84
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK MADRASAH TSANAWIYAH DAN PROFIL MTs PENYELENGGARA ASOSIASI MTs PENYELENGGARA SKS JAWA TIMUR 2017

DAN PROFIL MTs PENYELENGGARA · Seluruh Kepala, Wakakur & Ketua Program Penyelaras Ide: ... terhambat untuk menyelesaikan program studinya karena harus menunggu temannya yang lain,

Embed Size (px)

Citation preview

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN

SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK

MADRASAH TSANAWIYAH

DAN

PROFIL

MTs PENYELENGGARA

ASOSIASI MTs PENYELENGGARA SKS

JAWA TIMUR

2017

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

ii

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)

PENYELENGGARAAN

SISTEM KREDIT SEMESTER

(SKS)

UNTUK

MADRASAH TSANAWIYAH

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

iii

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan

Sistem Kredit Semester

Untuk

Madrasah Tsanawiyah

Pelindung :

Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prop Jawa Timur:

Drs. H. Leksono, M.Pd.I

Konsultan Pembina:

Dr. H. Suwardi, M.Pd

Drs. H.M.Syamsuri, M.Pd

Penanggungjawab:

Pengurus Asosiasi MTs Penyelenggara SKS:

Aripin, S.Pd.,M.A. --- Drs. Jamiluddin,M.Pd.I

H. Mohammad Holis, S.Ag, M.Si --- H.Ahmad Zamroni,SS. M.Pd., MA.

Dra. Farida Priyatna,MM. --- Enik Rusmiati,S.Pd

Vivin Novaliana, S.Pd --- Moch.Sultan Agung,M.Pd.I

Drs. Mujtahid --- Agus Budi Hariyanto,S.Pd

Kontributor Naskah:

Tim Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jatim;

Seluruh Kepala, Wakakur & Ketua Program

Penyelaras Ide:

H.Ahmad Zamroni,SS.M.Pd. MA.

Distribusi dan Dokumentasi:

Syahril Effendi, SE.,MSA.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

iv

KATA SAMBUTAN

Bidang Pendidikan Madrasah

Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada

Madrasah Tsanawiyah ini dengan gembira disertai ucapan puji dan syukur kepada Allah

SWT. Ini menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Penyelenggara SKS di Jawa Timur

serius meningkatkan mutu layanan pendidikan sekaligus ingin memberi inovasi-inovasi

pendidikan kepada masyarakat. Mudah-mudahan ini dapat memenuhi kebutuhan guru,

peserta didik, dan masyarakat untuk memperoleh informasi yang lebih banyak tentang

Sistem Kredit Semester (SKS). Petunjuk Teknis semacam ini sangat penting untuk

memperkenalkan Sistem Kredit Semester dengan segala karakteristik yang dimilikinya

serta menjadi pedoman bersama dalam penyelenggaraannya di madrasah.

Penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah

ini diharapkan pula dapat memacu madrasah-madrasah lain untuk meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat luas. Dengan kata lain, keunggulan Fleksibilitas, Maju

Berkelanjutan dan berkeadilan yang dianggap melekat pada Sistem Kredit Semester

(SKS) diharapkan dapat dirasakan oleh peserta didik yang melaksanakan sistem ini.

Pelayanan yang terbaik dari madrasah dari berbagai sisi dalam dunia pendidikan menjadi

daya tarik tersendiri untuk menarik minat dan dukungan masyarakat luas.

Akhir kata, semoga Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah

Tsanawiyah ini membawa manfaat dan maslahat yang besar bagi pengembangan

madrasah.

Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah!

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, 11 September 2017

Kepala Bidang

ttd

Drs.H. Leksono, M.Pd.I

NIP. 196311141986031006

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala anugerahNya sehingga

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS Madrasah Tsanawiyah bisa tersusun untuk

menjadi pedoman bagi penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah.

Madrasah Tsanawiyah sedang berusaha meningkatkan mutu pendidikan, salah

satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan

dengan Sistem Kredit Semester (SKS) yang memberi layanan variatif sesuai dengan

peserta didik yang majemuk dari segi bakat, minat dan kemampuan/kecepatan belajarnya

serta potensi kecerdasannya.

Keberhasilan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester

ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tim penyusun menyampaikan

ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur yang telah

mendukung penyelenggaran SKS Jawa Timur khususnya Kepala Bidang Pendidikan

Madrasah .

2. Dr. H. Suwardi, M.Pd., Drs. H.M. Syamsuri, M.Pd dan Prof. Dr. H. Eko Supriyanto,

M.Pd yang telah memberikan wawasan, arahan, bimbingan dan motivasi kepada

tim penyusun sehingga petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini

dapat terselesaikan.

3. Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur, yang telah melakukan koordinasi,

dan evaluasi terhadap seluruh penyelenggaran SKS di MTs di Jawa Timur.

4. Semua pihak yang telah mendukung dan mendo’akan dalam penyelesaian petunjuk

teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini.

Petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit semester ini belum sempurna,

karenanya kami mengharapkan kritik dan saran membangun demi proses

penyempurnaan. Akhirnya semoga petunjuk teknis penyelenggaraan sistem kredit

semester ini bermanfaat bagi semua warga madrasah dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya.

Sarangan, 29 Juli 2017

Tim Penyusun

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

vi

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

PETUNJUK TEKNIK PENYELENGGARAAN SKS BAB: I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Landasan .................................................................................................. 2

C. Tujuan ..................................................................................................... 4

BAB II: KONSEP, PRINSIP DAN TUJUAN SKS

A. Konsep ....................................................................................................... 5

B. Prinsip ........................................................................................................ 5

C. Tujuan ........................................................................................................ 6

BAB III: PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

A. Persyaratan Penyelenggara SKS ................................................ 7

B. Beban Belajar ........................................................................... 7

C. Indeks Prestasi ......................................................................... 9

D. Penerimaan Peserta Didik Baru............................................................... 11

E. Karakteristik Pembelajaran SKS di Madrasah ............................ 12

F. Penilaian dan Remedial ............................................................................. 14

G. Semester Pendek ........................................................................................ 13

H. Masa Transisi ke Jenjang Pendidikan selanjutnya ................................... 14

I. Mutasi Peserta Didik ................................................................ 16

J. Kelulusan ................................................................................................... 16

BAB IV: STRATEGI IMPLEMENTASI SKS

A. Mekanisme Persiapan ................................................................................. 17

B. Struktur Kurikulum Dan Roadmap/Sebaran Mata Pelajaran ...................... 18

C. Penyusunan serial Mata Pelajaran dan Pemetaan KI-KD ........................... 21

D. Penetapan Rombongan Belajar/Kelas......................................................... 29

E. Bimbingan Akademik Dan Bimbingan Konseling ............................. 30

F. Penyusunan Perangkat Pembelajaran ........................................................ 32

G. Persiapan Sarana Pendukung ...................................................... 32

H. Pelaksanaan Pembelajaran SKS ............................................................. 33

I. Evaluasi dan Tindak Lanjut ....................................................................... 35

BAB V: PENUTUP A. Penutup ....................................................................................................... 37

PROFIL MTs-SKS

A. SK Penyelenggara ....................................................................................... 38

B. Profil Madrasah Tsanawiyah Penyelenggara .............................................. 49

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia di semua satuan pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, pada umumnya menggunakan sistem

paket. Sistem ini mengharuskan semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran

yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Sistem ini dinilai kurang

aspiratif ketika menghadapi kenyataan bahwa peserta didik pada dasarnya majemuk

dari segi bakat, minat dan kemampuan/kecepatan belajarnya. Peserta didik yang

memiliki kemampuan/kecepatan belajar dan/atau potensi kecerdasan istimewa akan

terhambat untuk menyelesaikan program studinya karena harus menunggu temannya

yang lain, pun sebaliknya peserta didik yang lemah akan terpaksa untuk mengikuti

pola belajar peserta didik yang memiliki kemampuan/kecepatan belajar dan/atau

potensi kecerdasan istimewa.

Fenomena kemajemukan peserta didik ini seharusnya terlayani dengan baik,

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal

12 ayat 1 poin (b) menyatakan “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya”. Selanjutnya pada poin (f) menyatakan bahwa “Peserta didik pada

setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang

ditetapkan”.

Maka dari itu, sesuai dengan Undang-undang tersebut dan untuk memenuhi

pelayanan pendidikan yang efektif dan adil kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan

di atas, dapat ditempuh dengan menyelenggarakan Sistem Kredit Semester sebagaimana

yang diatur lebih lanjut pada Permendikbud Nomor 158 tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah.

Sistem Kredit Semester –selanjutnya disingkat SKS— ini diselenggarakan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

2 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

melalui pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang

fleksibel. Pengorganisasian pembelajaran bervariasi dilakukan melalui penyediaan

unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta

didik. Pengelolaan waktu belajar yang fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban

belajar untuk unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran oleh peserta didik

sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

Akhirnya diharapkan sistem ini dapat memberi layanan yang efektif, efisien

dan maksimal terhadap kemajemukan peserta didik agar potensinya bisa terekplorasi

dengan baik dan maksimal.

B. LANDASAN

Sistem kredit semester pada pendidikan Madrasah Tsanawiyah ini

berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 3

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara;

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia.

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 851);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

1382); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama No. 60

th.2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang

Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 Tentang Implementasi

Kurikulum 2013 di Madrasah;

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Madrasah

2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;

12. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 157 tahun 2014 tentang

Kurikulum Pendidikan Khusus;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan

Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53

Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan

Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

4 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Menengah;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang

Standar Penilaian Pendidikan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang

Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 03 tahun 2017 tentang

Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan

Pendidikan.

C. TUJUAN

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS pada Madrasah Tsanawiyah ini

bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat umum mengenai SKS sebagai

berikut:

1. Menjelaskan konsep, prinsip dan tujuan Sistem Kredit Semester (SKS) yang

berlaku bagi di satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

2. Menjelaskan penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

Tsanawiyah.

3. Menjelaskan strategi implementasi Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

Tsanawiyah.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 5

BAB II

KONSEP, PRINSIP DAN TUJUAN

A. KONSEP

Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran yang dinyatakan dalam

suatu kata atau simbol. Dalam merumuskan konsep Sistem Kredit Semester ini,

mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah. Di dalamnya mengandung pengertian-pengertian sebagai

berikut:

1. Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah: bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang peserta didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata

pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

2. Indeks Prestasi selanjutnya disebut IP adalah nilai akhir capaian pembelajaran

peserta didik pada akhir semester yang mencakup nilai kompetensi pengetahuan

dan kompetensi keterampilan

B. PRINSIP

Dalam melaksanakan SKS berprinsip kepada:

1. Fleksibilitas; penyelenggaraan SKS harus fleksibel dalam pilihan mata pelajaran

dan waktu penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta didik

menentukan dan mengatur strategi belajar secara mandiri.

2. Keunggulan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik memperoleh

kesempatan belajar dan mencapai tingkat kemampuan optimal sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

3. Maju Berkelanjutan; penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta didik

dapat langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih lanjut tanpa

terkendala oleh peserta didik lain.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

6 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

4. Keadilan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik mendapatkan

kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar yang

dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara perseorangan.

C. TUJUAN

1. Mengelola bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi masing-masing

kelompok peserta didik yang berbeda kecepatan belajarnya;

2. Memberikan layanan kepada peserta didik untuk menyelesaikan dan menjalani

proses pendidikannya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, juga bagi

peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.157

tahun 2014.

3. Sebagai bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi peserta didik secara

individu maupun kelompok yang berbeda kecepatan belajarnya untuk

memaksimalkan potensinya agar terlayani dengan baik dan tidak mengalami

underachievement.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 7

BAB III

PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

A. PERSYARATAN PENYELENGGARA SKS

Satuan pendidikan yang dapat menyelenggarakan SKS berpedoman pada

ketentuan sebagai berikut:

1. Satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang terakreditasi A dari Badan

Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M).

2. Penerapan SKS oleh satuan pendidikan tersebut dilakukan secara bertahap mulai

kelas VII pada satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

B. BEBAN BELAJAR

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta

didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Adapun

ketentuan pengaturan beban belajar dalam SKS adalah sebagai berikut:

1. Komponen Beban Belajar

Beban belajar SKS terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi

antara peserta didik dengan guru.

b) Kegiatan/penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh guru untuk

mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan

oleh guru.

c) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi

pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai

kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar

kesepakatan dengan guru.

Adapun beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal

50% untuk SMP/MTs, dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

8 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

bersangkutan.

Kegiatan tatap muka dalam beban belajar setiap satu jam pelajaran

dilaksanakan selama 40 menit jam pelajaran (JP) dan Kegiatan tatap muka dalam

beban belajar bagi peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata

yang ditunjukkan dengan IP>3,55 (dalam skala nilai 1-4) atau >89 (dalam skala nilai

1-100), durasi setiap satu jam pelajaran dapat dilaksanakan selama 30 menit sesuai

dengan Permendikbud nomor 158 tahun 2014 pasal 9.

2. Jumlah Beban Belajar

Penyelenggaraan SKS agar berjalan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu

batas minimal dan maksimal beban belajar yaitu sebagai berikut:

a) Peserta didik MTs yang menerapkan Kurikulum 2013 menempuh minimal 276

JP.

b) Setiap peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan

belajar dapat menyelesaikan program belajar paling cepat 4 (empat) semester dan

paling lambat 8 (delapan) semester.

3. Kriteria Pengambilan Beban Belajar

Pengambilan beban belajar menggunakan kriteria:

a) Prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya untuk pengambilan

beban belajar pada semester 1;

b) IP yang diperoleh pada semester sebelumnya sebagai dasar pengambilan beban

belajar pada semester berikutnya;

c) Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh Pembimbing

Akademik;

d) Satuan pendidikan dapat mengatur sebaran mata pelajaran secara tuntas dengan

pola kontinu/homogen dan diskontinu/on and off. Pola kontinu/homogen yaitu

setiap mata pelajaran selalu muncul tiap semester, sedangkan pola diskontinu/on

and off yaitu setiap mata pelajaran tidak harus muncul tiap semester;

e) Peserta didik dengan kecepatan belajar dan prestasi tinggi dapat mengambil

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 9

beban belajar lebih banyak dibanding dengan lainnya. Layanan pembelajaran

dapat dilakukan dalam bentuk individu dan/atau kelompok:

Layanan individu diberikan kepada peserta individu yang meminta tambahan

beban belajar dan mata pelajaran di luar jam pelajaran kelas atau rombongan

belajar (rombel) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik;

Layanan kelompok dapat dilakukan dengan membuat kelompok/kelas/

rombongan belajar tertentu dengan kecepatan dan prestasi/kemampuan yang

hampir sama. Pengelompokan dalam kelas/rombel khusus secara bervariasi

dapat dilakukan sejak awal masuk madrasah berdasarkan data yang diperoleh

pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan mempertimbangkan

nilai rapor, nilai tes masuk, dan dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil

psikotes.

C. INDEKS PRESTASI (IP)

Indeks Prestasi merupakan suatu alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan

semacam rerata terboboti. Pengambilan beban belajar dalam SKS memperhatikan Indeks

Prestasi yang dicapai oleh peserta didik setiap semesternya dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Pengambilan beban belajar untuk semester 1 (satu) berdasarkan prestasi yang

dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya (sebagaimana termaktub di dalam

Kriteria Pengambilan Beban Belajar) dengan memperhatikan salah satu atau

beberapa aspek dokumen berikut ini: a) nilai rapor, b) nilai Ujian

Sekolah/Madrasah, c) nilai USBN, d) prestasi akademik, dan d) nilai tes masuk.

Aspek tersebut dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil psikotes;

2. Pada semester berikutnya besaran beban belajar peserta didik berdasarkan IP pada

semester sebelumnya, dengan memperhatikan ketentuan dalam Permendikbud

no.158 tahun 2014, Permendikbud no.53 tahun 2015, Permendikbud no.23 tahun

2016 dan struktur kurikulum serta karakteristik mata pelajaran di madrasah,

menggunakan alternatif sebagai berikut :

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

10 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

2.1. Menggunakan IP Statis (Dasar Permendikbud 158 tahun 2014)

a. IP < 67 dapat mengambil beban belajar paling banyak 50 jam pelajaran;

b. IP 67 – 83 dapat mengambil beban belajar paling banyak 58 jam pelajaran;

c. IP 84 – 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 66 jam pelajaran;

dan

d. IP > 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 74 jam pelajaran.

2.2. Menggunakan IP Dinamis berdasar KKM satuan pendidikan (Dasar

Permendikbud no.23 tahun 2016), Contoh:

KKM : 70

Rentang IP Beban Belajar Semester Berikutnya

<70 50 JP

70-79 58 JP

80-89 66 JP

>89 74 JP

KKM : 75

Rentang IP Beban Belajar Semester Berikutnya

<75 50 JP

75-82 58 JP

83-90 66 JP

>90 74 JP

KKM : 80

Rentang IP Beban Belajar Semester Berikutnya

<80 50 JP

81-87 58 JP

88-93 66 JP

>93 74 JP

3. Penentuan Indeks Prestasi (IP) di MTs adalah rata-rata dari gabungan hasil

penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang masing-

masing dihitung dengan rumus sebagai berikut:

∑Ni x Bi IP =

∑Bi

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 11

Keterangan:

IP : Indeks Prestasi

Ni : Rata-rata nilai pengetahuan dan keterampilan tiap mata pelajaran

Bi : Beban belajar tiap mata pelajaran (JP)

D. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Calon peserta didik baru Madrasah Tsanawiyah yang menyelenggarakan SKS

dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Surat Keterangan dari SD/SDLB/MI/MILB/Program Paket A/Pendidikan

Pesantren Salafiyah Ula/sederajat;

2. Laporan Hasil Belajar/Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik;

3. Usia calon peserta didik baru maksimal 18;

4. Prestasi di bidang akademik, bakat olah raga atau bakat seni; dan prestasi lain

yang diakui madrasah/sekolah jika ada.

Madrasah dapat melakukan tes bakat skolastik atau tes potensi akademik dan

atau non akademik. Tes potensi akademik dan atau non akademik meliputi:

1. Tes Potensi Akademik (Tes tertulis antara lain mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia,IPA, IPS dan Agama atau sesuai dengan kebutuhan madrasah)

2. Tes Non Akademik meliputi :

a. Wawancara dengan calon peserta didik dan orang tua/wali peserta didik

b. Tes Bakat dan Kemampuan (jika diperlukan)

c. Praktek Ibadah

d. Tes Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

Seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) MTs yang berasal dari satuan

pendidikan asing dilakukan berdasarkan:

1. Surat rekomendasi Direktur Jenderal Pendidikan Islam, sesuai dengan

kewenangannya;

2. Usia calon peserta didik baru;

3. Prestasi di bidang akademik;

4. Bakat olah raga atau bakat seni; dan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

12 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

5. Prestasi lain yang diakui madrasah.

Adapun layanan kelompok pada SKS bagi peserta didik yang memiliki potensi

kemampuan/kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa, dapat

melakukan program percepatan, dibentuk sejak awal masuk madrasah, dengan

ketentuan sebagaimana tersebut di atas ditambah Permendikbud nomor 157 tahun

2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus pasal 15 poin 4 yaitu:

1. Peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa diukur dengan

tes psikologi; dan/atau

2. Peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di

bidang seni dan/atau olahraga.

Sesuai ketentuan di atas, Peserta didik yang memiliki potensi kemampuan /

kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa disarankan

memiliki rekomendasi dari lembaga psikologi dan/atau memiliki hasil tes kemampuan

intelektual umum dengan kategori superior.

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SKS DI MADRASAH

Madrasah merupakan entitas sekolah yang bercirikan Agama Islam, maka

dalam proses dan materi pembelajarannya harus melakukan diferensiasi demi

menciptakan kekhasan madrasah yang berkarakter unggul dibandingkan dengan

lembaga pendidikan lainnya. Pembelajaran di madrasah disarankan melakukan

diferensiasi baik dari segi materi ajar maupun proses pembelajaran, apalagi pada

layanan kelompok/kelas-kelas yang peserta didiknya mempunyai potensi

kemampuan/kecepatan belajar. Adapun diferensiasi dapat dilakukan dengan salah satu

atau berbagai cara berikut:

1. Diferensiasi Materi Ajar

Materi ajar dapat dideferensiasi melalui salah satu dari beberapa cara berikut:

a) Integration (perpaduan): Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan afeksi peserta didik, melalui:

Integrasi agama dalam konten materi pembelajaran

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 13

Integrasi agama dalam soal evaluasi pembelajaran dengan memasukkan

soal-soal berbasis afeksi dalam evaluasi pembelajaran.

Integrasi agama dalam perilaku dalam hubungan antar peserta didik

maupun guru.

b) Enrichment (pengayaan): independent study, guest speaker, mentors,

exchange program,dll.

c) Acceleration ( percepatan): multilevel enrollment, compaction (pemadatan),

dll.

d) Escalation (penanjakan): Menemukan materi esensial dan menambah level

materi sesuai dengan karakter keunggulan.

e) Deepening (Pendalaman): Pendalaman materi untuk mempertajam

kemampuan penguasaan setiap materi yang ada dalam rangka menghadapi

Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester hingga Ujian

Nasional.

2. Diferensiasi Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar dapat dideferensiasi dengan model dan metode:

a) Grouping (pengelompokan): cluster grouping, special school, seminars, dll.

b) Menggunakan pendekatan saintifik dengan karakteristik sebagai berikut:

berpusat pada peserta didik.

melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.

melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi peserta didik.

mengembangkan karakter peserta didik.

a) Menggunakan model-model pembelajaran yang beriontasi pada peserta

didik (student Centered) Misalnya : discovery learning, problem solving, dll.

b) Menggunakan metode presentasi dalam pembelajaran sebagai hasil kerja

individu maupun kelompok pada materi tertentu yang memungkinkan, agar

peserta didik sebagai subjek belajar bagi teman sebayanya.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

14 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

F. PENILAIAN DAN REMEDIAL

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ketentuan mengenai penilaian hasil

belajar peserta didik program SKS dan program remedial mengikuti peraturan

perundangan yang berlaku.

G. SEMESTER PENDEK (SP)

Semester pendek adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan guna

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai mata pelajaran

yang sudah pernah ditempuh dalam rangka meningkatkan Indeks Prestasi dan

memperpendek masa studi. Mekanisme semester pendek:

a. Peserta semester pendek mendaftarkan diri pada Penyelenggara Program SKS

atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaaan melalui guru pendamping

akademik;

b. Guru mata pelajaran wajib memberikan layanan semester pendek jika terdapat

peserta didik yang mendaftar peserta semester pendek;

c. Jumlah pertemuan adalah 6 jam tatap muka tiap 2 JP mata pelajaran dan dapat

ditambah sesuai kebutuhan.

H. MASA TRANSISI KE JENJANG PENDIDIKAN SELANJUTNYA

Apabila peserta didik menyelesaikan waktu studi lebih cepat dari seharusnya

dan terdapat masa kosong atau transisi ke jenjang selanjutnya, maka masa transisi

tersebut terdapat beberapa pilihan yang bisa dilakukan penyelenggara SKS untuk

mengisinya dengan antara lain:

1. Pengayaan materi, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan peserta didik

sebagai bentuk jaminan mutu program layanan, dengan ketentuan:

a. Program pengayaan hanya diberikan kepada peserta didik yang sudah lulus

pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta Pengayaan materi mendaftarkan diri kepada Penyelenggara Program

SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaan melalui guru

pendamping akademik;

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 15

c. Guru mata pelajaran wajib memberikan layanan pengayaan jika terdapat

peserta didik yang mendaftar peserta pengayaan materi;

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan.

2. Pengembangan keahlian

Pengembangan Keahlian ditujukan untuk menyiapkan peserta didik untuk

bermasyarakat dan mandiri, dengan ketentuan:

a. Program Pengembangan keahlian hanya diberikan kepada peserta didik yang

sudah lulus pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta pengembangan keahlian mendaftarkan diri Penyelenggara Program

SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaan melalui guru

pendamping akademik;

c. Pembina pengembangan keahlian wajib memberikan layanan jika terdapat

peserta didik yang mendaftar peserta pengembangan keahlian;

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan.

3. Dril soal Ujian Akhir Madrasah dan Ujian Nasional.

Dril soal ini ditujukan untuk menyiapkan peserta didik menghadapi Ujian Akhir

Madrasah dan Ujian Nasional , dengan ketentuan:

a. Program dril hanya diberikan kepada peserta didik yang telah menuntaskan

seluruh beban belajar;

b. Guru mata pelajaran wajib wajib memberikan layanan kepada seluruh peserta

didik yang memenuhi kriteria;

c. Guru mata pelajaran melalui penyelenggara program SKS atau madrasah bisa

bekerjasama dengan pihak luar dalam melaksanakan dril soal tersebut.

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan;

4. Pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade)

a. Program pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade) diberikan kepada

peserta didik yang memiliki kemampuan khusus untuk berprestasi;

b. Peserta pengembangan prestasi atau olimpiade dapat mendaftarkan diri

kepada Penyelenggara Program SKS atau BAAS melalui guru pendamping

akademik;

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

16 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

J. MUTASI PESERTA DIDIK

Madrasah memfasilitasi mutasi peserta didik antar madrasah/sekolah

penyelenggara SKS dengan madrasah/sekolah lain yang masih menggunakan sistem

paket. Mutasi dilaksanakan melalui mekanisme dan prosedur:

1. Madrasah memfasilitasi penyetaraan langsung terhadap beban belajar yang

telah ditempuh pada sekolah asal;

2. Penyetaraan dari madrasah/sekolah sistem paket dapat dilakukan melalui

matrikulasi dan mempertimbangkan KI-KD mata pelajaran yang sudah

ditempuh;

3. Madrasah juga memfasiltasi mutasi ke madrasah/sekolah sistem paket sesuai

dengan bentuk Laporan Hasil Belajar/Laporan Capaian Kompetensi

sekolah/madrasah tujuan;

K. KELULUSAN

Kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS

pada dasarnya dapat dilakukan pada setiap akhir semester dan/atau disesuaikan

dengan ketentuan pemerintah.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di MTs setelah:

a. Menyelesaikan seluruh beban belajar yang dipersyaratkan bagi peserta didik pada

satuan pendidikan berdasarkan Sistem Kredit Semester (SKS);

b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c. Lulus Ujian Satuan Pendidikan / Program Pendidikan.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 17

BAB IV

STRATEGI IMPLEMENTASI SKS

A. MEKANISME PERSIAPAN

Penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi phasing

in/out dimulai tahun pertama, dimana penerapan SKS dimulai kelas VII, sedangkan

kelas VIII dan IX masih menggunakan Sistem Paket. Pada tahun kedua, terdapat dua

angkatan yang menerapkan SKS, dan pada tahun ketiga seluruh angkatan menerapkan

SKS.

Tabel 1: Tahapan Penyelenggaraan SKS

PERIODE TAHAPAN PENERAPAN SKS

KELAS VII

KELAS VIII

KELAS IX

Tahun Pertama Sistem Kredit Semester Sistem Paket Sistem Paket

Tahun Kedua Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Paket

Tahun Ketiga dst Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester

Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan:

1. Melakukan sosialisasi, koordinasi, dan konsolidasi kepada guru, staf TU, dan

komite;

2. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan Sistem Paket dan SKS

yang disahkan oleh Kementerian Agama;

3. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) dengan menyesuaikan SKS

dengan unit-unit pembelajaran tiap mata pelajaran;

4. Merancang jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbing Akademik

(PA) dan Konselor/BK.

5. Madrasah yang menerapkan sistem SKS harus memiliki izin dari Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai

dengan kewenangan masing-masing (Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 pasal 3

poin 2).

6 . Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orang tua.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

18 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

B. STRUKTUR KURIKULUM DAN ROADMAP/SEBARAN MATA PELAJARAN

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum memuat

beban belajar dan sebaran mata pelajaran, peserta didik wajib menyelesaikan mata

pelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum.

Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi dua kelompok;

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya

dikembangkan oleh pusat sedangkan mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok

mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan

konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Beban belajar dalam struktur kurikulum dapat ditempuh secara bervariasi

dengan mengikuti dua pola, yaitu: kontinu/homogen dan diskontinu/on and off.

1. Pola Kontinu/Homogen

Pada pola pembelajaran kontinu setiap mata pelajaran selalu muncul di tiap

semester. Dalam hal ini pemilihan beban belajar berlaku ketika peserta didik memilih

tambahan jam pelajaran (beban belajar) pada beberapa atau semua mata pelajaran

sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Penambahan jam pelajaran berimplikasi

pada tambahan unit pembelajaran (konten) dan kegiatan yang diperlukan di luar jam

pelajaran yang telah ada.

Pada layanan kelompok pola kontinu, satuan pendidikan dapat menyusun

variasi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajarnya. Struktur kurikulum disusun

bervariasi, terdiri atas: 6 semester, 5 semester, dan 4 semester.

Tabel 2: Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Kontinu

MATA

PELAJARAN JP

6 semester 5 semester 4 semester

Kelompok A 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 PAI

a. AlQur'an

Hadis 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3

b. Akidah

Akhlak 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 19

MATA

PELAJARAN JP

6 semester 5 semester 4 semester

Kelompok A 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4

c. Fiqih 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3

d. SKI 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3

2 PPKn 18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4

3

B.

Indonesia 36 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 9 9 9 9

4 B. Arab 18 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5

5 Matematika 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 8 8 7 7

6 IPA 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 8 8

7 IPS 24 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 6 6 6 6

8 B. Inggris 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6

Kelompok B

1

Seni

Budaya 18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4

2 PJOK 18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5

3 Prakarya 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3

4 Mulok:

........... 12 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

Alokasi

Perpekan 288 48 48 48 48 48 48 57 57 57 57 58 71 71 71 71

2. Pola Diskontinu/On-Off

Pada pola pembelajaran diskontinu, setiap mata pelajaran tidak harus muncul

di tiap semester. Untuk mengakomodasi peserta didik yang cepat, maka jumlah serial

mata pelajaran dianjurkan maksimum adalah 4 (empat) seri. Dengan serial mata

pelajaran ini, satuan pendidikan menyusun peta jalan (road map) pembelajaran secara

bervariasi.

Penyusunan roadmap /sebaran mata pelajaran bertujuan untuk menyajikan

pilihan on/off bagi peserta didik dan mengakomodasi beban mengajar 24 jam bagi

guru. Penyusunan roadmap pembelajaran dilakukan dengan beberapa langkah

sebagai berikut;

a. Lakukan inventarisasi jumlah seluruh rombongan belajar kelas VII yang diterima

melalui PPDB.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

20 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

b. Selanjutnya disusun peta jalan / sebaran mata pelajaran dalam tabel yang

dilengkapi jam pelajaran untuk semester ganjil (1, 3, dan 5) dan semester genap

(2, 4, dan 6). Dalam mengisi On/Off mata pelajaran perlu dipertimbangkan hal-

hal sebagai berikut.

(1) Prioritas rancangan adalah mata pelajaran yang diujikan pada UN.

(2) Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mata pelajaran on pada

semester tertentu pada pilihan/kelas A dan B maka pada pilihan/kelas C dan

D dirancang menjadi off dan sebaliknya.

(3) Dalam praktiknya jumlah jam pelajaran semester ganjil dan genap tidak

selalu sama, oleh karena itu peta jalan akan bersifat fleksibel penggunaannya.

Tabel 3: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 6

Semester

MATA

PELAJARAN

BEBAN JP /

SERI JML KELAS A,B (6 smt) KELAS C,D (6 smt)

Kelompok A 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 PAI

a. AlQur'an

Hadis 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4

b. Akidah

Akhlak 4 4 4 12

4 4 4 4 4 4

c. Fiqih 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4

d. SKI 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4

2 PPKn 6 6 6 18 6 6 6 6

6 6

3 B. Indonesia 10 10 8 8 36 10 10 8 8 10 10 8 8

4 Bahasa Arab 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6

5 Matematika 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7

6 IPA 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7

7 IPS 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6

8 B. Inggris 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6

Kelompok B

1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4

2 PJOK 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4

3 Prakarya 2 2 4 4 12 4 4 4 2 2 4 4

4 Mulok........

Alokasi Per

Pekan 80 76 74 46 276 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 21

Tabel 4: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 5 Semester

dan 4 Semester

MATA

PELAJARAN

BEBAN JP /

SERI JML KELAS E (5 smt)

KELAS F

(4smt)

Kelompok A 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 PAI

a. AlQur'an

Hadis 4 4 4 12

4 4 4 4 4 4

b. Akidah

Akhlak 4 4 4 12

4 4 4 4 4 4

c. Fiqih 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4

d. SKI 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4

2 PPKn 6 6 6 18 6 6

6 6 6

6

3 B. Indonesia 10 10 8 8 36 10 10 8 8 10 10 8 8

4 Bahasa Arab 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6

5 Matematika 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7

6 IPA 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7

7 IPS 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6

8 Bahasa Inggris 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6

Kelompok B

1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4

2 PJOK 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4

3 Prakarya 2 2 4 4 12 2 2 4 4 2 2 4 4

4 Mulok...........

Jumlah Alokasi

Waktu Per

Minggu

80 76 74 46 276 56 56 57 53 54 68 70 68 70

C. PENYUSUNAN SERIAL MATA PELAJARAN DAN PEMETAAN KI-KD

1. Penyusunan Serial Mata Pelajaran

Penyusunan serial mata pelajaran merupakan bagian penting dalam SKS

dengan member nomor seri pada mata pelajaran yang tertuang pada struktur

kurikulum dan beban belajar. Dengan penyusunan serial, maka nomenklatur mata

pelajaran dilengkapi dengan nomor seri, seperti Matematika 1, Matematika 2, dan

seterusnya.

Pada kurikulum 2013, Penyusunan serial mengacu pada kompetensi dasar dari

KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Pada dua aspek ini (pengetahuan dan

keterampilan) memiliki gradasi bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan fisik

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

22 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

dan mental peserta didik.

Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut;

a. Jumlah seri minimal 4 (empat) dan maksimal 6 (enam) untuk mengakomodasi

kemungkinan peserta didik menyelesaikan pembelajaran lebih cepat;

b. Susunan Kompetensi inti dan Pengurutan KD dari KI-3 dan KI-4 mengacu pada

urutan KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah dan Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014

Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab atau peraturan perundangan lain yang berlaku.

c. Beban belajar dinyatakan dalam setiap seri mata pelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan serial, artinya dimulai dari seri 1, seri 2,

dst. Peserta didik yang mengambil mata pelajaran Bahasa Inggris 2 disyaratkan

telah mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris 1 sebagai mata pelajaran prasyarat.

2. Pemetaan KI-KD

Setelah melakukan penyusunan serial mata pelajaran, maka konsekuensinya

adalah memetakan KI-KD yang semula tersusun atas tingkatan kelas VII, VIII, dan IX

menjadi KI-KD yang tersusun berdasar serial mata pelajaran. Penyusunannya

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tingkat perkembangan fisik dan mental

peserta didik; hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar; relevansi dan kontinuitas

materi pelajaran dan antar mata pelajaran dan kemudahan dalam keterpakaian.

Berikut ini contoh ilustrasi pemetaan serial mata pelajaran berdasarkan

hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Tabel 5: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 6

semester

MATA PELAJARAN Kode Semester Pemetaan KI-KD Mata

Pelajaran 1 2 3 4 5 6

Kelompok A

1

Pendidikan Agama

Islam

AlQur'an Hadis 1 QH 6.1 2

QH kelas 7 smt 1

AlQur'an Hadis 2 QH 6.2

2

QH kelas 7 smt 2

AlQur'an Hadis 3 QH 6.3

2

QH kelas 8 smt 1

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 23

MATA PELAJARAN Kode Semester Pemetaan KI-KD Mata

Pelajaran 1 2 3 4 5 6

AlQur'an Hadis 4 QH 6.4

2

QH kelas 8 smt 2

AlQur'an Hadis 5 QH 6.5

2

QH kelas 9 smt 1

AlQur'an Hadis 6 QH 6.6

2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1 AA 6.1 2

AA kelas 7 smt 1

Akidah Akhlak 2 AA 6.2

2

AA kelas 7 smt 2

Akidah Akhlak 3 AA 6.3

2

AA kelas 8 smt 1

Akidah Akhlak 4 AA 6.4

2

AA kelas 8 smt 2

Akidah Akhlak 5 AA 6.5

2

AA kelas 9 smt 1

Akidah Akhlak 6 AA 6.6

2 AA kelas 9 smt 2

Fiqih 1 FQ 6.1 2 F kelas 7 smt 1

Fiqih 2 FQ 6.2 2 F kelas 7 smt 2

Fiqih 3 FQ 6.3 2 F kelas 8 smt 1

Fiqih 4 FQ 6.4 2 F kelas 8 smt 2

Fiqih 5 FQ 6.5 2 F kelas 9 smt 1

Fiqih 6 FQ 6.6 2 F kelas 9 smt 2

SKI 1 SKI 6.1 2 SKI kelas 7 smt 1

SKI 2 SKI 6.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3 SKI 6.3 2 SKI kelas 8 smt 1

SKI 4 SKI 6.4 2 SKI kelas 8 smt 2

SKI 5 SKI 6.5 2 SKI kelas 9 smt 1

SKI 6 SKI 6.6 2 SKI kelas 9 smt 2

2 PPKn 1 PKn 6.1 3 PKn kelas 7 smt 1

PPKn 2 PKn 6.2 3 PKn kelas 7 smt 2

PPKn 3 PKn 6.3 3 PKn kelas 8 smt 1

PPKn 4 PKn 6.4 3 PKn kelas 8 smt 2

PPKn 5 PKn 6.5 3 PKn kelas 9 smt 1

PPKn 6 PKn 6.6 3 PKn kelas 9 smt 2

3 Bhs Indonesia 1 BI 6.1 6 BI kelas 7 smt 1

Bhs Indonesia 2 BI 6.2 6 BI kelas 7 smt 2

Bhs Indonesia 3 BI 6.3 6 BI kelas 8 smt 1

Bhs Indonesia 4 BI 6.4 6 BI kelas 8 smt 2

Bhs Indonesia 5 BI 6.5 6 BI kelas 9 smt 1

Bhs Indonesia 6 BI 6.6 6 BI kelas 9 smt 2

4 Bahasa Arab 1 BA 6.1 3 BA kelas 7 smt 1

Bahasa Arab 2 BA 6.2 3 BA kelas 7 smt 2

Bahasa Arab 3 BA 6.3 3 BA kelas 8 smt 1

Bahasa Arab 4 BA 6.4 3 BA kelas 8 smt 2

Bahasa Arab 5 BA 6.5 3 BA kelas 9 smt 1

Bahasa Arab 6 BA 6.6 3 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1 MTK 6.1 5 MTK kelas 7 smt 1

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

24 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

MATA PELAJARAN Kode Semester Pemetaan KI-KD Mata

Pelajaran 1 2 3 4 5 6

Matematika 2 MTK 6.2 5 MTK kelas 7 smt 2

Matematika 3 MTK 6.3 5 MTK kelas 8 smt 1

Matematika 4 MTK 6.4 5 MTK kelas 8 smt 2

Matematika 5 MTK 6.5 5 MTK kelas 9 smt 1

Matematika 6 MTK 6.6 5 MTK kelas 9 smt 2

6 IPA 1 IPA 6.1 5 IPA kelas 7 smt 1

IPA 2 IPA 6.2 5 IPA kelas 7 smt 2

IPA 3 IPA 6.3 5 IPA kelas 8 smt 1

IPA 4 IPA 6.4 5 IPA kelas 8 smt 2

IPA 5 IPA 6.5 5 IPA kelas 9 smt 1

IPA 6 IPA 6.6 5 IPA kelas 9 smt 2

7 IPS 1 IPS 6.1 4 IPS kelas 7 smt 1

IPS 2 IPS 6.2 4 IPS kelas 7 smt 2

IPS 3 IPS 6.3 4 IPS kelas 8 smt 1

IPS 4 IPS 6.4 4 IPS kelas 8 smt 2

IPS 5 IPS 6.5 4 IPS kelas 9 smt 1

IPS 6 IPS 6.6 4 IPS kelas 9 smt 2

8 Bahasa Inggris 1 BIG 6.1 4 BIG kelas 7 smt 1

Bahasa Inggris 2 BIG 6.2 4 BIG kelas 7 smt 2

Bahasa Inggris 3 BIG 6.3 4 BIG kelas 8 smt 1

Bahasa Inggris 4 BIG 6.4 4 BIG kelas 8 smt 2

Bahasa Inggris 5 BIG 6.5 4 BIG kelas 9 smt 1

Bahasa Inggris 6 BIG 6.6 4 BIG kelas 9 smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 6.1 3 SB kelas 7 smt 1

Seni Budaya 2 SB 6.2 3 SB kelas 7 smt 2

Seni Budaya 3 SB 6.3 3 SB kelas 8 smt 1

Seni Budaya 4 SB 6.4 3 SB kelas 8 smt 2

Seni Budaya 5 SB 6.5 3 SB kelas 9 smt 1

Seni Budaya 6 SB 6.6 3 SB kelas 9 smt 2

2 Penjas Orkes 1 PJOK 6.1 3 PJOK kelas 7 smt 1

Penjas Orkes 2 PJOK 6.2 3 PJOK kelas 7 smt 2

Penjas Orkes 3 PJOK 6.3 3 PJOK kelas 8 smt 1

Penjas Orkes 4 PJOK 6.4 3 PJOK kelas 8 smt 2

Penjas Orkes 5 PJOK 6.5 3 PJOK kelas 9 smt 1

Penjas Orkes 6 PJOK 6.6 3 PJOK kelas 9 smt 2

3 Prakarya 1 PR 6.1 2 PR kelas 7 smt 1

Prakarya 2 PR 6.2 2 PR kelas 7 smt 2

Prakarya 3 PR 6.3 2 PR kelas 8 smt 1

Prakarya 4 PR 6.4 2 PR kelas 8 smt 2

Prakarya 5 PR 6.5 2 PR kelas 9 smt 1

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 25

MATA PELAJARAN Kode Semester Pemetaan KI-KD Mata

Pelajaran 1 2 3 4 5 6

Prakarya 6 PR 6.6 2 PR kelas 9 smt 2

4 Mulok 1 MLK 6.1 2 MLK kelas 7 smt 1

Mulok 2 MLK 6.2 2 MLK kelas 7 smt 2

Mulok 3 MLK 6.3 2 MLK kelas 8 smt 1

Mulok 4 MLK 6.4 2 MLK kelas 8 smt 2

Mulok 5 MLK 6.5 2 MLK kelas 9 smt 1

Mulok 6 MLK 6.6 2 MLK kelas 9 smt 2

Tabel 6: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 5

semester

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

1 2 3 4 5

Kelompok A

1

Pendidikan

Agama Islam

AlQur'an Hadis 1 QH 5.1 3

QH kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

AlQur'an Hadis 2 QH 5.2

3

QH kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

AlQur'an Hadis 3 QH 5.3

2

QH kelas 8 smt 2

AlQur'an Hadis 4 QH 5.4

2

QH kelas 9 smt 1

AlQur'an Hadis 5 QH 5.5

2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1 AA 5.1 3

AA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

Akidah Akhlak 2 AA 5.2

3

AA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

Akidah Akhlak 3 AA 5.3

2

AA kelas 8 smt 2

Akidah Akhlak 4 AA 5.4

2

AA kelas 9 smt 1

Akidah Akhlak 5 AA 5.5

2 AA kelas 9 smt 2

Fiqih 1 FQ 5.1 2 FQ kelas 7 smt 1

Fiqih 2 FQ 5.2 2 FQ kelas 7 smt 2

Fiqih 3 FQ 5.3 3 FQ kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2

Fiqih 4 FQ 5.4 3

FQ kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9

smt 1

Fiqih 5 FQ 5.5 2 FQ kelas 9 smt 2

SKI 1 SKI 5.1 2 SKI kelas 7 smt 1

SKI 2 SKI 5.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3 SKI 5.3 3 SKI kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2

SKI 4

SKI 5.4 3

SKI kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9

smt 1

SKI 5 SKI 5.5 2 SKI kelas 9 smt 1

2 PPKn 1 PKn 5.1 3 PKn kelas 7 smt 1

PPKn 2 PKn 5.2 3 PKn kelas 7 smt 2

PPKn 3 PKn 5.3 4 PKn kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

26 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

1 2 3 4 5

PPKn 4

PKn 5.4 4

PKn kelas 8 sebagian smt 2 &

sebagian kls 9 smt 1

PPKn 5 PKn 5.5 4 PKn kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2

3 Bhs Indonesia 1 BI 5.1 7 Dipetakan guru berdasarkan tema

atau bab atau KI-KD Bhs Indonesia 2 BI 5.2 7

Bhs Indonesia 3 BI 5.3 7

Bhs Indonesia 4 BI 5.4 7

Bhs Indonesia 5 BI 5.5 8

4 Bahasa Arab 1 BA 5.1 4 BA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

Bahasa Arab 2

BA 5.2 4

BA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

Bahasa Arab 3 BA 5.3 3 BA kelas 8 smt 2

Bahasa Arab 4 BA 5.4 3 BA kelas 9 smt 1

Bahasa Arab 5 BA 5.5 4 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1 MTK 5.1 6 Dipetakan guru berdasarkan tema

atau bab atau KI-KD Matematika 2 MTK 5.2 6

Matematika 3 MTK 5.3 6

Matematika 4 MTK 5.4 6

Matematika 5 MTK 5.5 6

6 IPA 1 IPA 5.1 6 Dipetakan guru berdasarkan tema

atau bab atau KI-KD IPA 2 IPA 5.2 6

IPA 3 IPA 5.3 6

IPA 4 IPA 5.4 6

IPA 5 IPA 5.5 6

7 IPS 1 IPS 5.1 5 Dipetakan guru berdasarkan tema

atau bab atau KI-KD IPS 2 IPS 5.2 5

IPS 3 IPS 5.3 5

IPS 4 IPS 5.4 4

IPS 5 IPS 5.5 5

8 Bahasa Inggris 1 BIG 5.1 4 BIG kelas 7 smt 1

Bahasa Inggris 2 BIG 5.2 4 BIG kelas 7 smt 2

Bahasa Inggris 3 BIG 5.3 4 BIG kelas 8 smt 1

Bahasa Inggris 4

BIG 5.4 6

BIG kelas 8 smt 2 & sebagian kelas

9 smt 1

Bahasa Inggris 5 BIG 5.5 6 BIG kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 5.1 4 SB kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

Seni Budaya 2 SB 5.2 4

SB kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt1

Seni Budaya 3 SB 5.3 4 SB kelas 8 smt 2

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 27

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran

1 2 3 4 5

Seni Budaya 4 SB 5.4 3 SB kelas 9 smt 1

Seni Budaya 5 SB 5.5 3 SB kelas 9 smt 2

2 Penjas Orkes 1 PJOK 5.1 3 PJOK kelas 7 smt 1

Penjas Orkes 2 PJOK 5.2 3 PJOK kelas 7 smt 2

Penjas Orkes 3 PJOK 5.3 4 PJOK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2

Penjas Orkes 4 PJOK 5.4 4

PJOK kelas 8 sebagian smt 2 &

kelas 9 smt 1

Penjas Orkes 5 PJOK 5.5 4 PJOK kelas 9 smt 2

3 Prakarya 1 PR 5.1 3 PR kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

Prakarya 2 PR 5.2 3

PR kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

Prakarya 3 PR 5.3 2 PR kelas 8 smt 2

Prakarya 4 PR 5.4 2 PR kelas 9 smt 1

Prakarya 5 PR 5.5 2 PR kelas 9 smt 2

4 Mulok 1 MLK 5.1 2 MLK kelas 7 smt 1

Mulok 2 MLK 5.2 2 MLK kelas 7 smt 2

Mulok 3 MLK 5.3 2 MLK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2

Mulok 4 MLK 5.4 2

MLK kelas 8 sebagian smt 2 &

sebagian kelas 9 smt 1

Mulok 5 MLK 5.5 2

MLK sebagian kelas 9 smt 1 & kelas

9 smt 2

Tabel 7: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 4

semester

MATA PELAJARAN Kode Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4

Kelompok A

1

Pendidikan Agama

Islam

AlQur'an Hadis 1 QH 4.1 3

QH kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

AlQur'an Hadis 2 QH 4.2

3

QH kelas 7 sebagian smt 2 & QH Kelas

8 smt 1

AlQur'an Hadis 3 QH 4.3

3

QH kelas 8 smt 2 & QH kelas 9

sebagian smt 1

AlQur'an Hadis 4 QH 4.4

3 QH kelas 9 sebagian smt 1 & QH kelas

9 smt 2

(Atau Dipetakan guru berdasarkan

tema atau bab atau KI-KD) Akidah Akhlak 1 AA 4.1 3

Sda

Akidah Akhlak 2 AA 4.2

3

Sda

Akidah Akhlak 3 AA 4.3

3

Sda

Akidah Akhlak 4 AA 4.4

3 Sda

Fiqih 1 FQ 4.1 3 Sda

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

28 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

MATA PELAJARAN Kode Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4

Fiqih 2 FQ 4.2 3 Sda Fiqih 3 FQ 4.3 3 Sda Fiqih 4 FQ 4.4 3 Sda

SKI 1 SKI 4.1 3 Sda SKI 2 SKI 4.2 3 Sda

SKI 3 SKI 4.3 3 Sda SKI 4 SKI 4.4 3 Sda

2 PPKn 1 PKn 4.1 5 Sda PPKn 2 PKn 4.2 5 Sda PPKn 3 PKn 4.3 4 Sda PPKn 4 PKn 4.4 4 Sda

3 Bhs Indonesia 1 BI 4.1 9 Sda Bhs Indonesia 2 BI 4.2 9 Sda Bhs Indonesia 3 BI 4.3 9 Sda

Bhs Indonesia 4 BI 4.4 9 Sda

4 Bahasa Arab 1 BA 4.1 4 Sda

Bahasa Arab 2 BA 4.2 4 Sda Bahasa Arab 3 BA 4.3 5 Sda Bahasa Arab 4 BA 4.4 5 Sda

5 Matematika 1 MTK 4.1 8 Sda Matematika 2 MTK 4.2 8 Sda Matematika 3 MTK 4.3 7 Sda Matematika 4 MTK 4.4 7 Sda

6 IPA 1 IPA 4.1 7 Sda IPA 2 IPA 4.2 7 Sda

IPA 3 IPA 4.3 8 Sda IPA 4 IPA 4.4 8 Sda Sda

7 IPS 1 IPS 4.1 6 Sda IPS 2 IPS 4.2 6 Sda IPS 3 IPS 4.3 6 Sda IPS 4 IPS 4.4 6 Sda

8 Bahasa Inggris 1 BIG 4.1 6 Sda

Bahasa Inggris 2 BIG 4.2 6 Sda Bahasa Inggris 3 BIG 4.3 6 Sda Bahasa Inggris 4 BIG 4.4 6 Sda

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 4.1 3 Sda

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 29

MATA PELAJARAN Kode Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4

Seni Budaya 2 SB 4.2 3 Sda Seni Budaya 3 SB 4.3 3 Sda Seni Budaya 4 SB 4.4 3 Sda

2 Penjas Orkes 1 PJOK 4.1 4 Sda Penjas Orkes 2 PJOK 4.2 4 Sda

Penjas Orkes 3 PJOK 4.3 5 Sda Penjas Orkes 4 PJOK 4.4 5 Sda

3 Prakarya 1 PR 4.1 3 Sda Prakarya 2 PR 4.2 3 Sda Prakarya 3 PR 4.3 3 Sda Prakarya 4 PR 4.4 3 Sda

4 Mulok 1 MLK 4.1 2 Sda Mulok 2 MLK 4.2 2 Sda Mulok 3 MLK 4.3 2 Sda Mulok 4 MLK 4.4 2 Sda

D. PENETAPAN ROMBONGAN BELAJAR/KELAS

Langkah penetapan rombongan belajar pada tahun pertama dilakukan pada

saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). MTs penyelenggara SKS perlu

memfasilitasi pengisian data yang memuat riwayat hasil belajar dari nilai rapor, data

prestasi waktu di SD/MI, dan data kemampuan lain seperti data tes masuk, data

psikotes, dll. yang diperlukan untuk membuat klasifikasi kecepatan belajar peserta

didik. Beberapa langkah kegiatan penetapan rombongan belajar antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Mengelompokan siswa dengan variasi kecepatan belajar 4 semester, 5 semester,

dan 6 semester. Komposisi jumlah kelas/rombongan belajar umumnya lebih

banyak pada kategori 6 semester. Sementara itu kategori 4 semester paling

sedikit. Kriteria pengelompokan berdasarkan data nilai SD/MI dan hasil seleksi

PPDB. Contoh pilihan kriteria pengelompokan:

a. Berdasarkan Nilai Akhir (NA) yang diperoleh dari Nilai Sekolah/Madrasah

dengan Nilai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

b. Berdasarkan Nilai Akhir (NA) yang diperoleh dari rata-rata rapor SD/MI dan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

30 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

nilai tes masuk pada seleksi PPDB.

c. Kriteria (a) atau (b) dapat diperkuat dengan prestasi pendukung yang diperoleh

selama pendidikan sebelumnya dan/atau hasil psikotes.

Adapun contoh kriteria pengelompokannya berdasarkan Nilai Akhirnya adalah

sebagai berikut:

Nilai (NA) > 89 → kategori 4 semester

Nilai (NA) 75 s.d 88 → kategori 5 semester

Nilai (NA) < 75 → kategori 6 semester

2. Pada pola diskontinu, hasil pengelompokan berdasarkan kecepatan belajar

dilanjutkan pengelompokan berdasarkan pilihan road map/sebaran mata

pelajaran.

3. Memberikan nama rombongan belajar dengan kelas A, B, C, dst. / nama lain

sebagai kelas mayor (utama). Kelas utama ini dapat berkembang menjadi kelas

minor mulai semester dua akibat adanya peluang menambah beban mata pelajaran

pada saat pengisian KRS.

4. Menetapkan ruang kelas jika menggunakan sistem belajar kelas tetap. Pada sistem

belajar kelas bergerak (moving clasroom) tidak memiliki ruang kelas tertentu.

Sistem moving class merupakan sistem pendukung yang mendukung pelaksanaan

SKS tetapi tidak mutlak untuk dilaksanakan.

E. BIMBINGAN AKADEMIK DAN BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan akademik dan bimbingan konseling sangatlah penting dalam

penerapan SKS, kedua hal tersebut dilakukan oleh Pembimbing Akademik (PA) dan

Bimbingan Konseling (BK). PA dan BK melayani konsultasi peserta didik dalam

rangka mendorong optimalisasi potensi dan prestasi belajar peserta didik di madrasah.

1. Pembimbing Akademik (PA)

PA adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing perkembangan prestasi

akademik peserta didik sampai akhir masa studinya dan dapat diganti sesuai dengan

kebutuhan. PA membimbing peserta didik maksimal sebanyak 1 (satu) rombongan

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 31

belajar, adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS), pembagian

rapor, dan melaksanakan konsultasi akademik;

b. Memantau dan melakukan analisis data potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi

yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif

selama mengikuti pendidikan di sekolah agar potensi akademik peserta didik

berkembang secara maksimal;

c. Mengelola hasil observasi dan penilaian sikap spiritual dan sikap sosial

berdasarkan hasil observasi dan penilaian dari guru mata pelajaran;

d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, konselor/BK, dan guru

mata pelajaran.

2. Konselor/BK

Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan

pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal. Konselor/BK

memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik (konseli) agar mampu

mengembangkan potensi dan mandiri dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk

mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum.

Dalam pelaksanaan SKS, konselor/BK membimbing siswa dengan jumlah minimal

150 orang selama masa studi dengan tugas sebagai berikut:

a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan analisis

potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;

b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar peserta

didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui kegiatan pengembangan

diri di sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan khusus;

c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi kelompok sesuai

jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan

d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;

e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru mata

pelajaran.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

32 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

F. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Tahapan persiapan yang perlu dilakukan penyesuian adalah perangkat

pembelajaran, yaitu Silabus, Program Semester, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Penyesuaian diperlukan karena paradigma tahunan yang

biasanya dilakukan pada sistem paket harus disesuaikan dengan paradigma

semesteran pada SKS.

a. Silabus yang semula dirancang untuk kelas VII, VIII, dan IX perlu direkonstruksi

sesuai dengan serial mata pelajaran. Rekonstruksi silabus dilakukan dengan cara

memotong dan/atau menggabungkan kompetensi dan materi pokok sesuai dengan

hasil pemetaan KI-KD yang disusun pada serial mata pelajaran, dengan merujuk

pada lampiran Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan

Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 dan KMA No.165 Tahun

2014 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab, atau

peraturan lain yang berlaku.

b. Program semester dirancang untuk satu semester dan dapat digunakan pada

semester ganjil atau genap. Dengan demikian pada SKS tidak diperlukan program

tahunan, karena acuan program pembelajaran adalah semesteran.

(1) Secara umum mekanisme, prosedur, dan teknik penyusunan RPP mengacu pada

ketentuan Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar Dan Menengah atau peraturan lain yang berlaku. RPP perlu disesuaikan

dengan alokasi waktu sesuai dengan program semester. Dengan memperhatikan:

a) Alokasi waktu pertemuan sesuai dengan road map / sebaran mata pelajaran; b)

Perlu dilengkapi dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri;

G. PERSIAPAN SARANA PENDUKUNG

Pelaksanaan SKS di Madrasah Tsanawiyah memerlukan sarana pendukung

sebagai upaya memaksimalkan pencapaian peningkatan mutu layanan. Sarana

pendukung yang sebaiknya disiapkan antara lain:

a. Program aplikasi untuk sistem administrasi penilaian. Beberapa hal yang

mendorong pentingnya program aplikasi ini antara lain:

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 33

(1) Dalam kelas paralel terjadi perbedaan beban belajar dan mata pelajaran dalam

tiap semester;

(2) Membantu tugas PA dan BK dalam mengontrol dan membimbing peserta

didik melalui data yang tersimpan dalam program tersebut;

(3) Memudahkan data penilaian untuk mencetak laporan akhir semester dan

laporan kumulatif setiap akhir semester;

b. Bahan ajar mandiri yang dikembangkan sesuai dengan serial mata pelajaran

termasuk yang tersedia dalam bentuk digital dan mudah diakses. Hal ini untuk

mendorong kemandirian belajar peserta didik untuk mencapai keberhasilan

belajarnya.

c. Fasilitas dan waktu belajar yang fleksibel yang memberi layanan belajar lebih

luas bagi peserta didik tertentu dengan kemampuan dan semangat belajar yang

tinggi.

H. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SKS

Setelah melakukan persiapan di atas, selanjutnya sesuai dengan roadmap

pembelajaran yang sudah disusun maka perlu dilakukan beberapa tahapan langkah

sebagai berikut;

1. Penugasan Guru Mata Pelajaran

Penugasan guru mata pelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan yang baik dalam merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi pembelajaran. Dengan demikian pada tahun ke dua, guru yang

ditugaskan dapat menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah ada

dengan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.

b. Memiliki persiapan yang baik sebagai pembimbing, pembina, dan pemberi

motivasi kepada peserta didik.

c. Memiliki budaya belajar yang baik untuk terus berkembang dan integritas

terbaik dalam menjalankan tugas.

Penugasan guru mata pelajaran pada tahap awal menjadi langkah strategis dan

faktor yang kuat pengaruhnya pada keberhasilan pelaksanaan SKS.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

34 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

2. Penyusunan Jadwal Mata Pelajaran

Penyusunan Jadwal mata pelajaan yang memuat dua pola, yaitu pola

kontinu/homogen dan pola diskontinu/ on-off harus berdasarkan pada road map /

sebaran mata pelajaran.

3. Pelaksanaan Layanan Konsultasi PA dan BK

Pembimbing Akademik dan BK memberikan layanan bimbingan sesuai dengan

tugas dan fungsinya serta bekerjasama untuk melayani peserta didik sampai lulus.

4. Pelaksanaan UTS dan UAS

UTS dan UAS dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dalam jadwal semester guna

melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.

5. Pelaksanaan Rapat Akhir Semester

Rapat akhir semester merupakan kegiatan rutin untuk mengevaluasi hasil belajar

dan pelaksanaan SKS. Madrasah penyelenggara SKS perlu melakukan rapat akhir

semester guna membahas masalah kelulusan peserta didik pada tiap mata

pelajaran, semester pendek, kegiatan ekstrakurikuler dan tidak lagi membahas

masalah kenaikan kelas.

Beberapa masalah yang diagendakan dalam rapat akhir semester antara lain:

a. Hasil belajar satu semester mencakup keberhasilan dan ketuntasan peserta

didik dalam mata pelajaran;

b. Rekapitulasi peserta didik yang akan dilayani melalui kegiatan semeser pendek

dan perencanaan kegiatannya;

c. Mekanisme dan prosedur pengisian KRS sesuai dengan roadmap pembelajaran

dan penyesuaian terhadap hasil pengisian KRS;

d. Analisis hasil layanan PA dan BK selama satu semester;

e. Pembagian tugas mengajar untuk semester yang akan datang;

6. Penyusunan Laporan Hasil Belajar / Rapor

Penyusunan Laporan Hasil Belajar dilakukan di akhir semester yang diharapkan

memenuhi minimal dua kriteria, yaitu representatif (menggambarkan karakter

penilaian autentik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai

kurikulum 2013) dan user friendly (kemudahan pengguna dalam

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 35

memanfaatkannya). Oleh karena itu selain tersaji nilai pengetahuan, keterampilan,

dan sikap secara rinci dan terpisah dibolehkan untuk menyajikan nilai kesatuan

kedua aspek tersebut dalam satu nilai indeks prestasi.

7. Pelaksanaan Kegiatan Semester Pendek

Kegiatan semester pendek (SP) diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki

nilai, kegiatan semester pendek dilaksanakan setelah pembagian rapor semester,

dapat pula dilaksanakan pada libur akhir semester, hari sabtu (bagi sekolah dengan

5 hari belajar), atau pada jam di mana tidak ada pembelajaran. Kegiatan ini

dikoordinasi oleh penyelenggara SKS dengan jadwal kegiatan serta guru-guru

yang diberi tugas.

I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Evaluasi pelaksanaan SKS meliputi evaluasi kinerja satuan pendidikan yang

dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan oleh satuan

pendidikan pada setiap akhir semester, meliputi: tingkat kehadiran peserta didik,

pendidik, dan tenaga kependidikan, pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kegiatan ekstrakurikuler, dan hasil belajar peserta didik.

1) Evaluasi terhadap kurikulum meliputi:

a. Struktur beban belajar dan struktur kurikulum setiap program,

b. Serial mata pelajaran,

c. Susunan KI dan KD sesuai dengan serial mata pelajaran,

d. Peraturan akademik,

e. Mekanisme pemilihan beban belajar,

f. Menentukan pembimbing akademik,

g. Melaksanakan penilaian hasil belajar untuk menentukan Indeks Prestasi.

2) Evaluasi terhadap pengelola dilakukan setahun sekali, mencakup:

a. Tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan;

b. Tingkat capaian Standar Nasional Pendidikan oleh satuan pendidikan;

c. Tingkat efisiensi dan produktivitas satuan pendidikan;

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

36 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

d. Tingkat daya saing satuan pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional,

dan global.

3) Evaluasi Hasil

a. Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis hasil belajar peserta didik dalam

bentuk hasil tiap mata pelajaran dan perubahan perilaku. Setiap mata pelajaran

memiliki data hasil belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Evaluasi dilakukan setiap semester hingga hasil akhir UAMBN dan UN.

b. Evaluasi terhadap prilaku dilakukan melalui survei dan pengamatan pada aspek

kemandirian, motivasi, dan kepuasan terhadap layanan pembelajaran dan

penilaian.

Hasil evaluasi menjadi data pendukung bagi penguatan mutu pendidikan melalui

pelaksanaan SKS.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 37

BAB V

PENUTUP

Sistem Kredit Semester yang disingkat SKS merupakan bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang peserta didiknya diberi kesempatan menentukan jumlah beban belajar

dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar. Pola penyelenggaraan SKS secara

kontinu atau secara diskontinu merupakan variasi yang dapat dipilih madrasah dalam

menyelenggaran sistem tersebut. Oleh karena itu, penyelenggaraan SKS di MTs bukan

sesuatu yang niscaya, melainkan sesuatu yang bersifat inovatif dan membawa warna

berbeda dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Petunjuk Teknis penyelenggaraan SKS yang disusun oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama RI diharapkan dapat memandu satuan pendidikan

ataupun guru dalam menyelenggarakan SKS dengan lebih baik, walaupun dalam

kenyataannya pelaksanaan SKS di setiap satuan pendidikan sangat bervariasi

disesuaikan dengan kondisi di setiap satuan pendidikan.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

38 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Surat Keputusan

Tentang

Madrasah Tsanawiyah Penyelenggara

Sistem kredit semester

(SKS)

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 39

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

40 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 41

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

42 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 43

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

44 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 45

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

46 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 47

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

48 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 49

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

50 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 51

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

52 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 53

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

54 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 55

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

56 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 57

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

58 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 59

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

60 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 61

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

62 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 63

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

64 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 65

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

66 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 67

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

68 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 69

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

70 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 71

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

72 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 73

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

74 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 75

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

76 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

DOKUMENTASI KEGIATAN ASOSIASI MTs-SKS JAWA TIMUR

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di MTs Negeri Bangkalan, 30 Maret 2017 Keterangan Gambar: Dari Kiri: Kepala MTsN Bangkalan, Kepala Kantor Kemenag Bangkalan, Pendma Kanwil Kemenag Jatim Ketua Asosiasi MTs-SKS Jatim

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS

Di MTs Negeri Bangkalan, 30 Maret 2017

Keterangan Gambar:

Para Kepala, Waka Kurikulum dan Ketua Program MTs-SKS Jatim

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di MTs Negeri Bangkalan, 30 Maret 2017 Keterangan Gambar: Dari Kiri: Ketua Asosiasi, Wakil Ketua Asosiasi, Sekretaris Asosiasi, Wakil Sekretaris Asosiasi, Bendahara Asosiasi MTs-SKS Jatim

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur 77

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di Telaga Sarangan Magetan, 28-29 Juli 2017, dihadiri oleh Kasi Kurev Pendma Kanwil Kemenag Jatim, Para Pejabat Kantor Kemenag Magetan, Para Kepala, Waka Kurikulum dan Ketua Program MTs-SKS Jatim

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di Telaga Sarangan Magetan, 28-29 Juli 2017, dihadiri oleh Para Kepala, Waka Kurikulum dan Ketua Program MTs-SKS Jatim

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di Telaga Sarangan Magetan, 28-29 Juli 2017, dihadiri oleh Para Kepala, Waka Kurikulum dan Ketua Program MTs-SKS Jatim

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS di MTs

78 Asosiasi MTs Penyelenggara SKS Jawa Timur

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di Telaga Sarangan Magetan, 28-29 Juli 2017, Sekretaris dan Wakilnya sedang melakukan proses update Data Profil Madrasah MTs SKS Jawa timur

RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SKS Di Telaga Sarangan Magetan, 28-29 Juli 2017, Prosesi penutupan Rakorev Sarangan, ditutup oleh ketua MKK Jawa Timur