78
DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Muhamad Anwar N I M : 109045200002 KONSENTRASI HUKUM KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

  • Upload
    lyxuyen

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998

(PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Muhamad Anwar

N I M : 109045200002

KONSENTRASI HUKUM KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998

(PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Muhamad Anwar

NIM: 109045200002

Di Bawah Bimbingan:

Afwan Faizin MA Khamami Zada MA

NIP: 19750102 200312 1001 NIP: 19721026 200312 1001

K O N S E N T R A S I HUKUM KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M

Page 3: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Denganinisayamenyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (satu) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang ditetapkan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Januari 2014

Muhamad Anwar

Page 4: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

iv

ABSTRAK

Muhamad Anwar, 109045200002. Demonstrasi Dalam Undang-Undnag

No 9 Tahun 1998 (Perspektif Hukum Islam). Konsentrasi Hukum Ketatanegaraan

Islam, Program Studi Jinayah Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, xiv+62 halaman+5

lampiran.

Masalah pokok penelitian ini adalah pandangan Hukum Islam terhadap

demonstrasi dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menjelaskan sejauh Hukum Islam membahas dan mengatur tata cara demonstrasi

sesuai dengan dalil-dalil Al-Qur’an, Hadist dan pendapat para ulama yang ahli

dalam ahli siyasah.

Jenis penelitian ini adalah metode penilitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan normatif yaitu menemukan kesamaan dan kesesuaian

antara muatan isi Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Jenis data dalam penelitian ini terdiri

atas dua sumber, yaitu data primer yang diperoleh dengan teknik studi pustaka

berupa Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyatakan

Pendapat di Muka Umum, Al-Qur’an, Hadist dan pendapat para ulama yang ahli

dalam siyasah dan sekunder berupa data-data yang memberikan penjelasan

mengenai bahan-bahan primer yang diambil dari sumber-sumber tambahan yang

memuat segala keterangan yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode analisis

data yang digunakan adalah metode analisis isi secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan dan kesesuaian

antara Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan

Pendapat di Muka Umum yang membolehkan demonstrasi dengan Hukum Islam

yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist serta pendapat para ulama yang ahli

dalam siyasah. Dengan ketentuan dalam aksi demonstrasi dilarang mengeluarkan

kata-kata yang mengandung penghinaan dan memfitnah seseorang atau golongan,

dan tidak menimbulkan kemunkaran.

Kata Kunci: Demonstrasi, Undang-Undang No 9 Tahun 1998, Hukum

Islam.

Pembimbing: 1. Afwan Faizin, M.A.

2. Khamami Zada, M.A.

Daftar Pustaka: 1975 s.d 2012.

Page 5: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

v

PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Skripsi yang berjudul DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO. 9

TAHUN 1998 (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM) telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Syariah dan HukumUIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

Hari Jum’at 3 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Siyasah

Syar’iyah (Hukum Ketatanegaraan Islam).

Jakarta, Januari 2014

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.

NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Asmawi, M. Ag. (.................................)

NIP: 197210101997031008

Sekertaris : Afwan Faizin, M.A. (..................................)

NIP: 19721026 200312 1001

Pembimbing I : Afwan Faizin, M.A. (..................................)

NIP: 197210262003121001

Pembimbing II : Khamami Zada, M.A. (..................................)

NIP: 197501022003121001

Penguji I : Dr. H. Supriyadi Ahmad, MA. (..................................)

NIP: 195811281994031001

Penguji II : Dr. H. M. Nurul Irfan, M. Ag. (...................................)

NIP: 197308022003121001

Page 6: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

vi

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Segala puja dan puji syukur penulis hanturkan kepada kehadirat Allah

SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan langit dan bumi dengan bentuk

yang indah. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kasih dan

sayangnya sehingga penulis selalu di berikan motivasi dan dorongan suci untuk

menyelesaikan skripsi. Tuhan Yang Maha Berkehendak, dengan kehendak-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Jakarta. Oleh

karena itu, penulis tak lupa selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah

SWT. Tuhan Yang Maha Besar, Tuhan Yang Maha Segala-gala-Nya atas semua

nikmat dan karuniah-Nya yang telah diberikan kepada penulis.

Shalawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi

Besar Muhamad Saw, manusia yang sangat mulia di antara manusia lainnya dan

manusia yang paling lembut di antara manusia lainnya, yang telah mengantarkan

umatnya dari zaman gelap gulita dan terang benderang seperti saat ini. Dengan

kelembutannya dan akhlak baiknya sehingga Islam menjadi agama yang banyak

diikuti para pengikutnya di atas bumi Allah SWT. Semoga kita mendapatkan

syafa’at nya nanti di hari akhir. Amin.

Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT dan Karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Berbagai rasa senang, sedih, duka penulis rasakan

selama studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Senang karena bisa

menyelesaikan studi S1 di UIN. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman

sekampus dan sejurusan. Berduka karena belum tentu bisa belajar dan menggali

Page 7: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

vii

ilmu dengan dosen-dosen yang luar biasa selama penulis kuliah di UIN. Tapi

penulis sadar bahwa hidup tidak hanya habis untuk kuliah dan kumpul bareng,

bercanda dan tertawa. Tetapi ada suatu hal yang harus dikejar yaitu cita-cita dan

masa depan yang sudah di rancang dalam jiwa penulis.

Menyelesaikan skripsi ini tentu banyak rintangan dan halangan yang

penulis hadapi. butuh extra kerja keras untuk menyelesaikan skripsi, penulis

paham bahwa dalam mengejarkan skripsi bukan perkara yang mudah karena

butuh ketelitian dan kemauan yang tinggi. Tetapi bersyukur alhamdulillah, semua

itu bisa diatasi berkat motivasi dan dorongan yang diberikan kepada semua pihak

yang membantu dan memberikan dukungan tiada henti kepada penulis. Semoga

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu mengasihi

dan menyayangi kalian, dimana kalian berada. Amin. Rasa terima kasih ingin

penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu

Dekan.

2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Jurusan

Siyasah Syar’iyah.

3. Bapak Afwan Faizin, MA, Sekretaris Program Studi Jinayah Siasah Jurusan

Siyasah Sya’iyah, Selaku dosen pembimbing yang sangat penulis hormati,

dengan ikhlas beliau membimbing penulis dan selalu memberikan motivasi

sehingga penulis selalu optimis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Ali Wafa, S.Ag, M.Ag, Dosen Penasehat Akademik.

Page 8: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

viii

5. Bapak Khamami Zada, MA, Dosen pembimbing yang juga penulis hormati,

dengan sangat sabar beliau membimbing penulis, memberikan banyak ilmu

kepada penulis sehingga banyak hal baru yang penulis dapatkan selama

bimbingan bersama beliau.

6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang membuat penulis mudah untuk mencari bahan dan

literatur selama kuliah, terima kasih juga WIFI nya sehingga penulis tak perlu

ke warnet untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

7. Ibuku tercinta, Hj. Khoiriyah yang penuh cinta dan kasih sayang memberikan

semangat, do’a dan susah payah bating tulang supaya penulis bisa

menyelesaikan studinya dengan penuh sabar. Beliau tak pernah memikirkan

apapun kecuali penulis bisa bahagia dan sukses. Begitu juga ayah tercinta, H.

Muhamad Idris yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kebaikan

penulis. Untuk kakakku Ahmad Fauzi dan adik tersayang Mita semoga kalian

selalu di lindungi Allah SWT dimanapun kalian berada.

8. Nenek dan Kakekku yang sangat perhatian, dari masih kecil sampai saat ini

penulis masih merasakan kelembutan dan kehangatan tangan beliau saat susah

dan senang. Terima kasih nenek dan kakek atas do’a dan dukungannya.

9. Teman-teman SJS tercinta, yang membuat penulis merasa senang dan bahagia

kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya for Muhdi, Andre,

Sulthan, Ridho, Asep, Cocom, Youngki,Mansur, Hafiz, Sopian yangdalam

keadaan susah dan senang selalu kumpul bersama, bercanda bersama, tertawa

Page 9: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

ix

bersama sehingga menjadi obat penghibur untuk penulis. Rasanya sudah

banyak hal yang penulis lewati bersama dalam suka dan duka selama kuliah.

Oleh karena itu, tidak cukup satu buku untuk menulis kenangan penulis

bersama mereka selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. I love u for

all and dont forget me, my brothers.

10. Kepada teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok Andulusia 2012.

Untuk Alamsyah Nugraha, Ismar, Fa’i, Ozi, Yubi, Suwandi, Ulum, Ami, Ira,

Suci, dll. Sebulan bersama kalian adalah sesuatu yang sangat berkesan, tidak

ada kelompok KKN yang seseru dan sekompak kalian.Terima kasih semua

atas perhatian dan dukungannya. Semoga kita akan menjadi rekan se team

kembali pada kesempatan yang lain.

11. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang pernah merasakan berjuang

bersama penulis dalam menciptakan keadilan di Indonesia. Maaf penulis tidak

bisa menyebutkan nama kalian satu-persatu. Bagi penulis kalian adalah kawan

diskusi yang luar biasa dan kawan seperjuangan yang solid. Thanks juga

dukungan nya selama ini kawan.

12. Ibu dan Bapak kos, terima kasih selama penulis tinggal di kosan Ibu dan

Bapak sudah banyak sekali membantu, melindungi dan memperhatikan

keadaan penulis sehingga penulis selalu merasa nyaman dan tentram untuk

menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa. Semoga kebaikan Ibu dan

Bapak selama ini di balas dengan setimpal oleh Allah SWT.

13. Kepada sahabat tercinta dari SMP, SMA dan sampai saat ini, Siva Zul Arfat,

Nawawi, Habibi yang sedang menyelesaikan studinya di UIN Jogja,

Page 10: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

x

Muhamad Alwan yang sekarang lagi di Tunisia mengejar gelar S1, Sabda

Alam Mashar, Muhamad Al-Fikri dan Rifki Fajri Sani yang sama-sama

sedang menyelesaikan skripsi di Universitasnya masing-masing, semangat

buat kalian dan semoga kita semua bisa menjadi orang yang sukses dan

bermanfaat buat Negara dan Agama. Terima kasih sudah memberikan

motivasi terhadap penulis dan menjadi sahabat yang baik.

14. Team Futsal Marxis Fc di Rorotan, Reza, Ujih, Aceh, Heri, Azizi, Madi, Xing,

Bustom, Dulloh, Hamsik, terima kasih atas dukungan kalian selama ini.

15. Kepada semua pihak yang sudah membantu penulis, mohon maaf apabila

belum disebutkan. Akan tetapi, penulis berdo’a semoga agar kebaikan dan

ketulusan kalian di balas oleh Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, baik

yang terlihat dan tersembunyi. Akan tetapi, penulis berharap skripsi ini bisa

bermanfaat untuk para pembaca umumnya dan penulis khususnya. Sebagai

manusia biasa tentulah salah hal yang wajar yang terpenting ada kemauan untuk

belajar dan belajar agar bisa menyempurnakan yang kurang dan membenarkan

yang salah.

Ciputat, 15 Januari 2014

Penulis

Muhamad Anwar

Page 11: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Review Studi Terdahulu ............................................................ 8

E. Metodologi Penelitian ............................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEMONSTRASI

A. Pengertian Demonstrasi ............................................................. 12

B. Demonstrasi dan Partisipasi Politik........................................ ... 14

C. Sejarah Demonstrasi di Dunia ................................................... 18

BAB III TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEMONSTRASI

A. Praktek Demonstrasi Pada Masa Khulafaur Rasyidin ............... 26

B. Pendapat Para Ulama Tentang Demonstrasi ............................. 32

BAB IV DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9

TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYATAKAN

PENDAPAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Unsur-Unsur Demonstrasi ......................................................... 44

B. Hak dan Kewajiban Demonstran ............................................... 49

C. Tata Cara Penyampaian Pendapat Di Muka Umum .................. 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 57

B. Saran-saran ................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

LAMPIRAN.................................................................................................... 63

Page 12: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pilihan demokrasi sebagai sistem politik di Indonesia sudah ditentukan

pada masa kemerdekaan dan sampai saat ini demokrasi masih dijadikan

sebagai satu-satunya sistem yang dipilih oleh pemerintahan Indonesia.

Demokrasi yang dikembangkan pada masa Orde Lama, Orde Baru sampai

reformasi mempunyai versinya masing-masing. Ketika pada masa

pemerintahan Orde Baru, demokrasi belum berjalan dengan baik. Terlihat

misalnya seperti kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum,

kebebasan pers maupun kebebasan dalam organisasi belum sepenuhnya dapat

dijalankan oleh rakyat Indonesia pada masa itu.

Pasca tumbangnya Orde Baru membuka peluang terjadinya reformasi

politik dan demoktratisasi di Indonesia.1 Demokrasi di Indonesia dinilai mulai

mengalami perubahan dan kemajuan oleh para aktivis terutama dalam hal

kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat. Hampir semua aktivis

sepakat bahwa kebebasan menyatakan pendapat di era reformasi jauh lebih

baik dari masa sebelumnya terutama Orde Baru. Akan tetapi problematikanya

adalah semakin banyak ormas, LSM, organisasi kampus dan yang lainnya

menggunakan kebebasan menyatakan pendapat ini dengan jalur demonstrasi

dalam menyalurkan pendapat mereka untuk mengkritik kinerja pemerintah.

1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), Cet. III, hal. 134.

Page 13: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

2

Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kebebasan

menyatakan pendapat memang dijamin dalam Pasal 28 yang berbunyi:

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan

dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.2Ditambah

lagi lahirnya Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat di Muka Umum pasal 9 ayat (1) yang membolehkan

menyampaikan pendapat dengan cara unjuk rasa atau demonstrasi.

Memang dalam iklim demokrasi, pilihan demonstrasi itu wajar untuk

mengungkapkan aspirasi, karena landasan negara demokratis adalah

kebebasan3. Salah satu kebebasan itu ialah kebebasan berbicara dan

menyatakan pendapat (freedom of speech), kebebasan beragama (freedom of

religion) dan kebebasan untuk memilih presiden. Kebebasan-kebebasan

tersebut merupakan bagian penting dari demokrasi.4

Dalam Undang-Undang No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat Dimuka Umum sedikit sekali aturan pasal yang

mengatur tentang kewajiban yang harus dipatuhi dalam berujuk rasa atau

berdemonstrasi. Akibatnya tak sedikit para demonstran yang salah

mengartikan dan menterjemahkan kewajiban yang mesti dijalankan oleh para

demonstran, seperti keributan, bentrokan serta kerusuhan selalu saja terjadi

2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, (Jakarta, Sekretariat Jendral

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2003). 3 Diane Revitch, Demokrasi Klasik dan Modern, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005), hal. 13. 4 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), hal. 211.

Page 14: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

3

dalam aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Disisi lain, aparat terkesan

membiarkan aksi-aksi anarkis tersebut, misalnya pada aksi penolakan

kenaikan harga BBM pada tanggal 20 juni 2013 banyak sekali kerusuhan yang

terjadi disejumlah kota kota besar seperti di Jakarta, Makassar, Maluku dan

lain-lain.

Dalam wacana Islam, demonstrasi disebut مظا هرة (muzhaharah), yaitu

sebuah media dan sarana penyampaian gagasan atau ide-ide yang dianggap

benar dan berupaya mensyi`arkannya dalam bentuk pengerahan masa.

Demonstrasi merupakan sebuah sarana atau alat sangat terkait dengan tujuan

digunakannya sarana atau alat tersebut dan cara penggunaannya. Sebagaimana

misalnya pisau, dapat digunakan untuk berjihad, tetapi dapat juga digunakan

untuk mencuri. Sehingga niat atau motivasi sangat menentukan hukum

demonstrasi.5

Islam memberikan hak kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat

kepada seluruh warga negara Islam dengan syarat bahwa hak itu digunakan

untuk menyebarkan kebaikan dan bukan untuk menyebarkan

keburukan.6Karena itu, prinsip kebebasan mutlak perlu dikembangkan dan

dijamin pelaksanaannya guna terjaminnya keutuhan masyarakat pluralistik.

Kebebasan-kebebasan yang dibutuhkan manusia adalah kebebasan beragama,

kebebasan dari perbudakan, kebebasan dari kekurangan, kebebasan dari rasa

takut, kebebasan dari penganiyaan dan kebebasan menyatakan pendapat.7

5 Ahmad Sarwat, Fiqih Politik, (Jakarta: DU CENTER), hal. 77.

6 Abu A’la Almaududi, Hak- Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Penerjemah Bambang

Iriana Djajatmadja, (Jakarta; Bumi Aksara, 2005), hal. 30. 7 J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau

Dari Pandangan Al-Quran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994) hal. 156.

Page 15: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

4

Dalam bahasan soal kebebasan berpendapat, Wahbah az-Zuhaily

melanjutkan bahwa kebebasan berpendapat adalah prinsip yang sangat

dikedepankan oleh Islam. Prinsip ini menuntut orang untuk dengan tegas

menyatakan kebenaran tanpa takut kepada siapapun, meskipun itu

menyangkut pemerintahan.8 Oleh karena itu, kebebasan berpendapat di akui

dalam Islam.

Dalam catatan sejarah Islam awal ditemukan bukti-bukti yang

menunjukkan bahwa Nabi memberikan kebebasan kepada sahabatnya untuk

berbicara dan mengemukakan pendapat mereka. Hal ini tampak dalam

musyawarah-musyawarah atau konsultasi yang beliau laksanakan untuk

membicarakan berbagai masalah.Tapi disamping kebebasan untuk

mengeluarkan pendapat, Islam juga memberikan batasan-batasan dalam

rangka menghargai hak-hak orang lain.9

Menurut Imam Ghazali, menyampaikan kritik dan memberikan nasihat

bagi orang yang keliru adalah wajib. Oleh karena itu, masyarakat harus

menegakkan kewajiban ini, bukan untuk tujuan lain melainkan agar kebenaran

itu terus hidup dan eksis. Karena kebahagiaan hidup di akhirat akan diperoleh

apabila kewajiban-kewajiban sebagai manifestasi dari ketaqwaan telah

dilaksanakan dengan baik waktu hidup di dunia.10

Sejarah Pemerintahan Islam juga telah menunjukan tentang adanya

mu’aradhah atau melakukan kritik terhadap pemerintah. Abu Bakar secara

8 Abdul Djalil, Fiqh Rakyat; Pertautan Fiqh Dengan Kekuasaan, (Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta, 2000), hal. 22. 9 Ibnu Taymiyah, Kumpulan Fatwa Fatwa Ibnu Taymiyah, Jakarta Darul Haq, 2007.

10A. Djazuli, Fiqih Siyasah: ImplementasiKemaslahatan Ummat Dalam Rambu-Rambu

Syari’ah, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 95.

Page 16: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

5

terbuka dan di hadapan umum mengatakan;”...bila aku berlaku baik, bantulah

aku. Akan tetapi bila aku berbuat salah, bawalah aku ke jalan yang benar.

Kebanaran adalah suci, dan kesalahan adalah pengkhianatan”. Pada saat

pelantikan, di hadapan umum, Umar bin Khattab meminta agar menegur Umar

jika melakukan penyimpangan. Kemudian salah seorang yang hadir, tampil

sambil menghunus pedang seraya mengatakan;” Jika aku melihat

penyimpangan yang dilakukan Umar, aku akan meluruskannya dengan pedang

ini’. Mendengar itu Umar tidak marah, justru mengucapkan alhamdulillah.11

Dalam meluruskan setiap kebijakan pemerintah yang dinilai

bertentangan dengan ajaran Islam dibutuhkan sebuah gerakan Islam. Didalam

Islam sendiri mengenal adanya gerakan-gerakan Islam dimulai dari gerakan

keagamaan sampai gerakan sosial yang semakin berkembang pesat dari

generasi ke genarasi atau dari tahun ke tahun. Gerakan-gerakan tersebut

mempunyai visi dan misi yang berbeda dan prinsip-prinsip yang berbeda

pula.Ada yang mengelompokkan gerakan Islam fundamentalis,gerakan Islam

militan, gerakan Islam tradisional dan gerakan Islam radikal.12

Gerakan sosial sebagai sebuah proses perubahan juga terjadi bukan hanya

di dunia Barat,tetapi dunia Islam pun mengenal gerakan-gerakan yang

mengarah kepada suatu perbaikan dalam masyarakat,sesuai dengan nilai-nilai

Islam.Islam mendorong semangat juang, semangat menolak dan semangat

11

Ridwan HR, Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, (Yogyakarta: FH UII

PRESS, 2007), hal. 41. 12

Bambang Pranowo, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi

Perspektif Islam, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), hal.231.

Page 17: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

6

meniadakan keadaan yang tidak diinginkan di kalangan umatnya melalui

jihad. Jihad dengan kata lain yaitu mengarahkan sesama manusia untuk

melakukan apa yang digariskan oleh Islam (al-amr bil ma’ruf) dan melarang

sesama manusia melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh Islam (al-

nahy’an al-munkar).13

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk

mengkaji lebih jauh lagi tentang “DEMONSTRASI DALAM UNDANG

UNDANG NO 9 TAHUN 1998 (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)”. Penulis

ingin meneliti lebih dalam lagi tentang unjuk rasa atau demonstrasi yang

diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998 ini. Setelah itu, penulis menjelaskan apa

pandangan para ulama dan fatwa-fatwa mereka mengenai unjuk rasa dan

aturan-aturan yang terkait dalam UU tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang

masalah, maka penulis dapat menyusun pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Demonstrasi dalam skripsi ini dibatasi dengan suatu cara mengeluarkan

pikiran dengan lisan maupun tulisan secara demonstratif di muka umum.

2. Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 dalam skripsi ini dibatasi pada

Undang-Undang Tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka

Umum, yang membolehkan melakukan unjuk rasa atau demonstrasi.

3. Hukum Islam dalam skripsi ini dibatasi pada dalil-dalil Al-Qur’an, Hadist

dan pendapat para ulama yang ahli dalam siyasah.

13

Bambang Pranowo, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran

SosiologiPerspektif Islam, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), hal.229.

Page 18: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

7

Dari pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah yang ada

dalam kajian:

1. Bagaimanakah tata cara demonstrasi yang diatur dalam Undang-Undang

No. 9 Tahun 1998?

2. Bagaimanakah Islam mengatur tata cara melakukan demonstrasi?

3. Bagaimanakah pandangan Hukum Islam tentang demonstrasi yang diatur

dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk menjelaskan tata cara demonstrasi menurut Hukum Islam dengan

memasukkan beberapa pendapat Ulama.

2. Memberikan penjelasan bagaimana Islam mengatur tentang tata cara

demonstrasi.

3. Meneliti lebih jauh demonstrasi dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998

dengan Tinjaun Hukum Islam.

Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengkaji

persamaan dan perbedaan tata cara demonstrasi yang diatur dalam hukum

positif dan hukum Islam.

2. Bagi pembaca dan masyarakat untuk mengetahui beberapa hukum, prinsip

dan aturan tentang unjuk rasa dalam menegakkan amar ma’ruf nahy

munkar serta mencari keharmonisan antara Hukum Islam dan hukum

positif yang mengatur tentang unjuk rasa dan demonstrasi.

Page 19: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

8

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian terkait unjuk rasa dan demonstrasi memang sudah ada

sebelumnya. Namun penulis belum menemukan sebuah penelitian yang secara

teoritis dan analisis secara spesifik yang membahas tentang unjuk rasa dan

demonstrasi ditinjau dari Hukum Postif dan Hukum Islam. Penulis juga belum

mendapatkan penjelasan lebih jauh lagi dalam mencari keharmonisan aturan

yang dimuat oleh Undang-Undang no 9 tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat Dimuka Umum dengan Hukum Islam. Adapun

penelitian sebelumnya yang akan menunjang penelitian ini adalah :

Skripsi tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Wewenang Polisi

Malaysia dan Indonesia Dalam Menanggulangi Unjuk Rasa Di Tempat

Umum” yang ditulis oleh Muhamad Sukri bin Nayam pada tahun 2011. Dalam

skripsi ini hanya dijelaskan tentang kewenangan kepolisian yang ada di

Malaysia dan Indonesia dalam mengatasi unjuk rasa yang terjadi di kedua

negara tersebut. Skripsi ini juga memfokuskan penelitiannya terhadap tugas

dan kedudukan hak-hak dalam unjuk rasa. Sayangnya skripsi ini tidak

membahas secara sefesifik mengenai hukum unjuk rasa dan demonstrasi

dalam Hukum Islam.

Selain itu skripsi tentang” Kebebasan BerpendapatDalam Hukum

Indonesia danMalaysia” yang ditulis oleh Moh. Sabri bin Mamat pada tahun

2011. Skripsi ini membandingkan tentang Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia (DUHAM) pada tahun 1948 dan Deklarasi Kairo pada tahun 1990

dan memfokuskan penelitiannya tentang perbandingan hak menyatakan

pendapat di Indonesia dan Malaysia. Juga penulis ini membahas tentang

Page 20: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

9

perbandingan implementasi kebebasan menyatakan berpendapat di Indonesia

dan Malaysia.

E. Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian skripsi ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun penelitian ini

menggunakan pendekatan normatif yaitu menemukan kesamaan dan

kesesuaian antara muatan isi Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang

Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum dengan Hukum Islam.

1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka (library research)

dalam pengumpulan datanya bahan utamanya berupa buku-buku literatur,

peraturan perundang-undangan, norma-norma yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat14

, majalah, surat kabar, hasil seminar, dan sumber

lainnya yang berkaitan secara langsung dengan obyek yang diteliti.

2. Kriteria dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer ini merupakan data-data yang diperoleh dari

sumber aslinya, memuat segala keterangan-keterangan yang berkaitan

dengan penelitian ini. Sumber-sumber data tersebut berupa Undang-

Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyatakan

Pendapat di Muka Umum, Al-Quran, As-Sunnah, pendapat para

ulama tentang unjuk rasa atau demonstrasi dan fatwa-fatwa ulama.

14

Zainudin Ali. Metode penelitian hukum. (Palu: Sinar grafika, 2009), hal. 30.

Page 21: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

10

b. Data Sekunder

Data sekunder ini merupakan data-data yang memberikan

penjelasan mengenai bahan-bahan primer yang diambil dari sumber-

sumber tambahan yang memuat segala keterangan-keterangan yang

berkaitan dengan penelitian ini, antara lain informasi yang relevan,

artikel, buletin, atau karya ilmiah para sarjana.

3. Teknik Analisis Data

Data yang diklarifikasikan maupun dianalisa untuk mempermudah

dan menghadapkan pada pemecahan masalah. Adapun metode analisis

data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis isi

secara kualitatif. Dalam analisis ini, semua data yang dianalisis adalah

berupa teks. Analisis isi kualitatif digunakan untuk menemukan,

mengidentifikasi, dan menganalisa teks atas dokumen untuk memahami,

signifikasi dan relevansi teks atau dokumen.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai pertimbangan dalam mempermudah penulisan skripsi saya ini,

penulis menyusun melalui sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab,

dimana pada setiap babnya dibagi atas sub-sub bab, dengan penjelasan yang

terinci. Penulisan skripsi ini akan disusun dengan sistematika penyusunan

berdasarkan bahasan bab-perbab sesuai yang akan diuraikan sebagai berikut :

Bab I, berisi tentang pendahuluan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metedologi penelitian kemudian diakhiri dengan sistematika

penulisan.

Page 22: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

11

Bab II, penulis memaparkan tinjauan umum tentang demonstrasi dengan

memberikan pengertian mengenai demonstrasi menurut referensi dan kamus

besar bahasa Indonesia kemudian dilanjutkan dengan memasukkan sebuah

fenomena besar tentang terjadinya sebuah demonstrasi besar yang pernah

terjadi di berbagai negara.

Bab III, membahas lebih jauh lagi tentang tinjauan Hukum Islam terhadap

aksi demonstrasi dengan mengungkap pertama kali terjadi demonstrasi pada

masa al-Khulafa’ al-Rasyidun, memaparkan pendapat para ulama tentang

unjuk rasa atau demonstrasi dan memasukkan fatwa NU mengenai hukum

melakukan unjuk rasa.

Bab IV, penulis mengkaji unsur-unsur unjuk rasa atau demonstrasi dan

Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyatakan

Pendapat Dimuka Umum mengenai hak dan kewajiban dan tata cara unjuk

rasa atau demonstrasi sesuai dengan kajian dan pandangan Islam serta

memasukkan beberapa ayat al-Qur’an dan al-Hadist terkait masalah tersebut.

Bab V, berisi tentang penutup, dalam bab ini penulis mencoba

memberikan beberapa kesimpulan-kesimpulan terkait skripsi ini, dengan

kesimpulan yang penulis paparkan diharapkan pembaca dapat memetik sebuah

intisari dari keseluruhan isi skripsi ini dan diakhiri saran-saran dari penulis.

Page 23: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

12

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG DEMONSTRASI

A. Pengertian Demonstrasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demonstrasi bisa mengandung

dua makna. Pertama, demonstrasi adalah pernyataan protes yang

dikemukakan secara massal; unjuk rasa: mereka berbondong-bondong

mengadakan–menentang percobaan nuklir. Kedua, demonstrasi adalah

peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan atau mengerjakan sesuatu: -

pencak silat perlu diadakan guna memperoleh bibit-bibit pesilat yang baik.1

Dalam Kamus Ilmiah Populer, demonstrasi adalah unjuk rasa; tindakan

bersama untuk menyatakan protes; pertunjukan mengenai cara-cara

penggunaan suatu alat; pamer (kekuataan yang mencolok).2 Sedangkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang

Kemerdekaan Menyatakan Pendapat Di Muka Umum, Pasal 1 ayat 3

dijelaskan unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh

seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan

sebagainya secara demonstratif di muka umum.3 Demonstrasi merupakan

kegiatan aksi yang dilakukan oleh beberapa komponen organisasi/masyarakat

terhadap satu kebijaksanaan pemerintah. Untuk mendapatkan perhatian,

dilakukan dengan terpimpin.

1 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media).

2 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,

1994), hal. 100. 3 Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun 1998.

Page 24: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

13

Dalam pengertian lain, demonstrasi atau unjuk rasa atau protes jalanan

adalah aksi yang dilakukan kelompok massa atau sekumpulan kelompok

massa untuk tujuan politis atau yang lain. Demonstrasi umumnya dilakukan

dengan cara berjalan dalam format parade massal yang biasanya diawali di

suatu tempat dan menuju lokasi yang ditentukan. Demonstrasi terkadang

diakhiri dengan bacaan petisi oleh ketua demo atau tuntutan untuk berbicara

dengan perwakilan pihak yang didemo.4 Istilah unjuk rasa atau demonstrasi

mengacu pada ekspresi tingkah laku dari orang/sekelompok orang lainnya atau

obyek-obyek yang dapat mewakili (isntitusi/lembaga) dengan tujuan agar

pikiran, pendapat, dan perasaannya dapat diperhatikan, dilihat, didengar atau

diterima.5

Sedangkan dalam Islam, demonstrasi disebut muzha’haroh, yaitu

sebuah media dan sarana penyampaian gagasan atau ide-ide yang dianggap

benar dan berupaya mensyi`arkannya dalam bentuk pengerahan masa.

Demonstrasi merupakan sebuah sarana atau alat sangat terkait dengan tujuan

digunakannya sarana atau alat tersebut dan cara penggunaannya. Sebagaimana

misalnya pisau, dapat digunakan untuk berjihad, tetapi dapat juga digunakan

untuk mencuri. Sehingga niat atau motivasi sangat menentukan hukum

demonstrasi.6 Pada intinya unjuk rasa merupakan pernyataan pendapat atau

lebih jauh lagi aspirasi dari sejumlah warga masyarakat yang dapat berupa

reaksi atau tanggapan yang bersifat mendukung atau menolak prilaku.7

4 Lihat, http://www.alkhoirot.net/2012/05/demonstrasi-dalam-islam.html.

5Tesis Ahmad Burhan Wijaya, Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Menangani

AksiMassa Unjuk Rasa Di Bawah Kondisi Konflik Peran, (Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002), hal. 50.

6 Ahmad Sarwat, Fiqih Politik, (Jakarta: DU CENTER), hal. 77.

7 Budiman Tanuredjo, Pasung Kebebasan; Menelisik Kelahiran UU Unjuk Rasa,

(Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, 1999), hal. VII.

Page 25: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

14

B. Demonstrasi dan Partisipasi Politik

Demonstrasi bagian daripada partisipasi politik yang digerakkan

langsung oleh partai politik maupun masyarakat biasa yang mempunyai

kepentingan-kepentingan tertentu. Bisa dikatakan demonstrasi sebagai

keikutsertaan kelompok atau organisasi yang ingin mempengaruhi keputusan

atau kebijakan pemerintah. Karena dalam kenyataannya, para demonstran

dalam aksinya selalu mengangkat issu-issu yang berhubungan dengan

kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya, kebijakan kenaikan harga BBM

pada tahun 2012 yang mengakibatkan maraknya aksi demonstrasi untuk

menolak kebijakan tersebut.

Dalam analisis politik modern, partisipasi politik merupakan suatu

masalah yang penting, dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam

hubungannya dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pada

awalnya studi mengenai partisipasi poltik memfokuskan diri pada partai

politik sebagai pelaku utama, tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak

muncul kelompok masyarakat yang ingin mempengaruhi proses pengambilan

keputusan mengenai kebijakan umum. Kelompok-kelompok ini lahir di masa

pasca industrial (post industrial) dan dinamakan gerakan sosial baru.8

Sebagai definisi umum, partisipasi politik bisa dikatakan sebagai

kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik, antara lain dengan memilih pimpinan negara dan secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.

8 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), hal. 367.

Page 26: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

15

Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan

umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota partai atau salah satu

gerakan sosial dengan direct actionnya. 9

Sedangkan Huntington dan Nelson dalam bukunya Partisipasi Politik di

Negara Berkembang mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan warga

negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk

mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat

induvidual atau kolektif, teroganisir atau spontan, mantap atau sporadik,

secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak

efektif.10

Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa partisipasi politik erat sekali

kaitannya dengan kesadaran politik.

Lahirnya Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat di Muka Umum dan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945, pasal 28E ayat (3) “Setiap orang berhak atas

kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat” semakin

menguatkan eksistensi kebebasan dan perkumpulan yang di bentuk atas dasar

demokrasi. Adanya Undang-Undang tersebut pada intinya memberikan

kebebasan suara kepada masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam politik.

Sehingga semakin banyak kelompok-kelompok yang bermunculan untuk

dijadikan sebagai alat mereka untuk menyuarakan suara dan aspirasinya.

Karena beragamnya kelompok-kelompok kepentingan ini Gabriel A.

Almond dan Bingham G. Powell dalam bukunyaComparative Politics Today:

9 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hal. 367.

10 Samuel P Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal. 4.

Page 27: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

16

A World View (1992) yang diedit bersama, membagi kelompok kepentingan

dalam empat kategori, yaitu : a) kelompok anomi (anomic groups), b)

kelompok nonasosiasioanl (nonassociational groups), c) kelompok

institusional (institutional groups), dan d) kelompok asosiasional

(associational groups).11

Pertama, adalah kelompok anomi, kelompok-kelompok ini tidak

mempunyai organisasi, tetapi individu-individu yang terlibat merasa

mempunyai perasaan frustrasi dan ketidakpuasan yang sama. Sekalipun tidak

terorganisir dengan rapi, dapat saja kelompok-kelompok ini secara spontan

mengadakan aksi massal jika tiba-tiba timbul frustrasi dan kekecewaan

mengenai sesuatu masalah. Ketidakpuasan ini diungkapkan melalui demikrasi

dan pemogokan yang tak terkontrol, yang kadang-kadang berakhir dengan

kekerasan. Ledakan emosi ini yang sering tanpa rencana yang matang, dapat

saja tiba-tiba muncul, tetapi juga dapat cepat mereda. Akan tetapi jika

keresahan tidak segera diatasi, maka masyarakat dapat memasuki keadaan

anomi, yaitu situasi chaos dan lawlessness yang diakibatkan runtuhnya

perangkat nilai dan norma yang sudah menjadi tradisi, tanpa diganti nilai-nilai

baru yang dapat diterima secara umum. Hal ini tercermin dalam kejadian

seperti pemberontakan di Berlin Timur dan Hungaria (tahun 1950-an) dan

Polandia (tahun 1980-an) demonstrasi di Tianamen Square (1989), dan

demonstrasi-demonstrasi menguntuk kartun Nabi Muhammad SAW di

Denmark (2006) dan di beberapa negara di dunia.

11

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), hal. 387. Lihat, Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, eds, Comparative Politics

Today:A World View, Edisi ke-5 (New York: Harpes Collins, 1992), hal. 62-65.

Page 28: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

17

Kedua, adalah kelompok nonasosiasional, kelompok kepentingan ini

tumbuh berdasarkan rasa solidaritas pada sanak saudar, kerabat, agama,

wilayah, kelompok etnis, dan pekerjaan. Kelompok-kelompok ini biasanya

tidak aktif secara politik dan tidak mempunyai organisasi ketat, walaupun

lebih mempunyai ikatan daripada kelompok anomi. Anggota-anggotanya

merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan ekonomi,

massa konsumen, kelompok etnis, dan kedaerahan. Contoh di Indonesia:

Paguyuban Pasundan, kelompok penggemar kopi, dan lain-lain.

Ketiga, adalah kelompok institusional, kelompok-kelompok formal

yang berada dalam atau bekerja sama secara erat dengan pemerintah seperti

birokrasi dan kelompok militer. Contoh di Amerika : military indstrial

complex di mana Pentagon bekerja sama dengan industri pertahanan. Contoh

di Indonesia: Darma Wanita, KORPRI, Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI).

Keempat, adalah kelompok asosiasional, terdiri atas serikat buruh,

kamar dagang, asosiasi etnis dan agama. Organisasi-organisasi ini dibentuk

dengan suatu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan

staff yang bekerja penuh waktu. Hal ini telah menjadikan mereka lebih efektif

daripada kelompok-kelompok lain dalam memperjuangkan tujuannya. Contoh

di Indonesia: Federasi Persatuan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Himpunan

Kerukunan Petani Indonesia (HKTI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan

Kamar Dagang Indonesia (KADIN).12

12

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hal. 388.

Page 29: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

18

C. Sejarah Demonstrasi di Dunia

1. Amerika

Pada musim semi tahun 1887 suatu jurnal pertanian di North

Carolina dengan sangat cermat menyatakan apa yang banyak diperhatikan

oleh petani di seluruh pelosok Amerika Serikat.13

Isi jurnal tersebut,

menggambarkan bagaimana nasib para petani di Amerika Serikat waktu

itu. Menceritakan kenyataan pahit bagi para petani yang jauh dari

kemakmuran.

Sampai abad ke-19, kehidupan pekerja industri jauh dari mudah.

Bahkan diwaktu yang baik pun upah tetap rendah, jam kerja panjang, dan

kondisi pekerjaan berbahaya. Sedikit saja kemakmuran yang muncul

karena pertumbuhan negara ini yang bisa dirasakan para pekerja. Situasi

ini lebih buruk lagi bagi wanita dan anak-anak yang merupakan tenaga

kerja dengan presentase tinggi di beberapa industri, tetapi sering menerima

upah yang jauh lebih kecil dari kaum pria. Krisis ekonomi secara berkala

melanda seluruh negeri sehingga mengikis upah buruh industri dan

membuat pengangguran semakin tinggi.14

Sebelumnya berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan nasib

buruh. Upaya besar pertama untuk membentuk kelompok pekerja yang

berbasis nasional ditandai dengan munculnya The Noble Order of the

Knights of Labor ( Orde mulia ksatria pekerja) ditahun 1869. Namun pada

13

Allen F. Davis dan Harold D. Woodman, Konflik dan Konsensus Dalam Sejarah

AmerikaModern. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991), hal. 111. 14

Howard Cincotta, Garis Besar Sejarah Amerika, Penerjemah; Yusi A Pareanom. hal.

233.

Page 30: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

19

akhirnya The Knights of Labor mengalami kemunduran, sehingga kaum

buruh melakukan aksi mogok kerja pada tahun 1877 lewat pemogokan

besar di seluruh negeri karena pemotongan upah sebesar 10 persen. Usaha-

usaha yang dilakukan untuk membubarkan pemogokan ini menyebabkan

terjadinya kerusuhan dan perusakan dalam skala luas di beberapa kota

seperti, Baltimore, Maryland; Chicago, New York dan berbagai kota di

Amerika Serikat lainnya.

Insiden Haymarket Square terjadi 9 tahun kemudian. Ketika itu

seorang melemparkan bom ke sebuah pertemuan yang sedang

mendiskusikan pemogokan yang sedang berlangsung di Chicago, insiden

ini menewaskan 9 orang dan melukai 60 orang.15

Selanjutnya terjadi

kerusuhan pada tahun 1893 di pengecoran baja Carnegie di Homestead,

Pennsylvania. Satu gruop yang terdiri dari 300 detektif Pinkerton

membubarkan aksi demo pemogokan kerja yang dilakukan oleh gabungan

asosiasi pekerja besi, baja dan timah dengan melakukan tembakan dan 10

orang menyebabkan meninggal.

2. Mesir

Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki

kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai

seorang diktator.16

Rezim diktator Husni Mubarok terkenal dengan

korupsinya. Salah satunya adalah korupsi besar-besaran yang terjadi di

Kementrian Dalam Negri Mesir. Hal ini tidak terlepas dari semakin

15

Howard Cincotta, Garis Besar Sejarah Amerika, hal. 235. 16

http://id.wikipedia.org/wiki/Hosni_Mubarak

Page 31: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

20

meningkatnya kekuasaan terhadap sistem institusional yang diperlukan

untuk mengamankan posisi sebagai presiden yang dipegang oleh Husni

Mubarok dalam waktu yang sangat lama. Tindakan korupsi tersebut juga

mengakibatkan banyak politikus dan aktivis-aktivis muda yang dipenjara

tanpa menjalani persidangan. Selain itu, rezim Husni Mubarok juga

memiliki banyak penjara rahasia dan memberikan kebebasan kepada

kroni-kroninya untuk mengganggu privasi rakyat.

Hingga tahun 1999, Husni Mubarok sudah terpilih menjadi

presiden selama 5 kali. Hal ini tentu memunculkan tekanan, baik domestik

maupun internasional, agar mesir segera melakukan reformasi dan

membentuk pemerintahan yang demokratis. Oleh sebab itu, pada 26

Februari 2005. Husni Mubarok memrintahkan perlemen untuk

mengamandemen undang-undang dasar negara tersebut, sehingga

memungkinkan adanya calon lain dalam pemilihan presiden.

Pada tanggal 8 September 2005, salah seorang calon kalah, Ayman

Nour. Dia menolak hasil pemilu tersebut dan menuntut dilakukannya

pemilu ulang. Akan tetapi, usaha tersebut tidak berhasil karena Ayman

Nour justru dituduh melakukan pemalsuan dan dijatuhi hukuman penjara

selama 5 tahun.17

Menyusul jatuhnya rezim Ben Ali di Tunisia, Mesir pun mulai

bergejolak. Pada 25 Januari 2011, terjadi demonstrasi besar-besaran yang

menuntut Husni Mubarok mundur dari jabatannya. Para demonstran

17

Hamid Bahri, Para Diktator Terheboh Di Dunia Yang Berhasil Digulingkan,

(Jogjakarta: FlashBooks, 2012), hal. 156.

Page 32: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

21

berkumpul di Tahrir Square. Guna mengatasinya, Husni Mubarok

mengerahkan kekuatan militer untuk membubarkan para demonstran

tersebut. Bentrokan pun tidak terhindarkan. Kerusuhan pun terjadi dimana-

mana.

Tindakan represif yang dilakukan oleh kekuatan militer Husni

Mubarok menyebabkan banyak korban berjatuhan dari pihak demonstran.

Sekitar 850 orang demonstran terbunuh dalam pristiwa tersebut. Adapun

Husni Mubarok bersikeras mempertahankan kekuasaannya. Karena

posisinya semakin tersudut, Husni Mubarok mengeluarkan pernyataan

bahwa ia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu yang akan digelar

pada bulan September. Akan tetapi, ia juga menyatakan keinginannya

untuk menyelesaikan masa pemerintahannya dan menjanjikan adanya

reformasi konstitusional. Pernyataan ini tetap tidak diindahkan oleh para

demonstran. Bahkan, mereka yang sudah berkumpul di depan istana

presiden mulai melakukan tindakan yang anarkis.

Pada 11 Februari 2011, Wakil presiden Omar Suleiman

mengumumkan pengunduran diri Husni Mubarok. Selain itu, ia juga

menegaskan bahwa pemerintahan akan diserahkan kepada pihak militer.

Pada 28 Februari 2011, jaksa penuntut umum Mesir mengeluarkan

larangan bagu Husni Mubarok dan keluarganya keluar dari Mesir. Setelah

itu, Husni Mubarok menjalani tahanan rumah. Pemeriksaan terhadapnya

dan keluarganya dimulai pada 13 April 2011.18

18

Hamid Bahri, Para Diktator Terheboh Di Dunia Yang Berhasil Digulingkan , hal. 158.

Page 33: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

22

3. Indonesia

Kekuasaan presiden semasa rezim Orde Baru Soeharto terasa

sangat absolut. Melihat hal ini sama terjadi pula sebelumnya dalam paruh

kedua kekuasaan rezim Soekarno (1959-1966). Maka absolutisme lembaga

kepresidenan ini tidak terlepas dari kelemahan UUD 1945 dan sistem

pemilihan presiden secara bertahap lewat Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR). Dengan memanfaatkan kelemahan itu, Soeharto bisa

dipilih berkali-kali dan berkuasa selama lebih dari 30 tahun.

Selama kepemimpinanya akhir dekade 1990-an Soeharto dikenal

sebagai presiden diktator yang mempunyai kekuasaan tanpa batas. Banyak

yang percaya bahwa ia bukan lagi semata presiden melainkan Raja.19

Dia

juga dikenal sebagai presiden yang KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme)

yang menyebabkan sebagian masyarakat indonesia terutama mahasiswa

sudah tidak percaya lagi terhadap kepemimpinannya.

Badai besar yang akhirnya memaksa presiden Soeharto untuk

mundur dari kekuasaannya yang dipegangnya lebih dari 30 tahun itu

bermula dari krisis moneter yang melanda thailand awal Juli 1997.20

Respons pertama pemerintah terhadap krisis mencerminkan kesombongan

dan kurangnya kesadaran terhadap realitas. Ada seruan-seruan menuntut

reformasi dari banyak pihak, tapi tetap tidak mendatangkan hasil.

Tuntutan akan reformasi terus semakin meningkat seiring semakin

memburuknya krisis ekonomi dan semakin jelas bahwa rezim ini tidak

19

Muhamad Iqbal Djajadi, Kisah Perjuangan Reformasi, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1999), hal. 2. 20

James Luhulima, Hari-Hari Panjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto

danBeberapa Pristiwa Terkait, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 78.

Page 34: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

23

mampu mereformasikan diri. Demonstrasi mahasiswa meluas dan semakin

marak. 21

Morat-maritnya perekonomian Indonesia, melambung tingginya

harga-harga barang, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), dan

menyempitnya kesempatan kerja, memancing mahasiswa untuk

mengadakan aksi keperihatinan.

Pada awalnya aksi keprihatinan mahasiswa itu digelar di dalam

kampus saja, dan itu pun hanya melibatkan segelintir mahasiswa. Sesekali

ada juga sekelompok mahasiswa yang datang ke DPR dan menggelar aksi

disana. Memasuki bulan Januari 1998, jumlah mahasiswa yang

berpartisipasi dalam aksi-aksi keprihatinan meningkat menjadi ratusan

orang. Bukan itu saja aksi keprihatinan di kampus-kampus berbagai kota

itu juga melibatkan alumni dan dosen. Semakin maraknya demonstrasi

ABRI membiarkannya selama demonstrasi itu digelar atau dilakukan

dalam kampus. Tapi, pada awal Mei, mahasiswa sudah turun ke jalan-jalan

di kota besar. Kerusuhan besar terjadi di Medan. Pada tanggal 12 Mei,

penembak jitu ABRI menembak mati empat mahasiswa demonstran di

Universitas Trisakti Jakarta. Pada saat itu, tokoh-tokoh penting militer

termasuk Jendral Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono menyadari

bahwa rezim Soeharto tak bisa dipertahankan lagi.22

Keesokan harinya, tanggal 13 Mei 1998 siang, usai pemakaman

keempat mahasiswa itu, ribuan mahasiswa Trisakti mengadakan aksi

berkabung di kampusnya. Massa mulai menyemut di sekitar kampus

21

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2008), Cet I, hal. 689. 22

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, hal. 83.

Page 35: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

24

Trisakti. Mereka ingin bergabung dengan para mahasiswa, namun dicegah

oleh aparat keamanan. Akibatnya, massa mengamuk dan mereka mulai

mengadakan aksi pelemparan dan perusakan.

Sejak peristiwa itu, para demonstran tak terbendung lagi, baik yang

dilakukan di kota maupun didaerah-daerah. Akibatnya, kerusuhan,

pengerusakan bangunan-bangunan, pembakaran rumah dan toko-toko

dilakukan oleh para demonstran guna menuntut presiden Soeharto untuk

mundur dari jabatannya. Tuntutan para demonstran meminta agar Soeharto

mampu mempertanggung jawabkan kepemimpinannya. Puncaknya, pada

tanggal 21 Mei 1998, presiden mengumumkan pengunduruan dirinya

sebagai Presiden Republik Indonesia karena disebabkan banyaknya

tuntutan yang dikeluarkan baik dari DPR, MPR dan para demonstrasi yang

sudah tidak terbendung lagi.23

4. Libya

Ketika Muammar Gadaffi berhasil menduduki kursi kepresidenan

di Libya, Gaddafi menjelma menjadi Rezim yang otoriter dan diktator.

Salah satu tindakan otoriternya yaitu, ia melakukan “pembersihan” etnis

dan pengusiran terhadap orang-orang italia yang tinggal di Libya.

Sebenarnya Libya adalah sebuah negara yang kaya akan sumber daya

alam, khususnya minyak. Akan tetapi, negara ini tidak tergolong maju

secara ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari tindakan korupsi yang

dilakukan oleh Mummar Gaddafi dan kroni-kroninya. Sebagian besar

23

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, hal. 234.

Page 36: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

25

perusahaan yang ada dikuasi oleh keluarga dan orang-orang yang

dekatnya.24

Sementara itu, banyak rakyat Libya yang hidup dalam

kemiskinan.

Pada tahun 1990, rezim Muammar Gaddafi menghadapi oposisi

yang semakin besar dari pemberontak yang dilakukan oleh Libyan Islamic

Fighting Group. Kelompok pemberontak tersebut hampir berhasil

membunuhnya pada tahun 1996. Untuk mengatasinya, Muammar Gaddafi

memerintahkan kepada tentaranya untuk melakukan tindakan represif

kepada orang-orang yang menentangnya.

Menyusul tumbangnya beberapa rezim diktator di Timur Tengah,

Libya pun mulai ikut bergejolak. Pada 17 Februari 2011, terjadi

demonstrasi besar-besaran yang mendesak Muammar Gaddafi untuk turun.

Demonstrasi tersebut menimbulkan banyak kekacauan hampir di seluruh

bagian Libya. Pertempuran antara tentara Muammar Gaddafi dan pihak

oposisi terjadi dimana-mana. Beberapa kota Libya berhasil dikuasai oleh

para pemberontak.

Pada tanggal 25 Agustus 2011, hampir semua bagian di Tripoli

berhasil dikuasai oleh para pemberontak. Muammar Gaddafi berhasil

ditangkap ditempat persembunyiannya pada 20 Oktober 2011.25

Akhirnya

Gaddafi tumbang oleh para demonstrasi dan oposisi yang menuntutnya

untuk mundur dari jabatannya.

24

Hamid Bahri, Para Diktator Terheboh Di Dunia Yang Berhasil Digulingkan,

(Jogjakarta: FlashBooks, 2012), hal. 162. 25

Hamid Bahri, Para Diktator Terheboh Di Dunia Yang Berhasil Digulingkan, hal. 164.

Page 37: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

26

BAB III

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEMONSTRASI

A. Praktek Demonstrasi Pada Masa Khulafur Rasyidin

Sejarah mencatat bahwa unjuk rasa atau demonstrasi pernah terjadi

pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Utsman memang dikenal sebagai

seorang sahabat Nabi yang sangat populis. Saat ia masuk (awal) Islam.1

Utsman bin afwan naik menjadi khalifah menggantikan Umar bin Khattab

lewat prosedur formatur.2

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan banyak sekali gejolak-

gejolak yang terjadi baik dari kalangan sahabat maupun dari kalangan rakyat

pada saat itu karena kebijakan-kebijakan Utsman yang dinilai kontroversial.

Sehingga banyak yang mengkritik dan melakukan pemberontakan untuk

menurunkan Utsman dari kekhalifahan. Sebagian ahli sejarah menilai, bahwa

Utsman melakukan nepotisme. Ia mengangkat sanak saudaranya, dalam

jabatan-jabatan strategis yang paling besar dan paling banyak menyebabkan

suku-suku dan kabilah-kabilah lainnya merasakan pahitnya tindakan Utsman

itu.3

Salah satu tindakan atau kebijakan Utsman yang mengakibatkan

banyak protes (demonstrasi) serta meluasnya oposisi yaitu kebijakan baru

tentang tanah. Utsman mengambil beberapa kebijakan yang jauh berbeda

1 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher, 2007), hal. 89. 2 Yayan Sopyan, Tarikh Tasyri’; Sejarah Pembentukan Hukum Islam, (Depok: Gramata

Publishing, 2010), hal. 93. 3 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher, 2007), hal. 91.

Page 38: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

27

dengan para pendahulunya (Abu Bakar dan Umar). Dia mengadopsi sebuah

kebijakan baru pada tahun 30 H.4 Yaitu jika seorang penduduk Hijaz memiliki

kekayaan di wilayah yang ditaklukkan, dibolehkan baginya untuk mengganti

kekayaan itu dengan kekayan yang ada di daerahnya. Alasannya, dalam

pandangan Utsman, hal ini ditunjukkan untuk mengurangi tekanan dari

beberapa kota, seperti Kuffah dan Bashrah, karena pertambahan penduduk

Badui dan budak-budaknya melahirkan banyak problema sosial.

Kebijakan ini disambut gembira oleh penduduk Hijaz. Namun izin

untuk menukarkan tanah merupakan sebilah pedang yang bermata dua. Para

sahabat yang memiliki tanah-tanah di Hijaz mulai menjual tanah-tanah mereka

dan membeli tanah-tanah baru di berbagai propinsi. Thalhah, misalnya,

membeli banyak tanah dari pemiliknya yang berada di Hijaz. Kebijakan ini

telah melahirkan kelas-kelas elit pemilit tanah dan tuan tanah.5

Orang-orang Quraisy terkemuka yang sebelumnya hanya berkutat di

Mekkah akibat kebijakan Umar, kini menyebar ke berbagai negara Islam di

dunia dan mereka menjadi sumber-sumber penderitaan. Orang-orang kecil

pemilik tanah menjual tanah mereka kepada para pemilik modal, yang bisa

menginvestasi sejumlah uang yang dimilikinya. Orang seperti Thalhah,

Zubair, Marwan bin Hakam membeli tanah dengan jumlah yang besar akibat

adanya dispensasi ini.

Negara yang semula berdasarkan persaudaraan dan persamaan kini

tampaknya mulai mengalami pergeseran karakter. Para elit baru mulai

4 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, Penerjemah; Samson Rahman (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2000) hal. 180. 5 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal. 180.

Page 39: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

28

mengeksploitasi orang miskin dan mencari kekuasaan dan pengaruh lewat

kekayaan dan kemamuran yang mereka miliki. Istana-istana (rumah-rumah)

yang indah, budak-budak, kuda dan unta, binatang-binatang dan ternak,

pakaian-pakaian dengan harga mahal, makanan-makanan yang lezat, dan alat-

alat perlengkapan, kini bukan lagi monopoli Syiria ataupun Iraq, bahkan di

dua kota Suci pun mulai ada.6

Maka tidaklah mengeherankan jika orang seperti Abu Dzar Al-Ghifari,

seorang sahabat yang terkenal, secara terang-terangan di depan publik

memprotes keras tindakan eksploitasi orang-orang kaya atas orang-orang

miskin. Misi pokok yang diembannya adalah, bahwa orang-orang miskin

hendaknya melakukan perlawanan terhadap orang-orang kaya dan

menghukum mereka dengan besi panas yang akan membakar bagian dahi,

lambung dan punggung mereka. Dia mendasarkan tindakannya itu kepada

sebuah ayat Al-Qur‘an yang menyinggung tentang para pemilik modal.7 Ayat

tersebut ialah :

6 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal. 181.

7 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal. 181.

Page 40: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

29

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian

besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar

memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi

(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan

perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah

kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (35) pada

hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar

dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)

kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu

sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

( QS. At-Taubah: 34-35).

Konflik akibat adanya kebijakan baru tentang tanah itu pertama kali

muncul di Kufah pada tahun 33 H, yaitu tiga tahun setelah kebijakan ini di

umumkan. Sa‘ad bin Al-Ash, gubernur baru Kufah, dilaporkan telah berbicara

di depan publik dengan menyatakan, ―Kufah adalah surga orang-orang

Quraisy.‖ Para pendengarnya yang kebanyakan dari orang-orang Yaman

sangat marah atas pernyataan ini, karena didalamnya mengandung implikasi

bahwa Kufah adalah monopoli Quraisy.8 Ini menjadi salah satu faktor pemicu

menyebarnya kekecewaan dan meluasnya protes (unjuk rasa) terhadap

khalifah Ustman.

Cara dan kebijakan Utsman serta gaya hidup yang ditempuhnya telah

banyak menyebabkan krisis dan mengundang kritik keras serta krisis

kepercayaan di antara para sahabat. Salah satu sahabat yang mengkritik karena

tindakan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Utsman adalah :

Abdullah Ibnu Mas‘ud, oposisi dari anggota yang memilih Utsman.

Sifatnya sangat moderat dan tidak keras. Oposisi yang sebenarnya datang dari

beberapa sahabat di luar mereka yang memiliki posisi dan kedudukan yang

8 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal. 182.

Page 41: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

30

sama dan sederajat serta dikenal luas oleh masyarakat saat itu. Abdullah bin

Mas‘ud adalah sahabat yang memenggal kepala Abu Jahal dalam perang badar

dan memainkan peran penting di awal-awal Islam, adalah sahabat yang

demikian keras menantang kebijakan-kebijakan yang dilakukan Utsman.9

Dia adalah kepala kas negara di Kufah saat Sa‘ad bin Abi Waqqas

menjabat sebagai gubernur. Dia masih memegang jabatan itu saat Sa‘ad bin

Abi Waqqas telah berhenti menjabat. Gubernur yang baru, Walid, pernah

meminjam uang dari kas negara (baiitul mal), gagal untuk mengembalikan

pinjaman itu dengan tepat waktu. Abdullah bin Mas‘ud menolak untuk

memberi perpanjangan waktu. Tatkala kasus itu diajukan kepada khalifah,

Utsman menyarankan untuk memberi perpanjangan waktu sesuai dengan apa

yang diminta oleh sang gubernur. Atas permintaan ini, dia mengundurkan diri

dari jabatannya dan melakukan protes terhadap khalifah dan menyatakan,

bahwa Utsman telah memberikan perlindungan kepada seorang pengutang

yang memiliki hubungan dengannya. Abdullah bin Mas‘ud mengatakan bahwa

tugas dia sebagai seorang kepala kas negara adalah melindungi kepentingan

rakyat.

Protes dan kritik yang dilakukan di depan umum oleh Abdullah bin

Mas‘ud semakin keras. Ketika Musha‘ab bin Sa‘ad, seorang sahabat Nabi,

melihat Utsman membakar mushhaf-mushhaf, lalu orang-orang yang melihat

merasa terkejut10

. Abdullah bin Mas‘ud protes serta mengkritik karena semua

mushhafdibakar kecuali satu mushhafyang dia sendiri telah ikut membantu

9 Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal.183.

10 Ali Muhamad Ash-Shalabi, Biografi Ali bin Abi Thalib, Penerjemah: Muslich Teman

dan Ahmad Yaman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), hal. 197.

Page 42: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

31

mempersiapkannya dan sesuai dengan aslinya. Abdullah bin Mas‘ud sangat

tidak setuju dengan keputusan ini dan menuduh Utsman telah melakukan

inovasi (bid‘ah).

Kemudian, Abu Dzar Al-Ghifari, ia adalah seorang sahabat yang

sangat alim dan shaleh, salah seorang ahli hadis ternama11

. Abu Dzar adalah

sosok sahabat yang keras menentang segala kemegahan dan kemewahan yang

melanda masyarakat Islam. Dia tinggal di Madinah pada pemerintahan Abu

Bakar, pemerintahan Umar dan di awal-awal pemerintahan Utsman. Dia

adalah satu dari empat atau lima orang yang pertama masuk Islam. Rasulullah

pernah suatu waktu menyamakan dia dengan Nabi Isa. Dia demikian sifat

yang sangat sederhana, baik budi dan tidak takut terhadap apapun. Perhatian

dan komitmennya kepada orang-orang yang melarat, miskin dan fakir

demikian tinggi dan mendalam.12

Abu Dzar adalah orang Muslim pertama yang melakukan protes secara

terbuka terhadap kelompok masyarakat kaya yang dihasilkan oleh

penaklukan-penaklukan Islam. Dia memperjuangkan hal tersebut dengan gigih

penuh berani dan keyakinan. Dia sangat kritis terhadap kebijakan politik

Utsman. Dia bersikap menantang terhadap terhadap pemberhentian beberapa

gubernur, dia juga tidak setuju dengan penempatan orang-orang dekat dan

kerabat Utsman di posisi-posisi penting. 13

11

Muhamad Husain Haekal, Usman bin Affan: Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan,

(Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2007). Cet. 5, hal. 132. 12

Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, Penerjemah Samson Rahman (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2000) hal. 183. 13

Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal. 185.

Page 43: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

32

Lebih daripada itu semua ia memprotes keras bahwa khalifah memiliki

wewenang dan otoritas untuk menekan dan memangkas kebebasan berpikir

dan membungkam pendapat orang-orang yang mengkritiknya. Apalagi sampai

mengasingkan dan membuangnya karena kritikan-kritikan dan ungkapan-

ungkapan tersebut. Dia lebih suka jika Tuhan suka kepadanya daripada

khalifah senang., namun Allah murka, dia selalu lantang kepada hal-hal yang

di anggap benar dan tegas untuk menyuruh khalifah untuk berjalan di atas

jalan yang lurus.14

Pemerintahan Utsman selanjutnya menghadapi persoalan serius.15

Menyebarnya para demonstran baik dari kalangan masyarakat maupun sahabat

membuat khalifah Utsman merasa diambang perpecahan. Propaganda demi

propaganda para penentang Utsman makin membesar yang mengantarkan

kepada kematiannya. Utsman tewas terbunuh pada tahun 36 H/656 M akibat

penyerbuan para pembangkang yang kecewa atas kepemimpinannya.16

Setelah

itu jabatan khalifah dipegang Ali bin Thalib melalui majelis syura.

B. Pendapat Para Ulama Tentang Demonstrasi

Dalam perspektif Islam, kata demonstrasi memang tidak disebutkan

secara eksplisit/jelas dalam Al-Qur‘an. Akan tetapi prinsipnya sudah dikemas

dalam bingkai amar ma‘ruf nahi munkar. Kata amar ma’ruf nahi munkar

dalam istilah fiqih biasa disebut dengan istilah ―Al-Hisbah‖. Dengan demikian

14

Afzal Iqbal, Diplomasi Islam, hal 185. 15

Syed Mahmudunnashir, Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, penerjemah; Adang Affandi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hal. 188. 16

Didin Saefuddin Buchori, Sejarah Politik Islam, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), hal.

43.

Page 44: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

33

secara sederhana maksud istilah ―AmarMa’ruf Nahi Munkar‖ yang telah

meng-indonesia tersebut adalah menyerukan kebajikan dan mencegah

kemunkaran.17

Kewajiban amar ma’ruf nahi munkar merupakan salah satu kewajiban

yang berbobot besar.18

Amar ma’ruf nahi munkar adalah bagian dari syariat

Islam yang paling agung dan sarana yang paling ampuh untuk menjaga dien

(agama) dan memelihara kehormatan. Kewajiban ini tergantung kepada

kemampuan kita untuk melakukannya, serta mempertimbangkan adanya

―maslahat‖ yang lebih besar.19

Oleh karena itu, tidak aneh jika mendapatkan para pemimpin pada

masa Khulafur Rasyidin dengan sungguh-sungguh memerintahkan rakyatnya

untuk mengkritik (berdemo) dan beroposisi kepada mereka (para pemimpin).

Apabila mendapatkan dalam tindakan-tindakan mereka hal-hal yang menuntut

ke arah tersebut.20

Arah yang membawa kepada kemunkaran.

Allah SWT berfirman :

Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‗Imran, 3:

104).

17

Al- Habib Muhamad Rizieq bin Husein Syihab, Dialog FPI; Amar Ma’ruf Nahi

Munkar, ( Pustaka Ibnu Sidah, 2008), Cet. II, hal. 36. 18

M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal. 256. 19

Abdullah Al-Muslih, Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan, Penerjemah: M.Ridwan

Yahy dkk. (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1999), Cet. II, hal. 201. 20

Fahmi Huwaydi, Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani, (Bandung: Mizan,

1996), hal. 135.

Page 45: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

34

Menurut Ibnu Qudamah di dalam ayat ini terkandung penjelasan,

bahwa tugas ini merupakan fardhu kifayah dan bukan fardhu a‘in. Sebab Allah

berfirman, ―Hendaklah ada diantara kalian segolongan umat‖, dan tidak

difirmankan, ― Jadilah setiap orang di antara kalian yang menyuruh kepada

yang ma‘ruf.‖ Jika sudah ada yang melaksanakannya, berarti yang lain sudah

terbebas dari tugas tersebut. Namun ada keberuntungan yang khusus dan kabar

gembira bagi orang-orang yang melaksanakannya.21

Dan juga Allah SWT mewajibkan sekelompok ummat untuk

menggeluti urusan ini, meskipun setiap pribadi wajib melakukan tugas ini

sesuai dengan kemampuan. Allah SWT berfirman :

Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‗Imran, 3: 110).

Dalam tafsir Ibnu Abbas, dia berkata, ―Ta’muruuna bilma’ruf artinya,

hendaknya mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, mengakui apa

yang diturunkan Allah SWT. Laa ilaaha illa Allah adalah sebesar-besar

kebaikan (ma’ruf). Tanhauna ‘an al munkar, kemungkaran adalah kedustaan,

21

Ibnu Qudamah, Mukhtasar Minhâjul-Qâshidîn, Penerjemah Kathur Suhardi, (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsa, 1999), Cet. III hal. 147.

Page 46: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

35

dan itulah sebesar-besar kemunkaran.22

Oleh karena itu, melakukan

kemunkaran jelas dilarang agama Islam.

Dalam demonstrasi bisa dikatakan sebagai alat untuk menyalurkan

aspirasi umat dan mengkritik pemerintah. Apabila pemerintah tidak dapat

menampung aspirasinya dan menyimpang dari ajaran dan syari‘at Islam dalam

menjalani tugasnya sebagai kepala negara. Dalam hal ini banyak sekali

pendapat para tokoh dan ulama muslim mengenai hukum melakukan

demonstrasi/kritik terhadap pemerintah.

Menurut Imam Ghazali melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar

hukumnya adalah fardhu’ain atas setiap orang. Tugas amar ma’ruf nahi

munkar adalah bentuk yang tegas dari perasaan tanggung jawab terhadap

kesalamatan moralnya bangsa, dan karenannya dia adalah termasuk akhlaq

yang utama. Di samping itu, amar ma’ruf nahi munkar adalah pula menjadi

―benteng moral‖ yang menjaga dan mempertahankan segala akhlak-akhlak

yang baik yang harus menjadi watak dan kepribadian bangsa dan negara.23

Adapun amar ma’ruf nahi munkar sebagai benteng moral itu dibaginya

pula pada 3 tingkatan sebagai dibawah ini :

1. Tugas umum yang bersifat massal dan menyeluruh, yang meliputi seluruh

umat, yang dinamakan ―wajib ‗ain.‖ Setiap orang harus menjalankan

amar ma’ruf nahi munkar menurut kesanggupannya masing-masing.

22

Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Jami’ Al Bayan ‘An Ta’wil Ayi Al Qur’an (Jilid.

7, h. 105) dengan sanadnya, Ath-Thabari berkata: Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami,

dia berkata: Muawiyah menceritakan kepadaku dari Ali, dari Ibnu Abbas. Kemudian

disebutkanatsar ini, dengan sedikit perbedaan pada lafazhnya.Ali bin Abu Talhah, Tafsir Ibnu

Abbas, Penerjemah; Muhyidin Mas Rida, Muhamad Rana Manggala, Khalid Al Sharih, (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009), Cet. I hal.169. 23

Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral Menurut Imam Al Ghazali, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1975), cet I, hal. 233.

Page 47: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

36

2. Tugas khusus yang terpikul di atas pundak para ahli dan Ulama, di

namakan ―wajib kifayah.‖ Hanyalah orang-orang yang bertugas saja yang

memikul tugas itu, yang dinamakan oleh Al-Ghazali ―juru nasehat‖

(nushaha) dan ―juru ajaran‖ (wu’azh)

3. Tugas resmi yang dijalankan oleh jabatan pemerintahan, yang dinamakan

oleh Al-Ghazali ―Hisbah.‖ Orang-orang yang menjalankan tugas ini

adalah pegawai-pegawai yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan

dinamakan ―Polisi Susila‖ atau ―Polisi Kemasyarakatan‖ yang oleh Al

Ghazali dinamakan ―Muhtasib‖ atau ―Ahl al-Hisbah‖.

Menurut Syeikh Zainuddin al-Malibary pengarang kitab Irsyâdal al-

Ibâd menulis dalam kitabnya bahwa perintah (menyuruh) mengerjakan

kewajiban-kewajiban syariah dan mencegah perbuatan-perbuatan yang

diharamkannya (amar ma’ruf nahi munkar) baik yang dilakukan penguasa

maupun lainnya adalah menjadi kewajiban bagi setiap mu‘min mukallaf yang

merdeka. Meliputi lelaki atau perempuan sebagai bentuk kewajiban kifayah.

Sekalipun perintah dan larangan itu sekedar hanya merubah atau meluruskan

ucapan yang didengar. Tetapi sewaktu-waktu kewajiban itu bisa berubah

menjadi fardhu ‗ain, jika ternyata di tempat mana adanya kemunkaran itu

tidak diketahui orang lain kecuali dirinya sendiri. Atau orang lain tidak

sanggup menjalankan tugas itu selain dirinya saja.

Kewajiban melenyapkan kemunkaran jika memungkinkan harus

menggunakan kekuatan, kalau tidak mampu bisa melalui lisan,. Sebaliknya

jika kedua cara itu dapat dikerjakan. Maka menggunakan cara yang pertama,

Page 48: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

37

yakni dengan kekuatan, itu lebih utama. Kecuali bila pendekatan melalui lisan

lebih efektif.24

Menurut Syaikh Musthafa Masyhur membolehkan mengkritik dan

meluruskan pendapat orang lain. Setiap orang tidak boleh membiarkan

kesalahan dan penyelewengan, karena memang kebebasan berfikir dijaga oleh

Islam. Setiap individu diberi kebebasan mengeluarkan pendapat sesuai

kebutuhannya tanpa ancaman dan rasa takut walaupun pendapatnya salah.

Kecuali jika pemikirannya itu mengajak kepada atheis dan kekafiran.25

Menurut Taqiyuddin An-Nabhani melakukan koreksi (demonstrasi)

terhadap penguasa hukumnya adalah fardhu. Dan makna keta‘atan kepada

mereka sekalipun mereka berbuat zhalim dan merampas hak rakyat itu bukan

berarti harus mendiamkan mereka. Tetapi menta‘ati mereka hukumnya wajib,

sedangkan melakukan koreksi kepada mereka atas prilaku dan tindakan-

tindakan yang mereka lakukan itu juga sama-sama wajib.26

Jika penguasa

memerintahkan untuk melakukan kemaksiatan maka sudah adanya kekufuran

yang nyata. Kalau kekufuran yang nyata itu benar-benar telah nampak, maka

wajib diperangi.27

Menurut Muhamad Khidhr Al-Husayn wajib bagi umat memantau

prilaku kepala negara dan pejabat-pejabatnya. Dengan tujuan memperingatkan

24

Syeikh Zainuddin Al Malibary, Terjemah Irsyadul ‘Ibad; Panduan Ke Jalan

Kebenaran, Penerjemah Drs. H. Moh. Zuhri & Drs. Ibnu Mochtar, (Semarang: CV. Asy Syifa‘,

1992), hal. 309. 25

Syaikh Musthafa Masyhur, Fiqih Dakwah, Penerjemah Abu Ridho dkk (Jakarta: Al-

I‘tishom, 2000) cet. I hal. 732. 26

Taqiyuddin An-Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam; Doktrin, Sejarah dan Realitas

Empirik, Penerjemah Magfur Wahid, ( Jakarta: Al- Izzah, 1996), Cet. I hal. 343. 27

Taqiyuddin An-Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam; Doktrin, Sejarah dan Realitas

Empirik, hal. 347.

Page 49: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

38

orang-orang yang menyimpang. Serta menegur orang-orang yang

mengabaikan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka. 28

Menurut Abu A‘la Maududi, Islam memberikan hak kebebasan

berpikir dan mengemukakan pendapat bagi seluruh warganegara Islam.

Sepanjang kebebasan tersebut digunakan untuk menyebarluaskan kebenaran

dan kebajikan, bukannya untuk menyebarkan kejahatan dan kekejian.

Kegiatan mengajak kepada yang ma‘ruf dan mencegah dari yang munkar ini

bukan hanya sekedar hak, tetapi juga kewajiban.

Menurutnya, diantara hak-hak yang telah diberikan Islam kepada

ummat manusia adalah hak-hak untuk memprotes/berdemonstrasi kepada

tirani pemerintah. Dalam hal ini al-Qur‘an menyatakan :

Artinya: Allah tidak menyukai Ucapan buruk, (yang diucapkan)

dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya....‖ (QS, an-Nisa‘,

4:148)

Maksudnya, Allah sangat mencela ucapan-ucapan buruk atau kutukan-

kutukan yang keras, namun bagi orang-orang yang menjadi korban

ketidakadilan atau tirani, Allah memberikan hak kepada mereka untuk

melakukan protes terbuka terhadap perlakuan zhalim yang telah mereka

terima. Hak ini tidak dibatasi terhadap pribadi-pribadi saja tetapi berlaku

umum. Karena itu apabila ada pribadi atau sekelompok orang yang memegang

kekuasaan dan kemudian menindas individu-individu, sekelompok manusia

atau suatu partai, maka mereka yang tertindas itu memperoleh hak dari Allah

28

Muhamad Hashim Kamali, Kebebasan Berpendapat Dalam Islam, Penerjemah Eva Y.

Nukman dan Fathiyah Basri, (Bandung: Mizan, 1996) Cet. I, hal. 77.

Page 50: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

39

untuk memprotes penguasa tersebut secara terang-terangan, dan hak ini tidak

bisa di rampas atau diingkari siapapun. Siapa saja mencoba merampas hak ini,

berarti ia telah menentang Allah.29

Syeikh Abdul Aziz al-Badri dalam kitabnya al-Islamû Bayna al-Ulamâ

Waal-Hukkâm, membolehkan mengkritik dan menasihati penguasa apabila

penguasa itu melakukan kezhaliman, karena Islam memberikan hak penuh

kepada umat untuk mengontrol dan mengawasi setiap pekerjaan dan prilaku

para penguasa. Tidak ada jalan lain untuk melarang suatu kezhaliman para

penguasa kecuali dengan berani dan berterus-terang. Amar ma’ruf tidak akan

terwujud tanpa mau memberikan nasihat dan mengajak kepada kebajikan.

Tidak ada satu kebajikan pun kecuali dengan mengikuti ajaran al-Qur‘an dan

al-Sunnah.30

Menurut Yusuf Qardhawi di dalam Islam dibolehkan kebebasan

berpikir dan kebebasan ilmiah. Kebebasan mengemukakan pendapat dan

mengemukakan kritik juga diakui oleh Islam. Kebebasan seperti ini dapat

berubah kedudukannya dari hak menjadi wajib jika tidak ada orang lain yang

dapat melaksanakannya.31

Yusuf Qardhawi termasuk salah satu ulama

kontemporer yang membolehkan demonstrasi. Bagi Qaradhawi unjuk rasa

hukumnya boleh dalam Islam selagi bertujuan baik dan di dalamnya tidak

terkandung unsur-unsur yang bertentangan dengan syariah Islam.32

29

Abul A‘la Maududi, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1985), hal.

53. 30

Abdul Aziz Al Badri, Ulama Mengoreksi Penguasa, Penerjemah Salim Muhamad

Wakid, (Solo: Pustaka Mantiq, 1991), cet. II hal. 75. 31

Dr. Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Penerjemah Drs. As‘ad Yasin,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. V hal. 884. 32

http://www.alkhoirot.net/2012/05/demonstrasi-dalam-islam.html.

Page 51: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

40

Yusuf Qardhawi mengatakan dalam kitabnya Majmu al-Fatawâ, al-

Qardhawi berkata, ―Adalah menjadi hak umat Islam –sebagimana umat

manusia lainnya— melakukan demonstrasi untuk mengungkapkan tuntatan

dan menyampaikan kebutuhan mereka kepada pihak pemerintah dan pembuat

keputusan dengan suara yang didengar dan tidak mungkin tidak diketahui.

Sesungguhnya suara satu orang, terkadang tidak diperhatikan. Berbeda dengan

suara para demonstran dalam jumlah besar, apalagi jika di antara mereka

terdapat para tokoh yang mempunyai kedudukan penting dan pengaruh yang

kuat di tengah-tengah masyarakat, maka pasti suara diperhatikan. Karena

tuntutan yang disampaikan secara bersama lebih kuat dibanding apabila

dilakukan sendirian‖.

Menurut Abdul Qadir ‗Audah dalam al-Tasyrî al-Jinaî al-Islamî

memperbolehkan rakyat untuk mendongkel penguasa yang menyeleweng dan

tidak lagi melaksanakan kewajiban-kewajibannya33

. Menurutnya pemerintah

yang tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya, atau keluar dari batas-

batas prinsip, dia tidak berhak didengar dan ditaati. Bahkan, dia harus

mengundurkan diri, untuk (kedudukannya) diberikan kepada yang

berkelayakan dan mampu memerintah sesuai aturan yang Allah tetapkan. Jika

dia tidak mau undur diri secara sukarela, rakyat berhak memaksanya dan

mencari penggantinya secara bebas.34

Menurut Ali Muhamad Ash-Shalabi dalam kitabnya Fiqh Annasri

waattamkin (Fikh kemenangan dan Kejayaan), dalam berbagai hadist

33

Abdul Djalil, Fiqh Rakyat: Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan, (Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta, 2000), hal. 23. 34

Ibid, Lihat, Abdul Qadir ‗Audah, At-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, (Beirut: Mu‘assah ar-

Risalah, 1412 H/1992 M), juz I, hal. 44.

Page 52: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

41

dijelaskan, bahwa diberi hak bagi setiap orang untuk mengkritik pemerintah

dan memberi masukan. Menurutnya, kebebasan mengkritik (demonstrasi) dan

berekspresi, membentuk masyarakat untuk terus berkembang maju dan kreatif,

serta mampu menghilangkan penyakit mencari muka dan kedudukan, yang

merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan melemahkan pundi-pundi

suatu masyarakat dan terus menggerogoti dan menjerumuskan mereka kepada

kehancuran.35

Pada intinya, demonstrasi bukan bermaksud menentang atau

mengangkat senjata menghadapi pemerintah. Ia adalah sebagai salah satu cara

untuk menasihati pemerintah dan mencegahnya dari terus melakukan mungkar

serta ketidakadilan terhadap rakyat (amar ma’ruf nahi munkar). Tanpa adanya

hak ini (demonstrasi), orang tidak dapat melaksanakan tugas amar makruf dan

nahi munkar dengan baik sebagai salah satu cermin ketakwaan.36

Maka boleh melakukan kritik (unjuk rasa atau demonstrasi) kepada

penguasa/pemerintah apabila mereka telah melakukan penyelewengan dari

tugas-tugas yang sudah diberikan kepadanya dan mengeluarkan kebijakan

yang tidak sesuai dengan keinginan ummat Islam (keluar dari ajaran Islam).

Maka dalam agama Islam dibolehkan untuk melakukan kritik ataupun nasehat

dengan melakukan unjuk rasa atau demonstrasi dengan catatan diniatkan

untuk menjalankan tugas amar ma’ruf nahimunkar.

Menurut perspektif NU, melakukan unjuk rasa atau demonstrasi itu

dibolehkan. Asalkan dalam unjuk rasa tersebut bermuatan amar ma’ruf nahi

35

Ali Muhamad Ash-Shalabi, Fikih Kemenangan dan Kejayaan, Penerjemah Samson

Rahman (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006). 36

Ali Muhamad Ash-Shalabi, Fikih Kemenangan dan Kejayaan, hal. 265.

Page 53: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

42

munkar untuk mencari kebenaran dan mencari keadilan. Akan tetapi ada

beberapa hal yang mesti di ingat dalam melakukan unjuk rasa tersebut. Salah

satunya ialah :

1. Tidak menimbulkan mafsadah yang lebih besar.

2. Sudah tidak ada jalan seperti menempuh musyawarah atau lobi.

3. Apabila ditujukan pada pemerintah, hanya boleh dilakukan dengan cara

ta’tif (menyampaikan penjelasan) dan al-wa’zhu (pemberian nasehat).

Dalam hal ini ada beberapa rujukan yang dijadikan dalil sebagai fatwa

membolehkan berunjuk rasa. Dalil-dalil tersebut di ambil dari kitab Ihyâ

‗Ulumuddîn dan hadist-hadist Nabi Muhamad SAW. Yaitu:

1. Ihyâ ‗Ulûm al-Dîn37

:

―Amar ma’ruf nahi munkaritu ada beberapa tingkatan: Pertama,

memberikan pengertian. Kedua, menyampaikan tuntunan. Ketiga,

menggunakan bahasa yang lugas. Kempat, menghindari kekerasan dalam

meneggakkan haq, dengan memukul dan memberikan hukuman.

Adapun yang diperbolehkan dalam hubungan dengan penguasa

adalah dua tingkatan, yaitu memberikan pengertian dan menyampaikan

tuntunan (tingkatan yang pertama dan kedua). Sedangkan menghindari dan

mencegah dengan kekerasan bukan merupakan urusan perorangan rakyat

bersama penguasa, karena dapat menimbulkan fitnah dan menyuburkan

keburukan, sehingga berbagai hal yang tidak di inginkan lebih banyak lagi

bisa terjadi.

37

Hafizh Utsman, Hasil-Hasil Keputusan Muktamar Dan Permusyawarahan Lainnya,

(Jakarta: Lajnah Taklif Wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006), Cet. I, hal. 450. Lihat,

al-Ghazali Hujjatul Islam, Ihya ‘Ulumuddin, (Mesir: Musthafal Halabi, 1354 H/1939 M), Jilid II,

hal. 337.

Page 54: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

43

Adapun bahasa yang lugas, seperti ucapan: wahai orang yang

lalim, wahai orang tidak takut kepada Allah SWT. Dan sebagainya, itu jika

menimbulkan fitnah, akibat buruknya akan menimpa pihak lain, maka

tidak diperbolehkan. Namun jika hanya mengkhawatirkan terhadap dirinya

sendiri, maka boleh dan bahkan di anjurkan. Sesungguhnya kebiasaan

ulama salaf, berani menghadap bahaya dan terang-terangan melakukan

pembangkangan tanpa peduli dengan bencana yang menimpa kehomatan

diri dan sikap bersedia menerima kemungkinan berbagai macam siksaan.

Mereka tahu betul bahwa semua ini merupakan proses kematian syahid.‖

2. Faidul Qadir38

:

قال : سمعت زسول اهلل صلي اهلل عل اهلل عى زض د الخرز سع عه أب

، دي فإن لم ستطع فبلساو فإن لم وسلم قول : مه زأى مىكم مىكسا فلغسي ب

مان )متفق عل(. ، وذلك أضعف اإل ستطع فبقلب

―Riwayat Said al-Khudri ra, berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW

bersabda: Barangsiapa melihat munkar maka ia harus merubahnya

dengan tangan (kekuasaan)-nya. Jika ia tidak mampu maka dengan

lidahnya. Jika ia tidak mampu pula maka dengan hatinya, dan itu

merupakan yang paling lemah. (HR. Bukhari dan Muslim).39

38

Hafizh Utsman, Hasil-Hasil Keputusan Muktamar Dan Permusyawarahan Lainnya,

(Jakarta: Lajnah Taklif Wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006), Cet. I, hal. 451. Lihat,

Abdurrauf al-Minawi, Faidul al-Qadir, (Mesir: al-Tijariah al-Kubra, 1357 H/1938 M), Cet. I, Jilid

VI, hal. 130. 39

Imam Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2006), Cet. IV, hal.

42.

Page 55: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

44

BAB IV

KAJIAN DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN

1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYATAKAN PENDAPAT DI

MUKA UMUM DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Unsur-Unsur Demonstrasi

Dalam UU No 9 Tahun 1998, unjuk rasa atau demonstrasi diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan

pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka

umum. Sesuai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa unjuk rasa itu

memiliki unsur-unsur sebagai berikut: (a) mengeluarkan pikiran, (b) seorang

atau lebih, (c) lisan atau tulisan, (d) di muka umum. Ke-empat hal ini bukan

sesuatu yang baru dalam bahasan Islam, akan tetapi sudah di jelaskan dalam

al-Qur’an maupun hadist.

Pertama, unsurnya adalah mengeluarkan pikiran. Islam datang

menyeru manusia untuk berpikir, menganjurkan memandang dan kedua-

duanya ia jadikan sebagai penghubung utama antara manusia dengan

keyakinannya.1 Melihat ini Islam memberikan kebebasan penuh terhadap

manusia untuk selalu menggunakan pikirannya agar terbebas dari penindasan

karena kebodohannya. Islam tentu tidak melarang manusia untuk berpikir

melainkan suatu kewajiban terhadap manusia untuk selalu berpikir dan

mengeluarkan pikirannya secara bebas selama tidak bertentangan dengan

syariat Islam. Dan dalam memberikan anjuran untuk berfikir dan memandang,

1 Bakar Musa, Kebebasan Dalam Islam, (Bandung: PT Alma’rif, 1998), Cet. I , hal. 140.

Page 56: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

45

banyak sekali ayat-ayat yang terang seolah-olah merupakan suatu revolusi

yang sengit terhadap kemalasan dan kebekuan dan apa saja yang

menghentikan pemikirannya2. Ayat tersebut ialah :

Artinya: Katakanlah, "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.

tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi

peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS. Yunus: 101).

Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)

Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi

mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. (QS. Fushshilat: 53).

Artinya: Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak

memperhatikan? (QS. Adz-Dzaariyaat: 21).

Artinya: Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya

kamu berfikir, (QS. Al-Baqarah : 219).

Artinya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia

diciptakan?. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara

tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. (QS. Ath-Thariq: 5-7).

2 Bakar Musa, Kebebasan Dalam Islam, hal. 141.

Page 57: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

46

Dari beberapa ayat di atas, seolah-olah seluruh isi Al-Qur’an adalah

merupakan seruan yang dengan tidak diragukan mempertajam kemampuan

yang terpendam dalam akal untuk memperhatikan dan berpikir.

Memperhatikan dengan akal adalah merupakan jalan nurani menuju

kebenaran, dan bahwa berpikir adalah merupakan salah satu pintu di antara

pintu-pintu petunjuk yang dimasuki iman.

Kedua, unsurnya adalah lisan atau tulisan. Soal melakukan unjuk rasa

atau demonstrasi tentu yang paling banyak digunakan adalah orasi-orasi para

pendemonstran dalam menyuarakan aspirasi dan pendapatnya. Dalam orasi-

orasi tersebut mereka mengeluarkan semua pendapat dan pemikirannya agar

pihak penguasa mendengar semua keluhan dan aspirasi dari mereka. Issu nya

pun beragam, dari issu sosial sampai issu keagamaan.

Dalam berorasi tentu yang digunakan adalah lisan. Lisan sangat

berguna untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain, lisan juga berguna untuk

berkomunikasi terhadap orang lain terutama lisan berguna untuk menyerukan

kebaikan dan mencegah kemunkaran. Baik menyerukan kebaikan kepada

ummat maupun terhadap penguasa, sebagaimana dalam hadist Nabi Muhamad

SAW di halaman 44.

Oleh karena itu, lisan dalam Islam mempunyai kedudukan sangat

penting untuk menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Dan bukan

hal yang baru dalam Islam menyerukan kebaikan dan kebenaran dengan

menggunakan lisan. Pada dasarnya dalam menyerukan kebaikan bisa

menggunakan metode apa saja, entah menggunakan lisan, tulisan dan

sebagainya. Karena yang paling penting adalah niat seseorang untuk

mencegah kemunkaran (nahi munkar) yang dilakukan oleh penguasa.

Page 58: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

47

Ketiga, unsurnya adalah seorang atau lebih. Melakukan kritik atau

penyampaian pendapat, baik yang dilakukan seorang atau lebih kepada

Pemerintah dalam pandangan Islam bukan suatu hal yang baru. Karena hal

tersebut sudah pernah dilakukan pada masa awal ke pemerintahan Islam, baik

pada masa kepemimpinan Nabi Muhamad SAW ataupun pada masa Khulafa

ar-Rasyidin.

Menurut Syekh Syaukat Hussain, Rasulullah Saw selama hidupnya

telah memberikan kebebasan kepada kaum muslim dalam mengungkapkan

pendapat mereka yang berbeda kepada beliau. Rasulullah telah menempa

kepribadian para sahabat sedemikian rupa sehingga mereka dapat

mengekspresikan perbedaannya tanpa ragu-ragu. Kebebasan dalam

mengemukakan pandapat tanpa rasa takut ini tetap berlanjut sampai waktu

setelah zaman Rasulullah3. Dalam hadistnya Nabi Muhamad bersabda.

“orang-orang yang menyongkong tindakan lalim para penguasa sesudahku,

mereka bukan termasuk umatku.”4

Dalam kaitan ini, al-Qur’an pun memerintahkan kepada kita untuk

selalu mengingatkan kepada siapa saja, baik kepada pemimpin maupun

masyarakat biasa agar senantiasa menyuruh mereka mengerjakan hal yang

baik dan mencegah sesuatu yang menimbulkan kemunkaran. Allah berfirman :

3 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Penerjemah Abdul Rochim,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 72. 4 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, hal. 72. Lihat, HR Nasa’i,

Misykat Kitabul wal-Qadha.

Page 59: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

48

Artinya : suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)

dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan

(oleh Allah). (QS: Luqman: 17).

Khalifah Sayidina Umar biasa mengundang kaum muslim untuk

meminta kritik dari mereka jika salah dalam suatu persoalan. Kaum muslim

pun mengkritik tanpa ragu-ragu. Dalam kesempatan lain, ada seseorang berdiri

dan terus-menerus berkata, “Wahai Umar, takutlah kepada Allah.” Lalu salah

seorang dari mereka yang hadir menahannya agar dia tidak bicara lebih

banyak, tapi sayidina Umar berkata, “ Biarlah dia berkata, jika orang-orang ini

tidak berbicara, maka mereka sia-sia berada di sini; dan jika kita tidak

mendengarkan mereka, maka kita ini pun tidak berguna.”5

Keempat, unsurnya adalah di muka umum. Islam memberikan hak

kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat bagi seluruh warganegara

Islam. Kebebasan ini dipergunakan untuk mengajak kepada manusia ke arah

kebaikan dan mencegah mereka menempuh jalan kemunkaran,6 baik yang

dilakukan oleh penguasa maupun lainnya. Bahkan kebebasan ini menjadi hak

yang istimewa diberikan oleh tuhan kepada hambanya agar senantiasa selalu

menasihati dan meluruskan setiap pendapat dan kebijakan yang dinilai

bertentangan dengan Islam. Salah satu ayat Al-Qur’an yang memiliki

jangkauan paling luas yang memberikan petunjuk tentang pembatasan dalam

kebebasan berbicara. Ayat tersebut yaitu :

5 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, hal. 73. Lihat, Kitabul-

Kharaj, hal. 125. 6 Abu A’la Maududi, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1985), Cet.

I, hal. 55.

Page 60: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

49

Artinya: Allah tidak menyukai Ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus

terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau

Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka

Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. (QS. An-Nisaa’: 148-

149).

Secara harfiah al-jahr berarti penyiaran atau pengumuman. Sedangkan

su’ menunjukkan sesuatu yang buruk atau menyakitkan. Jadi kata-kata yang di

ucapkan di depan umum, yang menyakiti orang lain dengan menindas

kehormatannya. Dalam konteks ini, juga mencakup ucapan yang ditujukan

kepada seseorang, kepada orang banyak atau kepada masyarakat umumnya.

Lebih jauh, ayat tersebut cukup luas untuk mencakup semua metode dan

fasilitas modern yang dipergunakan dalam penyampaian ucapan tersebut.7

B. Hak dan Kewajiban dalam Melakukan Demonstrasi

Dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat di Muka Umum pasal 5 tertulis dengan jelas. Bahwa

seseorang yang menyampaikan pendapat di muka umum dengan melakukan

unjuk rasa atau demonstrasi, pawai rapat umum atau mimbar bebas bagian

dari hak sebagai warga negara. Oleh karena itu, siapapun bisa menggunakan

hak ini. Sebagaimana tertulis dalam pasal 5 yang berbunyi:

Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk :

7 Mohamad Hashim Kamali, Kebebasan Berpendapat Dalam Islam, (Bandung : Mizan,

1996), hal. 204. Lihat, Syalhut, Tawjihat, hal. 330.

Page 61: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

50

1. Mengeluarkan pikiran secara bebas;

2. Memperoleh perlindungan hukum.8

Dalam muatan isi pasal tersebut, tertulis jelas bahwa mengeluarkan

pikiran secara bebas di akui oleh negara. Lebih dari itu, negara memberikan

perlindungan hukum kepada warga negara yang menggunakan hak ini. Hak ini

bisa digunakan oleh siapa saja baik dari kalangan masyarakat bawah maupun

masyarakat kalangan atas.

Dalam pandangan Islam, juga diatur tentang kebebasan mengeluarkan

pendapat atau pikirannya. Ketika Islam datang, dunia pada saat itu dipenuhi

perbudakan, manusia diperbudak alam pemikirannya, politiknya, sistem

kemasyarakatannya maupun keagamaannya. Islam kemudian mengubah

semuanya dengan mengikrarkan kemerdekaan, baik kemerdekaan beriktikad,

kemerdekaan berpikir, kebebasan berbicara dan kebebasan mengemukakan

pendapat. Kesemuanya itu merupakan kemerdekaan dan kebebasan paling

penting yang dicari dan didambakan manusia.9

Menurut perspektif Islam, kebebasan berbicara dan mengeluarkan

pendapat dianggap yang paling besar dan termasuk kewajiban. Maka bukan

sekedar masalah hak dan kebebasan. Setiap orang yang melihat kemunkaran

yang nyata, maka dia harus mencegahnya selagi dia sanggup melakukannya.10

Dengan kebebasan ini ummat bisa mengoreksi penguasa apabila penguasa

8 Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat Di

Muka Umum. 9 Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Penerjemah: As’ad Yasin, (Jakarta:

Gema Insani, 1995), Jilid I, hal. 880. 10

Yusuf Al-Qardhawy, Fiqh Daulah Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah,

Penerjemah: Kathur Suhardi, Cet. I, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), hal. 73.

Page 62: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

51

telah melakukan tindakan yang munkar. Sebagaimana Allah SWT Berfirman :

Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik. (Q.S Ali-Imran: 110)

Islam datang justru memperkenankan manusia untuk berpikir bebas,

bahkan mereka disuruh berpikir dan memikirkan sesuatu. Adapun mengenai

kebebasan berpikir dan bernalar. Maka islam datang dengan menyeru kepada

manusia untuk memperhatikan dan memikirkan alam semesta.11

Sebagaimana

firman Allah SWT :

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu

suatu hal saja, Yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-

dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad)....”

(Q.S. Saba’ : 46).

Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi...”

(Q.S. Yunus: 101).

11

Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Penerjemah: As’ad Yasin, (Jakarta:

Gema Insani, 1995), Jilid I, hal. 882.

Page 63: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

52

Artinya: Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai

telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya

bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

(QS. Al-Hajj: 46).

Dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyatakan Pendapat di Muka Umum memang menyampaikan pendapat

dengan mengeluarkan pikiran secara bebas menjadi hak warga negara.

Disamping itu, ada kewajiban-kewajiban yang mesti di patuhi dalam

menyampaikan pendapatnya di muka umum. Sebagaimana yang tertulis jelas

dalam pasal 6 yang berbunyi :

Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban

dan bertanggung jawab untuk :

1. Menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;

2. Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum;

3. Menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

4. Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam Islam memang diberikan hak untuk bebas berbicara dan

mengeluarkan pendapat. Bahkan berpikir merupakan hak yang ditetapkan

dalam Islam. Akan tetapi ada kewajiban-kewajiban yang mesti di ingat dan di

patuhi dalam menggunakan hak ini.

Page 64: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

53

Kewajiban-kewajiban dalam menyampaikan pendapat menurut Islam,

yaitudilarang mengeluarkan kata-kata yang mengandung penghinaan dan

memfitnah seseorang atau golongan, memperkenalkan serta menjelaskan

permasalahannya, mana yang baik dan mana yang buruk. Serta dalam

menyampaikan pendapat seorang harus menghormati hak-hak orang lain dan

tidak mengganggu orang lain, kemudian tidak menimbulkan kemunkaran.

Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya fatwa-fatwa

kontemporer, ditulis bahwa kebebasan yang dapat menimbulkan bahaya

(mudharat) terhadap diri anda dan orang lain wajib anda cegah dan batasi,

karena kebebasan yang anda lakukan itu berbenturan dengan kebebasan orang

lain. Lebih-lebih jika kebebasan yang anda lakukan menginjak-injak hak

orang lain, maka sudah tentu tidak dibenarkan.12

Lebih lanjut, kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan berbicara

tidak boleh digunakan sebagai cara untuk memecah belah, mengacaukan, atau

sebagai perluasan pribadi. kebebasan ini harus dijadikan obor penerang untuk

menemukan kebenaran dam untuk mencari jalan yang benar untuk membawa

jalan yang benar (mashunun) bagi umat keseluruhan.13

Oleh karena itu, di samping Islam memberikan hak kebebasan untuk

mengeluarkan pendapat. Islam juga memberikan batasan-batasan dalam

rangka menghargai hak-hak orang lain, adaah suatu kewajiban bagi seorang

muslim menghargai orang lain dan menjunjung tinggi martabat mereka di

dalam mengekspresikan pendapatnya. Juga tidak boleh menggunakan kata-

12

Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, hal. 886. 13

Muhamad Hashim Kamali, Kebebasan Berpendapat Dalam Islam, Penerjemah Eva Y,

Nukman dan Fathiyah Basri, (Bandung: Mizan, 1996), Cet. I, hal. 7.

Page 65: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

54

kata yang mengandung unsur penghinaan.14

Sehubungan hal ini Al-Qur’an

menegaskan:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-

laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah

suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran

yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang

buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka

Itulah orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Hujaraat: 11).

Hal ini juga menunjukkan bahwa hukum Islam telah menggariskan

agar manusia mencapai satu ekuilibrium(keseimbangan dan harmoni) antara

kewajiban-kewajiban dengan hak-haknya. Keseimbangan antara kepentingan

pribadi dengan kepentingan masyarakat merupakan kebutuhan mutlak bagi

kelangsungan hidup umat manusia. Kepentingan pribadi dengan kepentingan

masyarakat hendaklah selalu ber-iringan dan bukan antagonistis dan

kontradiktif.15

Maka dalam hal ini bisa dilihat antara hukum positif dengan

hukum Islam sama-sama mengatur hak dan kewajiban dalam menyampaikan

pendapat dan aspirasinya.

14

Ahmad Kosasih, Ham Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Salemba Diniyam, 2003), hal.

54. 15

Muhamad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), hal. 291

Page 66: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

55

C. Tata Cara Penyampaian Pendapat di Muka Umum

Dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Bukan hanya mengatur tentang hak

dan kewajiban para unjuk rasa. Akan tetapi, UU tersebut mengatur juga

tentang prosedur penyampaian pendapat di muka umum khususnya dengan

melalui jalan demonstrasi, yaitu para pendemonstrasi wajib melaporkan atau

memberitahukan kepada aparat pemerintah (polri) sebelum aksi demonstrasi

dilakukan. Sebagaimana yang di maksud dalam pasal 10 ayat (1), isi inti

maksud pasal tersebut yaitu , “penyampaian pendapat di muka umum (dengan

demonstrasi) wajib diberitahukan secara tertulis kepada polri.”

Soal pendapat ulama tentang harus adanya izin kepala

pemerintahan/penguasa setempat dalam penegakkan amar ma’ruf nahi

munkar. Al-Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumudin, kitab amar ma’ruf nahi

munkar, juz II halaman 342, telah memberikan jawaban yang tuntas.16

Antara

lain beliau mengatakan :

“Syarat ke empat (bagi penegak amar ma’ruf nahi munkar): Si penegak

harus seizin Imam dan Wali. Suatu kaum telah menjadikan ini sebagai syarat,

dan mereka tidak memberikan hak hisbah (hak penegakkan amar ma’ruf nahi

munkar) bagi seorang rakyat pun. Persyaratan ini fasid (rusak/tidak benar),

sesungguhnya ayat-ayat dan berita-berita agama yang telah kami sajikan

menunjukkan bahwa setiap orang yang melihat kemunkaran kemudian diam

membiarkannya maka ia telah ma’siat, karena wajib atasnya mencegahnya

16

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI: Amar Ma’ruf Nahi

Munkar, (Pustaka Ibnu Sidah, 2008), Cet. II, hal. 124.

Page 67: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

56

kapan dan bagaimana pun ia melihatnya secara umum, dan pengkhususan

dengan syarat izin dari imam adalah suatu pengambilan hukum yang tidak

berdasar.”

Berbeda dengan aturan Undang-Undang tersebut, dalam Islam

melakukan unjuk rasa atau demonstrasi untuk menjalankan tugas amar ma’ruf

nahi munkar tidak perlu meminta izin dari pihak pemerintah. Karena ketika

seseorang melihat kemunkaran maka wajib mencegah kemunkaran itu segera

dengan semampunya, karena jika dibiarkan, ditakutkan menyebar luas

kemunkaran tersebut. Maka oleh karena itu, dalam Islam mencegah

kemunkaran tidak perlu meminta izin dari pihak pemerintah, apalagi

kemunkaran tersebut di lakukan oleh pemerintah itu sendiri.

Page 68: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian dan penjelasan penulis mengenai demonstrasi

dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 (Perspektif Hukum Islam), Penulis

bisa mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dibolehkan menyampaikan

pendapat melalui unjuk rasa atau demonstrasi dengan catatan mengikuti

tata cara penyampaian pendapat di muka umum, sebagaimana tertulis jelas

dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 pasal 10 ayat (1-4), yang

menjelaskan tata cara penyampaian pendapat di muka umum, yaitu

diwajibkan bagi para demonstran sebelum menggelar aksi unjuk rasa atau

demonstrasi agar membuat surat pemberitahuan secara tertulis kepada

polri.

2. Istilah demonstrasi memang tidak diterangkan secara eksplisit/jelas dalam

al-Qur’an. Akan tetapi prinsipnya sudah dikemas dalam bingkai amar

ma’ruf nahi munkarsebagai dorongan umat Islam dalam menyeru

kebaikan dan mencegah kemunkaran dan istilah demonstrasi dalam Islam

lebih dikenal dengan sebutan amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu,

mayoritas ulama membolehkan bagi seorang muslim dalam melakukan

demonstrasi untuk mengkritik penguasa/pemerintah dengan catatan semua

itu dilakukan dengan niat menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar

dan tidak memecah belah persatuan umat.

Page 69: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

58

3. Lahirnya Undang-Undang No 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, yang membolehkan melakukan

demonstrasi sudah sesuai dengan hukum Islam. Karena Islam

membolehkan kepada umatnya untuk mengkoreksi dan mengontrol setiap

tindakan dan kebijakan pemerintah. Dengan begitu, pemerintah atau

penguasa selalu terawasi agar selalu ingat terhadap tugas dan

kewajibannya sebagai pemimpin.

B. Saran-Saran

Berkaitan dengan pembahasan Unjuk rasa atau Demonstrasi dalam UU

NO 9 Tahun 1998 (Persepktif Hukum Islam). Penulis mempunyai saran-saran

sebagai berikut:

1. Sekalipun melakukan unjuk rasa atau demonstrasi dibolehkan oleh hukum

negara dan hukum Islam, hendaknya massa yang menggelar aksi tersebut

tetap menjaga akhlak, adab dan memetahui segala peraturan dan UU yang

mengatur hal tersebut. Massa bukan hanya melaksanakan saja akan tetapi

harus mengetahui apa-apa yang menjadi kewajiban yang harus dijaga

dalam menggelas aksinya.

2. Baik masyakat sipil, pemerintah, ulama dan lain-lainnya hendaknya selalu

mengamalkan tugas amar ma’ruf nahi munkardengan sebaik-baiknya,

karena dengan mengamalkan hal tersebut kita akan jadi bangsa yang akan

selalu menasehati dalam hal kebaikan dan menimalisir segala macam

keburukan atau kemunkaran.

Page 70: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

59

3. Dan kepada aparat keamanan, yang ditugaskan untuk mengamankan setiap

aksi demonstrasi, harusnya bersikap lembut dan toleransi terhadap mereka

serta dalam mengamankan setiap aksi demonstrasi, hendaknya aparat

keamanan tidak melakukan tindakan diluar batas yang dapat melanggar

asas demokrasi dan UU untuk menjaga dan mengamankan setiap aksi para

demonstran.

Page 71: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zainal, Abidin,Konsepsi Negara Bermoral Menurut Imam Al Ghazali,

Jakarta: Bulan Bintang, 1975, Cet I.

Al-Badri, Abdul Aziz,Ulama Mengoreksi Penguasa, Penerjemah Salim Muhamad

Wakid, Solo: Pustaka Mantiq, 1991, Cet. II.

Ali, Muhamad Daud dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995.

Al-Malibary, Zainuddin,Terjemah Irsyadul ‘Ibad; Panduan Ke Jalan Kebenaran,

Semarang: CV. Asy Syifa’, 1992.

Al-Maududi, Abu A’la,Hak- Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Penerjemah

Bambang Iriana Djajatmadja, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Al-Muslih,Abdullah, Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kehidupan, Jakarta: Bina Rena

Pariwara, 1999, Cet. II.

An Nabhani, Taqiyuddin,Sistem Pemerintahan Islam; Doktrin, Sejarah dan

Realitas Empirik, Penerjemah Magfur Wahid, ( Jakarta: Al- Izzah, 1996,

Cet. I

Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media.

Ash Shalabi, Ali, Muhamad,Biografi Ali bin Abi Thalib, Penerjemah: Muslich

Teman dan Ahmad Yaman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012.

Ash Shalabi,Ali Muhamad, Fikih Kemenangan dan Kejayaan, Penerjemah

Samson Rahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Bahri,Hamid, Para Diktator Terheboh Di Dunia Yang Berhasil Digulingkan,

Jogjakarta: FlashBooks, 2012.

Budiarjo,Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Davis, Allen F. dan Woodman, Harold D,Konflik dan Konsensus Dalam Sejarah

AmerikaModern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991.

Djajadi,Muhamad, Iqbal, Kisah Perjuangan Reformasi, Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1999.

Djalil, Abdul,Fiqh Rakyat: Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan, Yogyakarta: LkiS

Yogyakarta, 2000.

Page 72: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

61

Djazuli, A,Fiqih Siyasah: ImplementasiKemaslahatan Ummat Dalam Rambu-

rambu Syari’ah, Jakarta: Prenada Media, 2003.

HR, Ridwan, Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, Yogyakarta: FH

UII PRESS, 2007.

http://www.alkhoirot.net/2012/05/demonstrasi-dalam-islam.html.

http://www.alkhoirot.net/2012/05/demonstrasi-dalam-islam.html.

Hussain, Syekh Syaukat, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Penerjemah Abdul

Rochim, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Huwaydi, Fahmi, Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani, Bandung: Mizan,

1996.

Iqbal, Afzal, Diplomasi Islam, Penerjemah; Samson Rahman, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2000.

Kamali, Muhamad Hashim,Kebebasan Berpendapat Dalam Islam, Bandung:

Mizan, 1996, Cet. I.

Karim, Abdul, M, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher, 2007.

Luhulima,James, Hari-Hari Panjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto

danBeberapa Pristiwa Terkait, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001.

Mahmudunnashir, Syed,Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, penerjemah; Adang

Affandi,Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

Masyhur, Syeikh Musthafa,Fiqih Dakwah, Penerjemah Abu Ridho dkk, Jakarta:

Al-I’tishom, 2000, Cet. I.

Maududi, Abul A’la,Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Bandung: Pustaka, 1985.

Musa, Bakar,Kebebasan Dalam Islam, Bandung: PT Alma’rif, 1998.

Partanto, Pius A. dan Al-Barry, M. Dahlan,Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arloka, 1994.

Pranowo, Bambang,Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran

SosiologiPerspektif Islam, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008.

Pulungan,J Suyuthi, Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah

Ditinjau Dari Pandangan Al-Quran,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1994.

Page 73: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

62

Qardhawi, Yusuf, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Penerjemah Drs. As’ad Yasin,

Jakarta: Gema Insani Press, 1996, Cet. V.

Qudamah,Ibnu, Mukhtasar Minhajul-Qashidin, Penerjemah Kathur Suhardi,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999, Cet. III.

Rais, M. Dhiauddin,Teori Politik Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Revitch, Diane,Demokrasi Klasik dan Modern, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005.

Rickleks, M, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2008.

Rizieq, Al Habib Muhamad, bin Husein Syihab, Dialog FPI; Amar Ma’ruf Nahi

Munkar, Pustaka Ibnu Sidah, 2008, Cet. II.

Saefuddin, Didin, Buchori, Sejarah Politik Islam, Jakarta: Pustaka Intermasa,

2009.

Sarwat, Ahmad, Fiqih Politik, Jakarta: DU CENTER

Sopyan, Yayan,Tarikh Tasyri’; Sejarah Pembentukan Hukum Islam, Depok:

Gramata Publishing, 2010.

Tanuredjo, BadumanPasung Kebebasan; Menelisik Kelahiran UU Unjuk Rasa,

Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, 1999.

Taymiyah, Ibnu,Kumpulan Fatwa Fatwa Ibnu Taymiyah, Jakarta: Darul Haq,

2007.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Jakarta: Sekretariat Jendral

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2003.

Utsman, Hafiz,Hasil-Hasil Keputusan Muktamar Dan Permusyawarahan

Lainnya, Jakarta: Lajnah Taklif Wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul

Ulama, 2006.

Wijaya, Ahmad, Burhan,Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Menangani

AksiMassa Unjuk Rasa Di Bawah Kondisi Konflik Peran, PascaSarjana

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002.

Page 74: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

63

LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN I998

TENTANG

KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

DENGAN RAHMA T TUHAN Y ANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi manusia

yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi

Manusia;

b. bahwa kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum

merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara;

c. bahwa untuk membangun negara demokrasi yang menyelenggarakan keadilan sosial dan

menjamin hak asasi manusia diperlukan adanya suasana yang aman, tertib,dan damai;

d.bahwa hak menyampaikan pendapat di muka umum dilaksanakan secara bertanggungjawab

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu

dibentuk Undang-Undang tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka

Umum;

Mengingat :

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945;

Dengan persetujuan

DEW AN PERW AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

UNDANG-UNDANG TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAlKAN PENDAPAT Dl

MUKA UMUM

BAB I

KETENTUANUMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk

menyampaikan pikiran dengan lisan. tulisan. dan sebagainya secara bebas dan

bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Di muka umum adalah dihadapan orang banyak, atau orang lain tennasuk juga di tempat

yang dapat didatangi dan atau dilihat setiap orang.

3. Unjuk rasa atau Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk

mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka

umum.

4. Pawai adalah cara penyampaian pendapat dengan arak-arakan di jalan umum.

5. Rapat umum adalah pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat

dengan tema tertentu.

Page 75: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

64

6. Mimbar bebas adalah kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan

secara bebas terbuka tanpa tema tertentu.

7. Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia.

8. Polri adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2

(1) Setiap warga negara, secara perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat

sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-

undang ini.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Kemerdekaan menyampaikan pendapal di muka umum dilaksanakan berlandaskan pada :

a. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban;

b. asas musyawarah dan mufakat;

c. asas kepastian hukum dan keadilan;

d. asas profesionalitas; dan

e. asas manfaat.

Pasal 4

Tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah :

a. mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi

manusia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

b. mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin

kemerdekaan menyampaikan pendapat;

c. mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan kreativitas setiap

warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan

berdemokrasi;

d. menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bemegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 5

Warga ncgara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk :

a. mengeluarkan pikiran secara bebas;

b. memperoleh perlindungan hukum.

Pasal 6

Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan bertanggung

jawab untuk :

a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;

b. menghonnati aturan-aturan moral yang diakui umum;

c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. menjaga dan menghonnati keamanan dan ketertiban umum; dan

Page 76: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

65

e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pasal 7

Dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di rnuka umurn oleh warga negara. aparatur

pernerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :

a. melindungi hak asasi manusia;

b. rnenghargai asas legalitas;

c. menghargai prinsjp praduga tidak bersalah; dan

d. rnenyelenggarakan pengamanan.

Pasal 8

Masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung jawab untuk berupaya agar

penyarnpaian pendapat di muka umum dapat berlangsung secara aman, tertib, dan damai.

BAB IV

BENTUK-BENTUK DAN TATA CARA PENYAMPAIAN

PENDAPAT Dl MUKA UMUM

Pasal 9

(1) Bentuk penyampaian pendapatdi muka urnum dapat dilaksanakan dengan:

a. unjuk rasa atau dernonstrasj;

b. pawai;

c. rapat umurn; dan atau

d. mimbar bebas.

(2) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum. kecuali :

a. di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah. instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan

udara atau laut, stasiun kereta api. terminal angkutan darat, dan obyek-obyek vital

nasional;

b. pada hari besar nasional.

(3) Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.

Pasal l0

(1) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 wajib

diberitahukan secara tertulis kepada Polri.

(2) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh

yang bersangkutan. pemimpin, alau penanggungjawab kelompok.

(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) selambat-lambatnya 3 x 24 (tiga

kali dua puluh empat ) jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima oleh Polri setempat.

(4) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi

kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan.

Pasal 11

Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal l0 ayat (1) memuat :

a. maksud dan tujuan;

b. tempat, lokasi, dan rute;

c. waktu dan lama;

d. bentuk;

e. penanggung jawab;

Page 77: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

66

f. nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan;

g. alat peraga yang dipergunakan; dan atau

h. jumlah peserta.

Pasal l2

(1) Penanggungjawab kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 11

wajib bertanggung jawab agar kegiatan tersebut terlaksana secara arnan, tertib, dan damai.

(2) Setiap sarnpai 100 (seratus) orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau dernonstrasi dan

pawai harus ada seorang sampai dengan 5 (lirna)orang penanggungjawab.

Pasal 13

(1) Setelah menerima surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 11 Polri wajib

:

a. segera rnemberikan surat tanda terirna pemberitahuan;

b. berkoordinasi dengan penanggung jawab penyampaian pendapat di rnuka umum;

c. berkoordinasi dengan pimpinan instansi/lembaga yang akan menjadi tujuan penyampaian

pendapat;

d. mempersiapkan pengamanan tempat, lokasi. dan rute.

(2) Dalarn pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum. Polri bertanggungjawab

memberikan perlindungan keamanan terhadap pelaku atau peserta penyampaian pendapat

di muka umum.

(3) Dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum, Polri bertanggung jawab

menyelenggarakan pengamanan untuk menjamin keamanan dan ketertiban umum sesuai

dengan prosedur yang berlaku,

Pasal 14

Pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum disampaikan secara tertulis

dan langsung oleh penanggung jawab kepada Polri selambat-lambatnya 24 (dua puluh

empat) jam sebelum waktu pelaksanaan.

BABV

SANKSI

Pasal 15

Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum dapat dibubarkan apabila tidak

mcmenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 ayat (2) dan ayat (3),

Pasal 10, dan Pasal 11.

Pasal l6

Pelakuu atau peserta pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan

perbuatan melanggar hukum, dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17

Penanggung jawab pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan

tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang ini dipidana sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pidana yang berlaku ditambah dengan

1/3 (satu per tiga) dari pidana pokok.

Page 78: DEMONSTRASI DALAM UNDANG-UNDANG NO 9 TAHUN 1998 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24870... · 2014-09-08 · ... Hadist dan pendapat para ulama yang ahli ... Pendapat

67

Pasal 18

(1) Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan menghalang-halangi hak warga

negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang telah memenuhi ketentuan

Undang-undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) adalah kejahatan.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19

Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ada dinyatakan tetap berlaku

sepanjang tidak diatur khusus atau bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam

Undang-undang ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1998 NOMOR 181.