Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL
PEMBERITAAN TENTANG KASUS PENISTAAN AGAMA DI SURAT
KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA
(Studi Analisis Isi Berita Kasus Penistaan Agama
oleh Basuki Tjahaja Purnama di Surat Kabar Kompas dan Republika
Periode Bulan Oktober – Desember 2016)
Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
YUNITA DWI SETYONINGRUM
D1215057
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
PEMBERITAAN TENTANG KASUS PENISTAAN AGAMA
DI SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA
(Studi Analisis Isi Berita Kasus Penistaan Agama
oleh Basuki Tjahaja Purnama di Surat Kabar Kompas dan Republika
Periode Bulan Oktober – Desember 2016)
Yunita Dwi Setyoningrum
Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractDefamation of Religion in Indonesia case was committed by Basuki
Tjahaja Purnama as a candidate for Governor of DKI Jakarta. This case originated from the statement Basuki Tjahaja Purnama who meet the residents in Pramuka Island, Kepulauan Seribu and he quoted al-Maidah 51.Both public and mass media also highlighed this case by various reactions through the news that they shared. This research is compared two newspapers in Indonesia, Kompas and Republika. Republika has a religious nationalist ideology (Islam), while Kompas has a nationalist ideology.This research has purpose to know the difference between Kompas and Republika when they serve defamation of religion news byBasuki Tjahaja Purnamabased on the difference of locating news page ,transmission category, and news source.
This research is descriptive research with agenda setting theory and using content analysis tested quantitatively why chi square to see that the difference is significant or not between two medias with same category.
The result of research shows no significant difference in locating news page which has result that X2is (0,132>0,05). Besides, there is a significant difference in transmission category which has result that X2is (0,00<0,05). And, there is also significant difference in news source which has result that X2is (0,035 <0,05).This result shows that Republika and Kompas has difference when they serve defamation of religin news.
Keyword : Content Analysis, Defamination of Religion Case, Agenda Setting, Newspaper, Media Transmission.
1
Pendahuluan
Pro dan kontra masyarakat mengiringi kasus dugaan penistaan agama surat
“Al Maidah ayat 51” oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kronologi kasus
Ahok atas tuduhan penistaan agama berdasarkan portal berita online
Tribunnews.com berawal dari pernyataan Ahok saat berkunjung di acara bertemu
warga di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu dengan mengutip surat al-Maidah
51.Pemprov DKI mengunggah rekaman video full kunjungan Ahok ke Kepulauan
Seribu dengan durasi 1:48:33. Kemudian video tersebut menjadi viral saat Buni
Yani mengunggah video rekaman pidato itu di akun Facebooknya, berjudul
“Penistaan terhadap Agama?” dengan transkrip pidato dan video Ahok yang telah
dipotong berdurasi 30 detik dan menuliskan caption “karena dibohongi Surat Al
Maidah 51”. Beberapa surat kabar seperti Harian Republika dan Jawa Pos
kemudian menurunkan berita terkait penistaan agama. 1
Kasus ini menjadi isu nasional yang menyita perhatian publik yang luas
dari dalam maupun luar negeri, dalam portal berita online
http://news.liputan6.com menyebutkan terjadi demo 4 November yang
melibatkan massa yang besar dari ormas keagamaan dan masyarakat dari berbagai
daerah di Indonesia bahkan pemberitaan seputar aksi massa tersebut juga masif
dilakukan media luar negeri. Menurut artikel berita koran Australia Sidney
Mornig Herald menyebutkan massa aksi tersebut sekitar 150 ribu orang bahkan
CNN dalam artikel beritanya menyebutkan bahwa ada lebih dari 200 ribu orang
yang mengikuti aksi unjuk rasa kasus penistaan agama oleh Ahok. 2
Salah satu media massa yang banyak menyorot berita tersebut adalah surat
kabar. Surat kabar adalah media cetak yang diterbitkan secara berkala berupa
lembaran-lembaran kertas yang relatif lebar dan tidak dijilid, lembaran-lembaran
tersebut memuat berita atau iklan.3
1http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/07/kronologi-kasus-dugaan-penistaan-agama-oleh --ahok diakses pada 10 Maret 20172http://news.liputan6.com/read/2644824/ketika-media-barat-menaksir-jumlah-demonstran-4- november diakses pada 22 Oktober 20173Efendy, OnongUchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2005,hlm.154
2
Kasus ini merupakan kasus yang menyita perhatian nasional sehingga
beberapa media massa surat kabar nasional pun menganggap kasus ini sangat
penting dan rutin melaporkan berita perkembangan kasus tersebut,seperti halnya
Kompas dan Republika. Sebuah situs pemeringkatan surat kabar dunia, “4
International Media & Newspaper- www.4imn.com tahun 2014”, membuat
peringkat surat kabar di seluruh dunia termasuk di Indonesia.Hasil pemeringkatan
web tersebut menunjukkan, Harian Kompas dan Republika masuk dalam tiga
besar surat kabar terpopuler di Indonesia. Dalam situs tersebut Kompas menjadi
surat kabar paling populer di Indonesia dengan menempati urutan pertama dan
Republika berada di urutan ketiga.4
Kompas merupakan salah satu media terbesar dan tertua di Indonesia
dengan jumlah oplah tertinggi di Indonesia dan memiliki sekitar 1,2 juta pembaca.
Kompas yang terbit sejak 28 Juni 1965 ini disebut juga sebagai harian Cina-Jawa-
Katolik. Sementara surat kabar harian Republika merupakan koran nasional yang
dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi masyarakat Indonesia.
Republika terbit pertama kali 4 Januari 1993 didirikan oleh BJ.Habibie pada masa
orde baru.
Setiap media massa mempunyai ideologi yang tercermin dari visi dan misi
yang ada. Visi dan misi tersebut pada akhirnya akan terlihat dari produk
jurnalistik yang dihasilkan. Republika dan Kompas sebagai media massa juga
mempunyai ideologinya masing-masing.Republika sebagai media massa yang
memiliki ideologi nasionalis agamis (Islami), sedangkan Kompas sebagai media
massa yang memiliki ideologi nasionalis. Perbedaan latar belakang diantara kedua
media massa di atas tentu akan melahirkan karakter khas dalam penyajian isi
berita masing-masing surat kabar tersebut.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah “Apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberitaan kasus Penistaan Agama
4http://www.4imn.com/id/ diakses pada 10 Maret 2017
3
terkait pengucapan surat Al Maidah: ayat 51 oleh Ahok di Kepulauan Seribu pada
surat kabar Kompas dan Republika periode Oktober – Desember 2016?
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi Massa
Pada penelitian ini berfokus pada komunikasi massa karena melibatkan media
massa cetak yaitu surat kabar Kompas dan Republika. Defleur dan Dennis
McQuail mengatakan bahwa , komunikasi massa merupakan proses dimana
komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan- pesan secara luas,
dan secara terus- menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat
mempengaruhi komunikan.5
2. Berita
Menurut Mursito, berita merupakan sebuah realitas simbolik yaitu realitas yang
terdiri dari kata-kata yang membentuk kalimat yang tersusun secara sistematis dan
terstruktur. Berita sendiri tidak identik dengan peristiwa namun sebuah upaya
untuk merekonstruksi kerangka inti peristiwa tersebut.6 Dalam memberikan
penilaian terhadap suatu berita dalam selain dengan melihat news value yang
terkandung dalam berita tersebut, dalam penelitian ini peneliti juga melihat
menganalisis isi berita yang dimuat media berdasarkan, halaman penempatan
berita, arah berita dan sumber berita.
1) Halaman Penempatan Berita
Penempatan halaman berita pada surat kabar sangat ditentukan oleh nilai berita
yang terkandung dalam peristiwa tersebut. Oleh karena itu, berita yang
mempunyai nilai berita yang tinggi biasanya akan ditempatkan pada halaman
muka.7
2) Arah Kecenderungan Berita
Sebagai produk jurnalistik dan sebagai realitas simbolik, terdapat tiga arah
pemberitaan menurut Laswell, yaitu sebagai berikut:
5 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2000, hlm.104 6 Mursito BM. Jurnalisme Komprehensif Konsep, Kaidah & Teknik Penulisan Berita, Feature, Artikel,Jakarta:Literate,2013, hlm. 81-827 Hasrullah, Megawati Dalam Tangkapan Pers, Yogyakarta: LKIS, 2001, hlm. 66
4
a. Favourable ( Mendukung / Positif). Berita secara eksplisit maupun implisit
mendukung, menyanjung, memuji, serta menyetujui.
b. Unfavourable ( Melawan/negatif ). Berita secara eksplisit maupun implisit
menolak atau tidak mendukung seperti mencela, meremehkan, atau menolak.
c. Netral merupakan berita, pernyataan atau opini dalam surat kabar ,berita secara
eksplisit maupun implisit tidak memihak atau netral.
3) Sumber Berita
Dalam pemilihan sumber berita haruslah hati-hati, karena sekali memperoleh
sumber yang salah maka akan berdampak negatif pada tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kredibilitas lembaga tersebut.8
3. Surat Kabar
Menurut Totok Djuroto surat kabar merupakan kumpulan berita, artikel, cerita
yang dicetak pada lembaran kertas berukuran plano, terbit secara teratur, bisa
setiap hari atau seminggu sekali.9
4. Agenda Setting
Menurut Pamela J.Shoemaker (1996) apa yang diketahui publik mengenai
suatu tertentu sebagian besar ditentukan oleh proses penyaringan dan pemilihan
berita yang dilakukan media massa.10 Secara singkat, teori agenda setting
mengatakan bahwa setiap media massa khususnya berita, tidak selalu memberi
apa yang harus kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu
kita apa yang harus kita lakukan. Media membentuk agenda-agenda melalui
pemberitaan, dan khalayak yang membaca berita tersebut akan mengikutinya.
Menurut Chaffed dan Berger, terdapat beberapa catatan yang dapat memperjelas
teori agenda setting, yaitu:11
1) Teori agenda setting mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan
mengapa orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
8 As Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik : Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006, hlm. 979 Djuroto,Totok, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004, hlm.1110 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013. hlm. 49711 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT.Rajawali Pers, 200, hlm.197
5
2) Teori agenda setting mempunyai kekuatan memprediksi, sebab jika orang-
orang mengekspos suatu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama
itu penting.
3) Teori agenda setting dapat dibuktikan salah apabila orang-orang tidak
mengekspos media yang sama, maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan
bahwa isu media itu penting.
5. Analisis Isi
Barelson mengatakan analisis isi merupakan suatu teknik penelitian yang
dilakukan secara obyektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi
yang tampak12. Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan.
McQuail dalam Kriyantono (2006), mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis
terhadap isi pesan komunikasi adalah13:
1) Mendiskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media.
2) Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial.
3) Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat.
4) Mengetahui fungsi dan efek media.
Metodologi
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, metode
kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan
pada pengujian sebuah teori terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka,
dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi
prediktif teori tersebut benar.14 Populasi dalam penelitian ini adalah berita pada
surat kabar Kompas dan Republika periode Oktober – Desember 2016 yang
terkait kasus Penistaan Agama (Al-Maidah:51) oleh Basuki Tjahaja Purnama.
Dengan anggota populasi berjumlah 236 berita dari koran Kompas dan Republika.
Sedangkan sampel yang diambil yaitu seluruh berita pada Koran Kompas dan
12 Eriyanto, Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm.15 13 Kriyantono.R, Teknik Praktis Riset Komunikasi.,Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2006, hlm. 23314 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012, hlm 76.
6
Republika periode Oktober- Desember 2016 yang berjumlah 236 berita yang
terdiri dari 61 berita pada Koran Kompas dan 175 berita pada Koran Republika.
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis data dengan uji Chi
Square atau Ci Kuadrat yang ditulis dengan simbol x². Teknik ini digunakan
untuk mengukur koefisien korelasi antara dua variabel jika data untuk variabel
dinyatakan sebagai klafikiasi, atau sebagai alat analisis untuk uji signifikansi dari
kebebasan antara dua sampel15. Uji ini dinilai cocok untuk menganalisis pesan dari
dua komunikator yang berbeda. Rumus chi square sebagai berikut :
X2 =
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
O = frekuensi observasi (berdasarkan data yang diperoleh)
E = frekuensi harapan
Untuk mengukur reliabilitas penelitian ini, peneliti melakukan akan pretest
dengan mengkoding sampel ke dalam kategorisasi, yang telah ditentukan,
kemudian kegiatan ini akan dilakukan oleh dua pengkode yang telah ditunjuk oleh
peneliti.. Mengenai tingkat persetujuan bersama digunakan rumus Holsti yaitu
CR= 2 MN 1+N 2
Keterangan :
CR : Coefisien Reliability
M : Jumlah pertanyaan yang disetujui dua pengkoding
N1 + N2 : Jumlah pertanyaan yang diberi kode oleh pengkoding
Kemudian digunakan pula rumus dari Scott untuk memperkuat hasil uji
relibilitas di atas. Berikut rumus Scott:
Pi =
Pi : Nilai keterandalan
1 : Konstanta
15 Ulber Silalahi, Ibid, hlm. 332
7
Sajian Data
Dari hasil uji realibilitas yang dilakukan oleh peneliti dan pengkoder
terhadap masing-masing kategori, menghasilkan temuan sebagai berikut ini :
1) Untuk kategori halaman penempatan berita, tingkat realibilitas pada Surat
Kabar Kompas menunjukkan angka sebesar 1. Sedangkan tingkat realibilitas
pada Surat Kabar Republika juga menunjukkan angka sebesar 1 dengat tingkat
persetujuan masing-masing pengkoding sebesar 1.
2) Untuk kategori arah kecenderungan berita, tingkat realibilitas pada Surat Kabar
Kompas menunjukkan angka sebesar 0,93 dengan nilai persetujuan masing-
masing pengkoding sebesar 0,61. Sedangkan tingkat realibilitas pada Surat
Kabar Republika menunjukkan angka 0,85 dengan nilai persetujuan sebesar
0,68.
3) Untuk kategori sumber berita, tingkat realibilitas pada Surat Kabar Kompas
menunjukkan angka sebesar 1. Sedangkan tingkat realibilitas pada Surat Kabar
Republika juga menunjukkan angka sebesar 1 dengan nilai persetujuan
pengkoding sama-sama menunjukkan angka 1.
Dari hasil uji realibilitas yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa data
telah memenuhi syarat untuk stardar kepercayaan antar pengkoding. Hal itu
dikarenakan bahwa dalam uji reabilitas menurut Holtsi, batas minimum angka
realibilitas yang dapat ditoleransi berada pada 0.70 dan nilai persetujuan Cohen
Kappa pada 0,60.
Distribusi frekuensi untuk ketiga kategori dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 1Distribusi Frekuensi Kategori Halaman Penempatan Berita Dugaan Kasus Penistaan
Agama “Al-Maidah: 51” Oleh Ahok Periode Bulan Oktober- Desember 2016
No KategoriKompas Republika
Frekuensi P (%)Frekuens
i P (%)1 Halaman depan (Headline) 9 14,8 18 10,32 Halaman depan (Non Headline) 14 23,0 23 13,13 Halaman dalam 38 62,3 131 74,94 Halaman belakang 0 0 0 05 Halaman khusus 0 0 3 1,7
Jumlah 61 100% 175 100%Sumber: Data Koding Peneliti
8
Tabel 2Penyajian data isi berita “Penistaan Agama surat Al Maidah ayat 51” oleh
Ahok kategori arah kecenderungan berita, dapat dilihat dalam tabel berikut:
No Kategori Kompas RepublikaFrekuensi P (%) Frekuensi P (%)
1 Favourable 0 0 54 30,92 Non Favourable 4 6,6 0 03 Netral 57 93,4 121 69,1
Jumlah 61 100% 175 100%Sumber: Data Koding Peneliti
Tabel 3Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Berita Dugaan Kasus Penistaan Agama “Al-
Maidah: 51” Oleh Ahok Periode Bulan Oktober- Desember 2016
No Kategori Kompas RepublikaFrekuensi P (%) Frekuensi P (%)
1 Pemerintah 15 24,6 31 17,72 Penegak Hukum 26 42,6 45 25,73 Basuki Tjahaya Purnama 1 1,6 6 3,44 FPI 0 0 2 1,15 MUI 1 1,6 13 7,46 Buni Yani 0 0 2 1,17 Partai Politik 6 9,8 7 4,08 Ahli/Intelek 1 1,6 14 8,09 Internasional 0 0 2 1,1
10 Warga Biasa 3 4,9 8 4,611 Sumber lain 8 13,1 45 25,7
Jumlah 61 100% 175 100%Sumber: Data Koding Peneliti
Analisis Data
Dengan menggunakan rumus Chi Square ini, kita dapat mengetahui
bagaimana perbandingan berita kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok di surat
kabar Kompas dan Republika periode bulan Oktober – Desember 2016. Adapun
rumus Chi Square tersebut adalah sebagai berikut ini.
X2 = ∑ (O−E ) ²E
Keterangan:
X2 = Chi Kuadrat
9
O = frekuensi observasi
E = frekuensi harapan
Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan uji perbedaan tersebut
dengan menggunakan rumus Chi Square di software statistik yaitu Statistical
Product and Service Solution (SPSS). Besaran nilai signifikan yang dapat
diterima adalah kurang dari (<) 0.05 atau dibawah 0.05. Dengan kata lain, apabila
hasil uji Chi Square menunjukkan angka kurang dari (<) 0.05 atau dibawah 0.05,
maka kesimpulannya menunjukkan tingkat perbedaan yang signifikan, sedangkan
apabila lebih (>) 0.05 atau di atas 0.05 maka kesimpulannya adalah tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan.
1) Kategori Penempatan Halaman Berita
Pertama, peneliti akan melakukan uji Chi Square terhadap kategori halaman
penempatan berita.
Gambar 1Hasil Output SPSS Kategori Penempatan Halaman Berita
Hasil output uji Chi Square kategori penempatan berita, angka Pearson Chi
Square bagian Asymp.Sig sebesar 0.132. Angka tersebut lebih besar (>) dari 0.05
atau di atas 0.05. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan yang signifikan pada
kategori penempatan berita pada berita kasus dugaaan penistaan agama pada surat
kabar Kompas dan Republika periode bulan Oktober – Desember 2016. perbedaan
10
Sumber : Hasil SPSS
terlihat hanya pada jumlah berita yang disajikan oleh kedua media sangat berbeda
jumlahnya yaitu Kompas 61 dan Republika 175. Pada kategori penempatan berita,
Kompas dan Republika sama-sama menempatkan berita pada halaman dalam
lebih banyak daripada halaman headline dan non headline maupun khusus,
bahkan Kompas dan Republika sama-sama tidak menempatkan berita pada
halaman belakang.
2) Kategori Kecenderungan Isi Berita
Selanjutnya adalah uji chi square untuk kategori arah kecenderungan berita,
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2Hasil Output SPSS Kategori Arah Kecenderungan Berita
Dari hasil output uji Chi Square kategori arah kecenderungan isi berita, angka
Pearson Chi Square bagian Asymp.Sig sebesar 0.000. Angka tersebut kurang (<)
0.05 atau di bawah 0.05. Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada
kategori arah kecenderungan berita pada berita kasus dugaaan penistaan agama
pada surat kabar Kompas dan Republika periode bulan Oktober – Desember 2016.
11
Sumber : Hasil SPSS
Walapun memilki persamaan dengan jumlah arah kecenderungan isi berita
netral terbanyak yaitu 57 berita di Kompas dan 121 berita di Republika, namun
terdapat perbedaan yang signifikan pada arah berita favorable dan non favorable
Perbedaan itu terlihat pada surat kabar Kompas yang terdapat arah isi berita non
favorable sebanyak 4 berita yang tidak mendukung adanya kasus dugaan
penistaan agama atau tidak mendukung bahwa Ahok melakukan penistaan agama
sedangkan Republika justru tidak terdapat berita dengan arah non favorable
melainkan justru terdapat arah isi berita favorable sebanyak 54 berita yang
menunjukkan bahwa kecenderungan isi berita di Republika mendukung adanya
penistaan agama atau Ahok telah menistakan agama. Dengan latar belakang
berdiri dan kepentingan lah yang menyebabkan terdapat perbedaan yang
signifikan dalam arah kecenderungan isi berita dalam kedua media tersebut.
3) Kategori Sumber Berita
Terakhir adalah uji chi square untuk kategori arah kecenderungan berita, yaitu
sebagai berikut:
Gambar 3Hasil Output SPSS Kategori Sumber Berita
12
Dari hasil output uji Chi Square kategori sumber berita, angka Pearson Chi
Square bagian Asymp.Sig sebesar 0,035. Angka tersebut kurang (<) 0.05 atau di
bawah 0.05. Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada kategori
sumber berita pada berita kasus dugaaan penistaan agama pada surat kabar
Kompas dan Republika periode bulan Oktober – Desember 2016.
Dari hasil output terlihat bahwa surat kabar Kompas lebih banyak menyajikan
berita terkait dugaan penistaan agama dengan narasumber penegak hukum
sebanyak 15 berita dan pemerintahan sebanyak 26 berita. Dari hasil tersebut dapat
dimaknai pula bahwa Kompas cenderung memilih sumber berita yang berdasar
elitis, pemerintah dinilai sebagai sumber berita yang mempunyai wewenang
untuk menentukan perkembangan kasus tersebut.
13
Sumber : Hasil SPSS Peneliti
Sumber berita surat kabar Republika berasal dari kalangan bawah hingga elit,
bahkan pihak asing juga dijadikan sebagai sumber berita. Namun penegak hukum
dan sumber lain menjadi narasumber terbanyak dalam berita kasus dugaan agama
di Republika dengan total masing-masing 45 berita. Sementara berita yang berasal
dari sumber lain kebanyakan berasal dari organisasi keagamaan, serta tokoh-tokoh
agama karena kasus ini melibatkan agama mayoritas di Indonesia yaitu Islam,
Menempati posisi ketiga adalah sumber berita dari pemerintahan, disini
pemerintah dinilai sebagai sumber berita yang mempunyai wewenang dan andil
yang besar untuk menentukan perkembangan kasus tersebut.
Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan dan analisis terhadap berita kasus dugaan
penistaan agama oleh Ahok di surat kabar Kompas dan Republika hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pemberitaan kasus
penistaan agama oleh Ahok odi surat kabar Kompas dan Republika periode
Oktober-Desember 2016. Perbedaan signifikan terdapat pada kategori arah
kecenderungan berita dengan hasil chi square 0,000 < 0,05 dan sumber berita
dengan hasil chi square 0,035 < 0,05 sedangkan untuk penempatan halaman berita
tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil chi square 0,132 > 0,05.
Daftar Pustaka
As Haris Sumadiria. (2006). Bahasa Jurnalistik : Panduan Praktis Penulis dan
Jurnalistik.Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Djuroto,Totok. (2004). Manajemen Penerbitan Pers, Bandung; Remaja
Rosdakarya.
Eriyanto. (2011).Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hasrullah. (2011). Megawati Dalam Tangkapan Pers. Yogyakarta: LKIS.
Kriyantono.R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta : Kencana
Prenada. Media Group.
14
Mursito BM. (2013). Jurnalisme Komprehensif Konsep, Kaidah & Teknik
Penulisan Berita, Feature, Artikel. Jakarta:Literate.
Nurudin. (2000). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Rajawali Pers.
Ulber Silalahi. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Liputan6. (2016). Ketika Media Barat Menaksir Jumlah Demosntran 4 November,
(http://news.liputan6.com/read/2644824/ketika-media-barat-menaksir-
jumlah demonstran-4- november ) diakses pada 22 Oktober 2017
Samuel Febrianto. Tribunnews.com. (2016). Kronologi Kasus Dugaan Penistaan
Agama Oleh Ahok
(http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/07/kronologi-kasus-
dugaan-penistaan-agama-oleh-ahok), diakses pada 10 Maret 2017
4imn.com, Top Newspaper In Indonesia. (2014). (http://www.4imn.com/id/)
diakses pada 10 Maret 2017.
15