34
REHABILITASI REHABILITASI MEDIK MEDIK Dr. Asmaun Najamuddin, SpRM Dr. Asmaun Najamuddin, SpRM Kedokteran Fisik dan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rehabilitasi RS. Wahidin Sudirohusodo RS. Wahidin Sudirohusodo

Dasar Terapi Rehabilitasi Medik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dasar

Citation preview

REHABILITASI MEDIKREHABILITASI MEDIK

Dr. Asmaun Najamuddin, SpRMDr. Asmaun Najamuddin, SpRMKedokteran Fisik dan RehabilitasiKedokteran Fisik dan Rehabilitasi

RS. Wahidin SudirohusodoRS. Wahidin Sudirohusodo

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Physical Medicine and Rehabilitation) atau Ilmu Kedokteran Fisik (Physiatry) secara formal dilakui sebagai suatu disiplin ilmu kedokteran spesialis pada tahun 1947 di AS, ditandai dengan dibentuknya The American Board of Physical Medicine and Rehabilitation.

Terminologi

Untuk disiplin IKFR secara Internasional dikenal 3 nama :

Physiatri – atau aIlmu Kedokteran fisik, boleh dikatakan nama pertama yang dikenal sehingga dokter spesialis dibidang ilmu disebut : Physiatrist.

Physical Medicine and Rehabilitation (PMR) atau Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (IKFR), merupakan istilah yang lebih populer, yang merupakan perkembangan dari terminologi fisiatri, oleh karena bidang kerja disiplin kedokteran ini, secara umum mencakup bidang rehabilitasi medik fisik (rehabilitasi psikiatri, tetap dipegang kedokteran jiwa).

Rehabilitation Medicine atau Ilmu Kedokteran Rehabilitasi, kadang-kadang disebut Ilmu Rehabilitasi Medik

Rehabilitasi berasal dari 2 kata : Re berarti mengembalikan Habilitasi atau ability yang berarti kemampuan Rehabilitasi medik berarti mengembalikan kemapuan

fungsi alat organ Atau anggota tubuh yang sakit, cedera menderita kelainan

karena penyakit. Agar dapat berfuungsi lagi semaksimal mungkin

sehingga seseorang dapat mandiri kembali. Adanya yang menggunakan terminologi revalidasi, yang

mengandung arti menjadi valid atau berguna kembali. Pada anak arti mengembalikan kemampuan adalah

kemapuan sesuai ”tumbuh kembang” anak pada umumnya.

Suatu program rehabiliatsi komprihensip baru dikatakan berhasil baik bila program mengandung 4 unsur yaitu : – Pemulihan kondisi fisik – Pemulihan kondisi psikologik – Latihan provokasional dan pengalaman kerja

singkat guna membantu penderita mengembalikan kepercayaan diri, dan

– Resosialisasi.

TUJUAN REHABILITASI

Tujuan rehabilitasi ialah : Meniadakan keadaan cacat bila mungkin 2. Mengurangi keadaan cacat sebanyak

mungkin 3. Melatih orang dengan siap keadaan

cacat badan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tinggal adanya

Sudah banyak bukti bahwa

pelayanan kesehatan yang hanya

mengutamakan aspek

pencegahan dan kuratif saja

ternyata tidak dapat

memecahkan permasalahan

kesehatan secara lebih tuntas.

1.Definisi Rehabilitasi Medik

2.Falsafah Rehabilitasi

Medik

3.Tujuan Rehabilitasi Medik

Metode Ilmu Kedokteran RehabilitasiMetode Ilmu Kedokteran Rehabilitasi

Definisi Rehabilitasi MedikDefinisi Rehabilitasi Medik

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu, dengan

pendekatan medik, psiko sosial-edukasional – vokasional

untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal

mungkin

Falsafah Rehabilitasi MedikFalsafah Rehabilitasi Medik

Meningkatkan kemampuan fungsional pasien

berdasarkan kemampuan yang masih dimiliki.

Tujuan Rehabilitasi MedikTujuan Rehabilitasi Medik

Untuk mempertahankan/meningkatkan kualitas hidup

masyarakat*) dengan cara mencegah, mengurangi

impairment/kelainan, disability/ketidak mampuan dan

handicap/ketunaan beserta dampaknya melalui

peningkatan fungsi semaksimal mungkin sehingga

dapat melakukan fungsinya di masyarakat.

• Impairment atau kelainan : Kondisi kehilangan atau kelainan/abnormalitas dari struktur atau fungsi organ

atau sistem yang bersifat psikologik, fisiologik dan atau anatomi. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau menetap, serta tidak selalu disebabkan oleh penyakit, tetapi dapat juga diperoleh sejak lahir.

• Disability atau ketidak mampuan :

Kondisi terbatasnya atau kurangnya kemampuan sebagai akibat adanya kelainan untuk melakukan kegiatan dengan cara dan batas-batas yang dianggap normal bagi setiap orang sesuai umur dan jenis kelamin. Kondisi ketidak mampuan merupakan gangguan yang terjadi pada tingkat diri seseorang/pribadi.

• Handicap atau ketunaan : Kondisi kemuduran seseorang akibat adanya kelainan dan atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam memenuhi peranannya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial dan budaya.

Pelayana Rehabilitasi Medik tidak

terlepas dari alur upaya kesehatan pada

umumnya, yaitu upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam

cakupan yang lebih spesifik, yaitu

terhadap kecacatan.

a. Mencegah / mengurangi angka kesakitan

b. Mengurangi akibat lanjut kelainan

c. Mencegah/mengurangi terjadinya ketidak mampuan akibat kelainan

d. Mencegah terjadinya ketunaan setelah keadaan ketidak mampuan.

1. Setiap anggota tim mengetahui batasan,

cakupan dan lingkup kerja, sesuai dengan

profesi masing-masing.

2. Profesi tersebut tergabung dalam satu tim

kerja.

3. Masing-masing profesi bekerja menuju satu

tujuan yaitu tujuan jangka panjang yang telah

ditetapkan oleh dokter rehabilitasi medik

sesuai dengan diagnosis fungsional.

4. Profesi interaksi yang terkoordinir antar

anggota tim adalah kunci keberhasilan

Tim Yang terdiri dari :• Dr. Spesialis Rehabilitasi

Medik• Psikolog• Fisioterapis• Terapis Wicara• Okupasi Terapis• Ortotis Prostetis• Pekerjaan Sosial Medik• Perawat Rehabilitasi Medik

Tujuan akhir Rehabilitasi Medik tidak terbatas hanya untuk melatih pasien agar mampu

beradaptasi dengan lingkungannya saja, tetapi juga

untuk melatih keluarga/lingkungan dan

masyarakat untuk menerima dan memberi kemudahan

integrasi sosial bagi pasien

Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim

Rehabilitasi rawat Amputasi, artritis, cedera otak, Ahli kedokteran fisik,inap kanker, muskuloskeletal, OT, PT, pekerja so- Fasilitas berdi- disfungsi kardiopulmoner, sial, ahli psikologi, ri sendiri, u- SSP, fraktur, geriatrik,neuro- penata diet, RT, ahli mum atau spe- muskuler, pediatrik, neuropati patologi bicara, ahli sialis. perifer, politrauma, cedera farmasi, ahli proste- Unit dalam medulla spinalis/SCI, stroke. tik/orthotik, perawat, RS perawatan Pasien menunjukkan kurang- penasehat pendidi- akut, biasanya nya kebebasan untuk bergerak, kan,&juru pulih khu-

rehabilitasi u- beraktivitas sehari-hari (ADL), sus lainnya. mum. dan / atau berkomunikasi.

Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim

Konsultasi rawat Seperti di atas, demikian pula Ahli kedokteran fisik,inap dengan nyeri kronik, dan de- dokter konsulen, juru Fasilitas pera- kondisi yang umum. Pasien pulih yang tepat, pe- watan akut ter- mungkin belum dianggap se- kerja sosial,ahli pros- masuk psikiatri bagai calon pasien rehabilitasi tetik/orthotik,ahli far- Fasilitas pera- rawat inap karena ketidaksta- masi, & penata diet. wat terlatih bilan medis atau bedah. Perawat ru- mahan

Sarana Kelompok Rehabilitasi Anggota Tim

Rehabilitasi rawat Seperti di atas, dan nyeri kro- Ahli kedokteran fisik,jalan nik, cedera di bidang industri, pekerja sosial, juru Fasilitas reha- dan kedokteran olahraga. Pasi- pulih, prostetik/ortho- bilitasi pasien en menunjukkan kemajuan tik, penasehat pendi- rawat jalan ter- melalui rehabilitasi rawat inap dikan. padu yang ber- atau tidak memerlukan pera- diri sendiri watan di RS untuk mendapat- Bekerjasama kan pengobatan. dengan fasilitas perawatan akut (PT/OT/bagian terapi bicara)

1. Hemiplegia sinistra sekunder karena CVA, trombosis, pada (tanggal)

2. Ketergantungan fungsional sekunder akibat nomor 13. Inkontinensia urin sekunder akibat nomor 24. Riwayat hipertensi, pengobatan terpantau5. Riwayat penyakit arteri koroner dengan angina

pektoris6. Riwayat glaukoma dengan penurunan ketajaman

penglihatan7. Riwayat infeksi saluran kemih (sembuh)8. Keadaan pasca-koleisistektomi (inaktif)

Sistem PendukungKepribadian PramorbidGaya Hidup Pramorbid

Tingkat PendidikanPenyalahgunaan zat-zat

Riwayat Bekerja (jenis, tempat, kemampuan)Riwayat Minat Kegemaran (hiburan)

Jumlah Penyandang cacat cukup besar (7-10%) jumlah penduduk atau 14-20 juta orangKemampuan penyediaan pelayanan rehabilitasi medik baik kuantitas maupun kualitasnya rendahKualitas Pelayanan kurang memadai

Backlog; dalam 5 tahun hanya 10% cakupan pelayanan bagi penyandang cacat yang membutuhkan layanan RMKurangnya komitmen politik

Menekan jumlah penyandang cacat menjadi kurang dari 7%

Meningkatkan kemampuan, pelayanan rehabilitasi medik baik

kuantitas maupun kualitasnya

Meningkatkan cakupan sampai 90% melalui baik upaya

pemerintah maupun peran serta masyarakat

Masuk dalam program prioritas

Trend dan transisi epidemilogi, sosial ekonomi & Iptek

STRATEGI OPERASIONAL STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN PELAYANAN PENGEMBANGAN PELAYANAN

REHABILITASI MEDIK DI INDONESIAREHABILITASI MEDIK DI INDONESIA

1. Aspek Sumberdaya Manusia :

a. Pendirian institusi pendidikan formal bagi tenaga-

tenaga rehabilitasi medik.

b. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan tenaga

rehabilitasi medik melalui studi banding, pelatihan di

dalam dan luar negeri dll.

c. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan tenaga

rehabilitasi medik melalui penerapan angka kredit dan

jabatan fungsional serta pendidikan berkelanjutan.

d. Latihan tenaga kesehatan dibidang rehabilitasi medik

untuk mendukung pelayanan rehabilitasi medik.

• Ada beberapa Aspek yang harus diperhatikan :Ada beberapa Aspek yang harus diperhatikan :

A. Pelayanan Rehabilitasi Medik di RS & PuskesmasA. Pelayanan Rehabilitasi Medik di RS & Puskesmas

2. Aspek Sarana, Prasarana dan Peralatan :

a. Pembangunan dan pengembangan gedung

rehabilitasi medik di Rumah Sakit

b. Pengadaan peralatan rehabilitasi medik termasuk

sarana penunjangnya dengan dukungan dana

pemerintah, luar negeri dan swasta serta swadaya

masyarakat.

3. Aspek Metode

4. Aspek Dana

B. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) :

RBM adalah suatu strategi dalam pembangunan

masyarakat untuk rehabilitasi, persamaan

kesempatan, integrasi sosial dari semua

penyandang cacat dalam aspek kehidupan dan

penghidupan.

Paramedik Fungsional : Sebagai pelaksana pelayanan

a.a. Psikolog :Psikolog :1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana psikologi yang

diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik2) Menegakkan diagnosis psikologi, merencanakan program psikologi

dan memilih modalitas psikologi.3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program

psikologi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program psikologi.4) Melaksanakan program psikologi.5) Mengevaluasi kembali program psikologi.6) Mengusulkan program psikologi baru dan lanjutan bila

diperlukan7) Melaporkan berakhirnya program psikologi dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.8) Melaksanakan rekam medik pasien.9) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang

psikologi.10) Bertanggung jawab atas terlaksananya program psikologi yang meliputi penggunaan modalitas psikologi.11) Bertanggung jawab kepada Dokter dan atau Kepala Pelayanan Psikologi.

b. Fisioterapis :b. Fisioterapis :1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana fisioterapi yang

diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya/dokter umum terlatih yang bekerja di Instalasi Rehabilitasi Medik yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik.2) Menegakkan diagnosis fisioterapi, merencanakan program fisioterapi dan memilih modalitas fisioterapi.3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program

fisioterapi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program fisioterapi.4) Melaksanakan program fisioterapi.5) Mengevaluasi kembali program fisioterapi.6) Mengusulkan program fisioterapi baru dan lanjutan bila

diperlukan.7) Melaporkan berakhirnya program fisioterapi dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.8) Melaksanakan rekam medik pasien.9) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang

fisioterapi.10) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program fisioterapi.11) Bertanggung jawab kepada Dokter yang membuat dan atau

Kepala Pelayanan fisioterapi.

c. Terapi Wicara :c. Terapi Wicara :1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana terapi wicara

yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi

Medik2) Menegakkan diagnosis terapi wicara, merencanakan program

terapi wicara dan memilih modalitas terapi wicara.3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program

terapi wicara yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program

terapi wicara.4) Melaksanakan program terapi wicara.5) Mengevaluasi kembali program terapi wicara yang sudah

dilaksanakan.6) Mengusulkan program terapi wicara baru dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya7) Melaporkan berakhirnya program terapi wicara dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.8) Melaksakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya bidang

terapi wicara.9) Bertanggung jawab kepada Dokter dan atau Kepala Pelayanan terapi wicara.

d. Okupasi Terapis :d. Okupasi Terapis :1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana okupasi terapi

yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja di Instansi Rehabilitasi

Medik2) Menegakkan diagnosis okupasi terapi, merencanakan program

okupasi terapi dan memilih modalitas okupasi terapi.3) Mengadakan keselarasan bila ada perbedaan antara program

okupasi terapi yang disetujui oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter lainnya dengan rencana/program

okupasi terapi.4) Melaksanakan program okupasi terapi.5) Mengevaluasi kembali program Okupasi terapi yang sudah

dilaksanakan.6) Mengusulkan program okupasi terapi baru dan dan lanjutan bila diperlukan7) Melaporkan berakhirnya program okupasi terapi dan mengembalikan pasien kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.8) Melaksakan rekam medik pasien.9) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya dibidang okupasi terapi10) Bertanggung jawab kepada dokter pengirim dan atau kepala

pelayana Okupasi terapi

e. Pelaksana Ortotok Prostetik :e. Pelaksana Ortotok Prostetik :

1) Menyelenggarakan pelaksanaan program pembuatan ortotik dan

prostetik sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter

spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya yang bekerja

di Instalasi rehabilitasi medik

2) Mengevaluasi program ortotik prostetik.

3) Melaporkan hasil pembuatan ortotik prostetik kepada dokter

yang mengirim.

4) Melaksanakan rekam medis.

5) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya OP.

6) Membantu kepala pelayanan OP dalam pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan.

7) Membuat laporan berkala dan bertanggung jawab terhadap

fasilitas pelayanan.

8) Melaksakan tugas lain.

f. Pekerja Sosial Medik :f. Pekerja Sosial Medik :1) Memantau keadaan sosial ekonomi pasien dgn cara :

- Wawancara dgn pasien- Wawancara dgn keluarga pasien- Wawancara dgn atasan pasien

2) Memberikan bimbingan sosial kpd pasien dan keluarganya :- Memberikan motivasi/dorongan moril- Memberikan alternatif pemecahan masalah- Mengurangi tekanan mental

3) Mengadakan kunjungan rumah (Home visit)4) Membuat studi kasus bila diperlukan.5) Membuat laporan berkala di lingkup pelaksana Pekerja Sosoal Medik.6) Menyiapkan kelengkapan administrasi untuk klem asuransi.7) Bekerjasama dgn badan-badan sosial untuk memecahkan masalah yg dihadapi pasien dan keluarganya.8) Menyiapkan rencana pemulangan pasien baik u/ keluarga,

lingkungan dan sebagainya.9) Menyiapkan tempat u/ latihan kerja/ keterampilan bagi penderita yg disiapkan u/ pulang.

g. Perawat Rehabilitasi Medik :g. Perawat Rehabilitasi Medik :1) Mengadakan evaluasi terhadap program pelayana keperawatan

yang diprogramkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya atau dokter umum terlatih yang bekerja di Instansi Rehabilitasi Medik2) Menegakkan diagnosis keperawatan.3) Mengadakan konsultasi dgn dokter spesialis rehabilitasi

medik dan atau dokter spesialis lainnya mengenai program perawatan.

4) Melaksanakan perawatan dan mengevaluasi.5) Mengusulkan program perawatan baru dan lanjutan bila

diperlukan.6) Melaporkan berakhirnya program perawatan dan mengembalikan pasien kpd dokter spesialis rehabilitasi medik dan atau dokter spesialis lainnya.7) Melaksakan rekam medik pasien.8) Melaksanakan penyuluhan rehabilitasi medik khususnya dibidang perawatan.9) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan.10) Bertanggung jawab kpd dokter spesialis RM dan atau dokter

spesialis lainnya