Upload
michan
View
56
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengertian Demokrasi serta Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Citation preview
Tugas Kewarganegaraan
Resume
Demokrasi dan Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Kelompok:
1. Muhammad Ichsan 12.11.0038
2. Bonaventura Anindita R 12.11.0045
3. Agnes Anggi D 12.11.0113
4. Bagus Handoko R 12.11.0126
Fakultas Arsitektur dan Desain
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Semester Genap, Tahun Ajaran 2012/2013
[1]
A. Latar Belakang
Pelaksanaan demokrasi diIndonesia bertujuan untk kepentingan bangsa dan
negera Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga
diarahkan untuk civil society (masyarakat madani), di dalamnya peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan negara sangatlah besar.Dalam masyarakat
madani partisipasi dan kemandiriaan masyarakat sangat di perlukan untuk
menyukseskan tujuan pembangunan nasional khususnya, dan umumnya tujuan
Negara.
Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang di Indonesia
disebut “masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan
akademis di berbagai belahan bumi, merupakan pengulangan kembali perdebatan
“American Liberalisme/communitarianism” yang terpusat pada persoalan: the state
atau negara di satu pihak, dan civil society di lain pihak, yang sesungguhnya di
antaratersebut satu sama lain saling berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil
republikan, Jacobin, yang memihak pada pandangan pentingnya negara,
berpendapat bahwa dalam kehidupan ini hanya ada satu komunitas yng dianggap
penting, yakni “the political community” atau masyarakat politik yang anggotanya
adalah warga negara yang kesemuanya dilihat sebagai active participant in
democratic decision making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan
keputusan yang demokratis. (Rahmatullah, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan, hal.
128)
B. Demokrasi dan Implementasi
Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan
dari telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan. Pertama, hamper
[2]
semua Negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya dan
fundamental sebagai telah ditujukan oleh hasil study UNESCO pada awal 1950-an
yang mengumpulkan lebih dari 100 sarjana barat dan timur, sementara dinegara
demokrasi pemberian peranan kepada Negara dan masyarakat hidup dalam porsi
yang berbeda beda. Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah
memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara
sebagai organisasi tertingginya tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam lajur
yang berbeda ( Rais, 1995:1)
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan,
demokrasi juga melahirkan system yang bermacam macam seperti : pertama,
system presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan
member dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala Negara dan kepala
pemerintahan. Kedua, system parlementer yang meletakkan pemerintah dipimpin
oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan
bukan kepala Negara, sebab kepala negaranya bias diduduki oleh raja atau presiden
yang hanya menjadi sombil kedaulatan dan persatuan. Ketiga, system referendum
yang meletakkan pemerintah sebagai bagian dalam parlementer, yang antara lain
dapat dilihat dari system ketatanegaraan di perancis atau di Indonesia UUD 1945.
(Kaelan, Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi, hal. 54)
C. Arti dan perkembangan demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa yunani “demos”
berarti rakyat dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi
berarti “rakyat berkuasa”. Ada pula definisi singkat untuk istilah demokrasi yang
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
[3]
rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia,
memiliki ciri khas dan spesifikasi masing masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi
oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara.
Di dalam The Advancced Learner’s Dictionary of Current Enghlish (Hornby,
dkk.:261) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Demokrasi adalah:
“(1) country with principles of government inwhich all adult citizens share through
their ellected representatives; (2) country with governmen which encourages and
allows rights of citizenship such as freedom of speeach, religion, opinion,and
associayion, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for
the rights of minoritiea; (3) society in which there is treatment ofeach other by
citizans as equals”.
Dari kutipan pengertian tersebut, tampakbahwa kata demokrasi merujuk pada
konsep kehiduoan negara atau masyarakat tempatwarga negara dewasaturut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang terpilih. Lalu,
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law. Selain itu, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan mayarakat yang
warga negaranya saling memberi peluang yang sama. (Rahmatullah, 2011,
Pendidikan Kewarganegaraan, hal. 131)
Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang
menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Oleh sebab itu hampir semua pengertian
yang diberikan untuk istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi
rakyat kendati secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama.
[4]
Sekedar untuk menunjukkan betapa rakyat diletakkan pada posisi penting dalam
asas demokrasi ini berikut akan dikutip beberapa pengertian demokrasi. (Kaelan,
Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi, hal. 55)
D. Bentuk bentuk demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu formal
democracy dan substantive democracy, yaitu menunjuk pada bagaimana proses
demokrasi itu dilakukan.
Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam artian system
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan
menerapkan system presidensial, atau system parlementer.
System Presidensial : system ini menekankan pentingnya pemilihan presiden
secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandate secara langsung
oleh rakyat. Dalam system ini kekuasaan eksekutif sepenuhnya berada di tangan
presiden. Oleh karena itu presiden merupakan kepala eksekutif dan sekaligus
menjadi kepala Negara. Presiden adalah penguasa dan sekaligus sebagai symbol
kepemimpinan Negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan di Amerika
dan Negara Indonesia.
Sistem Parlementer : system ini menerapkan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislative. Kepala eksekutif berada
ditangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara berada pada seorang
ratu, misalnya Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya
[5]
india. (Kaelan, Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Perguruan Tinggi, hal. 60)
Selain itu Demokrasi juga dapat dibagi menjadi beberapa
jenis seperti berikut ini:
i. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi ke dalam :
1) Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan
dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan, dalam demokrasi
ini, pengambilan keputusan dijalankan olehrakyat melalui wakil rakyat yang
dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat memilih wakilnya sendiri untuk membuat
keputusan politik. Dengan kata lain, dalam demokrasi tidak langsung, aspirasi
rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
2) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat.
Demokrasi ini merupakan campuranantara demokrasi langsung dengan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk didalam
lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan
tugasnya diawasi rakyat melalui raferendum dan inisiatif rakyat.
Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss. Referendum adalah
pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung.
Referendum dibagi menjadi tiga macam: Referendum wajib, tidak wajib,
[6]
dan konsultatif (Rahmatullah, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan, hal.
134)
ii. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau perioritasnya terdiri dari :
1) Demokrasi formal. Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua
orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangikesenjangan ekonomi. Indifidu diberi kebebasan yang luas.
sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal .
2) Demokrasi material. Demokrasi material memandang manusia
mempunya kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi sehingga persamaan
bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi semacam ini
dikembangkan di Negara sosialis komunis.
3) Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua
jenis demokrasi sebelumnya. Demokrasi ini berupa menciptakan
kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat
dan hak setiap orang. (Rahmatullah, 2011, Pendidikan
Kewarganegaraan, hal. 135)
iii. Demokrasi dibagi berdasarkan prisip ideologi :
1) Demokrasi liberal. Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada
individu. Campur tangan pemeritah diminimalkan, bahkan ditolak.
Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya dihindari.
Pemerintahbertindak atas kostitusi (hukum dasar).
[7]
2) Demokrasi rakyat atau demokrasi Proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal
perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam
hukum dan politik. (Rahmatullah, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan,
hal. 136)
E. Keunggulan Demokrasi
Sebagaimana telah diuraikan, ciri-ciri demokrasi antara lain :
a. keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat
b. kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan
bersama lebih kepentingan daripada kepentingan individu atau golongan;
c. kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat; serta
d. kedaulatan ada di tangan rakyat, dan lembaga perwakilan rakyat
mempunyai kedudukan penting dalam sistem kekuasaan negara.
Setelah anda munyimak ciri dari demokrasi dan nilai-nilai demokrasi
sebagaimana telah diuraikan, coba bandingkan dengan bentuk pemerintah berikut:
Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang
banyak. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditiadakan
dengan dihapusnya lembaga perwakilan rakyat dan keputusan hukum tertinggi ada
pada tangan segelintir orang tersebut.
[8]
Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada
peraturan yang benar-benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan
kehendaknya sendiri-sendiri tanpa aturan yang jelas.
Moboraksi adalah pemerintahan yang dikuasai olah kelompok orang untuk
kepentingan kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya
mobokrasi dipimpin oleh sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama.
Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa
mutlak (otoriter). (Rahmatullah, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan, hal. 141)
F. Perkembangan demokrasi di Indonesia
Bentuk-bentuk demokrasi yang ada di Indonesia:
1. Demokrasi Desa. Menurut Mohammad Hatta dalam Padma Wahyono
(1990), desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya
dengan pemilihan kepala desa dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut
“demokrasi asli”. Demokrasi desa memiliki lima unsur atau anasir, yaitu :
a. rapat
b. mufakat
c. gotong-royong
d. hak mengadakan proses bersama
e. hak menyingkirkan dari kekuasaan raja absolut
[9]
Demokrasi Indonesia modern menurut Hoh. Hatta harus meliputi tiga hal,
yaitu :
a. demokrasi di bidang politik
b. demokrasi di bidang ekonomi
c. demokrasi di bidang sosial
2. Demokrasi Pancasila
Sebagai ideologi nasional, pancasila berfungsi sebagai :
1. cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam mebuat
dan menilai keputusan politik
2. alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi
produser penyelesaian konflikyang terjadi.
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah
sebagai berikut: Kedaulatan rakyat, republic, negara berdasarkan atas hokum,
permintaan yang Kontitusional, dan sistem perwakilan.
Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai
berikut:
1. Secara luas demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik, ekonomi dan sosial.
[10]
2. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakialan.
Dalam sejarah Negara republik Indonesia yang telah lebih dari setengah
abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi
dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat
yang beraneka ragam pola adat dan budayanya. Masalah ini berkisar pada
penyusunan suatu sistem politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi serta karakter dengan partisipasi rakyat,
sekaligus menghindarkan timbulnya diktatur perorangan, partai ataupun militer.
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta partai partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer member peluang untuk dominasi partai partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan. (Kaelan, Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, hal. 63)
b. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsure social-politik semakin meluas.
c. Periode 1966-1998, masa demokrasi pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila. UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi dimasa demokrasi terpimpin. Namun dalam
[11]
perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai nilai pancasila.
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi pancasila era reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan ditangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala pemilu memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kaarah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini, kuranf mendasarkan pada keadilan social bagu rakyat Indonesia. (Kaelan, Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, hal. 64)
[12]
Daftar Pustaka
Kaelan, Achmad Zubaindi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta
Rahmatullah, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit UNHAS, Makassar
[13]
Lampiran
Demokrasi Indonesia punya wajah gandaMinggu, 24 Maret 2013 02:26 WIB | 2809 Views
Prof Dr Didik J Rachbini (ANTARA News/Imam Santoso)
Ada daerah yang rakyatnya masih pragmatis menghadapi
demokrasi dan ada yang sudah dewasa yaitu yang tidak
terpengaruh dengan kekuatan uang,"
Den Haag (ANTARA News) - Politikus Didik J Rachbini mengungkapkan, saat ini demokrasi di Indonesia masih mempunyai wajah ganda yaitu wajah tradisional dan wajah modern sehingga setiap parpol akhirnya mempunyai strategi yang berbeda untuk meraih dukungan di satu wilayah.
"Ada daerah yang rakyatnya masih pragmatis menghadapi demokrasi dan ada yang sudah dewasa yaitu yang tidak terpengaruh dengan kekuatan uang," katanya pada Diskusi "Lingkar Inspirasi: Demokrasi Berkualitas" di Pasar Malam Indonesia 2013 di Lapangan Malieveld, Den Haag, Belanda, Sabtu.
Ia mengungkapkan, sebuah survei di Mojokerto, Jatim dengan 400 responden dan tingkat error lima persen menunjukkan 39,6 persen responden akan memilih parpol atau calon legislatif yang memberikan mereka uang, sembako, perbaikan jalan di kampungnya dan modal usaha. "Riset seperti itu banyak dipakai parpol dan politisi agar mereka bisa meraih dukungan. Artinya membeli demokrasi di daerah tertentu itu mudah yaitu dengan menebar uang," katanya.
[14]
Namun, fenomena Pilkada Jakarta 2012, mencerminkan wajah lain dari demokrasi di Indonesia karena menurut survei elektabilitas Hidayat Nurwahid, salah satu calon saat itu mencapai 60 persen, sementara Jokowi yang datang dari daerah hanya 20-30 persen, namun faktanya Jokowi meraih dukungan luar biasa dari rakyat. "Rakyat seperti tidak dibeli dengan uang, dana baksos atau bagi-bagi sembako. Salah satu dukungan besar terhadap Jokowi adalah media dan para sukarelawan yang bekerja tanpa dibayar," katanya.
Fenomena lain dari demokrasi di Indonesia, adalah pudarnya pertarungan ideologi antarparpol karena sudah tidak ada lagi parpol di Indonesia yang arah politiknya kiri , kanan, dan tengah.
Sementara Prof Firmansah, Staf Khusus Presiden bidang ekonomi mengatakan, Indonesia merupakan satu negara yang menjadi perhatian dunia karena mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil di tengah krisis sekaligus mampu mengembangkan demokrasinya. "Pascareformasi, media sangat bebas, dan kemudian disusul dengan aturan tujuh pemilihan langsung yaitu presiden, DPR, DPRD, DPD, gubernur dan bupati, dan kepala desa," katanya.
Di tengah tumbuhnya demokrasi, laju pertumbuhan ekonomi sudah mencapai di atas enam persen per tahun dan pertumbuhan investasi yang terus meningkat. "Tahun 2013 ini ditargetkan tercipta satu juta lapangan kerja baru dan itu optimis tercapai antara lain dengan realisasi program MP3EI di enam koridor senilai Rp545 triliun," katanya. Ia mengajak semua komponen untuk makin menguatkan demokrasi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil. "Saya bersyukur Pilkada di Sumatera Utara dan Jawa Barat tidak menimbulkan gejolak yang menganggu perekonomian, itu salah satu tanda rakyat kita sudah dewasa dalam berdemokrasi," katanya.
Pembicara lain pada acara itu adalah Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Sidiq, Yuke Mayaratih dari Partai Gerindra perwakilan Belanda, Burhan Aziz dari Perwakilan PDI Perjuangan Belanda, Enggartiasto Lukita dari Partai NasDem dan Tugas Ahli Ditjen IKP Kementerian Kominfo Ahmed Kurnia. Acara itu merupakan kerja sama antara KBRI Den Hagg, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan Kementerian Kominfo, dalam rangka memeriahkan gelaran Pasar Malam Indonesia 2013.
(B013/Z002)Editor: Tasrief TarmiziCOPYRIGHT © 2013
Sumber: m.antaranews.com
[15]