Harga

Page 4: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

e. Kualitas tempat kegiatan wisata kuliner

2. Kelayakan pengemasan produk dan even

a. Keamanan dan kemanfaatan

b. Pembelajaran akan kuliner

c. Kualitas tempat kegiatan wiata kuliner

d. Even dan festival kuliner

e. Kompetisi kuliner

3. Kelayakan pelayanan

a. Keramahan pelayanan dan penampilan

pelayan

b. Waktu / kecepatan penyajian

c. Kekhasan sistem pelayanan

d. Standar terkait pelayanan makanan

e. Informasi detail dan interpretasi tentang

kuliner

4. Kelayakan lingkungan

a. Lingkungan alam

b. Lingkungan sosial ekonomi

c. Lingkungan budaya

5. Kelayakan bisnis

a. Kapasitas SDM

b. Kapasitas produksi

c. Kemampuan pemasaran

d. Kemampuan permodalan

e. Pemanfaatan teknologi

f. Jiwa kewirausahaan

6. Peranan pemerintah dalam pengembangan

destinasi wisata kuliner

a. Zonasi pengembangan

b. Perijinan

c. Fasilitasi

d. Pemberdayaan

e. Pengendalian sanitasi dan higienis

Ke depannya, nilai dari ketiga lokasi tersebut

direkapitulasi untuk dihitung total nilai yang

digabungkan dengan lokasi-lokasi lainnya yang telah

dinilai, untuk dibuat peringkat sehingga dapat

ditetapkan menjadi destinasi wisata kuliner

unggulan tahun 2016.

Page 5: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Penetapan Destinasi Wisata Kuliner pada triwulan

III dilakukan melalui kegiatan rapat dan perjalanan

dinas guna melakukan survey dan penilaian

langsung terhadap daerah – daerah yg telah

ditentukan. Adapun pihak yang diundang dalam

rapat di daerah tersebut adalah Dinas Kesehatan,

BAPPEDA, PHRI, Dinas Pariwisata, Asosiasi kuliner

dan akademisi.

2. Fasilitasi dan Konsolidasi Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa

Kegiatan Fasilitasi dan Konsolidasi Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa bertujuan untuk

memfasilitasi dan mengintegrasikan pengembangan

destinasi wisata kuliner dan spa antar

Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah,

pengelola pariwisata, pihak swasta, dan para

pemangku kepentingan lainnya yang terlibat

mengingat potensi wisata kuliner dan spa yang

dapat digunakan sebagai alat untuk

mendayagunakan sekaligus kendaraan untuk

melestarikan keanekaragaman potensi sumber daya

nasional. Kegiatan ini juga digunakan untuk

memfasilitasi kegiatan dalam rangka percepatan

pengembangan destinasi wisata kuliner dan belanja

yang menjadi salah satu fokus di Asdep

Pengembangan Destinasi Wisata Budaya c.q. Bidang

Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner dan Spa.

Page 6: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Pada triwulan III, kegiatan ini dilaksanakan dalam

bentuk Workshop di beberapa lokasi yaitu:

1. Workshop di Palembang tanggal 3 Agustus 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

2. Workshop di Yogyakarta tanggal 9 Agustus 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

3. Workshop di Bali tanggal 23 Agustus 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

4. Workshop di Solo tanggal 22 Agustus 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

5. Workshop di Semarang tanggal 30 Agustus 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

6. Workshop di Makassar tanggal 7 September

2016. Jumlah peserta 50 orang.

Adapun peserta yang diundang pada acara

workshop tersebut adalah:

1. Dinas Pariwisata

2. Dinas Kesehatan

3. Badan POM Daerah

4. Dinas Perindustrian

5. Dinas Perdagangan

6. UMKM daerah

7. DPD PHRI

8. DPD ASITA

9. PD Pasar setempat

10. DPD APPBI

11. Akademisi

12. Budayawan

13. Pelaku pariwisata

14. Dan pemangku kepentingan lainnya.

Pada workshop tersebut disampaikan hal-hal

sebagai berikut:

- Menyampaikan program-program pemerintah

pusat sesuai arahan Presiden Joko Widodo

terkait pariwisata dan upaya-upaya untuk

pencapaian target jumlah kunjungan

wisatawan khususnya melalui percepatan

pengembangan destinasi wisata kuliner dan

belanja yang berada di bawah Asdep

Pengembangan Destinasi Wisata Budaya.

- Mendorong daerah untuk berperan aktif dalam

mencapai target kunjungan wisatawan

mancanegara sebesar 20 jt dan 275 jt

wisatawan nusantara pada tahun 2019

khususnya pada sektor wisata kuliner dan

Page 7: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

belanja melalui festival daerah, pembuatan

paket wisata kuliner daerah, database wisata

kuliner daerah, sentra kuliner daerah, dll.

- Berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan

para pemangku kepentingan terkait untuk

bersama-sama berkomitmen dalam

mengembangkan potensi wisata kuliner dan

belanja daerah sehingga daerah tersebut

memiliki daya tarik yang berdaya saing untuk

mendatangkan wisatawan.

3. Sosialisasi Pedoman Pengembangan Destinasi

Wisata Kuliner dan Spa

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan

pedoman pengembangan destinasi wisata kuliner dan

spa yang telah disusun pada tahun 2015 kepada

pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan

terkait lainnya.

Pedoman pengembangan destinasi wisata kuliner dan

spa diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi

wisata kuliner dan spa yang ada di daerahnya.

Untuk itu, guna meningkatkan kesadaran para SKPD di

daerah akan potensi wisata kuliner dan spa, diperlukan

sosialisasi pedoman tersebut. Pada triwulan III tahun

2016, kegiatan ini dilakukan dalam bentuk workshop

yang dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu:

1. Workshop Sosialisasi Pedoman Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa di Balige,

Sumatera Utara, pada tanggal 22 Juli 2016. Jumlah

peserta 50 orang.

Page 8: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

2. Workshop Sosialisasi Pedoman Pengembangan

Destinasi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate tanggal

9 September 2016. Jumlah peserta 50 orang.

4. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa

Daya tarik/atraksi merupakan unsur yang paling

penting dan tulang punggung bagi kegiatan pariwisata.

Dalam penetapan satu tempat tujuan wisata, umumnya

yang dinilai pertama kali adalah keunikan atraksi yang

ada di lokasi tersebut baik berupa daya tarik

sumberdaya alam maupun budaya. Jika tidak ada atraksi

yang ditawarkan, maka berarti tidak ada pariwisata dan

wisatawan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,

wistawan asing yang berkunjung ke Indonesia lebih dari

Page 9: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

60% tertarik akan potensi akan produk wisata budaya,

35% produk wisata alam dan hanya 5% yang melakukan

kunjungan berdasarkan produk wisata buatan. Dan

untuk produk wisata kuliner dan spa, sebanyak 27%

dari total wisatawan yang berkunjung ke Indonesia

mengunjungi wisata kuliner dan spa. Potensi wisata

kuliner dan spa menjadi salah satu pilar utama dalam

mendatangkan jumlah wisatawan dan mencapai target

Presiden Joko Widodo pada tahun 2019 sebanyak 20

juta wisman datang ke Indonesia.

Melihat potensi wisata budaya yang salah satunya

adalah wisata kuliner dan spa sangat besar, maka sangat

penting untuk melakukan penyusunan naskah potensi

daya tarik wisata kuliner dan spa. Keberadaan naskah

potensi wisata kuliner dan spa ini memiliki nilai penting

diantaranya: untuk sarana informasi destinasi

pariwisata, inventarisasi objek daya tarik wisata kuliner

dan spa.

Sebagai sarana informasi destinasi kepariwisataan

Indonesia, naskah potensi wisata kuliner dan spa ini

berisi mengenai informasi potensi wisata kuliner dan

spa yang ada di daerah. Inventarisasi data wisata kuliner

dan spa diperlukan untuk kebutuhan dalam

pengembangan wisata kuliner dan spa sehingga menjadi

naskah potensi yang bisa dimanfaatkan baik pemerintah

pusat, pemerintah daerah, pengelola pariwisata,

investor, stakeholder terkait, masyarakat dan juga

wisatawan.

Oleh karena itu, kegiatan Penyusunan Naskah Potensi

Wisata Kuliner dan Spa ini menjadi sangat penting

mengingat begitu banyak daya tarik wisata di Indonesia

yang bisa dikembangkan untuk mendatangkan jumlah

wisatawan mancanagara.

Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa

pada triwulan III dilakukan melalui beberapa kegiatan

diantaranya Focus Group Discusion (FGD) dan

konsinyering guna melakukan survey terhadap potensi

wisata kuliner dan spa yang ada di beberapa daerah

sekaligus melakukan koordinasi dengan dinas setempat

serta menyamakan persepsi dalam menyusun format

laporan akhir naskah potensi wisata kuliner dan spa.

Adapun pelaksanaan FGD tersebut dilakukan di 2 (dua)

lokasi yaitu:

Page 10: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

1. Konsinyering Penyusunan Naskah Potensi Wisata

Kuliner dan Spa di Jakarta pada tanggal 18 Agustus

2016. Jumlah peserta 35 orang.

2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016.

Jumlah peserta 50 orang.

Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa

menghasilkan dokumentasi berupa Buku Naskah Potensi

Wisata Kuliner dan Buku yang rencananya akan dicetak

pada akhir tahun 2016 ini.

5. Koordinasi Pengembangan Destinasi Wisata Halal

Indonesia berpotensi menjadi destinasi wisata Halal

(Halal tourism) yang paling unggul di dunia.

Keberagaman destinasi dan kekayaan budaya Nusantara

merupakan modal utama dan tidak dimiliki negara lain.

Apalagi kesadaran masyarakat dan industri pariwisata

nasional akan perlunya pariwisata ramah wisatawan

muslim (muslim friendly tourism) semakin tinggi.

Keberhasilan Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi

destinasi wisata Halal terbaik dunia yang memperoleh

World Halal Tourism Award (WHTA) 2015,

membuktikan bahwa Indonesia sangat unggul.

Keberhasilan ini menginspirasi destinasi-destinasi lain

di Indonesia mengembangkan Pariwisata Halal.

Pariwisata Halal Indonesia mulai didorong pemerintah

sejak tahun 2012. Dan dalam dua tahun terkahir,

pemerintah semakin gencar memasyarkatkan dan

mengembangkan Pariwisata Halal dengan sejumlah

kebijakan dan dukungan terhadap destinasi dan industri

Pariwisata Halal. Targetnya, Indonesia menjadi destinasi

Pariwisata Halal utama di dunia. Menurut Global Muslim

Tavel Index (GMTI, 2016), Indonesia menduduki

Page 11: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

peringkat ke 4 dalam Top 10 Halal Friendly Holiday

Destination di dunia. Pemerintah Indonesia

menargetkan pada 2019 mencapai peringkat pertama.

Untuk itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya membentuk

Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H)

yang dipimpin oleh Ketua Riyanto Sofyan, pelaku

industri Pariwisata Halal. Wisatawan muslim yang

berkunjung ke Indonesia tahun 2014 mencapai 1,8 juta

wisatawan atau 20 persen dari total kunjungan

wisatawan mancanegara. Pariwisata Halal merupakan

pasar besar yang akan menambah kunjungan wisatawan

mancanegara yang akan meningkatkan mendapatan

negara dan masyarakat.

Pasar wisatawan muslim dunia sebesar USD 116 miliar

(2014) dan akan tumbuh mencapai USD 180 miliar pada

2020. Ketua TP3H Kementerian Pariwisata, Riyanto

Sofyan, memaparkan Indonesia telah menyiapkan “quick

win” Pariwisata Halal dalam tiga langkah strategis.

Pertama, global leadership, dengan program

pemenangan award internasional, peningkatan

peringkat dan aktif diberbagai forum internasional.

Kedua, pemasaran dan promosi, melalui integrasi

kampanye pemasaran di dalam dan luar negeri. Ketiga,

pengembangan destinasi dan kelembagaan. Kompetisi

Pariwisata Halal Nasional 2016 Salah satu program

TP3H Kementerian Pariwisata untuk memacu Pariwisata

Halal diantaranya dengan menyelenggarakan Kompetisi

Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016. Kompetisi ini

juga merupakan ajang apresiasi terhadap destinasi dan

industri yang mengembangkan Pariwisata Halal. Para

pemenangnya akan diusulkan dalam kompetisi

Pariwisata Halal internasional, World Halal Tourism

Award 2016. Kompetisi yang dimulai sejak Juni 2016

hingga September 2016 sudah memasuki tahap asesmen

dan penjurian. Dari hasil penilaian dan pleno Dewan Juri,

sebanyak 111 destinasi dan industri pariwisata nasional

terpilih menjadi nominator dalam KPHN 2016.

Kementerian Pariwisata akan memberikan penghargaan

kepada para pemenangnya berupa 15 Anugerah

Pariwisata Halal Terbaik, dengan kategori sebagai

berikut:

1. Airport Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

2. Hotel Keluarga Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

3. Resort Pantai Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

Page 12: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

4. Biro Perjalanan Wisata Halal Terbaik

5. Website Travel Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

6. Destinasi Bulan Madu Ramah Wisatawan Muslim

Terbaik

7. Operator Haji dan Umroh Terbaik

8. Destinasi Wisata Halal Terbaik

9. Destinasi Kuliner Halal Terbaik

10. Destinasi Budaya Terbaik

11. Sentra Kuliner Halal Terbaik

12. Pusat Belanja Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

13. Restoran Halal Terbaik

14. Daya Tarik Wisata Terbaik

15. Kuliner Halal Terbaik

Masyarakat telah memilih nominator yang terbaik

melalui e-voting yang digelar secara online mulai tanggal

26 Agustus – 15 September 2015. Pemilihan e-voting

tersebut dapat diakses pada website

www.halaltourism.id. Penganugerahan penghargaan

(award) Pariwisata Halal telah dilaksanakan pada

tanggal 7 Oktober 2016. Pemenang KPHN akan

diusulkan mengikuti kompetisi Pariwisata Halal

internasional, mewakili Indonesia. Dewan Juri KPHN

2016 menggelar rapat pleno, Selasa, 23 Agustus 2016,

menetapkan para nominator tersebut. Nominator dipilih

dari para pendaftar yang dibuka sejak Juni 2016 dan

rekomendasi TP3H. Rapat pleno juga memutuskan

memperluas kategori dengan mengakomodasi kearifan

lokal. Aspek penilaian utama dalam KPHN 2016 meliputi

Profile, Key Achievement, Unique Characteristics. Aspek

penilaian Profile meliputi pofil destinasi atau usaha serta

komitmen pada kepatuhan untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan muslim, sertifikasi Halal untuk produk

makanan dan minuman, penyediaan fasilitas kemudahan

untuk beribadah, dan komitmen yang tergambar dalam

kebijakan, struktur organisasi, kepemimpinan, sistem

operasional.

Aspek penilaian Key Achievements menggambarkan

performance destinasi atau usaha, data pasar dan

pekermbangannys, capaian dan target pasar, kepuasan

konsumen, kinerja keuangan, sistem prosedur serta

pembinaan SDM. Aspek Unique Characteristics

merupakan inovasi dan terobosan produk dan

pelayanan yang sesuai pada komitmen pemenuhan

kebutuhan wisatawan muslim. TP3H Kementerian

Pariwisata mengapresiasi partisipasi masyarakat,

pemerintah daerah, dan dunia usaha yang sudah

Page 13: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

mengembangkan Pariwisata Halal dan turut serta dalam

KPHN 2016.

E-voting kompetisi ini telah ditutup pada 14 September

2016, oleh karena itu perlu dilaksanakan pertemuan

lanjutan berupa FGD Koordinasi Pengembangan

Destinasi Wisata Halal dalam rangka Kompetisi

Pariwisata Halal Nasional 2016 untuk memutuskan

pemenang-pemenang dari setiap kategori sekaligus

melaksanakan Press Conference pemenang KPHN 2016

ini.

FGD Koordinasi Pengembangan Destinasi Wisata Halal

dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016, di Sofyan

Hotel Betawi. Pada FGD ditetapkan Pemenang/penerima

penghargaan 15 Kategori dari Kompetisi Pariwisata

Halal Nasional, strategi E-Voting untuk pemenangan

World Halal Tourism Award 2016 dan pemberitahuan

kepada media perihal penerima penghargaan kompetisi

ini.

Page 14: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

6. Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Perdesaan

Dan Perkotaan

Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan wisata perdesaan

dan perkotaan telah dilaksanakan di Kota Malang dengan

peserta berasal dari Pelaku wisata di KSPN Bromo,

Tengger, Semeru pada tanggal 31 Agustus 2016 sampai

dengan 2 September 2016. Kegiatan ini dilaksanakan

bertujuan memberikan pelatihan kepada pemerintah

daerah, pelaku wisata, komunitas dan asosiasi pariwisata

dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam mengelola

wisata perdesaan dan perkotaan baik dari segi destinasi,

kelembagaan maupun pemasaran.

Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari (2 hari

fullboard), dengan narasumber antara lain Bapak Ary

Senjaya Suhandi, Ibu Wita Simatupang, Ibu Wiwien T

Wiyonoputri, dan Bapak Rifky Mustafa Sungkar. Adapun

materi yang disampaikan adalah tentang pemahaman awal

pedoman pengembangan wisata perdesaan dan perkotaan,

pemahaman situasi perwilayahan dan potensi wisata di

kab/kota sekitar KSPN Bromo,Tengger, Semeru, diskusi

SWOT, dan penyusunan wisata berdasarkan potensi

wilayah. Peserta diajarkan dalam bentuk kelompok dengan

suasana yang interaktif dan menerapkan langsung pada

tugas-tugas dengan studi kasus kab/kota masing-masing,

sehingga peserta dapat memahami dengan baik materi

yang disampaikan.

7. Peningkatan Produk Wisata Perdesaan Dan

Perkotaan

Kegiatan Pengingkatan Produk Wisata Perdesaan dan

Perkotaan telah dilaksanakan di di Kota Malang dengan

peserta berasal dari Pelaku wisata di KSPN Bromo,

Tengger, Semeru pada tanggal 2 September 2016 sampai

dengan tanggal 4 September 2016. Kegiatan ini merupakan

serangkaian kegiatan yang dilaksanakan melanjutkan

kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Perdesaan

dan Perkotaan. Bertujuan untuk meberikan pelatihan

kepada pemerintah daerah, pelaku wisata, komunitas dan

asosiasi pariwisata dalam rangka meningkatkan nilai

produk wisata perdesaan dan wisata perkotaan melalui

pengemasan produk wisata yang menarik dalam rangka

meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan wisatawan

khususnya wisata perdesaan dan perkotaan.

Page 15: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari (2 hari

fullboard), dengan narasumber antara lain Bapak Ary

Senjaya Suhandi, Ibu Wita Simatupang, Ibu Wiwien T

Wiyonoputri, dan Bapak Rifky Mustafa Sungkar. Adapun

materi yang disampaikan adalah tentang pengenalan

produk wisata yang memberikan nilai lebih, kombinasi

produk wisata, pelayanan pariwisata, penilaian kebutuhan

sarana dan prasarana wisata, dampak pariwisata,

penetapan harga produk wisata, pemasaran produk wisata,

penguatan lembaga dan kemitraan pariwisata. Peserta

diajarkan dalam bentuk kelompok dengan suasana yang

interaktif dan menerapkan langsung pada tugas-tugas

dengan studi kasus kab/kota masing-masing, sehingga

peserta dapat memahami dengan baik materi yang

disampaikan.

8. Percepatan Pengembangan Destinasi Wisata

Perdesaan Dan Perkotaan

Tim percepatan pengembangan destinasi wisata perdesaan

dan perkotaan melaksanakan beberapa kali pertemuan

membahas tentang rencana aksi pada tahun 2016 dan 2017

– 2019.

Secara garis besar, bahasan yang dilakukan antara lain:

1. Menyampaikan dasar pemikiran stratejik

perlunya pariwisata perdesaan dan perkotaan.

Terutama berbasis pada target dari

Kementerian Pariwisata.

2. Definisi pariwisata perdesaan dan perkotaan

yang berlaku secara umum termasuk

benchmarking dengan desa dan kota lain.

3. Menetapkan desa dan kota prioritas. Tidak

terbatas pada 10 DPU maupun juga pada lokasi

yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan

kunjungan wisman yang besar.

4. Menetapkan target kunjungan wisman di kota

dan desa pada destinasi terpilih. Target desa

dan kota merupakan satu kesatuan dan

ditetapkan mengikuti penetapan target

mendukung DPU.

5. Melakukan pilihan fokus pada desa dan kota

yang memenuhi kriteria (atas dasar kajian Tim)

sbb:

Page 16: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

a. Memiliki kemungkinan dapat tercapainya

target yang ditetapkan (2019) secara lebih

cepat dan mudah.

b. Telah menjadi perhatian dan dukungan

antar Kementerian/Lembaga Negara serta

Daerah.

c. Berdampak besar pada percepatan

kunjungan wisman nasional juga citra

pariwisata nasional.

6. Melakukan kajian awal atas program sektoral

yang terkait langsung dan berkonsultasi dengan

unit kerja di Kementerian Pariwisata.

7. Menetapkan lokus desa dan kota yang menjadi

prioritas penyusunan Rencana Aksi 2016-2019

8. Mempersiapkan rincian inventarisasi untuk

menyelesaikan target Desember 2016 berupa

Rencana Aksi 2016-2017 yang telah dilengkapi

dengan indikasi program, rencana kegiatan dan

penanggung jawab kegiatan.

9. Menyiapkan diskusi terbatas di

Kementerian/Lembaga dan Daerah terpilih

untuk dasar kesepakatan sesuai target

Page 17: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

pekerjaan Desember 2016. Adapun

Kementerian/Lembaga yang telah diajak

berdiskusi yaitu Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi.

11. Seminar Nasional Pengembangan Wisata Sejarah

Dan Religi “Anatomi Pariwisata Halal Global”

Kegiatan seminar berlokasi di Aula Barat ITB,

diselenggarakan pada hari Kamis dan Jum’at, 1 – 2

September 2016. Seminar yang memiliki tema “Anatomi

Pariwisata Halal Global” ini dihadiri oleh ± 450 peserta dan

50 undangan dari berbagai kalangan. Kehadiran peserta

sesuai dengan target yang diharapkan. Tujuan

diselenggarakannya seminar ini adalah untuk

Mensosialisasikan pengetahuan kepada seluruh pemangku

kepentingan pariwisata mengenai teori, konsep, prinsip,

dan aspek-aspek terkait pariwisata halal;

Mensosialisasikan proses dan penerapan sertifikasi halal

pada usaha pariwisata (restoran, hotel, biro travel, dan spa)

di destinasi pariwisata halal di Indonesia; Membangun

jejaring (networking) dengan pemangku kepentingan

pariwisata halal di tingkat daerah, nasional, regional, dan

internasional. Secara umum, seminar mengangkat

beberapa isu terkait, yaitu: Teori, konsep, prinsip, dan

aspek-aspek terkait pariwisata halal; Kebijakan pariwisata

halal di Indonesia; Penerapan pariwisata halal pada usaha

pariwisata (restoran, hotel); Studi kasus beberapa destinasi

pariwisata halal di Indonesia; Anatomi pariwisata halal di

beberapa negara di dunia (Jepang dan Belgia)

Seminar dihadiri oleh para pejabat tinggi seperti Bapak Dr.

Arief Yahya (Menteri Pariwisata RI 2014 – 2019), Dr. Sapta

Nirwandar, SE. (Penggagas Pariwisata Halal Indonesia,

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011 -

Page 18: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

2014), serta Dr. M. Zainul Majdi, MA. (Gubernur Nusa

Tenggara Barat). Berikut ini beberapa intisari seminar yang

diklasifikan berdasarkan masing-masing pembicara.

Paparan I : Dr. Ir. Syarif Hidayat (Ketua Pusat Halal Salman

& Yayasan Pembina Masjid Salman)

Kegiatan ini bertujuan mempromosikan dua hal yakni

pariwisata dan halal. Pariwisata akan memberikan

sumbangan devisa besar, tanpa perlu impor mesin dan

bahan baku dari luar. Bahan maupun sumber daya alam

semua tersedia, tinggal mengelolanya dengan baik.

‘Halal’ saat ini menjadi satu kata baru yang menjanjikan

setelah DPR mengesahkan Undang-Undang Jaminan Produk

Halal. “Halal” saat ini sudah menjadi nomenklatur dunia.”

Berbeda dengan syariah yang berkonotasi agama, halal

lebih dapat diterima oleh masyarakat.

Paparan II : Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono (Wakil

Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB)

Pariwisata menjadi salah satu potensi, dan semua orang

dapat terlibat menjadi pelaku.

ITB memiliki Pusat Kajian Halal yang lebih fokus kepada

keilmuan –scientific- tentang makanan halal, farmasi (obat-

obatan maupun kosmetik) halal, dan yang akan digiatkan

adalah pariwisata halal.

ITB siap untuk berkontribusi menjadi salah satu bagian

dari perkembangan Pariwisata Halal, siap berkolaborasi

dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk

mewujudkan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu

destinasi pariwisata halal di Indonesia bersama dengan

provinsi lain seperti Aceh, Sumatra Barat, dan Nusa

Tenggara Barat.

Paparan III : Dedi Mizwar (Wakil Gubernur Provinsi Jawa

Barat)

Indonesia memiliki potensi yang sangat bagus untuk dapat

mengembangkan pariwisata halal karena mayoritas

penduduknya beragama Islam; meskipun

perkembangannya tertinggal oleh negara nonMuslim

seperti Singapura; disebabkan oleh berbagai faktor,

misalnya pengemasan maupun pelayanan yang kurang

baik.

Page 19: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi

Kementerian Pariwisata dalam mengembangkan

pariwisata halal yang mana konsep Halal ini mengikuti

aturan-aturan Islam, termasuk sarana prasarana yang

ditampilkan; sebagai contoh hotel diwajibkan tidak

menyediakan makanan/minuman beralkohol, kolam

renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan

wanita.

Pembenahan perlu dilakukan; pelayanan dari para pelaku

pariwisata, kemudahan fasilitasi sertifikasi halal produk

pangan khususnya maupun obat dan kosmetik (sejauh ini

sudah mencapai 11.572 sertifikat halal), juga promosi

destinasi pariwisata halal secara massif.

Perlu kerjasama dari berbagai unsur terkait untuk

membangun pariwisata halal; perlu sinergitas berbagai

pihak.

Manfaat yang diperoleh adalah adanya jaminan rasa aman

bagi masyarakat muslim maupun non Muslim, ketika

berwisata khususnya.

Paparan IV : Dr. Arief Yahya (Menteri Pariwisata RI 2014 -

2019)

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa

namun performa pelayanan pariwisata masih butuh

peningkatan. Jika ingin mengembangkan pariwisata halal,

maka Indonesia harus mengikuti standar dunia dalam

memilih destinasi pariwisata yang mengadopsi nilai-nilai

syariat Islam. Indonesia masih perlu berupaya

meningkatkan sektor ini, terutama melalui promosi dan

peningkatan prestasi di mata dunia. Sektor prioritas

pembangunan pada kabinet kerja ini adalah infrastuktur,

maritim, energy, makanan, dan pariwisata. Dari sisi

branding Kementrian Pariwisata dengan Pesona

Indonesia/Wonderful Indonesia, mendapat nilai 47 dari

100, ini lebih kecil dibandingkan Thailand dan Malaysia.

Pusat Kajian Halal ITB diharapkan dapat menjadi

Indonesia’s Halal Tourism Research Center (ITB

bertanggungjawab terhadap pembinaan dan pendidikan

SDM halal); area masjid dan kantin Salman menjadi

Bandung’s Halal Tourism Destination; sedangkan Walini

Estate akan menjadi model untuk Halal Agrotourism.

Produk pendukung perlu mengacu juga pada kriteria dan

standar halal dunia, sehingga sertifikasi untuk makanan,

fashion, kosmetik pun diperlukan. Mengedukasi

masyarakat untuk memiliki kesadaran pentingnya

sertifikasi halal menjadi salah satu prioritas semua elemen,

baik pemerintah maupun swasta dan lembaga lainnya.

Pelayanan atau service kepada wisatawan perlu

ditingkatkan, terutama wisatawan mancanegara. Sudah ada

penetapan destinasi pariwisata halal, namun yang populer

adalah Aceh, Sumatra Barat, dan Nusa Tenggara Barat.

Paparan V : Dr. Sapta Nirwandar, SE. (Penggagas Pariwisata

Halal Indonesia, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif 2011 - 2014)

Landasan petunjuk dari Al-qur’an adalah Al-Jumu’ah (62) :

10 dan Qof (50) : 78

Page 20: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Traveling dalam terminologi Islam dapat berupa haji,

umrah, silaturahim, mengunjungi objek wisata alam,

budaya dan sejarah (ziarah), atau dalam rangka kesehatan.

Sebelum adanya istilah ‘wisata halal, dahulu lebih dikenal

dengan wisata religi, wisata ziarah, wisata spiritual, atau

wisata sejarah.

Salah satu tindak lanjut dalam mengembangkan pariwisata

halal adalah dengan mengadakan studi banding dan FGD

bertemakan syariah.

Negara-negara lain sudah mempelopori halal jauh

dibanding Indonesia; Korea (150 resto di Korea sudah

bersertifikasi halal), Thailand, Singapura.

Paparan VI : Dr. dr. Endy M. Astiwara, MA., CPLHI., FIIS.

(Ketua Bidang Bisnis dan Pariwisata Dewan Syariah

Nasional)

Ulama yang ada di Aceh dan Lombok dapat menjadi ‘agent’

dalam mengembangkan pariwisata halal di daerah

setempat. Pariwisata halal itu bukan pariwisata yang

bertemakan wisata religi atau wisata ziarah. Halal berlaku

tidak hanya untuk muslim, namun juga nonmuslim.

Indonesia perlu berkompetisi dengan Negara lain dalam

memberikan service terbaik bagi wisatawan muslim,

contoh kecilnya dengan menyediakan mushola senyaman

mungkin bagi wisatawan.

Paparan VII : Dr. Yo Nonaka, BA., MA., Ph. D. (Associate

Professor of Keio University, Japan; Researcher of

Southeast Asian Studies)

Meski jumlah Muslim di Jepang masih minoritas dan tidak

ada program dari pemerintah tentang pariwisata halal,

namun jumlah wisatawan Muslim ke Negeri Sakura

semakin meningkat.

Pemerintah tidak melarang, namun juga tidak mensupport

secara penuh; yang dilakukan adalah dengan menggalang

komunitas Muslim yang ada untuk bersama-sama turut

mengkampanyekan pariwisata halal dalam menarik

wisatawan Muslim ke Jepang.

Langkah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan negara

lain seperti menyediakan makanan dan restoran halal,

tempat shalat di hotel dan bandara hingga sekitar tempat

wisata dan tempat belanja; juga melakukan kerjasama

dengan beberapa komunitas, perusahaan dan lembaga

dalam pelatihan dan sosialisasi tentang halal; memberikan

pelatihan dan pengembangan serta penyediaan SDM

muslim yang handal dalam segala bidang termasuk industri

pariwisata halal.

Beberapa kendala diantaranya adalah masih ada beberapa

perusahaan yang enggan mengurus sertifikat halal

terhadap produk atau jasa yang diberikan kepada

wisatawan.

Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan Jepang dapat

menjadi daerah tujuan utama bagi wisatawan Muslim

termasuk dari Indonesia.

Paparan VIII : Prof. Eng. Marc Deschamps (Director of

Belgium Halal Club)

Page 21: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Belgia bukan daerah tujuan utama wisatawan Muslim,

namun dalam tahun terakhir mengalami peningkatan yang

cukup signifikan.

Kaum Muslim di Belgia turut tertantang untuk mengambil

peran dalam industri pariwisata, termasuk menyediakan

segala keperluan selama kunjungannya dalam koridor

sesuai syariah Islam. Dalam lima tahun ini, restoran halal

maupun hotel khusus bagi wisatawan Muslim mulai

bermunculan. Meski Muslim masih minoritas dan

pariwisata halal belum masuk program pemerintah, namun

pihaknya dengan didukung oleh berbagai komunitas

Muslim di Belgia siap menyambut dan melayani wisatawan

Muslim dari berbagai negara. Terkait munculnya

‘islamophobia’ yang dihubungkan dengan tindakan radikal

dan terrorism, masyarakat Eropa sebagian besar sudah

dapat bersikap rasional yang dapat membedakan antara

tindakan dengan agama. Hal tsb menjadi bagian dari

kampanye yang dilakukan dan masyarakat Eropa

khususnya di Belgia tidak terlalu terpengaruh dengan

beberapa insiden terror tersebut.

Paparan IX : Dr. Nunung Rusmiati, M.Si. (Sekjen ASITA DPP

Jawa Barat);

Pariwisata halal adalah bagian dari industri pariwisata

untuk para wisatawan muslim. Pelayanan wisatawan dalam

pariwisata halal merujuk pada aturan Islam.

Istilah pariwisata halal mulai dikenal tahun 2015 dalam

acara World Halal Tourism Summit di Abu Dhabi.

Prospek wisata halal 100% lebih cepat dari sektor wisata

lainnya. Menurutnya, wisata halal diprediksikan akan

tumbuh hingga US$200 miliar pada tahun 2020.

Wisata halal akan menjadi sebuah generator besar bisnis

dalam jangka panjang dengan pendapatan maksimum.

Paparan X : Dr. M. Zainul Majdi, MA. (Gubernur Nusa

Tenggara Barat)

Visi pembangunan Provinsi NTB yaitu mewujudkan

masyarakat Nusa Tenggara Barat yang beriman, berbudaya,

berdaya saing dan sejahtera.

Pembangunan daerah turut memastikan nilai-nilai agama

yang kuat yang ada pada masyarakat; tentunya juga

ditunjang dengan semangat keberagaman. Nilai ini pula

dapat diaplikasikan dalam pembangunan kepariwisatan di

NTB.

Komitmen ini merujuk pada kebijakan yang sudah

ditetapkan, yaitu Peraturan Perda Pariwisata Halal;

komitmen ini mengantarkan pula NTB untuk meraih

penghargaan tingkat dunia, pada 2015 lalu mendapatkan 2

award diantaranya best halal destination dan best

honeymoon destination. Sehingga pada tahun 2016 ini NTB

mendapatkan dampak yang luar biasa, yaitu kunjungan

wisatawan yang meningkat cukup pesat. Target di tahun

2017 akan ada 2000 hotel dan restoran bersertifikasi halal.

Hal ini dapat membuka pasar baru yang ingin menikmati

pariwisata halal. Perlunya kesadaran dan komitmen untuk

mengembangkan pariwisata halal di NTB, salah satunya

adalah dengan mengedukasi para pelaku pariwisata sambil

Page 22: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

terus promosi dan memasarkan NTB sebagai destinasi

pariwisata halal. NTB memiliki kawasan Mandalika, di

selatan Pulau Lombok yg luasnya lebih dari 1000 ha, di

dalam area tsb sekitar 250 ha akan dikembangkan sebagai

halal hub, untuk pembangunan berbagai fasilitas hotel dan

beragam aktivitas didalamnya. Untuk pengembangan

kawasan, NTB itu masuk dalam “Hilal 1”. Pariwisata halal

dan pariwisata konvensional sedapat mungkin berjalan

beriringan, dengan memberikan kemudahan dan

kenyamanan wisatawan dalam beribadah dan lainnya.

Diharapkan NTB dapat menjadi garda terdepan dalam

mengembangkan pariwisata halal.

Paparan XI : Muhammad Yanuar Bramuda, S.Sos., MBA.,

MM. (Kepala Dinas Pariwisata Kab. Banyuwangi)

Banyuwangi pada umumnya hanya menjadi lokasi transit

wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali, belum adanya

promosi yang massif, namun saat ini image Banyuwangi

berubah. Terlebih ketika Banyuwangi membuktikan pada

dunia karena telah masuk dalam nominasi UNWTO Awards

di Madrid lalu.

Banyuwangi menjadi salah satu 10 destinasi prioritas

Kemenpar, “10 Bali Baru”.

Strateginya antara lain: menjadikan pariwisata sebagai

unggulan, mengubah mindset birokrasi, serta membangun

infrastruktur teknologi informasi.

Beberapa event yang telah diselenggarakan antara lain

Islamic Fashion Week, sebagai penguat brand, festival

santri. Telah ada juga beberapa hotel syariah sebagai

pendukung pariwisata halal.

Paparan XII : Hafizuddin Ahmad, Lc. (Wakil Ketua Tim

Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian

Pariwisata; Dewan Pengawas Syariah PT. Sofyan Hotels,

Tbk.)

Wisatawan muslim perlu kemudahan untuk beribadah,

mendapatkan makanan halal, terjaga dari kemaksiatan dan

kemunkaran, serta mendapat nilai tambah dari perjalanan.

Beberapa kebutuhan wisatawan muslim: bandara,

akomodasi, restoran, atraksi, spa, pusat perbelanjaan,

transportasi, biro travel.

Page 23: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Kenapa perlu sertifikasi? Karena ada titik kritis dimana

perlu melabeli produk sehingga konsumen percaya saat

mengkonsumsinya. Namun, bukan berarti yang belum

bersertifikasi itu haram.

Setiap hotel syariah memiliki kategorisasi, hilal 1, hilal 2

dan hilal 3. Masing-masing memiliki indikatornya sendiri.

Lembaga sertifikasi antara lain LPPOM untuk restoran,

makanan, minuman, obat, dan kosmetik serta DSN MUI

untuk hotel (jasa) BPW dan SPA.

Paparan XIII : Ir. Muti Arintawati, M.Si. (Wakil Direktur

LPPOM MUI)

Halal merupakan kebutuhan dan bagian dari hak asasi

manusia. Tujuannya adalah mengetahui dengan pasti di

mana produk diproduksi, bagaimana proses produksinya,

apa bahan yang digunakan, dari produsen mana dan

bagaimana status kehalalannya, Caranya adalah dengan

melakukan audit untuk memeriksa bahan, formula,

fasilitas, dokumen pendukung, dan sistem manajemen. Dua

lembaga yang terlibat dalam Sertifikasi Halal MUI :

a). LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan

dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) merupakan

sebuah lembaga yang dibentuk oleh MUI dengan tugas

menjalankan fungsi MUI untuk melindungi konsumen

muslim dalam mengkonsumsi makanan, minuman, obat-

obatan maupun kosmetika. LPPOM MUI berperan dalam

memberikan penilaian dari perspektif sains.

b). Komisi Fatwa MUI adalah salah satu komisi dalam MUI

yang bertugas memberikan ijtihad untuk menghasilkan

suatu hukum Islam terhadap persoalan-persoalan yang

sedang dihadapi umat Islam. Keanggotaan komisi fatwa

mewakili seluruh organisasi Islam yang ada di Indonesia.

Komisi Fatwa MUI berperan dalam memberikan penilaian

dari perspektif syariah.

Page 24: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

12. Koordinasi Pengembangan Wisata Sejarah Dan

Religi Di Forum Regional Dan Internasional

Kegiatan Koordinasi Pengembangan Wisata Sejarah dan

Religi di Forum Regional dan Internasional dilaksanakan

pada hari Jum’at tanggal 9 September 2016 di D’Locomotif

Pantai Tongaci, Bangka. Acara dibuka oleh Bapak Bambang

Cahyo Murdoko selaku perwakilan Asdep Pengembangan

Destinasi Wisata Budaya. Dengan diadakannya kegiatan ini

diharapkan dapat memberi pengaruh untuk diplomasi

kebudayaan. Pariwisata merupakan sector utama dalam

pembangunan bangsa karena saat ini sumber daya mineral

dan energy semakin menipis sehingga dibutuhkan sector

lain yang dapat menunjang kesejahteraan bangsa dan

Negara. Saat ini Cheng Ho menjadi salah satu alternative

pembangunan pariwisata. Hal tersebut terlihat dari telah

dilaksanakannya peluncuran JSC di berbagai kota di

Indonesia. Terdapat 10 Destinasi JSC di Indonesia yaitu

Aceh, Batam, Palembang, Bangka, Cirebon, Semarang, Bali

dan Tuban dimana pada saat itu Tuban memiliki pelabuhan

laut yang cukup besar.

Semoga dengan diadakannya kegiatan ini dapat lahir ide-

ide baru tentang pengembangan JSC dari diskusi ini untuk

menjadi daya Tarik wisata khususnya di dunia.

13. Sosialisasi Pedoman Destinasi Wisata Tradisi dan

Seni Budaya di Surakarta

Sosialisasi Pedoman Pengembangan Destinasi Wisata

Tradisi dan Seni Budaya dilaksanakan pada tanggal 25

Agustus 2016 di Hotel Lampion, Surakarta. Kegiatan

dengan narasumber Prof. Yuwana Marjuka dan Agus

Hartono ini dihadiri peserta berjumlah 50 orang. Kegiatan

dibuka oleh Kabid Seni Budaya Perfilman, Sejarah

Purbakala dan Permuseuman, Ibu Vero Ekowati. Sebagai

perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan memberikan

Page 25: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

sambutan dalam acara tersebut adalah Kabid Destinasi

Wisata Tradisi dan Seni Budaya, Dra. Anna Sunarti, MM.

Hasil dari Sosialisasi Pedoman Pengembangan Destinasi

Wisata Tradisi dan Seni Budaya disimpulkan bahwa target

destinasi adalah 3A (memiliki atraksi berskala

international, memiliki aksesibilitas berskala international,

dan memiliki amenitas berskala international) dan 3G

(gunakan standar global, gunakan benchmark dengan

kompetitor, dan gunakan angka agar terukur dan mudah

mengatur atau mengelola). Target ini adalah pedoman

menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan kota, termasuk

juga acuan dalam pembuatan pedoman destinasi wisata

tradisi dan seni budaya. Tradisi adalah intangible cultural

heritage, sedangkan seni dan budaya adalah tangible

cultural heritage. Sedangkan pedoman ini dibuat agar

antara harapan dan realita pengembangan destinasi wisata

tradisi dan seni budaya tidak terjadi ketimpangan.

14. Bimtek Penyusunan Produk Wisata Culture and

Heritage ASEAN

Kegiatan Bimtek Penyusunan Produk Wisata Culture and

Heritage ASEAN dilaksanakan di Hotel Bahamas Belitung

pada tanggal 2- 4 Agustus 2016. Kegiatan ini diikuti oleh 50

orang peserta dengan narasumber Ibu Tetty DS. Ariyanto

M.Par dan Prof. Yuwana Marjuka.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan rute pelaksanaan bimtek

meliputi Desa Badau, Museum Kerajaan Badau, Rumah

Adat Belitong, Desa Wisata Terong, kawasan wisata

Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi. Desa Badau

merupakan lokasi Kerajaan pertama di Belitung, yang

didalamnya terdapat Museum Badau, Sanggar Budaya

Badau, Penangkaran hewan Tarsius, Kesenian khas

Belitung “Belipat Bergong”, Pekebunan nanas Badau, dan

Pembuatan parang Badau.

Di rumah adat

Belitong, dilaksanakan

makan siang bersama

khas Belitung “Makan

Bedulang” dengan

Page 26: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

sajian musik dan tarian selamat dating. Sedangkan di Desa

Terong terapat Kawasan Bukit Tebalu, Kesenian Gambus,

Budaya sungai, dan Kawasan mangrove.

15. Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni

Budaya di Forum Regional dan Internasional (Jawa Timur – DI Yogyakarta)

a) Provinsi Jawa Timur - April 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni Budaya di Forum Regional dan Internasional dilaksanakan di kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 7 – 9 April 2016. Anggaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebesar Rp 206.232.800 ,- dengan jumlah peserta 50 (limapuluh) orang yang terdiri dari beberapa unsur yaitu: Dinas Pariwisata/Kebudayaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Stakeholder terkait dan pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

b) Provinsi DI Yogyakarta – April 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan seni Budaya di Forum Regional dan Internasional yang dilaksanakan di Hotel Fortuna Dafam Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 – 29 April 2016. Anggaran yang dikeluarkan untuk

penyelenggaraan kegiatan tersebut adalah Rp 44.100.000,- dengan jumlah peserta 50 (limapuluh) orang terdiri dari berbagai unsur diantaranya: Dinas Pariwisata/Kebudayaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Stakeholder terkait dan para pemangku kepentingan bidang kepariwisataan. Bentuk kegiatannya yaitu workshop Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni Budaya di Forum regional dan Internasional, dalam rangka peningkatan koordinasi antar wilayah strategis dan cepat tumbuhkembang guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya dalam mendukung terhadap peningkatan daya saing kawasan produkeunggulan di bidang wisata tradisi dan seni budaya daerah. Adapun tujuan diselenggarakannya Kegiatan Koordinasi Pengembangan Wisata Tradisi dan seni

Page 27: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Budaya di Forum Regional dan Internasional ini adalah untuk: a. Memberikan pemahaman mengenai makna,

manfaat dan pentingnya koordinasi antar pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, stackholder terkait dan dengan para pemangku kepentingan serta pelaku wisata bidang tradisi dan seni budaya;

b. Melakukan penjajagan kerjasama dengan pemerintah daerah dan asosiasi serta komunitas penggerak wisat budaya;

c. Melakukan identifikasi daya saing pruduk wisata tradisi dan seni budaya terhadao pengembangan destinasi wisata budaya Indonesia;

d. Melakukan survey terhadap pengembangan destinasi wisata budaya di Indonesia, khususnya mengenai pengembangan wisata tradisi dan seni budaya serta melakukan pengukuran (assessment) terhadap product quality culture destination yang sesuai dengan minat dan trend pasar;

e. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

16. Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan Seni

Budaya (NTB – Jawa Barat – Sulawesi Selatan – Jawa Tengah)

a) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) – April 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan Seni Budaya yang dilaksanakan

Page 28: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

di wilayah Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat , pada tanggal 14 – 15 April 2016. Bentuk kegiatannya yaitu workshop. Anggaran yang dipergunakan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah Rp 59.270.000 ,- dengan jumlah peserta 50 orang terdiri dari beberapa unsur yaitu: Dinas Pariwisata/Kebuadayaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Stackholder terkait dan pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

b) Provinsi Jawa Barat – Mei 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan Seni Budaya yang diselenggarakan di hotel Newton Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 2 – 3 Mei 2016. Anggaran yang dipergunakan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah Rp 59.400.000 ,- dengan jumlah peserta 50 orang terdiri dari beberapa unsur yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, Kabupaten/Kota dan beberapa stackholder terkait dan para pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

c) Provinsi Sulawesi Selatan - Mei 2016 : Penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan seni Budaya yang diselenggarakan di hotel Fave Panakukkang, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 17 – 18 Mei 2016. Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut adalah Rp 67.100.000,-. Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 50 orang, terdiri dari beberapa unsur yaitu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, Kabupaten/Kota dan beberapa stackholder terkait serta pemangku pariwisata di bidang pariwisata.

Page 29: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

d) Provinsi Jawa Tengah - Agustus 2016 : Penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi Pedoman Wisata Tradisi dan Seni Budaya yang diselenggarakan di hotel Lampion Surakarta, Jawa Tengah, pad

a tanggal 25 Agustus 2016. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk workshop. Adapun anggaran yang dipergunakan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah Rp70.292.000 ,- dengan jumlah peserta 50 orang terdiri dari beberapa unsur yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, Kabupaten/Kota dan beberapa stackholder terkait dan para pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

Page 30: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

17. Pengelolaan Wisata Bimbingan Teknis Tradisi dan Seni Budaya (Jawa Barat – Banten)

a) Provinsi Jawa Barat - April 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Tradisi dan Seni Budaya di hotel Santika Bandung, Jawa barat, pada tanggal 16 – 18 April 2016. Anggaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah Rp 132.000.000,- dengan jumlah peserta 50 orang terdiri dari beberapa unsur yaitu: Dinas Pariwisata/Kebuadayaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Stackholder terkait dan para pemangku kepentingan bidang pariwisata. Lokasi opservasi lapangan dalam kegiatan ini yaitu di pusat permainan tradisional Komunitas HONG kampung Kolecer, Desa Cibuluh, kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang dan di Saung Angklung UJO Bandung.

b) Provinsi Banten - Juni 2016 :

Penyelenggaraan kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Tradisi dan Seni Budaya di hotel Royale Krakatau Cilegon, Provinsi Banten , pada tanggal 1 – 3 Juni 2016. Anggaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan kegiatan ini adalah Rp 115.800.000 ,- dengan jumlah peserta 50 orang terdiri dari beberapa unsur yaitu: Dinas Pariwisata/Kebuadayaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Stackholder terkait dan pemangku kepentingan di bidang pariwisata. Lokasi opservasi lapangan dalam kegiatan ini adalah di kehidupan masyarakat Badui Luar kampung Kanekes, Lebak.

Page 31: D.€¦ · 2. FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa di Ternate pada tanggal 7 September 2016. Jumlah peserta 50 orang. Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan

Kegiatannya yaitu workshop Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Tradisi dan Seni Budaya dan obsevasi lapangan ke tempat-tempat seni kerajinan tradisional, dalam rangka pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuhkembang untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya dalam mendukung peningkatan daya saing kawasan produk unggulan di bidang tradisi dan seni budaya daerah.

Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Tradisi dan Seni Budaya bertujuan untuk: Melakukan penjajakan kerjasama dengan

pemerintah daerah dan asosiasi serfta komunitas penggerak wisata budaya.

Melakukan identifikasi daya saing produk wisata tradisi dan seni budaya terhadap pengembangan destinasi wisata budaya di Indonesia.

Melakukan survei terhadap pengembangan destinasi wisata budaya di Indonesia, khususnya mengenai pengembangan wisata tradisi dan seni budaya serta melakukan pengukuran (assesment) terhadap product quality culture destination yang sesuai dengan minat dan trend pasar.

Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.