Upload
michael-salomo-christian
View
109
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ini adalah daun ungu mas bro,daun ungu punya saya masbro
Citation preview
1
A. Judul Program Daya Hambat Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum pictum) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans
B. Latar Belakang Permasalahan Rongga mulut merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia.
Untuk melaksanakan fungsinya rongga mulut dilengkapi oleh sejumlah besar bakteri
yang akan berhubungan dengan mukosa atau jaringan lunak permukaan rongga mulut
(Sholekhudin, 2010). Di rongga mulut terdapat banyak spesies bakteri, diantaranya
Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan jenis flora normal rongga mulut yang
bersifat patogen oportunistik artinya mikroorganisme yang tidak berbahaya pada
kondisi normal tetapi akan menjadi patogen pada kondisi tertentu karena terjadinya
peningkatan jumlah populasi yang tidak dapat diimbangi dengan sistem imunologi
tubuh. Kondisi perubahan itu antara lain karena berbagai macam kelainan sistemik
dan faktor lokal (Lynch et al, 1994).
Bakteri Streptococcus mutans mempunyai peran menimbulkan karies gigi,
yaitu gangguan kesehatan gigi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri
plak, diet, dan gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004),
prevelansi karies di Indonesia saat ini mencapai 90,05%. Karies menjadi salah satu
bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Bakteri
Streptococcus mutans dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel
pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel.
Polisakarida ekstra sel ini terutama terdiri dari polimer glukosa yang menyebabkan
matriks plak mempunyai konsistensi seperti gelatin, akibatnya bakteri terbantu untuk
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Plak makin lama makin tebal,
sehingga akan menghambat fungsi saliva untuk melakukan aktivitas antibakterinya
(Anonim A, 2003).
Oleh karena itu perlu suatu langkah pencegahan karies dan penyakit
periodontal dengan melakukan peningkatan kesehatan gigi. Salah satu cara
pencegahan karies adalah mengusahakan agar pembentukan plak pada permukaan
gigi dapat dibatasi baik. Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan
plak secara mekanis dan kemungkinan penggunaan bahan anti kuman terutama untuk
menekan S. mutans.
Daun ungu (Graptophyllum pictum) merupakan sumber daya alam yang
banyak terdapat di sekitar pekarangan rumah dan memiliki banyak khasiat untuk
kesehatan tubuh manusia. Daun ungu mengandung zat berkhasiat yang yaitu tanin,
flavonoid, antosianin, leukoantosianin, dan flavonol (Isnawati A, 2003). Dengan
adanya kandungan yang kompleks dan beragam membuat daun ungu memiliki daya
antibakteri, antijamur, dan antivirus.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengadakan penelitian
mengenai bahan alami yang aman bagui tubuh tetapi mempunyai daya antibakteri
terhadap Streptococcus mutans dengan menggunakan daun ungu (Graptophyllum
2
pictum) menginat daun ungu memiliki kandungan antibakterial. Pada bidang
kedokteran gigi belum ada penelitian tentang efek antibakteri daun ungu terhadap
Streptococcus mutans sehingga melalui penelitian ini, diharapkan daun ungu dapat
dikembangkan untuk menjadi bahan-bahan untuk mencegah terjadinya karies gigi.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu
apakah ekstrak daun ungu (Graptophyllum pictum) daya antibakterial terhadap
Streptococcus mutans dalam terjadinya karies gigi?
D. Tujuan Program Tujuan Umum
Mengetahui dan membuktikan daya antibakteri daun ungu (Graptophyllum
pictum) terhadap Streptococcus mutans.
Tujuan Khusus Untuk mengetahui jumlah konsentrasi ekstrak daun ungu yang paling efektif
dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans
E. Luaran yang Diharapkan Menghasilkan ekstrak herbal berupa ekstrak daun ungu sebagai bahan
alternatif menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sehingga akan
mengurangi angka prevalensi karies gigi atau gigi berlubang.
F. Kegunaan Program Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi khususnya di bidang
Biology Oral tentang ekstrak herbal yang bisa menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans sehingga kemungkinan bisa dijadikan sebagai bahan dasar
produk kedokteran gigi seperti pasta gigi, obat kumur, permen karet, dan lain-lain.
G. Tinjauan Pustaka 1. Daun Ungu (Graptophyllum pictum) a) Sejarah Penggunaan Daun Ungu (Graptophyllum pictum)
Daun ungu biasa dijumpai di pekarangan rumah. Orang Sunda menyebutnya
daun Handeuleum. Sedang orang Sumatera memberi nama daun Pudin. Kandungan
kimia yang terdapat pada daun ini pernah diteliti. Zat-zat berkhasiatnya mampu
menyembuhkan penyakit wasir dan beberapa jenis penyakit lain. Tumbuhan daun
ungu diduga berasal dari Irian dan Polinesia. Tanaman ini memiliki nama latin
Graptophyllum pictum, biasa tumbuh liar di
pekarangan. Terkadang masyarakat desa memakai tumbuhan yang termasuk dalam
famili Acanthaceae ini sebagai pagar alami. Secara turun-temurun, anggota famili
Acanthaceae itu digunakan untuk mengobati penyakit akibat membengkaknya bibir
3
anus itu. Tak hanya itu, daun ungu juga berkhasiat sebagai antiinflamasi, antiplak
gigi, dan mencegah sakit ketika menopause (Anonim C, 2010).
b) Klasifikasi Tanaman Ungu
Gambar 1. Tanaman Ungu (Graptophyllum pictum)
Klasifikasi tanaman ungu adalah sebagai berikut (Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati, 2010) :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Graptophyllum
Jenis : Graptophyllum pictum
Nama Umum : Daun ungu
Nama Daerah : Handeuleum
c) Morfologi dan Habitat Tanaman Ungu Ciri menonjol tanaman yang juga sering disebut sebagai daun temen-temen ini
adalah permukaan daunnya berwarna ungu mengkilap dan berbau kurang sedap.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan pangkal dan ujung daun meruncing. Sementara
itu tulang daun menyirip. Bentuk tanaman ini adalah pohon kecil atau perdu.
Tanaman perdu ini bisa tumbuh dengan ketinggian antara 1,5 sampai 3 meter.
Cabang-cabang memenuhi batang tanaman ini. Terdapat tiga jenis varietas tanaman
daun ungu. Varietas itu adalah daun berwarna ungu, daun berwarna hijau dan daun
belang-belang putih. Karena warna daunnya, tanaman ini terkenal dengan nama daun
ungu. Tanaman ini dapat tumbuh subur baik di dataran rendah maupun di dataran
tinggi dengan ketinggian sampai 1250 meter di atas permukaan laut. Namun daerah
yang kena sinar matahari kuat atau sedang adalah tempat tumbuh daun ungu yang
ideal (Anonim C, 2010).
4
d) Kandungan Kimia Daun Ungu Kandungan kimia daun ungu terdiri dari tanin, flavonoid, antosianin,
leukoantosianin, dan flavonol (Isnawati A, 2003).
i) Tanin Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin,
yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau
flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi
katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian
oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu flavon
dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8. Kebanyakan flavolan
mempunyai 2-20 satuan flavon (Harborne, 1987).
Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah
depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh
lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa
senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan
dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat
(Harborne, 1987). Tanin sebagai antibakteri dapat membentuk lapisan pelindung
pada enamel untuk mencegah kerusakan gigi (Pratiwi R, 2005).
ii) Flavonoid Flavonoid sebagai suatu senyawa fenol dalam dunia tumbuhan dapat
ditemukan dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. Aglikon flavonoid
mempunyai kerangka dasar struktur C6-C3-C6. Berdasarkan tingkat oksidasi serta
subsituennya kerangka flavonoid dibedakan menjadi berbagai jenis seperti flavon,
flavonol, khalkon, santon, auron, flavon, antosianidin dan leukoantosianidin
(Pramono, 1989).
Flavonoid mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi dan karena itu
menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum UV (ultra violet) dan
spektrum tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada
gula seperti glikosida. Aglikon flavonoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam
beberapa bentuk kombinasi glikosida (Harborne, 1989).
2. Streptococcus mutans
a) Pengertian Streptococccus mutans
Streptococcus mutans termasuk family Streptoccaceae dan merupakan
bakteri karogenik yang merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi. Rongga
mulut adalah habitat utama untuk Streptococcus mutans yang biasanya
mengakibatkan kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Mycol, 1994).
Streptococcus mutans mampu memmetabolisme karbohidrat sampai menjadi
asam sehingga pH saliva dan pH plak mengalami penurunan hingga dibawah titik
kritis yang pada akhirnya dapat menyebabkan larutnya enamel (Lehner, 1992).
5
Streptococcus mutans mampu mensintesis glukan dari sukrosa dan glukan yang
terbentuk merupakan massa lengket seperti lumpur, pekat dan tidak mudah larut serta
berperan dalam perlekatan Streptococcus mutans pada permukaan gigi (Taubman,
1992).
Menurut Soerodjo (1989), beberapa faktor yang menyebabkan Streptococcus
mutans dianggap mempunyai peranan penting dalam terjadinya karies gigi, antara
lain Streptococcus mutans membuat asam lebih cepat pada sukrosa dalam pH lebih
rendah daripada Lactobacillus. Selain itu Streptococcus mutans menghasilkan pH
optimum 5,5 yang diperlukan untuk demineralisasi gigi, disebutkan juga bahwa
Streptococcus mutans sangat asidogenik (mempunyai kecepatan yang tinggi dalam
menghasilkan asam), sehingga dapat menyebabkan demineralisasi hidroksil apatite.
Hal ini didukung oleh Melville (1981), yang menyatakan bahwa Streptococcus
mutans dapat menghasilkan enzim glukosiltransferase (GTF) yang menyebabkan
produksi glukan ini berpengaruh pada perlekatan plak gigi.
b) Klasifikasi Streptococcus mutans
Klasifikasi Streptococcus mutans adalah sebagai berikut (Nugraha AW, 2008) :
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans
c) Sifat Streptococcus mutans secara Mikroskopis
Semua Streptococcus mutans tidak begerak aktif, tidak membentuk spora,
gram positif, dan mempunyai susunan rantai dua atau lebih. Berbentuk bulat dengan
diameter 0,5-0,7 mm. Kadang bentuknya mengalami pemanjangan menjadi batang
pendek, tersusum berpasangan atau membentuk rantai pendek. Susunan rantai
panjang diperoleh Streptococcus mutans berada dalam media BHIB (Basson, 1987).
d) Morfologi koloni Streptococcus mutans Media yang dapat digunakan untuk membiakkan Streptococcus mutans
adalah TYC dan media agar darah. Menurut Soerodjo (1989), gambaran koloni
bakteri tersebut yaitu ukuran koloni dengan diameter 1-5 mm, permukaan koloni
berbutir kasar, licin, menyerupai bunga kasar dengan pusat menyerupai kapas.
Konsistensi koloni keras dan sangat lekat, warna koloni seperti salju yang membeku,
agak buram mengkilat (opaque), kuning buram dengan lingkaran putih. Sedangkan
tepi koloni tidak teratur, bulat teratur, dan oval teratur, dan daya lekat koloni melekat
sekali pada TYC.
6
Gambar 2. Streptococcus mutans
e. Kelainan yang disebabkan oleh Streptococcus mutans
Penyakit yang disebabkan adalah karies gigi. Beberapa hal yang
menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah seperti gula, air liur, dan juga
bakteri pembusuknya. Setelah meakan sesuatu yang mengandung gula, terutama
adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan,
glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada
gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-
juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada
glycoprotein itu. Walaupun, banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya
Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi
(Nugraha AW, 2008).
Pada langkah selanjutnya, bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu
metabolisme glikolosis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah
kondisi-kondisi anaerobik adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar
keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH yang sejumlah tertentu menghancurkan
zat kapur fosfat di dalam email gigi mendorong ke arah pembentukan suatu rongga
atau lubang (Anonim B, 2003).
Streptococcus mutans ini yang mempunyai suatu enzim yang disebut
glukosil transferase di atas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi
glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa
molekul glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan
glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga
tidak larut dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus mutans untuk
berkembang dan membentuk plak pada gigi (Anonim B, 2003).
3. Zat Antibakterial Menurut Pelczar dan Chan (1998), zat antimikrobial adalah zat yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan metabolisme melalui mekanisme penghambatan
pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikrobial terdiri dari antijamur dan
antibakterial. Zat antibakterial adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme melalui penghambatan pertumbuhan bakteri. (Boyd and Marr, 1980;
Pelczar, 1988).
7
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih zat
antimikrobial kimiawi adalah :
1. Jenis zat dan mikroorganisme Zat antimikrobial yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis
mikroorganismenya karena memiliki kerentanan yang berbeda-beda.
2. Konsentrasi dan intensitas zat antimikrobial Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobial yang digunakan, maka semakin
tinggi pula daya kemampuannya dalam mengendalikan mikroorganisme.
3. Jumlah organisme Semakin banyak mikroorganisme yang dihambat atau dibunuh, maka semakin
lama waktu yang diperlukan untuk mengendalikannya.
4. Suhu
Suhu yang optimal dapat menaikkan efektivitas zat antimikrobial.
5. Bahan organik
Bahan organik asing dapat menurunkan efektivitas zat antimikrobial dengan cara
menginaktifkan bahan tersebut atau melindungi mikroorganisme. Hal tersebut
karena penggabungan zat dan bahan organik asing membentuk zat antimikrobial
yang berupa endapan sehingga zat antimikrobial tidak lagi mengikat
mikroorganisme. Akumulasi bahan organik terjadi pada permukaan sel
mikroorganisme sehingga menjadi pelindung yang mengganggu kontak antara
zat antimikrobial dengan mikroorganisme (Pelczar, 1998).
H. Metode Pelaksanaan 1. Jenis Penelitian : eksperimental laboratoris. 2. Sampel Penelitian : bakteri Streptococcus mutans
3. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel Bebas : ekstrak daun ungu (konsentrasi 1,2,3) b. Variabel Terikat : daya hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
c. Variabel Terkendali : media, alat, bahan, dan cara kerja.
4. Definisi Operasional Variabel a. Ekstrak daun ungu adalah sediaan ekstrak daun ungu yang diperoleh dengan
cara maserasi pada konsentrasi 0,29 mg/ml, 0,58 mg/ml, 1,17 mg/ml, 2,35
mg/ml, 4,69 mg/ml, dan 9,38 mg/ml.
b. Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans adalah diameter zona hambat paper dish dalam cawan petri setelah direndam dalam ekstrak
daun ungu selama 24 jam dengan konsentrasi 0,29 mg/ml, 0,58 mg/ml, 1,17
mg/ml, 2,35 mg/ml, 4,69 mg/ml, dan 9,38 mg/ml.
5. Tempat Penelitian Pembuatan ekstrak daun ungu dilakukan di Laboratorium Fitokimia Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Sedangkan uji daya hambat terhadap
8
Streptococcus mutans dilakukan di Laboratorium Biologi Mulut Sub Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.
6. Alat dan Bahan Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai
berikut :
a. Gelas ukur b. Oase c. Alat timbangan d. Corong Buchner e. Rotary Evaporator f. Autoclave g. Tabung reaksi h. Cawan petri i. Paper dish j. Vortex k. Mikroskop cahaya l. Inkubator 37oC, 5 % CO2 m. Ujung pipet steril n. Pipet steril 5 ml dan 10 ml
Bahan Penelitian
a. Aquades steril b. Daun Ungu c. Medium Nutrien Agar d. Medium Glukosa Nutrien Agar e. Kultur bakteri Streptococcus mutans
7. Prosedur penelitian
a. Persiapan Ekstrak Daun Ungu Daun ungu yang masih segar sebanyak 25 gram dicuci dengan air mengalir
hingga bersih dan dikeringkan. Masukkan daun ungu ke dalam pressing yang telah
dilapisi dengan kasa steril. Kemudian perasan daun ungu ditampung di dalam beaker
glass.
b. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA) Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA) sebanyak 200 ml : 0,6 gr Beef extract
+ 1 gr Pepton + 3 gr Agar dimasukkan dalam erlenmeyer dan cukupkan volumenya
dengan aquades 200 ml, kemudian dimasak dalam air mendidih selama 15 menit, lalu
disterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 37C.
c. Pembuatan Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA) Pembuatan Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA) sebanyak 300 ml : 1,5 gr
Beef extract + 3 gr pepton + 3 gr agar dimasukkan dalam erlenmeyer. Cukupkan
9
volumenya dengan aquades hingga 250 ml, masak selama 15 menit lalu disterilkan
dengan autoclave. Ambil glukosa sebanyak 10 gr dilarutkan dengan 50 ml aquades
steril. Keluarkan campuran dan dimasak kembali selama 15 menit lalu masukkan
glukosa ke dalam campuran, dan siap digunakan.
d. Pembuatan Kultur Bakteri Streptococcus mutans NA diambil dan masukkan dalam tabung reaksi lalu dimiringkan. S. mutans
yang berasal dari stock diambil dengan oase steril lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi NA beku dan diinkubasi dalam incubator selama 24 jam.
e. Pembuatan Ekstrak
Daun ungu dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, dicuci lalu dihaluskan
menggunakan blender dan ditimbang 100 gram menggunakan timbangan analitik.
Kemudian dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambah dengan pelarut etanol 95
% kemudian direndam (maserasi) selama 3 hari. Pasang evaporator pada tiang
permanen agar dapat digantung dengan kemiringan 30-40 terhadap meja. Kemudian
hasil maserasi dimasukkan dalam labu ekstraksi. Satu set alas evaporasi diletakkan
sedemikian rupa sehingga sebagian labu ekstraksi terendam aquades pada water bath.
Water bath dihubungkan dengan sumber listrik dan dinaikkan suhunya sampai 70 C
(sesuai dengan titik didih etanol). Kemudian ditunggu proses berjalan (pengembunan
dan pemisahan di pendingin) sampai hasil evaporasi tersisa dalam labu ekstraksi.
Hasil evaporasi berupa cairan kental.
f. Uji Efektivitas Streptococcus mutans terhadap Ekstrak Daun Ungu Untuk mengetahui kepekaan S mutans terhadap ekstrak daun ungu,
dilakukan hal sebagai berikut: disiapkan 10 cawan petri dan 20 paper dish dengan
diameter 55 mm. 10 Paper dish direndam selama 5 menit dalam ekstrak daun ungu
yang telah diencerkan dan 10 paper dish lain sebagai kontrol, kemudian disetiap
cawan petri yang telah berisi media GNA dan isolat S. mutans diletakkan 2 paper
dish dari ekstrak daun ungu dan kontrol. Lalu dimasukkan dalam inkubator dengan
suhu 37 C selama 24 jam.
g. Penilaian daya hambat Kriteria penilaian daya hambat yaitu dengan mengukur zona bening atau
zona inhibisi disekitar paper dish dengan menggunakan kaliper secara vertikal,
horizontal dan diagonal, kemudian dirata-ratakan
10
8. Alur Penelitian Alur penelitian yang telah dijabarkan di atas dapat digambarkan pada bagan
berikut :
10 paper dish direndam dalam ekstrak daun
ungu selama 5 menit
10 paper dish kontrol
20 paper dish dimasukkan ke dalam 10
cawan petri berisi GNA dan isolat S.mutans
Inkubasi 370C selama 24 jam
Pengukuran zona inhibisi sekitar paper dish
11
9. Analisa Data Data penelitian ini dianalisis dengan uji one way ANNOVA untuk mengetahui
daya hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans setelah pemberian ekstrak
daun ungu.
I. Jadwal Kegiatan Tabel 1. Jadwal Pelaksaan Penelitian
NO NAMA KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN 2011
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Mengumpulkan daun
ungu
2. Mengeringkan daun ungu
3.
Menghaluskan daun
ungu
4.
Steam destilation
Process
5.
Redestilation
Process
6.
Penanaman Bakteri
Streptococcus mutans
7.
Pemberian ekstrak daun
ungu
8.
Penelitian dan
Pengamatan
9. Analisa Akhir
10.
Pembuatan laporan akhir
PKMP
Rancangan Biaya
12
J. Rancangan Biaya
No. Materi Kebutuhan Jumlah
Tahap Persiapan
1. Pengumpulan literatur Rp 210.000,-
2. Print dan fotocopy proposal Rp 100.000,-
3. Alat tulis Rp 100.000,-
4. Pengumpulan daun ungu Rp 300.000,-
5. Transportasi Rp 150.000,-
6. Pengiriman sampel Rp 300.000,-
7. Biaya komunikasi Rp 200.000,-
Tahap Penelitian
8. Cawan petri Rp 100.000,-
9. Cawan agar Rp 180.000,-
10. Tabung reaksi Rp 190.000,-
11. Biaya pemakaian laboratorium dan
alat
Rp 600.000,-
12. BHI Rp 1.000.000,-
13. Kultur Streptococcus mutans Rp 350.000,-
14. Medium Nutient Agar (NA) Rp 180.000,-
15. Medium Glucose Nutrient Agar
(GNA)
Rp 180.000,-
16. Pipet steril 5 ml dan 10 ml Rp 100.000,-
17. Tabung volumetric Rp 80.000,-
18. Gelas ukur Rp 160.000,-
19. Oase Rp 50.000,-
20. Corong Buchner Rp 50.000,-
21. Paper dish Rp 100.000,-
22. Vortex Rp 150.000,-
23. Ujung pinset steril Rp 200.000,-
24. Biaya destilisasi Rp 700.000,-
25. Biaya destilisasi bertingkat Rp 500.000,-
26. Aquadest steril Rp 50.000,-
27. Biaya analisa kandungan daun ungu Rp 350.000,-
28. Kertas label Rp 10.000,-
29. Timbangan Rp 100.000,-
Tahap Akhir
30. Print dan fotocopy laporan akhir Rp 100.000,-
Total Rp 6.840.000,-
13
Daftar Pustaka
Chan, E.C.S., W. Al-Joburi, S.L. Cheng, F. Delorme. 1989. In Vitro
Susceptibilties of Oral Bacterial Isolates to Spiramycin : Antimicrobial Agents and
Chemotherapy. Journal of Pharmacology, American Society for Microbiology.
Lynch, Malcolm et all. 1994. Burkets Oral Medicine, Diagnosis and Treatment, 9
th Edition. Philadelphia.
Solekhudin. 2010. Bakteri dalam Rongga Mulut Kita. Available from:
http://gusimerah. blogspot.com. Accessed at: December 1th
,2010.
Anonim A. 2003. Sugar and Tooth Decay. Available from: http://www.
elmhurst.edu/ html. Accessed at: December 1th
,2010.
Anonim B. 2008, Sterptococcus mutans. Available from: http://www.
emedicine.com/ emerg/topic 128.html, Accessed at: December 1th
,2010.
Soerodjo, T. S. (1989). Respon Imun Humoral terhadap Streptococcus mutans
Sehubungan dengan Karies gigi. Disertasi Universitas Airlangga Surabaya, hal. 12-
88
Chan, E.C.S., W. Al-Joburi, S.L. Cheng, F. Delorme. 1989. In Vitro
Susceptibilties of Oral Bacterial Isolates to Spiramycin : Antimicrobial Agents and
Chemotherapy. Journal of Pharmacology, American Society for Microbiology.
Anonim C. 2009. Kandungan Daun Ungu. Available from :
http://eramuslimstore. com/apotikherba/. Accessed at : November 30th
2010.
Pelczar, M.J., S. Chan, 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. UI-Press, Jakarta.
Wahyuningtyas, E. 2005. The Graptophyllum pictum extract effect on acrylic
resin complete denture plaque growth. Maj.Ked.Gigi (Dent.J.), Vol.38. No.4
October-December 2005 : 201-204.
Nugraha A. 2008. Streptococcus mutans. Available from:
http://mikrobia.files.wordpress. com/2008/05/ streptococcus-mutans_31.pdf .
Accessed at : November 30th
2010.
14
Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup Ketua Serta Anggota Pelaksana
1.1 Ketua Peaksana Nama : Susilawati
NIM : 021011009
Tempat/tgl.Lahir : Surabaya, 16 Juli 1992
Alamat : Jl. Kedung Tarukan Baru Gg IVb no 19 Surabaya
No. Telp : 085649223380
Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga semester 3
Ketua Pelaksana
Susilawati
1.2. Anggota Pelaksana Nama : Tiarisna Hidayatun Nisa
NIM : 021011022
Tempat/Tgl Lahir : Tuban, 26 Oktober 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Darmwangsa II/32 Surabaya
Telepon : 08563298285
Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga semester 3
Anggota Pelaksana
Tiarisna Hidayatun Nisa
1.3. Anggota Pelaksana Nama : Tegar Permadi D.P.
NIM : 021011020
Tempat/Tgl Lahir : Tuban, 18 Februari 1992
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Darmahusada III/2
Telepon : 0813315748474
Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga semester 3
Anggota Pelaksana
Tegar Permadi D.P.
15
1.2 Anggota Pelaksana Nama : Servy Aulia Prihardianti
NIM : 021011023
Tempat/tgl.Lahir : Kediri, 21 Januari 1992
Alamat : Jl. Kedung Tarukan Baru Gg IVb no 19
Surabaya
No. Telp : 085648016016
Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga semester 3
Anggota Pelaksana
Servy Aulia Prihardianti
1.3 Anggota Pelaksana Nama : I Komang Evan Wijaksana
NIM : 020911015
Tempat/tgl lahir : Kaliasem, 9 Agustus 1991
Alamat : Gubeng Kertajaya 9D/39A Surabaya
No. Telp : 081916486624
Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga semester 5
Anggota Pelaksana
I Komang Evan Wijaksana
16
Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Dr. Retno Indrawati, drg., M.Si
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 12 November 1959
Jenis Kelamin/Agama : Perempuan/Kristen Protestan
Jurusan/Fakultas : Kedokteran Gigi
Pangkat/Gol./NIP : IV A
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Kesatuan/Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
Alamat Kantor : Jl. Prof. Moestopo No.47 Surabaya
Alamat Rumah : Jl. Ketintang Madya
Dosen Pembimbing
Dr. Retno Indrawati, drg., M.Si