6
“SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PADA ANEMIA” 1. DEFINISI a. Sistem imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi pertahanan tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan. b. Sistem hematologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi pertahanan tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan. c. Anemia adalah Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan/atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsi untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratories anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal. 2. PATOFISIOLOGI Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akbiat beberapa faktor di luar sel darah. Lisis sel darah merah terjadi di dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direfleksikan dengan mningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya

Definisi Anemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DEFINISI anemia.docx

Citation preview

Page 1: Definisi Anemia

“SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PADA ANEMIA”

1. DEFINISI

a. Sistem imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi pertahanan  tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.

b. Sistem hematologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi pertahanan  tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.

c. Anemia adalah Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan/atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsi untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratories anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit  dibawah normal.

2. PATOFISIOLOGITimbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akbiat beberapa faktor di luar sel darah. Lisis sel darah merah terjadi di dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direfleksikan dengan mningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin dan sel darah merah. Fungsi darah adalah membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen akan berkurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 milyar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak dapat diperbaiki.

Page 2: Definisi Anemia

Anemia

↓viskositas darah menurun

↓resistensi aliran darah perifer

↓penurunan transport O2 ke jaringan

↓hipoksia, pucat, lemah

↓beban jantung meningkat

↓kerja jantung meningkat

↓payah jantung

3. KLASIFIKASI ANEMIAa. Anemia normositik normokrom

Dimana ukuran dan bertuk sel darah merah normal  serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal. (MCV dan MCHC normal atau normal  rendah) tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemai jenis ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-penyakit infiltrat metastatik pada susum tulang.

b. Anemia makrositik normokrom

Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat; MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat B12  dan/atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.

c. Mikrositik hipokromMikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal(MCV kurang; MCHC kurang). Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital)

Page 3: Definisi Anemia

Gambar jenis-jenis anemia.

4. KRITERIA ANEMIA

Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hemotokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.

Batasan umum yang digunakan adalah kreteria WHO. Dinyatakan sebagai anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut :

Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl

Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl

Perempuan hamil  Hb < 11 gr/dl

Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl

Anak usia 6 bulan-6 tahun                              

 Hb < 11 gr/dl

5. DERAJAT ANEMIA

Derajat Anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai adalah sebagai berikut :

Page 4: Definisi Anemia

Ringan sekali                Hb 10 gr/dl – 13 gr/dlRingan Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dlSedang   Hb 6 gr/dl – 7,9 gr/dlBerat Hb < 6 gr/dl

6. Gejala Klinis

Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umunya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu sebagai berikut :

a. Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau anemic syndrom.Gejala umum atau sindrom adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.

b. Gejala khas anemiaGejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai berikut :            Anemia defisiensi besi            : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis

angularis.            Anemia defisiensi asam folat : lidah merah ( buffy tongue )            Anemia hemolitik                    : ikterus dan hepatosplenomegali            Anemia aplastik                       : perdarahan kulit atau mukosa dan

tanda-tanda infeksi.

c. Gejala akibat penyakit dasarGejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemi. Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan bewarna kuning seperti jerami.

d.

7. Nk8. Nm9. M10. Nn11. m