Upload
ismi-siti-khadijah
View
2.963
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Definisi Kompetensi Sosial
Menurut Adam ( dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antar pribadi. Membangun kompetensi sosial pada kelompok bermain dapat dimulai dengan membangun interaksi di antara anak-anak, interaksi yang dibangun dimulai dengan bermain hal-hal yang sederhana, misalnya bermain peran, mentaati tata tertib dalam kelompoknya, sehingga kompetensi sosialnya akan terbangun. Kompetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh anak-anak dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting. Menurut Leahly (1985) kompentensi merupakan suatu bentuk atau dimensi evaluasi diri (self evaluation), dengan kompetensi yang dimilikinya.
Ross-Krasnor (Denham dkk, 2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Bagi anak pra sekolah, perilaku yang menunjukkan kompetensi sosial berkisar pada tugas-tugas utama perkembangan yaitu menjalin ikatan positif dan self regulations selama berinteraksi dengan teman sebaya. Dalam pandangan teoritis kompetensi sosial, terdapat dua fokus pengukuran yaitu pada diri atau orang lain, dalam hal ini adalah mengukur kesuksesan anak dalam memenuhi tujuan pribadi atau hubungan interpersonal anak.
Beberapa pakar di bidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar teman sebaya yang akan terbentuk (Adam, 1983). Keberhasilan untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok teman sebaya atau kompetensi dengan teman bukanlah hal yang mudah. Hal ini tidak diukur dengan menghitung banyaknya jumlah hubungan yang dilakukan seorang anak dengan anak-anak lainnya, apabila hubungan seorang anak sebagian besar dalam bentuk agresi atau asimetris terus-menerus (bersama anak yang selalu menjadi pengikut), hal ini tidak menunjukkan kompetensi sosial walaupun dia sering berinteraksi. Sebaliknya, terkadang bermain sendiri tidak berarti kurang berkompetensi sosial. Bermain sendiri berbeda dengan “sendirian” (hanya berada di dekat kelompok tetapi tidak bergabung) (Coplat dkk, dalam Sroufe dkk, 1996).
Kompetensi sosial adalah kemampuan anak untuk mengajak maupun merespon teman- temannya dengan perasaan positif, tertarik untuk berteman dengan teman-temannya serta diperhatikan dengan baik oleh mereka, dapat memimpin dan juga mengikuti, mempertahankan sikap memberi dan menerima dalam berinteraksi dengan temannya ( Vaughn dan Waters dalam Sroufe dkk, 1996 ), dikarenakan anak-anak prasekolah lebih memilih teman bermain yang berperilaku proporsional ( Hart dkk. dalam Papalia dkk, 2002 ).Singkatnya individu yang berkompeten mampu menggunakan ketrampilan dan pengetahuan untuk melakukan relasi positif dengan orang lain (Asher dkk dalam Pertiwi, 1999). Ford (Latifah, 2000) memberi definisi lain namun tidak jauh berbeda mengenai kompetensi sosial yaitu tindakan yang sesuai dengan tujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menggunakan cara-cara yang tepat dan memberikan efek yang positif bagi perkembangan. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai.
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/definisi-kompetensi-sosial/
Aspek Kompetensi Sosial
Jika tulisan saya sebelumnya lebih memberikan pengertian tentang arti kompetensi sosial, maka tulisan ini lebih spesifik membahas tentang aspek-aspek yang ada dalam kompetensi sosial.
Berbagai pandangan dan pengalaman hidup menunjukkan bahwa keberhasilan hidup manusia banyak ditentukan kemampuan mengelola diri dan kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain, salah satu kualitas hidup seseorang yang banyak menentukan keberhasilan dalam menjalin hubungan dengan orang lain adalah kompetensi yang dimilikinya, karena kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan sesama, suka menolong, dermawan, empati.
Menurut Adam (1983) menyimpulkan tiga komponen yang memungkinkan seseorang membangun dan menjalani hubungan yang positif dengan teman sebaya, yaitu : a) pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat untuk situasi sosial tertentu (pengetahuan sosial), b) kemampuan untuk berempati dengan orang lain (empati), dan c) percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of control).
Sedangkan La Fontana dan Cillesen (2002) menuliskan bahwa kompetensi sosial dapat dilihat sebagai perilaku prososial, altruistik, dan dapat bekerja sama. Anak-anak yang sangat disukai dan yang dinilai berkompetensi sosial oleh orang tua dan guru-guru pada umumnya mampu mengatasi kemarahan dengan baik, mampu merespon secara langsung, melakukan cara-cara yang dapat meminimalisasi konflik yang lebih jauh dan mampu mempertahankan hubungannya (Fabes dan Eisenberg dalam Papalia dkk, 2002).
Sementara itu Rydell dkk. (1997) menuliskan bahwa berdasarkan hasil berbagai penelitian sejauh ini, kompetensi sosial merupakan fenomena unidemensional. Hal-hal yang paling disepakati oleh para ahli psikologi sebagai aspek kompetensi sosial anak adalah perilaku prososial atau prosocial orientation (suka menolong, dermawan, empati) dan initiative taking versus social withdrawal dalam kontek interaksi sosial atau disebut juga sebagai social initiative (Waters dkk dalam Rydell, 1997). Aspek prosocial orientation terdiri dari kedermawanan (generosity), empati (empaty), memahami orang lain (understanding of others), penanganan konflik, (conflict handling), dan suka menolong (helpfulpness). Aspek Sosial Initiative terdiri dari aktif untuk melakukan inisiatif dalam situasi interaksi sosial dan Withdrawal behavior dalam situasi tertentu (Rydell dkk, 1997).
Dalam masyarakat anak dipandang berkompeten secara sosial jika perilaku mereka lebih bertanggung jawab, mandiri atau tidak bergantung, mampu bekerjasama, perilakunya bertujuan, dan bukan yang serampangan, serta mempunyai kontrol diri atau tidak impulsif sedangkan anak tidak kompeten jika perilakunya yang seenaknya, tidak ramah, oposan. (Baumrind dalam Pertiwi, 1999). Selanjutnya Braumind (Garmezy dkk., 1997) mengemukakan bahwa kompetensi sosial terdiri dari mood positif yang menetap, harga diri, physical fitnes, tanggung jawab sosial yang mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan orang dewasa, perilaku menolong terhadap teman sebaya, dan kematangan moral, cognitif agency yang mencakup kognisi sosial, orientasi terhadap prestasi, internal locus of control yang mencakup sikap egaliterian terhadap orang dewasa, sikap kepemimpinan terhadap teman sebaya, perilaku yang berorientasi pada tujuan dan gigih. Sementara itu White (1997) mengemukakan pendapat yang tidak jauh berbeda bahwa aspek kompetensi sosial yaitu memperlihatkan sosial, simpati, penghargaan, tolong-menolong dan cinta. Kompetensi emosi yang terdiri atas aspek ekspresi emosi, pengetahuan emosi, dan regulasi emosi juga memberikan kontribusi pada kompetensi sosial (Denham dkk, 2003).
Berdasarkan uraian diatas, bahwa aspek kompetensi sosial adalah aspek prosocial orientation (perilaku prososial) yang terdiri dari kedermawanan (generosity), empati (empaty), memahami orang lain (understanding of others), penanganan konflik (conflik handling), dan suka menolong (helpfulness) serta aspek sosial (social intiative) yang terdiri dari aktif untuk melakukan inisiatif dalam situasi sosial dan withdawal behavior (perilaku yang menarik) dalam situasi tertentu. Alasan pemilihan pendapat Rydell dkk. Ini dikarenakan pendapat ini lebih mudah untuk dipahami sesuai dengan masa perkembangan anak.
Rujukan Buku :
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/aspek-kompetensi-sosial/
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
6 Januari 2007
Sorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki kompetensi.
kompentensi yang harus dimiliki diantaranya adalah :
1. Kompetensi PribadiGuru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
2. Kompetensi ProfesionalKompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: (1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
3. Kompetensi Sosial KemasyarakatanKompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi
dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.
http://saifuladi.wordpress.com/2007/01/06/kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru/
http://www.freewebs.com/ptk2/ptkkhusus2.htm
UNDERSTANDING THE GENERAL EMOTIONAL INTELLIGENCE
COMPETENCIES
Kompetensi utama kecerdasan emosi yang membuat seseorang
memiliki kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut. (1) Kesadaran-diri
emosional: seberapa jauh Anda mampu mengenali perasaan sendiri. (2)
Ekspresi
emosional: kemampuan mengekspresikan perasaan dan naluri. (3) Kesadaran
akan emosi
orang lain: kemampuan mendengarkan, merasakan atau mengintuisikan
perasaan
orang lain dari kata, bahasa tubuh, maupun petunjuk lain. (4) Kreativitas:
berhubungan
dengan berbagai sumberdaya non-kogntif yang dapat membantu menelurkan ide
baru,
menemukan solusi alternatif dan cara efektif melakukan sesuatu. (5)
Kegigihan/fleksibilitas/adaptabilitas: ulet dan tetap berhasrat serta berharap
walaupun ada halangan. (6) Hubungan antarpribadi: menciptakan dan
mempertahankan jejaring dengan orang-orang yang bersamanya Anda menjadi
realitas yang utuh. (7) Ketidakpuasan konstruktif: kemampuan tetap tenang dan
fokus dengan emosi yang tidak meningkat sekalipun dalam perselisihan. (8)
Wawasan/
Optimisme: positif dan optimistik. (9) Belas kasihan/ empati: kemampuan
berempati dan menghargai perasaan orang lain. (10) Intuisi: kemampuan
mengenali,
mempercayai, dan menggunakan perasaan kuat yang muncul dari dalam, serta
respons kognitif lain yang dihasilkan oleh indera, emosi, pikiran, dan tubuh.
(11) Kesengajaan: mengatakan apa maksud Anda dan tekad untuk
melaksanakan apa
yang Anda katakan; bersedia tahan terhadap gangguan dan godaan agar dapat
bertanggung jawab atas segala tindakan dan sikap. (12) Radius kepercayaan:
mempercayai bahwa seseorang itu “baik” sampai terbukti sebaliknya; namun,
tidak juga terlalu mempercayai seseorang. (13) Kekuatan pribadi: yakin dapat
menghadapi segala tantangan dan hidup sesuai dengan pilihan.
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1736267-kompetensi-kecerdasan-emosi/
KOMPETENSI KECERDASAN EMOSI KOMPETENSI KECERDASAN EMOSI
Mengurus tekananFazli Mohd Bazin
Tekanan, stress, atau tension sering dikaitkan dengan konflik emosi. Seseorang yang sedang mengalaminya perlukan kompetensi kecerdasan emosi agar dapat mengawal diri. Kecemerlangan dalam mengawal emosi memberi kelebihan kepada seseorang untuk terus menghadapi hidup ini dengan sihat, mental dan fizikal.
Tekanan penting dalam hidup kita. Bayangkan paip air tanpa tekanan. Atau roket tanpa tekanan. Tekanan akan tetap ada di mana-mana atau bila-bila masa. Cuma kadarnya yang diperlukan perlu diambil kira. Terlalu banyak tekanan boleh menyebabkan emosi tidak stabil. Tekanan emosi yang ekstrim pula mungkin menyebabkan gila. Tidak ada tekanan langsung menyebabkan kita sentiasa dalam zon selesa. Terimalah tekanan sebagai sebahagian hidup kita. Belajar pula bagaimana mengurusnya.
Langkah pertama, ingatilah Tuhan. Mengadulah kepadaNya. Sentiasa harap KepadaNya. Samada saat kita bahagia atau duka, sentiasa berserah kepadaNya. Istilah yang biasa digunakan ialah redha.
Ingatkan diri anda “Saya Istimewa”. Ya! Dalam dunia ini tidak ada seorang pun yang betul-betul sama dengan anda. Tentu anda unik kan? Berbanggalah dengan diri anda. Berfikir dengan positif dapat mengubah situasi tiada harapan kepada situasi penuh peluang.
Menurut Dr. Noordin Darus, berbicara dengan bunga adalah satu terapi yang dapat melegakan tekanan emosi. Sebelum pergi kerja atau kelas waktu pagi, ambil masa 20 saat, berbicaralah dengan bunga yang anda telah pilih dan sayangi. Bunga ini mestilah asli, bukan bunga plastik. Berilah selamat pagi kepadanya. Pujilah kecantikannya. Sentuhilah ia. Rasai kelembutannya. Kagumilah kesegarannya disirami embun pagi. Jika ia berbau harum, ciuminya. Anda akan teruja. Ketenangan akan dirasai serta merta. Lakukan tabiat ini setiap
hari.
Berbicara dengan ikan juga dapat melawan tekanan emosi. Ikan dapat memahami dan berempati dengan manusia. Ketika diberi makan, ikan kelihatan ingin mendampingi kita, mendengar dan berbicara. Anda akan terpukau melihat gelekannya ke sana sini. Luangkan 20 saat untuk melihat gerakannya yang berseni. Pada masa ini tekanan anda akan menurun secara ajaib.
Haiwan kesayangan anda yang lain seperti kucing, kuda dan yang lain juga memahami perasaan gembira dan sedih tuannya. Mereka juga mahu berkongsi emosi yang dihadapi oleh tuannya.
Melihat wajah bayi juga boleh mengurangkan tekanan. Apatah lagi melihatnya bermain, menangis atau ketawa. Bayangkan ibu bapa yang kepenatan balik kerja, setibanya di rumah disambut bayinya dengan ketawa dan penuh rindu. Dengarkan kata-kata bayi yang tidak difahami, tetapi dimengerti bahawa dia minta didukung,dipeluk dan dicium!
Kesemua teknik terapi ini adalah untuk memberitahu otak agar rileks dan melupakan tekanan yang dihadapi. Ingatlah, bukan anda seorang sahaja yang menghadapi tekanan. Tekanan bukanlah penamat kepada hidup anda yang indah itu. Sentiasa ada cara mengatasi atau mengurangkannya. Akhir kata, ingatlah “Kegelapan diperlukan untuk menzahirkan bintang-bintang di langit”. Jumpa lagi…..
http://fazleey.blogspot.com/2007/08/kompetensi-kecerdasan-emosi.html
category: Psychology
Aspek-aspek dalam Emotional Competence Inventory 0
share this
Digg.com
Mixx.com
Technorati
del.icio.us
Facebook.com
StumbleUpon
reddit.com
JAN28
ECI mengungkap 20 kompetensi yang dikelompokkan ke dalam 4 aspek, yaitu
kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran
sosial (social awareness), dan ketrampilan sosial (social skills).
Self Awareness. Komponen ini sesungguhnya merupakan dasar dari semua
komponen yang ada di dalam kecerdasan emosi. Mengapa dikatakan sebagai dasar,
dapat dicermati dari kandungan yang terdapat di dalamnya. Self awareness, yang
untuk selanjutnya akan disebut dengan kesadaran diri, mengandung dua makna
kesadaran. Kesadaran pada tingkat pertama, berarti seseorang itu tahu bahwa
sesuatu ada dan telah terjadi padanya. Sedangkan kesadaran tingkat kedua, berarti
seseorang paham betul mengenai emosi yang sedang dialaminya sehingga ia dapat
membedakannya dengan perasaan serupa yang disebabkan oleh kondisi yang
berbeda.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak contoh berikut ini. Setelah sekian lama
berusaha menyelesaikan kuliahnya, akhirnya tiba saat Astuti mendapat kesempatan
menjalani ujian pendadaran. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin, mengikuti
prosedur penelitian yang sudah diajarkan selama ia kuliah. Mulai dari membaca
buku, artikel ilmiah baik itu jurnal internasional wmaupun jurnal lokal. Secara
rutin, ia juga melakukan diskusi dengan teman-teman dan dosen pembimbing yang
telah ditunjukkan untuknya. Setelah ditetapkan variabel-variabel mana yang akan
diteliti, ia juga mempersiapkan alat pengumpul data, pelaksanaan penelitian,
analisis data penelitian, dan menuangkan tahap demi tahap yang telah
dilakukannya dalam skripsi yang akan diuji tersebut. Prosedur penelitian semua
yang dituliskannya di skripsi yang akan diuji. Tiba saatnya ujian dilaksanakan,
Astuti merasakan jantungnya berdebar-debar, tangannya berkeringat, dan otot-otot
tengkuknya mengencang. Semenjak dua hari lalu, ia kurang dapat tidur dengan
nyaman. Astuti dapat merasakan bahwa ia sedang dalam keadaan tegang atau ada
ketegangan terjadi di dalam dirinya, itulah yang disebut dengan kesadaran tingkat
pertama.
Sebetulnya kondisi-kondisi fisik yang dirasakan tersebut, pernah terjadi pada Astuti
sebelumnya. Pada saat pertama kali berjumpa dengan Fando, yang kemudian
menjadi pacarnya, jantungnya juga berdetak dengan kencang. Demikian juga,
mengencangnya otot-otot tengkuk pernah dialami setelah mengikuti latihan
kepecinta alaman di kampusnya empat tahun sebelumnya. Namun dengan
kesadaran tingkat kedua, Astuti dapat membedakan antara emosi yang mengiringi
debar jantung yang dialami karena tegang menghadapi ujian ini berbeda dengan
yang dialaminya pada saat berjumpa dengan Fando, dan emosi yang mengiringi
nyeri tengkuk yang dialami empat tahun lalu berbeda dengan yang sedang ia alami
sekarang.
Dengan demikian kompetensi ini membawa seseorang kepada suatu keadaan
dimana ia tahu emosi apa yang sedang mereka alami dan mengapa ia mengalami
emosi tersebut. Kata mengapa di sini mencerminkan sebab mengapa seseorang
mengalami emosi tertentu. Emosi berhubungan erat dengan segala sesuatu yang
dialami oleh seseorang atau dengan kata lain ada hubungan antara perasaan atau
emosi yang sedang dialami dengan pikiran, tindakan, dan perkataan. Lebih jauh
lagi, selain mengenali emosi yang dialaminya, seseorang yang memiliki kecakapan
emosi mampu mengenali bagaimana emosi tersebut mempengaruhi kinerja mereka.
Sedemikian sadar akan dirinya, seorang yang cakap secara emosi ini lebih dapat
menikmati kehidupannya karena mereka tahu tidak hanya kekuatan-kekuatan tetapi
juga kelemahan dirinya. Akan halnya kekuatan dan kelemahan ini, mereka
merupakan orang yang mampu memetik hikmah dari segala peristiwa, dan
menganggap semua peristiwa kehidupan tersebut merupakan ajang untuk menimba
segala pengalaman dan mau belajar untuk itu.
Demikian pula halnya dalam berhubungan sosial, kecakapan emosi ini sangat
dibutuhkan karena dalam memahami emosi orang lain, seseorang perlu terlebih
dahulu memahami emosinya sendiri. Untuk melakukan ini semua mereka
Sebagaimana diketahui, emosi dapat negatif tetapi dapat pula positif. Seseorang
dapat mengalami kedua-duanya, walaupun oleh karena faktor budaya, emosi
positiflah yang seringkali dianggap lebih berguna. Pada saat mengalami emosi
positif, seseorang cenderung menjadi kelihatan lebih bahagia, lebih produktif, dan
lebih mudah membina hubungan dengan orang lain. Di lain pihak, kehadiran emosi
negatif cenderung ditolak karena dianggap sebagai awal dari kesalahan-kesalahan
yang dialami pada saat itu, membuat orang menjadi lebih marah, dan cenderung
menjadi lebih sulit bekerjasama dengan orang lain.
Benarkah demikian? Sesungguhnya anggapan seperti itu tidak semuanya benar.
Emosi positif memang berhubungan dengan produktivitas. Beberapa penelitian
telah melaporkan bahwa produktivitas seorang karyawan akan lebih tinggi kalau
emosi yang dialaminya didominasi oleh emosi positif. Seseorang yang mengenali
dirinya, baik potensi-potensi maupun kelemahan-kelemahan dirinya memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kinerja personal maupun kelompok. Demikian
pula sebaliknya,
Self Management. Hunsaker dalam bukunya Training in Management Skills
menggunakan istilah managing emotions, yaitu pengelolaaan terhadap emosi-emosi
yang dialami. Pernahkah anda membayangkan seseorang yang kurang mampu
mengelola emosinya sehingga ia akan tertawa terbahak-bahak pada saat ia
merasakan senang. Demikian pula akan marah-marah sewaktu merasakan tidak
senang? Perasaan positif, sebagaimana telah diulas diatas terbukti berhubungan
dengan meningkatnya kinerja seseorang. Masalah yang muncul dalam kaitannya
dengan pengelolaan diri, adalah manakala seseorang mengalami emosi negatif
misalnya marah, sedih, maupun cemas, tetapi harus menyelesaikan suatu tugas
tertentu.
Seseorang yang mampu mengelola diri dengan baik tidak akan mengalami
gangguan yang berarti pada saat bekerja walaupun ia sedang merasakan emosi
negatif. Baik emosi negatif maupun positif mempengaruhi pola pikir seseorang.
Pada saat mengalami emosi negatif, seseorang akan cenderung lebih mudah
merasa tidak mampu, tidak berdaya, dan lain-lain sehingga dapat mempengaruhi
kinerja.
Dengan demikian mengelola emosi bukan berarti menekan ataupun menolak suatu
jenis emosi tertentu tetapi memahaminya kemudian menggunakan pemahaman ini
untuk mengatasi situasi yang dihadapi secara produktif. Seseorang yang mampu
mengelola dirinya dengan baik akan mempertahankan kejujuran dan integritas,
mereka mampu bertahan dari berbagai godaan, bertanggung jawab untuk menjaga
kinerja pribadinya.
Namun demikian, tidak berarti mereka menjadi seorang pribadi yang kaku dalam
menghadapi kehidupan. Kosa kata teguh dalam prinsip tetapi fleksibel dalam
penerapannya, sangat tepat untuk menggambarkan orang-orang yang kompeten
dalam mengelola diri. Fleksibelitas ini juga tercermin dalam keluwesannya
merespon perubahan sehingga kesan yang muncul adalah kemampuan mereka
untuk terus menerus belajar mengenai sesuatu yang baru, memenuhi rasa ingin
tahu dan selalu berusaha mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Kompetensi ini juga mencerminkan seseorang yang penuh motivasi, dapat
diharapkan dan optimis dalam mengatasi rintangan-rintangan, keputus asaan atau
bahkan kegagalan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan hidup atau bisnis jangka panjang. Contoh klasik dari kompetensi ini
dapat dilihat pada saat perusahaan asuransi terkenal MetLife mempekerjakan
sekelompok pegawai yang dilaporkan berhasil mendapat sekor tes yang tinggi
dalam optimisme tapi gagal dalam tes perilaku menjual yang umumnya diberikan
pada calon pegawai. Dibandingkan dengan pegawai lain yang lolos dalam tes
perilaku menjual ini tetapi rendah sekor optimisme. Dilaporkan bahwa
dibandingkan kelompok yang lolos tes perilaku menjual tetapi pesimis, kelompok
optimis mampu memasarkan produk asuransi ini 21% lebih tinggi, bahkan pada
tahun kedua kinerja mereka meningkat hingga 57%. Optimisme ini berkaitan erat
dengan motivasi berprestasi. Sikap optimis untuk senantiasa berusaha mencapai
prestasi terbaik dan siap melakukan tindakan pada setiap kesempatan. Boyatzis
dalam tulisannya Clustering Comppetence in Emotional Intelligence yang
terdapat di dalam Handbook of Emotional Intelligence mengelompokkan
motivasi ini terpisah dari self management. Boyatzis menjabarkan motivasi ini ke
dalam beberapa kemampuan khusus, diantaranya adalah dorongan berprestasi,
komitmen, inisiatif, dan optimis.
Social Awareness. Aspek ini mengandung makna kemampuan seseorang untuk
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan orang lain. Diibaratkan
suatu kondisi di mana seseorang mampu meletakkan dirinya kedalam sepatu orang
lain, sehingga anda dapat mengenali bagaimana perasaan orang lain tanpa
keharusan orang tersebut memberi tahu anda mengenai hal ini. Pada umumnya
seseorang tidak menyatakan bagaimana perasaannya dengan kata-kata tetapi lebih
dalam nada suara pada saat orang tersebut berbicara, bahasa tubuh, dan ekspresi
wajah. Ingatkah anda suatu ungkapan dimana seseorang menyatakan dari nada
suaranya saya tahu, atau tatapan matanya tidak dapat berbohong dan sebagainya.
Empathy ini dibangun dari kesadaran diri, dan dengan memposisikan diri senada,
serasa dengan emosi orang lain akan membantu anda membaca dan memahami
perasaan orang lain tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingan
saya Sari tentang Empati dan Perilaku Merokok di tempat umum, menunjukkan
bahwa empati ini berhubungan dengan perilaku seseorang merokok di tempat
umum. Perilaku merokok di tempat umum, yang dianggap sebagian besar orang
sebagai mengganggu kenyamanan lebih banyak dilakukan oleh individu yang
empatinya rendah.
Empati meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kepedulian terhadap
lingkungan, sehingga kemampuan empati sangat dibutuhkan untuk dapat
memberikan pelayanan karena disinilah inti dari keberhasilan service orientation.
Apabila pelayanan dapat dilakukan kepada pelanggan internal maupun eksternal
berarti empati juga akan menentukan keberhasilan organisasi. Dengan empati,
anda dapat juga memahami orang lain, yang berbeda dengan anda. Perbedaan
antara orang satu dengan lainnya di dalam suatu organisasi tidak menjadi sumber
konflik melainkan sebagai sarana untuk saling melengkapi.
Social Skills. Ketrampilan sosial merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari
seseorang semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang trampil sosial mampu membangun hubungan positif, merepon
emosi orang lain. Kelebihan pokok seseorang yang memiliki kecerdasan emosi
nampaknya akan terbukti dalam komponen ini, dimana pada akhirnya ia dapat
mempengaruhi emosi orang lain, termasuk dalam rangka memotivasi, melakukan
fungsi kepemimpinan, dan hubungan-hubungan yang bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Hubungan-hubungan interpersonal, kemampuan
mengatasi kesalahpahaman, memecahkan konflik, dan mengerahkan massa untuk
suatu tujuan dapat dilakukan oleh orang-orang yang trampil sosial ini.
http://annosmile.com/aspek-aspek-dalam-emotional-competence-inventory.htm
Aspek-aspek dalam Emotional Competence Inventory 0
share this
Digg.com
Mixx.com
Technorati
del.icio.us
Facebook.com
StumbleUpon
reddit.com
JAN28
ECI mengungkap 20 kompetensi yang dikelompokkan ke dalam 4 aspek, yaitu
kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran
sosial (social awareness), dan ketrampilan sosial (social skills).
Self Awareness. Komponen ini sesungguhnya merupakan dasar dari semua
komponen yang ada di dalam kecerdasan emosi. Mengapa dikatakan sebagai dasar,
dapat dicermati dari kandungan yang terdapat di dalamnya. Self awareness, yang
untuk selanjutnya akan disebut dengan kesadaran diri, mengandung dua makna
kesadaran. Kesadaran pada tingkat pertama, berarti seseorang itu tahu bahwa
sesuatu ada dan telah terjadi padanya. Sedangkan kesadaran tingkat kedua, berarti
seseorang paham betul mengenai emosi yang sedang dialaminya sehingga ia dapat
membedakannya dengan perasaan serupa yang disebabkan oleh kondisi yang
berbeda.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak contoh berikut ini. Setelah sekian lama
berusaha menyelesaikan kuliahnya, akhirnya tiba saat Astuti mendapat kesempatan
menjalani ujian pendadaran. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin, mengikuti
prosedur penelitian yang sudah diajarkan selama ia kuliah. Mulai dari membaca
buku, artikel ilmiah baik itu jurnal internasional maupun jurnal lokal. Secara rutin,
ia juga melakukan diskusi dengan teman-teman dan dosen pembimbing yang telah
ditunjukkan untuknya. Setelah ditetapkan variabel-variabel mana yang akan diteliti,
ia juga mempersiapkan alat pengumpul data, pelaksanaan penelitian, analisis data
penelitian, dan menuangkan tahap demi tahap yang telah dilakukannya dalam
skripsi yang akan diuji tersebut. Prosedur penelitian semua yang dituliskannya di
skripsi yang akan diuji. Tiba saatnya ujian dilaksanakan, Astuti merasakan
jantungnya berdebar-debar, tangannya berkeringat, dan otot-otot tengkuknya
mengencang. Semenjak dua hari lalu, ia kurang dapat tidur dengan nyaman. Astuti
dapat merasakan bahwa ia sedang dalam keadaan tegang atau ada ketegangan
terjadi di dalam dirinya, itulah yang disebut dengan kesadaran tingkat pertama.
Sebetulnya kondisi-kondisi fisik yang dirasakan tersebut, pernah terjadi pada Astuti
sebelumnya. Pada saat pertama kali berjumpa dengan Fando, yang kemudian
menjadi pacarnya, jantungnya juga berdetak dengan kencang. Demikian juga,
mengencangnya otot-otot tengkuk pernah dialami setelah mengikuti latihan
kepecinta alaman di kampusnya empat tahun sebelumnya. Namun dengan
kesadaran tingkat kedua, Astuti dapat membedakan antara emosi yang mengiringi
debar jantung yang dialami karena tegang menghadapi ujian ini berbeda dengan
yang dialaminya pada saat berjumpa dengan Fando, dan emosi yang mengiringi
nyeri tengkuk yang dialami empat tahun lalu berbeda dengan yang sedang ia alami
sekarang.
Dengan demikian kompetensi ini membawa seseorang kepada suatu keadaan
dimana ia tahu emosi apa yang sedang mereka alami dan mengapa ia mengalami
emosi tersebut. Kata mengapa di sini mencerminkan sebab mengapa seseorang
mengalami emosi tertentu. Emosi berhubungan erat dengan segala sesuatu yang
dialami oleh seseorang atau dengan kata lain ada hubungan antara perasaan atau
emosi yang sedang dialami dengan pikiran, tindakan, dan perkataan. Lebih jauh
lagi, selain mengenali emosi yang dialaminya, seseorang yang memiliki kecakapan
emosi mampu mengenali bagaimana emosi tersebut mempengaruhi kinerja mereka.
Sedemikian sadar akan dirinya, seorang yang cakap secara emosi ini lebih dapat
menikmati kehidupannya karena mereka tahu tidak hanya kekuatan-kekuatan tetapi
juga kelemahan dirinya. Akan halnya kekuatan dan kelemahan ini, mereka
merupakan orang yang mampu memetik hikmah dari segala peristiwa, dan
menganggap semua peristiwa kehidupan tersebut merupakan ajang untuk menimba
segala pengalaman dan mau belajar untuk itu.
Demikian pula halnya dalam berhubungan sosial, kecakapan emosi ini sangat
dibutuhkan karena dalam memahami emosi orang lain, seseorang perlu terlebih
dahulu memahami emosinya sendiri. Untuk melakukan ini semua mereka
Sebagaimana diketahui, emosi dapat negatif tetapi dapat pula positif. Seseorang
dapat mengalami kedua-duanya, walaupun oleh karena faktor budaya, emosi
positiflah yang seringkali dianggap lebih berguna. Pada saat mengalami emosi
positif, seseorang cenderung menjadi kelihatan lebih bahagia, lebih produktif, dan
lebih mudah membina hubungan dengan orang lain. Di lain pihak, kehadiran emosi
negatif cenderung ditolak karena dianggap sebagai awal dari kesalahan-kesalahan
yang dialami pada saat itu, membuat orang menjadi lebih marah, dan cenderung
menjadi lebih sulit bekerjasama dengan orang lain.
Benarkah demikian? Sesungguhnya anggapan seperti itu tidak semuanya benar.
Emosi positif memang berhubungan dengan produktivitas. Beberapa penelitian
telah melaporkan bahwa produktivitas seorang karyawan akan lebih tinggi kalau
emosi yang dialaminya didominasi oleh emosi positif. Seseorang yang mengenali
dirinya, baik potensi-potensi maupun kelemahan-kelemahan dirinya memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kinerja personal maupun kelompok. Demikian
pula sebaliknya,
Self Management. Hunsaker dalam bukunya Training in Management Skills
menggunakan istilah managing emotions, yaitu pengelolaaan terhadap emosi-emosi
yang dialami. Pernahkah anda membayangkan seseorang yang kurang mampu
mengelola emosinya sehingga ia akan tertawa terbahak-bahak pada saat ia
merasakan senang. Demikian pula akan marah-marah sewaktu merasakan tidak
senang? Perasaan positif, sebagaimana telah diulas diatas terbukti berhubungan
dengan meningkatnya kinerja seseorang. Masalah yang muncul dalam kaitannya
dengan pengelolaan diri, adalah manakala seseorang mengalami emosi negatif
misalnya marah, sedih, maupun cemas, tetapi harus menyelesaikan suatu tugas
tertentu.
Seseorang yang mampu mengelola diri dengan baik tidak akan mengalami
gangguan yang berarti pada saat bekerja walaupun ia sedang merasakan emosi
negatif. Baik emosi negatif maupun positif mempengaruhi pola pikir seseorang.
Pada saat mengalami emosi negatif, seseorang akan cenderung lebih mudah
merasa tidak mampu, tidak berdaya, dan lain-lain sehingga dapat mempengaruhi
kinerja.
Dengan demikian mengelola emosi bukan berarti menekan ataupun menolak suatu
jenis emosi tertentu tetapi memahaminya kemudian menggunakan pemahaman ini
untuk mengatasi situasi yang dihadapi secara produktif. Seseorang yang mampu
mengelola dirinya dengan baik akan mempertahankan kejujuran dan integritas,
mereka mampu bertahan dari berbagai godaan, bertanggung jawab untuk menjaga
kinerja pribadinya.
Namun demikian, tidak berarti mereka menjadi seorang pribadi yang kaku dalam
menghadapi kehidupan. Kosa kata teguh dalam prinsip tetapi fleksibel dalam
penerapannya, sangat tepat untuk menggambarkan orang-orang yang kompeten
dalam mengelola diri. Fleksibelitas ini juga tercermin dalam keluwesannya
merespon perubahan sehingga kesan yang muncul adalah kemampuan mereka
untuk terus menerus belajar mengenai sesuatu yang baru, memenuhi rasa ingin
tahu dan selalu berusaha mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Kompetensi ini juga mencerminkan seseorang yang penuh motivasi, dapat
diharapkan dan optimis dalam mengatasi rintangan-rintangan, keputus asaan atau
bahkan kegagalan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan hidup atau bisnis jangka panjang. Contoh klasik dari kompetensi ini
dapat dilihat pada saat perusahaan asuransi terkenal MetLife mempekerjakan
sekelompok pegawai yang dilaporkan berhasil mendapat sekor tes yang tinggi
dalam optimisme tapi gagal dalam tes perilaku menjual yang umumnya diberikan
pada calon pegawai. Dibandingkan dengan pegawai lain yang lolos dalam tes
perilaku menjual ini tetapi rendah sekor optimisme. Dilaporkan bahwa
dibandingkan kelompok yang lolos tes perilaku menjual tetapi pesimis, kelompok
optimis mampu memasarkan produk asuransi ini 21% lebih tinggi, bahkan pada
tahun kedua kinerja mereka meningkat hingga 57%. Optimisme ini berkaitan erat
dengan motivasi berprestasi. Sikap optimis untuk senantiasa berusaha mencapai
prestasi terbaik dan siap melakukan tindakan pada setiap kesempatan. Boyatzis
dalam tulisannya Clustering Comppetence in Emotional Intelligence yang
terdapat di dalam Handbook of Emotional Intelligence mengelompokkan
motivasi ini terpisah dari self management. Boyatzis menjabarkan motivasi ini ke
dalam beberapa kemampuan khusus, diantaranya adalah dorongan berprestasi,
komitmen, inisiatif, dan optimis.
Social Awareness. Aspek ini mengandung makna kemampuan seseorang untuk
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan orang lain. Diibaratkan
suatu kondisi di mana seseorang mampu meletakkan dirinya kedalam sepatu orang
lain, sehingga anda dapat mengenali bagaimana perasaan orang lain tanpa
keharusan orang tersebut memberi tahu anda mengenai hal ini. Pada umumnya
seseorang tidak menyatakan bagaimana perasaannya dengan kata-kata tetapi lebih
dalam nada suara pada saat orang tersebut berbicara, bahasa tubuh, dan ekspresi
wajah. Ingatkah anda suatu ungkapan dimana seseorang menyatakan dari nada
suaranya saya tahu, atau tatapan matanya tidak dapat berbohong dan sebagainya.
Empathy ini dibangun dari kesadaran diri, dan dengan memposisikan diri senada,
serasa dengan emosi orang lain akan membantu anda membaca dan memahami
perasaan orang lain tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingan
saya Sari tentang Empati dan Perilaku Merokok di tempat umum, menunjukkan
bahwa empati ini berhubungan dengan perilaku seseorang merokok di tempat
umum. Perilaku merokok di tempat umum, yang dianggap sebagian besar orang
sebagai mengganggu kenyamanan lebih banyak dilakukan oleh individu yang
empatinya rendah.
Empati meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kepedulian terhadap
lingkungan, sehingga kemampuan empati sangat dibutuhkan untuk dapat
memberikan pelayanan karena disinilah inti dari keberhasilan service orientation.
Apabila pelayanan dapat dilakukan kepada pelanggan internal maupun eksternal
berarti empati juga akan menentukan keberhasilan organisasi. Dengan empati,
anda dapat juga memahami orang lain, yang berbeda dengan anda. Perbedaan
antara orang satu dengan lainnya di dalam suatu organisasi tidak menjadi sumber
konflik melainkan sebagai sarana untuk saling melengkapi.
Social Skills. Ketrampilan sosial merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari
seseorang semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang trampil sosial mampu membangun hubungan positif, merepon
emosi orang lain. Kelebihan pokok seseorang yang memiliki kecerdasan emosi
nampaknya akan terbukti dalam komponen ini, dimana pada akhirnya ia dapat
mempengaruhi emosi orang lain, termasuk dalam rangka memotivasi, melakukan
fungsi kepemimpinan, dan hubungan-hubungan yang bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Hubungan-hubungan interpersonal, kemampuan
mengatasi kesalahpahaman, memecahkan konflik, dan mengerahkan massa untuk
suatu tujuan dapat dilakukan oleh orang-orang yang trampil sosial ini.
http://annosmile.com/aspek-aspek-dalam-emotional-competence-inventory.htm
PENGURUSAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
Perancangan dan Persediaan Mengajar
1 Pengertian konsep pengajaran
Pengajaran ialah cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan yang hendak diajar. Hasil daripada pengajaran berlakulah peubahan yang relatif kekal dalam tingkah laku atau pengetahuan hasil daripada pengalaman. Perubahan merupakan suatu penambahan yang baru, pengukuhan dan pengubahansuaian yang berlaku terhadap anak dididik.
2 Keperluan perancangan pengajaran dan pembelajaran
Perancangan perlu dilakukan untuk
memenuhi masa yang diperuntukan menepati kehendak objektif/matlamat berkesan sepanjang waktu pengajaran menarik perhatian dan tidak membosankan
3 Objektif pengajaran
Objektif boleh dalam bentuk
Objektif implisit o melibatkan perubahan tingkah laku yang ketara seperti :
memahami atau mengetahui atau menghargai
sesuatu yang telah diajar Objektif eksplisit
o melibatkan perubahan tingkah laku yang boleh dilihat seperti : menyenaraikan atau menjelaskan atau memberikan contoh atau menunjukkan cara yang betul
terhadap apa yang telah diajarkan
4 Buku rekod mengajar
Buku himpunan pelan tindakan guru sebelum mengajar. Berdasarkan SPI Bil 3/1999. Buku rekod mengajar wajib mengandungi dua perkara penting :
Rancangan Pelajaran Tahunano Rancangan berdasarkan taqwim minggu persekolahan. Mengandungi isi
ringkas rancangan penjararan berdasarkan sukatan pelajaran kebangsaan.
o Butiran yang perlu ada ialah : Mata pelajaran Tingkatan Minggu Tajuk/isi Objektif Kemahiran Nilai dan bahan bantuan mengajar
Rancangan Pelajaran Harian o Rancangan berdasarkan rancangan Tahunano Butiran yang perlu ada ialah :
Hari dan tarikh Mata pelajaran dan tingkatan Masa Tajuk dan Objektif/kemahiran yang ingin dicapai Aktiviti yang dijalankan dan Impak/Refleksi
Buku rekod pengajaran menjadi rujukan dan dokumen penting bagi pihak
sekolah PPD JPN dan jemaah nazir sekolah
Ia adalah milik sekolah dan mesti dikembalikan dan disimpan oleh pihak sekolah
sebelum cuti sekolah akhir tahun bermula. Ia juga digunakan sebagai sasaran kerja tahunan untuk menilai prestasi kerja tahunan guru.
Rekod P&P boleh juga disediakan dalam apa jua bentuk yang munasabah dan sesuaii dengan teknologi semasa. Rekod P&P dan bahan-bahan lain berkaitan dengan penyediaan rancangan pelajaran tahunan perlu dikemukakan dengan serta merta apabila dikehendaki oleh pihak yang diberi kuasa.
Rekod P&P boleh disimpan dalam bentuk data komputer
Kegagalan menyediakan BRP merupakan satu kesalahan dan jika disabitkan kesalahan, sesorang itu boleh didenda tidak kurang daripada RM500 - berdasarkan Peraturan 11(b), Peraturan-peraturan Pendidikan (Kurikulum kebangsaan)1997 (P.U.A.531)
DENDA RM500 Jadual Waktu
Berdasarkan Akta Pendidikan 1996, Jadual waktu mestilah ada
Senarai mata pelajaran yang diajar kepada murid Setiap hari persekolahan Nama guru yang mengajar mata pelajaran dan bilangan waktu mengajar Diluluskan oleh Menteri Pelajaran dan Ketua Jabatan
Sukatan Pelajaran
Dokumen yang mengandungi perkara-perkara yang wajib diajar kepada pelajar sebanjang tahun persekolahan. Sukatan pelajaran disediakan oleh bahagian PPK , Kementerian Pelajaran Malaysia. Ia perlu dikemukakan serta merta apabila diminta oleh orang-orang yang diberi kuasa seperti Ketua Pendaftar, Jemaah Nazir dan Pengetua. Jika gagal dan disabit kesalahan boleh didenda.
Aspek-aspek penting dalam perancangan P&P
Sebelum merancang dan melaksanakan P&P seseorang guru perlulah
1. Mengkaji dan mentafsir sukatan pelajaran secara mendalam2. Memilih kemahiran-kemahiran dan dan isi pelajaran yang sesuai3. Merancang pengajarannya
o Set iduksio Perkembangan P&Po Penutup
4. Menentukan strategi P&P5. Menyediakan bahan bantu pengajaran6. Menyediakan penilaian
Komponen P&P
Elemen-elemen yang perlu diambil kira dalam merekabentuk pengajaran ialah
Objektif pengajaran Strategi pengajaran yang sesuai Bahan bantu pengajaran Maklum balas pelajar Penilaian
Fasa P&P
Fasa P&P terbahagi kepada empat peringkat
I. Pra perancangano Guru mempunyai gambaan mental mengenai
keseluruhan pengajaran pelajar - potensi, pengetahuan sedia ada dan lain-lain isikandungan pelajaran strategi bahan yang diperlukan dan boleh digunakan
II. Perancangan aktifo Guru perlulah
menulis rancangan mengajar menyediakan nota, membina transperansi/power point/model memastikan peralatannya masih berfungsi baik dan sesuai
digunakan menyediakan senarai semak
III. Perancangan semasao Guru perlu
mendapat maklum balas tentang kefahaman pelajar mengubahsuai mengikut keperluan dan keadaan semasa mengaitkan dan mengulangi pelajaran yang lepas
IV. Pasca perancangano Guru perlu
menyedari kelemahan pengajaran mengesan kekuatan pengajarannya membuat catatan tentang perubahan yang diperlukan
Sumber-sumber pengajaran dan pembelajaran
Sumber ialah bahan yang digunakan semasa proses P&P seperti
buku teks buku rujukan buku latihan lampiran nota Alat audio visual
o LCDo komputero petao gambarajah dano TV
Bahan/Alat bantu mengajar menghidupkan suasana pembelajaran
Perlaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran
Proses P&P
1 Perlaksanaan P&P
I. Set Induksio Langkah permulaan dalam proses P&Po Tujuan - untuk menghasilkan aliran pemikiran dan meransang minat
pelajar agar dapat memberi perhatian kepada pengajaran yang akan berlaku
o Masa - 5 minit / 10% daripada masa pengajarano Teknik - soalan, kejutan, kaitan dengan pelajaran lalu, isu semasa yang
berkaitan, gambar atau bunyiII. Perkembangan P&Po Bahagian keduao Penyampaian isi pelajaran
1. Teknik penyampaian guru disampaikan berperingkat - dari mudah kepada yang
sukar, dari yang konkrit kepada yang abstrak suara yang jelas dan terang menggunakan pelbagai kaedah dengan mengambil kira
pengalaman dan potensi murid berfokus kepada apa yang diajar mengamalkan penekanan-penekanan dalam konsep
KMSM/KBSR Membuat penilian berterusan
2. Teknik Menyoal Soalan yang dikemukakan
3. Penggabungjalinan4. Penyerapan5. Pengukuhan
memberikan latih tubi memberikan tugasan / kerja rumah mengaplikasikan ilmu, nilai dan kemahiran dalam
aktiviti pembelajaran6. Pengayaan
membimbing murid mencari maklumat tambahan menyediakan bahan maklumat tambahan menggalakkan murid belajar daripada maklum balas
membimbing murid membuat jangkaan masa depan7. Pemulihan
membimbing murid secara individu menggunakan pelbagai bahan memberi latihan ulangan menggunakan pelbagai teknik pengajaran
8. Penilaian pemerhatian soal jawab perbincangan kerja bertulis kerja rumah
9. Hasil pembelajaran murid memastikan murid dalam keadaan bersedia mengikuti
pelajaran melaksanakan pembelajaran arah kendiri (self-
directed) mengaplikasikan kemahiran mengambil nota mempersembahkan hasil aktiviti pembelajaran mendapatkan maklumat daripada pelbagai sumber mengemukakan pendapat semasa perbincangan berdisplin
III. Penutupo Bahagian terakhiro Aktiviti yang dijalankan seperti :
susulan
i. folioii. pengayaan
iii. membuat projek penilaian objektif pengajaran
i. pemerhatianii. teknik menyoal
iii. memeriksa kerja pelajar membuat kesimpulan rumusan
i. menegaskan isi-isi pentingii. memberi cadangan dan panduan untuk murid
meningkatkan kefahamaniii. mencadangkan bahan-bahan yang boleh dirujuk untuk
meluaskan ilmuiv. mengaitkan pelajaran dengan keperluan hidup
seharianv. mengaitkan pelajaran dengan keperluan peperiksaan
pengubahsuaian pelajaran
Guru yang berkesan ...tidak membosankan
Pengurusan Kelas
1 Tanggungjawab guru menguruskan kelas
Guru (guru kelas) juga bertanggungjawab memastikan pengurusan kelasnya teratur dan baik. Guru bertanggungjawab :
I. menguruskan rutin kelaso menyedia, mentafsir dan menyimpan rekod pelajar
Rekod/buku daftar Jadual kedatangan kelas Rekod/buku/slip kemajuan pelajar Kad 001 dan 002 Rekod kutipan yuran
o menyedia dan melaksanakan rutin kelas menanda kedatangan memastikan keceriaan kelas mengutip yuran memastikan maklumat dalam kelas dikemaskini
o menjalankan tugas-tugas lain mengurus pinjaman buku teks biasiswa
II. mengurus dan memastikan pelajar-pelajar menjalankan tugas harianIII. mengurus dan memastikan pelajar memahami dan mematuhi peraturan kelasIV. mengurus keadaan fizikal kelas supaya sesuai untuk proses P&P
o Carta organisasi kelas o Pelan kedudukan pelajaro Papan kenyataan o Senarai tugas
Iklim Bilik Darjah
1 Proses P&P yang berlaku di dalam bilik darjah amat bergantung kepada iklim bilik
darjah iaitu
interaksi dan aktiviti antara guru dan pelajarnya. suasana yang tenteram
suhu dan peredaran udara
Sebuah bilik darjah yang baik mengandungi lima ciri iaitu :
2
I. Hubungan yang baik dan saling hormat menghormati guru dan pelajarII. Kesanggupan pelajar menerima aspirasi dan peraturan bilik yang ditetapkan
oleh pihak sekolahIII. Memiliki semangat kekitaan (espirit de corp) . Guru dan pelajar bagaikan
sebuah keluarga yang besar, harmonis dan mesraIV. Wujud minat untuk melibatkan diri dalam aktiviti kelas dan sukarela dengan
sopanV. Adanya keterbukaan , demokratik, kemesraan dan kebebasan yang
menggalakkan interaksi antara pelajar dan guru mereka.
Strategi Pengajaran dan Pembelajaran A. Pembelajaran secara kontekstual
1 Maksud
Kaedah pembelajaran yang menggabungkan isi kandungan pelajaran dengan pengalaman hidup harian individu, masyarakat dan alam pekerjaan. Ia menyediakan pembelajaran secara konkrit (nyata) yang melibatkan aktiviti 'hands-on' dan 'minds-on'
2 Teori pembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran hanya berlaku apabila murid dapat memproses maklumat atau pengetahuan baru dengan cara yang bermakna dalam rangka minda mereka
Pembelajaran akan lebih berkesan jika maklumat disampaikan dalam konteks yang pelbagai dan bermaksan kepada murid
Penekanan perlu diberikan kepada kepelbagian persekitaran pembelajaran seperti bilik darjah, makmal, tempat kerja dan kehidupan harian untuk menghasilkan pembelajaran yang berkesan.
B. Pembelajaran Masteri
1 Maksud
Pendekatan pembelajaran yang memfokuskan kejayaan pelajar menguasai sesuatu perkara yang diajar. Semua pelajar perlu dipastikan menguasai hasil pembelajaran dalam satu unit sebelum berpindah ke unit pembelajaran seterusnya.
2 Pembelajaran Masteri memerlukan
masa yang mencukupi proses P&P yang berkualiti guru menyedari bahawa :
o pelajar mempunyai kebolehan dan keperluan yang berbezao pelajar perlukan pendekatan yang sesuaio pelajar perlu pengetahuan , kemahiran dan sikap yang di ajarkan
Pelajar perlu berpengetahuan, memiliki kemahiran asas
sebelum beralih kepada kemahiran berikutnya. 3 Prinsip asas Pembelajaran Masteri
Pelajar normal boleh menguasi apa yang diajar oleh guru Proses P&P akan menjadi lebih berkesan jika pelajar dipecahkan kepada
kumpulan yang kecil Pelajar memerlukan masa yang menguasai pengetuahuan dan kemahiran Arahan P&P bagi setiap kumpulan dan proses mestilah jelas
4 Ciri-ciri Pembelajaran masteri
Hasil pembelajaran mestilah ditentukan Hasil pembelajaran mestilah berurutan mengikut hiraki atau dari unit ke unit Aktiviti P&P mestilah menarik, menyeronokkan dan berkesan
C. Pembelajaran Kolaboratif
1 Maksud
D. Pembelajaran Koperatif.
1 Maksud
Pelajar-pelajar bekerjasama, berinteraksi dan saling membantu dalam aktiviti pembelajaran
2 Kriteria
Semangat saling perlu-memerlukan yang positif Akauntabiliti individu Penglibatan yang sama Penglibatan yang serentak Penglibatan yang bersemuka
E. Pembelajaran konstruktivisme
1 Maksud
F. Pembelajaran Melalui Pengalaman
1 Maksud
G. Pembelajaran Melalui Rakan Sebaya
1 Maksud
Kaedah Pengajaran A. Simulasi
1 Maksud
Situasi pembelajaran dalam keadaan terkawal dan sengaja diwujudkan sama dengan situasi sebenar
2 Jenis simulasi
Sosiodramamenggunakan skrip dan mengandungi konflik
Main perananLakonan spontan tiada skrip diperlukan, tidak menggunakan skrip. Mengandungi keterangan ringkas dan pelajar memikirkan sendiri penyelesaian
3 Persediaan
i. Guru merancangii. Guru menjelaskan secara ringkas mengenai situasi , masalah , peranan dan
tempoh lakonaniii. Pilih pelajar yang sesuai untuk melakonkan watak - suara yang jelasiv. Guru menyediakan skrip lakonanv. Guru membimbing pelajar membuat keputusan
4 Kelebihan
Pelajar berpeluang memikirkan jalan penyelesaian masalah dengan cepat Kemahiran pertuturan pelajara dapat ditingkatkan Pelajar dapat belajar dalam situasi yang menyeronokkan dan menarik Pelajar dapat menghayati nilai-nilai yang baik dalam lakonan Pelajar dapat menonjol bakat lakonan mereka
B. Tunjuk Cara (Demostrasi)
1 Maksud
Situasi pembelararan dengan guru menunjukkan cara melakukan sesuatu aktiviti atau memilih pelajar yang berpengalaman untuk melakukan aktiviti yang dikehendaki
2 Langkah-langkah tunjuk cara
Perancangan Perlaksanaan tunjuk cara
Latihan Rumusan
3 Perlaksanaan tunjuk cara
menyediakan peralatan yang diperlukan memandang ke arah pelajar semasa tunjuk cara menggunakan teknik untuk menarik perhatian pelajar
o tenik menyoal
i. Soalan mestilah jelas dan mudah difahamiii. Menyusun aras soalan daripada yang mudah kepada sukar
iii. Soalan dikemukakan dahulu sebelum memanggil nama muridiv. Berusaha mencungkil jawapan daripada pelajarv. Memberi masa secukupnya sebelum menjawab
vi. Memeri peluang kepada lebih daripada seorang pelajar untuk menjawab
membuat penegasan kepada bahagian yang penting dalam tunjuk cara
C. Syarahan
D. Permainan
E. Hafazan
F. Akhbar Dalam Darjah
G. Melawat Sambil Belajar
1 Maksud
Membawa sekumpulan pelajar ke tempat sebenar . Ia adalah aktiviti sokongan pembelajaran
2 Tempat lawatan
Muzium tempat bersejarah tempat pengeluaran - kilang dan ladang, pusat kreatif
3. Tujuan lawatan
membolehkan pelajar mendapat pengalaman sebenar dalam lawatan Membolehkan pelajar membandingkan situasi sebenar dengan perkara yang
dipelajari di dalam kelas Mempelbagaikan aktiviti agar pelajar tidak mudah bosan Mengeratkan hubungan pelajar dengan masyarakat
4. Persediaan
Memilih tempat lawatan yang berkaitan dengan topik pelajaran Memohon kebenaran sekolah dan pejabat pendidikan daerah Menghubungi dan mendapat kebenaran lawatan daripada pihak yang ingin
dilawati Menguruskan pengangkutan dan penginapan pelajar untuk lawatan Memberi taklimat kepada pelajar mengenai
o tujuan lawatano keselamatan dirio dislplin o makan dan minumo peralatan
Menyediakan peralatan yang diperlukan Membahagikan pelajar kepada kumpulan kecil mengikut topik Memastikan pelajar terlibat aktif dalam aktiviti kajian Memberi bimbingan kepada pelajar yang kurang faham Mengadakan sesi perbincangan mengenai aktiviti yang dilakukan semasa lawatan Aktiviti susulan seperti membuat model dan melukis rencana atau poster
5. Garis panduan lawatan
Pekeliling SPI Bil 5/2002 (Lawatan pada hari Persekolahan) menggariskan
Ia tidak melebihi dua kali dalam setahun Setiap kali lawatan, ia tidak boleh melebihi empat hari berturut-turut termasuk
hari perjalanan Bagi sekolah yang kurang pelajar digalakkan bergabung dengan sekolah lain Aktiviti pelajar sebelum dan, semasa dan selepas lawatan mesti dirancang
terlebih dahulu. Laporan lawatan yang dibuat pelajar perlu dikaitkan denngan pembelajaran di
dalam kelas
E. Pembelajaran Akses kendiri
1 Maksud
Suatu pendekatan pemelajaran yang memberi ruang dan peluang pelajar belajar secara
kendiri. Pelajar menggunakan dan mengendalikan sendiri bahan-bahan pembelajaran
2 Keperluan
Hanya pelajar sendiri dapat melakukan pembelajaran secara optimum Terdapat ruang tiada guru yang dapat melakukannya untuk pelajar Setiap pelajar mempunyai minat, keperluan, sikap dan tahap kecerdasan dan
kebolehan yang berbeza Pelajar lebih tepat menentukan sendiri strategi pembelajaran terbaik untuknya
3 Ciri-ciri
Guru adalah berperanan sebagai fasilitator, jurulatih dan kaunselor Suasana pembelajaran fleksible, selesa dan tanpa tekanan Bahan PAK dan bahan fasilitator meudah diakses Pemilihan bahan dan akvititi pembelajaran yang luas Kemudahan yang membolehkan pelajar belajar secara sendiri atau kumpulan Membolehkan pembelajaran mengikut kadar dan kemampuan pelajar
4 Kelebihan
Pelajar mendapat kemahiran belajar untuk belajar Pelajar mendapat pengetahuan dan kemahiran secara berdikari Pelajar dapat belajar mengikut keperluan dan gaya mereka sendiri Pelejar memiliki kuasa otonomi dan tanggungjawab ke atas pembelajaran sendiri
5 Fungsi Pusat Akses Kendiri
Menyediaken tempat persekitaran yang selesa dan menarik Menyimpan bahan dan peralatan pembelajaran Memberi peluang kepada pelajar untuk melalui pembelajaran yang berkualiti dan
berkesan Mempamerkan carta maklumat dan hasil kerja pelajar Sebagai pusat pengajaran, kemahiran amali dan pembelajaran
6 Jenis-jenis Pusat Akses Kendiri - PAK
i. Bilik khaso Bilik senio Bilik bahasa
ii. Ruang dan sudut pamerano Papan kenyataano Sudut-sudut
iii. Pusat Mudah Alih
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN A. Teori kecerdasan pelbagai
1 Maksud
Kebolehan menyelesaikan masalah
Kebolehan menjana masalah baru untuk diselesaikan
2 Keperluan
Menyokong pembelajaran bersepadu yang menyeluruh selaras dengan falsafah pendidikan negara dan keperluan pelajar
Mempelbagaikan cara penilaian Mewujudkan suasana kolaboratif di sekolah
3 Jenis kecerdasan
i. Kecerdasan Verbal Linguistiko Kebolehan menggunakan kata-kata (bahasa) dengan berkesano Kebolehan mengingat maklumat, meyakini orang lain, serta bercakap
tentang bahasa sendiriii. Kecerdasan Logik Matematik
o Kebolehan menggunakan nombor secara berkesan dan berhujano Kebolehan menjangka
iii. Kecerdasan Visual Ruango Kebolehan mengesan dan mengambarkan bentuko Kebolehan mempersembahkan idea visual dan ruang secara grafik
iv. Kecerdasan Kinestetiko Kebolehan menggunakan badan untuk menyatakan idea, perasaan dan
penyelesaian masalaho Kebolehan menggunakan kemahiran fizikal seperti koodinasi, keanjalan,
kepantasan dan keseimbanganv. Kecerdasan Muzik
o Kebolehan mengesan irama dan laguo Kebolehan mengenal lagu mudaho Kebolehan membeza dan mengubah rentak dan tempo dalam melodi
yang mudahvi. Kecerdasan Interpersonal
o Kebolehan memahami perasaan, motivasi, tabiat serta hasrat orang lain. o Kebolehan bertindak secara berkesan kepada orang lain
vii. Kecerdasan Intrapersonalo Kebolehan memahami diri sendiri dari segi kekuatan, kelemahan , hasrat
dan kehendak.o Kebolehan menangani perasaan, mengawal kemarahan dan kesedihan
dirio Kebolehan membantu diri lebih berdisplin , beradab dan bersopan.
viii. Kecerdasan Naturaliso Kebolehan mengenali dan mengklasifikasi tumbuh-tumbuhan, galian,
binatang.o Kebolehan mengenali artifak budaya dari segi pakaian dan makanan
B. Teori Behaviourisme
1 Didokongi oleh Thorndike dan Skinner
2 Menyatakan
Pembelajaran belaku melalui pelaziman/kebiasaan Perubahan tingkah laku dapat dikekalkan dengan ransangan yang sesuai Pemberian rangsangan mendatangkan kepuasan , kepuasan akan membawa
pengulangan tingkah laku tersebut Rangsangan yang mendatangkan keadaan tidak selesa akan menyebabkan
tingkah laku tersebu diberhentikan Ganjaran, insentif dan peneguhan diberikan sebagai rangsangan dalam
pembelajaran supaya tingkah laku yang diingini diteruskan dan dikekalkan
C. Teori Konstruktif
1 Disokong oleh Von Glassefel, Piaget dan Vygotsky
2 Menyatakan
Ilmu pengetahuan terhasil daripada inisiatif seseorang individu itu sendiri Ilmu pengetahuan yang dibentuk oleh sesorang itu kerana ingin menyesuaikan
dirinya dengan alam sekitar Ilmu pengetahuan terbentuk hasil rasionalisasi pengalaman individu Ilmu pengetahuan terbina hasil penglibatan aktif individu yang menghubungkait
maklumat baru dengan pengalaman sedia ada Seseorang individu tidaklah menerima sesuatu ilmu secara pasif
D. Teori Kognitif
1 Didokong oleh Atkinson, McClelland and Bruner
2 Menyatakan
Tingkah laku manusia adalah dipengaruhi cara pengamatan seseorang Setiap individu berminit mengejar kejayaan Terdapat dua jenis dorongan yang bertentangan yang wujud semasa mengejar
sesuatu iaitu mengejar kejayaan atau mengelakkan kegagalan Kejayaan dan kegagalan seseorang individu adalah bergantung kepada
kefahaman terhadap sesuatu institusi dan keperibidaiannya
http://www.freewebs.com/ptk2/ptkkhusus2.htm