Upload
vuongngoc
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………….
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA……………………
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………….
ABSTRAK………………………………………………………………….
ABSTRACT………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………...
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….....
1.3. Ruang Lingkup Masalah……………………………………………...
1.4. Orisinalitas Penelitian………………………………………………...
1.5. Tujuan Penelitian……………………………………………………..
1.5.1. Tujuan umum………………………………………………….....
1.5.2. Tujuan khusus……………………………………………………
1.6. Manfaat Penelitian……………………………………………………
1.6.1. Manfaat teoritis………………………………………………......
1.6.2. Manfaat praktis…………………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
ix
xii
xiii
xiv
1
13
13
13
16
16
16
17
17
17
ii
1.7. Landasan Teoritis……………………………………………………..
1.8. Metode Penelitian………………………………………………….....
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GANTI RUGI , LOGO ,
DAN HAK CIPTA
2.1. Hak Cipta.…………………………………………………………….
2.1.1. Pengertian Hak Cipta….…………………………………………
2.1.2. Pengertian Pencipta, Ciptaan, dan Pemegang Hak Cipta……......
2.1.3. Hak Moral dan Hak Ekonomi Dalam Hak Cipta...………………
2.1.4. Ciptaan Yang Dilindungi……..………………………………….
2.1.5. Hasil Karya Yang Tidak Dilindungi Hak Cipta………..………...
2.2. Ganti Rugi…………………………………………………….............
2.2.1. Pengertian Ganti Rugi………………….....……………………...
2.2.2. Ganti Rugi Materiil dan Immateriil….………...……………...…
2.3. Logo…………..………………………………………………………
2.3.1. Pengertian Logo………………………………………………….
2.3.2. Fungsi Logo……………………………………….......................
2.3.3. Jenis-jenis Logo………………………………………………….
BAB III PELANGGARAN ATAS KARYA CIPTA LOGO BAND
BERDASARKAN UUHC NO. 28 TAHUN 2014
3.1. Bentuk Pelanggaran Karya Cipta Logo Band Berdasarkan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta……………………..
3.2. Sanksi Terhadap Pelanggaran Atas Karya Cipta Logo Band
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak
17
20
21
21
22
23
24
26
26
26
29
31
31
32
34
37
iii
Cipta………………………………………….……………………….
BAB IV CARA MENENTUKAN BESARNYA GANTI RUGI ATAS
PELANGGARAN KARYA CIPTA LOGO BAND
BERDASARKAN UUHC NO. 28 TAHUN 2014
4.1. Bentuk Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta…………………………………………………………………..
4.2. Besarnya Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band ……
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………...
5.2. Saran-saran……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RESPONDEN
LAMPIRAN
44
52
55
60
61
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Penulisan
Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan
duplikasi atau plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini penulis buat sebagai pertanggungjawaban
ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Denpasar, 28 Oktober 2016
Yang menyatakan,
(AA Ngurah Tian Marlionsa)
1216051085
v
ABSTRAK
Logo adalah bagian dari seni rupa, karena logo dapat berupa gambar yang
dibuat dari elemen dasar seni rupa seperti garis, warna, dan ruang. Logo yang
dimiliki oleh band memiliki fungsi utama untuk menunjukan identitas, mengenai
pelanggaran karya cipta logo yang dimiliki band Uncle Bendoth dan As Julia
Fades dapat terjadi karena logo dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan
ekonomi. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah : bentuk pelanggaran
Hak Cipta dan bagaimana cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas
pelanggaran karya cipta logo band berdasarkan UUHC No.28 Tahun 2014.
Pentingnya dilakukan penelitian dalam penulisan ini agar memperoleh kebenaran
yang akurat berdasarkan observasi di lapangan.
Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode yuridis empiris.
Metode yuridis merupakasan metode penulisan hukum berdasarkan teori hukum,
literatur, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode empiris
merupakan metode yang dilakukan dengan cara penelitian atau observasi langsung
ke lapangan.
Dari hasil penelitian bahwa bentuk pelanggaran Hak Cipta atas logo yang
dimiliki band Uncle Bendoth berupa penjiplakan, adapun sanksi ganti rugi
immateriil yang ditimbulkan berupa kesepakatan perubahan logo dan permohonan
maaf oleh pihak band yang melakukan pelanggaran. Sedangkan bentuk
pelanggaran atas logo yang dimiliki band As Julia Fades berupa penggandaan
tanpa izin, sanksi ganti rugi yang ditimbulkan adalah ganti rugi materiil berupa
pembayaran uang tunai yang ditentukan berdasarkan jumlah dan harga pokok
pembuatan stiker. Dengan demikian diharapkan kepada masyarakat luas agar
lebih memahami dan menghargai pentingnya karya cipta logo agar tidak
menimbulkan kerugian kepada pencipta atau pemegang Hak Cipta.
Kata Kunci: Pelanggaran , Hak Cipta , Logo , Ganti Rugi
vi
ABSTRACT
Logo is known as a part of art, because logo image can be created from
the basic elements of art such as line, color and space. Band logo has a primary
function to show the identity. The case of band logo copyright infringement that
be owned by Uncle Bendoth and As Julia Fades occurred because logo can be
used to collect economic profit. Therefore, this study concern about; type of
copyright infringement and how to determine the amount of compensation rooted
in the UUHC No. 28 Tahun 2014. The importance of this study was conducted in
order to obtain an accurate truth based on field observation.
This study used yuridis empirical method, a method of legal writing that
derived from theory of law, literature and legislation in force. This method can be
done by doing research or direct field observation.
Based on the result of this study, the type of copyright infringement related
to logo that be owned by Uncle Bendoth band was a plagiarism. Consequently,
logo change agreement and apology by the band that had the infringement
became penalty of immaterial compensation that inflicted, whereas type of logo
infringement that happen to As Julia Fades band was duplication without
permission. As a result, penalty of immaterial compensation that should be done
was payment cash which determine by the number and cost of goods from the
sticker production. Therefore, society are expected to give more of appreciation
related to logo copyright so that copyright holder does not undergo any costs
Keywords: Infringement, Copyright, Logo, Compensation
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Segala pemikiran serta ide kreatif yang tercipta dari seorang atau
sekelompok orang sebagai suatu bentuk dari kemampuan intelektual manusia
yang menghasilkan bentuk nyata, berfungsi dan memberikan dampak baik dari
semua aspek perlu untuk diakui dan dilindungi secara umum, agar pemikiran serta
ide kreatif yang telah diciptakan dan dituangkan kedalam bentuk nyata tidak
dibajak atau diklaim oleh pihak lain. Untuk hal tersebut diperlukanlah suatu
wadah yang bisa membantu dan menaungi pemikiran serta ide kreatif yang telah
dituangkan kedalam bentuk nyata tersebut. Hal ini sangatlah penting, karena
apabila tidak adanya wadah untuk melindungi hasil nyata dari pemikiran serta ide
kreatif dari seseorang atau kelompok orang itu, maka akan dapat menimbulkan
kerugian bagi pemilik ide kreatif serta dapat menimbulkan rasa takut untuk
menuangkan hasil pemikirian dari seseorang atau kelompok orang kedalam
bentuk yang nyata, dengan kata lain hal ini dapat menghambat perkembangan dan
pertumbuhan dalam berkreativitas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,
ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
yang dihasilkan atas kecekatan dan kemampuan pikiran, keterampilan, atau
keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Menurut Sophar Maru
Hutagalung, yang dimaksud ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang
2
menunjukan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.1
Ciptaan yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang selanjutnya
disebut sebagai pencipta, dalam hal ini pencipta memiliki hak eksklusif yang
timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata, tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Suatu karya cipta yang dibuat dengan
pemikiran serta ide kreatif, nantinya akan menghasilkan suatu karya yang nyata
oleh pencipta, memiliki ciri khas serta kekhususan yang berbeda-beda. Dengan
demikian bahwa setiap pemikiran serta ide kreatif yang kemudian diwujudkan
kedalam bentuk yang nyata dari seorang maupun sekelompok orang itu sangat
penting untuk diakui dan dilindungi.
Hukum Hak Kekayaan Inteletual merupakan salah satu aspek hukum yang
melindungi hak-hak manusia didalam hal intelektualnya. HKI pada dasarnya
merupakan suatu hak yang timbul sebagai hasil kemampuan intelektual manusia
dalam berbagai bidang demi menghasilkan suatu proses atau produk bermanfaat
bagi umat manusia.2 Untuk mendorong dan melindungi karya cipta,
penyebarluasan karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dirasakan
perlu untuk mendapat perlindungan hukum, sebagaimana untuk menjaga
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, serta meningkatkan kemampuan di
bidang perdagangan. Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan agar menjadi
upaya untuk mewujudkan suasana dan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan
1 Sophar Maru Hutagalung, 2012, Hak Cipta : Kedudukan & Peranannya Dalam
Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 177 2 Budi Santoso, 2009, Pengantar Hak Kekayaan Intelektual, Pustaka Magister, Semarang,
Hal. 3
3
dan perkembangan semangat untuk berkarya dan berinovasi di bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra di kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Dalam
hal ini undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia adalah Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, dimana melindungi pencipta
atas pemikiran ide kreatifnya yang menghasilkan setiap karya dalam bentuk nyata,
memiliki kekhususan dan menunjukkan keasliannya di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak untuk menikmati secara
ekonomis hasil dari kreatifitas intelektual. Menurut Kholis Roisah hak atas
kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia, atas hasil
kreasi tersebut masyarakat beradab mengakui bahwa pihak yang menciptakan
boleh menguasai untuk tujuan mendapatkan keuntungannya.3 Dengan demikian
bahwa Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang lahir karena hasil
kemampuan atau karya cipta manusia. Jika suatu barang diciptakan dari hasil
kreatifitas intelektual, maka pada barang tersebut melekat dua hak, yaitu hak
ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi merupakan hak untuk mendapatkan
manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait. Hak moral merupakan hak
yang melekat pada diri si pencipta atau si pelaku yang tidak dapat dihilangkan
atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau hak terkait itu telah
dialihkan.4 Hak Cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI),
menurut H. Adami Chazawi pengertian Hak Cipta adalah suatu hak eksklusif
3 Kholis Roisah, 2015, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Setara Press,
Malang, Hal. 7 4 Much. Nurachmad, 2012, Segala Tentang HAKI Indonesia, Buku Biru, Jogjakarta, Hal.
15
4
(exclusive rights) berupa hak yang bersifat khusus, bersifat istimewa yang semata-
mata hanya diperuntukkan bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta sehingga tidak
ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pencipta atau
pemegang Hak Cipta.5 Maka dari itu hasil karya cipta perlu untuk mendapatkan
perlindungan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
meniru, memperbanyak serta memperdagangkan karya cipta milik orang lain.
Hukum Hak Cipta bertujuan untuk melindungi hak pencipta atau
pemegang Hak Cipta dalam mendistribusikan, menjual, atau membuat turunan
dari karya cipta tersebut. Dengan kata lain perlindungan yang didapatkan oleh
pencipta adalah perlindungan terhadap karya cipta agar tidak digunakan tanpa izin
oleh pihak lain, sehingga pihak lain tidak semena-mena untuk menggunakan karya
cipta tersebut. Pendaftaran Hak Cipta bukanlah untuk memperoleh perlindungan
Hak Cipta, artinya seorang pencipta yang tidak mendaftarkan karya ciptanya juga
mendapatkan perlindungan, asalkan ia benar-benar sebagai pencipta suatu ciptaan
tersebut. Oleh sebab itu pendaftaran bukanlah jaminan mutlak sebagai pencipta
yang dapat dilindungi oleh hukum. Undang-undang Hak Cipta melindungi
pencipta terlepas ia mendaftarkan ciptaannya atau tidak.6 Mengenai hal itu
meskipun pada umumnya Hak Cipta bersifat otomatis dan tidak perlu untuk
didaftarkan, namun demikian dianjurkan kepada pencipta maupun pemegang Hak
Cipta untuk mendaftarkan ciptaannya, karena surat pendaftaran ciptaan tersebut
5 H. Adami Chazawi, 2007, Tindak Pidana Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),
Bayumedia Publishing, Malang, Hal. 14 6 Adrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 118.
5
bisa dijadikan sebagai suatu alat bukti awal di pengadilan, apabila dikemudian
hari terjadi suatu sengketa terhadap ciptaannya tersebut.
Dalam Hak Cipta, hak yang dimiliki pencipta itu sangat penting
sehubungan dengan penggunaan karya ciptanya, serta mengenai pentingnya peran
dari Hak Cipta untuk mendukung, melindungi dan memajukan kesejahteraan
didalam masyarakat Indonesia, oleh sebab itu dalam hal ini pihak lain yang ingin
menggunakan suatu karya cipta milik orang lain tentu harus dengan izin dan
sepengetahuan penciptanya. Mengenai hal ini izin yang diberikan oleh pencipta
kepada pihak lain yang bermaksud untuk melaksanakan hak ekonomi atas
ciptaanya disebut dengan lisensi. Pengertian lisensi menurut Gunawan Widjaja
adalah pemberian izin dalam bentuk dokumen (tertulis) untuk melakukan sesuatu
atau untuk memanfaatkan sesuatu, tanpa izin tersebut merupakan suatu perbuatan
tidak sah atau tidak diperkenankan oleh hukum.7 Pentingnya lisensi dalam hal
penggunaan karya cipta yang diperuntukan bagi pihak lain untuk melaksanakan
hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta agar tidak terjadinya pelanggaran
Hak Cipta atas suatu karya cipta tersebut.
Terkait mengenai izin tertulis tersebut, pencipta juga berhak untuk
menerima royalti atas penggunaan suatu karya cipta milikinya. Pengertian dari
royalti adalah imbalan atas pemanfaatan hak ekonomi suatu ciptaan atau produk
terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait. Dengan demikian
bahwa adanya izin tertulis yang sudah diberikan pencipta atau pemegang Hak
7 Gunawan Widjaja, 2001, Seri Hukum Bisnis : Lisensi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Hal. 8
6
Cipta kepada pihak lain untuk pemanfaatan hak ekonominya, pencipta atau
pemegang Hak Cipta berhak untuk mendapatkan royalti. Setiap karya cipta yang
dihasilkan oleh pencipta dilakukan demi mendorong kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra, harus mendapatkan perlindungan hukum agar tidak
diakui oleh pihak lain. Dalam hal ini pencipta memiliki kekhususan dalam
ciptaannya, hal ini dapat membedakan suatu ciptaan satu dengan ciptaan yang
lainnya. Seperti dalam hasil karya dibidang seni gambar, setiap hasil karya yang
dihasilkan memiliki karakter dan kekhususannya masing-masing, sehingga dapat
membedakan dengan hasil karya seni gambar yang lainnya. Begitu juga dengan
sebuah logo, logo yang diciptakan oleh penciptanya mencerminkan atau
memberikan suatu pandangan yang berbeda-beda, hal itulah yang dapat
membedakan logo satu dengan logo yang lainnya, karena didalam logo tersebut
memiliki makna tersendiri yang mendasari suatu logo tersebut.
Logo menjadi bagian dari seni rupa dan merupakan bagian yang penting,
karena melalui logo dapat menunjukan suatu keberadaan atau sebagai suatu
identitas. Seni Rupa menurut Andi Fachruddin adalah cabang seni yang
membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.8 Oleh
karena itu dalam pembuatan suatu logo sangatlah tidak mudah, karena dalam hal
pembuatan logo diperlukan pemikiran yang baik sehingga dapat untuk mendasari
dan memaknai suatu logo yang dihasilkan. Setiap logo memiliki makna tersendiri
8 Andi Fachruddin, 2015, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, CV Andi Offset,
Yogyakarta, Hal. 52
7
dalam penyampaiannya kepada kalangan umum, logo sebagai sebuah karya seni
rupa yang bisa memberikan makna tidak hanya dalam satu pandangan saja,
melainkan dalam sebuah logo dapat memberikan banyak makna. Hal itu karena
logo sebagai karya seni rupa yang berupa gambar, dibuat dan tak terlepas dari
elemen-elemen seni rupa dasar seperti garis, bentuk, ruang, warna, dan lainnya.
Logo menjadi bagian yang penting dalam penyampaiannya ke kalangan
umum, karena masing-masing logo memiliki arti dan makna yang berbeda-beda.
Seperti dalam kelompok band, logo sudah menjadi bagian yang sangat penting
dalam perjalanan sebuah band. Apabila hanya dengan melihat suatu logo, sudah
dapat disimpulkan bahwa logo tersebut adalah pemilik dari suatu band tertentu,
selain itu logo juga dapat menjadi daya tarik dalam sebuah band. Keunikan dan
nilai seni yang terkandung dalam suatu logo apabila dituangkan ke dalam bentuk
merchandise yang dapat berupa baju, topi, stiker dan lainnya dapat menjadi daya
tarik dan memiliki nilai jual tersendiri, karena banyaknya fungsi logo yang
dimiliki band dengan demikian hal ini yang menjadikan suatu logo itu adalah
bagian yang penting dalam sebuah band, sehingga logo dan band itu terkadang
sulit untuk dipisahkan dan akan tetap saling berkaitan.
Terlepas dari hakekat logo tersebut, di Indonesia sendiri seiring dengan
kemajuan teknologi yang pesat ternyata dapat memberikan dampak yang baik dan
buruk. Hadirnya internet menyebabkan perkembangan informasi tumbuh sangat
pesat, saat ini dalam waktu yang singkat sudah dapat disaksikan serangkaian
peristiwa yang terjadi di dunia. Penggunaan internet sebagai media informasi
multimedia membuat beragam karya digital dapat secara terus-menerus
8
digandakan dan disebarluaskan ke ribuan orang dalam waktu singkat, hal itu dapat
dilakukan dengan cara menekan beberapa tombol pada komputer. Tidak heran jika
internet kemudian dipandang sebagai lautan informasi yang memiliki banyak
muatan hak milik intelektual khususnya Hak Cipta.9 Oleh karena itu bagi
pencipta, internet merupakan suatu wadah tepat untuk melakukan pengumuman
mengenai hasil karya cipta yang dimilikinya.
Menurut Henry Soelistyo, pengertian dari pengumuman adalah
pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu
ciptaan, dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau
melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar,
atau dilihat orang lain.10
Dalam hal ini suatu ciptaan tanpa dilakukannya
pengumuman sudah mendapatkan Hak Cipta, menurut Budi Agus Riswandi dan
M. Syamsudin suatu ciptaan yang diumumkan maupun yang tidak diumumkan
(published / unpublished work) kedua-duanya dapat memperoleh Hak Cipta.11
Namun, kemajuan teknologi tersebut ternyata dapat memberikan dampak
yang merugikan bagi setiap pencipta atau pemilik Hak Cipta logo, karena hal ini
dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
mengklaim, menjiplak, dan menggandakan, baik demi untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi maupun tidak. Mengenai hal tersebut, bahwa kemajuan
teknologi dapat memicu pihak lain untuk melakukan kegiatan demi mendapatkan
9 Yusran Isnaini, 2009, Hak Cipta Dan Tantangannya Di Era Cyber Space, Ghalia
Indonesia, Bogor, Hal. 1 10
Henry Soelistyo, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Hal. 49 11
Budi Agus Riswandi & M. Syamsudin, 2004, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya
Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 9
9
keuntungan ekonomi atas penggandaan logo yang dimiliki band. Dengan
demikian hal ini dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta, karena
apabila pihak lain menggunakan karya cipta yang dimiliki pencipta atau
pemegang Hak Cipta yang digunakan untuk mendapatkan manfaat ekonomi, tanpa
adanya izin dan sepengetahuan dari pencipta atau pemegang Hak Cipta
merupakan suatu pelanggaran Hak Cipta.
Pelanggaran Hak Cipta seperti itu dapat dikategorikan sebagai
pembajakan, karena pihak lain melakukan kegiatan penggandaan ciptaan tanpa
adanya izin atau tanpa sepengetahuan penciptanya, yang dimana dari kegiatan
penggandaan tersebut ditujukan secara luas untuk memperoleh keuntungan
ekonomi. Adapun dalam pembuatan suatu karya cipta, hal yang paling ditakuti
ialah bahwa adanya tindakan meniru atau menjiplak dari pihak lain terhadap suatu
ciptaan, yang kemudian diakui sebagai milik atau hasil pemikirannya sendiri.
Terjadinya pelanggaran Hak Cipta ini dapat mengakibatkan pencipta mengalami
kerugian, karena berkaitan dengan hak moral dan hak ekonomi yang dimiliki
pencipta atau pemegang Hak Cipta telah digunakan oleh pihak lain tanpa adanya
izin dan sepengetahuan. Kerugian yang ditimbulkan akibat pelanggaran Hak Cipta
dapat dikatakan sebagai kerugian atas kehilangan manfaat, karena atas
penggunaan suatu karya cipta yang dimiliki pencipta atau pemegang Hak Cipta
dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Dengan terjadinya
pelanggaran Hak Cipta baik berupa pembajakan atau penjiplakan, pembajakan
dan penjiplakan merupakan suatu kegiatan yang dilarang, karena dapat merugikan
pencipta atau pemegang Hak Cipta.
10
Sehubungan dengan pelanggaran Hak Cipta tersebut, pencipta atau
pemegang Hak Cipta berhak untuk memperoleh ganti rugi kepada pihak yang
telah melakukan pelanggaran Hak Cipta, karena atas pelanggaran Hak Cipta logo
tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta.
Hak ekonomi atau hak moral yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang Hak
Cipta tidak boleh digunakan tanpa adanya izin, sehingga dapat dikatakan bahwa
pencipta atau pemegang Hak Cipta mengalami kerugian. Ganti rugi merupakan
upaya yang dapat dilakukan oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta, dalam hal
ini ganti rugi dapat berupa pembayaran atas sejumlah uang yang dibebankan
kepada pelaku pelanggaran Hak Cipta. Pengadilan yang berwenang untuk
menangani penyelesaian sengketa Hak Cipta adalah pengadilan niaga, pengadilan
selain pengadilan niaga tidak berwenang untuk menangani penyelesaian sengketa
Hak Cipta.
Selain mengajukan ganti rugi, pencipta atau pemegang Hak Cipta yang
mengalami kerugian dapat untuk meminta agar melakukan penyitaan terhadap
benda atau hasil karya cipta yang telah digandakan agar tidak semakin beredar
lebih banyak di dalam masyarakat. Dalam penyelesaian sengketa, pemegang Hak
Cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga atas
pelanggaran hak ciptaannya dan meminta penyitaan terhadap benda yang
diumumkan atau hasil perbanyakan. Barang yang merupakan hasil dari
pelanggaran Hak Cipta untuk selanjutnya harus dimusnahkan, agar mengurangi
kerugian yang diderita oleh pencipta dan mengurangi beredarnya barang tersebut
kedalam masyarakat luas. Selain itu barang hasil pelanggaran Hak Cipta dapat
11
juga disita untuk dijadikan bukti, yang dimana untuk kelancaran pemeriksaannya
suatu saat nanti.
Di Bali sendiri kemajuan teknologi dan kemajuan dalam industri musik
pada saat ini berkembang sangat pesat, hal itu dapat dilihat dari peminatnya yang
tergolong tidak mengenal batasan umur. Baik dari kalangan anak muda sampai
dengan kalangan dewasa, tidak memiliki batasan untuk menyalurkan karya dan
inspirasinya melalui bermusik. Dalam bermusik seseorang dapat melakukannya
dengan cara membentuk suatu kelompok yang dapat disebut sebagai band, tidak
menutup kemungkinan juga untuk seseorang yang ingin bermusik melalui dirinya
sendiri, atau yang lebih dikenal dengan sebutan solo career. Anggota band
biasanya terdiri dari dua sampai dengan enam atau bahkan lebih, sebagaimana
anggota band tersebut dapat disebut sebagai personil. Personil dalam sebuah band
memiliki perannya masing-masing dalam memainkan alat musik, karena dalam
sebuah band hal itu dapat ditentukan melalui bakat atau keahlian yang dimiliki
setiap orang berbeda-beda.
Kemajuan dalam bermusik di Bali tentunya tidak luput dari hasil karya
cipta yang dihasilkan oleh band maupun solo career, hasil karya cipta yang
dihasilkan merupakan suatu bentuk nyata atas pemikiran serta kreativitasnya yang
dapat berupa lagu ataupun berupa logo yang dimiliki band. Fungsi logo dalam
sebuah band sangat penting, fungsi utama logo dalam sebuah band adalah sebagai
suatu identitas band itu sendiri, selain itu fungsi lain logo adalah dapat dituangkan
dalam bentuk merchandise berupa baju, topi, stiker dan lainnya yang nantinya
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pemasukan tambahan dalam sebuah
12
band, selain dari pemasukan utama atas upah yang diterima setelah melakukan
konser dan atas penjualan album. Sehubungan dengan terjadinya pelanggaran Hak
Cipta, penulis mencoba untuk meneliti mengenai band indie Bali, dimana pada
band indie Bali yang pernah mengalami kerugian dalam pelanggaran Hak Cipta,
sehingga pencipta atau pemegang Hak Cipta tersebut dapat melakukan ganti rugi
atas pelanggaran Hak Cipta yang dialaminya. Berdasarkan latar belakang diatas
mendorong penulis untuk mengkaji dan melakukan penelitian hukum yang
dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : “Ganti Rugi Atas Pelanggaran
Karya Cipta Logo Band Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta”
13
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band
berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014 ?
2. Bagaimanakah cara menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran
karya cipta logo band berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014 ?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Mengingat bahwa begitu luasnya permasalahan yang dapat untuk diangkat,
maka dari itu dipandang perlu adanya pembatasan mengenai ruang lingkup
masalah yang akan dibahas. Adapun permasalahan yang pertama dibatasi
mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band. Permasalahan yang
kedua dibatasi pada cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran
karya cipta logo band.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Bahwa dalam penulisan penelitian ini dibuat berdasarkan hasil pemikiran,
pemaparan dan penelitian asli, demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan
dikembangkan dalam penulisan ini. Meskipun ada penelitian yang membahas
permasalahan yang sama, akan tetapi dalam penelitian ini lebih dikhususkan studi
pada logo yang dimiliki band indie Bali. Adapun penelitian ini yang dilakukan
berjudul “Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band Berdasarkan UU
No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, dan permasalahan yang diangkat adalah
bagaimanakah bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band berdasarkan UUHC
14
No. 28 Tahun 2014, bagaimanakah cara menentukan besarnya ganti rugi atas
karya cipta logo band berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Gulmudin Hikmatyar berjudul
“Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Logo Band Rolling Stones Akibat
Penggunaan Tanpa Hak Oleh Produsen Kaos”, permasalahan yang diangkat
adalah bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pemegang hak logo band
Rolling Stones yang digunakan tenpa hak oleh produsen kaos di Indonesia, apa
akibat hukum bagi produsen kaos yang memproduksi logo band Rolling Stones
tanpa hak, bagaimanakah cara penyelesaian bila terjadi sengketa antara pemegang
hak logo band Rolling Stones dengan produsen kaos tanpa hak.
Penelitian yang dilakukan oleh Alinda Yani berjudul “Perlindungan
Hukum Atas Karya Cipta Seni Lukis (Analisis Putusan Mahkamah Agung No.
596k/Pdt.Sus/2011)”, permasalahan yang diangkat adalah bagaimana
perlindungan hukum atas karya cipta seni lukis dalam analisis putusan Mahkamah
Agung No. 596 k/Pdt.Sus/2011, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hakim
dalam memberikan putusan MA No. 596 k/Pdt.Sus/2011, bagaimana
pertimbangan hakim dalam memberikan putusan MA No. 596 k/Pdt.Sus/2011.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
15
Tabel penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan Hak Cipta
No Judul Penulis Rumusan Masalah
1.
2.
Perlindungan Hukum
Terhadap Pemilik Logo
Band Rolling Stones
Akibat Penggunaan
Tanpa Hak Oleh
Produsen Kaos
Perlindungan Hukum
Atas Karya Cipta Seni
Lukis (Analisis Putusan
Mahkamah Agung No.
596k/Pdt.Sus/2011)
Gulmudin
Hikmatyar,
(Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Jember), Tahun
2015
Alinda Yani,
(Mahasiswa
Fakultas Syariah
dan Hukum
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta), Tahun
2013
1. Bagaimanakah
perlindungan hukum
terhadap pemegang hak
logo band Rolling Stones
yang digunakan tanpa hak
oleh produsen kaos di
Indonesia ?
2. Apa akibat hukum bagi
produsen kaos yang
memproduksi logo band
Rolling Stones tanpa hak ?
3. Bagaimanakah cara
penyelesaian bila terjadi
sengketa antara pemegang
hak logo band Rolling
Stones dengan produsen
kaos tanpa hak ?
1. Bagaimana perlindungan
hukum atas karya cipta seni
lukis dalam analisis putusab
Mahkamah Agung No. 596
k/Pdt.Sus/2011
2. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi hakim dalam
memberikan putusan MA
No. 596 k/Pdt.Sus/2011
3. Bagaimana pertimbangan
hakim dalam memberikan
putusan MA No. 596
k/Pdt.Sus/2011
16
Dengan demikian, bahwa berdasarkan penelusuran dari skripsi dengan
permasalahan seperti yang dijelaskan pada tabel diatas, maka menunjukan
penelitian dengan judul “Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta” belum
ada yang membahasnya, sehingga skripsi ini dapat untuk dipertanggungjawabkan
secara ilmiah orisinalitasnya.
1.5. Tujuan Penelitian
Sebagai suatu karya tulis ilmiah, maka skripsi ini pun mempunyai 2
macam tujuan yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut.
1.5.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :
1. agar mengetahui mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta logo
band tersebut.
2. agar mengetahui mengenai cara untuk menentukan besarnya ganti
rugi atas pelanggaran karya cipta logo band.
1.5.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :
1. agar lebih memahami mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta
logo band tersebut.
2. agar lebih memahami mengenai cara untuk menentukan besarnya
ganti rugi atas pelanggaran karya cipta logo band.
17
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah agar dapat dijadikan sebagai
suatu referensi, serta sebagai bahan penelitian dan penulisan selanjutnya di
Fakultas Hukum Universitas Udayana. Selain dari itu, agar diharapkan dapat
berguna sebagai pengembangan dalam ilmu hukum bisnis khususnya dalam
Hukum Hak Kekayaan Intelektual.
1.6.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai
Hak Kekayaan Intelektual, terkait mengenai karya cipta logo
2. Agar dapat untuk memberikan masukan kepada masyarakat dan pencipta
mengenai pentingnya Hak Cipta, dimana agar tidak terjadinya pelanggaran
Hak Cipta yang dapat merugikan pencipta atau pemegang Hak Cipta oleh
pihak lain.
1.7. Landasan Teoritis
Menurut H. OK. Saidin, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.12
Sebagaimana yang telah
dijelaskan, bahwa yang dimaksudkan dengan hak eksklusif dari pencipta ini ialah
12
H. OK. Saidin, 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Hal. 58
18
tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut kecuali dengan
adanya izin dari penciptanya. Eksklusif dapat juga berarti khusus, spesifikasi,
unik. Karena hasil karya pencipta terhadap karya cipta logo band itu tidak mudah
untuk dibuat, dimana memerlukan pemikiran serta ide kreatif sehingga
menjadikan logo memiliki keunikan tersendiri.
Menurut Adrian Sutedi, suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu
pelanggaran Hak Cipta apabila perbuatan tersebut melanggar hak khusus dari
pencipta atau pemegang Hak Cipta.13
Dengan kata lain, pihak lain yang telah
memanfaatkan karya cipta tanpa sepengetahuan dan izin dari pencipta atau
pemegang karya cipta atas logo tersebut, maka dapat dikatakan sebagai suatu
pelanggaran Hak Cipta. Karena sesungguhnya dalam hal ini hanya pencipta atau
pemegang Hak Cipta yang dapat untuk memanfaatkan atas hasil karya ciptanya,
terkecuali telah adanya izin dan dengan sepengetahuan pencipta atau pemegang
Hak Cipta pihak lain dapat untuk memanfaatkan hasil karya tersebut. Akibat
adanya pelanggaran Hak Cipta tersebut maka pencipta atau pemegang hak cipta
berhak untuk mengajukan ganti rugi atas kerugian yang dideritanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, ganti
rugi adalah pembayaran sejumlah uang yang dibebankan kepada pelaku
pelanggaran hak ekonomi pencipta, pemegang Hak Cipta dan / atau pemilik hak
terkait berdasarkan putusan pengadilan perkara perdata atau pidana yang
berkekuatan hukum tetap atas kerugian yang diderita pencipta, pemegang Hak
Cipta dan / atau pemilik hak terkait. Pencipta dikatakan mengalami kerugian
13
Ibid, Hal. 120
19
dalam hak ekonominya, karena sepantasnya bahwa hak ekonomi dari pencipta
atau pemegang Hak Cipta itu ialah hak untuk memperoleh manfaat ekonomi atas
ciptaan yang dihasilkan oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta.
H. OK. Saidin berpendapat bahwa kata “ganti rugi” menunjuk pada suatu
peristiwa, di mana ada seorang yang menderita kerugian di satu pihak, dan di
pihak lain ada orang yang dibebankan kewajiban untuk mengganti atas kerugian
yang diderita orang lain tersebut karena perbuatannya.14
Pada umumnya, pencipta
dapat mengalami kerugian atas pelanggaran Hak Cipta yang dilakukan dengan
cara pembajakan atau penjiplakan oleh pihak lain. Pembajakan dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta mengartikan bahwa
penggandaan ciptaan dan / atau produk hak terkait secara tidak sah dan
pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk
memperoleh keuntungan ekonomi. Sedangkan penjiplakan atau plagiat merupakan
perbuatan sengaja maupun tidak sengaja dalam memperoleh nilai suatu karya,
dengan mengutip seluruh atau sebagian karya dan tanpa menyebutkan
sumbernya.15
1.8. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono pengertian penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.16
Metode penelitian yang
14
Ibid, Hal. 121 15
Riris K. Toha-Sarumpaet, Manneke Budiman & Ade Armando, 2012, Membangun di
Atas Puing Integritas: Belajar dari Universitas Indonesia, Gerakan UI Bersih Bekerja Sama
dengan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, Hal. 227 16
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif,
Alfabeta, Bandung, Hal. 3
20
digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode secara yuridis
empiris. Metode yuridis ini merupakan suatu metode penulisan hukum
berdasarkan atas teori hukum, literatur-literatur serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan metode empiris
itu merupakan suatu metode dengan cara melakukan penelitian atau observasi
secara langsung ke lapangan atau dapat dikatakan ke tempat yang terdapat
permasalahan hukum atas pelanggaran karya cipta logo band, hal itu dilakukan
agar mendapatkan kebenaran yang akurat, sehingga pentingnya untuk proses
penyempurnaan penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah
tentang bentuk pelanggaran Hak Cipta atas logo yang dimiliki oleh band, serta
cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran karya cipta logo band
tersebut