Daftar Suku Bangsa Di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Daftar suku bangsa di Indonesia Suku Aceh di Aceh: kabupaten Aceh Besar Suku Alas di kabupaten Aceh Tenggara Suku Alor di NTT: kabupaten Alor Suku Ambon di kota Ambon Suku Ampana di Sulawesi Tengah Suku Anak Dalam di Jambi Suku Aneuk Jamee di kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya Suku Arab-Indonesia Suku Aru di Maluku: Kepulauan Aru Suku Asmat di Papua Suku Abung di Lampung Suku Bali di Bali terdiri :

Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani

Suku Balantak di Sulawesi Tengah Suku Banggai di Sulawesi Tengah: Kabupaten Banggai Kepulauan Suku Baduy di Banten Suku Bajau di Kalimantan Timur Suku Bangka di Bangka Belitung Suku Banjar di Kalimantan Selatan Suku Batak di Sumatera Utara terdiri :

Suku Karo di kabupaten Karo Suku Mandailing di kabupaten Mandailing Natal Suku Angkola di kabupaten Tapanuli Selatan Suku Toba di kabupaten Toba Samosir Suku Pakpak di kabupaten Pakpak Bharat Suku Simalungun di kabupaten Simalungun

Suku Batin di Jambi Suku Bawean di Jawa Timur: Gresik Suku Belitung di Bangka Belitung Suku Bentong di Sulawesi Selatan Suku Berau di Kalimantan Timur: kabupaten Berau Suku Betawi di Jakarta

Suku Bima NTB: kota Bima Suku Boti di kabupaten Timor Tengah Selatan Suku Bolang Mongondow di Sulawesi Utara: Kabupaten Bolaang Mongondow Suku Bugis di Sulawesi Selatan

Orang Bugis Pagatan di Kalimantan Selatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu

Suku Bungku di Sulawesi Tengah: Kabupaten Morowali Suku Buru di Maluku: Kabupaten Buru Suku Buol di Sulawesi Tengah: Kabupaten Buol Suku Buton di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau Suku Bonai di Riau: Kabupaten Rokan Hilir Suku Damal di Mimika Suku Dampeles di Sulawesi Tengah Suku Dani di Papua: Lembah Baliem Suku Dayak terdiri :

Suku Punan di Kalimantan Tengah Suku Kanayatn di Kalimantan Barat Suku Iban di Kalimantan Barat Suku Mualang di Kalimantan Barat: Sekadau, Sintang Suku Bidayuh di Kalimantan Barat: Sanggau Suku Mali di Kalimantan Barat Suku Seberuang di Kalimantan Barat: Sintang Suku Sekujam di Kalimantan Barat: Sintang Suku Sekubang di Kalimantan Barat: Sintang Suku Ketungau di Kalimantan Barat Suku Desa di Kalimantan Barat Suku Kantuk di Kalimantan Barat Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat Suku Limbai di Kalimantan Barat Suku Kebahan di Kalimantan Barat Suku Pawan di Kalimantan Barat Suku Tebidah di Kalimantan Barat Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala Suku Bukit di Kalimantan Selatan Orang Dayak Pitap di Tebing Tinggi, Balangan, Kalsel

Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan: Tabalong Suku Ngaju di Kalimantan Tengah: Kabupaten Kapuas Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah: Murung Raya Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah: Barito Selatan Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah Suku Lawangan di Kalimantan Tengah Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah: Barito Selatan Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum Suku Bukat, Kutai Barat Suku Busang, Kutai Barat Suku Ohong, Kutai Barat Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan Suku Basap, Bontang-Kutai Timur Suku Ahe di Kabupaten Berau Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan Suku Lundayeh, Malinau Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir Suku Dusun di Kalimantan Tengah Suku Maanyan di Kalimantan Tengah: Barito Timur Orang Maanyan Paju Sapuluh Orang Maanyan Paju Epat Orang Maanyan Dayu Orang Maanyan Paku Orang Maanyan Benua Lima Maanyan Paju Lima Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel

Suku Dompu NTB: Kabupaten Dompu Suku Donggo, Bima Suku Duri Terletak di bagian utara Kabupaten Enrekang berbatasan dengan Kabupaten

Tana Toraja, meliputi tiga kecamatan induk Anggeraja, Baraka, dan Alla di Sulawesi Selatan

Suku Eropa-Indonesia (orang Indo atau peranakan Eropa-Indonesia) Suku Flores di NTT: Flores Timur Suku Gayo di Aceh: Gayo Lues Aceh Tengah Bener Meriah Suku Gorontalo di Gorontalo: Kota Gorontalo Suku Gumai di Sumatera Selatan: Lahat Suku India-Indonesia Suku Banten di Banten Suku Cirebon di Jawa Barat: Kota Cirebon Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur

Suku Tengger di Jawa Timur Suku Osing di Jawa Timur: Banyuwangi Suku Samin di Jawa Tengah: Purwodadi

Suku Jambi di Jambi: Kota Jambi Suku Kei di Maluku Tenggara: Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kota Palu Suku Kaur di Bengkulu: Kabupaten Kaur Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan Suku Kerinci di Jambi: Kabupaten Kerinci Suku Komering di Sumatera Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir, Baturaja Suku Konjo Pegunungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Suku Konjo Pesisir, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan Suku Kubu di Jambi dan Sumatera Selatan Suku Kulawi di Sulawesi Tengah Suku Kutai di Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara Suku Kluet di Aceh: Aceh Selatan Suku Krui di Lampung Suku Laut, Kepulauan Riau

Suku Lampung di Lampung Suku Lematang di Sumatera Selatan Suku Lembak, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Suku Lintang, Sumatera Selatan Suku Lom, Bangka Belitung Suku Lore, Sulawesi Tengah Suku Lubu, daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera

Barat

Suku Madura di Jawa Timur Suku Makassar di Sulawesi Selatan: Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten

Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba (sebagian), Kabupaten Sinjai (bagian perbatasan Kab Gowa)Kabupaten Maros (sebagian) Kabupaten Pangkep (sebagian)Kota Makassar

Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat: Kabupaten Mamasa Suku Mandar Sulawesi Barat: Polewali Mandar Suku Melayu

Suku Melayu Riau di Riau Suku Melayu Tamiang di Aceh: Aceh Tamiang

Suku Mentawai di Sumatera Barat: Kabupaten Kepulauan Mentawai Suku Minahasa di Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa terdiri 9 subetnik :

Suku Babontehu Suku Bantik Suku Pasan Ratahan Suku Ponosakan Suku Tonsea Suku Tontemboan Suku Toulour Suku Tonsawang Suku Tombulu

Suku Minangkabau, Sumatera Barat Suku Mori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah Suku Muko-Muko di Bengkulu: Kabupaten Mukomuko Suku Muna di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Muna Suku Muyu di Kabupaten Boven Digoel, Papua Suku Mekongga di Sulawes Tenggara: Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kolaka Utara

Suku Nias di Sumatera Utara: Kabupaten Nias, Nias Selatan Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur Suku Ogan di Sumatera Selatan Suku Papua/Irian

Suku Asmat di Kabupaten Asmat Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor Suku Dani, Lembah Baliem, Papua Suku Ekagi, daerah Paniai, Abepura, Papua Suku Amungme di Mimika Suku Bauzi, Mamberamo hilir, Papua utara Suku Arfak di Manokwari Suku Kamoro di Mimika

Suku Palembang di Sumatera Selatan: Kota Palembang Suku Pamona di Sulawesi Tengah: Kabupaten Poso Suku Pasemah di Sumatera Selatan Suku Pesisi di Sumatera Utara: Tapanuli Tengah Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir Suku Rawa, Rokan Hilir, Riau Suku Rejang di Bengkulu: Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten

Rejang Lebong

Suku Rote di NTT: Kabupaten Rote Ndao Suku Rongga di NTT Kabupaten Manggarai Timur Suku Saluan di Sulawesi Tengah Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas Suku Sangir di Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe Suku Sasak di NTB, Lombok Suku Sekak Bangka Suku Sekayu di Sumatera Selatan Suku Semendo di Bengkulu, Sumatera Selatan: Muara Enim Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma Suku Simeulue di Aceh: Kabupaten Simeulue

Suku Sigulai di Aceh: Kabupaten Simeulue bagian utara

Suku Sumbawa Di NTB: Kabupaten Sumbawa

Suku Sumba di NTT: Sumba Barat, Sumba Timur Suku Sunda di Jawa Barat Suku Talaud di Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud Suku Talang Mamak di Riau: Indragiri Hulu Suku Tamiang di Aceh: Kabupaten Aceh Tamiang Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G. Bromo Suku Ternate di Maluku Utara: Kota Ternate Suku Tidore di Maluku Utara: Kota Tidore Suku Timor di NTT, Kota Kupang Suku Tionghoa-Indonesia

Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel

Suku Tojo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una Suku Toraja di Sulawesi Selatan: Tana Toraja Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara: Kendari Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli Suku Tomini di Sulawesi Tengah: Kabupaten Parigi Moutong Suku Una-una di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una Suku Ulu di Sumatera utara: mandailing natal Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton

Suku Bali

Suku Bali

AA Lombok Ngurah Rai Bung Karno Dewa Beratha

Jumlah populasi

kurang lebih 5 juta. Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan Bali: 3,5 juta. Lombok: 500.000. Bahasa bahasa Bali, bahasa Sasak dan bahasa Indonesia. Agama Sebagian besar Hindu, dan sebagian kecil Buddha,Islam, serta Kristen. Kelompok etnis terdekat suku Jawa (termasuk orang Tengger dan Osing) dansuku Sasak.Suku Bali adalah sukubangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen. Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia.

Suku Dayak BidayuhSuku Bidayuh, Suku Bukar Sadong, TebakangJumlah populasi

~ 9.400 (Indonesia), 50.000 (Sarawak,Malaysia) Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan Kembayan, Sanggau, Kalimantan Barat: 9.400 Bahasa bahasa Bidayuh ( sdo ) Agama Kristen Katolik Kelompok etnis terdekat Rumpun Klemantan, suku Dayak

Suku Dayak Bidayuh merupakan sub-suku dari suku Dayak rumpun Klemantan yang merupakan sub-bagian dari kelompok Ribunic/Jangkang yang terdiri atas Dayak Ribun, Dayak Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang,(Simpanbk) dll.

Daerah domisiliSuku Dayak Bidayuh adalah salah satu dari tujuh suku besar Dayak di Kalimantan (Murut, Banuaka, Nganju, Iban, Kayan, Ma'anyan, Bidayuh),yang sebagian besar populasinya mencakup wilayah kabupaten Sanggau, Ketapang, dan sebagiannya menyebar di wilayah Sekadau dan Bengkayang. Suku Dayak Bidayuh juga banyak terdapat di daerah Noyan,Kembayan, Sanggau, Kabupaten Sanggau. Di desa Tanjung Merpati, Ngalok, Mobui,Sejuah, Sungai Bun, Tanap, dan desa-desa sekitarnya adalah basis dari bidayuh ini. Ada beberapa ahli yang sempat meneliti asal-mula bidayuh ini. Tapi, tak satupun yang otentik dan menyangkut seluruh sendi kehidiupan masyarakat bidayuh. Menurut Prof. Richard McGinn suku dayak Bidayuh memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan suku dayak Bukar-Sadong. Kedua suku dayak ini memiliki hubungan kekerabatan pula dengan saudaranya suku Rejang di Sumatera. Itulah sebabnya mengapa di Sarawak ada nama sungai Rejang, sedangkan di Sumatera ada nama suku Rejang. Nenek moyang mereka hidup di antara tiga sungai yakni sungai Rejang, sungai Bukar dan sungai Sadong. Mengapa dan bagaimana? saudara suku dayak Bidayuh dan Bukar Sadong, yakni suku Rejang ini ada di Sumatera

Mata pencaharianKebanyakan mata pencaharian penduduk adalah berladang berpindah, petani karet, buruh serabutan. Hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah dan pedagang,

apalagi pejabat pemerintah. Hanya pada dekade ini ada beberapa putra daerah yang menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Alasan utama mata pencaharian penduduk demikian adalah kurangnya akses ilmu pengetahuan dan teknologi serta minimnya sarana pendidikan disana. Bayangkan, anak-anak mesti berjalan sejauh puluhan kilometer dengan berjalan kaki untuk mencapai akses pendidikan. Tak mengherankan banyak orang tua yang lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan ekonomi daripada pendidikan. Ada satu hal yang menarik dari kehidupan masyarakat dayak bidayuh. Keadaan alam yang tidak mendukung usaha pertanian disikapi dengan membuka ladang pertanian, untuk kemudian dibakar. hal ini dilakukan untuk menggemburkan tanah. Keadaan alam yang demikian diimbangi dengan aneka tanaman hutan yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan terutama buah-buahan. Masyarakat Bidayuh sangat jarang mengkonsumsi sayuran. Makanan sehari-hari adalah nasi dan lauk pauk yang diolah sendiri, dengan bumbu-bumbu khas dayak. Makanan mereka didominasi oleh rasa asin dan asam. Saat musim buah tiba, sebagian besar profesi berubah menjadi petani buah dadakan. Biasanya buah yang dipetik dari hutan dibawa kep asar untuk dijual. Mereka telah mengenal uang seperti halnya kita.

AgamaMayoritas penduduk bidayuh menganut agama Kristen Katolik, sisanya adalah Kristen Protestan, sedangkan agama Islam nyaris tidak dianut sama sekali, ini dikarenakan bahwa ajaran agama Islam mengharamkan daging babi, sementara itu secara garis besar kehidupan masyarakat dayak berhubungan dengan daging babi sebagai makanan. Etnis tionghoa disana kebanyakan sudah kawin campur dengan penduduk asli.

Suku BotiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. Wilayah Boti terletak sekitar 40 km dari kota kabupaten Timor Tengah Selatan, Soe. Secara administratif kini menjadi desa Boti kecamatan Kie. Karena letaknya yang sulit dicapai di tengah pegunungan, desa Boti seakan tertutup dari peradaban modern dan perkembangan zaman. Suku ini memiliki bahasa Dawan sebagai bahasa daerahnya.

AgamaSuku Boti dikenal sangat memegang teguh keyakinan dan kepercayaan mereka yang disebut Halaika. Mereka percaya pada dua penguasa alam yaitu Uis Pah dan Uis Neno. Uis Pah sebagai mama atau ibu yang mengatur, mengawasi, dan menjaga kehidupan alam semesta beserta isinya termasuk manusia. Sedangkan Uis Neno sebagai papa atau bapak yang

merupakan penguasa alam baka yang akan menentukan seseorang bisa masuk surga atau neraka berdasarkan perbuatannya di dunia.

SosialDalam kehidupan sehari-hari ada pembagian tugas yang jelas antara kaum lelaki dan perempuan. Para lelaki bertugas mengurusi permasalahan di luar rumah, seperti berkebun, dan berburu. Sementara urusan rumah tangga, diserahkan kepada kaum perempuan. Meskipun pembagian peran ini biasa dijumpai dalam sistem kekerabatan, ada satu hal yang membuat warga Boti agak berbeda, mereka menganut monogami atau hanya beristri satu. Seorang lelaki Boti yang sudah menikah, dilarang memotong rambutnya. Sehingga bila rambut mereka semakin panjang, mereka akan menggelungnya seperti konde. Bila kepercayaan dan aturan adat Boti dilanggar, maka akan dikenakan sanksi, tidak akan diakui sebagai penganut kepercayaan Halaika, berarti harus keluar dari komunitas suku Boti, sebagaimana yang terjadi pada putra sulung Laka Benu, kakak dari Raja Usif Nama Benu. Laka Benu yang seharusnya menjadi putra mahkota, memeluk agama Kristen sehingga ia harus meninggalkan komunitas Boti.

Suku JawaBahasa Sebagian besar bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Madura, sebagian minoritas bahasa Belanda, bahasa Perancis, bahasa China, bahasa Mandarin,bahasa Korea, Bahasa Arab, bahasa Hindi,bahasa Pali, bahasa Thailand dan lain-lain. Agama Islam, Kristen (termasuk Katolik danProtestan), Kejawen, Hindu, dan Buddha(semua resmi). Kelompok etnis terdekat suku Sunda, suku Madura, suku Bali, suku Tionghoa.[rujukan?]

Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. [1] Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.

BahasaBahasa Jawa Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal denganunggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.

KepercayaanOrang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Protestan dan Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.

Profesi

Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka banyak yang menjadi pegawai negeri sipil dan militer. Orang Jawa tidak menonjol dalam bidang bisnis dan industri. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga. Dan agama asal orang jawa adalah hindu.

Stratifikasi sosialMasyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islamyang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orangorang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab,Tionghoa, dan India.

SeniOrang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama HinduBuddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.