Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
?d>1/?J"11-r HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN
DARUNNAJAHJAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat
Dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
H MUHAMMAD SUGANDI 101070023017
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SANTRI
PONDOKPESANTRENDARUNNAJAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
imbing I
Oleh
H. M. SUGANDI NIM.101070023017
Di Bawah Bimbingan
mbimbing II
Ors. H. C oliluddin AS M.A iana Mutiah. M.Si NIP: 150277469 NIP: 013058
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH ,JAKARTA
1428 H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DEl\IGAN PRESTASI
BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa 20 Februari 2007. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Psikologi
Jakarta, 20 Februari 2007
Sidang Munaqasyah
Penguji I
M.Si.
Pembimbing I
Ors. H Choliluddin AS M.A IP: 150013058
Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
)-Ors. H. Choliluddin, AS, M.A
NIP: 150013058
e nbimbing II
iana Mutjah, M.Si NIP: 150277469
Saat lahir manusia
Memiliki Qodratnya
Saat meninggal manusia
Memiliki waktunya ...
Tiba saat tiba masa
Hidup hanya tiga fase
Alam kandungan,
MO TIO
Semangat dcm fokus adalah
Modal utama tuk kesuksesan
Tuntut dan kejarlah cita-citamu (ilmu)
Maka dapatlah keinginanmu ..
Karena kita ha11ya sementara tuk hidup
Alam dunia dan I se amanya .....
Alam akhirat.
INGATLAH KITA DI FASE YANG KEDUA !!!
"YaAl/ah berilah pertolongan kepadaku untuk selalu berzikir menyebut
nama-Mu, sela/u bersyukur kepada-Mu, dan selalu beribadah dengan
sebaik-baiknya," (HR Abu Dawud dan An Nasai)
- ~ <Deng an menye6ut nama j'lffafi yang mafia <Pengasifi fagi mafia <.Penyayang4C
"Sesunggufinya aafam penciptaan fangit aan 6umi, aan si[ifi 6e1gantinya mafam
dan siang terdapat tantfa-tanda 6agi orang yang 6erafig[ 'Yaitu orang-orang yang
mengingat .Jlffafi sam6iC 6ertfiri atau auauk,atau dafam k,eaaaan 6er6aring aan
merel<g memifdr/(,an tentang penciptaan fangit aan 6umi, "ya tulian f<.simi, tiadafafi
P.ngf<.siu menciptaf<.sin ini aengan sia-sia, 511.aliasuci P.ngl<gu, mal<g pefiliarafafi f<.simi
aari siR§a neral<g" (JIB Imran 190-191)
<DP.511.I 511.VJ{.Jl511.51{7l©
'Y.Jl:N<] <BP.CJ(fl <D.Jl <DI'l'.Jl:N<].Jl:N-!N'Y.Jl
'K}t !l{,'Y}I I:NI 'l(VPP/RSP.511.<B.JIJ{'KJl.:N
<D}li]lj <].Jl:N<DI V:Ji'l'V'l( 'KS£,£V}ICJ(<}.Jl 'Y}l:N(]
511.P.!N©V'l(V:Nq SP.<BV.JIJ{
<PI£JJ{.Jl:NJ{J©V<P©}l:N:M.JIS.Jl <DP.<PJI:N,
V:N'IV'l( 'l'P.511..Jl:N-'l'P.5\1..Jl:N'flE<RSB.JlI'KJ(V
.Jl'l'.JIS <iXF/RS.JlJ{.Jl <B.Jl 'l'}l:N 'Y.Jl:N<] 'l'.Jl'l(
PP,<R.Jf.JIJ{ VS}ll.
ABSTRAKSI
(C) H. M Sugandi
(A) Fakultas Psikologi (B) Februari 2007
(D) Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Santri Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
(E) xv + 78 halaman (F) Belajar membawa suatu perubahan pada diri individu. Perubahan itu
tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,dan penyesuaian diri. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu dan boleh dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang telah dipelajarinya, baik instrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Maka motivasi belajar inilah individu akan mempengaruhi bakat yang optimal dan kemampuannya hingga pencapaian prestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar santri Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauhmana kaitan satu variabel dengan variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian dilaksanakan di PP Darunnajah dengan sampel (n = 92). Teknik pengambifan sampel yang digunakan adalah random sampling dengan metode simple random sampling. lnstrumen pengumpul data yang digunakan adalah Skala Motivasi Belajar dengan jumlah item 37 dan Prestasi Belajar menggunakan nilai raport siswa semester I. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk uji reliabilitas instrumen pengumpul data. Reliabilitas skala Motivasi Belajar adalah 0,6897. Berdasarkan analisis regresi linear ganda terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasif bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar demgan prestasi belajar karena r hitung (-0,086) < r label (0,205).
(G) Bahan Bacaan 33 (1986-2006)
KA TA PENGANTAR
Assalamu'alaikurn Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yan~J telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul "Hubungan Motivasi Belajar Oengan Prestasi Belajar''.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat rnanusia, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. lbu Ora. Hj Netty Hartati, M. Si selaku Oekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah, Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si selaku pembantu
dekan 1 dan Pembimbing Akademik Bapak Ors H. Choliluddin, AS MA.
serta seluruh jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan
perhatian kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan dan
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ors. H. Choliluddin, AS MA sebagai Pembimbing I dan lbu Ora.
Diana Mutiah, M. Si sebagai Pembimbing II yang senantiasa meqiberikan
bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Para Dasen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah dan Staff
akademik yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan
ilmunya.
4. Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah bapak Ors. H. Sofwan Manaf,
M. Si.,Bapak Ors. H. M. Gufron Dardiri, M.Pd sebagai kepala Biro
Pendidikan dan Kepala SMA P.P Darunnajah Jakarta dan bapak M.
Nurus Siroj, S.Pd sebagai kepala Tata Usaha SMA Darunnajah yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian ini.
5. Ustadz dan ustadzah khususnya ustadz Syukur Yakub S.Ei, ustadz
Ridwan S.Thi dan Ustadz Nashirin, yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu serta santriwan dan santriwati sebagai siswa dan siswi SMU P.P
Darunnajah Jakarta atas bantuannya serta kesediannya mengisi angket
penelitian.
6. Kedua orang tua penulis yang tak kenal lelah berjuang dan berkorban
untuk memberikan yang terbaik kepada penulis ..
7. My lovely Adik-adikku Ahmad Susilo, Bayu Muhammad Riqo, Muhammad
Lukman Hakim dan Rahayu Khamsah Kamalia. Do'a kalian menyertai
semangatku dan sukses selalu.
8. Teman-teman Psikologi angkatan 2001 dan 2002, khususnya untuk
sahabat-sahabatku, New TLC ( Jamali El-Tampani, Ahmad FahlE!,Vi
Subekti Mubarak, Yudhi Syarief S.Psi, Andi Qomenk), Hamidah, Yeyen,
Odhie, Yuli Safitri, Nita, Ana, yang sudah memberikan kasih dan
sayangnya dan berbagi dalam suka dan duka.
9. Faishol, Zaky, Reza Long, Ucox, Encek, ldrus, Bolo, Tebel, Agung
(Rental Exellon) yang selalu siap membantu support penulisan skripsi ini.
Thanks a lot friends.
10. Erwin braders, Alfan, Emi, Aan, Aris (Rental Semanggi dan Wartel Amy)
yang telah membantu penulis tuk meyelesaikan penelitian ini.
11. My Best Partner RA ldham, Agus Govic, Firmansyah, dan Best Family
Semanggi House and Cipete House. Thanks all are for supporting me.
Penulis berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi diri penulis dan
para pembaca.
Jakarta, Februari 2007
H. 1\11 Sugandi
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... .
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iii
MOTTO.......................................................................................................... iv
DEDIKASI...................................................................................................... v
ABSTRAKSI......... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..... vi
KATA PENGANTAR ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..... vii
DAFTAR ISi... ... ..... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... x
DAFTAR TABEL..... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... xiii
DAFT AR GAMBAR. ........ .................................. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv
DAFTAR LAMPIRAN... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... xv
BAB1 PENDAHULUAN ............................................................. 1-11
1. 1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 ldentifikasi Masai ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... . 7
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 8
1.3.1 BatasanMasalah................................................ 8
1.3.2 Rumusan Masalah... ............... ................................ 9
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... 9
1.4.1 Tujuan Penelitian................................................ 9
1.4.2 Manfaat Penelitian... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ..... 1 O
1.5 Sistematika Penulisan... ... . . . ... ... ... ... . . . ... ... ... ... ... ... ... ... .. 1 O
BAB 2 LANDASAN TEORI ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 12-53
2.1 Belajar................................................................................. 12
2.1. 1 Pengertian Belajar...... .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 12
BAB3
2.2 Prestasi Belajar ............................................................... ~.. 15
2.2.1 Pengertian Prestasi be la jar................................... 15
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar.... 17
2.2.3 Pengukuran Prestasi belajar.... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ... 22
2.3 Motivasi Belajar ............................................... ,................... 24
2.3.1 Pengertian Motivasi belajar......................................... 24
2.3.2 Bentuk-bentuk Motivasi belajar... ......... .. .. ........... ...... .. 29
2.3.3 Fungsi Motivasi dalam belajar ................................. ,... 36
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.... 37
2.4 Pondok Pesantren... ............... ..... ................ ........... .... .. ...... .. 45
2.4.1 Pengertian Pondok Pesantren.......... .......... ...... .. . ..... .. 45
2.4.2 Jenis-jenis Pesantren. ... .. ... .............. .. ..... .... .. .... .... .... .. 48
2.4.3 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta...................... 49
2.4.3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah... .. ... ... .. 49
2.5 Kerangka berpikir................................................................ 51
2.6 Hipotesis Penelitian............................................................. 53
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... .
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. .
3.1.1 Pendekatan Penelitian ............................................... .
54-67
54
54
3.1.2 Metode Penelitian....................................................... 54
3.1.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel................ 55
3.2 Pengambilan Sampel.. ... .. ..... .... ........... .. .. . ... .. ... .. ...... ........ .. 56
3.2.1 Populasi dan sampel.............. .. ... .. ................... ..... .... .. 56
3.2.2 Tehnik pengambilan sampel....................................... 57
3.3 Pengumpulan Data............................................................... 57
3.3.1 Metode dan lnstrumen penelitian....... .. . ................ ....... 58
3.4 Hasil Uji lnstrumen penelitian................... ........... ........ ..... ... 60
3.5 Tehnik Analisis data ........................................................ 0-... 62
3.6 Prosedur Penelitian............................................................. 64
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 67 -77
4.1 Gambaran umum responden.... ........ ... ..... .. ... ........... ... ........ 67
4.1.1 Gambaran Jenis Kelamin.... ....... .... .. .. .... .. .. ........ .... .. .. . 67
4.1.2 Gamba ran Usia................................... ........................ 68
4.1.3 Gambaran Tingkat kelas............................................. 68
4.1.4 Penyebaran Nilai Prestasi Belajar...... ..... ......... ........... 69
4.2 Presentasi Data................................................................... 70
4.2.1 Uji Normalitas..... ...................................... ...... .. ........... 70
4.2.2 Uji Homogenitas.......................................................... 72
4.2.3 Uji Hipotesa........ ......... .......... .............. .... ......... ...... .. ... 73
4.3 Hasil Tambahan.................................................................... 77
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 78 -81
1.1 Kesimpulan...... ... . .. ... .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. 78
1.2 Diskusi................................................... .. . . .. .. . ......... 78
1.3 Saran..................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue print skala motivasi belajar (Try Out)
Tabel 3.2 Blue print skala prestasi belajar
Tabel 3.3 Blue print revisi skala motivasi belajar
Tabel 3.4 Blue print revisi skala prestasi belajar
Tabel 4.1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis k.elamin
Tabel 4.2 Gambaran umum responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 Gambaran umum responden berdasarkan kelas
Tabel 4.4 Penyebaran Nilai Prestasi Belajar
Tabel 4.5 Nilai uji Homogenitas
Tabel 4.6 Korelasi skala motivasi belajar dan prestasi belajar
Tabel 4.7 Korelasi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap
prestasi belajar
Tabel 4.8 Regression
Tabel 4.9 Independent Sample Test
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir
Garn bar 4.1 Scatterplot motivasi belajar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian
Lampiran 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 3. Skala try out motivasi belajar
Lampiran 4. Skor hasil try uot motivasi belajar
Lampiran 5. Reliabilitas skala motivasi belajar
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar
Lampiran 7. Skala penelitian motivasi belajar
Lampiran 8. Skor hasil penelitian skala motivasi belajar
Lampiran 9. Data Nilai Raport
Lampiran 10. Uji Normalitas Motivasi belajar
Lampiran 11. Uji Homogenitas motivasi belajar
Lampiran 12. Correlation, T- Test
Lampiran 13. Correlation and Regression model summary
Lampiran 14. Koefisien determinan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan dan perkembangan sejak dahulu selalu menjadi pusat perhatian
dan bahan penelitian oleh para ahli yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Wilhelm Stem ( dalam Amir Daien, (1973)) mengatakan bahwa
perkembangan seorang anak itu tidak hanya ditentukan oleh pembawaan
dan lingkungannya saja, melainkan bahwa perkembangan seorang anak itu
ditentukan oleh hasil kerjasama antara kedua faktor tersebut, yaitu kerjasama
antara faktor pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang dimaksud
adalah bakat sedangkan lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, karena
pendidikan merupakan salah satu sarana keberhasilan manusia untuk
mampu bersaing dengan negara lain. Pendidikan sebagai penggerak bagi
perubahan bangsa sudah seharusnya menjadi perhatian utama bagi seluruh
lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk
mempersiapkan warga negara menjadi manusia yang potensial.
2
- Pendidikan pertama bagi individu adalah dalam suatu keluar9a, yang terdiri
dari ayah, ibu dan adik/kakak. Meskipun keluarga bukan sebuah lembaga
pendidikan formal yaitu informal, namun apa yang didapat dari keluarga pasti
akan membentuk watak dan kepribadian seseorang. Ha! ini tEwjadi karena di
dalam keluargalah seseorang akan belajar mengenal hal-hal yang mendasar
seperti agama, sopan santun, dan bagaimana ia bersikap dengan lingkungan
sekitar. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga akan terpola dan tertanam
dalam diri seseorang dan menjadi suatu kebiasaan.
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah anak mendapat
didikan pertama yang langsung dari orang tuanya di rumah. Pendidikan
diberikan kepada anak dengan tujuan mendewasakannya, agar ia kelak
menjadi manusia yang mandiri dan bertanggung jawab.
Namun di sisi lain, Science dan Technology yang tidak berpijak kepada
tuntunan agama dan hati nurani yang mumi, maka akan mempengaruhi
pergaulan manusia yang semakin jauh dari adab kesopanan yang luhur.
Kondisi yang memprihatinkan ini bukan saja berkembang dan dijumpai dalam
kehidupan masyarakat barat yang sekuler, namun dijumpai pula dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim.
- Menurut Hasan Basri (1996) kemajuan dalam segala aspek kehidupan11ang
mengabaikan tuntunan agama akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
kehidupan yang semakin lama semakin merusal< hati nurani dan pemikiran
akibatnya tidak sedikit yang hanyut dalam kemajuan zaman tanpa
memperhatikan lagi ajaran agama dalam kehidupan mereka, termasuk pula
dalam pergaulan modem.
3
Belajar membawa sesuatu perubahan pada diri individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga
dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pen9hargaan, minat,
penyesuaian diri. Pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi
seseorang. Tujuan belajar ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di
kemudian hari, yakni membantu siswa untuk dapat belajar tems dengan cara
yang lebih mudah.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam
kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa,
sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru sebagai
pembimbing/pembina belajar di kelas. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu
dalam suatu kegiatan manakala terjadi hubungan timbal balil< (interaksi) antara
guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Agar proses belajar
mengajar dapat membuahkan hasil yang baik, baik siswa maupun guru atau
·-- tenaga pengajar perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang
mendorong proses belajar mengajar itu.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru adalah salah satu faktor utama
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar perlu memperhatikan komponen mengajar sebagai ilmu, teknologi,
seni dan wawasan kependidikan serta berbagai keterampilan antara lain
keterampilan bervariasi (menulis, membaca dan menjelaskan).
4
Untuk mengetahui prestasi belajar dari seseorang perlu dilakukan
pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang ditlerikan. Dalam
pendidikan di sekolah, pengukuran dan penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa dengan memberikan tes atau ujian. Jadi
dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil dari suatu aktivitas
belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil
belajar yang diwujudkan dalam bentuk raport anak didik.
Prestasi menurut W.S Winkel (1987) juga dapat diartikan sebagai suatu
tingkat keberhasilan yang dicapai pada akhir suatu kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan. Dengan demikian, prestasi belajar diartikan sebagai
tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan suatu
usaha tertentu.
- Salah satu bentuk pendidikan formal yang berbeda bagi anak didik di ·~
bandingkan pendidikan nonformal dalam penerapan pengajaran dan
pendidikan pada sisi proporsi materi yang lebih seimbang antara
pengetahuan agama dan umum maupun sarana dan prasarana yang
memadai diberikan kepada anak didik, didapatkan pada lembaga pendidikan
yang umum biasa di kenal masyarakat dengan nama pondok pesantren.
Pesantren dipandang sebagai alat transforrnasi kultural sebab ia membawa
santri dan masyarakat ke dalam lingkungan pergaulan surnbeir-sumber etika
dan norma-norma yang tidak terbatas yang merupakan kerangka ajuan bagi
sikap yang ideal menurut ajaran Islam.
Menurut Kafrawi (1979) pandangan hidup yang dipegang teguh oleh pondok
pesantren adalah pandangan hidup yang lslami, yang bersumber dari ajaran
Islam, yang berorientasi pada kehidupan ukhrawi dengan tidak melupakan
kehidupan duniawi. Selain itu, menurut Wahjoetomo (1997) pesantren juga
mempunyai nilai lebih dalam hal kemandirian. Para santri mempunyai gairah
yang kuat untuk mandiri.
Terbentuknya sifat dan sikap yang menonjol dalam kepribadian para santri
disebabkan oleh sistem dan kondisi yang amat kondusif di pesantren.
Selama di pesantren, para santri secara tidak langsung dilatih untuk mandiri,
5
6
--- mereka dibiasakan memenuhi kebutuhan dan keperluannya sendiri, sel'lingga
tumbuhlah sikap tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Dalam proses pembentukan sifat dan sikap santri terutama yang masih
dalam proses perkembangan awal menuju masa remaja mernka masih
membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain, baik dari orang tua,
teman yang lebih tua (santri senior/yang lebih dahulu memasuki pondok) atau
dari ustadz/kyai, yang mana dari bimbingan dan arahan merekalah terbentuk
sebuah disiplin diri yang mampu meningkatkan kematangan mereka, baik
dalam bersikap, berprilaku atau dalam memilih masa depan mereka menuju
tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik.
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta adalah salah satu pondok pesantren
modern yang ada di Jakarta. Di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
terdapat berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk
kematangan santri baik dalam hal pendidikan formal di sekolah/madrasah
atau kegiatan-kegiatan praktek di luar kegiatan sekolah seperti Paskibraka,
Pramuka, Marching Band, Olahraga, PMR, dan lain sebagainya.
Kegiatan-kegiatan tersebut pada prinsipnya dapat membentuk kemampuan/
ketrampilan (skill) dan mental mereka yang pada akhirnya dapat mereka
- pergunakan di dalam kehidupan sehari-hari ketika mereka tefah keluar~ari
pondok pesantren yang selama ini mereka naungi.
7
Segala hal positif yang ada di dalam pondok pesantren terseloutlah yang
kiranya dapat memotivasi para orang tua untuk memasuki anak-anak mereka
ke dalam sebuah pondok pesantren. Namun apa yang sebenamya
memotivasi secara pribadi dalam diri anak usia remaja awal yang memiliki
keinginan memasuki pondok pesantren dalam era yang serba modern seperti
saat ini. Hal inilah yang mendorong penulis tertarik dan menganggap karya
ini layak untuk diteliti dengan judul yang spesifik yaitu : Hubungan Motivasi
Be/ajar dengan Prestasi Be/ajar Santri Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta.
1.2 ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas setidaknya
memunculkan beberapa pertanyaan yaitu :
1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
santri Pondok Pesantren Darunnajah?
2. Termasuk motivasi belajar apakah yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar santri Pondok Pesantren Darunnajah?
3. Dalam bentuk apakah prestasi belajar yang muncul pada santri?
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Batasan Masalah
Agar penelitian yang penulis lakukan tidak terlalu luas, mal<a penulis
memberikan pembatasan masalah adapun batasan masalah dari penelitian
ini adalah:
8
a. Motivasi belajar santri yang terdiri dari: Motivasi internal yang meliputi
prestasi yang di raih, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang
untuk maju, kepuasan belajar itu sendiri, dan kemungkinan
pengembangan prestasi. Motivasi ekstemal yang meliputi; kompensasi,
kenyamanan belajar, kondisi belajar, status, prosedur sekolah dan mutu
dari pengajar dan hubungan interpersonal di antara teman sekelas dan
guru.
b. Prestasi belajar santri yang terdiri dari: faktor ekstemal (bahan,
lingkungan dan sarana-prasarana I instrumental), dan faktor internal
(kondisi fisiologis; sakit dan sehat dan kondisi psikologis; kapasitas otak ,
bakat, minat, asosiasi, motivasi dan konsentrasi)
c. Subjek dalam penelitian ini, yaitu santriwan dan santriwati setingkat smu
di pondok pesantren
- 1.3.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian secara umum sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar santri
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta?
9
2. Faktor motivasi belajar apakah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
santri Pondok Pesantren Darunnajah?
3. Dalam bentuk apakah prestasi belajar yang muncul pada santri?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan penelitian
Dalam skripsi ini penulis memiliki tujuan secara umum untuk mengetahui
Hubungan antara Motivasi Bela jar dengan Prestasi Belajar Santri Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta.
Sedangkan tujuan secara khusus sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui motivasi intrinsik belajar santri Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta
2. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik belajar santri Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta
3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar santri Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
IO
- 1.4.2 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini secara teoritis penulis berharap agar dapat menambah
khasanah keilmuan khususnya di bidang psikologi pendidikan dan umumnya
di bidang pendidikan di Indonesia ini. Serta menambah khasanah keilmuan
bagi siapa saja yang membaca secara umum dan sebagai pemicu bagi
penelitian selanjutnya.
Secara praktis penulis berharap agar penelitian ini nantinya dapat membantu
memberikan informasi bagi para orang tua dan bagi para anak remaja dalam
memilih tempat pendidikan yang baik.
1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan ditulis dalam lima Bab yang terdiri dari :
Bab 1 : Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi Latar
belakang masalah, ldentifikasi masalah, Batasan dan Rumusan
masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, dan Sistematika penulisan.
Bab 2: Tentang landasan teori yang berkaitan dengan masalall penelitian yang
digunakan untuk melihat permasalahan yang diteliti meliputi Belajar;
Pengertian belajar, Prestasi belajar ; Pengertian prestasi belajar,
Faktor- faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar dan Pendekatan
11
evaluasi Prestasi belajar, Motivasi belajar ; Pengertian motivasi l;J.elajar,
Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar, Fungsi motivasi dalam belajar,
Macam-macam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Pondok
pesantren ; Pengertian pondok pesantren, Jenis-jenis pesantren,
pondok pesantren Darunnajah jakarta, Kerangka berpikir, dan Hipotesis
penelitian.
Bab 3 : Membahas metodologi penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian meliputi Jenis penelitian ; Pendekatan penelitian, Metode
Penelitian, Definisi variabel dan Operasional variabel. Pengambilan
sampel; Populasi dan Sampel,Tehnik pengambilan :Sampel.
Pengurnpulan data ; Metode dan lnstrumen penelitian. Hasil Uji
lnstrumen Penelitian. Tehnik Analisa Data, Prosedur penelitian.
Bab 4 : Membahas hasil penelitian lapangan, Data penelitian berisi tentang
Gambaran umum subyek, Presentasi Data ; Uji Normalitas, Uji
Homogenitas, Uji Hipotesa, Hasil Tambahan.
Bab 5 : Membahas kesimputan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan,
diskusi, dan terdapat pula saran .
2.1 Belajar
BAB2
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian Belajar
Proses belajar merupakan proses mental, terjadi di dalam diri individu dan
karena itu sukar diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya. Karena proses
itu kompleks, sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah
sebenamya belajar itu. Berdasarkan kenyataan ini penulis memgemukakan
beberapa definisi belajar menurut para ahli.
Belajar menurut Halloway (dalam Made Putrawan, 2002) adalah transformasi
interpretasi yang dapat dikatakan telah terjadi bila proses-proses mental
seperti pemahaman realitas dan internal telah dirubah dalam cara-cara yang
kuat dan tidak semata-mata sebagai hasil kematangan.
Menurut Skinner (dalam Muhibbin Syah, 2006) belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah taku yang langsung secara progressif.
Hilgard (dalam Nasution, 2000) mengatakan belajar adalah proses yang
melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jatan latihan (apakah dalam
13
laboratoriurn atau dalarn lingkungan alarniah) yang dibedakan dari perubahan
perubahan oleh faktor-faktor yang tidak terrnasuk latihan, rnisalnya perubahan
karena rnabuk atau rninurn ganja bukan terrnasuk hasil belajar.
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan sernua lapisan
rnasyarakat. Bagi para pelajar atau rnahasiswa, kata belajar merupakan kata
yang tidak asing, bahkan sudah rnerupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sernua kegiatan rnereka dalarn rnenuntut ilrnu di lernbaga pendidikan
formal. Kegiatan belajar rnereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan, entah rnalarn hari, siang hari, sore hari atau pagi hari.
Menurut Slarnento (dalarn Syaiful Bahri Djarnarah, 2002) belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk rnernperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalarnan
individu itu sendiri dalarn interaksi dengan lingkungannya.
Syaiful Bahri Djarnarah (2002) rnendefinisikan belajar sebagai serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk rnernperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalarnan individu dalarn interaksi dengan lingl<ungannya yang
rnenyangkut kognitif, afektif, dan psikornotor.
14
Belajar membawa sesuatu perubahan pada diri individu yang belajar. '·
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga
dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pen~1hargaan, minat,
penyesuaian diri. Pendeknya mengenai segala aspek organi!;me atau pribadi
seseorang. Tujuan belajar ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di
kemudian hari, yakni membantu siswa untuk dapat belajar te1us dengan cara
yang lebih mudah.
Dari beberapa definisi tersebut, secara umum pengertian belajar dapat
dipahami sebagai perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru adalah salah satu faktor utama
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar perlu memperhatikan bahwa mengajar dapat diartikan sebagai
suatu ilmu, teknik seni dan wawasan kependidikan serta sebagai
keterampilan antara lain keterampilan yang bervariasi dalam penyampaian
materi pelajaran.
Menu rut Muhibbin Syah (2006), pengertian belajar dapat pula dilihat dari
dua cara, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif atau
15
ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti kegiatan pengisian atau ;
pengembangan kemampuan kognitif dengan falcta sebanyak-banyaknya.
Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang
dikuasai oleh siswa. Sedangkan secara kualitatif atau ditinjau dari mutu,
merupakan proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta
cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam hal ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk
memecahkan permasalahan yang kini dan nanti dihadapi siswa.
2.2 Prestasi Belajar
2.2.1 Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan derajat keberhasilan yang ditunjukan oleh siswa
dalam pelajaran tertentu. Munandar (1992) mengatakan bahwa prestasi
adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yan~J sangat
menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam
bidang tersebut. Sebaliknya, belum tentu orang yang berbakat akan selalu
mencapai prestasi yang tinggi. Prestasi belajar dapat di lihat rnelalui penilaian
guru terhadap siswa berdasarkan peJformance yang di tunjukannya, baik dari
keberhasilan siswa dalam pelajaran sehari-hari maupun dari hasil tes.
Menurut Crow dan Crow (1985), penilaian terhadap prestasi belajar ini
merupakan gambaran dari kelebihan maupun kekurangan siswa di sekolah.
16
Penilaian ini biasanya diberikan oleh guru berdasarkan hasil tes, evaluasi
atau ujian dari mata pelajaran yang diberikan, dan penilaian tersebut
diwujudkan dalam bentuk angka. Tes. Ujian atau ulangan yang dulu di sebut
THB (Tes hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) adalah alat-alat ukur
yang banyak di gunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses
belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran (Muhibinsyah ; 2006)
Menurut W.S. Winkel (1987), prestasi belajar adalah bukti keberhasilan
usaha belajar yang dapat dicapai oleh individu yang belajar. Sedangkan Aziz
Sappe (2001) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil belajar dalam
ranah kognitif yang diperoleh melalui evaluasi be la jar, terdiri atas beberapa
tingkatan berpikir, yaitu:
1) Mengetahui; merupakan kemampuan mengingat, termasuk tata cara atau
urutan langkah-langkah untuk dapat mengetahui sesuatu.
2) Memahami; merupakan kemampuan untuk dapat menerima pesan dari
luar dalam suatu proses komunikasi.
3) Aplikasi; dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat menggunakan
atau menerapkan konsep atau pemahaman yang dimiliki ke dalam suatu
situasi baru.
4) Analisis; dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan suatu
bangunan pengertian menjadi komponen-komponen pembentuknya.
- 5) Sintesis; dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat menyusun
suatu bangunan pengertian yang kompleks dari komponen
komponennya.
6) Evaluasi; dapat diartikan sebagai kemampuan untuk men9ambil
keputusan atas dasar penilaian dari suatu obyek, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di definisikan bahwa prestasi belajar
adalah penilaian hasil belajar yang merupakan bukti perwujudan bakat dan
kemampuan atau suatu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan
suatu usaha.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
17
Muhibbin Syah (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, faktor
internal dan faktor eksternal. F aktor internal adalah faktor yang datang dari
dalam diri siswa sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
datang dari luar diri siswa.
a. Faktor Eksternal
1) Bahan
Bahan atau ala! yang harus dipelajari adalah merupakan masukan mentah,
ikut menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan bagaimana hasil
yang dapat diharapkan. Belajar mengenai keterampilan dan belajar tentang
18
pemecahan soal tidaklah sama. Taraf kesukaran serta kompleksitas hal yang
harus dipelajari juga sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
2) Lingkungan
Lingkungan alami, misalnya keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh
juga terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang
segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang
panas dan pengap. Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan
representasinya (wakilnya) maupun berwujud hal lain, berpengaruh langsung
terhadap proses dan hasil belajar.
3) Instrumental
Yaitu faktor yang adanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor ini misalnya gedung, perlengkapan belajar, ala! praktikum
dan fasilitas lainnya. Dapat pula berupa faktor lunak, seperti: l<urikulum,
program, pedoman belajar, tenaga pengajar dan sebagainya.
b. Faktor Internal
1) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis umum dari siswa sangat berpengaruh terhadap proses dan
hasil belajar. Orang yang dalam keadaan lelah atau sakit dan anak yang
kekurangan gizi belajamya tidak sebaik anak yang sehat, mereka lebih lekas
19
lelah, mudah mengantuk dan sulit menerima pelajaran. Kekurangan gizi disertai
anemia akan mengurangi ketahanan fisik anak, sehingga konsentrasi belajar
menurun dan akan mempengaruhi prestasi belajar.
Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik
merupakan syarat yang memungkinkan belajar itu berlangsung dengan baik.
Dalam sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang
paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini
penting, karena sebagian besar hal yang dipelajari oleh manusia,
dipelajarinya melalui penglihatan dan pendengaran.
Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat
mental akan menghambat dirinya di dalam menangkap pelajaran, sehingga
pada akhimya akan mempengaruhi hasil prestasi belajamya di sekolah.
2) Kondisi Psikologis
a) Kecerdasan
lntelegensia atau kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya
dalam menentukan berhasil atau tidaknya mengikuti program pendidikan.
Pada umumnya, orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih
baik prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf
kecerdasan yang sedang atau rendah. Pada umumnya, sistem nilai yang
20
ditekankan dalam dunia pendidikan adalah pencapaian prestasi belajar:
Sering kegagalan dalam mencapai prestasi yang diharapkan dapat diketahui
dari hasil tes intelegensinya.
Adapun unsur penting yang sering dihubungkan dengan kecerdasan
seseorang yaitu daya ingat. Kuatnya daya ingat tergantung dari tiga pokok
(Setyo Handryastuti, 2004) yaitu:
1. Kapasitas otak
Pertumbuhan dan perkembangan otak merupakan suatu proses yang
kompleks, dimulai dari saat konsepsi dan terus berlanjut hingga dewasa.
Para ahli kedokteran telah membuktikan bahwa kapasitas seseorang
berhubungan era! dengan faktor gizi pada awal kehidupan, terutama pada
masa di dalam kandungan dan balita.
2. MinaUperhatian seseorang
Jika perhatian untuk mengetahui sesuatu begitu besar, akan lebih mudah
untuk mengetahuinya. Apa yang dialami dalam hidup sering mempengaruhi
hidup kita, lingkungan kita juga mempengaruhi. Kalau sejak dini anak kerap
kali mendapatkan informasi yang menarik, maka perhatian akan ilmu tersebut
menjadi besar.
3. Asosiasi dengan peristiwa lain ~
Sering lebih rnudah rnengingat sesuatu bila rnenghubungkannya dengan
peristiwa yang lain. Juga akan lebih rnudah rnenjawab soal ujian, jika
sebelurnnya pernah berdebat tentang itu dengan ternan seke!asnya.
b) Bakat
21
Bakat rnerupakan kernarnpuan potensial yang dirniliki seseorang untuk
rnencapai keberhasilan pada rnasa yang akan datang. Dengan dernikian,
sebetulnya setiap orang rnerniliki bakat (attitude) dalarn arti berpotensi untuk
rnencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Jadi, secara global bakat itu rnirip dengan intelegensi. ltulah
seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior} atau cerdas luar
biasa (vel)I superior) disebut juga dengan talented child, yaitu anak berbakat.
c) Motivasi
Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar. Ada dua macam
motivasi, yaitu: rnotivasi intrinsik (dari dalam) yaitu motivasi yang fungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar karena rnemang dalam diri sendiri telah ada
dorongan itu, dan motivasi ekstrinsik (dari luar) yaitu motivasi yang berfungsi
karena ada rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik lebih menunjang
keberhasilan belajar daripada motivasi ekstrinsik.
22
d) Konsentrasi
Kemampuan konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan. Keluhan kurang
konsentrasi sering ditemui, terutama pada anak kecil, sering adanya
gangguan pemusatan perhatian bisa disertai dengan hiperaktivitas ataupun
tanpa hiperaktivitas. Dalam setiap langkah belajar, apakah itu di dalam kelas
atau tatkala belajar sendiri diperlukan konsentrasi pikiran yang tinggi.
2.2.3 Pengukuran prestasi belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar dari seseorang perfu dilakukan
pengukuran dan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diberikan. Dalam
pendidikan di sekolah, pengukuran dan penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa dengan memberikan tes atau ujian. Jadi
dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil dari suatu aktivitas
belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil
pendidikan yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor.
Menurut Richard Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2002) ada dua macam
pendekatan yang amat populer dalam mengevaluasi atau menilai tingkat
keberhasilan/prestasi belajar, yakni : 1) Norm-referencing atau Norm
referenced assessment; dan 2) Criterion-referencing atau Criterian
referenced assessment. Di Indonesia, pendekatan-pendekatan ini lazim
disebut Penilaian Acuan Normal (PAN) dan Penilaian Acuan l<riteria (PAK).
23
a. Penilaian Acuan Nonna (Norm-Referenced Assessment) ,.
Menurut Nasoetion (dalam Muhibbin Syah, 2006), dalam penilaian yang
menggunakan pendekatan PAN (Penilaian Acuan Norma), pmstasi belajar
seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan
prestasi yang dicapai teman-teman sekelasnya. Jadi, pemberian skor atau
nilai peserta didik tersebut merujuk pada hasil perbandingan antara skor-skor
yang diperoleh teman-teman sekelompoknya dengan skornya sendiri. Selain
itu, pendekatan PAN juga dapat diimplementasikan dengan cara menghitung
dan membandingkan persentase jawaban benar yang dihasilkan dan
membandingkan persentase jawaban benar yang dihasilkan kawan-kawan
sekelompoknya. Kemudian persentase jawaban-jawaban benar dari masing
masing anak didik tersebut dikonversikan ke dalam nilai 1-10 atau 10-100.
b. Penilaian Acuan Kriteria (Criterion-Referenced Assessment)
Penilaian dengan pendekatan PAK (Penilaian Acuan Kriteria) menurut
Richard Tardif (datam Muhibbin Syah, 2006) merupakan proses pengukuran
prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang anak didik
dengan perilaku yang tetah ditetapkan secara baik (well-defined domain
behaviours) sebagai patokan absotut. Dengan kata lain, nilai atau ketulusan
seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan dengan nilai yang dicapai
oleh teman-teman sekelasnya metainkan ditentukan oleh penuuasaannya
atas materi pelajaran hingga batas yang sesuai dengan tujuan instruksional.
Namun dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar siswa/siswi SMU pondok pesantren Darunnajah menggunakan
kuesioner dengan skala likert dari teori Muhibbin Syah (2006) yang meliputi
faktor fisiologis dan psikologis.
2.3 Motivasi Belajar
2.3.1 Pengertian motivasi belajar
Motif atau motivasi dipakai untuk menunjukkan suatu keadaan dalam diri
seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan. Sebuah contoh yang
paling jelas dalam hal ini adalah kebutuhan tentang makanan .. Apabila kita
tidak memperoleh makanan, maka kita tidak akan dapat bertahan hidup,
dikarenakan organ-organ penggerak dalam tubuh terasa seperti lidak
berjalan sebagaimana biasanya disebabkan adanya rasa lapar. Motif inilah
yang mengaktifkan atau membangkitkan perilaku individu yang biasanya
tertuju pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
24
Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga
penggerak yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif
itu memberi tujuan dan arah kepada individu dalam membentuk tingkah laku.
Berbagai kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari mempunyai motif
tersendiri. Kita membaca surat kabar pagi, misalnya, untuk mErngetahui
25
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Kita makan liga kali setiari
dan tidur setiap malam, dengan motif memenuhi kebutuhan rnakanan dan
kebutuhan istirahat. Hasrat untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi
di sekeliling kita, memenuhi kebutuhan makanan dan kebutuhan istirahat
menciptakan dorongan dan tenaga yang kuat untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan tersebut yang pada akhimya memotivasi individu untuk berbuat
sesuatu dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Sumadi Suryabrata (1998) berpendapat bahwa motif adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakul<an aktivitas
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif adalah
suatu kekuatan atau daya pendorong dari dalam diri sesee>rang yang
menyebabkan seseorang untuk bertingkah laku atau mengarnbil suatu
tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Nasution (2006) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Winkel (1987)
menjelaskan bahwa motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan
suatu kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan bertingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan untuk memenuhi
kebutuhan itu.
Menurut Mc Donald (dalam lndrawati, 2003) mengatakan motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan (afektif) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Adapun
perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata
berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dalam
aktivitasnya, maka seseorang itu mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk
mencapainya.
Menurut Abdul Mujib, M.Ag. dan Jusuf Mudzakir, M.Si. (2002) motivasi
adalah akumulasi daya dan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk
mendorong, merangsang, menggerakkan, membangkitkan dan memberi
harapan pada tingkah laku. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing
tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang
benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin
tinggi motivasi hidup seseorang maka makin tinggi pula intensitas tingkah
lakunya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
26
Menurut DR. Sartito Wirawan Sarwono (2000) motivasi merupakan istitah
yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan yang
ditakukan oleh manusia dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku, termasuk
situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah
laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau al<hir daripada
gerakan atau perbuatan.
Dari berbagai definisi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah daya yang mendorong seseorang dalam berbuat sesuatu atau
kecenderungan untuk menggerakkan suatu sikap atau perilaku yang
dipengaruhi oleh kebutuhan yang diarahkan kepada tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya sehingga mengakibatkan bertamt>ahnya
pengetahuan yang diiringi dengan terciptanya hasil yang diharapkan baik
dalam bentuk materi ataupun immateri.
27
Motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara manusia untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam diri
manusia menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan sesuatu.
Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah perasaan puas, gembira,
aman dan sebagainya.
Pada manusia atau individu, terutama remaja, lingkaran motivasi bersifat
dinamis, misalnya seorang anak yang baru saja menamatkan sekolah
dasamya terangsang untuk masuk sekolah lanjutan terutama sekolah
sekolah yang mempunyai prestasi yang tinggi dan terkadang mereka memilih
sekolah yang dianggap modem, memiliki fasilitas dan sarana yang lengkap
dan selanjutnya mereka mempunyai keinginan untuk memiliki ijazah sekolah
lanjutan.
Motivasi untuk berprestasi yang dialami remaja pada masa sekolah berasal
dari kebutuhan untuk mengejar keberhasilan, mencapai cita-cita atau
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar. Dalam
memenuhi kebutuhan ini remaja mempunyai kewajiban untuk belajar dan
berusaha dalam mengejar hasrat dan cita-cita dan melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru atau pembimbing di sekolah.
Memang keyakinan untuk melakukan yang terbaik dan hasrat untuk bisa
telah dimiliki oleh setiap manusia dimana semakin tinggi motivasi hidup
seseorang maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif (Abdul Mujib, M.Ag. dan Jusuf Mudzakir, M.Si ;
2002) sebagaimana sesuai dengan kutipan dalam Al-Qur'an Kalamullah
terdapat dalam surat Ali lmran 104 yang berbunyi :
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu sego/ongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'rufdan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Al
lmran: 104)
29
2.3.2 Bentuk-bentuk Motivasi dalam belajar
Menurut Purwanto (1998) motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia.
1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya respon-respon
efektif dan kecenderungan mendapat kesenangan.
2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu
diarahkan terhadap sesuatu.
3. Untuk menopang dan menjaga tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dornngan dan
kekuatan-kekuatan individu.
Dalam hal kaitannya dengan teori-teori kebutuhan, Abraham Maslow (dalam
Alex Sobur, 2003) menggolongkan kebutuhan manusia pada lima tingkat
kebutuhan (five hierarchy of needs). yaitu:
1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs).
Kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas di antara
segala kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan makanan, minuman, tempat
berteduh, seks, tidur dan oksigen. Seseorang yang mengalami
kekurangan makanan, harga diri dan cinta, pertama-tarna akan memburu
makanan terlebih dahulu. la akan menahan kebutuhan fisiologis lainnya
sampai kebutuhan itu terpuaskan. Selama hidupnya, praktis manusia
selalu mendambakan sesuatu, begitu hasrat berhasil dipuaskan segera
muncul hasrat lain sebagai gantinya.
2. Kebutuhan akan rasa aman
30
Kebutuhan rasa aman ini mengarah pada dua bentuk, yaitu: keamanan
jiwa dan keamanan harta. Kebutuhan rasa aman muncul sebagai
kebutuhan yang paling penting kalau kebutuhan psikologis telah
terpenuhi. lni meliputi kebutuhan perlindungan, keamanan, hukum,
kebebasan dari rasa takut, dan kecemasan.
3. Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki (belongingness and love needs)
Kebutuhan untuk memiliki dan mencintai muncul ketika kebutuhan
sebelumnya telah dipenuhi secara rutin. Orang butuh dicintai dan pada
gilirannya butuh menyatakan cintanya. Cinta disini berarti rasa sayang
dan rasa terikat antara orang yang satu dan lainnya, lebih-lebih dalam
keluarga.
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan akan penghargaan seringkali diliputi oleh rasa frustasi dan
konflik pribadi, karena yang diinginkan orang bukan saja perhatian dan
pengakuan dari kelompoknya, melainkan juga kehormatan dan status
31
yang memerlukan standar moral, sosial dan agama. Seseorang yang
memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih mampu dan
selanjutnya lebih produktif. Sebaliknya, jika harga dirinya kurang, ia akan
dilipu!i rasa rendah diri serta rasa !idak berdaya yang selanjutnya
menimbulkan rasa putus asa.
5. Kebutuhan ak!ualisasi diri (self-actualization needs)
Kebutuhan ini timbul pada seseorang jika kebu!uhan-kebutuhan yang lain
telah terpenuhi. Karena kebu!uhan ini, sebagaimana kebu!uhan lainnya,
menjadi aspek yang sangat penting dalam perilaku manusia. Kebutuhan
aktualisasi adalah hasrat untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuan yang
dimilikinya.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, diperlukan motivasi untuk mendorong anak didik agar
tekun belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada di antara anak
didik yang kurang berminat mengiku!i pelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Berbagai macam !eknik, misalnya kenaikan !ingkat, penghargaan, peranan
peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian atau celaan telah
dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar.
Syaiful Bahri Djamarah (2002) menjelaskan beberapa bentuk motivasi yang
dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik cli kelas,
sebagai berikut :
1. Memberi angka/nilai
32
Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberik.an rangsangan
kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih
meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini
biasanya terdapat dalam buku raport sesuai jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum. Angka atau nilai yang baik mempunyai
potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lebih
giat belajar, apalagi bila angka yang diperoleh anak didik lebih tinggi dari
anak didik lainnya.
Pemberian angka/nilai yang baik juga penting diberikan kepada anak didik
yang kurang bergairah belajar bila hal itu dianggap dapat memo!ivasi
anak didik untuk belajar dengan bersemangat.
2. Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking
satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya. Dalam pendidikan modem,
anak didik yang berprestasi tertinggi memperoleh predikat sebagai anak
didik teladan dan untuk perguruan tinggi disebut sebagai rnahasiswa
teladan. Sebagai penghargaan atas prestasi mereka dalarn belajar,
hadiah dapat diberikan dalam bentuk beasiswa, alat-alat tulis, buku
bacaan dan sebagainya untuk memotivasi anak didik/mahasiswa agar
senantiasa mempertahankan prestasi belajar mereka.
3. Kompetisi
33
Kompetisi adalah sebuah persaingan, baik dalam bentuk individu maupun
kelompok. Kompetisi dapat digunakan sebagai ala! motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Kondisi ini dapat
dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang
kondusif. Suasana di dalam kelas yang kreatif dan didukung dengan anak
didik yang ha us ilmu sangat potensial menciptakan masyarakat belajar di
kelas. Kompetisi yang sehat pun berlangsung di kalangan anak didik, jauh
dari sifat malas.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup panting. Seseorang akan berusaha dengan segenap
tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menja~1a harga dirinya.
34
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga
diri. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Ulangan dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi
ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai
semua bahan pelajaran dilakukan oleh anak didik sedini mungkin
sehingga memudahkan mereka untuk menjawab semua item soal yang
diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval
waktu yang diberikan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang
cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar.
6. Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar let>ih giat, apalagi
bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik akan berusaha
untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas
belajamya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di
kemudian hari atau pada semester berikutnya.
35
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai
alat motivasi. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk menguji keberhasilan
anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan
sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama
sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan pujian yang diberikan, anak
didik anak lebih bergairah dalam belajar.
8. Hukuman
Hukuman merupakan alat motivasi yang baik dan efektif bila dilakukan
dengan tepat dan bijak, terutama bila dilakukan den~1an pendekatan
edukatif bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud
disini adalah sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki
sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah, sehingga dengan
hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau
pelanggaran.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu
memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk
36
belajar. Hasrat untuk untuk belajar merupakan potensi yang te·rsedia
di dalam diri anak didik. Potensi itu harus ditumbuhsuburkan dengan
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung
utamanya.
10.Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada unsur paksaan. Mina! besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu
mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena
ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghapal pelajaran yang
menarik minatnya dan proses belajar akan berjalan lancar bila disertai
minat.
2.3.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Poerwanto (1998) ada tiga fungsi motivasi, yaitu sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak
Motivasi yang berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi (kekuatan) pada seseorang untuk melakukan sesuatu
tugas.
37
2. Menentukan arah perbuatan
Menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan sesuatu tujuan
atau cita-cita. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya
3. Menyeleksi arah perbuatan
Artinya menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan,
yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
Kaitannya dengan kebutuhan untuk berprestasi, motivasi atau dorongan ini
tidak sekedar untuk meraih imbalan material yang besar. Orang yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena
mendapatkan imbalan dari apa-apa yang dikerjakannya, akan tetapi karena
hasil kerja tersebut dianggapnya sangat baik. Ada kepuasan batin tersendiri
kalau seseorang berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempuma.
2.3.4 Macam-macam faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar
Syaiful Bahri Djamarah (2002) menyebutkan bahwa motivasi indiviqu timbul
dari keingintahuan pengalaman yang dijadikan insentif (pendorong) untuk
dirinya. Motivasi terbagi dua macam, yaitu :
38
1. Motivasi instrinsik (motivasi dari dalam)
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Disebut motivasi intrinsik karena
tujuannya merupakan perasaan dari dalam yang sangat efektif dan
kompeten. Dengan kata lain, bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsil<
dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
tidak memerlukan dorongan dari luar dirinya, baik dari teman, orang tua, guru
atau lingkungan.
Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama dalam
kaitannya belajar sendiri (di rumah). Seseorang yang tidak memiliki motivasi
intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang
yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu
dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran
yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna baik di masa
kini maupun di masa mendatang.
Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata
pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu dan
boleh dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia
membutuhkan sesuatu dari apa yang telah dipelajarinya, baik di kelas atau di
39
rumah. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang
memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu,
minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu
soal atau situasi ada sangkut paut dengan dirinya.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang
tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pemah sepi dari kegiatan
anak didik atau siswa yang memiliki motivasi intrinsik. Diakui oleh semua
pihak, bahwa belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan sejumlah ilmu
pengetahuan. Belajar erat kaitannya dengan membaca. Dengan begitu,
membaca adalah pintu gerbang ke lautan ilmu pengetahuan. J<reativitas
membaca adalah kunci dalam pembinaan pribadi yang lebih baik.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi,
motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial,
bukan sekedar atribut dan seremonial belaka.
F aktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor
pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri
40
seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain :
1. Prestasi yang di raih (achievement)
2. Pengakuan orang lain (recognition)
3. Tanggung jawab (responsibility)
4. Peluang untuk maju (advancement)
5. Kepuasan betajar itu sendiri (the study it self)
6. Kemungkinan pengembangan prestasi (the possibility of growth)
2. Motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar)
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari
luar. Dengan kata lain, motivasi ekstrinsik adatah dorongan yang timbul
dalam diri seseorang karena adanya dorongan dari pihak tuar dirinya, baik
orang tua, guru, teman, atau masyarakat lingkungan sekitar. Tindakan atau
perbuatan yang didasari oleh dorongan-dorongan yang bersumber dari tuar
pribadi seseorang, melakukan sesuatu karena ada faktor dari luar yang
mendorongnya.
lndividu dengan motivasi ekstrinsik, dalam melakukan suatu tugas merasa
yakin bahwa partisipasinya dalam tugas tersebut akan mendatangkan hasil
yang diharapkan. Namun motivasi ekstrinsik bukanlah semata bentuk
motivasi yang berasal dari luar diri individu, seperti lingkungan keluarga,
41
lingkungan luar (teman). Motivasi ini berawal dari suatu kebutuhan yang
dihayati oleh diri sendiri, walaupun hal ini tidak lepas dari peranan lingkungan
dalam menimbulkan motivasi itu.
Alex Sobur (2003) menjelaskan, motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila
anak didik menempatkan tujuan belajamya di luar faktor-faktor situasi belajar
(resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar
karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan
sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik
dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk
belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai
membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan
motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Karena itu, seorang guru
harus bisa dan pandai dalam mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan
akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik
perhatian anak didik, atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua.
42
Diakui angka atau nilai, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh
positif dalam merangsang anak didik untuk giat belajar. Sedangkan ejekan,
celaan, hukuman yang menghina, sindiran kasar dan sebagainya
berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru dengan anak didik.
Jadilah guru sebagai orang yang dibenci oleh anak didik. Efek negatifnya,
mata pelajaran yang dipegang guru itu tak disukai oleh anak didik.
Sedangkan faktor dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan
tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan dalam
faktor ekstrinsik meliputi :
1. Kompensasi
2. kenyamanan belajar
3. Kondisi belajar
4. Status
5. Prosedur sekolah
6. Mutu dari pengajar dan hubungan interpersonal di antara teman sekelas
dan guru
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar. Syaiful
Bahri Djamarah (2002) menjelaskan, ada beberapa prinsip motivasi dalam
belajar:
43
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang
untuk belajar. Minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan
potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik cfalam belajar
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar
bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian
orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin
memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk
apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas
prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada
seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Berbeda dengan
pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan untuk
memberhentikan perilaku negatif anak didik. Hukuman badan seperti yang
44
sering diberlakukan dalam pendidikan tradisional, tidak dipakai lagi-dalam
pendidikan modem sekarang, karena hal itu tidak mendidik.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya
untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Bagaimana
mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki
bila potensi-potensi itu tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan
ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.
Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepada anak didik
sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik
merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain.
Perhatian, ketenaran, status, martabat dan sebagaini1a merupakan
kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan
motivasi bagi anak didik dalam belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar
bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya
sekarang, tetapi juga di hari-hari yang akan datang.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
-~---/ 1 1
45
Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi
belajar seseorang anak didik. Anak didik yang menyenangi mata pelajaran
tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Setiap ada
kesempatan, selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah
bila isi mata pelajaran itu dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.
Syaiful Bahri Djamarah (2002) menambahkan, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan
penyeleksi perbuatan. Semuanya menyatu dalam sikap, terimplikasi dalam
perbuatan. Pada mulanya, anak didik tidak ada hasrat untuk t>elajar, tetapi
karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. sesuatu
yang belum diketahui itu akhimya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap
anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
2.4 Pondok Pesantren
2.4.1 Pengertian Pondok Pesantren
Menurut Zamakhsyari Dhofier (1994) istilah pondok berasal dari pengertian
asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang
dibuat dari bambu, atau barangkali berasal dari bahasa Arab ci,.ili
funduq, yang berarti hotel atau asrama. Perkataan pesantren berasal dari
kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat
tinggal para santri.
Dengan demikian dapat difahami bahwa pondok pesantren adalah sarana
tempat tinggal para murid atau santri untuk menetap dan mempelajari
berbagai macam ilmu pengetahuan yang diberikan oleh para guru, ustadz
atau kyai.
Memang pesantren menganggap kehidupan akherat sebagai tujuan
kehidupan yang sebenarnya, tetapi mereka juga tak mau berpaling dari
kehidupan dunia. Kehidupan dunia bagi mereka sangat penting sebagai
"Persiapan" untuk mengejar kehidupan yang baik di akherat. "Persiapan"
yang baik tersebut termasuk memiliki kekayaan yang dapat dipakai untul<
membayar zakat, memberi amal jariyah dan naik haji.
46
Menurut Zamakhsyari Dhofier (1994) keberhasilan pemimpin-pemimpin
pesantren dalam menelorkan sejumlah besar 'ulama' yang berkualitas tinggi
adalah karena metode pendidikan yang dikembangkan oleh para kyai.
Tujuan pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid
dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan
mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan
menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih hati.
47
Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan
kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka
bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdia.n kepada
Tuhan.
Menurut tradisi pesantren, pengetahuan seorang santli diukur oleh jumlah
buku-buku yang telah pemah dipelajarinya dan kepada 'ulama' mana ia telah
berguru. Jumlah buku-buku standar dalam tulisan Arab yang dikarang oleh
'ulama' terkenal yang harus dibaca oleh para santri telah ditentukan oleh
lembaga-lembaga pesantren.
Menurut Zamakhsyari Dhofier (1994) kebanyakan pesantren tumbuh,
berkembang, dan berasal dali Jembaga-Jembaga pengajian seperti Pesantren
Tebuireng, Pesantren Ploso di Kediri, Pesantren Darussalam di Ponorogo,
Blok Agung di Banyuwangi. Selain itu banyak sekali pesantren-pesantren
yang mati dan meninggalkan sisa-sisanya dalam bentuk Jembaga-lembaga
pengajian disebabkan kurangnya kepemimpinan setelah seorang kyainya
yang masyhur meninggal dunia tanpa meninggalkan pengganti-pengganti
yang memiliki kemampuan, baik dalam pengetahuan Islam maupun dalam
48
kepemimpinan organisasi, seperti Pesantren Cepaka di Surabaya, Pesantren
Kademangan di Bangkalan-Madura, Pesantren Maskumambang di Gresik,
dan Pesantren Jamsaren di Surakarta.
Menurut Zamakhsyari Dhofier (1994) pondok, masjid, santri, pengajaran
kitab-kitab Islam klasik dan kyai merupakan lima elemen dasar dari tradisi
pesantren. lni berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah
berkembang hingga memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah
statusnya menjadi pesantren.
2.4.2 Jenis-jenis Pesantren
Secara garis besar, lembaga-lembaga pesantren pada dewasa ini dapat
dikelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu:
1. Pesantren Salafi, yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sistem madrasah
diterapkan untuk memudahkan sistem sorogan (sistem individual dimana
murid diharuskan menguasai pembacaan dan terjemahan kitab-kitab
Islam klasik secara tepat dan hanya bisa menerima tambahan pelajaran
bila telah berulang-ulang mendalami pelajaran sebelumnya) yang
dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa
mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Masih cukup besar
jumlah pesantren yang mengikuti pola ini, yaitu Pesantren Lirboyo dan
49
Ploso di Kediri, Pesantren Maslakul Huda di Pati, dan Pesantren TrBmas
di Pacitan.
2. Pesantren Khalafi (Modern), yang telah memasukkan pelajaran-pelajaran
umum dalam madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau
membuka tipe sekolah-sekolah umum dalam lingkungan pesantren.
Pondok Modern Darussalam Gontor tidak mengajarkan lagi kitab-kitab
Islam klasik. Pesantren-pesantren besar, seperti Tebuireng dan Rejoso di
Jombang, telah membuka SMP, SMA dan universitas, dan sementara itu
tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Dalam tradisi pesantren, telah terdapat pemisahan antara pesantren
pesantren yang mengajarkan pengetahuan umum dan yan~J ti1jak atau belum.
Walaupun pemisahan ini belum menimbulkan pengelompokkan atas dasar
sosial keagamaan yang berbeda dan masih sama-sama terikat sebagai
penganut ahlusunnah wai jaina'ah, namun pemisahan tersebut telah
menciptakan perbedaan-perbedaan dalam beberapa hal dalam bentuk
aktivitas sosial dan intelektual, cara-cara berpakaian, gaya 11idup, tingkahlaku
kemasyarakatan, dan aspirasi pekerjaan.
2.4.3 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
2.4.3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah
1. Periode cikal bakal (1942-1960)
Pada tahun 1942 K.H. Abdul Manaf Mukhayyar rnernpunyai sekolah ·.
Madrasah Al-lslarniyah di Petunduhan Palernrah. Tahun 1959 tanah dan
rnadrasah tersebut digusur untuk perlunasan kornplek Perkarnpungan Olah
Raga Sea Garnes, yang sekarang dikenal dengan kornplek Olah Raga
Senayan. Untuk rnelanjutkan cita-citanya, rnaka diusahakanlah tanah di
Ulujarni.
2. Peri ode Dewan Nazir (1994-sekarang)
50
Perjalanan sejarah Pesantren Oarunnajah yang relatif lama telah rnenuntut
peraturan kesernpurnaan untuk rnenjadi lernbaga yang baik. Belajar dari
perjalanan pondok pesantren di Indonesia dan rnelihat keberhasilan lernbaga
Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, yang telah berurnur lebih 1000 tahun
larnanya, Yayasan Oarunnajah yang rnernayungi segala kebijakan yang telah
berjalan selarna ini, berusaha rnerapihkan dan rnerernajakan pengurus
yayasan. Oengan niat yang tulus dan ikhlas, rnaka wakif tanah di Ulujarni
Jakarta K. H. Abdul Manaf Mukhayyar, Ors. K.H. Mahrus Amin, dan Ors. H.
Karnaruzzarnan Muslim yang ketiganya rnengatasnarnakan para derrnawan
untuk wakaf tanah di Cipining Bogor seluas 70 ha, rnengikrarkan wakaf
kernbali dihadapan para ularna dan urnara dalarn acara nasional di Oarunnajah
pada tanggal 7 Oktober 1994. Oalarn acara tersebut wakif rnenguraikan niat
dan cita-citanya rnendirikan lernbaga ini diatas sebuah piagarn wakaf yang
ditandatangani oleh para pemegang amanat, Dewan Nazir dan Pengurus
51
Harian Yayasan Darunnajah yang disaksikan oleh para tokoh masyarakat dan
ormas di Indonesia.
Pada tahun 1987 Pondok Pesantren Darunnajah mulai melebarkan misi dan
cita-citanya, mengajarkan agama Islam, mendidik para fakir miskin dan
bercita-cita membangun 1000 pondok pesantren modem.
2.5 Kerangka berpikir
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk berbuat
sesuatu keinginan atau kecenderungan melakukan suatu sikap atau peritaku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan mereka
yang diiringi dengan terciptanya hasit yang diharapkan baik dalam bentuk
materi ataupun immateri.
Datam proses belajar, motivasi merupakan indikator yang dapat mendorong
anak didik untuk selalu berusaha datam mengembangkan pengetahuannya,
baik di dalam ketas maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan
motivasi belajar yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar anak didik,
dalam hal ini dibuktikan dengan nilai yang bagus dalam raport. Pada
umumnya prestasi belajar akan meningkat jika motivasi belajar bertambah.
Dengan demikian, prestasi belajar dapat diperoleh dengan motivasi belajar
yang tinggi dari anak didik.
52
Dari uraian di atas, maka penulis menduga bahwa terdapat hubungan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar pada santri Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta. Santri yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi
akan dapat berprestasi yang lebih baik dibandingkan dengan santri yang
tidak mempunyai motivasi belajar.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Motivasi Belajar (X) Prestasi Belaj~
j Apakah ada hubungan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar santri
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
2.6 Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar santri Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar santri Pondok Pesantren Darunnajah ,Jakarta
53
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Alsa, 2003)
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang
datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang
dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau
hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi
bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain. Data yang
diperoleh kemudian dikuantitatifkan dengan menggunakan metode statistik
dan dilakukan interpretasi serta analisis untuk membuat kesimpulan.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah metode deskriptif dengan jenis
penelitian korelasional sesuai dengan tujuan penelitian yang meneliti apakah
ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar santri Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta, dengan menggunakan rumus statistik atau
data yang diperoleh dari penelitian ini yang berupa angka-angl<a kemudian
dianalisis dengan menggunakan rumus statistik. Menurut Sevilla (1993)
penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan
tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
3.1.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Variabel merupakan obyek penelitian. Dalam penelitian ini terclapat dua
variabel, yaitu :
a. Variabel bebas (independent variable) : Motivasi belajar (X)
b. Variabel terikat (dependent variable) : Prestasi belajar (Y)
Adapun definisi operasional untuk kedua variabel penelitian ini adalah :
55
1. Motivasi belajar, yaitu suatu daya yang mendorong seseorang dalam
berbuat sesuatu atau kecenderungan untuk menggerakkan suatu sikap
atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang diarahkan kepada
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya sehingga mengakibatkan
bertambahnya pengetahuan yang diiringi dengan terciptanya hasil yang
diharapkan baik dalam bentuk materi ataupun immateri dengan cara
mengembangkan faktor intrinsik yaitu keinginan berprestasi(achievement),
pengakuan diri sendiri (recognition), tanggung jawab (responsibility),
peluang untuk maju (advancement), kepuasan belajar itu sendiri (the
study it self), dan kemungkinan pengembangan prestasi (t11e possibility of
56
growth). Faktor ekstrinsik yaitu kompensasi, kenyamanan belajar, kondisi
belajar, status, prosedur sekolah, dan mutu dari pengajar dan hubungan
interpersonal di antara teman sekelas dan guru.
2. Prestasi belajar yaitu penilaian hasil belajar yang merupakan bukti
perwujudan bakat dan kemampuan siswa berupa angka·-angka dalam
laporan hasil belajar atau suatu hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan suatu usaha dengan cara memperbaiki kondisi fisiologi dan
kondisi psikologis yang meliputi kecerdasan; kemampuan otak, minat dan
bakat.
3.2 Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi dan sampel
Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) populasi adalah kelompok dimana peneliti
akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi dalarn penelitian ini
adalah siswa dan siswi SMU Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
Populasi ini berjumlah lebih dari 200 orang. Menurut Ferguson (dalam
Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang
ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu poputasi. Jumlah sampel yang
direncanakan adalah berjumtah 100 orang, sebab menurut Gay (dalam
Sevilla, 1993), jumlah sampet minimal suatu penelitian adalah 30 orang.
57
Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemarnpuan penulis
berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa dan siswi kelas I sampai kelas Ill SMU yang rnemiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Bersekolah di SMU Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
2. Berusia 15 sampai 17 tahun, karena pada usia ini subjek dianggap telah
mampu untuk memotivasi diri dalam memperoleh prestasi belajar yang
lebih baik.
3. Peringkat 1 sampai 15 di kelasnya pada semester ganjil.
3.2.2 Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non random
sampling dengan metode stratified propotional sampling yaitu suatu metode
pengambilan sampel dari suatu populasi didasarkan adanya tingkatan atau
strata dalam populasi (Sevilla, 1993).dalam penelitian ini tingkatan strata
meliputi peringkat 1 sampai 15 ranking dikelas.
3.3 Pengumpulan data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode l<uantitatif,
yakni dengan kuesioner dalam bentuk~ala mo~~ dan studi
dokumentasi untuk prestasi belajar.
58
3.3.1 Metode dan lnstrumen penelitian '
Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap ma.salah dalam penelitian
tentang motivasi belajar, penulis menggunakan teknik angket clalam bentuk
skala model Liker! yang dikembangkan sendiri. Skala ini disusun berdasarkan
indikator-indikator variabel yang merupakan ciri-ciri perilaku yang hendak
diteliti. Skala Liker! menurut Kerlinger (1993) adalah suatu himpunan butir
pernyataan sikap yang kesemuanya dipandang kira-kira sama dengan "nilai
subjek"; subjek menanggapi butir pertanyaan itu dengan mengungkapkan
taraf kesetujuan (favourable) atau ketidaksetujuan (unfavourable)
terhadapnya. Skor untuk butir-butir skala semacam itu dijumlahkan dan
dirata-rata untuk mendapatkan skor sikap seorang inclividu. Pernyataan
(item) dalam skala model Liker! ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif.
Seluruh item dalam angket ini berjumlah 50 buah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam skala Liker! ini adalah bentuk
jawaban skala Likert menggunakan empat kemungkinan jawaban, yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Adapun cara subjek memberikan jawaban terhadap tipe skala Liker!
menurut Sevilla (1993) ini adalah dengan memberikan tanda checklist pada
salah satu altematif jawaban berkisar antara 1-4 untuk item positif
(favourable). Skomya untuk jawaban SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, dan
untuk item negatif (unfavourable) sebaliknya, untuk jawaban SS= 1, S = 2,
TS = 3, STS = 4. Adapun sebaran skala motivasi belajar dapat dilihat pada
tabel berikut :
Skala Motivasi belajar
Untuk mengukur tingkat motivasi belajar pada penelitian ini menggunakan
skala model Likert. Adapun blue print skala motivasi belajar seperti pada
tabel berikut:
Tabel 3.1 Blue Print Skala Motivasi Belajar (Try Out)
Aspek lndikator Favourable Unfavourable
lntrinsik Keinginan berprestasi 6,23, 46 3,29,36
Pengakuan diri sendiri 21, 48 30,42
Tanggungjawab 13,20 4, 16,28
Peluang untuk maju 19 14,35
Kepuasan belajar itu sendiri 17 1, 38
Kemungkinan 25,39 5,49
pengembangan prestasi
Ekstrinsik Kompensasi 12 50
Kenyamanan belajar 11,27,34 24,26
33,45 43,47
Kondisi belajar 7 44
59
Jumlah
25
25
Status
Prosedur sekolah
Mutu guru dan hubungan
interpersonal
Jumlah
3.4 Hasil Uji lnstrumen Penelitian
1. lnstrumen Motivasi belajar
31
15,32
8,9,41
25
60
18 '
2, 10
22,37,40
25 50
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 50 item dalam instrumen ini, maka
terdapat 37 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % yaitu
item; 1, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 29,
30,31,32,33, 34,35, 38,40,41,42,43,44,46,47,48,49,50.
Sedangkan 13 item lainnya tidak valid, yaitu pada item 2, 5, 6, 8, 13, 15, 23,
27, 28, 36, 37, 39, 45. Dengan demikian item yang digunakan untuk
penelitian sebanyak 37 item. Berikut ini adalah blue print revisi motivasi
belajar.
61
Tabel 3.3 Blue Print Revisi Motivasi Belajar
Aspek lndikator Favourable Unfavourable Jumlah
-· lntrinsik Keinginan berprestasi 33 2,20
Pengakuan diri sendiri 15, 35 21,30
Tanggungjawab 14 ~~. 10
Peluang untuk maju 13 9,26 18
Kepuasan belajar itu 11 1, 27
sendiri 18 36
Kemungkinan
pengembangan prestasi
Ekstrinsik Kompensasi 8 37
Kenyamanan belajar 7,25 17, 19
24 31, 34
Kondisi belajar 4 32 19
Status 22 12
Prosedur sekolah 23 6
Mutu guru dan hubungan 5,29 16,28
interpersonal
Jumlah 16 21 37
62
Uji Reliabilitas skala Motivasi belajar dilakukan dengan menggunakan alpha
Cronbach. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,6897. dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini
reliabel untuk digunakan, karena menurut Singarimbun dan Efendi (2006).
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,50.
2. Ala! Ukur Prestasi Belajar
Ala! ukur yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar adalah studi
dokumentasi. Tehnik dokumentasi merupakan tehnik pengumpul data yang dicari
berupa catatan atau dokumen yang tersedia (Ari kunto; 1993). Sumber data yang
penulis pergunakan adalah nilai raport siswa semester 1.
3.5 Tehnik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan analisa statistik sebagai cara untuk
mengetahui hubungan variabel independent (variabel bebas/variabel X) yaitu
motivasi belajar dengan variabel dependent (variabel terikat/variabel Y) yaitu
prestasi belajar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa rumus,
yaitu:
1. Statistik Deskriptif, digunakan untuk mengolah gambaran umum
responden
2. Korelasi Product Moment dari Pearson, digunakan untuk mengetahtJi
validitas dan korelasi instrumen dimana skor setiap item dikorelasikan
dengan skor total, dengan rumus sebagai berikut (Azwar, 2003) :
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y
I:xy = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
I:x = Jumlah nilai tiap butir
Ly = Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu
N = Jumlah subyek penelitian
63
3. Sedangkan untuk menghitung reliabilitas alat pengumpul data, digunakan
tehnik Alpha-Cronbach dengan rumus sebagai berikut (Azwar, 2003) :
Keterangan :
a = Reliabilitas instrumen
K = Jumlah belahan tes
Sj2 = Jumlah varian dari skor item
Sx2 = Jumlah varian dari skor tes
64
4. Korelasi Product Moment Spearman, digunakan untuk mengetahui ..
hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Untuk
perhitungannya, penulis menggunakan program SPSS versi 11.5. Adapun
rumus dari Product Moment Spearman adalah sebagai berikut :
Keterangan :
ncx·il = Koefisien korelasi item total setelah dikoreksi dari efek spurius
overlap
nx = Koefisien korelasi item total sebelum dikoreksi
s; = Deviasi standar skor item yang bersangkutan
sx = Deviasi standar total skala
3.6 Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu :
1. Persiapan Penelitian
Dimulai dengan perumusan masalah.
Menentukan variabel yang akan diteliti.
Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
65
Menentukan, menyusun dan menyiapkan ala! ukur yang digunakano.dalam
penelitian, skala motivasi belajar dan prestasi belajar.
- Menentukan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan (seperti ;
meminta surat perizinan dari kampus Psikologi ditujL1kan ke lokasi
penelitian serta menunggu waktu di tentukan sampai waktu yang
diberikan dari tempat penelitian) .
2. Pengujian Ala! ukur (Try Out)
Setelah ala! ukur di buat berupa skala, penulis melakukan uji coba (try out).
Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas da1i
ala! ukur. Uji coba dilakukan pada tanggal 12 Januari 2007 pada siswa/siswi
SMU Darunnajah Jakarta. Uji coba dilakukan dengan menyebar angket
"Skala Motivasi belajar'' kepada 60 responden. Setelah uji c:oba dilakukan,
penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas skala dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item
dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari
pearson dan penghitungannya dengan menggunakan program SPSS versi
11.5.
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Januari 2007. penulis menyebarkan
angket sebanyak 110, pada siswa/siswi yang memiliki kriteria sesuai dengan
kriteria responden yang telah ditentukan. Sedangkan angket yang kembali 92
buah.
4. Pengolahan Data
Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.
- Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian
membuat tabel data.
- Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
66
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin,
usia, tingkatan kelas belajar di sekolah dan prestasi belajar. Subjek dalam
penelitian ini adalah 92 siswa yang belajar sebagai santri di Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta.
4.1.1. Gambaran subyek berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, subyek dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Putra 39 42,3%
Putri 53 57,6%
Total 92 100%
68
Dari label dialas dapal dikelahui bahwa responden paling banyak adalah
siswi putri yaitu 53 orang dengan persentase 57,6 %, sedangkan responden
siswa putra berjumlah 39 orang dengan prosentase 42,3 %.
4.1.2. Gambaran subyek berdasarkan usia
Berdasarkan usia, subyek dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagaimana terlihat pada label berikut:
Tabel 4.2 Gambaran umum responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase (%) 15 65 70,6% 16 24 26,1 % 17 3 3,3%
Total 92 100%
Berdasarkan usia responden pada penelitian ini berusia 15 - 17 tahun dengan
persentase 70,6 % unluk responden yang berusia 15 tahun, 26,1 % yang
berusia 16 tahun dan 3,3 % yang berusia 17 maka total persentasenya 100 %.
4.1.3. Gambaran subyek berdasarkan tingkatan kelas belajar
Berdasarkan tingkatan kelas belajar, subyek dalam penelitian ini dapal
digambarkan sebagaimana terlihat pada label berikut:
69
Tabel 4.3 Gambaran umum responden berdasarkan tingkatan kelas
Ke las Frekuensi Persentase (%) 1 41 44,6% 2 51 55,4% 3 0 0%
Total 92 100%
Berdasarkan dari tingkatan kelas. persentase responden yang IDerada dikelas
1 dengan prosentase 44,6 % dan responden yang dikelas 2 dengan persentase
55,4 % sedangkan responden pada tingkatan kelas 3 tidak ada karena sedang
mengikuti PPM (Program Pengabdian Masyarakat) selama 3 bulan.
4.1.4. Penyebaran nilai prestasi belajar
Berdasarkan nilal rata-rata jumlah raport subyek, maka subyek penelitian ini
dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Penyebaran Nilai Prestasi Belajar
Skor Kategori Frekuensi Persentase
<47 Kurang Sekali 0 0%
48-71 Cukup 0 0%
72-95 Baik 0 0%
96-120 Amat Baik 92 100%
> 120 lstimewa 0 0%
70
Pada label di atas dapat diketahui bahwa subyek yang memilil<i prestasi b~lajar
amat baik (100%) sedangkan kategori lainnya yaitu kurang sel<ali, cukup, baik,
dan istimewa (0%).
4.2. Presentasi Data
4. 2.1 Uji normalitas
Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng (bell shaped). Data-data berskala interval sebagai hasil suatu
pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak
mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui
kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas
terhadap data yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2000).
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smimov. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah salah satu cara untuk
menguji goodness of fit. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat
kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan
distribusi teoretis tertentu (normal, uniform, atau poison). Jadi hipotesis
statistiknya adalah distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan
distribusi frekuensi harapan (teoretis) (Tim Penelitian dan Pengembangan
Wahana Komputer, 2006).
Hasil uji normalitas data pada skala motivasi belajar angka probabilitas
sebesar 0,625 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka
diketahui bahwa nilai probabilitas 0,625 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar 102,8261 dan
standar deviasi (Std) sebesar 9,3897 4. Berikut ini adalah gambar diagram
scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.
Gambar 4.1 : Scatterplot Motivasi Belajar
Normal Q-Q Plot of Motivasi Belajar
120 / ,,/:
110 / G ;" "' 100 / ~ / o; E 00
.. / 0 z ~ G 80 t; ~ 0. ~ 70 w
70 80 00 100 110 1>l 130
Observed Value
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa seoaran data variabel motivasi
belajar berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan
demikian, data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.
71
72
4.2.2 Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat
diajukan adalah :
Ho = Varians data bersifat homogen
H1 = Varians data bersifat tidak homogen
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu
menggunakan probabilitas dan membandingkan uji F hitung dengan F tabel.
Jika pengambilan keputusan menggunakan probabilitas, maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Sedangkan,
probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
Jika pengambilan keputusan menggunakan perbandingan F hitung dan F
tabel, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah F hitung < F tabel, maka
Ho diterima. Tetapi, jika F hitung > F label, maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS
versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Nilai Uji Homogenitas
Variabel N Sig F hitung Df1 Df2 Ftabel 5%
Motivasi Belajar 92 0,410 0 1 90 3,96
73
Pengambilan keputusan untuk data penelitian ini menggunakan
perbandingan uji F hitung dengan F tabel. Dari label nilai uji homogenilas di
alas sebagaimana yang lerdapat dalam lampiran 3 kolom Test of Homogenity
of Variances pada Levene Statistic, dapal diketahui bahwa motivasi belajar
memiliki nilai F hitung (0) < F tabel (3,96) sehingga Ho diterima, artinya
varians data bersifat homogen.
4.2.3 Uji Hipotesa
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi pmduct moment
dari pearson unluk mengetahui hubungan korelasikan jumlah skor variabel
motivasi belajar dengan jumlah skor prestasi belajar. Dan analisis regresi
unluk mengelahui faktor motivasi apakah yang mempengaruhi prestasi
belajar.
1. Hubungan Motivasi belajar dengan Prestasi belajar
Pengujian yang digunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui
kekuatan hubungan antara dua variabel. Untuk perhitungannya dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 11.5 adapun hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Korelasi skala Motivasi belajar dan Prestasi belajar Correlations
Motivasi Raport Belaiar
Raport Pearson Correlation 1 ,834(-)
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
Motivasi Belajar Pearson Correlation ,834(-) 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
- Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel di atas diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala
74
motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 0,834. setelah dibandingkan r
tabel untuk sampel 92 orang diperoleh r tabel sebesar 0,205 pada a= 0,05
dan 0,254 pada a= 0,01.
R hitung rtabel (N= 92, 0,05) rtabel (N= 92, 0,01) 0,834 0,205 0,254
Dari analisa statistik diatas bahwa nilai rhitung lebih besar dibandingkan nilai nilai r
tabel pada a= 0,05. Dengan demikian, hipotesis altematif yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar
diterima. Sedangkan hipotesis nihil yang menyatakan, bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ditolak.
75
2. Pengaruh Motivasi belajar terhadap Prestasi berdasarkan faktor
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar
terhadap tingkat prestasi belajar di tinjau dari macam-macam faktor dengan
menggunakan uji korelasi product moment dari pearson dan regresi
sederhana, diperoleh nilai korelasi; 0,712 terhadap motivasi intrinsik, dan
0,387 terhadap motivasi ekstrinsik. Dan nilai analisis regresi di peroleh
koefisien determinasi R = 0,712 atau 71,2% terhadap motivasi intrinsik, dan
0,387 atau 38,7% terhadap motivasi ekstrinsik.
Tabel 4.7 Korelasi Motivasi intrinsik dan Motivasi ekstrinsik terhadap
Prestasi belajar
Correlations
Prestasi Belaiar Mot lntrinsik
Prestasi Belajar Pearson Correlation 1 1712*' Sig. (2-tailed) ,000 N 92 92
Mot lntrinsik Pearson Correlation ,712*" 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 92 92
-. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
76
Correlations
Prestasi Belaiar Mot Ekstrinsik
Prestasi Belajar Pearson Correlation 1 ,387~
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92 Mot Ekstrinsik Pearson Correlation ,387*' 1
Sig. (2-tailed) ,000 N 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.8 Regression
Model Summarf
Channe Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Model R R Snuare R Snuare the Estimate Cha~~e F Channe df1 df2 Sin. F Channe 1 ,712a ,507 ,502 5,53946 ,507 92,630 1 90 ,ODO
a. Predictors: (Constant), Mot !ntrinsik
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Model Summarf
Channe statistics
Adjusted std. Error of R Square I I Mode! R R Square R Snuare the Estimate Change F Change df1 dl2 Sin. F Change 1 ,387" .150 ,140 7,27652 ,150 I 15,843 I 1 90 .000
a. Predictors: (Constant), Mot Ekstrinsik
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel diatas bahwa, analisis nilai korelasi dan regresi sederhana
diketahui koefisien determinan dengan nilai: (0,712) terhadap motivasi
intrinsik dan (0,387) terhadap motivasi ekstrinsik, maka nilai tersebut
menyatakan pengaruh motivasi intrinsik lebih besar dari pada rnotivasi
ekstrinsik. Hal ini disebabkan oleh suatu kebutuhan yang dihayati oleh diri
77
sendiri, walaupun hal ini tidak lepas dari peranan lingkungan dalam
menimbulkan motivasi itu.
4.3 Hasil Tambahan
Tabel 4.9 Independent Samples Test
Independent Samples Test
Levene's Test for E!lualitv of Variances Mest for Enualitv of Means
95% Confidence lnteival of the
Mean Ski. Error Difference F Sia. t df Sia. f2-tailedl Difference Difference l~• Unner
Motivasi Bela1ar Equal variances .200 ,592 -3,083 90 ,003 -5,8403 1,89442 -9,60395 -2,07675 assumed
Equal variances -3,072 80,932 ,003 -5,84()3 1,90130 -9,62339 -2,05731 not assumed
Dari tabel di atas menunjukkan tidak terdapat perbedaan motivasi belajar
berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini.
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah
diuraikan di bab 4, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar.
2. Adanya pengaruh motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar
3. Dalam prestasi belajar dapat diketahui dalam bentuk nilai pada raport.
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian telah didapatkan bahwa ada hubungan 11ang signifikan
antara Motivasi belajar dengan Prestasi belajar. Hal ini didasari perhitungan
korelasi product moment pearson terhadap skor motivasi belajar dengan skor
prestasi belajar dengan nilai r hitung (0,834) lebih besar dari r table pada a =
0,05 yaitu (0,205) dan a= 0,01 yaitu (0,254). lni berarti bahwa hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Motivasi belajar dengan Prestasi belajar diterima. Dengan demikian hipotesa
nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi
belajar dengan Prestasi belajar ditolak.
79
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi rendah
akan menghadapi kesulitan dan tidak akan banyak belajar. Dan Siswa yang
memiliki motivasi tinggi cenderung memiliki keinginan yang tinggi, sehingga
mereka tidak mudah menyerah pada keadaan untuk berprestasi dalam
belajar.
Belajar tidak akan dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat, baik dari
dalam atau dari luar bagi siswa yang bersangkutan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Dalam proses belajar,
motivasi sangat dibutuhkan sebab siswa tidak mungkin melakukan aktivitas
belajar jika tidak memiliki motivasi. Jika motivasi instrinsik tidak ada dalam diri
siswa, maka di perlukan motivasi ekstrinsik. Dorongan itu dapat berupa
hadiah dari orang lain; orang tua atau guru. Seperti yang dikatakan oleh
Purwanto (1998) bahwa motivasi dapat timbul dari orang lain disekitamya,
seperti dari keluarga, saudara, teman sepermainan dan sekolahnya.
Dan adanya suatu kebutuhan yang dihayati oleh siswa sangat mendukung,
walaupun hal ini tidak lepas dari peranan lingkungan dalam menimbulkan
80
motivasi itu. Dengan besaran nilai 71,2% > 38,7% maka, siswa yang me.miliki
motivasi belajar instrinsik yang bagus akan memiliki tingkah laku yang terarah
pada pencapaian prestasi belajar. Sedangkan siswa yang merniliki motivasi
belajar intrinsik yang kurang, tingkah laku yang kurang terarah pada
pencapaian prestasi be la jar hal ini dapat disebabkan kurang jelasnya tujuan
yang ingin dicapai dan tidak mampu mengikuti proses belajar mengajar
dengan baik.
Aspek yang membentuk psikologis dan fisiologis inilah yang mendukung
terbentuknya prestasi yang baik pada siswa secara umum fisiologis, sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Orang yang dalam keadaan
lelah atau sakit dan anak yang kekurangan gizi belajamya tidak sebaik anak
yang sehat, mereka lebih lekas lelah, mudah mengantuk dan sulit menerima
petajaran. Kekurangan gizi disertai anemia akan mengurangi ketahanan fisik
anak, sehingga konsentrasi belajar menurun dan akan mempengaruhi prestasi
belajar.
Sedangkan psikologis yang mendukung terbentuknya prestasi yang bagus
secara umum yaitu dengan kecerdasan, minat dan bakat yang telah teruji
dengan baik dan dapat diukur dengan hasil yang baik pula.
Besamya sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar (39%)
menandakan ada variabel lain yang mempengaruhi prestasi l:>elajar seperti
81
Adversity Quotient yang metiputi kemampuan untuk mengontrot kemampuan
diri, daya tahan terhadap masatah yang dihadapi dan kemapuan untuk
menganatis dan meyetesaikannya (Yuti Safitri;2005)
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa hat yan~i dapat
dipertimbangkan sebagai saran praktis, baik bagi siswa, guru, pihak sekotah
dan orang tua.
I. Bagi siswa hendaknya tebih meningkatkan prestasi betajar yang lebih baik
agar mendapatkan prestasi betajar yang baik. Dengan cara mengenati
kemampuan diri sendiri, memahami karakter sendiri dan memotivasi diri
agar belajar menjadi suatu kebutuhan.
2. Bagi guru hendaknya mampu membangkitkan motivasi betajar dengan
cara memberikan reward atau punishment , menggunakan metode belajar
yang tepat dan menciptakan suasana belajar yang menarik.
2. Bagi pihak sekotah, selayaknya menciptakan suasana lingkungan sekotah
yang baik dan kondusif agar dapat membantu meningkatkan motivasi
belajar siswa.
3. Khusus bagi kedua orang tua hendaknya memberikan bimbingan dan
nilai-nilai tentang pentingnya suatu prestasi dalam belajar.
DAFT AR PUST AKA
Ahmadi, Abu & Umar, Muhammad. (1992). Psiko/ogi Umum. Surabaya: Bina llmu Offset.
Akbar, Reni. (2001 ). Psikologi Perkembangan Anak; Mengenal Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak. Jakarta : Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian ; Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Atkinson, L Rita DKK. (1999). Pengantar Psiko/ogi. Jakarta : Erlangga.
Az.war, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia ; Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :Pustaka Belajar.
Az.war, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakata : Pustaka Pelajar.
Chaplin, J P. (2000). Kamus Lengkap Psiko/ogi. Jakarta : Raja Grafindo.
Dafidoff, Linda. (1991). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Departemen Agama RI. (1986). AJ-Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: Serajaya Santra.
Dhofier, Zamakhsyari. (1994). Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta : LP3ES.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psiko/ogi Be/ajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. (2000). Psikologi Perkembangan ; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Kuncono. (2003). Praktikum Laboratorium Komputer Psikologi (SPSS). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.
Mujib, Abdul & Mudzakir, Jusuf. (2002). Nuansa-nuansa Psiko/ogi Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Nazir, Muhammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto, M Ngalim. (1998). Psiko/ogi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
P usat Bahasa Depa rte men Pendidikan Nasional. (2001 ). Kamu.s Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Bulan Bintang.
Sevilla, Consuelo G. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : Pustaka Setia.
Soekadji, Soetarlinah. (1999). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok: Fakultas Psikologi UI.
Suryabrata, Sumadi. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. (1997). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. (2006). Psiko/ogi Be/ajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tim Akademik IAIN Syarif hidayatullah Jakrta. (2001 ). Pedoman Akademik Tahun 200112002 : tnstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatuflah Jakatta. Jakarta : IAIN Jakarta Press.
W.S, Winkel. (1987). Psiko/ogi Pengajaran. Jakarta: Gramedia
Wlodkowski, Raymond.J & Judith J. Jaynes. (2004). Motivasi Be/ajar. Depok: Cerdas Pustaka.
Woolfolk, Anita E. (1995). Educational Psychology. Boston: Allyn and Bacaon.
Yusuf, Munawir. (2003). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Be/ajar. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Skripsi
Safitri, Yuli. (2005). Hubungan Antara Adversity Questent dengan Prestasi Be/ajar. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Internet
www.darunnajah.ac.id
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JI. Kcrta Mukti No.5 Circn<lcu Ciputat Jakarta Selatan 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714
Nomor : Ft. 71/0T.Ol.7/ I bo7 /l/2007 Lamp. Hal : lzin Penelitian
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMU Darunnajah di Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :
: H.M Sugandi : Jakarta, 1 Mei 1980
Jakarta, 24 Januari 2007
Nam a Tempat/Tgl Lahir Alamat JI. Swadaya I Rt 002/09 Pejaten Timur Pasar Minggu
Jakarta Selatan
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Semester Nomor Pokok Tahun Akademik Program
XI (sebelas) 101070023017 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : 'Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta" mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara p1mpm. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/lbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassaiamu'alaikum Wr. Wb.
A.n. Dekan Pembantu Dekan
M.Si-<-
. Ulujami Raya 86, Pesanggrahan lakarta Selatan 12250 Indonesia
Telp. Fax. Emergency URL E-mail
SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor: 813.05/DN/II/2007
(021) 7350187 (Hunting) (021)73886529, 73880158 (021) 73886044 www.darunnajah.com [email protected]
Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan menerangkan dengan sebenarnya bahwa :
Nama NIM Fakultas
: H.M. SUGANDI : 101070023017 : Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta
benar telah mengadakan penelitian untuk kelengkapan penyelesaian tugas akhir dengan judul "Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Santri Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta"
Surat keterangan ini dibuat sebagai bukti bahwa yang bersangkutan telah selasai mengadakan penelitian di Pondok Pesantren Darunnajah.
!
!
' I
Lampiran 3
Skala Try out
SKALA MOTIV ASI BELAJAR (Try Out)
Di bawah ini adalah pernyataan mengenai sikap anda terhadap lingkungan tempat
anda belajar. Baca dan pahami setiap pernyataan kemudiaan berilah tanda eek list
(;/) pada kolom yang tersedia. Tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Jawablah sesuai dengan apa yang anda alami dan sesuai dengan keadaan anda
sebenar-benarnya.
Rahasia anda terjamin. Dimohon tidak ada satu pun pemyataan yang tidak diisi
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
ST : Sangat tidak setuju
SELAMAT MENGERJAKAN
No Pernyataan STS TS s SS
1 Saya merasa sulit belajar di dalam kelas 2 Cara belajar yang saya lakukan di rumah tidak efektif I
3 Nilai yang saya peroleh tidak memenuhi target yang saya tetapkan
4 PR dari sekolah tidak sava selesaikan dengan segera
5 Sekolah memberikan ganjaran bagi siswa/I yang berprestasi.
6 Nilai yang saya miliki sudah memenuhi target yang saya tetapkan.
7 Sekolah tempat saya belajar memberikan kenyamanan belajar bagi siswa. I
8 Saya akan lebihsemangat belaiar bila ada teman vang
saya sukai dalam kelas saya
9 Saya senang belajar dipesantren karena bisa berinteraksi dan menambab pergaulan serta wawasan saya
10 Saya tidak perlu berinteraksi dengan teman sekelas Saya senang belajar disini karena Iingkungan belajar ·w
11 nyaman bagi siswa .
12 Sekolab tempat saya belajar memberikan kebebasan untuk beraktivitas sosial dengan teman-teman sekelas
13 Saya bisa belajar sendiri tanpa bantuan orang Iain
14 Saya tidak suka belajar disini (Pesantren) yang tidak memberikan kesempatan mengembangkan diri.
15 Sekolab saya memberikan penghargaan pada siswa/i yang berprestasi.
16 Tugas dari sekolah yang diberikan kepada saya tidak saya jalankan dengan baik
17 Saya senang belajar disini karena bisa mendapatkan ilmu yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau.
18 Menurut saya sekolah tidak memberikan kenyamanan akan status belajar yang jelas
19 Persaingan dalam memperoleh prestasi yang tinggi diantara teman belajar membuat saya giat belajar.
20 Saya akan mengerahkan kemampuan untuk mendapatkan basil belajar yang baik dan memuaskan.
21 Guru-guru sangat mendukung dan menghargai s1swanya.
22 Sekolab tempat saya belajar tidak memberikan kesempatan untuk menialin hubungan vang akrab.
23 Peringkat nilai saya pada semester lalu termasuk dalam 5 besar.
24 Sekolab tempat saya belajar tidak memberikan kenvamanan kepada siswa. Sekolab tempat saya belajar memberikan kebebasan
25 pada siswanya untuk mengembangkan prestasi yang dimilikinya.
26 Kondisi lingkungan sekolab saat ini tidak memenuhi standar kenyamanan belajar.
27 Sekolab tempat saya belajar memberikan kenyamanan bagi siswa.
28 Tugas-tugas dari sekolab yang diberikan kepada saya tidak sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
29 Bagi saya menjadi siswa yang berprestasi hanya akan dimanfaatkan oleh sekolah
30 Sava tidak memiliki banyak teman. 31 Nilai yang saya peroleh mempengaruhi harga diri.
32 Sekolah tempat saya belajar memberikan fasilitas beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
33 Dengan kondisi sekolah saat ini, saya tidak memperoleh prestasi yang bagus.
34 Saya betah tinggal di asrama.
35 Sekolah tempat saya belajar tidak pemah memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi.
36 Target nilai saya belum terpenuhi meskipun saya belajar dengan penuh semangat.
37 Sekolah menyelenggarakan kegiatanekstra kurikuler untuk mengembangkan bakat siswa.
38 Aktivitas sekolah membuat saya bosan.
39 Sekolah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk berprestasi lebih tinggi.
40 Sekolah tidak pemah memberikan kesempatan pelatihan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa.
41 Saya pandai bergaulan sehingga memiliki banyak teman.
42 Orang tua tidak mendukung dan menghargai hasil prestasi saya.
43 Saya merasa nyaman dengan fusilitas sekolah. 44 Lingkungan sekolah tidak sesuai dengan harapan saya.
45 Guru-guru membantu kesulitan yang dihadapi oleh S!SWa
46 Prestasi saya memberikan kebanmran bagi sekolah. 47 Saya malas belajar meskipun sudah didorong oleh orang
tua dan guru. 48 Guru dan teman-teman dilingkungan belajar saya
mendukung dan mengharagai prestasi sava. 49 Metode belajar guru membuat saya tidak bisa belajar
dengan baik 50 Saya sangat senang mendapatkan pelajaran tambahan
karena bisa mendapat pengetahuan yang lebih banyak
lamplmn4 SKALA MOTNASI BELAJAR
Rnponder 1 2 3 • • • 7 • • 1011nnummnm1028212222242528•282B~Mn~~,.,..,.,.~ ............. .,.~~ jumlah 1 3 3 1 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3 3 2 3 2 2 145 2 3 3 2 2 1 2 1 2 4 4 1 1 3 1 4 3 1 1 3 3 1 2 2 1 1 3 1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 1 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 129 3 3 1 3 3 1 2 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 1 155
• 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 2 1 2 4 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 139
• 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 124
• 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 1 145 7 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 141
• 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 3 1 3 2 2 2 3 4 1 4 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4 3 2 2 2 119
• 3 2 2 1 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 4 3 1 4 4 4 1 4 4 2 2 1 4 3 3 3 2 4 2 2 1 1 1 3 4 1 4 3 2 2 2 2 3 3 3 1 130 10 3 2 2 3 1 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 2 1 2 3 3 3 4 4 2 2 1 3 4 3 3 2 144 11 3 3 2 2 1 2 4 3 4 1 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 3 3 4 4 3 4 1 4 4 1 1 3 4 3 3 3 1 3 3 2 4 3 3 1 145 12 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 146 .13~ 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 131 ,. 3 3 2 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 2 1 3 1 3 3 3 1 4 3 3 2 4 4 2 2 1 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 145 15 2 2 1 3 2 2 2 2 3 4 1 1 1 4 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 1 1 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 121 18 2 3 2 3 2 1 2 2 3 1 3 4 2 1 3 4 3 3 3 4 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 1 125 17 2 3 2 3 2 1 3 3 4 1 3 3 1 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 2 1 2 1 3 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 4 4 1 135
" 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 1 4 2 4 2 4 4 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 4 2 2 115 18 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 125 21l 2 4 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 1 4 3 2 1 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 1 130 21 3 3 2 4 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 1 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 3 3 1 147 22 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 140 23 2 2 1 2 4 2 3 4 1 3 2 3 1 2 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 110 24 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 139 25 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 144 ,. 3 2 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 1 1 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 1 149 27 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 139 .. 3 2 2 3 2 1 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 4 4 2 2 3 4 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 1 134 28 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 1 137 30-, 4 4 2 2 1 1 4 4 2 4 3 3 2 2 3 2 1 3 4 4 1 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3 1 4 4 2 1 1 3 1 4 4 4 1 3 2 4 2 3 1 137 31 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 132 32 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 1 141
<->n- 4 2 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 1 3 4 4 4 4 2 2 1 4 1 3 1 4 4 4 1 4 2 1 4 1 1 2 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 1 144
>:u / 2 3 2 3 1 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 1 2 4 3 2 3 2 1 2 4 3 2 3 1 134 >3f-- - 3 2 1 3 1 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 133 ,. 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 2 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 2 1 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 ' 2 1 3 2 2 2 3 4 3 2 1 3 4 3 3 1 132
31' 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 3 3 2 3 2 3 1 3 1 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 116 ,. 3 3 1 3 2 1 3 3 4 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 1 2 137 ____ ,._-- 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 1 4 3 2 2 2 4 4 2 3 1 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 4 3 1 2 135 :"--40 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 132
--- 4f:-, 3 3 2 3 2 2 1 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 4 2 1 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 130 42' 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 135 .. 4 3 3 2 1 2 1 4 2 4 2 ' ' ' 3 3 2 2 4 4 2 2 4 2 ' 2 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 ' 3 3 1 ' 2 3 2 1 119 44 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 143 ... 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 ' ' 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 ' ' ' ' ' 2 2 133 45 ___ ;_
3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 141 __ '47__ '_ 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 125
->:"f-::.-":: 4 2 3 3 1 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 2 1 144 3 1 2 2 1 2 3 1 4 4 3 4 1 4 4 4 1 2 4 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 2 1 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 2 138
50--;.: 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 124 81 3 2 1 3 4 2 2 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 1 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 145
52-(.: 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 1 138 :::-::5-3.'.;;~-, 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 1 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 135 ----_tu-_<\ 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 131
~-;:_-_;:-_:::r.H ~ 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 134 2 2 3 2 2 2 3 4 4 2 4 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 1 130
;_ ,:.-51;>-' 3 2 2 3 1 1 3 4 2 3 3 3 2 1 4 2 2 1 2 4 2 2 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4 3 1 4 4 2 3 3 3 2 3 2 ' 133 -,:.--,:>,_58,; 3 2 ' 2 2 2 2 1 3 4 2 3 4 3 3 2 3 1 1 1 2 1 3 3 3 ' 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 129
,·Jse-: 3 4 3 2 2 2 4 1 4 4 2 3 1 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 2 3 2 2 3 4 4 2 4 2 4 4 2 1 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 147 .. 3 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 148 ., 3 3 2 2 ' 2 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 138 "2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 2 3 4 3 4 ' 4 4 4 4 2 1 4 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 1 1 140 83 3 2 2 2 1 ' 2 4 2 2 3 3 2 1 4 3 2 1 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 ' 4 4 3 3 4 2 2 3 3 1 4 4 2 3 2 3 2 3 2 1 128
"' 0
91
Lampiran 5
Reliabilitas skala motivasi belajar ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A NALY S I s S C A L E (AL PH A)
Mean Std Dev Cases
1. VAROOOOl 2,8571 '5034 63,0 2. VAR00002 2,4286 '6651 63,0 3. VAR00003 2, 0317 '5671 63,0 4. VAR00004 2,5397 '6176 63,0 5. VAR00005 2,0952 ,8560 63,0 6. VAR00006 2,0000 '5680 63,0 7. VAR00007 2,6984 '7102 63,0 8. VAR00008 2,9048 ,8746 63,0 9. VAR00009 3,2381 ,7559 63,0
10. VAROOOlO 3,4286 ,7770 63,0 11. VAROOOll 2,7619 '6890 63,0 12. VAR00012 2,9841 '7294 63,0 13. VAR00013 1,9683 '6949 63, 0 14. VAR00014 2,6667 1,0000 63, 0 15. VAR00015 3,2063 '6263 63,0 16. VAR00016 2,8413 '5450 63,0 17. VAR00017 2,5397 ,7583 63,0 18. VAR00018 2,5556 ,7573 63,0 19. VAR00019 3,1429 '6923 63,0 20. VAR00020 3,4127 '5857 63,0 21. VAR00021 2,6190 '6822 63,0 22. VAR00022 2,8413 ,7871 63,0 23. VAR00023 2,2540 ,8975 63,0 24. VAR00024 2,6349 ,7026 63,0 25. VAR00025 2,6667 '7829 63,0 26. VAR00026 2, 5238 '6923 63,0 27. VAR00027 2, 6349 '6299 63,0 28. VAR00028 2,7619 '5879 63,0 29. VAR00029 3, 1429 ,7590 63,0 30. VAR00030 3,4603 '7145 63, 0 31. VAR00031 2,8254 ,7080 63, 0 32. VAR00032 3,0317 '7177 63,0 33. VAR00033 2,3492 '5725 63,0 34. VAR00034 2,7302 '8837 63,0 35. VAR00035 3,0476 ,7498 63,0 36. VAR00036 2,1905 '6686 63,0 37. VAR00037 1,9048 ,6651 63,0 38. VAR00038 2,6032 '8336 63,0 39. VAR00039 2,9048 '6890 63,0 40. VAR00040 2,6190 ,8506 63,0 41. VAR00041 3,0635 '6690 63, 0 42. VAR00042 3,4603 '6915 63,0
43. VAR00043 2,4286 ,5879 63,0 44. VAR00044 2,3333 '6476 63,0 45. VAR00045 2,6825 '6176 63,0 46. VAR00046 2,7619 '6404 63, 0 47. VAR00047 3, 0952 '6651 63,0 48. VAR00048 2,9841 '5234 63,0
R E L I A B I L I T Y A NA LY S I S s c AL E (AL PH A)
Mean Std Dev Cases
49. VAR00049 2,4286 '6890 63,0 50. VAR00050 1,7460 '6468 63,0
Reliability Coefficients
N of Cases = 63,0 N of Items ·- 50
Alpha = '6897
Lampiran 6
HASIL UJI VALIDITAS SKALA MOTIVASI BELAJAR (TRY OUT)
No. Item r Hitung r table (0,05) r tabel (0.01) Status 1 0,287* 0,273 0,354 Valid 2 0,048 0,273 0,354 Tidak valid 3 0,297* 0,273 0,354 Valid 4 0,324** 0,273 0,354 Valid 5 0,218* 0,273 0,354 Valid 6 0,155 0,273 0,354 Tidak valid 7 0,580** 0,273 0,354 Valid 8 0,069 0,273 0,354 Tidak valid 9 0,508* 0,273 0,354 Valid
10 0,263* 0,273 0,354 Valid 11 0,450** 0,273 0,354 Valid 12 0,402** 0,273 0,354 Valid 13 - 0, 101 0,273 0,354 Tidak valid 14 0,539** 0,273 0,354 Valid 15 0,072 0,273 0,354 Tidak valid 16 0,256* 0,273 0,354 Valid 17 0,264* 0,273 0,354 Valid 18 0,294* 0,273 0,354 Valid 19 0,236* 0,273 0,354 Valid 20 0,244* 0,273 0,354 Valid 21 0,504** 0,273 0,354 Valid 22 0,503** 0,273 0,354 Valid 23 0,187 0,273 0,354 Tidak valid 24 0,457** 0,273 0,354 Valid 25 0,244* 0,273 0,354 Valid 26 0,421** 0,273 0,354 Valid 27 0,203 0,273 0,354 Tidak valid 28 0,219 0,273 0,354 Tidak valid 29 0,272* 0,273 0,354 Valid 30 0,580** 0,273 0,354 Valid 31 0,286* 0,273 0,354 Valid 32 0,401** 0,273 0,354 Valid 33 0,263* 0,273 0,354 Valid 34 0,377** 0,273 0,354 Valid 35 0,344** 0,273 0,354 Valid 36 0,046 0,273 0,354 Tidak valid
37 -0,087 0,273 0,354 38 0,360** 0,273 0,354 39 0,127 0,273 0,354 40 0,388** 0,273 0,354 41 0,501** 0,273 0,354 42 0,391** 0,273 0,354 43 0,292* 0,273 0,354 44 0,402** 0,273 0,354 45 0,192 0,273 0,354 46 0,330** 0,273 0,354 47 0,382** 0,273 0,354 48 0,349** 0,273 0,354 49 0,322** 0,273 0,354 50 0,224 0,273 0,354
Ket : • Correlation is significant atthe 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
94
Tidakvalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid
I
Lampiran 7
Skala motivasi belajar penelitian
Nama Kelas Alam at
Di bawah ini adalah pernyataan mengenai sikap anda terhadap lingkungan tempat
anda belajar. Baca dan pahami setiap pernyataan kemudiaan berilah tanda eek list
(°'1) pada kolom yang tersedia. Tidak adajawaban yang benar atau salah.
Jawablah sesuai dengan apa yang anda alami dan sesuai dengan keadaan anda
sebenar-benarnya.
Rahasia anda terjamin. Dimohon tidak ada satu pun pemyataan yang tidak diisi
Adapun pilihanjawaban tersebut adalah :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
ST : Sangat tidak setuju
SELAMAT MENGERJAKAN
No Pernyataan STS TS s SS
1 Saya merasa sulit belajar di dalam kelas
2 Nilai yang saya peroleh tidak memenuhi target yang saya tetapkan
3 PR dari sekolah tidak saya selesaikan dengan segera
4 Sekolah tempat saya belajar memberikan kenyarnanan belajar bagi siswa.
5 Saya senang belajar dipesantren karena bisa berinteraksi dan menambah pergaulan serta wawasan saya
6 Saya tidak perlu berinteraksi dengan teman sekelas
7 Saya senang belajar disini karena lingkungan belajar nyaman bagi siswa .
8 Sekolah tempat saya belajar memberikan kebebasan
untuk beraktivitas sosial dengan teman-teman sekelas
9 Saya tidak suka belajar disini (Pesantren) yang tidak memberikan kesempatan mengembangkan diri.
10 Tugas dari sekolah yang diberikan kepada saya tidak saya jalankan dengan baik
11 Saya senang belajar disini karena bisa mendapatkan ilmu yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau.
12 Menurut saya sekolah tidak memberikan kenyarnanan akan status belajar yangjelas
13 Persaingan dalarn rnernperoleh prestasi yang tinggi diantara ternan belajar rnernbuat saya giat belajar.
14 Saya akan rnengerahkan kernarnpuan untuk rnendapatkan hasil belajar yang baik dan rnemuaskan.
15 Guru-guru sangat mendukung dan rnenghargai s!Swanya.
16 Sekolah tempat saya belajartidak rnernberikan kesempatan untuk rnenjalin hubungan yang akrab.
17 Sekolah tempat saya belajar tidak rnernberikan kenyarnanan kepada siswa. Sekolah tempat saya belajar rnernberikan kebebasan
18 pada siswanya untuk mengembangkan prestasi yang dirnilikinva.
19 Kondisi lingkungan sekolah saat ini tidak rnemenuhi standar kenvarnanan belaiar.
20 Bagi saya menjadi siswa yang berprestasi hanya akan dimanfaatkan oleh sekolah
21 Saya tidak rnemiliki banyak teman. 22 Nilai yang saya peroleh rnernpengaruhi harga diri.
23 Sekolah ternpat saya belajar memberikan fasilitas beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
24 Dengan kondisi sekolah saat ini, saya tidak memperoleh prestasi yang bagus.
25 Sava betah tinmrnl di asrama.
26 Sekolah tempat saya belajar tidak pemah memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi.
27 Aktivitas sekolah rnernbuat saya bosan.
28 Sekolah tidak pemah mernberikan kesernpatan pelatihan untuk rnengernbangkan bakat dan rninat siswa.
29 Saya pandai bergaulan sehingga rnerniliki banyak teman.
30 Orang tua tidak mendukung dan menghargai hasil prestasi saya.
31 Sava merasa nyaman dengan fusilitas sekolah. 32 Lingkungan sekolah tidak sesuai dengan harapan saya. 33 Prestasi saya memberikan kebanggan bagi sekolah.
34 Saya malas belajar meskipun sudah didorong oleh orang tua dan guru.
35 Guru dan teman-teman dilingkungan belajar saya mendukung dan mengharagai prestasi saya.
36 Metode belajar guru membuat saya tidak bisa belajar dengan baik.
37 Saya sangat senang mendapatkan pelajaran tambahan karena bisa mendapat pengetahuan yang Jebih banyak
-· -- "' 28 ....... 1 2 ' • • ' 7 • • 10 11 12 13 14 15 " 17 ,. 19 " 22 23 " 25 " 27 ,. 30 31 32 33 " " ,. 37 JumJah
• 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 106 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 • 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 10<
.3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 2 2 1 96
' 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3· 3 3 1 97 • 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 106
• 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 4 3 • • • • 2 2 • 4 4 3 1 120 7 3 1 3 2 3 • 3 3 3 3 2 3 3 • 3 3 3 3 1 3 1 3 • 3 3 2 3 2 4 • 2 2 3 4 • 2 1 103 • 3 1 3 2 3 • 3 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 • 2 3 4 3 3 • 3 3 • 3 3 • 2 2 3 • 3 4 2 106 • 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 78 to 2 1 3 2 3 2 1 3 3 2 2 • • • 1 4 • 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 2 2 • 3 1 3 • 4 3 3 101 11 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 105 12 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 94
" 3 2 2 2 • • • • • 3 3 3 3 • 3 3 3 3 3 3 4 3 • 3 • 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 113
" 3 2 3 2 3 • 3 3 3 3 2 3 3 • 3 3 • 3 3 3 3 3 3 2 3 3 • 3 3 • 1 3 3 4 3 3 2 110
" 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 • 3 • 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 103 .. 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 2 3 3 ' 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 101 17 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 ' 3 3 3 3 ' 3 ' 3 ' 3 2 ' 3 2 3 ' 2 3 3 3 2 " .. ' 2 ' 3 3 3 ' 3 3 2 2 ' • 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 ' ' 3 3 ' 2 4 3 2 3 3 3 3 2 99 .. 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 " 20 3 2 ' 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 4 3 3 2 1 3 3 2 3 3 • 1 3 2 3 3 2 95
"' 2 1 2 2 3 • 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 ' 2 3 3 2 2 3 3 2 • 2 2 3 3 3 2 2 96 22 2 2 3 4 ' 4 2 3 1 2 1 2 ' ' ' 3 ' 3 1 3 4 ' ' ' 1 3 • 2 3 • • 1 ' 3 2 ' 2 ., 23 3 ' 2 3 ' 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 102
" 2 ' 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 1 • • • 4 1 1 2 • ' 3 3 2 3 3 2 2 3 ' 3 3 3 3 3 3 10< ,. 2 1 2 2 • 4 3 • 2 2 2 • 4 • 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 • 1 1 3 • 3 1 1 3 1 3 2 95 ,. 3 ' 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 92 21 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 ., ,. 3 3 • 2 2 • 3 3 1 • 2 1 3 3 2 3 1 3 2 3 4 1 3 3 1 • 3 1 • • 3 1 3 • 2 3 2 " ,. • 3 3 1 • • 3 • • 3 3 • 4 3 • • • • 3 • 4 3 • 2 • • • • • • 1 3 2 • 3 ' 2 126 ,. 3 3 3 3 • 1 • 4 2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 • 1 3 3 1 4 3 1 • • 3 1 3 • 2 3 2 101 31 3 2 3 2 3 3 3 • 2 2 3 3 3 • 3 • 3 2 2 • 4 1 • 3 1 • 2 1 • • 2 3 1 • • ' 1 105 32 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 98 33 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 3 4 3 2 2 3 2 2 1 ' ' 3 2 1 2 3 2 3 91
" 3 1 2 3 ' 3 1 4 1 3 1 1 3 • 1 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1 3 • 1 3 4 • 1 ' 3 1 • 1 ,. 35 2 2 2 1 • 3 ' • 3 2 3 • • 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 1 99 ,. 3 1 2 3 3 3 1 3 1 2 1 1 • 4 2 2 2 2 1 1 • 2 3 3 3 1 2 2 4 4 • 1 2 4 3 3 2 ., 37 3 ' 3 ' 3 3 3 3 ' 3 ' ' 3 3 ' 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 90
" 3 2 ' ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 • 3 3 3 3 2 ' 3 3 2 2 ' 2 3 3 ' " 39 ' 2 3 ' 3 3 2 3 1 3 3 ' 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 ' ' 3 3 1 3 3 3 ' 3 • 3 2 3 .. 40 ' ' ' 3 2 3 ' 2 2 3 ' 2 3 3 2 2 2 ' ' 3 2 3 3 3 2 ' ' ' ' 3 3 ' 2 3 3 3 ' .. .. 3 3 • 2 ' • 3 3 1 • ' 1 3 3 ' 3 1 3 ' 3 • 1 3 3 1 • 3 1 • • 3 1 3 • 2 3 ' " " ' ' 3 3 • • 3 • 1 3 3 ' • • 3 3 3 2 3 • ' • 3 2 ' 3 3 ' 4 • 3 3 3 4 3 3 1 111 43 3 ' ' ' 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 ' 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 ' 3 4 3 3 ' 104 ... 3 3 ' 2 3 3 3 2 2 2 ' 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 ' 3 3 2 2 2 3 3 2 ' 97
" • ' 2 2 3 • 3 • 3 2 ' 3 • • ' 3 3 3 3 • • 2 3 3 3 3 3 2 3 • 2 3 3 • 3 3 4 112 .. 3 ' ' 3 4 4 3 • • 3 3 ' • • 3 4 3 3 3 • • 3 3 ' 3 ' • 3 ' 1 3 ' • 4 3 1 • 115 '1 3 ' 2 2 3 • • 4 3 3 ' 3 3 3 3 4 • 3 4 ' 3 3 2 2 3 4 • 3 • ' 3 3 3 4 • 2 115 .. 3 1 2 1 • • • ' ' 2 1 ' ' • 3 4 • 3 • • • 4 3 • 3 • ' 3 3 • 2 1 • 3 2 1 ' 107 .. 3 ' 3 1 • • • 4 4 3 2 • • 4 3 3 3 • • • 3 3 3 2 2 • 2 3 3 • 2 4 3 • 3 • 1 117 .. 2 1 3 2 • 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 • 3 3 3 1 3 • 3 2 2 • 3 • 3 1 102 .. 3 3 3 2 • 3 3 3 2 3 3 3 • 4 2 2 3 2 3 3 • 3 3 2 3 3 • 2 3 • 2 3 2 4 3 3 1 107 52 3 2 2 2 3 • 3 • 3 3 2 3 3 • 2 3 3 3 3 3 ' • • 3 2 2 • 2 3 • 2 3 3 4 • 3 1 110 53 3 1 2 2 • 3 3 • 3 2 3 3 3 3 • 3 3 • 3 3 • 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 103 .. 4 1 • 2 • • 3 3 3 • 3 3 4 • • 3 3 3 3 3 • 2 • 3 3 3 3 3 1 • 2 1 2 • • ' 1 113 55 2 2 2 3 • • 3 3 3 2 2 3 • 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 • 2 3 2 3 3 2 2 106 .. 3 2 2 2 • • 3 • • 2 • 3 4 • 3 4 4 4 3 3 4 4 • 2 3 4 4 1 4 • 2 2 3 4 3 • 1 119 57 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 1 4 • 2 2 3 • 3 3 2 100 .. 3 2 • 2 3 • 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 • 3 3 1 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 10< ,. 3 2 3 2 • 4 3 3 1 4 3 3 3 4 1 • 3 3 3 • 4 4 • 2 2 4 2 3 3 4 2 2 4 4 3 3 2 112 .. 4 1 1 ' 1 1 3 2 1 ' 4 3 3 4 1 3 3 2 3 3 4 • 3 ' 1 3 1 3 3 4 ' 2 4 4 3 3 1 94
" ' 2 3 3 3 4 2 3 3 ' ' 3 • 4 2 3 ' ' 2 • 4 3 3 3 1 3 2 1 3 4 3 ' 3 • 3 2 1 100 62 3 2 ' ' 3 4 3 3 3 ' 2 3 • 4 2 3 3 3 2 ' 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 • 4 2 ' 103 83 ' 2 ' ' 4 4 3 3 4 ' 1 • • 4 1 4 4 4 3 2 4 2 3 4 • • • 3 4 4 1 2 1 • ' 1 1 107 .. 3 ' 3 3 4 4 3 3 4 4 1 4 • 3 3 • • ' • 4 • 2 • ' 3 4 3 4 3 3 ' ' 2 • 3 • 1 116 .. 3 ' 3 2 3 4 3 3 4 4 ' 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 • ' 2 • 3 3 3 4 ' 2 4 • 3 ' 1 112 .. ' ' 2 3 4 4 3 4 • ' 1 4 • 4 3 • 3 4 3 3 4 3 3 ' 1 3 • • 3 4 2 3 3 4 3 3 ' 114
" 3 3 3 2 3 3 3 2 1 • 1 1 • • 2 1 4 ' 2 3 3 • 3 2 1 3 • 1 2 4 2 3 2 4 ' 2 1 94 .. 4 3 4 2 3 4 3 • 3 4 1 3 • 4 4 4 3 3 3 • • 3 4 2 2 • • • 3 4 2 3 2 • 4 3 1 120 .. 2 2 2 ' 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 • 2 2 93 ,. 3 2 2 3 3 • 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 2 • 3 3 2 105 71 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 • 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 102 72 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 103 73 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 105 74 3 3 3 2 4 • 3 3 3 3 3 3 3 • 3 3 3 3 3 3 • 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 1 111
" 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 ' 3 97 ,. 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 • 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 103 11 3 2 2 2 3 4 4 • • 3 3 3 3 3 3 4 4 ' 4 4 4 3 4 3 • • 3 2 3 3 2 2 3 • 3 3 1 115 78 3 2 3 2 3 3 3 2 3 ' 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 101 ,. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 107 .. 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 ' 3 3 4 3 3 2 102 .. 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 • 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 ' 3 2 3 10< 12 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 • 3 3 2 1 4 1 4 2 2 101
" 4 2 3 2 4 • 3 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 2 • 4 • 3 • 1 • 4 • 3 3 4 2 3 3 • • 2 1 120
" 3 2 3 2 • • 3 4 • 3 4 2 4 3 • • 3 • 3 • • 3 4 2 • • • 3 3 • 2 3 3 4 3 3 1 121 85 3 1 1 4 1 • 2 • 1 1 1 2 4 • 1 4 • • 4 1 • 4 4 • • 2 • 1 • • 3 1 4 1 • 2 1 102 .. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 • 2 4 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 • 96 17 1 1 3 4 3 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 • 2 3 3 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 3 3 2 85 .. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 • • 2 3 2 • 3 • 3 3 • 2 4 3 3 3 3 3 112 .. 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 96 .. 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 96 .. 1 1 ' ' 1 • 1 2 • 3 1 2 3 • 1 • 1 2 1 3 • ' 2 2 1 1 1 1 • 1 ' 1 2 2 ' 1 3 83
" 3 3 2 2 4 • 3 3 4 3 • • 3 4 1 • 1 3 2 3 • 3 3 2 3 4 • 3 • 2 3 3 • • 3 2 115
Lampiran9
No Olltt NHal Hasll Raport~lrl · , Darunnalah Jakarta' .. · .. ·
.• 1 115 2 • 105
.•.. 3 96 4 . 100 5 117 6 118
•7 100 - _,a-- 115
.·.9 .• 96 .·· .10 .··. 100 .. 11.· 115
.. ·12· •. · •. 98 13 115
·14 112 15 116 16 110 17 . 100 18- - 110 19 • 112
>20 98 21 100
-22- - 96 _:-23 - 115 ·24· 115 25 110 26 96 27 98 28 110
.· 29 .·. 120 30. 112 31 110 32 100 33 98 34 96 35 110 36 98 37 100 38 110 39 98 40 96 41 99 42 115 43 112 44 . 96 45 115 46 116
Ket: Skar diatas adalah hasil jumlah nilai pada 12 pelajaran
No ·.··. 47
·. 48.
.... 54
.. •. 56
.. ·•·· 66·•··
.•. 69 70
72 ·· ..
75 .· .76
· .. 78
80 . 81 . .. 82.
··as . 84
85 ... as··.• .. ·
. 87•>. 88
. 89 •.•
···. 91
··roata.NllalHasu Raport sa111r1 •• ·····si/.i:llirunna1ait·Jakiir1a
118 112 117 115 116 111 110 115 115 116 115 115 115 96 115 112 114 118 115 116 100 119 99 110 105 114 109 111 105 109 116 112 116 110 112 109 116 118 115 100 96 115 106 105 96 112
Lampiran 10
Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Belaiar
N 92 Normal Parameters•.b Mean 102,8261
Std. Deviation 9,38974 Most Extreme Absolute ,078 Differences Positive ,078
Negative -,060 Kolmogorov-Smirnov Z ,751 Asymp. Sig. (2-tailed) ,625
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 11
Uji homogenitas
Motivasi Belajar
Test of Homogeneity of Variances
MOTIVASI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1, 1s2a 17 59 ,307
a. Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for MOTIVASI.
ANOVA
MOTIVASI
Sum of Squares df Mean Sauare
Between Groups 5031,717 32 157,241
Within Groups 2991,500 59 50,703
Total 8023,217 91
F Sig. 3,101 ,000
lampiran 12
Correlation
Motivasi Rann rt Belaiar
Ra port Pearson Correlation 1 ,834(-)
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
Motivasi Belajar Pearson Correlation ,834(-) 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
T-Test
Group Statistics
Std. Error Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Mean
Motivasi PUTRA 40 102,8250 9,22340 1,45835
PUTRI 52 102,8269 9,60539 1,33203
Independent Samples Test
Levene's Test for Eaualiiv of Variances !-test for Eaualitv of Means
95% Confidence Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Uooer variances
,687 ,410 -,001 90 ,999 -,0019 1,98571 -3,94688 3,94303 1ed
variances -,001 85,637 ,999 sumed -,0019 1,97511 -3,92856 3,92471
Lampiran 13
Correlation and Regression Model Summary
Correlations
Prestasi Belaiar Mot lntrinsik
Prestasi Belajar Pearson Correlation 1 ,712~
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92 Mot lntrinsik Pearson Correlation ,712'"" 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
**.Correlation is significant at the 0.01 level {2-tailed).
Correlations
Prestasi Bela jar Mot Ekstrinsik
Prestasi Belajar Pearson Correlation 1 ,387""
Sig. (2-tailed) ,000 N 92 92
Mot Ekstrinsik Pearson Correlation ,387"' 1 Sig. (2-tailed) ,000
N 92 92
** · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Model Summarf
Channa statistics
Adjusted std. Error of R Square Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,712a .507 ,502 5,53946 .507 92,630 1 90 .ooo
a. Predictors: (Constant), Mot lntnnsik
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Model Summar}I>
Chance Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Model R R ~uare R Square the Estimate Cha nae F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,38711 '150 .140 7,27652 ,150 15,843 1 90 ,000
a. Predictors·. (Constant), Mot Ekstnns1k
b. Dependent Variable: Prestasi Be!ajar
Lampiran 14
Koefesien determinan (sumbangan)
Model SummarY'
Chanae Statistics
R Square Durbin-W Model Cha nae F Chanae df1 df2 Sia. F Chanae atson 1 ,390° 57,626 1 90 ,000 1,915
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
"' . , . I UIN s~MH~ . '
L-···-·--··-----··- ·- ·- ... ___ , ______ _/