4
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman 2. 1 Terminologi bentukan pantai (Snead,1982 dalam Suprapto D, 1997) 7 2. 2 Karakteristik mintakat pantai, proses profil, sedimen, dan sortasi energi (Snead,1982 dalam Suprapto D, 1997) 8 2. 3 Cara gelombang menghayutkan material pantai 14 2. 4 Pantai cliff dan pembagian zona dengan modifikasi Bird, 2008 19 2. 5 Berbagai tipe cliff dan pembentukannya (Selbi, 1985) dalam Suprapto, 1997) 20 2. 6 Proses Terbentuknya Cave, Arch, dan Stack; dengan kawasan endapannya (beach) dalam teluk (Hallaf HP, 2006) 25 2. 7 Foto Headland dan Stack (Foto: Douglas Baglin Pty. Ltd. dalam P.W. Hocking (1976), A Practical Approach to Senior Landscape Studies: 187).dalam, Hallaf Hanafi 2006) 25 2. 8 Perubahan kekuatan gelombang pada teluk dan semenanjung (suprapto, 1997) 26 2. 9 Bentukan hasil pengendapan marine 27 2. 10 Gelombang badai yang menggelora di pantai berpasir (beach) mampu mengangkut dan melemparkan butiran-butiran pasir/ kerikil dalam setiap tetes airnya ke tempat yang lebih tinggi daripada permukaan air laut 31 2. 11 The Cimanuk delta, Indonesia, showing the extent of growth following river diversion in 1947. A former delta at the mouth of the abandoned Cimanuk course has been removed by erosion, and a new delta built by sedimentation from the diverted outlet, which branched into three distributaries. Two phases of delta growth are show 32 xv

Daftar Gambar r

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geomorfologi pantai

Citation preview

Page 1: Daftar Gambar r

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Terminologi bentukan pantai (Snead,1982 dalam Suprapto D,

1997) 7

2.2 Karakteristik mintakat pantai, proses profil, sedimen, dan sortasi energi (Snead,1982 dalam Suprapto D, 1997)

8

2.3 Cara gelombang menghayutkan material pantai 14

2.4 Pantai cliff dan pembagian zona dengan modifikasi Bird, 2008 19

2.5 Berbagai tipe cliff dan pembentukannya (Selbi, 1985) dalam Suprapto, 1997)

20

2.6 Proses Terbentuknya Cave, Arch, dan Stack; dengan kawasan endapannya (beach) dalam teluk (Hallaf HP, 2006)

25

2.7 Foto Headland dan Stack (Foto: Douglas Baglin Pty. Ltd. dalam P.W. Hocking (1976), A Practical Approach to Senior Landscape Studies: 187).dalam, Hallaf Hanafi 2006)

25

2.8 Perubahan kekuatan gelombang pada teluk dan semenanjung (suprapto, 1997)

26

2.9 Bentukan hasil pengendapan marine 27

2.10 Gelombang badai yang menggelora di pantai berpasir (beach) mampu mengangkut dan melemparkan butiran-butiran pasir/ kerikil dalam setiap tetes airnya ke tempat yang lebih tinggi daripada permukaan air laut

31

2.11 The Cimanuk delta, Indonesia, showing the extent of growth following river diversion in 1947. A former delta at the mouth of the abandoned Cimanuk course has been removed by erosion, and a new delta built by sedimentation from the diverted outlet, which branched into three distributaries. Two phases of delta growth are show (Eric, 2008)

32

2.11 Kerangka pikir 34

3.1 Peta lokasi penelitian 36

3.2 Diagram alir penelitian 41

4.1 Peta geologi lembar Majene – Palopo tahun 1974 47

4.2 Peta geologi Pantai Rewata'a 48

4.3 Peta tutupan lahan Pantai Rewata’a 50

xv

Page 2: Daftar Gambar r

4.4 Peta overlay geologi dan topografi 52

4.5 Peta bentuklahan pantai Rewata’a 53

4.6 Peta persebaran bentuklahan destruksional Pantai Rewata’a 54

4.7 Cliff tampak dari arah utara dan barat 55

4.8 Cliff dengan bentuk batuan dasarnya berlapis-lapis 56

4.9 Cliff dan notch yang tampak dari arah utara 57

4.10 Cliff yang dindingnya masih rata pada musim timur tahun 2011 58

4.11 Cliff yang sudah membentuk notch pada musim barat tahun 2012 58

4.12 Bentukan Cliff yang sudah ada campur tangan manusia 59

4.13 Cliff dengan bentuk yang vertikal dan memanjang dari arah barat 60

4.14 Cliff di sepanjang Tanjung Batu tampak dari arah barat laut 61

4.15 Cliff di sepanjang Tanjung Batu tampak dari arah timur laut 61

4.16 Notch di sepanjang Tanjung Batu tampak dari arah barat 62

4.17 Notch di sepanjang Tanjung Batu dari arah timur 62

4.18 Awal pembentukan sea cave 63

4.19 Sea cave pada batuan berlapis - lapis 63

4.20 Sea cave pada bagian tengah Tanjung Batu 64

4.21 Sea cave pada bagian ujung Tanjung Batu 64

4.22 Peta persebaran bentuklahan hasil sisa Pantai Rewata’a 65

4.23 Stack berbentuk bulat dengan material penyusunnya batuan 66

4.24 Stack yang bagian tengahnya sudah mengalami pelapukan 67

4.25 Kumpulan Stack yang berada di Tara Ujung 67

xvi

Page 3: Daftar Gambar r

4.26 Perubahan dari Stack menjadi stump 68

4.27 Stack yang muncul Tanjung Batu 68

4.28 Peta persebaran bentuklahan konstruksional Pantai Rewata’a 69

4.29 Gelombang yang membentur tepi pantai selanjutnya material tersebut diangkut dan diendapkan ke arah samping sesuai arah arus susur pantai

70

4.30 Beachdrift jalur angkutan material batuan oleh sepanjang garis pantai untuk diendapkan sebagai bahan pembentuk beach

71

4.31 Kondisi swash pada saat membentur tepi pantai dan backswash selanjutnya diendapkan oleh arus

72

4.32 Endapan pasir putih 73

4.33 Endapan yang bermaterial pasir, kerikil dan boulder 73

4.34 Batu karang yang membentuk endapan 74

4.35 Delta yang berada di sungai Kalosi 76

4.36 Delta yang berada di sungai Teppo 76

4.37 Delta yang berada di sungai Teppo pada musim hujan tahun 2012 77

4.38 Endapan hasil bentukan manusia 78

4.39 Endapan yang terkumpul pada karang mati 79

4.40 Bentuklahan hasil dari Rajungan callinectes sapidus 80

xvii