Definisi Dan Pengklasifikasian

Embed Size (px)

Citation preview

DEFINISI DAN PENGKLASIFIKASIAN Helmintologi : Ilmu yang mempelajari tentang parasit cacing Berdasarkan taksonominya dibagi atas: Platyhelminthes/cacing pipih Kelas Cestoida (cacing pita) Kelas Trematoda (cacing isap)

Cara infeksi : memakan daging hospes perantara yang mengandung sistiserkus (larva Taenia)

Gejala klinis : umumnya ringan, berupa gangguan kadang terjadi komplikasi yaitu peritonitis (T.solium) dan obstruksi usus (T.saginata). Pencegahan Taeniasis : pengawasan daging yang dijual dan disembelih; memasak daging dengan baik; menjaga kebersihan lingkungan Pengobatan : mebendazol;albendazol;atabrin;kamokuin;nikl osamid TREMATODA Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit. Pembagian Trematoda Trematoda usus Trematoda hati Trematoda paru Trematoda darah (schistosoma) Trematoda Usus

Nemathelminthes/cacing gilik Kelas Nematoda

Perbedaan antara Cestoda, Trematoda, dan Nematoda

CESTOIDA bersifat parasit karena menyerap sari makanan dari usus halus inangnya. Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus). Cestoda yang penting pada manusia : Taenia saginata Diphyllobothrium latum -

Taenia solium - Hymenolepis nana Echinococcus granulosus Hymenolepis diminuta -

Spesies yang penting : Fasciolopsis buski Heterophyes heterophyes Metagonimus yokogawai Echinostoma spp.

Multiceps multiceps -Dipylidium caninum

Taenia saginata dan Taenia solium Habitat : usus halus (atas jejunum) Siklus hidup : Hospes definitif : manusia Hospes perantara. T.solium : babi ; T.saginata : sapi. Fasciolopsis buski : manusia dan babi Heterophyes : manusia dan mammalia pemakan ikan Hospes definitif : Siklus hidup

Metagonimus : manusia, babi, anjing, kucing, pelikan Echinostoma spp. : manusia dan hewan

O. felineus : manusia, kucing, anjing, anjing laut O. viverrini : manusia, kucing, mammalia pemakan ikan F. hepatica herbivora : manusia,

Hospes perantara pertama : siput air tawar Hospes perantara kedua :

Fasciolopsis buski : tanaman air Heterophyes Metagonimus : tawar Echinstoma spp. besar dan ikan air

D. dendriticum : biri biri, kadang kadang manusia

Hospes perantara pertama : siput Hospes perantara kedua : C.sinensis, Opistorchis : ikan F. hepatica: tumbuhan D.dendriticum. : semut

:

siput

Gejala klinis Fasciolopsiasis : ulserasi, abses usus keradangan,

Gejala klinis : akibat kelainan hati dan empedu. Halzoun (laringofaringitis) akibat F.hepatica muda.

Heterofiasis dan metagonimiasis : iritasi usus, granuloma organ Ekinostomiasis : iritasi sampai ulkus pada mukosa usus siput,dan

Pencegahan : memasak makanan (ikan,sayur) dengan baik. Pengobatan : Prazikuantel; Klorokuin; Gentian violet; Khusus untuk fasioliasis : -diklorofenol, emetin. Fasciola hepatica Siklus hidup Trematoda Paru Spesies : Paragonimus westermani Siklus hidup: Hospes definitif : manusia dan mamalia pemakan ikan Hospes perantara I : siput Hospes perantara II : Crustacea (ketam,udang batu) Stadium infektif : metaserkaria

Pencegahan : memasak ikan, tanaman air dengan sempurna

Pengobatan : Prazikuantel; Tetrakloretilen Trematoda Hati Spesies yang penting Clonorchis sinensis hepatica - Fasciola

Opistorchis felineus - Dicrocoelium dendriticum Opistorchis viverrini

Siklus hidup Hospes definitif :

C.sinensis : manusia , anjing, kucing, babi, angsa

Gejala klinis: batuk yang disertai dahak berdarah Pencegahan : Memasak ketam atau udang dengan sempurna. Pengobatan : Prazikuantel; Klorokuin; Bitionol Trematoda Darah (Schistosoma) Spesies yang penting : Schistosoma haematobium

Tidak ditularkan melalui tanah Enterobius vermicularis Trichinella spiralis

Kelainan patologik infeksi cacing usus Cacing dewasa dapat menimbulkan : gangguan pencernaan; perdaharan dan anemia; alergi; obstruksi usus; iritasi usus; perforasi usus. Larva cacing menimbulkan : reaksi alergik; kelainan jaringan Pencegahan infeksi cacing usus Pendidikan kesehatan pribadi dan lingkungan Menjaga kebersihan makanan atau memasak makanan dengan baik Memakai alas kaki bila berjalan di tanah (untuk mencegah infeksi cacing tambang dan strongiloidiasis)

Schistosoma japonicum Schistosoma mansoni

Patogenesis : kelainan patologik pada skistosomiasis disebabkan oleh : serkaria, skistosumula, telur. Pencegahan : mencegah pencemaran perairan; pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara. Pengobatan : Prazikuantel; tartar etemik;obat obat lainnya: ambilhar, fuadin, antimon dimerkaptosuksinat kurang berhasil. NEMATODA Salah satu kelas dari filum nemathelminthes yang berperan sebagai parasit terhadap manusia, meliputi : - Nematoda usus

Pengobatan infeksi cacing usus Askariasis : Pirantel pamoat, mebendazol, levamisol, albensazol. Trikuriasis : pirantel mebendazol, levamisol, pamoat pamoat, oksantel

- Nematoda jaringan Nematoda Usus Spesies yang penting Soil transmitted helminths Ascaris lumbricoides Trichuris trichuira Necator americanus Ancylostoma duodenale Strongyloides stercoralis

Infeksi cacing tambang : pirantel pamoat, mebendazol, albendazol Strongiloidiasis : tiabendazol, albendazol, levamisol, mebendazol, pirantel pamoat. Enterobiasis : piperazin, pirantel pamoat, mebendazol dan obat cacing lainnya bisa digunakan.. Trikinosis : tiabendazol analgetik dan penenang disertai

Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

Siklus hidup

Enterobius vermicularis (cacing kremi) Siklus hidup Nematoda Jaringan Spesies yang penting penyebab filariasis Wuchereria bancrofti Brugia malayi Onchocerca volvulus

Sel2 ginjal & sel2 otak dpt terinfeksi, sementara sel2 epitel tdk, dgn demikian jelas bahwa virus mempunyai host and organ tropism tertentu. Selanjutnya virus msk kedlm sel dgn bantuan organel2 sel, genom virus m btk komponen2nya kemudian virus dilepaskan dr dlm sel. Proses kembang biak ini terjadi pd sitoplasma, inti sel ataupun membran sel, tgtg pd jenis virusnya. Interaksi sel & Virus

Loa loa

Secara umum interkasi sel & virus dpt diringkas & Acanthocheilomena perstans digolongkan sbb: Mansonella ozzardi 1. Pencegahan : memberantas vektor penular; mencegah gigitan vektor 2. Pengobatan : Umumnya dietilkarbamasin sitrat PATOGENESIS INFEKSI VIRUS Virus hanya berkembang biak pd sel hidup & tdk pd lingkungan ekstrasellular. U/ memahami patogenesis infeksi diperlukan pengetahuan tentang: Proses kembangbiak d entre-nya. tmsk virus 1. port digunakan Virus yg akibat efek toksisnya menimbulkan banyak kematian sel Virus yg proses kembangbiaknya tdk menimbulkan kematian sel lgsg ttp hanya menimbulkan kelainan kecil. Virus yg proses infeksinya mengubah tumbuhkembang sel shg sel tumbuhkembang berlebihan. Virus dgn port d entre sal pernafasan Dengan gejala setempat: - V. Influenza A, B & C - V. Parainfluenza Akibat infeksi & penyebaran virus dlm tubuh Proses tanggap pengaruhnya thdp kebal & infeksi - V. Pernafasan sinsisial - Rhinovirus - Coronavirus - Adenovirus - Enterovirus 70 2. Menyebabkan Generalized Diseases - Varicella - Variola - Rubella

3.

Reaksi radang & faktor2 tak spesifik lain.

Kembang biak Virus dlm Sel Proses infeksi virus dimulai dgn menempel nya virus infektif pd reseptor yg ada dipermukaan sel. V. polio misalnya hanya mampu meng- infeksi sel hewan primata & tdk pd sel hewan bukan primata

- Parotitis - Rubeola - Virus Lassa Virus dengan saluran pencernaan port d entre

2. Menyebabkan lisisnya virus 3. Menimbul ke tdk mampuan v. melepaskan genomnya dlm sel. Faktor tak spesifik Banyak faktor tak spesifik berperan dlm patogenesis penyakit infeksi viral a.l: fagositosis, umur, rudapaksa, genetik, hormon, gizi, suhu tubuh, stres & reaksi radang. Fagositosis merup salah satu mekanisme pertahanan tbh yg t.u berperan dlm infeksi virus ad/ sel makrofag, ia berperan melisiskan sel terinfeksi, membersihkan virus dr sirkulasi. Pengaruh faktor hormon blm banyak diketahui, brp penyakit seperti cacar, hepatitis & poliomielitis cenderung lbh berat pd wanita hamil. Gambaran Penyakit Infeksi Virus Beberapa sifat penyakit viral HERPESVIRIDAE Merup virus DNA intranukleus besar yg m punyai kecenderungan kuat u/ menimbul infeksi laten & rekuren. Famili Herpesviridae t.d 3 genus : yi/ Alphaviridae (V. Herpes simplex tipe 1 & 2, V. Varicella-Zoster), Betaherpesviridae (cytomegalovirus), Gammaherpesviridae (V. Epstein-Barr) Manifestasi Klinik yg B hub dgn Infeksi Herpesviridae

1.

Virus dgn port d entre kulit-mukosa Penyebaran Virus Penyebaran dekat: infeksi terlokalisir, v. menginfeksi sel tetangga mell ruang antar sel at/ kontak lgsg antar sel. Pola ini terjadi pd infeksi kulit o/ v. papiloma. Pola lain terjadi mell aliran sekret dlm rongga badan misalnya infeksi sal pernafasan & pencernaan. Penyebaran jauh: proses infeksi biasanya mell bbrp tahap; stlh melewati central fokus virus menyebar mencapai organ sasaran. Penyebaran terjadi mell aliran darah, getah bening, ataupun susunan saraf. Kecuali rhinovirus & bbrp tipe papilloma virus, infeksi virus lain biasanya disertai viremia dlm drh. Enterovirus & togavirus banyak terdpt bebas dlm plasma, v. Epstein-Barr bersifat lymphocyte-associated, v.cacar bersifat leucicyte-associated, & v.lymphocytic choriomeningitis bersifat erytricyte-associated. V. dpt keluar dr sirkulasi mell bbrp cara, al: diapedesis sel lekosit, (keluar menembus ddg p.drh), endotel atau makrofag ataupun pemindahan pasif. Tanggap kebal thdp infeksi virus

2.

I. V. Herpes simplex (HSV-1, HSV2) Mekanisme tanggap kebal merup fenomena komplek yg melibatkan banyak komponen. Peran dr komponen2 tsb dlm membatasi proses infeksi tgtg dr: jenis virus, port d entre, organ sasaran, faktor2 fisiologis, umur & faktor genetik hospes. Dr mcm2 antibodi yg t btk bbrp diantara nya mampu menetralisir infeksi virus. Mekanismenya dibagi dlm 3 gol: 1. Menghambat perlekatan v. pd sel. (HSV-1) 5. Keratitis herpetika (HSV-1) (radang kornea) 6. Ensefalitis (HSV-1) (radang otak) 1. Gingivostomatitis herpetika (HSV-1) 2. Herpes labialis (HSV-1) 3. Herpes genitalis (HSV-1) 4. Eczema herpeticum varicelliform Kaposi

7. Meningitis (HSV-2) (radang selaput otak) 8. Hepatitis (HSV-1) 9. Herpes neonatorum (HSV-2) 10. Karsinoma serviks (HSV-2) 11. Herpes traumatik (HSV-1) 12. Uretritis non gonokokus (HSV-2) 13. Pdrt yg immunosupresed (HSV-1) II. Varicella-zoster 1. Varicella (cacar air) 2. Herpes zoster (radang disertai vesikel2 pd kulit) 3. Pneumonia 4. Ataksia serebral akut (gerakan yg tak teratur akibat kerusakan serebellum & akibat ggn koordinasi otot) 5. Ensefalopati (kelainan pd otak) 6. Meningoensefalitis. III. Epstein-Barr Virus (EBV) 1. Mononukleosis infeksiosa 2. Limfoma Burkitt 3. Karsinoma nasofaring IV. Cytomgalovirus (CMV) 1. Cytomegalic inclusion disease V. Herpes lymphotropic virus (HLV) 1. Mononukleosis (t dptx sejumlah besar leukosit mononuklear tdk normal dlm drh) 2. kelenjar limfe) 3. Kofaktor pathogenesis AIDS Limfoadenopati (kerusa pd

4. Exantham subitum (roseola infanum) (erupsi/ruam kulit yg serentak & tersebar menyerupai campak dimulai dgn demam sekitar 4 hr) Gambaran Klinik

V. Herpes(H) simplex pd manusia dpt menimbul pelbagai lesi. Lesi2 tsb dpt diklasifikasi dlm 4 golongan klinik, yaitu : A. Lesi setempat pd kulit at/ membran mukosa: (H.simplex, H.febrilis, H.cornealis/ keratitis, H.genitalis, H.traumatik, Gingivostomatitis) B. Lesi pada SSP: (Meningitis aseptik & Ensefalitis) C. Eczema herpeticum D. Herpes yg disseminated Patologi & Patogenesis Infeksi herpes mpxi lesi yg b sifat khas berupa vesikel pd kulit. Sel2 epitel mengalami degenerasi yg t btkx vesikel. Badan inklusi intranukleus ditemu dlm sel2 raksasa & sel2 epitel. Lesi2 tsb merup salah satu bukti adanya reaksi inflamasi. Patogenesis V.H.simplex sgt menarik perhatian k/ V. biasanya msk kedlm badan mell bibir, mulut, kulit, kantung konjugtiva at/ genitalia. Multiplikasi awal V. terjadi pd tempat mskx V. tsb, kemudian masuk kedlm kel limfe regional & mengadakan invasi kedlm drh yg selanjutnya menempatkan diri & mengadakan reproduksi didlm kulit, membran mukosa atau visera (jeroan, alat2 dlm rongga badan) Epidemiologi V.H.simplex dpt ditular antar manusia dgn jalan pegangan lgsg dgn tangan, ciuman, hub sexual & mell alat/bahan (fomites) seperti: gelas, handuk, sabun dll. Sumber infeksi ad/ seorg pdrt at/ seorg carrier yg mengeksresikan virus dlm sekret mata, mulut, kulit, & genitalia.

Bayi yg mndrt herpes yg disseminated diduga mengalami infeksi pd wkt dilahir o/ seorg ibu pdrt herpes genitalis at/ o/ pegangan ibunya, saudara kandungnya at/ o/ perawat yg mdrt herpes, tdk lama stlh bayi tsb dilahir . Kepadatan penghuni yg tinggi seperti Asrama memudahkan penularan. POXVIRIDAE V. b btk bata, uk 300x200x100 nm, inti as nukleat t.d DNA brserat ganda Gol poxvirus merup virus binatang yg plg besar & plg kompleks yg dpt menyerang vertebrata. Anggota poxvirus yg dpt menyerang manusia ialah penyebab: 1. Variola major (mortalitas hingga 50%) 2. Variola minor (mortalitas < 1%) 3. Vaccinia 4. Cacar sapi (cowpox)

Purpura variolosa (mortalitas 100 %) Variola sine eruption/sine exnthemate (kasus ringan)

Penyakit yg disebabkan o/ Poxvirus Vaksinasi & Pengobatan Sbgi tindakan preventif thdp variola dpt dilakukan vaksinasi dg menggunakan virus vaccinia Teknik vaksinasi dilaku dgn cara goresan (skariikasi) at/ dgn cara multiple pressure yaitu dgn menusuk nusuk epidermis bbrp kali dgn jarum mell setetes vaksin. Vaksin cacar yg paling baik & banyak dipakai ialah vaksin cacar kering Adanya kekebalan dpt dibukti 8-9 hr stlh vaksinasi & mencapai maksimun stlh 2-3 mgg & dt bertahan sd bbrp tahun (3 tahun) Didaerah endemis, vaksinasi hrs diulang tiap tahun Obat antiviral yg dipakai pd p cacar ad/ methisazon PICORNAVIRIDAE Ada 4 genus: enterovirus, rhinovirus, cardiovirus & apthovirus. Hanya enterovirus & rhinovirus yg dikenal pathogen pd manusia. Yg termasuk gol enterovirus: poliovirus (3 serotipe), coxackievirus A (24 serotipe), coxackievirus B (6 serotipe), echovirus (enteric cytopathogenic human orphanus): 34 serotipe. AGENT FISIK & KIMIA Agent fisik kesehatan manusia Dapat berasal dr Alam & man made. Cth: Kondisi iklim, suhu, kelembaban dara, radiasi ionizing & non-ionizing (ultra violet, sinar infra merah, mikrowave, frekuensi radio, dan medan elektro magnetik)

5. Moluskum contagiosum 6. Paravaccinia 7. Dermatitis pustularis contagiosum 8. Komplikasi vaksinasi Penyakit cacar (variola; smallpox) Merup penyakit menular yg akut dgn keterlibatan sistemik yg hebat dgn erupsi kulit yg terjadi mell tingkatan makula, papula, vesikula & pustula selama 5-10 hr. Vaksinasi dg mengg poxvirus yg tlh dilemah kan kekuatannya. Mortalitas variola mayor: Variola discreta (mortalitas 5 %) Variola confluens (mortalitas 45 %) Variola putulosa (mortalitas 80 %) hemoragik

Keberadaan agen kimia di lingkungan dpt berasal dr alam & industri. Bahan kimia industri t.d bahan organik & anorganik yg terdapat pd makanan, minuman, air, udara, tanah dan medium lainnya. Agent fisik dan kimia dihasilkan oleh aktifitas manusia dan mempunyai berbagai efek pd kesehatan. Paparan o/ faktor lingkungan akan mengenai host yg peka atau kebal terhadap paparan dan akan memberikan pula suatu perubahan fungsi atau menyebabkan perubahan prepatologik. Perilaku seseorang kemungkinan dpt berubah ok adanya paparan agen fisik spt kebisingan, cahaya dan panas. Tahap permulaan u/ mengetahui efek dr agen lingkungan adalah dengan pencatatan mortalitas dan morbiditas. Studi pendekatan yg dipakai u/ mempelajari efek agen lingkungan ad: pendekatan Retrospektif. Dinegara maju sistem pencatatan kematian sdh cukup baik. Bagian penting di dlm pencatatan tsb al: sebab kematian , umur, wkt & tempat kematian, tempat tinggal, status perkawinan & pekerjaan. Perbedaan angka kematian dibeberapa negara kemungkinan dpt dihubungkan dengan agen lingkungan, sebagai cth: munculnya kanker usofagus hanya pd daerah tertentu di Perancis. Perubahan jangka pendek dr angka kematian dipengaruhi o/ agen dan variasi dr host dengan jangka wkt dlm bulan, minggu & hari. Untuk agent fisik dan lingkungan dpt mempengaruhi terjadinya perubahan angka kematian dlm jangka pendek, seperti pencemaran udara & kondisi iklim. Sejumlah kecil kematian secara mendadak ok bahan toksik di industri yg merupakan kasus dg hub sebab akibat. Sebaliknya u/ masyarakat dgn jumlah yg besar hanya dpt ditunjukkan dg suatu asosiasi & kadang dgn hub kausal.

Masyarakat yg kondisinya lemah seperti sgt tua, berpenyakit kronis dan usia sgt muda sangat peka terhadap efek dari agen. KUMAN TAHAN ASAM

MYCOBACTERIUM Kuman gol mycobacterium b btk batang yg agak sulit u/ diwarnai, ttp sekali b hsl diwarnai mk sulit u/ dihapus dgn zat asam, oki dis. Kuman Batang Tahan Asam (BTA) Kini dikenal 41 spesies yg diakui o/ ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology). Sebag. besar ad/ saprofit, sebag kecil patogen u/ manusia diantaranya a.l: M. Leprae, M. tb. dll yg dpt menyebab infeksi kronik. Sifat tahan asam Mycobacterium ad/ k/ sifat dinding sel yg tebal yg t.d lapisan lilin & lemak yg t.d asam lemak mikolat. Mycobacterium Tuberculosis Kuman ini dis juga basil dr Koch. Menyebab penyakit tb (tbc) & dpt juga disebab o/ Mycobacterium bovis pd lembu Collins, Jates & Granse (1982) membagi 5 varian u/ M.tb u/ tujuan epidemiologi: - M. tb. Var human (tbcmanusia) - M. tb. Var bovine (tbc lembu) - M. tb. Var human Asian (tbc manusia Asian) - M. tb. Var African I (M.africanun, Afrika barat) - M. tb. Var African II (M. africanum, Afrika timur) Patogenesis Infeksi terjadi biasanya mell debu atau titik cairan (droplet) yg mgdg kuman tb & masuk jalan nafas. Penyakit timbul stlh kuman menetap & berkembang biak dlm paru2. Perkembangan penyakit tgtg pd :

a. dosis kuman yg masuk b. daya tahan & hipersenitivitas hospes.

Kuman tb sampai keselaput otak mell saluran darah. Sering terjadi pd bayi & anak2 sbgi komplikasi tb primer. Biasanya keadaan penyakit ini berat, disertai demam & terlihat nodul-nodul yg tersebar pd foto torak. Penting dilakukan pemeriksaan cairan otak u/ mencari basil tahan asam Diagnosis Laboratorium Diagnosis yg plg pasti dr penyakit tb ad/ dgn pemeriksaan mikrobiologi dengan cara mengisolasi kumannya. Bahan spesimen dpt berupa: - dahak segar - cairan lambung

Ada 2 kel. patologi yg terjadi : Tipe eksudatif: t.d inflamasi yg akut dgn edema, sel2 lekosit polimorfonuklear & sel2 monosit yg mengelilingi basil tb. Tipe ini dpt b kembang menjadi tipe produktif. Tipe produktif: apabila sdh matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yg kronik, t.d. 3 zona: Zona sentral dgn sel raksasa yg berinti banyak & mgdg kuman tuberkulosis Zona tengah yg t.d. sel2 epiteloid Zona luar yg t.d. fibroblas, limfosit & monosit.

Gejala klinik - urine Gejala umum ad/ rasa letih, lesu, kurus, demam. Gejala tb paru ad/ batuk2 yg disertai dgn darah, sakit dada, anemi, keringat malam, Laju Endap Darah (LED) meningkat k/ IgA & IgG meningkat. Komplikasi tb paru ad/ pleuritis, atelektasisparu, tbc miliaris & meningitis. Pd anak2 lbh sulit u/ didiagnosis k/ tdk ada sputum Tb. Urogenitalis Kuman tb sampai keginjal & traktus urogenitalis melalui saluran drh. Biasanya dicurigai apabila pemeriksaan urin menunjukkan banyak sel lekosit tp kultur urin negatif. Pd stadium lanjut biasanya banyak kencing disertai hematuri dan ada panas yg hilang timbul. Infeksi tb pd traktus urogenitalis dpt menyebabkan infertilitas. Tb Miliaris - cairan pleura - cairan otak & sendi - bahan biopsi, dll. Mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik u/ diagnostik ad/ yg termudah, tercepat & termurah. U/ mendapat hsl yg sebaik-baiknya, mk harus dibuat sediaan yg sebaik-baiknya & diwarnai dgn cara Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) atau Ziehl Neelsen. Pada pewarnaan tahan asam akan terlihat kuman berwarna merah & latar belakang berwarna biru. Hsl positif ditentukan oleh jumlah kuman 5000-10.000/ml bahan. Dapat dimengerti bahwa hsl negatif belum tentu tdk ada kuman. BCG Bacillus Calmette Guerin adalah mycobacterium bovis yg telah dilemahkan dan dipergunakan sebagai vaksin hidup untuk

pencegahan penyakit tb meningkatkan imunitas seluler.

dengan

M.Leprae belum dpt dibiakkan dlm medium buatan. Di dlm jar yg sakit, basil lepra terdpt intrasellular & memperbanyak diri di dlm sel lepromatus. Patologi Pd org2 dgn daya tahan rendah, organisme memulai penyebarannya dr pars retikularis kulit menuju lapisan kulit lainnya & juga mell cabang2 saraf kulit mencapai batang saraf. Pd cabang saraf terminal di kulit M.Leprae mengadakan multiplikasi, t.u di dlm sel schwann. Jenis2 Lepra Sec klinis & histologis terdapat 4 jenis lepra yi/ jenis lepromatous, tuberculoid, dimorphous & indeterminate. Lepromatous : jenis lepra yg dpt menyebar keseluruh tubuh dgn ciri khas adanya leproma (granuloma). Tuberculoid : kel kulit yg berbatas jelas & anastetik, kumpulan granuloma mirip tuberkel. Dimorphous : perpaduan keduan diatas. Indeterminate : jinak dgn sedikit basil di dlm lesi, dpt berubah menjadi jenis lepra diatas. Epidemiologi & Pencegahan Pdrt di isolasi juga anak2 yg baru dilahir kan dr ibu pdrt Perbaikan lingkungan hidup SPIROCHAETALES Ordo Spirochaetales meliputi kuman2 b btk spiral atau heliks yg ramping & lentur. T.d. dr satu sel (uniseluler) dgn ukuran pjg yg bervariasi antara 3-500 mikron.

Vaksin mati tidak atau sedikit memberikan proteksi. Biasanya vaksin BCG tersedia dlm bentuk beku kering atau freeze-dried. Apabila sdh dilarutkan, hanya dpt bertahan 2 jam k/ diinaktifkan oleh cahaya matahari. MYCOBACTERIUM LEPRAE Penyebab penyakit kusta manusia, terutama menginfeksi saraf tepi, kulit mukosa hidung, otot, tulang, & testis.

Banyak terdapat di Afrika, Asia, Amerika tengah & selatan. Penyakit kusta istimewa. sejak dahulu dianggap Penderita kusta biasanya dikucilkan dr masyarakat, & menimbulkan rasa takut (Leprophobi) Armauer Hansen (1873) ad/ org yg pertama kali menemu kuman penyebab kusta Penyakit kusta danggap istimewa k/ Kumannya tumbuh lambat shg masa inkubasi lama & perkembangan penyakit lama. Kumannya berpredileksi pd jar saraf Infeksi baru & lama tdk dpt dibedakan k/ gejala klinis tdk jelas. Penyakit kusta hanya terdapat pd manusia Spektrum imunologiknya bervariasi yg bahkan bersifat merusak k/ hipersensitifitas. Stigma atau phobi thdp penyakit kusta. M. Leprae ad/ bakteri tahan asam, gram positif, tdk membentuk spora, tdk bergerak & bersifat pleomorfik (mempunyai berbagai macam btk). Bakteri yg morfologiknya mirip sekali dgn M.tb.

Ordo: Spirochaetales, Famili: Spirochaetaceae, Genus: (Spirochaeta, Cristispira, Treponema, Borrelia & Leptospira) Treponema Pallidum Morfologi & Identifikasi: Treponema berasal dr kata yunani trepein berarti berputar & nema berarti benang. Bergerak sec aktif & k/ btk spiralnya sgt halus, mk hanya dpt dilihat dgn mikroskop lapangan gelap. Kuman berkembang biak dgn pembelahan melintang. T. pallidum yg patogen thdp manusia: belum pernah berhasil sec pasti dibiakkan dlm perbenihan biasa, perbenihan biasa atau dlm telur bertunas. Dalam keadaan anaerob pd suhu 25C, T. pallidum dpt tetap hidup & bergerak aktif selama 4-7 hr. Patogenitas: Sifilis dpt ditularkan pd org utan at/ chimpanzee, gibbon & kera. Skarifikasi (pembuatan goresan2) pd genitalia dpt menimbulkan Chancre primer (ulkus penyakit kelamin) yg dlm bbrp mgg kemudian akan berkembang lesi sifilis sekunder. Penyakit sifilis: pd umumnya ditularkan lewat kontak seksual. Kuman dpt melaku kan invasi pd mukosa yg tlh mengalami abrasi ataupun yg msh utuh. Lesi pd pria dpt ditemukan pd penis, sedangkan pd wanita dpt ditemukan pd daerah perineum, labium, dinding vagina, at/ pd serviks. Pencegahan: pemakaian kondom & pemberian penisilin stlh kontak, hanya memberikan efek yg terbatas. Pencucian genitalia stlh kontak, dpt memberikan perlindungan sedikit kpd pdrt pria. Penyebaran penyakit sifilis dpt dibatasi dgn pemberian pengobatan yg adekuat kpd semua pdrt yg ditemukan. Sumber infeksi & org2 yg tlh kontak dgnnya, hendaknya diikuti terus perkembangannya. Bbrp jenis penyakit kelamin dpt ditularkan sec serentak bersama-sama, oki pd seseorg yg sedang mdrt salah satu dr STD , tdk boleh dilupakan kemungkinan adanya penyakit sifilis. Treponema pertenue Penyakit yg diakibatkan ad/ Framboesia

Frambusia atau yaws merup penyakit di daerah tropik yg T. pertenue. Penyakit t.u mengenai anak2 dibawah umur 12 th, lewat s/ kontak lgsg (ekstragenital). Lesi primer atau induk frambusia timbul 3-4 mgg stlh kontak, biasanya t dpt pd tungkai bawah. Mulai sbgi papel merah yg tdk sakit, dikelilingi o/ zona eritem. Btk inilah yg terlihat sbgi frambos. Kemudian terjadi ulserasi, permukaannya tertutup o/ krusta yg tlh mengering & selanjutnya terjadi penyembuhan. Lesi sekunder yg tersebar diseluruh tubuh dgn gambaran yg sama dgn lesi primer mulai muncul 3 mgg 4 bl kemudian. LEPTOSPIRA Kuman b btk spiral halus, ujung sel kuman bengkok, bergerak aktif & b uk 6-20 um x 0,1 um, bersifat aerob dgn suhu pertumbuhan 2830C. Patogenesis: infeksi terjadi k/ masuknya kuman lewat makanan at/ minuman yg tercemar urin hewan reservoir, dpt juga lewat konjungtiva sewaktu mandi dikolam renang at/ sungai yg tercemar, atau lewat luka selanjutnya msk kedlm darah & menimbul leptospiremia kemudian keorgan ginjal & hati. Penyakit yg diakibtakan ad/ Leptospirosis (Mis: penyakit weil at/ infectious jaundice . Manifestasi klinik Stlh melewati masa tunas antara 10-12 hr, pdrt akan terkena demam mendadak & menggigil, sakit perut & muntah2. Pdrt mengeluh sakit otot, sakit kepala hebat & epistaksis, dpt juga konjungtivitis. Hati agak membengkak. 50% dr kasus dijumpai ikterus pd hr ke-5. Dpt juga terjadi hepatitis Pd mgg I leptospira dpt dijumpai diseluruh tbh. Pd mgg II mulai menyerang ginjal & pd akhir mgg II dpt ditemukan dlm urin. Kerusakan pd ginjal dpt menyebabkan gagal ginjal & berakibat fatal, mungkin perlu dialisis. Jk susunan ssp terkena dpt meningitis atau ensefalitis. Pengobatan : pengobatan sebaiknya dilakukan sedini mungkin dgn; penisilin, tetrasiklin,

streptomisin k/ jk lewat ht ke-4 mk tdk empengaruhi perjalanan penyakit. Epidemiologi, pencegahan & kontrol : penyakit zoonosis, sumber infeksi utama ad/ tikus & binatang pengerat lainnya. Dpt juga ditularkan lewat babi at/ binatang ternak lainnya. Leptospira diekskresi lewat urin at/ feses pdrt at/ o/ carrier. Klpk risti ad/ petani, penagkap ikan, pekerja tambang, penggali parit atau org yg bekerja dipemotongan hewan. Vaksinasi pd daerak endemik. Pencegahan kontak dg air tercemar & memberantas binatang pengerat. Arthropoda Gambaran Arthropoda umum

Sistem pernafasan: Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh). Klasifikasi ciri-cirinya Arthropoda berdasarkan

Merupakan filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, labalaba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) yang berarti hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Ciri-ciri Arthropoda Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (Abdomen) Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh.

1. Kelas Crustacea (golongan udang) 2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba) 3. Kelas Myriapoda (golongan luwing) 4. Kelas Insecta (serangga) Perbedaan Antar Kelas Arthropoda 1. Crustacea Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu :

1. Entomostraca (Udang Tingkat Rendah) hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp. Entromostraca dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu: 1) Branchiopoda 2) Ostracoda 3) Copepoda 4) Cirripedia

2. Malacostraca (Udang tingkat tinggi)

Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu: 1) Isopoda 2) Stomatopoda 3) Decapoda 2. Arachnida

Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain: 1). Achyptera atau Isoptera, contoh : Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai) 2). Orthoptera, contoh : belalang

3). Odonata, contoh : capung merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora dan juga sebagai predator dibedakan menjadi dua ordo, yaitu : 4). Hemiptera, contoh : walang sangit, kutu busuk 5). Homoptera, contoh : kutu kepala, wereng hijau 2. Holometabola,yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo: 1). Neuroptera, contoh : undur-undur 2). Lepidoptera, contoh : ngengat, Kupu ulat (Bombyx mori)

1. Scorpionida, contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp), Ketonggeng (Buthus) 2. Arachnoidea, contoh segala macam laba-laba, antara lain : Laba-laba penjerat (di Malaysia), Laba-laba pemburu (di Meksiko), Tarantula (Rhechostica hentz) 3. Myriopoda Merupakan hewan berkaki banyak dan Hewan ini sebagian besar dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat. Dibedakan menjadi dua ordo, yaitu

sutra

3). Diptera, contoh : lalat (Musca domestica), nyamuk Anopheles 4). Coleoptera, contoh : kumbang beras (Calandra oryzaeas) 5). Siphonoptera, contoh : pinjal manusia irritans)

1. Chilopoda ; menggunakan Alat penyengat untuk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contohnya kelabang (scutigera sp.) 2. Diplopoda ; Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.) 4. Insecta Dalam bahasa latin Insecti : serangga. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Berdasarkan metamorfosisnya, dibagi menjadi 2 sub kelas, yaitu :

(Pubex

6) . Hymenoptera, contoh : Lebah madu (Apis mellifera) Jenis-Jenis Arthropoda menyebabkan penyakit Anopheles : menyebarkan (malaria pada manusia) yang dapat

plasmodium

Aedis aegepty : menyebarkan virus dengeu (demam berdarah pada manusia) Musca domestica(lalat rumah) : menyebarkan penyakit-penyakit pencernaan makanan Glossina (lalat tse-tse) : menyebarkan penyakit tidur yang disebabkan oleh Trypanosoma yang terdapat di Afrika

1. Hemimetabola, yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Xenopsylla cheopsis (kutu tikus) : menyebarkan penyakit pes yang disebabkan Pasteurella pestia Kecoa : menjadi vehikel mekanis dari penyakitpenyakit typus abdominalis, disentri dan food poisoning dengan jalan mengkontaminasi makanan manusia dengan kotoran dari riool Culex quinquinfaciatus penyakit kaki gajah : sebagai vektor