103
PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX EXPENSE DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014) Disusun Oleh : Muhammad Akbar Wisyam 1110082000030 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX EXPENSE

DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014)

Disusun Oleh :

Muhammad Akbar Wisyam

1110082000030

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

i

PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX EXPENSE

DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Muhammad Akbar Wisyam

NIM. 1110082000030

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Yulianti, SE,. M.Si

NIP. 19820318 201101 2 011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 3: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, tanggal 14 November 2014 telah dilakukan ujian komprehensif

atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Akbar Wisyam

2. NIM : 1110082000030

3. Jurusan : Akuntansi Pajak

4. Judul Skripsi : Pengaruh Deffered Tax Expense, Current Tax Expense

dan Akrual terhadap Earning Management (Studi pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode

2011 - 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 November 2014

1. Zaenal Muttaqin, MPP ( )

NIP. 19790503 201101 1 006 Penguji I

2. Yulianti, SE.,M.Si ( )

NIP. 19820318 201101 2 011 Penguji II

3. Soliyah Wulandari, SE.,M.Si ( )

NIDN. 2002018501 Penguji III

Page 4: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, tanggal 24 Januari 2017 telah dilakukan ujian Skripsi atas

mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Akbar Wisyam

2. NIM : 1110082000030

3. Jurusan : Akuntansi Pajak

4. Judul Skripsi : Pengaruh Deffered Tax Expense, Current Tax Expense

dan Akrual terhadap Earning Management (Studi pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode

2011 - 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Januari 2017

1. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak ( )

NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( )

NIP. - Sekretaris

3. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( )

NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( )

NIP. - Pembimbing I

5. Yulianti, SE,. M.Si ( )

NIP. 19820318 201101 2 011 Pembimbing II

Page 5: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Nama Mahasiswa : Muhammad Akbar Wisyam

NIM : 1111082000030

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi Pajak

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur

dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian

hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, Januari 2017

(Muhammad Akbar Wisyam)

Page 6: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Muhammad Akbar Wisyam

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 2 April 1992

3. Alamat : Jl. Puri III B12/33 Kutabumi, Tangerang

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Syahruzad Syam, S.Ag MM

6. Nama Ibu : Wiwik Sumiati

7. Nomor Telepon : 0821 2257 8228

8. E-mail : [email protected]

B. Data Pendidikan Formal :

1. 1998 - 2004 : SDI Al-Ijtihad II Kutabumi, Tangerang

2. 2004 - 2007 : SMP N 1 Tangerang

3. 2007 - 2010 : SMA N 4 Tangerang

4. 2010 - 2016 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi (Perpajakan), Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

vi

THE INFLUENCE OF DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX

EXPENSE AND THE ACCRUAL ON EARNING MANAGEMENT

(Study in Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange 2011 -- 2014 )

By:

Muhammad Akbar Wisyam

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of deffered tax expense, current tax

expense and accrual on earning management. This research using purposive

sampling to determine the sample. Data was obtained from the financial report of

manufacturing companies which listed in Indonesian Stock Exchange (BEI) from

period of 2011 - 2014. This research using logistic regression method. The

results of this research indicate the current tax expense significant influence

toward earning management, accrual significant influence toward earning

management.

Keywords: deffered tax expense, current tax expense, accrual, earning

management.

Page 8: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

vii

PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX EXPENSE

DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014)

Oleh:

Muhammad Akbar Wisyam

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel deffered tax expense, current tax expense dan akrual terhadap variabel earning management. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data diperoleh dari laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011 - 2014. Uji yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa current tax expense berpengaruh yang signifikan terhadap earning management, variabel akrual berpengaruh secara signifkan terhadap earning management sedangkan variabel deferred tax expense tidak berpengaruh signifikan terhadap earnig management. . Kata kunci: deffered tax expense, current tax expense, akrual, earning

management.

Page 9: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT semesta alam yang

telah melimpahkan taufiq, hidayah serta rahmat kepada seluruh makhluk ciptaan-

Nya. Serta kepada-Nya pula kita memohon pertolongan dan pengampunan.

Hanya padamu tuhan tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia. Shalawat

serta salam semoga tercurah dan terlimpah kepada junjungan tercinta, teladan

mulia dan kekasih idaman Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan

pengikutnya hingga akhir zaman. Mudah-mudahan kita selalu hidup dengan

memegang teguh pada dua pusaka yang tidak akan menggelincirkan manusia

kedalam kehinaan dan kesesatan. Pusaka yang akan membimbing kita kepada

cahaya dan keselamatan yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Atas segala kuasa dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Pengaruh Deffered Tax Expense, Current Tax Expense dan

Akrual terhadap Earning Management (Studi pada Perusahaan Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2014)”.

Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana

(S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terwujudnya skripsi ini berkat bantuan dari

berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak

Page 10: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

ix

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung

dan membantu penulis, secara khusus penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Pertama kupanjatkan terima kasih kepada ALLAH SWT dan Kedua orang

tuaku tercinta Bapak Syahruzad Syam dan Ibu Wiwik, Adik ku Dewi

Salamah Wisyam.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA selaku dosen Pembimbing Skripsi 1.

Terima kasih banyak saya haturkan kepada bapak yang telah meluangkan

waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta masukan yang sangat

membantu dan bermanfaat sekali, semoga Allah SWT membalas kebaikan

bapak.

4. Yulianti, SE.,M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dalam

penyempurnaan penulisan skripsi ini. Terima kasih ibu atas pengarahan,

bimbingan dan masukan yang sangat membantu, semoga Allah SWT

membalas kebaikan ibu.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Almarhum Bapak Afif Sulfa, SE., M.Si., Ak selaku dosen Pembimbing

Akademik penulis selama ini yang telah membimbing dan memberi arahan

yang baik. Terimakasih Bapak atas bimbingan dan pengarahannya .

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan segenap ilmu dan pengalamannya.

9. Seluruh Staf dan Karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan

bantuan kepada penulis.

10. Terima kasih kepada teman – teman seperjuangan yang berasal dari kelas

Akuntansi A, B, C dan D. Terutama untuk saudara - saudaraku di kelas A

Page 11: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

x

yang tidak bisa disebut satu-satu terima kasih banyak atas perjalanan fisik,

hati dan jiwa kita selama ini. Buat sahabat tercinta Ocit, Joy, Kartika, Dian,

Redho, Legra, Genta dan Risler terima kasih kawan dan maju terus

suckseed.

11. Rekan-rekan seperjuangan konsentrasi Perpajakan, Akuntansi Manajemen

dan Audit angkatan 2010 yang telah memberikan dukungannya selama ini

kepada penulis. Satukan tekad untuk angkatan 2010.

12. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima

kasih atas masukan, support dan kenangan lainnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih

jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan,

dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Februari 2017

(Muhammad Akbar Wisyam)

Page 12: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... v

Abstract ........................................................................................................... vi

Abstrak ........................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

Daftar Tabel .................................................................................................... xii

Daftar Gambar ............................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9

A. Landasan Teori ........................................................................ 9

1. Teori Agensi (Agency Theory) ............................................ 9

2. Tinjauan Umum Tentang Pajak .......................................... 12

3. Komponen - Komponen Laba .............................................. 20

4. Manajemen Laba (Earning Management) .......................... 22

5. Konsep Akuntansi Akrual ................................................... 29

6. Beban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Expense) .............. 33

7. Penghitungan Dasar Pajak Tangguhan ................................. 36

8. Beban Pajak Terkini ............................................................ 38

Page 13: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

xii

B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 40

C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 47

D. Perumusan Hipotesis ............................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 52

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 52

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 53

D. Metode Analisis Data ................................................................ 54

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 62

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 62

1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................. 62

2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................... 62

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................... 63

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 63

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 63

a. Menilai Kelayakan Model Regresi ................................. 66

b. Hasil Uji Overall Model Fit ........................................... 66

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................... 69

d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi ............................................. 70

e. Hasil Matriks Klasifikasi ................................................ 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 75

A. Kesimpulan .............................................................................. 75

B. Saran ........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................. 81

Page 14: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 41

4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan Manufaktur ...................... 62

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................... 64

4.3 Identifikasi Data ....................................................................... 66

4.4 Data yang Diproses .................................................................. 66

4.5 Kelayakan Model Regresi ........................................................ 67

4.6 Tabel Uji Overall Model Fit .................................................... 68

4.7 Tabel Uji Overall Model Fit .................................................... 68

4.8 Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square ..... 69

4.9 Hasil Uji Klasifikasi ................................................................. 70

4.10 Hasil Uji Signifikansi Data ....................................................... 71

4.11 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi ............................................. 71

Page 15: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 47

Page 16: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan .......................................................... 81

2 Hasil Perhitungan Data Mentah ............................................... 82

3 Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS ..................................... 83

Page 17: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses

dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Laporan keuangan merupakan

sarana untuk menilai kinerja manajemen dalam menggunakan sumber daya

yang dimiliki. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi

perusahaan pada periode tertentu. Sulistiyo dan Midiastuti (2003) menyatakan

bahwa manajemen perusahaan berusaha untuk memberikan sinyal positif

kepada pasar tentang perusahaan yang dikelolanya. Oleh karena itu manajer

perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan

kepada para pemegang saham dan pemakai eksternal (Deviana, 2011). Banyak

manager yang memanfaatkan peluang untuk merekayasa angka laba (earnings

management) pada perusahaan dengan rekayasa akrual untuk mempengaruhi

hasil akhir dari berbagai keputusan antara lain adanya motivasi bonus,

dianggap kinerjanya lebih baik atau meminimalkan beban pajak penghasilan

yang harus dibayar oleh perusahaan (Suranggane, 2007).

Menurut Philip, dkk (2003) ada tiga motivasi utama yang mendorong

perusahaan melakukan manajemen laba yaitu menghindari penurunan laba,

menghindari kerugian, dan menghindari kegagalan peramalan yang dibuat

analis. Motivasi pertama bertujuan untuk menghindari melaporkan penurunan

Page 18: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

2

laba yang berhubungan dengan hipotesis perataan laba atau Income Smoothing

Hypothesis. Motivasi kedua bertujuan untuk menghindari kerugian, dimana

hal ini dilakukan banyak alasan yang mendorong perusahaan dalam

menghambat perkembangan perusahaan, faktanya bahwa perusahaan

mengalami kerugian juga berpotensi menurunkan harga saham, menurunkan

kepercayaan investor dan kreditur serta mendorong dilakukannya pemeriksaan

pajak oleh aparat pajak. Motivasi yang ketiga bertujuan untuk menghindari

kegagalan yang dibuat analisis. Menurut Stice, dkk (2010) ada empat macam

faktor yang memotivasi para manajer untuk melakukan manajemen laba yang

dilaporkan yaitu untuk memenuhi target internal, memenuhi harapan eksternal,

meratakan atau memperindah laba (income smoothing) dan mendandani

laporan keuangan untuk penawaran saham perdana atau untuk memperoleh

pinjaman dari bank.

Tindakan manajemen laba telah menimbulkan beberapa kasus skandal

pelaporan akuntansi dalam dunia bisnis, antara lain Enron, Merck, World Com

dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat Panggabean (2011). Selain

itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti PT. Lipoo Tbk dan PT. Kimia

Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang

berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).

Dari beberapa contoh kasus tersebut di atas, maka sangat relevan bila

ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektivitas peran corporate

governance (tata kelola perusahaan) dalam memonitor manajer sebagai

pengelola perusahaan. Peran tata kelola perusahaan adalah untuk mengurangi

perbedaan persepsi antara pemegang saham dan manajer perusahaan. Peran

Page 19: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

3

tata kelola akan sangat diperlukan apabila manajer memiliki inisiatif untuk

menyimpang dari pemegang kepentingan. Salah satu contoh manajer

melakukan penyimpangan dari kepentingan para pemegang saham adalah

manajemen laba melalui penggunaan akuntansi akrual. Tata kelola perusahaan

kemungkinan akan mengurangi kejadian manajemen laba. Tata kelola

perusahaan juga akan meningkatkan persepsi investor mengenai keandalan

kinerja perusahaan, yang diukur dengan laba dalam situasi manajemen laba.

Pengendalian internal corporate governance adalah suatu sistem dimana

semua perusahaan yang terdaftar di suatu negara adalah milik dan

dikendalikan oleh para pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang

saham ini dapat dibagi menjadi kelompok yang berbeda.

Manajemen laba merupakan sebagai upaya manajer perusahaan untuk

mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui

kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah intervensi dan mengelabui inilah yang

dipakai sebagai dasar sebagian pihak untuk menilai manajemen laba sebagai

kecurangan (Sulistyanto, 2008:6).

Manajemen laba dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu:

fraudulent accounting, accruals management dan real earnings management

(Gunny, 2005). Fraudulent accounting merupakan pilihan akuntansi yang

melanggar general accepted accounting principles (GAAP). Sedangkan

accrual earnings management meliputi aneka pilihan dalam GAAP yang

menutupi kinerja ekonomi yang sebenarnya. Sementara real earnings

Page 20: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

4

management terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang menyimpang

dari praktek yang sebenarnya untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.

Banyak penelitian yang mendeteksi terhadap manajemen laba

dilakukan dengan menggunakan akrual. Namun, kemudian ditemukan fakta

bahwa akrual memiliki kelemahan (Yulianti, 2005). Mengatasi kelemahan

akrual ini, Philips, dkk (2003) mencoba menggunakan beban pajak tangguhan

atau deffered tax expense. Mereka berpendapat bahwa dalam mengukur

keleluasaan manajer, beban pajak tangguhan lebih baik dari pada akrual sebab

peraturan akuntansi memberikan lebih banyak keleluasaan bagi manajer

dibandingkan dengan peraturan pajak. Kesalahan pengukuran model akrual

dapat dikurangi dengan memfokuskan pada beban pajak tangguhan

dibandingkan dengan membagi Total Accrual perusahaan menjadi komponen

Discretionary dan Non Discretionary.

Roychowdhury (2006) mengatakan bahwa manajemen laba dapat

dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni (accrual earnings

management). Hal ini dilakukan melalui discretionary accrual atau dengan

cara manipulasi aktivitas riil (real earnings management). Manajemen laba

akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba sebelum

direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang

diperlukan agar target laba tercapai. Namun, manipulasi akrual dibatasi oleh

GAAP dan manipulasi akrual ditahun-tahun sebelumnya. Sedangkan

manajemen laba riil sulit dideteksi karena manipulasi ini terjadi sepanjang

periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba tertentu,

menghindari kerugian dan mencapai target analyst forecast.

Page 21: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

5

Manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-

komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan

komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang

yang melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan.

Alasannya, komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan

bukti kas secara fisik sehingga upaya mempermainkan besar kecilnya

komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau

dikeluarkan perusahaan (Sulistyanto, 2008:161).

Faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba lainnya adalah tax

expense, yang dimaksud dengan tax expense adalah jumlah agregat pajak kini

dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi

pada satu periode (Zain, 2008:194). Perusahaan dapat melaporkan keuntungan

atau kerugian pada suatu tahun, tergantung pada kebijakan akuntansi yang

diambil oleh manajemen. Dalam jangka panjang, total keuntungan selalu sama

walaupun dalam jangka pendek penghitungan untung-rugi itu dapat berbeda.

Contoh kebijakan akuntansi yang mempengaruhi besarnya untung-rugi

tahunan antara lain adalah penyusutan dipercepat atas aktiva tetap (accelerated

depreciation), amortisasi biaya ditangguhkan (defered charges), PPH

ditangguhkan (defered tax) dan metode penilaian persediaan (FIFO, average

cost dan LIFO). (Samsul, 2006:136).

Penelitian tentang kandungan informasi tentang deteksi manajemen

laba melalui akrual dan beban pajak tangguhan telah banyak dilakukan di

Indonesia, tetapi penelitian yang mempertimbangkan siklus hidup perusahaan

Page 22: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

6

masih jarang dilakukan. Alasan mengapa penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini sehingga dapat membedakan penelitian terdahulu dengan

penelitian sekarang karena pada penelitian terdahulu telah menguji beban

pajak tangguhan dan akrual dalam mendeteksi manajemen laba, sedangkan

pada penelitian sekarang menguji kemampuan beban pajak tangguhan dan

akrual dalam manajemen laba berdasarkan pada tiap tahap siklus hidup

perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti termotivasi untuk

menganalisis dan mengetahui pengaruh beban pajak tangguhan dan akrual

dalam mendeteksi manajemen laba berdasarkan pada tiap tahap siklus hidup

perusahaan maka, peneliti bermaksud untuk mereplikasi penelitian yang

dilakukan Philips, dkk (2003) yaitu menguji apakah beban pajak tangguhan

lebih berpengaruh dalam mendeteksi manajemen laba untuk menghindari

melaporkan penurunan laba dan mengindari melaporkan kerugian serta

menguji pengaruh akrual dalam mendeteksi manajemen laba untuk

menghindari melaporkan penurunan laba dan menghindari melaporkan

kerugian dengan berdasarkan pada tiap tahap siklus hidupnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti termotivasi untuk meneliti

dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Deffered Tax Expense, Current

Tax Expense dan Akrual terhadap Earning Management”. Analisis pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Page 23: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

7

1. Apakah deffered tax expense berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah current tax expense berpengaruh terhadap manajemen laba?

3. Apakah akrual berpengaruh terhadap manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan latar belakang masalah yang

telahdijabarkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah deffered tax expense berpengaruh terhadap

manajemen laba.

2. Untuk mengetahui apakah current tax expense berpengaruh terhadap

manajemen laba.

3. Untuk mengetahui apakah akrual berpengaruh terhadap manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dicapai adalah bahwa hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan pengetahuan bagi pemakai laporan keuangan untuk

mengetahui apakah laporan keuangan yang disajikan perusahaan sesuai

peraturan yang berlaku. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

pengetahuan bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi Manajemen

Memberikan petunjuk bagi manajemen perlunya kemampuan manajemen

mengelola perbedaan temporer sedemikian rupa sehingga laba akuntansi

tetap dipersepsikan berkualitas atau direspon positif oleh investor.

Page 24: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

8

2. Bagi Akuntan Publik

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk

menyajikan pengungkapan dan penjelasan memadai tentang pajak

tangguhan yang dilaporkan suatu perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan pemahaman bagi dunia akademik

bahwa besarnya pajak tangguhan dan akrual dapat digunakan untuk menilai

kinerja yang dilakukan oleh manajemen.

4. Bagi Pemakai Laporan Keuangan

User dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan

yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya sehingga informasi yang

didapat tidak menyesatkan.

Page 25: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Anthony dan Govindarajan, (2005), teori keagenan (teory

agency) adalah economic rational man dan kontrak antara prinsipal dan

agen dibuat berdasarkan angka akuntansi sehingga menimbulkan konflik

kepentingan antara prinsipal dan agen. Teori Agensi mengeksplorasi

bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-

individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini berusaha

menggambarkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan

untuk merancang kontrak insentif. Prinsipal mendelegasikan tanggung

jawabnya termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan kepada

agen (manajemen) untuk melakukan tugas tertentu yang sesuai dengan

kontrak kerja yang telah disepakati bersama. Teori agensi mengasumsikan

bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Agen

diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi

keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat dari hubungan suatu

agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang menarik,

keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel. Prinsipal (pemegang

saham), di pihak lain diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian

keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di suatu perusahaan.

Page 26: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

10

Teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai

pengendalian organisasi yang didasarkan pada keyakinan bahwa pemisahan

kepemilikan dengan manajemen menimbulkan potensi bahwa keinginan

pemilik diabaikan ketika pemilik (manajer) mendelegasikan otoritas

pengambilan keputusan ada pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara

kedua belah pihak (Robinson, 2008:47).

Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak

yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak

tertentu. Sari (2011:4), menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan

pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk

bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen

diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan

terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib

mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham.

Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak

atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan)

diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi keuangan

tetapi juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan keagenan,

seperti jumlah waktu luang, kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub

dan jam kerja yang fleksibel. Menurut Brigham dan Houston (2006:54),

hubungan keagenan dapat timbul di antaranya:

Page 27: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

11

a. Pemegang Saham Dengan Manajer

Masalah keagenan dapat timbul jika manajer menempatkan

tujuan dan kesejahteraan mereka sendiri pada posisi yang lebih tinggi

dari kepentingan pemegang saham. Masalah keagenan potensial terjadi

bila proporsi kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari seratus

persen sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar

kepentingannya sendiri dan bukan memaksimalkan nilai perusahaan

dalam mengambil keputusan pendanaan. Tindakan manajer yang

oportunistik tersebut akan mempertinggi biaya perusahaan dan

mengurangi kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Houston,

2006:56).

b. Pemegang saham (melalui manajer) dengan kreditur.

Kreditur memiliki klaim atas sebagian dari arus kas perusahaan

untuk pembayaran bunga dan pokok utang. Mereka memiliki klaim atas

aset perusahaan saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Pada saat

perusahaan mengalami kebangkrutan, keputusan harus segera diambil

untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu apakah akan melikuidasi

perusahaan dengan menjual seluruh aset atau melakukan reorganisasi.

Manajemen perlu segera bertindak dan khususnya manajer memilih

mereorganisasi dengan tujuan mempertahankan pekerjaannya.

Keputusan manajer ini tentu saja berdampak pada pemegang saham atau

kreditur atau kedua belah pihak tersebut (Brigham dan Houston,

2006:56).

Page 28: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

12

2. Tinjauan Umum Tentang Pajak

a. Pengertian Pajak

Dalam ilmu perpajakan yang mendasari adalah peraturan yang

tercantum dalam Undang-undang yang dikeluarkan Direktorat Jenderal

Pajak. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi pajak, diantaranya:

Definisi pajak menurut Undang-undang No.28 tahun 2010:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.”

Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1):

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Menurut Soeparman dalam Suandy (2011:9):

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut

oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup

biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum”.

Menurut Andriani dalam Lubis (2007:4):

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.”

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpukan bahwa pajak

memiliki unsur-unsur (Lubis, 2007:5):

1) Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya, dan sifatnya dapat dipaksakan.

Page 29: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

13

2) Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

3) Pajak merupakan peralihan kekayaan dari orang atau badan ke negara

(pemerintah).

4) Pajak dapat dipungut baik langsung maupun tidak langsung.

5) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah

(fungsi budgetair), yang bila dari pemasukannya masih terdapat

surplus, digunakan untuk membiayai investasi publik.

6) Pajak untuk melaksankan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial

dan ekonomi (fungsi regulerend). Contoh: dikenakan pajak yang

tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras

dapat ditekan.

Berdasarkan definisi di atas, pengertian pajak adalah iuran yang

dapat dipaksakan, dimana pemerintah dapat memaksa wajib pajak untuk

memenuhi kewajibannya dengan menggunakan surat paksa dan sita.

Setiap wajib pajak yang membayar iuran atau pajak kepada negara tidak

akan mendapat balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan. Tetapi

imbalan yang secara tidak langsung diperoleh wajib pajak berupa

pelayanan pemerintah yang ditujukan kepada seluruh masyarakat

melalui penyelenggaraan sarana irigasi, jalan, sekolah dan sebagainya.

b. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:1) fungsi pajak dalam masyarakat

suatu negara terbagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu:

Page 30: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

14

1) Fungsi Budgetair (sumber dana bagi pemerintah) fungsi ini bertujuan

untuk memasukan penerimaan uang untuk kas negara sebanyak-

banyaknya antara lain mengisi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) sesuai dengan target penerimaan pajak yang telah

ditetapkan, sehingga posisi anggaran pendapatan dan pengeluaran

yang berimbang tercapai.

2) Fungsi Regulerend (mengatur) fungsi pajak yang secara tidak

langsung dapat mengatur dan menggerakan perkembangan sarana

perekonomian nasional yang produktif. Adanya pertumbuhan

perekonomian yang demikian maka akan dapat menumbuhkan objek

pajak dan subjek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga

basis pajak lebih meningkat lagi.

Berdasarkan fungsi pajak di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

fungsi budgetair merupakan suatu alat untuk mengisi kas negara atau

daerah sebanyak-banyaknya dalam rangka membiayai pengeluaran rutin

dan pembangunan pemerintah pusat maupun daerah, sedangkan fungsi

regulerend yaitu bersifat mengatur dalam bidang sosial, politik, ekonomi

dan budaya.

c. Jenis Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:5) terdapat berbagai jenis pajak yang

dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penggolongan menurut

golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya.

Page 31: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

15

1) Menurut golongannya, jenis pajak terdiri:

a) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau

dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

b) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

2) Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:

a) Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperlihatkan

pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan pada subjeknya.

b) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa

yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak)

maupun tempat tinggal.

3) Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:

a) Pajak negara atau pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara pada umumnya.

b) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga masing-masing.

Page 32: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

16

Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas bahwa jenis-jenis dari

pajak daerah pada hakekatnya sama dengan pajak pusat, yaitu dalam

pemungutannya pajak pusat maupun pajak daerah sama harus

berdasarkan peraturan perundang-undangan begitu juga dengan hasil

penerimaannya dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan, baik

pembangunan pusat maupun pembangunan daerah, dan yang

membedakannya hanyalah pelaksana pemungutnya.

d. Tata Cara Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2011:16) tata cara pemungutan pajak terdiri

atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.

1) Stelsel Pajak

a) Stelsel nyata (rill), stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan

banyak didasarkan objek yang sesungguhnya terjadi (untuk pajak

penghasilan maka objeknya adalah pajak penghasilan). Oleh

karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir

tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya

dalam suatu tahun pajak diketahui.

b) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak

didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang.

c) Stelsel campuran, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak

didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel

anggapan.

Page 33: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

17

Dianutnya suatu stelsel pajak tertentu dalam suatu negara

membawa adanya sistem pemungutan tertentu juga di dalamnya, seperti

yang telah di uraikan di atas stelsel dibagi menjadi tiga, dan ketiganya

juga memiliki kelebihan maupun kelemahan masing-masing.

e. Asas Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:7) dalam era globalisasi sekarang ini,

batas negara menjadi tidak jelas bagi wajib pajak dalam mencari dan

memperoleh penghasilan, sehingga penentuan cara pemungutan pajak

ini penting untuk menentukan negara mana yang berhak memungut

pajak. Dalam pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara yang

biasa dilakukan sebagai berikut:

1) Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)

Dalam asas ini, pemungutan pajak berdasarkan domisili atau

tempat tinggal wajib pajak dalam suatu negara. Negara di mana wajib

pajak bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap wajib pajak

tanpa melihat dari mana pendapatan atau penghasilan tersebut

diperoleh, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan tanpa

melihat kebangsaan atau kewarganegaraan wajib pajak tersebut.

2) Asas Sumber

Dalam asas ini pemungutan pajak didasarkan pada sumber

pendapatan atau penghasilan dalam suatu negara. Menurut asas ini,

negara yang menjadi sumber pendapatan atau penghasilan tersebut

berhak memungut pajak tanpa memerhatikan domisili dan

kewarganegaraan wajib pajak.

Page 34: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

18

3) Asas Kebangsaan

Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada

kebangsaan atau kewarganegaraan dari wajib pajak, tanpa melihat

dari mana sumber pendapatan tersebut maupun di negara mana

tempat tinggal (domisili) dari wajib pajak yang bersangkutan.

Di Indonesia, secara tegas dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2)

Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak untuk keuangan negara

ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat menyusun suatu

undang-undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-dasar yang

akan dijadikan landasan oleh negara. Seperti yang telah di uraikan di

atas merupakan asas utama yang paling sering digunakan oleh negara

sebagai asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak,

khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan.

f. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:9) sistem pemungutan pajak dibagi

menjadi 3 (tiga) yaitu Official Assessment System, Self Assessment

System, With Holding System.

1) Official Assessment System

Suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Utang pajak

timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Page 35: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

19

2) Self Assessment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang ada pada wajib pajak sendiri. Wajib pajak aktif mulai dari

menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,

fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3) With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus atau bukan wajib pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

wajib pajak. Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang

ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

Di Indonesia, menerapkan ketiga sistem tersebut: (1) Official

Assessment System diterapkan dalam hal pelunasan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), dimana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) akan

mengeluarkan surat ketetapan pajak mengenai besarnya PBB yang

terhutang setiap tahun. Jadi wajib pajak tidak perlu menghitung sendiri,

tapi cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak

Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP dimana tempat objek pajak

tersebut terdaftar. (2) Self Assessment System contohnya diterapkan

dalam penyampaian SPT Tahunan PPh (baik untuk wajib pajak badan

maupun wajib pajak orang oribadi), dan SPT Masa PPN. PBB juga

menganut System Self Assessment dimana wajib pajak diberikan

Page 36: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

20

kepercayaan dengan memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk

mendaftarkan dan melaporkan sendiri objek pajak yang dikuasai dimiliki

atau dimanfaatkan (Self Declaration) dengan menggunakan Surat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). (3) With Holding System

diterapkan dalam mekanisme pemotongan atau pemungutan sesuai PPh

Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Final Pasal 4

Ayat (2), PPh Pasal 15, dan PPN. Sebagai bukti atas pelunasan pajak ini

biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut. Dalam kasus tertentu

ada juga yang berupa Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti-bukti

pemotongan ini nanti dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh / SPT masa

PPN dari wajib pajak yang bersangkutan.

3. Komponen - Komponen Laba

Menurut standar akuntansi keuangan (IAI, 2013:7), komponen-

komponen laba adalah:

a. Pendapatan adalah arus kas masuk atau penambahan lain aktiva suatu

entitas atau penyelesaian kewaijban-kewajiban (kombinasi atas

keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,

pembelian jasa atau aktivaaktiva lain yang merupakan operasi utama

atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.

b. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari

transaksi sampingan atau incidental pada suatu entitas dan dari transaksi

lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan

investasi pemilik.

Page 37: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

21

c. Kerugian adalah penurunan aktiva bersih yang berasal dari transaksi

sampingan atau insidental pada suatu entitas dan dari transaksi lain dan

kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang

dihasilkan dari beban atau distribusi kepada pemilik.

d. Beban adalah adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan

income (penghasilan) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau

penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal (IAI, 2013:12).

Penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran

kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lain seperti imbal hasil investasi

(return on investment) atau laba per saham (earning per share). Unsur yang

langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah

penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran laba tegantung

sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan

entitas dalam penyusunan laporan keuangannya (IAI, 2013:12).

Page 38: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

22

4. Manajemen Laba (Earning Management)

Pada dasarnya, definisi operasional dari manajemen laba (earning

management) menurut Belkaoui (2007:201) adalah:

“Perilaku yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk

meningkatkan atau menurunkan laba dalam proses pelaporan

keuangan eksternal dengantujuan untuk menguntungkan dirinya

sendiri”.

Definisi manajemen laba menurut Djamaluddin (2008:56) adalah

perilaku yang dilakukan manajer menggunakan kebijakan (judgment)

dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi untuk mengubah

laporan keuangan dan menyesatkan stakeholders mengenai kinerja

ekonomi perusahaan, atau untuk mempengaruhi contractual outcomes yang

tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan.

Definisi menurut Yulianti (2005), earning management dalam arti

sempit didefinisikan perilaku manajer bermain dengan komponen

discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings. Sedangkan

dalam arti luas earnings management didefinisikan tindakan manajemen

untuk meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas

suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan

peningkatan atau penurunan probilitas ekonomis jangka panjang.

Berdasarkan definisi tersebut, pengertian manajemen laba adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk memanipulasi angka-

angka akuntansi yang dilaporkan kepada pihak eksternal dengan tujuan

untuk keuntungan bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah atau

Page 39: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

23

mengabaikan standar akuntansi yang telah ditetapkan, sehingga menyajikan

informasi yang tidak sebenarnya.

Laporan keuangan sering digunakan sebagai indikator penilaian

kinerja, maka perilaku manajemen laba dimungkinkan dapat terjadi karena

manajemen mempunyai informasi lebih banyak dan lebih akurat daripada

prinsipal. Beberapa tujuan manajemen melakukan manajemen laba menurut

Suranggane (2007) adalah: menghindari kerugian, menghindari pelaporan

penurunan laba, Avoiding failing meet or beat analyst forecast, dan Invoke

an earnings big bath.

Menurut John (2002), pemilihan metode akuntansi dalam rangka

melakukan earnings management harus dilakukan dengan penuh

kecermatan, antara lain:

a. Increasing Income, yaitu dengan mempercepat pencatatan pendapatan,

menunda biaya dan memindahkan biaya untuk periode lain, untuk

meningkatkan keuntungan.

b. Big Bath, dilakukan saat perusahaan mengalami kemunduran kinerja

atau saat terjadi peristiwa yang tidak terjadi setiap harinya atau luar

biasa.

c. Income Smoothing, yaitu dengan sengaja menurunkan atau

meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba,

sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi.

Page 40: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

24

d. Income Minimization, biasanya digunakan untuk membuat kebijakan

yang berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tidak berwujud,

riset dan pengembangan yang cepat dan sebagainya dengan tujuan untuk

mencapai tingkat pengembalian modal tertentu

Menurut (Sulistyanti, 2008:34) ada empat cara yang dapat

digunakan manajer untuk melakukan manajemen laba yaitu:

a. Mengakui dan mencatat pendapatan lebih cepat satu periode atau lebih.

Upaya ini dilakukan manajer dengan mengakui dan mencatat

pendapatan periode-periode yang akan datang atau pendapatan yang

secara pasti belum dapat ditentukan kapan dapat terealisir sebagai

pendapatan periode berjalan (current revenue). Hal ini mengakibatkan

pendapatan periode berjalan menjadi lebih besar dari pada pendapatan

sesungguhnya, Meningkatnya pendapatan ini membuat laba periode

berjalan juga menjadi lebih besar dari pada laba sesungguhnya.

Akibatnya kinerja perusahaan periode berjalan seolah-olah lebih bagus

bila dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya. Meskipun hal ini akan

mengakibatkan pendapatan atau laba periode-periode berikutnya akan

menjadi lebih rendah dibandingkan pendapatan atau laba sesungguhnya.

b. Mencatat pendapatan palsu

Upaya ini dilakukan manajer dengan mencatat pendapatan dari

suatu transaksi yang sebenarnya tidak pernah terjadi sehingga

pendapatan ini juga tidak akan pernah terealisir sampai kapan pun.

Upaya ini mengakibatkan pendapatan periode berjalan menjadi lebih

Page 41: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

25

besar dari pada laba sesungguhnya, akibatnya kinerja perusahaan

periode berjalan seolah-olah lebih bagus bila dibandingkan dengan

kinerja sesungguhnya. Upaya semacam ini dilakukan perusahaan dengan

mengakui pendapatan palsu sebagai piutang yang pelunasan kasnya

tidak akan pernah diterima sampai kapanpun.

c. Mengakui dan mencatat biaya lebih cepat atau lebih lambat.

Upaya ini dapat dilakukan manajer dengan mengakui dan

mencatat biaya periode-periode yang akan datang sebagai biaya periode

berjalan (current cost). Upaya semacam ini membuat biaya periode

berjalan menjadi lebih besar dari pada biaya sesungguhnya.

Meningkatnya biaya ini membuat laba periode berjalan juga akan

menjadi lebih kecil dari pada laba sesungguhnya. Akibatnya kinerja

perusahaan untuk periode berjalan seolah-olah lebih buruk atau lebih

keci dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya. Sebaliknya apabila

manajer mengakui biaya periode berjalan menjadi periode sebelumnya

maka biaya periode berjalan akan menjadi lebih kecil dari pada biaya

sesungguhnya. Semakin kecil biaya ini membuat laba periode berjalan

akan menjadi lebih besar dari pada laba sesungguhnya, akibatnya

membuat kinerja perusahaan untuk periode berjalan seolah-olah lebih

baik atau besar bila dibandingkan dengan kinerja perusahaan yang

sesungguhnya.

Page 42: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

26

d. Tidak mengungkapkan semua kewajiban.

Upaya ini dapat dilakukan manajer dengan menyembunyikan

seluruh atau sebagian kewajibannya sehingga kewajiban periode

berjalan menjadi lebih kecil dari pada kewajiban sesungguhnya.

Perataan laba mengidentifikasi batas pelaporan laba (earnings

threshold) dan menemukan bahwa perusahaan yang berada dibawah

earnings threshold akan berusaha untuk melewati batas tersebut dengan

melakukan manajemen laba. Yulianti (2005) menyebutkan bahwa terdapat

dua macam earnings threshold, yakni:

a. Titik pelaporan laba nol, yang menunjukkan usaha earning management

untuk menghindari pelaporan kerugian.

b. Titik perubahan laba nol, yang menunjukkan usaha earning management

untuk menghindari penurunan laba.

Menurut Belkoui (2007:208) earning management merupakan suatu

hasil usaha untuk melewati ambang batas. Tiga ambang batas penting bagi

para eksekutif adalah:

a. Untuk melaporkan laba positif yaitu melaporkan laba yang diatas nol.

b. Untuk menjaga kinerja saat ini yaitu membuat paling tidak sama dengan

kinerja tahun lalu.

c. Untuk memenuhi harapan analis khususnya analis untuk peramalan laba.

Praktik-praktik earning managament yang dilakukan pihak

manajemen disesuaikan dengan motivasi melakukan manajemen laba.

Page 43: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

27

Manajemen laba cenderung merekayasa laba untuk menekan besarnya

pajak yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang melaporkan laba yang

lebih rendah atau kerugian perpotensi melakukan manajemen laba. Yulianti

(2005) membedakan perusahaan yang memiliki laba dan yang mengalami

kerugian supaya dapat memprediksi perusahaan yang memanipulasi

labanya.

Ada dua perilaku yang mendasari manajer melakukan manajemen

laba (Herawaty, 2008:100) yaitu:

a. Perilaku Oportunistik

Manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak

kompensasi, hutang dan political cost.

b. Efficient Contracting

Manajer meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan

informasi privat. Berdasarkan perilaku ini, manajemen laba memberikan

fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan

pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Ketika penyusunan kontrak

kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi insentif manajer untuk

mengelola laba melalui jumlah kompensasi yang ditawarkan.

Scott (2006:69) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang dapat

memotivasi manajer melakukan manajemen laba seperti berikut ini:

Page 44: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

28

a. Rencana bonus (Bonus Scheme)

Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana

bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan

dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.

b. Kontrak utang jangka panjang (Debt Covenant)

Ini menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu

pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk

memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode

mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi

kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.

c. Motivasi politik (Political Motivation)

Ini menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan

industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi

tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi.

Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta

fasilitas dari pemerintah.

d. Motivasi perpajakan (Taxation Motivation)

Ini menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi

mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya

adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)

Biasanya CEO yang akan pension atau masa kontraknya menjelang

berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba

Page 45: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

29

guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang

sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk.

Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka

cenderung untuk meminimalkan jumlah laba yang dilaporkan.

f. Penawaran saham perdana (Initial Public Offering)

Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada

publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus

merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting

karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial

terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang

dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan

jumlah laba yang dilaporkan.

Berdasarkan uraian di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa

praktek manajemen laba telah dilakukan di banyak negara, termasuk

Indonesia. Banyak motivasi manajer ketika melakukan manajemen laba

menimbulkan kesulitan dalam membedakan apakah motivasi manajemen

bersifat oportunistis ataukah efisien.

5. Konsep Akuntansi Akrual

Menurut PSAK (2013), laporan keuangan disusun berdasarkan

akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada

saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)

Page 46: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

30

dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan

keuangan pada periode yang bersangkutan.

Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan

laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif,

dan relevan untuk pengambilan keputusan ekuitas (Elingga, 2008). Akrual

tidak tergantung kapan penghasilan diterima dan kapan biaya dilunasi.

Dengan pendekatan ini, mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan

mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan waktu

penerimaan atau embayaran kas.

Model akrual melibatkan perhitungan total akrual. Model-model

akrual menurut Belkaoui (2007:202) adalah sebagai berikut:

a. Model Heally menyatakan kelemahan model akrual adalah menganggap

keseluruhan akrual ditimbulkan oleh manajemen laba yang dilakukan

oleh manajemen. Padahal kenyataannya, sebagian akrual perusahaan

juga disebabkan oleh kegiatan operasional dan tidak menggambarkan

manajemen laba. Total akrual dalam manajemen laba dibagi menjadi dua

jenis yaitu:

1) Discretionary Accrual

Adalah pengakuan akrual laba atau beban yang bebas tidak

diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Akrual yang

muncul akibat diskresi manajemen atau berada di bawah kebijakan

manajemen. Hal ini biasanya digunakan sebagai pengukur dalam

manajemen laba dan besarannya merupakan hasil modifikasi angka-

Page 47: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

31

angka pada laporan keuangan untuk memenuhi tujuan manajemen

sehingga keberadaan Discretionary Accrual menandakan rendahnya

kualitas laba.

Efek dari kualitas laba yang rendah adalah tidak adanya

prediktif value dari laba, yang berarti informasi mengenai laba

perusahaan ini tidaklah menggambarkan keadaan sesungguhnya dari

perusahaan sehingga informasi laba menjadi bias bagi penggunanya.

2) Non Discretionary Accrual

Pengakuan akrual laba yang wajar yang tunduk pada suatu

standart atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Total Akrual

terdiri atas dua komponen yaitu Discretionary Accrual (DA) dan Non

Discretionary Accrual (NDA). Model yang digunakan untuk

menghitung total akrual adalah sebagai berikut (Yulianti, 2005):

TACCit = IBEIit - (CFOit - EIDOit)

Keterangan:

TACCit = Total akrual perusahaan i untuk tahun t

IBEIit = Income before extraordinary item perusahaan tahun t.

CFOit = Cash flow operating activities pada perusahaan i untuk

tahun t.

EIDOit = Extraordinary items & discontinued operations dari

laporan arus kas perusahaan i untuk tahun t.

Page 48: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

32

Perekayasaan menaikan atau menurunkan akrual antara lain

dapat dilakukan dengan cara mempercepat pendapatan atau

mempercepat beban. Perekayasaan laba tersebut termasuk salah satu

praktek manajemen laba atau earnings management melalui

perekayasaan akrual.

Menurut Widiastuti (2011) cara menghitung total akrual

adalah sebagai berikut:

TAit = NIit - CFOit

TAit = Total Accrual perusahaan I pada periode ke t

NIit = Laba Bersih Perusahaan I pada periode t

CFO = Arus dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Dalam penelitian ini variabel akrual diproksi dengan

discretionary accrual dari Modified Jones Model yang merupakan

model terbaik untuk mendeteksimanajemen laba (Suranggane, 2007).

Langkah-langkah untuk memperoleh akrual:

TAccit = EBEIit – (CFOit - EIDOit)

Keterangan:

TAccit = Total Akrual perusahaan i pada periode t

EBEIit = Income before extraordionary items pada tahun t (EBIT)

CFOit = Cash flows from operation pada tahun t

EIDOit = Extraordionary items and discontinued operation tahun t

(0)

Page 49: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

33

6. Beban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Expense)

Menurut Harnanto (2011:115), beban pajak tangguhan adalah beban

yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam

laporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang

digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Menurut Zain (2007), Pajak

Tangguhan terjadi akibat perbedaan antara PPh Terutang (pajak

penghasilan yang dihitung berbasis pada penghasilan kena pajak yang

sesungguhnya dibayar kepada pemerintah) dengan beban pajak penghasilan

(pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan sebelum pajak)

sepanjang menyangkut perbedaan temporer. Penyebab perbedaan antara

beban pajak penghasilan dengan PPh terutang menurut Purba (2009:14),

dapat dikategorikan dalam dua kelompok:

a. Perbedaan Permanen atau Tetap

Perbedaan ini terjadi karena berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, ada beberapa penghasilan yang tidak

objek pajak sedangkan secara komersial penghasilan tersebut diakui

sebagai penghasilan. Perbedaan ini mengakibatkan laba fiskal berbeda

dengan laba komersial secara permanen.

b. Perbedaan Temporer atau Waktu

Perbedaan ini terjadi berdasarkan ketentuan peraturan undang-

undang perpajakan yang merupakan penghasilan atau biaya yang boleh

dikurangkan pada periode akuntansi terdahulu atau periode akuntansi

berikutnya dari periode sekarang, misalnya:

Page 50: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

34

1) Metode penyusutan, yang diakui fiskal adalah saldo menurun dan

garis lurus.

2) Metode penilaian persediaan, yang diakui fiskal adalah FIFO dan

Rata-rata (average method).

3) Penyisihan piutang tak tertagih, yang diakui fiskal kecuali untuk

perusahaan pertambangan, leasing, perbankan dan asuransi.

4) Rugi laba selisih kurs, yang diakui fiskal adalah kurs dari Menteri

Perekonomian sedangkan yang diakui oleh akuntansi adalah kurs dari

Bank Indonesia.

Kewajiban pajak tangguhan harus diakui untuk setiap beda temporer

kena pajak. Namun, tidak semua beda temporer dapat dikurangkan untuk

tujuan fiskal. Menurut Purba (2009:35) terdapat pengecualian pengecualian

sebagai berikut:

a. Kewajiban pajak tangguhan yang berasal dari beda temporer investasi

pada perusahaan asosiasi, anak perusahaan, dan joint venture tidak

diakui apabila induk perusahaan dan patner dapat mengendalikan waktu

reversal beda temporer tersebut.

b. Kewajiban pajak tangguhan tidak diakui dari beda temporer yang

munculdari pengakuan awal goodwill yang berasal dari penggabungan

usaha.

c. Kewajiban pajak tangguhan tidak diakui dari beda temporer yang

munculdari pengakuan aktiva dan kewajiban dalam suatu transaksi yang

Page 51: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

35

bukan merupakan transaksi penggabungan usaha. Transaksi

penggabungan usaha tersebut tidak mempengaruhi baik laba akuntansi

maupun laba yang dikenakan pajak.

Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan

antara laba akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk

kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan

sebagai dasar perhitungan pajak). Perbedaan antara laporan keuangan,

standar akuntansi dan fiskal disebabkan dalam keleluasaan bagi manajemen

dalam menentukan prinsip dan asumsi dibandingkan yang diperoleh

menurut pajak. Beban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan skala

rasio (Amanda dan Febrianti, 2015).

Metode akuntasi pajak penghasilan yang berorientasi pada neraca

mengakui kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi

fiskal masa depan yang disebabkan oleh adanya perbedaan temporer dan

sisa kerugian yang belum dikompensasikan. Untuk itu, perbedaan temporer

yang dapat menambah jumlah pajak di masa depan akan diakui sebagai

utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya biaya pajak

tangguhan (deferred tax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang pajak

tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih

awal atau menunda biaya untuk pelaporan keuangan disbanding pelaporan

pajak. Sebaliknya, perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah

pajak dimasa depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan

perusahaan harus mengakui adanya keuntungan tau manfaat pajak

Page 52: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

36

tangguhan (deferred tax benefit), yang berarti bahwa kenaikan aktiva

pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui biaya

lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan pelaporan

keuangan dibanding pelaporan pajak (Wijayanti, 2015).

7. Penghitungan Dasar Pajak Tangguhan

Pada dasarnya bahwa PSAK No. 46 adalah cukup kompleks, karena

untuk PSAK No. 46 secara utuh diperlukan juga pemahaman yang cukup

atas UU PPh Indonesia. PSAK No. 46 mengatur mengenai tata cara

pencatatan dan pengakuan atas pajak penghasilan yang disajikan dalam

laporan keuangan, dan bukan mengatur mengenai berapa jumlah pajak yang

harus dibayar. Dengan demikian, maka untuk menghitung berapa besar

jumlah pajak yangharus dibayar adalah berdasarkan ketentuan dalam UU

Perpajakan.

Menurut Purba (2009:68), bahwa suatu unit usaha bisa saja

mengabaikan pengaruh dari perbedaan temporer dan melaporkan biaya PPh

sama besarnya dengan PPh yang terutang, artinya hutang PPh dihitung

berdasarkan laba akuntansi kena pajak. Akan tetapi, perlu disadari bahwa

jumlah PPh yang nyata-nyata harus dibayar sesungguhnya adalah PPh

terutang yang dihitung berdasarkan laba kena pajak, artinya biaya PPh bisa

saja lebih kecil atau lebih besar dari hutang PPh. Untuk itu, diperlukan

suatu penangguhan dari biaya PPh yang terlalu cepat diantisipasi atau biaya

PPh yang ditunda pembayarannya. Karenanya, hutang PPh atau PPh yang

harus dibayar/disetor pada negara, di hitung sebagai berikut:

Page 53: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

37

Laba akuntansi sebelum pajak xxxx

Beda waktu

Biaya penyusutan = (xxx)

Beban imbalan pasca kerja = xxx

Jumlah beda waktu xxxx

Beda tetap

Pendapatan bunga = (xxx)

Beban jamuan = xxx

Jumlah beda tetap xxxx

Laba kena pajak xxxx

Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan xxxx

Laba kena pajak xxxx

Apabila penyusutan fiskal lebih kecil daripada penyusutan

komersial akan menghasilkan aktiva pajak tangguhan, sedangkan

penyusutan fiskal lebih besar daripada penyusutan laba komersial akan

menghasilkan beban pajak tangguhan. Besarnya pajak tangguhan dihitung

dari besarnyapenyusutan beda waktu dikalikan tarif pajak tangguhan.

BerdasarkanUndang-Undang N0.36 tahun 2008, tarif pajak tangguhan

adalah 25%. Kemudian, Purba (2009:44) menjelaskan lebih lanjut

mengenai ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat kewajiban pajak

tangguhan:

(Dr) Beban pajak tangguhan xxx

(Cr) Kewajiban pajak tangguhan xxx

Page 54: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

38

8. Beban Pajak Kini

Current tax expense merupakan tax expense yang mencerminkan

perbedaan permanen dan perbedaan temporer antara laba akuntansi dan

laba fiskal, current tax expense merupakan perkalian dari tarif pajak yang

berlaku pada suatu tahun pajak dikalikan dengan penghasilan kena pajak

pada tahun tersebut sehingga current tax expense akan mencerminkan laba

fiskal yang sesungguhnya (Harnanto, 2011).

Penggunaan “the asset and liability method” mengharuskan

pendekatannya berorientasi pada neraca, karena pada dasarnya sasaran

yang ingin diperlihatkan disini, berapa sesungguhnya taksiran pajak yang

akan dibayar pada periode yang akan datang. Untuk keperluan ini

hendaknya ditetapkan akuntansi pajak tangguhan yang komprehensif, yang

berarti bahwa harus dipertimbangkan semua efek pajak terhadap semua

penghasilan, biaya, keuntungan maupun kerugian dan hal-hal yang

menimbulkan perbedaan antar laporan keuangan komersial dengan laporan

keuangan fiskal, sehingga dengan demikian yang dimaksud dengan beban

pajak (tax expense) mencakup jumlah pajak yang terutang ditambah dengan

impak pajak akibat perbedaan temporer (Zain, 2008:197).

Perusahaan akan lebih menyukai performance laba akuntansi yang

bagus tapi dengan jumlah beban pajak penghasilan yang kecil. Perubahan

dalam current tax expense berdampak negatif pada deferred tax expense,

sehingga jika current tax expense semakin besar maka deferred tax expense

akan semakin kecil. Untuk mendapatkan earnings yang ditargetkan,

perusahaan akan menggunakan tax expense sehingga selain deferred tax

expense, current tax expense juga dapat digunakan untuk mendapatkan

Page 55: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

39

earnings yang ditargetkan. Manajemen perusahaan bisa membuat transaksi

yang bukan merupakan perbedaan temporer tetapi merupakan perbedaan

permanen. Perubahan peraturan perpajakan yang terjadi di Indonesia, bisa

menjadi celah bagi perusahaan untuk dapat melakukan penghematan pajak

seperti halnya di luar negeri (Juliati dan Tjaraka, 2014).

Adanya perbedaan antara prinsip akuntasi dengan aturan perpajakan

akan menimbulkan suatu selisih yang mencakup komponen beda waktu dan

beda tetap. Beban pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang

atas penghasilan kena pajak pada satu periode. Besarnya dihitung dari

penghasilan kena pajak yang sebelumnya telah memperhitungkan adanya

beda tetap sekaligus beda waktu, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.

Oleh karena perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak

merefleksikan tingkat kebijakan manajer dalam memanipulasi laba menjadi

lebih tinggi, maka beban pajak kini yang menunjukkan efek dari nilai

perbedaan tersebut (beda tetap dan beda waktu) digunakan pula sebagai

variabel independen yang akan melengkapi beban pajak tangguhan dala

mendeteksi manajemen laba. Beban pajak kini yang dimaksud dalam

penelitian ini diperoleh dari beban pajak kini pada periode laporan

keuangan tertentu dibagi dengan total aktiva periode sebelumnya (Deviana,

2011).

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tarif pajak

penghasilan wajib pajak badan untuk Tahun Pajak 2015 berdasarkan Pasal

17 dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak

Penghasilan, yaitu sebagai berikut:

Page 56: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

40

a. Tarif Pajak untuk tahun pajak 2015 adalah sebesar 25 % dari

Penghasilan Kena Pajak.

b. Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang

paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham

yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi

persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima

persen) lebih rendah daripada tarif tersebut yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Pemerintah.

c. Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan

Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas

berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif

tersebut (25 %) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian

peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar

delapan ratus juta rupiah).

d. Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak

dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.

e. Tarif Pajak Pasal 17 dan 31 E dikenakan atas penghasilan kena pajak

Wajib Pajak Badan yang tidak termasuk dalam kriteria Wajib Pajak

Badan yang telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP 46

Tahun 2013.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai deffered tax expense, current tax expense, dan

akrual telah banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan kontribusi tambahan bagi

Page 57: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

41

akuntan dan pihak perpajakan untuk mendeteksi dan mengatasi terjadinya

praktik manajemen laba.Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian terdahulu

mengenai kemampuan pajak tangguhan dan akrual dalam mendeteksi

manajemen laba.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Phillips dan

Rego (2003)

Earning

Management:

New

Evidence

Based on

Deferred Tax

Expence

Variabel:

Deferred tax

expense (X1),

Accrual (X2),

Earning

management (Y).

Variabel:

current tax

expense (X2).

Objek

penelitian:

publicly

available

sources.

Teknik

penelitian:

analyst

earning

forecasts.

Deferred tax

expense (X1)

secara

inkremental

lebih

bermanfaat

dibanding

akrual (X2)

dalam

mendeteksi

manajemen

laba (Y)

2. Yulianti

(2005)

Kemampuan

Pajak

tangguhan

Dalam

Memprediksi

Manajemen

laba

Variabel:

Beban pajak

tangguhan (X1),

Akrual (X2),

current tax

expense (X3)

Manajemen

laba (Y).

Variabel:

Objek

penelitian:

perusahaan

yang terdaftar

di

BEJ

Metode

analisis data

menggunakan

regresi

pooled data.

Akrual (X1)

dan beban

pajak

tangguhan (X2)

memiliki

hubungan yang

positif

signifikan

terhadap

manajemen

laba.

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 58: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

3. Suranggane

(2007)

Analisis

aktiva

Pajak

tangguhan

Akrual

sebagai

Prediktor

Manajemen

laba

Variabel:

Akrual (X1),

Earning

management

(Y).

Objek

penelitian:

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar di

BEJ.

Teknik

penelitian:

regresi

Logistic binery

Variabel:

Aktiva

Pajak

tangguhan (X2)

Akrual (X1)

memiliki

hubungan

positif

terhadap

manajemen

laba, Aktiva

pajak

tangguhan

(X2)

memiliki

hubungan

negatif

terhadap

manajemen

laba (Y).

4. Damayanti

(2008)

Perbandingan

Akrual dan

pajak

Tangguhan

dalam

Pengujian

aliran

Kas masa

datang

Dan return

saham

Variabel:

Beban pajak

tangguhan (X1),

Akrual (X2).

Objek

penelitian:

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar di

BEJ.

Teknik

penelitian:

Regresi logistic

binery

Variabel:

aliran

Kas masa

datang

Teknik

penelitian:

menggunakan

analisis

regresi.

Akrual (X1)

lebih

bermanfaat

dibanding

beban pajak

tangguhan

(X2) dalam

memprediksi

aliran kas

masa

depan(Y1),

sedangkan

beban pajak

tangguhan

lebih

bermanfaat

dibandingkan

akrual

dalam

pengaruhnya

terhadap

return

saham(Y2).

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 59: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

5. Juliati dan

Tjaraka

(2014)

Kemampuan

Deffered

Tax Expense

dan Current

Tax Expense

dalam

mendeteksi

Earning

Management

di saat

perubahan

tarif pajak

pph badan

2008

Variabel:

deffered tax

expense (X1),

current tax

expense (X2),

Akrual (X3)

Earning

management

(Y).

Teknik

penelitian:

Regresi logistic

binery

Objek

penelitian:

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di BEI

Deffered Tax

Expense (X1)

memiliki

hubungan

positif terhadap

manajemen

laba, Current

Tax Expense

(X2) memiliki

hubungan

positif terhadap

manajemen laba

(Y).

6. Widyaningsih

dan

Purnamawati

(2012)

Pengaruh

Beban Pajak

Tangguhan

dan

Profitabilitas

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel:

Beban pajak

tangguhan (X1),

current tax

expense (X2),

Akrual

(X3)

Objek

penelitian:

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar di

BEI.

Teknik

penelitian:

Regresi logistic

binery

Teknik

penelitian:

explanatory

reaserch.

Deffered Tax

Expense (X1)

memiliki

hubungan

negatif terhadap

manajemen

laba.

Profitabilitas

(X2)

berpengaruh

positif terhadap

manajemen laba

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 60: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

44

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Penelitian Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 7. Deviana

(2011) Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini Dalam Deteksi Manajemen Laba pada Saat Seasoned Equity Offerings

Variabel: Beban Pajak Tangguhan, Beban Pajak Kini dan Manajemen laba Teknik penelitian: Regresi logistic binery

Objek penelitian: Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada saat seasoned equity offerings

Hasil penelitian menyatakan bahwa beban pajak tangguhan dan beban pajak kini, yang digunakan secara bersama-sama, mampu mendeteksi manajemen laba pada saat seasoned equity offerings.

8. Nusu (2015) Pengaruh penerapan IFRS, pajak, dan karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di bursa bursa efek Indonesia tahun 2010 - 2013

Variabel: Pajak, Manajemen Laba

Variabel: Penerapan IFRS, pajak, dan karakteristik perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa pajak memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba dan blok holder berpengaruh negatif terhadap manajemen laba sedangkan IFRS dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

9. Jayanto dan Kiswanto (2008)

Deferred Tax Expense And Accruals Dalam Memprediksi Earning Management (Penelitian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI)

Variabel: Deferred Tax Expense, Accruals dan Earning Management

Teknik penelitian: Regresi linier berganda

Hasil penelitian menyatakan bahwa deferred tax expense and accruals berpengaruh terhadap manajemen laba

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 61: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

45

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

10. Subagyo

dan Oktavia

(2011)

Pengaruh

Discretionary

Accrual dan

Beban Pajak

Tangguhan

terhadap

Manajemen

Laba

Variabel:

Discretionary

Accrual dan

Beban Pajak

Tangguhan

Teknik

penelitian:

Regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menyatakan

bahwa

discretionary

accrual tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen laba

sedangkan

beban pajak

tangguhan

berpengaruh

terhadap

manajemen laba

11. Budiman

(2013)

Pengaruh

Beban Pajak

Tangguhan

dan Akrual

terhadap

Indikasi

Adanya

Praktik

Manajemen

Laba (Studi

Epiris Pada

Perusahaan

Manufaktur

di Bursa Efek

Indonesia

(BEI)

Variabel:

Beban Pajak

Tangguhan Dan

Akrual

Periode

penelitian:

2010 - 2012

Hasil pengujian

Logistic Binary

menunjukkan

bahwa variabel

beban pajak

tangguhan

memiliki

pengaruh positif

signifikan

terhadap adanya

indikasi praktik

manajemen laba

(earning

management),

hasil pengujian

Logistic Binary

menunjukkan

bahwa variable

akrual memiliki

pengaruh positif

signifikan

terhadap adanya

indikasi praktik

manajemen laba

(earning

management)

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 62: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

46

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Penelitian Metodologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan 12. Amanda

dan Febrianti (2015)

Analisis Pengaruh Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, Dan Basis Akrual Terhadap Manajemen Laba

Variabel: Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, Dan Basis Akrual

Obek Penelitian: Perusahaan Manufaktur sektor food and beverage

Hasil menyatakan bahwa beban pajak kini berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan beban pajak tangguhan dan basis akrual tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

13. Wijayanti (2015)

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Persistensi Laba Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Variabel: Beban Pajak Tangguhan

Metode penelitian: Regresi Linier Variabel dependen: Persistensi laba dan manajemen laba

maka dapat di ambil kesimpulan bahwa beban pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap pesistensi laba dan manajemen laba

14. Febrianto (2014)

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Variabel: Beban Pajak Tangguhan

Metode penelitian: Regresi Linier berganda

Hasil menunjukkan kepemilikan asing berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan beban pajak tangguhan, kepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu

Page 63: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

47

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dapat

digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Judul:

PENGARUH DEFFERED TAX EXPENSE, CURRENT TAX EXPENSE DAN

AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENT

Masalah Keagenan

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen Variabel Dependen

Deffered Tax Expense (X1)

Akrual (X3)

Earning Management (Y) Current Tax Expense (X2)

Metode Analisis Data:

Model Regresi Logistik Binery

Overall Model Fit Test

(Log Likelihood) Hosmer and Lameshow’s

Goodness of Fit Test

Interpretasi dan Kesimpulan

Uji Wald (Koefisien

Regresi)

Page 64: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

48

D. Perumusan Hipotesis

1. Deffered Tax Expense dengan Earning Management

Semakin besar presentase beban pajak tangguhan terhadap total

beban pajak perusahaan menunjukkan standar akuntansi yang semakin

liberal (Yulianti, 2005). Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal

memiliki hubungan positif dengan insentif pelaporan keuangan seperti

financial distress dan pemberian bonus, dengan adanya hal tersebut maka

dimungkinkan manajer dapat melakukan rekayasa laba atau earnings

management dengan memperbesar atau memperkecil jumlah beban pajak

tangguhan yang diakui dengan laporan laba rugi.

Selisih negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal mengakibatkan

terjadinya koreksi negatif yang menimbulkan terjadinya beban pajak

tangguhan (Djamaludin, 2008). Beban yang besar akan menurunkan tingkat

laba yang diperoleh suatu perusahaan, begitu pula sebaliknya beban yang

sedikit akan menaikkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan.

Berdasarkan penelitian Philips.et al (2003) membuktikan adanya

praktik manajemen laba dengan menggunakan beban pajak tangguhan.

Penelitian yang dilakukan Yulianti (2005) juga menemukan bukti empiris

bahwa beban pajak tangguhan memiliki hubungan positif signifikan dengan

probabilitas perusahaan untuk melakukan manajemen laba guna

menghindari penurunan laba perusahaan. Manajemen laba merupakan

peluang bagi manajemen untuk merekayasa besarnya beban pajak

tangguhan guna menaikan dan menurunkan tingkat labanya. Beban pajak

Page 65: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

49

tangguhan mengakhibatkan tingkat laba yang diperoleh menurun dengan

demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan laba yang

lebih besar di masa yang akan datang dan mengurangi besarnya pajak yang

dibayarkan.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diekspektasi

perananyang signifikan antara beban pajak tangguhan dengan manajemen

laba (earnings management). Earnings management dilakukan dengan

menaikkan atau menurunkan jumlah beban yang diakui dalam laporan laba

rugi. Dengan demikian dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Deffered Tax Expense berpengaruh terhadap earnings Management.

2. Current Tax Expense dengan Earning Management

Perbedaan permanen hanya pada current tax expense. Laba

akuntansi setelah dikurangi (ditambah) dengan perbedaan temporer dan

perbedaan permanen akan menghasilkan laba fiskal. Perbedaan permanen

merupakan perbedaan bukan karena waktu, tetapi karena peraturan yang

berbeda antara peratuan akuntansi dan peraturan fiskal seperti dalam

pengakuan pendapatan atau biaya yang dikenakan PPh final, dalam

akuntansi pengakuan pendapatan atau biaya tersebut tetap boleh dilakukan

tetapi dalam peraturan fiskal tidak boleh mengakui pendapatan atau biaya

yang telah dikenakan PPh final. Perbedaan permanen tidak akan terlihat

langsung pada current tax expense, tetapi besarnya laba fiskal akan

memperlihatkan dua perbedaan tersebut. Current tax expense merupakan

tax expense yang mencerminkan perbedaan permanen dan perbedaan

Page 66: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

50

temporer antara laba akuntansi dan laba fiskal digitung dari perkalian tarif

pajak yang berlaku pada suatu tahun pajak dikalikan dengan penghasilan

kena pajak pada tahun tersebut (Harnanto, 2003). Oleh karena itu current

tax expense akan mencerminkan laba fiskal yang sesungguhnya.

H2 : Current Tax Expense berpengaruh terhadap earning management.

3. Akrual dengan Earning Management

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomis (IAI, 2013). Agar laporan mencapai

tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual (Winda, 2008).

Penyusunan laporan yang menggunakan metode akrual di gunakan olehpara

manajer dengan memanipulasi laba sedemikian rupa untuk mempengaruhi

keputusan stakeholder. Oleh karena itu, ada kecenderungan para manajer

untuk mengatur laba sedemikian rupa dengan menerapkan income-

increasing discreationary accruals (artinya usaha untuk merekayasa laba

dengan menurunkan tingkat laba pada tingkat tertentu untuk membalikkan

kebijakan akrual yang dilakukan sebelumnya). (Elingga, 2008).

Dasar akrual umumnya memberikan indikasi yang lebih baik dalam

laporan keuangan karena transaksi dan peristiwa keuangan diakui pada saat

kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam

laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Namun konsep akrual

tersebut memiliki kelemahan yaitu dapat dimanfaatkan untuk rekayasa

Page 67: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

51

angka-angka dalam laporan keuangan, sehingga dapat digunakan untuk

mengubah angka laba yang dihasilkan apabila standar akuntansi

memungkinkan melalui praktik manajemen laba.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan adanya

peranan akrual yang dapat digunakan sebagai indikator adanya manajemen

laba. Untuk itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Akrual berpengaruh terhadap earning management.

Page 68: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan karakteristik masalah, jenis penelitian ini merupakan

rancangan penelitian kausalitas yaitu tipe penelitian dengan karakteristik

masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel independen dan

variabel dependen (Indriantoro dan Supomo, 2009:27). Penelitian ini bertujuan

untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh antara variabel

independen, yaitu aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan akrual

terhadap variabel dependen, yaitu earning management.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 - 2014. Metode pengambilan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode purposive

sampling adalah teknik pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau

pertimbangan pribadi semata. Dengan kata lain penentuan sampel yang

diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dirumuskan terlebih

dahulu oleh peneliti terhadap sampel penelitian (Santoso dan Wedari,

2007:98).

Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 69: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

53

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode penelitian (2011 - 2014).

2. Perusahaan tersebut sudah terdaftar di BEI minimal 1 Januari 2009.

3. Penerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

per 31 Desember dari tahun 2011 - 2014.

4. Laporan keuangan tersebut terdapat informasi yang lengkap terkait dengan

semua variabel yang diteliti.

5. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing dalam laporan keuangan.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan jenis dan sumber data sekunder. Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009:147).

Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang go public dan terdaftar di BEI pada tahun 2011 - 2014 yang

telah dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id dan Pusat

Referensi Pasar Modal BEI. Pemilihan BEI sebagai sumber pengambilan data

dengan alasan BEI merupakan bursa efek terbesar dan representatif di

Indonesia, dimana dalam tahun 2011 hingga 2014 dianggap cukup mewakili

kondisi BEI yang relatif normal.

Page 70: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

54

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini untuk menguji apakah deferred tax expense, current tax

expense dan akrual berpengaruh pada earnings management pada perusahaan

manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan

rentang waktu selama lima tahun yaitu tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji

hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi logistik

dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan

SPSS versi 20.0.

1. Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012:12) menyatakan, statistik deskriptif berfungsi untuk

mendiskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti

mealaui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Tujuan pengujian ini adalah

untuk mempermudah pemahaman variabel - variabel yang digunakan dalam

penelitian ini. Statistik diskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai maksimum, nilai

minimum, serta standar deviasi.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013:19). Dengan menggunakan pengujian statistik berbantuan

software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 akan

diketahui rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi dari

setiap variabel yang digunakan.

Page 71: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

55

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi

logistik. Variabel kategorik dapat berupa skala nominal atau ordinal.

Metode regresi logistik cocok digunakan untuk penelitian yang variabel

dependennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik) dan variabel

independennya kombinasi antara metrik dan non metrik seperti halnya

dalam penelitian ini (Ghozali, 2013:333).

Logistic regression digunakan untuk menguji apakah variabel-

variabel deferred tax expense, current tax expense dan akrual berpengaruh

terhadap earning management. Metode ini juga digunakan dalam

penelitian sebelumnya oleh Syamsir, dkk (2013). Dalam regresi logistik

biner tidak memerlukan uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji normalitas data karena menurut

Ghozali logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada

variabel bebasnya (Ghozali, 2013:333).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pengujian

dengan regresi logistik menurut (Ghozali, 2013:340) sebagai berikut:

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi dilakukan dengan

menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square

pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow. Dengan memperhatikan

output dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis:

Page 72: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

56

1) Ho = Tidak ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi

dengan klasifikasi yang diamati.

2) Ha = Ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan

klasifikasi yang diamati.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi logistik dapat

memperhatikan nilai Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-

Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow, adapun

penjelasanya sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0,05 Ho diterima

2) Jika probabilitas < 0,05 Ho ditolak

Sehingga apabila nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of fit

test > 0,05, maka model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi

karena cocok dengan data observasinya. Sedangkan apabila nilai

Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test < 0,05, maka model

dikatakan tidak mampu memprediksi nilai observasi karena tidak cocok

dengan data observasinya (Ghozali, 2013:346).

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan cara

memperhatikan nilai antara -2 Log Likehood (LL) pada awal (block

number = 0) dan nilai -2 Log Likehood pada akhir (block number = 1).

Log Likehood pada regresi logistik serupa dengan pengertian “sum of

squared error” pada model regresi, sehingga apabila terjadi penurunan

Page 73: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

57

nilai -2 Log Likehood (block number = 0 - block number = 1) berarti

menunjukkan bahwa model regresi yang baik atau model yang

dihipotesakan fit dengan data (Ghozali, 2013:341).

c. Menguji Koefisien Determinasi

Tujuan pengujian ini adalah untuk melihat seberapa besar

persamaan regresi dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil dari

pengujian ini dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Dalam

pengujian koefisien determinasi berdasarkan nilai Nagelkerke R Square,

terdapat nilai Cox & Snell R Square yang dapat diinterpretasikan sama

seperti koefisien determinasi R2 pada regresi linier berganda. Nilai

koefisien Nagelkerke R Square umumnya lebih besar dari nilai koefisien

Cox & Snell R Square (Ghozali, 2013:341).

d. Menguji Koefisien Regresi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menguji koefisien regresi

antara lain:

1) Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5 %.

2) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada

signifikansi p-value (probabilitas value). Jika p-value > α, maka

hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya jika p-value < α, maka

hipotesis alternatif diterima.

Page 74: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

58

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:342):

Ln = + DTE + CTE + AKR +

Di mana :

Y = Earning Management, dimana kategori 1 untuk kategori small

profit firms dan kategori 0 untuk kategori small loss firms.

= Konstanta

βx1 = Deferred Tax Expense.

βx2 = Current Tax Expense.

βx3 = Akrual.

ε = Error.

E. Operasional Variabel Penelitian

Terdapat empat variabel yang diukur di dalam penelitian ini yaitu

variabel deferred tax expense, current tax expense dan akrual sebagai variabel

independent dan earning management sebagai variabel dependent. Pada

bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya:

1. Deffered Tax Expense (X1)

Indikator variabel ini berdasarkan pengukuran ini sesuai yang

dilakukan oleh Philips et al. (2003), Yulianti (2005), Hendrawan (2007),

Rahmawati (2007) dan Amali (2009) adalah sebagai berikut:

Page 75: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

59

DTEit = DTEit

Ait-1

Keterangan:

DTEit = Deferred tax expense perusahaan i pada tahun t

Ait = Total Asset pada tahun t-1

2. Current Tax Expense (X2)

Northcut dan Vines (1998) menyebutkan bahwa current tax expense

secara signifikan berpengaruh terhadap earning management karena

current tax expense berbanding terbalik dengan deffered tax expense, maka

perusahaan ingin memperbesar earning tax rate dengan membayar current

tax expense yang lebih kecil dan deffered tax expense harus menjadi lebih

besar. Indikator variabel current tax expense diukur dengan cara membagi

current tax expense dengan total asset pada tahun sebelumnya adalah

sebagai berikut:

CTEit = CTEit

Ait-1

Keterangan:

CTEit = Current tax expense perusahaan i pada tahun t

Ait = Total Asset pada tahun t-1

3. Akrual (X3)

Dalam akuntansi dikenal istilah basis akrual dan basis kas. Istilah

akrual digunakan untuk menentukan penghasilan pada saat diperoleh dan

Page 76: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

60

untuk mengakui beban yang sepadan dengan revenue pada periode yang

sama, tanpa memperhatikan waktu penerimaan kas dari penghasilan yang

bersangkutan. Komponen akrual merupakan pengakuan kejadian non kas

dalam laporan laba rugi namun diharapkan akan diterima atau dibayarkan

biasanya dalam kas dimasa yang akan datang (Belkaoui, 2007:14). Dalam

penelitian ini variabel akrual diproksi dengan discretionary accrual dari

Modified Jones Model yang merupakan model terbaik untuk

mendeteksimanajemen laba (Suranggane, 2007). Langkah-langkah untuk

memperoleh akrual:

TAccit = EBEIit – (CFOit - EIDOit)

Keterangan:

TAccit = Total Akrual perusahaan i pada periode t

EBEIit = Income before extraordionary items pada tahun t (EBIT)

CFOit = Cash flows from operation pada tahun t

EIDOit = Extraordionary items and discontinued operation tahun t (0)

4. Earning Management (Y)

Earning management merupakan perilaku yang dilakukan oleh

manajer perusahaan untuk meningkatkan atau menurunkan laba dalam

proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan

dirinya sendiri (Belkaoui, 2007:201). Variabel earning management

merupakan variable dummy, yaitu variabel yang bersifat kategorikal atau

dikotomi (Ghozali, 2009:49), dimana kategori 1 untuk perusahaan berada

dalam range small profit firms dan 0 untuk perusahaan berada dalam range

Page 77: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

61

small loss firms. Perusahaan yang berada pada range 0 - 0,06 dikategorikan

small profit firms, sedangkan perusahaan yang berada pada range -0,09 - 0

dikategorikan small loss firms.

Menurut Philip et.al (2003) menyatakan jika perubahan laba bersih

tahun t-1 terhadap tahun t, dibagi dengan harga pasar saham diakhir tahun

adalah ≥ 0 dan < 0. Berikut ini adalah formula untuk mendapatkan skala

pengukuran variabel probabilitas perusahaan untuk melakukan manajemen

laba:

Scaled Earning Change

Page 78: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan

sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia mulai tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan sektor

Manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki

laporan keuangan yang telah diaudit. Fokus penelitian ini adalah ingin

melihat pengaruh deffered tax expense, current tax expense dan akrual

terhadap earning management.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

untuk perusahaan manufaktur tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Proses Seleksi Populasi Perusahaan Manufaktur

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode penelitian (2011 - 2014)

130

2. Perusahaan tersebut belum terdaftar di BEI minimal 1

Januari 2011

(12)

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 79: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

63

Tabel 4.1

Proses Seleksi Populasi Perusahaan Manufaktur

No. Kriteria Jumlah

3. Perusahaan yang delisting dari tahun 2011 – 2014 (3)

4.

Penerbitkan laporan keuangan yang belum diaudit oleh

auditor independen per 31 Desember dari tahun 2001 -

2014

(0)

5. Laporan keuangan tersebut tidak terdapat informasi yang

lengkap terkait dengan semua variabel yang diteliti

(61)

6. Terdapat akun pada laporan keuangan dengan mata uang

asing yang dikonversi ke rupiah

(18)

Total Sampel Perusahaan 36

Tahun Penelitian 4

Total Sampel 144

Sumber: data diolah

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan yang

menjadi objek penelitian berjumlah 36 perusahaan, tahun penelitian mulai

dari 2011 – 2014 (4 tahun). Maka total sampel berjumlah 144 (36 x 4 =

144).

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (deffered

tax expense, current tax expense) terhadap earning management.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas

elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0

untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-

Page 80: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

64

variabel yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah

melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampling atau

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan

manufaktur pada periode 2011 - 2014 berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing

dari tahun 2011.

Tabel deskriptif menjelaskan variabel - variabel independen yaitu,

deffered tax expense, current tax expense, akrual dan variabel dependen

earning management. Dan data yang akan diolah adalah data laporan

tahunan periode 2011 - 2014.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 144

data observasi untuk perusahaan Manufaktur yang berasal dari perkalian

antara periode penelitian 4 tahun dari tahun 2011 sampai 2014 dengan

jumlah perusahaan sampel 36 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data

mengenai statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DTE 144 .00 .19 .0193 .02928 CTE 144 -2929.92 42336.12 220.5172 3585.06457 AKR 144 -3923570 2355840 -65115.57 616973.13 EM 144 0 1 .52 .501

Valid N (listwise) 144

Sumber: data diolah

Tabel di atas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing

variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan

menggunakan statistik deskriptif terhadap deffered tax expense

Page 81: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

65

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar 0,19

dengan rata-rata sebesar 0,0193 dan standar deviasi 0,02928. Hasil

analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap current tax

expense menunjukkan nilai minimum sebesar -2929,92, nilai maksimum

sebesar 42336,12 dengan rata-rata sebesar 220,5172 dan standar deviasi

3585,06457. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

terhadap akrual menunjukkan nilai minimum sebesar -3923570, nilai

maksimum sebesar 2355840 dengan rata-rata -651155,57 dan standar

deviasi 616973,13. Dan untuk variabel dependen yang berupa earning

management menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum

sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,52 dan standar deviasi 0,501.

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Analisis regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi logistik dengan tipe regresi logistik biner. Regresi biner digunakan

untuk memprediksi besarnya variabel tergantung atau variabel keluaran

yang merupakan variabel biner dengan menggunakan variabel berskala

interval yang sudah diketahui. Variabel biner adalah data dengan skala

nominal (kategorial) yang hanya terdiri dari dua kemungkinan (Sarwono

dan Budiono, 2012).

Dalam penelitian ini untuk perusahaan manufaktur variabel

dependen (respons) Y bertipe kategorial atau dua pilihan yaitu: small loss

firms = 0 dan small profit firms = 1. Keterangan ini dapat dilihat dalam

tabel identifikasi data:

Page 82: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

66

Tabel 4.3

Identifikasi Data

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Small Loss Firm 0 Small Profit Firm 1

Sumber: data diolah

Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 144 atau

N=144. Untuk melihat kelengkapan daya yang diproses dalam penelitian ini

dan tidak adanya missing case ditunjukkan pada tabel Case Processing

Summary sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data yang Diproses

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 144 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 144 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 144 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Sumber: data diolah

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik

dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2013:340):

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji

hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hal ini

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

Page 83: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

67

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis

nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena

sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2013:341).

Tabel 4.5

Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.224 8 .920

Sumber: data diolah

Untuk menguji kelayakan model regresi kita menggunakan

angka probabilitas pada bagian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test. Dari output yang diperoleh nilai Chi-square sebesar 3,224

dengan probabilitas 0,920 atau lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka

model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

b. Hasil Uji Overall Model Fit

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan -2LogL

pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model dihipotesiskan fit

dengan data (Ghozali, 2013:341). Log Likelihood mirip dengan

pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga

penurunan model Log Likelihood menunjukkan model regresi yang

semakin baik.

Page 84: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

68

Untuk melihat model yang lebih baik untuk memprediksi

kemungkinan terjadinya internet financial reporting pada perusahaan

manufaktur menggunakan nilai -2 Log Likelihood. Dari hasil

perhitungan terjadi penurunan nilai -2 Log Likelihood pada blok pertama

(block number = 0) yaitu nilai -2 Log Likelihood sebesar 199,376 seperti

yang terlihat pada tabel 4.6 dibanding -2 Log Likelihood pada blok

kedua (block number = 1) yaitu nilai -2 Log Likelihood sebesar 182,727

seperti yang terlihat pada tabel 4.7. Hasil ini memberikan simpulan

bahwa model regresi kedua lebih baik dari pada regresi model pertama

dalam mempengaruhi earning management.

Tabel 4.6

Tabel Uji Overall Model Fit

(block number = 0) Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0 1 199.376 .083

2 199.376 .083

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 199.376 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: data diolah

Tabel 4.7

Tabel Uji Overall Model Fit

(block number = 1) Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant DTE CTE AKR

Step 1

1 182.727 .141 -.001 -.010 .010

2 182.635 .149 -.001 -.011 .011

3 182.635 .149 -.001 -.011 .011

a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 199.376 d. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: data diolah

Page 85: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

69

c. Hasil Koefisien Determinasi

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

pada perusahaan manufaktur ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R

Square yang merupakan modifikasi dari koefisien Cox&Snell R Square

untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai

Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,146 yang berarti variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

adalah sebesar 14,6 %.

Tabel 4.8

Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 182.635a .110 .146

a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: data diolah

d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi

Menurut data, perusahaan yang mengalami range small loss firms

(0) adalah 144 perusahaan sedangkan hasil observasinya 26 perusahaan.

Jadi ketepatan klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang

mengalami small loss firms sebesar 62,3% (43/69) sedangkan, data

untuk perusahaan small profit firms (1) adalah 144 perusahaan dan hasil

observasinya 52 perusahaan, maka ketepatan data klasifikasi yang

diamati untuk perusahaan small profit firms (1) sebesar 69,3% (52/75).

Secara keseluruhan ketepatan klasifikasi dalam penelitian ini sebesar

66%.

Page 86: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

70

Dari hasil persamaan regresi logistic dalam penelitian ini

menunjukan daya klasifikasi ketepatan prediksi keseluruhan sebesar

66% dengan klasifikasi untuk kelompok perusahaan yang mengalami

small loss firms sebesar 62,3% dan untuk kelompok perusahaan yang

mengalami small profit firms sebesar 69,3%. Ini ditunjukan dengan

classification table pada output SPSS dengan cut-off value 0,50 dan

mendukung hipotesis dalam penelitian yang berarti variabel independen

(deffered tax expense, current tax expense, akrual) dapat digunakan

untuk memprediksi earning management perusahaan.

Tabel 4.9

Hasil Uji Klasifikasi Classification Table

a

Observed Predicted

EM Percentage Correct Small Loss Firm Small Profit Firm

Step 1 EM

Small Loss Firm 43 26 62.3

Small Profit Firm 23 52 69.3

Overall Percentage 66.0

a. The cut value is .500

Sumber: data diolah

e. Hasil Matriks Klasifikasi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat angka signifikan lebih

kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5 %

maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.

Analisis uji regresi ini untuk menguji seberapa jauh semua variabel

terikat. Hasil koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan

nilai probabilitas (sig) pada tabel berikut:

Page 87: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

71

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Data

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DTE -.001 .005 .032 1 .859 .999

CTE -.011 .004 6.325 1 .012 .989

AKR .011 .005 5.921 1 .015 1.011

Constant .149 .713 .044 1 .834 1.161

a. Variable(s) entered on step 1: DTE, CTE, AKR.

Sumber: data diolah

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan

model berikut ini:

Ln = + CTE + AKR

Ln = - 0,024 – 0,011 CTE + 0,011 AKR

Tabel 4.11

Ringkasan Hasil Uji Signifikansi

No Hipotesis Hasil Uji Signifikansi

1 Deffered tax expense tidak berpengaruh

terhadap earning management. Tidak Didukung

2 Current tax expense berpengaruh

terhadap earning management. Didukung

3 Akrual berpengaruh terhadap earning

management. Didukung

Sumber: Data skunder yang diolah

1) Deffered Tax Expense Tidak Berpengaruh terhadap Earning

Management

Hasil menunjukkan bahwa variabel deferred tax expense yang

diproksikan dengan Z”score tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap earning management. Dengan bukti empiris bahwa nilai

signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,859 lebih besar dari

Page 88: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

72

0,05 artinya bahwa H1 ditolak, hasil sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Amanda dan Febrianti (2015) Hasil menyatakan

bahwa beban pajak kini berpengaruh terhadap manajemen laba,

sedangkan beban pajak tangguhan dan basis akrual tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba. Hasil penelitian juga diperkuat oleh

Febrianto (2014) yang menyatakan bahwakepemilikan asing

berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan beban pajak

tangguhan, kepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial dan kepemilikan keluarga tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

2) Current Tax Expense Berpengaruh terhadap Earning

Management

Hasil menunjukkan bahwa variabel current tax expense pada

perusahaan manufaktur berpengaruh secara signifikan terhadap

earning management. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi

(sig) dari variabel tersebut adalah 0,012 lebih kecil dari 0,05 artinya

bahwa H2 diterima. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Juliati dan Tjaraka (2011) dengan judul “kemampuan deferred

tax expense dan current tax expense dalam mendeteksi earnings

management di saat perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun

2008 - 2010 (studi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia)”. Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya deferred tax

expense dan current tax expense yang memiliki kemampuan dalam

Page 89: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

73

mendeteksi earnings management di saat perubahan tarif pajak

penghasilan badan. Tarif pajak yang berbeda antara tahun 2008, 2009

dan 2010 menjadi varibal dummy dan perubahan tarif pajak dari

tahun 2008 ke tahun 2009 yang memiliki pengaruh terhadap earnings

management. Hasil juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nusu (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh penerapan

IFRS, pajak, dan karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur di bursa bursa efek Indonesia tahun

2010 - 2013. Hasil penelitian menyatakan bahwa pajak memiliki

pengaruh positif terhadap manajemen laba dan blok holder

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba sedangkan IFRS dan

financial leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

3) Akrual Berpengaruh terhadap Earning Management

Hasil menunjukkan bahwa variabel akrual pada perusahaan

manaufaktur berpengaruh secara signifikan terhadap earning

management. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari

variabel tersebut adalah 0,015 lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa H3

diterima. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widiastuti dan Chusniah (2010) yang meneliti mengenai “analisis

aktiva pajak tangguhan dan discretionary accrual sebagai predictor

manajemen laba pada perusahaan manajemen laba pada perusahaan

yang terdaftar di BEI” Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa

aktiva pajak tangguhan dan discretionary accrual berpengaruh

Page 90: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

74

terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Subagyo dan Oktavia (2011) dalam

penelitiannya yang berjudul “pengaruh discretionary accrual dan

beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba”. Hasil penelitian

menyatakan bahwa discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba sedangkan beban pajak tangguhan berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Page 91: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh deffered tax

expense, current tax expense dan akrual terhadap earning management.

Populasi dalam peneltian ini adalah perusahaan Mnaufatur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan periode waktu 4 tahun

dari tahun 2011 hingga 2014. Penelitian ini dilakukan terhadap permasalahan

dengan menggunakan model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian regresi logistik ditemukan bahwa deffered tax

expense tidak berpengaruh secara signifikan dan terhadap earning

management.

2. Berdasarkan pengujian regresi logistik ditemukan bahwa current tax

expense berpengaruh secara signifikan dan terhadap earning management.

3. Berdasarkan pengujian regresi logistik ditemukan bahwa akrual

berpengaruh secara signifikan dan terhadap earning management.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dtemukan bahwa variabel yang

berpengaruh terhadap earning management adalah current tax expense dan

akrual, sedangkan variabel deffered tax expense tidak berpengaruh terhadap

Page 92: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

76

earning management. Dengan hasil penelitian tersebut maka saran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa deferred tax expense tidak berpengaruh

dan negatif terhadap earning management, maka sebaiknya investor dan

petugas pajak melakukan analisa pada komponen deferred tax expense

yaitu aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa current tax expense berpengaruh dan

negatif terhadap earning management, maka sebaiknya petugas pajak

melakukan analisa pada laporan keuangan dengan melakukan rekonsiliasi

fiskal.

3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa akrual berpengaruh dan positif terhadap

earning management, maka sebaiknya investor dan petugas pajak

melakukan analisa pada akun akrual pada laporan balance sheet untuk

mengidentifikasi biaya-biaya yang benar digunakan pada operasional

perusahaan pada setiap periode laporan keuangan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel selain yang

dapat mempengaruhi earning management, seperti aktiva pajak tangguhan,

kewajiban pajak tangguhan, penghapusan piutang, tax amnesty dan lain-

lain.

Page 93: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

77

DAFTAR PUSTAKA

Amanda Felicia dan Febrianti Meiriska, “Analisis Pengaruh Beban Pajak Kini,

Beban Pajak Tangguhan dan Basis Akrual terhadap Manajemen Laba”,

Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni, 2015.

Anthony dan Govindarajan, “Management Control System”, Edisi 11,

penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista, Penerbit Salemba

Empat, Buku 2, Jakarta, 2005.

Belkaoui, Ahmed, “Accounting Theory”, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, “Dasar - dasar Manajemen Keuangan”,

Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Budiman, Taufik, Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Akrual terhadap

Indikasi Adanya Praktik Manajemen Laba (Studi Epiris pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Akuntansi Keuangan,

vol.2, No 4, Jakarta, 2013.

Damayanti, Theresia, “Perbandingan Akrual dan Pajak Tangguhan dalam

Pengujian Aliran Kas Masa Datang dan Return Saham”, Jurnal

Akuntansi/Tahun XII, No. 03, 2008.

Deviana, Birgita, “Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini

Dalam Deteksi Manajemen Laba pada Saat Seasoned Equity Offerings”,

Jurnal Akuntansi Perpajakan, Vol. 3, No. 1, Jakarta, 2011.

Djamaludin, Subekti, Analisis Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba

Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Aliran Kas pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

Riset Akuntansi Indonesia Vol. 11, No. 1, Hal. 52-74, Jakarta, 2008.

Elingga, Muna, “Pengaruh Komponen Akuntansi Akrual Sebagai Prediktor Arus

Kas Koperasi pada Saat Krisis dan Setelah Krisis”, Jurnal

Akuntansi/Tahun XII, No. 02 (132:14), 2008.

Febrianto, Arief, “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Struktur Kepemilikan

terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia”, Jurnal TEKUN/Volume V, No. 02, September

2014: 218-229, 2014.

Ghozali, Iman, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Page 94: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

78

Gideon, Boediono, Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan

Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo, 2005.

Gunny, K., “What are the Consequences of Real Earnings Management”

Working Paper, University of Colorado, No. 64 pp - 311-357, 2005.

Harnanto, “Akuntansi Perpajakan”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2011.

Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat,

Jakarta, 2013.

Indrianto, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta, BPFE, 2009.

Jayanto, Prabowo Yud dan Kiswanto, “Deferred Tax Expense and Accruals

dalam Memprediksi Earning Management (Penelitian Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Akuntansi,

Vol. 4 No. 2, Semarang, 2008.

John J. O. I Lhalau, “Manajemen Earning dalam Penawaran Perdana Saham di

Bursa Efek Jakarta Periode 1998 - 2000”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

(Dian Ekonomi). Vol. VIII No. 2, Jakarta, 2002.

Juliati dan Heru Tjaraka, “Kemampuan Deferred Tax Expense dan Current Tax

Expense dalam Mendeteksi Earnings Management di Saat Perubahan

Tarif Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 - 2010 (Studi pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Akuntansi,

Volume 1, Nomor 2, Mataram, 2014.

Mardiasmo, “Perpajakan”, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta, 2011.

Nusu, Nursulastiani Sultan, “Pengaruh Penerapan IFRS, Pajak dan Karakteristik

Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013”, Trisakti Journal Of Accounting

2015, Vol. 1, No. 3. Jakarta, 2015.

Panggabean, Ryan Raymond, “Pengaruh Corporate Governanc Terhadap

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia”,

Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1. Semarang, 2011.

Philips, Pincus, S.O Rego, “Earning Management: New Evidence Based on

Deffered Tax Expense”. The Accounting Review, No. 78 pp - 491-521,

2003.

Purba, Marisi, Akuntansi Pajak Penghasilan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Page 95: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

79

Robinson, “Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian”,

Salemba, Empat Jakarta, 2008.

Roychowdhury, Sugata, “Earnings Management Through Real Activities

Manipulation”, Journal of Accounting and Economics 42 (2006) 335–

370, Cambridge, 2006.

Samsul, Mohamad, “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, Erlangga,

Jakarta, 2006.

Scott, William, “Financial Accounting Theory”, Pearson Education Canada, Inc.,

Toronto, 2006.

Stice, Earl K, “Accounting Intermediate”, Edisi 15, Salemba Empat, Jakarta,

2010.

Suandy, Erly, “Hukum Pajak”, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Subagyo dan Oktavia, “Pengaruh Discretionary Accrual dan Beban Pajak

Tangguhan terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Akuntansi, Volume 11,

Nomor 1, Semarang, 2011.

Sulistyanto, Sri, “Manajemen Laba Teori dan Model Empiris”, Grasindo,

Jakarta, 2008.

Sulistiyo dan Midiastuty, Pratana, ”Analisis Hubungan Mekanisme Corporate

Governance dan Indikasi Manajemen Laba”, Artikel Simposium

Nasional Akuntansi (SNA) VI, Vol. 2. No. 1, Surabaya, 2003.

Suranggane, Zulaikha, “Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual Sebagai

Prediktor Manajemen Laba”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Vol. 4, No. 1, 2007.

Ulfah, Yana, “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Dan Perencanaan Pajak

Terhadap Praktik Manajemen Laba”, Prosiding Simposium Nasional

Perpajakan 4, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Samarinda, 2012.

Waluyo, “Akuntansi Pajak”, Edisi 2, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta,

2011.

Widyaningsih, Aristanti dan Cynthia Ayu Purnamawati, “Pengaruh Beban Pajak

Tangguhan Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba”, Prosiding

Seminar Nasional, ISBN: 978-602-17225-0-3, Bandung, 2012.

Page 96: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

80

Wjayanti, Sri, “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Persistensi Laba

dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Akuntansi,

Vol. 1, No. 2, Surabaya, 2015.

Yulianti, “Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam Memprediksi Manajemen

Laba”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2, No. 1, Juli, pp-

107-129, 2005.

Zain, Mohammad, “Manajemen Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Page 97: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

81

Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan

NO Emiten Nama Perusahaan

1. AKKU PT Aneka Kemasindo Utama, Tbk

2. AKPI PT Argha Karya Prima Industry, Tbk

3. AMFG PT. Asahimas Flat Glas, Tbk

4. APLI PT. Asiaplast Industries, Tbk

5. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk

6. BRNA PT. Berlina, Tbk

7. BTON PT. Betonjaya Manunggal, Tbk

8. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener, Tbk

9. CTBN PT. Citra Tubindo, Tbk

10. DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk

11. ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk

12. FASW PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk

13. GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

14. IGAR PT. Champion Pacific Indonesia Tbk

15. IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk

16. INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk

17. INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

18. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

19. JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk

20. JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk

21. JPRS PT. Jaya Pari Steel, Tbk

22. LION PT. Lion Metal Works, Tbk

23. LMSH PT. Lionmesh Prima, Tbk

24. MAIN PT. Malindo Feedmill, Tbk

25. MLIA PT. Mulia Industrindo, Tbk

26. NIKL PT. Pelat Timah Nusantara, Tbk

27. PICO PT. Pelangi Indah Canindo, Tbk

28. SIMA PT. Siwani Makmur, Tbk

29. SIPD PT. Sierad Produce, Tbk

30. SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk

31. SMGR PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

32. SPMA PT. Suparma, Tbk

33. SULI PT. SLJ Global, Tbk

34. TOTO PT. Surya Toto Indonesia, Tbk

35. TRST PT. Trias Sentosa, Tbk

36. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk

Page 98: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

82

Lampiran 2: Hasil Perhitungan Data Mentah

Perhitungan DTE

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014

1. AKKU 0,0858 0,0560 0,1883 0,0066

2. AKPI 0,0410 0,0473 0,0749 0,0664

3. AMFG 0,0025 0,0029 0,0016 0,0006

4. APLI 0,0486 0,0433 0,0383 0,0374

5. ARNA 0,0044 0,0028 0,0014 0,0057

6. BRNA 0,0014 0,0266 0,0024 0,0093

7. BTON 0,0140 0,0098 0,0080 0,0062

8. BUDI 0,0074 0,0020 0,0040 0,0873

9. CTBN 0,0001 0,0003 0,0039 0,0028

10. DPNS 0,0378 0,0073 0,0753 0,0147

11. ETWA 0,0056 0,0090 0,0065 0,0366

12. FASW 0,0829 0,0766 0,0534 0,0593

13. GDST 0,0374 0,0141 0,0012 0,0052

14. IGAR 0,0022 0,0017 0,0022 0,0036

15. IKAI 0,0118 0,0195 0,0515 0,0555

16. INAI 0,0055 0,0009 0,0026 0,0026

17. INKP 0,0297 0,0245 0,0195 0,0151

18. INTP 0,0317 0,0226 0,0174 0,0134

19. JKSW 0,1346 0,1359 0,0107 0,0159

20. JPFA 0,0005 0,0048 0,0036 0,0026

21. JPRS 0,0063 0,0065 0,0075 0,0111

22. LION 0,0019 0,0025 0,0024 0,0022

23. LMSH 0,0200 0,0008 0,0006 0,0106

24. MAIN 0,0028 0,0190 0,0059 0,0142

25. MLIA 0,0102 0,0090 0,0299 0,0228

26. NIKL 0,0062 0,1039 0,0002 0,0002

27. PICO 0,0040 0,0036 0,0047 0,0015

28. SIMA 0,0029 0,0017 0,0046 0,0052

29. SIPD 0,0002 0,0014 0,0000 0,0000

30. SMCB 0,0625 0,0321 0,0029 0,0228

31. SMGR 0,0001 0,0001 0,0002 0,0017

32. SPMA 0,0020 0,0025 0,0046 0,0010

33. SULI 0,0043 0,0192 0,0247 0,0107

34. TOTO 0,0140 0,0175 0,0209 0,0241

35. TRST 0,0014 0,0009 0,0152 0,0036

36. UNIC 0,0114 0,0151 0,0160 0,0114

Page 99: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

83

Perhitungan CTE

No. Perusahaan 2011 2012 2013 2014

1. AKKU 4,83 -16,06 18,58 -301,24

2. AKPI 71,42 63,70 65,56 83,99

3. AMFG 24,53 26,58 31,49 28,16

4. APLI 133,77 190,02 352,61 39,05

5. ARNA 24,48 17,49 14,43 14,52

6. BRNA 44,79 30,17 275,30 77,25

7. BTON 22,23 19,02 23,84 89,36

8. BUDI 78,26 311,14 -297,16 165,25

9. CTBN 22,37 21,38 18,16 28,10

10. DPNS -196,27 36,57 4,35 100,97

11. ETWA 36,50 145,25 31,50 -49,15

12. FASW 99,24 972,34 -70,84 140,59

13. GDST 24,33 76,59 40,12 -272,01

14. IGAR 21,62 21,73 23,47 16,72

15. IKAI 72,33 -2349,19 -1078,43 -2169,65

16. INAI 127,71 85,16 120,76 83,91

17. INKP 917,90 -378,47 -474,06 42336,12

18. INTP 15,42 16,81 19,06 38,60

19. JKSW -2929,92 -2844,07 -2677,41 -2731,59

20. JPFA 41,16 37,76 58,43 99,75

21. JPRS 41,17 149,12 114,38 -314,11

22. LION 24,96 23,72 24,60 43,31

23. LMSH 23,06 33,94 28,03 38,82

24. MAIN 22,26 22,32 31,97 -150,16

25. MLIA 302,78 -957,93 237,13 187,50

26. NIKL -1517,76 -115,59 552,93 389,17

27. PICO 136,47 148,10 111,96 146,17

28. SIMA -18,67 -303,72 -554,59 -548,02

29. SIPD 250,13 691,87 1091,18 124,37

30. SMCB 23,31 233,15 38,76 50,79

31. SMGR 19,53 19,66 22,62 57,42

32. SPMA 136,83 120,87 -231,02 125,27

33. SULI 199,58 43,83 26,62 89,46

34. TOTO 17,88 15,18 20,15 23,02

35. TRST 58,54 113,40 82,37 195,42

36. UNIC 98,46 78,91 31,33 73,22

Page 100: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

84

PERHITUNGAN AKRUAL

No Perusahaan 2011 2012 2013 2014

1 AKKU 1943388570.00 766623259 -2886434614 48898819730

2 AKPI -134955290820 -12203338709 24262231836 -374349388471

3 AMFG -335386567264 -411134551380 -551873570625 -564249444362

4 APLI -17653483258 14311951742 -61602779020 -22314312024

5 ARNA -143852448461 -237695664630 -278877715202 -238937644100

6 BRNA -96770552076 -101095799599 -103086472813 -198105469311

7 BTON -33565165550 -26137494909 -11077947139 -7643747493

8 BUDI -74059820511 -1645912690 -222243843886 -68189867636

9 CTBN -332999654298 -19650869936 -537610666113 -300788473629

10 DPNS -14122044340 -6530781854 -660688165 -5877762478

11 ETWA 3044537845 -53434067824 226069701200 -176214302118

12 FASW -1911187129796 -422204679850 -209910765041 -1327852701205

13 GDST -20585827747 -370214739892 -192924779196 -220244499811

14 IGAR -26838792878 -32191665305 -31571715955 -25762743598

15 IKAI 978161970 -4586094303 11911944684 15834743660

16 INAI -19866165000 99406581427 -77754705674 -81915057561

17 INKP -1617939288552 -1601379327084 -3640457871265 -3014647610087

18 INTP -3883706581977 -5674816123258 -5419261935900 -5344601025007

19 JKSW -4778245834 -732843739 -89959070 -9380946485

20 JPFA 75144872309 -299123635109 -173609000000 -1570533000000

21 JPRS 36795353296 10271380072 -78622505616 76997866163

22 LION -40207226506 -66606122581 -52556630144 -61833251075

23 LMSH -5100070294 -10588683810 -13814772211 -9999761781

24 MAIN -66218380470 -293046400259 -109332624515 301780475310

25 MLIA -180066474915 -518836806517 -638446973725 -460633645000

26 NIKL 108639985327 -64670065321 -4689962110 -110240054967

27 PICO 13820564979 25484273295 5967845178 -24408903218

28 SIMA 5594681788 4008389312 10093288570 -3624161343

29 SIPD -22464538884 142720790667 -43981898630 -26515918298

30 SMCB -2086234319955 -1692109961543 -2262245151332 -1709436705035

31 SMGR -4415748427869 -5591858634476 -6047147495000 -6721170878000

32 SPMA -112526813581 -27880708966 -73269743170 -32968578086

33 SULI -24330013023 20565777539 183638929560 -34541033158

34 TOTO -235996721371 -188137137822 -320626740014 -307708247257

35 TRST -131729499161 -76503870398 -111913168168 -236909861230

36 UNIC 55047163045 -207684055192 -19650622880 -312432450473

Page 101: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

85

Perhitungan Earning Management

No Perusahaan 2011 2012 2013 2014

1 AKKU 0 1 1 0

2 AKPI 0 0 1 1

3 AMFG 1 1 0 1

4 APLI 0 0 0 1

5 ARNA 1 1 1 1

6 BRNA 1 1 0 1

7 BTON 1 1 1 0

8 BUDI 1 0 1 0

9 CTBN 1 0 1 0

10 DPNS 0 1 1 0

11 ETWA 1 0 0 0

12 FASW 0 0 0 1

13 GDST 0 0 1 0

14 IGAR 1 0 0 1

15 IKAI 0 1 0 1

16 INAI 1 0 0 1

17 INKP 0 1 1 0

18 INTP 1 1 1 0

19 JKSW 0 0 1 1

20 JPFA 0 1 0 0

21 JPRS 1 0 1 0

22 LION 1 1 0 0

23 LMSH 1 1 0 0

24 MAIN 1 1 0 0

25 MLIA 0 1 0 1

26 NIKL 0 0 1 0

27 PICO 1 0 1 1

28 SIMA 1 0 1 1

29 SIPD 0 0 0 0

30 SMCB 1 1 0 0

31 SMGR 1 1 1 0

32 SPMA 1 1 0 1

33 SULI 0 1 0 1

34 TOTO 1 1 1 1

35 TRST 1 0 0 0

36 UNIC 1 0 1 0

Page 102: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

86

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DTE 144 .00 .19 .0193 .02928 CTE 144 -2929.92 42336.12 220.5172 3585.06457 AKR 144 -3923570 2355840 -65115.57 616973.13 EM 144 0 1 .52 .501

Valid N (listwise) 144

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 144 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 144 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 144 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Small Loss Firm 0 Small Profit Firm 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0 1 199.376 .083

2 199.376 .083

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 199.376 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a,b

Observed Predicted

EM Percentage Correct Small Loss Firm Small Profit Firm

Step 0 EM

Small Loss Firm 0 69 .0

Small Profit Firm 0 75 100.0

Overall Percentage 52.1

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Page 103: DAN AKRUAL TERHADAP EARNING MANAGEMENTrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · perusahaan kemudian berkeinginan untuk menaikan laba yang dilaporkan kepada para pemegang

87

Block 1: Method = Enter

Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant DTE CTE AKR

Step 1

1 182.727 .141 -.001 -.010 .010

2 182.635 .149 -.001 -.011 .011

3 182.635 .149 -.001 -.011 .011

a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 199.376 d. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 182.635a .110 .146

a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.224 8 .920

Classification Table

a

Observed Predicted

EM Percentage Correct Small Loss Firm Small Profit Firm

Step 1 EM

Small Loss Firm 43 26 62.3

Small Profit Firm 23 52 69.3

Overall Percentage 66.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DTE -.001 .005 .032 1 .859 .999

CTE -.011 .004 6.325 1 .012 .989

AKR .011 .005 5.921 1 .015 1.011

Constant .149 .713 .044 1 .834 1.161

a. Variable(s) entered on step 1: DTE, CTE, AKR.

Correlation Matrix

Constant DTE CTE AKR

Step 1

Constant 1.000 -.709 -.646 -.678

DTE -.709 1.000 .245 .290

CTE -.646 .245 1.000 .169

AKR -.678 .290 .169 1.000