18
1 www.sulsel.litbang.deptan.go.id DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI KABUPATEN BONE Ir. Rosmiati, MP, dkk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Semua jenis sayuran kaya akan vitamin dan mineral, rendah kalori, serta kaya akan serat, terutama bila dikonsumsi dalam keadaan mentah/segar. Sayur yang diolah secara sehat bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh dan mencegah penyakit seperti kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal dan stroke (Supriati, et. al., 2008). Akan tetapi sayur yang bermanfaat untuk kesehatan tersebut adalah sayur yang segar dan bebas polusi (tidak tercemar bahan-bahan kimia) seperti pupuk dan pestisida atau yang dikenal dengan sayur organik. Pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Jadi sayuran organik adalah sayuran yang diproduksi tanpa menggunakan senyawa sintetik baik pupuk, zat tumbuh maupun pestisida, tetapi hanya menggunakan bahan-bahan alami seperti pupuk organik (kompos dan pupuk kandang), dan pestisida nabati (dari tumbuhan) atau biopestisida (dari mikroorganisme). Sesuai mandat BPTP merupakan Unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian, berperan sebagai pusat komunikasi dan penyedia sumber informasi teknologi serta menciptakan paket teknologi spesifik lokasi bagi pengguna, melalui progran P3TIP/FEATI melaksanakan uji coba/demonstrasi teknologi sesuai dengan acuan pelaksanaan kegiatan yang merupakan penjabaran dari komponen C yakni Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan P3TIP/FEATI, 2009). Demonsrasi teknologi bertujuan untuk menguji teknologi yang direkomendasikan BPTP ditingkat lapangan sebagai upayah mendukung pengembangan model-model sistem usahatani pada suatu wilayah

DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

1

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

DI KABUPATEN BONE

Ir. Rosmiati, MP, dkk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Semua jenis sayuran kaya akan vitamin dan mineral, rendah kalori, serta

kaya akan serat, terutama bila dikonsumsi dalam keadaan mentah/segar. Sayur

yang diolah secara sehat bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh dan mencegah

penyakit seperti kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal dan stroke (Supriati, et.

al., 2008). Akan tetapi sayur yang bermanfaat untuk kesehatan tersebut adalah

sayur yang segar dan bebas polusi (tidak tercemar bahan-bahan kimia) seperti

pupuk dan pestisida atau yang dikenal dengan sayur organik.

Pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang

menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk

pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Jadi sayuran organik adalah sayuran yang

diproduksi tanpa menggunakan senyawa sintetik baik pupuk, zat tumbuh maupun

pestisida, tetapi hanya menggunakan bahan-bahan alami seperti pupuk organik

(kompos dan pupuk kandang), dan pestisida nabati (dari tumbuhan) atau

biopestisida (dari mikroorganisme).

Sesuai mandat BPTP merupakan Unit pelaksana teknis Badan Litbang

Pertanian, berperan sebagai pusat komunikasi dan penyedia sumber informasi

teknologi serta menciptakan paket teknologi spesifik lokasi bagi pengguna, melalui

progran P3TIP/FEATI melaksanakan uji coba/demonstrasi teknologi sesuai dengan

acuan pelaksanaan kegiatan yang merupakan penjabaran dari komponen C yakni

Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

P3TIP/FEATI, 2009). Demonsrasi teknologi bertujuan untuk menguji teknologi yang

direkomendasikan BPTP ditingkat lapangan sebagai upayah mendukung

pengembangan model-model sistem usahatani pada suatu wilayah

Page 2: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

2

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Dalam rangka mempercepat sosialisasi dan adopsi teknologi oleh pengguna

dilapangan diperlukan media efektif untuk penyaluran teknologi tersebut. Salah satu

media yang efektif untuk sosialisasi adalah penerapan teknologi produksi sayuran

organik melalui demonstrasi teknologi dilahan petani yang dilakukan secara

bersama-sama antara peneliti, penyuluh dan petani. Demonstrasi teknologi produksi

sayuran organik di Kabupaten Bone dilaksanakan dengan menggunakan anggaran

FEATI/P3TIP tahun 2012. Khusus pada aplikasi teknologi di tingkat lapang,

dilaksanakan dengan metode temu lapang yang frekwensinya disesuaikan dengan

besar anggaran yang tersedia dengan melibatkan petani kooperator, non

kooperator, FMA lainnya, penyuluh lapangan maupun stakeholders lainnya.

FMA Barebbo merupakan FMA pelaksana kegiatan demonstrasi yang

berlokasi di Desa Barebbo Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone, dimana anggota

kelompok selain petani padi juga mengusahakan tanaman sayur-sayuran. Daya

dukung lahan dan kelembagaan saprodi cukup tersedia. Jarak desa dengan kota

kabupaten dekat sehingga kebutuhan akan saprodi dan seluruh sarana yang

dibutuhkan petani seperti benih sayur, pupuk serta peralatan lainnya mudah

diperoleh

Kegiatan demonstrasi ini sangat memegang peranan penting dalam

percepatan transfer teknologi ke tingkat petani dimana melalui proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan dan sementara berlangsung, dapat memberi solusi terhadap

permasalahan-permasalahan yang dialami petani terkait dengan teknologi budidaya

sayuran organik.

1.2. Tujuan, Sasaran, Keluaran, Manfaat dan Dampak

1.2.1. Tujuan

Memperkenalkan dan mendemonstrasikan teknologi produksi sayuran

organik melalui penerapan secara langsung di tingkat petani.

Menghimpun umpan balik tentang kesesuaian teknis, ekonomi, social dan

budaya berkaitan dengan teknologi yang didemonstrasikan

Page 3: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

3

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

1.2.2. Sasaran

Ketua kelompok tani/petani dalam Gapoktan dan ketua-ketua

Gapoktan lain pengelola FMA FEATI yang usaha taninya sama dengan

komoditi yang di demonstrasikan

1.2.3. Keluaran

Diketahui dan dipahami teknologi teknologi produksi sayuran organik

melalui penerapan secara langsung di tingkat petani

Diperolehnya informasi dari petani tentang kesesuaian teknis, ekonomi,

social, dan budaya berkaitan dengan teknologi produksi sayuran organic

1.2.4. Manfaat dan Dampak

Adanya peningkatan pengetahuan, ketrampilan kontak tani/petani dan

menerapkan dalam usahataninya

Teradopsinya teknologi produksi sayuran organik, tanpa atau tidak

menggunakan pestisida/racun maupun pupuk anorganik, sehingga dapat

menekan biaya produksi yang akan berdampak pada peningkatan

pendapatan petani

II. TINJAUAN PUSTAKA

Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia

(MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang dan telah beredar produk

pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik

dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida

seperti yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang.

Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas

baik jumlah maupun ragamnya.

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan

oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam

memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

hidup sehat dengan slogan “Back to Nature” telah menjadi trend baru meninggalkan

Page 4: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

4

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida

kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat

dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan

pertanian organik.

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar.

Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar

25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian

organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan

kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan menjadi

pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan

yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan

yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan

pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa

konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Besarnya permintaan sayuran organik menyebabkan harga sayuran ini jauh

lebih tinggi. Harganya bisa 3 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga

komoditi sayuran anorganik. Hal itu diungkapkan Soedjais, dan dibenarkan Tri

Judadmadji pemilik Agro Lestari Organik. Kendati sejak mengubah haluan menjadi

petani sayuran organik, produksinya menurun 30-40% namun biaya produksinya

berupa pembelian pupuk dan pestisida juga menurun 30-40%. Tak pelak

keuntungan yang Ia peroleh cukup besar lantaran harga jual sayuran organik bisa 3

kali lipat. Misalnya saja buncis anorganik dijual dengan harga Rp.2.500/kg

sedangkan organik Rp.7.500 – 8.000/kg.

Penggunaan pertisida organik mampu mencegah serangan penyakit seperti

ulat, kepik, atau kutu. Selain mencegah serangan hama dengan menggunakan

screen/kelambu untuk menghalau hama. Sementara itu apabila pengolahan tanah

dilakukan secara organik biasanya tanaman jarang terkena serangan hama. Tanah

harus digemburkan dan diberi kompos yang terbuat dari kotoran hewan dan

rerumputan yang dicampur dan didiamkan selama 2 bulan. Namun untuk

mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan bakteri (EM4). Teknologi ini

merupakan teknologi terbaru dibidang pertanian dengan proses dekomposisi selama

Page 5: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

5

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

composting oleh bakteri seperti Aktinomycesnaeslundii, Lactobacillus species

delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi dan jamur serta

Cellulolytic Bacillus. Sementara itu ada pula mikroorganisme Mikoriza yang

membantu pengikatan unsur hara agara tanaman lebih banyak menyerap unsur

hara.

Selain menyemprotkan pestisida alami buatan dengan sistem cropping

tanaman yakni satu lahan ditanami lebih dari 1 jenis sayuran. Namun untuk menjaga

kesuburan tanah, akan lebih baik bila dilakukan pola rotasi penanaman. Misalnya

dari 1 (satu) bedeng ditanami caisim setelah panen kemudian ditanami bayam,

kemudian kangkung dan terong dan seterusnya. Jika petani mampu menerapkan

pertanian organik sepenuhnya, dan mengatasi kendala yang bisa menghalangi

perkembangan usaha, dari usaha bididaya sayuran organik ini bisa menghasilakan

0mset hingga Rp.10 juta dengan tingkat keuntungan lebih dari 50%. Kabar baiknya

usaha ini bisa kembali modal dalam waktu 1 bulan terutama untuk budidaya sayuran

daun.

III. PROSES PERENCANAAN DAN KOORDINASI KEGIATAN

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2012, yang difokuskan pada

aspek penerimaan petani terhadap teknologi yang didemonstrasikan. Lokasi kegiatan

di Desa Barebbo, Kec. Barebbo Kabupaten Bone dengan pertimbangan bahwa

daerah tersebut merupakan lokasi P3TIP/FEATI. Kegiatan ini berlangsung dari bulan

Januari sampai Desember 2012, pada lahan kering / pekarangan rumah

3.2. Pendekatan

Kegiatan diseminasi ini akan dilaksanakan berupa kegiatan on Farm dilahan

petani dengan menggunakan pendekatan dan komponen yang terkait dengan

teknologi produksi sayur organik, sehingga petani lebih cepat mengadopsi teknologi

yang dianjurkan.

Page 6: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

6

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

3.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan diawali dengan survei, pembentukan tim pelaksana dan koordinasi

di tingkat lapangan dalam rangka penentuan lokasi dan petani pelaksana, serta

implementasi teknologi dan temu lapang.

3.4. Metode Pelaksanaan

Demonstrasi dilaksanakan dilahan petani anggota klp tani

Pelaksana lapangan dilakukan sendiri oleh petani, peneliti dan penyuluh

membimbing dalam hal teknologi dan desain lapangan

Sebelum aplikasi teknologi, dilakukan sosialisasi dengan mengundang

petani kooperator dan non kooperator yang tegabung dalam Gapoktan

pengelola P3TIP/FEATI, penyuluh serta Pemda setempat

Pengamatan dilakukan terhadap tanggapan dan komentar petani

anggota kelompok tani terhadap teknologi yang didemonstrasikan

Temu lapang

3.5. Analisis Data

Analisis respon petani berdasarkan nilai partisipasi yang dilakukan petani

Analisis deskriptif untuk melihat tingkat kepuasan petani terkait

preferensinya dan hasil karakterisasi teknologi yang didemonstrasikan

Analisis porsi dana non APBN/LOAN : pembiayaan demonstrasi

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN/METODE PELAKSANAAN

4.1. Penentuan Lokasi Demonstrasi

Penetapan lokasi Uji Coba/Demonstrasi dilakukan bersama sama pengelola

FEATI Kabupaten, Penyuluh lapangan dan Ketua FMA Barebbo. Pemilihan lokasi

dilakukan dengan pertimbangan bahwa. : 1) Desa Barebbo, Kec. Barebbo adalah

lokasi P3TIP/FEATI dan merupakan sentra pengembangan sayuran; 2) letaknya

berada dipinggir jalan; 3) mudah dijangkau baik kendaraan roda 2 atau roda 4

sehingga dapat dilihat oleh petani sekitar. Petani pelaksana/kooperator adalah : 1)

Anggota kelompok tani Mase-mase pengelola FMA FEATI 2) bersifat inovatif; 2)

mudah diajak kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 7: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

7

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

4.2. Pendekatan

Kegiatan ini bersifat partisipatif dan dilaksanakan dilahan petani dengan

melibatkan kelompok tani Mase-mase FMA Barebbo, yang dikawal dan dibimbing

penyuluh, teknisi dan peneliti sebagai narasumber

4.3. Koordinasi dan Sosialisasi

Koordinasi dilakukan bersama dengan pengelola P3TIP/FEATI, Dinas terkait

(Badan Pelaksana Penyuluhan, BPP Barebbo Kab. Bone). Dari hasil koordinasi

ditetapkan lokasi kegiatan demonstrasi teknologi sayur organik di Desa Barebbo

Kecamatan Barebbo Kab. Bone pada kelompok tani Mase-mase FMA Barebbo.

Sosialisasi dilaksanakan di desa Barebbo Kecamatan Barebbo pada tanggal 28

Maret 2012, dihadiri sekitar 35 orang terdiri dari petani, Penyuluh, Pemda/Kepala

Desa dan sekdes Barebbo, Peneliti/Penyuluh BPTP Sulawesi Selatan. Dilakukan

dengan metode FGD (Focus Discussion Group) bertujuan menggali informasi

kemampuan/ penguasaan teknologi, kebiasaan petani dalam mengelola usahatani

sayuran, produksi dan pendapatan yang diperoleh serta masalah yang dihadapi.

Hasil pertemuan diperoleh kesepakatan dengan FMA tentang pelaksanaan kegiatan.

Pada pertemuan sosialisasi selain penyampaian teknik pelaksanaan demonstrasi oleh

penanggung jawab kegiatan menyangkut hak dan kewajiban para petani pelaksana

demplot dan tata cara pelaksanaan kegiatan mulai pengolahan lahan hingga panen,

juga disampaikan materi teknologi oleh Peneliti BPTP tentang tata cara penerapan

komponen teknologi produksi sayur organik, serta pembuatan pupuk organik dari

limbah/kotoran ternak sapi.

Dari hasil diskusi bahwa dalam berusaha tani sayuran yang selama ini dilakukan

petani masih terbatas pada sayuran buah seperti cabai besar, timun, kacang

panjang, pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik (urea), juga banyak

menggunakan racun/pestisida dan hasil yang diperoleh masih rendah sehingga

penanamannya belum berkesinambungan. Untuk memperbaiki pola usahatani

petani tersebut dilakukan dengan mengintroduksi teknologi sayuran daun yang

selain umurnya singkat pengelolaannya juga mudah.

Page 8: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

8

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

4.4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilapangan dilakukan petani, dibimbing oleh peneliti dan

penyuluh

Untuk menentukan nilai partisipasi terhadap tahapan aplikasi teknologi

membuat daftar hadir petani pada setiap pertemuan/temu lapang

Setiap aplikasi teknologi dilakukan temu lapang untuk menghimpun

umpan balik, menggali tanggapan/komentar anggota kelompok dan

peserta lain dengan menggunakan kuisioner agar dapat ditentukan nilai

kepuasan serta respon petani

Komponen teknologi yang diintroduksi terdiri atas:

1. Jenis sayuran daun; sawi, kangkung, dan bayam

2. Pesemaian benih sawi

3. Pengolahan tanah, pembuatan bedengan (120cm x 1000cm / di

sesuaikan kondisi lahan), jarak antara bedengan 30 cm

4. Pemupukan dengan pupuk kandang 5 ton/ha dan pupuk cair

organik.

5. Penanaman bibit sawi, benih kangkung, dan bayam dengan jarak

tanam masing-masing: 20 x 15 cm, larik, dan hambur

6. Pemeliharaan

7. Panen dan pasca panen

4.5. Temu Lapang

Temu lapang melibatkan petani kooperator, non kooperator maupun

kelompok FMA lainnya serta petugas penyuluhan setempat. Untuk menghimpun

umpan balik, menggali tanggapan/komentar anggota kelompok maupun peserta lain

maka dilakukan pembagian kuisioner yang kemudian diisi oleh masing-masing

petani. Temu lapang dilakukan 2 kali yaitu pada saat tanam, pemeliharaan, dan

panen namun pertemuan/bimbingan tetap dilakukan serangkaian dengan aktivitas

kegiatan demonstrasi.

Page 9: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

9

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

4.6. Analisis Data

Analisis respon petani berdasarkan nilai partisipasi yang dilakukan petani

- Karateristik petani/ anggota FMA yang terlibat (faktor internal dan eksternal)

- Alokasi waktu berdasarkan komponen aktivitas dalam melaksanaakan

demonstrasi teknologi

- Alokasi kemampuan penginderaan (telinga, mata, tangan) menyerap

informasi teknologi dalam proses belajar melalui demonstrasi (tingkat

partisipasi petani)

- Respon, tanggapan dan komentar petani terhadap teknologi yang

didemonstrasikan melalui dialog, wawancara menggunakan daftar

pertanyaan yang meliputi :

o Tingkat pengetahuan, pemahaman, kemampuan teknis, dalam

menerapkan teknologi yang didemonstrasikan

o Masalah yang ada jika teknologi diterapkan

o Kemungkinan untuk dilanjutkan musim berikutnya

Analisis deskriptif untuk melihat tingkat kepuasan petani terkait preferensinya

dan hasil karakterisasi teknologi yang didemonstrasikan

Analisis porsi dana non APBN/LOAN : pembiayaan demonstrasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Wilayah

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi

Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari kota Makassar. Mempunyai

garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan berada pada posisi 4013’-5006’ LS

dan antara 119042’-120040’ BT. Luas wilayah Kabupaten Bone ± 4.559,00, meliputi

27 Kecamatan. Secara administratif berbatasan dengan :

- Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Wajo dan Soppeng

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

- Sebelah timur berbatasan dengan teluk Bone

- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Maros, Pangkep dan Barru

Page 10: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

10

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Desa Barebbo merupakan salah satu desa yang berada diwilayah Kecamatan

Barebbo Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 10,10 km2

yang dihuni oleh 1.563 jiwa penduduk yang terdiri laki-laki 759 jiwa dan perempuan

804 jiwa dengan jumlah KK 347, yang tersebar di dua dusun yaitu dusun I

(Barebbo) dan dusun II (Lawaccang) dengan jumlah 8 (delapan) RT

5.2. Karakteristik Petani

Karateristik Petani menurut umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan

petani dalam pelaksanaan demonstrasi teknologi produksi sayuran organik dapat

dilihat pada tabel 1, dan tabel 2

Tabel 1. Karakteristik petani menurut umur pada kegiatan demonstrasi teknologi

produksi sayuran organik di Desa Barebbo Kabupaten Bone, 2012

No. Umur (thn) Jumlah Petani Prosentase (%)

1. < 30 2 8

2. 31 – 40 7 28

3. 41 – 50 13 52

4. 51 – 60 2 8

5. ˃ 60 1 4

Jumlah 25 100

Sumber : Analisis Data Primer 2012

Tabel 1. menunjukkan bahwa usia petani paling muda berusia < 30 tahun

dan paling tua lebih dari 60 tahun, hal ini menunjukkan bahwa petani kooperator

berada pada usia produktif yang secara fisik memiliki kemampuan untuk

berusahatani, meskipun demikian usia tidak menjamin keterampilan seseorang

dalam berusahatani tapi perlu intervensi teknologi yang berdaya guna serta

pengambilan keputusan yang tepat dan dilakukan bersama-sama. Sedangkan

tingkat pendidikan petani/anggota poktan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Page 11: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

11

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Tabel 2. Karakteristik petani menurut tingkat pendidikan pada kegiatan demonstrasi teknologi produksi sayuran organik di Desa Barebbo, Kabupaten Bone,

2012

No. Umur (thn) Jumlah Petani Prosentase (%)

1. SD 5 20

2. SMP 5 20

3. SMA 15 60

Jumlah 25 100

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani cukup baik karena

semua anggota poktan telah mengikuti pendidikan, dan sebagian besar atau

mayoritas dapat menamatkan pendidikan sampai pada Sekolah Menengah Atas

sehingga memberikan gambaran kapasitas yang cukup dalam memahami informasi

teknologi secara jelas. Dengan demikian mempunyai kemampuan menginterpretasi

(pandangan teoritis/penafsiran) terhadap informasi teknologi dengan baik sehingga

proses transfer teknologi dapat terjadi.

5.3. Analisis data

5.3.1. Analisis Tingkat Partisipasi Petani pada setiap Pelaksanaan Kegiatan Demonstrasi Teknologi Produksi Sayuran Organik

Persentase tingkat partisipasi petani pada setiap pelaksanaan kegiatan

demonstrasi teknologi produksi sayuran organik di Desa Barebbo, Kecamatan

Barebbo Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel 3:

Page 12: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

12

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Tabel 3. Tingkat Partisipasi Petani Pada Kegiatan Demonstrasi Teknologi Produksi Sayuran Organik di Desa Barebbo Kab. Bone, TA. 2012

No Wujud Keterlibatan Petani N=25 org % 1 Sosialisasi (ide/gagasan/pemikiran) 1 4 2 FGD (Perencanaan, memutuskan) 2 8 3 Pembuatan pesemaian/pembibitan sawi 1 4 4 Persiapan/pengolahan lahan, pembuatan bedengan

dan penanaman sayur sawi, kangkung dan bayam 6 24

5 Pemeliharaan (Pemupukan, Penyulaman dan

Penyiangan) tanaman sayuran 6 24

6 Panen dan pasca panen 4 16 7 Pemasaran 1 4 8 Temu Lapang (hasil jual) 2 8

Jumlah 23 92 Sumber : Analisis data primer

Pada Tabel 3. Menunjukkan bahwa keterlibatan/partisipasi anggota poktan

pada kegiatan demonstrasi teknologi produksi sayuran organik cukup tinggi, dimana

kehadiran anggota kelompok tani pada pertemuan sosialisasi maupun temu lapang,

demikian pula antusias peserta menyimak, bertanya dan memberikan masukan

untuk pelaksanaan demonstrasi yaitu 92 % atau 23 orang anggota kelompok tani

berperan aktif dan masing-masing membagi peran sesuai kesempatan/

kemampuannya melalui kesepakatan/musyawarah pada pelaksanaan demonstrasi.

Jumlah petani yang bersedia menjadi kooperator atau petani pelaksana dan

meiliki lahan sekitar 0,03 – 0,05 ha yang siap olah adalah 10 orang (40% dari

jumlah anggota), menunjukkan persentase yang tinggi. Sebagian anggota lainnya

selain tidak memiliki lahan juga punya kesibukan lain sebagai petani padi.

Sedangkan yang bersedia membuat pesemaian benih sawi 1 orang (4 %) untuk

kebutuhan semua anggota tujuannya mengefisien waktu, tenaga dan tempat.

Komponen teknologi seperti pengolahan tanah, pembuatan bedengan,

pemupukan dan pemeliharaan serta panen maupun pemasaran sayur dikerjakan

masing-masing petani kooperator yaitu 6 orang (24%), kecuali kegiatan

penanaman dikerjakan secara gotong – royong sesama anggota koptan. Hal ini

menunjukkan partisipasi yang tinggi dan kerjasama yang baik diantara kelompok

tani.

Page 13: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

13

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Sedangkan ada 4 orang petani (16%) tetap melanjutkan budidaya sayuran

organik sampai sekarang dengan alasan memberikan keuntungan dan permintaan

konsumen.

5.3.2. Analisis Tingkat Kepuasan

Analisa tingkat kepuasan petani terhadap demonstrasi teknologi produksi

sayuran organik di desa Barebbo, kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel 4:

Tabel 4. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Poktan Terhadap Demonstrasi

Teknologi Produksi Sayuran Organik di Barebbo Kab. Bone, TA. 2012

No. Jasa Litbang dan Pengkajian TP Sangat

Puas (%) Puas (%)

Kurang Puas (%)

1. Narasumber Sosialisasi 92 8

2. Penyediaan teknologi produksi sayuran organik dan bahan demonstrasi

40 60

3. Bimbingan pemilihan jenis sayuran daun (sawi, bayam, dan kangkung)

100

4. Bimbingan Pesemaian 100

5. Bimbingan pembuatan bedengan, jarak tanam dan penanaman sayuran

100

6. Bimbingan pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyulaman, dan penyiangan)

100

7. Panen dan pasca panen 16 84

8. Pemasaran 20 80

9. Narasumber tentang pembuatan pukan 20 80

10. Temu Lapang 100

Total/Rata-rata 9,6 89,6 0,8

Sumber : Analisis data primer

Tabel 4, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan anggota kelompok tani

terhadap pelaksanakan kegiatan demonstrasi produksi sayuran organik yaitu: 9,6%

(sangat puas) dan 89,6 (puas) karena adanya bantuan teknologi dan bahan

demonstrasi bagi petani/koptan serta merupakan pengalaman dapat bekerjasama

dengan Litbang pertanian khususnya BPTP, selain itu usahatani sayuran sudah

sering diusahakan tetapi hasilnya masih rendah. Selanjutnya dengan adanya

kerjasama ini memberikan motivasi serta hubungan yang lebih akrab sehingga

Page 14: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

14

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

mempunyai peluang untuk mengundang peneliti, penyuluh, dan teknisi sebagai

narasumber pada kegiatan-kegiatan lainnya.

Pada pertemuan sosialisasi juga disampaikan materi cara pembuatan pupuk

organik dengan memanfaatkan limbah pertanian dan kotoran sapi yang tersedia

dilingkungan petani karena sebagian besar petani memiliki ternak sapi, sehingga

petani sangat puas serta berharap bisa memperoleh tambahan hasil dari limbah

yang selama ini diabaikan. Dan ada 0,8 % (kurang puas) petani tidak bisa hadir

pada setiap pertemuan karena bersamaan dengan kegiatan lainnya yaitu panen padi

5.3.3. Analisis porsi dana non APBN/LOAN

Tabel 5. Analisis Sumber Pendanaan pada Kegiatan Demonstrasi Teknologi Produksi

Sayuran Organik di Kab. Bone.TA. 2012

No

Kegiatan BPTP

Sumber dana FEATI (APBN)

Sumber dana non FEATI

Institusi Nilai (Rp) Institusi Nilai (Rp)

1 Belanja bahan/sarana dan prasarana

BPTP 16.059.500 Petani 5.000.000

2 Honor terkait dengan out put kegiatan - Honor harian lepas - Honor tim pelaksana

BPTP

900.000 868.000

Petani

3 Transport peserta BPTP 3.300.000 Petani

4 Perjalanan pelaksana BPTP 24.000.000 Petani

Total 45.127.500 5.000.000 Sumber : Analisis data primer

Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa kegiatan demonstrasi teknologi produksi

sayuran organik menyerap dana Rp. 50.127.500, sebagai penjumlahan dari sumber

dana FEATI dan non FEATI, dalam hal ini ada kontribusi dana dari petani sebesar

Rp. 5.000.000 atau sebesar 9,97 %

Page 15: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

15

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

KESIMPULAN

1. Partisipasi petani/kelompok tani terhadap pelaksanaan Demonstrasi Teknologi

Produksi Sayuran Organik tinggi yaitu 92% alasan petani karena mudah

dilakukan, lokasinya dekat, modal rendah, dan pemasarannya gampang/dijual

ditempat/pembeli yang datang.

2. Tingkat kepuasan petani/kelompok tani yaitu 9,6 % (sangat puas), 89,6 %

(puas), dan 0,8 % (kurang puas). Ketidak puasan petani disebabkan tidak

semua pertemuan dapat dihadiri karena bertepatan dengan kegiatan usahani

padinya.

3. Kontribusi dana dari kelompok tani sebesar Rp. 5.000.000 atau 9,97% dalam

bentuk jaring net sebagai pagar tanaman sayur.

DAFTAR PUSTAKA

Duriat, A.S., T.A. Soetiarso, L. Prabaningrum, R. Sutarya. 1994. Penerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu pada Budidaya Cabai. Badan Litbang

Pertanian. Puslitbanbhor. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. 30 hlm. Kusumo, S., H. Sunaryono. 1992. Petunjuk Bertanam Sayuran. Proyek

Pengembangan Penelitian Pertanian Nusa Tenggara. Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 97 hlm.

Rachmat, M. dan M. Hayati. 2006. Buku Tahunan Hortikultura Seri: Tanaman Sayuran. Depertemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. 240 hlm.

Santika A. 1999. Agribisnis Cabai. Penebar swadaya. 183 hlm.

Supriati, Y., Y. Yulia, I. Nurlaela. 2008. Taman Sayur. Penebar Swadaya.91 hlm.

BPTP, 2008. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan P3TI/FEATI Sulawesi Selatan

_____ , 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan P3TI/FEATI Sulawesi Selatan.

Page 16: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

16

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

DAFTAR LAMPIRAN

Foto Kegiatan

Gbr 1. Sosialisasi di rumah anggota koptan bersama Kades Barebbo

Gbr 2. Peserta sosialisasi

Gbr 3. Penanaman benih kangkung oleh petani didampingi PPL

Page 17: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

17

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Lanjutan

Gbr 4. Penanaman bibit sawi

Gbr 2. Penampilan tanaman bayam dan kangkung

Gbr 3. Tanaman Sawi

Page 18: DEMONSTRASI TEKNOLOGI PRODUKSI SAYURAN ORGANIK DI ...old.sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/download/... · Perbaikan dan Diseminasi teknologi (Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

18

www.sulsel.litbang.deptan.go.id

Lanjutan

Gbr. Penampilan pertanaman sayuran pada umur ± 2 minggu

Gbr. Temu lapang di Sanggar Tani Koptan

Gbr. Petani peserta T. Lapang Gbr. Tempat Pembuatan Kompos milik Koptan