27
DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI I. Filosofi dan Konsep Sebelum abad kedelapan belas (yaitu sebelum tahun 1911), konsepkonsep tentang keselamatan dan kersehatan kerja belum terjamak , dan diterima secara luas dalam tahuntahun perang dunia. Organisasi keselamatan kerja pertama didunia diketemukan di Perancis pada tahun 1867, yang diiukti oleh Jerman pada tahun 1884, Belgia pada tahun 1890, dan Inggeris pada tahun 19141918 selama perang, di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1900. Pada 1939 organisasi profesi higiene industri didirikan ‗‘ American Industrial Hygiene Association (AIHA)‘‘, tahun 1946 didirikan organisasi yang menangani tentang kesehatan kerja dan dampak di linkungkan kerja American Conference of Governmental Industrial Hygienists ACGIH), dan tahun 1959 AIHA dan ACGIH, mendirikan Dewan Industri ― American Board of Industrial Hygiene (ABIH)‖ organisasi professional yang keanggotan bersifat sukarela. kualifikasi hygienists industri, praktiksi higiene industri, dan yang telah memenuhi standar profesional yang ditetapkan oleh Dewan Direksi. Apapun dari setiap afiliasi profesional lainnya, ABIH Kode Etik (Kode) berlaku untuk: masing-masing individu bersertifikat oleh ABIH sebagai Certified Industrial Higiene (CIH) atau Certified Associate Higiene Industri (CAIH) (certificants), dan, masing-masing individu mencari ABIH sertifikasi (calon). Dengan didirikan Organisasi Perburuhan Internasioanal (ILO), adalah suatu badan yang bukan saja untuk pertukaran informasi untuk kepentingan keselamatan kerja, tetapi juga berupa kegiatan-kegiatan untuk memberikan sumbangan terhadap penurunan jumlah kecelakaan . Konsep, model dasar Menurut Freead Lutha.… : ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan contingency ; (a) lingkungan, (b) konsep-konsep, (c) pengendalian teknik. Pendekatan contingency menggunakan hubungan–hubungan fungsional ―bila– maka― (if – then) dimana ―bila― menunjukkan variabel- variabel lingkungan kerja dan ―maka― teori dan konsep–

Dasar Dasar Hygiene

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bagaimana prinsip-prinsip hygiene

Citation preview

Page 1: Dasar Dasar Hygiene

DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI

DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI

I. Filosofi dan Konsep

Sebelum abad kedelapan belas (yaitu sebelum tahun 1911), konsep–konsep tentang keselamatan

dan kersehatan kerja belum terjamak , dan diterima secara luas dalam tahun–tahun perang dunia.

Organisasi keselamatan kerja pertama didunia diketemukan di Perancis pada tahun 1867, yang

diiukti oleh Jerman pada tahun 1884, Belgia pada tahun 1890, dan Inggeris pada tahun 1914–

1918 selama perang, di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1900. Pada 1939 organisasi profesi

higiene industri didirikan ‗‘ American Industrial Hygiene Association (AIHA)‘‘, tahun 1946

didirikan organisasi yang menangani tentang kesehatan kerja dan dampak di linkungkan kerja

American Conference of Governmental Industrial Hygienists ACGIH), dan tahun 1959 AIHA

dan ACGIH, mendirikan Dewan Industri ― American Board of Industrial Hygiene (ABIH)‖

organisasi professional yang keanggotan bersifat sukarela. kualifikasi hygienists industri,

praktiksi higiene industri, dan yang telah memenuhi standar profesional yang ditetapkan oleh

Dewan Direksi. Apapun dari setiap afiliasi profesional lainnya, ABIH Kode Etik (Kode) berlaku

untuk: masing-masing individu bersertifikat oleh ABIH sebagai Certified Industrial Higiene

(CIH) atau Certified Associate Higiene Industri (CAIH) (certificants), dan, masing-masing

individu mencari ABIH sertifikasi (calon). Dengan didirikan Organisasi Perburuhan

Internasioanal (ILO), adalah suatu badan yang bukan saja untuk pertukaran informasi untuk

kepentingan keselamatan kerja, tetapi juga berupa kegiatan-kegiatan untuk memberikan

sumbangan terhadap penurunan jumlah kecelakaan .

Konsep, model dasar

Menurut Freead Lutha.… : ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk

pendekatan contingency ; (a) lingkungan, (b) konsep-konsep, (c) pengendalian teknik.

Pendekatan contingency menggunakan hubungan–hubungan fungsional ―bila– maka― (if – then)

dimana ―bila― menunjukkan variabel- variabel lingkungan kerja dan ―maka― teori dan konsep–

Page 2: Dasar Dasar Hygiene

konsep teknik untuk mengarahkan pengendalian bahaya lingkungan kerja.Untuk

mengindentifikasi resiko bahaya di industri sangat erat hubungannya dengan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), yang diterapkan, yang menggambarkan tentang

perkembangan : (a)sain (ilmu pengetahuan ), (b) teknologi, (c) society (dampak social). Dalam

meneliti kasus– kasus resiko bahaya di tempat kerja, pertama-tama kita memberikan suatu

interpertasi teori yang mendasari fakta, apakah berbentuk teori implisit atau teori explisit , dari

teori–teori yang dikemukakan dibuat suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan

suatu pengertian dalam suatu kerangka konsep yang merupakan kerangka dasar dari teori .

Konsep tersebut dijabarkan dalam bentuk variabel – variabel yang dapat diukur dalam suatu

skalah (nominal, ordinal. Interval) untuk membuktikan kebenaran ilmu dan teknologi yang

diaplikasikan .

II. Prnisip Dasar Higiene Industri

Higiene industry, adalah perpanduan ilmu (science) dan seni (art), dalam usaha mengantisipasi,

pengenalan/rekoknisi, evaluasi dan mengontrol faktor-faktor lingkungan yang timbul di/dari

tempat kerja, yang mungkin mengakibatkan sakit, gangguan kesehatan atau rasa kenyamanan

dan menyebabkan menurunnya efisiensi kerja diantara para pekerja..…

Kesehatan kerja ,menurut defenisi bersama antara ― ILO & WHO ― berisikan hal-hal sebagi

berikut : (a) meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingginya baik jasmani,

rohani, maupun sosial tenaga kerja dalam semua jabatan atau lapangan kerja. (b) mencegah

timbulnya gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi kerja (c) melindungi tenaga kerja

dalam pekerjaan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan., (d) menempatkan tenaga

kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan faal badan dan rohaninya .

Keselamatan kerja , menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) diartikan

sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada

kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja, dan (sesuai UU No.1 tahun 1970 ), adalah

keselamatan yang bertalian dengan mesin/alat, bahan baku, lingkungan tempat kerja, serta cara

melakuakan pekerjaan, yang bebas dari interaksi Lingkungan Kerja :

Aarea / ruang yang dipergunakan untuk aktivitas industri antara lain : tempat/ ruang kerja, ruang/

tempat penyimpanan bahan baku hasil produksi, ruang/ tempat proses berikut, dan semua benda-

benda di sekitarnya, mesin dan bahan baku.

Page 3: Dasar Dasar Hygiene

Faktor-Faktor Lingkungan Kerja :

adalah unsur-unsur dari linkungan kerja yang dapat mengakibatkan sakit, gangguan kesehatan,

ketidak nyamanan dan keselamatan dalam bekerja, sehinga mengakibatkan efisiensi kerja

menurun. Faktor-faktor lingkungan kerja yaitu, unsur fisika, kimia, biologi, dan ergonomi ….

Nilai Ambang Batas (NAB),

adalah kadar suatu substansi dalam udara/tempat kerja yang merupakan pedoman pengendalian,

agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya dengan tidak mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan atau kenikmatan kerja dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak boleh

lebih 8 jam sehari atau 40 jam seminggu ….

TLV (Threshold Limit Values),

adalah kosentrasi air bone dari suatu subtansi diudara/tempat kerja yang mana memapar tenaga

kerja selama jam kerja secara berulang-ulang setiap hari kerja, dianggap tidak menimbulkan

dampak

TLV- TWA (Time Weigthed Average),

adalah kosentrasi rata-rata dari substansi diudara/tempat kerja yang mana memapar para pekerja

selama jam kerja, 8 jam per hari 40 jam per minggu, dianggap tidak menimbulkan dampak. ..

Ruang Lingkup

Ruang linngkup higiene indutri meliputi : (a) antisipasi dan rekognisi (debu, gas, uap, logam

berat, non logam, vapor, fume, asap, panas, getaran, ioniasing radiation, tekanan, suhu, listrik,

bising, pencahayaan, dan gelombang elektromagnitik) (b) evaluasi (konsep identifikasi dan

penilaian resiko, sampling partikel, samling gas dan uap), dan (c) kontrol (Hirarki Kontrol,

ventilasi, dan alat pelindung diri)

Ruang lingkup faktor- faktor lingkungan kerja di industri terdiri dari : (a) faktor fisik (panas,

cahaya, noise, vibrasi, ioniasing radiation, debu, tekanan, suhu, listrik, gelombang

elektromagnitik, dll ), (b) faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume, asap ,

dll), (c) factor biologie ( jamur, bakteri, dll), dan (d) factor ergonomi.

III. Antisipasi dan rekognisi

pelaksanaan program higiene industri/program lingkungan kerja dan Keselamatan kerja di

industri terdiri dari 5 (lima ) komponen dasar, meliputi : (1) Pengenalan bahaya beresiko (Hazard

Page 4: Dasar Dasar Hygiene

regenition ) (2) Idenfikasi bahaya (Hazard identification) (3) Evaluasi bahaya (Hazard evaluation

), (4) Pengendalian bahaya (Hazard control), dan (5) Pendidikan dan pelatihan karjawan

Tekink – Teknik Identifikasi

Mengidentifikasi daerah – daerah kritis atau bagian- bagian dalam rencana dianggap lemah atau

menurut dugaan kemungkinan terjadinya penyimpangan adanya resiko bahaya yang lebih besar.

Dengan chek list dan monitoring akan mendapatkan data atau sumber-sumber informasi tersebut,

bahaya dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi

membahayakan kesehatan dan keselamatan. Sumber- sumber informasi untuk mendapatkan

suatu identifikasi bahaya, yaitu melalui : (1) Material Safety Data Sheets (MSDS), (2) Data

satistik kecelakaan yang bersifat nasioanal atau sektoral, (3) Industrial Chemical Notification and

Assessment Scheme (ICNAS), (4) Cheklist, (5) Job Hazard Analysis (JHA) atau Job Safety

Analysis/JSA ( metode observasi, diskusi, review), (6) Failure Mode Effect Analysis (FMEA),

(7) Hazard Operability Study (HAZOP)

Penilaian Resiko Bahaya.

Penilaian resiko dimulai dari perkiraaan : (1 )Potensiko resiko bahaya, (2)Jenis bahaya dan

besarnya resiko, (3) Jumlah dan karakteristik tingkat pemaparan, dan (4) Dampak terhadap

lingkungan,

Evaluasi Bahaya

Ada dua macam evaluasi bahaya , yaitu (1) evaluasi pemaparan (exposed) udara lingkungan

kerja dan, (2) evaluasi pemaparan biologi. Sedangkan tujuan evaluasi bahaya, yaitu pemaparan

terhadap bahan- bahan berbahaya di tempat kerja atau dilingkungan kerja adalah ingin

mengetahui apakah tingkat pemaparan yang sedang berjalan masih dibawah dari nilai batas

pemaparan yang diperbolehkan oleh perundang- undangan. Di Indonesia perihal batas

pemaparan dituangkan dalan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per

31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan faktor kimia di tempat

kerja. Istilah nilai ambang batas sama dengan Threshold Limit Values (TLV), dalam kepustakaan

bahasa Inggris di negara- negara antara lain Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Eropa, Australia

dan Jepang.

Page 5: Dasar Dasar Hygiene

Estimasi Resiko Secara Kualitatif

Pendekatan quantitative dibuat dalam skalah frekwensi dan disesuaikan dengan standard yang

ditetapkan oleh perusahaan. Pendekatan ini cenderung digunakan pada industri manufakturing,

yang didalam proses produksinya tidak menggunakan proses parameter yang bisa berubah- ubah.

Yang dimaksud proses dengan parameter adalah proses yang banyak mengutamakan tekanan,

suhu, aliran proses, perubahan bahan baku dsb .

Evaluasi Program

Dalam mengevaluasi pelaksanaan program analisa resiko bahaya di industri dalam menghindari

atau memanimalkan resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta segala bentuk kerugian

perusahan yang diakibatkan oleh faktor -faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja :

IV. Metode Sampling

Program Monitoring

Monitoring didefenisikan sebagai aktivitas yang terkait dengan kesehatan pekerja, yang

dilakukan secara sistematis atau berulang -ulang yang dirancang untuk kemudian dapat

dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi batasan ini dipakai (NIOSH = National Instiatute of

Occupational Safety and Health) , (OSHA = Occupational Safety and Health Administration),

dan juga di negara Eropa (EEC = European Economic Community ). Ada tiga macam program

monitorig yang dapat dipakai untuk mengevaluasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja karena

pemaparan (exposed) di tempat kerja : (1) Ambient monitoring, yaitu pengukuran terhadap

bahan yang ada diluar atau disekitar kita, misalnya di udara/atmospheric monitoring, (2)

Biological monitoring of exposure, yaitu pengukuran dan pengkajian bahan kimia atau

metabolitnya dalam jaringan tubuh, sekret, untuk menilai pemaparan dan resikonya terhadap

kesehatan, apakah tingkat pemaparan yang sedang berjalan masih dibawah dari nilai batas

pemaparan yang diperbolehkan oleh perundang-undangan atau membandingkan dengan rujukan

yang sesuai, (3) Health surveillance, yaitu program- program pemeriksaan kesehatan secara

berkala pada tenaga kerja yang terpapar (exposed)

Program-program monitoring ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok pekerja yang

beresiko tinggi, yaitu pekerja yang berkontak langsung dengan produk dalam suatu line produksi

.

Page 6: Dasar Dasar Hygiene

Metode Sampling

Secara umum pendekatan cara sampling dilakukan dengan dua cara, yaitu ; (a) Direct reading

(real time sampling), (b) Sampling inegerated (sampling medium). Media sampling merupakan

bahan yang digunakan untuk mengukur kontaminan melalui proses penganalisaan di

laboratorium untuk menentukan kosentarsi kontaminan yang ada dalam udara .

Teknik Pengumpulan Sampel

Teknik pengukuran udara di lngkungan tempat kerja bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat

pencemar yang ada di udara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan untuk berbagai

kepentingan, diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di lingkungan tempat

kerja atau untuk menilai keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang sedang

dijalankan.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid (yang representatif) , maka dari mulai

pengambilan contoh udara ( sampling) sampai dengan analisis di laboratorium harus

menggunakan peralatan, prosedur dan operator (teknisi, laboran ,analis dan chemist) yang dapat

dipertanggung jawabkan .

Teknik Sampling Kulaitas Udara

Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam dua kategori yaitu

(a) teknik sampling udara emisi ,dan (b) teknik sampling udara ambien. Sampling udara emisi

adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan saluran knalpot

kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara

pada media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik

pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu

pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif.

Metode analisa

Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara adalah

dengan teknik adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag

sampler atau tube sampler).

Page 7: Dasar Dasar Hygiene

Teknik Adsorpsi

Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas pencemar

terabsorpsi /bereaksi dengan larutan pereaksi spesifik (larutan absorben). Pereaksi kimia yang

digunakan harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan

di analisis. Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan metode ini , perlu diperhatikan

efisiensi pengumpulan gas pencemar . Untuk itu, dalam pelaksanaannya harus digunakan alat

absorber , pereaksi kimia , waktu sampling dan laju aliran yang sesuai dengan prosedur standar

yang ditetapkan. Susunan Peralatan Pengumpulan Gas /Debu Untuk pengumpulan contoh gas

pencemar atau debu diperlukan peralatan pengambilan contoh udara yang pada umumnya terdiri

dari collector, flowmeter dan pompa vacuum. Flowmeter (rotameter ) : berfungsi untuk

mengetahui laju aliran udara ambien yang terkumpul, sehingga volume gas /udara yang

dikumpulkan dapat diketahui. Pompa vacuum : berfungsi untuk menarik gas /udara dari luar

masuk ke dalam colletor dan flowmeter. Konfigurasi susunan peralatan sampling gas yang

umum adalah sebagai berikut:

Teknik desorbsi

Teknik desorbsi berdasarkan kemampuan gas pencemar terdesorbsi pada permukaan padat

adsorbent . Jenis adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif, TENAX-GC atau

Amberlite XAD). Teknik ini digunakan untuk pengumpulan gas-gas organik seperti senyawa

hidrokarbon , benzene, toluene dan berbagai jenis senyawa organik yang mampu terserap pada

permukaan adsorben yang digunakan

Metode pengukuran (Sulfur dioksida -SO2) di udara

Metode

Metode yang digunakan untuk pengujian kadar SO2 di udara memakai metode pararosaniline-

spectrofotometri. Acuan : metode pararosaniline-spectrofotometri (referensi : Methods of air

sampling and analysis 3rd edition James P.Lodge,JR, Metode 704 A)

Prinsip Dasar

SO2 di udara diserap/diabsoprsi oleh larutan kalium tetra kloromercurate (absorbent) dengan laju

flowrate 1 liter/menit. SO2 bereaksi dengan kalium tetra kloromercurate membentuk komplek

Page 8: Dasar Dasar Hygiene

diklorosulfitomercurate . Dengan penambahan pararosaniline dan formaldehide akan membentuk

senyawa pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu kemerahan. Intensitas warna diukur

dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 560 nm.

Dasar pengukuran gas SO2 dengan UV-spectrofotometri.

Prinsip dasar pengukuran gas SO2 dengan sinar ultra violet adalah berdasarkan kemampuan

molekul SO2 berinteraksi dengan cahaya pada panjang gelombang 190 –230 nm, menyebabkan

elektron terluar dari molekul gas SO2 akan tereksitasi pada tingkat energi yang lebih tinggi

(excited state). Elektron pada posisi tereksitasi akan kembali ke posisi ground state dengan

melepaskan energi dalam bentuk panjang gelombang tertentu . Dengan mengukur intensitas

cahaya tersebut maka dapat ditentukan konsentrasi gas SO2. Metode ini praktis mudah

dioperasikan , stabil dan akurat, metode ini metode yang dipakai untuk alat pemantauan kualitas

udara scara automatik dan kontinyu. Perlu diketahui bahwa ketelitian dan keakuratan metode ini

, sangat dipengarhui oleh sistem kalibrasi alat tersebut . Pada gambar,- 4.4, diperlihatkan skema

alat SO2 analyzer.

V. Lingkungan Kerja Fisika

5.1. Noise /bising

Noise /bising adalah suara yang tidak diingginkan yang berasal dari sumber suara, yang

merupakan arus energi yang berbentuk gelombang suara dan mempunyai tekanan yang berubah-

ubah tergantung pada sumbernya (kebisingan) hingga sampai pada telinga dan meramgsang

pendengaran.

Karakteristik Noise /bising

Frequensi (Hz) Dinyatakan dalam waktu getaran per-detik atau disebut Hertz, dari kurva

gelombang/panjang gelombang yang mempunyai intensitas sampai ketelinga setiap detik. Untuk

menentukan tinggi rendahnya nada suara tergantung atas besarnya frequensi yang diberikan oleh

sumber suara.Suara yang dapat diterima/ didengar oleh telinga manusia dalam rentang 20 Hz

samapai dengan 20.000 Hz (20k Hz), sedangkan percakapan antar manusia antara 250 Hz sampai

dengan 3.000 Hz (3k Hz).Telingah manusia umumnya memiliki sensitifitas pada frekwensi

antara 1000 Hz hingga 4000 Hz

Page 9: Dasar Dasar Hygiene

) dan sebesar frequensi ( f ) : Velocity/kecepatan, Kecepatan bunyi ( V ) tergantung pada

jumlah panjang gelombang (

Intensitas : (dB) ; Arus energi persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam satuan logaritma yang

disebut desibel (dB) dengan perbandingan tekanan dasar sebesar 0,0002 dyne/cm2 dengan

frequensi 1.000 Hertz, (atau 0,00002 Pascal dengan frequensi 1k Hz) yang tepat dapat didengar

oleh telinga normal (WHO, 1993). Besarnya tekanan yang membuat fluktuasi tekanan atmosfir

ini, merupakan ukuran dari kekuatan gelombang suara, dengan satuan mikropascal (µPa),

Newton per meter kodrat (N/m2), bars), atau dyne per centimeter kodrat (dyne/cm2). mikrobars

(

Kebisingan industri

Lingkungan industri kebisingan berasal lebih dari satu sumber bunyi yang tidak bias diabaikan.

Banyak pendekatan yang digunakan untuk perhitungan intesitas bunyi dengan decibel logaritme,

bukan dihitung dengan rata-rata. Pemaparan bising di tempat kerja,diperkrakran 120 juta orang

memiliki masalah kehilangan daya dengar, di Amerika Serikat, tahun 1981 kurang lebih 9 Juta

orang terpapar bising ditemapat kerja lebih besar dari 85 dBA, tahu 1990 angka ini meningkat

hingga 30 juta orang, pada industri manufaktur, di-Jerman dan Negara- Negara berkembang

lainnya sebayak 4 -5 juta, 12 – 15 % dari keseluruhan pekerja terpapar bising lebih besar 85 dBA

Jenis paparan bising

Secara garis besar sumber kebisingan terdiri dari : (1)Kontinu Noise ; yaitu noise secara terus

menerus dengan level spektrum yang konstan dengan lama waktu pemaparan selama 8 jam kerja

per-hari atau 40 jam per-minggu. (2) Intermittent Noise ; yaitu noise secara terputus-putus dalam

selang waktu tertentu. (3) Impact-Type Noise ; yaitu Noise secara implusive yang sifatnya

berupa kejutan. (Olishifsky, J.B 1988 : 176), (4) Bising Fluktuatif ; tingkat kebisingan naik turun

secara cepat, (5) Bising Nada Tunggal ; merupakan bising yang dominan pada sebuah frekwensi,

Contoh ; bising motor pada mesin, gear box, fan dan pompa, (6) Bising Frekwensi Rendah ;

dominan pada rentang frekwensi 8 – 100 Hz, tipe ini terdapat pada mesin-mesin diesel

besar,kereta apai, poeer plant

Teknik pengendalian bising

Setelah melakukan identifikasi bahaya bising,urutan langkah yang diambil dala melakukan

Page 10: Dasar Dasar Hygiene

teknik pegendalian kesisingan adalh sebagai berikut : (a) Melakukan studi kelayakan, (b)

Memilih metode, bahan-bahan termasuk desain instalasi, (c) Melakukan evaluasi terhadap

metode pengendalian bising yang hendak diaplikasikan, dan (d) Mengimplementasikan

perubahan dan modifikasi

5.2. Getran/Vibrasi

Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam bentuk serta ukuran mesin, yang

selain kerjanya rumit . Kerusakan yang tedadi secara mendadak dari mesin-mesin yang sedang

dioperasikan akan berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta

pengeluaran biaya perbaikan yang mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, diperlukan

usaha perawatan serta mengetahui kondisi-kondisi dan batas dari mesin yang dioperasikan,

sehingga tindakan penyelamatan dapat cepat diambil jika kondisi batas tersebut dicapai dan

kerusakan lebih parah dapat dihindari. Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada suatu mesin

dapat menggambarkan kondisi gerakan-gerakan yang tidak diinginkan pada komponen –

komponen mesin, sehingga pengukuran, dan analisa getaran dapat dipergunakan untuk

mendiagnosa kondisi suatu mesin, sebagai contoh – adanya roda gigi yang telah aus akan

menimbulkan getaran dengan amplitude yang tinggi pada frekuensi sesuai dengan frekuensi

toothmesh (RPM kali jumlah gigi). Adanya unbalance (ketidakseimbangan) putaran akan

menimbulkan getaran dengan level tinggi pada frekuensi yang sama dengan rpm poros itu

sendiri. Teknologi pengukuran getaran telah berkembang dengan pesat dan bisa dipakai untuk

menyelidiki dan memonitor kondisi mesin-mesin modern yang mempunyai putaran tinggi.

Dengan teknik ini suatu mesin yang berputar dapat dimonitor pada posisi tertentu untuk

mengetahui kondisinya. Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan mesin dan memprediksi

kerusakan yang akan mungkin terjadi

Umumnya getaran/vibrasi terjadi karena adanya efek- efek dinamis dari toleransi- toleransi

perapatan, perengganan, kontak- kontak berputar dan bergesek antara elemen- elemen mesin

serta gaya- gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak seimbang pada elemen- elemen

tersebut. Isolasi yang kecil saja dapat memacu timbulnya efek resonansi dari beberapa

bagian/struktur, dan diperkuat sehingga menjadi sumber- sumber kebisingan dan getaran utama.

Pengertian

Getaran/vibrasi adalah gerak isolasi periodik yang bergerak bolak- balik melalui lintasan yang

Page 11: Dasar Dasar Hygiene

sama, dimana terjadi suatu cycle (putaran) dalam selang wakru satu detik (rad/sec), yaitu disebut

frequensi dalam satuan hertz = Hz.

Getaran Mesin

Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolak-balik) dari keadaan

diam/netral, (F=0). Contoh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas.

Karakteristik getaran

Menurut (R.S. Rao & K.Gupta 1984 : 6 – 7), karakteristik yang menetapkan besarnya tingkat

getaran ditentukan oleh amplitude getaran yang berhubungan antara titik puncak ke puncak, titik

puncak, titik rata- rata, dan tingkat Root Mean. Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah

mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin

tersebut. Karakteristik- karakteristik getaran yang penting antara lain adalah ;Frekuensi Getaran,

Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement), Kecepatan Getaran (Vibration Velocity),

Percepatan Getaran (Vibration Acceleration), dan Phase Getaran

Frekuensi Getaran

Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang menyatakan

banyaknya gerakan bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu. Hubungan antara frekuensi

dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan rumus sederhana:

frekuensi = 1/periode

frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi

tiap menit (CPM = Cycles Per Minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali (siklus;

dalam 1 menit maka frekwensi getaran mesin tersebut adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga

dinyatakan dalam CPS (Cycles Per Second) atau Hertz dan putaran dinyatakandalam revolution

per minute (RPM).

Perpindahan Getaran ( Vibration Displacement )

Jarak yang ditempuh dari suatu puncak (A) ke puncak yang lain (C) disebut perpindahan dari

puncak ke puncak (peak to peak displacement). Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan

dalam satuan mikron (μm) atau mils. Pengukuran perpindahan (deplacement) lebih menitik

beratkan pada komponen- komponen frequensi rendah, dan sebaliknya pengukuran percepatan

Page 12: Dasar Dasar Hygiene

(acceleration) akan menitik beratkan pada frequensi tinggi. Jika perengganan- perengganan kecil

antara bagian- bagian mesin yang sedang diselidiki, maka perpindahan getaran/vibrasi menjadi

pertimbangan, dan digunakan sebagai petunjuknya adanya ketidak seimbangan (unbalance) pada

bagian- bagian mesin yang berputar, karena perpindahan yang cukup besar terjadi pada frequensi

putaran poros engkol (terutama pada motor- motor putaran tinggi).

Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity )

Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan.

Pada gerak periodik (getaran) seperti pada gambar, 5.12; kecepatan maksimum terjadi pada titik

B (posisi netral) sedangkan kecepatan minimum (=O) terjadi pada titik A dan titik C. Kecepatan

getaran ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara

sinusoida, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (RMS). nilai peak = 1,414 x nilai

RMS

Percepatan Getaran ( Acceleration )

Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah percepatan. Pada gambar 1.2, dititik A atau C

kecepatan getaran adalah nol tetapi pada bagian-bagian tersebut akan mengalami percepatan

yang maksimum. Sedang pada titik B (netral) percepatan getaran adalah nol. Secara teknis

percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan

dalam, satuan ―g‘s‘ peak, dimana satu ―g‖ adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya

gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai dengan perjanjian intemasional satuan gravitasi pada

permukaan bumi adalah 980,665cm/det2(386,087inc/det2 atau 32,1739 feet/40).

Phase Getaran

Pengukuran phase getaran memberikan informasi untuk menentukan bagaimana suatu bagian

bergetar relatif terhadap bagian yang lain, atau untuk menentukan posisi suatu bagian yang

bergetar pada suatu saat, terhadap suatu referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan

frekuensi yang sama.

Beberapa contoh pengukuran phase :

Pola Pemaparan

Rekomendasi Internasional yang menyangkut hubungan getaran/vibrasi dengan tubuh manusia

Page 13: Dasar Dasar Hygiene

berdasarkan Internasional Standard Organisation ISO 2631 – 1978 menetapkan kurva batas

untuk lama berlangsungnya getaran/vibrasi dari 1 menit hingga 12 jam didaerah frequensi

dimana tubuh manusia paling peka, yaitu antara 1 Hz sampai dengan 80 Hz, dimana tubuh

terkena getaran/vibrasi melalui : (1), kaki bagi orang yang berdiri, (2) pantat bagi orang yang

duduk, dan (3) seluruh tubuh bagi orang yang berbaring.. Kerangka tubuh manusia, alat-alat dan

otot memiliki sifat elastis dan kelembaban secara bersama-sama menerima frequensi dan

intensitas getaran dari sumbernya. Untuk susunan demikian merupakan massa penghantar

getaran mekanis yang sesuai dengan frequensi getaran tubuh manusia, maka sistem pada tubuh

akan beresonasi terhadap getaran seperti pada gambar, 5.19, misalnya pada (kepala ca. 25 hz,

struktur mata 30 – 80 hz, sistem lengan bahu 4 – 5 hz, sistem dada dan perut 10 – 12 hz, dan

tungkai 2 – 20 hz). Menurut (ACGIH,1995-1996: 80) Internasional Standard ISO 5349

(1986)/ANSI.S3,34, tubuh manusia yang paling peka menerima getaran antara 5 – 1.500 Hz

Pengukuran Getaran di Tempat Kerja

Salah satu pengukuran lingkungan yang dilakukan di tempat kerja adalah pengukuran getaran

yang dlakukan pada titik-titik yang terdapat kontak atau terdapat aktifitas dari pekerja.

Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan alat khusus, yaitu Vibration Meter.

Seluruh hasil pengukuran di catat dan di dokumentasikan,dan dibandigkan dengan. NAB (Nilai

Ambang Batas) faktor fisika dari getaran yang diizinkan di tempat kerja, berdasarkan

Kepmenaker Nomor : Kep-51.Men/1999.Metode uji : Seperti yang didefinisikan oleh (ISO

5349:1986, ANSI S3.34-1986).

5.3. Lighting/Pencahayaan

Permasalahan pencahayaan adalah berhubungan dengan sifat-sifat indera penglihatan manusia

serta usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat benda-benda yang ada disekitarnya dengan

mudah. Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah kenapa seseorang disuatu tempat dapat melihat

benda-benda dengan mudah dan cepat, sementara ditempat yang lain dia harus berusaha lebih

keras. Pencahayaan dilingkungan kerja akan memberikan jarak penglihatan kepada benda-benda

serta kesadaran ruang dan jarak (space), sehingga memungkinkan tenaga kerja untuk melihat

benda-benda secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Lebih dari pada itu

pencahayaan yang baik akan mengurangi kekeliruan-kekeliruan dalam pekerjaan yang bersifat

Page 14: Dasar Dasar Hygiene

visual, mengurangi kecelakaan dan mendatangkan suasana yang lebih kondusif dilingkungan

kerja. Keadaan ini akan menimbulkan rasa aman bagi tenaga kerja selama dia berkerja sehingga

memungkinkan mereka untuk bekerja dengan produktif. Pencahayaan perlu didesign

sebagaimana mestinya agar sesuai dengan kebutuhan cahaya disuatu tempat dengan jenis

pekerjaan tertentu, dan juga agar diserasikan dengan ruangan/tempat (spatial), sekaligus

termasuk rencana prosedur perbaikannya nanti. Suatu cara untuk menilai apakah pencahayaan

sudah didesign dan diatur dengan semestinya, adalah dengan melakukan survey dan evaluasi

secara priodik .Didalam survey dan evaluasi pencahayaan pada suatu lingkungan kerja adalah

penting untuk menjalankan suatu survey yang efektif dan ini dapat dilakukan dengan

pengetahuan tentang terminologi pencahayaan, mengadakan rekomendasi tentang kualitas dan

jumlah pencahayaan dan prosedur design. Sedangkan efek- efek kesehatan dari pencahayaan

adalah , kelalahan mata, kelelahan mental, keluhan- keluhan didaerah mata,sakit kepala sekitar

mata, dan kerusakan alat penglihatan.

Termologi Pencahayaan

Lighting, yaitu intensitas cahaya yang dibutuhkan guna membantu mata untuk melihat dan

memeriksa dalam suatu pekerjaan dalam suatu proses produksi guna mengurangi kecelakaan

kerja . Istilah-istilah yang paling sering digunakan didalam design dan evaluasi pada tempat-

tempat atau ruangan -ruangan yang diberi pencahayaan meliputi : intensitas illuminasi, lumen,

level illuminasi, luminance dan reflectance. Satuan-satuan yang paling sering adalah : candela,

lumen, footcandle atau lux dan footlambert.

Intensitas ( kadar ) illuminasi,

Menunjukkan berapa banyak cahaya (kepadatan cahaya) yang dikeluarkan oleh suatu sumber

cahaya dengan arah tertentu. Satuan dari intensitas illuminasi adalah ―candela ( Cd ) yang berasal

dari kata candle ( = lilin ). 1 lux (lx) = 1 lumen (lm) per meter kodrat, 1 candle = 4 lumen

Lumen,

Lumen ( lm ) adalah satuan ukuran dari aliran sinar yang keluar dari sumber sinar.

Sebuah lampu pijar 100 watt mengeluarkan sinar mula-mula 1700 lm keseluruh arah dan

fluorescent lamp (neon) mengeluarkan mula-mula 3200 lm.

Page 15: Dasar Dasar Hygiene

Level illuminasi,

Adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada permukaan sebuah bidang, diukur dalam satuan

footcandle atau lux. Sebuah sumber cahaya 100 lm jatuh pada permukaan meja seluas 1 ft2 ,

maka level illuminasi pada permukaan meja adalah 100 footcandles. Begitu pula suatu

permukaan berjarak 1 ft dari suatu sumber cahaya dengan intensitas 100 Candela, akan

mempunyai level illuminasi 100 footcandles. Jika area permukaan yang dikenai sinar tersebut

diukur dalam satuan meter persegi (m2), maka level illuminasi diukur dalam satuan lux.

Luminance ( kecerahan ),

Luminance atau photometric brightness adalah ukuran dari banyaknya cahaya yang dipancarkan

dari permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya yang terpantul dari suatu permukaan yang

dikenai cahaya. Satuan yang dipakai adalah footlambert apabila area permukaan itu dihitung

dalam squarefoot (ft2). Suatu permukaan yang mancarkan I lm/ft2 mempunyai luminance

sebesar 1 footlambert. Jika permukaan diukur dalam satuan m2 maka luminance diukur dalam

satuan Candelas / m2 . Sebuah lampu neon 40 watt mempunyai luminance ± 240 footlambert.

Pencahayaan Untuk Penyelenggaraan Pekerjaan.

Kegunaan pencahayaan dilingkungan industri adalah untuk melihat dengan mudah pekerjaan-

pekerjaan yang bersifat visual, memberikan lingkungan kerja yang aman, dan

menjaga/mempertahankan efisiensi kerja. Keuntungan yang diperoleh dari pencahayaan yang

baik antara lain : mengurangi kekeliruan/resiko kecelakaan, memperbesar produksi, dan

memperbaiki housekeeping.

Pencahayaan tempat kerja akan berpengaruh secara langsung terhadap kapasitas visual pekerja

Kapasitas Visual Pekerja.

Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visual di industri, derajat kesulitan bagi para pekerjanya akan

bervariasi tergantung dari : (a) tajam visual, (b) peka kontras, dan (c) kecepatan persepsi.

Tajam Visual , adalah kemampuan untuk membedakan secara cermat antara objek dengan

pelatarannya. Huruf-huruf pada circuit board printer lebih sukar dilihat dibandingkan apabila

huruf-huruf itu telah tercetak dihalaman kertas meskipun ukuran huruf itu sama kecilnya.

Peka Kontras, adalah kemampuan untuk mengenali perbedaan meskipun sangat sedikit.

Pekerjaan melihat dalam keadaan kurang kontras misalnya melihat noda abu-abu pada pakaian

Page 16: Dasar Dasar Hygiene

berwarna akan lebih sukar daripada melihat noda itu pada pakaian putih.

Kecepatan Persepsi, adalah waktu yang diperlukan antara pada saat melihat suatu objek dengan

persepsi visualnya. Kecepatan persepsi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kecerahan

dan kekontrasan antara objek dengan pelatarannya.

Dalam praktek ternyata apabila ada peningkatan pada tajam visual maka secara serentak akan

dibarengi pula oleh peningkatan peka kontras dan kecepatan persepsi. Ini dibuktikan dari

percobaan oleh Lukiesh, bahwa meningkatnya level illuminasi dari 10 lux ke 1000 lux

menimbulkan kenaikan tajam visual dari 100 -ke 170 %, dan peka kontras menjadi 450 %. Pada

saat yang sama akan berkurangnya ketegangan otot serta angka kedipan mata. Keadaan ini boleh

jadi disebabkan berkurangnya ketegangan syaraf karena meningkatnya level illuminasi tersebut.

Pencahayaan Tempat Kerja

Derajat kesulitan untuk melihat berdasarkan pada kapasitas visual pekerja dipakai sebagai dasar

untuk menentukan level illuminasi pada area-area kerja dan jenis pekerjaannya. Misalanya

pekerjaan tidak cermat, contohnya menumpuk barang level ilumunasiasi sesuai jenis pekerjaan

antara 80 – 170 lux

Standart, Prosedur dan rekomendasi

Indonesia (Permen Perburuhan No.07/1964), American National Standard Practice for Industrial

Lighting, data rekording US IES = American Illuminating Engineering Society

Society

Mengatur pencahayaan

Kualitas pencahayaan selain ditentukan oleh level illuminasi dari sumber cahaya adalah juga

dipengaruhi oleh daya pantul (reflectance) dari permukaan bidang-bidang yang dikenai oleh

cahaya, serta efek silau yang disebabkan oleh pencahayaan itu sendiri. Daya pantul dari bidang

permukaan didalam ruangan kerja menjadi penting untuk diperhatikan sama penting dengan

kekuatan sumber cahaya itu sendiri, karena akan menentukan kecerahan (luminance) didalam

ruang kerja, sedangkan kemampuan visual sangat tergantung pada kecerahan bidang visualnya.

Oleh karena itu pemilihan atas warna dan bahan untuk dinding ruangan dan segala perabotan

didalamnya perlu diperhitungkan. Dan dengan pertimbangan ini juga akan membantu dalam hal

efisiensi pencahayaan itu sendiri.

Page 17: Dasar Dasar Hygiene

Didalam ruang kerja, jumlah cahaya yang dipantulkan dari berbagai permukaan sebaiknya : -

langit-langit, 80 – 90 % , dinding : 40 – 60 %, mebel : 25 – 45 %, mesin; alat-alat : 30 – 50 %,

lantai : 20 – 40 %. Pada kebanyakan ruangan-ruangan tamu, kantor, ruang kelas, dan ruang kerja

lainnya, penempatan sumber cahaya (lampu) dan efek pantulannya oleh permukaan yang dipolis

(mengkilap) akan menimbulkan silau mutlak maupun silau relatif. Silau mutlak adalah silau

akibat pencahayaan yang terlalu tinggi atau pencahayaan langsung menerpa mata, sedangkan

silau relatif adalah akibat pencahayaan terlalu tinggi yang mengenai bidang visual sehingga

menimbulkan kontras yang terlalu besar. Untuk menghindari silau ini sebaiknya diatur sebagai

berikut ,Jangan ada sumber cahaya yang ditempatkan pada bidang visual pekerja, Sumber cahaya

yang tidak disaring jangan dipakai diruang kerja, Sudut antara garis pandang harizontal dengan

garis penghubung antara mata dan sumber cahaya sebaiknya lebih dari 300 , Untuk menghindari

silau karena pantulan tempat kerja harus diletakkan sedemikian rupa sehingga ―garis pandang‖

yang paling sering dipakai jangan berimpit dengan cahaya yang terpantul, Sebaiknya dihindarkan

pemakaian perabot, mesin-mesin dan lain-lain perkakas kerja yang berkilauan atau yang dipolis.

Produktifitas pencahayaan

Banyak penelitian yang menunjukkan kenaikan produksi dengan jalan memperbaiki level

illuminasi. Kenaikan itu sebagian disebabkan oleh efek langsung (persepsi visual yang makin

cepat) dan sebagian lagi oleh sebab berkurangnya kelelahan. Hasil penelitian oleh sekelompok

studi dari Jerman tentang efek dari level illuminasi terhadap kelelahan dan prestasi. Dengan

meningkatkan level illuminasi menjadi 1000 lux, tingkat kelelahan menjadi paling rendah

(berdasarkan pengukuran ambang rungu) dan jumlah kesalahan pada level ini juga berkurang.

Sedangkan hasil penelitian pada pabrik kapas di AS, dengan menaikkan level illuminasi dari 170

ke 340 lux, produksi meningkat sebesar 4,6 % dan angka cacat berkurang cukup banyak

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan berkurang sebesar 24,5 %.

Dalam penelitian ini, maksimal peningkatan produksi dan pengurangan biaya pengobatan terjadi

setelah level illuminasi dinaikkan menjadi 750 lux. Hasil serupa terjadi juga di negara-negara

Eropa Barat lainnya, meningkatnya produksi menurunnya kesalahan dan berkurangnya angka

kecelakaan adalah sebagai manfaat langsung dari diperbaikinya pencahayaan.

5.4. Panas/Heat

Page 18: Dasar Dasar Hygiene

Panas dapat didefinisikan sebagai energi dalam perjalanan dari objek suhu yang tingi ke objek

suhu yang lebih rendah.

Salah satu potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan mendapat perhatian khusus

adalah panas. Panas berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh maupun paparan

panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat

ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius yaitu heat

stroke.

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas

yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,

sangat terkait dengan laju metabolisme.

Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih

cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun

dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi

panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan

peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan

metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga

peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas

normal.

Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%

Page 19: Dasar Dasar Hygiene

kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu

lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi

meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan

mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan

pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah

kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh

terganggu.

Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang

atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat

mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi

sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh

darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang

mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi

(kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke

kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif

untuk keseimbangan suhu tubuh.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

Radiasi (R), adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas

inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5

– 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.

Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh

mekanisme kehilangan panas.

Panas , adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini

dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara

Page 20: Dasar Dasar Hygiene

bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang

terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu

tubuh.

Konduksi (KOND), adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-

benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi

sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil

karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda

relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan

proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

Evaporasi (E), atau penguapan air dari kulit , dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.

Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh

sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi

berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus

dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena

evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system

pernafasan.

Konveksi (KONV) : Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.

Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan dipanaskan (dengan

melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin.

Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas. Sedangakan cuaca kerja dalah kombinasi

dari : (1) suhu udara, (2) kelembaban udara , (3)kecepatan gerakan dan (4) suhu radiasi, dan

kombinasi dari keempat faktor diatas dihubungkan dengan produksi panas , disebut tekanan

panas. Suhu udara diukur dengan termometer dan disebut suhu kering. Sedangkan suhu dan

kelembaban dapat diukur bersama- sama dengan ― sling psychrometer‖ atau arsmann

psychrometer‖

Pengaruh heat stress pada manusia

Tekanan panas yang mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan berbagai permasalahan

kesehatan hingga kematian. Pada musim panas tahun 95 100 penduduk chicago meninggal

karena gelombang panas di musim panas. Penelitian lain di Amerika menunjukkan terjadi 400

kematian setiap tahun yang diakibatkan oleh tekanan panas (Tom P. Moreau dan Michael Daater,

Page 21: Dasar Dasar Hygiene

2005). Dari tahun 1995 hingga 2001 di Amerika juga tercatat ada 21 pemain sepakbola muda

meninggal terkena akibat heatstroke (Michael F. Bergeron,, 2005). Di Jepang dari tahun 2001-

2003 dilaporkan 483 ornag tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat

panas. Dari 483 tersebut 63 orang meninggal. (Yoshi-ichiro KAMIJO and Hiroshi NOSE, 2006).

Kematian tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada

tubuh. Berbagai penyakit tersebut meliputi:

Heat rash ; merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan

panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu

menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebagaian kecil area kulit atau

bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali

normal untuk 4 sampai 6 minggu.

Heat syncope ; adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah

pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.

Heat cramp ; gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan

abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan

cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas

Heat exhaustion ; diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini

terjadi jika jumalah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama

terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual,

pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C – 40°C)

Heat stroke ; adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan

pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan

kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau

lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh

korban, pening, menggigil, muak, pusing, kebingungan mental da pingsan.

Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum ; adalah rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi

pada lebih dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.

Penyakit lain yang bias timbul adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal

dan gangguan psikiatri. (Climate Change and Health Office Safe Environments Programme

Health Canada, 2006)

Page 22: Dasar Dasar Hygiene

Monitoring lingkungan kerja panas

Monitoring lingkungan kerja panas dilakukan dengan metode penilaian parameter ISBB (Indeks

Suhu Basa dan Bola), sesuai standard Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. Kep-

51/MEN/1999, Indeks Suhu Basa dan Bola ISBB (0C)

Tujuan pengujian iklim kerja dimaksud untukmengetahui tingkat tekanan panas yang diterima

tenaga kerja yang terpapar, agar segera dapat dilakukn langkah-langkah pengendalian, dengan

teknologi pengendalian .

Cara Penilaian, ada beberapa parameter yang digunakan untuk menilai tingkat tekanan panas,

setiap parameter mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk memilih parameter yang sesuai,

disamping harus mempelajari teori terutama faktor-faktor yang sudah diperhitungkan

didalamnya, juga perlu pengalaman dalam penerapan dilapangan berdasarkan hal tersebut di

pilih Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

menggunakan rumus atau dengan membaca monogram yang tersedia Rekomendasi ISBB 0C,

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 31/Men/X/2011, tentang Nilai

Ambang Batas (NAB) faktor fisika tempat kerja

Rumus dasar Indeks Suhu Basa dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe Temprature (WBGT),

yaitu dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari (outdoor), umumnya pengukuran

dilakukan diluar gedung, rumus tersebut adalah sebagai berikut : ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SG + 0,1

SK, rumus Yang di gunakan dalam gedung (indoor)adalah sebagai berikut , ISBB = 0,7 SBA +

0,3 SG

ISBB = Indeks Suhu Basa dan Bola, dalam 0C (derajat celcius)

SBA = Suhu Basa Alami, dalam 0C (derajat celcius)

SG = Suhu Globe/Bola, dalam 0C (derajat celcius)

SK = Suhu Kering, dalam 0C (derajat celcius)

5.5. Radiasi mengion dan tidak mengion

Kasus Chernobyl,(Rusia, 27 April 1986 ) , Ledakan dan kebakaran terjadi pd reaktor uranium;

kebocoran bhn radioaktif ratusan mil 2 pekerja meninggal seketika; ratusan cedera berat; 29

meninggal setlh dirawat

Radiasi —– Memancar/menjalarnya energi melalui ruang/media dalam bentuk gelombang

Page 23: Dasar Dasar Hygiene

Radiasi 2 jenis : (a) Radiasi mengion (ioni radiation, dan (b) Radiasi tidak mengion (non-

ionizing radiation)

Radiasi mengion

Energi besar (diatas 12 Ev=elektro valensi), diakibatkan o/ disintegrasi atom membentuk ion-

Radiasi mengion dibagi 2 ; (1). Elektromagnetik : X-Ray, gamma ray ( 2). Partikel : elektron,

netron, proton, alpha. Sumber Pemaparan Radiasi Mengion :Industri tabung sinar katoda,-

Pembangkit tenaga nuklir,Pertambangan, Rumah sakit (kedokteran gigi, umum, radiologi, lab.),

Lembaga penelitian, Pertanian, dsb

Pengendalian, Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg penyekatan, Maksimalisasi jarak,

menjauhkan tenaga kerja dari sumber radiasi, Membatasi waktu pemajanan, Pemasangan pagar,

label dan tanda peringatan bhy radiasi, Penggunaan APD(pakaian, kaca mata, Pelatihan dan

pengawasan, Emergency preparadness, kesiap-siagaan jika terjadi keadaan darurat

Penyekatan (shielding), Partikel alpha : dapat dihambat dengan bahan tipis, misalnya, kertas atau

lapisan luar kulit mati, Partikel beta :penyekatan denga bahan seperti aluminium dan plastik,

dengan ketebalan sp 1 cm, Neutron :dihambat dengan penyekatan baahn yang mengandung

kadar hidrogen tinggi, sehingga bahan cair seperti air, poliethilen, parafin dan sebagainya banyak

digunakan,

X-ray dan Gamma : Intensitas sinar x dan gamma berkurang secara exponensial dengan

ketebalan bahan. Semakin tebal dan tinggi berat jenis bahan maka semakin besar intensitas

radiasi yang diserap

Requirements of radiological protection (Int. Comm. On Radiological Protection) :No practice

shall be adopted unless its introduction produces a positive net benefit, All exposure shall be kept

as low as reasonably achievable (ALARA), economic and social factors being taken into

account, The dose equivalent to individuals shall not exceed the limits recommended for the

appropriate circumstances by the commission

Radiasi tidak mengion (Non ionizing radiation)

Page 24: Dasar Dasar Hygiene

Radiasi pengion, trdiri dari ; (a) Energi rel. rendah ( akan memudahkan absrbsi gel mikro ke

dalam tubuh, Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf, gangguan reproduksi dan dugaan

leukemia

Standar pemaparan

Standar pemaparan gel. Mikro, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per

31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika tempat kerja untuk radiasi gel

mikro dengan frek. 3-300 GHz adalah 10 mW/cm2 berlaku untuk pemajanan seluruh tubuh dari

satu sumber pemajanan atau lebih untuk waktu maksimum 6 menit

Infra Red

Spektrum : (a) : 1 mm – 1000 nm f : 3.1011 – 3.1014 Hz, (b) –

Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu pemanas/pengering

Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit terbakar (dugaan : gannguan reproduksi, sistem syaraf,

jantung)

Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg > 770 nm

Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum)

Spektrum : (a) f : 3.1014 – 3,5.1014, (b) : 1000 nm – 500 nm

Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan,

Efek untuk lingkungan kerja : pencahayaan kurang dan kesilauan (glare) : kelelahan, ketidak

nyamanan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja

Standar : Intensitas radiasi sinar tampak 10 mW/cm2 u/ 10.000 dtk (3 jam)

Ultra Violet

Spektrum : (a) : 400 nm -180 nm, (b) f : 3,5. 1014 – 3.1015 Hz

Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen, las listrik, pemotong logam

Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yang ditimbulkan : (1) UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit,

(2) UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit, (3) UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata

Gelombang Radio/TV

Spektrum : (a) f : 3.105-3.108 Hz, (b) : 1000 m – 1 m

Page 25: Dasar Dasar Hygiene

Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar

Efek : Umumnya non thermal (medan listrik dan magnet) : gangguan sistem syaraf, jantung,

reproduksi, kanker pd anak2

Laser

Bentuk Klasifikasi LASER (Standard internasional)

Klas 1 : intensitas radiasi rendah, tanpa resiko

Klas 2 : intensitas rendah, memancarkan radiasi tampak (400-700 nm)

Klas 3A : intensitas lebih tinggi, memancarkan radiasi tampak

Klas 3B: intensitas tinggi, visible a/ invisible, immediate eye damage

Klas 4: intensitas tinggi, berbahaya

VI. Lingkungan Kerja Fakto Biologis di Tempat Kerja

Dimana pun Anda bekerja dan apa pun bidang pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah

satu bahaya yang kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi eksternal

yang mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun demikian seringkali luput dari

perhatian, sehingga bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan cenderung

diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit diperbaiki. Faktor biologi ditempat

kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai berikut :

Bakteri :

Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak

bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak

dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.

Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera,

dan sebagainya

.Virus :

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300 nano meter. Virus tidak mampu

bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang

diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

Page 26: Dasar Dasar Hygiene

Jamur :

Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi

sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau

hewan lain.

Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja

Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di

tempat kerja, diantaranya :

Daerah pertanian :

Llingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh

mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau keracunan

Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.

Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik) :

Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab

penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti

Pneumonia.

Daerah peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk dari hewan

Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya : Anthrax yang

penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, Brucellosis, Infeksi Salmonella.

Di Laboratorium :

Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk

laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung organisme

pathogen

Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami

Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier

fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang

Page 27: Dasar Dasar Hygiene

hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga

berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.

Cara penularan kedalam tubuh manusia

Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah masuk kedalam

tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu : (1)Melalui saluran pernapasan, (2)

Melalui mulut (makanan dan minuman), (3) Melalui kulit apabila terluka

Mengontrol bahaya dari faktor biologi

Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan

pencegahan antara lain dengan : (a) Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko

tertular lewat debu yang mengandung organism pathogen ,(b)Mengkarantina hewan yang

terinfeksi dan vaksinasi, (c)nImunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat

kerja, (d)Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu kali setiap

bulan, (e) Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang

patogen pada system pendingin.,(f) Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana

mengotrol dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.