Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK TAYANGAN TELEVISI TERHADAP
PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DI DESA SEPAKAT
BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
Kristiyawati
NIM: Tp.161490
DAMPAK TAYANGAN TELEVISI TERHADAP
PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DI DESA SEPAKAT
BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Pendidkan Agama Islam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
Kristiyawati
NIM: TP.161490
iii
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-12-2019 R-0 - 1-1
Nomor : -
Lampiran : -
Perihal : Nota Dinas
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Kristiyawati
NIM : TP.161490
Judul Skripsi : Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak
di Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, Maret 2020
Pembimbing II,
Ridwan,S.Psi,M.Psi,Psikolog
NIP.197310162007011017
v
vi
vii
viii
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Nurahim dan Ibunda Rukayah untuk
kakakku tersayang Widya Nur Cahyanti dan adik-adikku tersayang Tria Suci Era
Wati dan Laela Nur Ismawati Dan selanjutnya kepada sahabat-sahabat dan
teman-teman seperjuangan, dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
x
Motto
(٩١١ سوره الأعراف) خذ العفو وأمر بلعرف وأعرض عن الجاهلي
Artinya : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, sertaberpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. ( Q.S Al-
A‟raf :199 )
(Al-Quran dan Terjemah, Mushaf Al-Quran Departemen Agama Republik
Indonesia Jakarta Selatan: Wali, 2010.)
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
tiada tempat untuk memohon kecuali kepada-Nya atas Ridho serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
:Dampak tayangan televisis terhadap perkembangan perilaku anak di Desa
Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo. Sholawat beserta
salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan umat Nabi dari segala
Nabi dan pimpinan para Rasul yakni Habibullah Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan yang penuh dengan kebodohan
menuju alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan
sehingga kita bias membedakan mana yang hak dan mana yang bathil, semoga
sifat beliau selalu tercurahkan kepada kita di dunia dan diakhirat kelak.
Penulis skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapat gelar sarjana pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang telah
memberikan motivasi kepada penulis baik secara moril maupun materil, untuk itu
pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof.H.Su‟aidi Asy‟ari MA,Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin jambi
2. Dr.Hj.Fadhilla.,M.Pd Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Mukhlis .,S.Ag.,M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudddin
Jambi
4. Bapak Dr.Drs.H. Ahmad Madani.M.Pd.I selaku dosen pembimbing 1 dan
Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing II yang
dengan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan
xii
penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat demi
terselesainya skripsi ini.
5. Bapak Nurahim selaku kepala desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo
Ilir Kabupaten Tebo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya, masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Semoga
Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.
Jambi, April 2020
Penulis
Kristiyawati
Nim.TP.161490
xiii
ABSTRAK
Nama : Kristiyawati
Nim : TP.161490
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
Penelitian ini dilatar belakangi berdasarkan temuan peneliti mengenai perilaku
anak yang memiliki perilaku kurang sesuai karena menonton tayangan televisi,
seperti anak malas belajar, kurang bersosialisasi dan tidak bisa memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja
tayanagan televisi yang di tonton anak , bagaimana dampak tayangan televisi
terhadap perkembangan perilaku anak dan upaya yang dilakukan orang tua untuk
mengatasi dampak tayangan televisi terhadap perilaku anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,
dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch).
Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi,wawancara,Dokumentasi,data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah Tayangan televisi yang di tonton anak
di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah
tayangan televisi yang berjenis Sinetron seperti SAMUDRA CINTA dan PUTRI
MAHKOTA, berjenis kartun seperti tayangan film kartun ASTRO BOY GO.
Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di Rt 02 Desa
Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah anak menjadi
malas belajar, anak mengikuti gaya bicara yang ditayangkan oleh televisi,
membuat anak tidak disipin dan anak menjadi malas melakukan kegiatan
keagamaan. Upaya yang dilakukan orang tua di desa sepakat bersatu untuk
mengatasi dampak tayangan televisi adalah Mematikan Televisi Saat Jam Belajar
Anak, mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak, Memberi pengertian
pentingnya bersosialisasi, Membatasi waktu menonton anak, Memberi pendidikan
agama sejak dini dan orangtua Memberikan Motivasi Kepada Anak. Kata kunci: tayangan televisi, perkembangan perilaku
xiv
Abstrack
Nama : Kristiyawati
Nim : TP.161490
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
The background of this research is based on the findings of researchers regarding
the behavior of children who have inappropriate behavior because they watch
television shows, such as lazy children learning, lack of socialization and cannot
make the best use of time. The purpose of this research is to find out what
television shows are watched by children, how the impact of television shows on
the development of children's behavior and efforts made by parents to overcome
the impact of television shows on children's behavior.
The method used in this research is descriptive qualitative method, and the type of
research used is field research (field recearch). Sources of data from this study
consisted of primary data and secondary data. While the data collection
techniques used are observation, interviews, documentation, data that has been
collected and then processed by means of data reduction, data presentation and
drawing conclusions.
The conclusion of this research is that television shows that are watched by
children in Rt 02 Desa Sepakat Bersatu, Rimbo Ilir Subdistrict, Tebo Regency are
television programs of the type of soap operas such as SAMUDRA LOVE and
PRINCESS MAHKOTA, cartoon type like ASTRO BOY GO cartoons. The
impact of television shows on the development of children's behavior in Rt 02
Desa Sepakat Bersatu, Rimbo Ilir Subdistrict, Tebo Regency is that children
become lazy learning, children follow the style of speech aired by television,
make children not disciplined and children become lazy in religious activities. The
efforts made by parents in the village agreed to unite to overcome the impact of
television shows are turning off television during children's learning hours,
watching television programs watched by children, providing understanding of the
importance of socializing, limiting children's watch time, providing religious
education early on and parents providing motivation to Son
Keywords: television shows, behavioral development
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................ ii
LEMBAR KONSULASI ....................................................................... iv
PENGESAHAN ..................................................................................... v
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
MOTTO ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………...x
ABSTRAK ............................................................................................. xii
ABSTRACT ........................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL…………………………………………………......xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….....xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 8
A. Gambaran Umum Televisi ................................................... 8
B. Gambaran Umum Perkembangan ........................................ 14
C. Gambaran Umum Perilaku ................................................... 19
D. Studi Relevan ....................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 27
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian ...................................... 27
B. Setting Dan Subjek Penelitian ............................................. 27
C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................... 28
xvi
D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................... 30
E. Tehnik Analisis Data ............................................................ 32
F. Uji Keterpercayaan Data ...................................................... 33
G. Jadwal Penelitian.................................................................. 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHSAN ............................................ 36
A. Temuan Umum ...................................................................... 36
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ......................................... 44
BAB V PENUTUP ................................................................................. 58
A. Kesimpulan ........................................................................... 58
B. Saran ...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 61
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Jadwal Penelitian ............................................................................ 35
Tabel 4.1: Batas Wilayah Desa ........................................................................ 39
Tabel 4.2: Jumlah penduduk desa .................................................................... 39
Tabel 4.3: Jenjang pendidikan desa ................................................................. 40
Tabel 4.4: Daftar keadaan prasarana desa ........................................................ 41
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Riwayat hidup ..............................................................................
Lampiran 2: Instrumen Pengumpulan Data .....................................................
Lampiran 3: Daftar Informan ..........................................................................
Lampiran 4: Foto Kegiatan ..............................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat zaman sekarang telah banyak mengalami
perubahan terutama dalam perkembangan perilakunya. Salah satu
penyebabnya adanya modernisasi. Indonesia pada saat ini sudah mencapai
tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu
menciptakan alat teknologi canggih dan efisien seperti layaknya yang ada
dikehidupan sehari-hari seperti televisi, gadget, komputer dan lainnya
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang digunakan memiliki
kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi.
Televisi adalah sistem elektronik untuk memancarkan gambar
bergerak (moving images) dan suara kepada receiver. Kemampuan audio
visual yang membuat televisi memiliki banyak peminat dan
menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan primer yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia dan mampu mempengaruhi hidup
anggota masyarakat.(Taufik, 2012: hal 81).
Dimana orang dalam memerlukan berita atau informasi sudah
sangat mudah memperolehnya. Dari sekian banyak kemajuan teknologi
salah satu diantaranya adalah pesawat televisi. Berbicara mengenai
televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni yang
menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati. Televisi yang selama ini
berperan sebagai media massa elektronik, walaupun dalam bentuk yang
paling sederhana, ternyata mampu menggelitik, mempengaruhi dan
menggiring seluruh umat manusia untuk membeli dan memilikinya di
berbagai belahan bumi ini sehingga boleh jadi, sampai hari ini, sudah
sekian milyar pesawat televisi diproduksi banyak pabrik di seluruh dunia.
Sementara merk, harga, mutu dan modelnya pun sudah sangat beragam
dan banyak pilihan.
2
Televisi dengan berbagai program acara siarannya selama ini
dengan berbagai jenis tayangan informasi dan hiburannya memang selalu
menawarkan suatu kenikmatan tersendiri bagi para pemirsanya. Manfaat
dan kegunaan pesawat televisi memang bukan tidak ada. Hanya,
dibandingkan dengan kerugiannya, manfaat menonton acara televisi
sampai saat ini, jauh lebih kecil ketimbang kemudaratan atau kerugian
yang akan ditimbulkannya.
Sejak tahun 1999 sampai dengan 2011, menurut AAP telah
dilakukan penelitian mengenai efek dari menonton televisi berlebihan
terhadap perilaku anak usia sekolah. Dalam jangka pendek, anak dibawah
usia 12th yang menonton televisi secara berlebihan dan tanpa pengawasan
kemungkinan lebih tinggi akan berefek negatif dibandingkan berefek
positif terhadap perkembangan perilaku anak.
Televisi adalah media yang sangat potensial, tidak saja untuk
menyampaikan informasi tetapi juga dapat membuat orang terpengaruh
mulai dari sikap, pandangan, dan norma-norma baik ke arah positif
maupun negatif. Stasiun televisi di Indonesia yang salurannya mudah
diakses melalui antena yaitu Antv, Global TV, Indosiar, MetroTV, MNC
TV, RCTI, SCTV, TransTV, Trans7, tvOne dan TVRI (Surbakti, 2008: hal
32).
Televisi punya pengaruh besar dalam perkembangan masyarakat
terutama dalam pergaulan, cara berpenampilan, dan gaya berkomunikasi.
Pasalnya televisi punya tingkat ekspos yang tinggi diantara media massa
lainnya. Meski demikian, salah satu tayangan televisi yang punya jam
tayang paling tinggi dan paling banyak ditonton anak yaitu sinetron yang
dipandang makin hari makin meresahkan.
Berbagai acara yang ditayangkan di televisi telah mampu menarik
minat pemirsanya, dan membuat ketagihan untuk selalu menyaksikan
acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Anak-
anak bisa menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menonton
3
televisi kesayangannya. Acara menonton televisi sudah menjadi agenda
wajib bagi mereka. Berbagai acara yang ditayangkan mulai dari
infotaiment, hiburan musik, sampai pada film kartun dan sinetron yang
berbau kekerasan, televisi mampu membius pemirsanya seperti anak-anak,
remaja, bahkan orang tua untuk terus menyaksikan acara demi acara yang
dikemas sedemikian mungkin dan ditambahkan dengan tayangan menarik,
sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang
disajikan. Tidak jarang banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di
depan televisi daripada belajar, bahkan hampir lupa akan waktu makan
dan ibadah.
Dampak televisi bagi anak-anak berbeda dengan pengaruh televisi
bagi orang dewasa. Anak-anak juga belum dapat membedakan antara
adegan yang bersifat khayalan dan adegan yang bersifat fakta dan benar-
benar terjadi. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka saksikan
ditelevisi semuanya adalah realitas dan benar-banar terjadi. Sehingga
mereka sering mencontoh perbuatan yang sama dan kadang-kadang sangat
membahayakan diri serta jiwa mereka, dan televisi merupakan media yang
paling mudah untuk mengajarkan perilaku buruk bagi anak-anak.
Memang tayangan televisi ada manfaat dan mudarat atau
kerugiannya. Lebih-lebih apabila pengaruh tayangan yang merugikan atau
negatif dicerna oleh anak-anak yang pada gilirannya akan mewarnai pola
pikir anak-anak. Apabila pola pikir anak-anak sudah terkontaminasi oleh
pikiran yang tidak sehat maka akan terbawa pada usia remaja. Dan kita
sadari bahwa remaja adalah bentuk miniatur dari pada kehidupan suatu
bangsa. Akan bagaimana Indonesia untuk masa mendatang tergantung dari
pada warna anak-anak yang akan menjadi remaja dan bagaimana pola
pikir remajanya.
Hal ini merupakan masalah yang terjadi dilingkungan dan perlu
adanya perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi
aktivitas anaknya. Tidak dipungkiri, dengan adanya media televisi banyak
sekali manfaat yang bisa diambil, salah satunya dengan cepat
4
mendapatkan informasi terbaru yang terjadi dimanapun hingga tembus
dibelahan dunia. Sehingga masyarakat memperoleh wawasan yang luas
dan tidak akan ketinggalan berita-berita terhangat masa kini dan
mengetahui masalah apa saja yang sedang terjadi. Sebagai manusia global
harus mampu mengkritisi dari berbagai aspek manapun baik sosial,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Media massa televisi sebenarnya
mempunyai fungsi utama yang harus diperhatikan yaitu fungsi informatif,
edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau
kepahaman.
Namun jika dilihat kenyataannya saat ini, acara-acara televisi lebih
kepada fungsi informatif dan rekreatif saja. Sedangkan fungsi edukatif
merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan atau
diinformasikan hanya sedikit sekali frekuensinya. Hal ini bisa dilihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron yang
marak terdapat diberbagai channel televisi contohnya sinetron Anak
Langit yang berada pada channel SCTV. Selain sinetron adapula sinema
kartun yang ditayangkan pada waktu yang tidak tepat seperti pada pagi
hari, siang bahkan menjelang malam hari seperti contohnya Spongebob
Squarpent. Jauh berbeda dengan acara-acara yang mengarah kepada
edukatif atau pendidikan sangat sedikit jumlah tayangnya.
Televisi sebagai media audio visual telah mampu merebut
beberapa saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa
manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang
pada umumnya mengingat dari apa yang dilihat dan dengar pada layar
kaca walaupun hanya sekali ditayangkan, terutama bagi anak-anak pada
umumnya selalu meniru apa yang dilihat dan tidak menutup kemungkinan
perilaku serta sikap anak tersebut akan mengikuti acara televisi yang
ditonton. Apabila yang ditonton merupakan acara yang lebih kepada
edukatif, maka bisa memberikan dampak positif akan tetapi, jika yang
ditonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang
mengandung unsur-unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai
5
kepada kekerasan, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang
negatif pula terhadap perilaku anak yang menonton acara televisi. Salah
satu contoh terjadinya dampak perkembangan perilaku anak akibat sering
menonton televisi yaitu pada anak di Rt 02 Desa Sepakat bersatu Rimbo
Ilir Tebo.
Berdasarkan hasil observasi penelitian awal menemukan bahwa
anak-anak memiliki potensi yang sangat banyak menggunakan media
televisi untuk mengisi waktunya dibandingkan dengan belajar. Anak-anak
lebih tertarik dengan acara yang imajinatif seperti, cerita misteri, detektif,
dan drama. Anak-anak sebagian lebih memilih menonton televisi daripada
melakukan kegiatan diluar dengan keluarga atau temanya. Anak- anak
sebagian sering mengalami masalah malas melakukan kegiatan yang
bernilai positif seperti berangkat mengaji di TPA dan PAMI.
Berdasarkan penelitian awal (grandtour) yang dilakukan penulis
terlihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Sepakat
Bersatu Rt 02 Kecamatan Rimbo-Ilir yang terdapat 25 orang anak dan
terlihat bahwa adanya masalah dari dampak tayangan televisi terahadap
perkembangan perilaku anak di antaranya yaitu anak- anak yang kurang
memanfaatkan waktunya seperti lebih memilih menonton televisi untuk
mengisi waktunya dibandingkan belajar dan melakukan kegiatan yang
bernilai keagamaan. Lebih memilih berdiam diri dirumah dan menonton
televisi dibandingkan melakukan kegiatan diluar dengan temanya. Dari
permasalahan yang terjadi, peneliti tertarik untuk mengambil objek pada
anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Rimbo Ilir dan mengangkat judul
penelitian “DAMPAK TAYANGAN TELEVISI TERHADAP
PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK DI DESA SEPAKAT
BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO”
6
B. Fokus penelitian
Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu
adanya pembatasan masalah yaitu: penelitian ini di fokuskan pada dampak
tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak pada usia 6 sampai
12 Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana dampak tayangan televisi terhadap
perkembangan perilaku anak Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan
Rimbo Ilir Kabupaten Tebo, selanjutnya dikemukakan sub masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja tayangan televisi yang di tonton anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ?
2. Bagaimana dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku
anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir
Kabupaten Tebo ?
3. Apa upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak
tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di Rt 02
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
tujuan dari penelitian ini, adalah:
a. Untuk mengetahui tayangan televisi yang di tonton anak di Rt 02
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ?
b. Untuk mengetahui dampak tayangan televisi terhadap
perkembangan perilaku anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ?
c. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam mengatasi dampak
tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di Rt 02
7
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo 122
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini
terdiri dari 3 hal, yaitu:
a. Secara Praktis Bagi orang tua, sebagai panduan untuk
memberikan pengarahan terhadap anak mereka saat menonton
televisi sehingga anak dapat memahami dan mengerti acara
yang ditonton dan bagi penentu kebijaksanaan penyiaran,
media dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
tayangan yang berbobot untuk masyarakat terkhususnya bagi
anak.
b. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pembelajaran ilmu pengetahuan bagi penelitian yang berkaitan
dengan akhlak anak, yaitu mengenai dampak televisi terhadap
sikap atau perilaku anak.
c. Secara Akademik Bagi pembaca diharapkan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan (keilmiahan) serta dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Tayangan Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya
penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh.temuan televisis
disamakan dengan penemuan roda, karena ampu merubah peradaban
dunia.(Halik,2013:104)
Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel
(Arsyad, 2002: 50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah
cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat di dengar.
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita
jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat
kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat
memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton
atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa
pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan
mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat
dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi,
semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang
melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan
gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran
listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar
mengubah getaran getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang
elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit.
Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga
masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
9
Media televisi merupakan media yang dianggap penting dan paling
berpengaruh pada kehidupan manusia apalagi terhadap perkembangan
perilakunya. Televisi merupakan suatu karya massal dari tahun ke tahun.
Media televisi mampu membangkitkan rasa duka sekaligus suka bagi seluruh
masyarakat dunia termasuk Indonesia dengan berbagai alasan yang tidak
jelas. Media televisi lahir atas kreativitas dan pengetahuan manusia.Salah satu
hal yang penting mengiringi media televisi adalah pesan komunikasi massa
budaya manusia.
Sejak awal kemunculannya media televisi khususnya di Indonesia selalu
menimbulkan masalah, terutama tentang dampak positif dan negatif isi acara
media televisi terhadap pemirsa apalagi terutama pada usia anak-anak. Media
televisi adalah program khusus yang banyak dinikmati oleh banyak orang
diseluruh dunia dengan menampilkan program yang sangat menarik.
Umumnya, media televisi sangat berperan penting dalam kehidupan individu,
di mana media televisi ini memberikan hiburan serta informasi yang sangat
dibutuhkan bagi penontonnya.
2. Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.
Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan
gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul
Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim
gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap
praktis, sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal
televisi tersebut. Hal initerjadi antara tahun 1883-1884.
Akhirnya Nipkov diakui sebagai „Bapak‟ televisi. Televisi sudah
mulaidapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu
ketika berlangsungnya World‟s Fair di New York Amerika serikat, tetapi
Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu
terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi
dimulai lagi. Pada waktu itu di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat
beberapabuah pemancar saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan
10
pesat, jumlah pemancar TV meningkat dengan hebatnya. Tahun 1948
merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian karena pada tahun
tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di
Amerika. Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat
dimonopoli oleh Amerika Serikat saja.
Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu, negara-negara
Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat cepat
sehingga dari waktu ke waktun media ini memiliki dampak terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8)
dalam bukunya “Television and Society : An Incuest and Agenda “,
dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku,
dan sebagainya) Televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang
bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan
dari ketiga unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan
mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara
visual.
Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai
sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV
berwarna hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir
setiap orang memiliki televisi di tempat tinggalnya. Televisi adalah sebuah
alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata teledan
vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision).
Jadi televisi berarti tampak atau dapatmelihat dari jarak jauh.
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda,
karena penemuan inimampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Televisi
untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi fungsi utamanya
tetap hiburan. Kalaupun ada program-program yang mengandung segi
informasi dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka
memenuhi kebutuhan alamiah manusia.
11
Inovasi terpenting yang terdapat pada televisi ialah kemampuan
menyajikan komentar atau pengamatan langsung saat suatu kejadian
berlangsung. Namun demikian banyak peristiwa yang perlu diketahui
publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan kadar aktualitas
juga terbatas. Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang
mewah. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang
kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan
informasi.
3. Fungsi dan Tujuan Televisi
a. Fungsi Televisi
Pada hakikatnya media televisi sebagai media komunikasi pandang
dan dengar mempunyai tiga fungsi utama menurut Heru Efendy,
2008,yaitu:
a. Fungsi Informasi(The Information Function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya
dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar,
dilangkapi gambar-gambar yang faktual, akan tetapi juga menyiarkan
bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap
sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika
dibandingkan dengan media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan
visual yang memiliki unsur immediacy dan realism. Immediacy, mencakup
pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun
televisi dapat dilihat dan didengar olah para pemirsa pada saat periatiwa
itu berlangsung.
Penyiar yang sedang membaca berita, pemuka masyarakat yang
sedang membaca pidato atau petinju yang sedang melancarkan
pukulannya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah mereka
berada ditempat peristiwa itu terjadi, meskipun mereka berada dirumah
masingmasing jauh dari tempat kejadian, tapi mereka dapat menyaksikan
pertandingan dengan jelas dari jarak yang amat dekat. Lebih-lebih ketika
menyaksikan pertandingan sepekbola, misalnya mereka akan dapat
12
melihat wajah seorang penjaga gawang lebih jelas, dibandingkan dengan
jika mereka berdiri di tribun 8 seagai penonton. Realism, yang berarti
bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual
dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan
kenyataan ketika suatu acara ditayangakan secara langsung (Live).
Jadi pemirsa langsung dapat melihat dan mendengar sendiri.
Bedanya televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan
langsung direkam dan hanya menggunakan sedikit editan untuk
mendapatkan inti dari kajadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila
di media cetak, berita yang sama harus mengalami pengolahan terlebih
dahulu oleh wartawan baru kemudian disajikan pada pembaca.
b. Fungsi Pendidikan (The Education Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan
pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan
disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi
menyiarkan acaranya secara teratur danterjadwal seperti pelajaran bahasa
indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu televisi juga menyajikan
acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara, legenda dan
lain-lain.
c. Fungsi Hiburan (The Entartaint Function)
Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi
hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebih dominan.
Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan.
Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan
gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati
di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh
khalayak yang tidak dimengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara.
b. Tujuan Televisi
Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997,
BAB II pasal 4, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan
13
mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur.
Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di Indonesia
sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini. Dari uraian di atas
penulis dapat mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya
televisi atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur.
4. Dampak Tayangan televisi pada Anak
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak
mengetahui dan merasakannya.
Anak adalah permata hati generasi penerus bangsa yang akan sangat
menentukan nasib dan masa depan bangsa secara keseluruhan di masa yang
akan datang. Dalam ilmu filsafat “anak lahir bagaikan kertas putih yang
mudah dibentuk dan diarahkan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya”
Lahir sebagai kertas putih dapat berarti peluang yang sangat besar bagi
lingkungan, terutama keluarga untuk mewarnai dan membentuk
kebiasaankebiasaan yang baik pada anak tersebut.
Dalam kehidupannya, anak banyak menggunakan fasilitas yang
dimiliki orangtua. Fasilitas yang paling sering digunakan anak adalah media
massa elektronik seperti televisi. Anak menggunakan televisi sebagai
hiburan saat berada di rumah. Namun disadari atau tidak tayanga dari
televisi tersebut memberikan dampak negatif terhadap anak.
Dampak negatif menonton televisi bagi anak disebabkan karena
keterbatasan daya nalar, pola pikir egosentris, daya fantasi yang besar, ketidak
14
mampuan membedakan antara khayalan dan kenyataan ditambah
kurangnya penjelasan yang rasional.
Anak-anak adalah korban yang pertama, bagi masyarakat kaya maupun
masyarakat miskin. Di masyarakat modern, ketika orang tua sibuk pada
aktivitas sosial, teman akrab anak-anak di rumah adalah televisi. Karenanya
televisi acapkali dituding menghabiskan waktu bermain bagi anak,
menghadirkan adegan yang terlalu dini diketahui, hingga memberikan pada
anak dengan hal-hal baru yang tidak kontekstual secara budaya.
Kekhawatiran lain adalah banyaknya adegan kekerasan yang tersaji di
layar televisi. Bagi anak-anak praremaja, televisi seringkali dipersepsi sebagai
laporan tentang dunia sesungguhnya. Anak-anak belum mampu membedakan
apa yang nyata dan apa yang tidak. Kalau televisi banyak mengeploitasi
kekerasan dalam siarannya, dikhawatirkan anak-anak mempersepsi kekerasan
sebagai penyelesaian paling gampang atas banyak masalah. Akibatnya, anak-
anak tumbuh dalam sosialisasi yang akrab dengan kekerasan.
B. Gambaran Umum Tentang perkembangan Perilaku Anak
1. Pengertian perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya skill (kemampuan) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Para pakar psikologi perkembangan pada umumnya membatasi
pandangan perkembangan hanya pada perubahan yang mengarah pada
reorganisasi kualitatif struktur perilaku, keterampilan, atau kemampuan.
Para pakar psikologi perkembangan meyakini bahwa perkembangan terdiri
atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada
gagasan bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur dari yang
15
paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku
baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi belajar
untuk memperolah objek yang telah dipelajari seperti mengkoordinasikan
berbagai keterampilan seperti menggerakkan tangan, dan menggenggam
objek.
Diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan
menunjukkan kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda
ketika menghadapi objek yang berbeda. Misalnya, ketika anak
menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus
menggenggam benda yang besar. Dengan demikian perkembangan
merupakan proses kombinasi antara integrasi dan diferensiasi. Hurlock
menyatakan bahwa “perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan
kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Kemajuan itu
ditunjukkan adanya perubahan yang terarah, membimbing kearah
kemajuan, dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunujukkan
hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan yang
telah mendahului atau mengikutinya. perkembangan menunjukkan suatu
proses tertentu, yaitu proses menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali.
Perkembangan menunujuk pada perubahan-perubahan dalam suatu
arah yang bersifat tetap. Perkembangan berhubungan dengan proses
belajar, terutama mengenai isinya, yaitu tentang apa yang akan
berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga
bagaimana sesuatu hal itu dipelajari, apakah melalui menghafal atau
melalui peniruan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, ini semua
ikut menentukan proses perkembangan. Dapat pula dikatakan bahwa
perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi
berdasarkan pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
16
2. Faktor-faktor Perkembangan (Suprajitno. 2012)
a. Perkembangan biologis
Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm pertahun
untuk tinggi badan dan meningkat 2-3kg pertahun untuk berat
badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung kurus
dan tinggi,anak perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini,
pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari
pada jaringan otot.
b. Perkembangan psikososial
Menurut freud, perkembangan psikoseksualnya digolongkan
dalam fase laten, yaitu ketika anak dalam masa fase oidipus yang
terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam
tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab
dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks
yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media.
Menurut erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam
tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan
atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial,
memiliki keinginan untuk mandiri dan berupaya menyelesaikan
tugas, inilah yang merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut
tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior. Tahap ini sangat
dipengaruhi faktor intrinsik (motivasi, kemampuan, tanggung
jawab yang dimiliki, kebebasan yang dimiliki, interaksi
dengan lingkungan, dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik
(penghargaan yang didapat, stimulus, dan keterlibatan orang lain).
c. Perkembangan kognitif
Menurut piaget, usia ini berada dalam tahap operasional
konkrit yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan
verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar
konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
17
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpainya.
d. Perkembangan moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya
dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional.
Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturanperaturan yang
berlaku, menerima peraturan dan merasa bersalah bila tidak sesuai
dengan aturan yang telah diterimanya. Anak mencoba bersifat
konsekuen. Orangtua perlu memberikan suatu imbalan atau
hukuman terhadap perilaku anak.
e. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah
konkrit atau nyata daripada belajar tentang ‟Tuhan‟ mereka mulai
tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung melakukan
atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka. Anak
mulai belajar tentang alam nyata dan sulit memahami simbol-
simbol supranatural sehingga konsep-konsep religius perlu
disajikan secara konkrit atau nyata dan juga mencoba
menghubungkan fenomena yang terjadi dengan logika.
f. Perkembangan bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal
dari berbagai pelajaran disekolah, bacaan, pembicaraan, dan media.
Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama
mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang
benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.
Pembentukan kalimatnya teratur dan tidak terpotong-potong
setelah usia 9th. Untuk meningkatkan pengertian terhadap
bahasa, anak perlu diberi kesempatan mendengarkan radio dan
menonton televisi untuk meningkatkan konsentrasi dan pengertian
juga perlu dilibatkan dalam pembicaraan sosial sehingga
egosentrisnya sedikit hilang. Pembicaraan yang dilakukan dalam
18
tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan
pembicaraan sebagai alat komunikasi
g. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang
ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan
meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota
kelompok. Wujud dari aktivitas ini banyak orang menyebut
sebagai geng anak tetapi berbeda tujuannya dengan geng remaja.
Tujuan dari geng anakanak diantaranya memperoleh kesenangan
dengan bermain.
h. Perkembangan seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-
teman terlebih guru dan pelajaran disekolah. Anak mulai berupaya
menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan gerak gerik sesuai
dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini
peran orangtua sangat penting untuk mempersiapkan anak
menjelang pubertas.
i. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu
hubungan dengan orangtua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat
usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal,
seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film,
dan tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun
ego ideal yang menurut van den daele berfungsi
sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi. Pada usia ini
pula, anak pada umumnya mencari identitas diri agar diterima oleh
kelompoknya karena takut kehilangan dukungan dari kelompok.
19
3. Pengertian Prilaku
Pengertian prilaku mempunyai arti yang luas sekali, yang tak hanya
mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, lari-lari,
berolahraga, bergerak, dan lain-lain. Akan tetapi juga membahas macam-
macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir fantasi,
penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya.
Prilaku menurut kamus ilmiah popular adalah “tindakan, perbuatan, sikap”
Prilaku dalam psikologi di pandang sebagai “reaksi yang dapat
bersifat sederhana maupun bersifat kompleks”. Individu memiliki satu ciri
yang esensial, yaitu bahwa dia selalu berperilaku atau melakukan kegiatan.
Individu adalah individu selama ia masih melakukan kegiatan atau
berperilaku, apabila tidak maka ia bukan individu lagi. Muhibbin Syah
dalam psikologi belajar menjelaskan bahwa:
“Prilaku adalah segala manifestasi hayati atau manifestasi hidup
individu, yaitu semua ciri-ciri yang menyatakan bahwa individu manusia
itu hidup. Prilaku ini bukan hanya mencakup hal-hal yang dapat diamati
(overt) tetapi juga hal-hal yang tersembunyi (covert).”( Muhibbin Syah,
2006 Hal:144)
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
prilaku adalah segala kegiatan manusia yang tidak kelihatan, yang disadari
maupun yang tidak disadari. Termasuk didalamnya berbicara, berjalan,
cara ia melakukan sesuatu. Caranya bereaksi terhadap segala sesuatu yang
datang dari luar dirinya, maupun dari dalam dirinya. Dengan kata lain
bagaimana cara seseorang berintegrasi dengan dunia luar.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku
Anak
Setiap anak dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu.
Karakteristik setiap anak diperoleh dari orangtuanya. Karakteristik
tersebut menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Hereditas
atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan
memiliki potensi untuk berkembang, seberapa jauh perkembangan itu
20
terjadi tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan
merupakan faktor penting yang menentukan perkembangan perilaku.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan sosial. (Yusuf,2015: hal 36).
a. Faktor Keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya
mengembangkan perilaku anak. Setiap anak dirawat dari orang tua
dengan penuh kasih sayang dan mendidik tentang nilai-nilai
kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya
merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan perilaku
anak menjadi baik dan sehat. Keluarga juga dipandang sebagai
institusi atau lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi perkembangan perilaku anak, karena dengan perlakuan yang
baik dari orang tua anak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik
secara fisik, biologis, maupun sosiopsikologisnya.(Yusuf, 2015: hal
37).
Setiap anak akan merasa nyaman dengan keluarganya apabila
fungsi keluarga dapat dijalankan dengan baik. Fungsi keluarga
adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan
mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga.
Cinta kasih dalam keluarga bukan hubungan yang sebatas perasaan,
akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab,
perhatian, pemahaman, dan keinginan untuk menumbuh
kembangkan anak yang dicintai.(Yusuf,2015: hal 37).
Keluarga yang hubungan antara anggotanya tidak harmonis,
penuh konflik atau kurangnya komunikasi dapat mengembangkan
masalah kesehatan mental bagi anak. Sebagaimana dalam dalam
hadits shohih bukhari no. 1296
21
*ك مولود صله الله عليه وسله عنه قال: قال رسول الله عن أب هريرة رض الله
ساهه.* اهه، أو يمج داهه، أو ينص يول عل الفطرة، فأبو اه يو
Artinya: Dari abi hurairoh Radhiallahu „anhu berkata;
Nabi Saw. bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau
Majusi. (Lidwa shohih bukari, 1296).
Makna hadis tersebut adalah manusia pada asalnya berada
dalam keadaan fitrah (memiliki sifat pembawaan sejak lahir)
dengan kuat di atas Islam. Akan tetapi, tentu harus ada
pembelajaran Islam dengan perbuatan atau tindakan.
Hadis ini berbicara persoalan fitrah dan akidah yang benar
yangditetapkan oleh Allah Swt. Perkembangan perilaku anak tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan dan bawaan tetapi yang paling
paling terpenting mempengaruhi perkembangan anak adalah kedua
orang tuanya sendiri.
Hal ini sebagaimana keterangan yang ada dalam hadis tentang
pengaruh yang dilakukan kedua orang tua terhadap anaknya yang
membawa anak beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi dengan
memberikan contoh perilaku yang buruk. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama bagi anak, anak mendapat asuhan
dari orang tua menuju ke arah perkembangannya. Keluarga
menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat
membentuk karakter serta moral seorang anak. Adapun fungsi
keluarga secara psikososiologis mencakup sebagai berikut:
a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya.
b. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis.
c. Sumber kasih sayang dan penerimaan.
d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar jadi
anggota masyarakat yang baik.
22
e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara
sosial dianggap tepat.
f. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam rangka menyesuaikan diri terhadap
kehidupan.
g. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik,
verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri.
h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk
mencapai prestasi, baik di sekolah maupun dimasyarakat.
i. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi.
j. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai
cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau
apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan perilaku
anak. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru
substitusi orang tua. Sekolah mempunyai peranan atau tanggung
jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas
perkembangannya, dengan hal ini sekolah berupaya menciptakan
iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa
untuk mencapai perkembangannya, selain itu sekolah juga
mempunyai peran dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti luhur,
membangun solidaritas terhadap sesama serta mengembangkan
keimanan dan ketakwaan anak agar menjadi manusia yang
beragama dan beramal kebaikan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan
latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-
23
spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.(Yusuf, 2015: hal
54) .
Guru adalah orang-orang yang sudah dididik dan dipersiapkan
secara khusus dalam bidang pendidikan. Menguasai sejumlah
pengetahuan dan keterampilan yang bisa menjadi stimulus bagi
perkembangan anak lengkap dengan penguasaan metodelogi
pembelajarannya.
Hal ini menjadi salah satu sisi keunggulan dari guru
dibandingkan orang-orang dewasa lain pada umumnya. Karena
pengalaman interaksi pendidikan dengan guru di sekolah akan lebih
bermakna bagi anak daripada pengalaman interaksi dengan orang
dewasa lainnya.
Tujuan serta fungsi dari sekolah untuk memfasilitasi proses
perkembangan anak, secara menyuluh sehingga dapat berkembang
secara optimal sesuai dengan harapan dan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat.(Yusuf, 2015: hal 56)
c. Lingkungan Sosial (Kelompok Teman Sebaya)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak
mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan
perilaku. Peran itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat. Interaksi sosial di dalam
lingkungan memiliki keanekaragaman yang sesuai dengan status dan
juga perannya masing-masing. Anak belajar untuk menjalani
kehidupan melalui interaksi dengan lingkungan.
Ketika lingkungan sekitar tidak sehat misalkan dalam
lingkungan masyarakat yang bermoral tidak baik anak akan
mengikuti keadaan yang ada disekitarnya. Sebaliknya jika
lingkungan itu sehat atau bermoral yang baik maka perkembangan
perilaku anak akan ikut baik karena lingkungan sosial sangat
berperan dalam membentuk perilaku atau karakter anak.(Yusuf,
2015: hal 59).
24
5. Bentuk- Bentuk Perilaku Anak
1. Prilaku Keagamaan
Agama merupakan bagian yang cukup penting dalam jira siswa.
Sebagian orang berpebdapat bahwa moral beragama dapat
mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak pada usia remaja
sehingga mereka tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan lepada
masyrakat atau bertentangan dengan norma-norma agama. Disisi lain
tidak adanya moral atau agama seringkali dianggap sebagai penyebab
meningkatnya kenakalan siswa di kalangan masyrakat.
Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi afektif) disertai
kejernihan akal budi (fungsi-fungsi kognitif), pada saat tertentu,
seseorang setidak-tidaknya pasti mengalami, mempercayai, bahkan
meyakini, dan menerimanya tanpa keraguan (mungkin pula masih
keraguan), bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang Maha
Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya.
2. Perilaku Sosial
Secara potensional (fitrah) manusia dilahirkan sebagai mahkluk
sosial, namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada
dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain.
Dalam perkembangan sosial terjadi interaksi sosial yaitu
”hubungan antara individu satu dengan individu yang lain atau
sebaliknya. Jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik”.
Menurut Bruno sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah mengatakan
bahwa ”Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan sosial
self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya,
bangsa, dan seterusnya
3. Prilaku Moralitas.
Dalam psikologi kependidikan, Abin Syamsudin menjelaskan :
Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota dari
25
kelompoknya, secepat itu pula pada umumnya individu menyadari
bahwa terdapat aturan-aturan prilaku yang boleh, harus atau terlarang
melakukannya.
4. Prilaku Terhadap Diri Sendiri.
Prilaku terhadap diri sendiri berarti kewajiban manusia untuk
menjaga kehormatan pada dirinya sendiri agar tidal menjadi manusia
yang hina. Prilaku terhadap dirinya sendiri antara lain :
1. Menjaga diri dan jiwa agar tidak terlempar dalam kehinaan dan
dalam jurang kenistaan sebaliknya, berusaha sekuat kemampuan
untuk mengangkat harga diri, nama baik, kesucian pribadi dan
kehormatan.
2. Berupaya dan berlatih agar tetap mempunyai sifat-sifat terpuji :
Jujur, terpercaya, adil, menepati janji, ramah, sabar, disiplin,
kerja keras, iklas, rendah hati, bersyukur atas nikmat yang ada.
3. Berusaha dan berlatih untuk meninggalkan dan menjauhi sifat-
sifat yang tidak terpuji, seperti : Berdusta, khianat, pendendam,
adu domba, mencari-cari kesalahan orang lain.
C. Studi Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian oleh fatimatuz zahro (2013), berjudul “Dampak televisi
terhadap perilaku anak sekolah” Berpendapat bahwa dampak dari televisi
terhadap perilaku adalah ada yang berdampak positif dan ada yang
berdampak negatif. Dampak positifnya para siswa siswi rajin belajar
karena ingin menjadi orang sukses, dampak negatifnya para siswa siswi
menjadi malas belajar dan sering berantem terhadap keluarga. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh fatimatuz zahro dengan peneliti yaitu
sama-sama meneliti dampak atau pengaruh tayangan televisi terhadap
perilaku anak. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh fatimatuz zahro
dengan peneliti yaitu penelitian yang digunakan oleh fatimatuz zahro
26
menggunakan jenis kuanti dan peneliti hanya meneliti dampak negatif
saja, sedangkan fatimatuz zahro menggunakan dampak posistif juga.
2. Gifari annisa rohani (2015), berjudul “pengaruh televisi (tv) terhadap
aspek-aspek perkembangan perilaku anak usia 3-4 tahun” Berpendapat
Bahwa bahwa TV mampu mengembangkan aspek-aspek perkembangan
anak usia dini, khususnya usia 3-4 tahun. TV tidak selalu berdampak
negative terhadap perkembangan anak usia dini. TV juga mempunyai
dampak positif apabila digunakan secara bijak dan pemilihan tayangan
yang baik dan bersifat edukatif. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Gifari anisa rohani dengan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang
perkembangan perilaku anak. Perbedaan penelitian Gifari dengan
penelitian yang dilakukan oleh prnulis adalah dari jenis penelitian yang
digunakan yaitu kuanti dan pebedaan pada usia anak yang akan diteliti.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam
Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan
pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong, 2011: 3)
Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan gambaran tentang “Dampak tayangan televisi terhadap
perkembangan Perilaku anak Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-
Ilir Kabupaten Tebo”.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo , atas berbagai pertimbangan;
28
banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi dari dampak tayangan televisi
terhadap perilaku anak seperti anak kurang minat dalam belajar dan lebih
memilih menonton televisi.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang
akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a) Anak-anak Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir
Kabupaten Tebo
b) Orang tua Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir
Kabupaten Tebo
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika
orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek
yaitu orang tua dan anak-anak di Desa Sepakat Bersatu. Adapun sebagai
sumber informasi untuk memperoleh data tentang Dampak tayangan televisi
terhadap perkembanan Perilaku anak Di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta
sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata
lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi
serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan
sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
29
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010:hal 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
Dampak tayangan televisi terhadap perkembanan Perilaku anak Di Rt 02 Desa
Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah dan struktur
organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: hal 90) Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil Rt 02
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: hal 207) Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek darimana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: hal 106)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.(Jam‟an Satori, 2009: hal 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni Orang Tua dan Para Anak-anak Rt
02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan anak, baik
30
jumlah anak, dan bentuk aktifitas Anak- anak Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, (Lexy J
Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam
lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap
hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan. Penulis
menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada di
lapangan, terutama tentang data yang ada di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo. Metode ini digunakan untuk
mengungkapkan data yang mana secara langsung dapat mengamati hal-hal yang
berhubungan dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Mengamati kedisiplinan anak dalam membagi waktu anatar menonton televisi
dan belajar di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten
Tebo.
b) Memperhatikan tingkah laku dan kebiasaan anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo
c) Memperhatikan tanggapan Orang Tua terhadap permasalahan Dampak
tayangan televisi terhadap perkembanan Perilaku anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo
2. Metode Wawancara / interview
“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution,2006: hal 113)
Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan mendengarkan
31
langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden,
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa
sumber data yang bersangkutan yaitu, para dosen dan mahasiswa sekitar. Sebelum
penulis melalukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Adapun datanya meliputi:
1. Apa saja tayangan televisi yang di tonton oleh anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo.
2. Cara yang digunakan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan
terhadap Anak dalam membagi Waktu antara menonton televisi Dan
Belajar di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten
Tebo.
3. Upaya-upaya orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan dan Perilaku
positif terhadap Anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-
Ilir Kabupaten Tebo.
4. Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk kedisiplinan yang
digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: hal 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal seluk
beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti,
majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: hal 138) Data tersebut
antara lain :
32
1. Historis dan geografis
2. Struktur Organisasi
3. Keadaan masyarakat
4. Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari dri berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam‟an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka
langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
33
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik pemeriksaan.
Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada beberapa
tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: hal 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara
rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono,
2012: hal 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul
akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun
kesalahan responden yang vtidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011: h al 178) Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
34
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
35
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 bulan, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2019-2020
agus Sep Okt des jan feb mar apr Mei Juni
3 4 1 2 1 4 4 1 4 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
penelitian X
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
x
3 Mengajukan judul
ke Fakultas untuk
persetujuan judul
x
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing x
5 Seminar proposal x
6 Izin riset x
7 Pelaksanaan riset x
8 Penulisan konsep
skripsi x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing x
10 Penggandaan
skripsi x
11 Munaqasah dan
perbaikan x
12 Penggandaan
skripsi dan
penyampaian
skripsi kepada tim
Penguji dan
Fakultas
x
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
37
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHSAN
A. Temuan Umum
1. Historis
Desa Sepakat Bersatu merupakan salah satu desa di kecamatan
rimbo ilir hasil pemekaran dari Desa Karang dadi (Blok C) dan Desa
Giriwinagun (unit 15) dan desa ini salah satu desa yang berdirinya
bukan dari Program transmigrasi. Adanya desa diawali dari proses
perambahan hutan cadangan Kebun PTP VI Rimbo Dua yang digarap
ataupun dirambah warga untuk dijadikan lahan perkebunan dan lahan
perumahan pada tahun 1992. Para perambah hutan ini secara garis
besar berasal dari Desa Tirta Kencana (Unit VI), Desa Tegal Arum (
Unit 5) dan Desa Sapta Mulya (Unit 7) dan beberapa persenya berasal
dari daerah lain dan perantau.
Untuk menggarap lahan ini Desa Sepakat Bersatu yang dahulu
dikenal dengan nama Tran Nekat mengalami banyak sekali
permasalahan dengan pihak perusahaan BUMN PTP VI Rimdu.
beberapa kali sering terjadi benturan dengan perusahaan antara
penggrap lahan. Penyelsaian masalah melalui jalur hokum pun sudah
bebrapa kali dilakukan, akan tetapi tidak ada satupun sidang
dipengadilan dari daerah hingga PK yang dimenangkan oleh pihak
penggarap. Dengan bertahannya para warga penggarap dilahan yang di
klaim milik PTP ini pada akhirnya permasalahan diselesaikan oleh
Bupati Tebo.
Desa Sepakat Bersatu terbentuk berdasarkan keputusan bupati
tebo nomor 10 tahun 2010 tentang pembentukan Desa Sepakat Bersatu
dan rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo. Desa ini
terdiri dari tiga wilayah yaitu Dusun Kembang Sari, Dusun Giri Rejo
dan Dusun Kopra Jadi Mulya Dengan 12 Rt.
38
2. Visi dan Misi Desa Sepakat Bersatu.
a) Visi Desa Sepakat Bersatu
“ Desa Sepakat Bersatu Yang Mandiri, Aman, Sejahtera
Dan Bertaqwa Kepada Allah SWT “
b) Misi Desa Sepakat Bersatu
1. Bidang Agama
- Menjalin kerukunan umat beragama yang
berBhineka Tunggal Ika.
- Memajukan dan meningkatkan kegiatan
kegiatan Keagamaan.
- Memberdayakan Pendidikan keagamaan
2. Bidang Sosial dan Budaya.
- Mengerakan Budaya gotong –royong lingkungan
secara berkala.
- Memberikan santunan untuk warga yang kurang
- Memberikan bantuan kepada kelompok Seni
Budaya.
- Menumbuh kembangkan Budaya lokal menuju
desa yang berbudaya.
3. Bidang Pemerintah
- Menciptakan Aparatur Desa yang berkompetensi
dibidangnya.
- Meningkatkan disiplin dan kinerja Aparatur Desa
yang handal.
- Bekerja sama dengan BPD sebagai Mitra
Pemerintahan Desa dalam membangun desa
Sepakat Bersatu.
- Melibatkan Para Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Pemuda dan Pemberdayaan Perempuan
dalam proses Pembangunan Desa.
39
4. Pemuda dan Olah Raga
- Membentuk Klub olah raga yang relefan
dibidangnya.
- Memberikan Pelatihan dan Ketrampilan Usaha
Bagi Muda Mudi Karang Taruna.
5. Bidang Ekonomi
- Memberikan Pelatihan dan ketrampilan bagi
Warga yang berpotensi untuk mengembngkan
usahanya.
- Pengembangan usaha BUMDES Menuju Desa
Sejahtera.
- Menggali Potensi Pendapatan Asli Desa (PAD)
6. Bidang Keamanan dan Pembangunan
- Melakasanakan Siskampling Setiap wilayah RT
atau Dusun.
- Memberdayakan keberadaan LINMAS atau
HANSIP.
7. Bidang Komunikasi.
- Membuat Website Desa untuk mempermudah
masyarakat mengakses informasi tentang desa.
3. Geografis Desa Sepakat Bersatu
a. Luas Desa.
Luas wilayah keseluruhan Desa Sepakat Bersatu adalah 1.980
Km2,
luas wilayah menurut pengunaan Pemukiman Penduduk: 45
Ha, Perkebunan: 1.860 Ha, Tanah Makam atau Kuburan: 3 Ha
Pekarangan: 66,5 Ha, Perkantoran : 0,9 Ha Prasarana Umum
Lainnya : 5 Ha (sekolahan, lapangan, lok masjid dll).
b. Batas Wilayah Desa Sepakat Bersatu.
Batas wilayah desa sepakat bersatu adalah sebagai berikut:
40
Tabel 4.1 Batas wilayah desa
c. Orbitasi wilayah desa
1) Jarak dari Pemerintah Kecamatan : 7 Km
2) Jarak dari Desa ke Kabupaten : 30 Km
3) Jarak dari Desa ke Propinsi : 250 Km
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Penduduk
Jumlah
1 Kepala Keluarga
322KK
2 Laki-laki
556
3 Perempuan
542
4 Total Penduduk
1.098
(Sumber : Data dari dokumentasi desa)
Batas Desa Kecamatan
Sebelah Utara Desa Giriwinangun Rimbo Ilir
SebelahSelatan Desa Karang Dadi Rimbo Ilir
Sebelah Timur Desa Karang Dadi Rimbo Ilir
Sebelah Barat Desa Tirta Kencana Rimbo Bujang
41
e. Jumlah penduduk sesuai jenjang pendidikan
Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 SD/MI
504
2 SLTP/MTs
203
3 SLTA/MA 98
4 S1/Diploma 36
5 Putus Sekolah 80 Orang
6 Buta Huruf 50 Orang
(Sumber : Data dari dokumentasi desa)
4. Keadaan Sosial
a. Keagamaan
Penduduk di Desa Sepakat Bersatu 95% beragama Islam. Kegiatan
keagamaan (Islam) ditunjang oleh sarana pribadatan yaitu Masjid 3 unit
dan 3 unit Mushalla. Selain itu, ada kegiatan yasinan bapak-bapak dan
ibu-ibu, pengajian ibu-ibu serta arisan ibu-ibu di setiap RT, sebagai
wujud kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
b. Organisasi Sosial
Untuk menjaga stabilitas sosial masyarakat di Desa Sepakat Bersatu
terdapat Kepala Desa, Kadus, Ketua RT, BPD dan PKK.
c. Kebudayaan
Masyarakat Desa Sepakat Bersatu masih memegang kuat solidaritas
kegotong royongan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan maupun
keagamaan.
d. Perekonomian
Berdasarkan bentuk dan keberadaan Desa Sepakat Bersatu mak
42
kegiatan ekonomi mayoritas masyarakat Desa Sepakat Bersatu
menggantungkan mata pencahariannya pada Pertanian Karet, Kelapa
Sawit, sedangkan yang lainnya hanya sebagai pelengkap saja. Selain
menggantungkan hidup pada Karet, kelapa sawit ada juga warga
masyarakat yang berdagang serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga.
e. Kesehatan
Sektor kesehatan di Desa Seringat masih merujuk ke puskesmas
induk yang ada di Desa Seringat cukup memadai dengan adanya
puskesmas yang dikelola oleh bidan Desa yang senantiasa memberikan
penyuluhan dan pelayanan masyarakat Desat.
5. Keadan Sarana dan Prasarana Desa Sepakat Bersatu Kec. Rimbo
Ilir Kabupaten Tebo
Desa Sepakat Bersatu merupakan desa yang masih berkembang
dimana di desa ini terdapat sarana dan prasana yang cukup baik
yang bersifat formal maupun nonformal seperti lembaga
pendidikan dan lembaga kemasyarakatan seperti posyandu, lahan
desa. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang
berada di Desa Sepakat Bersatu ini dapat dilihat melalui tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Keadaan sarana dan prasarana Desa Sepakat Bersatu
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Jalan Desa 2.500 M
2 Gedung SD 2 unit
3 Gedung Madrasah 2 unit
4 Rumah Bidan Desa 1 unit
5 Posyandu 1 unit
43
6 Balai Desa/ Kantor Desa 1 unit
7 Masjid 4 unit
8 Paud 2 unit
9 SMP -
10 Jalan Kabupaten 30 KM
11 TK 2 unit
12 Gereja 1 unit
13 Lapangan Bola Kaki 3 unit
14 Lapangan Bola Voli 5 unit
15 Lapangan Tenis Meja 1 unit
16 Lapangan Bad Minton 2 unit
17 Rumah baca 1 unit
18 Mushola 7 unit
19 Motor 1 unit
20 Lelang karet 4 unit
21 Warung Bumdes 1 unit
22 Gedung Seni 1 unit
(Sumber: Dokumentasi dari data Desa)
44
6. Kondisi Pemerintahan Desa
a. Lembaaga Pemerintahan
Jumlah aparat desa:
1) Kepala Desa : 1 orang
2) Sekretaris Desa : 1 orang
3) Perangkat Desa : 6 orang
4) Bendahara Desa : 1 orang
5) BPD : 5 orang
6) Ketua RT : 12 orang
b. Pembagian Wilayah
Nama Dusun:
1. Dusun Kembang Sari membawahi RT: 01, 02, 03
2. Dusun Giri Rejol membawahi RT: 04,05,06,07,08dan 09
3. Dusun Kopra Jadi Mulya membawahi RT: 10,11 dan 12
c. Struktur Organisasi Desa
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA SEPAKAT
BERSATU KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO
NAMA-NAMA APARAT DESA:
Kepala Desa : Nurohim
Sekretaris Desa : hendro Waluyo
Bendahara Desa : abdul hamam
Kepala Urusan Pemerintahan : sumanto
Kepala Urusan Umum : jumai
Kepala Urusan Perencanaan : Supriyanto
Kepala urusan pelayanan : ika ayu cempaka sari
45
Kepala Dusun
1) Dusunkembang sari : sugiyanto
2) Dusungiri rejo : ferdian
3) Dusun kopra jadi mulya : andi saputra
SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
(BPD) DESA DESA SEPAKAT BERSATU KECAMATAN RIMBO
ILIR KABUPATEN TEBO
NAMA-NAMA ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
(BPD)
Ketua : kaswan
Wakil Ketua : abdullah
Sekretaris : nok sri umiyati
Anggota : 1) tanuji
2) sulis handayanto
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
melakukan, wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai tayangan
televisi yang di tonton anak, dampak tayangan televisi terhadap
perkembangan perilaku anak dan upaya yang dilakukan orang tua dalam
mengatasi dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak
di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo,
sebagai berikut:
1. Tayangan televisi yang di tonton anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang
ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi
46
menjadi program berita dan program non-berita. Jenis program televisi
dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format
teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap
bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik,
instruksional dan lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk
berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama,
olahraga, dan agama.
Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar
dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai
peristiwa penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang
mengangkat berita bersifat ringan. Lewat berbagai program yang
disajikan oleh tayangan televisi membuat anak-anak semakin ingin
melihat atau menontonya.
Salma Susanti, salah satu anak yang mengatakan bahawa dirinya
sering menonton dan menyukai tayangan televisi mengatakan sebagai
berikut:
“Seneng nonton televisi mbak, tayangan televisi yang berjenis
sinetron, tapi juga kadang kartun. Tayangan televisi yang sering
ditonton film di salah satu chanel tv SCTV yang berjudul
SAMUDRA CINTA” (wawancara:13 Januari 2020).
Pendapat yang sama juga d ungkapakan oleh gracia sebagai berikut:
“Film televisi yang aku suka jenis sinetron seperti
SAMUDRA CINTA,karena ceritanya asyik dan juga selalu
bikin penasaran sama episode selanjutnya” (Wawancara: 13
Januari 2020).
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis anak- anak lebih
tertarik dengan tayangan televisi berjenis sinetron dan kartun
sebagaiamana yang di ungkapakan oleh rangga yang berpendapat:
“ tayangan televisi yang aku suka mbak berjenis
kartun,seperti tayangan televisi yang tayang di chanel RTV
yaitu ASTRO BOY GO” ( Wawncara; 13 Januari 2020).
47
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwasanya
tayangan televisi yang sering di tonton oleh anak adalah tayangan televisi
yang berjenis Sinetron seperti SAMUDRA CINTA dan PUTRI
MAHKOTA, berjenis kartun seperti tayangan film kartun ASTRO BOY
GO.
2. Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku
anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir
Kabupaten Tebo.
Media massa yang ada sekarang seperti televisi dan surat kabar, film,
sinetron, drama dan berita mempunyai sebuah pengaruh atau dampak
terhadap semua orang, karena tayangan televisi akan dapat mengatasi
hambatan gaya bahasa melalui kekuatan gambaran dan menyampaikan
pesan yang berbagai macam untuk dipertontonkan oleh khalayak.
Tayangan televisi dikemas dengan sedemikian rupa dengan bentuk
sebagus-bagusnya seperti adanya adegan-adegan yang terasa hidup dan
nyata serta ada kombinasi warna, suara, kostum, dan ditambah dengan
panorama yang indah sehingga menjadikan televisi ini sebagai salah satu
media hiburan yang sangat menarik bagi masyarakat serta dapat menarik
perhatian khalayak ramai dan heboh.
Perkembangan media televisi sangat pesat dan hampir setiap rumah
ada televisi yang sudah menjadi keburukan bagi setiap warga,
perkembangan ini yang memudahkan bagi anak-anak untuk menonton
televisi yang mereka inginkan, ada atau tidak adanya uang warga tetap
akan berusaha membeli televisi.
Munculah sebuah sikap yang merubah semuanya. Sikap merupakan
penentu yang terpenting dalam tingkah laku seseorang. Perilaku
seseorang bisa terjadi akibat individu dan luar individu. Perilaku individu
merupakan perilaku yang dibawa sejak lahir. Sedangkan perilaku yang
disebabkan dari luar individu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Banyaknya acara yang muncul di
televisi yang menayangkan atau menyajikan berbagai tayangan televisi
48
seperti film sinetron, kartun dan lain sebagainya, membuat anak-anak ini
terpengaruh dengan tayangan-tayangan yang mereka lihat di televisi.
Berikut beberapa bentuk dampak terhadap perkembangan perilaku anak
yang dipengaruhi oleh televisi:
1. Malas belajar
Sebagian besar waktu dirumah menghabiskan untuk melihat
acara televisi yang menarik dan menghibur membuat berkurangnya
waktu belajar membaca, menulis dan mengerjakan Pekerjaan
Rumah. Dampak perilaku tersebut membuat seorang anak berakibat
belum bisa membaca atau mengeja sebuah kalimat dan sering lupa
mengerjakan PR. Mereka yang menganggap televisi telah
mempengaruh perilaku anak-anak sebagaimana diakui oleh Ibu Fika
yang mengatakan pengaruhnya sebagai berikut:
“ Iya mbak kadang kalau udah nonton televisi apalagi
yang disukai kadang sering lupa kalau punya tugas dari
sekolah, karena terlalu asyik menikmati tayangan televisi
sehingga gak mau lagi di ganggu” (wawancara: 23
Januari 2020).
Pendapat yang sama diakui oleh Ibu ani, yang berpendapat
bahwa:
“ Anak saya mbak kalau disuruh belajar ya Cuma bilang
iya, tapi kalau ada yang nonton televisi ya aku ikutan
nonton, apalagi siaran televisinya film favorit jadi lupa
belajar” (wawancara: 23 Januari 2020).
Berdasarkan hasil wawancara televisi dianggap sebagai salah
satu media yang membuat anak-anak malas belajar dan lupa
mengerjakan tugas dari sekolah. Ketika seorang anak yang sudah
disajikan tontonan favoritnya maka anak tersebut lebih memilih
menonton televisi dan melupakan tugas belajarnya, seperti yang di
ungkapkan salah satu orang tua yang mengatakan bahwa:
“ Memang mbak anak saya sering lupa mengerjakan
tugas sekolah kalau sudah menonton televisi, nanti kalau
mau berangkat sekolah baru teringat kalau dia punya
tugas dari sekolah”( Wawancara: 23 Januari 2020).
49
Berdasarkan hasil Wawancara dan Observasi di atas, mengenai
dampak tayangan televisi terhadap perilaku anak yang malas belajar
televisi di anggap sebagai media yang mempengaruhi minat belajar
anak, karena anak lebih tertarik menonton tayangan televisi
favoritnya dan lupa untuk memebuka kembali buku pelajaran yang
telah dipelajari dan mengerjakan tugas rumah.
2. Mengikuti gaya bahasa
Zaman yang serba modern seolah-olah menuntut anak-anak
mengikuti gaya-gaya yang lagi ngetren saat ini. Gaya yang mereka
suka adalah gaya bahasa atau gaya model bicara
orang. Jadi, menurut mereka belajar bicara tidak hanya melalui dari
bapak, ibu maupun kakak, tetapi melalui media elektronik berupa
gambar dan suara yang ditayangan dengan berbagai macam program
acara televisi. Apalagi bahasa anak muda yang gaul saat ini, gaya
bicara yang lebay, alay dan bahasa seperti dicampur bahasa asing
yang sering diikuti anak-anak.
Daya tarik tayangan televisi tidak hanya dari segi desainnya saja
yang unik tetapi juga dari segi gaya bahasa yang digunakan. Gaya
bahasa dalam sebuah tayangan televisi sangat mempengaruhi minat
anak-anak bahkan bisa juga membuat orang dewasa untuk tertarik
menonton film maupun sinetron tersebut.
Gaya bahasa dalam sebuah tayangan televisi sering terdengar
tidak sedap, bahasa-bahasa yang terucap pun tak luput dari unsur-
unsur negatif, seperti ketika dengan teman sebayanya atau dengan
lawan mainnya, bahkan jika dibandingkan ada bahasa-bahasa yang
tidak cocok atau pantas di ucapkan dengan usia anak-anak yang
masih menginjak bangku sekolah dasar.
Menurut, dinda yang mengatakan pandangannya akibat dampak
tayangan televisi:
50
“Dampaknya mengikuti gaya-gaya di televisi. Seperti
gaya ngomong, soalnya keren dan bahasanya juga gaul”
(Wawancara: 23 Januari 2020 ).
Pendapat yang sama masalah teman yang menggunakan bahasa
tidak baik yakni raffaa mengatakan sebagai berikut:
“Teman saya kalau main selalu berbicara dengan bahasa
Lo Gue tidak pakai bahasa daerah lagi (Jawa), kadang
juga sering melontarkan kata-kata yang sering
digunakan oleh pemeran antagonis yang tidak enak di
dengar” (Wawancara: 23 Januari 2020 ).
Berdasarkan hasil observasi, televisi diangga mempunyai
pengaruh, seperti mengikuti gaya bicara. Hal ini terbukti dari
beberapa anak-anak yang mengatakan bahwa mereka sering
mengikuti gaya-gaya yang lagi ngetrend di televisi. Model bicara
pada saat berbincang-bincang dengan teman dengan dibuat bahasa
yang alay dan lebay untuk menarik perhatian bagi teman mereka.
3. Kurang bersosialisasi
Televisi salah satu hiburan yang dapat mengalihkan perhatian
anak ketika dirumah. Begitu banyak acara-acara yang ditayangkan
televisi yang menarik perhatian anak sehingga perhatian anak lebih
terfokus pada tayangan televisi dibandingkan dengan perhatiannya
pada bermain dengan teman sebayanya, sehingga interaksi sosial
anak berkurang. Dalam mempelajari perilaku anak sehari-hari saat
melakukan aktivitas di luar sekolah dengan menganalisis kegiatan
yang dilakukan sehari-hari, baik itu dalam cara bergaul,
bersosialisasi dengan masyarakat dan dalam menonton tayangan
televisi. Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua yang
berpendapat sebagai berikut:
“kadang mbak kalau hari libur atau waktu luang anak saya lebih sering menonton televisi dirumah daripada
keluar rumah untuk bermain sama teman-temanya”
(Wawancara: 24 Januari 2020 ).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahawasanya televisi merupakan media hiburan anak-anak yang
51
merugikan karena waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi
lebih menguntungkan dibandingkan dengan berbagai kegiatan lain.
4. Tidak bisa disiplin waktu
Menonton televisi memang menyenangkan, bahkan televisi
seakan dapat menghibur anak-anak ketika menontonnya. Berbagai
tayangan yang sudah terjadwalkan mulai pagi, siang, sore hingga
malam hari. Tayangan full time ini cukup mengkhawatirkan terhadap
beberapa pihak, terutama orang tua, Anak-anak cenderung menonton
televisi tanpa henti hingga lupa waktu .
Seperti yang d ungkapakan oleh ibu Nita yang berpendapat
bahwa :
“ Susah untuk membagi waktu mbak,pulang sekolah
harusnya istirahat atau tidur siang, malah nonton
televisi sampai jam istirahatnya habis dan berangkat
mengaji”(Wawancara: 25 Januari 2020).
Pendapat yang sama juga di ungkapkan oleh ibu Sri yang
berpendapat bahwa:
“kadang sebelum berangkat sekolah pagi-pagi anak
saya menonton tayangan televisi kartun mbak, jadi
kerap berangkat sekolah terlambat”(wawancara: 25
Januari 2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan televisi
merupakan media yang membuat anak menggunakan waktu
luangnya untuk menonton tayangan televisi hingga tidak mengenal
waktu yang membuat anak tersebut tidak di siplin.
5. Malas melakukan kegiatan beragama.
Televisi merupakan salah satu produk dari kemajuan IPTEK.
Setiap kemajuan IPTEK akan membawa dampak negatif yaitu
menyebabkan perubahan pada sikap/prilaku manusia kearah pola
kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai etika dan religius.
Seperti yang di ungkapakan oleh ibu purwanti yang mengatakan
sebagai berikut:
52
“Anak saya mbak jarang berangkat ngaji malam, karena
ada film kesukaannya yang tayanganya habis magrib dan
mau isya” (Wawancara: 28 Januari 2020 ).
Pendapat yang sama juga di ungakpkan oleh Ibu Dewi yang
beranggapan sebagai berikut:
“anak saya kalau ngaji Cuma ngaji sore, kalau malam
jarang mbk, soalnya kadang sebelum maghrib nonton film
PUTRI MAHKOTA dan lupa mengaji malam kalau sudah
menonton” (wawancara: 28 Januari 2020)
Dari hasil Observasi yang dilakukan penulis media televisis
merupakan media yang sangat menghibur dan menyenangkan anak-
anak sehinga dengan gemarnya anak menonton tayangan televisi
kesayangannya memebuat lupa akan tugasnya untuk menuntut ilmu
3. Upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak
tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di Rt
02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten
Tebo.
Orangtua mempunyai peran teramat penting bagi kehidupan anak. Ia
merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi pembinaan
pribadi anak. Jika orangtua mendidik dan mengarahkan anaknya secara
positif maka anak tersebut memiliki sifat yang positif pula begitupun
sebaliknya. Dalam lingkungan keluarga orangtua memegang peran yang
sangat penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Dalam mendidik anaknya orangtua mempunya peran sebagai suri
tauladan, Orangtua sebagai motivator anak,Orangtua sebagai cermin
utama anak dan Orangtua sebagai fasilitator anak.
Peran orangtua tersebut sangat dibutkan bagi anak. Karena pada fase
anak sekitar usia 6-12 tahun termasuk masa yang sangat penting dalam
menginternalisasi nilai-nilai yang hendak disampaikan orangtua. Jika
pada usia ini disia-siakan oleh orangtua maka akan sulit bagi orangtua
untuk mengulanginya lagi. Upaya yang dilakukan orang tua dalam
53
mengatasi dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku
anak adalah sebagai berikut:
1. Mematikan Televisi Saat Jam Belajar Anak.
Orangtua selalu mematikan tv saat anak sedang belajar hal ini
dilakukukan agar anak bisa lebih konsentrasi dalam belajarnya.
Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Atun yang berpendapat bahwa:
“Saya selalu mematikan televisi ketika anak saya sedang
belajar atau mengerjakan tugas sekolah, agar lebih
berkonsentrasi”( Wawancara: 02 Februari 2020).
Pendapat yang sama juga di ungkapkan oleh Ibu Pipit yang
mengatakan bahwa:
“Saya mematikan televisi saat anak ada tugas dari
sekolah, karena kalau tetap dihidupkan televisinya anak
saya jadi tidak bisa ber konsentrasi karena pikiranya
terbagi menjadi dua jika televisis hidup” (wawancara:
02 Februari 2020).
Hal di atas dibernakan dengan adanya pernyataan bpk. Nudin
yang mengatakan:
” Benar mbak istri saya selalu mematikan televisi jika
anak sedang belajar agar tidak buayar konsentrasinya
dan agar lebih fokus, istri saya juga menemani anak
saya belajar” wawancara: 03 Februari 2020
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang Penulis
lakukan bahwa orangtua selalu mematikan tv saat anak sedang
belajar hal ini dilakukukan agar anak bisa lebih konsentrasi dalam
belajarnya.
2. Mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak
Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Dewi yang menegatakan
sebagai berikut:
“Saya selalu melihat apa yang ditonton anak saya,
karena saya takut anak saya menonton yang tidak baik
54
untuk di tontonatau tidak pantas di lihat” wawancara:
05 Februari 2020).
Pendapat ini juga dikuatkan oleh ibu Dian yang mengatakan
sebagai berikut:
“ saya selalu menemani anak saya nonton, karena dia
tidak mau menonton seendidrian dengan alasan
kesepian dan tidak punya teman”( wawancara 05
Februarai 2020).
Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak memiliki
tujuan agar tayangan televisi yang mereka tonton selalu terkontrol
dan orang tua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak
atau tidak.
3. Memberi pengertian pentingnya bersosialisasi.
Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan,
bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Acara yang bisa
dilakukan misalnya Bertamasya dan melakukan silaturahmi dengan
saudara atau tetangga.
Seperti pendapat Ibu Nita yang mengatakan sebagai berikut:
“saya sering mengajak anak saya bermain ke rumah
tetangga agar tidak hanya mengurung dirumah dengan
menonton televisi” (wawancara: 07 Februari 2020).
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Rt yang menyatakan
bahwa:
“ anak-anak di desa ini banyak yang lebih suka nonton
tv dari pada melakukan kegiatan yang lain. Jadi orang
tua berperan penting dalam memebantu anak untuk bisa
membagi waktunya agar bisa melakukan kegiatan
bersosialisasi dengan baik, seperti bermain dengan
teman sebayanya dan bisa bersosialisasi dengan baik
kepada orang lain.” ( wawancara: 07 Februari 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
oleh penulis dapat disimpulkan upaya yang dilakukan orang tua
55
terhadap dampak tayangan televisi dengan cara memeberi pengertian
pentingnya bersosialisasi terhadap anak seperti, bermain bersama
teman dan bisa memebuat anak bersosialisasi dengan baik, yang
bertujuan untuk anak agar tidak hanya mengurung diri dirumah
dengan menonton tayangan televisi.
4. Membatasi waktu menonton anak.
Membuat kesepakatan jadwal dengan anak kapan waktu boleh
menonton tayangan televisi, waktu belajar dan waktu untuk tidur.
Seperti pendapat Ibu ana yang berpendapat sebagai berikut:
“selaku orang tua saya membatasi jam nenonton anak
seperti, ketika waktu nya untuk anak saya tidur di siang
hari maka saya akan menyuruhnya untuk mematikan
televisi dan segera untuk istirahat aatau tidur
siang,begitu juga dengan di malam hari jika anak saya
mempunyai tugas dari sekolah maka saya tidak
membolehkan anak saya meonton tayangan televisi
sebelum dia selesai mengerjakan tugas dari sekolah”(09
Februari 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
membuat jadwal menonton tayangan televisi sangatlah efektif untuk
mengurangi adanya kecanduan menonton televisi hingga lupa waktu,
karena adanya jadwal yang telah ditetapkan membuat anak tersebut
tahu waktu kapan dirinya boleh menonton televisi dan kapan tidak
boleh menonton.
5. Memberi pendidikan agama sejak dini.
Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting yang juga
harus didapatkan oleh anak sejak dini, ilmu agama yang cukup
dibutuhkan agar dewasa kelak anak benra-benar bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti yang di ungkapakan
oleh ibu maya yang berpendapat bahwa:
“ saya selalu mengajarkan anak agar lebih rajin dalam
hal menutut ilmu agama, seperti mengaji sore (
MADIN) dan mengaji malam (PAMI) agar anak lebih
dalam mengetahui tentang pendidikan agama seperti,
56
tata cara Sholat, membaca al-quran dan doa sehari
hari.” ( Wawancara: Februari 2020)
Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Bapak Tri selaku Guru
yang menagajar di Madrasah Desa Sepakat Bersatu:
“ anak-anak di desa ini memang kebanyakan mengikuti
kegiatan mengaji di madrasah, mulai dari usia dini
seperti ada yang berumur 5 tahun, 6 tahun dan
sebagainya, mereka masuk ke madrasah berkat adanya
dukungan dari orang tuanya yang telah memasukanya
ke madrasah dalam usia muda dengan alasan agar
anaknya lebih memahami perihal agama yang
dibutuhkan sesuai dengan umur seperti pelajaran yang
berupa tentang keimanan, tata cara dalam melakukan
hal ibadah, mengaji belajar membaca al qura”an dan
mengahafal doa sehari-hari.”(wawancara: Februari
2020).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
dapat di ambil kesimpulan menanamkan pendidikan agama sejak
dini pada anak dapat menimbulkan semangat kepada anak akan
memepelajari ilmu agama, dan keinginan untuk memperdalam
belajar pendidikan agama dengan cara rajin berangkat mengaji ke
Madrasah. Dengan adanya menanamkan pendidikan agama sejak
dini yang bertujuan untuk membuat anak lebih bersemangat belajar
pendidikan agama dari pada menonton tayangan televisi.
6. Orangtua Memberikan Motivasi Kepada Anak
Terkait dengan motivasi yang diberikan orangtua kepada
anaknya. Seperti yang di ungkapakan ibu Sri yang mengatakan
sebagai berikut:
“saya selalu memberikan motivasi kepada anak saya
supaya semangat belajar baik itu tentang ilmu formal
maupun ilmu agama. Motivasi yang saya berikan
terkadang berupa pemberian hadiah jika ia mampu
melakukan/mencapai sesuatu yang menurut saya
bagus” ( wawancara: 13 februari 2020).
Berbeda cara dengan motivasi yang dilakukan Ibu Ira yang
mengatakan sebagai Berikut:
57
“motivasi yang saya berikan agar anak serius belajar
dan tidak nonton tv terus yaitu dengan mematikan tv
selama anak sedang ulangan. Hal ini saya lakukan
sebagai salah satu bentuk bantuan supaya anak lebih
fokus dan serius dalam belajar” (wawancara: 13
Februari 2020).
Pendapat ini diperkuat dengan Berdasarkan wawancara dengan
bapak lurah yang menyatakan bahwa:
“ Memberikan motivasi pada anak sangat penting sekali
apalagi dalam usia anak-anak ini biasanya masih
seneng-senengnya diberi hadiah. Nah hal tersebut
sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh orangtua untuk
mengendalikan anak kearah yang lebih baik.Perlu
dipahami juga oleh orangtua bahwa memotivasi anak
itu tidak hanya dengan memberikan hadiah tetapi juga
bisa dengan pujian atau hukuman tinggal disesuaikan
dengan kondisi.
Jika orangtua tidak punya dana untuk membelikan
hadiah anak orangtua masih bisa memberikan motivasi
kepada anak dengan menggunakan pujian atau kata-
kata yang mengungkapkan kebanggaan orangtua
kepada anak. dan orangtua juga harus hukuman kepada
anak jikan anaknya melakukan salah supaya anak
tersebut jera dan tidak melakukan lagi.”( wawancara:13
Februari 2020)
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan di atas
dapat diketahui bahwa orangtua selalu memberikan motivasi kepada anak
supaya rajin belajar. Motivasi yang diberikan orangtua tidak hanya
berupa hadiah tetapi juga melalui ucapan dan hukuman. Namun Motivasi
yang diberikan ini memiliki tujuan yang sama yaitu supaya anak lebih
semangat belajar dari pada nonton TV atau bermain.
Jadi dapat disimpulkan upaya yang dilakukan orang tua di desa
sepakat bersatu untuk mengatasi dampak tayangan televisi adalah sebagai
berikut:
1. Mematikan Televisi Saat Jam Belajar Anak.
Orangtua selalu mematikan tv saat anak sedang belajar hal ini
dilakukukan agar anak bisa lebih konsentrasi dalam belajarnya.
2. mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak
58
Mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak memiliki
tujuan agar tayangan televisi yang mereka tonton selalu terkontrol
dan orang tua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak
atau tidak.
3. Memberi pengertian pentingnya bersosialisasi.
Mengajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
4. Membatasi waktu menonton anak.
Membuat kesepakatan jadwal dengan anak kapan waktu boleh
menonton tayangan televisi, waktu belajar dan waktu untuk tidur.
5. Memberi pendidikan agama sejak dini.
Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting yang juga
harus didapatkan oleh anak sejak dini, ilmu agama yang cukup
dibutuhkan agar dewasa kelak anak benra-benar bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.
6. Orangtua Memberikan Motivasi Kepada Anak
Motivasi yang diberikan ini memiliki tujuan yang sama yaitu
supaya anak lebih semangat belajar dari pada nonton TV atau
bermain.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tayangan televisi yang di tonton anak di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah tayangan televisi yang
berjenis Sinetron seperti SAMUDRA CINTA dan PUTRI MAHKOTA,
berjenis kartun seperti tayangan film kartun ASTRO BOY GO.
2. Dampak tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak di Rt 02
Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo adalah anak
menjadi malas belajar, anak mengikuti gaya bicara yang ditayangkan oleh
televisi, membuat anak tidak disipin dan anak menjadi malas melakukan
kegiatan keagamaan.
3. Upaya yang dilakukan orang tua di desa sepakat bersatu untuk mengatasi
dampak tayangan televisi adalah Mematikan Televisi Saat Jam Belajar
Anak, mengawasi tayangan televisi yang di tonton anak, Memberi
pengertian pentingnya bersosialisasi, Membatasi waktu menonton anak,
Memberi pendidikan agama sejak dini dan orangtua Memberikan Motivasi
Kepada Anak.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang Penulis lakukan maka Penulis
memberikan saran kepada:
1. Bagi Orangtua
Kepada orang tua agar lebih waspada dan meningkatkan
pengawasan terhadap setiap tayangan yang dilsaksikan oleh anak dan
memebatasi waktu anak untuk menonton tayangan televisi. Supaya anak
tidak mendapat pengaruh buruk yang cukup banyak dari tayangan yang
anak lihat. Orangtua juga harus lebih meningkatkan pemberian motivasi
kepada anak dengan kata-kata yang lebih disukai anak daripada memarahi
anak secara berlebihan.
60
2. Bagi anak
Bagi anak diharapakan untuk menonton tayangan televisi sesuai
dengan usia dan anak dapat memilah mana tayangan yang pantas dan baik
untuk dijadikan tontonanya, anak juga diharapkan dapat mengatur waktu
agar dapat membagi jam kapan belajar, istirahat dan menonton.
3. Untuk peneliti
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperluas obyek
penelitian dan lebih memperdalam bagaimana pengaruh media masa
terhadap perilaku anak-anak.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Munawar, Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT
RinekaCipta.
Akil, Anshar, Muhammad. 2011. Tekhnologi Komunikasi dan Informasi.
Makassar:Alauddin University Press.
Ardianto, Elvinaro,dkk. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Arikunto, Suharsimi.2000. Manajemen Penelitian. Cet. V ; Jakarta: Rineka Cipta.
Hendri Efendy. 2008. Industri Pertelevisian Indonesia: sebuah kajian. Jakarta:
Erlangga.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Lexy J. Moleong. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 2006. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Pemerintahan Indonesia. 1997. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997(Tentang
penyiaran ).Sekretariat Negara. Jakarata.
Satori. 2009. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Subakti. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta: PT elex media komputid
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Elfabeta.
Shihab, M Quraish, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1998.
Sunardian, Wirodono. 2006. Matikan TV-Mu. Yogyakarta: CV.Langit Aksara.
Suprajitno. 2012. Asuhan keperawatan keluarga:aplikasi dalam praktik. Jakarta
:EGC.
62
Taufik, Tata. 2012. Etika Komunikasi Islam:Komparasi Islam dan Barat.
Bandung: Pustaka Setia.
Yusuf, LN Syamsu. 2015. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
Riwayat Hidup
Kristiyawati lahir di Kabupaten Tebo, Provinsi
Jambi lahir pada tanggal 22 september 1998.
Penulis lahir dari pasangan nurahim dan rukayah
dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara
yakni Widya Nur Cah Yanti, Tria Suci Era Wati
Dan Laela Nur Isma Wati.
Pada tahun 2004 penulis masuk Sekolah Dasar
Negeri 195/VIII Desa Karang Dadi Rimbo Ilir Kabupaten Tebo dan lulus pada
tahun 2010. Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama di Mts Swasta Al-
Inayah desa perintis Rimbo Bujang Kabupaten Tebo dan lulus tiga tahun
kemudian pada tahun 2013. Selanjutnya memasuki sekolah menengah atas di
Madrasah Aliyah Swasta As-Salam Desa Wirotho Agung Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo dan lulus pada tahun 2016.
Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswi di jurusan Pendidikan
agama islam fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas islam negeri Sulthan taha
syaifuddin jambi melaui jalur SPAN PTK-IN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. OBSERVASI
1. Mengamati kedisiplinan anak dalam membagi waktu anatar menonton
televisi dan belajar di Rt 02 Desa Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir
Kabupaten Tebo.
2. Memperhatikan tingkah laku dan kebiasaan anak di Rt 02 Desa Sepakat
Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo
3. Memperhatikan tanggapan Orang Tua terhadap permasalahan Dampak
tayangan televisi terhadap perkembanan Perilaku anak di Rt 02 Desa
Sepakat Bersatu Kecamatan Rimbo-Ilir Kabupaten Tebo
2. DOKUMENTASI
1. Sejarah berdirinya Desa Sepakat Bersatu
2. Struktur organisasi Desa Sepakat Bersatu
3. Visi dan Misi Desa Sepakat Bersatu
4. Keadaan Desa Sepakat Bersatu
3. WAWANCARA
1. Orang Tua
a. Apakah anak-anak sering menonton tayangan televisi?
b. Bagaimana dampak tayangan televisi terhadapa perkembangan perilaku
anak?
c. Apa yang dilakukan orang tua jika anak lebih sering menonton televisi
daripada belajar?
d. Apa yang dilakukan orang tua ketika anaknya lebih memeilih menonton
tayangan televisi daripada mengaji?
e. Bagaimana upaya orang tua dalam membatasi waktu menonton anak?
f. Bagaimana cara orang tua untuk mengalihkan waktu luang anak untuk
melakukan hal yang positif dibandingkan dengan menonton tayangan
televisi?
g. Bgaimana cara yang dilakukan orang tua untuk mengatasi dampak
tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak?
2. Anak
a. Apakah kamu senang menonton tayangan televisi?
b. Apa saja tayangan televisi yang sering kamu tonton?
c. Apa jenis tayangan televisi yang sering kamu tonton?
d. Apa tayangan televisi yang kamu sukai?
e. Jika hari libur apakah waktu luangmu digunakan untuk menonton
tayangan televisi?
DAFTAR INFORMAN
No Nama Keterangan
1 Nurohim Kepala Desa
2 Trianto Guru madrasah
3 sanudin Bapak RT
4 Salma susanti Anak
5 Gracia Anak
6 Ani rahmwati Anak
7 Dinda indriani Anak
8 Kiki kurniawan Anak
9 Berlin saputra Anak
10 Sri umiyati Orang tua
11 Ima yunita Orang tua
12 Purwanti Orang tua
13 Marfuataun Orang tua
14 Dian Orang tua
15 Nur afni Orang tua
16 Tri maya Orang tua
17 Irawati Orang tua
FOTO KEGIATAN
Foto bersama aparat desa
Keadaan kantor desa
Foto wawancara dengan anak
Foto wawancara dengan Orang tua
Foto bersama Anak-anak