29
DATA ENCODING Jaringan Komputer

DATA ENCODING - jutami.staff.gunadarma.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

DATA ENCODING

Jaringan Komputer

Pengenalan

Teknik Encoding dan modulasi :

Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau

analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t)

Untuk pensinyalan analog, input sinyal m(t) dapat berupa analog atau

digital dan disebut sinyal pemodulasi (sinyal baseband), yang dimodulasi

menjadi sinyal termodulasi s(t). Dasarnya adalah memodulasi sinyal carrier

yang sesuai dengan medium transmisinya.

Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier

dengan frekuensi fc.

Metode Konversi

Metode

Konversi

Digital - digital Digital - Analog Analog – Analog Analog - Digital

Data Digital – Sinyal Digital

Elemen sinyal

tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary yang ditransmisikan dengan meng-encode tiap bit

data menjadi elemen-elemen sinyal.

Sinyal unipolar

semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif semua atau negative

semua.

hanya menggunakan satu level tegangan (bisa positif atau negatif), serta tegangan nol

untuk simbol 0.

Sinyal polar

elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili oleh level tegangan

positif dan yang lainnya level tegangan negatif.

Sinyal bipolar

Menggunakan 3 level tegangan (positif, negatif, dan 0)

Data Digital – Sinyal Digital

Durasi

atau lebar suatu bit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk memancarkan bit

tersebut.

Modulation rate

kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds atau elemen sinyal

perdetik.

Mark = digit binary ‘1’

Space = digit binary ‘0’

Data Digital – Sinyal Digital

Nonreturn to Zero

NRZ-L

NRZI

Multilevel Binary

Bipolar AMI

Pseudoternary

Biphase

Manchester

Differential Manchester

Nonreturn to Zero Level (NRZ-L)

Tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif untuk

binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0 dan bit-1).

Penerapan : tegangan konstan positif untuk ‘1’ dan tidak ada tegangan untuk ‘0’,

atau tegangan negatif untuk nilai ‘0’ dan positif untuk nilai yang lain.

• 1→ tegangan positif (V+)

• 0→ tidak ada tegangan (0)

• 0→ tegangan negatif (V-)

• 1→ tegangan positif (V+)Atau

NRZ unipolar

NRZ polar

Nonreturn to Zero Inverted (NRZ-I)

Suatu kode dimana

• 1→ transisi low ke high / high ke low (berubah tergantung sebelumnya)

• 0→ tidak ada transisi

Keuntungannya : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan.

Kelemahan NRZ-L dan NRZ-I :

Keterbatasan dalam komponen dc

Kemampuan sinkronisasi yang buruk

Bipolar-AMI

Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘1’

diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubah-ubah polaritasnya.

• 1 → perubahan pulsa/tegangan positif atau negatif

• 0 → tidak ada tegangan (level 0)

Tidak ada loss sync jika terdapat deretan satu yang panjang (deretan nol dapat saja

terjadi masalah).

Tidak ada net komponen DC.

Bandwidth yang lebih rendah

Mudah dalam deteksi kesalahan

AMI = Alternate Mark Inversion

Pseudoternary

Pseudoternary kebalikan Bipolar AMI.

• 0 → pergantian pulsa/tegangan positif atau negatif

• 1 → tidak ada tegangan (level 0)

Keunggulan & Kelemahan

Dibanding 2 teknik NRZ

Keunggulan

Kemampuan sinkronisasi yang baik.

Tidak menangkap komponen dc

Pemakaian bandwidth yang lebih kecil.

Dapat menampung bit informasi lebih banyak

Kelemahan

Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level (+A , -A , 0 )

sehingga membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan

NRZ untuk probabilitas bit error yang sama.

Manchester

Kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit

• 1→ transisi low ke high di tengah periode

• 0→ transisi high ke low di tengah periode

Differential Manchester

Kode dimana binary ‘0’ diwakili oleh adanya transisi di awal periode

suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan transisi di awal

periode suatu bit.

• 0→ Adanya transisi di awal

• 1→ ketiadaan transisi di awal

Di tengah periode tetap ada transisi

Keunggulan & Kelemahan

Keunggulan

Sinkronisasi : karena adanya transisi setiap bit time, receiver dapat men-sinkron-kan

transisi tersebut. Hal ini disebut ‘self clocking codes’.

Tidak ada komponen dc.

Deteksi terhadap error : ketiadaan transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk

mendeteksi error.

Kelemahan

Memakai bandwidth yang lebih lebar dari multilevel binary.

Kecepatan modulasi maksimum 2 kali NRZ

Teknik Scrambling

Serangkaian level tegangan yang tetap pada garis, digantikan dengan

serangkaian pengisi yang akan melengkapi transisi yang cukup untuk clock

receiver agar dapat tetap mempertahankan sinkronisasi.

2 Teknik

B8ZS

HDB3

Hasil desain ini :

Tidak ada komponen dc.

Tidak ada serangkaian sinyal level nol yang panjang.

Tidak terjadi reduksi pada data rate

Kemampuan deteksi error.

Bipolar with 8-Zeros Substitution (B8ZS)

Jika terjadi oktaf dari semua nol (00000000) dan pulsa tegangan

terakhir yang mendahului oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari

oktaf tersebut di-encode sebagai 000+-0- + .

00000000 → 000+-0- +

Jika terjadi oktaf dari semua nol (00000000) dan pulsa tegangan

terakhir yang mendahului oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari

oktaf tersebut di-encode sebagai 000-+0+ -.

00000000 → 000-+0+ -

High-density Bipolar 3 (HDB3)

Menggantikan string-string dari 4 nol (0000) dengan empat cara

berdasarkan polaritas bit 1 sebelumnya dan jumlah bit 1 yang dihitung

setelah subsitusi terakhir.

Data Digital – Sinyal Analog

Contoh umumnya yaitu public telephone network (300-3400Hz).

Device yang dipakai adalah modem (modulator dan de-modulator) yang mengubah

data digital ke sinyal analog (modulator) dan mengubah sinyal analog ke digital

(demodulator).

Teknik:

Amplitudo Shift Keying (ASK)

Frequency Shift Keying (FSK)

Phase Shift Keying (PSK)

Amplitudo Shift Keying

Dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa)

yang berbeda atau dinyakatan sebagai :

Frequency Shift Keying

Dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi yang berbeda yang dekat

dengan frekuensi carrier atau dinyatakan sebagai :

Phase Shift Keying

Terjadi perubahan fase sebesar 180o setiap kali terjadi perubahan arus

data, atau dapat dinyatakan sebagai:

Data Analog – Sinyal Digital

Digitalisasi : Proses transformasi data analog ke sinyal digital

Tiga hal yang umum terjadi setelah proses digitalisasi :

Data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L

Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L dengan beberapa

langkah tambahan.

Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik modulasi.

Codec (coder – decoder) : device yang digunakan untuk mengubah data analog

menjadi bentuk digital untuk transmisi dan kemudian untuk mendapatkan kembali

data analog dari data digital tersebut.

Pulse Code Modulation

Dilakukan berdasarkan teori sampling, frekuensi sampling (fs) harus lebih

besar atau sama dengan 2x frekuensi tertinggi sinyal (fh)

Sampel-sampel ini diwakilkan sebagai pulsa-pulsa pendek yang

amplitudonya proporsional terhadap nilai dari sinyal asal → Pulse

Amplitudo Modulation (PAM)

Delta Modulation

Input analog ditransformasikan dengan fungsi tangga (stairs Function).

Gerakan ke atas atau ke bawah 1 level (δ) terjadi pada setiap interval pencuplikan,

disebut perilaku biner.

Data Analog - Sinyal Analog

Menggunakan teknik modulasi, untuk menumpangkan sinyal informasi

pada suatu gelombang pembawa.

Suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukkan ke dalam

sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus yang berfrekuensi

tinggi.

Sebab perlunya proses modulasi sinyal analog :

Frekuensi yang lebih tinggi dapat memberikan transmisi yang lebih efisien.

Antena-antena yang ada dapat dimanfaatkan Frequency Division Multiplexing

(FDM).

Teknik Modulasi:

Amplitudo Modulation (AM)

Frequency Modulation (FM)

Phase Modulation (PM)

Amplitudo Modulation

Proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal pembawa sesuai

dengan sinyal pemodulasinya/informasi yang dikirim.

Frequency Modulation (FM)

Sinyal pemodulasi akan mengubah frekuensi sinyal pembawa.

Frekuensi pembawa termodulasi harus dapat bergeser ke atas dan

ke bawah frekuensi nominal beberapa kali per detik, sesuai dengan

frekuensi pemodulasi.

Phase Modulation (PM)

Proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa sesuai dengan sinyal

pemodulasi.

Amplitudo dan frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap, tetapi fasa sinyal

pembawa berubah sesuai dengan informasi.

TERIMA KASIH

Jaringan Komputer