6
Definisi Anemia Anemia merupakan sebuah penyakit kelainan darah akibat kurangnya atau abnormalitas hemoglobin, pigmen pembawa sel darah merah. Penderita anemia umumnya memiliki gejala yang khas, seperti rasa kelelahan dan ingin pingsan, kulit pucat, sesak napas saat kerja ringan, serta palpitasi. Hal tersebut dikarenakan kekuatan pembawa oksigen darah menurun, serta jaringan tubuh yang mungkin tidak menerima cukup oksigen. Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita, remaja, dewasa, bumil, busui, dan manula). Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan. Epidemiologi Data base prevalensi anemia gizi secara global sejak tahun 1993 – 2005 yang dirilis WHO adalah sebagai berikut:

Definisi Anemia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Definisi Anemia

Definisi AnemiaAnemia merupakan sebuah penyakit kelainan darah akibat kurangnya atau abnormalitas hemoglobin, pigmen pembawa sel darah merah. Penderita anemia umumnya memiliki gejala yang khas, seperti rasa kelelahan dan ingin pingsan, kulit pucat, sesak napas saat kerja ringan, serta palpitasi. Hal tersebut dikarenakan kekuatan pembawa oksigen darah menurun, serta jaringan tubuh yang mungkin tidak menerima cukup oksigen.Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita, remaja, dewasa, bumil, busui, dan manula). Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan.

Epidemiologi

Data base prevalensi anemia gizi secara global sejak tahun 1993 – 2005 yang dirilis WHO adalah sebagai berikut:

Page 2: Definisi Anemia

Prevalensi Anemia di negara Berkembang

Penelitian dibawah pengawasan WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa anemia gizi mempengaruhi 10 sampai 20 persen populasi dinegara berkembang. Penyebab yang paling sering adalah defisiensi zat besi, namun, terkadang defisiensi asam folat dan vitamin B12 juga muncul secara bersamaan, khususnya pada wanita hamil.

.Africa Asia Central and South America

6-17 % Pria15-50 % Wanita35- 72 % Wanita Hamil30-60% Anak – Anak dibawah umur 15 tahun

10 % Pria30-50 % Wanita. (Paling tinggi pada wanita hamil)Sampai 37 – 75 % di beberapa bagian of India, Pakistan dan Bangladesh.50% Anak – Anak. Semakin tinggi pada usia dibawah 2 tahun

5-15 % Pria.10-35 % Wanita37- 52 % Wanita Hamil15-50% Anak bayi

B. Anemia di Indonesia

Anemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada wanita hamil, anemia dapat meningkatkan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bayinya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan anemia gizi besi (Fe) pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%, dan tidak ditemukan data anemia gizi besi ibu hamil berdasarkan provinsi. Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2008, terdapat 28,1% ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi. Hasil penelitian dalam skala kecil (skripsi) di Kabupaten Takalar dan Maros dengan responden ibu hamil yang telah kontak dengan pelayanan kesehatan ternyata ditemukan anemia gizi sebesar 63,9% di Takalar dan 79,4% di Maros. (Prevalensi menuurut Provinsi, Riskedas 2007)

Page 3: Definisi Anemia

Berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, prevalensi anemia gizi pada wanita berusia 15-44 tahun antara 30,9–48,9%, sedangkan data dari Direktorat Bina Gizi

Page 4: Definisi Anemia

Masyarakat pada tahun 1997 menunjukkan prevalensi anemia pada pekerja wanita usia produktif yang berpenghasilan rendah berkisar antara 30-40%

GejalaPada dasarnya gejala anemia timbul karena terjadinya anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan, mekanisme kompensasi oleh darah ke jaringan. Kombinasi kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yang disebut sebagai sindrom anemia.1. Gejala Umum Anemia Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang- kunang, serta telinga mendenging. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.232. Gejala Khas Defisiensi Besi Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalahKoilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok. b. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang. c. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya peradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan. d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

2.7. Dampak Anemia Gizi Pada Ibu HamilSeorang wanita hamil yang menderita anemia gizi besi kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang mempunyai persediaan zat besi sedikit atau tidak mempunyai persediaan zat besi sama sekali di dalam tubuhnya walaupun tidak menderita anemia. Jika setelah lahir bayi tersebut tidak mendapatkan asupan zat besi yang mencukupi, bayi akan berisiko menderita anemia. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum.Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan daya tahan ibu menjadi rendah terhadap infeksi dan kurang mampu menolerir perdarahan ketika melahirkan. Anemia gizi besi pada wanita hamil mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin dan peningkatan risiko bayi dengan berat badan lahir rendah