5
DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan ii Daftar Isi iii 1. Maksud dan Tujuan 1 2. Latar Belakang 1 3. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Yang Berhubungan 2 4. Kesalahan Manusia 2 5. Definisi - definisi 4 6. Perilaku Yang Dapat Diterima Dan Tidak Dapat Diterima 6 7.Tanggapan dari Organisasi 6 8. Tanggung Jawab Karyawan Dan Kebijakan Pelaporan Keselamatan 7 m

DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan ii Daftar Isi iii 1. Maksud ...gloopic.net/uploads/doc/skep/KP_014_Tahun_2012_petunjuk_dan_tata... · suatu aspek kunci dari suatu sistem manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

DAFTAR ISI

Halaman

Pendahuluan ii

Daftar Isi iii

1. Maksud dan Tujuan 12. Latar Belakang 1

3. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Yang Berhubungan 24. Kesalahan Manusia 2

5. Definisi - definisi 4

6. Perilaku Yang Dapat Diterima Dan Tidak Dapat Diterima 67.Tanggapan dari Organisasi 68. Tanggung Jawab Karyawan Dan Kebijakan Pelaporan Keselamatan 7

m

PETUNJUK DAN TATA CARA BAGIAN 120 - CSEA 023

TENTANG PANDUAN TERHADAP SIKAP/PERILAKU YANG DAPAT DANTIDAK DAPAT DITERIMA UNTUK MENDUKUNG

SISTEM PELAPORAN KESELAMATAN YANG EFEKTIF

MAKSUD DAN TUJUAN. Petunjuk dan Tata Cara ini diterbitkan

untuk memberikan panduan kepada penyedia jasa layanan danpara karyawan /pekerj a mengenai pentingya mengidentifikasiperbedaan antara perilaku karyawan yang dapat dan tidak dapatditerima dengan maksud untuk mendukung sistem pelaporankeselamatan yang efektif.

LATAR BELAKANG. Manual Manajemen Keselamatan ICAO (Doc9859) mengidentifikasi bahwa pelaporan keselamatan adalahsuatu aspek kunci dari suatu sistem manajemen keselamatanyang efektif. Pelaporan Keselamatan yang efektif membutuhkanpelaporan secara sukarela semua bahaya yang mungkin merekaketahui, terjadi atau memiliki pengetahuan/pengalamanmengenai bahaya yang mungkin terjadi. Untuk mendukungsemua ini, penyedia layanan harus menciptakan dan menjagasuatu lingkungan yang mendorong pelaporan:

BP 3a-4 - Setiap individu profesi penerbangan yangmempunyai dampak/pengaruh terhadap keselamtanpenerbangan mengerti arti yang jelas terhadap apa yangdianggap perilaku yang dapat dan tidak dapat diterima.

Pelaporan Keselamatan harus dipromosikan/disebarluaskan, dantidak dihambat dengan cara apapun. Adalah penting untukmenyeimbangkan kebutuhan untuk mendorong pelaporan dengankebutuhan untuk mendapatkan konsekuensi/hasil yang sangatberatu terhadap perilaku yang dapat diterima. Suatu kebijakanpelaporan keselamatan yang efektif akan secara aktif mendorongpelaporan keslematan dan dengan menentukan garis batas antaraperilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapatdterima, memberikan perlindungan yang adil kepada parapelapor.

Bahaya didefinisikan sebagai suatu kejadian, kondisi ataukeadaan yang dapat berakibat suatu kehilangan. Bahaya-bahayadapat diklasifikan ke dalam satu atau dua kategori:

- ancaman, yang berakibat terhadap situasi-situasi fisik; atau

- kesalahan, yang melibatkan faktor-faktor manusia.

Setiap kategori tersebut perlu disampaikan untuk mencapai suatulingkungan yang selamat.

Petunjuk dan Tata Cara ini akan difokuskan pada kesalahan danpentingnya suatu kebijakan pelaporan keselamatan untukmengidentifikasi perilaku yang bisa diterima dari perilaku yangtidak dapat diterima.

3. PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL YANGBERHUBUNGAN.

Peraturan - peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS):

a. Bagian 91 tentang Peraturan Umum Pengoperasian PesawatUdara;

b. Bagian 121 tentang Persyaratan-persyaratan Sertifikasi danOperasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Yang MelakukanPenerbangan Dalam Negeri, Internasional dan Angkutan UdaraNiaga Tidak Berjadwal;

c. Bagian 135 tentang Persyaratan-persyaratan Sertifikasi danOperasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Niaga UntukPenerbangan Komuter dan Charter;

d. Bagian 145 tentang Organisasi Perusahaan Perawatan PesawatUdara.

4. KESALAHAN MANUSIA

Kesalahan Manusia adalah tindakan yang tidak disengaja - orangtidak memilih untuk berbuat suatu kesalahan - dan ini adalahkontributor paling besar dalam banyak kegagalan sistem dalamskala besar. Dr. James Reason (1990) membuat revolusi(perubahan besar) mengenai pengertian dari kontribusi kesalahanmanusia dalam investigasi kecelakaan. Selanjutnya, Drs. ScottShappell dan Doug Wiegmann mengembangkan suatu metodeanalisis sistematik - Sistem Analisis dan Klasifikasi Faktor-Faktor

Manusia (HFACS) - untuk menggali penyebab-penyebabkesalahan manusia menjadi empat tingkatan berbeda: Unsafe act(tindakan berbahaya), pra-kondisi sebelum terjadinya tindakanberbahaya, supervisi/pengawasan yang lemah, dan faktor-faktororganisasi.

Pengaruh-pengaruh Organisasi termasuk:

• Iklim/ keadaan organisasi: Atmosfir/pandangan dalamorganisasi termasuk hal-hal sebagai kebijakan-kebijakan,struktur komando, dan budaya.

• Proses-proses operasional: Proses-proses formal termasukoperasi-operasi, prosedur-prosedur, dan pengawasan.

• Manajemen Sumber Daya: Menguraikan bagaimana sumberdaya manusia, keuangan dan peralatan/fasilitas dikelola.

Pra-kondisi untuk tindakan-tindakan berbahaya termasuk:

• Faktor-faktor lingkungan ' .

o Lingkungan Teknologi: Termasuk macam-macampermasalahan mencakup rancang bangun peralatan danpengendalian, karakteristik penampilan/kesesuaian,bentuk/format daftar pemeriksaan, faktor-faktortugas/pekerjaan dan otomatisasi.

o Lingkungan Fisik : Termasuk keduanya yaitu settingoperasional (seperti cuaca, ketinggian, perbukitan/hambatan)serta lingkungan ambien/iklim, seperti panas, getaran,penerangan, racun dan Iain-lain.

• Kondisi individu (karyawan)

o Keadaan Mental yang buruk : kondisi-kondisi psikologisdan/atau mental yang akut yang mempengaruhi kinerjakaryawan secara negatif, seperti kelelahan mental, perilakumembahayakan, dan motivasi yang salah/keliru.

o Keadaan Psikologis yang Buruk : kondisi-kondisi medisdan/atau psikologis yang akut yang mempengaruhikeselamatan operasi, seperti sakit, keracunan, dan berbagaiketidaknormalan penggunaan obat-obatan yang diketahuiakan mempengaruhi kinerja.

o Keterbatasan fisik/ mental : cacat fisik/mental permanenyang dapat berakibat buruk terhadap kinerja, seperti datapenglihatan yang buruk, fisik yang lemah, kemampuanmental, pengetahuan umum serta berbagai penyakit mentalkronis yang lain.

Pengawasan keselamatan termasuk:

• Pengawasan yang tidak memadai: pengawasan dan manajemenpersonil serta sumber daya termasuk pelatihan, panduanprofesi dan kepemimpinan operasional, diantara aspek-aspeklainnya.

• Operasi-operasi tidak memadai yang terencana: manajemen danpenugasan pekerjaan termasuk aspek-aspek manajemen resiko,pasangan awak pesawat, tempo operasional, dan Iain-lain.

• Kegagalan memperbaiki masalah-masalah yang sudahdiketahui: banyak contoh-contoh dimana terjadipenyimpangan/kekurangan diantara individu, peralatan,pelatihan atau area-area terkait keselamatan lainnya yangdiketahui oleh penyelia/supervisor, namun dibiarkan untukberlanjut tanpa koreksi.

• Pelanggaran-pelanggaran fungsi pengawasan: kesengajaanuntuk mengabaikan ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, perintah-perintah atau prosedur-prosedur standaroperasi yang ada oleh manajemen selama merekamelaksanakan tugas.

DEFINISI-DEFINISI

Pelanggaran-pelanggaran rutin adalah pelanggaran-pelanggaranyang sudah menjadi cara normal/lazim dalam melakukanusaha/bisnis. Hal tersebut terjadi dalam rangka menyelesaikanpekerjaan bilamana kelompok kerja mengalami kesulitan