Darah Dan Tranfusi Darah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    1/24

    1

    BAB I

    LATAR BELAKANG

    Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan

    kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologi, dan cedera yang

    berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor.

    Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari

    satu individu (donor) ke individu lain (resipien).

    Tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, namun transfusi darah

    dapat juga membahayakan pasien. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi transfusi

    darah, contohnya reaksi hemolitik akut, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan

    reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh

    identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah

    yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak inkompatibel. Pemantauan

    pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk harus

    dilakukan secara ketat. Transfusi darah harus diberikan oleh personel yang kompeten,

    berpengalaman, dan dilatih dengan baik dan mengikuti pedoman organisasi dan badan-badan

    yang telah diakreditasi dalam memberikan transfusi darah.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    2/24

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Komponen DarahDarah yang semula dikategorikan sebagai jaringan tubuh, saat ini telah

    dimasukkan sebagai suatu organ tubuh terbesar yang beredar dalam system

    kardiovaskuler, tersusun dari :

    1. Komponen korpuskuler atau selulerKomponen korpuskuler yaitu materi biologis yang hidup dan bersifat

    multiantigenik, terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping trombosit, yang

    kesemuanya dihasilkan dari sel induk yang senantiasa hidup dalam sumsum tulang. Ketiga

    jenis sel darah ini memiliki masa hidup terbatas dan akan mati jika masa hidupnya berakhir.

    Agar fungsi organ darah tidak ikut mati, maka secara berkala pada waktu-waktu

    tertentu, ketiga butiran darah tersebut akan diganti dan diperbarui dengan sel sejenis yang

    baru.

    2. Komponen cairan.

    Komponen cair yang juga disebut plasma, menempati lebih dari 50 % volume organ

    darah, dengan bagian terbesar dari plasma (90%) adalah air, bagian kecilnya terdiri dari

    protein plasma dan elektrolit. Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin,

    berbagai fraksi globulin serta protein untuk factor pembekuan dan untuk fibrinolisis.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    3/24

    3

    Peran penting darah adalah

    a. Sebagai organ transportasi, khususnya oksigen (O2), yang dibawa dari paru-paru dan

    diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut sisa pembakaran (CO2) dari

    jaringan untuk dibuang keluar melalui paru-paru. Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini

    dilakukan oleh hemoglobin, yang terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma

    ikut berfungsi sebagai sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas

    dalam plasma, untuk metabolism organ-organ tubuh.

    b. Sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik), khususnya dalam menahan invasi berbagai

    jenis mikroba pathogen dan antigen asing. Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh leukosit

    (granulosit dan limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin).

    c. Peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme homeostasis) sebagai upayauntuk mempertahankan volume darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah.

    B. Definisi dan Tujuan Transfusi DarahTransfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah

    dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien). Berdasarkan asal darah yang diberikan,

    tranfusi darah dibagi menjadi 2, yaitu:

    1. Homologous transfusi (berasal dari darah orang lain)2. Autologous transfusi (berasal dari darah diri sendiri).

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    4/24

    4

    Transfusi jenis ini menggunakan darah pasien sendiri, yang dikumpulkan terlebih

    dahulu, untuk kemudian ditransfusikan lagi. Hal ini sebagai pilihan jika pasien

    memiliki zat anti dan tak ada satu pun golongan darah yang cocok, juga jika pasien

    berkeberatan menerima donor orang lain. Meski demikian, tetap saja tidak lepas sama

    sekali dari efek samping dan reaksi transfusi seperti terjadinya infeksi.

    Tujuan tranfusi darah adalah:

    a. Mengembalikan dan mempertahankan volume yang normal peredaran darah

    b. Menggantikan kekurangan komponen seluler atau kimia darah

    c. Meningkatkan oksigenasi jaringan

    d. Memperbaiki fungsi homeostasis

    e. Tindakan terapi khusus

    C. Tranfusi Darah dalam KlinikDarah dan berbagai komponen-komponen darah, dengan kemajuan teknologi

    kedokteran, dapat dipisah- pisahkan dengan suatu proses dan ditransfusikan secara

    terpisah sesuai kebutuhan. Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen-komponen

    darah yaitu: eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor- faktor pembekuan darah

    dengan proses tertentu.

    Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan

    dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole blood). Dasar pemikiran

    penggunaan komponen darah:

    1. Disediakan dalam bentuk konsentrat sehingga mengurangi volume transfusi2. Resiko reaksi imunologik atau reaksi transfusi lebih kecil3. Penularan penyakit lebih kecil4. Aggregate trombosit dan leukosit dapat dihindari5. Pasien akan memerlukan komponen yang diperlukan saja6. Masalah logistic lebih mudah7. Pengawasan mutu lebih sederhana.8. Lebih efisien, ekonomis.

    Transfusi darah masif

    Perdarahan masif ialah perdarahan lebih dari sepertiga volum darah dalam waktu

    lebih dari 24 jam. Definisi dari transfusi darah masif masih belum jelas dan banyak versi,

    seperti :

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    5/24

    5

    1. Transfusi darah sebanyak lebih dari 1-2 kali volum darah dalam waktu lebih dari 24jam (dewasa: 70 ml/kg, anak/bayi: 80-90 ml/kg).

    2. Transfusi darah lebih besar dari 50% volum darah dalam waktu singkat (misalnya, 5unit dalam 1 jam untuk berat 70 kg)

    Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat pada beberapa pasien, bukan disebabkan

    oleh banyaknya volume darah yang ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan

    jaringan dan organ akibat perdarahan dan hipovolemia. Seringkali penyebab dasar dan risiko

    akibat perdarahan mayor yang menyebabkan komplikasi, dibandingkan dengan transfusi itu

    sendiri. Namun, transfusi masif juga dapat meningkatkan risiko komplikasi. Efek samping

    dari pemberian tranfusi darah secara massif diantaranya:

    AsidosisAsidosis lebih disebabkan terapi hipovolemia yang tidak adekuat. Pada keadaan

    normal, tubuh dengan mudah mampu menetralisir kelebihan asam dari transfusi.

    Pemakaian rutin bikarbonat atau obat alkalinisasi lain tidak diperlukan.

    HiperkalemiPenyimpanan darah menyebabkan konsentrasi kalium ekstraselular meningkat, dan

    akan semakin meningkat bila semakin lama disimpan.

    Keracunan sitrat dan hipokalsemiaKeracunan sitrat jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada transfusi darah lengkap

    masif. Hipokalsemia terutama bila disertai dengan hipotermia dan asidosis dapat

    menyebabkan penurunan curah jantung (cardiac output), bradikardia dan disritmia

    lainnya. Proses metabolisme sitrat menjadi bikarbonat biasanya berlangsung cepat,

    oleh karena itu tidak perlu menetralisir kelebihan asam.

    Kekurangan fibrinogen dan factor koagulasiPlasma dapat kehilangan faktor koagulasi secara progresif selama penyimpanan,

    terutama faktor V dan VIII, kecuali bila disimpan pada suhu -25C atau lebih rendah.

    Pengenceran (dilusi) faktor koagulasi dan trombosit terjadi pada transfusi masif.

    Kekurangan trombositFungsi trombosit cepat menurun selama penyimpanan darah lengkap dan trombosit

    tidak berfungsi lagi setelah disimpan 24 jam.

    DIC

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    6/24

    6

    DIC dapat terjadi selama transfusi masif, walaupun hal ini lebih disebabkan alasan

    dasar dilakukannya transfusi (syok hipovolemik, trauma, komplikasi obstetrik).

    Terapi ditujukan untuk penyebab dasarnya).

    HipotermiPemberian cepat transfusi masif yang langsung berasal dari pendingin menyebabkan

    penurunan suhu tubuh yang bermakna. Bila terjadi hipotermia, berikan perawatan

    selama berlangsungnya transfusi.

    MikroagregatSel darah putih dan trombosit dapat beragregasi dalam darah lengkap yang disimpan

    membentuk mikroagregat. Selama transfusi, terutama transfusi masif, mikroagregat

    ini menyebabkan embolus paru dan sindrom distress pernapasan. Penggunaan buffy

    coat-depleted packed red cellakan menurunkan kejadian sindrom tersebut.

    Transfusi Sangat Darurat

    Bagi pasien dengan perdarahan hebat, waktu yang diperlukan untuk uji silang lengkap

    terlalu lama atau tidak tersedia darah dengan golongan yang sama. Pilihan yang dapat

    diberikan adalah PRC golongan O tanpa uji silang (donor universal). Jika PRC O tidak ada,

    untuk resipien AB dapat diberikan golongan A atau B. Pasien bukan golongan O yang sudah

    mendapat transfusi O sebanyak > 4 unit, jika perlu transfusi lagi dalam jangka 2 minggu,

    masih harus tetap diberi golongan O, kecuali telah dibuktikan bahwa titer anti A dan anti-B

    nya telah turun

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    7/24

    7

    3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.

    Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan

    dengan transfusi jika Hb

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    8/24

    8

    Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darahmerahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

    Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang

    dengan dolongan darah B atau O

    Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen Adan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,

    orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan

    golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang

    dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama

    AB.

    Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapimemproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

    golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan

    darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan

    darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O

    Tabel 1. Penggolongan darah berdasarkan system ABO

    Golongan darah Antigen Antibodi

    A

    B

    AB

    O

    A

    B

    A dan B

    Tidak ada

    Anti-B

    Anti-A

    Tidak ada

    Anti-A, anti-B, anti-A,B

    b) Sistem RhesusSistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera

    Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti

    serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. Antigen-Rh yang

    ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun

    1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.

    Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan

    atas dua kelompok, yaitu :

    1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaansel darah merahnya

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    9/24

    9

    2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh padapermukaan sel darah merahnya

    Jika seseorang Rh (+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-).

    Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh

    karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak

    ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan golongan darah seseorang.

    Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi

    syarat sebagai berikut:

    1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,2. berat badan minimal 50 kg3. kadar hemoglobin >12,5 gr%4. tekanan darah 100-180 (sistole)dan 70-100 (diastole).5. Nadi 50-100x/menit teratur6. menandatangani formulir pendaftaranan7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah8. lulus pengujian kondisi berat badan,hemoglobin, golongan darah, dan

    pemeriksaan oleh dokter

    9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak bolehdalam kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis,

    diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi

    mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa;

    baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi

    kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato,

    menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.

    Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.

    Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa

    untuk mengetahui adanya anemia.

    Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang

    menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.

    Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu

    misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan

    perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.

    Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan

    darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemiaatau pemakaian obat

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1
  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    10/24

    10

    tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk

    menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan

    darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.

    Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.

    Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri

    hanya membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum

    dimasukkan, tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.

    Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.

    Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung

    bahan pengawet dan komponen anti pembekuan.

    Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari

    adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang

    didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu,

    (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa

    dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.

    Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya,

    maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya;

    apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan

    pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes

    darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok, teknik ini

    disebut cross-matching.

    c) CrossmatchCrossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak

    sesuainya darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum

    transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.

    Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:

    1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) denganserum resipien (aglutinin resipien)

    2. Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien)dengan serum donor (aglutinin donor)

    Cara menilai Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

    - bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkanaglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah

    resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan;

    http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatch
  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    11/24

    11

    - bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan hasilcrossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien

    sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor

    itu;

    - bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengancrossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus diulangi

    dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini

    ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat

    dilakukan dengan menggunacan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan

    keadaan pada waktu transfusi. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang

    diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat

    ditransfusikan.

    d) Pemeriksaan lain terhadap infeksi. Misalnya lues, malaria, hepatitis, dan HIV.

    F. Tehnik Transfusi DarahSebelum ditransfusikan, periksa sekali lagi sifat dan jenis darah serta kecocokan

    antara darah donor dan penderita. Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun

    tulisan. Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir

    permintaan darah. Penderita dipersiapkan dengan pemasangan infus dengan jarum besar #16-

    18. Jarum yang terlalu kecil (# 23-25) dapat menyebabkan hemolisis.

    Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk menghalangi

    bekuan fibrin dan partikel debris lainnya. Transfusi set baku memiliki saringan dan ukuran

    pori-pori 170 mikron. Pada keadaan normal, sebuah transfusi set dapat digunakan untuk 2

    sampai 4 unit darah. Vena terbaik untuk kanulasi darah adalah vena pada bagian dorsal

    tangan dan pada lengan atas. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi untuk

    menjamin kelancaran dan kecepatan transfusi. Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan

    suhu harus diperiksa sebelumnya, serta diulang secra rutin.

    Waktu mengambil darah dari lemari es, perhatikan plasmanya. Jika ada tanda-tanda

    hemolisis (warna coklat hitam, keruh) jangan diberikan. Darah yang belum akan

    ditransfusikan harus tetap di dalam lemari es.

    Sebelum transfusi, diberikan terlebih dahulu 50-100 ml NaCl fisiologik. Jangan

    menggunakan larutan lain karena dapat merugikan. Larutan dekstrose dan larutan garam

    hipotonik dapat menyebabkan hemolisis. Ringer laktat atau larutan lain yang mengandung

    kalsium akan menyebabkan koagulasi. Jangan menambahkan obat apapun ke dalam darah

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    12/24

    12

    yang ditransfusikan. Obat-obatan memiliki pH yang berbeda sehingga dapat menyebabkan

    hemolisis, lagipula bila terjadi reaksi transfusi akan sulit untuk menentukan apakah hal itu

    terjadi akibat obat atau akibat darah yang ditransfusikan.

    Observasi ketat, terutama pada 15 menit pertama setelah tranfusi darah dimulai. Setelah

    itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan,

    maka transfusi harus dihentikan. Sebaiknya 1 unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam

    tergantung status kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat

    kemungkinan proliferasi bakteri pada suhu kamar.

    Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu yang singkat, maka

    dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia ventrikel

    bahkan kematian. Menghangatkan darah dengan air hangat hendaknya pada suhu 37-39oC,

    karena bila lebih 40oC, eritrosit akan rusak. Pada 100 ml pertama pemberian darah lengkap

    hendaknya diteliti dengan hati-hati dan diberikan perlahan-lahan untuk kemungkinan deteksi

    dini reaksi transfusi.

    Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes. Laju tercepat yang bisa tercapai

    adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung pada status kardiopulmoner resipien. Jika

    status kardiopulmoner normal, maka dapat diberikan 10-15 ml/kgBB dalam waktu 2-4 jam.

    Jika tidak ada hemovolemia maka batas aman transfusi adalah 1 ml/kgBB/jam (1 unit kurang

    lebih 3 jam) atau 1000 ml dalam 24 jam.Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam

    maka tidak boleh ditransfusikan melebihi 2 ml/kgBB/jam. Karena darah adalah medium

    kultur yang ideal untuk bakteri, sebaiknya transfusi satu unit darah tidak boleh melewati 4

    jam karena meningkatnya resiko proliferasi bakteri.

    Kasus-kasus dengan perdarahan yang hebat kadang-kadang dibutuhkan transfusi yang

    cepat sampai 6-7 bag dalam setengah jam. Setelah sirkulasi tampak membaik dikurangi

    hingga 1 bag tiap 15 menit. Tidak dianjurkan memberi obat antihistamin , antipiretika, atau

    diuretika secara rutin sebelum transfusi untuk mencegah reaksi. Reaksi panas pada dasarnya

    adalah tanda bahaya bahwa sedang terjadi reaksi transfusi. Diuretika hanya diperlukan pada

    pasien anemia kronis yang perlu transfusi sampai 20 ml/kgBB dalam 24 jam.

    Cara-cara Meningkatkan Kecepatan Transfusi :

    1. Letakkan botol darah setinggi mungkin. Peningkatan 2 kali menyebabkan kecepatan

    transfusi meningkat 2 kali pula.

    2. Pergunakan jarum atau kanula sebesar mungkin.

    3. Dengan memompakan darah meningkatkan tekanan udara dalam botol.

    4. Dengan memompakan darah-darah yang berada di dalam kateter bawah.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    13/24

    13

    G. Jenis Transfusi Darah Darah lengkap (whole blood)

    Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga

    mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah

    sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat

    bertahan dalam suhu 42C.

    Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara

    bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml

    darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan

    masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan

    dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg,

    diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.

    Indikasi :

    1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume

    darah total.

    Rumus kebutuhan whole blood

    6 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

    Ket :

    -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

    -Hb pasien : Hb pasien saat ini

    Darah lengkap ada 3 macam, yaitu :

    1. Darah SegarYaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.

    Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap

    termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya

    sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi

    silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan

    penyakit relatif banyak.

    2. Darah BaruYaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari

    donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi

    peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    14/24

    14

    3. Darah SimpanDarah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah

    tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang

    kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.

    Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena

    afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan.

    Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam

    laktat tinggi.

    Sel Darah MerahPacked red cell (PRC)

    PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan,

    atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari plasma dibuang.(1)

    Satu unit PRC dari 500 ml darah lengkap volumenya 200-250 ml dengan kadar

    hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan volume antikoagulan 10-15 ml.

    Mempunyai daya pembawa oksigen dua kali lebih besar dari satu unit darah lengkap.

    Waktu penyimpanan sama dengan darah lengkap.

    Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah

    dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak

    dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan

    anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki

    oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8

    g%.

    Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1

    unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan

    kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.

    Kebutuhan darah (ml) pada tanfusi PRC:

    3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

    Ket :

    -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

    -Hb pasien : Hb pasien saat ini

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    15/24

    15

    Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan

    volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah

    jenuh adalah:

    1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload

    berkurang

    4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.Indikasi:

    1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.2. Hemoglobin

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    16/24

    16

    3. Darah merah pekat miskin leukositKandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk

    meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi.

    Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.

    White Blood Cells (WBC atau leukosit)Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma

    dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu

    diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan

    dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan

    dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.

    Indikasi :

    - Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengankultur darah positif, demam persisten (38,3C) dan granulositopenia). Efek

    pemberian transfusi granulosit tampak dari penurunan suhu badan penderita terjadi

    pada 1-2 jam setelah transfusi.

    - Anemia aplastik dengan lekosit kurang dari 2000/ml- Penyakit-penyakit keganasan lainnya

    Suspensi TrombositPemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang

    disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat

    menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. Transfusi trombosit

    terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen

    trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.

    Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :

    1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnyakurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura,

    leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena

    pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.

    2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal jugamemerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.

    Rumus Transfusi Trombosit

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    17/24

    17

    BB x 1/13 x 0.3

    Macam sediaan:

    1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar.

    Penyimpanan 34C sebaiknya 24 jam.

    2. Platelet Concentrate (trombosit pekat)Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan

    202C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi

    pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil,

    demam.

    Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet

    Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan

    kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor

    Plasma. Masa simpan 48-72 jam.

    PlasmaPlasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah

    (hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada

    nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-

    faktor tertentu dari plasma seperti globulin.

    Macam sediaan plasma adalah:

    1. Plasma cairDiperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan

    packed red cell.

    2. Plasma kering (lyoplylized plasma)Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).

    3. Fresh Frozen PlasmaDibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung

    dibekukan pada suhu -60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan

    perdarahan (hemostasis).

    Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-

    220 ml. Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna

    untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    18/24

    18

    tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma

    (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V

    dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin

    dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan

    masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama

    dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu

    sesuai suhu tubuh.

    Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar

    diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat

    kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.

    Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia. Indikasi :

    - Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)- Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang

    mengancam nyawa.

    - Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusimassif

    - Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan4. Cryopresipitate

    Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor

    pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk

    menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita

    hemofili A.

    Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui

    tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini

    tidak tahan pada suhu kamar.

    Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,

    ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam,

    alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg

    fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII.

    Indikasi :

    - Hemophilia A- Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi- Penyakit von wilebrand

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    19/24

    19

    Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :

    0.5x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

    5. AlbuminDibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan

    dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi

    cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan

    400 ml plasma biasa

    Rumus Kebutuhan Albumin

    albumin x BB x 0.8

    H. Reaksi / Komplikasi TransfusiPada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi reaksi imunologi dan

    reaksi non imunologi.

    Reaksi ImunologiDibagi menjadi dua, reaksi hemolitik nan hemolitik

    1. Reaksi Transfusi Hemolitik Akut

    Reaksi transfusi hemolitik akut (RTHA) terjadi hampir selalu karena

    ketidakcocokan golongan darah ABO (antibodi jenis IgM yang beredar) dan sekitar

    90%-nya terjadi karena kesalahan dalam mencatat identifikasi pasien atau unit darah

    yang akan diberikan. Reaksi ini terjadi selama proses tranfusi maupun < 24 jam

    setelah transfusi.

    Gejala dan tanda yang dapat timbul pada RTHA adalah demam dengan atau

    tanpa menggigil, mual, sakit punggung atau dada, sesak napas, urine berkurang,

    hemoglobinuria, dan hipotensi. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi renjatan,

    koagulasi intravaskuler diseminata (KID), dan/atau gagal ginjal akut yang dapat

    berakibat kematian.

    Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:

    (a) meningkatkan perfusi ginjal,

    (b) mempertahankan volume intravaskuler,

    (c) mencegah timbulnya DIC.

    Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan

    darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    20/24

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    21/24

    21

    menimbulkan ketakutan pada pasien sehingga dapat menunda transfusi.

    Pemberian antihistamin dapat menghentikan reaksi tersebut.

    c. Reaksi anafilaktik

    Reaksi yang berat ini dapat mengancam jiwa, terutama bila timbul pada pasien

    dengan defisiensi antibodi IgA atau yang mempunyai IgG anti IgA dengan titer

    tinggi. Reaksinya terjadi dengan cepat, hanya beberapa menit setelah transfusi

    dimulai. Aktivasi komplemen dan mediator kimia lainnya meningkatkan

    permeabilitas vaskuler dan konstriksi otot polos terutama pada saluran napas yang

    dapat berakibat fatal. Gejala dan tanda reaksi anafilaktik biasanya adalah

    angioedema, muka merah (flushing), urtikaria, gawat pernapasan, hipotensi, dan

    renjatan.

    Penatalaksanaannya adalah :

    (1) menghentikan transfusi dengan segera,

    (2) tetap infus dengan NaCl 0,9% atau kristaoid,

    (3) berikan antihistamin dan epinefrin.

    Pemberian dopamin dan kortikosteroid perlu dipertimbangkan. Apabila terjadi

    hipoksia, berikan oksigen dengan kateter hidung atau masker atau bila perlu

    melalui intubasi.

    Reaksi Non Imunologika. Komplikasi dari transfusi massif

    Transfusi massif adalah transfusi sejumlah darah yang telah disimpan,

    dengan volume darah yang lebih besar daripada volume darah resipien dalam

    waktu 24 jam. Pada keadaan ini dapat terjadi hipotermia bila darah yang

    digunakan tidak dihangatkan, hiperkalemia, hipokalsemia dan kelainan koagulasi

    karena terjadi pengenceran dari trombosit dan factor- factor pembekuan.

    Penggunaan darah simpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya

    beberapa komplikasi diantaranya adalah kelainan jantung, asidosis, kegagalan

    hemostatik, acute lung injury.

    b. Penularan penyakit Infeksi

    1) Hepatitis virus

    Penularan virus hepatitis merupakan salah satu bahaya/ resiko besar pada

    transfusi darah. Diperkirakan 5-10 % resipien transfusi darah menunjukkan

    kenaikan kadar enzim transaminase, yang merupakan bukti infeksi virus

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    22/24

    22

    hepatitis. Sekitar 90% kejadian hepatitis pasca transfuse disebabkan oleh virus

    hepatitis non A non B. Meski sekarang ini sebagian besar hepatitis pasca transfusi ini

    dapat dicegah melalui seleksi donor yang baik dan ketat, serta penapisan virus

    hepatitis B dan C, kasus tertular masih tetap terjadi. Perkiraan resiko penularan

    hepatitis B sekitar 1 dari 200.000 dan hepatitis C lebih besar yaitu sekitar 1:10.000.

    2) AIDS (Acquired Immune Deficiency syndrome)

    Penularan retrovirus HIV telah diketahui dapat terjadi melalui transfuse darah,

    yaitu dengan rasio 1:670.000, meski telah diupayakan penyaringan donor yang

    baik dan ketat.

    3) Infeksi CMV (Citomegalivirus)

    Penularan CMV terutama berbahaya bagi neonatus yang lahir premature atau

    pasien dengan imunodefisiensi. Biasanya virus ini menetap di leukosit donor, hingga

    penyingkiran leukosit merupakan cara efektif mencegah atau mengurangi

    kemungkinan infeksi virus ini. Transfusi sel darah merah rendah leukosit merupakan

    hal terbaik mencegah CMV ini.

    4) Penyakit infeksi lain yang jarang

    Beberapa penyakit walaupun jarang, dapat juga ditularkan melalui

    transfusi adalah malaria, toxoplasmosis, HTLV-1, mononucleosis infeksiosa, penyakit

    chagas (disebabkan oleh trypanosome cruzi), dan penyakit CJD (Creutzfeldt Jakob

    Disease). Pencemaran oleh bakteri juga mungkin terjadi saat pengumpulan darah

    yang akan ditransfusikan. Pasien yang terinfeksi ini dapat mengalami reaksi transfusi

    akut, bahkan sampai mungkin renjatan. Keadaan ini perlu ditangani seperti pada

    RTHA ditambah dengan pemberian antibiotic yang adekuat.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    23/24

    23

    BAB III

    KESIMPULAN

    Transfusi darah merupakan pemberian infus seluruh darah atau suatu

    komponen darah dari suatu individu (donor) ke individu lain (resipien). Sistem

    golongan darah yang diperiksa dalam pelaksanaan transfusi darah secara rutin adalah

    sistem ABO dan Rhesus. Berbagai macam komponen darah yaitu darah lengkap,

    PRC, trombosit, Granulosit, FFP, dan albumin.

    Indikasi transfusi darah ialah perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht

    20% volume darah. Transfusi darah

    sangat penting bagi pasien yang membutuhkan tambahan darah tetapi harus hati-hati

    karena transfusi darah juga mempunyaai efek komplikasi seperti reaksi hemolitik,

    infeksi : Virus (hepatitis, HIV-AIDS, CMV), bakteri ( Stafilokok, yesteria), parasit

    (malaria), dan lain-lain seperti reaksi demam, urtikaria, anafilaksis, edema paru non-

    kardial, purpura, dan intoksikasi.

  • 8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Contreras M, Mollison PI. Uji Sebelum Transfusi dan Kebijakan Pemesanan darah.Dalam : Contreras M,Ed. Petunjuk Penting transfusi (ABC of Transfusion) Edisi ke-2,

    alih bahasa Oswari J, Jakarta : EGC, 5-8.

    2. Davies SC, brozovic M. Transfusi Sel darah Merah. Dalam Contreras M, Ed.Petunjuk Penting transfusi (ABS of Transfusion) Edisi ke-2. Alih Bahasa Oswari.

    Jakarta: EGC, 9-14.

    3. Hewitt PE, Wagstaff W. Donor darah dan Uji Donor darah. Dalam : Contreras M,Ed.Petunjuk Penting Transfusi (ABC of Transfusion), edisi ke-2; alih bahasa Oswari J.

    Jakarta : EGC,1995;1-4.

    4. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR.Transfusi Darah pada Pembedahan. DalamAnestesiologi. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI;2007; pg.141- 5.

    5. Nhlbi.nih.gov. What is a blood transfusion. July 1st,2009. Available:http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/. Accessed on: November

    20th,2013.

    6. Nlm.nih.gov. Blood Transfusion and Donation. Available:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.html. Accessed

    on: November 20th,2013

    7. Pedoman Pelaksanaan Transfusi Darah.RSUD Dr. Sutomo FK.Universitas Airlangga.Edisi III.Tahun 2001.Surabaya.

    8. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat.Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.

    http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/