19

DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus
Page 2: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

DAFTAR ISI

Page 3: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

1

BIDANG KAJIAN :DINAMIKA KEPENDUDUKAN

MODUL 22 :MIGRASI

PENDAHULUAN

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk

adalah perpindahan penduduk dari suatud daerah ke daerah lain. Dalam modul

ini memuat pengertian migrasi .Dalam modul 1 juga memuat tugas untuk

menganalisis permukiman kumuh yang ada di daerah masing-masing.Bagian

akhir terdapat tes formatif yang harus dikerjakan.Skor yang diperoleh dalam

mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi pada Modul

2.Migrasi

PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat

2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai

dengan materi dalam modul ini

3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini.

Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus

dijawab dengan benar)

4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara

dinyatakan belum tuntas.

5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul

berikutnya

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan

Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana

Geografi.

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

Peserta mempunyai pengetahuan tentang migrasi, jenis-jenis migrasi,

mengkaji permasalahan di migrasi.

Page 4: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

2

URAIAN MATERI : MIGRASI

A. Pengertian Migrasi

Menurut Mantra (2015); mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi 2

bentuk yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen

atau mobilitas sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu

wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.Sedangkan

migrasi sirkuler ialah gerak penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa

ada maksud untuk menetap. Migrasi sirkuler inipun bermacam macam

jenisnya ada yang ulang alik, periodik, musiman, dan jangka panjang. Migrasi

sirkuler dapat terjadi antara desa desa, desa kota dan kota kota.

Migrasi menurut United Nation adalah sebagai berikut : Migration is a

form geographycal mobility or spatial mobility between one geographycal unit

and another; generally involving a change af residence from the place of

origin to the place destination. ( Migrasi adalah bentuk mobilitas geografis

atau mobilitas spasial antara satu unit geografi dan lainnya; umumnya

melibatkan perubahan tempat tinggal dari tempat asal ke tempat tujuan)

Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

mendefinisikan sebagai berikut : migrasi adalah perpindahan penduduk

dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lainmelampaui batas

politik atau negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu

negara.

Ada dua dimensi penting yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi waktu

dan dimensi daerah.Hingga kini belum ada kesepakatan diantara para ahli

dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

Penduduk (SP), BPS menggunakan batas waktu yang digunakan enam bulan

atau lebih, sedangkan batas daerah adalah batas propinsi.Jika seseorang sudah

pindah (mungkin tidak menetap) selama kurang dari 3 bulan, maka mereka

disebut kelompok migrasi sirkuler.

B. Transisi Mobilitas

Zeinlinsky (1971) membuat hipotesa transisi mobilitas.Tren transisi

mobilitas ini sejajar dengan tren transisi demografi.Terdapat perubahan pokok

dalam bentuk maupun intensitas mobilitas keruangan pada berbagai tahap

transisi. Ada lima tahap transisi demografi(Mantra, 1993) :

Page 5: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

3

1. Masyarakat tradisional, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas

sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk rendah;

2. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas tetap bahkan

cenderung naik, dan tingkat mortalitas sudah mulai turun. Hal ini

mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk meningkat;

3. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas

menurun dan tingkat pertumbuhan penduduk mulai menurun;

4. Masyarakat modern, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas sama-

sama rendah, sehingga tingkat pertumbuhan penduduk rendah;

5. Masyarakat super modern pada masa yang akan datang, dimana tingkat

fertilitas sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat mortalitas rendah

dan stabil.

Negara-negara berkembang sedang mengalami akhir fase II menuju

faseIII transisi demografi. Pada fase ini terjadi perembesan/penetrasi

modernisasi, pada masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan,

semuanya mempengaruhi migrasi. Pertumbuhan penduduk perdesaan yang

cepat akan merubah sistem kepemilikan tanah pertanian dan produksi. Mereka

mulai mengeksploitasi tanah pertanian secara intensif yang disebut involusi di

bidang pertanian.

Bagi yang tidak mempunyai tanah pertanian, yang tadinya petani

gurem, maka mereka terdesak keluar dari daerah perdesaan karena mereka

berkurang kesempatan pekerjaan mereka di perdesaan, dengan adanya

involusi. Mereka akan menuju ke kota atau daerah yang jarang penduduknya.

Fase ini merupakan fase pertumbuhan daerah urban.

Pertumbuhan daerah urban semakin cepat meluas dengan adanya

pusat-pusat industri dan pusat-pusat perdagangan baru.Tetapi pusat-pusat

inimasih belum dapat menampung seluruh migran yang masuk, baik dalam

menampung kesempatan kerja maupun perumahan.Maka banyak bermunculan

sektor informal, karena pada umumnya para migran berpendidikan rendah dan

tidak mempunyai modal, dan banyak terjadi daerah yang kumuh.

Zelinsky (1971) berpendapat sulit untuk mengetahui apa yang akan

terjadi jika masyarakat meninggalkan fase II, dari transisi demografi. Tekanan

Page 6: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

4

penduduk semakin meningkat, karena terbatasnya sumber daya alam yang

tersedia.Sistem demografi yang rawan, dengan ciri demografi dan migrasi

yang tidak dapat ditentukan.

Bagi daerah yang berkembang, pusat-pusat kota berfungsi sebagai

pusat proses modernisasi. Dicirikan dengan mobilitas yang tinggi dan

pengaturan kelahiran dan kontrol terhadap kematian.Arus migrasi dan

sirkulasi semakin kompleks, tingkat internal semakin mengecil, tetapi

mobilitas sirkuler semakin meningkat.Mobilitas sirkuler tidak semua

bermotifkan ekonomi.

Proses modernisasi yang melanda Negara yang sedang berkembang

akan mengakibatkan komposisi penduduk pada masyarakat semakin

heterogen, sehingga proses migrasi pada individu akan berubah dan akan

menunjukkan tren yang semakin meningkat.

C. Jenis-jenis Migrasi

Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait

dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Dalam

lingkup tempat mulai dari lingkup administrasi terkecil; Rt/Rw, desa, hingga

perpindahan antar negara.Juga dari sisi waktu, mulai dari satu hari hingga

waktu yang cukup lama.

Mantra menjelaskan ada beberapa bentuk perpindahan tempat

(mobilitas) yaitu :

1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik

kerja (recurrent movement).

2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara, seperti perpindahan

tempat tinggal bagi para pekerja musiman.

3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke

tempat semula (non recurrent movement).

Orang yang melakukan migrasi disebut migran. Migran ditinjau dari

segi waktu pencatatan atau sensus ternyata tempat lahir dan tempat tinggal

sekarang (di waktu diadakan pencatatan) serta tempat tinggal sebelumnya di

propinsi yang sama, maka dia bukan seorang migran atau disebut stayer.

Berdasarkan tempat tinggal tersebut, maka migran dapat pula dibagi menjadi

Page 7: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

5

beberapa bentuk yaitu :

1. Jika seseorang di waktu diadakan pencatatan ternyata propinsi tempat

lahir dan propinsi tempat tinggal sebelumnya sama sedangkantempt

tinggal sekarang tidak sama, maka dia disebut : Migran Satu Tahap

(one state migrant/primary migration).

2. Jika ternyata propinsi tempat lahir berbeda dengan propinsi tempat

tinggal sebelumnya dan propinsi tempat tinggal sekarang, disebut

Migran beberapa tahap (several stage migrant / secondary migration).

3. Jika seseorang tempat lahir sama dengan propinsi tempat tinggal

sekarang, tetapi tidak sama dengan tempat tinggal sebelumnya, disebut

Migran kembali (return migrant / returnal migration)

Contoh :

Jika seseorang yang tempat lahirnya di Salatiga

a. Pada tahun 1990 bertempat tinggal di Salatiga

b. Pada tahun 2000 bertempat tinggal di Yogyakarta

c. Pada tahun 2010 bertempat tinggal di Surabaya

d. Pada tahun 2018 bertempat tinggal di Salatiga

Maka dia disebut :

a. Stayer atau bukan migran.

b. One stage migrant atau primary migration atau Migran satu tahap.

c. Several stage migrant atau secondary migration atau Migran beberapa

tahap.

d. Return migrant atau returnal migration atau Migran kembali

Migrasi ditinjau dari segi politik dan administrative ada tiga yaitu :

1. Emigrasi atau Migrasi Extern atau International Migrationyaitu

perpindahan penduduk yang melampaui batas Negara,misalnya dari

Indonesia ke Singapura.

2. Migrasi Intern atau Internal Migration yaitu perpindahan penduduk yang

melampaui batas administrasi daerah tetapi masih termasuk dalam satu

Negara.

3. Migrasi local atau Local Migration yaitu perpindahan penduduk. Tetapi

masih dalam satu daerah administrasi yang sama

Pengelompokan lain dalam migrasi ini mnyebutkan bahwa migrasi Internal

dan migrasi Internasional disebut :Long distance movement, sedangkan yang

Page 8: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

6

migrasi lokal disebut short distance movement.

Ditinjau dari dari pertimbangan individu ada dua yaitu :

1. Migrasi sukarela (voluntary migration),yaitumereka pindah karena

kehendak sendiri, seperti migrasi spontan.

2. Migrasi diharuskan (Forced migration), seperti migrasi karena terkena

bencana alam atau terkena proyek nasional atau bendungan, jalan dan

lain-lain.

Orang yang pindah ini disebut refugees atau displaced persons dan jika

migrasi itu besar-besaran disebutExodus Migration.

Ada beberapa jenis migrasiyang perlu diketahui, yaitu :

1. Migrasi masuk (In Migration)yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah

tujuan (area of destination).

2. Migrasi keluar (Out Migration)yaitu perpindahan penduduk keluar dari

suatu daerah asal (area origin).

3. Migrasi Netto (Net Migration)merupakan selisih antara jumlah migrasi

masuk dan migrasi keluar . Jika migrasi yang masuk lebih besar daripada

migrasi yang keluar disebut netto positif, sedangkan jika migrasi yang

keluar lebih besar daripada migrasi yang masuk disebut netto negatif.

4. Migrasi bruto (Gross Migration)adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi

keluar.

5. Migrasi total (Total Migration)adalah seluruh kejadian migrasi, mencakup

migrasi semasa hidup(life time migration) dan migrasi pulang (return

migration)

Migran Total adalah semua orang yang pernah pindah)

6. Migrasi internasional (international migration)adalah perpindahan

penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan

masuknya penduduk ke suatu Negara disebut Imigrasi (Imigration),

sedangkan jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu

Negara disebut Emigrasi (Emigration).

7. Migrasi semasa hidup (Life Time Migration) adalah migrasi berdasarkan

tempat kelahiran, adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus

bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya.

8. Migrasi parsial (Partial Migration)adalah jumlah migran ke suatu daerah

tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan.

Page 9: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

7

9. Arus migrasi (migration stream) adalah jumlah atau banyaknya

perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka

waktu tertentu.

10. Urbanisasi (urbanization)adalah bertambahnya proposisi penduduk yang

berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk

ke kota dan atau akibat dari perluasan kota.

11. Transmigrasi (transmigration), istilah ini mempunyai arti yang sama

dengan resettlement atau settlement. Transmigrasi adalah pemindahan dan

perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain

yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan

pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh

pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

D. D. Pengukuran Migrasi

1. Angka Mobilitas

Angka Mobilitas adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara

local (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk

m = M .kP

m = angka mobilitas

M = Jumlah Mover

P = Penduduk

k= 1.000

Dalam kenyatan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah

secara local ini.

2. Tingkat Migrasi Keluar Secara Kasar(The Crude Out Migration Rate) atau

disebut Angka Migrasi Keluar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya

migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu

satu tahun

Mo = O x 1.000

Page 10: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

8

P

Mo = Angka migrasi keluar

O= Jumlah migrasi Keluar

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k= 1.000

3. Tingkat Migrasi Masuk Secara Kasar(The Crude Imigration Rate) atau

disebut Angka Migrasi Masuk, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya

migran yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu

satu tahun

Mi = I x 1000

P

Mi = Angka migrasi masuk

O = Jumlah migrasi masuk

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = 1.000

3. Tingkat Migrasi Netto (The Net Migration Rate) atau disebut Angka

migrasi Netto adalah selisih banyaknya migran yang masuk dan keluar ke

dan dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Mn = I - Ox 1.000

P

Mn= Angka migrasi netto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

Page 11: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

9

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = 1.000

4. Tingkat Migrasi Bruto(The Gross Migration Rate) atau disebut Angka

Migrasi Bruto, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kejadian

perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah

penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.

Mg = I + Ox 1000

P

Mg = Angka migrasi bruto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk tempat tujuan + Jumlah penduduk di tempat asal

k = 1.000

E. E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi

Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015), volume migrasi di suatu

wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah di wilayah

tersebut. Di daerah asal dan di daerah tujuan, menurut Lee, terdapat faktor-

faktor yang disebut sebagai :

1. Faktor positif (+), yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan

jikabertempat tinggal di tempat tersebut, misal terdapat sekolah, adanya

kesempatan kerja, iklim yang kondusif

2. Faktor negatif (-), yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau

merugikan bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa

ingin pindah ke tempat lain.

3. Faktor netral (0), yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang

individu untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.

Page 12: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

10

Rintangan antara

Daerah Asal Daerah Tujuan

Gambar 1. Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk menurut Everett S.Lee (Sumber : Mantra, 2015)

Selain ketiga faktor diatas terdapat faktor rintangan antara.Rintangan

antara adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus

migrasi penduduk.Rintangan Antara dapat berupa tingginya ongkos pindah,

topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan misal berbukit, sarana

transportasi, Undang-undang Imigrasi yang ketat, resiko rusaknya barang

berharga atau barang kesayangan jika dipindahkan.

Faktor yang tidak kalah penting yang mempengaruhi mobilitas

penduduk adalah faktor individu, karena faktor individu pula yang dapat

menilai positif atau negatifnya suatu daerah dan memutuskan untuk pindah

atau bertahan di tempat asal. Dengan kata lain bagi setiap orang tidak akan

sama dalam memberikan penilaian terhadap rintangan atau penghalang antara

lain ada yang biasa, dan ada yang tidak memberatkan, tetapi ada juga yang

sangat memberatkan. Hal ini tergantung pada individu masing-masing.

Everett S. Lee (Mantra, 2015) arus migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor,

yaitu :

1. Faktor individu.

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti :keadaan lingkungan

daerah asal, kepemilikan lahan yang terbatas, , sempitnya lapangan

pekerjaan di desa, terbatasnya jenis pekerjaan di desa.

3. Faktor di daerah tujuan, seperti : tingkat upah yang tinggi, luasnya

lapangan pekerjaan yang beraneka ragam.

4. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti : sarana

transportasi, topografi desa ke kota dan jarak desa kota.

+ - + - o + - + - o

+ - + - o + - + - o

+ - + - o + - + - o

+ - + - o + - + - o

+ - + - o + - + - o

+ - + - o + - + - o

Page 13: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

11

Menurut Lee dalam (Ida Bagoes Mantra, 2015) menjelaskan tentang

teori migrasi yaitu sebagai berikut :

1. Migrasi dan jarak, banyak migran pada jarak yg dekat, migran jarak jauh

umumnya lebih banyak ke pusat perdagangan dan industri.

2. Migrasi bertahap, adanya arus migrasi yang terarah, adanya migrasi dari

desa kekota kecil dan ke kota besar arus migrasi terarah ke pusat-pusat

industri ada perdagangan penting yang dapat menyerap para migrant.

Penduduk daerah pedesaan yang langsung berbatasan dengan kota yang

bertumbuh cepat itu berbondong-bondong pindah ke sana. Turunnya

jumlah penduduk di desa sebagai akibat dari migrasi itu akan diganti oleh

migran dari daerah-daerah terpencil. Hal ini akan terus berlangsung

hingga daya tarik salah satu dari kota-kota yang bertumbuh cepat itu tahap

demi tahap terasa pengaruhnya di pelosok-pelosok yang sangat terpencil.

3. Arus dan arus balik, setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik

penggantiannya.

4. Perbedaan antara desa dan kota mengenani kecendrungan melakukan

migrasi. Penduduk kota kurang berminat bermigrasi, ke daerah-daerah

pedesaan di suatu Negara.

5. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibanding pria.

6. Teknologi dan migrasi, teknologi menyebabkan arus migrasi meningkat.

7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi

Teori Migrasi Todaro memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut :

1. Migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali oleh berbagai pertimbangan

ekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan dengan keuntungan

atau manfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri.

2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung padaselisih antara tingkat

pendapatan yang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di

pedesaan (pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang

secara rasional bisa diharapkan akan tercapai di masa mendatang). Besar

kecilnya selisih pendapatan itu sendiri ditentukan oleh dua variabel pokok,

yaitu selisih upah aktual di kota dan di desa, serta besar atau kecilnya

kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yang menawarkan

Page 14: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

12

tingkat pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berkaitan langsung

dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding

terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan.

4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah melebihi

laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyatan ini memiliki landasan yang

rasional; karena adanya perbedaan ekspetasi pendapatan yang sangat lebar,

yakni para migran pergi ke kota untuk meraih tingkat upah yang lebih

tinggi yang nyata (memang tersedia). Dengan demikian, lonjakan

pengangguran di perkotaan merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari

adanya ketidakseimbangan kesempatan ekonomi yang sangat parah antara

daerah perkotaan dan daerah pedesaan, dan ketimpangan-ketimpangan

seperti itu amat mudah ditemui di kebanyakan Negara-negara Dunia

Ketiga.

Ada 2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang

melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik

(pull factors)

Faktor pendorong (di tempat asal) antara lain:

a. Sumber daya alam yg semakin berkurang

b. Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi

Banyaknya orang desa pindah ke kota karena makin berkurangnya

lapangan pekerjaan. Hal ini selain akibat sistem warisan juga banyaknya

lahan pertanian digunakan untuk permukiman atau indutri.

c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-

lain.

Contohnya banyak orang berpindah ke daerah lain karena tidak cocok

dengan perkembangan politik baru di daerah itu. Banyak rakyat Kamboja

yang meninggalkan negaranya karena tidak setuju dengan faham dan

politik Pemerintahan Kamboja.

d. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal

e. Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa

mengembangkan karir pribadi.

f. Bencana alam atau adanya wabah penyakit

Page 15: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

13

Daerah yang terancam letusan gunung api, perlu dipindah demi

kelangsunngan hidupnya, demikian pula bagi orang yang selalu terancam

banjir kronis.

Faktor-faktor penarik yang terdapat di daerah tujuan

a. Adanya rasa superior di tempat yg baru atau kesempatan memasuki

lapangan pekerjaan

Terbukanya kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan di kota yang

non agraris, jenis pekerjaan jauh lebih banyak daripada di desa seperti

menjadi pegawai, ABRI, pedagang, bidang jasa, wiraswasta dan lain-

lain

b. Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi)

c. Kesempatan mendapatkan pendidikan

Di daerah tujuan misalnya kota tersedia jauh lebih besar fasilitas

pendidikan meliputi jenis maupun jumlahnya daripada di pedesaan,

baik milik pemerintah maupun swasta.

d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim,

perumahan, sekolah, fasilitas lain dan lain-lain)

Suasana hidup lebih baik, seperti di kota lebih tertata daripada di

pedesaan, meliputi lokasi perumahan, sanitasi, banyaknya hiburan, dan

lain-lain

e. Tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung

f. Tersedianya berbagai fasilitas kesehatan. Di kota tersedia dokter

umum, dokter spesialis, rumah sakit, poliklinik dalam jumlah yang

cukup

g. Tersedianya fasilitas Transportasi dan Komunikasi.

Dengan banyaknya jenis transportasi umum, seperti bis kota, angkutan

antar daerah, mikrolet, taksi, dan ditambah lagi banyaknya jaringan

seluler yang memudahkan seseorang untuk cepat dan mudah

berkomunikasi.

h. Adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari

desa atau kota kecil

Pada umumnya faktor-faktor yang menjadikan orang bermigrasi adalah

adanya keinginan untuk memperbaiki nasib dan ekonomi.

Page 16: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

14

Ravenstein dalam Mantra (2015) mengemukakan beberapa perilaku

migrasi penduduk, yang dikenal dengan Hukum Ravenstein yaitu :

1. Tempat terdekatcenderung dipilih migran sebagai daerah tujuan.

2. Sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal merupakan faktor yang

paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi. Dan

faktor kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang

lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus memiliki nilai

kefaedahan daerah atau wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan

dengan daerah asal.

3. Berita-berita dari keluarga atau saudara, dan teman yang telah bermigrasi

ke daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang

yang ingin bermigrasi.

4. Informasi negatif dari daerah tujuan akan mengurangi niat penduduk

untuk bermigrasi.

5. Pengaruh kota semakin tinggi terhadap seseorang, tingkat mobilitasnya

semakin tinggi.

6. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi

mobilitasnya.

7. Arah dan arus migrasi penduduk menuju ke arah asal datangnya

informasi. Jadi para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau

atau sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan.

8. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok orang sulit untuk

diperkirakan, karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak

seperti bencana alam, peperangan, epidemi penyakit.

9. Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan

mobilitas dibandingan mereka yang berstatus kawin.

10. Penduduk yang berpendidikan lebih rendah biasanya lebih sedikit

melaksanakan mobilitas daripada penduduk yang berpendidikan tinggi.

Menurut Mantra (2015), ada beberapa perilaku mobilitas ataupun sikappara

migran terhadap masyarakat kota, yaitu :

1. Pelaku mobilitas pada mulanya memilih daerah tujuan sesuai dengan

teman atau keluarga/sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah

tersebut.

Page 17: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

15

2. Saat penyesuaian diri, para migran yang terdahulu membantu mereka

menyediakan tempat menginap, makan, mencari pekerjaan, kekurangan

uang, dan lain-lain

3. Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru tergantung pada

hubungan social para pelaku mobilitas dengan masyarakat tersebut.

4. Kepuasan terhadap kehidupan di perkotaan tergantung pada kemampuan

seseorang untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya kesempatan bagi

anak mereka untuk berkembang.

5. Setelah proses penyesuaian diri dengan kehidupan perkotaan, para

mobilitas akan pindah ke tempat tinggal dan memilih daerah tempat

tinggal, ini dipengaruhi oleh daerah tempat bekerja.

6. Fungsi kepuasan mereka dengan kehidupan perkotaan adalah keinginan

untuk kembali ke daerah asal. Mereka tidak enggan bertempat tinggal

pada tempat yang kondisinya serba kurang misal kumuh, asal dapat

memperoleh kesmpatan ekonomi yang tinggi.

7. Para migran cepat belajar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi di

perkotaan.

8. Perilaku migran adalah perilaku antara orang kota dan orang desa.

9. Seorang migran adalah bi local population, walaupun telah bertempat

tinggal di daerah tujuan, tetapi daerah asal mereka sebagai home pertama

dan daerah tujuan sebagai home kedua.

F. Urbanisasi

Menurut Encyclopedia of Population yang disunting oleh Paul

Demeny dan Geoffrey McNicoll (2003)

Urbanization is the process by which an increasing proportion of the

population lives in urban areas. The level of urbanization is the

proportion of population living in urban areas. Urbanization must be

distinguished from urbanism, a term referring to the style of life

usually found in large urban centers.

Dari perspektif kependudukan, sebagaimana dikemukakan oleh pakar

kependudukan, adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang

hidup di perkotaan. Dengan demikian yang dimaksud sebagai tingkat

Page 18: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

16

urbanisasi adalah proporsi penduduk, dari keseluruhan jumlah penduduk di

sebuah negara, yang tinggal di perkotaan.Sementara itu yang dimaksud

dengan urbanisme (urbanism) adalah gaya-hidup (the style of life) yang

biasanya ditemukan dalam di kota-kota besar.

Dalam perspektif kependudukan, proses urbanisasi dipengaruhi oleh tiga

aspek yaitu :

1. Pertumbuhan alamiah, di daerah perkotaan itu sendiri,

2. Pertambahan net-migrasi, antara migrasi masuk dan keluar;

3. Reklasifikasi dari daerah-daerah “per-urban” di sekitar kota yang

dianggap tidak lagi sebagai daerah perdesaan, dan secara administratif

diputuskan untuk menjadi bagian dari wilayah perkotaan

G. RANGKUMAN

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah lain dengan maksud

untuk menetap di daerah tujuan.Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak

penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud untuk menetap.

Hipotesa transisi mobilitas bahwa tren transisi mobilitas ini sejajar

dengan tren transisi demografi. Pengukuran Mobilitas penduduk antara lain

angka mobilitas, angka migrasi masuk dan keluar, angka migrasi netto dan

bruto.Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait

dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Orang

yang melakukan migrasi pada umumnya bermotifkan ekonomi.Ada 2

pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan

migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)

Urbanisasi adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang

hidup di perkotaan. Salah satu yang mengakibatkan proporsi penduduk di

perkotaan adalah migrasi dari desa ke kota.

H. DAFTAR PUSTAKA

Barclay, George W, 1958, Tecnique of Population Analysis. New York, JohnWiley Sons.

Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Page 19: DAFTAR ISI migrasi - ppg.spada.ristekdikti.go.idppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/21150/mod_resource... · dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus

17

Sunarto, Hs, 1985, Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980.Dua Dimensi,Yogyakarta.

LD FE UI, 1981, Dasar-Dasar Demografi, FE UI, Jakarta.

Lucas David, Peter Mc Donald, Elsepth Young, Christable Young,1982,Pengantar Kependudukan, Gajah Mada University Press,Yogyakarta.

Shyrock, Hs and Js Siegel, 1976. The Methods and Materials of Demography.London. Academic Press, Inc

Zelinsky, W, 1971,The Hipothesis of the Mobility Transition, GeographicalReview, No. 2